• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TEKNIK BUDIDAYA KAILAN. (Brassica oleracea var. Alboglabra) SECARA HIDROPONIK. di PT. Kebun Sayur Segar Parung Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI TEKNIK BUDIDAYA KAILAN. (Brassica oleracea var. Alboglabra) SECARA HIDROPONIK. di PT. Kebun Sayur Segar Parung Bogor"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

di PT. Kebun Sayur Segar Parung Bogor

MAGANG KERJA

Oleh:

ANNISA ISTIQOMAH

MINAT BUDIDAYA PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

MALANG 2015

(2)

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kebutuhan sayuran di Indonesia semakin meningkat. Pada tahun 2014, konsumsi sayuran per kapita 40,17 kg/tahun sedangkan produksinya ketersediaan sayuran per kapita ialah 37,14 kg/tahun. Jika angka konsumsi per kapita dikalikan dengan jumlah penduduk di Indonesia yaitu 252 juta jiwa, maka kebutuhan sayuran ialah 10,12 juta ton/tahun. Sedangkan produksi sayuran di Indonesia pada tahun 2014 hanya 6,3 juta ton (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2015). Kekurangan ini harus dipenuhi dari produk sayuran dalam negeri sehingga tidak bergantung pada sayuran impor.

Peningkatan konsumsi harus diimbangi dengan peningkatan harus diimbangi dengan peningkatan ketersediaan sayuran. Untuk meningkatkan ketersediaan maka produktivitas sayuran harus ditingkatkan. Untuk meningkatkan produktivitas dibutuhkan teknologi budidaya yang memadai, salah satunya yaitu hidroponik. Hidroponik merupakan salah satu teknologi budidaya yang efisien dan praktis untuk diterapkan oleh semua kalangan masyarakat. Hidroponik sangat cocok dikembangkan pada lahan sempit dalam proses budidayanya. Ada berbagai teknik budidaya tanaman secara hidroponik, hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) merupakan teknik hidroponik yang mampu menyediakan kebutuhan air dan nutrisi yang mudah bagi tanaman. Hidroponik teknik ini juga tergolong sistem hidroponik ekstensif yang tergolong berbiaya operasional murah (Herwibowo dan Budiana, 2014). Tanaman sayur-sayuran yang dapat ditumbuhkan secara hidroponik NFT (Nutrient Film Tecknique) salah satunya adalah kailan (Brassica oleraceae var.

alboglabra).

Kailan (Brassica oleracea var. alboglabra) ialah salah satu jenis sayuran dari famili brassicaceae yang berasal dari China. Tanaman ini termasuk dalam kelompok tanaman sayuran daun yang memiliki nilai ekonomi tinggi, karena biasanya dikonsumsi oleh kalangan menengah ke atas. Tanaman ini banyak disukai karena rasanya enak dan renyah, serta kaya akan vitamin.

PT. Kebun Sayur Segar adalah salah satu perusahaan agribisnis sayuran hidroponik yang berperan sebagai pedagang besar sekaligus produsen yang berlokasi di Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Perusahaan ini

(3)

memproduksi beberapa jenis sayuran hidroponik seperti pakchoy, caisim, selada, romaine dan sebagainya. Sebagian besar kegiatan perusahaan ini difokuskan pada penanganan pasca panen sayuran yang diperoleh dari petani mitra. PT. Kebun Sayur Segar mendistribusikan sayurannya kepada swalayan yang berada di sekitar wilayah Jabodetabek, seperti Giant, Carrefour, Hero, Lotte Mart dan sebagainya. Perusahaan ini melakukan transaksi kepada para pelanggan tersebut dengan berdasarkan order atau pesanan yang diminta pada setiap harinya (Rizki, 2014).

1.2 Tujuan

a. Tujuan Umum

Secara umum tujuan magang kerja di PT.Kebun PT. Kebun Sayur Segar Parung Bogor adalah sebagai berikut:

1. Mempelajari berbagai aspek atau bidang dalam lingkup sektor pertanian khususnya bidang agronomi yang dilaksanakan di PT. Kebun Sayur Segar Parung Bogor

2. Memperoleh pengalaman riil berupa praktik atau pelatihan kerja PT. Kebun Sayur Segar Parung Bogor untuk aspek pertanian, mulai dari teknik budidaya hingga pemasaran, yang tidak tercakup dalam proses perkuliahan 3. Menambah pengalaman kerja guna persiapan menghadapi tantangan

persaingan dunia kerja di masa depan.

4. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan Mahasiswa sehingga dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja terkait dengan manajemen agronomi pertanian.

5. Mengembangkan kepekaan bernalar dan menambah wawasan di bidang pertanian secara luas tentang aspek pengembangan pertanian.

b. Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan magang kerja PT. Kebun Sayur Segar Parung Bogor: (sesuai topik bahasan yang dipilih)

1. Mengetahui dan memahami teknik budidaya tanaman paprika secara hidroponik dengan baik dan benar serta sistematis.

(4)

2. Mengetahui dan memahami permasalahan yang ada pada proses budidaya paprika secara hidroponik baik dari proses teknik budidaya hingga pemasarannya.

1.3 Sasaran Kompetensi yang Ditargetkan

Mahasiswa diharapkan untuk mendapatkan pengalaman kerja ditempat Magang Kerja agar mencapai kompetensi, yaitu:

1. Mampu menerapkan dan mensosialisasikan IPTEK dibidang teknologi budidaya tanaman (sejak proses praproduksi, produksi hingga pasca produksi) berdasarkan prinsip pertanian berkelanjutan dan mengangkat kearifan lokal

2. Mampu mengimplementasikan dan mengembangkan usaha inovatif bidang produksi tanaman dalam pertanian berkelanjutan dan mampu berkomunikasi dan menjalin kerjasama secara efektif dengan mengikuti etika bisnis

3. Mampu merencanakan, merancang, melaksanakan dan mengevaluasi sistem produksi tanaman secara efektif dan produktif, dan mampu mengaktualisasikan potensi diri untuk bekerjasama dalam tim multidisiplin 4. Mampu belajar sepanjang hayat, dan mampu berpikir analitik untuk mengidentifikasi, merumuskan masalah dan akar masalah serta mencari solusi berbasis ilmiah dalam sistem budidaya pertanian yang berkelanjutan.

(5)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kailan

2.1.1 Botani Tanaman Kailan

Kailan (Brassica oleracea var. alboglabra) merupaka tanaman semusim yang tergolong dalam famili kubis-kubisan (Brassicaceae). Menurut klasifikasi botani dalam tatanama (sistem tumbuhan), kailan termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Papavorales, famili Cruciferae dan genus Brassica. Tanaman ini berasal dari daratan cina yang kemudian menyebar ke seluruh dunia. Kailan masuk ke Indonesia sekitar abad ke-17, namun sayuran ini sudah cukup populer dan diminati di kalangan masyarakat (Darmawan, 2009).

Tanaman kailan memiliki bentuk daun yang tebal, bulat memanjang dan berwarna hijau tua. Batang tanaman kailan merupakan batang sejati, tidak keras, tegak, beruas- ruas dengan diameter antara 3-4 cm dan berwarna hijau muda. Batang tanaman kalian umumnya pendek dan banyak mengandung air (herbaceous). Di sekeliling batang hingga titik tumbuh terdapat tangkai daun yang bertangkai pendek. Perakaran tanaman kailan merupakan akar tunggang dan serabut. Tanaman kailan memiliki perakaran yang panjang yaitu akar tunggang bisa mencapai 40 cm dan akar serabut mencapai 25 cm (Wahyudi, 2010).

(6)

Tanaman kalian dikenal dengan daun roset yang tersusun spiral kearah pucuk cabang tak berbatang. Sebagaian besar sayuran kalian memiliki ukuran daun yang lebih besar dan permukaan serta sembir daun yang rata. Pada tipe tertentu daun yang tersusun secara spiral ini selalu bertumpang tindih sehingga agak mirip kelapa longgar (Darmawan, 2009).

Tanaman kailan umumnya memiliki bunga berwarna kuning namun ada pula yang berwarna putih. Bunganya terdapat dalam tanda yang muncul dari ujung/tunas. Kailan berbunga sempurna dengan 6 benang sari yang sisanya dalam lingkaran luar. Buah – buahan kailan berbentuk polong, panjang dan ramping berisi biji. Biji-bijinya bulat kecil berwarna coklat sampai kehitam-hitaman. Biji-biji inilah yang digunakan sebagai bahan perbayakan tanaman (Warsito dan Soedijanto, 1982).

2.1.2 Syarat Tumbuh Tanaman Kailan

Untuk penanaman yang kurang mendapat sinar matahari (terlindung), pertumbuhan kailan akan kurang baik dan mudah terserang penyakit, dan pada waktu masih kecil sering terjadi pertumbuhan terhenti (stagnasi, etiolasi). Kailan menghendaki keadaan iklim yang dingin selama pertumbuhannya. Suhu yang baik berkisar antara 15-25C serta cukup mendapat sinar matahari. Pada suhu yang terlalu rendah, tanaman menujukan gejala nekrosa pada jaringan daun dan akhirnya tanaman mati. Pada suhu terlalu tinggi tanaman mengalami kelayuan karena proses penguapan yang terlalu besar. Kelembaban udara yang baik bagi tanaman baby kailan yaitu 60 - 90% (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Kailan adalah suatu sayuran musim dingin atau lembab, dapat juga pada musim panas jangka pendek. Pertumbuhan kailan sepanjang tahun dan pada musim semi, kelembaban tinggi dan tumbuh baik pada ketinggian 1000 – 2000 meter di atas permukaan laut (Setiawan, 1994).

2.2. Teknik Budidaya Tanaman Kailan

Menurut Darmawan (2009), teknik budidaya tanaman kailan terdiri dari pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pascapanen.

(7)

2.2.1. Pembibitan 1. Wadah Semai

Wadah semai dapat berupa nampan plastik atau tray yang ukurannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan bibit yang diperlukan. Jarak tanam benih 1 cm x 1 cm. Dalam satu lubang dimasukkan 1 benih.

