• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS BUKU BUK DONA REVISI

N/A
N/A
Husnadia Siti

Academic year: 2025

Membagikan "TUGAS BUKU BUK DONA REVISI"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

METODOLOGI PENELITIAN

POPULASI DAN SAMPEL

Desi Andriani

Ismiatul Laela

Siti Husnadia

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan kesehatan kepaa penulis sehingga mampu menghasilkan karya tulis berupa buku seperti yang pembaca pegang saat ini. buku inidiberi judul Metodologi penelitian (populasi dan sampel) ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah metodologi penelitian penulis. Isi materi dalam buku ini lebi banyak difokuskan membahas tentang populasi dan sampel.

Peneliti mengucapkan terimakaih kepada dosen pengampumata kuliah metodologi penelitian yang telah mempercayakan penulis untuk menyusun karya ilmiah ini, berkat beliau penulis menjadi paham bagaimana susahnya dalam memhasilkan karya orisinil sehingga penulis dapat lebih menghargai karya orang lain.

Dalam proses penyusunan karya ini, penulis mengakui masih perlu ditingkatkan lagi. Oleh karena itu, penulis berharap pembacadapat memberikan masukan dan kritik yang bersifat konstruktif untuk karya-karya yang lebih baik kedepannya.

Akhirnya, penulis sampaikan semoga buku ini dapat menjadi sumber rujukan yang relevan dan bermanfaat bagi para pembaca.

Sekian.

Selong, 23 Maret 2025

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

COVER... i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

DAFTAR GAMBAR...iv

DAFTAR TABEL...v

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Pengertian Metodologi Penelitian...1

B. Macam-macam Metodologi Penelitian...2

BAB II POPULASI DAN SAMPEL...3

A. Populasi...3

B. Sampel...4

BAB III TEKNIK SAMPLING...13

A. Probability Sampling...14

B. Nonprobability Sampling...16

BAB IV KESIMPULAN...19

DAFTAR PUSTAKA...21

(4)

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 hubungan antara populasi dan sampel Gambar 1.1 populasi targer dan populasi terjangkau Gambar 1.3. Jenis-jenis teknik sampling

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 pengambilan sampel Slovinα= 0,05 (Krojcie dan Morgan) Tabel 1.2 Contoh proportionate stratified random sampling

Tabel 1.3 contoh pengambilan sampling systematis

(6)

BAB I

PENDAHULUAN A. Pengertian Metodologi Penelitian

Istilah "metodologi penelitian" berasal dari kata "metode," yang bermakna cara melakukan sesuatu dengan benar dan sistematis, serta "logos," yang bermakna ilmu atau pengetahuan. Dengan demikian, metodologi dapat dimaknai sebagai ilmu tentang metode atau cara yang sistematis untuk mencapai suatu tujuan.

Sementara itu, istilah "penelitian" merujuk pada kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisis data, hingga menyusun laporan hasilnya. Sugiyono (2023) mendefinisikan metode penelitian sebagai pendekatan ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Penekanan pada frasa "cara ilmiah," "data," "tujuan," dan

"kegunaan" menjadikan keempatnya sebagai kata kunci penting.

Istilah "cara ilmiah" menggambarkan bahwa penelitian selalu terkait dengan keilmuan yang memiliki ciri-ciri rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti bahwa kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang logis dan dapat dipahami oleh penalaran manusia. Empiris menunjukkan bahwa metode yang digunakan berdasarkan pada pengalaman indrawi atau dapat diamati secara langsung. Sistematis berarti langkah- langkah penelitian diatur secara teratur sesuai dengan suatu sistem yang telah ditetapkan.

Metode penelitian merupakan rangkaian proses untuk menemukan kebenaran dalam suatu studi, dimulai dari merumuskan masalah, kemudian membentuk hipotesis awal, dilanjutkan dengan pengumpulan dan analisis data, hingga akhirnya menarik kesimpulan (Sahir, 2021).

