• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Konsep Penelitian Hipotesis...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Konsep Penelitian Hipotesis..."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ix ABSTRAK

PENAMBAHAN SENAM OTAK PADA PROGRAM

SENAM SEHAT ANAK INDONESIA (SSAI) DAPAT MENINGKATKAN MEMORI JANGKA PENDEK DAN INDEKS KESEGARAN JASMANI

SISWA SD INPRES PONDANG

Latar Belakang: Memori jangka pendek berperan dalam semua proses kognitif pada anak. Kecepatan proses kognitif anak di ketahui bergantung dari derajat aktivasi memori jangka pendek. Stimulasi yang diberikan berupa gerakan-gerakan yang mengaktifkan otak, memori jangka pendek akan lebih terintegrasi dengan memori jangka panjang untuk memperkaya muatan yang sudah ada dalam memori jangka panjang. Fungsi kognitif dan prestasi akademik bisa juga di pengaruhi oleh tingkat kesegaran jasmani. Kesegaran jasmani ini bermanfaat untuk menunjang kapasitas fisik anak yang pada akhirnya di harapkan dapat meningkatkan prestasinya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan memori jangka pendek dan kesegaran jasmani pada penambahan Senam Otak pada program SSAI pada siswa SD Inpres Pondang.

Metode: Penelitian ini bersifat true eksperimental, menggunakan rancangan two group pre and post test control group design. Penelitian ini dilakukan di SD Inpres Pondang, pada tanggal 22 Januari 2018 - 05 Maret 2018, seminggu 3 kali selama 6 minggu . Sampel penelitian berjumlah 42 orang yang dibagi menjadi dua kelompok. Pada Kelompok Kontrol berupa program SSAI dan pada Kelompok Perlakuan diberikan penambahan Senam Otak pada program SSAI. Alat ukur yang digunakan adalah memory span untuk mengukur memori jangka pendek dan TKJI untuk mengukur kesegaran jasmani. Tes ini dilakukan sebelum dan sesudah intervensi.

Hasil Penelitian: Hasil pengujian hipotesis menggunakan Wilcoxon test dan Mann Whitney test. Hasil Wilcoxon test menunjukkan peningkatan memori jangka pendek pada kelompok perlakuan secara signifikan (p=0,001), kelompok kontrol menunjukkan peningkatan memori jangka pendek secara signifikan (p=0,001). Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai peningkatan indeks kesegaran jasmani pada kelompok perlakuan secara signifikan (p=0,001). Nilai peningkatan indeks kesegaran jasmani pada kelompok kontrol secara signifikan (p=0,001). Hasil uji Mann Whitney test menunjukkan nilai digit span pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan nilai p=0,005 (signifikan). Nilai kesegaran jasmani pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan nilai p=0,091 (tidak signifikan).

Simpulan: Secara statistik ada beda penambahan senam otak pada SSAI dalam meningkatkan memori jangka pendek siswa SD. Secara statistik tidak ada beda penambahan senam otak pada SSAI dalam meningkatkan kesegaran jasmani pada siswa SD.

Kata Kunci : Memori jangka pendek, indeks kesegaran jasmani, memory span, tes kesegaran jasmani Indonesia, senam otak, SSAI.

(2)

x ABSTRACT

ADDITION OF BRAIN GYM IN THE PROGRAM OF

SENAM SEHAT ANAK INDONESIA (SSAI) CAN INCREASE SHORT-TERM MEMORY AND PHYSICAL FITNESS INDEX IN ELEMENTARY

SCHOOL STUDENTS OF INPRES PONDANG

Background: Short-term memory plays a role in all children's cognitive processes. The speed of cognitive processes in children is known to depend on the degree of activation of short-term memory. With stimulation that given in the form of brain-activating movements is expected to integrate short-term memory and long-term memory to expand the existing load in long-term memory. Cognitive function and academic achievement can also be influenced by the level of physical fitness. Physical fitness is very useful to support the physical capacity of children who in the end expected to improve his performance. This research was conducted to find out how big increase of short-term memory and physical fitness at the addition of Brain Gym in SSAI program at elementary school student of Inpres Pondang.