2. Media Semai

Media semai dapat berupa arang sekam, bubuk sabut kelapa, kompos dan rockwool. Tebal media di nampan semai sekitar 4 cm dianggap cukup untuk berbagai perakaran anak semai sayuran.

3. Penanaman Benih

Sebelum ditanam, benih kailan direndam ± 12 jam dengan tujuan agar benih tersebut cepat berkecambah. Benih ditanam dalam barisan dan diatasnya ditutupi dengan arang sekam setebal 0,5 cm untuk menjaga kelembaban. Penyiraman dilakukan sehari satu kali dan ditempatkan pada tempat yang teduh.

4. Perawatan Persemaian

Cahaya harus cukup karena bila bibit kurang cahaya akan pucat, lemah dan mudah mati. Pupuk yang digunakan mempunyai EC 1 – 1,2 mS atau setara dengan 1 g/l air. Dalam waktu 10-14 hari, anak semai sudak layak untuk dipindahtanamkan. Sehari menjelang pindah tanam di semprot dengan fungisida dan insektisida. 5. Pindah-tanam Anak Semai ke Lapangan

Anak semai yang akan dipindah tanamkan dicabut dari tray, dicuci dan dibersihkan dari arang sekam. Hipokotil, bagian antara kotil diatas dengan pangkal akar dibungkus dengan sepotong rockwool atau busa. Waktu antara pencabutan hingga pindah tanam di lapangan hendaknya dilakukan dengan secepatnya, karena anak semai peka dengan kekeringan.

6. Pemberian Larutan Nutrisi

Memberikan larutan nutrisi hidroponik dapat melalui penyiraman (fertigasi) pada fase pembibitan, dapat pula diberikan dengan sistem irigasi tetes atau sistem lainnya sesuai dengan metode hidroponik yang digunakan.

(8)

2.2.2. Pemeliharaan

Pemeliharaan merupakan tahapan paling penting dalam suatu proses budidaya kailan secara hidroponik. Pemeliharaan tanaman kailan meliputi perawatan serta pengendalian hama dan penyakit.

1. Perawatan

Perawatan yang dilakukan dalam budidaya hidroponik yaitu mengontrol pemberian air dan nutrisi, serta kebutuhan sinar matahari. Waktu pemberian larutan nutrisi dapat disesuaikan dengan kondisi iklim dan cuaca tempat budidaya dilakukan. Namun yang perlu diperhatikan adalah kondisi kelembaban akar. Akar kailan tidak boleh sampai kering karena dapat mengganggu pertumbuhan tanaman kailan.

2. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama dan penyakit merupakan hal yang hampir tak dapat dipisahkan dalam suatu budidaya tanaman. Dalam metode hidroponik keberadaan hama dan penyakit dapat diminimalisir dengan pemakaian greenhouse. Namun demikian kesiapsiagaan tetap diperlukan demi tercapainya hasil budidaya yang optimal. Hama yang sering menyerang kailan adalah kutu daun (Aphid sp.), ulat tanah (Agrotis sp.), ulat perusak daun (Plutella xylostella) dan ulat grayak (Spodoptera

exigua). Sedangkan penyakit yang lazim dijumpai adalah busuk batang dan busuk

daun. Pemberantasan hama penyakit dapat dilakukan dengan cara manual, yakni dengan menyingkirkan organisme pengganggu tersebut. Pencabutan daun yang terinfeksi juga dapat dilakukan demi mencegah menyebarnya serangan hama penyakit.

2.2.3. Pemanenan

Pemanenan kailan dapat dilakukan setelah tanaman berumur 35-40 hari setelah pindah tanam anak semai dengan kriteria panen yaitu daun berwarna hijau tua dengan tepi yang bergelombang, daun berukuran lebih kecil mulai muncul pada bagian atas tanaman dan daun bagian bawah mulai menguning. Pemanenan kailan secara hidroponik cukup dengan mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dari wadah media yang digunakan. Setelah proses pemanenan tanaman siap memasuki tahap pasca panen.

(9)

2.2.4. Pascapanen

Penanganan pasca panen merupakan tahapan yang tak kalah penting demi tercapainya keuntungan secara ekonomis dari suatu budidaya tanaman. Penanganan yang lazim digunakan untuk kailan adalah

1. Grading

Merupakan metode pasca panen untuk memilah kailan berdasarkan kualitas tanaman. Kualitas terbaik tentu memiliki harga yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kailan kualitas menengah dan kailan kualitas rendah. Parameter kualitas kailan dapat dilihat dari segi ukuran, warna, serta kemulusan produk (tidak berlubang-lubang). Kailan kualitas terbaik akan ditujukan untuk konsumsi hotel-hotel, supermarket, dan sebagainya. Kailan kualitas menengah umunya ditujukan untuk rumah makan, usaha catering, dan sebagainya. Sedangkan kualitas rendah akan dilepas untuk masyarakat umum melalui pasar-pasar tradisional.

2. Crisping

Crisping merupakan metode untuk mempertahankan mutu kesegaran sayuran dan buah yang mudah dilakukan, selain itu biayanya pun realtif lebih murah dibandingkan dengan metode lainnya yang dijelaskan diatas. Sehingga Metode crisping dapat menjadi solusi penanganan pasca panen sayuran dan buah bagi petani atau pedagang yang memiliki keterbatasan modal. Selain itu, penerapan metode ini tetap menguntungakan, baik digunakan untuk komoditas yang bernilai ekonomi tinggi maupun yang memiliki nilai ekomomi rendah. Proses crisping yang dilakukan terdiri dari dua tahapan yaitu tahap pertama, perendaman dengan air pada suhu diatas suhu kamar tetapi dibawah suhu kritis (30 – 45 oC), dengan waktu perendaman tertentu. Tahap kedua adalah pendinginan pada suhu dibawah 5oC.

2.3. Hidroponik

Hidroponik ialah suatu metode untuk menumbuhan tanaman tanpa media tanah, dengan sumber nutrisi berasal dari larutan hara dengan atau tanpa penambahan media inert (pasir, kerikil, rockwool, vermikulit) untuk dukungan mekanis (Jones, 2005). Menurut Lingga (1999), berdasarkan media tanam yang digunakan, hidroponik dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu metode kultur air, metode kultur pasir, dan metode kultur poros. Sedangkan DeKorne (1992)

(10)

menyatakan bahwa, hidroponik adalah metode termudah dan tercepat dalam memperoleh jumlah produksi yang maksimum dari jumlah lahan yang minimum.

Keuntungan bercocok tanam secara hidroponik ialah kebersihan tanaman terjamin karena media yang digunakan bukan tanah, hampir semua jenis tanaman dapat ditanam secara hidroponik, serangan hama penyakit dapat diminimalisir, pertumbuhan tanaman dapat terkontrol, pemberian pupuk lebih efisien dan menghemat tenaga kerja, serta kuantitas dan kualitas produk tinggi daripada yang ditanam secara konvensional. Kemudian kemampuan untuk melakukan penanaman di luar musim dan juga pada tempat yang tidak semestinya juga menjadi kelebihan hidroponik (Lingga, 1999).

Sedangkan menurut Resh (1997), metode bercocok tanam tanpa tanah ini memberi keuntungan bagi penduduk kota yang tinggal di daerah gersang, gedung-gedung pencakar langit, dan yang tidak mempunyai lahan untuk bercocok tanam sebagai tempat menanam berbagai tanaman. Cara ini memungkinkan untuk menghijaukan lingkungan.

2.4. Sistem NFT (Nutrient Film Technique)

NFT (Nutrient Film Technique) ialah metode hidroponik yang merupakan model budidaya dengan meletakkan akar tanaman pada lapisan air yang dangkal. Air tersebut tersirkulasi dan mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Perakaran bisa berkembang di dalam larutan nutrisi, karena disekeliling perakaran terdapat selapis larutan nutrisi ( Lingga, 1999).

(11)

Menurut Herwibowo dan Budiana (2014), kelebihan sistem NFT yaitu tanaman dapat suplai air, oksigen dan nutrisi secara terus-menerus; lebih menghemat air; mempermudah perawatan karena tidak perlu melakukan penyiraman; dan biaya yang diperlukan relatif murah. Sedangkan kekurangannya yaitu jika salah satu terserang penyakit, satu talang tanaman akan terserang juga. Bahkan, semua tanaman yang dalam satu alat bisa tertular. Selain itu metode ini juga sangat bergantung pada listrik, sehingga jika tidak ada aliran listrik maka sistem ini tidak bisa bekerja dengan baik.

(12)

3. METODE PELAKSANAAN 3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan magang kerja dilaksanakan pada 27 Juli sampai dengan 10 Oktober 2015 di PT. Kebun Sayur Segar Parung Bogor yang terletak di Jalan Raya Parung No.546 Kecamatan Parung, Kota Bogor, Jawa Barat, dan lahan kebun berlokasi di Desa Galudra, Kecamatan Cugenang, Cianjur Jawa Barat. Pelaksanaan Magang Kerja dilaksanakan selama 3 bulan.

3.2 Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan magang kerja di PT. Kebun Sayur Segar Parung Bogor dengan menggunakan metode meliputi:

3.2.1. Observasi Lapang

Observasi keadaan umum yang diperoleh dari pihak-pihak bagian kebun maupun administrasi di PT. Kebun Sayur Segar Parung Bogor dilakukan melalui melakukan observasi keadaan umum di yang meliputi : lokasi, luas area, struktur organisasi, jumlah tenaga kerja dan kegiatan produksi yang dilakukan.

3.2.2. Partisipasi Aktif

Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui serangkaian kegiatan manajemen budidaya paprika secara hidroponik dengan cara mengikuti dan melaksanakan semua kegiatan yang berhubungan dengan budidaya paprika dengan teknologi hidroponik secara langsung di PT. Kebun Sayur Segar Parung Bogor.

