• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan taraf hidup atau mensejahterakan seluruh rakyat melalui pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi merupakan upaya dari suatu negara untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya melalui pemanfaatan sumberdaya yang ada. Peningkatan kesejahteraan antara lain dapat diukur dari kenaikan tingkat pendapatan nasional atau laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi setiap tahunnya (Sukirno, 1985).

Konsep dasar pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan hasil kegitatan ekonomi seluruh unit ekonomi dalam suatu wilayah, atau bisa juga dikatakan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah adalah peningkatan Produk Domestik Regionsl Bruto (PDRB) atau Produk Domestik Regional Neto (PDRN), dimana produk atau hasil kegiatan ekonomi dari seluruh unit ekonomi ekonomi domestik adalah dalam wilayah kekuasaan atau administratif seperti negara, provinsi, atau kabupaten.

Keberhasilan pembangunan ekonomi yang sering diukur dengan pertumbuhan ekonomi, membuat pemerintah berusaha untuk menciptakan

(2)

2

laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Salah satu strategi yang digunakan pemerintah untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah memacu sektor-sektor ekonomi yang dapat memberikan nilai tambah yang besar dalam waktu singkat.

Pada masa orde baru, pemerintah mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi dengan melakukan industrialisasi. Industri yang padat modal dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar daripada sektor pertanian yang selama ini menjadi tumpuan hidup masyarakat. Kebijakan-kebijakan pemerintah untuk memacu pertumbuhan sektor industri, berdampak pada cepatnya pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempercepat proses perubahan struktur ekonomi. Perubahan struktur ekonomi ditandai oleh semakin menurunnya kontribusi sektor pertanian, semakin meningkatnya kontribusi sektor industri, dan jasa yang kurang lebih konstan, namun kontribusinya akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi (BPS, 2010).

Seiring dengan gerak pembangunan yang dilakukan, ketimpangan dan distribusi pendapatan dan kemiskinan menjadi lingkaran masalah yang sulit untuk diatasi. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) penduduk yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar minimum dikategorikan sebagai penduduk miskin. Nilai garis kemiskinan mengacu pada kebutuhan minimum 2.100 kkal perkapita perhari ditambah dengan kebutuhan minimum non makanan yang merupakan kebutuhan dasar seseorang yang meliputi kebutuhan dasar untuk papan, sandang, sekolah, transportasi serta

(3)

3

kebutuhan rumahtangga dan individu yang mendasar lainnya. Walaupun pertumbuhan ekonomi cukup tinggi namun angka kemiskinan masih tetap tinggi. Sulitnya mengurangi angka kemiskinan disebakan adanya ketimpangan distribusi pendapatan.

Ketimpangan distribusi pendapatan adalah suatu kondisi dimana distribusi pendapatan yang diterima masyarakat tidak merata. Ketimpangan dalam distribusi pendapatan menggambarkan bahwa hanya sebagian kecil masyarakat yang menikmati sebagian besar pendapatan negara. Sebaliknya sebagian besar masyarakat yang terdiri dari karyawan dan buruh hanya menikmati sedikit dari pendapatan nasional (Djojohadikusumo, 1954).

Adanya ketimpangan distribusi pendapatan tersebut menyebabkan adanya kesenjangan antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin sehingga yang miskin sulit keluar dari kemiskinan.

Menurut Djojohadikusumo (2005), distribusi pendapatan yang timpang ini disebabkan adanya perbedaan faktor-faktor yang berhubungan dengan kekuatan modal dan skill pada masing-masing golongan. Golongan masyarakat kaya yang yang merupakan sebagian kecil dari masyarakat keseluruhan menguasai hampir seluruh jumlah peralatan modal yang ada. Hal ini menjadikan kelompok golongan ini dengan mudah masuk dalam aktivitas ekonomi serta mempunyai pendidikan, keterampilan dan keahlian khusus dalam perdagangan. Dilain pihak

(4)

4

golongan karyawan dan buruh yang tidak memiliki modal dan skill yang cukup, sulit masuk dalam aktivitas ekonomi dan memiliki posisi yang lemah dalam menghadapi golongan lain

Pembangunan bukan merupakan tujuan melainkan hanya alat sebagai proses untuk menurunkan kemiskinan dan ketimpangan distribusi pendapatan jadi, berkurangnya ketimpangan distribusi pendapatan merupakan inti dari pembangunan. Selama pertumbuhan ekonomi dan hasil-hasil dari pembangunan dapat d nikmati secara adil dan merata oleh masyarakat .