Method: This research is true experimental, using two group pre and post test control group design. This research was conducted at SD Inpres Pondang, 3 times weekly for 6 weeks, at January 22, 2018 - March 05, 2018. The sample of research is 42 people divided into two groups. In the Control Group in the form of SSAI program and in the Treatment Group was given the addition of Brain Gym in the SSAI program. Measuring tool used is memory span to measure short-term memory and TKJI to measure physical fitness. This test is done before and after the intervention.

Results: The results of hypothesis testing using Wilcoxon test and Mann Whitney test. Wilcoxon test results showed short-term memory improvement in the treatment group significantly (p = 0.001), the control group showed significant short-term memory increase (p = 0.001). The result of hypothesis test shows the value of increase of physical fitness index in the treatment group significantly (p = 0,001). The increase value of physical fitness index in control group significantly (p = 0,001). Mann Whitney test results showed the value of span digits in the treatment group and control group with p = 0.005 (significant). Physical fitness value in treatment group and control group with p value = 0,091 (not significant).

Conclusion: Statistically there is a difference in the addition of brain gymnastics to SSAI in increasing short-term memory of elementary students. Statistically there is no difference in the addition of brain gymnastics in SSAI in improving physical fitness in elementary school students.

Keywords: Short term memory, physical fitness, memory span, tes kesegaran jasmani Indonesia, brain gym, SSAI.

(3)

xi DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... ii

PRASYARAT GELAR ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... v

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR SINGKATAN ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 8 1.3 Tujuan Penelitian ... 8 1.3.1 Tujuan Umum ... 8 1.3.2 Tujuan Khusus ... 8 1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

2.1 Memori Jangka Pendek ... 11

2.1.1 Pengertian Memori ... 11

2.1.2 Peran Memori Jangka Pendek ... 13

2.1.3 Pengukuran Memori Jangka Pendek ... 14

2.1.4 Mekanisme Pembentukan Memori Jangka Pendek ... 17

2.1.5 Proses Penerimaan Informasi ke dalam Memori Jangka Pendek ... 20

2.1.6 Proses Penyimpanan Memori Jangka Pendek ... 24

2.1.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Memori ... 24

2.2 Kesegaran Jasmani ... 27

2.2.1 Pengertian Kesegaran Jasmani ... 27

2.2.2 Komponen-Komponen Kesegaran Jasmani ... 29

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani ... 33

2.2.4 Pengukuran Tingkat Kesegaran Jasmani ... 33

2.2.5 Tes Kebugaran Jasmani ... 34

(4)

xii

2.3 Senam Sehat Anak Indonesia ... 42

2.3.1 Pengertian SSAI 2016 ... 42

2.3.2 Mekanisme SSAI 2016 Terhadap Memori Jangka Pendek dan Kesegaran Jasmani ... 44

2.3.3 Prinsip dan Manfaat Gerakan SSAI ... 45

2.4 Senam Otak ... 47

2.4.1 Pengertian Senam Otak ... 47

2.4.2 Manfaat Gerakan Senam Otak ... 48

2.4.3 Tiga Dimensi Otak Sesuai Edu-K ... 50

2.5 Mekanisme Peningkatan Memori Jangka Pendek dan Kesegaran Jasmani dari Penambahan Senam Otak pada SSAI 2016 ... 69

2.6 Mekanisme Penambahan Senam Otak pada SSAI terhadap Kesegaran Jasmani ... 72

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir ... 75

3.2 Konsep Penelitian ... 79

3.3 Hipotesis ... 80

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian ... 81

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 82

4.3 Penentuan Sumber Data ... 82

4.4 Variabel Penelitian ... 85

4.5 Definisi Operasional ... 85

4.6 Bahan dan Instrumen Penelitian ... 89

4.7 Prosedur Penelitian ... 90

4.8 Alur Penelitian ... 95

4.9 Alat Penelitian ... 96

4.10 Analisis Data ... 101

BAB V HASIL PENELITIAN ... 103

5.1 Karakteristik Subjek Penelitian ... 103

5.2 Distribusi Data Memori Jangka Pendek dan Indeks Kesegaran Jasmani Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol ... 104

5.3 Uji Normlitas Data ... 105

5.4 Uji Beda Nilai Digit Span dan Indeks Kesegaran Jasmani Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada ke dua Kelompok ... 106