3.2.3. Diskusi dan Wawancara

Diskusi dan wawancara merupakan bentuk pelaksanaan praktik kerja langsung untuk memperoleh informasi, penjelasan dan pemahaman dari kegiatan yang dilakukan serta memperoleh keterangan dari pihak instansi mengenai hal – hal yang ingin diketahui dan dibutuhkan berkaitan dengan tujuan praktek baik secara langsung maupun tidak langsung.

3.2.4. Pengambilan Gambar

Pengambilan gambar dilakukan selama kegiatan magang sebagai data dokumentasi guna melengkapi dan memperjelas data. Gambar-gambar tersebut memperjelas dan melengkapi bagian-bagian saat pembuatan laporan hasil magang.

(13)

3.2.5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari magang kerja bertujuan sebagai data yang digunakan sebagai penyusunan laporan magang kerja meliputi:

1) Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer ialah pengumpulan data hasil kegiatan utama yang peserta kerjakan di PT. Kebun Sayur Segar Parung Bogor. Data primer digunakan sebagai data untuk penyusunan laporan. Kegiatan untuk mengumpulkan data primer yang lain dapat dilakukan dengan mengamati dan ikut serta dalam praktek kerja secara langsung sesuai dengan aktivitas yang sedang berlangsung di PT. Kebun Sayur Segar Parung Bogor, serta diskusi dan wawancara dengan peneliti dan pekerja di PT. Kebun Sayur Segar Parung Bogor mengenai teknik budidaya tanaman paprika secara hidroponik hingga pasca panen dan pemasarannya.

2) Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari data luar seperti literatur – literatur yang memuat tentang teknik budidaya tanaman paprika secara hidroponik dan segala sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi.

3.2.6. Pembuatan laporan

Penyusunan laporan magang diperoleh dari data semua kegiatan yang sudah dilakukan dan diperoleh selama kegiatan magang kerja berlangsung dan disusun sesuai format yang telah ditentukan. Data tersebut antara lain merupakan data primer dan data sekunder yang didapat dari hasil observasi lapang, partisipasi aktif serta diskusi dan wawancara.

3.3 Jadwal Kegiatan Magang

Kegiatan magang kerja dilaksanakan selama tiga bulan, yang pada bulan Juli - Oktober 2015, dengan rincian jadwal kegiatan dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut:

(14)

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang

No Kegiatan Minggu Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1. Pengenalan Perusahaan Lokasi Perusahaan Struktur Organisasi Sinkronisasi Jadwal 2. Praktek Di Lapang Persiapan Lahan Pembibitan Penanaman Perawatan Panen Pascapanen Penyimpanan 5.

Wawancara dan Diskusi

Teknik Budidaya Panen Pengolahan Pasca Panen 6. Penyusunan Laporan Mingguan 7. Penyusunan Laporan Magang

(15)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil

4.1.1. Sejarah Perusahaan

PT. Kebun Sayur Segar adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis khususnya sayuran hidroponik dan sayuran organik. Parung Farm sendiri telah berdiri sebagai sebuah yayasan sejak tahun 1998 yang memiliki tiga divisi usaha atau departemen, yaitu di bidang usaha budidaya dan pemasaran sayuran organik dan hidroponik (PT. Kebun Sayur Segar), Training Centre and Education (Pusat Pelatihan dan Pendidikan), serta Usaha Budidaya dan Pemasaran Anggrek (Kebun Anggrek Parung).

PT. Kebun Sayur Segar ini berdiri sejak tahun 2003 dan hingga kini telah memiliki lebih dari 80 produk yang dipasarkan baik yang menggunakan label Parung Farm maupun dengan private label. Parung Farm didirikan berdasarkan hobi yang dimiliki oleh Bapak Drs. Subagio Karsono (pemilik) di bidang petanian. Berdasarkan dari hobi tersebut, beliau pun bekerjasama dengan BPPT untuk membuat pelatihan budidaya beberapa sayuran dan buah-buahan secara hidroponik. Kemudian tahun 2001 kegiatan ini mulai diarahkan ke bisnis sayuran hidroponik yang selanjutnya dikembangkan menjadi perusahaan tersendiri di tahun 2003 dengan nama PT. Kebun Sayur Segar. Sejak tahun 2007, perusahaan yang beralamat di JL. Raya Parung No. 546 ini mulai memproduksi sayuran organik yang dilatarbelakangi oleh banyaknya permintaan sayur organik oleh konsumen. Pada awalnya, sayuran organik tersebut belum memiliki sertifikat organik dikarenakan belum adanya standar baku mengenai pertanian organik di Indonesia saat itu. Untuk meyakinkan konsumen dan menjaga kualitas sayuran organik, perusahaan melakukan uji laboratorium sendiri untuk menjamin keorganikan dari sayuran yang dibudidayakannya tersebut. Pada bulan April 2010 perusahaan memperoleh sertifikat organik dari PT. Mutu Agung Lestari, salah satu Lembaga Akreditasi yang telah diakui dan disahkan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan Japanese Agricultural Standard (JAS). Sejak awal berdiri hingga sekarang, perusahaan terus berusaha agar kualitas, kuantitas, dan kontinuitas produk terjaga. Hal ini ditunjang dengan 4 kebun produksi yang dimiliki maupun disewa oleh perusahaan. Sayuran

(16)

dengan teknik hidroponik dibudidayakan di kebun Parung, Galudra 1 dan Galudra II sedangkan untuk sayuran organik dibudidayakan di kebun Galudra I dan Galudra II. Perusahaan juga berusaha untuk mengimplementasikan strategi “Tepat dan Fokus” yang memiliki arti tepat sesuai SOP yang ada dan fokus pada kualitas, kuantitas, dan kontinuitas produk.

PT. Kebun Sayur Segar juga menjalin kerjasama dengan petani lainnya untuk memenuhi permintaan akan sayuran. Namun proporsi komoditi yang dihasilkan perusahaan tetap lebih banyak dibandingkan petani mitra. Komoditi yang dihasilkan dari petani mitra pun bersertifikat organik dimana sertifikat tersebut mengikuti sertifikat organik perusahaan (sertifikat organik perluasan lahan). Selama ini, PT. Kebun Sayur Segar telah menghasilkan 86 produk sayuran, baik dengan teknologi hidroponik maupun organik. Dari seluruh item tersebut, Selada Keriting merupakan jenis sayuran yang paling diminati oleh konsumen. Selain Selada Keriting, kelompok sayuran non lettuce yang menjadi unggulan perusahaan adalah bayam, kangkung, green pakcoy, dan caisim. Sedangkan untuk kelompok sayuran non daun, wortel dan tomat pun menjadi produk unggulan Parung Farm.

4.1.2. Kondisi Umum Lokasi

4.1.2.1. Letak dan Luas

Secara umum kebun budidaya PT. Kebun Sayur Segar dibedakan menjadi 2 kriteria yaitu dataran rendah dan dataran tinggi. Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan syarat tumbuh tanaman budidaya sehingga dapat berkembang secara optimal pada lingkungan yang tepat. Kebun dataran rendah berada pada lokasi yang sama dengan kantor pusat PT. Kebun Sayur Segar yaitu di Jln. Raya Parung No. 546 Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sedangkan kebun dataran tinggi terletak di Desa Galudra, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pada kebun dataran tinggi terdapat 2 kebun yang terpisah, kebun bagian bawah (Galudra 1) memiliki luas 1 hektar sedangkan kebun bagian atas (Galudra 2) memiliki luas total 3,5 hektar. Total luas lahan asing-masing tersebut sudah termasuk lahan terbangun. Studi magang kerja dilakukan pada kebun Galudra 2

(17)

yang terletak di Desa Galudra, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

4.1.2.2. Iklim

Lokasi studi magang kerja berada pada 647’00.38” LS dan 10703’03.28” BT, dengan ketiunggian tempat ±1.056 mdpl. Kecamatan Cugenang memiliki rata-rata suhu tertinggi dalam setahun terjadi pada bulan Juli-September yaitu sebesar 17C, sedangkan rata-rata suhu tertinggi dalam setahun terjadi pada bulan September dan Oktober yaitu sebesar 27C. Rentang suhu paling luas dalam setahun terjadi pada bulan September. Lokasi studi di kecamatan Cugenang secara umum memiliki curah hujan yang cukup tinggi.

Tabel 2. Data Curah Hujan Kabupaten Cianjur

No Kecamatan Rata-rata Curah Hujan Tahunan (mm/tahun) Rata-Rata Hari Hujan Tahunan (hari)

1 Cianjur 619,1667 34,833 2 Cibeber 1645,25 88,25 3 Ciranjang 1461,7 85,2 4 Sukaluyu 1750,4 103,7 5 Bojongpicung 1460,683 80,333 6 Karangtengah 882,6 50,8 7 Mande 1275,625 52,625 8 Pacet 2217,29 117,8 9 Sukaresmi 2815,286 179,714 10 Cugenang 1030,5 60 11 Cikalongkulon 1312,333 67,333 12 Sukanagara 2432,5 99 13 Takokak 1867,714 97 14 Campaka 2236 111,1 15 Pagelaran 2503,5 106,5 16 Tanggeung 2983,8 73,8 17 Sindangbarang 1456,813 43,375 18 Agrabinta 3134 - 19 Cibinong 1943,444 83,5 20 Cidaun 1003,75 57 Jumlah 36032,35 1591,863 Rata-rata tahunan 1801,618 83,782

(18)

4.1.2.3. Topografi

Topografi kebun Galudra 2 cukup berlereng, karena lokasi kebun yang terletak di kaki gunung Gede dengan tingkat kemiringan lahan 25-40%. Tingkat kemiringan yang cukup tinggi menjadikan lokasi kebun beda pada kondisi yang rawan terhadap erosi. Oleh karena itu tata letak kebun dibuat selandai mungkin untuk mengurangi erosi yang mungkin terjadi, dengan cara menyusun layout kebun secara bertingkat.

