• Tidak ada hasil yang ditemukan

AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN

Siklus persediaan dan pergudangan adalah unik karena erat hubungannbya dengan siklus transaksi lainnya. Bahan baku dan buruh langsung masuk ke siklus persediaan dan pergudangan, masing – masing dari siklus perolehan dan

pembayaran. Siklus persediaan dan pergudangan diakhiri dengan penjualan barang dalam siklus penjualan dan penerimaan kas.

Faktor – faktor yang mempengaruhi kerumitan audit persediaan meliputi : Persediaan umumnya adalah bagian utama dalam neraca, dan seringkali merupakan akun terbesar yang masuk ke modal kerja.

Persediaan dapat tersebar di beberapa lokasi yang menyulitkan pengendalian pisik dan perhitungannya. Perusahaan harus menempatkan persediaannya sedemikian rupa sehingga mudah diakses untuk efisiensi produksi dan penjualan produk, tetapi penyebaran ini sering menimbulkan kesulitan pelaksanaan audit.  Keseragaman persediaan menciptakan kesulitan auditor. Seperti perhiasan, kimia, dan suku cadang elektronik sering menyulitkan observasi dan penilaian. Penilaian persediaan juga dipersulit oleh faktor ketinggalan jaman dan perlunya mengalokasikan biaya manufaktur ke persediaan.

Ada beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima, tapi klien harus memakai metode tersebut secara konsisten dari tahun ke tahun.

FUNGSI BISNIS DI DALAM SIKLUS BESERTA DOKUMEN DAN CATATAN TERKAIT Persediaan dapat beragam bentuknya, tergantung pada sifat bisnisnya. Untuk bisnis eceran atau grosir, persediaan yang terpenting adalah persediaan barang dagangan. Untuk rumah sakit, makanan dan obat – obatan. Perusahaan

manufaktur memiliki persediaan bahan baku , suku cadang dan perlengkapan yang dibeli untuk produksi, barang dalam proses, dan barang jadi yang tersedia untuk dijual.

Siklus persediaan dan pergudangan dapat dianggap terdiri dari dua sistem yang terpisah tapi erat terkait, yang satu melibatkan arus pisik barang yang

sebenarnya, yang lain biaya terkait. Karena persediaan berpindah melalui perusahaan, harus ada pengendalian yang memadai atas pergerakan pisik

maupun biaya yang terkait. Enam fungsi yang membentuk siklus persediaan dan pergudangan adalah sebagai berikut :

Proses pembelian¬ ¬ Menerima bahan baku Menyimpan bahan baku¬ Memroses barang¬ ¬ Menyimpan barang jadi Mengirim barang jadi¬

(2)

Fungsi di dalam Siklus Persediaan dan Pergudangan

Memproses Menerima menyimpan Memproses Menyimpan Mengirim pesanan bahan bahan baku barang barang jadi barang jadi

Pembelian baku

Arus Menerima Meletakkan Menempatkan Meletakkan Mengirim Persediaan bahan bahan baku bahan baku

barang jadi barang jadi

baku di gudang dalam di gudang produksi

Dokumentasi Permintaan Laporan Berkas Permintaan Berkas Dokumen Terkait pembelian penerimaan induk bahan baku induk pengiriman barang persediaan persediaan Berkas

Pesanan bahan baku Catatan barang jadi induk

pembelian Faktur perpetual akuntansi perpetual persediaan pemasok biaya barang jadi

perpetual

Proses Pembelian

Siklus persediaan dan pergudangan bermula dengan permintaan bahan baku untuk produksi. Permintaan pembelian digunakan untuk memesan barang

persediaan oleh bagian pembelian. Permintaan diawali oleh pegawai gudang atau komputer jika persediaan mencapai tingkat yang ditentukan sebelumnya,

pemesanan harus dilakukan atas bahan baku yang dibutuhkan untukmemproduksi pesanan pelanggan, atau pemesanan diawali atas dasar perhitungan periodik oleh orang yang berwenang.

Menerima Bahan Baku

Bahan yang diterima harus diinspeksi kuantitas dan kualitasnya. Bagian penerimaan menghasilkan laporan penerimaan yang menjadi bagian dari dokumentasi penting sebelum pembayaran dilakukan. Setelah inspeksi, bahan baku dikirim ke gudang dan dokumen penerimaan atau notifikasi elektronik tentang penerimaan barang biasanya dikirim ke bagian pembelian, gudang, dan hutang usaha.

Menyimpan Bahan Baku

Sewaktu bahan baku diterima, bahan baku tersebut disimpan di gudang sampai diperlukan oleh bagian produksi. Bahan baku dikeluarkan dari persediaan atas penunjukan permintaan bahan baku, pesanan pekerjaan, dokumen yang sama atau pemberitahuan elektronik yang layak disetujui yang menunjukkan jenis dan kuantitas bahan baku yang diperlukan. Dokumen permintaan ini digunakan untuk memperbaharui berkas induk persediaan perpetual dan membukukan pemindahan dari akun bahan baku ke barang dalam proses.

(3)

Memroses Bahan Baku

Porsi pemrosesan pada siklus persediaan dan pergudangan sangat bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Penentuan jenis barang dan kuantitas yang diproduksi biasanya berdasarkan pesanan tertentu dari pelanggan, peramalan penjualan, tingkat persediaan barang jadi yang ditentukan lebih dulu, dan volume produksi yang paling hemat. Didalam berbagai bagian produksi, ketentuan harus dibuat guna mengatur kuantitas yang diproduksi, pengendalian barang rusak, pengendalian kualitas, dan perlindungan pisik bahan baku dalam proses. Menyimpan Barang Jadi

Setelah barang jadi selesai dikerjakan bagian produksi, penyimpanan dilakukan digudang sambil menunggu pengiriman. Dalam perusahaan dengan sistem pengendalian intern yang baik, dilakukan pengendalian pisik atas barang jadi dengan memisahkannya ke dalam beberapa bidang terpisah dengan akses terbatas.

Mengirim Barang Jadi

Pengiriman barang jadi merupakan bagian integral dari siklus penjualan dan penerimaan kas. Tiap pengiriman atau pengeluaran barang jadi harus didukung dokumen pengiriman atau pengeluaran barang jadi harus didukung dokumen pengiriman yang diotorisasi dengan memadai.

Berkas Induk Persediaan Perpetual

Berkas induk persediaan perpetual hanya memasukkan informasi mengenai jumlah unit persediaan yang dibeli, dijual, dan disimpan, atau informasi mengenai biaya per unit. Untuk pembelian bahan baku, berkas induk persediaan perpetual diperbarui secara otomatis pada saat perolehan persediaan diproses sebagai bagian dari pembukuan transaksi perolehan.

BAGAIMANA E-COMMERCE MEMPENGARUHI PENGELOLAAN PERSEDIAAN Salah satu keuntungan utama yang diberikan oleh internet ke pengelolaan persediaan adalah memungkinkan klien menyediakan deskripsi yang lebih luas mengenai persediaan produknya secara seketika atau real-time ke sekutu bisnis utama, termasuk pemasok dan pelanggan. Informasi mengenai kuantitas

persediaan yang ada, lokasi produk, dan unsur persediaan penting lainnya akan membantu pemasok persediaan bekerja dengan manajemen guna memonitor arus unsur persediaan.

BAGIAN DARI AUDIT PERSEDIAAN

Tujuan menyeluruh audit atas siklus persediaan dan pergudangan adalah menentukan apakah persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi telah disajikan secara wajar dalam laporan keuangan. Siklus dasar persediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi lima bagian tersendiri :

(4)

Bagian dari Audit Siklus yang diuji

Memperoleh dan membukukan bahan baku, tenaga kerja, dan overhead Perolehan dan pembayaran, penggajian dan kepegawaian

Mentransfer internal aktiva dan biaya Persediaan dan pergudangan

Mengirimkan barang dan membukukan pendapatan dan biaya Penjualan dan penerimaan kas

Mengamati persediaan fisik Persediaan dan pergudangan

Menilai harga dan mengkompilasi persediaan Persediaan dan pergudangan AUDIT ATAS AKUNTANSI BIAYA

Pengendalian akuntansi biaya adalah pengendalian yang berkaitan dengan persediaan fisik dan biaya terkait dari titik dimana bahan baku diminta ke titik dimana barang jadi selesai diproduksi dan ditransfer atau dipindahkan ke gudang. Untuk memudahkannya, pengendalian akuntansi biaya dibagi menjadi dua

kategori yang luas :

ϖ Pengendalian atas persediaan fisik bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi

Pengendalian atas biaya terkaitϖ

Metedologi Perancangan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi Akuntansi Biaya

Memahami pengendalian intern sisitem akuntansi biaya

Mengestimasi risiko pengendalian yang direncanakan - sistem akuntansi biaya Mengevaluasi biaya - manfaat atas pengujian pengendalian

Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk sistem akuntansi biaya guna memenuhi tujuan audit terkait transaksi Prosedur audit

Besarnya sampel Unsur yang dipilih Waktu

Dalam audit atas akuntansi biaya, auditor berkepentingan dengan empat aspek : ♣ Pengendalian fisik atas persediaan

Dokumen dan pencatatan transfer♣ atau pemindahan barang Berkas induk persediaan perpetual♣

♣ Catatan Biaya per unit

Pengendalian fisik atas persediaan

Pengujian auditor atas memadainya pengendalian fisik bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi harus dibatasi pada pengamatan dan tanya jawab.

Dokumen dan pencatatan transfer atau pemindahan barang

Perhatian utama auditor dalam hal pemindahan atau transfer persediaan dari satu lokasi ke lokasi lain adalah apakah pemindahan atau transfer yang dibukukan benar terjadi, pemindahan atau transfer yang terjadi telah dibukukan, jumlah,

(5)

deskripsi, dan tanggal transaksi dibukukan dengan tepat. Berkas induk persediaan perpetual

Berkas induk persediaan perpetual yang memadai memiliki efek yang besar pada penetapan waktu pelaksanakan dan luasnya pemeriksaan fisik persediaan oleh auditor.