5.5 Uji Beda Nilai Memori Jangka Pendek dan Indeks Kesegaran Jasmani Sebelum Perlakuan ke dua Kelompok ... 108

(5)

xiii

5.6 Uji Beda Nilai Memori Jangka Pendek dan Indeks Kesegaran

Jasmani Setelah Perlakuan ke dua Kelompok ... 109

BAB VI PEMBAHASAN ... 111

6.1 Deskriptif Karakteristik Subjek Penelitian ... 111

6.2 Peningkatan Memori Jangka Pendek pada Kelompok Penambahan Senam Otak pada SSAI ... 112

6.3 Peningkatan Indeks Kesegaran Jasmani pada Kelompok Penambahan Senam Otak pada SSAI ... 116

6.4 Keterbatasan Penelitain ... 122

BAB VII SIMPULAN SARAN ... 123

7.1 Simpulan ... 123

7.2 Saran ... 123

(6)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Memori Menurut Atkinson dan Shiffrin ... 20

Gambar 2.2 Lobus Korteks Serebrum ... 22

Gambar 2.3 Komponen-komponen Utama Sistem Limbik ... 23

Gambar 2.4 Ganglia Basal dan Diensefalon ... 23

Gambar 2.5 Posisi Start 40 meter ... 35

Gambar 2.6 Sikap Permulaan Gantung Siku Tekuk ... 36

Gambar 2.7 Sikap Bergantung Siku Tekuk ... 36

Gambar 2.8 Sikap Duduk dengan Ke dua Siku Menyentuh Paha ... 38

Gambar 2.9 Sikap Menentukan Raihan Tegak ... 39

Gambar 2.10 Posisi Start 600 meter ... 40

Gambar 2.11 Gerakan The Cross Crawl Posisi Berdiri dan Duduk ... 53

Gambar 2.12 Gerakan Lazy Eight ... 54

Gambar 2.13 Gerakan The Elephant ... 55

Gambar 2.14 Gerakan Neck Rolls ... 56

Gambar 2.15 Gerakan Belly Breathing ... 57

Gambar 2.16 Gerakan Brain Buttons ... 59

Gambar 2.17 Gerakan Earth Buttons ... 60

Gambar 2.18 Gerakan The Thinking Cap ... 61

Gambar 2.19 Gerakan Hook – Ups ... 62

Gambar 2.20 Gerakan The Positive Points ... 63

Gambar 2.21 Gerakan The Owl ... 64

Gambar 2.22 Gerakan The Arm Activation ... 65

Gambar 2.23 Gerakan The Calf Pump ... 66

Gambar 2.24 Gerakan The Gravity Glider ... 67

Gambar 2.25 Gerakan The Grounder... 68

Gambar 3.1 Konsep Penelitian ... 79

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian ... 81

(7)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Seri Percobaan I dan II Tes Angka Maju ... 15

Tabel 2.2 Seri Percobaan I dan II Tes Angka Mundur ... 16

Tabel 2.3 Nilai TKJI Usia 10-12 Tahun Putera ... 41

Tabel 2.4 Nilai TKJI Usia 10-12 Tahun Puteri ... 41

Tabel 2.5 Norma Nilai TKJI ... 42

Tabel 5.1 Karakteristik Sampel ... 103

Tabel 5.2 Deskriptif Data Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ... 104

Tabel 5.3 Distribusi Data Digit Span dan TKJI Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol ... 105

Tabel 5.4 Uji Normalitas Data ... 106

Tabel 5.5 Peningkatan Nilai Memori Jangka Pendek dengan Wilcoxon test ... 107

Tabel 5.6 Peningkatan Indeks Kesegaran Jasmani dengan Wilcoxon test ... 107

Tabel 5.7 Nilai Memori Jangka Pendek sebelum perlakuan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol diuji dengan Mann Whitney test .. 108

Tabel 5.8 Nilai Kesegaran Jasmani sebelum perlakuan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol diuji dengan Mann Whitney test .. 109

Tabel 5.9 Nilai Digit Span Setelah Perlakuan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol diuji dengan Mann Whitney test... 110 Tabel 5.10 Nilai Kesegaran Jasmani Setelah Perlakuan pada kelompok

