• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Perancangan Sistem Kerja

Perancangan Sistem Kerja Adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik-tknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan terbaik dari sistem kerja yang bersangkutan. Teknik-teknik dan prinsip-prinsip ini digunakan untuk mengatur komponen sistem kerja yang terdiri dari manusia dengan sifat dan kemampuannya, peralatan kerja, bahan serta lingkungan kerja sedemikian rupa sehingga dicapai tingkat efektivitas, dan efisiensi yang tinggi bagi perusahaan serta aman, sehat dan nyaman bagi pekerja.

Gambar 2.1

Bagan Keseluruhan Perancangan Sistem Kerja Sumber : Iftikar Z.Sutalaksana,”Teknik Tata Cara Kerja”

Pekerja Bahan Mesin/Peralatan

Lingkungan

Sistem Kerja

Perancangan Sistem Kerja

Alternatif

Sistem

Kerja

Beberapa Alternatif

(2)

Ruang lingkup ilmu perancangan sistem kerja dapat dibagi kedalam dua bagian besar, yaitu :

1. Penataan sistem kerja yang bersifat menata unsur-unsur sistem kerja (manusia, alat, bahan dan lingkungan)

2. Pengukuran sistem kerja yang bersifat mengukur kebaikan rancangan sistem yang bersangkutan

Gambar 2.2

Ruang Lingkup Perancangan Sistem Kerja

Sumber : Iftikar Z.Sutalaksana,”Teknik Tata Cara Kerja”

2.2. Ergonomi

Tujuan pokok manusia untuk selalu mengadakan perubahan rancangan peralatan-peralatan yang dipakai adalah untuk memudahkan dan mendapatkan kenyamanan operasi penggunanya.

Perancangan Sistem Kerja

Teknik Pengukuran Kerja

Prinsip Pengaturan Kerja Faktor Manusia Studi Gerakan Ekonomi Gerakan Pengukuran Waktu Pengukuran Tenaga Pengukuran Psikologis Pengukuran Sosiologis Beberapa Alternatif Sistem Kerja Sistem Kerja Terbaik

(3)

Disiplin keilmuan ini – lahir dan berkembang sekitar pertengahan abad 20 (1960)– yang berkaitan dengan perancangan peralatan dan fasilitas kerja yang memperhatikan aspek-aspek manusiasebagai pemakainya dikenal kemudian dengan nama ergonomi.

2.2.1. Definisi Ergonomi

Istilah ”Ergonomi” berasal dari bahasa latin (yunani) yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum alam. Sehingga Ergonomi dapat diartikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, engineering manajemen dan disain atau perancangan. Selain itu ergonomi juga berkaitan dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan, kenyamanan atau kemudahan manusia baik ditempat kerja, di rumah maupun di tempat lainnya. Didalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja di lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utamanya yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya.

Menurut seorang ilmuan bernama DR. Roger W. Peasa Jr. (Sander & Cormick, 1987) merekomendasikan definisi ergonomi sebagai berikut :

”Ergonomi” adalah suatu aplikasi ilmu pengetahuan yang memperhatikan karakteristik manusia yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan dan penataan sesuatu yang digunakan, sehingga antara manusia dengan benda yang digunakan tersebut terjadi interaksi yang lebih efektif dan nyaman”

(4)

Dan menurut Prof. Manuaba, 1992, ergonomi dedefinisikan sebagai ”ilmu, teknologi dan seni yang berupaya menserasikan alat, cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan keterbatasan manusia untuk menciptakan kondisi kerja dan lingkungan yang sehat, aman, nyaman dan efisien agar dapat dicapai produktivitas kerja yang maksimum”

Maksud dan tujuan dari disiplin ergonomi adalah mendapatkan suatu pengetahuan yang utuh tentang permasalahan interaksi manusia dengan teknologi dan produknya, sehingga dimungkinkan adanya suatu rancangan sistem manusia dengan mesin yang optimal. Kegunaan dari penerapan ergonomi adalah untuk :  Memperbaiki performansi kerja (menambah kecepatan kerja, keakuratan,

keselamatan kerja dan mengurangi energi kerja yang berlebihan serta mengurangi kelelahan).

 Memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia melalui peningkatan keterampilan yang diperlukan.

 Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan ”human error”.

 Memperbaiki kenyamanan manusia dalam bekerja.

Disiplin Human Factor (faktor manusia) dalam ergonomi mempunyai definisi sebagai berikut (Sander & Cormick, 1987) : ”Human Factor Engineering adalah pengetahuan tentang manusia, keterbatasan, kelebihan dan karakteristik manusia lainnya yang relevan dalam suatu perancangan”.

Dengan mengaplikasikan aspek-aspek ergonomi atau Human Factor

(5)

dan keterbatasan manusia dapat dirancang sebuah stasiun kerja yang bisa diperasika oleh rata-rata manusia sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem tersebut dengan baik. Dalam arti dapat mencapai tujuan yang diinginkan melalui aktivitas tersebut dengan efektif, efisien, aman dan nyaman.

Dari uraian diatas dapat ditarik beberapa pokok-pokok kesimpulan mengenai disiplin ergonomi, yaitu sebagai berikut :

a. Fokus perhatian dari ergonomi ialah berkaitan erat dengan aspek-aspek manusia didalam perencanaan”man-made objects” dan lingkungan kerja. b. Ergonomi didefinisikan sebagai ”a discipline concerned with designing

man-made objects (equipments) so that people can use them effectively and safely and creating environments suitable for human living and

work”.

c. Maksud dan tujuan utama dari pendekatan disiplin ergonomi diarahkan pada upaya memperbaiki performans kerja manusia seperti menambah kecepatan kerja, accuracy, keselamatan kerja disamping untuk

mengurangi enersi kerja yang berlebihan serta mengurangi datangnya kelelahan yang terlalu cepat.

d. Pendekatan khusus yang ada dalam disiplin ergonomi adalah aplikasi sistematis dari segala informasi yang relevan yang berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia didalam perancang peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai. Untuk ini analisis dan penelitian ergonomic akan meliputi hal-hal yang berkaitan dengan :

(6)

 Anatomi (struktur), fisiologi (bekerjanya) dan anthropometri (ukuran)tubuh manusia.

 Psikologi yang fisiologis mengenai berfungsinya otak dan sistem syaraf yang berperan dalam tingkah laku manusia.

 Kodisi-kondisi kerja yang dapat mencederai baik dalam waktu yang pendek maupun panjang ataupun membuat celaka manuisa ; dan sebaiknya ialah kondisi-kondisi kerja yang dapat membuat nyaman kerja manusia.