Pengujian atas berkas induk persediaan perpetual untuk mengurangi pengujian fisik persediaan atau mengubah saat pelaksanaan dilakukan dengan

menggunakan pemeriksaan dokumen.

Catatan Biaya per unit

Mendapatkan data yang akurat mengenai biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik adalah bagian penting dari akuntansi baiya. Pencatatan akuntansi biaya yang memadai harus diintegrasikan dengan catatan produksi dan catatan akuntansi lain untuk mendapatakan biaya yang akurat untuk semua produk.

Prosedur Analitik untuk Siklus Persediaan dan Pergudangan Prosedur Analitik Kemungkinan Salah Saji

Bandingkan persentase marjin kotor dengan tahun sebelumnya Salah saji atau kurang saji persediaan dan harga pokok penjualan

Bandingkan perputaran persediaan (harga pokok penjualan dibagi dengan persediaan rata – rata) dengan tahun sebelumnya Keusangan persediaan yang mempengaruhi persediaan dan harga pokok penjualan. Salah saji atau kurang saji persediaan.

Bandingkan persediaan biaya per unit dengan tahun sebelumnya Salah saji atau kurang saji biaya per unit, yang mempengaruhi persediaan dan harga pokok penjualan

Bandingkan nilai persediaan yang diperluas dengan tahun sebelumnya Salah saji dalam kompilasi, biaya per unit, atau pengalian, yang mempengaruhi persediaan dan harga pokok penjualan

Bandingkan biaya produksi tahun berjalan dengan tahun sebelumnya (biaya variabel harus disesuaikan jika ada perubahan volume) Salah saji biaya per unit persediaan, khususnya biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik, yang mempengaruhi persediaan dan harga pokok penjualan

Metodologi Perancangan Pengujian Terinci atas Saldo untuk Persediaan Identifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi siklus persediaan dan pergudangan Tahap I

Tentukan salah saji yang dapat ditolerir dan nilailah risiko bawaan untuk siklus persediaan dan pergudangan Tahap I

Nilailah risiko pengendalian untuk beberapa siklus Tahap I

Rancang dan laksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk siklus persediaan dan pergudangan Tahap II

Rancang dan laksanakan prosedur analitik untuk siklus persediaan dan pergudangan Tahap III

(6)

saldo Prosedur audit Tahap III Besar sampel

Unsur yang dipilih Waktu

Karena kompleksitas pelaksanaan audit persediaan, dua aspek pengujian terinci atas saldo dibahas terpisah :

o Pengamatan persediaan fisik

o Penilaian harga dan kompilasi persediaan PENGAMATAN PERSEDIAAN FISIK

Biasanya auditor independen perlu hadir pada saat perhitungan fisik persediaan dan, melalui pengamatan, pengujian, dan pengajuan pertanyaan yang memadai, dia harus menyakini efektifitas metode perhitungan persediaan fisik dan ukuran keandalan atas penyajian klien mengenai jumlah dan kondisi fisik persediaan. Pengamatan persediaan fisik terdiri dari :

Pengendalian Keputusan Audit

Pengujian Pengamatan Fisik Pengendalian

Aspek penting dari pemahaman auditor mengenai pengendalian fisik persediaan klien adalah pengenalan menyeluruh terhadapnya sejak persediaan itu ada. Hal itu perlu untuk mengevaluasi efektifitas prosedur klien, tetapi itu juga memungkinkan auditor untuk memberikan saran – saran yang membangun kepada klien. Jika petunjuk di bidang persediaan tersebut tidak memberikan pengendalian yang memadai, auditor harus mencurahkan waktu lebih banyak guna menyakinkan perhitungan fisiknya akurat.

Keputusan Audit

Keputusan audit dalam hal pengamatan persediaan secara fisik umumnya sama dengan bidang audit lainnya :

Memilih prosedur audit

Menetapkan saat pelaksanaan Menetapkan besarnya sampel, dan memilih unsur yang akan diuji

Pengujian Pengamatan Fisik

Bagian tepenting dari pengamatan persediaan yaitu menentukan apakah

perhitungan persediaan secara fisik yang dilakukan sesuai dengan instruksi klien atau tidak. Untuk melakukan ini secara efektif, sangat penting bagi auditor untuk hadir pada saat perhitungan persediaan secara fisik dilakukan.

(7)

Fisik Persediaan.

Tujuan Audit Terkait-Saldo Prosedur Pengamatan Fisik Persediaan Umum Komentar

Persediaan yang dibukukan dalam kartu secara fisik ada (keberadaan) Pilih sampel secara acak dari nomor kartu dan bandingkan dengan nomor yang ada pada fisik persediaan.

Amati apakah pergerakan persediaan terjadi selama penghitungan Tujuannya adalah menemukan diikutkannya barang fiktif dalam persediaan

Persediaan yang ada telah dihitung dan diberikan kartu untuk memastikan tidak ada yang hilang (kelengkapan) Periksa persediaan untuk menyakinkan bahwa telah diberi kartu.

Amati apakah pergerakan persediaan terjadi selama perhitungan. Tanyakan apakah ada persediaan di lokasi lain.

Hitung semua kartu yang dipakai dan tidak dipakai untuk memastikan tidak ada yang hilang atau sengaja dihilangkan.

Bukukan nomor kartu untuk yang terpakai dan belum terpakai guna tindaklanjut berikutnya. Perhatian khusus harus diberikan ke kelalaian mencantumkan

persediaan dalam jumlah besar.

Persediaan dihitung akurat (keakuratan) Hitung kembali penghitungan klien untuk menyakinkan pembukuan yang akurat pada kartu (juga periksa deskripsi dan unit penghitungan seperti lusin atau grosir). Bandingkan penghitungan fisik dengan berkas induk persediaan perpetual. Catat penghitungan klien untuk pengujian berikutnya. Membukukan penghitungan persediaan yang dilakukan klien dalam kertas kerja pemeriksaan pada lembar penghitungan pada lembar penghitungan persediaan yang dilakukan karena dua alasan : untuk mendokumentasikan bahwa pemeriksaan fisik yang memadai telah dilakukan dan untuk menguji kemungkinan bahwa klien mengubah hasil penghitungan setelah auditor meninggalkan lokasi. Persediaan diklasifikasikan dengan benar dalam kartu (klasifikasi) Periksa deskripsi pada kartu dan bandingkan dengan persediaan fisiknya untuk bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.

Evaluasi apakah persentase penyelesaian yang tercatat pada kartu untuk barang dalam proses itu memadai. Pengujian tersebut akan dilakukan sebagai bagian dari prosedur pertama dalam tujuan keakurasian.

Informasi diperoleh untuk memastikan penjualan dan pembelian persediaan dibukukan dalam periode yang layak (pisah batas) Catat dalam kertas kerja pemeriksaan untuk tindak lanjut bagi nomor terakhir dokumen pengiriman yang digunakan pada akhir tahun.

Yakinkan bahwa persediaan barang tersebut-tidak diikutkan dalam penghitungan fisik.

Telaah area pengiriman barang untuk persediaan yang disisihkan untuk dikirim, tapi tidak dihitung.

Catat dalam kertas kerja pemeriksaan untuk tindak lanjut berikutnya atas nomor laporan penerimaan barang yang terpakai pada akhir tahun.

Yakinkan bahwa persediaan tersebut telah disertakan dalam penghitungan fisik. Telaah area penerimaan barang untuk persediaan yang harus disertakan dalam penghitungan. Mendapatkan informasi pisah batas yang memadai bagi penjualan dan perolehan merupakan bagian yang penting dari pengamatan persediaan.

(8)

Unsur persediaan yang usang dan tidak terpakai dikeluarkan atau dicatat (nilai yang dapat direalisir) Pengujian atas keusangan persediaan dengan menanyai pegawai pabrik dan manajemen, dan waspada terhadap barang rusak, berkarat, atau berdebu, atau terletak di tempat yang tidak sesuai.

Klien berhak membukukan persediaan pada kartu (hak) Tanyakan tentang konsinyasi atau persediaan pelanggan dimasukkan ke perusahaan klien.

Waspadai persediaan yang dipisahkan atau ditandai khusus sebagai indikasi bukan milik klien.

AUDIT ATAS PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI

Pengujian kompilasi persediaan (inventory compilation test) mencakup semua pengujian ikhtisar kuantitas fisik, perkalian harga dengan kuantitas, penjumlahan ikhtisar persediaan, dan penelusuran total ke buku besar.

Audit atas penetapan harga dan kompilasi terdiri dari : Pengendalian Penetapan Harga◊ dan Kompilasi

Prosedur penetapan Harga dan Kompilasi◊ Penilaian◊ Persediaan

Pengendalian Penetapan Harga dan Kompilasi

Keberadan struktur pengendalian intern yang memadai untuk biaya per unit yang terintegrasi dengan produksi dan catatan akuntansi lain, penting untuk

menyakinkan bahwa tingkat biaya yang memadai telah digunakan untuk menilai persediaan akhir.

Satu pengendalian intern yang penting adalah penggunaan catatan biaya standar (standard cost record), yang menunjukkan penyimpangan dalam biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead serta dapat digunakan untuk mengevaluasi produksi.

Prosedur penetapan Harga dan Kompilasi

Kerangka acuan untuk menerapkan tujuan audit adalah daftar persediaan yang didapat dari klien yang mencantumkan deskripsi, jumlah, harga per unit, dan nilai perkalian dari tiap jenis persediaan. Daftar persediaan terdiri dari deskripsi jenis persediaan dengan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi disusun terpisah. Jumlahnya sama dengan angka pada buku besar.

