• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu ladang ilmu dalam berproses untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu ladang ilmu dalam berproses untuk"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu ladang ilmu dalam berproses untuk mendapatkan keseimbangan dan kesempurnaan perkembangan individu maupun masyarakat. Pendidikan juga merupakan sebuah aktifitas yang memiliki maksud atau tujuan tertentu yang diarahkan untuk mengembangkan dalam merealisasikan potensi individu yang berguna baik untuk diri sendiri

maupun masyarakat.1

Di dalam al-Qur’an juga menjelaskan sangatlah dianjurkan menghargai ilmu pengetahuan dan orang yang berilmu pengetahuan. Al-Qur’an berkali-kali menjelaskan pentingnya pengetahuan. Tanpa pengetahuan, niscaya kehidupan manusia akan menjadi sengsara. Al-Qur’an memperingatkan manusia agar mencari ilmu pengetahuan sebagaimana firman Allah dalam QS al-Taubah/9: 122 disebutkan:

ن لا ْو ل ف ًۗ ةّفآ ك ا ْو ر فْن ي ل نو ن م ْؤ مْلا ن اك ام و

ا ْو هَّق ف ت ي ّل ٌة ف ئآ ط ْم هْن م ٍة ق ْر ف ّل ك ْن م ر ف

{ ن ْو ر ذْح ي ْم هَّل ع ل ْم هْي ل ا آ ْو ع ج ر ا ذ ا ْم ه م ْو ق ا ْو ر ذْن ي ل و نْي ّدلا ى ف

۲۲

١

}

1 Nurkholis, “Pendidikan dalam Memajukan Teknologi”, dalam Jurnal Kependidikan, Vol.

(2)

Berdasarkan ayat di atas, ada pula hadist Nabi yang bersabda bahwa menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban bagi setiap Muslim baik laki-laki maupun perempuan. Berikut ini ada hadis yang berhubungan dengan menuntut ilmu seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdik Bar, dalam hal ini Rasulullah Saw. Bersabda:

ع ض ت ة ك ئ ل ملا َّن ا ٍم لْس م ّل ك ى ل ع ٌة ضْي ر ف مْل عْلا ب ل ط َّن ا ف نْي صلا ب ْو ل و مْل عْلا ا ْول ب لْط ا

ب لْط ي ا م ب ا ض ر مْل عْلا ب لا ط ل ا ه ت ح نْج ا

Hadis di atas menunjukkan bahwa menuntut ilmu itu wajib dan para malaikat turut bergembira. Untuk itu, Islam sangat memperhatikan pendidikan untuk mencari ilmu pengetahuan karena dengan ilmu pengetahuan manusia bisa berkarya dan berprestasi serta dengan ilmu, ibadah seseorang menjadi sempurna. Begitu pentingnya ilmu, Rasulullah Saw. mewajibkan umatnya agar menuntut ilmu, baik laki-laki maupun perempuan. Berdasarkan uraian di atas dapat di pahami bahwa pendidikan sangatlah berperan penting untuk bisa menggapai tujuan yang di harapkan sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Membimbing dan mendidik juga tidak lepas dari tugas dan tanggung jawab guru termasuk guru bimbingan dan konseling. Sebagai tenaga pendidik guru bimbingan dan konseling mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah peserta didik. Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan kegiatan

(3)

untuk membantu peserta didik dalam upaya menemukan jati dirinya, penyesuaian terhadap lingkungan serta dapat merencanakan masa depannya

sehingga, dapat berkembang secara optimal.2 Dari pernyataan di atas

sangatlah jelas bahwa guru bimbingan dan konseling memiliki fungsi dan peran yang penting dalam pendidikan, terutama untuk memfasilitasi satuan pendidikan dalam mewujudkan proses pendidikan dengan memperhatikan dan menjawab ragam kemampuan, kebutuhan dan minat sesuai karakter siswa. Keberadaan guru Bimbingan dan Konseling juga Sangat dibutuhkan oleh siswa untuk bisa membantu mencapai tahap perkembangan sesuai

