1
Matriks Errata PTO PPK-PNPM, 2007
PPK tahun 2007 merupakan bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM). Dalam pelaksanaannya, ketentuan dan kebijakan dalam PPK 2007 tidak banyak
mengalami perubahan kecuali beberapa hal yang perlu penegasan, penyesuaian dan
penjelasan lebih lanjut. Beberapa perubahan adalah sebagai berikut:
No
Bagian yang
berubah
Tertulis dalam PTO PPK III
Perubahan yg dilakukan
1
Bab 1.
Kebijakan Pokok
1.3 Prinsip PPK
Prinsip PPK
Poin 1.3.1 sampai 1.3.7 masih
berlaku dan ditambah poin berikut:
1.3.8. Kesetaraan Jender.
Pengertian kesetaraan jender
adalah laki-laki dan perempuan
mempunyai kesempatan yang
sama untuk berpartisipasi dalam
berbagai tahapan kegiatan, dalam
proses pengambilan keputusan,
serta dalam mengakses dan
memonitor penggunaan sumber
daya.
2
Bab 1. Kebijakan
pokok
1.4. Sasaran
1.4.1. Lokasi Sasaran
1.4.1. Lokasi Sasaran
Poin a sampai c tetap berlaku dan
ditambah satu poin berikut:
d. Kecamatan-kecamatan yang
ditetapkan oleh Pemerintah.
3
1.4.2. Kelompok Sasaran
a. Masyarakat miskin di
perdesaan
1.4.2. Kelompok Sasaran
Masyarakat miskin diganti menjadi
rumah tangga miskin. Sehingga
poin a menjadi:
a. Rumah tangga miskin di
perdesaan.
Ini untuk menekankan supaya
masyarakat nantinya dalam
menyusun prioritas kegiatan akan
mempertimbangkan apa dampak
positif dan manfaat ekonominya
bagi para rumah tangga miskin
yang ada di desa mereka
4
Bab 1. Kebijakan
pokok
1.5. Pendanaan
1.5. Pendanaan
Alokasi
bantuan
langsung
masyarakat (BLM) ditetapkan
antara Rp. 500 juta sampai
dengan
Rp.
1
milyar
per
kecamatan.
Penetapan
besarnya alokasi dana BLM
berdasarkan jumlah penduduk
dan lokasi. (Tabel kriteria lokasi
dan alokasi dana terlampir).
1.5. Pendanaaan
Diganti menjadi:
Alokasi bantuan langsung
masyarakat (BLM) per kecamatan
ditetapkan berdasarkan jumlah
penduduk dan prosentasi
penduduk miskin (Tabel
perubahan kriteria lokasi dan
alokasi dana, terlampir)
2
No
Bagian yang
berubah
Tertulis dalam PTO PPK III
Perubahan yg dilakukan
5
Bab 1. Kebijakan
pokok
1.6. Ketentuan
Dasar:
1.6.2. Swadaya Masyarakat
dan Desa
1.6.2. Swadaya Masyarakat dan
Desa
Ditambah satu kalimat berikut:
Yang dimaksud swadaya dalam
wujud dana adalah swadaya
dalam bentuk uang tunai, bukan
merupakan hasil perhitungan
kompensasi HOK.
6
1.6.3. Jenis Kegiatan
(1) lebih bermanfaat bagi
masyarakat miskin.
Jenis-jenis kegiatan yang
dibiayai melalui BLM PPK
dikategorikan sebagai:
a. ... b. ... c. ...
1.6.3. Jenis Kegiatan
Poin (1) diganti menjadi:
(1) lebih bermanfaat bagi
rumah tangga miskin.
Kategori jenis kegiatan a sampai c
tetap berlaku dan ditambah satu
kategori:
d. Kegiatan peningkatan kapasitas
atau ketrampilan bagi kelompok
usaha ekonomi produktif yang
sudah ada (tidak termasuk
penambahan modal)
7
1.6.5. Mekanisme Usulan
Kegiatan
a. Usulan
kegiatan
Simpan
Pinjam
bagi
Kelompok
Perempuan yang ditetapkan
oleh
musyawarah
desa
khusus perempuan. Secara
umum alokasi dana untuk
kegiatan ini maksimal 25%
dari dana BLM. Namun
demikian alokasi maksimal
dana kegiatan simpan pinjam
bagi kelompok perempuan
per desa adalah sebesar Rp
10 juta.
1.6.5. Mekanisme Usulan
Kegiatan
Batasan maksimal per desa Rp 10
juta dihapus. Sehingga, poin b
menjadi:
b.
Usulan
kegiatan
simpan
pinjam
bagi
kelompok
perempuan yang ditetapkan
oleh
musyawarah
desa
khusus perempuan. Secara
umum alokasi dana untuk
kegiatan
ini
maksimal
sebesar 25% dari dana BLM
di kecamatan.
8
1.6.8. Peningkatan kapasitas
masyarakat dan pemerintahan
lokal
a.
Di setiap desa dibentuk:
Fasilitator Desa (Kader
Desa), Kader Teknis, Tim
Penulis Usulan (TPU), dan
1.6.8. Peningkatan kapasitas
masyarakat dan pemerintahan
lokal
Pada poin a dan b ditambah Tim
Pemantau, Tim Pemelihara, Tim
Pengamat dan BKAD. Sehingga
poin a dan b, menjadi:
a.
Di setiap desa dibentuk:
Fasilitator Desa (Kader
3
No
Bagian yang
berubah
Tertulis dalam PTO PPK III
Perubahan yg dilakukan
Tim Pengelola Kegiatan
(TPK).
b.
Di tingkat kecamatan
dibentuk: Tim Verifikasi,
Unit Pengelola Kegiatan
(UPK), Badan Pengawas
UPK dan Pendamping
Lokal.
c.
...
Desa), Kader Teknis, Tim
Penulis Usulan (TPU), Tim
Pengelola Kegiatan (TPK),
Tim Pemantau, dan Tim
Pemelihara.
b.
Di tingkat kecamatan
dibentuk: Tim Verifikasi, Unit
Pengelola Kegiatan (UPK),
Badan Pengawas UPK,
Pendamping Lokal, Tim
Pengamat, dan BKAD
c.
tetap
Ditambah satu poin berikut:
d.
Dilakukan pemetaan dan
kategorisasi tingkat
perkembangan kelembagaan
sebagai dasar peningkatan
kapasitas kelembagaan.
9
1.6.9. Pelembagaan UPK dan
kelompok dalam pengelolaan
dana bergulir.
a. UPK yang dinilai layak dan
berpotensi
untuk
terus
mengelola dana bergulir akan
mendapat dukungan untuk
pengembangan
sebagai
lembaga pengelola keuangan
mikro
yang
mempunyai
akuntabilitas;
b. Kriteria penilaian potensi UPK
mencakup tiga aspek yaitu:
1). Aspek Keuangan
2). Aspek kelembagaan
Judul sub bab 1.6.9. diubah
menjadi:
1.6.9 Pelembagaan UPK dan
kelompok usaha ekonomi/ SPP.
Tambahan keterangan pada poin
a, sehingga menjadi:
a. UPK yang dinilai layak dan
berpotensi
akan
mendapat
dukungan penguatan sehingga
menjadi
lembaga
pengelola
dana bergulir yang semakin
akuntabel. Penguatan tersebut
akan meliputi dua aspek (i) ,
penegasan
dan
penguatan
hubungan
UPK
dengan
lembaga-lembaga lain yang ada
di
desa
dan antar
desa/
kecamatan, seperti hubungan
UPK
dengan
MAD
dalam
payung kerjasama antar desa
melalui lembaga BKAD, dan (ii)
penguatan
UPK
dalam
menjalankan
peran
dan
fungsinya. Dengan strategi ini
diharapkan UPK dapat menjadi
lembaga
yang
berfungsi
sebagai
pelaksana
program
dalam
kaitan
fungsi
kelembagaan
pembangunan
partisipatif, pengelola keuangan
dan pinjaman, serta penguat
dan pembina kelompok.
4
No
Bagian yang
berubah
Tertulis dalam PTO PPK III
Perubahan yg dilakukan
3). Aspek kemampuan
pengelolaan.
c. Bentuk
dukungan
yang
diberikan kepada UPK yang
dinilai layak berupa bantuan
teknis pelatihan dan kegiatan
lain
yang
mendukung
pengembangannya.
Keterangan
poin
b,
diganti
menjadi:
b. Dalam
kaitan
pelaksanaan
fungsi
UPK
sebagai
kelembagaan
pembangunan
partisipatif,
akan
dilakukan
pengkategorian
tingkat
perkembangan kelembagaan di
desa
dan
antar
desa,
(Keterangan
lebih
lanjut
mengenai ini dapat dilihat pada
Penjelasan
X
mengenai
Pengelolaan Dana Bergulir, dan
Penjelasan
XI
mengenai
Penataan Kelembagaan),
c. Tetap.
