1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahun 2012 merupakan tahun ke tiga implemetasi Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2010-2015. Renstra tersebut merupakan dokumen perencanaan strategis yang memberikan arah kebijakan dan strategi pembangunan pendidikan Kabupaten Bandung serta tolok ukur dalam melaksanakan tugas dan fungsi Dinas Pendidikan dan Kebudyaan. Dokumen ini berfungsi pula dalam mengukur dan menetapkan tujuan, sasaran strategis, kebijakan prioritas bagi perumusan dan pelaksanaan program serta kegiatan.
Dalam upaya pencapaian Misi Kedua Pemerintah Kabupaten Bandung yaitu Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang berlandaskan Iman dan taqwa serta melestarikan budaya sunda, pada Tahun 2012 ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung melaksanakan 13 (tiga belas) Program yang terdiri 4 (empat) program pada SKPD; 6 (enam) program bidang pendidikan dan 3 (tiga) program bidang kebudayaan, sejarah dan kepurbakalaan yang diwujudkan dalam 138 (seratus tiga puluh delapan ) kegiatan yang terdiri dari 22 (dua puluh dua) kegiatan pada SKPD; 102 (seratus dua) kegiatan bidang pendidikan dan 14 (empat belas) kegiatan bidang kebudayaan, sejarah dan kepurbakalaan.
Untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pengelolaan sumber daya yang berbasis kinerja, maka disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung Tahun 2012, sebagai bagian dari pemenuhan kewajiban dalam perspektif trasnparansi dan akuntabilitas publik.
2
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung Tahun 2012 ditetapkan dan mengacu pada peraturan perundangan, sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301).
2. Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437).
3. Undang-undang No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4438).
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Pemerintah Propinsi sebagai Daerah Otonom ( Lembaran Negara Tahun 2000 No 54 Tambahan Lembaran Negara No 3952).
5. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertangungjawaban Kepala Daerah.
6. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
7. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara RI Nomor 589/IX/6/Y/99 Tahun 1999 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
8. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara RI Nomor 239/IX/6/8/2003 Tahun 2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
9. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 8 Tahun 2001 tentang Pokok-pokok Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.
3
10. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No 9 Tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2002 Nomor 37 seri D).
11. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No 10 Tahun 2002, tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bandung (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2002 Nomor 38 seri D).
12. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No 6 Tahun 2004, tentang Transparansi dan Partisipasi Dalam Penelenggaraan Pemerintahan di Kabupaten Bandung (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2004 Nomor 29 seri D)
13. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 5 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2005 - 2010.
14. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No 26 Tahun 2009, tentang Penyelenggaraan Sistem Pendidikan di Kabupaten Bandung.
15. Keputusan Bupati Bandung Nomor 46 Tahun 2002 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung.
16. Keputusan Bupati Bandung Nomor 30 Tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pendidikan Kabupaten Bandung.
B. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung Tahun 2012 dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan informasi pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan selama tahun 2012 yang mengacu pada Renstra Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2010-2015.
4
Melalui penyajian , gambaran dan informasi tentang pelaksanaan program dan kegiaan yang komprehensif, terkait dengan fungsi LAKIP yang strategis bagi perkembangan kapasitas dan kapasitas instansi, penyusunan LAKIP ini berperan dan betujuan sebagai media akuntabilitas instansi yang dapat menjadi acuan baku dan analisis lanjutan yang mengarah pada sinergitas, sinkronisasi dan integritas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
LAKIP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2012 ini juga berorientasi untuk sarana perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkesinambungan disertai analisis lanjutan dengan tujuan untuk mengidentifikasi peluang-peluang dan masukan-masukan penting guna perbaikan pada masa berikut dalam rangka mewujudkan visi misi Renstra Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Bandung Tahun 2012.
C. Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung adalah satuan kerja pada Pemerintah Kabupaten Bandung yang merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah, dan merupakan salah satu Dinas yang berada dilingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, merumuskan, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan teknis pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pendidikan dan sebagian bidang kebudayaan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya;
5
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Struktur Organisasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung terdiri dari:
1. Kepala Dinas
2. Sekretaris yang membawahi:
a. Sub.Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub. Bagian Keuangan
c. Sub. Bagian Penyusunan Program
d. Kepala Bidang Data dan Informasi, yang membawahi: Seksi Informasi
e. Seksi Pengolahan Data f. Seksi Evaluasi dan Pelaporan
3. Kepala Bidang TK/SD, yang membawahi: a. Seksi Kurikulum
b. Seksi Tenaga Teknis Kependidikan c. Seksi Sarana dan Prasarana
4. Kepala Bidang SMP, yang membawahi: a. Seksi Kurikulum
b. Seksi Tenaga Teknis Kependidikan c. Seksi Sarana dan Prasarana
5. Kepala Bidang SMA/SMK, yang membawahi: a. Seksi Kurikulum
b. Seksi Tenaga Teknis Kependidikan c. Seksi Sarana dan Prasarana
6. Kepala Bidang Pendidikan Non Formal/Informal, yang membawahi:
a. Seksi Pendidikan Anak Usia Dini
b. Seksi Kesetaraan dan Pendidikan Masyarakat c. Seksi Pembinaan Kursus dan Kelembagaan
6 7. Kepala Bidang Kebudayaan:
a. Seksi Pengembangan Seni dan Nilai Budaya b. Seksi Pelayanan Kebudayaan
c. Seksi Pengelolaan Benda Cagar Budaya 8. Kepala Bidang Sejarah dan Kepurbakalaan
