• Tidak ada hasil yang ditemukan

AUDIT SIKLUS PRODUKSI PERSEDIAAN

N/A
N/A
vita komalasari

Academic year: 2024

Membagikan "AUDIT SIKLUS PRODUKSI PERSEDIAAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

AUDIT SIKLUS PRODUKSI PERSEDIAAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Auditing 2 Dosen Pengampu: Makmuri Ahdi, M.Ak

Disusun oleh Kelompok 4:

1. Neng Sifa Ridwanah (2008205090) 2. Hanisatun Nabilah (2008205100) 3. Kamiliyana Tufahati (2008205104)

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON

2023

(2)

Hasil dan Pembahasan Pengauditan siklus produksi; persediaan

Sifat Siklus Produksi Persediaan

Siklus produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk. Tujuan

dari siklus produksi adalah mengotorisasi semua produksi dan perolehan aktiva tetap dengan baik, menjaga persediaan barang dalam proses dan aktiva

tetap,mencatat siklus produksi yang valid dan sah,mencatat siklus produksi secara

akurat dan melakukan setiap aktivitas siklus produksi secara efisien dan efektif(Handoyo, 2019). siklus ini secara garis besar mencakup berbagai fungsi dan kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan konversi bahan baku ke barang jadi. Fungsi dan kegiatan tersebut meliputi a). perencanaan produksi

b) pengendalian jenis dan jumlah produk c) pengendalian tingkat persediaan

d) berbagai transaksi maupun kejadian yang berhubungan dengan proses produksi seperti pembebanan biaya ke harga pokok produksi.

Transaksi siklus ini disebut juga transaksi pemanufakturan. siklus ini berkaitan dengan siklus pengeluaran,jasa ketenagakerjaan dan pendapatan. siklus produksi

menggunakan bahan baku, bahan pembantu, bahan habis pakai, dan suku cadang yang dibeli dari pemasok melalui siklus pengeluaran. siklus jasa Ketenagakerjaan antara lain meliputi transaksi gaji dan upah yang merupakan biaya tenaga kerja langsung. Biaya tenaga kerja langsung ini dibebankan sebagai harga pokok produksi dan akan menambah nilai persediaan.

siklus produksi akan menghasilkan barang jadi yang akan dijual kepada konsumen melalui siklus pendapatan.

Persediaan

siklus produksi sangat berkaitan erat dengan persediaan. produksi dimulai dengan perencanaan produksi, berdasar perencanaan produksi, perusahaan menaksir kebutuhan persediaan bahan baku dan pembantu. setelah itu, produksi dilakukan dengan menggunakan berbagai bahan baku dan pembantu tersebut. bila produksi dijalankan terjadi pengurangan

(3)

persediaan bahan baku dan bahan pembantu. proses produksi menyebabkan adanya jenis persediaan baru, yaitu persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi.

Persediaan sangat kompleks dan merupakan bagian yang menyita banyak waktu auditor alasan yang mendukung hal ini, antara lain:

a). sebagian perusahaan persediaan merupakan item utama dalam neraca.

b) persediaan pada umumnya juga merupakan item utama yang mempengaruhi rekening-rekening yang membentuk laporan laba rugi.

c). berbagai jenis persediaan yang akan mengakibatkan auditor sering asing dengan persediaan tersebut, misalnya Permata, emas, bahan kimia. Hal ini menimbulkan problem observasi dan penilaian persediaan.

d) persediaan kandang terletak pada berbagai tempat atau lokasi yang berjauhan Hal ini menimbulkan problem pengendalian fisik dan perhitungan.

Problem lain yang potensial adalah pengalokasian biaya manufakturan ke persediaan. di samping itu ada beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima sesuai standar akuntansi keuangan. Perusahaan klien kadang-kadang menggunakan metode yang berbeda atas jenis persediaan yang berbeda.

