• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II Kajian Pustaka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II Kajian Pustaka"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II Kajian Pustaka

2.1 Penelitian Terkait

Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hengki Tri Prabowo tentang “Implementasi Model Pembelajaran Blended Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Multimedia Siswa Kelas XI Multimedia 1 SMK Muhammadiyah 2 Klaten Utara”, menyimpulkan bahwa dengan menerapkan metode blended learning keaktifan siswa pada mata pelajaran multimedia meningkat. Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah pada metode yang digunakan, sedangkan perbedaannya terdapat pada media dan subjek yang diteliti. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Apriliya Rizkiyah dalam “Penerapan Blended Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu Bangunan Di Kelas X TGB SMK Negeri 7 Surabaya”, menyimpulkan bahwa metode blended learning mampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan persentase peningkatan tuntas KKM sebesar 30%. Walaupun sama-sama menggunakan edmodo sebagai media, namun penelitian tersebut lebih fokus pada peningkatan hasil belajar siswa.

Penerapan edmodo sendiri sudah diterapkan dalam berbagai kegiatan pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Suherni mengemukakan bahwa pemanfaatan edmodo dapat dikembangkan dan dapat memenuhi kebutuhan pembelajaran yang lebih interaktif dengan lingkungan fisik, sehingga siswa akan menjadi lebih aktif dan mampu memecahkan berbagai masalah yang ditemui. Pemanfaatan edmodo juga telah diteliti oleh Gede Suriadhi yang melakukan “Pengembangan E-Learning Berbasis Edmodo Pada Mata Pelajaran IPA Kelas VIII Di SMP Negeri 2 Singaraja”, yang menyimpulkan bahwa edmodo mampu membantu guru untuk menciptakan proses pembelajaran yang interaktif. Dengan edmodo pembelajaran dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun, sehingga mempermudah proses pembelajaran.

(2)

6 2.2 Kajian Teori

2.2.1 Keaktifan

Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa melalui berbagai interaksi dalam belajar. Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Menurut Sardiman (2001) keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki aktivitas psikis adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak–banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran.

Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia aktif berarti giat (bekerja, berusaha). Keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif. Rousseau dalam (Sardiman, 2001) menyatakan bahwa setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa ada aktivitas proses pembelajaran tidak akan terjadi. Segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknik. Keaktifan siswa dalam belajar merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif.

2.2.1.1 Klasifikasi keaktifan

Menurut Sardiman banyak jenis keaktifan yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Keaktifan siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisonal. Berikut dijelaskan jenis – jenis keaktifan siswa dalam belajar menurut Sardiman (2001).

(3)

7

1. Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi.

3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan percakapan, diskusi, musik, pidato.

4. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

5. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6. Motor activities, yang termasuk didalamnya adalah melakukan percobaan,

membuat konstruksi, bermain.

7. Mental activities, sebagai contoh misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, mengambil keputusan.

8. Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, tenang.

Nana Sudjana (2004) menyatakan keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal: (1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya; (2) Terlibat dalam pemecahan masalah; (3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya; (4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah; (5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru; (6) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis; (7) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

2.2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan

Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, peserta didik juga dapat berlatih untuk berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Yamin (2007) keaktifan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa adalah: (1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran; (2) Menjelaskan tujuan instruksional

(4)

8

(kemampuan dasar kepada peserta didik); (3) Mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik; (4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari); (5) Memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari; (6) Memunculkan aktivitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, (7) Memberikan umpan balik (feedback); (8) Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes sehingga kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur; (9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran.

Keaktifan dapat ditingkatkan dan diperbaiki dalam keterlibatan siswa pada saat belajar, Usman (2009) menjelaskan cara untuk memperbaiki keterlibatan siswa diantaranya dengan mengabadikan waktu yang lebih banyak untuk kegiatan belajar mengajar, tingkatkan partisipasi siswa secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar, serta berikanlah pengajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai. Selain memperbaiki keterliban siswa juga dijelaskan cara meningkatkan keterlibatan siswa atau keaktifan siswa dalam belajar. Cara meningkatkan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam belajar adalah dengan mengenali dan membantu siswa yang kurang terlibat dan menyelidiki penyebabnya dan usaha apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keaktifan siswa. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan usaha dan keinginan siswa untuk berfikir secara aktif dalam kegiatan belajar.

2.2.2 Blended Learning

Blended learning adalah kombinasi antara pembelajaran konvensional dan e-learning, yang menggabungkan aspek pembelajaran berbasis web/internet, streaming video, komunikasi audio secara synchronous atau asynchronous dengan pembelajaran konvesional. Suasana pembelajaran blended learning akan memaksa siswa memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Sehingga dengan menerapkan blended learning diharapkan siswa dapat memahami materi dengan lebih baik dan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran (Sjukur, 2012).

Blended learning merupakan gabungan keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka dan secara online. Pembelajaran online dalam

(5)

9

blended learning menjadi perpanjangan alami dari pembelajaran ruang kelas tradisional yang menggunakan model tatap muka. Jadi e-learning dalam hal ini adalah sebagai pelengkap dari metode yang sudah ada (Izzudin, 2012).

Blended learning merupakan evolusi paling logis dalam pembelajaran untuk pengembangan kebutuhan individu. Blended learning adalah kesempatan untuk mengintegrasikan kemajuan teknologi yang ditawarkan oleh pembelajaran online dengan interaksi dan partisipasi yang terbaik dari pembelajaran konvensional. Blended learning adalah campuran dari teknologi e-learning dan multimedia, seperti video streaming, virtual class, animasi teks online yang dikombinasikan dengan bentuk-bentuk tradisional pelatihan di kelas (Thorne, 2003).

Terdapat lima kunci utama untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan blended learning, yaitu (Carman, 2005):

1. Live Event, pembelajaran langsung atau tatap muka secara sinkronous dalam waktu dan tempat yang sama ataupun waktu sama tapi tempat berbeda.

2. Self-Paced Learning, yaitu mengkombinasikan dengan pembelajaran mandiri (self-paced learning) yang memungkinkan peserta belajar kapan saja, dimana saja secara online.

3. Collaboration, mengkombinasikan kolaborasi, baik kolaborasi pengajar, maupun kolaborasi antar peserta belajar.

4. Assessment, perancang harus mampu meramu kombinasi jenis assessment online dan offline baik yang bersifat tes maupun non-tes.

5. Performance Support Materials, pastikan bahan belajar disiapkan dalam bentuk digital, dapat diakses oleh peserta belajar baik secara offline maupun online.

Proses pembelajaran dengan blended learning akan lebih efektif karena proses pembelajaran yang biasanya dilakukan secara konvensional akan dibantu dengan pembelajaran berbasis e-learning yang bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun. Dapat diartikan blended learning merupakan pembelajaran yang

(6)

10

memanfaatkan teknologi informasi berupa e-learning sebagai media dalam menyampaikan pembelajaran yang lebih modern dan menarik.

Pembelajaran dengan blended learning dapat menggeser prinsip pembelajaran dari teacher centered menuju student centered secara dinamis. Blended learning bersifat saling melengkapi antara kekurangan face to face learning dan e-learning. E-elearning cenderung pada pelatihan daripada pendidikan yang mengarah pada kemampuan kognitif dan psikomotirk dan kurang memperhatikan aspek afektif. Sedangkan dengan face to face learning guru mampu memfungsikan dirinya sebagai pendidik dan memberikan dorongan motivasi secara langsung dan ekspresif kepada siswa sehingga blended learning membuat keaktifan siswa dalam kelas menjadi lebih variatif (Izzudin, 2012).

2.2.3 E-Learning

Menurut Rusman (2013) e-learning dapat diterjemahkan sebagai pembelajaran yang menggunakan perangkat eletronik sebagai medianya. E-learning merupakan seperangkat aplikasi dan proses yang dibuat untuk kegiatan pembelajaran. Materi-materi dalam e-learning kebanyakan dihantarkan melalui media internet, intranet, tape, audio maupun video, satelit, televisi interaktif, ataupun media penyimpanan seperti CD-ROM. Definisi ini menjelaskan bahwa tidak ada nilai mutlak bahwa e-learning harus terhubung dengan internet. Namun secara spesifik, definisi e-learning adalah bergantung dari penyelenggara kegiatan e-learning tersebut, cara penggunaan, serta tujuan penggunaanya.

Menurut Rahmasari dan Rismiati (2013) e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang berlandaskan tiga kriteria, yaitu : (1) E-learning merupakan jaringan dengan kemampuan memperbaharui, menyimpan, mendistribusikan dan membagi materi ajar atau informasi. Pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar. (2) Memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran dibalik paradigma pembelajaran tradisional. Pernyataan di atas menjelaskan bahwa e-learning memiliki fleksibilitas dalam pengolahannya, meskipun terbatas dengan

(7)

11

kemampuan dari keberadaan jaringan internet itu sendiri. (3) Proses pembelajaran di dalam e-learning sangat tergantung kepada keberadaan komputer sebagai media utamanya. Meskipun begitu, dengan komputer proses belajar bisa menjadi lebih dinamis karena komputer memiliki beragam fitur, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa e-learning merupakan sistem pembelajaran elektronik, dimana siswa tidak perlu duduk di dalam kelas untuk menyimak setiap materi pembelajaran yang disampaikan guru secara langsung, tetapi dapat disimak setiap saat pada tempat dimana saja yang terhubung atau tanpa terhubung dengan fasilitas internet.

2.2.4 Edmodo

Perkembangan teknologi yang semakin pesat telah mempengaruhi dunia pendidikan, salah satunya adalah terciptanya jejaring sosial edmodo. Edmodo adalah sebuah platform pembelajaran sosial untuk guru/dosen, siswa/mahasiswa maupun untuk orangtua/wali yang dikembangkan sekitar 2007-2008 oleh Nic Borg dan Jeff O’Hara yang merasakan kebutuhan untuk berkembang di lingkungan sekolah/kampus untuk mencerminkan bahwa dunia yang semakin global (Siyamta, 2010). Edmodo adalah platform media sosial yang sering digambarkan sebagai facebook untuk sekolah dan dapat berfungsi lebih banyak lagi sesuai dengan kebutuhan. Jadi, Edmodo merupakan pembelajaran berbasis Learning Management System (LMS) dengan elemen sosial menyerupai facebook sehingga guru dan siswa dapat terhubung, berkolaborasi dan berbagi konten seperti guru dapat mengirim materi, tugas dan kuis kepada siswa dan siswa dapat mengunduh materi dan mengirimkan tugas. Meskipun edmodo mirip seperti facebook, ada beberapa hal yang membedakannya yaitu edmodo adalah media pembelajaran berupa jejaring sosial yang penggunanya hanya guru, siswa dan orangtua dengan kode group khusus sehingga aman digunakan untuk keperluan sekolah seperti memberi tugas, penilaian, quiz, dan lain sebagainya. Edmodo juga dilengkapi dengan berbagai jenis format, seperti pdf, pptx, html dan docx (Rismayanti, 2012). Sedangkan, facebook adalah sosial media yang universal, penggunanya bebas dengan fitur-fitur untuk hiburan, tersedia dalam berbagai

(8)

12

bahasa dan sudah terintegrasi dengan sosial media lainnya. Dalam penerapannya, edmodo sangat mudah digunakan selama guru dan siswa dapat terhubung melalui internet sehingga dapat diakses kapan dan dimana saja melalui PC, laptop dan juga tersedia untuk smartphone Android dan iPhone.

Edmodo memiliki fitur yang khusus untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Edmodo mengklarifikasi fiturnya berdasarkan pengguna yaitu guru dan siswa. Adapun fitur dari edmodo yang dapat dimanfaatkan oleh guru adalah Assigment, File and Links, Quiz, Polling, Gradebook, Library, Awards Badges, dan Parents Code. Edmodo mengklarifikasikan fiturnya berdasarkan pengguna yaitu guru dan siswa. Menurut Sofia (2012) manfaat fitur edmodo dalam penelitian yaitu guru dan siswa dapat melihat kegiatan-kegiatan yang akan datang, balasan terhadap notes yang diposkan, alerts dan pesan pribadi dari guru dan siswa. Siswa juga dapat melihat notifikasi nilai yang sudah diberikan oleh guru terhadap tugas yang telah dikerjakan. Edmodo memiliki kelebihan pada user interface yang mengadaptasi tampilan seperti facebook, secara sederhana edmodo relatif mudah untuk digunakan bahkan untuk pemula sekalipun, compatibility edmodo yang mendukung preview berbagai jenis format file seperti: pdf, pptx, html, swf dan sebagainya, Selain itu edmodo juga dapat diakses dengan menggunakan gadget berbasis Android dan iOS.

Menurut Suherni (2015) edmodo layak digunakan dalam pembelajaran, karena menyediakan fasilitas yang mudah dan aman dalam mengembangkan kelas sesuai dengan keinginan, selain itu edmodo memberikan kesempatan terjadinya pembelajaran sesuai karakteristik siswa yang berbeda secara personal dan menyediakan sarana komunikasi bagi guru, siswa dan orang tua/wali murid. Fasillitas yang didapat guru pada edmodo yaitu guru dapat mendesain kelas secara online sesuai keinginan, setiap kelas memiliki kode kelas yang unik, menghendaki siapa saja yang boleh bergabung, berkomentar/berpesan ke kelas, perorangan secara spesifik/individu, memberi tugas, menanggapi dan menilai tugas yang telah dikerjakan, membuat kuis interaktif, melakukan polling, membentuk kelompok-kelompok kecil, berkomunikasi secara personal dan dapat berkolaborasi dengan guru lainnya. Fasilitas bagi siswa yaitu memperoleh kelas yang aman dan nyaman

(9)

13

untuk belajar, melihat jadwal kegiatan yang harus dilakukan, mengunduh materi, buku dan berbagai sumber yang disediakan, mengerjakan tugas, melihat komentar dan nilai tugas yang diberikan, berpartisipasi dalam diskusi kelompok, memberikan pendapat dan dapat mengakses kelas dimana saja selama terkoneksi dengan internet.

Media edmodo digunakan dalam penelitian ini dengan mengikuti kriteria

yang sudah ditentukan.Berikut kriteria pemilihan media menurut Arsyad (2011).

1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, artinya media pembelajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang ditetapkan. Dalam hal ini siswa harus bisa menggunakan fungsi dari menu yang ada di edmodo, merespon tugas yang diberikan guru dan mengaturnya sesuai dengan yang diinginkan agar lebih mudah dicari.

2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi. Edmodo mendukung penyampaian isi yang di ajarkan dalam pembelajaran karena materi dapat berupa tulisan, gambar, audiovisual yang ditampilkan.

3. Praktis, luwes, dapat bertahan dan dapat dipergunakan di mana pun, kapan pun dengan peralatan yang tersedia disekitarnya serta mudah dipindahkan dan dibawa kemana-mana. Edmodo dapat diakses kapan dan dimanapun dengan komputer, laptop atau gadget yang terkoneksi dengan internet. 4. Mudah dalam mengoperasikannya, edmodo memiliki homepage yang

sederhana sehingga mudah dipahami bagi orang awam sekalipun.

5. Pengelompokan sasaran, dalam hal ini edmodo digunakan untuk memantau keaktifan siswa sehingga dapat berpengaruh kepada hasil belajar siswa itu sendiri.

6. Mutu teknis, edmodo dapat menampilkan data berupa tulisan, gambar dan audiovisual dengan baik dan aplikasi yang mendukung serta dapat diatur sesuai dengan keinginan pengguna. Dokumen yang telah dimasukan ke dalam edmodo tidak akan hilang dan dapat diakses kapanpun.

(10)

14

Dari kriteria yang telah diutarakan tersebut, edmodo sudah dapat mewakili hal-hal yang menjadi syarat dalam pemilihan suatu media pembelajaran. Oleh karena itu, edmodo sudah layak untuk dijadikan sebagai media pembelajaran.

2.3 Kaitan Blended Learning dengan Keaktifan

Dalam penerapan blended learning siswa diharuskan untuk lebih aktif dalam mencari informasi pelajaran, mereka harus lebih sering mengakses edmodo untuk bisa berinteraksi dengan guru atau sekedar mengunduh materi pelajaran, mengerjakan tugas atau mengirim tugas yang telah disiapkan oleh guru. Sehingga dengan penerapan blended learning diharapkan akan meminimalisir adanya kelas kosong. Guru yang tidak berkenan hadir bisa melampirkan materi atau memberi tugas pada edmodo agar siswa bisa mempelajari dan mengunduh materi pelajaran tersebut. Dengan demikian siswa akan aktif untuk mengikuti pembelajaran walaupun tidak didampingi oleh guru.

Dengan aktifnya siswa pada saat mengikuti pelajaran, hal ini bisa berpengaruh terhadap prestasi belajar atau hasil belajar siswa karena hasil belajar sangat tergantung pada proses belajar yang dilaksanakan. Pemilihan metode pembelajaran yang sesuai akan menggerakkan siswa untuk lebih aktif dalam mencari materi dan selalu berinteraksi dengan guru, sehingga hasil belajar siswa juga akan meningkat.

Referensi

Dokumen terkait

matba való belépést kívánja tőlünk. Bármely művet csakis más alkotásokhoz képest  lehet  olvasni. Továbbá  „egy  adott  irodalmi  mű  minősége 

Penelitian ini menekankan pada pengaruh penggunaan belimbing wuluh terhadap kualitas ekternal telur ayam (berat telur, berat kerabang telur, tebal kerabang telur

Munculnya internet kedalam kehidupan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat khusunya di SMA N 2 Lubuk Basung Kabupaten Agam yang telah ada jaringan internet

(Raise The Red Lantern, 01:01:04-01:01:18) Dari tindakan Yan'er di atas dapat terlihat bahwa Yan'er tidak menyukai kehadiran Song Lian sebagai istri baru Chen Zuoqian dengan

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 272 / Kpts.II / 2003 tanggal 12 Agustus 2003 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh Kehutanan dan Angka

Proses pengendapan bentonit secara kimiawi dapat terjadi sebagai endapan sedimen dalam suasana basa (alkali), dan terbentuk pada cekungan sedimen yang bersifat basa, dimana

Faktor teknis adalah segala persyaratan yang harus dipenuhi dalam kegiatan pembenihan ikan kerapu macan yang berhubungan langsung dengan aspek teknis dalam