a. Seksi Sejarah b. Seksi Purbakala
9. UPTD TK/SD sebanyak 31 Kecamatan. 10. UPTD SMP sebanyak 3 Wilayah.
11. UPTD SMA/SMK sebanyak 3 Wilayah. 12. UPTD SKB sebanyak 1 Kecamatan.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung mempunyai kewenangan dalam melaksanakan otonomi Kabupaten dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi di bidang pendidikan yaitu :
1. Menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan pengelolaan TK, SD, SMP, SMA, dan SMK berdasarkan pedoman yang ditetapkan pemerintah;
2. Menetapkan kurikulum muatan lokal SD, SMP, SMA, dan SMK berdasarkan kurikulum nasional yang ditetapkan pemerintah;
3. Melaksanakan kurikulum nasional berdasarkan pedoman yang ditetapkan pemerintah;
4. Mengembangkan standar kompetensi siswa TK, SD, SMP, SMA, dan SMK atas dasar minimal kompetensi yang ditetapkan pemerintah;
5. Memantau, mengendalikan, dan menilai pelaksanaan proses belajar-mengajar dan manajemen sekolah;
6. Menetapkan petunjuk pelaksanaan penilaian hasil belajar TK, SD, SMA, dan SMK berdasarkan pedoman yang ditetapkan pemerintah;
7
7. Melaksanakan evaluasi hasil belajar tahap akhir TK, SD, SMP, SMA, dan SMK berdasarkan pedoman yang ditetapkan pemerintah;
8. Menetapkan petunjuk pelaksanaan kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif TK, SD, SMP, SMA, dan SMK berdasarkan keputusan pemerintah;
9. Menyusun rencana dan melaksanakan pengadaan, pendistribusian, pendayagunaan, dan perawatan sarana prasarana termasuk pembangunan infrastruktur TK, SD, SMP, SMA, dan SMK berdasarkan pedoman yang ditetapkan pemerintah;
10. Mengadakan blanko STTB dan Danem SD, SMP, SMA, dan SMK di Kabupaten Bandung berdasarkan pedoman yang ditetapkan pemerintah;
11. Mengadakan buku pelajaran pokok dan buku lain yang diperlukan TK, SD, SMP, SMA, dan SMK berdasarkan pedoman yang ditetapkan pemerintah;
12. Memantau dan mengevaluasi penggunaan sarana dan prasarasa TK, SD, SLTP, SMU, dan SMK;
13. Menyusun petunjuk pelaksana kegiatan siswa TK, SD, SMP, SMA, dan SMK berdasarkan pedoman yang ditetapkan pemerintah;
14. Melaksanakan pembinaan kegiatan siswa TK, SD, SMP, SMA, dan SMK berdasarkan pedoman yang ditetapkan pemerintah;
15. Menetapkan kebijakan pelaksanaan penerimaan siswa TK, SD, SMP, SMA, dan SMK berdasarkan pedoman yang ditetapkan pemerintah;
16. Menetapkan petunjuk pelaksanaan penerimaan siswa TK, SD, SMP, SMA, dan SMK atas dasar pedoman dari pemerintah;
8
17. Memantau dan mengevaluasi kegiatan siswa TK, SD, SMP, SMA, dan SMK;
18. Merencanakan dan menetapkan pendirian dan penutupan TK, SD, SMP, SMA, dan SMK berdasarkan pedoman yang ditetapkan pemerintah;
19. Melaksanakan akreditasi TK, SD, SLTP, SMA, dan SMK berdasarkan pedoman yang ditetapkan pemerintah;
20. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kinerja TK, SD, SLTP, SMA, SMK;
21. Melaksanakan program kerja sama luar negeri di bidang pendidikan dasar dan menengah sesuai pedoman yang ditetapkan pemerintah;
22. Membina pengelolaan TK, SD, SMP, SMA, dan SMK termasuk sekolah di daerah terpencil, sekolah terbuka, sekolah rintisan/unggulan, dan sekolah yang terkena musibah/bencana alam berdasarkan pedoman yang ditetapkan pemerintah;
23. Menetapkan petunjuk pelaksanaan pembiayaan pendidikan dan mempersiapkan alokasi biaya pendidikan agar mendapat prioritas berdasarkan pedoman yang ditetapkan pemerintah;
24. Mengembangkan petunjuk pelaksanaan pengelolaan pendidikan di sekolah berdasarkan pedoman yang ditetapkan pemerintah;
25. Memfasilitasi peran serta masyarakat di bidang pendidikan berdasarkan pedoman yang ditetapkan pemerintah;
26. Merencanakan kebutuhan, pengadaan, dan penempatakan tenaga kependidikan TK, SD, SMP, SMA, dan SMK;
27. Melaksanakan mutasi tenaga kependidikan TK, SD, SLTP, SMA, dan SMK berdasarkan pedoman yang ditetapkan pemerintah;
9
D. Tupoksi dan Isu Strategis Pembangunan Pendidikan dan Kebudayaan
Tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terkait erat dengan isu strategis pembangunan sumber daya manusia bidang Pendidikan di Kabupaten Bandung. Isu strategis ini, adalah ”Kualitas Pendidikan masih relatif rendah, yang disebabkan belum optimalnya partisipasi masyarakat yang mampu secara ekonomi untuk mengakses pelayanan pendidikan, belum tercapainya angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS), kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan pendidikan, persebaran dan kesejahteraan tenaga pendidik”.
Isi strategis tersebut merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena atau belum dapat diselesaikannya pembangunan Sumber Daya Manusia Bidang Pendidikan pada periode lima tahun sebelumnya, memiliki dampak, dan perlu diatasi secara bertahap dengan tupoksi Oraganisasi Pendidikan , sehingga tujuan misi kedua pemerintah kabupaten Bandung yaitu meningkatkan kualitas SDM yang berbudi pekerti luhur, berbudaya sunda dan berlandaskan iman dan taqwa tercapai.
E. Sistematika Penulisan
Untuk menggambarkan akuntabilitas kinerja Dinas Pendidikan
dan KebudayaanTahun 2012, LAKIP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2012 disusun dengan sistematika sebagai berikut :
10
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi pengantar LAKIP Tahun 2012 berupa pengantar; Maksud dan Tujuan; Data Organisasi berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor: ….. Tahun 2007 meliputi Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan; serta Sistematika Penulisan.
BAB II : RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
Bab ini berisi gambaran singkat mengenai Rencana Strategis yang menjabarkan Visi Misi, Tujuan, Sasaran Kebijakan dan program instansi 2012 ; Serta Penetapan Kinerja yang menyajikan target-targetpenting yang sudah ditetapkan.
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA
Bab ini menitik beratkan pada pencapaian sasaran-sasaran organisasi, menyajikan Hasil Pengukuran Kinerja, Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja, termasuk di dalamnya menguraiakan secara sistematis Keberhasilan dan Kegagalan, Hambatan/Kendala, dan pemasalahan yang dihadapi dalam pencapaian target-target kinerja yang telah ditetapkan serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil untuk perbaikan dan peningkatan kinerja organisasi tahun 2013; Serta pengungkapan akuntabilitas keuangan, dengan cara menyajikan alokasi dan realisasi anggaran dikaitkan dengan pencapaiansasaran.
11 A.
BAB IV : PENUTUP
Bab ini berisi ringkasan dari tinjauan pelaksanaan kegiatan dan kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2012 yang dirangkum ke dalam kesimpulan terhadap Akuntabilitas Kinerja serta Rencana Tindak Lanjutnya.
LAMPIRAN-LAMPIRAN :
I. Dokumen Penetapan Kinerja yang telah ditandatangani.
II. Matrik keseluruhan Pengukuran Kinerja .
12
BAB II
RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
A. Rencana Strategis
Tahun 2012 merupakan tahun ke Tiga dari pelaksanaan Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2010-2015 sekaligus tahun ketiga pula bagi pelaksanaan Indikator Kinerja Utama (IKU). Hal ini mejadi titik tolak dari penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) secara konprehensif, dimana SAKIP membentuk sistem kerja dimulai dari pertama, fase perencanaan melalui dokumen RENSTRA yang kemudian dituangkan dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK), selanjutnya, kedua, fase pengukuran kinerja melalui penggunaan instrument IKU, ketiga, fase pelaporan kinerja yang diwujudkan dalam dokumen laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) serta fase evaluasi dan pemanfaatan informasi kinerja sebagai materi umpan balik formulasi kebijakan.
Sementara itu, Renstra Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 2010-2015 merupakan dokmen perencanaan strategis untuk memberikan arah kebijakan dan strategi pembangunan pendidikan dan kebudayaan pada tahun 2010-2015, sebagai tolok ukur dalam melaksanakan tugas dan fungsi SKPD di bidang urusan Pendidikan dan Kebudayaan. Dokumen ini berfungsi untuk menuntun segenap penyelenggara unit organisasi di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam melaksanakan program/kegiatan pembangunan sesuai tugas pokok dan fungsi yang diemban, terutama memuat visi, misi, tuajuan, sasaran, dan strategi yang akan dicapai dalam periode lima tahun kedepan.
13
Dalam konteks yang lebih luas, Rencana Strategis (RENSNTRA) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2010-2015 merupakan bagian integral dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015 sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 11 Tahun 2011.
1. Isu Strategis
Permasalaan-permasalahan pendidikan yang berkaitan dengan fenomena atau belum dapat diselesaikannya pada periode lima tahun sebelumnya, seperti : belum optimalnya partisipasi masyarakat yang mampu secara ekonomi untuk mengakses layanan pendidikan; belum memadainya kualitas dan kuantitas sarana prasarana pendidikan; belum memadainya jumlah guru tetap dan jumlah guru yang berpendidikan keguruan; rendahnya minat siswa SMP untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi (SMA); masih rendahnya strata kependidikan tenga pendidik sekolah dasar yang memiliki gelar S1 di bawah 50% memiliki dampak jangka panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan pendidikan.
Berdasarkan permasalahan di atas, Isu strategis Pembangunan Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015, yaitu Kualitas Sumber Daya Manusia. Sektor Pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menentukan tingkat kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang diharapkan yaitu yang mampu melakkan inovasi, kreasi serta memiliki karakter dan budi pekerti.