(7)

Definisi lain mengenai metode penelitian disampaikan oleh Ismayani (2019), mengemukakan bahwa metode ilmiah adalah kerangka dasar bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa kegiatan penelitian yang melibatkan metode ilmiah pastinya melalui proses pengamatan dan penalaran. Metode ilmiah didasarkan pada pandangan bahwa sebuah pernyataan harus dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris agar dapat diterima sebagai kebenaran.

Penelitian dapat diartikan sebagai suatu penyelidikan yang dilakukan dengan seksama dan kritis untuk mencari fakta-fakta yang diperlukan untuk menentukan suatu hal. Istilah "penelitian"

sendiri merupakan terjemahan dari kata "research" dalam bahasa Inggris. Kata "research" terdiri dari dua bagian, yaitu

"re" yang berarti kembali dan "to search" yang berarti mencari.

Dari sini, dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah upaya untuk mencari kembali pengetahuan yang telah ada sebelumnya.

B. Macam-macam metode penelitian

Penelitian dapat dikategorikan berdasarkan tujuan dan derajat kealamian objek (hal) yang diteliti. Berdasarkan tujuannya, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian dasar (basic research), penelitian terapan (applied research), dan penelitian pengembangan (research and development). Sementara itu, berdasarkan tingkat kealamian, penelitian dapat dikelompokkan menjadi penelitian eksperimen, survei, dan penelitian naturalistik.

(8)

BAB II

POPULASI DAN SAMPEL A. Populasi

Ketika melakukan suatu penelitian, populasi menjadi salah satu aspek utama yang harus diamati oleh seorang peneliti. Populasi dapat berukuran kecil, sedang, ataupun besar. Misalnya populasi mahasiswa PGSD semester 6 Universitas Hamzanwadi. Artinya seluruh mahasiswa PGSD semester 6 Universitas Hamzanwadi disebut sebagai populasi. Atau populasi rakyat Indonesia, artinya seluruh jumlah penduduk dari semua umur adalah populasi. Jadi dari beberapa contoh di atas secara sederhana populasi ialah semua objek yang menjadi sasaran dalam penelitian.

Dalam definisi lain, populasi merupakan wilayah yang menjadi hasil penyimpulan suatu penelitian yang terdiri dari objek maupun subjek yang mempunyai jumlah dan ciri khas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari lalu diambil kesimpulannya (Sugiyono, 2023). Populasi dapat berupa jenis tanaman, jenis hewan, suku jawa, masyarakat indonesia dan lain sebagainya.

Populasi itu sendiri tidak hanya orang akan tetapi dapat juga berupa objek atau benda alam lainnya. Jadi, populasi dapat diartikan sebagai total dari individu-individu yang karakteristiknya akan diteliti. Misalnya penelitian dilakukan di Universitas Hamzanwadi, maka universitas Hamzanwadi ini adalah populasi. Dalam Universitas ini terdapat sejumlah orang/subjek dan objek yang lain, ini berarti populasi dalam arti jumlah. Tetapi Universitas Hamzanwadi juga memiliki karakteristik subjeknya seperti disiplin, motivasi belajar, dan sebagainya serta karakteriktik objeknya misalnya kebijakan yang

(9)

diterapkan, prosedur kerjanya, dan lain sebagainya merupakan populasi dalam arti karakteristik.

Menurut Syahrum dan Salim dalam populasi dibagi menjadi 2 yaitu populasi infinitif dan populasi finitif.

a. Populasi Infinitif merupakan populasi yang tidak diketahui jumlahnya secara pasti atau mengalami perkembangan secara terus menerus, seperti jumlah penduduk di suatu wilayah, yang mana mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

b. Populasi Finitif yaitu populasi yang jumlahnya diketahui secara pasti. Misalnya populasi Mahasiswa Universitas Hamzanwadi.

Menurut sifatnya populasi dibedakan menjadi 2 yaitu populasi homogen dan populasi heterogen.

a. Populasi homogen artinya populasi ini sama dalam hal sifat/karakteristik dan keadaan sehingga tidak perlu dipermasalahkan dalam hal jumlahnya secara kuantitatif.

b. Populasi Heterogen artinya sifat atau keadaan dari sumber data itu berbeda (memiliki variasi) sehingga diperlukan batasan, baik itu secara kualitatif maupun kuantitatif.

B. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi disebut penelitian sampel (Ade, 2019) atau bagian subjek dari populasi yang menjadi focus penelitian (Masayu, 2021).

Menurut (Jailani & Jeka, 2023) sampel merupakan sebagian dari populasi atau wakil dari populasi yang sedang diteliti.

Sampel ini diambil sebagi sumber data yang dapat mewakili keseluruhan populasi. Dengan kata lain, sampel mencerminkan sejumlah karakteristik yang dimiliki populasi tersebut.

(10)

Menurut (Amin et al., 2023) sampel secara sederhana yaitu bagian dari populasi yang berfungsi sebagai sumber data utama dalam suatu penelitian atau bagian dari populasi yang diambil untuk mewakili keseluruhan populasi tersebut.

Berdasarkan bebrapa pendapat sebelumnya maka dapat disimpulkan sampel adalah bagian kecil dari populasi yang diperoleh sebagai subjek focus penelitian, yang dimana hasilnya akan dapat diberlakukan pada populasi tersebut.

Sampel dalam penelitian kuantitatif adalah sekelompok kecil yang mencerminkan jumlah dan karakteristik dari populasi yang lebih besar sebagai fakus peneliti (sebagai cara untuk menghemat dana, tenaga, dan waktu) sehingga hasil kesimpulan sampel yang refresentatif dapat diberlakukan untuk populasi.

Pengambilan sampel merupakan proses pemilihan sebagian subjek yang terdapat pada untuk menyimpulkan sifat atau karakteristik tersebut yang terdapat dalam elemen populasi.

Parameter populasi, seperti rerata hitung populasi yang dilambangkan dengan simbol µ, standar deviasi populasi yang disimbolkan dengan σ, serta variasi populasi yang ditunjukkan dengan σ2. Sementara itu, untuk menyampaikan informasi pada tingkat sampel, kita menggunakan rerata hitung sampel yang dilambangkan dengan X, serta standar deviasi dan varian sampel, masing-masing dilambangkan dengan S dan S2, yang berfungsi sebagai penaksir untuk parameter populasi (Juliansyah, 2017).

`

(11)

Pengkajian terhadap sampel bertujuan untuk menemukan generalisasi mengenai populasi atau karakteristik populasi (parameter), sehingga memungkinkan penyimpulan (inferensi) tentang keseluruhan populasi. Oleh karenaitu, penarikan sampel seharusnya dilakukan tanpa bias dan harus dapat menggambarkan seluruh elemen dalam populasi secara proporsional. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan kesempatan yang setara kepada setiap elemen dalam populas.

Berikut ini adalah langkah dalam menentukan sampel:

a. Merumuskan populasi yang akan menjadi objek penelitian

b. Menentukan prosedur pengambilan sampel

c. Menentukan jumlah besar sampel yang diperlukan

Perumusan populasi merupakan langkah awal yang krusial. Dari sini, kita dapat memahami keadaan populasi, sub-unit populasi, karakteristik umum, serta ruang lingkup populasi tersebut. Penting untuk membedakan antara populasi target dan populasi terjangkau.

Populasi target adalah sasaran pengamatan dan pilihan ideal yang ingin disamaratakan oleh peneliti. Sementara itu, populasi terjangkau adalah populasi yang realistis dan dapat dijadikan dasar untuk generalisasi. Setelah memperoleh gambaran mengenai populasi, langkah berikutnya adalah menetapkan prosedur yang akan digunakan untuk pengambilan sampel. Dengan demikian, kita dapat menentukan ukuran sampel yang akan diterapkan dalam penelitian.

(12)

Contoh:

Masalah penelitian yang akan diteliti adalah pemanfaatan computer dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah dasar di Kota Selong.

Populasi target dari penelitian ini mencakup semua siswa sekolah dasar yang berada di Kota Selong. Sementara itu, populasi terjangkau mencakup semua siswa sekolah d asar di Kecamatan Selong dan Pancor.

Sebagai kerangka sampel, penelitian ini menggunakan daftar namasiswa yang terdaftar di Dinas Pendidikan Kecamatan Selong.