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman bentuk muka bumi, baik di daratan maupun di dasar laut. Kondisi yang demikian mempunyai hubungan erat dengan aktivitas manusianya. Aktivitas penduduk disuatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis terutama kondisi fisik yang meliputi kondisi iklim,topografi jenis dan kualitas tanah serta kondisi perairan. Aktivitas penduduk yang terkait pada kondisi alam dapat diketahui dari corak kehidupan penduduknya, yakni :

1. Corak kehidupan daerah pantai. Penduduk umumnya bekerja sebagai nelayan, penjual jasa wisata, sektor perikanan dan perkebunan kelapa

2. Corak kehidupan di daerah dataran rendah. Penduduk biasanya bekerja pada sektor pertanian, ladang dan bentuk pertanian

(5)

5

lain. Selain itu sektor-sektor lain biasanya lebih cepat berkembang seperti transportasi, industri dan perdagangan. 3. Corak kehidupan daerah dataran tinggi. Penduduk di daerah ini

umumnya bekerja dalam sektor pertanian terutama perdagangan.

Ketimpangan di daerah-daerah dapat disebabkan oleh pertumbuhan dan keterbatasan yang dimiliki masing-masing daerah yang berbeda-beda serta pembangunan yang cenderung terpusat pada daerah yang sudah maju. Hal ini menyebabkan pola ketimpangan distribusi pendapatan daerah dan merupakan salah satu faktor pendorong terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan semakin melebar.

Dari Tabel 1.1 dibawah ini dapat dilihat bahwa pada tahun 2013 Gorontalo merupakan daerah yang memiliki ketimpangan lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya yaitu sebesar 0,437 sementara Kepualauan Bangka belitung memiliki ketimpangan lebih rendah yakni sebesar 0,313. Sedangkan ibu kota negara yakni DKI Jakarta sebesar 0,433 lebih besar dari rasio gini nasional sebesar 0,413. Rasio gini nasional mengalami peningkatan pada tahun 2004 sebesar 0,35 dan pada tahun 2011 menjadi 0,41.

(6)

6

Tabel 1.1 gini ratio menurut provinsi tahun 2008-2013

Provinsi 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Aceh 0,27 0,29 0,30 0,33 0,32 0,341 Sumatera Utara 0,31 0,32 0,35 0,35 0,33 0,354 Sumatera Barat 0,29 0,30 0,33 0,35 0,36 0,363 Riau 0,31 0,33 0,33 0,36 0,40 0,374 Jambi 0,28 0,27 0,30 0,34 0,34 0,348 Sumatera Selatan 0,30 0,31 0,34 0,34 0,40 0,383 Bengkulu 0,33 0,30 0,37 0,36 0,35 0,386 Lampung 0,35 0,35 0,36 0,37 0,36 0,356

Kepulauan Bangka Belitung 0,26 0,29 0,30 0,30 0,29 0,313

Kepulauan Riau 0,30 0,29 0,29 0,32 0,35 0,362 DKI Jakarta 0,33 0,36 0,36 0,44 0,42 0,433 Jawa Barat 0,35 0,36 0,36 0,41 0,41 0,411 Jawa Tengah 0,31 0,32 0,34 0,38 0,38 0,387 DI Yogyakarta 0,36 0,38 0,41 0,40 0,43 0,439 Jawa Timur 0,33 0,33 0,34 0,37 0,36 0,364 Banten 0,34 0,37 0,42 0,40 0,39 0,399 Bali 0,30 0,31 0,37 0,41 0,43 0,403