usianya.3

Pelaksanaan instrumen non-tes akan berjalan dengan baik jika diawali dengan persiapan yang matang. Sesuai pendapat Helma (2011) dikutip dari Melia Sutra Dewi & Indra Ibrahim (2014) menyatakan ada hal penting dalam pelaksanaan instrumen non-tes salah satunya mempersiapkan aspek teknis dan administratif yang di dalamnya termasuk guru bimbingan dan konseling harus menjelaskan kegunaan dari instrumen non-tes tersebut. Menjelaskan manfaat dan kegunaan instrumen non-tes kepada siswa agar merasa mengerjakan instrument non-tes akan ada manfaat dan kegunaan yang akan diperolehnya.

2 Desje Lattu, “Peran Guru Bimbingan dan Konseling pada Sekolah Penyelenggaraan

Pendidikan Inklusi”, dalam Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan Dinas Pendidikan Kota

Ambon, Vol. 2 No.01, 2018, h. 63.

3 Nanik Nurhayati & Siti Nurfarida Pw, “Optimalisasi Peran dan Fungsi Guru Bimbingan

dan Konseling dalam Implementasi Kurikulum 13”, dalam Jurnal Bikotetik Guru BK SMP Kab.

(4)

Oleh karena itu memang seharusnya sebelum pengadministrasian instrumen non-tes guru bimbingan dan konseling menjelaskan terlebih dahulu kepada siswa manfaat dan kegunaannya.

Sebagaimana Prayitno (2004) di dikutip dari Melia Sutra Dewi & Indra Ibrahim (2014) juga menjelaskan pengadministrasian instrument non-tes diawali oleh penjelasan apa, mengapa, dan bagaimana dan untuk apa instrumen non-tes yang dimaksudkan itu dilaksanakan kepada siswa. Dalam hal itu guru bimbingan dan konseling harus mengemukakan pokok, isi,

bentuk, tujuan dan kegunaan instrumen bagi siswa. 4

Didalam QS. Al-Baqarah ayat 31-33 menjelaskan awal cerita bagaimana terjadi pembelajaran tentang melakukan asesmen/penilaian. Melalui cerita ini nabi adam bisa mengenali seperti apa nama-nama makhluk Allah.

ْن إ ء لا ؤ ه ءا مْس أ ب ي نو ئ بْن أ لا ق ف ة ك ئ لَ مْلا ى ل ع ْم ه ض ر ع َّم ث ا هَّل ك ءا مْس ْلْا م د آ مَّل ع و

ني ق دا ص ْم تْن ك

{

٣١

}

م د آ ا ي لا ق

ا ق ْم ه ئا مْس أ ب ْم ه أ بْن أ اَّم ل ف ْم ه ئا مْس أ ب ْم هْئ بْن أ

ل أ ل

يّ ن إ ْم ك ل ْل ق أ ْم

نو م تْك ت ْم تْن ك ا م و نو دْب ت ا م م لْع أ و ض ْر ْلْا و تا و مَّسلا بْي غ م لْع أ

{

٣٣

}

Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 31 dan 33 tersebut menerangkan bahwa Allah SWT telah mengajari Nabi Adam berbagai makhluk yang telah diciptakan-Nya, kemudian Allah memberinya ilham untuk mengetahui

4 Melia Sutra Dewi & Indra Ibrahim, “Pendapat Siswa Tentang Pelaksanaan Instrumen

Non-Tes”, dalam Jurnal Konseling & Pendidikan Universitas Negeri Padang, Vol. 02, No. 01 Februari, 2014, h. 32-33.

(5)

eksistensi nama-nama tersebut juga keistimewaan-keistimewaan, ciri khas, dan istilah-istilah yang dipakai. Berdasarkan penjelasan QS. al-Baqarah ayat 31 dan 33 tersebut terlihat bahwa Allah telah menerapkan prinsip penilaian yaitu dari adanya asesmen untuk mengetahui eksistensi dan keistimewaan makhluk Allah kepada Nabi Adam sampai pada proses penilaian yaitu Allah memerintahkan kepada Nabi Adam untuk memberitahukan nama-nama benda yang ditunjuk Allah SWT.

Kemudian Prayitno (2004) di dikutip dari Melia Sutra Dewi & Indra Ibrahim (2014) menyatakan kebutuhan akan informasi oleh siswa dapat diungkap melalui instrumen non-tes yang kemudian hasil instrumen non-tes dapat digunakan langsung maupun tidak langsung dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan pendapat Prayitno Contoh penggunaan data hasil instrumen non-tes dalam layanan bimbingan dan konseling dapat digunakan untuk menetapkan informasi yang menjadi isi layanan informasi, calon penerima informasi, dan calon penyaji atau nara sumber yang akan diundang. Dengan demikian informasi yang diberikan guru bimbingan dan konseling kepada siswa harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan siswa tersebut. Kebutuhan masing-masing siswa itu dapat dilihat dari hasil instrumen non-tes siswa. Kebutuhan setiap siswa secara menyeluruh biasanya bergerak dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir yang dapat dilihat dari hasil instrumen non-tes tersebut.

(6)

Sesuai pendapat Tohirin (2007) dikutip dari Melia Sutra Dewi & Indra Ibrahim (2014) menyatakan untuk keberhasilan pelaksanaan instrumen non-tes perlu dilakukan dengan persiapan/perencanaan instrumen non-non-tes, pengadministrasian instrumen non-tes, Pengolahan dan pemaknaan jawaban responden, penyampaian hasil instrument non-tes dan penggunaan hasil instrument non-tes. Oleh sebab itu untuk keberhasilan pelaksanaan instrumen non-tes semua yang berkenaan dengan pelaksanaan instrumen non-tes harus dilaksanakan sebagaimana mestinya. Pelaksanaan instrumen non-tes sangat penting dilakukakan untuk menunjang kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Pelaksanaan instrumen non-tes sangat bermanfaat bagi siswa. Oleh karena itu hendaknya siswa mengikuti pelaksanaan instrumen

non-tes secara sukarela, baik dan benar.5

Penyelenggaraan pendidikan sekarang juga harus mempertimbangkan kesehatan karena ditengah pada masa pandemi covid-19 pelaksanaan pembelajaran dilakukan tanpa tatap muka di kelas, sesuai pendapat dari Yudiawan (2020) dikutip dari Putri Rezeki (2020). Untuk menghindari terjadinya penularan covid-19 maka mentri pendidikan dan kebudayaan mengeluarkan surat edaran nomor 36962/MPK.A/.HK/2020 terkait dengan sistem pendidikan dilaksanakan dengan jarak jauh, atau biasa disebut dengan belajar daring/online. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang

(7)

diselenggarakan menggunakan jaringan internet. Memanfaatkan teknologi

digital dengan jaringan internet.6

Dari penjelasan di atas instrumen non-tes sangatlah berperan penting dalam membantu pelaksanaan tugasnya guru BK sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang dilaksanakan oleh guru BK untuk menunjang kegiatan layanan bimbingan dan konseling di SMK Negeri 2 Banjarmasin yang dilakukan secara online/daring untuk bisa melaksanakan instrumen tersebut. Adapun instrumen non-tes yang di gunakan di sekolah SMK Negeri 2 Banjarmasin ialah Angket Kebutuhan Peserta Didik (AKPD). Sedangkan pemberian layanan bimbingan dan konseling yang diberikan di SMK Negeri 2 Banjarmasin ialah Bimbingan Klasikal dalam bidang pribadi, sosial, belajar dan karir.

Dari penelitian yang didapatkan berdasarkan latar belakang diatas, penulis sangat tertarik untuk meneliti dan melakukan penelitian dengan judul yaitu tentang “Penggunaan Instrumen Non-Tes Untuk Menunjang

Kegiatan Layanan Bimbingan Dan Konseling Pada Masa Covid 19 Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Banjarmasin”

6 Putri Rezeki, “Teknik Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Berbasis Online Masa Pandemi Covid-19”, dalam Jurnal At-tarbiyah al-mustamirrah IAIN

(8)

B. Definisi Operasional

Untuk menghindari Penafsiran judul skripsi di atas, maka penulis merasa perlu menegaskan difinisi operasional judul, yaitu:

1. Instrumen Non-Tes

Menurut Rofi’uddin (2003) dikutip dari Ninit Alfianika (2018) menjelaskan bahwa Instrumen digunakan untuk mengumpulkan data. Sebuah instrumen yang baik harus memenuhi persyaratan

reabilitas.7 Sedangkan Non tes berasal dari dua kata yaitu “Non

artinya tidak/bukan” dan Tes yaitu “percobaan (untuk menguji)”. Sedangkan menurut Hasyim dikutip dari Sufia Rahmi (2018) non-tes adalah “penilaian yang mengukur kemampuan siswa secara langsung dengan tugas-tugas riil dalam proses pembelajaran”.

Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan asesmen non-tes dalam penelitian ini adalah menilai dan mengukur masalah

peserta didik.8 Adapun Instrumen Non-Tes yang dimaksud penulis

dalam penelitian ini adalah pemberian instrumen yang dilakukan oleh guru BK pada masa covid-19 kepada peserta didik kelas 11 (XI) jurusan Rekayasa Perangkat Lunak di SMK Negeri 2 Banjarmasin. Instrumen Non-Tes yang digunakan Yaitu Angket Kebutuhan Peserta Didik (AKPD) untuk mengetahui hasilnya sesuai kebutuhan

7 Ninit Alfianika, Metode Penelitian Bahasan Indonesia, (Yogyakarta: CV BUDI UTAMA),

h. 115-116.

8 Sufia Rahmi, “Pengembangan Asesmen Nontes Dalam Konseling Islam”, Skripsi,

(9)

peserta didik sehingga bisa memberikan layanan bimbingan dan konseling sesuai kebutuhan peserta didik.

2. Layanan Bimbingan dan Konseling

Bimbingan konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik baik individu/kelompok agar peserta didik dapat mandiri, berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karier, lewat berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku. Tujuan bimbingan konseling yaitu memberikan bantuan kepada siswa dalam

mengembangkan potensinya secara optimal.9

Sedangkan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan bimbingan dan konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan

dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik.10

9 Ramlah, “Pentingnya Layanan Bimbingan Konseling bagi Peserta Didik” dalam Jurnal

AL-MAU’IZHAH Universitas Muhammadiyah Parepare, Vol.1 No.1, September 2018, h. 70-71.

10 Kamaluddin, “Bimbingan dan Konseling Sekolah” dalam Jurnal Pendidikan dan

(10)

Adapun Layanan Bimbingan dan Konseling yang di maksud dalam penelitian ini adalah Layanan Dasar yaitu pemberian Layanan

Bimbingan Klasikal pada masa covid-19 di SMK Negeri 2

Banjarmasin melalui hasil instrumen non-tes Angket Kebutuhan

Peserta Didik (AKPD) yang sudah dilaksanakan di kelas kelas 11 (XI)

jurusan Rekayasa Perangkat Lunak SMK Negeri 2 Banjarmasin.

C. Fokus Penelitian

1. Layanan bimbingan dan konseling apa saja yang telah dilaksanakan pada masa covid 19 di SMK Negeri 2 Banjarmasin.

2. Instrumen non-tes apa saja yang di gunakan untuk menunjang layanan bimbingan konseling pada masa covid 19 di SMK Negeri 2 Banjarmasin 3. Bagaimanakah pelaksanaan instrumen non-tes pada masa covid 19

di SMK Negeri 2 Banjarmasin

D. Tujuan Penelitian

1. Layanan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan pada masa

covid 19 di SMK Negeri 2 Banjarmasin.