Dari situ, sampel yang diambil adalah 15% dari seluruh siswa sekolah dasar di KecamatanSelong, Lombok Timur.

Di sisi lain, masalah penelitian berikutnya adalah mengkaji hubungan antar motivasi berprestasi dan kinerja guru di Kota Selong.

Populasi target dalam kajian ini terdiri dari seluruh guru yang bekerja di Kota Selong, sedangkan populasi terjangkau mencakup semua guru sekolah dasar di wilayah yang sama.

Kerangka sampel diambil dari daftar guru sekolah dasar yang terdaftar di Dinas Pendidikan Kota Selong, dengan sampel yang ditetapkan sebesar 20% dari total jumlah guru di Kota Selong.

Penentuan prosedur sampling yang akan digunakan sebagian besar dipengaruhi oleh keberadaan kerangka sampel. Kerangka sampel merupakan daftar unit-unit dari populasi yang akan dijadikan sampel. Dalam keadaan ideal, suatu penelitian seharusnya tidak perlu menggunakan sampel. Namun, karena keterbatasan waktu,

(13)

dana, dan tenaga yang dimiliki oleh peneliti, penggunaan sampel menjadi suatu keharusan.

Dalam penyusunan sampel, pentinng untuk menyusun kerangka sampling yang merupakan daftar lengkap semua unsur yang ada dalam populasi (Maryam, 2021). Berikut beberapa syarat:

1. Mencangkup seluruh sampel

2. Tidak ada unsure sampel yang dihitung lebih dari sekali 3. Selalu diperbaharui dan terkini

4. Memiliki batasan yang jelas 5. Mudah dilacak di lapangan

Terdapat beberapa keuntungan dalam menggunakan sampel penelitian, dianataranya:

1. Lebih efesien dalam hal biaya, tenaga, dan waktu karena penelitian dengan sampel memerlukan lebih sedikit sumber daya dibandingkan studi yang melibatkan seluruh populasi.

2. Penelitian dengan populasi yang lebih besar beresiko kehilangan beberapa unsur, sehingga penelitian berbasis sampel menjadi lebih efektif.

3. Dalam penelitian populasi, sering kali terjadi kelelahan dalam proses pencatatan dan analisis data, yang bias bersifat merusak.

4. Dalam beberapa kasus, penelitian populasi tidak selalu lebih baik, terutama ketika jangkauan populasinya terlalu luas.

Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan sebanyak mungkin, karena semakin besar jumlah sampel yang diambil, semakin representative hasilnya terhadap populasi yang diteliti. Hal ini akan membuat hasil penelitian lebih mudah untuk digeneralisasikan.

Namun, ukuran sampel juga dipengaruhi oleh anggaran yang tersedia, sehingga ini menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan.

Meskipun demikian, hal yang paling penting adalah adanya alasan yang logis dalam pemilihan teknik sampling serta ukuran sampel, yang harus diamati dari sudut pandang metodologi penelitian.

(14)

Dalam konteks tujuan penarikan sampel, yaitu untuk memperoleh representasi yang akurat dari populasi, maka perlu dimpertimbangkan karakteristik populasi dan kemampuan estimasi.

Karakteristik populasi berperan penting dalam menentukan teknik pengambilan sampel yang tepat, bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan bias. Sedangkan kemampuan estimasi berkaitan dengan seberapa presisi peneliti dapat memperkirakan populasi dari sampel yang ada serta kemampuan sampel untuk digeneralisasikan ke seluruh populasi. Untuk mendapatkan sampel yang lebih baik, diperlukan penambahan jumlah sampel. Besar sampel yang diambil dan penambahannya tergantung pada variasi dalam populasi, tingkat kesalahan, serta tingkat kepercayaan yang diinginkan.

Berikut adalah cara untuk menentukan jumlah elemen atau anggota sampel dari suatu populasi:

1. Menggunkan rumus Slovin n= N

1+(N x e2) Dimana:

n= jumlah elemen/anggota sampel N= jumlah elemen/anggota populasi

E= error level (tingkat kesalahan ) (catatan: umumnya digunakan 1% atau 0,01,5% atau 0,05 dan 10% atau 0,1 (catatan dapat dipilih oleh peneliti).