2.2.2. Sikap dan posisi kerja

Secara ideal, perancangan tempat kerja haruslah disesuaikan dengan peranan dan fungsi pokok dari komponen-komponen sistem kerja yang terlibat yaitu: manusia, mesin/peralatan dan lingkungan fisik kerja. Dalam menentukan dimensi ruang kerja perlu diperhatikan jarak jangkau yang bisa dilakukan oleh operator dan kebutuhan area minimum yang harus dipenuhi untuk kegiatan.

Untuk mendefinisikan batasan-batasan daerah kerja horizontal diperlukan untuk memastikan bahwa material atau alat kontrol tidak ditempatkan begitu saja diluar jangkauan tangan. Dalam buku RM Barnes (Motion and Time Study) mendefinisikan daerah kerja ”Normal” dan ”Maksimum” dengan batasan yang ditentukan oleh ruang tengah jari (mid point of fingers) sebagai berikut:

a. Daerah Normal adalah lengan bawah yang berputar pada bidang horizontal dengan siku tetap.

(7)

b. Daerah Maksimum adalah lengan direntangkan keluar dan diputar sekitar bahu.

Pertimbangan-pertimbangan ergonomis yang berkaitan dengan sikap posisi kerja adalah:

a. Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan sikap dan posisi membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering atau jangka waktu lama.

Gambar 2.3

Dimensi Area Normal dan Maksimum

Sumber : Barnes, Ralph M, “Motion and Time Study. Design and Measurement of Work”

(8)

b. Operator tidak seharusnya menggunakan jarak jangkauan maksimum yang bisa dilakukan

c. Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja untuk waktu yang lama dengan kepala, leher, dada dan kaki berada dalam sikap atau posisi yang miring.

d. Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi waktu yang lama dengan tangan / lengan berada dalam posisi diatas level siku yang normal.

2.3. Anthropometri

2.3.1. Definisi Anthropometri

Istilah anthropometri berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan “metri” yang berarti ukuran. Anthropometri menurut stevenson(1989) dan Nurmianto (1991) adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penangan masalah design. Anthropometri merupakan studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia yang secara luas dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk merancang produk ataupun sistem kerja yang melibatkan manusia. Perancangan produk harus mampu mengakomodasikan populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil rancangan tersebut.

Mengenai data anthropometri anggota tubuh yang diukur dariberbagai negara dapat dilihat pada tabel & gambar 2.4

(9)

Gambar 2.4

Anthropometri tubuh manusia yang diukur dimensinya (Sumber data : Nurmianto, 1998)

Keterangan :

1 = Dimensi tinggi tubuh dalam posisi tegak (dari lantai s/d ujung kepala)

2 = Tinggi mata dalam posisi berdiri tegak 3 = Tinggi bahu dalam posisi berdiri tegak

4 = Tinggi siku dalam posisi berdiri tegak (siku tegak lurus)

5 = Tinggi kepalan tangan yang terjulur lepas dalam posisi berdiri tegak (dalam gambar tidak ditunjukkan)

6 = Tinggi tubuh dalam posisi duduk (diukur dari alas tempat duduk/pantat sampai dengan kepala)

(10)

7 = Tinggi mata dalam posisi duduk 8 = Tinggi bahu dalam posisi duduk

9 = Tinggi siku dalam posisi duduk (siku tegak lurus) 10 = Tebal atau lebar paha

11 = Panjang paha yang diukur dari pantat sampai ujung lutut

12 = Panjang paha yang diukur dari pantat sampai bagian belakang dari lutut/betis

13 = Tinggi lutut yang bisa diukur baik dalam posisi berdiri maupun duduk

14 = Tinggi tubuh dalam posisi duduk yang diukur dari lantai sampai paha

15 = Lebar dari bahu (bisa diukur dalam posisi breidri maupun duduk) 16 = Lebar pinggul/pantat

17 = Lebar dari dada dalam keadaan membusung (tidak tampak dalam gambar)

18 = Lebar perut

19 = Panjang siku yang diukur dari siku sampai dengan ujung jari-jari dalam posisi siku tegak lurus

20 = Lebar kepala

21 = Panjang tangan diukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari 22 = Lebar telapak tangan

23 = Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar-lebar kesamping kiri-kanan (tidak ditunjukkan dalam gambar)

(11)

24

25 =

=

Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak, diukur dari lantai sampai telapak tangan yang terjangkau lurus keatas (vertical) Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak, diukur seperti halnya no.24 tetapi dalam posisi duduk (tidak ditujukkan dalam gambar)

26 = Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan diukur dari bahu sampai ujung jari tangan.

Pengukuran tersebut adalah relatif mudah untuk didapat jika diaplikasikan data perseorangan. Akan tetapi jika semakin banyak jumlah manusia yang diukur dimensi tubuhnya maka akan semakin kelihatan betapa besar variasinya antara satu tubuh dengan tubuh lainnya, baik secara keseluruhan tubuh maupun persegmennya.

2.3.2. Sumber Variabilitas

Perbedaan antara satu populasi dengan populasi yang lain dikarenakan oleh faktorr-faktor sebagai berikut (Nurmianto, 1991) :

Jenis kelamin

Untuk kebanyak dimensi tubuh pria dan wanita ada perbedaan yang segnifikan diantara rata-rata dan nilai perbedaan ini tidak dapat diabaikan begitu saja. Pria dianggap lebih panjang dimensi segmen badannya daripada wanita. Oleh karena nya data antropomentri untuk kedua jenis kelamin tersebut selalu disajikan secara terpisah.

(12)

Usia

Digolongkan atas beberapa kelompok usia yaitu : Balita, anak-anak, remaja, dewasa dan lanjut usia. Antropomentri nya akan cendrung terus meningkat sampai batas usia dewasa. Namun setelah menginjak usia dewasa , tinggi badan manusia mempunyai kecenderungan untuk menurun , yang antara lain disebabkan oleh kekurangan elestisitas tulang belakang, selain itu juga berkurangnya dinamika gerakan tangan dan kaki.

Suku bangsa

Variasi diantara beberapa kelompok suku bangsa telah menjadi hal yang tidak kala pentingnya. Misalnya orang eropa, asia , afrika atau lebih nampak lagi antara negara yang mewakili suku bangsa, misalnya jepang , inggris, arab dan lainnya.

Faktor yang lainnya :Kehamilan (wanita)

Faktor ini sudah jelas akan mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti kalau dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil.

Cacat tubuh secara fisik

Akibat cacat fisik mengakibatkan keterbatasan gerak., sehingga segmen tubuh mungkin terjadi suatu perbedaan dimensinya. Ada fasilitas yang dibangun atau dirancang karena memperhatikan para penderita cacat fisik.

(13)

Pakaian

Hal ini merupakan variabilitas yang disebabkan oleh variasi musim yang berbeda dari satu tempat. Misalnya pada waktu musim dingin akan memakai pakaian yang lebih tebal .