1. Rekening-rekening yang terkait dengan siklus produksi dan persediaan antara lain sebagai berikut:

 persediaan bahan baku

 persediaan bahan pembantu

 persediaan barang dalam proses

 persediaan barang jadi

 biaya tenaga kerja langsung biaya

 overhead pabrik

 biaya reparasi dan perbaikan

 biaya bahan bakar atau listrik

 harga pokok produksi

 harga pokok penjualan

 utang dagang

 biaya dibayar di muka

(4)

 biaya depresiasi mesin dan peralatan pabrik

 biaya deplesi persediaan

 akumulasi depresiasi mesin dan peralatan pabrik

 akumulasi deplesi persediaan

Tujuan audit siklus produksi-persediaan

Tujuan audit siklus produksi adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing-masing asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo siklus produksi. tujuan audit ditentukan berdasar atas kelima kategori asersi laporan keuangan yang dinyatakan oleh manajemen.

a. Asersi keberadaan atau keterjadian

Berkaitan dengan asersi keberadaan atau kejadian, auditor menekankan pada Apakah harga pokok produksi tercatat menggambarkan berbagai biaya produksi yang benar- benar terjadi selama periode yang bersangkutan. Disamping itu, auditor juga perlu memastikan apakah saldo persediaan tercatat benar-benar eksis pada tanggal neraca.

b. Aserai kelengkapan

Asersi ini menekankan pada apakah seluruh biaya produksi yang terjadi dalam suatu periode telah dicatat dan disajikan dalam laporan laba rugi sebagai harga pokok produksi.

Auditor juga perlu memastikan apakah seluruh persediaan yang dimiliki perusahaan sudah tercatat dan diungkapkan dalam neraca. Persediaan tidak hanya meliputi yang ada di tangan perusahaan saja, tetapi juga yang dimiliki perusahaan yang masih dalam perjalanan dari pemasok, dan persediaan yang ada di lokasi luar perusahaan seperti distributor penjualan.

c. Asersi Hak dan kewajiban

Auditor berkaitan dengan asesi ini, berusaha memastikan apakah perusahaan hak kepemilikan yang sah atas persediaan baik yang ada di dalam perusahaan maupun yang ada di pihak ketiga. persediaan tidak mencakup unsur yang telah ditagihkan kepada pelanggan atau dimiliki oleh pihak lain.

d. Asersi penilaian dan pengalokasian

Berkaitan dengan asesi penilaian, auditor akan berusaha memperoleh bukti apakah saldo harga pokok produksi, berbagai biaya produksi. Dan persediaan telah disajikan dalam laporan keuangan pada jumlah yang tepat. Auditor akan memastikan Apakah

(5)

saldo tersebut diperoleh melalui penilaian Sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. Berikut tujuan resensi penilaian atau pengalokasian:

 persediaan dinyatakan secara semestinya pada harga pokoknya kecuali apabila harga pasarnya lebih rendah.

 unsur persediaan yang lambat perputarannya, berlebihan, rusak,yang dimasukkan ke dalam persediaan telah diidentifikasikan.

 Apabila terjadi penurunan nilai persediaan, nilai persediaan harus dikurangi ke harga pokok pengganti atau nilai bersih yang dapat direalisasikan

e. Asesi Pelaporan dan Pengungkapan

Adapun mengenai rincian tujuan audit asersi pelaporan dan pengungkapan antara lain sebagai berikut:

a. persediaan di digolongkan sebagai semestinya dalam neraca sebagai aktiva lancar.

b. Berbagai biaya produksi telah dikelompokkan ke dalam laporan keuangan c. Adanya pengungkapan dasar atau metode penilaian persediaan yang

memadai dan konsisten

d. Persediaan yang digadaikan atau diungkapkan perusahaan lain telah diungkapkan secara memadai.

Materialitas

Transaksi transaksi dalam siklus produksi dan persediaan ini sering sekali sangat material bagi perusahaan manufaktur. Banyak rekening individual yang berkaitan dengan siklus produksi yang material seperti biaya tenaga kerja langsung, bahan bakar, atau listrik pabrikasi,reparasi dan perbaikan, perlengkapan kerja, dan biaya overhead pabrik lain.