4.1.2.4. Vegetasi

Vegetasi yang terdapat pada kebun Galudra 2 dapat dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu vegetasi tanaman budidaya, vegetasi tanaman antagonis hama dan vegetasi tanaman penahan erosi. Jenis pohon yang terdapat pada lokasi adalah pisang, hanjuang, kayu manis, pucuk merah, cengkeh, dan pepaya. Sedangkan vegetasi tanaman antagonis hama yaitu kacang babi, serai, kenikir, ranamindang dan daun toya. Jenis tanam yang dibudidayakan pada kebun organik adalah bayam hijau, bayam merah, pakchoy, sawi hijau (caisim), selada keriting, kangkung, rosemari, mint, dan tanaman herbal. Sedangkan pada kebun hidroponik yaitu selada keriting, lollo rosa, Romaine, Butter head, Green oak leaf, Red oak leaf, horenzo, kailan, kale, Green pakchoy, Caisim, Endive, dan petsai.

4.1.2.5. Pengairan

Mata air gunung Gede merupakan sumber irigasi kebun yang ditampung pada bak penampungan air melewati saluran pipa. Bak penampungan berfungsi untuk menjaga kontinuitas suplai air irigasi bagi tanaman.

4.1.3. Sarana dan Prasarana

4.1.3.1. Lahan Budidaya

Lahan organik merupakan lahan terbuka yang digunakan sebagai lahan budidaya berbagai jenis produk sayur organik dibawah pengawasan lembaga sertifikasi organik PT. Mutu Agung Lestari. Dengan luasan lahan kotor ± 5 ha, dan digunakan untuk asing-masing organik 1,6 ha dan hidroponik 3 ha serta 0,4 ha lain terhitung untuk fasilitas kebun seperti gudang pupuk, mess, dan bangunan packing.

(19)

Gambar 3. Lahan Organik Kebun Galudra II

4.1.3.2. Screen/Net House

Caisin merupakan jenis tanaman budidaya yang cenderung mudah terserang OPT, sehingga tanaman ini lebih sering ditanam pada lahan tertutup. Screen house berukuran 46 m x 20 m. Screen house di kebun unit Galudra ini difungsikan pada lahan organik dengan struktur yang dibangun sebagai pelindung tanaman budidaya dari kerusakan dari pengaruh lingkungan seperti cuaca ekstrim maupun serangan OPT.

(20)

4.1.3.3. Green House

Budidaya hidroponik di kebun unit Galudra memakai Green house dengan rangka bambu dan beratap plastik. Selain lebih murah dan sederhana, ditinjau dari segi keamanan dengan menggunakan atap plastik dianggap lebih baik. Karena jika menggunakan atap berbahan kaca, bila atap pecah akan membahayakan pekerja.

Green house yang terdapat di kebun unit Galudra berjumlah 61, yang digunakan untuk budidaya hidroponik dengan luas rata-rata green house 5m x 16m. Untuk penggunaannya Nursery 1 (penyemaian) menggunakan 3 unit green house, Nursery 2 (anak semai) menggunakan 4 unit green house dan Nursery 3 (pembesaran) menggunakan 54 unit green house.

Gambar 5. Glass House Hidroponik Kebun Galudra II

4.1.3.4. Tempat Pasca panen/packing

Bangunan packing digunakan untuk mengumpulkan dan mengemas produk hasil panen, semua kegiatan pasca panen dilakukan di tempat packing dari mulai pencucian hingga pengemasan produk yang untuk selanjutnya dikirim ke kantor pusat di Parung atau didistribusikan ke outlet.

(21)

Gambar 6. Ruang Packing

Gambar 7. Bak Pencucian Produk Organik

4.1.3.5. Gudang pupuk

Gudang pupuk milik PT. Kebun Sayur Segar yang berada di kebun unit galudra 2 memiliki luas 5m x 8m, digunakan untuk menyimpan pupuk organik dan tempat fermentasi pupuk. Pupuk yang disimpan di gudang diantaranya pupuk kandang (kotoran ayam) dan urinci (urine kelinci).

(22)

Gambar 8. Tempat Penyimpanan Pupuk Kotoran Ternak

4.1.3.6. Mess

Mess merupakan kantor utama penanggung jawab kebun dan mandor kebun serta difungsikan untuk tempat penyimpanan peralatan kebun. Seluruh kegiatan pendataan dan instruksi aktivitas kebun dilakukan di mess, mulai dari penyediaan benih hingga pengaturan jumlah order untuk outlet.

Gambar 9. Mess kebun unit Galudra I 4.1.4. Pengelolaan PT. Kebun Sayur Segar (Parung Farm)

4.1.4.1. Struktur Oganisasi

Struktur organisasi adalah hubungan formal dalam suatu organisasi baik secara vertikal maupun horizontal. Dengan adanya struktur organisasi, maka mekanisme tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dapat terlihat dengan jelas. PT. Kebun Sayur Segar merupakan perusahaan milik pribadi yang

(23)

memiliki struktur organisasi yang terdiri atas Direktur Utama Kebun Sayur Segar. Direktur Utama Kebun Anggrek Parung, serta direktur Utama Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan.

PT. Kebun Sayur Segar dipimpin oleh direktur utama yang membawahi manajer prosuksi, manajer pemasaran, bagian administrasi dan keuangan. Manajer produksi bertanggung jawab dalam mengatasi dan menangani produksi sayuran, manager pemasaran menangani pendistribusian sayuran ke supermaket-supermarket. Bagian administrasi bertugas dalam menangani keuangan perusahaan dan pemberian gaji pegawai.

PT. Kebun Sayur Segar ialah salah satu perusahaan yang khusus bergerak di bidang pertanian yaitu produsen dan supplier produk sayuran hidroponik, aeroponik dan organik. Dua divisi utama yang membawahi sub-sub divisi lainnya yaitu divisi marketing dan divisi produksi. Sub divisi tersebut yaitu divisi tanam, gudang, sortasi, dan pembelian produk kebun mitra. Berikut adalah struktur organisasi yang berjalan pada PT. Kebun Sayur Segar:

Gambar 10. Struktur Organisasi PT Kebun Sayur Segar

PIMPINAN UNIT KEBUN ANGGREK PARUNG (KAP) UNIT KEBUN SAYUR SEGAR BAGIAN ADMINISTRASI DAN KEUANGAN BAGIAN UNIT PRODUKSI

KEBUN PARUNG KEBUN CUGENANG MANAGER KEBUN ADMINISTRASI DAN GUDANG UNIT PRODUKSI KEBUN OPERATOR ORGANIK OPERATOR HIDROPONIK QUALITY CONTROL KEBUN BINTANG DELAPAN BAGIAN PEMASARAN BANGDIKLAT

(24)

4.1.4.2. Visi dan Misi

Tidak jauh berbeda dengan perusahaan lainnya, PT Kebun Sayur Segar juga memiliki visi dan misi yang menjadi landasan dalam menjalankan usahanya selama ini. Visi utama PT. Kebun Sayur Segar adalah menjadi penghasil sayuran terbaik (dari segi kualitas, kuantitas, dan kontinuitas) dengan sistem hidroponik dan organik serta mengembangkan budidaya hortikultura dengan sistem hidroponik dan organik, sedangkan misi yang diemban yaitu PT. Kebun Sayur Segar antara lain:

1) Menjadi pemimpin pasar di bidang sayuran hidroponik dan organik 2) Memperkenalkan teknik budidaya hidroponik dan organik

3) Menyelenggaraka kegiatan pelatihan, penelitian dan penyuluhan tentang hidroponik sayuran

4) Mengikuti kegiatan pameran untuk lebih memperkenalkan program usaha dengan sistem hidroponik dan juga memamerkan hasil

4.1.4.3. Program Kerja

Program kerja merupakan susunan kegiatan yang akan dilakukan, baik yang rutin maupun yang insidentil. Program kerja rutin ialah serangkaian kegiatan pemeliharaan yang rutin dilaksanakan setiap hari. Umumnya program kerja rutin adalah kegiatan pemeliharaan utama yang dilakukan untuk menunjang kontinuitas proses produksi tanaman yang berlangsung setiap hari, seperti penanaman, penyiraman, penyiangan, panen, pasca panen dan kegiatan lainnya hingga proses pembagian distribusi. Masing-masing pekerja memiliki kegiatan rutin yang berbeda. Sedangkan program kerja insidentil merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan hanya pada waktu tertentu sesuai kebutuhan, seperti pemeliharaan pompa, perbaikan saluran pipa, dan kegiatan pemeliharaan lainnya. Program kerja rutin disusun oleh kepala kebun sebagai program kerja harian, sedangkan program kerja insidentil beralur dari pekerja kebun yang melaporkan keadaan kebun atas keperluan tertentu karena tidak adanya tenaga kerja khusus yang bertanggungjawab dalam hal pengawasan. Fungsi pengawasan langsung dilakukan sendiri oleh pekerja kebun, kepala kebun hanya sesekali melakuakan pengawasan di kebun dengan melakukan pengecekan dan komunikasi dengan pekerja kebun.

(25)

Kegiatan administrasi dilakukan setiap hari di awal dan akhir jam kerja oleh dua orang pekerja administrasi, hal ini berfungsi sebagai bahan evaluasi ke depannya. Khusus menjelang libur hari raya program kerja harian yang diberlakukan sedikit berbeda daripada biasanya, yaitu pencapaian produksi lebih tinggi dan penyiapan lahan lebih banyak untuk menutupi kekosongan kerja pada saat libur dengan menyediakan bedeng, bibit semai, dan penanaman lebih banyak sebelum hari libur.

4.1.4.4. Sumber Daya Manusia

PT Kebun Sayur Segar memiliki 48 orang pegawai tetap dan kurang lebih 300 pekerja harian (tidak tetap). Umumnya pegawai tetap bertugas di Kantor Parung dan sebagian kecil bertugas di kebun. Sedangkan untuk pekerja harian merupakan tenaga kerja di bidang produksi yang berlokasi di kebun Cugenang, Galudra I, Galudra II, dan Parung. Jika dilihat dari status pendidikan secara keseluruhan,

Pendidikan pegawai tetap perusahaan berkisar antara D3 dan S1, namun terdapat juga pegawai yang merupakan lulusan SMA di bagian administrasi. Sedangkan untuk pekerja harian, perusahaan tidak memiliki spesifikasi khusus dalam hal pendidikan. Perusahaan melakukan perekrutan tenaga kerja berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh calon pegawai tersebut. Dalam waktu 3 bulan, calon pegawai tersebut menjalani training dan dinilai kemampuannya. Apabila calon pegawai tersebut menunjukkan kinerja yang baik, selanjutnya akan diangkat menjadi pegawai tetap sesuai dengan skill yang dibutuhkan. Untuk tenaga kerja harian, perusahaan menyerahkan kebijakan perekrutan pada tim produksi di masing-masing kebun. Pihak kebun sengaja merekrut warga sekitar kebun yang kompeten untuk menjadi pekerja harian sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap warga dan juga kemudahan pekerja mengakses kebun.

Jam kerja yang dimiliki perusahaan berbeda antara pegawai di kantor dan pekerja di kebun. Untuk pegawai kantor, jam kerja dimulai pada pukul 08.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB dengan waktu istirahat selama satu jam antara pukul 12.00 WIB hingga 13.00 WIB. Namun, untuk divisi pemasaran jam kerjanya sedikit berbeda dari divisi lain. Pada divisi pemasaran, beberapa pekerja memiliki shift

(26)

malam dari pukul 20.00 WIB hingga pukul 03.00 WIB. Sedangkan pekerja harian memiliki waktu kerja mulai dari jam 07.00 WIB hingga 15.00 WIB dengan waktu istirahat selama 1 jam. Untuk fasilitas pegawai, perusahaan menyediakan mess khusus karyawan di kantor Parung dan beberapa kebun milik perusahaan. Selain itu, perusahaan juga memfasilitasi direksi dengan kendaraan operasional untuk memudahkan mobilitasnya.

4.1.5. Kegiatan Teknik Budidaya Kailan Hidroponik

Kegiatan yang dilakukan selama magang kerja di PT. Kebun Sayur Segar yaitu mengikuti rangkaian kegiatan teknik budidaya tanaman kailan (Brassica

oleracea var. alboglabra) mulai dari kegiatan persiapan tanam sampai menuju

kegiatan panen dan pasca panen. Adapun kegiatan teknik budidaya tanaman cabai merah di PT. Kebun Sayur Segar meliputi :

4.1.5.1. Persiapan media semai

Media persemaian yang digunakan dalam budidaya kailan hidroponik yaitu rockwool. Tahap persiapan media persemaian yang dilakukan di PT. Kebun Sayur Segar yaitu pemotongan rockwool dengan ukuran panjang 12 cm dan lebar 8 cm. Satu potong rockwool tersebut diiris salah satu permukaannya dengan ukuran 2 cm x 2 cm, sehingga terbentuk 24 petak kecil setiap satu potongan rockwool. Selanjutnya rockwool ditata ke dalam tray, dalam satu tray terdapat 6 potongan

rockwool. Kemudian tray tersebut direndam ke dalam air selama semalam atau ±12

jam, agar rockwool tersebut mudah untuk ditanami.

(a) (b)

Gambar 11. Persiapan media semai

(a) pemotongan rockwool (b) media tanam persemaian

(27)

4.1.5.2. Penyemaian

Tahap penyemaian yang dilakukan yaitu benih kalian ditanam diatas petak kecil rockwool sebanyak 2 biji setiap petak. Hal ini dilakukan karena benih kailan yang digunakan yaitu benih kailan varietas lokal yang memiliki presentase tumbuh pada lingkungan tersebut sekitar 80 %.

Setelah benih ditanam pada rockwool, kemudian tray yang berisi rockwool tersebut diletakkan di ruang gelap atau disungkup selama dua hari. Penyungkupan dilakukan untuk mempercepat proses perkecambahan benih. Kemudian jika sudah ada yang bertunas, tray dapat dipindah ke tempat tempat yang agak terkena sinar matahari yaitu greenhouse N1. Pemindahan dilakukan tepat waktu dan diusahakan tidak terlambat supaya tidak terjadi etiolasi pada benih yang sudah disemai.

(a) (b)

Gambar 12. Nursery 1

(a) kondisi aktual N1 (b) persemaian kailan 4.1.5.3. Perawatan persemaian

Perawatan persemaian yang dilakukan di PT. Kebun Sayur Segar yaitu penyiraman, penjarangan dan pengaturan kebutuhan cahaya. Kegiatan penyiraman dilakukan dengan cara mengisi air larutan nutrisi ke dalam bak berbentuk persegi yang seukuran dengan tray. Selanjutnya tray yang berisi benih yang telah disemai tersebut dibenamkan/dicelupkan ke dalam bak tersebut. Penyiraman dilakukan dengan hati-hati agar benih yang telah disemai tidak ikut terbawa air nutrisi. Kegiatan penyiraman umumnya dilakukan setiap dua hari sekali, tetapi disesuaikan dengan kondisi benih dan lingkungannya. Kebutuhan air nutrisi dalam satu

(28)

Penjarangan dilakukan bila terdapat dua anak semai yang tumbuh dalam satu petak kecil dalam satu potongan rockwool. Penjarangan dilakukan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kompetisi unsur hara dan untuk menyeragamkan bibit. Sedangkan pengaturan kebutuhan cahaya dilakukan untuk mencegah terjadinya etiolasi. Etiolasi ialah kondisi dimana pertumbuhan tanaman tidak seimbang yang ditandai dengan batang memanjang dan sulit menghasilkan daun.

(a) (b)

Gambar 13. Perawatan Persemaian

(a) Penyiraman (b) Penjarangan 4.1.5.4. Pindah tanam anak semai

Setelah anak semai berumur 10-14 hari, jika anak semai telah tumbuh dengan baik yang ditandai dengan munculnya 3-4 helai daun pertama maka anak semai sudah layak untuk dipindahtanamkan. Pindah tanam dilakukan dengan cara memisahkan anak semai satu per satu. Pertama memotong rockwool searah serat dengan menggunakan pisau supaya terbentuk kubus yang rapi. Selanjutnya membungkus bagian batang atas hingga akar anak semai dengan potongan

rockwool yang telah dibasahi dengan air. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk

memperkuat penopang akar, agar tanaman tidak mudah roboh. Kemudian meletakkan anak semai yang telah dibungkus rockwool tersebut ke dalam net pot. Selanjutnya menempatkan net pot ke dalam rak talang yang telah dilubangi pada

greenhouse N2. Jarak antar lubang tanam pada rak talang yaitu 10 cm.

Setelah 14-25 hari, tanaman remaja tersebut dapat dipindah ke rak talang tanaman dewasa pada greenhouse N3 dengan jarak antar lubang tanam yaitu 25 cm. Selanjutnya dilakukan pemeliharaan selama proses pembesaran.

(29)

(a) (b)

(c)

Gambar 14. Pindah tanam anak semai

(a) Penambahan media tanam

(b) Penambahan net pot sebagai penegak (c) kondisi tanaman kailan pada N2 4.1.5.5. Pemeliharaan

Pemeliharaan dalam budidaya kalian hidroponik yang dilakukan di PT. Kebun Sayur Segar yaitu mengontrol pemberian air nutrisi dan kebutuhan sinar matahari, menjaga kepekatan kandungan unsur hara dalam larutan, dan kecepatan curah/kecepatan volume pengaliran larutan nutrisi. Waktu pemberian air nutrisi dapat disesuaikan dengan kondisi iklim dan cuaca tempat budidaya dilakukan. Tapi

(30)

pada umumnya pemberian air nutrisi dilakukan setiap hari pada waktu pagi hari. Teknik pemberian air nutrisi yang dilakukan yaitu melalui aliran air yang berasal dari tandon utama kemudian di alirkan ke pipa-pipa menuju rak-rak talang pada setiap greenhouse. Kebutuhan air nutrisi pada setiap greenhouse N2 yaitu 300 L/hari, sedangkan kebutuhan air nutrisi pada setiap greenhouse N3 yaitu 794,5 L/hari.

(a) (b)

(c)

Gambar 15. Pemberian nutrisi pada tanaman

(a) Aktivitas Pembuatan Larutan Pupuk (b) Tandon penyaluran larutan fertigasi (c) Tandon Penampung Larutan Pupuk

(31)

Selain itu juga dilakukan pengawasan dengan cara mengkontrol kelancaran pipa nutrisi, apabila pipa nutrisi terhambat oleh lumut, maka harus dibersihkan dengan menggunakan lidi, sistem ini sering disebut dengan plorit. Pengontrolan terhadap kepekatan kandungan unsur hara sangat penting dilakukan setiap saat. Larutan unsur hara harus memiliki kepekatan sekitar 2 mS/cm dimana kandungan haranya masih terjaga. Mengontrol kebutuhan sinar matahari juga berperan penting dalam proses budidaya kailan hidroponik.

Pengendalian hama dan penyakit juga merupakan tahap pemeliharaan yang berperan penting dalam proses budidaya kailan hidroponik. Meskipun keberadaan hama dan penyakit dapat diminimalisir dengan pemakaian greenhouse pada budidaya sayuran hidroponik, tetapi belum menjamin sayuran bebas serta tanpa resiko kematian akibat serangan hama dan penyakit. Hama dan cendawan tetap bisa menyusup masuk ke dalam greenhouse melalui peralatan, baju pekerja, atau terbawa angin. Oleh karena itu perlu dilakukan antisipasi lebih awal dengan pengamatan rutin, seperti pengecekan pH dan EC, pH optimal untuk tanaman kailan berkisar antara 6,5-7,0 dengan nilai EC 1,5-2.

Umumnya hama yang menyerang tanaman kailan hidroponik di PT. Kebun Sayur Segar yaitu kutu daun (Aphid sp.), ulat tanah (Agrotis ipsilon.), dan ulat perusak daun (Crocidolomia binotalis). Gejala serangan hama kutu daun yaitu daun yang terserang menggulung dan berwarna lebih pucat. Gejala serangan hama ulat tanah yaitu bagian pangkal batang yang terserang akan terpotong hingga roboh, bahkan mati. Sedangkan gejala serangan hama ulat perusak daun yaitu daun bagaikan teranyam, terlihat jelas bekas gigitan yang membuat daun berlubang. Kerusakan dimulai dari permukaan daun sebelah bawah, kemudian bila serangan berat biasanya hanya tertinggal tulang daun saja. Sedangkan penyakit yang banyak ditemui pada budidaya kailan secara hidroponik adalah penyakit rebah semai. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani yang umumnya menyerang bibit. Gejala serangannya yaitu ditandai dengan bibit menjadi busuk sebelum tumbuh, bibit yang sudah tumbuh terlihat pangkalnya mendadak busuk sehingga roboh, bibit tumbuh tetapi kerdil.

(32)

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu pengendalian sejak dini yang bersifat preventif melalui monitoring harian untuk mendeteksi keberadaan hama dan penyakit. Selain itu juga dapat menggunakan nutrisi yang dapat mencegah hama dan penyakit. Artinya, cendawan dan hama dapat ditanggulangi dengan mengatur nutrisi, dengan menaikkan nitrat atau menurunkan amonium. Dengan meningkatkan nutrisi ini, jaringan sel padat dan rapat sehingga menghambat tumbuhnya miselium. Pengendalian lingkungan juga bisa menjadi salah satu strategi menghindari hama dan penyakit. Misalnya membiarkan rumput di bawah rak talang sehingga hama dan penyakit tidak mengenali tanaman inang berupa tanaman pokok. Cara lain dengan menanam tanaman antraktan yang dapat menjadi perangkap hama.

(a) (b)

Gambar 16. Gejala serangan hama pada tanaman kailan

(a) Aphid (b) Ulat

Sedangkan pengendalian yang dilakukan bila tanaman sudah terserang adalah dengan cara mekanis dengan mengambil hama yang ada atau mengambil daun atau tanaman yang terserang hama dan penyakit kemudian membuangnya. Selain itu juga menggunakan pestisida nabati yang berasal dari tanaman serai, kacang babi, dan kenikir. Pengendalian terhadap (OPT) Organisme Penganggu

(33)

Tanaman ini dilakukan apabila keberadaannya sudah melampaui batas. Namun apabila hanya sedikit sekali maka tidak perlu dilakukan karena dengan tujuan keseimbangan ekosistem. Dalam proses produksi juga terkadang terdapat tanaman yang tidak sehat ataupun mati, sehingga harus dilakukan penyulaman dengan tanaman yang baru.

4.1.5.6. Pembuatan larutan nutrisi

Nutrisi hidroponik ialah pupuk hidroponik lengkap yang mengandung semua unsur hara makro dan mikro yang diperlukan untuk tanaman hidroponik. Pupuk tersebut diformulasikan secara khusus, sesuai jenis dan fase pertumbuhan tanaman. Nutrisi hidroponik terdiri atas unsur hara makro dan mikro yang berbentuk garam-garam mineral yang larut 100% dalam air. Hidroponik sistem NFT membutuhkan pupuk dengan daya larut yang baik agar tidak ada endapan yang muncul jika dimasukkan ke dalam air. Untuk meramu pupuk hidroponik yang pertama dilakukan ialah membuat larutan A dan larutan B. Larutan A terdiri atas kalsium nitrat atau Ca(NO3)2 dan FeEDTA. Sedangkan larutan B berupa campuran unsur HNO3, KNO3, NH4NO3, NH4H2PO4, (NH4)2HPO4, (NH4)2SO4, KH2PO4, H3PO4, KCl, KH2PO4, K2SO4, MgSO47H2O, CaSO4, K2SO4, H2BO3, CuSO4SH2O, MnSO44H2O, ZnSO47H2O, dan (NH4)6Mo7O24H2O.

Langkah selanjutnya yaitu menyiapkan dua tong yang masing-masing berkapasitas 100 liter dan menyiapkan pengaduk dari pipa paralon agar tidak terjadi kontaminasi unsur-unsur kimia. Selanjutnya memasukkan air sebanyak 50 liter atau setengah dari volume tong ke dalam masing-masing tong. Kemudian memasukkan larutan A yang berwarna biru sebanyak 20 kg ke dalam salah satu tong, lalu diaduk dengan menggunakan pipa paralon hingga tercampur secara merata. Setelah itu memasukkan air ke dalam tong hingga tong penuh atau setara dengan 100 liter, lalu diaduk kembali hingga tercampur secara merata. Selanjutnya memasukkan larutan B yang berwarna merah gelap sebanyak 20 kg ke dalam tong lainnya, kemudian diaduk hingga tercampur secara merata. Setelah itu memasukkan air ke dalam tong hingga tong penuh atau setara dengan 100 liter, lalu diaduk kembali hingga tercampur secara merata.

(34)

Setelah itu menuangkan 1 ember larutan A dan larutan B masing-masing sebanyak 15 liter ke dalam tandon yang berkapasitas 3.000 liter air. Kemudian di aduk hingga tercampur secara merata, EC yang di dapatkan yaitu 2,3. Campuran tersebut siap digunakan dan disalurkan pada rak-rak talang. Untuk tanaman sayuran pada fase vegetatif, nutrisi yang diencerkan yaitu 7,5 liter larutan A dan 7,5 liter larutan B dalam 3.000 liter air. Sedangkan untuk fase generatif, nutrisi yang diencerkan yaitu 15 liter larutan A dan 15 liter larutan B dalam 3.000 liter air.

(a) (b)

Gambar 17. Aktifitas pembuatan pupuk hidroponik

(a) Pupuk Hidro A

(b) Pembuatan larutan pupuk B 4.1.5.7. Pemanenan

Pemanenan dapat dilakukan apabila tanaman telah memiliki bobot maksimal. Bobot ini didapat apabila daun sudah banyak dan daun termuda sudah memendek atau menjelang tanaman beralih dari fase vegetatif ke fase generatif, atau sesuai dengan permintaan mitra (swalayan). Tanaman kailan dapat dipanen saat berumur 35-40 hari setelah pindah tanam anak semai. Kriteria panen tanaman kailan hidroponik di PT. Kebun Sayur Segar yaitu tinggi tanaman 30-35 cm, bobot tanaman ±100-150 gram per tanaman, daun berwarna hijau tua dengan tepi yang bergelombang, tajuk roset tumbuh seimbang dan proporsional, serta daun bagian bawah mulai menguning. Umumnya panen dilakukan pada pagi hari antara pukul 07.00-08.00 WIB.

(35)

Tahapan panen kailan hidroponik yang dilakukan di PT. Kebun Sayur Segar yaitu pertama mengambil net pot yang berisi tanaman kailan dari lubang tanam pada rak talang, kemudian mencabut tanaman kailan bersama akarnya dari net pot. Selanjutnya memasukkan tanaman kailan yang telah dipanen ke dalam keranjang plastik, diupayakan tidak terlalu banyak tumpukan sayuran kailan dalam satu keranjang.

(a) (b) (c)

Gambar 18. Panen kailan

(a) Net Pot

(b) Tanaman Siap Panen (c) Aktivitas Pemanenan 4.1.5.8. Pasca Panen

PT. Kebun Sayur Segar sangat memperhatikan pula kegiatan yang dilakukan pasca sayuran dipanen sebelum dipasarkan kepada konsumen atau mitra dagang. Hal tersebut penting karena untuk mendapatkan sayuran yang baik, layak dipasarkan dan sesuai dengan permintaan pasar. Kegiatan penanganan pasca panen terdiri dari kegiatan penyortiran, penimbangan, pengemasan, penyimpanan dan pendistribusian.

a. Penyortiran

Proses sortasi merupakan proses pemilihan tanaman kailan yang layak untuk dikemas atau dipasarkan. Proses ini dilakukan dengan mencabut atau menghilangkan daun-daun yang sudah tua, rusak, layu, menguning, keriting, busuk dan terdapat OPT. Hal ini dilakukan agar tidak menurunkan kualitas penjualan.

(36)

b. Penimbangan

Setelah disortasi, kemudian dilaksankan proses penimbangan dengan berat 250 gram untuk tiap bungkus plastik. Tujuan dilakukan penimbangan ini yaitu untuk mendapatkan berat yang sama dan sesuai dengan permintaan pasar. c. Pengemasan

Setelah ditimbang, kailan dimasukkan kedalam kemasan plastik dengan label sesuai dengan permintaan dari supermarket atau swalayan mitra. Jenis plastik yang digunakan yaitu jenis selofan. Kailan dimasukkan dengan menggunakan alat bantu berupa plastik tebal yang memudahkan dalam memasukkan sayuran kedalam kemasan plastik sehingga proses bisa lebih cepat. Sebelum dimasukkan kedalam plastik, sayuran harus ditata rapi. Setelah itu kemasan di press dengan menggunakan alat yang bernama impulse sealer agar lebih rapi dan rapat.

d. Penyimpanan

Setelah dilakukan pengemasan kemudian sayuran yang sudah dikemas dimasukkan ke dalam tray untuk disimpan ke dalam ruang pendingin (cold

storage). Suhu diatur dengan kelembaban 70 – 90%, sehingga dapat tahan dan

segar sekitar 10-14 hari. Penyimpanan dilakukan hingga siap untuk dilakukan distribusi yaitu pada waktu dini hari.

e. Pendistribusian

Distribusi dilakukan pada malam hari dengan menggunakan mobil yang telah dilengkapi dengan alat pendingin ruangan, kapasitas 48 container dimana satu container berisi 20 – 30 pack sayuran agar tidak terjadi fluktuasi. Pemasaran produk sayuran hidroponik PT. Kebun Sayur Segar ini yaitu disekitar Jabodetabek, Serang, Cilegon, Bandung, Surabaya. Ketika sudah sampai di tempat tujuan, biasanya sayur dapat bertahan antara 4-5 hari. Pemasaran dilakukan setiap hari dengan menggunakan mobil box berpendingin agar kualitas sayuran tetap terjaga. Pasar sasaran dari perusahaan ini adalah supermarket atau pasar-pasar modern lainnya. Harga yang ditawarkan PT. Kebun Sayur Segar terhadap pasar untuk sayuran bayam yaitu Rp.10.000/pack.

(37)

Tabel 3. Tempat Pemasaran PT. Kebun Sayur Segar (a) (b) Hipermarket Supermarket Korean and Japanese Supermarket HoReKa (Hotel,

Restaurant, Kafe) Toko Buah

Carefour Sogo Cosmo Bintang Total Buah Segar

Giant Hero Papaya Sari Serpong Buah

Segar Hypermarket Matahari Company Pizza Al All Fresh

Makro Diamond New Seoul

Warung Daun Duta Buah Ranch Market Kamome Pepper Lunch Dunia Buah

Lion

Superindo Tomodachi

Jakarta Buah Segar

Hari-hari Mahi-mahi

Ramayana Citrus Cafe

Kemchick Solaria

Maxim Grand Lucky

(38)

(c)

Gambar 19. Pasca panen kailan

(a) Proses penimbangan (b) Proses pengemasan (c) Kemasan siap packing

4.2. Pembahasan

Kegiatan budidaya tanaman kailan secara hidroponik di PT. Kebun Sayur Segar yang berbeda dengan yang lain ialah penyemaian, pindah tanam anak semai, pengendalian OPT, pembuatan larutan nutrisi, serta panen dan pasca panen.

4.2.1. Penyemaian

Benih kailan yang akan disemai direndam dalam air terlebih dahulu sekitar satu malam. Hal ini dilakukan karena benih kailan yang digunakan yaitu benih kailan varietas lokal yang memiliki presentase tumbuh pada lingkungan tersebut sekitar 80 %. Perendaman benih ini dimaksudkan untuk menginisiasi perkecambahan. Sesuai dengan pendapat Grubben dan Sukprakarn (1994), bahwa benih kailan memang sering menunjukkan kondisi dormansi, khususnya ketika benih disimpan pada suhu yang tinggi dan disemai pada tanah dengan temperatur di atas 24C. Cara paling baik untuk mematahkan dormansi adalah dengan menyimpan benih yang telah dibasahi pada suhu 2-5C selama 1-3 hari.

Setelah benih ditanam pada rockwool, kemudian tray yang berisi rockwool tersebut diletakkan di ruang gelap dengan suhu berkisar antara 17-25 C atau

(39)

disungkup selama dua hari. Penyungkupan dilakukan untuk mempercepat proses perkecambahan benih. Kemudian jika sudah ada yang bertunas, tray dapat dipindah ke tempat tempat yang agak terkena sinar matahari yaitu greenhouse N1. Pemindahan dilakukan tepat waktu dan diusahakan tidak terlambat supaya tidak terjadi etiolasi pada benih yang sudah disemai.

Sedangkan menurut Herwibowo dan Budiana (2014), setelah benih ditanam pada rockwool, rockwool tersebut diletakkan dalam rak talang pembibitan di

greenhouse yang teduh/tanpa sinar matahari. Tidak diletakkan pada ruang gelap

atau disungkup rapat selama dua hari, karena akan membuat bibit menjadi etiolasi.

4.2.2. Pindah tanam anak semai

Pindah tanam anak semai dilakukan bila anak semai telah berumur 10-14 hari, jika anak semai telah tumbuh dengan baik yang ditandai dengan munculnya 3-4 helai daun pertama maka anak semai sudah layak untuk dipindahtanamkan. Pindah tanam dilakukan dengan cara memisahkan anak semai satu per satu. Kemudian menempatkan net pot yang berisi anak semai ke dalam rak talang tanpa tutup secara berderet. Pada satu rak talang terdapat dua komoditas yaitu kailan dan selada keriting. Hal inilah yang menyebabkan tanaman kailan pada greenhose N2 di PT. Kebun Sayur Segar mudah terserang hama penyakit, terutama Aphid sp. Kondisi ini tidak sesuai dengan pernyataan Herwibowo dan Budiana (2014), bahwa untuk mengoptimalkan produksi tanaman sayuran hidroponik pada greenhouse N2, pengaturan penempatan net pot yang berisi anak semai ke dalam rak talang yang telah dilubangi yaitu dengan jarak antar lubang tanam pada rak talang yaitu 10 cm.

Setelah 14-25 hari, tanaman remaja tersebut dapat dipindah ke rak talang tanaman dewasa pada greenhouse N3 dengan jarak antar lubang tanam yaitu 25 cm. Selanjutnya dilakukan pemeliharaan selama proses pembesaran. Sedangkan kebutuhan larutan nutrisi pada greenhouse N2 dan greenhouse N3 PT. Kebun Sayur Segar yaitu larutan A dan larutan B masing-masing sebanyak 15 liter ke dalam tandon yang berkapasitas 3.000 liter air setiap greenhouse. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Puspitasari (2011), bahwa tanaman kailan hidroponik memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda pada setiap fase hidupnya. Pada fase tanaman remaja, kailan membutuhkan lebih banyak nutrisi daripada fase-fase sebelumnya.

(40)

4.2.3. Pengendalian OPT

Proteksi hama dan penyakit adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pembudidaya untuk menjaga tanaman dari serangan hama dan penyakit serta organisme lain yang dapat menimbulkan kerugian pada produksi tanaman. Pengendalian hama dan penyakit juga merupakan tahap pemeliharaan yang berperan penting dalam proses budidaya kailan hidroponik. Umumnya hama yang menyerang tanaman kailan hidroponik di PT. Kebun Sayur Segar yaitu kutu daun (Aphid sp.), ulat tanah (Agrotis ipsilon.), dan ulat perusak daun (Crocidolomia

binotalis). Gejala serangan hama kutu daun yaitu daun yang terserang menggulung

dan berwarna lebih pucat. Gejala serangan hama ulat tanah yaitu bagian pangkal batang yang terserang akan terpotong hingga roboh, bahkan mati. Sedangkan gejala serangan hama ulat perusak daun yaitu daun bagaikan teranyam, terlihat jelas bekas gigitan yang membuat daun berlubang. Kerusakan dimulai dari permukaan daun sebelah bawah, kemudian bila serangan berat biasanya hanya tertinggal tulang daun saja. Sedangkan penyakit yang banyak ditemui pada budidaya kailan secara hidroponik adalah penyakit rebah semai. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan

Rhizoctonia solani yang umumnya menyerang bibit. Gejala serangannya yaitu

ditandai dengan bibit menjadi busuk sebelum tumbuh, bibit yang sudah tumbuh terlihat pangkalnya mendadak busuk sehingga roboh, bibit tumbuh tetapi kerdil.

Pengendalian yang dilakukan di PT. Kebun Sayur Segar ialah secara mekanis dengan cara mencabut dan memusnahkan tanaman yang terserang hama dan penyakit. Selain itu juga menggunakan pestisida nabati yang berasal dari tanaman serai, kacang babi, dan mimba. Ekstrak dari tanaman tersebut dilarutkan dalam air dan diaplikasikan pada tanaman budidaya, efek dari aplikasi pada tanaman adalah untuk mengusir hama dan mencegah hama datang kembali. Cara pembuatannya yaitu menghaluskan bahan yang berupa 1 kg biji kacang babi kemudian ditambahkan 10 liter air hingga terbentuk larutan kacang babi. Selanjutnya larutan kacang babi didiamkan selama 3 hari. Untuk pengaplikasiannya 1 liter larutan kacang babi diencerkan dengan 10 liter air. Pestisida nabati dari tanaman kacang babi ini diaplikasikan untuk tanaman pada sistem hidroponik.

Menurut Syakir (2012), pestisida nabati dari tanaman kacang babi, bagian tanaman yang digunakan adalah daun. Daun dapat digunakan dengan

(41)

menghaluskan lalu dicampur dengan air atau pelarut lain. Bahan aktif dari daun Tefrosia adalah tephrosin dan deguelin yang merupakan senyawa isomer dari rotenon. Aplikasi topikal yaitu diteteskan pada badan larva dengan konsentrasi 0,5% menyebabkan 89% larva gagal menjadi pupa yang normal dan bertahap menjadi mati. Sifat anti feedant juga ditunjukkan terhadap hama penggerek polong kacang-kacangan dari Ordo Lepidoptera. Tefrosia juga bekerja secara kontak dan efektif untuk aphids, ngengat, kumbang, semut, rayap, kutu anjing/hewan, caplak, dan lalat.

Sedangkan untuk tanaman mimba dan serai diaplikasikan untuk tanaman pada sistem organik. Menurut Syakir (2012), tanaman mimba mengandung azadirachtin yang terdiri dari sekitar 17 komponen yang bekerja dengan cara mengganggu hormon eklosi dan juvenile, sehingga proses metamorfosa terganggu dan berpengaruh terhadap reproduksi serangga dewasa. Tanamaan mimba efektif mengendalikan sejumlah OPT, seperti hama serangga, kutu, nematoda, dan OPT lainnya. Sedangkan tanaman serai mengandung sitronella, geraniol, sitral, nerol, metil heptenon dan diptena yang mampu menekan Plusia sp., Empoasca sp., dan

Helopelthis sp.

4.2.4. Pembuatan Larutan nutrisi

Nutrisi hidroponik ialah pupuk hidroponik lengkap yang mengandung semua unsur hara makro dan mikro yang diperlukan untuk tanaman hidroponik. Pupuk tersebut diformulasikan secara khusus, sesuai jenis dan fase pertumbuhan tanaman. Nutrisi hidroponik terdiri atas unsur hara makro dan mikro yang berbentuk garam-garam mineral yang larut 100% dalam air. Untuk meramu pupuk hidroponik yang pertama dilakukan ialah membuat larutan A dan larutan B. Larutan A terdiri atas kalsium nitrat atau Ca(NO3)2 dan FeEDTA. Sedangkan larutan B berupa campuran unsur HNO3, KNO3, NH4NO3, NH4H2PO4, (NH4)2HPO4, (NH4)2SO4, KH2PO4, H3PO4, KCl, KH2PO4, K2SO4, MgSO47H2O, CaSO4, K2SO4, H2BO3, CuSO4SH2O, MnSO44H2O, ZnSO47H2O, dan (NH4)6Mo7O24H2O.

Pembuatan larutan nutrisi yang dilakukan membutuhkan 20 kg pupuk A dan 20 kg pupuk B dalam tong yang masing-masing berkapasitas 100 liter. Kemudian membuat larutan pada masing-masing dengan air sebanyak 50 liter. Selanjutnya memasukkan air ke dalam tong hingga tong penuh atau setara dengan 100 liter, lalu

(42)

diaduk kembali hingga tercampur secara merata. Setelah itu menuangkan larutan A dan larutan B masing-masing sebanyak 15 liter ke dalam tandon yang berkapasitas 3.000 liter air untuk satu greenhouse. Kemudian di aduk hingga tercampur secara merata, EC yang di dapatkan yaitu 2,3. Larutan nutrisi tersebut didistribusikan pada rak-rak talang di greenhouse N2 dan greenhouse N3. Hal inilah yang membuat produksi tanaman kailan kurang bagus di PT. Kebun Sayur Segar. Hal ini sesuai dengan pendapat Puspitasari (2011), bahwa kailan membutuhkan nutrisi pada tingkat kepekatan larutan dengan EC yang berbeda pada setiap fase hidupnya. Pada kepekatan larutan nutrisi dengan EC yang terlampau tinggi, tanaman sudah tidak sanggup menyerap hara lagi karena telah jenuh. Aliran larutan hara hanya lewat, tanpa diserap akar. Batasan jenuh kepekatan larutan nutrisi untuk sayuran daun adalah dengan EC 4,2. Apabila kepekatan nutrisi dengan EC jauh lebih tinggi maka akan terjadi toksisitas atau keracunan dan sel-sel akan mengalami plasmolisis. Sedangkan bila kepekatan larutan nutrisi dengan EC yang terlalu rendah akan menyebabkan defisiensi unsur hara seperti tipburn pada daun, tanaman kerdil, dan tanaman kurus.

Salah satu faktor penting dalam pemberian larutan nutrisi adalah pengontrolan konduktivitas elektrik atau “electro conductivity” (EC). EC ialah kemampuan untuk menghantarkan ion listrik yang ada di dalam larutan ke akar tanaman. EC merupakan yang menunjukkan konsentrasi ion terlarut di dalam larutan. Semakin banyak ion terlarut maka semakin tinggi konduktivitas listrik dalam larutan tersebut. Hal ini mempengaruhi metabolisme tanaman, yaitu kecepatan fotosintesis tanaman, aktivitas enzim, dan potensial penyerapan ion larutan oleh akar sehingga mempengaruhi absorbsi hara (Kristanti, 1998).

Nilai EC merupakan indikator kepekatan hara dalam suatu larutan dan satuan ukurannya mS/cm (atau mmho/cm), yang dapat dilihat dengan menggunakan alat yaitu EC meter. EC meter berperan penting dalam memantau tinggi rendahnya kepekatan bahan kimia pada suatu larutan. Semakin tinggi garam yang terdapat dalam air, semakin tinggi EC-nya. Konsentrasi garam yang tinggi dapat merusak akar tanaman dan mengganggu serapan nutrisi dan air (Hochmuth dan Hochmuth 2003). Setiap jenis dan umur tanaman membutuhkan larutan dengan EC yang berbeda-beda. Kebutuhan EC disesuaikan dengan fase pertumbuhan, yaitu

(43)

ketika tanaman masih kecil, EC yang dibutuhkan juga kecil. Semakin meningkat umur tanaman semakin besar EC-nya.

Jika EC terlalu tinggi dapat diturunkan kembali melalui penambahan air pada larutan nutrisi tersebut, sehingga kepekatan larutan berkurang. Sedangkan jika EC turun, itu menandakan tanaman sudah berhasil menyerap unsur kimia yang terkandung didalamnya. Penurunan kepekatan dapat timbul jika matahari bersinar cerah, tetapi kelembaban udara masih tinggi. Daya serap tanaman akan meningkat dan menghabiskan unsur nutrisi lebih cepat, sehingga kepekatan larutan akan cepat turun pula. Apabila EC terlalu rendah maka dapat ditingkatkan kembali dengan penambahan konsentrasi larutan pada larutan nutrisi tersebut.

Selain EC, pH juga merupakan faktor yang penting untuk dikontrol. pH adalah kadar keasaman dan garam alkali dalam air dan terukur dalam skala 0 sampai 14. Makin rendah nilai pH menandakan makin asam suatu larutan dan makin tinggi nilai pH menandakan makin basa atau alkali suatu larutan. Formula nutrisi yang berbeda mempunyai pH yang berbeda, karena garam-garam pupuk mempunyai tingkat kemasaman yang berbeda jika dilarutkan dalam air. Untuk mendapatkan hasil yang baik, pH larutan yang direkomendasikan untuk tanaman sayuran pada sistem hidroponik adalah antara 5,5 sampai 6,5. Apabila pH terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, daya serap tanaman akan terganggu karena terjadi endapan unsur hara di dalam larutan nutrisi sehingga terjadi defisiensi unsur tertentu. Pada pH yang lebih tinggi, ketersediaan unsur Mn, Cu, Zn, dan Fe berkurang. Sedangkan pada pH yang lebih rendah, ada penurunan untuk ketersediaan unsur P, K , Ca dan Mg. Penurunan ketersediaan nutrisi berarti penurunan serapan nutrisi oleh tanaman (Rosliani dan Sumarni, 2005).

Jika pH terlalu tinggi (basa), dapat diturunkan dengan menggunakan asam sulfat (H2SO4) atau asam fosfat (H3PO4) sedikit demi sedikit ke dalam larutan nutrisi hingga kadar pH sesuai. Sedangkan jika pH terlalu rendah (asam) dapat ditingkatkan dengan menambahkan kalium hidroksida (KOH) 10% sedikit demi sedikit ke dalam larutan nutrisi hingga kadar pH sesuai. Bisa juga menggunakan kapur gamping, untuk 1000 liter air dicampur dengan 2 sendok makan kapur

(44)

gamping dapat meningkatkan ph dari 5 menjadi 7. Selain itu baking soda juga dapat digunakan untuk menaikkan pH.

Agar pertumbuhan tanaman tidak terganggu, maka konsentrasi larutan harus selalu diperiksa. Pemeriksaan larutan hara terutama pH dan nilai EC, apabila kualitas larutan berkurang, maka dapat dilakukan penambahan bahan tertentu dan jika larutan sudah tidak mungkin dipakai, harus diganti dengan larutan baru (Roam, 1998).

4.2.5. Panen dan Pasca Panen

Proses pemanenan dapat dilakukan pada pagi hari antara pukul 07.00-08.00 WIB. Hal ini dilakukan karena pada waktu tersebut sinar matahari tidak begitu terik sehingga hasil panen tidak mengalami fluktuasi suhu yang besar. Sesuai dengan pendapat Herwibowo dan Budiana (2014), bahwa waktu panen terbaikialah pada pagi hari karena saat itu turgor sel masih tinggi sehingga sayuran akan lebih segar.

Setelah dipanen, tanaman kailan siap memasuki tahap pasca panen. Tahap pertama yang dilakukan dalam pasca panen kailan hidroponik di PT. Kebun Sayur Segar yaitu proses sortasi merupakan proses pemilihan tanaman kailan yang layak untuk dikemas atau dipasarkan. Proses ini dilakukan dengan mencabut atau menghilangkan daun-daun yang sudah tua, rusak, layu, menguning, keriting, busuk dan terdapat OPT. Tahap berikutnya yaitu penimbangan bobot tanaman kailan. Kriteria bobot yang ditetapkan oleh PT. Kebun Sayur Segar ialah 250 gram per kemasan. Dalam satu kemasan atau per 250 gram tersebut rata-rata terdiri dari 2-3 batang tanaman kailan.

Tahap selanjutnya yaitu pengemasan tanaman kailan. Tujuan pengemasan ialah untuk memudahkan pengiriman, menjaga dari kerusakan dan membuat penampilan lebih menarik. Cara pengemasannya yaitu memasukkan tanaman kailan yang telah ditimbang bobotnya ke dalam plastik yang telah diberi label. Sesuaikan panjang tanaman dengan ukuran plastik kemasan, akar tidak perlu dipotong hanya digulung pada bagian bawah plastik hingga ruang plastik kemasan cukup terpenuhi.

Tahap berikutnya yaitu kemasan kailan tersebut ditata ke dalam tray plastik berukuran 100 cm x 70 cm x 50 cm secara horizontal dan selang seling. Kemudian tray yang berisi kemasan kailan tersebut disimpan ke dalam ruang pendingin (cold

(45)

storage). Suhu diatur dengan kelembaban 70 – 90%, sehingga dapat tahan dan segar

sekitar 10-14 hari. Penyimpanan dilakukan hingga siap untuk dilakukan distribusi yaitu pada waktu dini hari. Selanjutnya ialah pendistribusian, distribusi dilakukan pada malam hari dengan menggunakan mobil yang telah dilengkapi dengan alat pendingin ruangan, kapasitas 48 container dimana satu container berisi 20 – 30

Gambar

Gambar 1. Morfologi Tanaman Kailan
Gambar 2. Jaringan Hidroponik NFT
Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang
Tabel 2. Data Curah Hujan Kabupaten Cianjur
+7

Referensi

Dokumen terkait