Penilaian Persediaan

Dalam melakukan pengujian harga, tiga hal penting mengenai metode penetapan harga klien :

• Metode tersebut harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum • Penerapannya konsisten dari tahun ke tahun

• Harus mempertimbangkan antara nilai pasar dan nilai pengganti (replacement cost).

(9)

Tujuan Audit Terkait-Saldo dan Pengujian Terinci atas Saldo untuk Penetapan Harga dan Kompilasi Persediaan

Tujuan Audit Terkait-Saldo Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi Persediaan Komentar

Persediaan dalam skedul persediaan sesuai dengan perhitungan fisik, perkalian, dan Penjumlahan adalah benar dan sesuai dengan buku besar (kecocokan rincian) Lakukan pengujian kompilasi (lihat tujuan keberadaan, kelengkapan, dan

keakurasian). Jumlahkan skedul daftar persediaan untuk bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.

Telusuri total ke buku besar. Perluas kuantitas kali harga pada unsur yang terpilih. Kecuali jika pengendalian lemah, pengujian atas perkalian dan penjumlahan

seharusnya dibatasi.

Persediaan dalam skedul daftar persediaan adalah ada (keberadaan) Telusuri persediaan yang terdaftar dalam skedul ke kartu persediaan dan catatan penghitungan auditor untuk mengetahui keberadaan dan deskripsinya. Enam tujuan berikutnya akan dipengaruhi oleh hasil pengamatan persediaan secara fisik.

Nomor kartu dan penghitungan diverifikasi sebagai bagian dari pengamatan persediaan fisik ditelusuri ke skedul daftar persediaan sebagai bagian dari pengujian ini.

Persediaan yang ada termasuk di dalam skedul daftar persediaan (kelengkapan) Catat dan hitung nomor kartu yang tidak terpakai dalam kertas kerja untuk menyakinkan bahwa tidak ada kartu yang ditambahkan.

Telusuri data kartu persediaan ke skedul daftar persediaan untuk menyakinkan bahwa kartu tersebut telah masuk.

Hitung nomor yang tidak terpakai untuk menyakinkan bahwa tidak ada kartu yang dihilangkan.

Persediaan di dalam skedul daftar persediaan adalah akurat (keakurasian) Telusuri daftar persediaan dalam skedul ke kartu persediaan dan catatan penghitungan jumlah dan deskripsi auditor.

Lakukan pengujian penetapan harga persediaan.

Persediaan di dalam skedul daftar persediaan diklasifikasikan dengan layak

(klasifikasi) Verifikasi klasifikasi bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi dengan membandingkan deskripsi pada kartu persediaan beserta pengujian

pencatatan pengitungan auditor dengan skedul daftar persediaan.

Persediaan di dalam skedul daftar persediaan dinyatakan pada nilai yang dapat direalisir (nilai yang dapat direalisir) Lakukan pengujian biaya perolehan atau harga pasar manakah yang paling rendah, demikian pula harga jual dan keusangan.

(10)

Telusuri kartu persediaan yang diidentifikasi sebagai barang yang tidak dimiliki selama pengamatan fisik ke skedul daftar persediaan untuk menyakinkan barang ini tidak dimasukkan.

Telaah kontrak dengan pemasok dan pelanggan dan lakukan tanya jawab ke manajemen mengenai kemungkinan masuknya konsinyasi atau persediaan yang bukan dimiliki lainnya atau tidak dimasukkannya barang yang dimiliki.

Persediaan dan akun terkait dalam siklus persediaan dan pergudangan disajikan dan diungkapkan dengan benar (penyajian dan pengungkapan)

Periksa penyajian dan pengungkapan laporan keuangan yang mencakup : pemisahan pengungkapan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Deskripsi yang memadai atas metode penghitungan harga perolehan persediaan. Deskripsi persediaan yang digadaikan

Memasukkan penjualan dan komitmen pembelian yang signifikan Penggadaian persediaan dan komitmen penjualan biasanya tidak diungkapkan sebagai bagian dari pengujian audit lainnya.

INTEGRASI PENGUJIAN

Bagian tersulit untuk memahami audit atas siklus persediaan dan pergudangan adalah menebak – nebak saling terkaitnya antar berbagai pengujian yang berbeda yang dilakukan auditor untuk menentukan apakah persediaan dan harga pokok penjualan disajikan secara wajar, pengujian – pengujian tersebut terdiri dari : Pengujian Siklus Perolehan dan Pembayaran

Pengujian Siklus Penggajian dan Kepegawaian Pengujian Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas Pengujian Akuntansi Biaya

Persediaan fisik, Penetapan Harga, dan Kompilasi KESIMPULAN

Karena kesulitan♥ yang berhubungan dengan penetapan keberadaan dan penilaian persediaan, maka siklus tersebut seringkali merupakan bagian audit yang paling makan banyak waktu dan kompleks.

Siklus ini jug unik karena banyak♥ pengujian masukan kepada siklus diuji sebagai bagian dari audit siklus lainnya.

Pengujian yang dilaksanakan sebagai bagian dari siklus♥ persediaan dan pergudangan fokusnya pada catatan akuntansi biaya, pengamatan persediaan secara fisik, dan pengujian penetapan harga poko dan kompilasi saldo akhir persediaan.

(11)

AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN

tinggalkan komentar »

5 Votes

Siklus persediaan dan pergudangan merupakan siklus yang unik karena hubungannya yang

erat dengan siklus transaksi lainnya. Bagi perusahaan manufaktur, bahan baku memasuki siklus

persediaan dan penggudangan dari siklus akuisisi dan pembayaran, sementara tenaga kerja

langsung memasukinya dari siklus penggajian dan personalia. Siklus penggudangan dan

persediaan diakhiri dengan penjualan barang dalam siklus penjualan dan penagihan.

Audit terhadap persediaan, terutama pengujian saldo persediaan akhir tahun, sering kali

merupakan bagian yang paling kompleks dan paling menghabiskan waktu.

Tujuan utama keseluruhan dari audit siklus persediaan dan penggudangan adalah untuk

menyediakan kepastian bahwa laporan keuaangan memperhitungkan secara wajar bahan baku,

barang dalam proses, persediaan barang jadi dan harga pokok penjualan.

1. A. FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS SERTA DOKUMEN DAN CATATAN

TERKAIT

Siklus persediaan dan pergudangan dapat dianggap terdiri dari dua sistem yang terpisah tetapi

saling berkaitan erat. Dimana siklus persediaan melibatkan arus fisik barang dan siklus

penggudangan berhubungan dengan biaya terkait

Enam fungsi yang membentuk siklus persediaan dan penggudangan adalah:

1. Memroses pesanan pembelian.

2. Menerima bahan baku

3. Menyimpan bahan baku

(12)

4. Memroses barang

5. Menyimpan barang jadi

6. Mengirimkan barang jadi

Tabel 21.1 Fungsi-fungsi dalam Siklus Persediaan dan Penggudangan

1. B. PENGARUH E-COMMERCE TERHADAP MANAJEMEN PERSEDIAAN

Salah satu fungsi utama internet bagi manajemen persediaan adalah memberikan perusahaan

deskripsi yang lebih lengkap tentang persediaannya atas dasar real time untuk para rekan bisnis

kunci, termasuk pemaasok persediaan dan pelanggan. Selain itu internet serta jaringan LAN,

juga membantu manajemen dengan menyediakan akses ke laporan status persediaan.

Selain kemudahan-kemudahan yang ada, akses informasi oleh pelanggan dan vendor dapat juga

meningkatkan risiko bisnis. Misalnya adalah menimbuklan risiko pelaporan keuangan jika

akses ke database persediaan tidak dilakukan pembatasan akses keamanan dan pengendalian

manajemen IT lainnya.

1. C. BAGIAN AUDIT PERSEDIAN

Audit siklus persediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi lima aktivitas yang berbeda

dalam siklus:

1. Mengakuisisi dan mencatat bahan baku, tenaga kerja, dan overhead.

Bagian audit ini meliputi fungsi pemrosesan pesanan pembelian, penerimaan bahan baku dan

penyimpanan bahan baku. Auditor akan memahami pegendalian internal terhadap ketiga fungsi

tersebut kemudian melaksanakan pengujian substantif atas transaksi baik dalam siklus akuisisi

dan bembayaran maupun siklus penggajian dan personalia.

1. Mentransfer secara interval aktiva dan biaya.

Klien memperhitungkan aktifitas memproses barang dan menyimpan barang jadi dalam catatan

akuntansi biaya, yang independen dengan siklus lainnya dan diuji sebagai bagian dari audit

siklus persediaan dan pengudangan.

1. Mengirimkan barang dan mencatat pendapatan serta biaya.

Karena fungsi pencatatan pengiriman merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan,

auditor harus memahami dan menguji pengendalian internal terhadap pencatatan pengiriman

sebagai bagian dari audit siklus tersebut , termasuk prosedur untuk memverifikasi keakuratan

pengkreditan ke persediaan yang dicatat dalam file induk persediaan perpetual.

1. Mengamati persediaan secara fisik.

Auditor harus mengamati klien yang melakukan perhitungan fisik persediaan untuk

menentukan apakah persediaan yang tercatat benar-benar ada pada tanggal neraca dan dihitung

secara benar-benar oleh klien.

(13)

Pengujian harga adalah prosedur audit yang digunakan untuk memverifikasi biaya-biaya ,yaitu,

pengujian untuk menentukan apakah klien telah mengikuti secara benar metode persediaan

yang sesuai baik dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum maupun konsisten

dengan tahun sebelumnya. Sedangkan pengujian kompilasi persediaan merupakan pengujian

untuk memverifikasi apakah penghitungan fisik telah diikhtisarkan secara benar, kuantitas dan

harga persediaan telah dikalikan dengan benar, dan persediaan yang dikalikan difooting secara

benar pada saldo persediaan buku besar umum yang sama.