2.3.3. Data Anthropometri

Dimensi tubuh yang umum digunakan seperti pada tabel yang dibuat Stevenson ,1989 , dengan memberikan data pada berbagai kelompok usia dan antar bangsa. Penerapan antropomentri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean (rata-rata) dan standar deviasi (penyimpangan) dari suatu distribusi normal. Adapun distribusi normal ditandai dengan adanya nilai mean dan standar deviasi (SD). Sedangkan percentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut. Misal 95 % populasi adalah sama dengan atau lebih rendah dari 95 percentil, sedangkan 5 % populasi adalah sama dengan atau lebih rendah dari 5 percentil. Dalam pokok bahasan antropomentri , 95 percentil menunjukan tubuh berukuran besar, sedangkan 5 percentil menunjukan tubuh berukuran kecil. Besarnya nilai percentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi normal.

(14)

Tabel 2.1.

Distribusi Normal dan Perhitungan Percentil, (Nurmianto 1991)

Percentile Calculation 1 st 2,5 th 5 th 10 th 50 th 90 th 95 th 97,5 th 99 th X - 2,323 σ X - 1,960 σ X - 1,645 σ X - 1,280 σ X X + 1,280 σ X + 1,645 σ X + 1,960 σ X + 2,323 σ 2.4 Studi Gerakan

Studi gerakan adalah analisa yang diperlukan terhadap beberapa gerakan bagian badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan demikian diharapkan agar gerakan-gerakan tangan tidak efektif dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sehingga akan diperoleh penghematan dalam waktu kerja, yang selanjutnya dapat pula menghemat pemakaian fasilitas-fasilitas yang tersedia untuk pekerjaan tersebut.

Seorang tokoh yang telah meneliti gerakan-gerakan dasar secara mendalam adalah Frank B. Gilbreth .

(15)

Ia menguraikan gerakan kedalam 17 gerakan dasar atau elem gerakan yang dinamai theblig. Therblig ini oleh Gilbreth dinyatakan dalam lambang-lambang tertentu.

2.4.1. Pemahaman Gerakan Dasar (Therblig)

Dalam proses analisis gerakan-gerakan, pertama-tama suatu pekerjaan diuraikan menjadi dasar pembentukannya.

Sedangkan pengertian dari setiap elemen gerakan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Mencari (Search)

Elemen gerakan mencari merupakan gerakan dasar dari pekerja untuk menemukan lokasi objek. Yang bekerja dalam hal ini adalah mata.

Gerakan ini dimulai pada saat mata bergerak mencari objek dan berakhir bila objek telah ditemukan.

Tujuan dari penganalisaan ini adalah menghilangkan sedapat mungkin gerakan yang tidak perlu. Mencari merupakan gerakan yang tidak efektif dan masih dapat dihindarkan misalnya dengan menyimpan peralatan atau bahan-bahan pada tempat yang tetap sehingga poses mencari dapat dihilangkan.

2. Memilih (Select)

Memilih merupakan gerakan untuk menemukan suatu objek yang tercampur. Tangan dan mata adalah dua bagian badan yang digunakan untuk melakukan gerakan ini. Therblig ini dimulai pada saat tangan dan mata mulai memilih, dan berakhir bila objek telah ditemukan.

(16)

Batas antara mulai memilih dan akhir dari mencari agak sulit untuk ditentukan karena ada pembaruan pekerja diantara kedua gerakan tersebut, yaitu gerakan yang dilakukan oleh mata.

Gerakan memilih merupakan gerakan yang tidak efektif, sehingga sedapat mungkin elemen gerakan ini dihindarkan.

Contoh dari elemen gerakan memilih adalah gerakan yang diperlukan untuk memilih pulpen dari tempatnya, sedangkan pada tempat tersebut terdapat pula pinsil-pinsil dan pulpen-pulpen yang satu dengan yang lainnya tercampur tidak beraturan.

3. Memegang (Grasp)

Therblig ini adalah gerakan untuk memegang objek, biasanya didahului oleh gerakan menjangkau dan dilanjutkan oleh gerakan membawa.

Therblig ini merupakan gerakan yang efektif dari suatu pekerjaan dan meskipun sulit untuk dihilangkan, dalam beberapa keadaan masih dapat dikurangi.

4. Menjangkau (Reach)

Pengertian menjangkau dalam therblig adalah gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban, baik gerakan mendekati maupun menjauhi objek. Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan melepas dan diikuti oleh gerakan memegang. Therblig ini dimulai pada saat tangan mulai berpindah dan berakhir bila tangan sudah berhenti.

Waktu yang digunakan untuk menjangkuau, tergantung pada jarak dari pergerkan tangan dan dari tipe menjangkaunya.

(17)

Seperti juga memegang, menjangkau sulit untuk dihilangkan secara keseluruhan dari siklus kerja, yang masih mungkin adalah pengurangan dari waktu gerak ini. 5. Membawa (Move)

Elemen gerak membawa juga meruapakan gerak perpindahan tangan, hanya dalam gerakan ini tangan dalam keadaan terbebani. Gerakan membawa biasanya didahului oleh memegang dan dilanjutkan oleh melepas atau dapat juga oleh pengarahan.

Therblig ini mulai dan berakhir pada saat yang sama dengan menjangkau, karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi waktu gerakannya pun hampir sama yaitu jarak pindah, dan macamnya. Pengaruh yang lain adalah beratnya beban yang dibawa oleh tangan.

6. Memegang Untuk Memakai (Hold)

Pengertian memegang untuk memakai disini adalah memegang tanpa menggerakkan objek yang dipegang tesebut, perbedaannya dengan memegang yang terdahulu adalah pada perlakuan terhadap objek yang dipegang. Pada memegang, pemegangan dilanjutkan dengan gerak membawa, sedangkan memegang untuk memakai tidak demikian.

Therblig ini merupakan gerakan yang tidak efektif, dengan demikian sedapat mungkin harus dihilangkan atau paling tidak dikurangi.

7. Melepas (Release)

Elemen gerak melepas terjadi bila seorang pekerja melepaskan objek yang dipegangnya. Bila dibandingkan dengan gerak therblig lainnya, gerakan melepas merupakan gerakan yang relatif lebih singkat.

(18)

Therblig ini mulai pada saat pekerja mulai melepaskan tangannya dari objek dan berakhir bila seluruh jarirnya sudah tidak menyentuh objek lagi. Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan membawa atau dapat juga gerakan mengarahkan dan biasanya diikuti oleh gerakan menjangkau.

8. Mengarahkan (Position)

Gerakan ini merupakan gerakan mengarahkan suatu objek pada suatu lokasi terntu. Mengarahkan biasanya didahului oleh gerakan membawa dan biasa diikuti oleh gerakan merakit, gerkan ini mulai sejak tangan mengendalihan objek dan berakhir pada saat gerakan merakit atau memakai dimulai.

