• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian dasar. Penelitian dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian dasar. Penelitian dasar"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian dasar. Penelitian dasar adalah penelitian yang dikerjakan tanpa memikirkan ujung praktis atau titik terapan (Nazir, 2003).

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi tanpa adanya manipulasi terhadap objek penelitian serta tanpa adanya kontrol (Nazir, 2003).

B. Pelaksanaan dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Struktur Tumbuhan Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Pengambilan sampel dilakukan di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah genus Mangifera yang terdapat di Indonesia.

(2)

2. Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 13 sampel anggota genus Mangifera sebagai ingroup dan 1 sampel outgroup dari genus Bouea di Kebun Raya Bogor. Spesies yang digunakan sebagai sampel penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Spesies yang Digunakan

No Genus Spesies Nama Daerah

1 Bouea Bouea oppositifolia (Roxb.) Meiss

2

Mangifera

Mangifera altissima Blanco var bingloe

Embacang (Ind) 3 Mangifera applanata Kosterm.

4 Mangifera foetida Lour. Bacang (Ind); Limus (Sunda);)

5 Mangifera gedebe Miq. Kedepir (Jawa); Gedepir

(Sumatera); Repik; Repeh

6 Mangifera indica L. var

compressa

Mangga

7 Mangifera laurina Bl. Mangga pari (Sunda); Pelem kecik (Jawa)

8 Mangifera macrocarpa Bl. Ki pari (Sunda); Haju (Sumatera) 9 Mangifera odorata Griff. Kuweni; Kaweni; Kweni (Jawa

dan Sunda)

10 Mangifera rufocostata

Kosterm.

Asam Kiat

11 Mangifera similis Auct. Tajas; Asam rawa (Indonesia) 12 Mangifera caesia Jack ex Wall Binjai (Ind); Binglu (Sunda);

Wani (Bali) 13 Mangifera caesia Jack ex Wall

var wanyi Kosterm.

(3)

D. Alat dan Bahan 1. Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Spesifikasi Alat yang Digunakan

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Bahan yang Digunakan

No Nama Bahan Kegunaan

1 Asam asetat glacial Pembuatan larutan FAA

2 Formalin Pembuatan larutan FAA

3 Alkohol Pembuatan larutan alkohol seri (30%, 50%, 70%, 95%, 100%) 4 Minyak paraffin Infiltrasi

5 Paraffin lunak dan keras Infiltrasi dan Embedding

6 Xilol Pembeningan

7 TBA Dehidrasi dan infiltrasi

8 Perekat Haupt Penempelan sayatan 9 Pewarna Fast green Pewarnaan

10 Cat kuku transparan Pembuatan preparat

11 Entelan Penutupan

No Nama Alat Spesifikasi Jumlah

1 Kaca objek Sail Brand 25.4 X 76.2 mm 2 pak @72 buah 2 Kaca penutup Menzel-Glaser 24X24 mm 3 pak @50 buah

3 Botol vial 10 ml 28 buah

4 Pipet Bahan kaca 3 buah

5 Silet Gillette Goal 1 pak @ 6 buah

6 Gelas ukur @ 1 buah

7 Gelas kimia @ 1 buah

8 Vaccum diafragh pump Ulvac sinko kiko DA-20D 1 set

9 Baki pita Bahan karton duplex 4 buah

10 Desicator Duran 1 buah

11 Oven SIBATA SPF-450 1 buah

12 Hot plate ERMA F-1 1 buah

13 Mikrotom Model Yamato KHKI PR-50 1 buah

14 Staining jar Bahan kaca 18 buah

15 Kuas No 3 2 buah

16 Mikroskop Shimadzu 1 buah

(4)

E. Cara Kerja

1. Pengambilan Sampel di Lapangan

Sampel tumbuhan diambil dari Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Daun yang digunakan sebagai sampel adalah daun yang dianggap cukup tua (daun ke-8 atau ke-9 dari pucuk dan berwarna hijau tua). Sampel daun yang telah diambil langsung difiksasi menggunakan FAA untuk mencegah perubahan pada jaringan maupun keadaan sel pada daun.