14
2. Visi dan Misi. a. Pernyataan Visi
Mengacu kepada Visi dan misi kedua serta tujuan pembangunan pemerintah Kabupaten Bandung, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berlandaskan iman dan taqwa serta melestarikan budaya sunda, Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Bandung dengan komitmen kepada tugas dan fungsinya merumuskan visinya sebagai berikut :
“Terselenggaranya layanan prima pendidikan dalam membentuk insan kamil yang mengedepankan nilai nilai budaya lokal dengan berorientasi global”.
b. Pernyataan Misi
Terwujudnya visi merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh segenap unit sistem Pendidikan dan Kebudayan. Sebagai bentuk nyata dari visi tersebut, maka ditetapkan misi. Misi ini yang menggambatkan hal yang harus terlaksana, yaitu:
Meningkatkan ketersediaaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan, dan Kepastian/keterjaminan layanan pendidikan. Mengembangkan kebudayaan yang berkarakter dari dimensi
estetika, logika, etika dan historika.
Meningkatkan pencitraan publik melalui tatakelola, transparansi dan akuntabilitas.
15
45
3. Tujuan dan Sasaran Strategis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2010-2015 :
Untuk mewujudka visi dan misi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung, merumuskan tujuan, sasaran-sasaran strategis 2010-2015 operasional yang lebih menggambarkan ukuran-ukuran terlaksananya misi dan tercapainya visi, sebagai berikut :
a. Tujuan Strategis :
1) Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan orang dewasa berkelanjutan yang berkesetaraan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat;
2) Terjaminnya kepastian memperoleh layanan pendidikan dasar bermutu dan berkesetaraan di semua kecamatan;
3) Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan menengah yang bermutu, relevan dan berkesetaraan;
4) Tersedia dan terjangkaunya layanan PAUD (Formal dan Non Formal), Pendidikan dasar bermutu dan berkesetaraan di semua kecamatan;
5) Tersedianya sistem tata kelola pendidik dan tenaga kependidikan yang handal dalam menjamin terselenggaranya layanan prima pendidikan .
6) Terjaminnya pengelolaan pendidikan yang bersih transfaran dan akuntabel.
7) Tersedianya kesempatan bagi masyarakat untuk menanamkan nilai-nalai luhur budaya dan sejarah baik lokal dan nasional:
16 b. Sasaran Strategis:
Terkait dengan tujuh tujuan tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung menetapkan sasaran yang ingin dicapai dalam periode waktu 2010-2015, yaitu:
1. Untuk mencapai tujuan pada T1, ditetapkan sasaran sebagai
berikut :
T1S1: Peningkatan pendidikan non formal (keaksaraan
fungsional). Dengan Memperluas kesempatan bagi
seluruh masyarakat untuk memperoleh pelayanan Pendidikan Berkelanjutan, sehingga memiliki bekal keterampilan teknis untuk memperoleh pekerjaan dalam lingkungan kehidupan di masyarakat; Membebaskan seluruh masyarakat dari buta huruf latin agar dapat membaca dan menulis, sehingga mendapat kesempatan untuk mengikuti perkembangan iptek yang fungsional bagi kehidupannya; serta Meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan informal agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang sederajat dengan hasil persekolahan
T1S2: Peningkatan kesetaraan dalam memperoleh layanan
pendidikan.Dengan Memperluas kesempatan bagi
seluruh masyarakat untuk memperoleh pelayanan Pendidikan Keaksaraan Fungsional, sehingga memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan untuk dapat meningkatkan penghasilan keluarga, serta Memperluas kesempatan bagi seluruh masyarakat golongan perempuan untuk memperoleh pelayanan Pendidikan Kewanitaan dan kesetaraan jender; serta Meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing penyelenggaraan
17
Pendidikan Berkelanjutan agar dapat nguatkan sikap dan keterampilan sebagai bekal untuk mendapatkan pekerjaan yang layak di lingkungan masyarakat;
2. Untuk mencapai tujuan pada T2, ditetapkan sasaran sebagai berikut :
T2S1: Pencanangan dan penerapan wajib belajar 12 tahun.
Dengan Memperluas kesempatan bagi seluruh anak usia wajib belajar (AUWB) untuk memperoleh pelayanan Pendidikan Dasar (usia 7-15 tahun) yang berkeadilan agar anak dapat mengembangkan potensinya, sehingga memiliki bekal pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau kehidupan di masyarakat; serta Meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing seluruh penyelenggaraan Pendidikan Dasar,
3. Untuk mencapai tujuan pada T3, ditetapkan sasaran sebagai berikut :
T3S1: Fasilitasi kemudahan bagi anak-anak usia sekolah jenjang SMA/Sederajat;
T3S2: Peningkatan sarana prasarana pendidikan menengah;
T3S3: Pemerataan pelayanan kelembagaan satuan
pendidikan menengah dalam rangka rintisan Wajib belajar 12 tahun. Dengan
4. Untuk mencapai tujuan pada T4, ditetapkan sasaran sebagai berikut :
T4S1: Peningkatan penyelenggaraan pendidikan kejuruan;
T4S2: Ekstensifikasi kurikulm pendidikan umum ke pendidikan kejuruan;
18
T4S3: Penguatan dan pendalaman relevansi muatan kurikulm satuan pendidikan menengah
5. Untuk mencapai tujuan pada T5, ditetapkan sasaran sebagai berikut :
T5S1 : Menyelenggarakan pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
dengan Memperluas kesempatan kepada seluruh anak usia dini (usia 0-6 tahun) untuk memperoleh PAUD (Formal dan Non Formal) serta Meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing seluruh penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) agar dapat menumbuh-kembangkan potensi seluruh anak usia dini sehingga memiliki kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar
6. Untuk mencapai tujuan pada T6, ditetapkan sasaran sebagai berikut :
T6S1: Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan bagi tenaga
pendidik dan kependidikan;
T6S2 : Menyediakan fasilitas pendidikan bagi tenaga pendidik
dan kependidikan, dengan Meningkatkan mutu tata-kelola SDM kependidikan dan kebudayaan serta kepegawaian daerah agar memiliki pedoman yang terarah, sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan aman dan nyaman;
7. Untuk mencapai tujuan pada T7, ditetapkan sasaran sebagai
berikut :
T7S1: peningkatan mutu manajemen pendidikan bermuatan
satuan program pendidikan dan kebudayaan agar dapat local, dengan Meningkatkan mutu sistem perencanaan pendidikan agar pelaksanaan pendidikan memiliki pedoman dan arah yang jelas, baik bagi para pengelola
19
dan pelaksana, maupun bagi masyarakat pengguna pendidikan dan kebudayaan dalam pencapaiannya; Meningkatkan mutu kinerja seluruh lembaga melaksanakan pembangunan pendidikan sesuai dengan tugas pokok, fungsi, wewenang, tanggungjawab, dan target-target pencapaian hasilnya, baik secara individu maupun kelompok; serta Meningkatkan mutu sistem pengawasan pendidikan agar seluruh pelaksanaan pembangunan pendidikan dan kebudayaan tidak terdapat penyimpangan dan penyalahgunaan, sehingga mendapat kepercayaan dan citra yang baik di hadapan masyarakat;
8. Untuk mencapai tujuan pada T8, ditetapkan sasaran sebagai berikut :
T8S1: Peningkatan pengenalan dan menanamkan kecintaan
terhadap Budaya Sunda sejak dini, dengan
Memperluas kesempatan bagi masyarakat untuk mengembangkan wawasan dan apresiasi tentang seni-budaya daerah dan nasional yang perlu dilestarikan dan dikembangkan; Memperdalam wawasan dan apresiasi masyarakat terhadap nilai-nilai kesenian dan kebudayaan daerah dan nasional, sehingga dapat menumbuh-kembangkan rasa kebanggaan sebagai anggota masyarakat dan bangsanya; serta Memperluas kesempatan bagi masyarakat untuk menanamkan nilai-nalai luhur budaya lokal dan nasional:
T8S2 : Peningkatan pemasyarakatan penggunaan bahasa dan nilai-nilai Budaya Sunda dalam aktivitas Pemerintahan
20
pendidikan, pelatihan dan penelitian seni dan budaya lokal dan nasional:
T8S3 : Peningkatan keberdayaan seniman dan budayawan sunda pengembangan dan pelestarian
lembaga-lembaga adat dan tradisi masyarakat, dengan Untuk
berpartisipasi menyelenggarakan festipal, pameran, lomba kesenian, dan budya lokal dan nasional: Penelitian situs dalam kaitannnya dengan objek pariwisata:
T8S4 : Pembangunan sarana dan prasarana pengembangan dan pelestarian keragaman budaya.
d. Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Terget Jangka Menengah
Indikator Kinerja Utama (IKU) diarahkan guna memberikan pedoman bagi peumusan acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh masing-masing unit kerja di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka untuk menetapkan rencana kerja tahunan, menyampaikan rencana kerja dan anggaran, menyusun dokumen penetapan kinerja, menyusun laporan akuntabilitas kinerja, dan untuk melakukan evaluasi pencapaian kinerja sesuai dengan dokumen rencana strategis tahun 2010-2015. Indiator Kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, sebagai berikut :
21
No Tujuan Strategis Indikator Kinerja Utama
(IKU) Target 2015 (1) (2) (3) (4) 1. Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan orang dewasa berkelanjutan yang berkesetaraan,
bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat;
Angka Melek Huruf (AMH):
Angka Melek Huruf seluruh Penduduk
Angka Melek Huruf Pada Usia Dewasa
Angka Melek Huruf Pada Usia 15-24 Tahun 99.01 2. Terjaminnya kepastian memperoleh Layanan Pendidikan Dasar bermutu dan
berkesetaraan di semua kecamatan 1. Rata-Rata Nilai Ujian Nasional 1.1. (Rata-Rata Nilai UN SD/MI dan 1.2. Rata-Rata Nilai UN SMP/ MTs) 2. Angka Pendidikan yang ditamatkan/ Angka Lulusan (AL) 2.1. SD/MI 2.2. SMP/MTs 3. Angka Partisipasi Sekolah (APS) 3.1. APS SD/MI 3.2. APS SMP/MTs 8,00 7.50 57.863 siswa (98,20%) 64.218 siswa (99,52%) 99,98 95,87
22 4. Angka Ngulang Kelas 4.1. SD/MI 4.2. SMP/MTs 5. Angka Putus Sekolah (APTS) 5.1. SD/MI 5.2. SMP/MTs 6. Angka Melanjutkan Sekolah 6.1. Angka Melanjutkan lulusan SD/MI ke jenjang SMP/MTs 6.2. Angka Melanjutkan lulusan SMP/MTs ke jenjang SMA/MA/S MK 7. Rata-Rata Lama Penyelesaian Pendidikan Dasar 7.1. SD/MI 7.2. SMP/MTs 8. Kondisi Sekolah 8.1. % Gedung SD/MI dalam Kondisi Baik 8.2. % Gedung SMP/MTs dalam Kondisi Baik 1% 0,05% 274 siswa (0,059%) 475 siswa (0,15%) 55.731 siswa (96,615%) 42.020 siswa (65,43%) 6.09 3.00 6.464 RK (67,28%) 4.842 RK (76,715%)
23
9. Rasio Siswa per-guru (R-S/G): 9.1. Rasio guru terhadap murid pada pendidikan dasar (SD/MI) 9.2. Rasio guru terhadap murid pada pendidikan dasar (SMP/MTs) 10. Rasio Guru
per-sekolah (R-G/Sek): 10.1. Rasio Guru per-murid per-kelas rata-rata pada pendidikan dasar (SD/MI) 10.2. Rasio Guru per-murid per-kelas rata-rata pada pendidikan dasar (SMP/MTs) 11. % SMP yang terakreditasi 12. Angka Partisipasi
Murni (APM) Pada Pendidikan Dasar 12.1. APM SD/ MI/ SDLB/ Paket A 12.2. APM SMP/MTs 1 : 20 1 : 24 1 : 39 1 : 60 100% 99,67 83,06
24 13. Angka Partisipasi Kasar (APK) 13.1. APK SD/ MI/ SDLB/ Paket A 13.2. APK SMP/ MTs/ SMPLB/ Paket B 14. Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap penduduk usia sekolah pada pendidikan dasar 14.1. Rasio SD/MI 14.2. Rasio SMP/MTs 15. % peserta pendidikan life skill terhadap lulusan SMP 104,58 91,61 1: 323 1:491 3. Tersedia dan terjangkaunya Layanan Pendidikan Menengah yang
bermutu, relevan dan berkesetaraan;
1. Rata-Rata Nilai Ujian Nasional (UAN) SMA/ MA/ SMK 2. Angka Pendidikan yang ditamatkan/ Angka Lulusan (AL) 3. Angka Partisipasi Sekolah (APS) 4. Angka Ngulang Kelas 5. Angka Putus Sekolah (APTS) 6. Angka Melanjutkan Sekolah lulusan SMA/MA/SMK ke jenjang PT 8.50 21.933 siswa (78,45%) 53,4% 0.01 371 (0,21%) 50%
25 7. Rata-Rata Lama Penyelesaian Pendidikan Menengah 8. Prosentase Gedung SMA/MA/SMK dalam Kondisi Baik 9. Rasio guru terhadap murid pada pendidikan Menengah 10. Rasio Guru
per-murid per-kelas rata-rata pada pendidikan Menengah 11. % SMA/MA yang terakreditasi 12. Angka Partisipasi
Murni (APM) Pada Pendidikan Menengah 13. Angka Partisipasi Kasar (APK)SMA/ MA/ SMK/SMALB/ Paket C 14. Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap penduduk usia sekolah pada pendidikan Menengah 15. Jumlah lulusan SMK yang diserap lapangan kerja formal 16. Jumlah lulusan SMK yang mandiri 17. % lulusan SMA yang diterima bekerja di perusahaan 3 1.743 (61,62%) 1 : 16,47 1 : 43 100% 42,65% 55,68% 1 : 632 50,61% 39,00% 5,00%
26 18. % peserta pendidikan life skill terhadap lulusan SMA yang tidak melanjutkan 19. Rasio Jumlah murid SMK dan SMA 5,00% 40 : 60 4. Tersedia dan terjangkaunya Layanan PAUD
(Formal dan Non
Formal), 1. Jumlah siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak 2. APK Pada Pendidikan Anak Usia Dini
3. Jumlah anak usia 4-6 tahun pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak 4. Jumlah PAUD (TK/RA/Penitipan Anak) 79.328 40% 218.807 1000 5. Tersedianya sistem
Tata Kelola Pendidik
dan Tenaga Kependidikan yang handal dalam menjamin terselenggaranya layanan prima pendidikan 1. % Guru yang memenuhi kualifikasi D4/S1 pada : 1.1. Pendidikan Dasar SD 1.2. SMP 2. % Pendidik yang memiliki sertifikat Pendidik pada Pendidikan Dasar 3. % Guru yang memenuhi kualifikasi D4/S1 pada Pendidikan Menengah 80% 100% 100% 100%
27 4. % Pendidik yang memiliki sertifikat Pendidik pada Pendidikan Menengah 5. Jumlah Kelompok Kerja Guru (KKG) 6. Sistem pendataan dan pemetaan pendidik dan tenaga kependidikan diseluruh unit sistem pendidikan
7. jumlah guru yang
mendapat beasiswa 7.1. SD 7.2. SMP 7.3. SMA/SMK 100% 241 KKG 1 sistem 4.631 409 36/19 6. Terjaminnya Pelayanan, pengelolaan pendidikan yang
bersih transfaran dan akuntabel. 1. Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS): 1.1. Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS) SD; 1.2. Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS) SMP; 1.3. Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS) SMA 2. Data based Bidang Pendidikan Formal maupun Non Formal seluruh jenjang 3. Jumlah Dewan Pendidikan 4. Jumlah KomiteSekolah 4.1. SD 4.2. SMP 1 : 286 1 : 476 1 : 660 1 Sistem 1 DP Kab 4.151 295
28 4.3. SMA 4.4. SMK 5. Jumlah forum komunikasi Komite Sekolah 107 70 31 7. Tersedianya kesempatan bagi masyarakat untuk menanamkan nilai-nalai luhur budaya