9. Mengarahkan Sementara (Pre position)

Mengarahkan sementara merupakan elemen gerakan mengarahkan pada suatu tempat sementara. Tujuan dari penempatan ini adalah memudahkan pemegangan apabila objek tersebut akan dipakai kembali. Dengan demikian siklus kerja berikutnya elemen gerakan mengarahkan diharapkan berkurang.

10. Pemeriksaan (Inspect)

Gerakan ini merupakan pekerjaan memeriksa objek untuk mengetahui apakah objek telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Elemen ini dapat berupa gerakan melihat seperti untuk memriksa warna, meraba seperti untuk memeriksa kehalusan dan lain-lain.

Biasanya pemeriksaan dilakukan dengan membandingkan objek dengan suatu standart. Sehingga banyak atau sedikitnya waktu untuk pemeriksaan, tergantung pada kecepatan operator untuk menemukan perbesaan antara objek dengan standart yang dibandingkan.

(19)

11. Perakitan (Assemble)

Perakitan adalah gerakan untuk menggabungkan satu objek dengan objek yang lain sehingga menjadi satu kesatuan. Pekerjaan dimulai bila objek sudah siap dipasang dan berakhir bila objek tersebut sudah tergabung secara sempurna 12. Lepas Rakit (Disassemble)

Gerakan ini merupakan kebalikan dari gerakan diatas, disini dua bagian objek dipisahkan dari satu kesatuan. Gerakan lepas rakit biasanya didahului oleh memegang dan dilanjutkan oleh membawa atau biasanya juga dilanjutkan oleh melepas.

13. Memakai ( Use )

Yang dimaksud memakai disini adalah bila satu tangan atau kedua -duanya dipakai untuk menggunakan alat. Lamanya waktu yang dipergunakan untuk gerak ini tergantung dari jenis pekerjaannya dan keterampilan dari pekerjaannya.

14. Keterlambatan Yang Tak Terhindarkan ( Unavoidable delay )

Keterlambatan yang dimaksud disini adalah keterlambatan yang diakibatkan oleh hal-hal yang terjadi diluar kemampuan pengendalian pekerja. Contohnya adalah padamnya listrik, rusaknya alat-alat dan lain-lain. Keterlambatan ini dapat dihindarkan dengan mengadakan perubahan atau perbaikan pada proses operasinya.

15. Keterlambatan Yang Dapat Dihindarkan ( Avoidable delay )

Keterampilan ini disebabkan oleh hal-hal yang ditimbilakan sepanjang waktu kerja oleh pekerjanya baik disengaja maupun tidak disengaja. Misalnya

(20)

pekerja yang sedang merokok ketika sedang bekerja dan lain-lain. Untuk mengurangi keterlambatan ini harus diadakan perbaikan oleh pekerjanya tanpa harus merubah proses operasinya.

16. Merencana (Plan)

Merencana merupakan proses mental, diaman operator berfikir untuk menentukan tindakan yang akan diambil selanjutnya. Waktu untuk therblig ini sering pada seorang pekerja baru.

17. Istirahat Untuk Menghilangkan Rasa Fatique (Rest to Overcome fatique) Hal ini tidak terjadi pada setiap siklus kerja, tetapi terjadi secara periodik. Waktu untuk memulihkan kembali kondisi badannya dari ras fatique sebagai akibat kerja berbeda-beda, tidak saja karena jenis pekerjaannya tetapi juga oleh individu pekerjanya.

Gagasan untuk mengefektifkan penerapan dari Therblig ini muncul dari seorang konsultan “Methods Engineering” ternama dari Jepang : Mr. Shigeo singo. Ia mengklasifikasikan Therblig yang telah dibuat oleh Gilbreth menjadi 4 kelompok, yaitu : KELOM POK ELEMEN GERAKAN KETERANGAN

Utama

- Assemble (A) - Use (U) - Disassemble (DA)

Gerakan - gerakan dalam kelompok ini bersifat memberikan nilai tambah. Perbaikan kerja untuk kelompok ini dapat dilakukan dengan cara mengefisienkan gerakan.

(21)

Penunjang Pembantu Gerakan Elemen Luar - Reach (RE) - Grasp (G) - Move (M) - Release Load (RL) - Search (SH) - Select (ST) - Position (P) - Hold (H) - Inspection (I) - Preposition (PP) - Rest (R) - Plan (Pn) -Unavoidable Delay (UD) - Avoidable Delay (AD)

Gerakan-gerakan dalam kelompok ini diperlukan, tetapi tidak memberikan nilai tambah. Perbaikan kerja untuk kelompok ini dapat dilakukan dengan meminimumkan gerakan.

Gerakan-gerakan dalam kolompok ini tidak memberikan nilai tambah dan mungkin dapat dihilangkan. Perbaikan kerja untuk kelompok ini dapat dilakukan dengan pengaturan kerja yang baik atau dengan menggunakan alat bantu.

Gerakan-gerakan dalam kelompok ini sedapat mungkin dihilangkan.

(22)

2.5. Ekonomi Gerakan

Untuk mendapatkan hasil kerja yang baik , tentu diperlukan perancangan sistem kerja yang baik pula. Oleh karena itu sistem kerja harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan hasil kerja yang diingini. Prinsip ekonomi gerakan terkait juga dengan studi gerakan, karena sistem kerja harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memungkinkan dilakukan gerakan-gerakan yang ekonomis.

2.5.1. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tubuh manusia

Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tubuh manusia dan gerakannya, terdiri dari :

a. Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri gerakan pada saat yang sama.

b. Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur pada saat yang sama, kecuali pada waktu istirahat.

c. Gerakan kedua tangan harus dibuat dengan arah simetris dan berlawan arah.

Ketiga perinsip diatas cukup erat satu sama lainnya dan dapat dipertimbangkan secara bersama-sama. Pada umumnya setiap pekerjaan akan lebih mudah dan cepat jika dikerjakan sekali gus oleh tangan kanan dan tangan kiri. Gerakan yang simetris diperlukan agar kedua tangan mencapai keseimbangan antara satu dengan yang lainnya.

(23)

Lintasan pekerjaan yang tidak teratur (tidak simetris) akan lebih cepat menimbulkan kelelahan.

d. Pergerakan tangan atau badan sebaiknya dihemat, yaitu hanya menggerakkan tangan atau badan secukupnya saja untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

Penugasan pada bagian tubuh harus memperhatikan kesanggupan dari bagian-bagian tubuh itu sendiri, agar tidak menimbulkan gerakan-gerakan sulit yang harus dilakukan oleh tubuh, misalnya : usahakan penempatan semua bahan dan peralatan sedemikian rupa sehingga tubuh tidak usah berputar-putar terlalu sering.

e. Sebaiknya para pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk membantu pekerjanya, pemanfaatan ini timbul karena berkurangnya kerja otot dalam bekerja.