Keterkaitan antara siklus persediaan dan pergudangan dengan siklus lainnya , mengharuskan

beberapa bagian audit akan lebih efisien jika diuji dengan pengujian audit antar siklus lainnya.

1. D. AUDIT AKUNTANSI BIAYA

Pengendalian akuntansi biaya adalah pengendalian yang berhubungan dengan pemrosesan yang

mempengaruhi persediaan fisik dan penelusuran biaya terkait dari suatu bahan baku diminta

hingga produk selesai dibuat dan ditransfer ke penyimpanan. Pengendalian tersebut dapat

dibagi ke dalam dua kategori luas:

1. Pengendalian fisik terhadap bahan baku, barang dalam proses, dan persediaan barang

jadi.

2. Pengendalian terhadap biaya terkait.

Pengujian Akuntansi Biaya

Empat aspek akuntansi biaya yang yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Pengendalian fisik terhadap persediaan.

2. Dokumen dan catatan untuk mentransfer persediaan.

3. File induk persediaan perpetual.

4. Catatan biaya per audit.

1. E. PROSEDUR ANALITIS

Auditor melaksanaan prosedur analitis untuk memeriksa hubungan saldo akun persediaan

dengan akun lainnya. Selain itu, auditor seringkali juga menggunakan informasi nonkeuangan

untuk menilai kelayakan saldo yang berkaitan dengan persediaan. Setelah melaksanakan

pengujian yang tepat atas catatan akuntansi biaya dan prosedur analitis, auditor akan memiliki

dasar untuk merancang serta melaksanakan pengujian tas rincian saldo persediaan akhir.

1. F. OBSERVASI FISIK PERSEDIAAN

Auditor diharuskan untuk melakukan pengujian observasi fisik atas persediaan karena auditor

tidak mengamati secara fisik persediaan, yang pada saat itu tidak diharuskan.

SAS 1 (AU 331) mengharuskan auditor untuk menerima efektivitas metode penghitungan

persediaan klien dan ketergantungan yang dapat mereka tempatkan pada reperesentasi klien

mengenai mengenai kuantitas serta kondisi fisik persediaan. Klien adalah pihak yang

bertanggung jawab menetapkan prosedur untuk menghitung persediaan fisik secara akurat dan

benar-benar melakukan serta mencatat perhitungan tersebut. Auditor bertanggung jawab

(14)

mengevaluasi dan mengamati prosedur klien, termasuk menguji perhitungan persediaan dan

menarik kesimpulan mengenai kememadaian persediaan fisik.

Pemeriksaan fisik persediaan oleh auditor dilaksanakan bila persediaan yang disimpan oleh

custodian pihak luar itu merupakan bagian dari aktiva lancar atau total aktiva yang signifikan,

sehinga auditor harus menerapkan prosedur tambahan.

1. G. AUDIT PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI

Pengendalian internal yang memadai seputar penelusuran biaya per unit yang diintegrasikan

dengan produksi dan catatatn akuntansi lainnya yang menyediakan kepastian bahwa klien

menggunakan biaya yang masuk akal untuk menilai persediaan akhir.

Klien memerlukan pengendalian internal atas kompilasi persediaan untuk memastikan bahwa

perhitungan fisik telah diikhtisarkan dengan benar, diberi harga pada jumlah yang sama seperti

catatan per unit, dikalikan dan ditotalkan dengan benar, serta dicantumkan pada file induk

perediaan perpetual dan akun persediaan di buku besar umum terkait pada jumlah yang tepat.

Pengendalian internal penting untuk diverifikasi oleh orang yang independen dan kompeten,

yang mengandalkan dokumen serta catatan yang memadai yang akan digunakan untuk

melakukan perhitungan fisik.

Dalam melakukan pengujian penetapan harga, auditor menghadapi permasalahan antara lain:

metode yang digunakan harus sesuai dengan PABU, penerapan metodenya harus konsisten dari

tahun ke tahun, serta biaya persediaan lawan nilai pasar harus dipertimbangkan.

INTEGRASI PENGUJIAN

Pengujian siklus perolehan (akuisisi) dan pembayaran

Pengujian siklus penggajian dan personalia

Pengujian siklus penjualan dan penagihan

Pengujian cost accounting

Persediaan fisik, penetapan harga, dan kompilasi

LAMPIRAN

FUNGSI

Memroses

pesanan

pembelian

Menerima

bahan baku

Menyimpan

bahan baku

Memroses

barang

Menyimpan

barang jadi

Mengirimkan

barang jadi

ALIRAN

PERSEDIAAN

Menerima

bahan baku

Menaruh

bahan baku

di ruang

penyimpanan

Menempatka

n bahan baku

pada produksi

Menympan

barang jadi

di ruang

penyimpanan

Mengirimkan

barang jadi

DOKUMENTAS

I

Permintaan

pembelian

Pesanan

pembelian

Laporan

penerimaan

Faktur

vendor

File induk

persediaan

perpetual

bahan baku

Permintaan

bahan baku

Catatan

akuntansi

biaya

File induk

persediaan

perpetual

barang jadi

Catatan

akuntansi

Dokumen

pengiriman

File induk

persediaan

perpetual

(15)

biaya

barang jadi

Catatan

akuntansi

biaya

. Audit atas persediaan dan pergudangan penting, lama, dan kompleks:

a. Persediaan adalah bagian utama dari neraca, merupakan perkiraan terbesar yang melibatkan modal kerja.

b. Persediaan lokasinya tersebar yang menyulitkan penghitungan dan pengendalian fisik.

c. Persediaan bermacam ragam dan penilaiannya sulit.

d. Ada beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima. 2. Fungsi-fungsi yang membentuk siklus persediaan dan pergudangan: a. Memproses Purchase Order.

Meminta bagian pembelian untuk mengorder barang persediaan, permintaan dapat diajukan oleh pegawai gudang. Pengendalian atas permintaan pembelian dan order pembelian yang terkait harus dievaluasi dan diuji sebagai bagian dari siklus perolehan dan pembayaran.

b. Menerima Bahan Baku Baru.

Menerima barang yang diorder disertai laporan penerimaan barang. Pengendalian dan penghitungan perlu untuk semua transfer.

c. Menyimpan Bahan Baku.

Barang yang diterima dari bagian penerimaan disimpan di gudang sampai saatnya dibutuhkan untuk proses produksi. Persediaan perpetual di-update dan

membukukan perpindahan dari perkiraan bahan baku ke barang dalam proses. d. Memproses Barang.

Bagian produksi harus mengadakan laporan produksi dan barang rusak sehingga catatan akuntansi mencerminkan pergerakan barang dan biaya produksi yang akurat. Sistem Akuntansi Biaya merupakan fungsi proses barang. Setelah pekerjaan selesai, biaya yang timbul dipindahkan dari barang dalam proses ke barang jadi.

e. Menyimpan Barang Jadi.

Barang jadi disimpan di gudang menunggu pengiriman. Pengendalian fisik dengan memisahkan barang dalam beberapa area dengan akses terbatas. Pengendalian biasanya dianggap bagian siklus penjualan dan penerimaan kas.

f. Mengirim Barang Jadi.

Tiap pengiriman / pengeluaran barang harus didukung dokumen pengiriman yang diotorisasi.

g. Berkas Induk Persediaan Perpetual.

Berkas induk persediaan perpetual memasukkan informasi mengenai jumlah unit persediaan yang dibeli, dijual dan yang tersimpan atau informasi mengenai biaya per unit.

(16)

3. Berkas induk persediaan perpetual merupakan catatan yang memuat informasi mengenai jumlah unit persediaan yang dibeli, dijual, dan yang tersimpan atau informasi mengenai biaya per unit.

4. Bagian-bagian audit atas persediaan:

a. Memperoleh dan Mencatat Bahan Baku, Biaya Buruh dan Overhead.

Bagian ini meliputi pemrosesan order pembelian, penerimaan bahan baku dan penyimpanan bahan tersebut. Internal control fungsi ini dipahami dan diuji sebagai pengujian atas pengendalian, dan pengujian substantif atas transaksi dalam siklus perolehan & pembayaran dan siklus penggajian & kepegawaian.

b. Transfer Aktiva Tetap.

Bagian ini mencakup fungsi pemrosesan barang dan menyimpan barang jadi. Dilakukan pengujian tersendiri atas siklus persediaan dan pergudangan. c. Pengiriman dan Pencatatan Pendapatan dan Biaya.

Bagian ini mencakup pencatatan pengiriman barang. Pemahaman dan pengujian internal control dilakukan sebagai audit atas siklus penjualan dan penerimaan kas. Pengujian atas transaksi berupa akurasi berkas induk persediaan perpetual.

d. Pengamatan Fisik Persediaan.

Pengamatan penghitungan fisik pesediaan diperlukan untuk menentukan apakah persediaan yang tercatat benar-benar ada pada tanggal neraca dan dihitung dengan benar.

e. Menilai Harga dan Mengkompilasi Persediaan.

Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan diuji dengan pengujian harga. Hasil perhitungan fisik jumlah dan harga yang dicatat diuji dengan pengujian kompilasi.

5. Pengendalian Akuntansi Biaya adalah hal-hal yang berkaitan dengan persediaan fisik dan biaya yang terkait dari titik dimana bahan baku diminta pengorderannya sampai titik dimana barang jadi selesai diproduksi dan dipindahkan ke gudang. Pengendalian ini dibagi dua kategori:

a. Pengendalian fisik atas bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi. 1) Penggunaan gudang yang terpisah dengan akses yang terbatas

2) Penugasan pegawai tertentu

3) Dokumen prenumbered untuk otorisasi pemindahan persediaan 4) Berkas induk persediaan perpetual

b. Pengendalian atas biaya yang berkaitan. 1) Catatan biaya yang memadai.