Risiko Bawaan-Persediaan

Secara spesifik faktor-faktor yang membuat tingginya resiko bawaan siklus produksi persediaan yaitu

a) Volume pembelian, produksi dan transaksi penjualan sangat tinggi sehingga meningkatkan kemungkinan kesalahan

b) Selalu muncul permasalahan berkaitan dengan identifikasi dan pengukuran biaya- biaya persediaan seperti bahan pembantu, tenaga kerja, overhead pabrik, biaya

(6)

bersama, disposisi variance biaya, akuntansi untuk barang rusak, dan isu-isu akuntansi biaya.

c) Berbagai jenis persediaan sering menuntut pengguna prosedur khusus untuk menentukan kuantitas persediaan.

d) Lokasi penempatan persediaan belum tentu di satu tempat. Perbedaan lokasi ini memperumit pengendalian fisik persediaan terhadap pencurian, kerusakan, dan perlakuan barang yang ada dalam transit antara dua lokasi

e) Diversitas persediaan membuat masalah untuk penentuan kualitas dan harga pasarnya f) Persediaan terpengaruh juga oleh kondisi perekonomian umum terutama berkaitan

dengan tren yang mempengaruhi laku tidaknya barang sehingga memerlukan pertimbangan khusus dalam penentuan harga.

Strategi Audit-Persediaan

Adalah prosedur yang murah dari segi biaya dan dapat membuat auditor waspada terhadap potensi terjadinya salah saji. Jika laporan keuangan yang disajikan untuk memperhatikan kecenderungan naiknya margin laba yang disertai dengan naiknya jumlah hari perputaran persediaan, maka persediaan mungkun telah ditetapkan terlalu tinggi. Jika persediaan bersifat material bagi audit laporan keuangan, maka auditor tidak boleh menganggap bahwa prosedur analisis merupakan pengganti untuk pengujian rincian lainnya, tetapi prosedur ini bisa sangat efektif dalam memuaskan perhatian audit dimana salah saji mungkin terjadi.

Pertimbangan struktur pengendalian

Akuntansi harus memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern yang meliputi 1) Lingkungan pengendalian

Meliputi beberapa faktor lingkungan pengendalian, yaitu :

a) Pertanggungjawaban urusan produksi ada pada direktur operasional, pemanufakturan atau direktur produksi.

b) Metode pengendalian manajemen termasuk penggunaan biaya standar dan anggaran serta perhitungan varians.

c) Adanya internal auditor.

d) Praktik dan kebijakan ketenagakerjaan, meliputi pemilihan tenaga kerja pabrik(produksi) yang memenuhi kualifikasi tertentu.

2) Penaksiran resiko

(7)

Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang proses penaksiran resiko entitas untuk memahami bagaimana manajemen mempertimbangkan resiko yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan dan memutuskan tentang tindakan yang ditunjukan ke resiko tersebut.

3) Informasi dan komunikasi (sistem akuntansi)

Sistem Informasi Akuntansi produksi perusahaan manufaktur termasuk pengendalian atasrekening dan dokumentasi pendukung untuk bahan baku,barang dalam proses dan persediaan barang jadi, Sistem informasi akuntansi siklus produksi-persediaan suatu perusahaan harus dapat menyediakan adanya jejak audit yang lengkap atas setiap transaksi.

4) Pemantauan

Mencakup umpan balik dari para konsumen misalnya informasi mengenai kualitas dan ketepatan waktu pengiriman dan penilain terjadap efektifitas pengendalian biaya, ketelitian data biaya,serta pengawasan fisik terhadap persediaan.

5) Aktivitas Pengendalian

Digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan : a) Review tenaga kerja

Aktivitas pengendalian ini mencakup review atas kinerja sesungguhnya dari transaksi yang berkaitan dengan sistem produk dibandingkan dengan anggaran atau perkiraan produksi sebelumnya.

b) Pengolahan Informasi

Dua pengelompokan untuk aktivitas pengendalian jenisoengensalian

pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum ini terkait dengan pengendalian atas operasional dari sistem produksi, pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi, Sedangkan pengendalian aplikasi berlalu untuk pengolahan aplikasi secara individual untuk masing-masing transaksi tersebut.

c) Pengendalian Fisik

Aktivitas ini mencakup kemanana fisik aktiva yang diolah termasuk penjagaan memadai seperti fasilitas yang terlindung dari akses yang tidak dikehendaki.

d) Pemisahan Tugas

Pembebanan tanggung jawab ke orang yang berbeda untuk memberikan otorisasi sistem produksi, pencatatan transaksi dalam sistem produksi

(8)

menyelenggarakan penyimpanan aktiva yang diproduksi dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan atau kesempatan orang untuk berbuat curang.

Dokumentasi dan Catatan yang digunakan :

1. Production order : Formulir yang menunjukkan kuantitas dan jenis barang yang akan dibuat

2. Material requirement report : Berisi daftar bahan baku dan komponen yang diperlukan untuk memenuhi perintah produksi

3. Material issue slip : Otorisasi tertulis dari departemen produksi kepada gudang penyimpanan untuk mengeluarkan bahan untuk digunakan berdasarkan perintah produksi yang sudah disetujui

4. Time ticket : catatan waktu kerja seseorang karyawan atas pekerjaan tertentu 5. Move ticket : Pemberitahuan yang mengotorisasi perpindahan fisik barang dalam proses di antara departemen produksi, dan di antara barang dalam proses serta barang jadi

6. Daily production activity report : Laporan yang memperlihatkan bahan baku dan tenaga kerja yang digunakan selama hari itu

7. Completed production report : Laporan yang menunukkan bahwa pekerjaan atas sebuah perintah produksi sudah diselesaikan

8. Buku pembantu perseriaan (catatan persediaan perpetual) catatan terpisah untuk bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.

Penghimpunan dan pendokumentasian pemahaman

Penghimpunan pemahaman dapat dilakukan dengan cara mengajukan wawancara, observasi, menelaah dokumen dsb. Dokumen pemahanan dapat dilakukan dengan kuesioner, flowchart, atau memo naratif(uraian tertulis).

1) Review Pendahuluan

Tujuannya adalah untuk menentukan apakah pemahaman terhadap struktur pengendalian intern memungkinkan pembatasan pada pengujian substantif 2) Dokumentasi Sistem

Pengendalian persediaan perusahaan dan prosedur akuntasi persediaan perusahaan dapat didokumemtasikan dalam bentuk flowchart, kuesioner dan naratif.

3) Menganalisa Alur Transaksi

(9)

Untuk menguatkan pemahaman atas sistem, auditor dapat melalukan tracing transfer yang material dari bahan kental ke barang dalam proses dan barang jadi dan

menganalisa penjurnalan dan posting biaya, persediaan.

Penetapan Resiko Pengendalian

Penetapan resiko pengendalian merupakan proses pengevaluasian efektifitas kebijakan dan prosedur pengendalian intern dalam mencegah dan mendeteksi salah saji material dalam laporan keuangan. Proses penentuan resiko pengendalian meliputi indetifikasi salah saji potensial, pengendalian yang perlu dan pengujian pengendalian yang mungkin dilakukan.

Salah saji dam pengendalian yang perlu, dikembangkan auditor berdasar

pengetahuannya atas pengolahan transaksi produksi dan persediaan atau checklist standar yang dimiliki kantor publik auditor. Melalui pemahaman struktur pengendalian intern klien, auditor dapat mengetahui apakah pengendalian yang diperlukan telah dirancang dan

dijalankan oleh klien.

Pengujian pengendalian yang dilakukan dapat menghasilkan bukti mengenai efektifitas rancangan dan operasi pengendalian. Bukti tersebut kemudian digunakan untuk menetapkan risiko pengendalian untuk setiap asersi yang signifikan yang terkait dengan transaksi persediaan dan produksi.

Pengujian Pengendalian 1. Sistem catatan perpetual

Pengujian pencatatan peretual di fokuskan pada transfer persediaan ke dan dari bahan

baku,barang dalam proses dan barang jadi. Integritas dan keakuratan sangat penting. Ada dua alasan:

 Satu, ketidakakuratan catatan transfer dapat mendukung biaya prosedur pengendalian yang di gambarkan tidak dapat dilakukan sebagaimana yang direncanakan. Untuk selanjutnya, catatan perusahaan tidak bisa lagi di percaya.

 Kedua, ketidakakuratan catatan memungkinkan pencatatan ganda.

Langkah-langkahnya:

1. Pilih sampel pembelian bahan baku secara random.

(10)

2. Bandingkan kuantitas dan harga per unit dari faktur pemasok dengan catatan perpetual (dilakaukan terkoordinasi dengan pengujian pengendalian siklus pengeluaran).

3. Menelaah setiap perpindahan persediaan dan memeriksa: a. keberadaan permintaan barang yang disetujui, b. ketetapan pembebanan ke barang dalam proses, c. ketetapan pembebanan ke barang jadi.

4. Melacak dokumen pengiriman dan memeriksa kuantitas dan harga per unit.

5. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melalui keempat langkah di atas.

2. Sistem barang dalam proses

Sistem akuntansi biaya berbeda secara signifikan pada masing-masing perusahaan tergantung pada jenis produk dan prosesnya. Akibatnya, pengujian pengendalian juga berbeda-beda.

Dalam penugasan audit, auditor dapat memfokuskan pada akumulasi biaya tenaga kerja dan overhead untuk barang dalam proses.

Langkah-langkahnya:

1. Himpun ringkasan pembebanan ke persediaan barang dalam proses.

2. Menguji pembebanan biaya yang meliputi: a. Rekonsiliasasi jumlah tenaga kerja langsung yang dibebankan dengan laporan pembebanan tenaga kerja setiap departemen dan dengan catatan perpetual, b. rekonsiliasi jumlah biaya overhead pabrik yang dibebankan dengan biaya overhead standar terotorisasi, dan lakukan penghitungan kembali.

3. Menelaah dasar penentuan tarif biaya overhead standar dan tentukan kewajarannya.

4. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpangan yang diperoleh melalui ketiga langkah diatas.

Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik merupakan biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik dapat digolongkan menurut sifatnya, perubahan volume dan kaitan dengan departemen.

Biaya overhead pabrik dapat digolongkan dengan tiga cara penggolongan:

(11)

1.Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya

Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa golongan berikut ini:

 Biaya Bahan Penolong

 Biaya Reparasi dan Pemeliharaan

 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

 Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap

 Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu

 Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai 2.Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya

Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Dilihat dari perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan: biaya overhead pabrik tetap, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik semivariabel.

3. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen

Apabila selain memiliki departemen produksi perusahaan juga mempunyai departemendepartemen pembantu seperti misalnya departemen pembangkit tenaga listrik, departemen dan perawatan bengkel, maka biaya overhead pabrik meliputi juga semua jenis biaya yang terjadi di departemen-departemen pembantu ini, yang meliputi biaya tenaga kerja, depresiasi, reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap, asuransi yang terjadi di departemen pembantu tersebut.

Penentuan tarif biaya overhead pabrik dilaksanakan melalui tiga tahap berikut ini:

1. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik

Menyusun anggaran biaya overhead pabrik. Dalam menyusun anggaran biaya overhead pabrik harus diperhatikan tingkat kegiatan atau kapasitas yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran biaya overhead pabrik. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran biaya overhead pabrik yaitu : kapasitas praktis, kapasitas normal, dan kapasitas sesungguhnya yang diharapkan.

2. Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk

(12)

Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk. Setelah anggaran biaya overhead pabrik disusun, langkah selanjutnya adalah memilih dasar yang akan dipakai untuk membebankan secara adil biaya overhead pabrik kepada produk.