2. Instrumen non-tes yang di gunakan untuk menunjang layanan bimbingan konseling pada masa covid 19 di SMK Negeri 2 Banjarmasin

3. Pelaksanaan instrumen non-tes pada masa covid 19 di SMK Negeri 2 Banjarmasin

(11)

E. Alasan Memilih Judul

Alasan dasar untuk memilih judul penelitian ini adalah:

Menjadikan dasar penunjang bagi pihak sekolah untuk lebih memudahkan dalam pelaksanaan proses kegiatan pemberian layanan bimbingan dan konseling yang di berikan Guru BK dengan menggunakan instrumen non-tes pada masa covid 19 di SMK Negeri 2 Banjarmasin.

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang bagaimana proses penggunaan instrumen non-tes untuk menunjang kegiatan layanan bimbingan dan konseling.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam meningkatkan penggunaan instrumen non-tes untuk menunjang kegiatan layanan bimbingan dan konseling.

2. Secara Praktis a. Bagi siswa

Bermanfaat untuk mengetahui permasalahan atau kebutuhan apa yang siswa inginkan sesuai minat dan bakatnya dengan menggunakan instrumen non-tes melalui kegiatan layanan bimbingan konseling.

(12)

b. Bagi Guru

Dengan menggunakan instrumen non-tes membantu guru dalam proses kegiatan layanan bimbingan dan konseling.

c. Bagi Sekolah

Dengan penelitian ini bermanfaat bagi sekolah karena lebih membantu dalam proses kegiatan layanan bimbingan dan konseling dengan menggunakan instrumen non-tes.

G. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil tinjauan yang dilakukan peneliti belum ada penelitian yang berjudul “Penggunaan Instrumen Non-Tes untuk Menunjang Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling Pada Masa Covid-19 di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Banjarmasin”. Akan tetapi, ada beberapa penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti: 1. Dalam penelitian jurnal yang dilakukan oleh Nurul Rahmi & Syamsul Ariefin tahun 2019 yang berjudul “Pelaksanaan Instrumen Non Tes Dalam Bimbingan Dan Konseling (Studi Di SMP Negeri 1 Batu Ampar)” jenis penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif tujuan untuk mengemukakan tentang Pelaksanaan Instrumen Non Tes dalam Bimbingan dan Konseling (Studi di SMP Negeri 1 Batu Ampar). Faktor-faktor apa saja yang mendukung Pelaksanaan Instrumen Non Tes dalam Bimbingan dan Konseling (Studi di SMP

(13)

Negeri 1 Batu Ampar) Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa Pelaksanaan Instrumen Non Tes dalam Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 1 Batu Ampar meliputi jenis metode, tujuan dan faktor

pendukung serta faktor penghambat.11 Sedangkan dalam penelitian

penulis yang di maksudkan ialah instrumen non-tes apa yang digunakan sehingga bisa menujang untuk pemberian layanan bimbingan dan konseling serta bagaimana cara pemberian instrumen non-tes tersebut dilaksanakan pada masa covid-19.

2. Dalam penelitian skripsi yang dilakukan oleh Sri Rahmiatul Jannah, tahun 2017 yang berjudul “Pelaksanaan Instrumen Non Tes dalam Bimbingan dan Konseling di MAN 1 Banjarmasin” Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif, yang bertujuan untuk mengemukakan tentang Pelaksanaan Instrumen Non Tes dalam Bimbingan dan Konseling di MAN 1 Banjarmasin. Layanan Non Tes merupakan salah satu teknik dalam bimbingan dan konseling yang ikut membantu individu (siswa) untuk mengembangkan bakat, minat serta memahami dirinya sesuai dengan kemampuan dan memecahkan berbagai masalah

yang dihadapi siswa ke arah yang lebih optimal.12 Sedangkan dalam

penelitian penulis sama maksud tujuannya instrumen non-tes tersebut

11 Nurul Rahmi & Syamsul Ariefin, “Pelaksanaan Instrumen Non Tes Dalam Bimbingan Dan

Konseling (Studi Di SMP Negeri 1 Batu Ampar)”, dalam Jurnal Tarbiayah Islamiyah, Vol.9 No. 2 Desember, 2019, h. 24-26.