2. Pembuatan Preparat Anatomi Sayatan Segar

Bentuk sel epidermis, tipe stomata, letak stomata, frekuensi stomata dan bentuk trikoma pada sampel daun diamati dengan membuat preparat anatomi sayatan segar pada tiga daerah daun yaitu daerah basal, tengah dan ujung daun. Pembuatan preparat anatomi sayatan segar dilakukan dengan dua cara. Untuk mengamati letak stomata, frekuensi stomata dan bentuk trikoma, dibuat preparat menggunakan cat kuku transparan yang dioleskan pada permukaan daun. Cat kuku dibiarkan mengering kemudian dilepas hati-hati dan ditempelkan pada kaca objek yang telah diberi setetes air. Sementara untuk mengamati bentuk sel epidermis dan tipe stomata dibuat preparat dengan menyayat permukaan daun secara paradermal menggunakan silet tajam. Sayatan ini kemudian diletakkan pada kaca objek yang telah diberi setetes air.

(5)

3. Pembuatan Preparat Anatomi Dengan Metode Paraffin

Untuk mengamati letak rigi pada stomata dibuat preparat dengan metode paraffin (Sass, 1958). Sampel daun yang akan diamati dipotong dengan ukuran kira-kira 1x2 cm, sampel kemudian difiksasi menggunakan FAA selama 1x24 jam. Sampel selanjutnya diaspirasi menggunakan aspirator untuk menghilangkan udara sampai bahan tenggelam atau tidak terlihat lagi gelembung udara yang keluar dari jaringan.

Sampel selanjutnya didehidrasi menggunakan seri larutan alkohol-TBA (tertier butil alkohol) atau disebut juga larutan Johansen. Komposisi larutan Johansen dapat dilihat pada Lampiran I. Dehidrasi bertujuan untuk menarik air agar jaringan dapat lebih mudah bercampur dengan paraffin saat proses infiltrasi.

Sampel selanjutnya diinfiltrasi dalam TBA-minyak paraffin 1:1 selama 1,5 jam, kemudian proses infiltrasi dilanjutkan menggunakan paraffin lunak 48oC selama 3x2 jam dan paraffin keras 58oC selama 2x2 jam. Sampel kemudian disayat menggunakan mikrotom putar model Yamato KHKI PR-50 dengan ketebalan 10µm.

Sayatan yang terlihat baik kemudian ditempelkan pada kaca objek yang telah dilapisi dengan perekat “Haupt” (Lampiran I) dan diberi setetes air. Sayatan dibiarkan mengering diatas papan pemanas dengan suhu 42oC. Langkah pembuatan preparat anatomi dengan metode paraffin ini dapat dilihat pada lampiran II. Sayatan diwarnai dengan pewarna fast green menggunakan metode pewarnaan fast green yang telah dikemukakan oleh Sass (1958). Tahapan

(6)

pewarnaan fast green dapat dilihat pada lampiran III. Sayatan yang telah diwarnai dibubuhi entelan dan ditutup dengan kaca penutup.

4. Pengamatan Anatomi

a. Pengamatan Permukaan Epidermis Daun

Pengamatan permukaan epidermis daun meliputi bentuk sel epidermis, tipe stomata, letak stomata, frekuensi stomata dan bentuk trikoma. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan preparat anatomi sayatan segar. Masing-masing preparat diamati sebanyak 10 kali lapang pandang menggunakan mikroskop elektrik Shimadzu.