dan sejarah baik
lokal dan nasional
KUALITAS BUDAYA: 1. Jumlah grup kesenian aktif 1.1. Seni Karawitan 1.2. Seni Teater 1.3. Seni Padalangan 1.4. Seni Sastra 1.5. Seni Rupa 1.6. Seni Lukis 1.7. Seni Pertunjuk an 1.8. Seni Tari 1.9. Seni Kontemporer 1.10. Seni Budaya Unggulan 2. Jumlah gedung kesenian 3. jumlah seniman dan budayawan 4. Jumlah lembaga adat tradisi masyarakat kebudayaan 5. Jumlah jenis Kesenian KUANTITAS NILAI BUDAYA: 1. Jumlah atraksi budaya yang memadukan keragaman 2. Rata-rata frekwensi ma-syarakat yang me-nyaksikan per-tunjukan budaya 76 8 20 10 8 15 342 72 3 143 2 Gedung 594 608 10 50
29 3. Rata-rata jumlah pengunjung museum perbulan 4. kebijakan daerah tentang penerapan nilai baru ke dalam budaya KUANTITAS KEKAYAAN BUDAYA: 1. Jumlah Benda, Situs 2. Jumlah Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan 3. Jumlah kegiatan/pertunjuk an kebudayan 4. Jumlah kelompok budaya yang diberikan pembinaan KUALITAS KEKAYAAN BUDAYA: 1. Jumlah atraksi budaya yang memadukan keragaman 2. Rata-rata frekwensi masystaka yang menyaksikan pertunjukan budaya 3. Rata-rata jumlah pengunjung meseum perbulan 4. Jumlah nilai budaya sunda yang dapat dikenalkan 55 6 10 608
30
e. Kebijakan Strategis dan Program
Dalam mendukung pencapaian Tujuan strategis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung Tahun 2010-2015, dilakukan upaya dan langkah strategi sebagai berikut::
1. Peningkatan pendidikan non formal (keaksaraan fungsional).
2. Meningkatkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan.
3. Pencanangan dan penerapan wajib belajar 12 tahun.
4. Fasilitasi kemudahan bagi anak-anak usia sekolah jenjang SMA/Sederajat;
5. Peningkatan sarana prasarana pendidikan menengah; 6. Pemerataan pelayanan kelembagaan satuan pendidikan
menengah dalam rangka rintisan Wajib belajar 12 tahun. 7. Peningkatan penyelenggaraan pendidikan kejuruan;
8. Ekstensifikasi kurikulm pendidikan umum ke pendidikan kejuruan;
9. Penguatan dan pendalaman relevansi muatan kurikulm satuan pendidikan menengah
10. Menyelenggarakan pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
11. Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan bagi tenaga pendidik dan kependidikan;
12. Menyediakan fasilitas pendidikan bagi tenaga pendidik dan kependidikan.
13. peningkatan mutu manajemen pendidikan bermuatan satuan program pendidikan dan kebudayaan agar dapat local.
14. Peningkatan pengenalan dan menanamkan kecintaan
31
15. Peningkatan pemasyarakatan penggunaan bahasa dan nilai-nilai Budaya Sunda dalam aktivitas Pemerintahan dan kemasyarakatan.
16. Peningkatan keberdayaan seniman dan budayawan sunda pengembangan dan pelestarian lembaga-lembaga adat dan tradisi masyarakat.
17. Pembangunan sarana dan prasarana pengembangan dan pelestarian keragaman budaya.
Ke-17 Kebijakan Stratejik tersebut diuraian ke dalam 9 (sembilan) program Stratejik Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Bandung, yaitu :
1. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
2. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun; 3. Program Pendidikan Menengah;
4. Program Pendidikan Non Formal;
5. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
6. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan; 7. Program Pengembangan Nilai Budaya; 8. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya; 9. Program Pengelolaan Keragaman Budaya
32
Tabel
Kebijakan dan Program Strategis
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2012
KEBIJAKAN STRATEGIS PROGRAM
1. 1. Menyelenggarakan pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
1. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
2. Meningkatkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan.
3. Pencanangan dan penerapan
wajib belajar 12 tahun.
2. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun;
4. Fasilitasi kemudahan bagi
anak-anak usia sekolah
jenjang SMA/Sederajat;
5. Peningkatan sarana prasarana pendidikan menengah;
6. Pemerataan pelayanan
kelembagaan satuan
pendidikan menengah dalam rangka rintisan Wajib belajar 12 tahun. 7. Peningkatan penyelenggaraan pendidikan kejuruan; 8. Ekstensifikasi kurikulm pendidikan umum ke pendidikan kejuruan;
9. Penguatan dan pendalaman
33
relevansi muatan kurikulm
satuan pendidikan menengah 10.Peningkatan pendidikan non
formal (keaksaraan
fungsional)
4. Program Pendidikan Non Formal
11.Menyelenggarakan
Pendidikan dan Pelatihan bagi tenaga pendidik dan kependidikan;
12.Menyediakan fasilitas pendidikan bagi tenaga pendidik dan kependidikan.
5. Program Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga
Kependidikan;
13.Peningkatan mutu manajemen pendidikan bermuatan satuan program pendidikan dan kebudayaan agar dapat local.
6. Program Manajemen
Pelayanan Pendidikan;
14.Peningkatan pengenalan dan
menanamkan kecintaan
terhadap Budaya Sunda sejak dini.
15.Pembangunan sarana dan prasarana pengembangan dan
pelestarian keragaman
budaya
7. Program Pengembangan Nilai Budaya;
16.Peningkatan pemasyarakatan penggunaan bahasa dan nilai-nilai Budaya Sunda dalam aktivitas Pemerintahan dan
8.Program Pengelolaan Kekaya-an Budaya;
34
kemasyarakatan.
17.Peningkatan pemasyarakatan penggunaan bahasa dan nilai-nilai Budaya Sunda dalam aktivitas Pemerintahan dan kemasyarakatan.
9.Program Pengelolaan Ke-ragaman Budaya
B. PENETAPAN KINERJA 2012
Dalam rangka mengimplementasikan kebijakan jangka menengah sebagaimana diuraikan dalam Rencana Strategis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung Tahun 2010-2014 telah disusun Penetapan Kinerja Tahun 2012 yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Tentang APBD dan Peraturan Bupati tentang Penjabaran APBD 2012. Untuk mendukung Program dan Kegiatan Pembangunan, dalam rencana kerja tersebut dialokasikan pembiayaannya melalui Rencana Kerja dan Anggaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2012.