Misalnya:

Jumlah elemen populasi (N) = 200 orang, error level yang ditetapkan oleh peneliti 5%, maka jumlah sampelnya:

n= 200 1+(200 x 0.052

=133,33, atau dibulatkan menjadi 133 orang, 2. Menggunakan interval penaksiran

a. Untuk menaksir parameter rata-rata µ

(15)

n= [ zα/2σ]2 e

Seorang mahasiswa berencana untuk menguji sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa jurusan PGSD adalah 2,7. Dari 30 sampel yang diambil, informasi yang diperoleh menunjukkan bahwa standar deviasi IPK mahasiswa tersebut adalah 0,25. Untukmenguji hipotesis ini, berapa jumlah sampel yang diperlukan jika peneliti menginginkan tingkat kepercayaan sebesar 95% dan batas kesalahan estimasi µ kurang dari 0,05?

n= [ (1,96)(0,25) ]2 0,05 n= 96,04

b. Untuk menaksir parameter proposi P n= [ z2α/2pq]2

e2

Selain itu, peneliti juga bertujuan untuk memperkirakan proporsi mahasiswa yang menggunakan angkutan kota saat berangkat kuliah. Berapa banyak sampel yang diperlukan jika peneliti mengharapkan tingkat kepercayaan 95% dan kesalahan yang mungkin terjadi adalah 0,01?

n= [ 1,962 ]2 4 (0,10)2 n= 96,04

3. Menggunakan pendekatan Isac Michel

a. Menentukkan sampel untuk menaksir parameter rata-rata n= NZ2S2

Nd2 + Z2+ S2

Seorang mahasiswa tengah melakukan pengujian hipotesis yang menyatakan bahwa indeks prestasi mahasiswa jurusan PGSD, dengan total 175 mahasiswa, adalah sebesar 2,7. Dalam pengujian awal, diambil 30 sampel, dan diperoleh informasi bahwa standar deviasi indeks prestasi mahasiswa tersebut adalah 0,25. Untuk

(16)

melakukan pengujian hipotesis ini, berapakah jumlah sampel yang diperlukan jika kita menginginkan tingkat keyakinan 95% dan margin kesalahan sebesar 0,05?

n= ( 175 ) (1,96)2 (0,25)2

(175) (0,05)2 + (1,96)2 + (0,25)2 n= 62

b. Menentukan sampel untuk menaksir parameter proporsi P n= NZ2pq

Nd2 + Z2pq

Selain itu, mahasiswa tersebut juga akan menguji hipotesis terkait proporsi mahasiswa PGSD yang menggunakan angkutan kota saat pergi ke kuliah, yang berdasarkan penelitian pendahuluan menunjukkan angka 40%. Berapakah jumlah sampel yang diperlukan untuk pengujian ini dengan tingkat kepercayaan 95%

dan derajat penyimpangan sebesar 0,10?

n= ( 175 ) (1,96)2(0,4) (0,6)

(175) (0,01)2 + (1,96)2 + (0,4) (0,6) n= 60,38

Tabel 1.1 pengambilan sampel Slovinα= 0,05 (Krojcie dan Morgan)

Populasi (N)

Sampel (n)

Populasi (N)

Sampel (n)

Populasi (N)

Sampel (n)

10 10 220 140 1.200 291

15 14 230 144 1.300 297

20 19 240 148 1.400 302

25 24 250 152 1.500 306

30 28 260 155 1.600 310

35 32 270 159 1.700 313

40 36 280 162 1.800 317

45 40 290 165 1.900 320

50 44 300 169 2.000 322

55 48 320 175 2.200 327

60 52 340 181 2.400 331

65 56 360 186 2.600 335

(17)

70 59 380 191 2.800 338

75 63 400 196 3.000 341

80 66 420 201 3.500 346

85 70 440 205 4.000 351

90 73 460 210 4.500 354

95 76 480 214 5.000 357

100 80 500 217 6.000 361

110 86 550 226 7.000 364

120 92 600 234 8.000 367

130 97 650 242 9.000 368

140 103 700 248 10.000 370

150 108 750 254 15.000 375

160 113 800 260 20.000 377

170 118 850 265 30.000 379

180 123 900 269 40.000 380

190 127 950 274 50.000 381

200 132 1000 278 75.000 382

210 136 1100 285 1.000.000 384

(18)