Nusa Tenggara Barat 0,33 0,35 0,40 0,36 0,35 0,364

Nusa Tenggara Timur 0,34 0,36 0,38 0,36 0,36 0,352

Kalimantan Barat 0,31 0,32 0,37 0,40 0,38 0,396 Kalimantan Tengah 0,29 0,29 0,30 0,34 0,33 0,350 Kalimantan Selatan 0,33 0,35 0,37 0,37 0,38 0,359 Kalimantan Timur 0,34 0,38 0,37 0,38 0,36 0,371 Sulawesi Utara 0,28 0,31 0,37 0,39 0,43 0,422 Sulawesi Tengah 0,33 0,34 0,37 0,38 0,40 0,407 Sulawesi Selatan 0,36 0,39 0,40 0,41 0,41 0,429 Sulawesi Tenggara 0,33 0,36 0,42 0,41 0,40 0,426 Gorontalo 0,34 0,35 0,43 0,46 0,44 0,437 Sulawesi Barat 0,31 0,30 0,36 0,34 0,31 0,349 Maluku 0,31 0,31 0,33 0,41 0,38 0,370 Maluku Utara 0,33 0,33 0,34 0,33 0,34 0,318 Papua Barat 0,31 0,35 0,38 0,40 0,43 0,431 Papua 0,40 0,38 0,41 0,42 0,44 0,442 INDONESIA 0,35 0,37 0,38 0,41 0,41 0,413 Sumber : bps.go.id

(7)

7

Ketimpangan distribusi pendapatan tersebut merupakan suatu masalah yang harus segera diatasi karena ketimpangan pendapatan berdampak bukan hanya dalam hal ekonomi tetapi juga dalam hal sosial. Dua alasan mengapa ketimpangan harus diperhatikan yaitu, ketimpangan yang ekstrem dapat menyebabkan inefisiensi ekonomi serta melemahkan stabilitas sosial dan solidaritas (Todaro, 2006). Mengingat cukup besarnya dampak yang ditimbulkan akibat ketimpangan distribusi pendapatan, maka diperlukan strategi khusus untuk mengatasi permasalahan ketimpangan distribusi pendapatan yang semakin memburuk di Indonesia.

Menurut Todaro (2006), pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak harus selalu diikuti oleh distribusi pendapatan yang semakin timpang, hal ini bergantung pada karakter pertumbuhan ekonomi, yaitu bagaimana cara mencapainya, siapa yang berperan serta, sektor-sektor mana saja yang mendapat prioritas, dan sebagainya. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha untuk mengetahui sektor ekonomi apakah yang bila ditumbuhkan akan bermanfaat bagi pemerataan distribusi pendapatan di Indonesia.

(8)

8

1.2 Rumusan Masalah

Keberhasilan pembangunan ekonomi di suatu wilayah dapat dilihat dari pendapatan perkapita masyarakat dan disertai perubahan dalam struktur ekonomi. Dengan demikian, pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan adanya alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, atau pendidikan, dan teknologi.

Sektor-sektor ekonomi memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini karena peningkatan pertumbuhan dan pendapatan tenaga kerja dalam satu sektor akan meningkatkankonsumsi barang dan jasa dari sektor lainnya. Peningkatan konsumsi barang dan jasa sektor lainnya dan akan memacu pertumbuhan dan pendapatan tenaga kerja sektor-sektor tersebut, jika hal ini terus berlangsung maka tercipta pertumbuhan ekonomi yang seimbang dan stabil yang sangat penting bagi perekonomian.

Meningkatnya produktivitas tenaga kerja akan meningkatkan upah sehingga meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja, karena upah merupakan imbalan dari produktivitas. Jumlah tenaga kerja di Indonesia yang bekerja sebagai buruh dan karyawan sebesar 40.19 persen pada tahun 2013 (BPS). Hal ini berarti jika produktivitas tenaga kerja atau pertumbuhan per kapita meningkat maka kesejahteraan tenaga kerja akan meningkat dan akan memperbaiki distribusi pedapatan di Indonesia.

