• Tidak ada hasil yang ditemukan

Matriks Errata PTO PPK-PNPM, 2007

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Matriks Errata PTO PPK-PNPM, 2007"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

1

Matriks Errata PTO PPK-PNPM, 2007

PPK tahun 2007 merupakan bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM). Dalam pelaksanaannya, ketentuan dan kebijakan dalam PPK 2007 tidak banyak

mengalami perubahan kecuali beberapa hal yang perlu penegasan, penyesuaian dan

penjelasan lebih lanjut. Beberapa perubahan adalah sebagai berikut:

No

Bagian yang

berubah

Tertulis dalam PTO PPK III

Perubahan yg dilakukan

1

Bab 1.

Kebijakan Pokok

1.3 Prinsip PPK

Prinsip PPK

Poin 1.3.1 sampai 1.3.7 masih

berlaku dan ditambah poin berikut:

1.3.8. Kesetaraan Jender.

Pengertian kesetaraan jender

adalah laki-laki dan perempuan

mempunyai kesempatan yang

sama untuk berpartisipasi dalam

berbagai tahapan kegiatan, dalam

proses pengambilan keputusan,

serta dalam mengakses dan

memonitor penggunaan sumber

daya.

2

Bab 1. Kebijakan

pokok

1.4. Sasaran

1.4.1. Lokasi Sasaran

1.4.1. Lokasi Sasaran

Poin a sampai c tetap berlaku dan

ditambah satu poin berikut:

d. Kecamatan-kecamatan yang

ditetapkan oleh Pemerintah.

3

1.4.2. Kelompok Sasaran

a. Masyarakat miskin di

perdesaan

1.4.2. Kelompok Sasaran

Masyarakat miskin diganti menjadi

rumah tangga miskin. Sehingga

poin a menjadi:

a. Rumah tangga miskin di

perdesaan.

Ini untuk menekankan supaya

masyarakat nantinya dalam

menyusun prioritas kegiatan akan

mempertimbangkan apa dampak

positif dan manfaat ekonominya

bagi para rumah tangga miskin

yang ada di desa mereka

4

Bab 1. Kebijakan

pokok

1.5. Pendanaan

1.5. Pendanaan

Alokasi

bantuan

langsung

masyarakat (BLM) ditetapkan

antara Rp. 500 juta sampai

dengan

Rp.

1

milyar

per

kecamatan.

Penetapan

besarnya alokasi dana BLM

berdasarkan jumlah penduduk

dan lokasi. (Tabel kriteria lokasi

dan alokasi dana terlampir).

1.5. Pendanaaan

Diganti menjadi:

Alokasi bantuan langsung

masyarakat (BLM) per kecamatan

ditetapkan berdasarkan jumlah

penduduk dan prosentasi

penduduk miskin (Tabel

perubahan kriteria lokasi dan

alokasi dana, terlampir)

(2)

2

No

Bagian yang

berubah

Tertulis dalam PTO PPK III

Perubahan yg dilakukan

5

Bab 1. Kebijakan

pokok

1.6. Ketentuan

Dasar:

1.6.2. Swadaya Masyarakat

dan Desa

1.6.2. Swadaya Masyarakat dan

Desa

Ditambah satu kalimat berikut:

Yang dimaksud swadaya dalam

wujud dana adalah swadaya

dalam bentuk uang tunai, bukan

merupakan hasil perhitungan

kompensasi HOK.

6

1.6.3. Jenis Kegiatan

(1) lebih bermanfaat bagi

masyarakat miskin.

Jenis-jenis kegiatan yang

dibiayai melalui BLM PPK

dikategorikan sebagai:

a. ... b. ... c. ...

1.6.3. Jenis Kegiatan

Poin (1) diganti menjadi:

(1) lebih bermanfaat bagi

rumah tangga miskin.

Kategori jenis kegiatan a sampai c

tetap berlaku dan ditambah satu

kategori:

d. Kegiatan peningkatan kapasitas

atau ketrampilan bagi kelompok

usaha ekonomi produktif yang

sudah ada (tidak termasuk

penambahan modal)

7

1.6.5. Mekanisme Usulan

Kegiatan

a. Usulan

kegiatan

Simpan

Pinjam

bagi

Kelompok

Perempuan yang ditetapkan

oleh

musyawarah

desa

khusus perempuan. Secara

umum alokasi dana untuk

kegiatan ini maksimal 25%

dari dana BLM. Namun

demikian alokasi maksimal

dana kegiatan simpan pinjam

bagi kelompok perempuan

per desa adalah sebesar Rp

10 juta.

1.6.5. Mekanisme Usulan

Kegiatan

Batasan maksimal per desa Rp 10

juta dihapus. Sehingga, poin b

menjadi:

b.

Usulan

kegiatan

simpan

pinjam

bagi

kelompok

perempuan yang ditetapkan

oleh

musyawarah

desa

khusus perempuan. Secara

umum alokasi dana untuk

kegiatan

ini

maksimal

sebesar 25% dari dana BLM

di kecamatan.

8

1.6.8. Peningkatan kapasitas

masyarakat dan pemerintahan

lokal

a.

Di setiap desa dibentuk:

Fasilitator Desa (Kader

Desa), Kader Teknis, Tim

Penulis Usulan (TPU), dan

1.6.8. Peningkatan kapasitas

masyarakat dan pemerintahan

lokal

Pada poin a dan b ditambah Tim

Pemantau, Tim Pemelihara, Tim

Pengamat dan BKAD. Sehingga

poin a dan b, menjadi:

a.

Di setiap desa dibentuk:

Fasilitator Desa (Kader

(3)

3

No

Bagian yang

berubah

Tertulis dalam PTO PPK III

Perubahan yg dilakukan

Tim Pengelola Kegiatan

(TPK).

b.

Di tingkat kecamatan

dibentuk: Tim Verifikasi,

Unit Pengelola Kegiatan

(UPK), Badan Pengawas

UPK dan Pendamping

Lokal.

c.

...

Desa), Kader Teknis, Tim

Penulis Usulan (TPU), Tim

Pengelola Kegiatan (TPK),

Tim Pemantau, dan Tim

Pemelihara.

b.

Di tingkat kecamatan

dibentuk: Tim Verifikasi, Unit

Pengelola Kegiatan (UPK),

Badan Pengawas UPK,

Pendamping Lokal, Tim

Pengamat, dan BKAD

c.

tetap

Ditambah satu poin berikut:

d.

Dilakukan pemetaan dan

kategorisasi tingkat

perkembangan kelembagaan

sebagai dasar peningkatan

kapasitas kelembagaan.

9

1.6.9. Pelembagaan UPK dan

kelompok dalam pengelolaan

dana bergulir.

a. UPK yang dinilai layak dan

berpotensi

untuk

terus

mengelola dana bergulir akan

mendapat dukungan untuk

pengembangan

sebagai

lembaga pengelola keuangan

mikro

yang

mempunyai

akuntabilitas;

b. Kriteria penilaian potensi UPK

mencakup tiga aspek yaitu:

1). Aspek Keuangan

2). Aspek kelembagaan

Judul sub bab 1.6.9. diubah

menjadi:

1.6.9 Pelembagaan UPK dan

kelompok usaha ekonomi/ SPP.

Tambahan keterangan pada poin

a, sehingga menjadi:

a. UPK yang dinilai layak dan

berpotensi

akan

mendapat

dukungan penguatan sehingga

menjadi

lembaga

pengelola

dana bergulir yang semakin

akuntabel. Penguatan tersebut

akan meliputi dua aspek (i) ,

penegasan

dan

penguatan

hubungan

UPK

dengan

lembaga-lembaga lain yang ada

di

desa

dan antar

desa/

kecamatan, seperti hubungan

UPK

dengan

MAD

dalam

payung kerjasama antar desa

melalui lembaga BKAD, dan (ii)

penguatan

UPK

dalam

menjalankan

peran

dan

fungsinya. Dengan strategi ini

diharapkan UPK dapat menjadi

lembaga

yang

berfungsi

sebagai

pelaksana

program

dalam

kaitan

fungsi

kelembagaan

pembangunan

partisipatif, pengelola keuangan

dan pinjaman, serta penguat

dan pembina kelompok.

(4)

4

No

Bagian yang

berubah

Tertulis dalam PTO PPK III

Perubahan yg dilakukan

3). Aspek kemampuan

pengelolaan.

c. Bentuk

dukungan

yang

diberikan kepada UPK yang

dinilai layak berupa bantuan

teknis pelatihan dan kegiatan

lain

yang

mendukung

pengembangannya.

Keterangan

poin

b,

diganti

menjadi:

b. Dalam

kaitan

pelaksanaan

fungsi

UPK

sebagai

kelembagaan

pembangunan

partisipatif,

akan

dilakukan

pengkategorian

tingkat

perkembangan kelembagaan di

desa

dan

antar

desa,

(Keterangan

lebih

lanjut

mengenai ini dapat dilihat pada

Penjelasan

X

mengenai

Pengelolaan Dana Bergulir, dan

Penjelasan

XI

mengenai

Penataan Kelembagaan),

c. Tetap.