Dalam beberapa keadaan ditempat kerja sering dijumpai total berat dari objek digerakan sepenuhnya oleh pekerja, hal tersebut tidak dimanfaatkannya prinsip momentum. Momentum dari suatu objek adalah massa objek tersebut dilakukan dengan kecepatanya.

f. Gerakan tangan yang patah-patah, banyak perubahan arah yang tajam akan memperlambat gerakan tersebut.

Perubahan arah gerakan dalam suatu pekerjaan akan memperlambat waktu penyelesaian kerja. Hal ini seperti pada saat memegang yang didahulukan dengan menjangkau dilanjutkan dengan membawa dan yang lainnya.

(24)

g. Gerakan balistik lebih cepat, mudah dan lebih akurat dibandingkan dengan gerakan yang tegang atau dikendalikan.

Yang dimaksud dengan gerakan yang dikendalikan adalah gerakan yang yang terjadi pada suatu pekerjaan dimana memerlukan dua otot yang berlawanan kerjanya, misalnya pekrjaan untuk menulis , disini terdapat dua otot yang saling tahan yaitu jari dan jempol. Sedangkan yang dimaksud dengan gerkan balistik adalah gerakan yang bebas, misalnya pada saat memukul bola kasti.

h. Pekerjaan harus diatur semudah mungkin dan jika mungkin menggunakan ritme/irama kerja yang harus mengikuti irama yang alamiah bagi sipekerja.

Yang dimaksud dengan irama yang sering diartikan pada kecepatan rata-rata mengulang kembali gerakan, misalnya irama melangkah kaki, irama pernapasan mengikuti irama yang tertentu. Setiap individu mempunyai irama alamiahnya sendiri.

i. Usahakan sesedikit mungkin gerakan mata. Gerakan mata kadang-kadang tidak dapat dihindarkan dari pekerjaan terutama bila pekerjaannya baru. Objek yang kecil juga memerlukan gerakan mata untuk mengerjakannya. Seringkali antara tangan dan mata terjadi koordinasi dimana fungsi mata sebagai pengarah dari tangan. Rasa lelah yang dialami oleh mata akan menjalar keseluruh badan dengan cepat.

(25)

2.5.2. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan pengaturan tata letak tempat kerja.

a. Sebaiknya diusahakan agar bahan dan perkakas/peralatan mempunyai tempat yang tetap .

Sebaiknya diusahakan agar bahan dan perkakas/peralatan mempunyai tempat yang tetap, karena dengan demikian akan memudahkan pekerja untuk mengambil bahan dan peralatan tersebut. Jika tempat bahan dan peralatan sudah tetap, tangan pekerja akan secara otomatis dapat mengambilnya, sehingga mencari yang merupakan pekerjaan mental dapat dihilangkan.

b. Tempatkan bahan-bahan dan perkakas/peralat pengukur ditempat yang mudah , cepat dan enak untuk dicapai.

Dari analisa therblig sudah dikenal bahwa untuk menjangkau jarak yang pendek diperlukan waktu yang lebih singkat dibandingkan bila jaraknya lebih jauh. Oleh karena itu semua bahan dan peralatan sedapat mungkin harus diatur tata letaknya menurut prinsip diatas. Selain itu manusia juga mempunya keterbatasan dalam jarak jangkaunya.

c. Tempat penyimpanan bahan yang akan dikerjakan sebaiknya memanfaatkan prinsip gaya berat / gravitasi sehingga bahan yang akan dipakai selalu tersedia ditempat yang dekat untuk diambil.

Tempat penyimpanan bahan-bahan dimiringkan atau mempunyai sudut tertentu dengan bagian bawah /alasnya, misalnya saja untuk suatu

(26)

perakitan yang mempunyai jumlah komponen banyak , disini bahan akan selalu berada pada bibir box kerena terdorong oleh bahan lainnya dari atas. d. Sebaiknya untuk menyalurkan objek yang sudah selesai dirancang dengan

mekanisme yang baik .

Penempatan objek yang telah selesai dikerjakan sebaiknya diatur dengan mempertimbangkan cara kerja secara keseluruhan termasuk urutan-urutan geraknya. Jadi dapat dirancang suatu mekanisme penyaluran objek ke tempat penyimpanan dengan memanfaatkan prinsip gaya berat. e. Bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga

gerakan–gerakan dapat dilakukan dengan urutan-urutan yang terbaik. Agar didapat urutan-urutan yang baik dari gerakan-gerakan yang membentuk suatu sistem kerja , bahan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tangan dapat mengambil bahan tersebut dengan secepatnya. f. Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya diatur agar kegiatan berdiri dan

duduk dapat dilakukan dengan mudah dan menyenangkan.

Seorang pekerja dalam menghadapi pekerjaannya mempunyai berbagai alternative posisi untuk mengerjakannya, dapat dilakukan dengan duduk dan dapat pula dilakukan dengan berdiri, tergantung dari cara yang lebih disukai. Rancangan kerja yang baik adalah rancangan yang memungkinkan untuk melakukan pekerjaan secara kombinasi duduk dan berdiri.

(27)

g. Tipe dan tinggi kursi harus sedemikian rupa sehingga pekerja yang mendudukinya bersikap yang baik.

Yang dimaksud dengan bersikap yang baik pada waktu berdiri adalah sikap dimana kepala – leher - dada dan perut berada dalam keseimbangan yang baik ke arah vertical. Posisi ini memungkinkan organ-organ tubuh seperti pernapasan , peredaran darah pencernaan dan lain-lain bekerja dalam kondisi normal. Dengan demikian diharapkan pekerjaan akan mencapai efisiensi yang tinggi.

h. Tata letak peralatan dan pencahayaan sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga dapat membentuk kondisi yang baik untuk penglihatan.

Penerangan/pencahayaan yang baik merupakan kebutuhan utama dalam pekerjaan yang memerlukan ketelitian dalam penglihatan. Untuk menciptakan kondisi yang baik untuk penglihatan , satu hal yang penting harus diperhatikan adalah tata letak peralatan dan alat penerangan yang dipakai untuk menerangi ruang kerja, karena hal ini akan menentukan arah datangnya cahaya kepada objek yang sedang diperiksa atau dikerjakan. 2.5.3. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan perancangan peralatan.

a. Sebaiknya tangan dibebaskan dari pekerjaan dan digantikan dengan perkakas pembantu, atau peralatan yang digerakkan dengan kaki.

Seringkali banyak kita jumpai peralatan pada suatu pabrik hanya menunjukan dijalankan dengan oleh tangan saja.

(28)

Hal ini mengakibatkan bagian tubuh lain termasuk kaki menganggur sepanjang siklus kerja tersebut. Sedangkan tenaga yang dipunyai oleh kaki jauh lebih kuat, sehingga bila kaki dapat dimanfaatkan untuk bekerja diharapkan hasilnya dapat meningkat.

b. Sebaiknya peralatan atau perkakas harus dirancang agar mempunyai lebih dari satu kegunaan sedapat mungkin.