Ditambah dua poin berikut:
d. UPK wajib memiliki standar
prosedur
organisasi
sesuai
dengan fungsi yang dijalani,
meliputi fungsi penyalur dan
pengelola dana program, dana
bergulir penanganan pinjaman
bermasalah,
pembina
kelompok, dsb,
e. Kelompok usaha ekonomi dan
SPP
yang
sudah
ada
dikelompokan dalam kategori
(1) kelompok usaha bersama
dan
(2)
kelompok
simpan
pinjam. Pengelompokan ini
ditujukan
untuk
lebih
mengefektifkan
upaya
penguatan kapasitasnya.
10
Bab 2. Peran
Pelaku-Pelaku
PPK
2.1 Pelaku PPK
di Desa
Dalam paragraf pertama:
Masyarakat adalah pelaku
utama PPK mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan dan
pelestarian. Sedangkan
pelaku-pelaku lainnya di tingkat desa,
kecamatan, kabupaten dan
seterusnya berfungsi sebagai
pelaksana, fasilitator,
pembimbing dan pembina agar
tujuan, prinsip-prinsip, kebijakan,
prosedur dan mekanisme PPK
dapat tercapai dilaksanakan
secara benar dan konsisten.
Di akhir paragraf pertama,
ditambah kalimat berikut:
Dalam proses pemilihan
pelaku-pelaku utama PPK tersebut, perlu
diperhatikan keterwakilan laki-laki
dan perempuan sesuai dengan
prinsip kesetaraan jender.
Catatan:
Kalimat di atas juga menjadi dasar
untuk merevisi Penjelasan V,
Tugas Pelaku-pelaku PPK.
5
No
Bagian yang
berubah
Tertulis dalam PTO PPK III
Perubahan yg dilakukan
11
Bab 2. Peran
Pelaku-Pelaku
PPK
2.2. Pelaku PPK
di Kecamatan
Terdiri dari 2.2.1 sampai 2.2.10.
2.2. Pelaku PPK di Kecamatan
Bagian 2.2.1 sampai 2.2.10 tetap
berlaku dan ditambah dua poin
berikut:
2.2.11 Badan Kerjasama Antar
Desa (BKAD)
Adalah sebuah lembaga yang
dibentuk secara sukarela atas
dasar kesepakatan antar desa di
dalam satu kecamatan dan atau
desa antar kecamatan. Dasar
hukum
untuk
mendorong
pembentukan lembaga ini adalah
PP no. 72/2005 tentang Desa.
Sesuai namanya, lembaga ini
dapat
mewadahi
berbagai
kemungkinan bentuk kerjasama
antar
desa
(sebagai
contoh,
pengelolaan dana bergulir hasil
PPK adalah salah satu bentuk
kerjasama antar desa). Dalam
kaitan PPK, tujuan pembentukan
lembaga ini awalnya adalah untuk
melindungi
dan
melestarikan
hasil-hasil PPK yang terdiri dari
kelembagaan UPK, sarana dan
prasarana
umum,
pendidikan,
kesehatan, dan perguliran dana.
Secara
khusus
BKAD
akan
bertugas mengawasi, memeriksa,
dan mengevaluasi kinerja UPK,
serta merumuskan, membahas,
dan
menetapkan
rencana
strategis pengembangan UPK
dan
kemungkinan
bentuk
kerjasama antar desa lainnya.
2.2.12. Setrawan Kecamatan
Setrawan Kecamatan adalah dari
pegawai negeri sipil yang tinggal/
bekerja
di
kecamatan
yang
dibekali kemampuan khusus agar
dapat mempercepat perbaikan
sikap
mental
pemerintah
di
lingkungan
kecamatan;
mempercepat
perubahan
tata
kepemerintahan; serta agar dapat
mendampingi
masyarakat
khususnya dalam
pengelolaan
6
No
Bagian yang
berubah
Tertulis dalam PTO PPK III
Perubahan yg dilakukan
pembangunan partisipatif. Dalam
hal tertentu pegawai negeri sipil di
lingkungan
pemerintah
daerah
dapat ditugaskan di kecamatan
sebagai
setrawan
kecamatan.
Peranannya dalam PPK adalah
menghubungkan
atau
mensinkronkan atas hasil-hasil
perencanaan yang telah dilakukan
melalui PPK dengan perencanaan
pembangunan reguler.
12
Bab.3. Alur
Kegiatan PPK
3.1.
Perencanaan
Kegiatan
3.1.1. Musyawarah Antar Desa
(MAD) Sosialisasi
Hasil yang diharapkan dalam
MAD sosialisasi adalah sebagai
berikut:
a. .
b. .
c. .
d. Terbentuknya forum
musyawarah antar desa
meliputi terpilihnya pengurus
forum, pokok-pokok
kesepakatan dalam
penyelenggaraan forum dan
penetapan anggota tim
perumus.
3.1.1. Musyawarah Antar Desa
(MAD) Sosialisasi
Poin a, b, c, f, g, h tetap berlaku.
Poin d diganti menjadi:
d. Tersosialisasinya proses
pembentukan Badan
Kerjasama Antar Desa (BKAD).
Penjelasan lebih lanjut
mengenai BKAD dapat dilihat
dalam penjelasan XI.
Selain itu ditambahkan poin
berikut:
i.
Tersosialisasinya tujuan
pendataan rumah tangga
miskin;
j.
Tersosialisasinya prinsip dan
prosedur penanganan
masalah.
13
3.1.2. Musdes Sosialisasi
Hasil yg diharapkan...: a - i
3.1.2. Musdes Sosialisasi
Pada hasil yang diharapkan, poin
a sampai i tetap berlaku dan
ditambah dua poin berikut:
j.
tersosialisasinya proses
pemetaan RTM
k.
tersosialisasinya proses
pembentukan BKAD
14
Bab.3. Alur
Kegiatan PPK
3.1.
Perencanaan
Kegiatan
3.1.3 Pelatihan Pelaku Tingkat
Desa
c. Pelaku di tingkat desa
dterampil dalam melakukan
teknik-teknik fasilitasi
pertemuan masyarakat
dalam tahapan kegiatan
PPK, termasuk
3.1.3. Pelatihan Pelaku Tingkat
Desa
Pada hasil yang diharapkan, poin
a, b, d, e, dan f tetap berlaku.
Pada poin c disisipkan mengenai
fasilitasi pertemuan khusus
perempuan (MKP), sehingga
menjadi:
c. Pelaku di tingkat desa terampil
dalam melakukan teknik-teknik
fasilitasi pertemuan masyarakat
7
No
Bagian yang
berubah
Tertulis dalam PTO PPK III
Perubahan yg dilakukan
perencanaan desa secara
partisipatif.
dalam tahapan kegiatan PPK
termasuk pertemuan khusus
perempuan (MKP) serta
memfasilitasi perencanaan
desa secara partisipatif.
Ditambah poin berikut:
g.
Dipahaminya proses
pemetaan rumah tangga
miskin (RTM) secara
partisipatif.
15
3.1.4. Penggalian Gagasan
a.
.
b.
.
c.
Pertemuan Penggalian
Gagasan
Judul sub bab 3.1.4 diganti
menjadi:
3.1.4. Pendataan RTM dan
Pemetaan Sosial.
Pada penentuan klasifikasi
kesejahteraan khususnya dalam
langkah-langkah penentuan
klasifikasi kesejahteraan, poin i
sampai v tetap belaku dan
ditambah satu poin berikut:
vi. Masyarakat diminta untuk
mendata dan membuat daftar
rumah tangga miskin sesuai
dengan kriteria tingkat
kesejahteraan yang disepakati.
(Lihat Formulir Kriteria dan
Kategori RTM, serta Formulir
Pendataan RTM di Penjelasan
3).
Poin c diganti menjadi sub bab
3.1.5 sehingga:
3.1.5 Pertemuan Penggalian
Gagasan
Penjelasan mengenai pertemuan
penggalian gagasan tetap berlaku
dan ditambah penegasan berikut:
Dalam proses penggalian
gagasan, fasilitator tidak hanya
menggali usulan/ gagasan tetapi
juga mengajak masyarakat
berpikir bagaimana visi/ gambaran
masa depan desa yang diinginkan
berdasarkan masalah dan potensi
desa. Lebih detail mengenai
langkah-langkah proses
penggalian gagasan dan
8
No
Bagian yang
berubah
Tertulis dalam PTO PPK III
Perubahan yg dilakukan
gambaran masa depan desa
dapat dilihat dalam Errata
Penjelasan III,
Musyawarah-musyawarah.
16
3.1.6. Musyawarah Desa
(Musdes) Perencanaan
Pada hasil yang diharapkan, poin
a sampai g tetap berlaku dan
ditambah dua poin berikut:
h. Disahkannya dokumen hasil
pendataan RTM dan peta sosial
desa.
i. Disetujui keikutsertaan desa
dalam pembentukan BKAD
yang tertuang dalam surat
keputusan yang ditandatangani
oleh BPD dan Kepala Desa.
17
3.1.7 Penulisan Usulan
...
Proses berikutnya adalah
pemeriksaan desain dan RAB,
Sertifikasi desain
oleh KMT dan dilanjutkan
dengan sosialisasi desain dan
RAB.
b. Pemeriksaan Desain dan
RAB
"Setiap desain serta gambar
teknis prasarana yang telah
selesai dibuat harus diperiksa
dan/ atau diisertifikasi oleh
Fasilitator Teknik, terutama jika
Pada paragraf pertama ditambah
satu kalimat berikut:
Pelatihan atau penjelasan yang
diberikan FK dan/atau Fasilitator
Teknik adalah mengenai
bagaimana cara menulis usulan.
Paragraf tiga ditiadakan (tidak
berlaku) dan diganti dengan:
Pengajuan proposal oleh desa
harus disertai dengan gambaran
umum dari usulan kegiatan dan
perkiraan besaran
pembiayaannya. Desa dapat
mengajukan proposal yang
langsung dilengkapi dengan
desain dan Rencana Anggaran
Biaya (RAB). Desain dan RAB
yang dibuat desa tersebut,
selanjutnya akan direview dan
disempurnakan kembali dengan
bimbingan FK/FT.
..., diganti
Proses berikutnya adalah
pemeriksaan desain dan RAB
secara selektif terencana oleh
KMT dan dilanjutkan dengan
sosialisasi desain dan RAB.
b. Pemeriksaan Desain dan RAB ,
ditambahi kalimat:
9
No
Bagian yang
berubah
Tertulis dalam PTO PPK III
Perubahan yg dilakukan
desain
usulannya tidak besar dan
sederhana. Khusus untuk
desain prasarana dengan nilai
besar dan/atau dengan tingkat
kerumitannya tinggi harus
mendapatkan sertifikasi
dari KMT.
FT bersama KMT supaya
menyepakati dahulu usulan mana
yang perlu sertifikasi oleh KMT,
mana yang cukup dilakukan FT.
Dengan demikian, terhadap
pemeriksaan desain yang
disepakati cukup dilakukan oleh
FT saja, KMT tetap bertanggung
jawab terhadap hasilnya.
18
3.1.8 Verifikasi Usulan
Kriteria penjulisan usulan:
a. Lebih bermanfaat bagi
masyarakat miskin
Poin a diganti dengan:
a.
Lebih bermanfaat bagi
Rumah Tangga Miskin
(RTM).
19
3.1.9 Musyawarah Antar Desa
(MAD) Prioritas Usulan
Dalam paparan mengenai MAD
Prioritas Usulan, ditambah
paragraf berikut:
Proses penyusunan prioritas
usulan-usulan simpan pinjam
khusus untuk kelompok
perempuan (SPP) dilakukan lebih
dulu daripada proses penyusunan
prioritas usulan-usulan di luar
SPP. Jadi setelah priorias usulan
SPP disusun, baru dilakukan
proses penyusunan prioritas
usulan di luar SPP.
Catatan:
Paragraf di atas juga berlaku
untuk dasar merevisi proses MAD
II dalam Penjelasan III,
Forum-forum Musyawarah PPK.
20
3.1.10 Musyawarah Antar
Desa (MAD) Penetapan Usulan
Dalam paparan MAD penetapan
usulan, ditambah paragraf berikut:
Proses penetapan alokasi dana
untuk usulan-usulan simpan
pinjam khusus untuk kelompok
perempuan (SPP) dilakukan lebih
dulu sebelum proses
pengalokasian dana untuk
usulan-usulan di luar SPP sampai batas
maksimum alokasi dana untuk
kegiatan SPP (25%). Jadi setelah
alokasi dana untuk usulan-usulan
SPP ditetapkan, baru dilakukan
pengalokasian dana untuk
usulan-usulan di luar SPP.
10
No
Bagian yang
berubah
Tertulis dalam PTO PPK III
Perubahan yg dilakukan
Catatan:
Paragraf di atas juga berlaku
untuk dasar merevisi proses MAD
III dalam Penjelasan III,
Forum-forum Musyawarah PPK.
Selain itu, ditambah juga poin-poin
berikut sebagai hasil MAD
penetapan usulan:
a.
Pengalokasian dana
b.
Disetujuinya sanksi lokal
c.
Diketahuinya status cost
sharing kabupaten;
d.
Disepakatinya rancangan
jadwal pelaksanaan kegiatan
di masing-masing desa dan
kecamatan.
e.
Ditetapkannya AD/ART
BKAD;
f.
Disampaikannya kemajuan
penanganan masalah, jika
ada, beserta rencana tindak
lanjut penanganannya.
21
3.1.11 Musyawarah Desa
(Musdes) Informasi Hasil MAD
Pada hasil yang diharapkan, a
sampai g tetap dan ditambah poin
berikut:
h.
Tersosialisasinya
pembentukan BKAD beserta
AD/ART yang telah
ditetapkan pada MAD
penetapan usulan;
i.
Disampaikannya kemajuan
penanganan masalah dan
rencana tindak lanjutnya
(lokasi eks PPK).
22
Bab.3. Alur
Kegiatan PPK
3.2.
Pelaksanaan
Kegiatan
3.2.3 Musyawarah Desa
Pertanggungjawaban
Pada hasil yang diharapkan, a
sampai e tetap berlaku, ditambah
poin berikut:
f.
Disampaikannya laporan
kemajuan penanganan
masalah dan rencana tindak
lanjutnya.
23
3.2.4 Sertifikasi
Di akhir penjelasan sertifikasi,
ditambah satu paragraf berikut:
Sebagai bagian tindakan
pengendalian, KMKab/KMT wajib
melakukan pengujian secara acak
terhadap semua kegiatan
11
No
Bagian yang
berubah
Tertulis dalam PTO PPK III
Perubahan yg dilakukan
sertifikasi yang dilakukan oleh
FK/FT.
3.2.8. Pembuatan laporan
penyelesaian pelaksanaan
kegiatan
Kegiatan prasarana yang telah
selesai dibangun, harus
disertifikasi oleh KM Kab untuk
melihat kesesuaian dengan
design awal dan/ atau revisi
yang telah disetujui.
3.2.8. Pembuatan laporan
penyelesaian Dirubah dan
ditambahkan: Kegiatan prasarana
yang telah selesai dibangun,
secara selektif terencana harus
disertifikasi oleh KM Kab untuk
melihat kesesuaian dengan
design awal dan/ atau revisi yang
telah disetujui. KMT menyeleksi
kegiatan yang nilainya besar dan/
atau kesulitan/ resiko
kegagalannya tinggi. Untuk
kegiatan yang sederhana,
sertifikasi KMT dapat dilakukan
secara acak dalam rangka
pengawasan KMT terhadap
kinerja FT.
24
Bab.4.
Pengendalian
4.1 Pemantauan
4.1.1 Pemantauan Partisipatif
oleh Masyarakat
Pada kalimat yang menjelaskan
mengenai anggota tim tertulis:
Diharapkan anggota tim ini
terdiri dari warga dusun yang
ada serta merupakan tokoh
agama/adat/masyarakat
setempat.
Berubah menjadi:
Anggota tim ini terdiri dari wakil
dusun yang ada serta merupakan
tokoh agama,adat,masyarakat/
serta wakil kelompok perempuan.
MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 1 of 29
MATRIK PERUBAHAN PENJELASAN PTO PNPM PPK
PENJELASAN PTO I :
SOSIALISASI
NO
Bagian yang
berubah
PTO PPK III
Perubahan yang dilakukan
1 Isi Penjelasan I Hanya ada dua bab yang terdiri dari: I. Sosialisasi PPK melalui Pertemuan
Langsung
II. Sosialisasi PPK melalui Media Informasi
Menambah dua bab menjadi:
I. Sosialisasi PPK melalui Pertemuan Langsung II. Sosialisasi PPK melalui Media Informasi III. Pelaku-Pelaku Sosialisasi
IV. Pemantauan dan Evaluasi
2 Bab 2 Bab 2
Sosialisasi PPK melalui Media Informasi
Judul bab 2 diganti menjadi:
Sosialisasi PPK melalui Media Informasi dan Sosialisasi
3 Beberapa media informasi dan
sosialisasi yang dapat digunakan antara lain:
1. Tokoh Masyarakat
2. Media Cetak dan Elektronika 3. Papan Informasi
Poin 1 sampai 3 masih berlaku, ditambah satu poin berikut:
4. Media Alternatif, seperti kegiatan pameran, berbagai kegiatan promosi, serta pentas seni dan budaya yang sifatnya terbuka untuk umum.
Kegiatan seni dan budaya yang digabung dengan kegiatan sosialisasi dengan menggunakan musik dan panggung pertunjukan lokal sangat efektif untuk mengatasi rintangan budaya seperti hirarki masyarakat yang biasanya membuat kelompok miskin sulit atau segan berpartisipasi dalam musyawarah-musyawarah formal.
4 Bab 3 III. Pelaku-Pelaku Sosialisasi
Untuk menjalankan sosialisasi dan penyebaran informasi program PNPM-PPK, perlu dibentuk pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan di setiap tingkatan. Pihak-pihak tersebut dapat berasal dari para pelaku PNPM-PPK dan kader masyarakat secara partisipatif dan swadaya, yang kemudian disebut sebagai Tim Sosialisasi.
3.1 Tim Sosialisasi Pusat
Tim Sosialisasi Pusat terdiri dari perwakilan Tim Koordinasi Pusat dan Konsultan Nasional PNPM-PPK. Tugas dan tanggung jawab tim adalah: (1) menyusun petunjuk teknis pelaksanaan sosialisasi dan penyebaran informasi; (2) menyusun agenda (rencana kerja) sosialisasi dan penyebaran informasi di tingkat pusat yang dijadikan rujukan bagi daerah; (3) menyusun dan menyiapkan anggaran untuk pelaksanaan sosialisasi dan penyebaran informasi; (4) mengkoordinasikan kebijakan program sosialisasi dan penyebaran informasi ke daerah; (5) melaksanakan sosialisasi di tingkat pusat dan daerah; (6) memantau dan mengevalusi pelaksanaan sosialisasi dan penyebaran informasi yang diagendakan; dan (7) menyusun laporan pelaksanaan program sosialisasi dan penyebaran informasi, yang diintegrasikan dalam laporan bulanan proyek.
MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 2 of 29
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, tim ini bertanggungjawab kepada Satuan Kerja/ Pembina Program PNPM-PPK.
3.2 Tim Sosialisasi Daerah
Tim Sosialisasi Daerah terdiri dari perwakilan Tim Koordinasi PNPM-PPK Provinsi, Tim Koordinasi PNPM-PPK Kabupaten, perwakilan dari Konsultan PNPM-PPK Provinsi dan Kabupaten. Tugas dan tanggung jawab tim adalah: (1) menyusun agenda (rencana kerja) sosialisasi dan penyebaran informasi di daerah; (2) menyusun dan menyiapkan anggaran untuk pelaksanaan sosialisasi dan penyebaran informasi di daerah; (3) melaksanakan sosialisasi dan penyebaran informasi di tingkat daerah; (4) memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program sosialisasi dan penyebaran informasi di daerahnya; dan (5) menyusun laporan pelaksanaan program yang diintegrasikan dalam laporan bulanan KM-Provinsi dan KM-Kabupaten.
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, tim ini bertanggungjawab kepada konsultan di atasnya dan Satuan Kerja/ Pembina Program PNPN-PPK.
3.3 Pelaksana Teknis Sosialisasi
Pelaksana Teknis Sosialisasi terdiri dari Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PjOK), Fasilitator Kecamatan (FK), Pendamping Lokal (PL), Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), serta didukung oleh Badan Perwakilan Desa (BPD), Tim Pengelola dan Pemelihara Prasarana (TP3), Tim Pemantau, dan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di wilayah tersebut. Pelaksana teknis sosialisasi di lapangan ini bertugas melaksanakan kegiatan sosialisasi dan penyebaran informasi kepada masyarakat langsung di kecamatan dan desa, dengan didukung oleh Tim Sosialisasi Kabupaten. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, tim ini bertanggungjawab kepada masyarakat dan konsultan di atasnya, dan menjadi salah satu indikator penilaian kinerja.
Tokoh-tokoh masyarakat, seperti pemuka agama, tokoh adat atau tokoh pemuda, yang ada di perdesaan, seringkali merupakan tokoh panutan yang dipercaya dalam ucapan maupun tindakannya. Karena itu, keberadaan tokoh-tokoh tersebut merupakan alternatif sebagai media sosialisasi atau penyebarluasan informasi PNPM-PPK. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah: kunjungi mereka, perkenalkan diri, sampaikan informasi tentang PNPM-PPK (latar belakang, tujuan, sasaran), minta ijin akan bertemu dengan masyarakat untuk mensosialisasikan program. Jika hubungan telah terjalin dengan baik, ajukan permohonan agar tokoh tersebut membantu menyampaikan PNPM-PPK kepada masyarakat. Hubungan akan terjalin dengan baik jika dilakukan tidak hanya sekali. 5 Bab 4
Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dilakukan oleh Tim Sosialisasi yang berada di tingkat lebih atas. Sedangkan evaluasi dilakukan oleh anggota Tim Sosialisasi secara berjenjang. Kegiatan evaluasi dilakukan dengan melihat langsung ke lapangan dan mendiskusikan hasilnya dalam rapat koordinasi secara berkala.
Beberapa hal yang bisa ditanyakan dalam mengevaluasi kegiatan sosialisasi:
Apakah tujuan sosialisasi kali ini sudah tercapai? Bila tidak, apa penyebabnya? Dimana letak kekurangannya?
Apakah saluran dan media sosialisasi dan informasi yang digunakan sudah dapat menjangkau seluruh kelompok masyarakat, termasuk kelompok perempuan dan
MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 3 of 29
masyarakat miskin yang menjadi target utama program?
Apakah pertemuan-pertemuan program dihadiri banyak warga? Bila tidak, apakah informasi mengenai pertemuan, pemiihan tempat dan waktu pertemuan sudah dilaksanakan dengan benar?
Apakah masyarakat memahami informasi yang terdapat dalam media-media sosialisasi?
MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 4 of 29
PENJELASAN II
FASILITASI DAN PELATIHAN
NO
Bagian yang berubah
Tertulis dalam PTO PPK III
Perubahan yang dilakukan
1 (a) Tahap Identifikasi Halaman 4
2.2. Proses Fasilitasi di Masyarakat (a) Tahap Identifikasi.
Judul bagian (a) diganti menjadi 2
(a) Tahap Identifikasi dan Penjajakan Awal.
Di akhir paparan bagian (a), ditambah kalimat berikut:
Dalam proses perkenalan diri, fasilitator perlu melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh kunci yang berpengaruh.
3 2.5.1.Pelatihan Fasilitator Desa
Halaman 8
2.5.1. Pelatihan Fasilitator Desa (FD) (iv). Pemandu/pelatih:
Fasilitator Kecamatan dan PjOK dapat dibantu KMKab.
(v) Hasil yang diharapkan: 1) – 6)
Pemandu/pelatih ditambah KMT, menjadi: (iv) Pemandu/pelatih:
Fasilitator Kecamatan dan PJOK dapat dibantu KMKab dan KMT.
Poin 1) sampai 6) tetap berlaku, ditambah poin berikut:
7) Menguasai teknik Menggagas Masa Depan Desa (MMDD) untuk penyusunan RPJM-Des
4 1. Klasifikasi Kesejahteraan Halaman 11
1.1. Tujuan
Mengelompokkan penduduk desa dalam kategori tingkatan ekonomi menurut kriteria dan istilah setempat. Hasil pengelompokan selanjutnya digunakan untuk mengidentifikasi rumah tangga-rumah tangga yang ada di desa dan dituangkan dalam sebuah peta.
Ditambah kalimat berikut:
Rumah Tangga Miskin (RTM) yang teridentifikasi kemudian dituangkan ke dalam Formulir Kriteria dan Kategori RTM serta Formulir Data RTM.
5 2. Pemetaan Sosial Halaman 12
Tujuan
Mengidentifikasi dan menandai rumah-rumah di dusun berdasarkan hasil kriteria kesejahteraan yang telah dibuat sebelumnya.
Hasil pemetaan sosial dipakai untuk dasar penggalian gagasan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.
Poin tujuan direvisi menjadi:
Mengidenfifikasi dan menandai simbol rumah-rumah di dalam peta sosial dusun berdasarkan hasil pendataan RTM dan kriteria kesejahteraan yang telah dibuat sebelumnya,
Hasil penyusunan peta sosial dipakai untuk dasar penggalian gagasan masyarakat/RTM,& sebagai alat bantu untuk memantau tahapan PPK.
6 Halaman 13
3. Prioritas Gagasan
Pada langkah-langkah fasilitasi kriteria yang digunakan hanya 4 aspek.
Indikator yang digunakan untuk prioritas gagasan pada poin lebih bermanfaat untuk kelompok miskin daripada untuyk kelompok lainnya, direvisi menjadi lebih bermanfaat bagi RTM.
MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 5 of 29
7 Halaman 15
2.5.2. Pelatihan Pendamping Lokal
2.5.2. Pelatihan Pendamping Lokal Ada 10 poin hasil yang diharapkan dari
pelatihan Pra Tugas Pendamping Lokal.
Pemandu/Pelatih hanya FK terpilih dan KM Kab
Materi pelatihan: delapan poin
2.5.2. Pelatihan Pendamping Lokal
Menjadi 11 poin, dengan tambahan kemampuan melakukan pendataan dasar/baseline survey (termasuk RTM), analisis kondisi masyarakat, & penyusunan rencana kegiatan pendampingan.
Pemandu/Pelatih ditambah KMT
Materi ditambah: Teknik Pendataan RTM dan baseline survey, Pengelolaan/manajemen pendampingan, Peng-organisasian masyarakat (community organizing), Teknik mediasi dan advokasi, Mendesain & mengelola pelatihan.
8 Halaman 18
2.5.3.Pelatihan Tim Pengelola Kegiatan (TPK)
Pemandu dan Pelatih: FK dan PJOK Hasil yang diharapkan: 8 poin
kemampuan dan ketrampilan TPK
Ditambahkan: FT
Menjadi 9 poin, ditambah kemampuan TPK dalam melakukan pembukuan, pelelangan, penerimaan bahan, membayar tenaga kerja.
9 Halaman 20
2.5.4.Pelatihan Tim Penulis Usulan (TPU)
Pemandu dan Pelatih: FK dan PJOK Materi pelatihan mencakup 6 aspek
Ditambahkan: FT
Materi yang ditambahkan: pemahaman masyarakat & pengembangan kegiatan, pembayaran melalui bidang sarana prasarana, pendidikan, kesehatan, sosio-ekonomi, cara penulisan usulan, cara survei, pengukuran dan pencairan data pendukung (baseline survey) dan analisis kemiskinan di desa
10 Halaman 22
2.5.5.Pelatihan Tim Verifikasi
Pemandu/pelatih: FK dan PJOK dibantu KM Kab
Ditambahkan: KMT 11 Halaman 24
2.5.6.Pelatihan UPK
Pemandu/pelatih : FK dan PJOK atau bisa dibantu KM Kab
Hasil yang diharapkan: 8 poin
Pemandu ditambahkan : Pendamping UPK
Hasil yang diharapkan menjadi 14 poin ketrampilan yang akan ditingkatkan sesuai standard kompetensi UPK pada PNPM-PPK (sesuai Penjelasan Pelaku)
12 Halaman 28 2.5.8.Pelatihan
Pengembangan Kapasitas Masyarakat
Tidak ada kotak catatan fasilitator Ditambahkan : Kotak catatan fasilitator menegaskan pentingnya penjajakan kebutuhan pelatihan, sistem pengelolaan pelatihan, dan pemantauan kinerja pelaku pasca pelatihan.
MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 6 of 29
PENJELASAN III :
FORUM-FORUM MUSYAWARAH PPK
NO
Bagian yang berubah
Tertulis dalam PTO
PPK III
Perubahan yang dilakukan
1 Halaman 1
3.1. Musyawarah Antar Desa I
3.1. Musyawarah Antar Desa I.
Peserta: ………
MAD I berubah menjadi MAD Sosialisasi Peserta ada tambahan :
BPD atau sebutan lainnya,
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Wakil RTM dari setiap desa,
Wakil perempuan dari setiap desa, Komite sekolah,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/Organisasi Massa (ormas), Tokoh masyarakat, tokoh agama,
Kades di lingkungan kecamatan, Forum MAD menjadi MAD.
2 Halaman 5
3.2. Musyawarah Desa I
3.2. Musyawarah Desa I. Peserta:
………
MD I berubah menjadi Musyawarah Desa Sosialisasi Peserta ada tambahan :
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Wakil RTM desa,
Wakil perempuan, LSM/ormas, 3 Halaman 7
3.3.Sosialisasi dan Penggalian Gagasan
Proses Sosialisasi dan Penggalian:
... ...
Perubahan dan tambahan yang dilakukan adalah:
Dilakukannya pendataan RTM partisipatif basis dusun, disertai langkah-langkah yang dilakukan,
Diintegrasikannya kegiatan pendataan RTM partisipatif dalam kegiatan penyusunan peta sosial dusun dan desa,
4 Halaman 12
3.5.Musyawarah Desa II
3.5. Musyawarah Desa II. Peserta:
………
o MD II berubah menjadi Musyawarah Desa Perencanaan Peserta ada tambahan :
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Wakil RTM desa,
Wakil perempuan, LSM/ormas, 5 Halaman 15
3.6. Musyawarah Antar Desa II
3.6. Musyawarah Antar Desa II
Peserta: ………
MAD II berubah menjadi MAD Prioritas Usulan Peserta ada tambahan :
BPD atau sebutan lainnya,
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Wakil RTM dari setiap desa,
Wakil perempuan dari setiap desa, Komite sekolah,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/Organisasi Massa (ormas), Tokoh masyarakat, tokoh agama,
Kades di lingkungan kecamatan, 6 Halaman 23
3.7. Musyawarah Antar Desa Ketiga
3.7. Musyawarah Antar Desa Ketiga
Peserta: ………
MAD III berubah menjadi Penetapan Usulan Peserta ada tambahan :
BPD atau sebutan lainnya,
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Wakil RTM dari setiap desa,
MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 7 of 29
Wakil perempuan dari setiap desa, Komite sekolah,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/Organisasi Massa (ormas), Tokoh masyarakat, tokoh agama,
Kades di lingkungan kecamatan, 7 Halaman 27
3.8. Musyawarah Desa III
3.8. Musyawarah Desa III Peserta:
………
MD III berubah menjadi Musyawarah Desa Informasi Hasil MAD Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM),
Wakil RTM desa, Wakil perempuan, LSM/ormas,
MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 8 of 29
PENJELASAN IV :
PENDIDIKAN
NO
Bagian yang berubah
Tertulis dalam PTO PPK III
Perubahan yang dilakukan
1 Halaman 4
2.1 Dasar Pemikiran
Keberpihakan bagi masyarakat miskin Ditekankan bahwa kegiatan pendidikan formal maupun nonformal bertujuan untuk meningkatkan kapasitas RTM
2 Halaman 4 2.2.1.Tujuan
2.2.2. Tujuan Khusus
Peningkatan kapasitas masyarakat miskin Tujuan khusus ada 3
Tujuan khusus c:...
Masyarakat miskin diganti dengan RTM
Tujuan khusus c bertujuan bukan untuk menciptakan lapangan kerja maupun mengembangkan kesadaran kritis yang bertujuan mewujudkan keadilan, namun bertujuan untuk menciptakan daya saing dan lapangan kerja