BAB III

TEKNIK SAMPLING

Dalam teknik pengambilan sampel terdapat sensus dan model sampling. Sensus adalah pengambilan sampel yang mana seluruh angota populasi dijadikan sampel penelitian. Jika penelitian dilakukan dengan populasi di bawah 100, maka sebaiknya menggunakan sensus. Didalam sampling dari populasi digunakan teknik-teknik tertentu untuk memperoleh subjek penelitian. Teknik sampling merujuk pada metode yang digunakan untuk mengambil sampel dari suatu populasi. Secara sederhana, dapat diartikan sebagai cara untuk memperoleh sampel. Untuk memilih sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat beragam teknik yang dapat diterapkan. Secara skematis, berbagai macam teknik sampling dapat dilihat pada gambar berikut.

Teknik

Sampling Probability

sampling

Nonprobability sampling

1. Simple random sampling 2. Proportionate

stratified random sampling 3. Disproportionat

e stratified random

sampling

1. Sampling sistematis 2. Sampling kuota 3. Sampling insidental 4. Purposive sampling 5. Sampling jenuh 6. Snowball sampling

(19)

Gambar 1.3. Jenis-jenis teknik sampling

Berdasarkan gambar 1.1 pada dasarnya teknik sampling dibagi menjadi dua yaitu, probability sampling dan nonprobability sampling.

A. Probability sampling

Probability sampling adalah pengambilan sampling dimanasetiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel. Probability sampling ini terdiri dari beberapa teknik antara lain:

1. Simple random sampling

Merupakan pengambilan sampel secara sederhana karena dilakukan dengan acak tanpa memperhatikan tingkatan dalam anggota populasi. Simple random sampling ini dapat diterapkan jika populasinya homogen atau sejenis.

Contohnya penerapannya seperti undian. Misalkan saat arisan digunakan sistem undian, dimana ada 10 orang anggota.

Setiap orang memiliki peluang yang sama untuk dapat.

Contoh lainnya yaitu dapat menggunakan tabel acak maupun perangkat software.

2. Stratified random sampling

Stratified yang berarti strata/tingkatan, random artinya acak, dan sampling artinya sampel. Dengan kata lain, teknik ini digunakan untuk populasi dengan anggota yang tidak homogen atau tidak sejenis. Untuk mengambil sampel secara acak, ada dua metode yang dapat digunakan yaitu proportionate dan disproportionate.

Proportionate disini sesuai dengan porsi populasi setiap tingkatan. Artinya antara tingkatan satu, tingkatan dua, dan tingkatan tiga diambil dengan porsi/jumlah yang sama.

(20)

berbeda-beda. 10 anak memiliki hobi memasak, 20 anak memiliki hobi bernyanyi, dan 15 anak memiliki hobi menggambar. untuk melihat sampelnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.2 Contoh proportionate stratified random sampling Strata/

tingkatan

Jumlah Sampel

Memasak 20 4

Bernyanyi 10 2

Menggambar 15 3

Selanjutnya metode disproportionate ini digunakan bila populasinya bertingkat tetapi kurang proporsional. Teknik ini digunakan dalam penelitian untuk memilih sampel yang representatif dari populasi yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Maksud dari disproportional disini adalah ukuran sampel dari setiap strata tidak proporsionate dengan jumlah populasi di strata tersebut. Misalnya peneliti ingin melakukan survei tentang preferensi makanan di sekolah yang memiliki 2 kelas.

Kelas A (siswa kaya): 20 siswa Kelas B (siswa miskin): 80 siswa

Peneliti ingin memilih sampel sebesar 10 siswa. dalam disproportionate stratified random sampling, peneliti tidak memilih sampel secara proportional dari setiap kelas.