12 Sri Rahmiatu Jannah, “Pelaksanaan Instrumen Non Tes dalam Bimbingan dan Konseling

di MAN 1 Banjarmasin”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari Banjarmasin, 2017, h. 7

(14)

untuk membantu perserta didik “siswa” dalam mengembangkan motivasi dalam serta memahami peserta didik sesuai dengan potensi/kebutuhan yang dimiliki perserta didik.

3. Dalam penelitian Skripsi yang dilakukan oleh Sri Yusfa tahun 2014 yang berjudul “ Implementasi Instrumen Non-Tes dalam Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling di SMAN BANDA” Penelitian ini menggunakan dua pendekatan deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana prosedur penggunaan teknik non-tes yang dilakukan Guru BK disekolah dan mengetahui bagaimana kesesuaian teknik non-tes dengan jenis data

siswa yang dilaksanakan Guru BK disekolah.13 Sedangkan dalam

penelitian penulis pendekatan hanya satu saja yaitu pendekatan kualitatif. Penulis juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengunaan instrumen non-tes di SMK Negeri 2 Banjarmasin akan tetapi perbedaanya dalam pelitian ini peneliti menyesuaikan teknik non-tes dengan data yang didapat sedangkan penulis meneliti instrumen non-tes yang bisa untuk menunjang kegiatan layanan bimbingan dan konseing di SMK Negeri 2 Banjarmasin.

13 Sri Yusfa, “Implementasi Instrumen Non-Tes dalam Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan

(15)

H. Sistematika Penulisan

Bab I pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, definisi operasional, rumusan masalah, tujuan penelitian, alasan memilih judul, kegunaan penelitian, penelitian terdahulu, sistematika penulisan.

Bab II landasan teori, terdiri dari asesmen dalam bimbingan dan konseling, pengertian asesmen, prinsip asesmen, tujuan dan fungsi asesmen teknik asesmen,

asesmen teknik non-tes, macam-macam asesmen teknik no-tes, prosedur asesmen teknik non-tes, pemanfaatan hasil asesmen teknik non-tes.

Bab III metode penelitian, terdiri dari jenis pendekatan penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, lokasi penelitian, kehadiran penelitian, teknik penyusunan data, teknik analisis data, teknik keabsahan data, prosedur penelitian.

Bab IV laporan hasil penelitian, terdiri dari gambaran singkat lokasi penelitian, penyajian data, dan analisis data.

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan semiotik. Pendekatan semiotik yaitu sebuah pendekatan yang memiliki sistem sendiri, berupa

1). Merancang sebuah proses penciptaan yang ergonomis, lebih sistematis, secara holistik, inter disipliner dengan partisipatore, sederhana, efisien, produktif, dengan

MİT Müsteşarı Şenkal Atasagun ve Miktat Alpay imzalı görüşler olarak Türkiye ve dünya kamuoyuna sunulan düşünceler arasında çok dikkat çeken bir başka konu da

Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi

Intrumen yang digunakan adalah Polar GPS (monitor detak jantung) RC3 dan Polar GPS RC3 untuk mengukur denyut nadi dan jarak tempuh atlet canoeing pada saat

Malang: LPIU DUE- Like Universitas Negeri Malang Program Studi Bimbingan dan Konseling.. Modul Manajemen dan Organisasi Bimbingan dan

Limbah kotoran sapi ini memiliki banyak zat makanan seperti lemak, protein, Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN), mineral, vitamin, mikroba atau biota, dan zat-zat

Rekomendasi untuk tumpahan di darat dan tumpahan di perairan ini didasarkan pada skenario tumpahan yang paling mungkin terjadi untuk material ini; namun, kondisi geografi, angin,