(8)

xvi

DAFTAR SINGKATAN SINGKATAN

SSAI : Senam Sehat Anak Indonesia Edu-K : Educational Kinesiology PACE : positif, aktif, clear, energetics IMT : Indeks Massa Tubuh

(9)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Informed Consent Lampiran 2. Data Penelitian

Lampiran 3. Hasil Olah Data Statistik Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian Lampiran 5. Formulir TKJI

Lampiran 6. Lembar Observasi Memori Jangka Pendek dengan Digit Span Lampiran 7. Surat Persetujuan Menjadi Pengukur

(10)

xviii BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan kesehatan setiap anak adalah hal penting yang merupakan tujuan nasional dalam bidang kesehatan. Setiap anak mendapat anugerah dari Tuhan berupa potensi yang unggul dan unik. Kesuksesan perkembangan di usia dini merupakan salah satu tahapan yang menentukan kehidupan anak di masa depan, di mana dalam fase tumbuh kembangnya dibutuhkan stimulasi potensi-potensi anak untuk mengoptimalkan proses tumbuh kembangnya. Proses tumbuh kembang anak berbeda pada masing-masing individu tergantung pada stimulasi yang dipengaruhi oleh faktor nature dan nuture (Purna dan Kinasih, 2015).

Proses perkembangan anak berlangsung sangat kompleks, karena merupakan proses interaksi dari berbagai faktor. Ada tiga aspek yang mempengaruhi proses perkembangan yaitu biological process, socioemotional process dan cognitive process. Proses biologis menghasilkan perubahan dalam bentuk pertumbuhan tubuh, perkembangan otak, penambahan tinggi dan berat, keterampilan motorik serta perubahan hormon menginjak usia remaja. Proses sosioemosional menyangkut perubahan bagaimana akan menjalin hubungan dengan orang lain, perubahan emosi, dan perubahan kepribadian anak. Perkembangan kognitif menurut Piaget, dibagi dalam empat periode utama: (1) Periode sensomotrik berlangsung usia 0-2 tahun, (2) Periode praopersional usia 2-7 tahun, (3) Periode operasional konkrit usia 7-11 tahun, (4) Tahapan

(11)

xix

operasional formal, berlangsung usia 11 tahun sampai dewasa. Proses kognitif menghasilkan perubahan cara berpikir, inteligensi, dan bahasa. Perkembangan proses kognitif menjadi dasar bagi berkembangnya memori anak, berupaya memecahkan masalah, mengembangkan strategi berpikir kreatif (Surna dan Pandeirot, 2014).

Kecepatan proses kognitif anak diketahui bergantung dari derajat aktivasi memori jangka pendek. Para ahli juga berpendapat adanya peran memori jangka pendek dalam semua proses kognitif dalam memahami bahasa, mengerjakan tugas, dan pemecahan masalah. Para peneliti dalam bidang neuroscientist menemukan bahwa perkembangan kognitif anak berkaitan erat dengan perkembangan dan fungsi otak. Perkembangan kognitif termasuk dalam proses genetik yang didasarkan pada perkembangan sistem saraf. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun perkembangan tersebut berlangsung pada kecepatan yang berbeda. Perkembangan penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung, tapi perkembangannya dapat distimulasi (Eggen dan Kauchak, 2004; Surna dan Pandeirot, 2014).

Banyak pelajar yang mengalami hambatan belajar karena berusaha terlalu keras sehingga terjadi stress di otak. Mekanisme integrasi otak melemah sehingga bagian-bagian otak tertentu kurang berfungsi. Karena refleks stress, informasi yang diterima di otak bagian belakang sulit diekspresikan melalui bagian depan otak, sehingga pelajar merasa kurang mampu. Pelajar yang mengalami stress masuk dalam keadaan homolateral, di mana sisi otak dominan mengerjakan

(12)

xx

kebanyakan proses mental sedangkan belahan otak yang tidak dominan kurang dapat diakses. Pelajar tidak bisa menunjukkan potensi yang dimilikinya karena fungsi otak tidak seimbang sehingga pelajar akan sulit berkonsentrasi pada pelajaran sehingga informasi terbaru akan sulit dicerna dan dimengerti (Demuth, 2017).