Penetapan Kinerja Tahun 2012 untuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung, adalah sebagai berikut :
35 No Tujuan dan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama (IKU) Target 2012 Program/ Kegiatan Anggaran (Rp) (1) (2) (3) 1. Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan orang dewasa berkelanjutan yang berkesetaraan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat Angka Melek Huruf (AMH): Angka Melek Huruf seluruh Penduduk Angka Melek Huruf Pada Usia Dewasa Angka Melek Huruf Pada Usia 15-24 Tahun 98,65 Program PNF/ 6 Kegiatan 4.622.322.000,- 2. Terjaminnya kepastian memperoleh Layanan Pendidikan Dasar bermutu dan berkesetaraan di semua kecamatan Rata-Rata Nilai Ujian Nasional 1.1. (Rata-Rata Nilai UN SD/MI dan 1.2. Rata-Rata Nilai UN SMP/ MTs) Angka Pendidikan yang ditamatkan/ Angka Lulusan (AL) a. SD/MI b. SMP/MTs Angka Partisipasi Sekolah (APS) a. APS SD/MI b. APS SMP/MTs 8,00 7,50 97,87% 97,36% 99,77% 93,05% Program Wajib Belajar Pendidik- an Dasar Sembilan Tahun / 57 Kegiatan 316.948.452.413, -
36 Angka Ngulang Kelas a. SD/MI b. SMP/MTs Angka Putus Sekolah (APTS) a. SD/MI b. SMP/MTs Angka Melanjutkan Sekolah 1.1. Angka Melanjutka n lulusan SD/MI ke jenjang SMP/MTs 1.2. Angka Melanjutka n lulusan SMP/MTs ke jenjang SMA/MA/ SMK Rata-Rata Lama Penyelesaian Pendidikan Dasar a. SD/MI b. SMP/MTs Kondisi Sekolah 1.1. % Gedung SD/MI dalam Kondisi Baik 1.2. % Gedung SMP/MTs dalam Kondisi Baik 1,29% 0,07% 0,064% 0,30% 96,009% 64,76% 6.09 3.00 61,91% 74,114%
37 Rasio Siswa per-guru (R-S/G): 1.1. Rasio guru terhadap murid pada pendidikan dasar (SD/MI) 1.2. Rasio guru terhadap murid pada pendidikan dasar (SMP/MTs )
Rasio Guru per-sekolah (R-G/Sek): 1.1. Rasio Guru murid per-kelas rata-rata pada pendidikan dasar (SD/MI) 1.2. Rasio Guru murid per-kelas rata-rata pada pendidikan dasar (SMP/MTs ) % SMP yang ter-akreditasi Angka Partisipasi Murni (APM) 1 : 23 1 : 21 1 : 38 1 : 54 90% 99,61%
38 Pada Pendidikan Dasar a. APM SD/MI b. APM SMP/MTs Angka Partisipasi Kasar (APK) 1.1. APK SD/ MI/ SDLB/ Paket A 1.2. APK SMP/ MTs/ SMPLB/ Paket B Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap penduduk usia sekolah pada pendidikan dasar a. Rasio SD/MI b.Rasio SMP/MTs % peserta pendidikan life skill terhadap lulusan SMP 81,71% 104,37 91,58 1 : 286 1 : 476 3. Tersedia dan terjangkaunya Layanan Pendidikan Menengah yang bermutu, relevan dan berkesetaraan; Rata-Rata Nilai Ujian Nasional (UAN) SMA/ MA/ SMK Angka Pendidikan yang ditamatkan/ Angka Lulusan (AL) 8.50 88,55% Program Pendidikan Menengah 32.181.202.500,-
39 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Angka Ngulang Kelas Angka Putus Sekolah (APTS) Angka Melanjutkan Sekolah lulusan SMA/MA/SMK ke jenjang PT Rata-Rata Lama Penyelesaian Pendidikan Menengah Prosentase Gedung SMA/MA/SMK dalam Kondisi Baik Rasio guru terhadap murid pada pendidikan Menengah
Rasio Guru per-murid per-kelas rata-rata pada pendidikan Menengah % SMA/MA yang terakreditasi Angka Partisipasi Murni (APM) Pada 45,6 % 0,01 0,30 % 80% 3 67,667 % 1 :15,01 1 : 44 100% 41,75%
40 Pendidikan Menengah Angka Partisipasi Kasar (APK)SMA/ MA/ SMK/SMALB/ Paket C Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap penduduk usia sekolah pada dikmen Jumlah lulusan SMK yang diserap lapangan kerja formal Jumlah lulusan SMK yang mandiri % lulusan SMA yang diterima bekerja di perusahaan % peserta pendidikan life skill terhadap lulusan SMA yang tidak melanjutkan Rasio Jumlah murid SMK dan SMA 54,36% 1 : 660 10% 10% 1% 1% 40 : 60 4. Tersedia dan terjangkaunya Layanan PAUD
(Formal dan Non Formal), Jumlah siswa pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak 37.488 Program Pendidikan Anak Usia Dini 2.517.830.242,-
41
APK Pada Pendidikan Anak Usia Dini Jumlah anak usia 4-6 tahun pada jenjang TK/RA/Penitipan Anak Jumlah PAUD (TK/RA/Penitipa n Anak) 40% 218.807 950 5. Tersedianya sistem Tata Kelola Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang handal dalam menjamin terselenggaranya layanan prima pendidikan % Guru yang memenuhi kualifikasi D4/S1 pada Pendidikan Dasar a. SD b. SMP % Pendidik yang memiliki sertifikat Pendidik pada Pendidikan Dasar % Guru yang memenuhi kualifikasi D4/S1 pada Pendidikan Menengah % Pendidik yang memiliki sertifikat Pendidik pada Pendidikan Menengah Jumlah Kelompok Kerja Guru (KKG) Sistem pendataan dan 60% 90,82% 39,78% 99% 26,39% 241 1 sistem Program Peningkat-an Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidik an 4.641.716.000,-
42 pemetaan pendidik dan tenaga kependidikan diseluruh unit sistem pendidikan jumlah guru yang mendapat beasiswa a. SD b. SMP c. SMA / SMK 2778 245 7 / 5 6. Terjaminnya Pelayanan, pengelolaan pendidikan yang bersih transfaran dan akuntabel. Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS): 1.1. Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS) SD; 1.2. Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS) SMP; 1.3. Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS) SMA Data based Bidang Pendidikan Formal maupun Non Formal seluruh jenjang Jumlah Dewan Pendidikan Jumlah KomiteSekolah a. SD 252 139 171 1 sistem 1 DP Kab 4.151 295 107 70 Program Manaje-men Pe-layanan Pendidikan 1.775.000.000,-
43 b. SMP c. SMA d. SMK Jumlah forum Komunikasi Komite Sekolah 31 7. Tersedianya kesempatan bagi masyarakat untuk menanamkan nilai-nalai luhur budaya dan sejarah baik
lokal dan nasional
KUALITAS BUDAYA: Jumlah grup kesenian aktif Seni Karawitan Seni Teater Seni Padalanga n Seni Sastra Seni Rupa Seni Lukis Seni Per-tunjukan Seni Tari Seni Kontempo-rer Seni Budaya Unggulan Jumlah gedung kesenian jumlah seniman dan budayawan Jumlah lembaga adat tradisi masyarakat kebudayaan Jumlah jenis Kesenian 76 8 20 10 8 15 342 72 3 143 2 gdg 594 608 10 50 Program Pengem-bangan Nilai Budaya Program Pengelo- laan Ke- kayaan Budaya Program Pengelo- laan Ke- ragaman Budaya 14.965.391.000,- 3.575.000.000,- 768.137.000,-
44 KUANTITAS NILAI BUDAYA: Jumlah atraksi budaya yang memadukan keragaman Rata-rata frekwensi masyarakat yang menyaksikan pertunjukan budaya Rata-rata jumlah pengunjung museum perbulan kebijakan daerah tentang penerapan nilai baru ke dalam budaya KUANTITAS KEKAYAAN BUDAYA: Jumlah Benda, Situs Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan Jumlah kegiatan/pertu njukan kebudayan Jumlah kelompok budaya yang diberikan pembinaan KUALITAS KEKAYAAN BUDAYA: 55 6 10 608
45 Jumlah atraksi budaya yang memadukan keragaman Rata-rata frekwensi masystaka yang menyaksikan pertunjukan budaya Rata-rata jumlah pengunjung meseum perbulan Jumlah nilai budaya sunda yang dapat dikenalkan
46
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja Dinas Pendidikan dan kebudayaan kabupaten Bandung Tahun 2012 diukur dari tingkat keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran strategis, yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) 2010-2015. Mengacu pada Renstra tersebut, kemudian difokuskan dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) SKPD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 2010-2015, ditetapkan 8 Tujuan dan 17 Sasaran Stategis.