6. Pengujian atas Akuntansi Biaya.

Dalam mengaudit akuntansi biaya auditor berkepentingan dengan empat aspek: a. Pengendalian fisik

Pengujian dibatasi pada pengamatan dan tanya jawab. Diamati apakah gudang dikunci dan ditangani oleh pegawai yang kompeten.

b. Dokumen dan catatan pemindahan persediaan.

Perhatian utama auditor dalam hal pemindahan persediaan ialah apakah pemindahan yang dicata benar terjadi, pemindahan yang terjadi telah dicatat,

(17)

jumlah diskripsi dan tanggal transaksi dicatat dengan tepat. Pertama auditor memahami internal control, kemudian pengujian melalui pemeriksaan terhadap catatan dan dokumen dilakukan.

c. Berkas induk persediaan perpetual.

Pengujian atas berkas induk persediaan perpetual untuk mengurangi pengujian fisik atau mengubah sat pelaksanaannya dilakukan dengan pemeriksaan

dokumen, yaitu dokumen untuk verifikasi pembelian bahan yang mendukung pengurangan persediaan bahan dan peningkatan barang jadi, pengurangan persediaan barang jadi.

d. Catatan biaya per unit.

Pencatatan akuntansi biaya yang memadai harus diintegrasikan dengan catatan produksi dan catatan akuntansi lain untuk mendapatkan biaya yang akurat untuk semua produk. Auditor harus memahami internal control, dan pengujian dilakukan sebagai bagian dari pengujian terhadap perolehan, penjualan dan penggajian. Pengalokasian overhead juga harus dievaluasi.

7. Prosedur analitis dalam siklus ini

1. Bandingkan persentase margin bruto dengan tahun lalu.

2. Bandingkan perputaran persediaan [HPP/ rata-rata persediaan] dengan tahun lalu.

3. Bandingkan biaya per unit persediaan dengan tahun lalu. 4. Bandingkan nilai persediaan dengan tahun lalu.

5. Bandingkan biaya manufaktur tahun berjalan dengan tahun lalu. 8 Pengujian terinci untuk siklus persediaan

Pengujian terinci ini dibahas dalam du aspek, yaitu: a. pengamatan fisik

b. penetapan harga dan kompilasi 9 Pengamatan fisik persediaan a. Pengendalian Intern:

• Petunjuk yang jelas mengenai penghitungan fisik • Verifikasi intern yang independen atas perhitungan

• Rekonsiliasi independen antara hasil penghitungan dengan berkas perpetual • Pengendalian yang cukup atas kertas kerja

b. Keputusan Audit • Memilih prosedur audit • Saat pelaksanaan • Ukuran sampel

• Pemilihan pos atau unsur. c. Pengujian Pengamatan Fisik Auditor harus:

• Hadir saat penghitungan fisik. • Memahami jenis usaha klien

• Menelusuri semua bagian dimana persediaan digudangkan

• Membandingkan persediaan bernilai tinggi ke angka penghitungan tahun sebelumnya dan berkas induk persediaan perpetual.

(18)

10. Audit penetapan harga dan kompilasi

Penetapan harga mencakup semua pengujian atas biaya per unit apakah sudah tepat. Sedangkan kompilasi mencakup seluruh pengujian atas pengikhtisaran penghitungan fisik, perkalian harga dengan kuantitas, penjumlahan ikhtisar persediaan, dan penelusuran saldo ke buku besar.

a. Pengendalian Penetapan Harga dan Kompilasi. • Penggunaan biaya standar

• Penelaahan biaya per unit

• Penelaahan persediaan yang rusak, usang, perputarannya lambat atau salah saji.

• Dokumen dan catatan yang memadai dari penghitungan fisik • Verifikasi intern oleh personel yang cakap dan independen • Kartu persediaan prenumbered.

b. Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi.

Kerangka acuannya adalah daftar persediaan yang didapat dari klien. c. Penilaian Persediaan

Metode penetapan harga harus sesuai dengan GAAP, konsisten dan mempertimbangkan nilai pasar dengan nilai penggantian.

11. Pemaduan pengujian

1. Pengujian atas siklus perolehan dan pembayaran.

2. Saat verifikasi perolehan, biaya pembelian dapat mengalir langsung ke HPP, persediaan akhir bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.

3. Pengujian atas siklus penggajian dan kepegawaian.

4. Saat verifikasi biaya buruh, pencatatan biaya akuntansi untuk upah buruh langsung dan tidak langsung dapat diuji dengan siklus ini.

5. Pengujian atas siklus penjualan dan penerimaan kas.

6. Audit unuk penyimpanan barang jadi, pengiriman HPP standar dilakukan dengan siklus ini.

7. Pengujian atas akuntansi biaya.

8. Dimaksudkan untuk verifikasi pengendalian yang mempengaurhi persediaan tetapi tidak diverifikasi dalam ketig siklus diatas.

9. Persediaan fisik, kompilasi, penetapan harga.

10. Audit ini penting karena kekeliruan pada salah satu menyebabkan salah saji persediaan dan HPP.

AUDIT SIKLUS PRODUKSI DAN SIKLUS PERSONALIA Rangkuman

1. Siklus produksi merupakan rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi yang siap untuk dijual.

2. Siklus produksi mempengaruhi beberapa siklus lainnya, yaitu:

(19)

• Siklus personalia dalam biaya tenaga kerja. • Siklus pendapatan dalam penjualan barang jadi.

Program audit untuk pengujian pengendalian terhadap siklus produksi dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu:

1. Program audit untuk pengujian pengendalian transaksi manufaktur. 2. Program audit untuk pengujian pengendalian aktivitas penghitungan fisik persediaan.

Transaksi manufaktur merupakan transaksi pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Prosedur yang terkait dengan transaksi manufaktur adalah: 1. Order produksi.

2. Permintaan dan pengeluaran barang gudang. 3. Retur barang gudang.

4. Pencatatan biaya tenaga kerja.

5. Pencatatan pembebanan overhead pabrik serta biaya produk selesai.

6. Pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya, biaya pemasaran, dan biaya administrasi dan umum.

7. Fungsi yang terkait dalam transaksi manufaktur adalah: 1. Fungsi penjualan.

2. Fungsi otorisasi produksi. 3. Fungsi produksi.

4. Fungsi perencanaan dan pengawasan produksi. 5. Fungsi gudang.

6. Fungsi akuntansi biaya. 7. Fungsi akuntansi umum.

8. Dokumen yang biasa digunakan dalam transaksi manufaktur adalah: 1. Surat Order Produksi.

2. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang. 3. Kartu jam kerja.

4. Bukti pengembalian barang ke gudang. 5. Bukti Memorial (jurnal voucher).

6. Bukti kas keluar.

7. Laporan produk selesai.

Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian transaksi manufaktur dilaksanakan melalui beberapa tahap berikut ini:

1. Pemahaman terhadap fungsi yang terkait dalam transaksi manufaktur. 2. Pemahaman terhadap dokumen dan catatan yang terkait pada transaksi manufaktur.

3. Penentuan kemungkinan salah saji potensial pada transaksi manufaktur. 4. Penentuan aktivitas pengendalian untuk mendeteksi dan mencegah salah saji potensial pada transaksi manufaktur.

5. Penentuan prosedur audit untuk mendeteksi efektivitas aktivitas pengendalian. 6. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian pada transaksi manufaktur.

(20)

Rangkuman

Perbedaan jenis usaha akan menimbulkan perbedaan karakteristik persediaan. Pada perusahaan dagang, persediaan utamanya adalah persediaan barang dagangan, sedangkan pada perusahaan manufaktur, persediaan yang digunakan adalah persediaan bahan baku, persediaan dalam proses, persediaan suku

cadang, persediaan bahan habis pakai, dan persediaan produk jadi.

Pengujian yang dilakukan oleh auditor berkaitan dengan persediaan adalah: 1. Pengujian pengendalian terhadap aktivitas penghitungan fisik persediaan. 2. Pengujian substantif terhadap saldo persediaan.

Sebelum menyusun program audit untuk pengujian pengendalian terhadap aktivitas penghitungan fisik persediaan, terdapat beberapa hal yang harus dipahami terlebih dahulu yaitu sistem pengendalian intern yang terkait dengan aktivitas tersebut meliputi:

Fungsi yang terkait dengan aktivitas penghitungan fisik persediaan yaitu: 1. Tim penghitungan fisik persediaan.

2. Fungsi akuntansi biaya. 3. Fungsi akuntansi umum.

4. Prosedur yang terkait dengan aktivitas penghitungan fisik persediaan yaitu: 1. Penghitungan fisik.

2. Kompilasi.

3. Penentuan kos persediaan. 4. Adjustment kos persediaan.

5. Dokumen yang terkait dengan aktivitas penghitungan fisik persediaan adalah: 1. Kartu penghitungan fisik.

2. Bukti memorial.

3. Daftar hasil penghitungan fisik.

4. Catatan akuntansi yang digunakan dalam aktivitas penghitungan fisik persediaan adalah:

1. Buku pembantu persediaan. 2. Jurnal umum.

Program audit untuk pengujian pengendalian terhadap aktivitas penghitungan fisik persediaan meliputi:

1. Mempelajari instruksi yang digunakan untuk penghitungan fisik persediaan. 2. Melakukan pengamatan terhadap penghitungan fisik persediaan.

3. Melakukan hitung uji (test count).

4. Melakukan pengujian kompilasi (compilation test). 5. Melakukan pengujian kos (pricing test).

6. Melakukan adjustment test.

Program audit untuk pengujian substantif terhadap saldo persediaan meliputi: 1. Melakukan prosedur audit awal.

2. Melakukan prosedur analitik.

(21)

4. Melakukan pengujian terhadap saldo akun rinci. 5. Melakukan verifikasi penyajian dan pengungkapan. Rangkuman

Siklus personalia meliputi kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kompensasi kepada pimpinan dan pegawai organisasi/perusahaan. Fungsi-fungsi yang terlibat dalam siklus personalia adalah Fungsi-fungsi personalia, Fungsi-fungsi

keuangan, dan fungsi akuntansi yang terdiri dari: 1. Fungsi penerimaan pegawai.