b. Menentukan Frekuensi Stomata

Stomata dihitung secara acak sebanyak 10 kali lapang pandang pada tiap preparat anatomi sayatan segar. Nilai stomata per mm2 didapat dari hasil kali jumlah stomata rata-rata dengan nilai faktor permukaan (surface factor) pada perbesaran 400x (F = 11,6977). Nilai faktor permukaan didapat menggunakan metode standar yaitu, nilai pada mikrometer lensa objektif dikali dengan sepuluh kemudian dibagi dengan nilai pada mikrometer lensa okuler (Sabo et al., 2007).

c. Birai pada Stomata

Pengamatan birai atau rigi pada stomata dilakukan pada setiap preparat sayatan melintang daun yang telah dibuat menggunakan metode paraffin dan diwarnai menggunakan fast green. Seluruh hasil pengamatan kemudian didokumentasikan menggunakan kamera digital Samsung tipe S860.

(7)

5. Analisis Filogenetika a. Skoring

Dari 13 spesies pada genus Mangifera dan satu spesies dari genus Bouea telah dibedakan berdasarkan karakter anatomi epidermis daunnya. Enam karakter yang diamati kemudian dilakukan skoring. Skoring karakter yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Bentuk sel epidermis : 0 = tepi bergelombang 1 = bersudut

2 = membulat 2. Tipe stomata : 0 = anomositik

1 = bukan anomositik 3. Frekuensi stomata : 0 = 839.89/mm2

1 = f < 839.89/mm2 2 = f > 839.89/mm2 4. Letak stomata : 0 = hipostomatik

1 = amfistomatik

5. Trikoma : 0 = tidak berbentuk sisik 1 = berbentuk sisik

6. Birai : 0 = ada

1= tidak ada

b. Analisis Data

Analisis filogenetika dilakukan menggunakan software PAUP (Phylogenetics Analysis Using Parsimony) versi 4.0b10. Data hasil skoring setiap karakter diberi bobot sama dan dianalisis menggunakan heuristic search method dan tree bisection-reconnection (TBR) branch swapping. Semua pohon filogenetik disimpan kemudian dilakukan evaluasi pohon menggunakan analisis bootstrap. Jumlah langkah, indeks retensi (RI) dan indeks konsistensi (CI) dihitung untuk pohon konsensus.

(8)

Gambar 3.1. Alur Penelitian Metode sayatan segar

Seminar proposal Studi literatur Pembuatan proposal Pengambilan sampel Pembuatan preparat Metode paraffin Kesimpulan Pengamatan Analisis data

Gambar

Tabel 3.1. Spesies yang Digunakan
Tabel 3.2 Spesifikasi Alat yang Digunakan
Gambar 3.1.  Alur Penelitian Metode sayatan segar

Referensi

Dokumen terkait

Analisis lanjut dengan Pos Hoct Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna kadar laktat antara tingkat cedera moderate dengan mild pada Pasien Cedera Kepala dengan nilai

Hasil penelitian menunjukan bahwa respon panelis terhadap warna dan tekstur dendeng babi melalui penambahan asap cair tidak berbeda nyata sedangkan nyata berbeda (P&lt;0,05)

3) resonden di minta untuk mengisi item peryataan sesuai dengan keadaan yang paling mewakili dirinnya ( apakah merekan menyukai sponden diminta (+) atau tidak

Sumber data :Angket Siswa Aplikasi nilai-nilai yang terkandung dalam surah Ali Imran ayat 159. Berdasarkan tabel tersebut di atas memberikan informasi

Para pelaku home industri adalah masyarakat yang ada di kelurahan kubu gadang. Ada yang membuatnya dirumahnya sendiri ada yang sudah memiliki gudang atau tempat

The result of the statistical data analysis showed the mean score of the experiment group which was taught using guessing games was 2,83 and for the control group which

Hasil penelitian distribusi responden berdasarkan Prestasi Akademik dalam penelitian ini didapati responden terbanyak yaitu responden yang memiliki nilai rerata EAS

Bagian Urusan Kepegawaian menangani surat yang berkaitan dengan kepegawaian yang ada di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jakarta Timur. Praktikan mengelola surat