Bila suatu alat dapat dirancang untuk beberapa kegunaan dalam pemakaiannya, diharapkan dari alat tersebut dapat mengakibatkan peningkatan efisiensi dalam bekerja . Dengan memakai alat yang lebih dari satu kegunaan diharapkan proses pengambilan alat yang lain dalam suatu pekerjaan dapat ditiadakan, karena alat tersebut dapat pula dikerjakan oleh alat yang sedang dipakai .

c. Peralatan atau perkakas dirancang sedimikian rupa sehingga memudahkan dalam pemegangan dan penyimpanan.

Pemegangan dari suatu alat sebaiknya dirancang dengan memperhatikan ukuran-ukuran dan kenyamanan dalam pemegangannya. Perancangan juga harus diatur sedemikian rupa sehingga alat-alat tersebut dapat disimpan ditempat penyimpanan dan memungkinkan dapat diambil secara mudah bila akan dipakai dalam pekerjaan selanjutnya.

d. Apabila setiap jari melakukan gerakan khusus, seperti misalnya mengetik, maka beban pekerjaan harus didistribusikan sedemikian hingga tercapai keseimbangan kapasitas setiap jari.

(29)

Kedua tangan, yaitu tangan kanan dan kiri biasanya mempunyai kekuatan yang berbeda. Tangan kanan biasanya lebih kuat dari tangan kiri. Tidak demikian halnya dengan jari, sulit sekali untuk menyamakan kemampuan atau kekuatan dari setiap jari, pada umumnya jari telunjuk dan jari tengah merupakan jari yang lebih kuat dari jari lainnya.

e. Roda putar, palang dan peralatan yang sejenisnya harus diatur sedemikian rupa sehingga badan dapat melayaninya dengan posisi yang baik, dan dengan tenaga yang minimum.

Yang dimaksud dengan sejenis peralatan diatas adalah peralatan yang sejenis roda penggerak pada pintu air , roda pembuka lemari besi dan lain-lain. Untuk dapat merancang peralatan ini dengan baik, terlebih dahulu harus diketahui foktor-faktor dari peralatan tersebut yang dapat mempengaruhi dalam pemakaiannya. Faktor-faktor yang dapat memberikan pengaruh pada kemudahan pelayanan terhadap peralatan diatas antara lain adalah posisi penempatan , diameter dan arah putar.

2.6. Pengukuran Waktu dengan Data Waktu Gerakan (Predetermining

Motion Time Sistem).

2.6.1. Pengertian Dasar

Predetermining Time Sistem terdiri dari suatu kumpulan data waktu dan

prosedur sistematik dengan menganalisa dan membagi-bagi setiap operasi kerja (manual) yang dilaksanakan oleh operator kedalam gerakan-gerakan kerja, gerakan-gerakan anggota tubuh (body movement) ataupun elemen-elemen

(30)

gerakan manual lainnya dan kemudian menetapkan nilai waktu masing-masing berdasarkan waktu yang ada. Masing-masing sistem dengan menggunakan waktu ini ditetapkan berdasarkan waktu study yang ekstensif dengan memperhatikan semua aspek yang berkaitan dengan performans kerja manusia melalui prosedur pengukuran kerja, evaluasi dan penetapan data waktu yang diperolehnya.

Aplikasi dari predeterminng time system mengharuskan membagi-bagi secara detail operasi kerja yang akan diukur dalam gerakan-gerakan dasar (basic

motion) sesuai dengan sistem yang akan dipakainya nanti. Masing-masing sistem

yang ada dalam predetermining time system akan memiliki aturan dan prosedur spesifik yang harus diikuti.

Beberapa metode penentuan waktu baku secara sintesa diantaranya :  Analisa Waktu Gearakan (Motion Time Analysis)

Waktu Gerakan Baku (Motion Time Standard)Waktu Gearakan Dimensi (Dimension Motion Time)Faktor-faktor Kerja (Work Factors)

Pengukuran Waktu Metoda (Method Time Measurement)Pengukuran Waktu Gerakan Dasar (Basic Motion Time)

Keuntungan pokok dari Predetermining Time System dibandingkan dengan pengukuran metoda kerja lainnya ialah bahwa sistem ini bisa dipakai untuk menetapkan waktu baku suatu operasi kerja bilamana pola gerakan kerja diketahui.

(31)

2.6.2. Kegunaan Data Waktu Gearakan

Pengukuran kerja dengan menggunakan data waktu gerakan mempunyai kelebihan diantaranya :

 Karena setiap elemen gerakan sudah diketahui waktunya (data dikumpulkan dalam tabel-tabel), maka waktu penyelesaian suatu operasi kerja dapat ditentukan sebelum operasi itu sendiri.

 Waktu baku untuk setiap operasi kerja dapat ditentukan secara cepat karena hanya sekedar menyintesa waktu-waktu dari elemen-elemen gerakannya.  Biaya untuk menetapkan waktu baku dengan sistem ini sangat murah

 Untuk mengembangkan metoda yang ada, maka disini perlu dievaluasi waktu dari metoda lama dan dikembangkan metoda baru.

Untuk membantu perancangan produk (product design). Bila ternyata kondisi fisik produk (seperti berat, bentuk dan lain-lain) memberi pengaruh buruk terhadap waktu kerja, maka dapat diusahakan perbaikannya.

2.6.3. Pengukuran Waktu Metoda (Methods-Time Measurement)

Pengukuran waktu metoda membagi gerakan-gerakan kerja atas elemen-elemen gerakan Menjangkau, Mengangkut (Reach), Mengangkut (Move), Memutar (Turn), Mengarahkan (Position), Melepas (Release), Lepas Rakit

(Dis-Assemble), Gerakan Mata (Eye Movement) dan beberapa gerakan anggota badan

lainnya.

Waktu untuk setiap elemen gerakan ini ditentukan menurut beberapa kondisi yang disebut dengan “kelas-kelas”. Kelas-kelas ini dapat menyangkut

(32)

beberapa keadaan perhentian, keadaan obyek yang ditempuh atau dibawa, sulit mudahnya menangani obyek atau kondisi-kondisi lainnya.

2.6.4. Gerakan-gerakan Dasar Pada Pengukuran Waktu Metoda 1. Menjangkau (Reach)

Menjangkau adalah elemen gerakan dasar yang digunakan bila maksud utama gerakan adalah untuk memindahkan tangan atau jari ke suatu tempat tujuan tertentu. Waktu yang dibutuhkan untuk gerakan menjangkau ini bervariasi dan tergantung pada faktor-faktor seperti keadaan/kondisi tujuan, panjang gerakan, dan macam gerak jangkauanyang dilakukan.