(9)

9

Dari uraian diatas, maka rumusan permasalahan yang menarik untuk di teliti adalah :

1. Apakah angka partisipasi sekolah dan presentase penduduk miskin mempengaruhi tingkat ketimpangan pendapatan di Indonesia ? 2. Bagaimana pengaruh masing-masing sektor ekonomi terhadap

distribusi pendapatan di Indonesia ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan : 1. Menganalisis sektor apa saja yang dapat menurunkan tingkat

ketimpangan distribusi pendapatan.

2. Menganalisis pengaruh struktur ekonomi terhadap distribusi pendapatan di Indonesia.

1.3.2 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap banyak pihak antara lain :

1. Bagi penulis,penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman penulis agar dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Selain itu penulis dapat membandingkan antara teori dan praktek lapangan.

(10)

10

2. Bagi permerintah daerah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bukti empiris mengenai penerapan system perimbangan daerah yang tengah berjalan dan dapat dijadikan acuan dalam menetapkan kebijakan selanjutnya.

3. Bagi dunia ilmu pengetahuan, dapat dijadikan sumbangan pemikiran atau studi banding bagi mahasiswa atau pihak yang melakukan penelitian sejenis.

1.4 Sistematika penulisan

agar penulisan lebih terarah dan sistematis, maka penelitian dibagi menjadi lima bab sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini membahas tentang latar belakang masalah,rumusan masalah, manfaat dan tujuan penulisan skripsi, dan sistematika penulisan skripsi yang terdiri dari masalah ketimpangan, tujuan dan manfaat penelitian,serta sistematika penulisan.

BAB II Kajian Pustaka

Pada bab ini menyajikan landasan teori tentang kemiskinan ,ketimpangan, pertumbuhan ekonomi, dengan kemiskinan dan ketimpangan. Disamping itu, pada bab ini juga terdapat penelitian terdahulu, kerangka penelitian dan hipotesis yang dapat diambil.

(11)

11

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan tentang deskripsi objek penelitian, yaitu kondisi ketimpangan, PDRB persektor pada 32 provinsi, analisis data dan pembahasan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan tentang deskripsi objek penelitian, yaitu gini ratio dan PDRB persektor pada 32 provinsi di Indonesia, analisis data dan pembahasan.

BAB V KESIMPULAN

Pada bab ini disampaikan kesimpulan dan saran yang dapat diambil dari penelitian yang dilakukan.

Gambar

Tabel 1.1 gini ratio menurut provinsi tahun 2008-2013

Referensi

Dokumen terkait

Hal lain yang cukup menarik di antara tiga fraksi pada percobaan ini, bahwa pada fraksi ukuran butir kasar dengan selang waktu pengamatan tiap 2 jam selama 6 jam untuk berat

Pada suatu tempat tertentu, lapisan kerak bumi akan retak dan bergerak saling menjauh, dan rekahan yang ditinggalkannya akan segera terisi oleh lelehan magma yang kemudian juga

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sediaan krim pada konsentrasi 1 %, 5 % dan 10 % memberikan efek antibakteri untuk pengobatan luka sayat

L : Ya Tuhan Yesus yang telah mati di kayu salib, hanya oleh karena kasihMu kepada orang berdosa ini. P : Ajarilah kami selalu mengingat Tuhan yang mati di kayu

Dalam penelitian ini, konsep audit komunikasi akan lebih ditekankan pada penggambaran dan penilaian kualitas media internal dan arah aliran informasi yang terkait dengan akses

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kegiatan absensi siswa di setiap sekolah pada umumnya dilakukan setiap hari dengan tujuan untuk mengetahui apakah siswa sakit, izin, alpa,

Harga pokok produksi maksimum untuk memproduksi 1 kilogram cabai giling ialah sebesar Rp 19.899, harga tersebut dapat diterima oleh perusahaan karena harga tersebut berada

Upaya pelestarian Rusa Sambar Di Pusat Penangkaran Rusa Di Desa Api-Api Kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser Utara ( Ditinjau Dari Peraturan Pemerintah Nomor 7