3. Menghitung tarif biaya overhead pabrik

Menghitung tarif biaya overhead pabrik. Setelah tingkat kapasitas yang akan dicapai dalam periode anggaran ditentukan, dan anggaran biaya overhead pabrik telah disusun, serta dasar pembebanannya telah dipilih dan diperkirakan, maka langkah terakhir adalah menghitung tarif biaya Overhead pabrik.

Penetapan Risiko Deteksi

Penentuan jenis prosedur, luas pengujian, dan penentuan waktu pelaksanaan sangat tergantung pada besar-kecilnya risiko deteksi. Penetapan besarnya risiko deteksi ini dipengaruhi oleh risiko bawaan dan risiko pengendalian berbagai transaksi yang mempengaruhi saldo persediaan, serta tingkat resiko audit yang dapat diterima.

Perhatian utama diberikan pada faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji dalam asersi keberadaan atau ketersediaan, dan penilaian atau pengalokasian. Auditor perlu lebih mengintensifikan dan mengekstensifkan pengujiannya pada kedua asersi ini. Penentuan resiko pengendalian yang relevan didasarkan pada kertas transaksi yang mempengaruhi rekening persediaan sebagaimana tercantum pada tabel berikut ini :

(13)

Sebagai contoh: dalam menaksir risiko pengendalian untuk keberadaan dan keterjadiaan untuk persediaan, auditor hendaknya mempertimbangkan penentuan risiko pengendalian terhadap asersi keberadaan dan keterjadiaanya berkaitan dengan transaksi pembelian yang meningkatkan saldo persediaan dan asersi kelengkapan berkaitan dengan transaksi penjualan yang menurunkan saldo persediaan.

Karena kombinasi risiko bawaan dengan risiko pengendaliaan dalam risiko persediaan adalah tingkat untuk asersi keberadaan dan keterjadiaan dan penilaian atau alokasi, tingkat risiko deteksi yang diterima harus rendah. Keputusan ini akan mempengaruhi pertimbaangan pengujian subtantif yang akan dilakuakan.

FOB Shipping Point

FOB (free on board) shipping point atau toko gudang (penjual) memiliki arti bahwa segala biaya dan resiko yang ditanggung mulai dari gudang penjual ke gudang pembeli akan menjadi tanggung jawab pihak pembeli.adapun syarat syaratnya:

1. Beban angkut atau ongkir ditanggung oleh pembeli 2. Barang merupakan tanggung jawab dari pembeli

3. Barang sudah menjadi milik pembeli ketika barang tersebut dikirim 4. Transaksi dicatat ketika barang telat dikirim

secara terselubung sebenarnya dengan sistem ini, pihak penjual tidak

bertanggungjawab jika misalnya terjadi kerusakan atau kehilangan saat barang dikirimkan ke pembeli. Contohnya: dimana barang akan menjadi milik pembeli ketika dinaikkan ke kapal di Pelabuhan pengiriman atau arti kata lain persediaan telah keluar dari gudang penjual.

Sehingga biaya yang terkait seperti biaya angkut dan resiko lainnya akan ditanggung jawab oleh penjual

FOB Destination

FOB destination point adalah sistem yang memberlakukan bahwa segala biaya dan risiko yang timbul atas pengiriman barang mulai dari gudang penjual hingga gudang pembeli menjadi tanggung jawab penjual (free on board). syarat-syarat terjadinya FOB destination:

1. Pembeli tidak membayar beban angkut alias free ongkir 2. Beban angkut ditanggung oleh penjual

(14)

3. Saat barang masih di perjalanan maka masih menjadi tanggung jawab penjual 4. Barang baru menjadi milik pembeli jika sudah diterima oleh pembeli(Burch dan

Grudnitski dalam (Fauzi, 2019)

FOB destination point dimana barang akan menjadi milik pembeli ketikapengiriman diturunkan dari kapal pengirim atau dalam hal lain persediaanbarang telah berada di gudang pembeli. Untuk FOB Destination sendiriberbanding terbalik dengan FOB Shipping Point, biaya yang terkait sampaike resiko akan ditanggung jawab oleh pihak penjual sampai persediaan tibaditangan pembeli.

