• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PELATIHAN STRATEGI KOMUNIKASI. November Kata Pengantar 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL PELATIHAN STRATEGI KOMUNIKASI. November Kata Pengantar 1"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

Kata Pengantar 1

M

ODUL

P

ELATIHAN

S

TRATEGI

K

OMUNIKASI

(2)
(3)

Kata Pengantar i

KATA PENGANTAR

Kegiatan komunikasi merupakan bagian penting untuk mendukung seluruh aspek pembangunan sanitasi. Oleh karenanya kegiatan komunikasi perlu mengacu pada kondisi terkini yang memberikan tujuan untuk apa kegiatan komunikasi tersebut dilakukan. Tujuan komunikasi inilah yang menjadi dasar menentukan secara spesifik khalayak sasaran, pesan kunci dan rencana kegiatan komunikasi yang akan dilakukan.

Langkah penyusunan strategi komunikasi tersebut diharapkan dapat membantu dalam perumusan kegiatan komunikasi yang sesuai, baik dalam rangka mendukung proses PPSP, maupun dalam rangka merumuskan rencana kegiatan komunikasi dalam Strategi Sanitasi Kota (SSK), yang akhirnya menjadi masukan untuk rencana kegiatan komunikasi dalam Memorandum Program Sanitasi (MPS).

Dalam kaitan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) ada berbagai tingkatan kebutuhan strategi komunikasi ditinjau dari unsur pelaku komunikasi (komunikator) :

1. Pokja Sanitasi Nasional memerlukan kegiatan komunikasi untuk melibatkan segenap pihak termasuk Provinsi dan Kab./Kota untuk dapat memperoleh dukungan yang memadai.

2. Pokja Sanitasi Provinsi memerlukan kegiatan komunikasi untuk dapat mendorong Kab./Kota untuk dapat melaksanakan tahapan-tahapan pembangunan sanitasi.

3. Pokja Sanitasi Kab./Kota memerlukan kegiatan komunikasi dalam rangka advokasi kepada pengambil kebijakan, pelibatan masyarakat umum dan masyarakat miskin, serta pelibatan dunia usaha.

Pendekatan dan langkah-langkah penyusunan strategi komunikasi relatif sama untuk berbagai tingkat pelaku komunikasi tersebut, yang membedakannya adalah kondisi terkini dari tiap obyek yang ingin dipastikan kadar dukungannya serta komunikatornya.

Modul ini dapat digunakan untuk melatih fasilitator yang akan melakukan pendampingan kepada kelompok sasaran di 3 tingkatan tersebut. Modul ini dikembangkan setelah di uji cobakan dalam pelatihan Strategi Komunikasi dan Advokasi sektor Air Minum dan Sanitasi dengan melibatkan provinsi dan kab./kota PPSP tahun 2013 sebagai peserta.

Demikian semoga modul ini dapat berguna dalam rangka mendukung pembangunan air minum dan sanitasi yang lebih baik.

Jakarta, 2014 drh. Wilfried H. Purba, MM, M.Kes

Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan

(4)
(5)

Daftar Isi iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... I DAFTAR ISI ... III DAFTAR TABEL ... III

PENDAHULUAN ... 1

1. LATAR BELAKANG ... 1

2. TUJUAN ... 2

3. PENGGUNA SASARAN ... 2

4. PENJELASAN ISI BUKU ... 2

5. DAFTAR RUJUKAN... 3

6. JADWAL PELATIHAN ... 4

BAGIAN 1. PROSES PELATIHAN ... 5

1. ALUR PELATIHAN ... 5

2. POKOK BAHASAN DAN LAMA PEMBELAJARAN ... 6

3. RENCANA PEMBELAJARAN ... 7

Sub Modul 1 : Pengantar Penyusunan Strategi Komunikasi ... 7

Sub Modul 2 : Merumuskan Isu Strategis dan Menetapkan Tujuan Komunikasi ... 9

Sub Modul 3 : Pemetaan Kelompok Sasaran, Pesan Kunci, dan Kegiatan Komunikasi ... 10

Sub Modul 4 : Pengelolaan Kegiatan Komunikasi ... 12

Sub Modul 5 : Monev Kegiatan Komunikasi ... 13

Sub Modul 6 : Kegiatan komunikasi PPSP ... 14

BAGIAN 2. BAHAN TAYANG ...17

BAHAN TAYANG 1. PENGANTAR STRATEGI KOMUNIKASI ... 17

BAHAN TAYANG 2. UNSUR KOMUNIKASI ... 24

BAHAN TAYANG 3. ISU STRATEGIS DAN TUJUAN KOMUNIKASI ... 30

BAHAN TAYANG 4. KELOMPOK SASARAN, PESAN KUNCI, DAN KEGIATAN KOMUNIKASI ... 32

BAHAN TAYANG 5. PENGELOLAAN KEGIATAN KOMUNIKASI ... 35

BAHAN TAYANG 6. MONEV KEGIATAN KOMUNIKASI ... 38

BAHAN TAYANG 7. KEGIATAN KOMUNIKASI PPSP ... 43

BAHAN TAYANG 8. LOKAKARYA MPS ... 48

BAGIAN 3. BAHAN SERAHAN DAN LEMBAR KERJA ...53

1. BAHAN SERAHAN :PANDUAN PRAKTIS PENYUSUNAN STRATEGI KOMUNIKASI UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN SANITASI 53 A. Deskripsi ... 53

B. Langkah-langkah Pelaksanaan ... 53

2. LEMBAR KERJA :TABEL STRATEGI KOMUNIKASI ... 59

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rumusan Tujuan Komunikasi Berdasarkan Isu Strategis ... 54

Tabel 2. Rumusan Pesan, Khalayak Sasaran dan Kegiatan ... 56

(6)

iv Daftar Isi DAFTAR SINGKATAN ABB AMPL APBD APBN BABS BHS Bapermas BPS BT BS CTPS EHRA : : : : : : : : : : : :

Alat Bantu Belajar

Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional Buang Air Besar Sembarangan

Basic Human Services

Badan Pemberdayaan Masyarakat Buku Putih Sanitasi

Bahan Tayang Bahan Serahan

Cuci Tangan Pakai Sabun

Environmental Health Risk Assessment

FGD IRS JPL LCD LK LSM MCK MDGs MPS Monev ODF PHBS PMU Pokja Sanitasi PIU-AE PIU IF PIU T PKK PMD PPSP : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :

Focus Group Discussion (Diskusi Kelompok terarah)

Indeks Risiko Sanitasi Jam Pelajaran

Liquid Crystal Dysplay

Lembar Kerja

Lembaga Swadaya Masyarakat Mandi Cuci Kakus

Millenium Development Goals

Memorandum Program Sanitasi Monitoring dan Evaluasi

Open Defecation Free

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Programme Management Unit

Kelompok Kerja Sanitasi

Program Implementation Unit – Advocacy and Empowerment (Unit

Pelaksana Program – Advokasi dan Pemberdayaan)

Programme Implementation Unit Institutional and Funding Programme Programme Implementation Unit Technical

Pembinaan Kesejahteraan Keluarga Pemberdayaan Masyarakat Desa

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman

RTL : Rencana Tindak Lanjut

SSK : Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota TPA : Tempat Pemrosesan Akhir

(7)

Pendahuluan 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Alokasi dana pemerintah untuk sektor sanitasi boleh dikatakan meningkat dari Rp. 200,- perkapita pertahun sebelum tahun 2007, dan perlahan-lahan meningkat hingga mencapai Rp. 5.000,- di tahun 2012. Kendati demikian menurut hitungan Bappenas bahwa untuk layanan sanitasi yang memadai diperlukan investasi hingga Rp. 47.500,- perkapita pertahun, sehingga angka Rp. 5.000,- hanya bagian kecil saja dari kebutuhan tersebut.

Di sisi lain kita melihat bahwa alokasi anggaran pemerintah secara keseluruhan mencapai 1% bahkan ada dari pemerintah daerah mencapai 2% untuk pembangunan sanitasi. Sebuah angka yang tidak dapat dibilang kecil bila mengingat kisaran belanja pemerintah pusat dan daerah sekitar 50%-70% untuk gaji pegawai, 20% untuk pendidikan, 10% persen pembangunan infrastruktur, dan sisanya untuk 12 urusan wajib termasuk sanitasi.

Dari 1 sampai 2 persen biaya pembangunan sektor sanitasi tersebut tentu saja yang kerap menjadi prioritas adalah pembangunan sarana fisik, dan kerap kali kegiatan non-fisik terkait dengan komunikasi terabaikan.

Berdasarkan data studi Economic of Sanitation Initiatives (ESI)-2, WSP-World Bank, nampak biaya untuk komunikasi, khususnya terkait dengan peningkatan kepedulian sanitasi dari sejumlah proyek dan program pembangunan sanitasi masih sangat minim, bahkan beberapa diidentifikasi tidak ada.

Untuk dapat meningkatkan anggaran pembangunan sanitasi baik di tingkat nasional maupun daerah diperlukan kegiatan komunikasi yang terencana, terpadu dan berkelanjutan. Baik melalui advokasi pengambil kebijakan, kampanye publik, kampanye masyarakat tertentu, maupun pelibatan dunia usaha. Dukungan yang memadai dari segenap unsur di suatu daerah menjadi kunci keberhasilan pembangunan sanitasi yang lintas sektor.

Isu-isu strategis di tingkat nasional terkait perilaku masyarakat, seperti dicuplik dari

http://inspeksisanitasi.blogspot.com/2009/07/sanitasi-lingkungan.html sebagai berikut :

 Terdapat 47% masyarakat masih berperilaku buang air besar ke sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka (Hasil studi Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP) tahun 2006).

 Berdasarkan studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia tahun 2006, perilaku masyarakat dalam mencuci tangan adalah (1) setelah buang air besar 12%, (2) setelah membersihkan tinja bayi dan balita 9%, (3) sebelum makan 14%, (4) sebelum memberi makan bayi 7%, dan (5) sebelum menyiapkan makanan 6 %.

 Sementara studi BHS lainnya terhadap perilaku pengelolaan air minum rumah tangga

menunjukan 99,20 % merebus air untuk mendapatkan air minum, namun 47,50 % dari air tersebut masih mengandung Eschericia coli.

Kondisi seperti ini dapat dikendalikan melalui intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi total. Hal ini dibuktikan melalui hasil studi WHO tahun 2007, yaitu kejadian diare menurun 32% dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, 45% dengan perilaku mencuci tangan pakai sabun, 39% perilaku pengelolaan air minum yang aman di rumah tangga. Sedangkan dengan mengintegrasikan ketiga perilaku intervensi tersebut, kejadian diare menurun sebesar 94%.

Pemerintah juga telah sepakat dengan komitmen untuk mencapai target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015, yaitu meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar secara berkesinambungan kepada separuh dari proporsi penduduk yang belum mendapatkan akses.

Melihat data-data tersebut adalah wajar apabila kegiatan komunikasi merupakan unsur penting dalam pembangunan sanitasi. Bila dilihat dari beberapa Buku Putih dan SSK kabupaten/kota yang telah menyusunnya, nampak bahwa diperlukan banyak sekali upaya penyadaran masyarakat terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat termasuk penyediaan layanan sanitasi yang memadai.

(8)

2 Pendahuluan Berdasarkan data-data sejenis, pada saat ISSDP-1 (2006-2008) disusun stratetgi komunikasi/kampanye untuk mendukung tujuan pembangunan sanitasi dengan rumusan strategi berdasarkan target sasaran ; 1. Advokasi pengambil keputusan nasional 2. dan daerah, 2. Kampanye untuk Masyarakat Umum, 3. Kampanye untuk Masyarakat Miskin, 4. Kampanye untuk Pelaku Usaha.

Strategi ini kemudian diimplementasikan oleh Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) pada saat itu. TTPS kemudian melebur menjadi Pokja AMPL Nasional pada tahun 2012, yang berperan sebagai pelaksana Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) dengan Peta Jalan (Road Map) pembangunan sanitasi hingga tahun 2014.

Dengan perkembangan yang ada saat ini, strategi komunikasi tersebut tentu saja sudah memerlukan peremajaan. Namun pendekatan yang dilakukan lebih strategis dengan mempertimbangkan keberlanjutan, yaitu melalui upaya peningkatan kapasitas Pokja AMPL Nasional dalam rangka menyusun strategi komunikasi.

Dengan penyusunan strategi komunikasi untuk pembangunan sanitasi di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, diharapkan terjadi peningkatan pembiayaan kegiatan komunikasi sekaligus mengarahkan kegiatan komunikasi sehingga terjadi keterpaduan dan keberlanjutan meski dilakukan oleh berbagai pihak/instansi.

2. Tujuan

Modul Pelatihan Strategi Komunikasi disusun dengan tujuan utama adalah sebagai panduan bagi fasilitator atau pelatih dalam melakukan Pelatihan Strategi Komunikasi. Modul pelatihan ini dirancang sebagai pegangan pihak-pihak terkait dalam melaksanakan berbagai kegiatan komunikasi dalam PPSP. Modul ini juga dapat digunakan sebagai acuan dalam mendesiminasikan informasi terkait pelaksanaan PPSP di Provinsi maupun di Kabupaten/Kota.

3. Pengguna Sasaran

Modul ini ditujukan bagi:

• PMU/PIU PPSP sebagai pengelola program PPSP di tingkat pusat. • Para pihak yang diberi mandat oleh PMU/PIU PPSP untuk melatih.

4. Penjelasan isi Buku

Modul Pelatihan Strategi Komunikasi ini disusun secara utuh dan lengkap yang berguna bagi fasilitator / pelatih untuk memandu proses belajar tentang penyusunan Strategi Komunikasi sebagai bagian dari Strategi Sanitasi Kota (SSK). Modul pelatihan ini terdiri dari 3 (tiga) bagian utama yang harus dipahami setiap fasilitator/pelatih, yakni: (1) Rencana Pelatihan; (2) Bahan Tayang; (3) Bahan Serahan dan Lembar Kerja. Masing-masing diuraikan sebagai berikut :

Bagian 1: Rencana Pelatihan, memuat tentang rencana pelatihan setiap sesi yang mencakup alur

pelatihan, pokok bahasan, alokasi waktu pembelajaran, serta rencana pembelajaran. Pada bagian ini memberikan gambaran tentang proses pelatihan secara utuh di setiap sesi serta bagaimana cara memfasilitasi agar seluruh pokok bahasan dapat dibahas dan dipahami oleh warga belajar atau peserta pelatihan. Pelatih atau fasilitator dapat menggunakan bagian pertama sebagai acuan dalam membawakan seluruh proses pelatihan. Rencana pembelajaran berisi tentang isi pokok bahasan, tujuan yang akan dicapai, lama proses belajar, metode dan alat bantu belajar yang digunakan serta langkah memfasilitasi proses pembelajaran.

Bagian 2 : Bahan tayang, memuat materi yang akan disampaikan dalam bentuk power point (bahan

tayang) sebagai bahan pelatih atau fasilitator dalam menyampaikan poin-poin pembelajaran atau materi yang perlu dipahami oleh peserta atau warga belajar.

(9)

Pendahuluan 3

Bagian 3 : Bahan serahan dan lembar kerja, memuat tentang bahan serahan yang dapat digunakan

oleh pelatih atau fasilitator dalam memperkaya penguasaan materi serta digunakan peserta setelah pelatihan. Lembar kerja merupakan lembaran yang membantu proses pelatihan sebagai pendekatan pembelajaran orang dewasa berjalan lancar dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta terhadap materi pembelajaran.

5. Daftar Rujukan

Berikut ini adalah daftar rujukan dan bacaan awal yang harus dipahami dan dikuasai oleh fasilitator/pelatih sebelum memfasilitasi pelatihan Strategi Komunikasi di provinsi. Sedangkan bagi calon peserta pelatihan diharapkan untuk menjadikan rujukan ini sebagai bahan dalam memperkaya pemahaman terhadap pelaksanaan penyusunan Strategi Komunikasi.

1) Panduan Advokasi Dalam Aspek Komunikasi PPSP 2012 2) Grand Design Advokasi dan Komunikasi PPSP 2014

(10)

4 Pendahuluan

6. Jadwal Pelatihan

JAM MATERI/KEGIATAN Metode Narasumber/Fasilitator

Hari Pertama, …

13.00 – 15.30 Registrasi peserta – Check in hotel 15.30 – 16.30

Pembukaan

Laporan Panitia PIU AE

Sambutan sekaligus membuka secara resmi

Direktur Bina Program Ciptakarya

16.30 – 18.00 Panel Pengantar:

1. Aspek komunikasi dan advokasi dalam PPSP

2. Peran Pokja Provinsi dalam aspek komunikasi dan advokasi di setiap tahap PPSP

3. ….

Diskusi panel Direktur Perkim Bappenas Direktur PL Ditjen P2PL Direktur Bina Program Ditjen Cipta Karya. Mod: Kabid PASD Kementerian Kesehatan 18.00 – 19.00 Ishoma

19.00 – 20.00 - BLC 60 menit PIU AE

Hari Kedua, …

08.00 – 09.30 Pengantar Penyusunan Strategi Komunikasi

Curah Pendapat, mini presentasi, praktek

PIU AE 09.30 – 09.45 Coffee break

09.45 – 10.30 Merumuskan Isu Strategis dan Menetapkan

Tujuan Komunikasi

Curah Pendapat, mini presentasi, praktek

PIU AE

10.30– 12.00 Pemetaan Khalayak Sasaran, Pesan Kunci, dan Kegiatan Komunikasi

Curah Pendapat, mini presentasi, praktek

PIU AE 12.00 – 13.00 ISHOMA

13.00 – 14.15 Lanjutan Pemetaan Khalayak Sasaran, Pesan Kunci, dan Kegiatan Komunikasi

Curah Pendapat, mini presentasi, praktek

PIU KP 14.15 – 15.00 Pengelolaan Kegiatan Komunikasi

15.00 – 15.30 Coffee break

15.30 – 17.00 Kegiatan komunikasi PPSP Curah Pendapat, mini presentasi, praktek

PIU AE

Hari Ketiga, …

08.00 – 08.45 Monev Kegiatan Komunikasi

08.45 – 10.00 Review & RTL Mini Presentasi dan praktek

PIU AE

(11)

Bagian 1. Proses Pelatihan 5

BAGIAN 1. PROSES PELATIHAN

1. Alur Pelatihan

PEMBUKAAN

PRE TEST

MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR (BLC)

EVALUASI

RTL

POST TEST

PENUTUPAN Materi Dasar : (Kebijakan)

1. Aspek komunikasi dan

advokasi dalam PPSP

2. Peran Pokja Provinsi dalam

aspek komunikasi dan

advokasi di setiap tahap PPSP

Metode : Ceramah, Tanya jawab

Materi Inti : (Wawasan dan keterampilan) 1. Pengantar Penyusunan Strategi Komunikasi 2. Merumuskan Isu Strategis dan Menetapkan

Tujuan Komunikasi

3. Pemetaan Khalayak Sasaran, Pesan Kunci, dan Kegiatan Komunikasi

4. Pengelolaan Kegiatan Komunikasi 5. Monev Kegiatan Komunikasi 6. Kegiatan komunikasi PPSP

Metode: ceramah/Paparan singkat, Tanya jawab, curah pendapat, diskusi kelompok, penugasan, simulasi, diskusi pleno

(12)

6 Bagian 1. Proses Pelatihan

2. Pokok Bahasan dan lama pembelajaran

No Pokok Bahasan Waktu

1. Sub Modul 1: Pengantar Penyusunan Strategi Komunikasi 90 menit/ 2 JPL

2. Sub Modul 2: Merumuskan Isu Strategis dan Menetapkan Tujuan

Komunikasi 45 menit/1 JPL

3. Sub Modul 3: Pemetaan Khalayak Sasaran, Pesan Kunci, dan Kegiatan

Komunikasi 135 menit/ 3 JPL

4. Sub Modul 4: Pengelolaan Kegiatan Komunikasi 45 menit/ 1 JPL

5. Sub Modul 5: Monev Kegiatan Komunikasi 45 menit/1 JPL

6. Sub Modul 6: Kegiatan komunikasi PPSP 90 menit/2 JPL

(13)

Bagian 1. Proses Pelatihan 7

3. Rencana Pembelajaran

Sub Modul 1 : Pengantar Penyusunan Strategi Komunikasi

POKOK BAHASAN : 1. Pengertian Komunikasi 2. 5 Unsur Komunikasi 3. Strategi Komunikasi 4. Siklus Kegiatan Komunikasi Ringkasan

Sub Modul berikut berisi materi dasar tentang komunikasi yaitu pengertian/konsep komunikasi, unsur komunikasi, strategi, dan kegiatan komunikasi.

Tujuan Umum : Peserta paham konsep komunikasi dan strategi komunikasi Tujuan Khusus Pembelajaran : Peserta memiliki kemampuan untuk:

1. Menjelaskan pengertian komunikasi 2. Menjelaskan 5 unsur komunikasi

3. Menjelaskan pengertian strategi komunikasi 4. Menjelaskan siklus kegiatan komunikasi Metode Pembelajaran : 1. Ceramah

2. Tanya jawab 3. Curah pendapat

Alat Bantu Belajar (ABB) : 1. Laptop 2. LCD 3. Spidol warna 4. Flipchart 5. Bahan tayang

Lembar kerja (LK), Bahan Tayang (BT) & Bahan Serahan (BS)

: 1. Bahan Tayang : Pengantar Penyusunan Strategi Komunikasi

2. Bahan bacaan Waktu Yang Dibutuhkan : 90 menit

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No. Uraian Metode Alat Bantu

Belajar Waktu 1. Pengantar:

a. Fasilitator memulai sesi curah pendapat dengan mengajukan pertanyaan: - Apa itu komunikasi?

 Curah pendapat  Spidol  flipchart 10’ 2. Pembahasan

a. Fasilitator menanyakan kepada peserta: - Apa 5 unsur komunikasi?

b. Rangkum jawaban peserta dan gunakan BT 01: Unsur Komunikasi

c. Fasilitator menanyakan beberapa pertanyaan kepada peserta:

- Apa yang dimaksud dengan strategi komunikasi?

- Mengapa perlu strategi komunikasi dalam pembangunan sanitasi?

- Apa keterkaitan strategi komunikasi dengan Buku Putih Sanitasi dan SSK?

 Curah pendapat  Mini presentasi  Diskusi dan Tanya jawab • BT 01: Unsur Komunikasi  BT 02: Pengantar Strategi Komunikasi • Laptop • In focus • Flipchart • Spidol  Flipchart 70’

(14)

8 Bagian 1. Proses Pelatihan

No. Uraian Metode Alat Bantu

Belajar Waktu d. Rangkum jawaban peserta dan gunakan BT

02: Pengantar Strategi Komunikasi 3. Penutup

a. Tanyakan:

- “Apa tantangan menyusun strategi komunikasi?

b. Rangkum jawaban peserta dan ucapkan terima kasih.

 Curah pendapat

(15)

Bagian 1. Proses Pelatihan 9

Sub Modul 2 : Merumuskan Isu Strategis dan Menetapkan Tujuan

Komunikasi

POKOK BAHASAN : 1. Pengantar

2. Isu Strategis 3. Tujuan Komunikasi Ringkasan

Sub Modul ini menjelaskan tentang isu strategis dan tujuan komunikasi

Tujuan Umum : Peserta tentang isu strategis dan tujuan komunikasi Tujuan Khusus Pembelajaran : Peserta memiliki kemampuan untuk:

1. Mengidentifikasi isu strategis 2. Merumuskan tujuan komunikasi Metode Pembelajaran : 1. Ceramah

2. Tanya jawab 3. Curah pendapat

4. Penugasan dan diskusi kelompok 5. Diskusi pleno

Alat Bantu Belajar (ABB) : 1. Laptop 2. LCD 3. Spidol warna 4. Flipchart 5. Metaplan 6. Kain rekat/sticky clothes 7. Bahan tayang

Lembar kerja (LK), Bahan Tayang (BT) & Bahan Serahan (BS)

: 1. Bahan Tayang : Isu Strategis dan Tujuan Komunikasi Waktu Yang Dibutuhkan : 45 Menit

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No. Uraian Metode Alat Bantu

Belajar Waktu

1.

Pengantar:

a. Fasilitator memulai sesi curah pendapat dengan mengajukan pertanyaan:

- Apa yang dimaksud dengan isu strategis? - Apa yang dimaksud dengan tujuan

komunikasi?  Curah pendapat  BT 03: Isu Strategis dan Tujuan Komunikasi 10’ 2. Pembahasan

a. Fasilitator menjelaskan tentang isu strategis dan tujuan komunikasi. Akhiri dengan tanya jawab.

b. Bagi kelompok menjadi 4 yaitu Air Limbah, Persampahan, Drainase, dan PHBS terkait hygiene dan sanitasi.

c. Setiap kelompok menentukan isu strategis dan tujuan komunikasi untuk masing-masing komponen. d. Presentasi hasil.  Mini presentasi  Diskusi dan Tanya jawab  Penugasan kelompok. • BT 03: Isu Strategis dan Tujuan Komunikasi • Laptop • In focus • Flipchart • Spidol  Metaplan  Sticky Clothes 30’ 3. Penutup

Fasilitator merangkum sesi dan mengucapkan terima kasih.

(16)

10 Bagian 1. Proses Pelatihan

Sub Modul 3 : Pemetaan Kelompok Sasaran, Pesan Kunci, dan Kegiatan

Komunikasi

POKOK BAHASAN : 1. Kelompok Sasaran

2. Pesan Kunci

3. Kegiatan Komunikasi Ringkasan

Sub Modul ini menjelaskan tentang kelompok sasaran, pesan kunci, dan kegiatan komunikasi.

Tujuan Umum : Peserta paham konsep kelompok sasaran, pesan kunci, dan kegiatan komunikasi.

Tujuan Khusus Pembelajaran : Peserta memiliki kemampuan untuk:

1. Menjelaskan pengertian kelompok sasaran dan pesan kunci

2. Mengidentifikasi kelompok sasaran 3. Merumuskan pesan kunci

4. Mengidentifikasi kegiatan komunikasi Metode Pembelajaran : 1. Ceramah

2. Tanya jawab 3. Curah pendapat

4. Penugasan dan diskusi kelompok 5. Diskusi pleno

Alat Bantu Belajar (ABB) : 1. Laptop 2. LCD 3. Spidol warna 4. Flipchart 5. Metaplan 6. Kain rekat/sticky clothes 7. Bahan tayang

Lembar kerja (LK), Bahan Tayang (BT) & Bahan Serahan (BS)

: 1. Bahan Tayang : Kelompok Sasaran, Pesan Kunci, dan Kegiatan Komunikasi

Waktu Yang Dibutuhkan : 135 menit

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No. Uraian Metode Alat Bantu

Belajar Waktu 1. Pengantar:

a. Fasilitator memulai sesi curah pendapat dengan mengajukan pertanyaan: - Apa yang dimaksud dengan kelompok

sasaran?

- Apa yang dimaksud dengan pesan kunci? - Apa saja contoh kegiatan komunikasi?

 Curah pendapat  BT 04: Kelompok Sasaran, Pesan Kunci, dan Kegiatan Komunikasi  Spidol  Flipchart 10’ 2. Pembahasan

a. Fasilitator menjelaskan pengertian kelompok sasaran, pesan kunci, dan kegiatan

komunikasi.

b. Bagi peserta menjadi 4 kelompok: 1. Air limbah domestik

2. Persampahan  Curah pendapat  Mini presentasi  Diskusi dan • BT 04: Kelompok Sasaran, Pesan Kunci, dan 120’

(17)

Bagian 1. Proses Pelatihan 11

No. Uraian Metode Alat Bantu

Belajar Waktu 3. Drainase

4. PHBS terkait higiene dan sanitasi c. Di setiap kelompok menentukan

 Khalayak Sasaran  Pesan Kunci  Kegiatan  Produksi Media

(Gunakan isu strategis dan tujuan komunikasi sebelumnya. Untuk perkiraan biaya,

pelaksana kegiatan dan waktu pelaksanaan sementara tidak perlu dirumuskan sekarang) d. Presentasikan hasil Tanya jawab Kegiatan Komunikasi • Laptop • In focus • Flipchart • Spidol  Metaplan  Sticky Clothes 3. Penutup a. Tanyakan:

- Apa kaitan antara kelompok sasaran, pesan kunci dan kegiatan komunikasi?

b. Rangkum jawaban peserta.

 Curah pendapat

(18)

12 Bagian 1. Proses Pelatihan

Sub Modul 4 : Pengelolaan Kegiatan Komunikasi

POKOK BAHASAN : 1. Perkiraan biaya

2. Pelaksanaan Kegiatan 3. Penentuan Waktu Ringkasan

Sub Modul ini menjelaskan tentanng perkiraan biaya, pelaksanaan dan penentuan waktu kegiatan. Tujuan Umum : Peserta paham konsep pengelolaan kegiatan komunikasi Tujuan Khusus Pembelajaran : Peserta memiliki kemampuan untuk:

1. Membuat perkiraan biaya

2. Mengidentifikasi penanggungjawab kegiatan 3. Menentukan waktu kegiatan

4. Menjelaskan tentang mix media strategy Metode Pembelajaran : 1. Ceramah

2. Tanya jawab 3. Curah pendapat

Alat Bantu Belajar (ABB) : 1.Laptop 2. LCD 3. Spidol warna 4. Flipchart 5. Bahan Tayang

Lembar kerja (LK), Bahan Tayang (BT) & Bahan Serahan (BS)

: 1. Bahan Tayang 05: Pengelolaan Kegiatan Komunikasi Waktu Yang Dibutuhkan : 45 menit

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No. Uraian Metode Alat Bantu

Belajar Waktu

1.

Pengantar:

Fasilitator memulai sesi dengan menjelaskan bahwa dalam merumuskan strategi komunikasi biayakegiatan, penanggungjawab dan waktu kegiatan juga harus menjadi pertimbangan.

 Ceramah  BT 05: Pengelolaa n Kegiatan Komunikasi 10’ 2. Pembahasan

a. Fasilitator menjelaskan bahan tayang BT 05: Pengelolaan Kegiatan Komunikasi

b. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk membagi pengalaman dalam melakukan pengelolaan kegiatan komunikasi c. Tanya jawab  Mini presentasi  Diskusi dan Tanya jawab • BT 05: Pengelolaa n Kegiatan Komunikasi • Laptop • In focus  Spidol  Flipchart 30’ 3. Penutup

Fasilitator merangkum sesi dan mengucapkan terima kasih.

(19)

Bagian 1. Proses Pelatihan 13

Sub Modul 5 : Monev Kegiatan Komunikasi

POKOK BAHASAN : 1. Monev Kegiatan Komunikasi Ringkasan

Modul berikut ini merupakan modul pelatihan untuk menjelaskan tentang monitoring dan evaluasi kegiatan komunikasi.

Tujuan Umum : Peserta paham konsep monitoring dan evaluasi kegiatan komunikasi

Tujuan Khusus Pembelajaran : Peserta memiliki kemampuan untuk:

1. Menjelaskan tujuan dilakukannya monev 2. Membedakan monitoring dan evaluasi

3. Membedakan indikator proses, hasil, dan dampak Metode Pembelajaran : 1. Ceramah

2. Tanya jawab 3. Curah pendapat

Alat Bantu Belajar (ABB) : 1. Laptop 2. LCD 3. Spidol warna 4.Bahan tayang Lembar kerja (LK), Bahan Tayang

(BT) & Bahan Serahan (BS)

: 1. Bahan Tayang : Monev Kegiatan Komunikasi Waktu Yang Dibutuhkan : 45 menit

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No. Uraian Metode Alat Bantu

Belajar Waktu

1.

Pengantar:

Fasilitator memulai sesi curah pendapat dengan mengajukan pertanyaan:

- Apa yang dimaksud dengan monitoring kegiatan komunikasi?

- Apa yang dimaksud dengan evaluasi kegiatan komunikasi?  Curah pendapat  BT Monev Kegiatan Komunikasi 10’ 2. Pembahasan

a. Fasilitator menjelaskan tentang monev kegiatan komunikasi.

b. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk berbagi pengalaman mengenai monev kegiatan komunikasi

c. Tanya jawab  Curah pendapat  Mini presentasi  Diskusi dan Tanya jawab • BT Monev Kegiatan Komunikasi • Laptop • In focus  Spidol  Flipchart 30’ 3. Penutup

Fasilitator merangkum sesi dan mengucapkan terima kasih.

(20)

14 Bagian 1. Proses Pelatihan

Sub Modul 6 : Kegiatan komunikasi PPSP

POKOK BAHASAN : 1. Saluran dan Perangkat Advokasi 2. Konsultasi Publik Buku Putih Sanitasi 3. Lokakarya MPS

Ringkasan

Modul berikut ini merupakan modul pelatihan untuk menjelaskan tentang kegiatan komunikasi PPSP khususnya Konsultasi Publik Buku Putih Sanitasi dan Lokakarya MPS.

Tujuan Umum : Peserta memahami kegiatan komunikasi PPSP Tujuan Khusus Pembelajaran : Peserta dapat:

1. Memahami saluran dan perangkat advokasi

2. Memahami penting persiapan kegiatan Konsultasi Publik Buku Putih Sanitasi

3. Memahami pentingnya kegiatan Lokakarya MPS sebagai salah satu media advokasi

Metode Pembelajaran : 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Curah pendapat

4. Penugasan dan diskusi kelompok 5. Diskusi pleno

Alat Bantu Belajar (ABB) : 1. Laptop 2. LCD 3. Spidol warna 4. Flipchart 5. Bahan tayang

Lembar kerja (LK), Bahan Tayang (BT) & Bahan Serahan (BS)

: 1. Bahan Tayang :

a. Kegiatan Komunikasi PPSP

b. Lokakarya MPS sebagai Ajang Komunikasi Pendanaan

Waktu : 90 menit

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No. Uraian Metode Alat Bantu Belajar Waktu

1. Pengantar:

Fasilitator memulai sesi curah pendapat dengan mengajukan pertanyaan:

- Apa saja kegiatan komunikasi PPSP?  Curah

pendapat  BT Kegiatan Komunikasi PPSP  Spidol  Flipchart 10’ 2. Pembahasan

a. Fasilitator menjelaskan tentang Kegiatan Komunikasi PPSP

b. Fasilitator menjelaskan tentang Lokakarya MPS c. Tanya jawab  Curah pendapat  Mini presentasi  Diskusi dan Tanya jawab • BT Kegiatan Komunikasi PPSP  BT Lokakarya MPS sebagai ajang advokasi pendanaan • Laptop • In focus 75’

(21)

Bagian 1. Proses Pelatihan 15

No. Uraian Metode Alat Bantu Belajar Waktu

3. Penutup

Fasilitator merangkum sesi dan mengucapkan terima kasih.

(22)
(23)

Bagian 2. Bahan Tayang 17

BAGIAN 2. BAHAN TAYANG

(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)

24 Bagian 2. Bahan Tayang

(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)

30 Bagian 2. Bahan Tayang

(37)
(38)

32 Bagian 2. Bahan Tayang

Bahan tayang 4. Kelompok Sasaran, Pesan Kunci, dan Kegiatan

Komunikasi

(39)
(40)
(41)

Bagian 2. Bahan Tayang 35

(42)
(43)
(44)

38 Bagian 2. Bahan Tayang

(45)
(46)
(47)
(48)
(49)

Bagian 2. Bahan Tayang 43

(50)
(51)
(52)
(53)
(54)

48 Bagian 2. Bahan Tayang

(55)
(56)
(57)
(58)
(59)

Bagian 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja 53

Komunikasi adalah upaya manusia dalam menyampaikan isi pernyataan (pesan) kepada manusia lain dengan motif (tujuan) tertentu, baik melalui komunikasi langsung maupun melalui saluran/media tertentu pula. Simbol-simbol komunikasi dapat berupa mimik, gerak-gerik, gambar, warna, suara dan bahasa (lisan dan tulisan). Sedangkan saluran/media komunikasi dapat meliputi individu, lembaga, media massa, media luar ruang, media tradisional, media alternatif dll.

BAGIAN 3. BAHAN SERAHAN DAN LEMBAR KERJA

1. Bahan serahan : Panduan Praktis Penyusunan Strategi Komunikasi untuk

Mendukung Pembangunan Sanitasi

A. Deskripsi

Strategi komunikasi disusun untuk memastikan pesan-pesan kunci yang dirumuskan dari hasil analisa situasi

(dalam kaitan Buku Putih,

berdasarkan data primer dan

sekunder yang tertuang dalam

rumusan isu-isu strategis),

dikomunikasikan dengan benar,

sehingga dapat mencapai tujuan komunikasi yang telah ditentukan sebelumnya.

Sebagai bagian dari strategi, komunikasi yang baik dapat dilakukan dengan cara antara lain :

 meningkatkan kesadaran perubahan di mana dan kapan yang tepat, di antara kelompok sasaran

yang relevan.

 menanamkan pengetahuan dan pemahaman tentang cara kerja baru, proses, sistem, peran, tanggung jawab, dan sebagainya.

 secara mandiri bertindak dalam cara-cara baru dengan memberikan contoh nyata, hingga memberikan penghargaan dan hukuman sebagai instrumen komunikasi yang diperlukan untuk kelompok sasaran tertentu.

Strategi komunikasi diperlukan karena, informasi dan pengetahuan memiliki makna dan nilai yang berbeda bagi setiap individu. Komunikasi akan mempengaruhi orang yang berbeda pada waktu yang berbeda oleh karenanya: “strategi komunikasi memberikan arahan untuk menyampaikan informasi

tertentu pada waktu, tempat dan cara yang tepat untuk menjangkau tiap target sasaran.”

Ketika menerapkan strategi kompleks dan berkelanjutan, penting untuk menghindari 'overload inisiatif'. Individu dapat menjadi frustasi oleh komunikasi yang konstan dan berpotensi bertentangan. Hal tersebut dapat terjadi karena untuk sampai kepada perubahan perilaku, selain komunikasi diperlukan pula dukungan ketersediaan sarana-prasarana dan lingkungan yang memadai. Oleh karenanya :“strategi komunikasi bukan hanya harus sejalan, namun harus mendukung dan menjadi

bagian dari arah kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi yang akan dilakukan.”

B. Langkah-langkah Pelaksanaan

1. Tetapkan Tujuan Komunikasi

Tujuan adalah kunci keberhasilan strategi komunikasi. Secara umum tujuan kegiatan komunikasi dalam pembangunan sanitasi adalah : ”Memperoleh dukungan yang memadai dari segenap

pemangku kepentingan dalam tiap tahapan pembangunan sanitasi di kabupaten/kota.”

Namun demikian, tujuan yang bersifat umum tersebut perlu dijabarkan menjadi beberapa tujuan khusus berdasarkan isu-isu strategis terkait komunikasi yang ditemukan dalam Buku Putih Sanitasi. Hal ini bertujuan agar memberi kemudahan dalam menentukan, khalayak (target sasaran), pesan dan kegiatan komunikasi yang akan dilakukan. Oleh sebab itu, langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai berikut :

(60)

54 Bagian 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja a. Cermati isu strategis dalam Buku Putih

Untuk dapat menetapkan tujuan komunikasi, langkah pertama adalah mencermati kembali dokumen Buku Putih kabupaten/kota, terutama terkait isu-isu strategis yang terdapat di dalam Bab 3.

b. Rumuskan Tujuan Komunikasi berdasarkan Isu Strategis

Tujuan komunikasi ditulis dalam bentuk kalimat aktif terkait dengan upaya untuk mempengaruhi tingkat kesadaran, pemahaman, keyakinan atau sampai pada perubahan perilaku/tindakan dari khalayak sasaran tertentu. Penentuan tujuan komunikasi harus realistis, sesuai dengan kondisi ‘ada dimana’ khalayak sasaran kita berada. Tujuan komunikasi hendaknya disusun sesuai dengan kaidah SMART: specific, measurable,

achievable, realiastic dan time bound. Kalau saat ini kesadaran dinilai kurang, maka perlu

ditingkatkan . Kalau saat ini kesadaran dinilai cukup, maka tujuan komunikasi bisa ditingkatkan menjadi memberi pemahaman, dan seterusnya. Contoh rumusan tujuan komunikasi berdasarkan isu strategis seperti Tabel 1. di bawah ini.

Tabel 1. Rumusan Tujuan Komunikasi Berdasarkan Isu Strategis

No. Isu Strategis Tujuan Komunikasi

1. Contoh : Ada 80 persen rumah tangga memiliki jamban dan septic tank lebih dari 5 tahun, namun dari jumlah tersebut hanya 5% yang mengaku pernah menguras septic tank karena penuh.

Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menggunakan septic tank yang tidak mencemari lingkungan.

2. dst Catatan :

Tidak semua isu strategis memerlukan dukungan kegiatan komunikasi, bila demikian, maka tidak perlu dirumuskan tujuan komunikasi, atau ditulis : “tidak memerlukan dukungan kegiatan komunikasi.”

2. Rumuskan, Khalayak Sasaran, pesan dan Rencana Kegiatan Komunikasi

Berdasarkan isu-isu strategis dan tujuan komunikasi, kita dapat merumuskan pesan, khalayak sasaran dan kegiatan komunikasi yang direncanakan. Jka memungkinkan, akan lebih baik jika ditentukan khalayak sasarannya terlebih dahulu, baru tentukan pesannya. Setelah itu baru ditentukan rencana kegiatan komunikasinya.

a. Merumuskan Pesan

Dari sebuah tujuan komunikasi dapat disusun lebih dari 1 pesan, baik untuk khalayak sasaran yang sama, maupun khalayak sasaran yang berbeda. Secara umum, pesan yang dibuat harus jelas, mudah diingat dan menggugah. Sebagai contoh misalnya tujuan komunikasi : “Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menggunakan septic tank yang

tidak mencemari lingkungan”.

Pesan yang dapat dibuat antara lain :

- Pastikan septic tank tidak bocor, atau berarti anda biarkan keluarga anda

mengkonsumsi kotoran sendiri !

- Jarak septic tank dan sumber air minimal 10 meter, kalau mau keluarga anda sehat ! - Kalau 5 tahun septic tank tidak disedot, kemungkinan bocor dan mencemari sumber air

anda !

Pesan-pesan ini nantinya dapat dikemas dalam berbagai media/materi komunikasi sehingga penyampaian dapat berupa serial, atau sekaligus dimuat dengan pengaturan tertentu sesuai dengan karakter media/materi komunikasi yang digunakan.

Tanpa mengubah esensi, pesan-pesan tersebut dapat dikembangkan ke dalam bentuk bahasa, gambar, suara dan simbol komunikasi lain dengan mempertimbangkan aspek kesetaraan jender, keberpihakan kepada masyarakat miskin, dan sensitifitas budaya setempat.

(61)

Bagian 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja 55 b. Menetapkan Khalayak Sasaran (Utama dan Antara)

Yang perlu diperhatikan dalam menentukan khalayak sasaran utama adalah siapa yang terkait langsung dengan tujuan komunikasi yang kita lakukan. Dalam kasus misalnya tujuan komunikasi : “Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menggunakan septic

tank yang tidak mencemari lingkungan”. Tentu saja khalayak sasaran utama adalah 75%

penduduk yang dalam Buku Putih atau studi EHRA disebutkan memiliki septic tank lebih dari 5 tahun namun belum pernah disedot atau dikuras karena penuh. Semakin rinci kita memahami khalayak sasaran, akan sangat membantu dalam proses selanjutnya menentukan media/saluran komunikasi yang tepat. Selain ‘khalayak sasaran utama’, kita juga perlu mempertimbangkan sub-kelompok dari khalayak sasaran utama yang dapat mempengaruhi pendapat mereka. Dari hasil studi komunikasi dan media, kita dapat melihat siapa yang menjadi penyampai pesan paling efektif dan dipercaya oleh khalayak sasaran utama. Dalam kasus ini kita bisa rumuskan ‘khalayak sasaran antara’ misalnya; tokoh agama, tokoh masyarakat, kader (kesehatan, posyandu dan pkk) dan radio X.

c. Merencanakan Kegiatan Komunikasi

Setelah jelas khalayak sasaran yang dituju, langkah selanjutnya adalah merencanakan kegiatan komunikasi yang akan dilakukan.

Dalam merencanakan kegiatan komunikasi hal pertama yang perlu dipertimbangkan adalah :  efektifitas dan efisiensi penyampaian pesan.

 kombinasi kegiatan yang terintegrasi dan saling melengkapi antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain

Untuk dapat menjangkau 75% penduduk, tentu saja akan sangat perlu biaya besar bila kegiatan yang dipilih adalah komunikasi langsung atau ‘tatap muka’ dengan seluruhan khalayak sasaran. Kalaupun hal tersebut dilakukan, sebaiknya hanya untuk sub–kelompok khalayak sasaran prioritas yang dapat ditentukan berdasarkan daerah, kondisi ekonomi dan atau lainnya. Untuk itu perlu dilihat kembali data-data Buku Putih yang menunjukkan dimana saja daerah prioritas yang harus segera dilakukan penyadaran masyarakat.

Kombinasi dari kegiatan komunikasi penyadaran dengan ‘tatap muka’, dapat saja dilakukan dengan komunikasi melalui media massa lokal (cetak dan elektronik) baik melalui periklanan maupun lewat pemberitaan, dapat pula melalui media luar ruang (pemasangan spanduk, billboard, standing banner dll) serta dapat pula melalui pembuatan dan penyebarluasan media/materi komunikasi standar seperti leaflet, booklet, sticker, poster dll.

Untuk menjangkau ‘khalayak sasaran antara’ yang terdiri dari tokoh masyarakat dan agama, kader (kesehatan, pkk dan posyandu), serta Radio X, dapat dilakukan kegiatan yang mengundang keseluruhannya dengan tema yang umum, atau secara terpisah dengan tema yang lebih khusus, baik dalam bentuk lokakarya, seminar, diskusi atau kunjungan dll.

(62)

56 Bagian 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja Tabel 2. Rumusan Pesan, Khalayak Sasaran dan Kegiatan

No. Pesan Khalayak Sasaran Kegiatan Komunikasi

1. - Pastikan septic tank

tidak bocor, atau

berarti anda biarkan

keluarga anda

mengkonsumsi kotoran sendiri ! - Jarak septic tank dan

sumber air minimal 10

meter, kalau mau

keluarga anda sehat ! - Kalau 5 tahun septic

tank tidak disedot,

kemungkinan bocor

dan mencemari

sumber air anda !

Utama :

75% penduduk yang

memiliki septic tank lebih dari 5 tahun namun belum pernah disedot

atau dikuras karena

penuh. Antara :

Tokoh masyarakat dan

agama, kader

(kesehatan, pkk dan

posyandu), serta Radio X.

- Menyusun dan melaksanakan

kampanye partisipatif di 8 RW prioritas.

- Pembuatan dan penayangan iklan di surat kabar, radio dan tv lokal.

- Pembuatan dan pemasangan

spanduk, bilboard, standing banner di lokasi strategis dan daerah dimana khalayak sasaran berada. - Pembuatan leaflet, booklet, sticker,

poster dll

- Lokakarya pentingnya penyadaran masyarakat tentang septic tank yang baik bagi tokoh masyarakat dan agama, kader (kesehatan, pkk dan posyandu), serta Radio X. 2. Dst

Untuk memastikan rencana kegiatan komunikasi berjalan dengan baik dan sebagai alat pemantauan (monitoring), hal pertama perlu ditetapkan waktu pelaksanaan, petugas pelaksana dengan jelas dan biaya yang dibutuhkan oleh tiap kegiatan.

Tabel 3. Rumusan Perkiraan Biaya, Pelaksana dan Waktu Pelaksanaan untuk Tiap Kegiatan

*) Berdasarkan rumusan bersama sesuai kondisi yang ada.

No. Kegiatan Perkiraan Biaya* Pelaksana* Waktu*

1. - Menyusun dan melaksanakan

kampanye partisipatif di 8 RW prioritas.

- Pembuatan dan penayangan iklan di surat kabar, radio dan tv lokal.

- Pembuatan dan pemasangan spanduk, bilboard, standing banner di lokasi strategis dan

daerah dimana khalayak

sasaran berada.

- Pembuatan leaflet, booklet, sticker, poster dll

- Lokakarya pentingnya

penyadaran masyarakat

tentang septic tank yang baik bagi tokoh masyarakat dan agama, kader (kesehatan, pkk dan posyandu), serta Radio X.

Rp. 21.000.000,- Rp. 50.000.000,- Rp. 10.000.000,- Rp. 10.000.000,- Rp. 10.000.000,- Dinas Kesehatan, Humas, dan DinKoinfo Juni-Juli 2013 April-Juli 2013 April-Juli 2013 April 2013 Mei 2013 2. Dst.

(63)

Bagian 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja 57

3. Menentukan saluran media

Proses penentuan saluran/media sebenarnya sudah dilakukan pada saat menetapkan ‘khalayak sasaran utama’ dan ‘khalayak sasaran antara’, serta pada saat menetapkan rencana kegiatan komunikasi. Dalam hal ini kita telah menentukan komunikasi ‘tatap muka’ dengan ‘khalayak sasaran utama’ dan ‘khalayak sasaran antara’, serta telah menentukan radio, tv, dan surat kabar lokal serta tokoh masyarakat dan agama, kader (kesehatan, pkk dan posyandu), serta Radio X saluran/media komunikasi sebagai ‘khalayak sasaran antara’.

Hanya saja khusus untuk media massa, karena hampir 70% biaya komunikasi adalah untuk penempatan di media massa oleh sebab itu, permasalahan ini penting untuk diulas lebih jauh. Adapun langkah-langkah seleksi media sebagai berikut :

a. Cari jenis media : Pada langkah awal proses seleksi media, akan mencari jenis media yang akan digunakan dalam kampanye dalam rangka strategi bauran media (media mix strategy), sebagai media komunikasi untuk mencapai tujuan. Dalam tahap ini dilakukan diskusi tentang karakteristik setiap alternatif media, kelebihan dan kekurangan, termasuk mencocokkan dengan kebutuhan konsumen/khalayak sasaran, keinginan, produk/ pesan dan kebiasaan dalam menggunakan media.

b. Seleksi media : Pada tahap selanjutnya dari seleksi media adalah melihat lebih rinci ke dalam tiap jenis media. Jika majalah direkomendasikan, maka majalah apa yang dapat digunakan, jika televisi di rekomendasikan, maka stasiun televisi dan program tersebut dapat digunakan dengan durasi tertentu dan sebagainya. Pada tahap ini masuk pada perhitungan kuantitatif berupa rating, jangkauan, frekuensi, dan efisiensi, lebih baik lagi bila dilakukan analisis kualitatif pada tiap alternatif.

c. Tentukan frekuensi, waktu, ukuran, lokasi dll : Langkah selanjutnya adalah masuk pada tindak lanjut lebih rinci dari media seleksi seperti keputusan seleksi program, waktu dan jadual (keberlanjutan), lokasi (untuk media cetak outdoor), dan penanganan khusus lain.

4. Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi

Kegiatan komunikasi adalah proses yang dinamis, sifatnya yang melayani tujuan membuat kegiatan-kegiatan yang telah kita susun kadang harus disesuaikan dengan perkembangan yang ada, tanpa harus merubah tujuan utama. Oleh karenanya diperlukan rencana pemantauan dan evaluasi untuk dapat melakukan kegiatan ini. Adapun alur proses kegiatan komunikasi, seperti diagram di bawah ini :

(64)

58 Bagian 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja Pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan untuk proses kegiatan dan hasil kegiatan komunikasi. a. Pemantauan dan Evaluasi untuk Proses kegiatan Komunikasi

Memastikan bahwa rencana kegiatan dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan mengacu pada rencana anggaran yang tersedia, waktu pelaksanaan, dan petugas pelaksana. Hasil pemantauan kemudian dievaluasi dalam rapat tim komunikasi dan atau rapat pokja sanitasi secara keseluruhan untuk menjadi masukan pelaksanaan kegiatan komunikasi selanjutnya.

b. Pemantauan dan Evaluasi untuk Hasil kegiatan Komunikasi

Untuk mengukur keberhasilan kegiatan komunikasi, tentu memerlukan waktu yang cukup dan tergantung dari intensitas dan keberlanjutan kegiatan kampanye. Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa kegiatan komunikasi adalah bukan tujuan, tapi cara mencapai tujuan. Oleh karenanya pemantauan dan evaluasi hasil kegiatan komunikasi, tidak lepas dan

termasuk dari kegiatan pemantauan dan evaluasi dari penyusunan dan pelaksanaan SSK itu sendiri. Apabila ditemukan kendala komunikasi sehingga proses pembangunan sanitasi tidak

berjalan sesuai dengan rencana, hal ini dapat menjadi masukan untuk penyusunan strategi dan kegiatan komunikasi selanjutnya.

Secara makro, efektifitas kegiatan komunikasi dapat dipantau dan dievaluasi melalui kegiatan pre-test dan post-test kepada khalayak sasaran tertentu. Dalam kasus misalnya tujuan komunikasi : “Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menggunakan

septic tank yang tidak mencemari lingkungan”. Tentu saja khalayak sasaran utama adalah

75% penduduk yang dalam Buku Putih atau studi EHRA disebutkan memiliki septic tank lebih dari 5 tahun namun belum pernah disedot atau dikuras karena penuh. Kepada populasi tersebut, dapat dilakukan semacam survey dan atau Focus Group Disscussion (FGD), untuk melihat adakah peningkatan kesadaran seperti yang diinginkan sebelum dan setelah dilakukan kegiatan komunikasi tertentu.

(65)

Bagian 3. Bahan Serahan dan Lembar Kerja 59

2. Lembar Kerja : Tabel Strategi Komunikasi

No. Isu Strategis

Tujuan

Komunikasi

Khalayak

Sasaran

Pesan

Kegiatan

Produksi

Media

Perkiraan

Biaya

Pelaksana

Kegiatan

Waktu

Pelaksanaan

1.

2.

Dst

(66)

Gambar

Tabel  3.  Rumusan Perkiraan Biaya, Pelaksana dan Waktu Pelaksanaan untuk Tiap Kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Reivich & Shatte (2002, hlm. 11) selama kurang lebih 15 tahun pada Universitas Pennsylvania mengungkapkan bahwa resiliensi memegang

– Untuk mengetahui klasifikasi potensi internal, potensi eksternal dan potensi fisik masing-masing obyek wisata dikawasan wisata Kecamatan Ngargoyoso dan Jenawi

Mencermati kondisi seperti ini, sudah saatnya guru meninggalkan kaidah mengajar (to teach ) menjadi membelajarkan (to learn ), baik konsep ( content standard ) maupun

Dalam tesis manajemen proyek ini, penulis meneliti arsitektur data dan aplikasi sebagai bentuk kajian kebutuhan sistem informasi yang dapat digunakan sebagai pedoman

Anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah rencana besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar biaya tenaga kerja yang terlibat secara langsung di

Tuhan layak menjadi pusat ibadah kita, bukan hanya karena Dia Tuhan yang berkuasa tetapi karena relasi Perjanjian dan karena apa yang Dia lakukan atas hidup Kita sebagai umat

Gudang Garam,Tbk tahun 2013-2018, dengan teknik analisis Regresi Linier Berganda.Penelitian ini menggunakan data sekunder yang terdiri dari data laporan keuangan tahunan

Menurut Sumardyono (2004:28) secara umum matematika didefinisikan sebagai berikut:1). matematika sebagai struktur yang terorganisir, 2). matematika sebagai alat, 3).