Tujuan Strategis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung, adalah sebagai berikut :
1) Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan orang dewasa berkelanjutan yang berkesetaraan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat;
2) Terjaminnya kepastian memperoleh layanan pendidikan dasar bermutu dan berkesetaraan di semua kecamatan;
3) Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan menengah yang bermutu, relevan dan berkesetaraan;
4) Tersedia dan terjangkaunya layanan PAUD (Formal dan Non Formal), Pendidikan dasar bermutu dan berkesetaraan di semua kecamatan;
5) Tersedianya sistem tata kelola pendidik dan tenaga kependidikan yang handal dalam menjamin terselenggaranya layanan prima pendidikan .
6) Terjaminnya pengelolaan pendidikan yang bersih transfaran dan akuntabel.
7) Tersedianya kesempatan bagi masyarakat untuk menanamkan nilai-nalai luhur budaya dan sejarah baik lokal dan nasional:
47
Tujuan-tujuan strategis tersebut dijabarkan menjadi 17 sasaran sebagai berikut :
1. Peningkatan pendidikan non formal (keaksaraan fungsional).
Dengan Memperluas kesempatan bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh pelayanan Pendidikan Berkelanjutan, sehingga memiliki bekal keterampilan teknis untuk memperoleh pekerjaan dalam lingkungan kehidupan di masyarakat; Membebaskan seluruh masyarakat dari buta huruf latin agar dapat membaca dan menulis, sehingga mendapat kesempatan untuk mengikuti perkembangan iptek yang fungsional bagi kehidupannya; serta Meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan informal agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang sederajat dengan hasil persekolahan
2. Peningkatan kesetaraan dalam memperoleh layanan
pendidikan.Dengan Memperluas kesempatan bagi seluruh
masyarakat untuk memperoleh pelayanan Pendidikan Keaksaraan Fungsional, sehingga memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan untuk dapat meningkatkan penghasilan keluarga, serta Memperluas kesempatan bagi seluruh masyarakat golongan perempuan untuk memperoleh pelayanan Pendidikan Kewanitaan dan kesetaraan jender; serta Meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing penyelenggaraan Pendidikan Berkelanjutan agar dapat nguatkan sikap dan keterampilan sebagai bekal untuk mendapatkan pekerjaan yang layak di lingkungan masyarakat;
3. Pencanangan dan penerapan wajib belajar 12 tahun. Dengan
Memperluas kesempatan bagi seluruh anak usia wajib belajar (AUWB) untuk memperoleh pelayanan Pendidikan Dasar (usia 7-15 tahun) yang berkeadilan agar anak dapat mengembangkan potensinya, sehingga memiliki bekal pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau kehidupan di masyarakat; serta Meningkatkan mutu,
48
relevansi dan daya saing seluruh penyelenggaraan Pendidikan Dasar,
4. Fasilitasi kemudahan bagi anak-anak usia sekolah jenjang
SMA/Sederajat;
5. Peningkatan sarana prasarana pendidikan menengah;
6. Pemerataan pelayanan kelembagaan satuan pendidikan menengah
dalam rangka rintisan Wajib belajar 12 tahun.
7. Peningkatan penyelenggaraan pendidikan kejuruan;
8. Ekstensifikasi kurikulm pendidikan umum ke pendidikan kejuruan;
9. Penguatan dan pendalaman relevansi muatan kurikulm satuan
pendidikan menengah;
10. Menyelenggarakan pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan Memperluas kesempatan kepada seluruh anak usia dini (usia 0-6 tahun) untuk memperoleh PAUD (Formal dan Non Formal) serta Meningkatkan mutu, relevansi dan daya saing seluruh penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) agar dapat menumbuh-kembangkan potensi seluruh anak usia dini sehingga memiliki kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar;
11. Menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan bagi tenaga pendidik dan kependidikan;
12. Menyediakan fasilitas pendidikan bagi tenaga pendidik dan kependidikan, dengan Meningkatkan mutu tata-kelola SDM kependidikan dan kebudayaan serta kepegawaian daerah agar memiliki pedoman yang terarah, sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan aman dan nyaman;
13. peningkatan mutu manajemen pendidikan bermuatan satuan program pendidikan dan kebudayaan agar dapat local, dengan Meningkatkan mutu sistem perencanaan pendidikan agar pelaksanaan pendidikan memiliki pedoman dan arah yang jelas, baik bagi para pengelola dan pelaksana, maupun bagi masyarakat
49
pengguna pendidikan dan kebudayaan dalam pencapaiannya; Meningkatkan mutu kinerja seluruh lembaga melaksanakan pembangunan pendidikan sesuai dengan tugas pokok, fungsi, wewenang, tanggungjawab, dan target-target pencapaian hasilnya, baik secara individu maupun kelompok; serta Meningkatkan mutu sistem pengawasan pendidikan agar seluruh pelaksanaan pembangunan pendidikan dan kebudayaan tidak terdapat penyimpangan dan penyalahgunaan, sehingga mendapat kepercayaan dan citra yang baik di hadapan masyarakat;
14. Peningkatan pengenalan dan menanamkan kecintaan terhadap
Budaya Sunda sejak dini, dengan Memperluas kesempatan bagi
masyarakat untuk mengembangkan wawasan dan apresiasi tentang seni-budaya daerah dan nasional yang perlu dilestarikan dan dikembangkan; Memperdalam wawasan dan apresiasi masyarakat terhadap nilai-nilai kesenian dan kebudayaan daerah dan nasional, sehingga dapat menumbuh-kembangkan rasa kebanggaan sebagai anggota masyarakat dan bangsanya; serta Memperluas kesempatan bagi masyarakat untuk menanamkan nilai-nalai luhur budaya lokal dan nasional:
15. Peningkatan pemasyarakatan penggunaan bahasa dan nilai-nilai
Budaya Sunda dalam aktivitas Pemerintahan dan kemasyarakatan,
dengan mendapatkan pendidikan, pelatihan dan penelitian seni dan
budaya lokal dan nasional;
16. Peningkatan keberdayaan seniman dan budayawan sunda
pengembangan dan pelestarian lembaga-lembaga adat dan tradisi
masyarakat, dengan Untuk berpartisipasi menyelenggarakan
festipal, pameran, lomba kesenian, dan budya lokal dan nasional: Penelitian situs dalam kaitannnya dengan objek pariwisata;
17. Pembangunan sarana dan prasarana pengembangan dan
50
A. EVALUASI CAPAIAN KINERJA TAHUN 2012
1. Evaluasi Capaian Kinerja Tahun 2012 Per Tujuan
Sesuai tujuan dan sasaran strategis yang telah dijabarkan di atas, dilakukan evaluasi dan analisis untuk mengetahui capaian kinerja tiap tujuan dan sasaran dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing idikator tersebebut. Capaian hasil dapat dilihat pada tabel berikut :
TujuanStrategis1 :
Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan orang dewasa berkelanjutan yang berkesetaraan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat
Tujuan tersebut diukur dengan Indikator Kinerja Angka Melek Huruf (AMH), yaitu : Angka Melek Huruf seluruh Penduduk; Angka Melek Huruf Pada Usia Dewasa; Angka Melek Huruf Pada Usia 15-24 Tahun. Capaiannya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Evaluasi Capaian Kinerja Tujuan 1 Tahun 2012
No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
Angka Melek Huruf (AMH)
98,65 98,76 0.11
Angka Melek Huruf seluruh Penduduk Angka Melek Huruf
Pada Usia Dewasa Angka Melek Huruf
Pada Usia 15-24 Tahun
51
Hasil Pengukuran terhadap prosentase penduduk usia 15 tahun plus yang bisa baca tulis dibagi jumlah penduduk usia 15 tahun plus di peroleh indikator Angka Melek Huruf (AMH) pada tahun 2012 mencapai realisasi 98,76 %, angka ini naik 0,11% dari Target Renstra 2010-2015 sebesar 98,65%. Dibandingkan dengan Capaian tahun 2011 angka ini naik 0,28% di mana AMH tahun 2011 sebesar 98,48%.