Otak sebagai pusat kegiatan tubuh mengaktifkan seluruh organ dan sistem tubuh melalui pesan-pesan yang disampaikan melewati jaras saraf secara sadar maupun tidak sadar. Memori jangka pendek harus diperkuat dan ditingkatkan agar ketika suatu informasi masuk di otak, ada sistem memori yang akan menyimpan informasi tersebut dan meneruskannya ke memori jangka panjang untuk diproses dan disimpan ke area otak yang lebih berperan untuk membuat informasi menjadi permanen. Kecepatan proses kognitif anak diketahui bergantung dari derajat aktivasi memori jangka pendek. Dengan stimulasi yang diberikan berupa gerakan-gerakan yang mengaktifkan otak diharapkan memori jangka pendek akan lebih terintegrasi dengan memori jangka panjang untuk menghasilkan pengetahuan baru atau mengubah dan memperkaya muatan yang sudah ada dalam memori jangka panjang (Demuth, 2017).

Perkembangan intelektual juga diketahui merupakan hasil dari sebuah interaksi kompleks antara lingkungan, sosial dan faktor genetik. Di samping itu, fungsi intelektual dan prestasi akademik bisa juga dipengaruhi oleh tingkat kesegaran jasmani. Kesegaran jasmani ini sangat bermanfaat untuk menunjang kapasitas fisik anak yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan prestasinya.

(13)

xxi

Kesegaran jasmani yang baik merupakan modal utama bagi anak-anak untuk mampu melakukan aktivitas fisik secara berulang-ulang dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Dengan demikian dengan kesegaran jasmani yang baik, diharapkan seorang anak akan mampu mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan efektif dan efisien, tidak gampang terserang penyakit karena kurang gerak, belajar lebih semangat serta dapat berprestasi secara optimal. Dengan kesegaran jasmani yang baik, maka tubuh akan sehat sehingga secara tidak langsung akan mendukung proses pembelajaran di sekolah (Yuliawan, 2015).

Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Senam ada berbagai macam, di antaranya senam lantai, senam pramuka, Senam Kesegaran Jasmani, Senam Sehat Anak Indonesia, senam otak dll. Di beberapa Sekolah Dasar, guru-guru mengajarakan senam-senam yang mudah dilakukan oleh murid, seperti senam otak dan Senam Sehat Anak Indonesia. Sebelum memulai pelajaran, senam biasanya diberikan oleh guru untuk kesiapan belajar anak-anak (Kamajaya dkk., 2013).

Senam otak merupakan serangkaian latihan gerak sederhana yang membantu mengoptimalkan fungsi dari segala macam pusat yang ada di otak manusia. Senam ini dapat memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak, meningkatkan daya ingat dan konsentrasi, meningkatkan energi tubuh, mengatur tekanan darah, meningkatkan penglihatan, keseimbangan jasmani dan juga koordinasi (Dennison dan Gaul, 2006). Menurut riset yang dilakukan oleh Watson dan Ginger (2014), bahwa senam otak dapat meningkatkan akademik pada anak

(14)

xxii

dengan gangguan disabilitas yaitu autis dan keterlambatan tumbuh kembang yang diberikan senam selama 8 minggu. Pada penelitian lain menyebutkan bahwa senam otak bermakna untuk meningkatkan memori jangka pendek yang dilakukan selama 6 minggu pada anak dari keluarga status ekonomi rendah dengan subjek usia 8 – 9 tahun (Putranto, 2009).

SSAI merupakan salah satu cara yang tepat dalam usaha mewujudkan pendidikan kesegaran jasmani anak. Menurut Marzuki (2012) dalam Khasanah (2015), menyebutkan bahwa pada usia Sekolah Dasar banyak pilihan atau muatan dari aktivitas ritmik tersebut antara lain, Senam Pagi Indonesia, Senam Ayo Bersatu, Senam Indonesia Sehat, Senam Kesegaran Jasmani serta aktivitas yang mengikuti irama dan ritmik lainnya. Salah satu senam yang digunakan di Sekolah Dasar saat ini yang termasuk juga dalam penelitian ini adalah Senam Sehat Anak Indonesia (SSAI). SSAI merupakan salah satu jenis senam kesegaran jasmani yang aktivitasnya tidak hanya menggunakan fisik semata tetapi menuntut koordinasi gerak tubuh. Unsur-unsur gerakan kesegaran jasmani adalah kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, kelentukan koordinasi, ketepatan, dan keseimbangan.

Hasil penelitian dari Khasanah (2015), menyatakan bahwa penambahan Senam Otak pada program SKJ 2008 terjadi peningkatan pada salah satu komponen kesegaran jasmani yaitu koordinasi antara mata dan tangan pada anak usia 7-8 tahun dibandingkan dengan yang tidak diberikan intervensi senam otak. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kalinggajati (2013), dari hasil penelitiannya menunjukkan terdapat peningkatan yang signifikan dengan nilai p =

(15)

xxiii

0,000 dalam pemberian senam kesegaran jasmani terhadap koordinasi antara mata dan kaki pada subjek penelitian siswa sekolah Dasar kelas 2 dan kelas 3 yang berada dalam rentang usia 8 – 9 tahun, yang didominasi siswa usia 9 tahun yaitu, sebesar 31 siswa (67,4%), sisanya 15 siswa (32,6%) berusia 8 tahun. Sedangkan pada penelitian Irfan (2015) senam otak lebih meningkatkan keseimbangan dinamis daripada SKJ (2008) pada anak usia 7-8 tahun di Kecamatan Simpang Teritip Bangka Barat dengan jumlah sampel 158 anak dimana beda rerata keseimbangan dinamis antara Kelompok Perlakuan I (SKJ 2008) dan Kelompok Perlakuan II (Senam Otak) diuji menggunakan Mann Whitney diperoleh nilai p=0,000 dengan nilai rerata keseimbangan dinamis setelah perlakuan pada Kelompok Perlakuan II (SenamOtak) adalah 4,97±0,225 lebih besar daripada Kelompok Perlakuan I (SKJ) 2008 adalah 4,15±0,949. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa SKJ 2008 dan senam otak dapat meningkatkan keseimbangan dinamis pada anak usia 7-8 tahun, namun senam otak lebih meningkatkan keseimbangan dinamis daripada SKJ 2008 pada anak usia 7-8 tahun.

Penelitian yang dilakukan oleh Sidiarto, dkk (2003), tentang “The Efficacy of Spesific Patterns of Movement and Brain Exercises on The Cognitive Performance of Healthy Senior Citizen in Jakarta” menyatakan bahwa gerak dan latih otak dapat menyebabkan peningkatan bermakna pada tes kognitif, termasuk di dalamnya mengukur fungsi memori jangka pendek. Menurut penelitian berikutnya oleh Hafez (2017), dengan judul: “Effect of Brian Gym On Manipulating Skills and Balance for Beginners In Rhytmic Gymnastics” menyatakan bahwa senam otak yang diberikan selama 8 minggu memberikan

(16)

xxiv

hasil berupa peningkatan pada tes standing stork, tes keseimbangan dinamis dan meningkatkan level manipulating skills pada atlet pemula gimnastik, di mana senam otak meningkatkan dan memperbaiki unsur-unsur berupa keseimbangan, ketenangan, gerakan-gerakan tubuh, koordinasi, ritme dan rasa kinestetik yang membutuhkan kerjasama dari seluruh persendian tubuh khususnya proprioseptif.

Menurut Church (2018) dalam ulasannya tentang Brain Gym for People in Sport mengatakan bahwa senam otak dalam olahraga tujuannya adalah untuk memaksimalkan koordinasi pikiran dan tubuh melalui integrasi refleks yang dapat meningkatkan kinerja secara optimal untuk setiap individu bahkan tim dalam olahraga apapun.

Dari evaluasi atau studi referensi yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti, menunjukkan tentang penambahan senam otak pada program SSAI ada hubungannya dengan peningkatan memori jangka pendek dan indeks kesegaran jasmani. Mengacu pada beberapa penelitian tersebut, serta dari pencarian melalui elektronik maupun paperbased tidak ditemukan jurnal penelitian tentang ini, maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang penambahan senam otak pada program SSAI lebih meningkatkan memori jangka pendek dan indeks kesegaran jasmani pada siswa di SD Inpres Pondang, di mana SSAI disini sebagai kontrol.

(17)

xxv 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis membuat rumusan masalah:

1. Apakah SSAI dapat meningkatkan memori jangka pendek ? 2. Apakah SSAI dapat meningkatkan kesegaran jasmani ?

3. Apakah penambahan senam otak pada SSAI dapat meningkatkan memori jangka pendek ?

4. Apakah penambahan senam otak pada SSAI dapat meningkatkan kesegaran jasmani ?

5. Apakah penambahan senam otak pada SSAI lebih meningkatkan memori jangka pendek dibandingkan dengan SSAI ?

6. Apakah penambahan senam otak pada SSAI lebih meningkatkan kesegaran jasmani dibandingkan dengan SSAI ?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran secara umum aplikasi senam otak dan SSAI terhadap peningkatan memori jangka pendek dan kesegaran jasmani pada anak-anak SD Inpres Pondang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk membuktikan efektivitas SSAI dalam meningkatkan memori jangka pendek.

(18)

xxvi

2. Untuk membuktikan efektivitas SSAI dalam meningkatkan kesegaran jasmani.

3. Untuk membuktikan efektivitas penambahan Senam Otak pada SSAI dalam meningkatkan memori jangka pendek.

4. Untuk membuktikan efektivitas penambahan Senam Otak pada SSAI dalam meningkatkan kesegaran jasmani.

5. Untuk membuktikan penambahan Senam Otak pada SSAI lebih meningkatkan memori jangka pendek dibandingkan dengan SSAI.

6. Untuk membuktikan penambahan Senam Otak pada SSAI lebih meningkatkan kesegaran jasmani dibandingkan dengan SSAI.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademik

a) Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam mempelajari dan mengidentifikasi pada perkembangan teori-teori tentang penambahan Senam Otak pada program SSAI pada siswa SD Inpres Pondang, sesuai perkembangan ilmu yang ada serta evidence-based practice dari penelitian.

b) Sebagai bahan bacaan bagi para mahasiswa, staf pengajar yang ingin membuat tugas dan makalah tentang senam otak dan SSAI.

c) Sebagai bahan acuan bagi yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang SSAI dan penambahan senam otak pada SSAI terhadap peningkatan memori jangka pendek dan kesegaran jasmani.

(19)

xxvii 1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan referensi atau bahan pertimbangan di Sekolah Dasar terkait penambahan senam otak pada program SSAI dalam meningkatkan memori jangka pendek dan kesegaran jasmani pada siswa.

Referensi

Dokumen terkait

Ian Watt (dalam Semi, 1984:54) mengungkapkan bahwa sosiologi sastra memiliki hubungan timbal balik antara sastrawan, sastra, dan masyarakat. Oleh sebab itu, sosiologi

Pada satu sisi, praktisi penyiaran termasuk pengelola stasiun televisi swasta berupaya untuk menjaga program sebagai asset utama jualan mereka terhadap berbagai kemungkinan

Di wilayah Langkat Hulu yang terdiri dari 8 kecamatan yaitu : Bahorok, Salapian, Kuta Mbaru, Serapit, Kuala, Sei Bingei, Selesai dan Kecamatan Binjai ; Ngogesa Sitepu

Kelemahan yang ada pada sistem tabbed windows yang dimiliki oleh Opera Mini versi 5 beta adalah user harus melakukan serangkaian beberapa aksi hanya untuk berpindah ke tab yang

Dalam mendesain keseimbangan lintasan produksi untuk sejumlah produksi tertentu, waktu siklus harus sama atau lebih besar dari waktu operasi terbesar yang

Bagaimana kondisi eksisting fisik spasial untuk aspek perbandingan ketinggian bangunan (H) dengan lebar ruang jalan (W) sebagai pembentuk dimensi ruang urban street canyon,

Sertifikasi Mata Pelajaran/Bidang Studi : (diisi dengan kode mata pelajaran).. Nomor Registrasi

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4, Pasal 8 ayat (1), dan Pasal 8 ayat (3) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum