• Tidak ada hasil yang ditemukan

Properti Psikometri Alat Ukur Kecerdasan Majemuk dengan Pendekatan Teori Gardner

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Properti Psikometri Alat Ukur Kecerdasan Majemuk dengan Pendekatan Teori Gardner"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALITIKA

Jurnal Magister Psikologi UMA Available onlinehttp://ojs.uma.ac.id/index.php/analitika

Properti Psikometri Alat Ukur Kecerdasan Majemuk dengan

Pendekatan Teori Gardner

Psychometric Properties of Multiple Intelligences Measuring

Instruments with Gardner's Theory Approach

Hasanuddin*

Program Studi Magister Psikologi, Program Pascasarjana, Universitas Medan Area, Indonesia Diterima: 21 April 2021, disetujui: 27 Juni 2021, dipublish: 30 Juni 2021

*Corresponding author: E-mail: [email protected]

Abstrak

Penelitian tentang properti psikometri yang terdiri dari uji validitas dan reliabiltas dalam penelitian ini menekankan pada dua pendekatan yakni Konsistensi Internal dan Analisis faktor Konfirmatori. Pengujian ini dilakukan pada konstruk dari pengukuran Kecerdasan Majemuk dari teori Gardner yang terdiri sembilan dimensi dan 63 indikator peritem. Adapun dimensinya adalah logika matematika, verbal lingguistik, interpersonal, interpersonal visual ruang, kinestetik, musik, naturalis dan eksistensial. Pengukuran kecerdasan majemuk ini adalah multidimensi, karena tidak adanya keterkaitan antara satu dimensi dengan dimensi yang lain. Subjek dalam penelitian ini adalah 680 mahasiswa yang berdomisili di Sumatera Utara, yang pengambilan datanya dilakukan secara online. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui indikator apa saja yang paling berkontribusi dan bagaimana keterandalan dan keterpercayaan alat ukur yang sudah diformulasi dalam mengukur kecerdasan majemuk. Hasil yang menunjukkan dari sembilan dimensi yang diformulasikan keseluruhannya memenuhi asumsi reliabilitas baik dengan pendekatan konsistensi internal maupun pendekatan analisis faktor konfirmatori. Estimasi dengan menggunakan koefisien loading factor yang terstandar menunjukkan terdapat 2 indikator yang tidak memenuhi kriteria dan tidak disarankan untuk dipakai yakni satu indikator dimensi logika matematika dan satu indikator dari dimensi interpersonal.

Kata kunci: Psikometri Alat Ukur; Kecerdasan Majemuk; Teori Gardner Abstract

Research on psychometric properties consisting of validity and reliability tests in this study emphasizes two approaches, namely Internal Consistency and Confirmatory Factor Analysis. This test was carried out on the construct of the measurement of Multiple Intelligences from Gardner's theory which consisted of nine dimensions and 63 indicators/items. The dimensions are mathematical logic, verbal linguistics, and interpersonal, interpersonal visual space, kinesthetic, musical, naturalist and existential. The measurement of this multiple intelligence is multidimensional, because there is no relationship between one dimension and another. The subjects in this study were 680 students who live in North Sumatra, whose data were collected online. The purpose of this research is to find out which indicators contribute the most and how reliable and reliable the measuring instrument is that has been formulated in measuring multiple intelligences. The results show that from the nine dimensions formulated, all of them meet the reliability assumptions both with the internal consistency approach and the confirmatory factor analysis approach. Estimation using standardized loading factor coefficients shows that there are 2 indicators that do not meet the criteria and are not recommended to be used, namely one indicator of the dimension of mathematical logic and one indicator of the interpersonal dimension.

Keywords: Measuring Instruments Psychometric; Multiple Intelligences;Gardner Theory

How to Cite:Hasanuddin. (2021). Properti Psikometri Alat Ukur Kecerdasan Majemuk dengan

(2)

84

PENDAHULUAN

Persyaratan utama yang harus terpenuhi pada sebuah instrumen dalam mengukur atribut psikologis harus memenuhi asumsi validitas dan reliabilitas. Arikunto (2010) mengatakan bahwa uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sedangkan menurut Ghozali (2013) Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.Sehingga penelitian-penelitian yang berkaitan dengan pengujian tentang kualitas psikometris berkaitan dengan reliabilitas dan validitas merupakan hal yang penting untuk dilakukan, tidak terkecuali juga pengukuran kecerdasan majemuk. Banyak pendekatan yang digunakan dalam pengukuran kecerdasan majemuk di berbagai bidang, terutama di bidang penndidikan yang hasilnya diperuntukkan bagi perencanaan-perencanaan pendidikan pada sebuah institusi.

Salah satu pendekatan pengukuran kecerdasan majemuk dikembangkan oleh Gardner, seorang psikolog perkembangan dan professor pendidikan dari Graduate School of Education, Harvard University Amerika Serikat pada tahun 1983. Kecerdasan Majemuk Menurut Gardner (2003) merupakan sebuah penilaian yang melihat bagaimana individu menggunakan akal pikirnya dalam pemecahan masalah dan memproduksi sesuatu.Pendekatan dalam konstruksi alat ukur ini mencakup 9 kategori kecerdasan (Gardner, 2003), yakni: 1) Kecerdasan Bahasa (linguistic intelligence), kemampuan individu terkait dengan penggunaan kata-kata secara lisan maupun tulisan untuk mengungkapkan pemikiran yang dimilikinya; 2) Kecerdasan Matematika (logic-mathematical intelligence), kecerdasan yang terkait dengan kemampuan dalam penggunaan bilangan, logika, abstraksi, kategorisasi, dan perhitungan secara efektif; 3) Kecerdasan Ruang Visual (spatial intelligence), merupakan gambaran kemampuan individu dalam menangkap ruang visual secara tepat. Terkait dengan kemampuan mengenal benda, membaca suatu grafik dengan tepat; 4) Kecerdasan Gerak Badani (bodily-kinesthetic intelligence),merupakan kemampuan individu dalam hal koordinasi penggunaan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya perihal proses komunikasi dan pemecahan masalah; 5) Kecerdasan Musikal (musical intelligence),kecerdasan dalam hal kemampuan mengembangkan dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik dan suara, peka terhadap ritme, melodi dan intonasi dan kemampuan untuk memainkan alat musik, bernyanyi serta menikmati musik atau lagu; 6) Kecerdasan Interpersonal (interpersonal intelligence), merupakan kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk mengerti dan mampu merespon stimulus berupa perasaan, motivasi, watak, temperamen, ekspresi wajah, suara dan isyarat dari orang lain. Intinya adalah bagaimana seorang individu mampu untuk menjalin relasi dan komunikasi dengan orang lain; 7) Kecerdasan Intrapersonal (intrapersonal intelligence), kemampuan untuk mengenal diri serta mampuberperilaku adaptif berdasarkan pengenalan diri. Bentuk dari kecerdasan ini adalah kemampuan keseimbangan diri, kesadaran diri, kemampuan mengambil keputusan pribadi, sadar akan tujuan hidup dan kontrol emosi; 8) Kecerdasan Lingkungan (natural intelligence), kemampuan untuk memahami lingkungan berupa tumbuhan dan binatang dengan baik, dapat memahami dan

(3)

produktif untuk bercocok tanam, berburu dan pengembangan pengetahuan alam; 9) Kecerdasan Eksistensial, Kecerdasan ini dimiliki oleh seseorang yang mampu menempatkan diri sendiri. Beberapa contoh pemahaman yang dimiliki oleh kecerdasan ini adalah tentang kebermaknaan hidup, memiliki pengalaman batin, kehidupan setelah kematian, memahami proses kehidupan yang berbeda - beda pada setiap orang dan akhir kisah sebuah kehidupan. Kecerdasan ini berfokus terhadap kegiatan - kegiatan filsafat atau keagamaan.

Dari kesembilan dimensi ini dikembangkan sebanyak 63 indikator, masing masing dimensi berisikan 7 indikator/aitem. Sifat dari konstruk instrumen multiple intelegensi ini adalah ortogonal dimana setiap dimensi pada alat ukur ini mengungkapkan hal yang berbeda tidak berkesinambuungan dan skor yang dihasilkan terpecah untuk masing-masing dimensi, tidak menggunakan total skor dari keseluruhan instrumen, maka dapat dikatakan sifat dari instrumen kecerdasan majemuk yang dikembangkan adalah multidimensional bukan unidimensional, maka analisisi validitas dan reliabilitas nantinya akan menggunakan pendekatan multidimensional.

Analisis reliabilitas berfungsi untuk melihat seberapa akurat dan tepatnya instrumen ini menghasilkan skor dalam prosedur pengukuran Koefisien reliabilitas yang diperoleh untuk mengindikasikan adanya stabilitas suatu skor yang diperoleh individu dalam suatu pengukuran. Suryabrata (2000) menyatakan reliabilitas suatu alat ukur akan merujuk pada sejauh mana perbedaan skor yang diperoleh idividu merupakan gambaran dari perbedaan atribut yang sebenarnya. Analisis reliabilitas dalam tulisan ini nantinya merujuk pada dua metode yakni metode konsistensi internal (Azwar, 2000). Metode konsistensi internal dilakukan dengan cara melakukan pengukuran sebanyak satu kali, dan hasil skor yang diperoleh diestimasi dengan cara membandingkan skor masing-masing aitem dengan skor totalnya dengan menggunakan teknik komputasi tertentu dan menggunakan pendekatan analisis faktor konfirmatori.

Analisis faktor konfirmatori merupakan salah satu metode analisis multivarian yang dapat digunakan untuk mengkonfirmasikan apakah model pengukuran yang dibangun sesuai dengan yang dihipotesiskan. Dalam analisis faktor konfirmatori, terdapat varabel laten dan variabel indikator. Menurut Santoso (2015) yaitu variabel yang tidak dapat diukur secara langsung kecuali diukur dengan satu atau lebih variabel manifest. Variabel laten adalah variabel yang tidak dapat dibentuk dan dibangun secara langsung sedangkan variabel indikator adalah variabel yang dapat diamati dan diukur secara langsung, validitas tes dapat diawali dengan melihat secara etimologi, validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah (Azwar, 2000). Analisis Faktor Konfirmatori merupakan salah satu

(4)

86

metode analisis multivarianyang dapat digunakan untuk memberi konfirmasi mengenaimodel pengukuran yang dibangun sesuai dengan yang dihipotesiskan. Menurut Brown (2006), analisis faktor konfirmatori merupakan perluasan dari analisis faktor eksplanatori. Dalam analisis faktor konfirmatori, terdapat varabel laten dan variabel indikator. Variabel laten adalah variabel yang tidak dapat dibentuk dan dibangun secara langsung sedangkan variabel indikator adalah variabel yang dapat diamati dan diukur secara langsung(Bentler & Chou, 2007).

Analisis faktor biasanya digunakan dalam mengembangkan istrumen penelitian. Setelah memutuskan sesuatu yang diukur, perlu dilihat aitem yang telah dibuat benar-benar berhubungan atau mewakili konstruk yang telah ditentukan. Metode yang dikenal untuk menangani persoalan ini adalah analisis faktor. Ada dua pendekatan dalam analisis faktor, yaitu exploratory factor analysis (EFA) dan confirmatory factor analysis (CFA).Dalamtulisan ini analisis yang dipergunakan adalah pendekatan CFA. Pada pendekatan CFA model dibentuk terlebih dahulu, jumlah variabel laten ditentukan oleh analis, pengaruh variabel laten terhadap variabel teramati dapat ditetapkan sama dengan nol atau satu konstanta, kesalahan pengukuran boleh berkorelasi, kovarian variabel-variabel laten dapat diestimasi atau ditetapkan pada nilai tertent, identifikasi parameter diperlukan. CFA merupakan salah satu bentuk structural equation model (SEM) yang juga dikenal model linear structural relationship. SEM itu sendiri ada dua komponen model pengukuran yang menghubungkan seperangkat observed variable dengan latent variable dan model struktural yang menghubungkan latent variable melalui model recursive dan non-recursive(Wijanto, 2008). Dalam SEM, setiap variabel-variabel teramati atau indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur sebuah variabel laten bersifat reflektif (Wijanto, 2008). Artinya, variabel tersebut dipandang sebagai indikator-indikator yang dipengaruhi konsep yang sama dan yang mendasarinya. Muatan-muatan faktor (factor loading) yang menghubungkan variabel laten dengan variabel-variabel teramati disimbolkan dengan huruf Yunani λ (lambda). SEM mempunyai dua matrik lambda yang berbeda, yaitu satu matrik pada sisi X dan matrik lainnya pada sisi Y. Notasi λ pada sisi X adalah λx sedangkan pada sisi Y adalah λy. Model pengukuran yang paling umum dalam aplikasi SEM ialah model pengukuran kongenerik (congeneric measurement model), di mana setiap ukuran atau variabel teramati hanya berhubungan dengan satu variabel laten.

Uji validitas konvergen mempunyai makna bahwa seperangkat indikator mewakili satu variabel laten dan yang mendasari variabel laten tersebut. (Bentler & Chou, 2007). Validitas konvergen syarat suatu alat ukur dikatakan memenuhi kriteria validitas jika memenuhi 3 asumsi kriteria yakni: a) Loading Factor (λ) ≥ 0.5; b) Reliabilitas konstruk (CR) ≥ 0.7; c) Average Variance Extracted (AVE) ≥ 0.5.; d)Reliabilitas masing-masing alat ukur akan diestimasi construct reliability. Pada dasarnya construct reliability ini setara dengan alpha Cronbach. Penggunaan construct reliability didasari oleh analisis validitas digunakan CFA. Dalam CFA, ukuran untuk menentukan besaran sumbangan aitem terhadap konstruknya adalah lambda atau loading factor.

(5)

Cara mendapatkan responden dalam penelitian adalah dengan menggunakan metode nonprobability sampling. Menurut Sugiyono (2017)nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel, dimana responden diperolehsecara online dengan meggunakan googleform yang berisikan instrumen pengukuran kecerdasan majemuk yang dikembangkan. Perolehan data dari responden merupakan data primer dimana data diperoleh secara langsung dari responden melalui online. Jumlah data responden yang masuk adalah 680 dan mengalami pengurangan, ada beberapa sampel yang dibuang dikarenakan ketidaklengkapan dalam pengisian kuesioner. Total responden yang digunakan dalam analisis adalah sebanyak 650 responden. Hal ini mengacu saran Hair, et al dimana bila menggunakan estimasi maksimum likelihood jumlah sampelnya minimal sebesar 5 – 10 kali sesuai jumlah indikator adapun jumlah indikator dalam instruemen kecerdasan majemuk ini adalah 63, dari 9 dimensi.

Langkah Langkah analisis yang dilakukan dalam penelitian ini didasarkan pada tujuan dari penelitian antara lain: 1) Memisahkan skor kepada masing-masing dimensi, karena pendekatan nalsisi ini adalah multidimensional; 2) Melakukan pengujian dengan teknik konsistensi internal untuk mendapatkan koefisien reliabilitas, dan untuk melihat berapa jumlah aitem yang gugur dikarenakan tidak memenuhi standar besaran koefisien korelasi dengan skor total yakni r>0.3 (Azwar 2000); 3) Melakukan pengujian kecocokan antara model dengan data menggunakan criteria goodness of fit; 4) Pendugaan parameter-parameter model dengan metode kemungkinan maksimum apakah sebuah indikator memenuhi kriteria atau tidak untuk menggambarkan vaiabel laten; 5) Pengujian multidimensional berupa validitas dalam hal ini validitas konvergen dan reliabilitas konstruk dari variabel laten dengan menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA).

Validitas konvergen mempunyai makna bahwa seperangkat indikator mewakili satu variabel laten dan yang mendasari variabel laten tersebut. (Bentler & Chou, 2007). Hair,et.al menyatakan berkenaan dengan validitas konvergen syarat suatu alat ukur dikatakan memenuhi kriteria validitas jika memenuhi 3 asumsi kriteria yakni: a)loadingfactor (λ) ≥ 0.5, b) Reliabilitas konstruk (CR) ≥ 0.7, c) Average Variance Extracted (AVE) ≥ 0.5. (Hair, et. al. 2010)

Reliabilitas masing-masing alat ukur akan diestimasi construct reliability yang digagas oleh Fornel dan Larcker (1981). Pada dasarnya construct reliability ini setara dengan alpha Cronbach. Penggunaan construct reliability didasari oleh analisis validitas digunakan CFA. Dalam CFA, ukuran untuk menentukan besaran sumbangan aitem terhadap konstrukya adalah lambda atau loading factor. Koefesien ini juga dapat digunakan untuk emnghitung reliabilitas. Adapun formula untuk estimasi reliabilitas dapat dilihat pada gambar 1.

(6)

88

Gambar 1. Formula Estimasi Reabilitas

Dimana λyi adalah lambda setiap aitem dan Var (εi) adalah varians error setiap aitem.Analisis data untuk reliabitas dan vailditas menggunakan aplikasi Microsoft Excel dan Aplikasi Statistik JASP (Jeffreys’s Amazing Statistics Program).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Langkah awal dalam pengujian ini adalah melakukan pengujian reliabilitas dan melihat bagiamna masing-masing item layang digunakan atau akan gugur karena tidak memiliki kemampuan pembeda dengan kriteria r>0,3 (Azwar, 2000). Hasil analisis yang diperoleh dapat dilihat pada table 1.

Tabel. 1 Konsistensi Internal Kemampuan Pembeda Aitem

Dimensi Indikator Koefisien r Kriteria/Cut off Keterangan

Logika Matematika m1 0.491 >0.3 Tidak gugur m2 0.589 >0.3 Tidak gugur m3 0.639 >0.3 Tidak gugur m4 0.680 >0.3 Tidak gugur m5 0.547 >0.3 Tidak gugur m6 0.562 >0.3 Tidak gugur m7 0.365 >0.3 Tidak gugur Verbal Lingguistik m8 0.488 >0.3 Tidak gugur m9 0.600 >0.3 Tidak gugur m10 0.526 >0.3 Tidak gugur m11 0.557 >0.3 Tidak gugur m12 0.566 >0.3 Tidak gugur m13 0.581 >0.3 Tidak gugur m14 0.571 >0.3 Tidak gugur Interpersonal m15 0.492 >0.3 Tidak gugur m16 0.585 >0.3 Tidak gugur m17 0.480 >0.3 Tidak gugur m18 0.501 >0.3 Tidak gugur m19 0.317 >0.3 Tidak gugur m20 0.578 >0.3 Tidak gugur m21 0.538 >0.3 Tidak gugur Intrapersonal m22 0.461 >0.3 Tidak gugur m23 0.563 >0.3 Tidak gugur m24 0.639 >0.3 Tidak gugur m25 0.643 >0.3 Tidak gugur m26 0.488 >0.3 Tidak gugur m27 0.650 >0.3 Tidak gugur m28 0.577 >0.3 Tidak gugur Visual Ruang m29 0.557 >0.3 Tidak gugur m30 0.285 >0.3 Tidak gugur m31 0.620 >0.3 Tidak gugur m32 0.635 >0.3 Tidak gugur m33 0.705 >0.3 Tidak gugur m34 0.396 >0.3 Tidak gugur m35 0.635 >0.3 Tidak gugur Kinestetik m36 0.516 >0.3 Tidak gugur m37 0.528 >0.3 Tidak gugur m38 0.585 >0.3 Tidak gugur m39 0.393 >0.3 Tidak gugur m40 0.455 >0.3 Tidak gugur m41 0.437 >0.3 Tidak gugur m42 0.472 >0.3 Tidak gugur

(7)

Dari tabel 1, skor korelasi item dengan skor total bergerak dari 0.285 - 0.712, terdapat 1 indikator/item (m30) dari dimensi visual ruang., tapisecara keseluruhan masih dapat dikatakan layak terpakai.Untuk koefisien reliabiltas dari masing-masing dimensi, semuanya dalam posisi reliabel karena koefisien yang diperoleh >0.7. Jika sebuah kofesien reliabilitas diantara 0.700 – 0.900, berarti alat ukur dapat diandalkan dan tingkat kepercayaan terhadap hasil tinggi (Nunnaly, 1994). Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada table 2.

Tabel 2.Koefisien Reliabilitas Pendekatan Konsistensi Internal

Dimensi Koefisien α Cronbach Kriteria Keterangan

Logika matematika 0.817 >0,7 Reliabel Verbal lingguistik 0.815 >0,7 Reliabel Interpersonal 0.765 >0,7 Reliabel Intrapersonal 0.828 >0,7 Reliabel Visual ruang 0.830 >0,7 Reliabel Kinestetik 0.767 >0,7 Reliabel Musik 0.836 >0,7 Reliabel Natural 0.818 >0,7 Reliabel Eksistensial 0.709 >0,7 Reliabel

Dalam penelitian ini terdapat 9 variabel laten atau dimensi yang digunakan untuk mengukur kecerdasan majemuk pada mahasiswa. Masing-masing variabel laten diukur dengan indikator-indikator yang telah dibentuk sebanyak 63. Langkah awal yang dilakukan adalah melihat fit atau tidaknya model yag dibetentukan terhadap variabel laten yang akan diukur dengan melihat beberapa koefisien fit dari model of fit yang dihasilkan dan diperbandingkan dengan koefisien standar yang telah ditentukan untuk melihat apakah model yang dikontruksikan fit atau tidak fit. (Bentler & Chou, 2007).

Tabel 3.Pengujian Analisis Faktor Konfirmatori Parameter Fit Koefisien Kriteria Keterangan

Chi square

P.value 0.000 ≥ 0.05 Tidak fit Goodness of fit

index (GFI) 0.99 ≥ 0.90 Fit Root mean square error of approximation (RMSEA) 0,079 ≤ 0.08 Fit Fit Bentler-Bonett Normed Fit Index (NFI) 0.888 ≥ 0.9 Tifak Fit Bollen's Incremental Fit Index (IFI) 0.906 ≥ 0.9 Fit Comparative Fit

Index (CFI) 0.906 ≥ 0.9 Fit Parsimony

Normed Fit Index (PNFI)

0.848

(8)

90

Berdasarkan table 3, ada 2 indikator model of fit yang tidak memenuhi kriteria yakni Chi square P.value dan NFI, dan ada 5 yang dapat memenuhi kriteria yakni GFI, RMSEA, IFI, CFI, PNFI. Maka dapat disimpulkan model yang diformulasikan fit untuk mengukur kecerdasan majemuk.

Langkah selanjutnya adalah melihat yang dihasilkan koefisien yang dihasilkan dari masing masing indikator, apakah dapat menjelaskan variabel laten yg di uji atau tidak, hal ini bisa diasumsikan melalui langkah: 1) Cara pertama melihat koefisen estimasi yang dimunculkan dari hasil analisis baik estimasi yang tidak terstandarnya yang bisa dilihat dari pValue yang dihasilkan apakah melebihi standar 10% (0,01) atau tidak, jika p<0,01 maka dapat dikatakan indikator itu berfungsi menjelaskan variabel latennya; 2) Cara kedua adalah dengan membandingkan koefisien estimasi terstandar, apakah kofisien yang dihasilkan melebih 0.5 atau tidak (Bentler & Chou, 2007). Dalam penelitian ini penulis memilih cara kedua, dengan alasan lebih kuat dalam hal koefisien, sehingga nantinya dapat menhghasilkan koefisien reliabilitas yang lebih tinggi nantinya.

Tabel. 4 koefisien yang dihasilkan dari masing masing indikator

Dimensi Indikator Koefsien Faktor

Loading Terstandar (λ) Krteria/Cut Off Keterangan

Logika matematika m1 0.442 >0.5 Gugur m2 0.566 >0.5 Diterima m3 0.668 >0.5 Diterima m4 0.775 >0.5 Diterima m5 0.777 >0.5 Diterima m6 0.826 >0.5 Diterima m7 0.673 >0.5 Diterima Verbal Lingusitik m8 0.674 >0.5 Diterima m9 0.697 >0.5 Diterima m10 0.658 >0.5 Diterima m11 0.713 >0.5 Diterima m12 0.679 >0.5 Diterima m13 0.780 >0.5 Diterima m14 0.714 >0.5 Diterima Inter Personal m15 0.689 >0.5 Diterima m16 0.717 >0.5 Diterima m17 0.692 >0.5 Diterima m18 0.716 >0.5 Diterima m19 0.420 >0.5 Gugur m20 0.734 >0.5 Diterima m21 0.696 >0.5 Diterima Intra Personal m22 0.698 >0.5 Diterima m23 0.761 >0.5 Diterima m24 0.744 >0.5 Diterima m25 0.770 >0.5 Diterima m26 0.616 >0.5 Diterima m27 0.744 >0.5 Diterima m28 0.715 >0.5 Diterima Visual Ruang m29 0.707 >0.5 Diterima m30 0.704 >0.5 Diterima m31 0.690 >0.5 Diterima m32 0.706 >0.5 Diterima m33 0.746 >0.5 Diterima m34 0.645 >0.5 Diterima m35 0.649 >0.5 Diterima Kinestetik m36 0.607 >0.5 Diterima m37 0.622 >0.5 Diterima m38 0.634 >0.5 Diterima m39 0.653 >0.5 Diterima m40 0.624 >0.5 Diterima m41 0.555 >0.5 Diterima m42 0.693 >0.5 Diterima

(9)

Musik m44 0.596 >0.5 Diterima m45 0.689 >0.5 Diterima m46 0.772 >0.5 Diterima m47 0.745 >0.5 Diterima m48 0.740 >0.5 Diterima m49 0.701 >0.5 Diterima Naturalis m50 0.630 >0.5 Diterima m51 0.726 >0.5 Diterima m52 0.652 >0.5 Diterima m53 0.664 >0.5 Diterima m54 0.648 >0.5 Diterima m55 0.834 >0.5 Diterima m56 0.802 >0.5 Diterima Eksistensial m57 0.763 >0.5 Diterima m58 0.748 >0.5 Diterima m59 0.829 >0.5 Diterima m60 0.724 >0.5 Diterima m61 0.76 >0.5 Diterima m62 0.755 >0.5 Diterima m63 0.862 >0.5 Diterima

Tabel 4 menunjukkan ada beberapa dari indikator yang tidak memenuhi kriteria sebagai model untuk menjelaskan variabel latennya arena memiliki koefisien loading factor terstandar lebih kecil dari kriteria yang ditetapkan yakni 0.5. Dimensi logika matematika indikator m1 dan dimensi interpersonal indikator m 19. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji Reliablitas konstruk dan validitas konvergen untuk masing masing variabel laten.

Tabel. 5 uji Reliablitas konstruk dan validitas konvergen

Dimensi ∑ λ (∑λ)2 ∑λ2 ∑λresidual Construct Reliabiliy

AVE (Average Varianvce Extracted) Logika matematika 4.285 18.361 3.106 2.865 0.865 0.520 Verbal Lingusitik 4.915 24.157 3.461 3.439 0.861 0.515 Interpersonal 3.968 15.745 2.695 2.541 0.884 0.523 Intrapersonal 5.048 25.482 3.657 3.342 0.866 0.481 Visual Ruang 4.847 23.493 3.364 3.636 0.820 0.394 Kinestetik 4.388 19.255 2.761 4.239 0.868 0.486 Musik 4.864 23.658 3.406 3.596 0.877 0.507 Naturalis 4.956 24.562 3.549 3.451 0.915 0.606 Eksistensial 5.441 29.604 4.244 2.759 0.915 0.606

Hasil perhitungan yang bisa dilihat pada table 5, bahwa variabel laten/dimensilogika matematika, verbal linguistik, interpersonal, intrapersonal, visual ruang, kinestetik, musik, naturalis dan eksistensial disumsikan memiliki memenuhi asumsi reliabilitas, dapat diartikan semua dimensi yang ada pada pengukuran kecerdasan majemuk reliabel. Jika sebuah kofesien reliabilitas diantara 0.700 – 0.900 arti alat ukur untuk mengukur variabel laten dapat diandalkan dan tingkat kepercayaan terhadap hasil tinggi (Nunnaly, 1994).

Untuk hasil berkenaan dengan validitas konvergen syarat suatu alat ukur dikatakan memenuhi kriteria validitas jika memenuhi 3 asumsi keriteria yakni: a) Loading factor (λ) ≥ 0.5, b) Reliabilitas konstruk (CR) ≥ 0.7, c) Average Variance Extracted (AVE) ≥ 0.5. (Hair, et. al. 2010), dari kesembilan variabel laten/dimensi terdapat 6 yang ada logika matematika, verbal linguistik, interpersonal, musik, naturalis dan eksistensial sudah memenuhi kriteria untuk dikatakan valid karena sudah memenuhi asumsi kriteria yang dikemukakan oleh Hair, et al.

(10)

92

(2010) dan terdapat 3 variabel laten/dimensi intrapersonal, visual ruang dan kinestetis yang bisa dikategorikan sedikit lemah atau moderat karena koefisien AVE masih di bawah 0.5, yakni 0.481, 0.394, 0.486. Secara keseluruhan dari variabel laten/dimensi yang tersedia sudah dikategorikan cukup baik untuk mengukur konstruk kecerdasan majemuk pada tingkat mahasiswa.

SIMPULAN

Dari hasil yang sudah diuraikan diatas dapat diambil beberapa kesimpulan. Pada pendekatan konsistensi internal, 9 dimensi dari kecerdasan majemuk dapat diasumsikan reliabel karena koefisien yang diperoleh itu lebih besar dari 0.7, akan tetapi masih sedikit lemah karena kesemua koefisien reliabilitasnya dibawah 0.7. Pada pendekatan Analisis faktor konfirmatori, ke 9 subtes juga dikategorikan reliabel, dan terdapat dua dimensi yakni naturalis dan eksistensial memiliki reliabilitas yang tnggi di atas 0.9. Untuk uji validitas konvergen didapatkan 3 dimensi yang lemah yakni dimensi intrapersonal, visual ruang dan kinestetik.Uji konsistensi internal menunjukkan hampir seluruh item/indikator yang diformulasikan layak untuk diterima, hanya ada satu aitem yang kofisien korelasinya masih di bawah 0,3, yakni indikator ke 30 pada dimensi visual ruang, sebebsar 0.288, akan tetapi ini masih layak karena jika dilakukan pembulatan maka akan menjadi 0.3, masih dianggap layak.Estimasi dengan menggunakan koefisien loading factor yang terstandar dengan menggunakan pendekatan CFA, terdapat 2 indikator yang tidak memenuhi kriteria dan tidak disarankan untuk dipakai karena tidak memenuhi asumsi besaran koefisien > 0.5. Indikator m1 dari dimensi logika matematika sebesar 0.442, indikator m19, dari dimensi interpersonal sebesar 0.420.

DAFTAR PUSTAKA

Anastasi, A., Urbina, S. (1997). Tes Psikologi (terjemahan). Jakarta: PT Prenhallindo. Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, Saifuddin. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2000). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bentler, P.M. & Chou, C. (2007). Practical issues in structural modeling. Sociological Methods and

Research, 16, 78–117.

Brown, T. A. (2006). Conformatory Factor Analysis for Applied Research. The Guilford Press.

Fornell, C and Larcker, D. F. (1981). Evaluating Structural Equatuion Models with Unobservable Variables and Measurement Error. Journal Of Marketing Research, 18 (1): 39-50.

Gardner, Howard. (2003). Kecerdasan Majemuk (Terjemahan Drs. Alexander Sindoro). Batam: Interaksara.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS (7th ed.). Yogyakarta: Universitas Diponegoro.

Granovetter, M. (1983). The Strength of Weak Ties: A Network Theory Revisited. Sociological Theory, 1, 201-233.

Nunnally, J. C. (1984). Psychometric Theory. New York: McGraw-Hill

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Santoso, S. (2015). SPSS20 Pengolahan Data Statistik di Era Informasi. Jakarta: Elex Media Komputindo Suryabrata, Sumadi. (2000). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Gambar

Tabel 2.Koefisien Reliabilitas Pendekatan Konsistensi Internal  Dimensi  Koefisien α Cronbach  Kriteria  Keterangan
Tabel 4 menunjukkan ada beberapa dari indikator yang tidak memenuhi kriteria sebagai  model untuk menjelaskan variabel latennya arena memiliki koefisien loading factor terstandar  lebih kecil dari kriteria yang ditetapkan yakni 0.5

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Nonprobability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama

probability sampling , seperti yang dijelaskan Sugiyono (2012, hlm. 122) bahwa “ teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur

Sedangkan nonprobality sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi

Karena jumlah populasi tidak diketahui, maka sampel diambil dengan metode nonprobability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama

Menurut Sugiyono (2012) dalam Meidatuzzahra (2019), non-probability sampling yaitu teknik yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah nonprobability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan

• NONPROBABILITY SAMPLING Yaitu teknik pengambilan sampel yang besarnya peluang anggota populasi untuk terpilih menjadi sampel tidak diketahui... Teknik Random • Yaitu teknik

Nonprobability Sampling Merupakan teknik pengambilan sampel dimana setiap anggota populasi tidak memiliki peluang atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.. Teknik ini