3 Halaman 5
2.3.1. Sasaran Program b) Kelompok sasaran.
Pada point kelompok sasaran ditambahkan: RTM, sekolah, guru dan Komite Sekolah
Sekolah yang menerima bantuan harus mempunyai Komite Sekolah 4 Halaman 5
2.3.2. Jenis Kegiatan
a. Biaya Pendidikan/ Beasiswa
Pada point biaya pendidikan/beasiswa ditambahkan , daftar calon penerima beasiswa harus telah tersedia pada saat MKP dan Musdes Perencanaan
5 Halaman 7
b. Peningkatan Pelayanan Pendidikan
Pada point peningkatan pelayanan pendidikan ditambahkan :
Pembangunan dan perbaikan sekolah/perpustakaan mengacu pada standar tehnis yang ada
Besarnya honor guru disesuaikan dengan standar UMR setempat 6 Halaman 8
c. Peningkatan Ketrampilan
Pada point peningkatan ketrampilan ditambahkan :
Penerima bantuan pelatihan ketrampilan adalah RTM usia produktif Setelah dilatih diharapkan kelompok mendapatkan fasilitas dana bergulir 7 Halaman 8
d. Pengembangan wawasan kepedulian
Pada point pengembangan wawasan kepedulian lebih difocuskan pada pemahaman RTM tentang pentingnya pendidikan baik formal maupun non formal
8 Halaman 9
2.4.1.Perencanaan Kegiatan Pendidikan
a. Sosialisasi , ………. Pada point sosialisasi ada tambahan :
Sosialisasi Pendidikan masyarakat dilakukan juga di komite sekolah. Guru dan Kepala sekolah diharapkan hadir juga dalam sosialisasi
9 Halaman 9
2.4.1.Perencanaan Kegiatan Pendidikan
b. Penggalian gagasan Pada point penggalian gagasan ada tambahan :
Harus ada data tentang jumlah RTM, jumlah anak putus sekolah, anak yang tidak sekolah, anak terancam putus sekolah, pengangguran, Ibu usia produktif yang tidak bekerja, fasilitas pendidikan, jumlah sekolah, jumlah guru
Dalam pengumpulan data tersebut dilakukan oleh kades, kades, kadus dan komite sekolah
10 Halaman 11
2.4.1.Perencanaan Kegiatan Pendidikan
d. Verifikasi Usulan Pada point verifikasi usulan ada tambahan :
Tim Verifikasi memastikan bahwa penerima manfaat adalah RTM 11 Halaman 11
2.4.2. Pelaksanaan Kegiatan
Pada point pelaksanaan kegiatan ada tambahan :
Sertifikasi kegiatan penmas dilakukan oleh FK dan FT dengan melibatkan Dinas pendidikan setempat
MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 9 of 29
PENJELASAN IV :
KESEHATAN
NO
Bagian yang berubah
Tertulis dalam PTO PPK III
Perubahan yang dilakukan
1 Halaman 17 3.2 Tujuan
Tujuan umum untuk meningkatakan partisipasi masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
Tujuan umum lebih ditekankan pada peningkatan kualitas kesehatan RTM Tujuan khusus ada tambahan:
1. Mendukung upaya pencegahan penyakit menular
2. Mengembangkan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi RTM,……… 2 Halaman 17
3.3.1.Sasaran Program
Kelompok masyarakat secara umum Difokuskan kepada RTM 3 Halaman 17
3.3.2.Jenis Kegiatan
b. Penyediaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Ditambahakan dengan penyelenggaraan pelatihan ketrampilan bagi para kader desa dan tenaga sanitarian Puskesmas
4 Halaman 18 3.3.2.Jenis Kegiatan c. Kesehatan Lingkungan
Ditambahkan dengan pelatihan bagi kader dan sanitarian Puskesmas tentang pencegahan penyakit menular seperti uji kualitas air, penyakit malaria, dsb
5 Halaman 17 3.3.2.Jenis Kegiatan
d. Pembiayaan Kesehatan Mandiri
Judulnya menjadi Peningkatan kesehatan mandiri
Kegiatan : 1. Tanaman obat keluarga (toga) dan apotik hidup, 2. Tabungan Kesehatan, 3. pembentukan klp. Kesmas
6 Halaman 20
3.4.1. Perencanaan Keguiatan
Pada proses penggalian gagasan... difocuskan pada RTM dan telah disiapkan datanya tentang jumlah RTM,jumlah KK,jumlah PUS (umum dan RTM), Jumlah anak balita/batita(umum dan RTM),sumber air bersih, sarana sanitasi, fasilitas atau layanan kesehatan, wilayah yang sedang dan sering dilanda wabah penyakit, RTM yang telah dan sedang terkena sakit menular, dsb
7 Halaman 21
3.4.1. Mekanisme pengelolaan kegiatan
Verifikasi usulan
Dalam verifikasi diharapkan melibatkan tenaga kesehatan
Dalam memverifikasi kegiatan kesehatan harus melibatkan tenaga kesehatan dari Puskesmas dan atau Dinas kesehatan
8 Sertifikasi kegiatan, selama ini tidak dicantumkan dalam PTO penjelasan
Sertifikasi kegiatan dilakukan oleh FK dan FT dengan melibatkan tenaga kes Puskesmas dan Dinas kes
MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 10 of 29
PENJELASAN IV :
KEGIATAN SPP DAN PENINGKATAN KAPASITAS KELOMPOK USAHA
NO
Bagian yang berubah
Tertulis dalam PTO PPK III
Perubahan yang dilakukan
1 Halaman 25 : Tujuan Umum
Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam pedesaan, kemudahan akses pendanaan usaha skala mikro, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar, dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan.
Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam pedesaan, kemudahan akses pendanaan usaha skala mikro, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar, dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan dan mendorong penanggulangan RTM.
2 Halaman 26 : Point 4.3.1. Sasaran Program
Sasaran program adalah masyarakat miskin yang produktif yang memerlukan pendanaan kegiatan usaha ataupun kegiatan sosial dasar melalui kelompok simpan pinjam untuk kelompok perempuan yang sudah ada di masyarakat
Sasaran program adalah RTM yang produktif yang memerlukan pendanaan kegiatan usaha ataupun kebutuhan sosial dasar melalui kelompok simpan pinjam perempuan yang sudah ada di masyarakat.
3 Halaman 26 : Bentuk Kegiatan Point 4.3.2.b
Alokasi dana kegiatan SPP maksimal 25 % dari alokasi dana BLM kecamatan tetapi tidak boleh lebih dari Rp.10 Juta per desa termasuk dana Operasional untuk UPK 2 % dan untuk Desa 3 %. Kelancaran ...
Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) adalah dana yang disediakan oleh PNPM – PPK untuk mendanai kegiatan usaha melalui proses perencanaan dengan ketentuan alokasi dana kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) per kecamatan maksimal 25 % dari alokasi BLM
4 Halaman 27 : Penulisan Usulan Point 4.4.1.d.v
Daftar calon pemanfaat dilengkapi dengan peta sosial
Daftar calon pemanfaat untuk dana yang diusulkan dilengkapi dengan peta sosial dan peta RTM.
5 Halaman 27 : Verifikasi Usulan Point 4.4.1.e .iii
Penilaian calon pemanfaat apakah sesuai dengan peta sosial golongan masyarakat miskin
Penilaian calon pemanfaat apakah sesuai dengan hasil pemetaan RTM
6 Verifikasi usulan:
Kategorisasi Tingkat Perkembangan Kelompok
Tidak ada Dilakukan kategorisasi tingkat perkembangan kelompok dengan mengacu pada Panduan Kategorisasi Perkembangan Kelompok
7 Pelaksanaan Kegiatan Tidak Ada PENETAPAN DAFTAR TUNGGU :
Usulan kegiatan kelompok SPP yang belum terdanai oleh BLM PNPM - PPK tetapi telah dianggap layak dapat didanai dengan dana bergulir. Jika dana bergulir tidak mencukupi maka kelompok layak dapat ditetapkan sebagai kelompok tunggu yang dilaporkan dalam daftar tunggu kelompok. Daftar tunggu ini ditetapkan dengan Berita Acara. Selain menetapkan daftar tunggu juga menetapkan mekanisme dan persyaratan dalam pendanaan kelompok.
8 Penjelasan Kegiatan Peningkatan
Kapasitas/Ketrampilan Kelompok Usaha Ekonomi
MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 11 of 29
PENJELASAN IV :
KEGIATAN SARANA/PRASARANA
NO
Bagian yang berubah
Tertulis dalam PTO PPK III
Perubahan yang dilakukan
1. Halaman 31
5.2.2 TUJUAN KHUSUS
Membangun prasarana pendukung bagi desa-desa yang membutuhkannya, untuk : 1. Menciptakan lapangan kerja di desa
terutama saat musim kering (jumlah angkatan kerja dan dana yang terserap) 2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan
tim pengelola dan atau tim pemelihara prasarana dan sarana
3. Meningkatkan ketrampilan masyarakat desa dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan pemeliharaan prasarana. 4. meningkatkan pelayanan prasarana/
sarana dalam desa dan atau antar desa.
Membangun prasarana pendukung bagi desa-desa yang membutuhkan, diperuntukkan :
1. Menciptakan lapangan kerja di desa, terutama bagi RTM.
2. Meningkatkan kepedulian, perhatian/dukungan dan keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan.
3. Meningkatkan kualitas kegiatan dengan penggunaan teknologi sederhana. 4. Meningkatkan kapasitas kelembagaan Tim Pengelola Kegiatan dan atau Tim
Pengelola Pemeliharaan Prasarana, dalam pengelolaan kegiatan. 5. Meningkatkan keterampilan masyarakat desa dalam perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan pemeliharaan prasarana, dalam teknis pelaksanaan.
3. Halaman 32
5.3.1 SASARAN PROGRAM
a. Dasar-dasar pengelolaan kegiatan prasarana.
b. Azas pemilihan teknologi
a. Peningkatan partisipasi mayarakat.
b. Peningkatan pendapatan (point-pointnya baru). c. Peningkatan pemanfaatan teknologi.
4. Halaman 38
5.4.1. PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA – point b Desain
Hal pokok dalam desain :
1. Menentukan tingkat pelayanan prasarana sesuai dengan kebutuhan seperti, kekuatan, ukuran, umur rencana, dsb
2. Menghitung dimensi konstruksi sesuai dengan tingkat pelayanannya.
3. Membuat sketsa hasil perhitungan.
Hal pokok dalam desain :
1. Menentukan jenis konstruksi dan klasifikasinya
2. Menghitung dimensi konstruksi sesuai dengan klasifikasinya.
3. Menentukan spesifikasi teknis dan dimensi (ukuran) sesuai dengan kebutuhan seperti; kekuatan, ukuran, dan sebagainya.
4. Membuat sketsa hasil perhitungan.
5. Halaman 39 5.4.1. PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA – point b Desain Halaman 39 5.4.1. PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA – point b Desain --Batasan dimensi konstruksi saluran tepi jalan kedalaman dan lebar 50 cm
Batasan dimensi konstruksi saluran tepi jalan untuk kedalaman dan lebar ditingkatkan menjadi 75 cm 6. Halaman 39 5.4.1. PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA – point b Desain 5.4.1. PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA – point b Desain – Hasil desain harus diperiksa oleh KMT, bila masih ada yang salah harus diperbaiki dan diperiksa ulang sampai desain tersebut dinyatakan benar. Adapun perincian jenis prasarana dan sarana yang perlu penilaian KMT sbb:
i. Jalan,biaya ≥ 100 juta ii. Jembatan beton ≥ 47 meter iii. Semua jenis jembatan kecuali
jembatan beton ≥ 6 meter iv. Air bersih ≥ 20 juta
v. Tambatan perahu ≥ 30 juta vi. Irigasi, atau bendung baru vii. Sumur bor
Bila desain mampu dibuat oleh desa sendiri pemeriksaan dilakukan oleh FT dan KMT melakukan verifikasi atas hasil penilaian FT. Bila desain belum mampu dibuat oleh desa (perlu pendampingan FT) KMT melakukan pemeriksaan desain.
MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 12 of 29
viii. Listrik
ix. Saluran drainase
Konstruksi selain tersebut diatas cukup disertifikasi oleh FT namun tetap dapat diperiksa ulang oleh KMT
7. Halaman 39
5.4.1. PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA – point b Desain
5.4.1. PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA – point b Desain – batasan untuk jalan lebar perkerasan minimal disebutkan 2.5 m dan untuk lebar bahu minimal 0.5 m
Kaidah teknis untuk jalan tidak ada batasan minimal untuk lebar perkerasan dan lebar bahu.
8. Halaman 41
5.4.1. PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA – point d Perhitungan Pekerjaan – V
5.4.1. PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA – point d Perhitungan Pekerjaan – V Mengisi Ceklis masalah dampak lingkungan. Pada formulir ini FT hanya memberikan tanda ”x” pada 0%, 50% dan 100% dan menandatanganinya
bersama ketua TPK,...
5.4.1. PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA..., . Tidak perlu diisi lagi pada saat 50% dan 100%, akan tetapi merupakan bagian penting dalam pemeriksaan desain dan saat kunjungan ke lapangan oleh Konsultan
Manajemen Kabupaten, Provinsi dan Pusat, Tim Koordinasi PNPM -PPK serta Misi Bank Dunia.
9. Halaman 42
5.4.1. PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA – point g. RAB -- alenia 3
5.4.1. PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA – point g. RAB -- alenia 3 Sedangkan untuk pengadaan papan proyek, papan informasi, dan test laboratorium (jika amat sangat dibutuhkan) dapat
dikelompokkan dalam kolom alat.
5.4.1. PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA
Papan informasi wajib diadakan pada kegiatan fisik yang dipasang di lokasi atau didekat dengan kegiatan dimaksudkan untuk menampilkan proses pelaksanaan, jadi papan informasi ini satu kesatuan dan saling mendukung dengan papan proyek (papan informasi yang berasal dana DOK tetap dipasang, namun bersifat lebih umum terhadap seluruh kegiatan, sehingga disetiap desa akan terdapat minimal 2 papan informasi)
10. Halaman 55
5.4.2 PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI – point c.
5.4.2 PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI – point c. Pengendalian Kualitas Prasarana.
i. Target kualitas bukan kuantitas ii. Kontrol Kualitas
iii. Waktu pelaksaan iv. Penyuluhan program v. Pelatihan secara kontinyu vi. Penyerapan sistem Trial
,... Beberapa hal berikut juga perlu diperhatikan,....yaitu:
i. Kualitas Mandor ii. Peralatan iii. Kualitas bahan iv. Sertifikasi v. Kader Teknik
vi. Laporan permasalahan vii. Pemeriksaan
viii. Ceklis dampak Lingkungan
5.4.2 PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI Cara meningkatkan kualitas yaitu :
1. Target kualitas bukan kuantitas 2. Tegas dari awal
3. Manfaatkan musim kemarau 4. Mulai dengan penyuluhan
5. Beri pelatihan dan bimbingan secara kontinyu 6. Periksa Desain
7. Gunakan sistem Trial 8. Beli alat-alat bermutu
9. Ketat dalam penerimaan bahan 10. Lakukan sertifikasi.
11. Kembangkan Kader teknis 12. Laporkan masalah 13. Periksa Kualitas fisik
14. Kepastian bahwa orang lapangan 15. Berita acara refisi bila ada perubahan 16. Bukukan pengeluaran secara langsung 17. Gunakan alat berat secara rasional 18. Pasang dan manfaatkan patok. 19. Jangan kompromikan hukum teknis
20. Sesuaikan tujuan supervisi sesuai sistem pembayaran 11. Halaman 57
Sertifikasi
Sertifikasi – adalah cara yang dapat digunakan oleh FT untuk mendorong Tim Pengelola Kegiatan dalam hal peningkatan kualitas. Pada prinsipnya, tiap pekerjaan
Lakukan Sertifikasi - Sertifikasi adalah cara yang dapat digunakan oleh FT untuk mendorong TPK dalam hal peningkatan kualitas. Pada prinsipnya, tiap pekerjaan dinilai. Pekerjaan yang dinilai sesuai dapat dibayar langsung, tetapi pekerjaan yang kurang baik harus diperbaiki dulu. Kemajuan fisik didasarkan
MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 13 of 29
harus dinilai. Pekerjaan yang dinilai sudah sesuai dapat dibayar langsung, tapi
pekerjaan yang kurang baik harus diperbaiki dulu. Kemajuan fisik didasarkan pada pekerjaan yang sudah selesai dan dinilai layak untuk dibayar. Pada papan informasi ditempelkan grafik kemjuan fisik sesuai dengan hasil uji penerimaan. Pengisian formulir uji penerimaan dijelaskan di bawah dan contoh formulirnya dapat di lihat pada lampiran.
pekerjaan yang sudah selesai dan dinilai layak untuk dibayar. Pada papan informasi ditempelkan grafik kemajuan fisik sesuai dengan hasil sertifikasi. Pengisian formulir sertifikasi dijelaskan di bawah dan contoh formulirnya dapat dilihat pada Form.43 PTO – Sertifikat Penerimaan Pekerjaan.
Untuk mengendalikan kualitas pelaksanaan, kualitas prasarana yang dibangun perlu ditinjau secara berkala. Hasil peninjauan ini dapat dituangkan oleh FT pada sebuah formulir pemeriksaan, untuk selanjutnya dianalisis oleh KMT. Hasil tersebut berfungsi pula sebagai alat penyuluhan kepada masyarakat desa, mandor, dan PjOK, supaya kualitas prasarana yang dibangun dapat ditingkatkan.
Sebagai upaya pengendalian, KMT akan melakukan pengecekan ke lapangan/desa yaitu minimal 2 desa pada tiap kecamatan yang dipilih secara random (ditentukan kemudian) dan dilaksanakan pada saat kegiatan telah selesai 100%.
Tiap jenis pekerjaan dinilai tetapi untuk pekerjaan yang rumit kegiatan dapat digabungkan. Pekerjaan yang dinilai oleh FT telah sesuai untuk dibayar dapat langsung dilunasi, tetapi pekerjaan yang kurang baik harus diperbaiki dulu. Kemajuan fisik yang dilaporkan didasarkan pekerjaan yang sudah selesai dan dinilai layak untuk dibayar. Pengisian formulir sertifikasi dijelaskan di bawah dan contoh formulirnya dapat di lihat pada lampiran. Pada papan informasi ditempelkan grafik kemajuan fisik sesuai dengan hasil sertifikasi.
Formulir terdiri dari dua bagian:
1. Bagian atas untuk jenis pekerjaan yang dapat diterima 2. Bagian bawah untuk bahan atau alat yang dapat diterima
Kedua bagian ini diisi dengan jenis pekerjaan atau bahan yang sudah siap untuk dinilai. Untuk tiap jenis dicantumkan volumenya dan lokasi pekerjaan. Untuk bahan, disebutkan lokasi dimana bahan tersebut akan digunakan, walaupun mungkin belum dipasang atau dihampar. Kemudian, FT akan menilai kelayakannya. Yang layak ditulis "dapat diterima" dan yang belum layak disebut alasannya. Format tersebut disimpan di arsip Tim Pengelola Kegiatan sebagai bukti bahwa bagian atau bahan tersebut telah diterima dengan baik oleh FT. Grafik kemajuan fisik yang telah dibuat ditempelkan pada papan informasi. Tujuannya adalah agar seluruh masyarakat tahu hasil penilaian dan tahu kemajuan proyek. Perhatian masyarakat ditarik ke masalah target kualitas. Untuk jenis lain, selain jalan, boleh dibuat grafik dengan memilih indikator atau pengelompokan kegiatan yang tepat.
Penggunaan langkah Sertifikasi ini tidak dimaksudkan untuk memperlambat pembayaran kepada Tim Pengelola Kegiatan. FT boleh menunda penilaian jika tidak sempat menilai pekerjaan dan menyetujui pembayaran tanpa dinilai apabila Tim Pengelola Kegiatan telah terbukti mampu mengerjakan tugas serupa. Sebaliknya, jika kualitas bagian yang diusulkan TPK untuk pembayaran sering dan atau terbukti tidak sesuai persyaratan, langkah sertifikasi wajib dilakukan. 12. Halaman 59 5.4.2 PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI – point e 5.4.2 PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI – point e. Pengendalian dimensi pada kelompok kalimat ke-5 yang beisi : Bila terjadi perubahan rencana pekerjaan dengan realisasinya yang menyebabkan terjadinya pengurangan atau
5.4.2 PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI – point e. Pengendalian dimensi pada kelompok kalimat ke-5 diganti menjadi – point f Revisi desain dan RAB.-- Bila terjadi perubahan rencana pekerjaan yang realisasinya akan menyebabkan terjadinya pengurangan atau penambahan terhadap target volume pekerjaan atau terhadap spesifikasi, jenis konstruksi pekerjaan harus dibuat Berita Acara Revisi. Adapun proses pembuatan revisi adalah sebagai
MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 14 of 29
penambahan terhadap volume pekerjaan atau terhadap spesifikasi pekerjaan harus dibuat BA Refisi. Pembuatan refisi dimulai dengan pembahasan terlebih dulu oleh TPK dan hasilnya harus mendapatkan
persetujuan dari FT berlatar belakang teknik sipil...,
berikut:
1. Dimulai dengan pembahasan terlebih dahulu oleh TPK dan hasilnya harus mendapatkan persetujuan dari FT.
2. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, pembuatan revisi harus sudah selesai dibuat dengan menggunakan Form. 47 PTO – Berita Acara Revisi.
3. Adanya revisi harus diberitahukan kepada masyarakat dengan cara terbuka dan Berita Acara Revisi dipasang pada papan informasi.
Bila FT dan atau KMT menjumpai adanya kesalahan prosedur yaitu terdapat pekerjaan yang dilaksanakan berubah dari desain, namun tidak ada Berita Acara Revisi maka pekerjaan harus dihentikan, dan dapat dilanjutkan kembali setelah proses revisi terpenuhi termasuk sosialisasinya ke masyarakat. Lain halnya jika terjadi penyimpangan maka pekerjaan harus dihentikan dan dilakukan penanganan sesuai ketentuan yang berlaku di PNPM – PPK. Di samping itu KMT wajib menyarankan revisi, jika berdasarkan pertimbangan teknis hasil kunjungan lapangan dipastikan terdapat kegiatan mempunyai kemungkinan tidak berhasil atau mengalami kegagalan. Namun demikian pertimbangan teknis harus langsung disampaikan secara terbuka kepada masyarakat.
KMT dalam pemeriksaan fisik dan administrasi harus memastikan bahwa seluruh perubahan telah dituangkan dalam Berita Acara Revisi. Setiap bentuk perubahan baik terhadap target, desain, spesifikasi, dan lain-lain dianggap tidak syah bila tidak dilengkapi dengan Berita Acara Revisi. Perubahan tanpa adanya Berita Acara Revisi merupakan kelalaian atau pelanggaran.
13. Halaman 59
Tidak ada penjelasan tentang DOKUMENTASI KEGIATAN.
5.4. DOKUMENTASI KEGIATAN
Dokumentasi foto seluruh kegiatan dari PNPM-PPK sebagian besar menjadi tanggungjawab Fasilitator Kecamatan/ Fasilitator Teknik, meskipun demikian untuk kepentingan arsip desa, maka Tim Pengelola Kegiatan juga perlu membuat foto-foto sendiri.
Pada akhir periode pelaksanaan PNPM-PPK, Fasilitator Kecamatan/ Fasilitator Teknik harus memastikan adanya dokumentasi foto yang disusun dalam satu album khusus, dengan ketentuan :
a. Foto-foto yang ditampilkan merupakan foto PNPM-PPK di Kecamatan yang bersangkutan. Bukan kumpulan foto dari setiap desa penerima PNPM-PPK, namun sudah merupakan hasil seleksi dari semua arsip foto yang ada. Tetapi tidak boleh hanya foto dari satu desa saja.
b. Setiap foto perlu diberikan catatan atau keterangan ringkas. c. Foto yang ditampilkan meliputi :
1)
Foto kondisi 0 %, 50 %, 100 % yang diambil dari sudut pengambilan yang sama.2)
Foto yang memperlihatkan orang sedang bekerja secara beramai-ramai.3)
Foto yang memperlihatkan peran serta perempuan dalam kegiatan prasarana.4)
Foto yang memperlihatkan pembayaran secara langsung kepada masyarakat.14. Halaman 59
Tidak ada penjelasan tentang PENYELESAIAN KEGIATAN.
5.5.1 PENYELESAIAN KEGIATAN
Penyelesaian kegiatan yang dimaksud adalah penyelesaian dari tiap jenis kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai pertanggungjawaban TPK kepada masyarakat. Langkah-langkah dalam penyelesaian kegiatan sebagai berikut:
MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 15 of 29
a. Laporan_Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K)
LP2K adalah laporan untuk menyatakan bahwa seluruh jenis kegiatan telah selesai dilaksanakan (kondisi 100%) yang ditandatangani oleh ketua TPK dan FK serta siap diperiksa oleh PjOK.
Pada saat LP2K akan ditandatangani, maka seluruh administrasi baik
pertanggungjawaban dana maupun jenis administrasi lainnya sudah dilengkapi dan dituntaskan, termasuk realisasi kegiatan dan biaya (RKB).
Lembar LP2K yang sudah ditandatangani diserahkan pada PjOK dengan tembusan kepada KMT/KM Kab, untuk mendapatkan tindak lanjut berupa pemeriksaan di lapangan.
Form L2PK terdapat pada buku Formulir PTO. b. Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB)
RKB dimaksudkan untuk melaporkan hasil nyata tentang apa saja yang telah dilaksanakan di lapangan didalamnya termasuk penggunaan dana bantuan PNPM-PPK di desa. RKB ini dibuat dan disusun oleh TPK bersama kader desa yang dibantu oleh FK/ Fasilitator Teknik. Didalam realisasi kegiatan dan biaya harus dibuat secara terpisah antara sub-sub-sub kegiatan. Ketentuan dalam pembuatan RKB:
dibuat sesuai dengan kondisi terlaksana di lapangan, sesuai dengan catatan yang ada pada buku kas umum, berkaitan erat dengan gambar-gambar purna laksana
menunjukkan target akhir dari pelaksanaan PNPM-PPK di desa.
Harus dihindari sikap yang hanya menyalin atau menulis ulang RAB awal tanpa melihat realisasi yang sedang terjadi di lapangan. Pada prinsipnya pembuatan RKB hanyalah merekap atau merangkum seluruh catatan penggunaan dana dan pelaksanaan kegiatan yang dibuat selama pelaksanaan. Jika terdapat konstribusi swadaya masyarakat selama periode pelaksanaan, harus dicantumkan.
RKB merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dari LP2K, sehingga harus sudah dapat diselesaikan sebelum LP2K ditandatangani.
RKB juga akan banyak manfaatnya untuk menjelaskan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada saat pemeriksaan atau audit. Pada kegiatan pembangunan prasarana perincian volume dan biaya yang tercantum pada format RKB harus sesuai
Gambar-gambar yang dilampirkan dalam dokumen penyelesaian yaitu denah atau lay out, peta situasi, detai konstruksi dan lain-lain yang juga bagian adari RKB, harus dibuat sesuai dengan kondisi yang ada atau terlakasana di lapangan. Harus dihindari melampirakan gambar-gambar disain dalam dokumen penyelesaian tanpa menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Jika terjadi perubahan di lapangan, disamping dilakukan perubahan pada gambar juga harus dituangkan dalam berita acara revisi.
Form RKB terdapat pada buku Formulir PTO.
c. Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (SP3K) SP3K dimaksudkan untuk melaporkan secara resmi bahwa pelaksanaan kegiatan PNPM-PPK di desa dinyatakan selesai. SP3K ini ditandatangani oleh Ketua TPK dan PjOK serta diketahui Kepala Desa dan Camat atas nama Bupati.
Kegiatan tambahan atau lanjutan yang bersumber dana dari luar PNPM-PPK baru dapat dimulai setelah diterbitkan SP3K, misalnya : pengaspalan seluruh ruas jalan melalui dana APBD, pemasangan dinding pasangan batu oleh