Pengujian substantive harga persediaan Prosedur Pengujian Substantif Persediaan

Pengujian substantif merupakan suatu prosedur audit yang didesain untuk menguji kesalahan dalam moneter yang berpengaruh langsung terhadap kebenaran dari nilai saldo akun-akun dalam laporan keuangan. Pengujian substantif menurut Arens et al., (2017:411) terdiri atas tiga bagian yaitu:

a. Uji substantif atas transaksi b. Prosedur analitis

c. Uji terperinci atas saldo

Prosedur pengujian substantif atas persediaan menurut Arens et al.,(2017:692-698) adalah sebagai berikut:

a. Uji substantif atas transaksi persediaan

1. Meguji keterjadian dan keakuratan transfer barang dari ruang penyimpanan bahan baku ke lini perakitan manufaktur.

2. Memperhitungkan urutan permintaan bahan baku.

3. Memeriksa kelayakan permintaan yang telah disetujui.

4. Membandingkan kuantitas, deskripsi, serta tanggal dengan informasi yang dicatat.

(15)
(16)

b. Prosedur analitis

1. Membandingkan presentase marjin kotor dengan tahun sebelumnya.

2. Membandingkan perputaran persediaan dengan tahun sebelumnya.

3. Membandingkan biaya per unit persediaan tahun sebelumnya.

4. Membandingkan biaya manufaktur tahun berjalan dengan tahun sebelumnya.

c. Uji Terperinci atas saldo

(17)
(18)
(19)

(20)
(21)

(22)
(23)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim, Auditing dasar-dasar audit Laporan Keuangan (Yogyakarta: Unit Penerbit dan percetakan STIM YKPN, 2018)

https://www.academia.edu/42336608/AUDIT_SIKLUS_PRODUKSI

https://123dok.com/document/zg85wmvy-paper-audit-siklus-produksi-persediaan.html https://www.scribd.com/document/471446498/PENGAUDITAN-SIKLUS-PRODUKSI- PERSEDIAAN

Burch dan Grudnitski dalam (Fauzi, 2017:19-21). (2019). Bab II Landasan Teori. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Handoyo, M. A. (2019). BAB II Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. 1–

64. Gastronomía Ecuatoriana y Turismo Local., 1(69), 5–24.

Referensi

Dokumen terkait

Biaya Produksi Lain Biaya Bahan Baku Biaya TK Langsung Biaya Overhead Produk Dalam Proses Persediaan Produk Jadi Kos Penjualan.. Tujuan audit adalah menguji kewajaran Persediaan

Ikhtisar harga pokok produksi Persediaan bahan baku awal Persediaan bahan pembantu awal Persediaan bahan dlm proses awal Persediaan bahan baku akhir.. Persediaan

stock ) yaitu persediaan barang – barang atau bahan – bahan yang diperlukan dalam proses produksi atau yang digunakan dalam proses produksi untuk.. membantu

 Tujuan produksi JIT adalah meminimalkan atau meniadakan Tujuan produksi JIT adalah meminimalkan atau meniadakan persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang

Aktivitas produksi tersebut melibatkan penerimaan dan pengeluaran persediaan yang meliputi penerimaan bahan baku, pengeluaran bahan baku ke departemen terkait,

Dalam pengendalian persediaan bahan baku dalam proses produksi ada beberapa hal yang dilakukan untuk proses produksi, yaitu Menyiapkan bahan baku material 3 bulan

Persediaan Persediaan adalah Stok bahan/barang yang digunakan untuk memudahkan produksi atau untuk memuaskan permintaan Stok bahan/barang  bahan baku  bahan penolong  bahan dalam

Persediaan bahan pembantu merupakan persediaan dari bahan-bahan yang tidak langsung ikut dikerjakan dalam proses produksi, tetapi hanya bersifat membantu kelancaran kegiatan proses