Tujuan 2 :
Terjaminnya kepastian memperoleh Layanan Pendidikan Dasar bermutu dan berkesetaraan di semua kecamatan
Tujuan tersebut diukur dengan Indikator Kinerja, yaitu :
Rata-Rata Nilai Ujian Nasional (Rata-Rata-Rata-Rata Nilai UN SD/MI dan Rata-Rata-Rata-Rata
Nilai UN SMP/ MTs); Angka Pendidikan yang ditamatkan/ Angka
Lulusan (AL); Angka Partisipasi Sekolah (APS); Angka Ngulang Kelas; Angka Putus Sekolah (APTS); Angka Melanjutkan Sekolah (Angka Melanjutkan lulusan SD/MI ke jenjang SMP/MTs dan Angka Melanjutkan lulusan SMP/MTs ke jenjang SMA/MA/SMK); Rata-Rata Lama Penyelesaian Pendidikan Dasar; Kondisi Sekolah (% Gedung SD/MI dalam Kondisi Baik dan % Gedung SMP/MTs dalam Kondisi Baik); Rasio Siswa per-guru (R-S/G), meliputi: Rasio guru terhadap murid pada pendidikan dasar (SD/MI) dan Rasio guru terhadap murid pada pendidikan dasar (SMP/MTs); Rasio Guru per-sekolah (R-G/Sek), meliputi: Rasio Guru per-murid per-kelas rata-rata pada pendidikan dasar (SD/MI) dan Rasio Guru per-murid per-kelas rata-rata pada pendidikan dasar (SMP/MTs) ; Prosentase (%) SMP yang ter-akreditasi; Angka Partisipasi Murni (APM) Pada Pendidikan Dasar; Angka Partisipasi Kasar (APK), meliputi: APK SD/ MI/ SDLB/ Paket A dan APK SMP/ MTs/ SMPLB/ Paket B; Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap penduduk usia sekolah pada pendidikan dasar; % peserta pendidikan life skill terhadap lulusan SMP
52
Capaiannya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Evaluasi Capaian Kinerja Tujuan 2 Tahun 2012
No Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
1. Rata-Rata Nilai Ujian Nasional Rata-Rata Nilai UN SD/MI 8.0 8.0 100% Rata-Rata Nilai UN SMP/ MTs 7.50 7.50 100%
2. Angka Pendidikan yang ditamatkan/ Angka Lulusan (AL) a. SD/MI b. SMP/MTs 97,87% 97,36% 97,61 % 97,28 % 0,26 % 0,08 % 3. Angka Partisipasi Sekolah (APS) a. SD/MI b. SMP/MTs 99,77% 93,05% 94,98 % 81,60 % 4,79 % 11,45 %
4. Angka Ngulang Kelas
a. SD/MI b. SMP/MTs 1,30% 0,10% 1,29% 0,07% 0,01 % 0,03 % 5. Angka Putus Sekolah
(APTS) a. SD/MI b. SMP/MTs 0,064 % 0,30 % 0,04 % 0,34 % 0,024 % 0,04 % 6. Angka Melanjutkan Sekolah Angka Melanjutkan lulusan SD/MI ke jenjang SMP/MTs 96,009 % 92,12 % 3,889 % Angka Melanjutkan lulusan SMP/MTs ke jenjang SMA/MA/SMK 64,76 % 67,22 % 2,46 % 7. Rata-Rata Lama
53 Penyelesaian Pendidikan Dasar a. SD/MI b. SMP/MTs 6 3 6 3 100 % 100% 8. Kondisi Sekolah % Gedung SD/MI
dalam Kondisi Baik 61,91 %
63,64 % 1,73 % % Gedung
SMP/MTs dalam Kondisi Baik)
74,114 % 79,60 % 5,486 %
9. Rasio Siswa per-guru
(R-S/G)
Rasio guru terhadap
murid pada pendidikan dasar (SD/MI)
1 : 23 1 : 24,39 1,39
Rasio guru terhadap
murid pada pendidikan dasar (SMP/MTs)
1 : 21 1: 14,22 6,78
10. Rasio Guru per-sekolah
(R-G/Sek)
Rasio Guru
per-murid per-kelas rata-rata pada pendidikan dasar (SD/MI)
1 : 38 1 : 34,17 3,83
Rasio Guru
per-murid per-kelas rata-rata pada pendidikan dasar (SMP/MTs) 1 : 54 1 : 36,98 17,02 11. Prosentase (%) SMP yang ter-akreditasi 90 % 90 % 100 %
12. Angka Partisipasi Murni (APM) Pada Pendidikan Dasar a. SD/MI/SDLB/Paket A b. SMP/MTs 99,61 81,71 93,26 % 66,47 % 6,35 % 15,24 % 13. Angka Partisipasi Kasar
(APK)
APK SD/ MI/ SDLB/
Paket A 104,37
54 APK SMP/ MTs/ SMPLB/ Paket B 91,58 92,87 % 1,29 % 14. Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap penduduk usia sekolah pada pendidikan dasar
a. Rasio SD/MI b. Rasio SMP/MTs 1 : 286 1 : 476 1: 264,23 1 :342,71 23,77 133,29 15. % peserta pendidikan life
skill terhadap lulusan SMP
Hasil Pengukuran terhadap Tujuan 2, yaitu Terjaminnya kepastian memperoleh Layanan Pendidikan Dasar bermutu dan berkesetaraan di semua kecamatan, adalah :
Rata-Rata Nilai Ujian Nasional. Target Rata-Rata Nilai UN
SD/MI 2012 dari semua mata pelajaran yang di UAN-kan 8,00 realisasi 8,00 atau tercapai 100%. Sedangkan Target Rata-Rata Nilai UN SMP/ MTs 2012 dari empat mata pelajaran yang di UAN-kan sebesar 7.50, terealiasi rata-rata 7,40).
Angka Pendidikan yang ditamatkan/ Angka Lulusan (AL). Dengan menggunakan perhitungan jumlah lulusan dibagi jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang pendidikan tertentu dikali 100, diperoleh nilai realisasi 97,61 % dari target 2012 dalam renstra 97,87% atau capaian kinerja sebesar 0,26 % untuk tingkat SD/MI. Sedangkan untuk tingkat SMP/MTs diperoleh nilai realisasi 97,28 % dari target renstra 2012 sebesar 97,36 % atau capaian kinerja 0,08 %.
Angka Partisipasi Sekolah (APS). Realisasi indikator ini pada tahun 2012 sebesar 94,98 % dari target renstra tahun yang sama, yaitu 99,77 % atau capaian kinerja sebesar 4,79 % untuk Angka Partisipasi SD/MI. Hasil capaian ini dihitung dari jumlah murid usia 7-12 tahun sebanyak 377.172 siswa berbanding jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun 397.093 orang dikali 100. Disisi lain dengan jumlah murid usia 13-15 tahun sebanyak 137.314 siswa dan jumlah penduduk