Ada lima kelas menjangkau yang mana waktu untuk melaksanakan masing-masinggerakan menjangkau tersebut akan dipengaruhi oleh keadaan obyek yang akan dijangkau. Kelima kelas tersebu adalah :

Menjangkau kelas A : Adalah gerakan menjangkau kearah suatu tempat yang pasti, atau kesuatu obyek ke tangan lain

Menjangkau Kelas B : Adalah gerakan menjangkau kerah suatu sasaran yang tempatnya berada pada jarak ”kira-kira” tetapi tertentu dan diketahui lokasinya

Menjangkau Kelas C : Adalah gerakan menjangkau kearah suatu obyek yang bercampur aduk dengan banyak obyek lain. Menjangkau Kelas D : Adalah gerakan menjangkau ke arah suatu obyek

yang kecil sehingga diperlukan suatu alat yang pemegang khusus.

(33)

Menjangkau Kelas E : Adalah gerakan menjangkau ke arah suatu sasaran yang tempatnya tidak pasti.

Disini panjang gerakan menjangkau adalah merupakan lintasan yang sebenarnya , tidak hanya sekedar berupa garis lurus yang menunjukkan jarak antara dua titik lokasi.

Tabel 2.2

(34)

2. Mengangkut (Move)

Mengangkut adalah elemen gerakan dasar yang dilaksanakan dengan maksud utama untuk membawa suatu obyek dari satu lokasi ke lokasi tujuan tertentu. Disini ada tiga kelas mengangkut, yaitu :

Mengangkut kelas A : Adalah bila gerakan mengangkut merupakan pemindahan obyek dari satu tangan ke tangan yang lain atau berhenti karena suatu sebab.

Mengangkut kelas B : Adalah bila gerakan mengangkut merupakan pemindahan obyek ke suatu sasaran yang letaknya tidak pasti atau mendekati.

Mengangkut kelas C : Adalah bila gerakan mengangkut merupakan pemindahan obyek ke suatu sasaran yang letaknya sudah tertentu/tetap.

Disini waktu yang dibutuhkan untuk mengangkut dipengaruhi oleh variabel-variabel seperti kondisi sasaran yang dituju, jarak yang harus ditempuh, jenis atau tipe pengangkutan, dan faktor-faktor berat, dinamika atau statika obyek. Waktu yang dibutuhkan juga dipengaruhi oleh panjangnya gerakan (seperti halnya dengan elemen menjangkau). Pengaruh berat pada waktu gerak – terjadi bila berat lebih besar dari 2, pounds – ditambahkan pada waktu yang diperoleh dari tabel mengangkut (lihat tabel 2.3)

(35)

Tabel 2.3

Tabel Data Untuk Aplikasi MTM (Move-M)

3. Memutar (Turn)

Memutar adalah gerakan yang dilakukan untuk memutar tangan baik dalam keadaan kosong atau membawa beban. Gerakan disini berputar pada tangan, pergelangan dan lengan sepanjang sumbu lengan tangan yang ada.

(36)

Waktu yang dibutuhkan untuk memutar akan tergantung pada dua variabel yaitu derajat putaran dan faktor berat yang harus dipikul. (lihat tabel 2.4)

Tabel 2.4

Tabel Data Untuk Aplikasi MTM (Turn-T)

4. Menekan (Apply Pressure)

Tabel 2.5 menunujukkan nilai waktu gerakan dasar menekan. Disini memberikan siklus waktu penuh dari komponen-komponen yang berkaitan dengan gerakan-gerakan yang lain.

Tabel 2.5

Tabel Data Untuk Aplikasi MTM (Apply Pressure-AP)

5. Memegang (Grasp)

Memegang adalah elemen gerakan dasar yang dilakukan dengan tujuan tujuan utama untuk menguasai/mengontrol sebuah atau beberapa obyek baik dengan jari-jari maupun tangan untuk memungkinkan melaksanakan gerakan dasar berikutnya. Diantara hal-al yang memepengaruhi lamanya gerakan ini adalah mudah/sulitnya obyek dipegang, bercampur tidaknya obyek dengan obyek

(37)

lain, bentuk obyek dan lain-lain. Kelas-kelas dari elemen gerakan memegang dan deskripsi masing-masing serta wamtunya dapat di tunjukkan dalam tabel 2.6

Tabel 2.6

Tabel Data Untuk Aplikasi MTM (Grasp-G)

6. Mengarahkan (Position)

Mengarahkan adalah elemen gerakan dasar yang yang dilaksanakan untuk menggabungkan, mengarahkan atau memasangkan satu obyek dengan obyek lainnya. Gerakan yang ada disini cukup sederhana sehingga tidak diklasifikasikan seperti elemen-elemen gerakan dasar lainnya. Waktu untuk gerakan mengarahkan dipengaruhi oleh derajat kesesuaian, bentuk simetris dan kemudahan untuk ditangani (handling) seperti yang ditunjukkan dalam tabel 2.7

(38)

Tabel 2.7

Tabel Data Untuk Aplikasi MTM (Position-P)

7. Melepas (Release)

Melepas adalah elemen gerakan dasaruntuk membebashkankontrol atas suatu obyek oleh jari atau tangan (lihat tabel 2.8). Ada dua klasifikasi gerakan melepas ialah gerakan melepas normal (normal release) yaitu secara sederhana jari-jari tangan bergerak membuka dan yang kedua adalah gerakan melepas sentuhan (contack release) yaitu dimulai dan disesuaikan penuh sesaat elemen gerakan menjagkau (reach) dimulai tanpa ada waktu idle sesaatpun. Biasanyaa gerakan melepas tudak membutuhkan waktu untuk melaksanakannya terkecual bila gerakannya terpisah dengan gerakan lainnya.

Tabel 2.8

(39)

8. Melepas Rakit (Disassemble atau Disengage)

Lepas rakit adalah elemen gerakan dasar yang digunakan untuk memisahkan kontak antara satu obyek dengan obyeklainya.

Hal ini termasuk gerakan memaksa yang dipengaruhi oleh mudah atau tidaknya pada saat gerak lepas rakit dilakssanakan atau mudah sulitnya obyek dipegang. Waktu yang dibutuhkan untuk gerakan rakit akan dipengaruhi leh 3 variabel seperti tingkat hubungan/sambungan dari obyek-obyek yang akan dipisahkan, kemudian di dalam proses handling, faktor kehati-hatian perlu dipertimbangkan.

Tabel 2.9

Tabel Data Untuk Aplikasi MTM (Disengage-D)

9. Gerakan Mata (Eye Times)

Pada bagian besar aktivitas kerja, waktu yang dibutuhkan untuk menggerakkan dan memfokuskan mata bukanlah merupakan faktor-faktor yang menghambat sehingga konsekwensinya hal ini tidak akan mempengaruh waktu untuk melaksanakan operasi kerja itu sendiri, terkecuali gerakan-gerakan mata yaitu eye focus time dan eye travel time. Eye focus time (gerakan mata untuk focus) akan memerlukan waktu untuk melakukan gerakan focus pada suatu obyek dan melihatnya untuk waktu yang cukup lama guna menentukan karakteristik-karateristik dari obyek tersebut (obyek dilihat tanpa mengangkat mata).

(40)

Selanjutnya eye travel time (gerak perpindahan mata) dipengaruhi oleh jarak di antara obyek-obyek yang harus dilihat dengan jalan menggerakkan mata seperti yang ditunjukkan di tabel 2.10

Tabel 2.10

Tabel Data Untuk Aplikasi MTM (Eye Travel-ET dan Eye Focus-EF)

10. Gerakan Anggota Badan,Kaki dan Telapak Kaki (Body,Leg,Foot)

Gerakan-gerakan anggota badan lainnya adalah gerakan kaki, telapak kaki serta bagian-bagian tubuh lainnya seperti lutut, pinggan, dan lain-lain.

Di dalam operasi-operasi kerja industri, seringkali dijumpai bahwa gerakan kerja harus dilakukan oleh lebih dari satu anggota tubuh pada saat yang sama. Biasanya metode yang paling efektif untul melaksanakan suatu operasi kerja dilakukan oleh dua atau lebih anggota tuuh yang bergerak pada saat bersamaan. Apabila dua atau lebih gerakan dikombinasikan (atau overlapping) maka hal ini akan bisa menghemat waktu penyelesaian kerja dan membatasi gerakan-gerakan kerja. Apabila dua gerakan dialaksanakan dalam waktu bersamaan hal ini akan disebut sebagai kobinas gerakan (gerakan dilakukan oleh anggota tubuh yang sama), sedangkan bila gerakan-gerakan tersebut dilakukan oleh anggota tubuh yang berbeda dikenal sebagai gerakan-gerakan simultan.

(41)

Tabel 2.11 akan memberi petunjuk-petunjuk untuk masalah ini, meskipun tidak bisa diterapkan setiap kasus.

Tabel 2.11

Tabel Data Untuk Aplikasi MTM (Body, Leg and Foot Motion)

Bilamana simbol-simbol atau kode-kode akan dituliskan, maka cara penulisan dilakukan dengan menguraikan gerakan-gerakan kerja satu per satu seacara berurutan dari atas ke bawah.

Demikian pula apabila gerakan benda kerja tersebut dilakukan oleh tangan kanan atau tangan kiri harus dituliskan secara terpisah.

(42)

Sedangkan waktu (dalam unt satuan TMU) dituliskan di kolom tengah. Berikut contoh penulisan menggunakan pengukuran waktu Metode :

Lankah-langkah tersebut di atas menunjukkan gerakan-gerakan kerja tangan kiri menjangkau obyek sejauh 12 inch (gerakan menjangkau kelas C) dan kemudian diikuti dengan gerakan memegang obyek G-4A untuk mengambil obyek atau benda kerja. Tangan kiri kemudian bergerak membawa obyek dan dipindahkan ke tangan kanan sejauh 10 inch dan gerakan membawa dikategorikan kelas A.suatu treansfer dilakukan sehingga akhirnya obyek dipegang oleh tangan kanan yang membawa obyek sejauh 12 inch ke lokasi kerja yang pasti, mengarahkan dan akhirnya melepaskan obyek tersebut.

2.7. Uji Validitas dan Reliabilitas A. Uji Validitas

Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang diukur. (Singarimbun, 1989).

(43)

Cara pengujiannya adalah dengan menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan. Persamaan teknik korelasi ’product moment’ adalah sebagai berikut:

Keterangan:

N = jumlah responden X = skor pertanyaan Y = skor total pertanyaan

Semua pertanyaan akan dinyatakan valid apabila angka korelasi pertanyaan tersebut lebih besar dan pada angka kritik pada tebel korelasi.

Tabel 2.12

Tabel Harga Kritik dari r Product Moment

 

 

  2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r

(44)

B. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh

mana hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengkuruan diulang dua kali atau lebih. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi adalah pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang konsisten .

Teknik perhitungan Reliabilitas salah satunya dapat dilakukan dengan teknik perhitungan ulang (test-retest) yaitu dengan mengkorelasikan pengukuran pertama dengan pengukuran kedua, pengkuruan pertana sebagai ”X” dan pengukuran kedua sebagai ”Y”. Teknik pengukuran ulang untuk menghitung reliabilitas dapat pula dilakukan untuk setiap pertanyaan didalam kuesioner, caranya dengan mengkorelasikan jawaban pada wawancara pertama dengan jawaban wawancara ulang (Singarimbun, 1989).

Gambar

Tabel  2.5  menunujukkan  nilai  waktu  gerakan  dasar  menekan. Disini memberikan  siklus  waktu  penuh  dari  komponen-komponen  yang  berkaitan dengan gerakan-gerakan yang lain.
Tabel Data Untuk Aplikasi MTM (Position-P)
Tabel  2.11  akan  memberi  petunjuk-petunjuk  untuk  masalah  ini,  meskipun  tidak bisa diterapkan setiap kasus.

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah keseluruhan Peserta yang “MEMENUHI SYARAT (MS)” dan dinyatakan “lulus” seleksi administrasi sebanyak 5.168 Peserta, dengan perincian :a. Peserta yang

Saran yang diberikan (1) kepala sekolah: hendaknya lebih memperhatikan layanan bimbingan dan konseling yang ada di sekolah, sehingga dapat membuat kebijakan-kebijakan yang

Dengan cara menghubungkan beberapa titik elektroda batang bekas proteksi petir yang sudah tidak terpakai dengan pembumian instalasi listrik yang telah terpasang, nilai

3) Dalam praktiknya sering kali bahwa separuh dari total aktiva merupakan bagian dari aktiva lancar, yang merupakan modal kerja perushaan. Dengan kata lain,

Akan tetapi ada juga pedagang yang tetap menjualnya dengan harga standar yang tujuannya untuk memperoleh laba yang lebih tinggi sedangkan kualitas ikannya tidak sesuai hal ini

Dari beberapa penjelasan para ahli di atas, yang paling mendukung dalam penelitian ini adalah penjelasan dari Wang dan Chen (2020) yang mendefinisikan bahwa

Therbligs yang tidak efektif adalah gerakan tangan tidak berpengaruh pada sebuah proses pada pekerjaan dan harus dihilangkan dengan menggunakan prinsip analisa operasi dan

Ketiga, siswa merasa tidak mempunyai waktu yang cukup untuk membaca, karena buku bacaan hanya tersedia di perpustakaan saat berada di sekolah.Penelitian ini bertujuan untuk