Ditambah dua poin berikut:

d. UPK wajib memiliki standar

prosedur

organisasi

sesuai

dengan fungsi yang dijalani,

meliputi fungsi penyalur dan

pengelola dana program, dana

bergulir penanganan pinjaman

bermasalah,

pembina

kelompok, dsb,

e. Kelompok usaha ekonomi dan

SPP

yang

sudah

ada

dikelompokan dalam kategori

(1) kelompok usaha bersama

dan

(2)

kelompok

simpan

pinjam. Pengelompokan ini

ditujukan

untuk

lebih

mengefektifkan

upaya

penguatan kapasitasnya.

10

Bab 2. Peran

Pelaku-Pelaku

PPK

2.1 Pelaku PPK

di Desa

Dalam paragraf pertama:

Masyarakat adalah pelaku

utama PPK mulai dari tahap

perencanaan, pelaksanaan dan

pelestarian. Sedangkan

pelaku-pelaku lainnya di tingkat desa,

kecamatan, kabupaten dan

seterusnya berfungsi sebagai

pelaksana, fasilitator,

pembimbing dan pembina agar

tujuan, prinsip-prinsip, kebijakan,

prosedur dan mekanisme PPK

dapat tercapai dilaksanakan

secara benar dan konsisten.

Di akhir paragraf pertama,

ditambah kalimat berikut:

Dalam proses pemilihan

pelaku-pelaku utama PPK tersebut, perlu

diperhatikan keterwakilan laki-laki

dan perempuan sesuai dengan

prinsip kesetaraan jender.

Catatan:

Kalimat di atas juga menjadi dasar

untuk merevisi Penjelasan V,

Tugas Pelaku-pelaku PPK.

(5)

5

No

Bagian yang

berubah

Tertulis dalam PTO PPK III

Perubahan yg dilakukan

11

Bab 2. Peran

Pelaku-Pelaku

PPK

2.2. Pelaku PPK

di Kecamatan

Terdiri dari 2.2.1 sampai 2.2.10.

2.2. Pelaku PPK di Kecamatan

Bagian 2.2.1 sampai 2.2.10 tetap

berlaku dan ditambah dua poin

berikut:

2.2.11 Badan Kerjasama Antar

Desa (BKAD)

Adalah sebuah lembaga yang

dibentuk secara sukarela atas

dasar kesepakatan antar desa di

dalam satu kecamatan dan atau

desa antar kecamatan. Dasar

hukum

untuk

mendorong

pembentukan lembaga ini adalah

PP no. 72/2005 tentang Desa.

Sesuai namanya, lembaga ini

dapat

mewadahi

berbagai

kemungkinan bentuk kerjasama

antar

desa

(sebagai

contoh,

pengelolaan dana bergulir hasil

PPK adalah salah satu bentuk

kerjasama antar desa). Dalam

kaitan PPK, tujuan pembentukan

lembaga ini awalnya adalah untuk

melindungi

dan

melestarikan

hasil-hasil PPK yang terdiri dari

kelembagaan UPK, sarana dan

prasarana

umum,

pendidikan,

kesehatan, dan perguliran dana.

Secara

khusus

BKAD

akan

bertugas mengawasi, memeriksa,

dan mengevaluasi kinerja UPK,

serta merumuskan, membahas,

dan

menetapkan

rencana

strategis pengembangan UPK

dan

kemungkinan

bentuk

kerjasama antar desa lainnya.

2.2.12. Setrawan Kecamatan

Setrawan Kecamatan adalah dari

pegawai negeri sipil yang tinggal/

bekerja

di

kecamatan

yang

dibekali kemampuan khusus agar

dapat mempercepat perbaikan

sikap

mental

pemerintah

di

lingkungan

kecamatan;

mempercepat

perubahan

tata

kepemerintahan; serta agar dapat

mendampingi

masyarakat

khususnya dalam

pengelolaan

(6)

6

No

Bagian yang

berubah

Tertulis dalam PTO PPK III

Perubahan yg dilakukan

pembangunan partisipatif. Dalam

hal tertentu pegawai negeri sipil di

lingkungan

pemerintah

daerah

dapat ditugaskan di kecamatan

sebagai

setrawan

kecamatan.

Peranannya dalam PPK adalah

menghubungkan

atau

mensinkronkan atas hasil-hasil

perencanaan yang telah dilakukan

melalui PPK dengan perencanaan

pembangunan reguler.

12

Bab.3. Alur

Kegiatan PPK

3.1.

Perencanaan

Kegiatan

3.1.1. Musyawarah Antar Desa

(MAD) Sosialisasi

Hasil yang diharapkan dalam

MAD sosialisasi adalah sebagai

berikut:

a. .

b. .

c. .

d. Terbentuknya forum

musyawarah antar desa

meliputi terpilihnya pengurus

forum, pokok-pokok

kesepakatan dalam

penyelenggaraan forum dan

penetapan anggota tim

perumus.

3.1.1. Musyawarah Antar Desa

(MAD) Sosialisasi

Poin a, b, c, f, g, h tetap berlaku.

Poin d diganti menjadi:

d. Tersosialisasinya proses

pembentukan Badan

Kerjasama Antar Desa (BKAD).

Penjelasan lebih lanjut

mengenai BKAD dapat dilihat

dalam penjelasan XI.

Selain itu ditambahkan poin

berikut:

i.

Tersosialisasinya tujuan

pendataan rumah tangga

miskin;

j.

Tersosialisasinya prinsip dan

prosedur penanganan

masalah.

13

3.1.2. Musdes Sosialisasi

Hasil yg diharapkan...: a - i

3.1.2. Musdes Sosialisasi

Pada hasil yang diharapkan, poin

a sampai i tetap berlaku dan

ditambah dua poin berikut:

j.

tersosialisasinya proses

pemetaan RTM

k.

tersosialisasinya proses

pembentukan BKAD

14

Bab.3. Alur

Kegiatan PPK

3.1.

Perencanaan

Kegiatan

3.1.3 Pelatihan Pelaku Tingkat

Desa

c. Pelaku di tingkat desa

dterampil dalam melakukan

teknik-teknik fasilitasi

pertemuan masyarakat

dalam tahapan kegiatan

PPK, termasuk

3.1.3. Pelatihan Pelaku Tingkat

Desa

Pada hasil yang diharapkan, poin

a, b, d, e, dan f tetap berlaku.

Pada poin c disisipkan mengenai

fasilitasi pertemuan khusus

perempuan (MKP), sehingga

menjadi:

c. Pelaku di tingkat desa terampil

dalam melakukan teknik-teknik

fasilitasi pertemuan masyarakat

(7)

7

No

Bagian yang

berubah

Tertulis dalam PTO PPK III

Perubahan yg dilakukan

perencanaan desa secara

partisipatif.

dalam tahapan kegiatan PPK

termasuk pertemuan khusus

perempuan (MKP) serta

memfasilitasi perencanaan

desa secara partisipatif.

Ditambah poin berikut:

g.

Dipahaminya proses

pemetaan rumah tangga

miskin (RTM) secara

partisipatif.

15

3.1.4. Penggalian Gagasan

a.

.

b.

.

c.

Pertemuan Penggalian

Gagasan

Judul sub bab 3.1.4 diganti

menjadi:

3.1.4. Pendataan RTM dan

Pemetaan Sosial.

Pada penentuan klasifikasi

kesejahteraan khususnya dalam

langkah-langkah penentuan

klasifikasi kesejahteraan, poin i

sampai v tetap belaku dan

ditambah satu poin berikut:

vi. Masyarakat diminta untuk

mendata dan membuat daftar

rumah tangga miskin sesuai

dengan kriteria tingkat

kesejahteraan yang disepakati.

(Lihat Formulir Kriteria dan

Kategori RTM, serta Formulir

Pendataan RTM di Penjelasan

3).

Poin c diganti menjadi sub bab

3.1.5 sehingga:

3.1.5 Pertemuan Penggalian

Gagasan

Penjelasan mengenai pertemuan

penggalian gagasan tetap berlaku

dan ditambah penegasan berikut:

Dalam proses penggalian

gagasan, fasilitator tidak hanya

menggali usulan/ gagasan tetapi

juga mengajak masyarakat

berpikir bagaimana visi/ gambaran

masa depan desa yang diinginkan

berdasarkan masalah dan potensi

desa. Lebih detail mengenai

langkah-langkah proses

penggalian gagasan dan

(8)

8

No

Bagian yang

berubah

Tertulis dalam PTO PPK III

Perubahan yg dilakukan

gambaran masa depan desa

dapat dilihat dalam Errata

Penjelasan III,

Musyawarah-musyawarah.

16

3.1.6. Musyawarah Desa

(Musdes) Perencanaan

Pada hasil yang diharapkan, poin

a sampai g tetap berlaku dan

ditambah dua poin berikut:

h. Disahkannya dokumen hasil

pendataan RTM dan peta sosial

desa.

i. Disetujui keikutsertaan desa

dalam pembentukan BKAD

yang tertuang dalam surat

keputusan yang ditandatangani

oleh BPD dan Kepala Desa.

17

3.1.7 Penulisan Usulan

...

Proses berikutnya adalah

pemeriksaan desain dan RAB,

Sertifikasi desain

oleh KMT dan dilanjutkan

dengan sosialisasi desain dan

RAB.

b. Pemeriksaan Desain dan

RAB

"Setiap desain serta gambar

teknis prasarana yang telah

selesai dibuat harus diperiksa

dan/ atau diisertifikasi oleh

Fasilitator Teknik, terutama jika

Pada paragraf pertama ditambah

satu kalimat berikut:

Pelatihan atau penjelasan yang

diberikan FK dan/atau Fasilitator

Teknik adalah mengenai

bagaimana cara menulis usulan.

Paragraf tiga ditiadakan (tidak

berlaku) dan diganti dengan:

Pengajuan proposal oleh desa

harus disertai dengan gambaran

umum dari usulan kegiatan dan

perkiraan besaran

pembiayaannya. Desa dapat

mengajukan proposal yang

langsung dilengkapi dengan

desain dan Rencana Anggaran

Biaya (RAB). Desain dan RAB

yang dibuat desa tersebut,

selanjutnya akan direview dan

disempurnakan kembali dengan

bimbingan FK/FT.

..., diganti

Proses berikutnya adalah

pemeriksaan desain dan RAB

secara selektif terencana oleh

KMT dan dilanjutkan dengan

sosialisasi desain dan RAB.

b. Pemeriksaan Desain dan RAB ,

ditambahi kalimat:

(9)

9

No

Bagian yang

berubah

Tertulis dalam PTO PPK III

Perubahan yg dilakukan

desain

usulannya tidak besar dan

sederhana. Khusus untuk

desain prasarana dengan nilai

besar dan/atau dengan tingkat

kerumitannya tinggi harus

mendapatkan sertifikasi

dari KMT.

FT bersama KMT supaya

menyepakati dahulu usulan mana

yang perlu sertifikasi oleh KMT,

mana yang cukup dilakukan FT.

Dengan demikian, terhadap

pemeriksaan desain yang

disepakati cukup dilakukan oleh

FT saja, KMT tetap bertanggung

jawab terhadap hasilnya.

18

3.1.8 Verifikasi Usulan

Kriteria penjulisan usulan:

a. Lebih bermanfaat bagi

masyarakat miskin

Poin a diganti dengan:

a.

Lebih bermanfaat bagi

Rumah Tangga Miskin

(RTM).

19

3.1.9 Musyawarah Antar Desa

(MAD) Prioritas Usulan

Dalam paparan mengenai MAD

Prioritas Usulan, ditambah

paragraf berikut:

Proses penyusunan prioritas

usulan-usulan simpan pinjam

khusus untuk kelompok

perempuan (SPP) dilakukan lebih

dulu daripada proses penyusunan

prioritas usulan-usulan di luar

SPP. Jadi setelah priorias usulan

SPP disusun, baru dilakukan

proses penyusunan prioritas

usulan di luar SPP.

Catatan:

Paragraf di atas juga berlaku

untuk dasar merevisi proses MAD

II dalam Penjelasan III,

Forum-forum Musyawarah PPK.

20

3.1.10 Musyawarah Antar

Desa (MAD) Penetapan Usulan

Dalam paparan MAD penetapan

usulan, ditambah paragraf berikut:

Proses penetapan alokasi dana

untuk usulan-usulan simpan

pinjam khusus untuk kelompok

perempuan (SPP) dilakukan lebih

dulu sebelum proses

pengalokasian dana untuk

usulan-usulan di luar SPP sampai batas

maksimum alokasi dana untuk

kegiatan SPP (25%). Jadi setelah

alokasi dana untuk usulan-usulan

SPP ditetapkan, baru dilakukan

pengalokasian dana untuk

usulan-usulan di luar SPP.

(10)

10

No

Bagian yang

berubah

Tertulis dalam PTO PPK III

Perubahan yg dilakukan

Catatan:

Paragraf di atas juga berlaku

untuk dasar merevisi proses MAD

III dalam Penjelasan III,

Forum-forum Musyawarah PPK.

Selain itu, ditambah juga poin-poin

berikut sebagai hasil MAD

penetapan usulan:

a.

Pengalokasian dana

b.

Disetujuinya sanksi lokal

c.

Diketahuinya status cost

sharing kabupaten;

d.

Disepakatinya rancangan

jadwal pelaksanaan kegiatan

di masing-masing desa dan

kecamatan.

e.

Ditetapkannya AD/ART

BKAD;

f.

Disampaikannya kemajuan

penanganan masalah, jika

ada, beserta rencana tindak

lanjut penanganannya.

21

3.1.11 Musyawarah Desa

(Musdes) Informasi Hasil MAD

Pada hasil yang diharapkan, a

sampai g tetap dan ditambah poin

berikut:

h.

Tersosialisasinya

pembentukan BKAD beserta

AD/ART yang telah

ditetapkan pada MAD

penetapan usulan;

i.

Disampaikannya kemajuan

penanganan masalah dan

rencana tindak lanjutnya

(lokasi eks PPK).

22

Bab.3. Alur

Kegiatan PPK

3.2.

Pelaksanaan

Kegiatan

3.2.3 Musyawarah Desa

Pertanggungjawaban

Pada hasil yang diharapkan, a

sampai e tetap berlaku, ditambah

poin berikut:

f.

Disampaikannya laporan

kemajuan penanganan

masalah dan rencana tindak

lanjutnya.

23

3.2.4 Sertifikasi

Di akhir penjelasan sertifikasi,

ditambah satu paragraf berikut:

Sebagai bagian tindakan

pengendalian, KMKab/KMT wajib

melakukan pengujian secara acak

terhadap semua kegiatan

(11)

11

No

Bagian yang

berubah

Tertulis dalam PTO PPK III

Perubahan yg dilakukan

sertifikasi yang dilakukan oleh

FK/FT.

3.2.8. Pembuatan laporan

penyelesaian pelaksanaan

kegiatan

Kegiatan prasarana yang telah

selesai dibangun, harus

disertifikasi oleh KM Kab untuk

melihat kesesuaian dengan

design awal dan/ atau revisi

yang telah disetujui.

3.2.8. Pembuatan laporan

penyelesaian Dirubah dan

ditambahkan: Kegiatan prasarana

yang telah selesai dibangun,

secara selektif terencana harus

disertifikasi oleh KM Kab untuk

melihat kesesuaian dengan

design awal dan/ atau revisi yang

telah disetujui. KMT menyeleksi

kegiatan yang nilainya besar dan/

atau kesulitan/ resiko

kegagalannya tinggi. Untuk

kegiatan yang sederhana,

sertifikasi KMT dapat dilakukan

secara acak dalam rangka

pengawasan KMT terhadap

kinerja FT.

24

Bab.4.

Pengendalian

4.1 Pemantauan

4.1.1 Pemantauan Partisipatif

oleh Masyarakat

Pada kalimat yang menjelaskan

mengenai anggota tim tertulis:

Diharapkan anggota tim ini

terdiri dari warga dusun yang

ada serta merupakan tokoh

agama/adat/masyarakat

setempat.

Berubah menjadi:

Anggota tim ini terdiri dari wakil

dusun yang ada serta merupakan

tokoh agama,adat,masyarakat/

serta wakil kelompok perempuan.

(12)

MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 1 of 29

MATRIK PERUBAHAN PENJELASAN PTO PNPM PPK

PENJELASAN PTO I :

SOSIALISASI

NO

Bagian yang

berubah

PTO PPK III

Perubahan yang dilakukan

1 Isi Penjelasan I Hanya ada dua bab yang terdiri dari: I. Sosialisasi PPK melalui Pertemuan

Langsung

II. Sosialisasi PPK melalui Media Informasi

Menambah dua bab menjadi:

I. Sosialisasi PPK melalui Pertemuan Langsung II. Sosialisasi PPK melalui Media Informasi III. Pelaku-Pelaku Sosialisasi

IV. Pemantauan dan Evaluasi

2 Bab 2 Bab 2

Sosialisasi PPK melalui Media Informasi

Judul bab 2 diganti menjadi:

Sosialisasi PPK melalui Media Informasi dan Sosialisasi

3 Beberapa media informasi dan

sosialisasi yang dapat digunakan antara lain:

1. Tokoh Masyarakat

2. Media Cetak dan Elektronika 3. Papan Informasi

Poin 1 sampai 3 masih berlaku, ditambah satu poin berikut:

4. Media Alternatif, seperti kegiatan pameran, berbagai kegiatan promosi, serta pentas seni dan budaya yang sifatnya terbuka untuk umum.

Kegiatan seni dan budaya yang digabung dengan kegiatan sosialisasi dengan menggunakan musik dan panggung pertunjukan lokal sangat efektif untuk mengatasi rintangan budaya seperti hirarki masyarakat yang biasanya membuat kelompok miskin sulit atau segan berpartisipasi dalam musyawarah-musyawarah formal.

4 Bab 3 III. Pelaku-Pelaku Sosialisasi

Untuk menjalankan sosialisasi dan penyebaran informasi program PNPM-PPK, perlu dibentuk pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan di setiap tingkatan. Pihak-pihak tersebut dapat berasal dari para pelaku PNPM-PPK dan kader masyarakat secara partisipatif dan swadaya, yang kemudian disebut sebagai Tim Sosialisasi.

3.1 Tim Sosialisasi Pusat

Tim Sosialisasi Pusat terdiri dari perwakilan Tim Koordinasi Pusat dan Konsultan Nasional PNPM-PPK. Tugas dan tanggung jawab tim adalah: (1) menyusun petunjuk teknis pelaksanaan sosialisasi dan penyebaran informasi; (2) menyusun agenda (rencana kerja) sosialisasi dan penyebaran informasi di tingkat pusat yang dijadikan rujukan bagi daerah; (3) menyusun dan menyiapkan anggaran untuk pelaksanaan sosialisasi dan penyebaran informasi; (4) mengkoordinasikan kebijakan program sosialisasi dan penyebaran informasi ke daerah; (5) melaksanakan sosialisasi di tingkat pusat dan daerah; (6) memantau dan mengevalusi pelaksanaan sosialisasi dan penyebaran informasi yang diagendakan; dan (7) menyusun laporan pelaksanaan program sosialisasi dan penyebaran informasi, yang diintegrasikan dalam laporan bulanan proyek.

(13)

MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 2 of 29

Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, tim ini bertanggungjawab kepada Satuan Kerja/ Pembina Program PNPM-PPK.

3.2 Tim Sosialisasi Daerah

Tim Sosialisasi Daerah terdiri dari perwakilan Tim Koordinasi PNPM-PPK Provinsi, Tim Koordinasi PNPM-PPK Kabupaten, perwakilan dari Konsultan PNPM-PPK Provinsi dan Kabupaten. Tugas dan tanggung jawab tim adalah: (1) menyusun agenda (rencana kerja) sosialisasi dan penyebaran informasi di daerah; (2) menyusun dan menyiapkan anggaran untuk pelaksanaan sosialisasi dan penyebaran informasi di daerah; (3) melaksanakan sosialisasi dan penyebaran informasi di tingkat daerah; (4) memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program sosialisasi dan penyebaran informasi di daerahnya; dan (5) menyusun laporan pelaksanaan program yang diintegrasikan dalam laporan bulanan KM-Provinsi dan KM-Kabupaten.

Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, tim ini bertanggungjawab kepada konsultan di atasnya dan Satuan Kerja/ Pembina Program PNPN-PPK.

3.3 Pelaksana Teknis Sosialisasi

Pelaksana Teknis Sosialisasi terdiri dari Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PjOK), Fasilitator Kecamatan (FK), Pendamping Lokal (PL), Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), serta didukung oleh Badan Perwakilan Desa (BPD), Tim Pengelola dan Pemelihara Prasarana (TP3), Tim Pemantau, dan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di wilayah tersebut. Pelaksana teknis sosialisasi di lapangan ini bertugas melaksanakan kegiatan sosialisasi dan penyebaran informasi kepada masyarakat langsung di kecamatan dan desa, dengan didukung oleh Tim Sosialisasi Kabupaten. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, tim ini bertanggungjawab kepada masyarakat dan konsultan di atasnya, dan menjadi salah satu indikator penilaian kinerja.

Tokoh-tokoh masyarakat, seperti pemuka agama, tokoh adat atau tokoh pemuda, yang ada di perdesaan, seringkali merupakan tokoh panutan yang dipercaya dalam ucapan maupun tindakannya. Karena itu, keberadaan tokoh-tokoh tersebut merupakan alternatif sebagai media sosialisasi atau penyebarluasan informasi PNPM-PPK. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah: kunjungi mereka, perkenalkan diri, sampaikan informasi tentang PNPM-PPK (latar belakang, tujuan, sasaran), minta ijin akan bertemu dengan masyarakat untuk mensosialisasikan program. Jika hubungan telah terjalin dengan baik, ajukan permohonan agar tokoh tersebut membantu menyampaikan PNPM-PPK kepada masyarakat. Hubungan akan terjalin dengan baik jika dilakukan tidak hanya sekali. 5 Bab 4

Pemantauan dan Evaluasi

Pemantauan dilakukan oleh Tim Sosialisasi yang berada di tingkat lebih atas. Sedangkan evaluasi dilakukan oleh anggota Tim Sosialisasi secara berjenjang. Kegiatan evaluasi dilakukan dengan melihat langsung ke lapangan dan mendiskusikan hasilnya dalam rapat koordinasi secara berkala.

Beberapa hal yang bisa ditanyakan dalam mengevaluasi kegiatan sosialisasi:

 Apakah tujuan sosialisasi kali ini sudah tercapai? Bila tidak, apa penyebabnya? Dimana letak kekurangannya?

 Apakah saluran dan media sosialisasi dan informasi yang digunakan sudah dapat menjangkau seluruh kelompok masyarakat, termasuk kelompok perempuan dan

(14)

MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 3 of 29

masyarakat miskin yang menjadi target utama program?

 Apakah pertemuan-pertemuan program dihadiri banyak warga? Bila tidak, apakah informasi mengenai pertemuan, pemiihan tempat dan waktu pertemuan sudah dilaksanakan dengan benar?

 Apakah masyarakat memahami informasi yang terdapat dalam media-media sosialisasi?

(15)

MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 4 of 29

PENJELASAN II

FASILITASI DAN PELATIHAN

NO

Bagian yang berubah

Tertulis dalam PTO PPK III

Perubahan yang dilakukan

1 (a) Tahap Identifikasi Halaman 4

2.2. Proses Fasilitasi di Masyarakat (a) Tahap Identifikasi.

Judul bagian (a) diganti menjadi 2

(a) Tahap Identifikasi dan Penjajakan Awal.

Di akhir paparan bagian (a), ditambah kalimat berikut:

Dalam proses perkenalan diri, fasilitator perlu melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh kunci yang berpengaruh.

3 2.5.1.Pelatihan Fasilitator Desa

Halaman 8

2.5.1. Pelatihan Fasilitator Desa (FD) (iv). Pemandu/pelatih:

Fasilitator Kecamatan dan PjOK dapat dibantu KMKab.

(v) Hasil yang diharapkan: 1) – 6)

Pemandu/pelatih ditambah KMT, menjadi: (iv) Pemandu/pelatih:

Fasilitator Kecamatan dan PJOK dapat dibantu KMKab dan KMT.

Poin 1) sampai 6) tetap berlaku, ditambah poin berikut:

7) Menguasai teknik Menggagas Masa Depan Desa (MMDD) untuk penyusunan RPJM-Des

4 1. Klasifikasi Kesejahteraan Halaman 11

1.1. Tujuan

Mengelompokkan penduduk desa dalam kategori tingkatan ekonomi menurut kriteria dan istilah setempat. Hasil pengelompokan selanjutnya digunakan untuk mengidentifikasi rumah tangga-rumah tangga yang ada di desa dan dituangkan dalam sebuah peta.

Ditambah kalimat berikut:

Rumah Tangga Miskin (RTM) yang teridentifikasi kemudian dituangkan ke dalam Formulir Kriteria dan Kategori RTM serta Formulir Data RTM.

5 2. Pemetaan Sosial Halaman 12

Tujuan

 Mengidentifikasi dan menandai rumah-rumah di dusun berdasarkan hasil kriteria kesejahteraan yang telah dibuat sebelumnya.

 Hasil pemetaan sosial dipakai untuk dasar penggalian gagasan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya.

Poin tujuan direvisi menjadi:

 Mengidenfifikasi dan menandai simbol rumah-rumah di dalam peta sosial dusun berdasarkan hasil pendataan RTM dan kriteria kesejahteraan yang telah dibuat sebelumnya,

 Hasil penyusunan peta sosial dipakai untuk dasar penggalian gagasan masyarakat/RTM,& sebagai alat bantu untuk memantau tahapan PPK.

6 Halaman 13

3. Prioritas Gagasan

 Pada langkah-langkah fasilitasi kriteria yang digunakan hanya 4 aspek.

 Indikator yang digunakan untuk prioritas gagasan pada poin lebih bermanfaat untuk kelompok miskin daripada untuyk kelompok lainnya, direvisi menjadi lebih bermanfaat bagi RTM.

(16)

MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 5 of 29

7 Halaman 15

2.5.2. Pelatihan Pendamping Lokal

2.5.2. Pelatihan Pendamping Lokal  Ada 10 poin hasil yang diharapkan dari

pelatihan Pra Tugas Pendamping Lokal.

 Pemandu/Pelatih hanya FK terpilih dan KM Kab

 Materi pelatihan: delapan poin

2.5.2. Pelatihan Pendamping Lokal

 Menjadi 11 poin, dengan tambahan kemampuan melakukan pendataan dasar/baseline survey (termasuk RTM), analisis kondisi masyarakat, & penyusunan rencana kegiatan pendampingan.

 Pemandu/Pelatih ditambah KMT

 Materi ditambah: Teknik Pendataan RTM dan baseline survey, Pengelolaan/manajemen pendampingan, Peng-organisasian masyarakat (community organizing), Teknik mediasi dan advokasi, Mendesain & mengelola pelatihan.

8 Halaman 18

2.5.3.Pelatihan Tim Pengelola Kegiatan (TPK)

 Pemandu dan Pelatih: FK dan PJOK  Hasil yang diharapkan: 8 poin

kemampuan dan ketrampilan TPK

 Ditambahkan: FT

 Menjadi 9 poin, ditambah kemampuan TPK dalam melakukan pembukuan, pelelangan, penerimaan bahan, membayar tenaga kerja.

9 Halaman 20

2.5.4.Pelatihan Tim Penulis Usulan (TPU)

 Pemandu dan Pelatih: FK dan PJOK  Materi pelatihan mencakup 6 aspek

 Ditambahkan: FT

 Materi yang ditambahkan: pemahaman masyarakat & pengembangan kegiatan, pembayaran melalui bidang sarana prasarana, pendidikan, kesehatan, sosio-ekonomi, cara penulisan usulan, cara survei, pengukuran dan pencairan data pendukung (baseline survey) dan analisis kemiskinan di desa

10 Halaman 22

2.5.5.Pelatihan Tim Verifikasi

 Pemandu/pelatih: FK dan PJOK dibantu KM Kab

 Ditambahkan: KMT 11 Halaman 24

2.5.6.Pelatihan UPK

 Pemandu/pelatih : FK dan PJOK atau bisa dibantu KM Kab

 Hasil yang diharapkan: 8 poin

 Pemandu ditambahkan : Pendamping UPK

 Hasil yang diharapkan menjadi 14 poin ketrampilan yang akan ditingkatkan sesuai standard kompetensi UPK pada PNPM-PPK (sesuai Penjelasan Pelaku)

12 Halaman 28 2.5.8.Pelatihan

Pengembangan Kapasitas Masyarakat

 Tidak ada kotak catatan fasilitator Ditambahkan : Kotak catatan fasilitator menegaskan pentingnya penjajakan kebutuhan pelatihan, sistem pengelolaan pelatihan, dan pemantauan kinerja pelaku pasca pelatihan.

(17)

MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 6 of 29

PENJELASAN III :

FORUM-FORUM MUSYAWARAH PPK

NO

Bagian yang berubah

Tertulis dalam PTO

PPK III

Perubahan yang dilakukan

1 Halaman 1

3.1. Musyawarah Antar Desa I

3.1. Musyawarah Antar Desa I.

 Peserta: ………

 MAD I berubah menjadi MAD Sosialisasi  Peserta ada tambahan :

 BPD atau sebutan lainnya,

 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM),  Wakil RTM dari setiap desa,

 Wakil perempuan dari setiap desa,  Komite sekolah,

 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/Organisasi Massa (ormas),  Tokoh masyarakat, tokoh agama,

 Kades di lingkungan kecamatan,  Forum MAD menjadi MAD.

2 Halaman 5

3.2. Musyawarah Desa I

3.2. Musyawarah Desa I.  Peserta:

………

 MD I berubah menjadi Musyawarah Desa Sosialisasi  Peserta ada tambahan :

 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM),  Wakil RTM desa,

 Wakil perempuan,  LSM/ormas, 3 Halaman 7

3.3.Sosialisasi dan Penggalian Gagasan

Proses Sosialisasi dan Penggalian:

... ...

Perubahan dan tambahan yang dilakukan adalah:

 Dilakukannya pendataan RTM partisipatif basis dusun, disertai langkah-langkah yang dilakukan,

 Diintegrasikannya kegiatan pendataan RTM partisipatif dalam kegiatan penyusunan peta sosial dusun dan desa,

4 Halaman 12

3.5.Musyawarah Desa II

3.5. Musyawarah Desa II.  Peserta:

………

o MD II berubah menjadi Musyawarah Desa Perencanaan  Peserta ada tambahan :

 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM),  Wakil RTM desa,

 Wakil perempuan,  LSM/ormas, 5 Halaman 15

3.6. Musyawarah Antar Desa II

3.6. Musyawarah Antar Desa II

 Peserta: ………

 MAD II berubah menjadi MAD Prioritas Usulan  Peserta ada tambahan :

 BPD atau sebutan lainnya,

 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM),  Wakil RTM dari setiap desa,

 Wakil perempuan dari setiap desa,  Komite sekolah,

 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/Organisasi Massa (ormas),  Tokoh masyarakat, tokoh agama,

 Kades di lingkungan kecamatan, 6 Halaman 23

3.7. Musyawarah Antar Desa Ketiga

3.7. Musyawarah Antar Desa Ketiga

 Peserta: ………

 MAD III berubah menjadi Penetapan Usulan  Peserta ada tambahan :

 BPD atau sebutan lainnya,

 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM),  Wakil RTM dari setiap desa,

(18)

MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 7 of 29

 Wakil perempuan dari setiap desa,  Komite sekolah,

 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/Organisasi Massa (ormas),  Tokoh masyarakat, tokoh agama,

 Kades di lingkungan kecamatan, 7 Halaman 27

3.8. Musyawarah Desa III

3.8. Musyawarah Desa III  Peserta:

………

 MD III berubah menjadi Musyawarah Desa Informasi Hasil MAD  Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM),

 Wakil RTM desa,  Wakil perempuan,  LSM/ormas,

(19)

MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 8 of 29

PENJELASAN IV :

PENDIDIKAN

NO

Bagian yang berubah

Tertulis dalam PTO PPK III

Perubahan yang dilakukan

1 Halaman 4

2.1 Dasar Pemikiran

 Keberpihakan bagi masyarakat miskin  Ditekankan bahwa kegiatan pendidikan formal maupun nonformal bertujuan untuk meningkatkan kapasitas RTM

2 Halaman 4 2.2.1.Tujuan

2.2.2. Tujuan Khusus

 Peningkatan kapasitas masyarakat miskin  Tujuan khusus ada 3

 Tujuan khusus c:...

 Masyarakat miskin diganti dengan RTM

 Tujuan khusus c bertujuan bukan untuk menciptakan lapangan kerja maupun mengembangkan kesadaran kritis yang bertujuan mewujudkan keadilan, namun bertujuan untuk menciptakan daya saing dan lapangan kerja

3 Halaman 5

2.3.1. Sasaran Program b) Kelompok sasaran.

Pada point kelompok sasaran ditambahkan:  RTM, sekolah, guru dan Komite Sekolah

 Sekolah yang menerima bantuan harus mempunyai Komite Sekolah 4 Halaman 5

2.3.2. Jenis Kegiatan

a. Biaya Pendidikan/ Beasiswa

Pada point biaya pendidikan/beasiswa ditambahkan , daftar calon penerima beasiswa harus telah tersedia pada saat MKP dan Musdes Perencanaan

5 Halaman 7

b. Peningkatan Pelayanan Pendidikan

Pada point peningkatan pelayanan pendidikan ditambahkan :

 Pembangunan dan perbaikan sekolah/perpustakaan mengacu pada standar tehnis yang ada

 Besarnya honor guru disesuaikan dengan standar UMR setempat 6 Halaman 8

c. Peningkatan Ketrampilan

Pada point peningkatan ketrampilan ditambahkan :

 Penerima bantuan pelatihan ketrampilan adalah RTM usia produktif  Setelah dilatih diharapkan kelompok mendapatkan fasilitas dana bergulir 7 Halaman 8

d. Pengembangan wawasan kepedulian

Pada point pengembangan wawasan kepedulian lebih difocuskan pada pemahaman RTM tentang pentingnya pendidikan baik formal maupun non formal

8 Halaman 9

2.4.1.Perencanaan Kegiatan Pendidikan

a. Sosialisasi , ………. Pada point sosialisasi ada tambahan :

Sosialisasi Pendidikan masyarakat dilakukan juga di komite sekolah. Guru dan Kepala sekolah diharapkan hadir juga dalam sosialisasi

9 Halaman 9

2.4.1.Perencanaan Kegiatan Pendidikan

b. Penggalian gagasan Pada point penggalian gagasan ada tambahan :

 Harus ada data tentang jumlah RTM, jumlah anak putus sekolah, anak yang tidak sekolah, anak terancam putus sekolah, pengangguran, Ibu usia produktif yang tidak bekerja, fasilitas pendidikan, jumlah sekolah, jumlah guru

 Dalam pengumpulan data tersebut dilakukan oleh kades, kades, kadus dan komite sekolah

10 Halaman 11

2.4.1.Perencanaan Kegiatan Pendidikan

d. Verifikasi Usulan Pada point verifikasi usulan ada tambahan :

 Tim Verifikasi memastikan bahwa penerima manfaat adalah RTM 11 Halaman 11

2.4.2. Pelaksanaan Kegiatan

Pada point pelaksanaan kegiatan ada tambahan :

Sertifikasi kegiatan penmas dilakukan oleh FK dan FT dengan melibatkan Dinas pendidikan setempat

(20)

MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 9 of 29

PENJELASAN IV :

KESEHATAN

NO

Bagian yang berubah

Tertulis dalam PTO PPK III

Perubahan yang dilakukan

1 Halaman 17 3.2 Tujuan

 Tujuan umum untuk meningkatakan partisipasi masyarakat untuk hidup bersih dan sehat

 Tujuan umum lebih ditekankan pada peningkatan kualitas kesehatan RTM  Tujuan khusus ada tambahan:

1. Mendukung upaya pencegahan penyakit menular

2. Mengembangkan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi RTM,……… 2 Halaman 17

3.3.1.Sasaran Program

 Kelompok masyarakat secara umum  Difokuskan kepada RTM 3 Halaman 17

3.3.2.Jenis Kegiatan

b. Penyediaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat

 Ditambahakan dengan penyelenggaraan pelatihan ketrampilan bagi para kader desa dan tenaga sanitarian Puskesmas

4 Halaman 18 3.3.2.Jenis Kegiatan c. Kesehatan Lingkungan

 Ditambahkan dengan pelatihan bagi kader dan sanitarian Puskesmas tentang pencegahan penyakit menular seperti uji kualitas air, penyakit malaria, dsb

5 Halaman 17 3.3.2.Jenis Kegiatan

d. Pembiayaan Kesehatan Mandiri

 Judulnya menjadi Peningkatan kesehatan mandiri

 Kegiatan : 1. Tanaman obat keluarga (toga) dan apotik hidup, 2. Tabungan Kesehatan, 3. pembentukan klp. Kesmas

6 Halaman 20

3.4.1. Perencanaan Keguiatan

Pada proses penggalian gagasan... difocuskan pada RTM dan telah disiapkan datanya tentang jumlah RTM,jumlah KK,jumlah PUS (umum dan RTM), Jumlah anak balita/batita(umum dan RTM),sumber air bersih, sarana sanitasi, fasilitas atau layanan kesehatan, wilayah yang sedang dan sering dilanda wabah penyakit, RTM yang telah dan sedang terkena sakit menular, dsb

7 Halaman 21

3.4.1. Mekanisme pengelolaan kegiatan

 Verifikasi usulan

Dalam verifikasi diharapkan melibatkan tenaga kesehatan

 Dalam memverifikasi kegiatan kesehatan harus melibatkan tenaga kesehatan dari Puskesmas dan atau Dinas kesehatan

8  Sertifikasi kegiatan, selama ini tidak dicantumkan dalam PTO penjelasan

 Sertifikasi kegiatan dilakukan oleh FK dan FT dengan melibatkan tenaga kes Puskesmas dan Dinas kes

(21)

MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 10 of 29

PENJELASAN IV :

KEGIATAN SPP DAN PENINGKATAN KAPASITAS KELOMPOK USAHA

NO

Bagian yang berubah

Tertulis dalam PTO PPK III

Perubahan yang dilakukan

1 Halaman 25 : Tujuan Umum

Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam pedesaan, kemudahan akses pendanaan usaha skala mikro, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar, dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan.

Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam pedesaan, kemudahan akses pendanaan usaha skala mikro, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar, dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan dan mendorong penanggulangan RTM.

2 Halaman 26 : Point 4.3.1. Sasaran Program

Sasaran program adalah masyarakat miskin yang produktif yang memerlukan pendanaan kegiatan usaha ataupun kegiatan sosial dasar melalui kelompok simpan pinjam untuk kelompok perempuan yang sudah ada di masyarakat

Sasaran program adalah RTM yang produktif yang memerlukan pendanaan kegiatan usaha ataupun kebutuhan sosial dasar melalui kelompok simpan pinjam perempuan yang sudah ada di masyarakat.

3 Halaman 26 : Bentuk Kegiatan Point 4.3.2.b

Alokasi dana kegiatan SPP maksimal 25 % dari alokasi dana BLM kecamatan tetapi tidak boleh lebih dari Rp.10 Juta per desa termasuk dana Operasional untuk UPK 2 % dan untuk Desa 3 %. Kelancaran ...

Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) adalah dana yang disediakan oleh PNPM – PPK untuk mendanai kegiatan usaha melalui proses perencanaan dengan ketentuan alokasi dana kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) per kecamatan maksimal 25 % dari alokasi BLM

4 Halaman 27 : Penulisan Usulan Point 4.4.1.d.v

Daftar calon pemanfaat dilengkapi dengan peta sosial

Daftar calon pemanfaat untuk dana yang diusulkan dilengkapi dengan peta sosial dan peta RTM.

5 Halaman 27 : Verifikasi Usulan Point 4.4.1.e .iii

Penilaian calon pemanfaat apakah sesuai dengan peta sosial golongan masyarakat miskin

Penilaian calon pemanfaat apakah sesuai dengan hasil pemetaan RTM

6 Verifikasi usulan:

Kategorisasi Tingkat Perkembangan Kelompok

Tidak ada Dilakukan kategorisasi tingkat perkembangan kelompok dengan mengacu pada Panduan Kategorisasi Perkembangan Kelompok

7 Pelaksanaan Kegiatan Tidak Ada PENETAPAN DAFTAR TUNGGU :

Usulan kegiatan kelompok SPP yang belum terdanai oleh BLM PNPM - PPK tetapi telah dianggap layak dapat didanai dengan dana bergulir. Jika dana bergulir tidak mencukupi maka kelompok layak dapat ditetapkan sebagai kelompok tunggu yang dilaporkan dalam daftar tunggu kelompok. Daftar tunggu ini ditetapkan dengan Berita Acara. Selain menetapkan daftar tunggu juga menetapkan mekanisme dan persyaratan dalam pendanaan kelompok.

8 Penjelasan Kegiatan Peningkatan

Kapasitas/Ketrampilan Kelompok Usaha Ekonomi

(22)

MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 11 of 29

PENJELASAN IV :

KEGIATAN SARANA/PRASARANA

NO

Bagian yang berubah

Tertulis dalam PTO PPK III

Perubahan yang dilakukan

1. Halaman 31

5.2.2 TUJUAN KHUSUS

Membangun prasarana pendukung bagi desa-desa yang membutuhkannya, untuk : 1. Menciptakan lapangan kerja di desa

terutama saat musim kering (jumlah angkatan kerja dan dana yang terserap) 2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan

tim pengelola dan atau tim pemelihara prasarana dan sarana

3. Meningkatkan ketrampilan masyarakat desa dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan pemeliharaan prasarana. 4. meningkatkan pelayanan prasarana/

sarana dalam desa dan atau antar desa.

Membangun prasarana pendukung bagi desa-desa yang membutuhkan, diperuntukkan :

1. Menciptakan lapangan kerja di desa, terutama bagi RTM.

2. Meningkatkan kepedulian, perhatian/dukungan dan keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan.

3. Meningkatkan kualitas kegiatan dengan penggunaan teknologi sederhana. 4. Meningkatkan kapasitas kelembagaan Tim Pengelola Kegiatan dan atau Tim

Pengelola Pemeliharaan Prasarana, dalam pengelolaan kegiatan. 5. Meningkatkan keterampilan masyarakat desa dalam perencanaan,

pelaksanaan, monitoring dan pemeliharaan prasarana, dalam teknis pelaksanaan.

3. Halaman 32

5.3.1 SASARAN PROGRAM

a. Dasar-dasar pengelolaan kegiatan prasarana.

b. Azas pemilihan teknologi

a. Peningkatan partisipasi mayarakat.

b. Peningkatan pendapatan (point-pointnya baru). c. Peningkatan pemanfaatan teknologi.

4. Halaman 38

5.4.1. PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA – point b Desain

Hal pokok dalam desain :

1. Menentukan tingkat pelayanan prasarana sesuai dengan kebutuhan seperti, kekuatan, ukuran, umur rencana, dsb

2. Menghitung dimensi konstruksi sesuai dengan tingkat pelayanannya.

3. Membuat sketsa hasil perhitungan.

Hal pokok dalam desain :

1. Menentukan jenis konstruksi dan klasifikasinya

2. Menghitung dimensi konstruksi sesuai dengan klasifikasinya.

3. Menentukan spesifikasi teknis dan dimensi (ukuran) sesuai dengan kebutuhan seperti; kekuatan, ukuran, dan sebagainya.

4. Membuat sketsa hasil perhitungan.

5. Halaman 39 5.4.1. PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA – point b Desain Halaman 39 5.4.1. PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA – point b Desain --Batasan dimensi konstruksi saluran tepi jalan kedalaman dan lebar 50 cm

Batasan dimensi konstruksi saluran tepi jalan untuk kedalaman dan lebar ditingkatkan menjadi 75 cm 6. Halaman 39 5.4.1. PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA – point b Desain 5.4.1. PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA – point b Desain – Hasil desain harus diperiksa oleh KMT, bila masih ada yang salah harus diperbaiki dan diperiksa ulang sampai desain tersebut dinyatakan benar. Adapun perincian jenis prasarana dan sarana yang perlu penilaian KMT sbb:

i. Jalan,biaya ≥ 100 juta ii. Jembatan beton ≥ 47 meter iii. Semua jenis jembatan kecuali

jembatan beton ≥ 6 meter iv. Air bersih ≥ 20 juta

v. Tambatan perahu ≥ 30 juta vi. Irigasi, atau bendung baru vii. Sumur bor

Bila desain mampu dibuat oleh desa sendiri pemeriksaan dilakukan oleh FT dan KMT melakukan verifikasi atas hasil penilaian FT. Bila desain belum mampu dibuat oleh desa (perlu pendampingan FT) KMT melakukan pemeriksaan desain.

(23)

MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 12 of 29

viii. Listrik

ix. Saluran drainase

Konstruksi selain tersebut diatas cukup disertifikasi oleh FT namun tetap dapat diperiksa ulang oleh KMT

7. Halaman 39

5.4.1. PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA – point b Desain

5.4.1. PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA – point b Desain – batasan untuk jalan lebar perkerasan minimal disebutkan 2.5 m dan untuk lebar bahu minimal 0.5 m

Kaidah teknis untuk jalan tidak ada batasan minimal untuk lebar perkerasan dan lebar bahu.

8. Halaman 41

5.4.1. PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA – point d Perhitungan Pekerjaan – V

5.4.1. PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA – point d Perhitungan Pekerjaan – V Mengisi Ceklis masalah dampak lingkungan. Pada formulir ini FT hanya memberikan tanda ”x” pada 0%, 50% dan 100% dan menandatanganinya

bersama ketua TPK,...

5.4.1. PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA..., . Tidak perlu diisi lagi pada saat 50% dan 100%, akan tetapi merupakan bagian penting dalam pemeriksaan desain dan saat kunjungan ke lapangan oleh Konsultan

Manajemen Kabupaten, Provinsi dan Pusat, Tim Koordinasi PNPM -PPK serta Misi Bank Dunia.

9. Halaman 42

5.4.1. PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA – point g. RAB -- alenia 3

5.4.1. PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA – point g. RAB -- alenia 3 Sedangkan untuk pengadaan papan proyek, papan informasi, dan test laboratorium (jika amat sangat dibutuhkan) dapat

dikelompokkan dalam kolom alat.

5.4.1. PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA

Papan informasi wajib diadakan pada kegiatan fisik yang dipasang di lokasi atau didekat dengan kegiatan dimaksudkan untuk menampilkan proses pelaksanaan, jadi papan informasi ini satu kesatuan dan saling mendukung dengan papan proyek (papan informasi yang berasal dana DOK tetap dipasang, namun bersifat lebih umum terhadap seluruh kegiatan, sehingga disetiap desa akan terdapat minimal 2 papan informasi)

10. Halaman 55

5.4.2 PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI – point c.

5.4.2 PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI – point c. Pengendalian Kualitas Prasarana.

i. Target kualitas bukan kuantitas ii. Kontrol Kualitas

iii. Waktu pelaksaan iv. Penyuluhan program v. Pelatihan secara kontinyu vi. Penyerapan sistem Trial

,... Beberapa hal berikut juga perlu diperhatikan,....yaitu:

i. Kualitas Mandor ii. Peralatan iii. Kualitas bahan iv. Sertifikasi v. Kader Teknik

vi. Laporan permasalahan vii. Pemeriksaan

viii. Ceklis dampak Lingkungan

5.4.2 PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI Cara meningkatkan kualitas yaitu :

1. Target kualitas bukan kuantitas 2. Tegas dari awal

3. Manfaatkan musim kemarau 4. Mulai dengan penyuluhan

5. Beri pelatihan dan bimbingan secara kontinyu 6. Periksa Desain

7. Gunakan sistem Trial 8. Beli alat-alat bermutu

9. Ketat dalam penerimaan bahan 10. Lakukan sertifikasi.

11. Kembangkan Kader teknis 12. Laporkan masalah 13. Periksa Kualitas fisik

14. Kepastian bahwa orang lapangan 15. Berita acara refisi bila ada perubahan 16. Bukukan pengeluaran secara langsung 17. Gunakan alat berat secara rasional 18. Pasang dan manfaatkan patok. 19. Jangan kompromikan hukum teknis

20. Sesuaikan tujuan supervisi sesuai sistem pembayaran 11. Halaman 57

Sertifikasi

Sertifikasi – adalah cara yang dapat digunakan oleh FT untuk mendorong Tim Pengelola Kegiatan dalam hal peningkatan kualitas. Pada prinsipnya, tiap pekerjaan

Lakukan Sertifikasi - Sertifikasi adalah cara yang dapat digunakan oleh FT untuk mendorong TPK dalam hal peningkatan kualitas. Pada prinsipnya, tiap pekerjaan dinilai. Pekerjaan yang dinilai sesuai dapat dibayar langsung, tetapi pekerjaan yang kurang baik harus diperbaiki dulu. Kemajuan fisik didasarkan

(24)

MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 13 of 29

harus dinilai. Pekerjaan yang dinilai sudah sesuai dapat dibayar langsung, tapi

pekerjaan yang kurang baik harus diperbaiki dulu. Kemajuan fisik didasarkan pada pekerjaan yang sudah selesai dan dinilai layak untuk dibayar. Pada papan informasi ditempelkan grafik kemjuan fisik sesuai dengan hasil uji penerimaan. Pengisian formulir uji penerimaan dijelaskan di bawah dan contoh formulirnya dapat di lihat pada lampiran.

pekerjaan yang sudah selesai dan dinilai layak untuk dibayar. Pada papan informasi ditempelkan grafik kemajuan fisik sesuai dengan hasil sertifikasi. Pengisian formulir sertifikasi dijelaskan di bawah dan contoh formulirnya dapat dilihat pada Form.43 PTO – Sertifikat Penerimaan Pekerjaan.

Untuk mengendalikan kualitas pelaksanaan, kualitas prasarana yang dibangun perlu ditinjau secara berkala. Hasil peninjauan ini dapat dituangkan oleh FT pada sebuah formulir pemeriksaan, untuk selanjutnya dianalisis oleh KMT. Hasil tersebut berfungsi pula sebagai alat penyuluhan kepada masyarakat desa, mandor, dan PjOK, supaya kualitas prasarana yang dibangun dapat ditingkatkan.

Sebagai upaya pengendalian, KMT akan melakukan pengecekan ke lapangan/desa yaitu minimal 2 desa pada tiap kecamatan yang dipilih secara random (ditentukan kemudian) dan dilaksanakan pada saat kegiatan telah selesai 100%.

Tiap jenis pekerjaan dinilai tetapi untuk pekerjaan yang rumit kegiatan dapat digabungkan. Pekerjaan yang dinilai oleh FT telah sesuai untuk dibayar dapat langsung dilunasi, tetapi pekerjaan yang kurang baik harus diperbaiki dulu. Kemajuan fisik yang dilaporkan didasarkan pekerjaan yang sudah selesai dan dinilai layak untuk dibayar. Pengisian formulir sertifikasi dijelaskan di bawah dan contoh formulirnya dapat di lihat pada lampiran. Pada papan informasi ditempelkan grafik kemajuan fisik sesuai dengan hasil sertifikasi.

Formulir terdiri dari dua bagian:

1. Bagian atas untuk jenis pekerjaan yang dapat diterima 2. Bagian bawah untuk bahan atau alat yang dapat diterima

Kedua bagian ini diisi dengan jenis pekerjaan atau bahan yang sudah siap untuk dinilai. Untuk tiap jenis dicantumkan volumenya dan lokasi pekerjaan. Untuk bahan, disebutkan lokasi dimana bahan tersebut akan digunakan, walaupun mungkin belum dipasang atau dihampar. Kemudian, FT akan menilai kelayakannya. Yang layak ditulis "dapat diterima" dan yang belum layak disebut alasannya. Format tersebut disimpan di arsip Tim Pengelola Kegiatan sebagai bukti bahwa bagian atau bahan tersebut telah diterima dengan baik oleh FT. Grafik kemajuan fisik yang telah dibuat ditempelkan pada papan informasi. Tujuannya adalah agar seluruh masyarakat tahu hasil penilaian dan tahu kemajuan proyek. Perhatian masyarakat ditarik ke masalah target kualitas. Untuk jenis lain, selain jalan, boleh dibuat grafik dengan memilih indikator atau pengelompokan kegiatan yang tepat.

Penggunaan langkah Sertifikasi ini tidak dimaksudkan untuk memperlambat pembayaran kepada Tim Pengelola Kegiatan. FT boleh menunda penilaian jika tidak sempat menilai pekerjaan dan menyetujui pembayaran tanpa dinilai apabila Tim Pengelola Kegiatan telah terbukti mampu mengerjakan tugas serupa. Sebaliknya, jika kualitas bagian yang diusulkan TPK untuk pembayaran sering dan atau terbukti tidak sesuai persyaratan, langkah sertifikasi wajib dilakukan. 12. Halaman 59 5.4.2 PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI – point e 5.4.2 PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI – point e. Pengendalian dimensi pada kelompok kalimat ke-5 yang beisi : Bila terjadi perubahan rencana pekerjaan dengan realisasinya yang menyebabkan terjadinya pengurangan atau

5.4.2 PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI – point e. Pengendalian dimensi pada kelompok kalimat ke-5 diganti menjadi – point f Revisi desain dan RAB.-- Bila terjadi perubahan rencana pekerjaan yang realisasinya akan menyebabkan terjadinya pengurangan atau penambahan terhadap target volume pekerjaan atau terhadap spesifikasi, jenis konstruksi pekerjaan harus dibuat Berita Acara Revisi. Adapun proses pembuatan revisi adalah sebagai

(25)

MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 14 of 29

penambahan terhadap volume pekerjaan atau terhadap spesifikasi pekerjaan harus dibuat BA Refisi. Pembuatan refisi dimulai dengan pembahasan terlebih dulu oleh TPK dan hasilnya harus mendapatkan

persetujuan dari FT berlatar belakang teknik sipil...,

berikut:

1. Dimulai dengan pembahasan terlebih dahulu oleh TPK dan hasilnya harus mendapatkan persetujuan dari FT.

2. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, pembuatan revisi harus sudah selesai dibuat dengan menggunakan Form. 47 PTO – Berita Acara Revisi.

3. Adanya revisi harus diberitahukan kepada masyarakat dengan cara terbuka dan Berita Acara Revisi dipasang pada papan informasi.

Bila FT dan atau KMT menjumpai adanya kesalahan prosedur yaitu terdapat pekerjaan yang dilaksanakan berubah dari desain, namun tidak ada Berita Acara Revisi maka pekerjaan harus dihentikan, dan dapat dilanjutkan kembali setelah proses revisi terpenuhi termasuk sosialisasinya ke masyarakat. Lain halnya jika terjadi penyimpangan maka pekerjaan harus dihentikan dan dilakukan penanganan sesuai ketentuan yang berlaku di PNPM – PPK. Di samping itu KMT wajib menyarankan revisi, jika berdasarkan pertimbangan teknis hasil kunjungan lapangan dipastikan terdapat kegiatan mempunyai kemungkinan tidak berhasil atau mengalami kegagalan. Namun demikian pertimbangan teknis harus langsung disampaikan secara terbuka kepada masyarakat.

KMT dalam pemeriksaan fisik dan administrasi harus memastikan bahwa seluruh perubahan telah dituangkan dalam Berita Acara Revisi. Setiap bentuk perubahan baik terhadap target, desain, spesifikasi, dan lain-lain dianggap tidak syah bila tidak dilengkapi dengan Berita Acara Revisi. Perubahan tanpa adanya Berita Acara Revisi merupakan kelalaian atau pelanggaran.

13. Halaman 59

Tidak ada penjelasan tentang DOKUMENTASI KEGIATAN.

5.4. DOKUMENTASI KEGIATAN

Dokumentasi foto seluruh kegiatan dari PNPM-PPK sebagian besar menjadi tanggungjawab Fasilitator Kecamatan/ Fasilitator Teknik, meskipun demikian untuk kepentingan arsip desa, maka Tim Pengelola Kegiatan juga perlu membuat foto-foto sendiri.

Pada akhir periode pelaksanaan PNPM-PPK, Fasilitator Kecamatan/ Fasilitator Teknik harus memastikan adanya dokumentasi foto yang disusun dalam satu album khusus, dengan ketentuan :

a. Foto-foto yang ditampilkan merupakan foto PNPM-PPK di Kecamatan yang bersangkutan. Bukan kumpulan foto dari setiap desa penerima PNPM-PPK, namun sudah merupakan hasil seleksi dari semua arsip foto yang ada. Tetapi tidak boleh hanya foto dari satu desa saja.

b. Setiap foto perlu diberikan catatan atau keterangan ringkas. c. Foto yang ditampilkan meliputi :

1)

Foto kondisi 0 %, 50 %, 100 % yang diambil dari sudut pengambilan yang sama.

2)

Foto yang memperlihatkan orang sedang bekerja secara beramai-ramai.

3)

Foto yang memperlihatkan peran serta perempuan dalam kegiatan prasarana.

4)

Foto yang memperlihatkan pembayaran secara langsung kepada masyarakat.

14. Halaman 59

Tidak ada penjelasan tentang PENYELESAIAN KEGIATAN.

5.5.1 PENYELESAIAN KEGIATAN

Penyelesaian kegiatan yang dimaksud adalah penyelesaian dari tiap jenis kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai pertanggungjawaban TPK kepada masyarakat. Langkah-langkah dalam penyelesaian kegiatan sebagai berikut:

(26)

MATRIK PERUBAHAN PTO PNPM PPK TAHUN 2007 Page 15 of 29

a. Laporan_Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K)

LP2K adalah laporan untuk menyatakan bahwa seluruh jenis kegiatan telah selesai dilaksanakan (kondisi 100%) yang ditandatangani oleh ketua TPK dan FK serta siap diperiksa oleh PjOK.

Pada saat LP2K akan ditandatangani, maka seluruh administrasi baik

pertanggungjawaban dana maupun jenis administrasi lainnya sudah dilengkapi dan dituntaskan, termasuk realisasi kegiatan dan biaya (RKB).

Lembar LP2K yang sudah ditandatangani diserahkan pada PjOK dengan tembusan kepada KMT/KM Kab, untuk mendapatkan tindak lanjut berupa pemeriksaan di lapangan.

Form L2PK terdapat pada buku Formulir PTO. b. Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB)

RKB dimaksudkan untuk melaporkan hasil nyata tentang apa saja yang telah dilaksanakan di lapangan didalamnya termasuk penggunaan dana bantuan PNPM-PPK di desa. RKB ini dibuat dan disusun oleh TPK bersama kader desa yang dibantu oleh FK/ Fasilitator Teknik. Didalam realisasi kegiatan dan biaya harus dibuat secara terpisah antara sub-sub-sub kegiatan. Ketentuan dalam pembuatan RKB:

 dibuat sesuai dengan kondisi terlaksana di lapangan,  sesuai dengan catatan yang ada pada buku kas umum,  berkaitan erat dengan gambar-gambar purna laksana

 menunjukkan target akhir dari pelaksanaan PNPM-PPK di desa.

Harus dihindari sikap yang hanya menyalin atau menulis ulang RAB awal tanpa melihat realisasi yang sedang terjadi di lapangan. Pada prinsipnya pembuatan RKB hanyalah merekap atau merangkum seluruh catatan penggunaan dana dan pelaksanaan kegiatan yang dibuat selama pelaksanaan. Jika terdapat konstribusi swadaya masyarakat selama periode pelaksanaan, harus dicantumkan.

RKB merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dari LP2K, sehingga harus sudah dapat diselesaikan sebelum LP2K ditandatangani.

RKB juga akan banyak manfaatnya untuk menjelaskan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada saat pemeriksaan atau audit. Pada kegiatan pembangunan prasarana perincian volume dan biaya yang tercantum pada format RKB harus sesuai

Gambar-gambar yang dilampirkan dalam dokumen penyelesaian yaitu denah atau lay out, peta situasi, detai konstruksi dan lain-lain yang juga bagian adari RKB, harus dibuat sesuai dengan kondisi yang ada atau terlakasana di lapangan. Harus dihindari melampirakan gambar-gambar disain dalam dokumen penyelesaian tanpa menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Jika terjadi perubahan di lapangan, disamping dilakukan perubahan pada gambar juga harus dituangkan dalam berita acara revisi.

Form RKB terdapat pada buku Formulir PTO.

c. Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (SP3K) SP3K dimaksudkan untuk melaporkan secara resmi bahwa pelaksanaan kegiatan PNPM-PPK di desa dinyatakan selesai. SP3K ini ditandatangani oleh Ketua TPK dan PjOK serta diketahui Kepala Desa dan Camat atas nama Bupati.

Kegiatan tambahan atau lanjutan yang bersumber dana dari luar PNPM-PPK baru dapat dimulai setelah diterbitkan SP3K, misalnya : pengaspalan seluruh ruas jalan melalui dana APBD, pemasangan dinding pasangan batu oleh

Gambar

Grafik  kemajuan  fisik  yang  telah  dibuat  ditempelkan  pada  papan  informasi.

Referensi

Dokumen terkait

Pada kategori kelompok yang kedua ini anak jalanan merupakan anak- anak yang berpartisipasi penuh di jalanan, baik secara sosial maupun ekonomi. Beberapa diantara mereka

Dari sekian banyak masalah perekonomian yang dapat mewujudkan target pemerintah dapat dikelompokan menjadi masalah yang paling pokok karena dampaknya yang meluas

A number of provisions in Bank Indonesia Regulation Number 5/3/PBI/2003 dated February 4, 2003, concerning the Short-Term Financing Facility for Sharia Banks (State Gazette of

A., 2005, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Objek, Informatika,

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut, bersama ini kami sampaikan pengumuman nama-nama guru peserta Ujian Ulang I PLPG yang dinyatakan (a) LULUS, (b) MENGIKUTI UJIAN ULANG

“ Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Persentase Kepemilikan Manajemen.. Sebagai Variabel

yang dijadikan objek penelitian. Menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan proses kreatif. Menyimpulkan hasil penelitian. Uji Keabsahan Data Kualitatif. Penelitian

KESIMPULAN : Rasio platelet limfosit tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan angka ketahanan bebas penyakit pasien kanker ovarium epitel 1 tahun. Nilai rasio