2. Fungsi pencatat waktu.

3. Fungsi pembuat daftar gaji dan upah. 4. Fungsi pembuat bukti kas keluar. 5. Fungsi pembayar gaji dan upah. 6. Fungsi akuntansi biaya.

7. Fungsi akuntansi umum.

Tujuan audit terhadap siklus personalia dikelompokkan menjadi tujuan audit

kelompok transaksi dan tujuan audit saldo akun yang ditentukan berdasarkan atas 5 (lima) asersi laporan keuangan yaitu: keberadaan atau keterjadian,

kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi dan penyajian dan pengungkapan.

Dokumen yang digunakan dalam siklus personalia adalah: 1. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah.

2. Kartu jam hadir. 3. Kartu jam kerja.

4. Daftar gaji dan daftar upah.

5. Rekap daftar gaji dan rekap daftar upah. 6. Surat pernyataan gaji dan upah.

7. Bukti kas keluar.

Catatan yang digunakan dalam siklus personalia adalah: 1. Jurnal umum.

2. Kartu kos produk. 3. Buku pembantu biaya. 4. Kartu penghasilan karyawan.

Program audit untuk pengujian pengendalian terhadap siklus personalia dilakukan dengan mengklasifikasikan prosedur audit menurut asersi yang dituju yang

meliputi: keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, penilaian dan alokasi. Program audit untuk pengujian substantif terhadap berbagai saldo akun yang terkait dengan siklus personalia meliputi:

1. Melakukan prosedur analitik.

2. Melakukan penghitungan kembali utang gaji dan upah. 3. Melakukan verifikasi terhadap kompensasi bagi eksekutif.

(22)

• Seorang direktur penjualan dari sebuah perusahaan produk elektronik tiba-tiba mengundurkan diri dari jabatannya ketika ditanyakan mengenai adanya keanehan dalam data-data penjualan. Setelah dilakukan investigasi, ternyata mantan

direktur tersebut terlibat dalam proses penjualan yang ternyata palsu. Modus pola fraud dilakukan dengan: Kuitansi penjualan atas nama pembeli tertentu dibuat Tagihan palsu dikeluarkan. Barang persediaan dikeluarkan dari gudang

penyimpanan seolah-olah akan dikirimkan ke pembeli (barang tersebut kemudian dijual sendiri oleh direktur keuangan dan uangnya masuk ke kantong pribadi). Penjualan dicatat dalam sistem akuntansi dan beberapa waktu kemudian dihapuskan sebagai ‘inventory return credits’ atau retur penjualan non-persediaan.

Latar Belakang Masalah

Dua sahabat; Suzette Washington (SW) dan Paula Kaye (PK) bekerja pada sebuah toko pakaian bernama Bertolini’s, yang melayani pakaian remaja pria dan wanita. Keduanya masih berstatus sebagai mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di Amerika Tenggara, yang letaknya tidak jauh dari Bertolini’s. Suzette Washington (SW) adalah seorang mahasiwa jurusan akuntansi, sedangkan Paula Kaye (PK) kuliah di jurusan pemasaran. Di Bertolini’s, Suzette Washington (SW) bekerja sebagai karyawan di bagian persediaan, sedangkan Paula Kaye (PK) sebagai karyawan di bagian pemasaran. Dalam perusahaan tersebut, selain bagian personalia, hampir seluruh karyawannya masih berstatus sebagai mahasiwa. Suatu ketika, perusahaan mulai mengalami penyusutan jumlah persediaan pakaian pria pada tiga departemen. Supervisor SW, yang merupakan asisten manajer toko, yakin bahwa ada karyawan bagian penjualan yang telah melakukan pencurian. Dari rumor yang beredar di perusahaan, terdapat dua orang karyawan, yaitu Alex (Al) dan Matt (M), sebagai pelaku pencurian tersebut. Alex dan Matt mencuri beberapa barang setiap minggunya, yaitu berupa polo shirt, dasi sutera, jean, dan terkadang juga beberapa barang mahal seperti sweater rajut dan jaket sport.

Modus pencurian diketahui bahwa Alex menyembunyikan satu atau dua barang di dasar tong sampah di bawah cash register nomor 2. Selanjutnya, Matt, yang setiap malam bertugas membuang sampah ke luar, mengambil barang-barang yang disembunyikan tersebut dan menyimpan di mobilnya. Atas rumor tersebut, Suzette Washington (SW) akan melaporkan ke manajemen perusahaan, namun Paula Kaye (PK) tidak sependapat, dengan alasan hal itu hanya berupa rumor, tidak tahu apakah hal itu benar atau tidak. Apabila dilaporkan ke manajer, akan menimbulkan banyak pertanyaan, dan akan melibatkan polisi. Bahkan pada akhirnya orang akan menemukan siapa yang mengatakan.

Namun demikian, sebulan kemudian, manajemen memperoleh surat kaleng yang menyebutkan adanya dua orang pencuri dalam toko tersebut. Atas hal tersebut, Bertolini’s menyewa detektif untuk menyelidiki masalah tersebut. Setelah

dilakukan penyidikan diketahui bahwa memang pencurian dilakukan oleh Alex dan Matt, dengan total nilai pakaian yang dicuri selama lebih dari empat minggu

adalah sebesar $500.

(23)

a. Bertolini’s merupakan toko pakaian dengan skala besar, dan tentu saja

mempunyai karyawan yang banyak pula. Selain bagian personalia, sebagian besar karyawannya adalah mahasiswa. Dengan demikian, karyawan yang berstatus mahasiwa bukan merupakan karyawan tetap, sehingga memungkinkan kurangnya loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Dimana hal ini dapat terjadi karena mahasiswa yang bekerja di Bertolini’s, tujuan utamanya mencari penghasilan untuk membiayai kuliah. Dengan demikian, rasa memiliki terhadap perusahaan sangatlah kecil, atau bahkan tidak ada. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya keinginan dan keberanian dari karyawan yang mengetahui adanya kecurangan dalam perusahaan untuk mengungkapkannya kepada manajemen perusahaan. b. Sistem pengendalian pada perusahaan masih sangat lemah. Hal ini diketahui dari adanya penyusutan jumlah persediaan barang yang tidak wajar, yang tidak segera diketahui oleh manajemen. Hal ini menunjukkan bahwa pengendalian persediaan barang pada perusahaan serta pengendalian pendapatan masih sangat lemah. Dimana persediaan barang yang berkurang tidak seimbang dengan jumlah barang yang terjual.

c. Pihak manajemen perusahaan kurang tanggap terhadap permasalahan yang ada. Dimana ditunjukkan dengan adanya rumor pencurian oleh karyawan, bahkan sudah diketahui pula modusnya, namun tidak segera ditindaklanjuti oleh pihak manajemen. Namun, setelah mendapat surat kaleng, barulah manajemen mulai bertindak. Sikap kehati-hatian manajemen tersebut mengakibatkan manajemen kurang peka terhadap permasalahan dalam perusahaan.

Landasan Teori

Sistem Pengendalian Internal (SPI)

Adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen dan personil satuan usaha lainnya yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan yaitu keandalan pelaporan keuangan, kesesuaian dengan undang undang dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisiensi operasi

Pengendalian internal atas penjagaan aktiva terhadap perolehan, penggunaan atau pelepasan yang tidak diotorisasi juga penting, dan bisa termasuk

pengendalian yang berkaitan dengan tujuan pelaporan keuangan dan operasi. Keterbatasan SPI Perusahaan :

(24)

Manajemen dan personil melakukan pertimbangan yang kurang matang dalam pengambilan keputusan bisnis atau dalam melakukan tugas rutin karena kekurangan informasi, keterbatasan waktu atau penyebab lainnya

b) Kemacetan

Kemacetan pada pengendalian yang telah berjalan bisa terjadi karena petugas salah mengerti dengan instruksi atau melakukan kesalahan karena kecerobohan, kebingungan atau kelelahan. Perpindahan personil sementara atau tetap atau perubahan sistem atau prosedur bisa juga mengakibatkan kemacetan.

c) Kolusi

Kolusi atau persengkongkolan yang dilakukan oleh seorang pegawai dengan pegawai lainnya atau dgn pelanggan atau pemasok bisa tidak terdeteksi oleh SPI. d) Pelanggaran oleh manajemen

Manajemen bisa melakukan pelanggaran atas kebijakan atau prosedur untuk tujuan tidak sah seperti keuntungan pribadi/membuat laporan keuangan menjadi tampak baik.

e) Biaya dan manfaat

Biaya penyelenggaraan suatu SPI seyogyanya tidak melebihi manfaat yang akan diperoleh dari penerapan pengendalian intern tersebut

Komponen-komponen SPI a) Lingkungan pengendalian

Lingkungan pengendalian mempengaruhi suasana suatu organisasi,

mempengaruhi kesadaran tentang pengendalian kepada orang-orangnya. Ia merupakan landasan bagi komponen-komponen pengendalian lainnya dengan menciptakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa faktor diantaranya integritas dan nilai etika, komitmen terhadap kompetensi, dewan komisaris dan komite audit, falsafah manajemen dan gaya operasi, struktur organisasi, penetapan kewenangan dan tanggungjawab,kebijakan dan praktik di bidang sumberdaya manusia.

b) Perhitungan resiko.

untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis dan pengelolaan resiko suatu perusahaan berkenaan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum

c) Informasi dan komunikasi

Sistem informasi yang berhubungan dengan tujuan pelaporan keuangan yang mencakup sistem akuntansi terdiri dari metoda dan catatan yang digunakan untuk mengidentifikasi, menggabungkan, menganalisis, menggolongkan, mencatat dan melaporkan transaksi perusahaan dan menyelenggarakan petanggungjawaban atas aktiva dan kewajiban yang bersangkutan. Komunikasi menyangkut

pemberian pemahaman yang jelas tentang peran dan tanggungjawab masing-masing individu berkenaan dengan SPI atas pelaporan keuangan.

d) Aktivitas pengendalian

Adalah kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dijalankan. Kebijakan dan prosedur tersebut membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan telah dijalankan untuk mencatat

(25)

tujuan perusahaan. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan pada berbagai jenjang organisasi dan fungsi.

e) Pemonitoran

Adalah suatu proses penilaian kualitas kinerja SPI sepanjang masa. Hal ini menyangkut penilaian tentang rancangan rancangan dan pelaksanaan operasi pengendalian oleh orang yang tepat untuk setiap periode waktu tertentu, untuk menentukan bahwa SPI telah berjalan sesuai dengan yang dikehendaki dan bahwa modifikasi yang diperlukan karena adanya perubahan kondisi telah dilakukan. Faktor yang harus dipertimbangkan dalam memutuskan bagaimana menerapkan masing-masing komponen SPI dalam perusahaan kecil dan menengah :

Besarnya satuan usaha •

Karakteristik oganisasi dan kepemilikan • Sifat kegiatan usaha •

Keanekaragaman dan kompleksitas operasi • Metode pengolahan data •

Persyaratan perundang-undangan yang telah harus dipatuhi • Pengendalian Persediaan

Komponen aktivitas pengendalian dalam pengendalian internal terdiri atas empat kategori aktivitas yaitu :

a) Pemisahan tugas, pengendalian tugas, pengendalian umum dan pengendalian aplikasi

b) Pengendalian pemrosesan informasi yang mencakup otorisasi yang tepat c) Pengendalian fisik

d) Penelaahan kinerja dan akuntabilitas Fungsi- fungsi dan pengendalian terkait : a) Memulai produksi

Merencanakan dan mengenalikan produksi • Mengeluarkan bahan baku •

b) Memindahkan barang

Memroses barang dalam produksi •

Memindahkan pekerjaan yang sudah selesai ke barang jadi • Melindungi persediaan •

c) Mencatat transaksi pabrikasi dan persediaan

Menentukan dan mencatat biaya pabrikasi • Menjaga kebenaran saldo-saldo persediaan •

Kode Etik atau Etika Profesional Etika umum

(26)

Etika umum (general ethics) berusaha menangani pertanyaan semacam itu

dengan mencoba mendefinisikan apa yang dimaksud dengan baik bagi seseorang atau masyarakat dan mencoba menetapkan sifat dari kewajiban atau tugas yang harus dilakukan oleh seseorang bagi dirinya sendiri dan sesamanya. Ada dua kelompok aliran yaitu aliran etika absolute (ethical absolute) yang mengatakan bahwa terdapat suatu standar universal yang tidak berubah selama lamanya dan berlaku bagi semua orang. Kelompok aliran yang lain disebut aliran ethical

elativist atau kelompok aliran etika relatif yang mengatakan bahwa pertimbangan etika manusia ditentukan oleh perubahan kebiasaan dan tradisi dalam masyarakat dimana mereka hidup. Ada enam langkah dalam kerangka kerja :

Mendapatkan fakta yang relevan untuk pengambilan keputusan • Mendefisikan masalah etika dari fakta tersebut •

Menentukan siapa saja yang dapat dipengaruhi oleh keputusan • tersebut dan bagaimana masing-masing dipengaruhi

Mengidentifikasi alternatif pengambil keputusan • Mengidentifikasi konsekuensi setiap alternatif • Membuat pilihan yang beretika •

Etika profesional

Etika profesional harus lebih dari sekedar prinsip-pinsip moral. Etika ini meliputi standar perilaku bagi seorang profesional yang dirancang untuk tujun praktis dan idelistik. Proyek visi CPA telah mengidentifikasi lima nilai inti yang dikaitkan dengan profesi CPA :

• Pendidikan berkelanjutan dan pembelajaran seumur hidup • Kompetensi

• Integritas

• Selaras dengan isu isu bisnis yang luas • Objektivitas

Komposisi kode etik

Kode perilaku profesional AICPA yang telah direvisi dan diterima oleh sidang keanggotaan tahun 1988 terdiri dari 2 seksi sebagai berikut :

o Prinsip-prinsip menyatakan ajaran dasar perilaku etik dan memberikan kerangka kerja bagi peraturan-peraturan

o Peraturan Perilaku yang menetapkan standar minimum perilaku yang dapat diterima dalam pelaksanaan pelayanan profesional.

Sebagai tambahan atas kedua seksi dari kedua kode tersebut maka komite eksekutif divisi etika profesional mengeluarkan pengumuman sebagai berikut : o Interpretasi peraturan perilaku yang menyediakan pedoman tentang lingkup dan penerapan peraturan spesifik.

o Ketetapan etika yang menunjukan penerapan peraturan perilaku dan interpretasi pada kondisi nyata tertentu.

Para anggota yang menyimpang dari interpretasi atau ketetapan etika harus memberikan penjelasan dan alasan penyimpangan tersebut pada rapat dengar

(27)

pendapat disiplin. Prinsip – Prinsip : Tanggung jawab

Dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai profesional, para anggota harus mewujudkan kepekaan profesional dan pertimbangan moral dalam semua

aktivitas mereka Kepentingan publik

Para CPA harus menerima kewajiban untuk melakukan tindakan yang mendahulukan kepentingan publik, menghargai kepercayaan publik dan menunjukkan komitmen pada profesionalisme

Integritas

Untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan masyarakat, para CPA harus melaksanakan semua tanggungjawab profesional dengan integritas tertentu Objektivitas dan independensi

Seorang CPA harus mempertahankan objektivitas dan bebas dari pertentangan kepentingan dalam melakukan tanggungjawab profesional. Seorang CPA yang berpraktik sebagai akuntan publik harus bersikap independen dalam kenyataan dan penampilan pada waktu melaksanakan audit atau jasa atestasi lainnya Kecermatan dan keseksamaan

Seorang CPA harus mengamati standar teknis dan etika profesi terus

meningkatkan kompetensi serta mutu jasa dan melaksanakan tanggungjawab profesional dengan kemampuan terbaik

Lingkup dan sifat jasa

Seorang CPA yang berpraktik sebagai akuntan publik, harus mematuhi prinsip-prinsip kode perilaku profesional dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang diberikan

Peraturan Perilaku

Peraturan 101 – Independensi ¬

Seorang CPA yang berpraktik publik harus bersikap independen dalam

melaksanakan jasa profesional sebagaimana disyaratkan oleh standar resmi yang di umumkan oleh badan yang ditunjuk oleh dewan

Peraturan 102 – Integritas dan Objektivitas ¬

Dalam pelaksanaan setiap jasa profesional, seorang CPA harus menjaga

objektivitas, integritas dan harus bebas dari pertentangan kepentingan dan tidak diperbolehkan menyajikan fakta atau mensubordinasi pertimbangannya kepada pihak lain.

Peraturan 201 – Standar Umum ¬

Setiap anggota harus memenuhi standar berikut dan setiap interpetasi dari badan-badan yang ditunjuk oleh dewan.

a) Kompetensi profesional.

Hanya melaksanakan jasa profesional yang diyakininya dapat diselesaikan oleh anggota atau KAP dengan kompetensi profesional

(28)

Mempergunakan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama dalam melaksanakan setiap jasa profesional

c) Perencanaan dan supervisi

Merencanakan dengan cermat dan mengawasi jalannya pelaksanaan jasa profesional

d) Data relevan yang mencukupi

Memperoleh data relevan yang mencukupi agar mendapatkan dasar yang layak untuk membuat kesimpulan atau memberi rekomendasi yang berkaitan dengan setiap jasa pofesional yang dilaksanakan.

Peraturan 202 – Kepatuhan terhadap standar ¬

Seorang CPA yang melaksanakan auditing, review, kompilasi, konsultan

manajemen perpajakan atau jasa profesional lainnya harus mematuhi standar dan setiap interpretasi yang diterbitkan oleh badan yang ditunjuk oleh dewan

Peraturan 203 – Prinsip prinsip akuntansi ¬

Seorang CPA tidak dibenarkan untuk menyatakan pendapat atau menyatakan bahwa laporan keuangan atau data keuangan lain dari setiap entitas yang diauditnya disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau menyatakan bahwa ia tidak mengetahui setiap modifikasi material yang telah dilakukan pada laporan atau data tersebut mengandung penyimpangan dari prinsip akuntansi yang telah ditetapkan oleh badan berwenang yang ditunjuk oleh dewan untuk menyusun prinsip yang mempunyai dampak material terhadap keseluruhan laporan atau data.

Peraturan 301 – Informasi rahasia klien ¬

Setiap anggota yang melakukan praktik tidak diperkenankan untuk

mengungkapkan semua informasi rahasia klien tanpa izin khusus dari klien. Peraturan ini tidak boleh diartikan sebagai :

a) Membebaskan seorang anggota dari kewajiban profesionalnya sesuai peraturan 202 dan 203

b) Untuk mempengaruhi dengan cara apapun kewajiban anggota untuk mematuhi permintaan atau panggilan pengadilan yang sah dan berlaku atau melarang anggota mematuhi ketentuan dan peraturan pemeintah yang berlaku

c) Untuk menghalangi review atas praktik profesional anggota menurut wewenang AICPA atau masyarakat CPA negara bagian atau dewan akuntansi

d) Menghindarkan seorang anggota dari pernyataan keberatan atau kewajiban untuk menjawab permintaan keterangan yang diajukan divisi etika profesional atau badan pengadilan institut atau badan inestigasi dan disiplin dari masyarakat CPA negara bagian atau dewan akuntansi.

Peraturan 302 – Honor Kontinjen ¬

Setiap anggota yang melakukan praktik publik tidak diperkenankan untuk : a) Melaksanakan jasa profesionalnya dengan menerima honor kontinjen atau imbalan semacam itu dari klien yang CPA atau KAP yang juga melaksanakan suatu

(29)

audit atau review atas laporan keuangan, suatu kompilasi lapoan keuangan

dimana anggota mengharapkan atau mungkin mengharapkan adanya pihak ketiga yang akan menggunakan laporan keuangan dan laporan kompilasi yang tidak mengungkapkan kurangnya independensi

b) Membuat dasar pemberitahuan pajak penghasilan perdana atau yang telah diperbaiki atau klaim atas pengembalian pajak untuk honor kontinjen

Peraturan 501 – Tindakan yang mendiskreditkan ¬

Seorang CPA tidak boleh melakukan suatu perbuatan yang mendiskreditkan profesi yaitu tindakan yang dilakukan anggota yang dapat merusak atau

mengganggu reputasi dan integritas profesi. Dalam interpretasi yang tergolong tindakan tercela yaitu :

a) Menahan catatan klien serta kertas kerja auditor seperti catatan tentang ayat-ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan untuk melengkapi catatan klien

b) Diskiminasi dalam pekerjaan

c) Kegagalan dalam memenuhi standar dan prosedur lainnya atau persyaratan lainnya dalam audit pemerintahan

d) Kelalaian dalam penyusunan laporan keuangan

e) Kegagalan dalam memenuhi persyaratan badan pemerintahan, komisi atau lembaga pengatur dalam melaksanakan jasa atestasi

f) Permohonan atau pengungkapan petanyaan pemeriksaan CPA berikut jawabannya.

Peraturan 502 – Periklanan dan bentuk solisitasi lainnya ¬

Setiap anggota yang melakukan praktik publik tidak diperkenankan untuk mendapatkan klien dengan cara memasang iklan atau bentuk solisitasi lainnya dalam segala hal yang salah, menyesatkan atau menipu. Solisitasi dengan cara memaksa yang melampaui batas atau melecehkan dilarang.

Peraturan 503 – Komisi dan honor referal ¬ a) Larangan komisi

Seorang CPA yang melakukan praktik publik tidak diperkenankan memberikan rekomendasi atau referensi produk atau jasa pihak lain kepada klien demi mendapatkan komisi atau mendapatkan komisi atau memberikan rekomendasi atau referensi produk atau jasa yang disediakan oleh klienuntuk mendapatkan komisi atau menerima komisi ketika CPA atau KAP melaksanakan jasa lainnya. b) Pengungkapan komisi yang diperkenankan

Seorang CPA dalam praktik audit yang tergolong tidak dilarang oleh peraturan ini untuk melaksanakan jasa dengan imbalan komisi atau menerima komisi atau yang dibayar atau mengharapkan untuk dibayar dengan komisi harus mengungkapkan fakta ini kepada setiap orang atau entitas kepada siapa CPA merekomendasikan atau merupakan produk atau jasa yang berkaitan dengan komisi tersebut

c) Honor referal

Seorang CPA yang menerima hono referal karena merekomendasikan atau

merujuk jasa CPA apapun kepada setiap orang atau entitas atau yang membayar honor referal untuk mendapatkan klien harus mengungkapkan hal tesebut kepada klien

Peraturan 505 – Bentuk organisasi dan nama ¬

Seorang CPA dapat membuka praktik KAP hanya dalam bentuk organisasi yang diizinkan oleh hukum dan peraturan negara bagian yang cirinya sesuai dengan

(30)

ketentuan dari resolusi dewan. Seorang CPA tidak diperkenankan membuka praktik KAP dengan nama yang dapat menyesatkan. Nama dari satu atau lebih pemilik yang lama dapat dicantumkan dalam nama kantor oganisasi penerus. Sebuah kantor tidak dapat menyebut dirinya sendiri sebagai “anggota american institute of certified public accountants”. Kecuali semua partner atau pemiliknya adalah anggota dari lembaga tersebut

Pembahasan

(Jawaban atas pertanyaan dalam kasus tersebut)

a. Bila berada dalam situasi seperti yang dialami oleh Suzette Washington (SW) , maka hal yang akan dilakukan adalah segera melaporkan kepada manajemen dan supervisor yang bertindak sebagai asisten manajer toko. Karena pencurian

terhadap persediaan yang terjadi adalah material jumlahnya. Semakin cepat pencurian tersebut diketahui, akan semakin cepat pula pengendalian internal diperbaiki dan aktiva perusahaan diamankan. Jika hal tersebut dibiarkan dan tidak dilaporkan maka lama kelamaan akan dapat menyebabkan kerugian.

b. Sangat tepat apabila Suzette Washington (SW) segera melaporkan pencurian tersebut kepada manajer toko. Hal itu bukan merupakan hal yang tidak etis, namun merupakan tindakan dalam rangka menjaga etika profesional seorang pegawai terhadap perusahaan dimana ia bekerja selain itu agar going concern perusahaan tetap terjaga. Hendaknya karyawan loyal terhadap perusahaan atau tempat dimana dia bekerja. Dalam etika profesional terdapat prinsip-pinsip yaitu tanggung jawab, kepentingan publik, integritas, objektivitas dan independensi, kecermatan dan keseksamaan, lingkup dan sifat jasa.

c. Bagian Accounting mempunyai tanggung jawab besar karena berhubungan dengan keuangan dimana dia bertugas untuk mencatat, mengidentifikasi sampai dengan melaporkannya. Oleh karena itu hendaknya haruslah orang yang jujur dan bertanggungjawab agar tidak melanggar etika atau terjadi manipulasi terhadap laporan keuangan perusahaan sehingga kredibilitas perusahaan dapat tetap terjaga. Dalam sebuah perusahaan accounting akan menyusun neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan modal dan arus kas. Dimana nantinya laporan keuangan tersebut akan dipublikasikan dan digunakan oleh pengguna laporan

(31)

keuangan yaitu manajemen, karyawan, bank, kreditur, investor, pemerintah dll.

d. Bertolini mempunyai pengendalian intern yg kurang baik. Seharusnya : Ada pencatatan terhadap keluar masuknya persediaan •

Penyimpanan persediaan dan penggunaan gudang atau ruang yang • terkunci dengan akses yang terbatas pada orang-orang yang diberi otorisasi saja merupakan hal yang penting dalam melindungi aktiva dan untuk meminimalkan terjadinya pencurian.

Seharusnya dilakukan perhitungan persediaan dan pengecekan • jumlah barang di setiap hari atau setiap minggu (secara periodik) yang

independen, pembandingannya dengan catatan tentang jumlah dan kepemilikan. Hal itu dilakukan agar jika terjadi ketidaksesuaian antara kuantitas pesediaan yang tercatat dengan kuantitas yang ada ditangan (terjadi kehilangan inventori) dapat terdeteksi sedini mungkin.

Komputer mengecek kesesuaian antara catatan tambahan dan • akun-akun pengendali karena nilai yang tercatat persediaan dalam buku besar

pembantu atau file induk mungkin tidak sesuai dengan akun-akun pengendali (untuk menjaga kebenaran saldo persediaan)

Di adakannya Inspeksi kondisi persediaan secara periodik, • laporan aktivitas persediaan periodik untuk menelaah kinerja manajemen. Hal ini

dilakukan untuk menghindari pencatatan persediaan dengan jumlah yang melebihi nilai pasar

Tingkat manajemen yang berwenang memantau tingkat produksi, • biaya produksi dan kewajaran tingkat persediaan dibandingkan dengan volume penjualan. Hal ini perlu dilakukan karena manajemen mungkin tidak

bertanggungjawab atas sumberdaya persediaan sehingga menimbulkan berbagai salah saji dalam laporan keuangan

Proteksi terhadap barang dalam proses dapat dilakukan dengan • mengawasi daerah produksi oleh penyelia dan petugas keamanan perusahaan, pemberian label pada barang dan penggunaan tiket perpindahan bernomor urut untuk mengendalikan perpindahan barang dalam proses di sekitar perusahaan. •

PERSEDIAAN

Posted on Januari 2, 2008 by Achun

Persediaan adalah barang yang dimiliki untuk dijual atau untuk diproses

selanjutnya dijual. Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa tidak memiliki persediaan, perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang sedang perusahaan industri memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi (siap

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan dari Rancangan Tata Ruang Wilayah Kota Pangkalan Kerinci harus dilakukan pembenahan lagi karena dapat kita lihat masih kurangnya ketersediaan air bersih

3117.001 Informasi Deteksi Aksi Strategi Keamanan dan Ketertiban Bidang Keamanan Negara 12,00 Jumlah Laporan 640.211.000. Kegiatan

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat identifikasi resiko yang sama dari ketiga negara berkembang tersebut yaitu pada teknikal proyek dan desain, politik dan

Gambaran ini sesuai sekali dengan kenyataan bahwa Airlangga yang selanjutnya berhasil menegakkan kembali kerajaan Kahuripan setelah wafatnya raja Dharmawangsa atas serangan

Berdasarkan hasil tersebut di atas dapat diketahui bahwa dengan perlakuan penyarungan pada buah kakao, larva PBK tidak dapat masuk atau menempel pada kulit buah, hal ini

Software that is stored on the master boot record of a bootable storage disk; can load one or more operating systems by reading file system information or through a pointer to a

Pertolongan pertama jika terkena mata segeralah mencuci mata dengan air mengalir kurang lebih 15 menit, apabila terkena kulit segeralah basuh dengan sabun dan air kurang

Bukti empiris yang didapatkan dari analisis-meta ini, sekalipun mendukung hipotesis yang ada namun pengaruhnya lemah, sehingga tidak cukup kuat ( robust ) untuk menyatakan