Misalkan peneliti ingin memilih sampel sebagi berikut:

Kelas A: 6 siswa (60% dari total sampel) Kelas B: 4 siswa (40 % dari total sampel)

(21)

Dengan demikian, peneliti telas melakukan disproportionate stratified random sampling, dimana ukuran sampel dari kelas A lebih bessar daripada proporsi sebenarnya, sedangkan kelas B lebih kecil.

3. Cluster Random Sampling (area sampling)

Teknik random sampling daerah digunakan dalam menentukan sampel apabila populasinya sangat luas.

Misalnya di pulau Lombok terdapat emapat kabupaten, kemudian sampel yang ingin digunakan dari dua kabupaten, oleh karena itu pengambilan sampel dua kabupaten itu dilakukan secara acak. Namun, penting untuk diperhatikan bahwa kabupaten di Lombok itu memiliki tingkatan/strata sehingga pengambilan sampelnya menggunakan stratified random sampling.

Dimana terdapat kabupaten yang penduduknya padat ada yang tidak padat, ada yang sebagian penduduknya bermata pencaharian petani ada yang tidak, dan lain sebagainya.

Karakteristik disetiap kabupaten tersebut perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurut starata populasi itu dapat ditetapkan.

B. Nonprobability Sampling

Merupakan teknik pengambilan sampel dimana setiap anggota populasi tidak memiliki peluang atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini terdiri dari sampling systematis, kuota, insidental, purposive, jenuh, snowball, sensus.

(22)

Merupakan teknik pengambila sampel dengan memberikan urutan pada setiap anggota populasi. Misalnya populasi tersebut terdiri dari 200 orang, setiap anggota populasi diberi nomor urut 1 – 200, kemudian pengambilan sampel dapat dilakukan dengan cara mengambil yang genap saja atau ganjil saja, kelipatan dua, kelipatan tiga dan sebagainya. Perhatikan tabel berikut.

POPULASI SAMPEL (Kelipatan

2) 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10

,11,12,13,14,15,16, 17,18,19,20,21,22, 23,24,25,26,2,28,2 9,30.

2,4,6,8,10,12,14,16,18 ,20,22,24,26,28,30.

Tabel 1.3 contoh pengambilan sampling systematis

2. Sampling kuota

Adalah cara untuk mengambil sampel berdasarkan ciri-ciri tertentu sampai dengan jumlah (kuota) yang telah ditentukan.

Misalkan jumlah sampel yang digunakan 175 orang, jika data yang didapat belum mencapai 175 orang mata penelitian tersebut dikatakan belum tuntas karena belum memenuhi jumlah/kuota yang telah ditentukan sebelumnya.

3. Sampling insidental

Adalah cara penentuan sampel secara kebetulan, maksudnya siapa saja yang ditemui oleh peneliti secara kebetulan dan dipandang cocok sebagai sumber data maka orang tersebutlah yang menjadi sampel.

4. Sampling purposive

(23)

Adalah teknik pengambilan sampel yang sering digunakan dalam metode kualitatif. Purposive artinya berdasarkan tujuan. Dimana penentuan sampel dilakukan berdaraskan pertimbangan tertentu. Misalnya penelitian yang dilakukan untuk mengetahui tentang budaya disuatu masyarakat maka sampel nya adalah masyarakat budaya.

5. Sampling jenuh

Sampling jenuh serung juga disebut sampling maksimal.

Artinya walaupun jumlah sampelnya ditambah tidak akan merubah hasil penelitian. Contohnya populasi penelitian sebanyak 1000 orang, kemudian sampel yang digunakan sebanyak 500 orang, walaupun jumlah samplenya ditambah hasil penelitiannya tetap sama (sudah jenuh).

6. Snowball sampling

Merupakan cara pengambilan sampel yang awalnya dalam jumlah kecil menjadi besar. Dinamakan snowball karena diibaratkan seperti bola salju yang menggelinding semakin lama menjadi semakin besar. Dalam penentuan sampel awalnya dipilih 2 atau 3 orang, namun karena dari 2 atau 3 orang ini data yang didapat dirasa kurang lengkap, sehingga peneliti menambah jumlah sampel yang dirasa dapat melengkapi data yang didapat sebelumnya. Begitu seterusnya sehingga jumlah sampel menjadi semakin banyak.

(24)

BAB IV KESIMPULAN

Metodologi penelitian berperan penting sebagi landasan dalam pelaksanaan studi ilmiah yang sistematis dan terukur.

Didalamnya, pemahaman terhadap konsep populasi dan sampel menjadi hal yang sangat mendasar. Populasi merujuk pada keseluruhan subjek atau objek yang memiliki karakteristik tertentu dan menjadi sasaran penelitian, sedangkan sampel merupakan sebagian dari populasi yang dipilih menggunakan teknik tertentu untuk mewakili keseluruhan, sehingga memungkinkan generalisasi hasil secara valid.

Proses pemilihan sampel dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jenis populasi, tujuan penelitian, serta keterbatasan sumber daya seperti waktu, biaya, dan tenaga.

Oleh karena itu, berbagi teknik pengambilan sampel dikembangkan dan dikelompokkan menjadi dua jenis utama, yaitu sampling probabilitas dan sampling non-probabilitas.

Teknik sampling probabilitas memberikan peluang yang sama kepada setiap elemen populasi untuk menjadi sampel, sedangkan teknik non-probabilitas tidak menjamin kesempatan yang merata tersebut. Pemilihan teknik harus disesuiakan dengan karakteristik penelitian dan kondisi lapangan.

Selain teknik, penentuan ukuran sampel juga menjadi aspek penting dalam desain penelitian. Berbagai rumus seperti Slovin, Cochran, Krejcie & Morgan, serta Isaac Michel digunakan untuk menentukan jumlah sampel yang ideal berdasarkan populasi dan batas kesalahan yang ditentukan.

Penggunaan metode sampling yang tepat serta jumlah sampel yang sesuai akan memberikan kontribusi besar terhadap validitas dan efisiensi hasil penelitian. Dengan demikian,

(25)

penerapan konsep-konsep ini memungkinkan pelaksanaan penelitian yang lebih akurat, efektif, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Ade ismayani, S.Pd, M.Pd (2019). Metodologipenelitian. Hal 49.

syiahkuala university press, Aceh.

Amin, N. F., Garancang, S., Abunawas, K., Makassar, M., Negeri, I., & Makassar, A. (2023). konsep umum populasi dan sampel dalam penelitian. 14(1), 15–31.

Jailani, M. S., & Jeka, F. (2023). Populasi dan Sampling ( Kuantitatif ), Serta Pemilihan Informan Kunci ( Kualitatif ) dalam Pendekatan Praktis. 7, 26320–26332.

Dr. Juliansyah Noor, S.E., M.M. (2017). metodologipenelitian:

skripsi, tesis, disertasi, dan karyailmiah. Hal:148-151.

KENCANA, Jakarta.

Maryam B. Gainau (2021). Pengatarmetodologipenelitian. Hal 96- 97 PT KANISIUS Anggota IKAPI, Yogyakarta.

Masayurosyidah, S.T.,M.T. dan rafiqafijra, S.T., M.Sc. (2021).

Metodologipenelitina: Populasi dan sampel. Hal 129- 146.

DEEPUBLISH, Yogyakarta.

Purwanza, Sena, Wahyu, dkk. 2022. Metodologi Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi. Bandung: CV. MEDIA SAINS INDONESIA.

Subana. Sudrajat, M, R. (2023). Statistik Pendidikan. Bandung: CV PUSTAKA SETIA.

Sugiyono. 2023. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatig dan R &

D. Bandung: ALFABETA.

(27)

Gambar

Tabel 1.1 pengambilan sampel Slovinα= 0,05 (Krojcie dan Morgan)
Tabel 1.2 Contoh proportionate stratified random sampling Strata/
Tabel 1.3 contoh pengambilan sampling systematis

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Nonprobability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama

Sedangkan nonprobality sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi

Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

Karena jumlah populasi tidak diketahui, maka sampel diambil dengan metode nonprobability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilh menjadi sampel (Sugiyono, 2005:78). Metode Nonprobability Sampling yang digunakan adalah teknik

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.. Teknik ini

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah nonprobability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan

Menurut Sugiyono (2017)nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau