• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

REVISI RENSTRA 2017

1

(2)

REVISI RENSTRA 2017

2

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan dan Pembangunan Nasional (SPPN) mengisyaratkan bahwa setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah harus menyusun Rencana Strategis dengan berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk kurun waktu 5 (lima) tahun, sesuai dengan masa jabatan kepala daerah. Perencanaan strategis merupakan instrument yang akan membantu pimpinan organisasi dalam mengelola dan mengalokasikan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi. Perencanaan strategis sangat penting bagi organisasi sehingga perlu dirumuskan secara formal untuk seluruh komponen organisasi serta untuk bahan pertanggungjawaban kepada masyarakat.

Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memberikan kewenangan yang begitu besar kepada daerah otonom yaitu Kabupaten dan Kota untuk mengatur urusan pemerintahan. Salah satu urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom yang merupakan urusan wajib menurut UU tersebut adalah urusan bidang lingkungan hidup berhubungan dengan kewenangan tersebut, pengendalian lingkungan hidup merupakan kewenangan Kabupaten/Kota secara proporsional dan dengan adanya Undang-Undang No 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah sebagai pengganti UU 32 TAHUN 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka diperlukan Revisi Renstra menyesuaikan dengan nomenklatur organisasi perangkat daerah sesuai Undang-Undang tersebut.

Sejalan dengan hal tersebut dan dalam rangka mewujudkan good govermance sebagai konsekunesi dari pelaksanaan otonomi daerah, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) maupun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Lombok Barat yang selanjutnya menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan

(3)

REVISI RENSTRA 2017

3

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup Pemerintah Kabupaten Lombok Barat.

Dengan telah ditetapkannya RPJP dan RPJM Pemerintah Kabupaten Lombok Barat serta Visi-Misi Bupati/Wakil Bupati Lombok Barat, maka Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat sebagai salah satu perangkat institusi Pemerintah Kabupaten dibidang lingkungan hidup yang mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintah dibidang pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan peraturan per Undang-Undangan yang berlaku, juga harus menyusun Rencana Strategis untuk dijadikan acuan dalam mengimplementasikan tugas dengan tetap berpijak pada RPJP, RPJM dan Visi-Misi Bupati/Wakil Bupati.

Tantangan yang dihadapi oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat sangatlah komplek, penurunan kualitas lingkungan dan perubahan iklim sebagai dampak dari pembangunan yang terus meningkat menjadi masalah yang sangat penting. Oleh karena itu perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup menjadi sangat penting dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Berkenaan dengan hal tersebut, Rencana Strategis Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat disusun berdasarkan eksistensi kondisi lingkungan yang dalam penanganan pengelolaan maupun pola pengendalian pelaksanaannya secara bertahap berpijak pada ketersediaan pembiayaan dan prioritas perekonomian daerah.

1.2. LANDASAN HUKUM

a. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pembangunan Nasional;

b. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

c. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

d. Undang-Undang No 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah e. Peraturan Pemerintah Nomor 108 tahun 2000 tentang Tata Cara

(4)

REVISI RENSTRA 2017

4

f. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;

g. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

h. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;

i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal;

j. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Dan Daerah Kabupaten/Kota;

k. Pemendagri Nomor 21 Tahun 2011 Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

l. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Dalam Penyusunan Atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah;

m. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.69/Menlhk-Setjen/2015 tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah Provinsi Dan Kabupaten/Kota Yang Melaksanakan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup Dan Urusan Pemerintahan Bidang Kehutanan

n. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lombok Barat Tahun 2005-2025;

o. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Barat;

p. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 03 Tahun 2013 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

(5)

REVISI RENSTRA 2017

5

q. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014-2019;

r. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 10 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Lombok Barat;lembaran daerah tahun 2016 nomor 10

s. Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor 72 Tahun 2016 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup;

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud penyusunan Renstra Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat adalah sebagai acuan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat dalam melaksanakan tugas pembangunan dan pemerintahan selama kurun waktu 2014-2019. Adapun tujuannya :

1. Merumuskan Visi dan Misi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat sebagai penjabaran dari visi dan misi Pemerintah Daerah.

2. Menyusun program strategis yang merupakan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan program Pembangunan Kabupaten Lombok Barat sesuai dengan kewenangan sebagai dasar perencanaan tahunan serta anggaran pembangunan dan Belanja Daerah.

3. Menyediakan bahan serta pedoman untuk penyusunan Rencana Kerja Tahunan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat 2015-2019.

1.4. HUBUNGAN RENSTRA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA

Rencana Strategis Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat tahun 2014 - 2019 merupakan dokumen perencanaan lima tahunan Dinas Lingkungan Hidup untuk periode tahun 2014-2019 yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai tugas, pokok dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup.

(6)

REVISI RENSTRA 2017

6

Hubungan Rencana Strategis Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014-2019 dengan dokumen perencanaan lainnya sangat erat berkaitan karena dalam penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014–2019 menggunakan pendekatan tekhnokratik, politik dan bottom up, sebagai berikut:

1.4.1. Hubungan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat Dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lombok Barat secara umum yaitu : “RPJMD merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah Kabupaten Lombok Barat yang digunakan sebagai pedoman penyusunan Renstra. Dimana Renstra sebagai dokumen perencanaan lima tahunan yang disusun oleh SKPD dan merupakan dokumen penjabaran teknis dari RPJMD”. Adapun proses perencanaannya sebagai berikut :

a) Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat menyiapkan Rancangan Awal Renstra Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat sesuai dengan tugas dan fungsinya dengan berpedoman pada Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Lombok Barat;

b) Rancangan Awal Renstra Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat menjadi input untuk memutakhirkan Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lombok Barat menjadi Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lombok Barat;

c) Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lombok Barat dibahas dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Jangka Menengah Kabupaten Lombok Barat;

d) Hasil Musrenbang Jangka Menengah Kabupaten Lombok Barat digunakan dalam penyusunan Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten Lombok Barat;

(7)

REVISI RENSTRA 2017

7

e) Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Lombok Barat digunakan sebagai pedoman dan acuan bagi SKPD Kabupaten Lombok Barat dalam pemutakhiran Rancangan Renstra SKPD menjadi Rancangan Akhir Renstra SKPD, dimana diantaranya adalah Rancangan Akhir Renstra Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat ;

f) Pada tahap akhir, Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lombok Barat ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Berpedoman pada Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lombok Barat, maka SKPD Kabupaten Lombok Barat menetapkan Rancangan Akhir Renstra SKPD menjadi Renstra SKPD. dimana Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat juga menetapkan Rancangan Akhir Renstra Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat menjadi Renstra Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.

1.4.2. Hubungan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat Dengan Rencana Kerja (Renja) Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat yaitu “Renja merupakan dokumen perencanaan tahunan SKPD yang penyusunannya berpedoman pada Renstra”. Adapun proses perencanaannya adalah sebagai berikut :

a) Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat menyiapkan Rancangan Awal Rencana Kerja (Renja) Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat sesuai dengan tugas dan fungsinya dengan berpedoman pada Rancangan Awal RKPD Kabupaten Lombok Barat dan mengacu pada Renstra Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat melalui Forum SKPD Kabupaten Lombok Barat;

b) Rancangan Awal Renja SKPD Kabupaten Lombok Barat termasuk Renja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok

(8)

REVISI RENSTRA 2017

8

Barat menjadi input untuk memutakhirkan Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lombok Barat menjadi RKPD Kabupaten Lombok Barat;

c) Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Lombok Barat dibahas dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Lombok Barat;

d) Hasil Musrenbang Kabupaten Lombok Barat digunakan dalam penyusunan Rancangan Akhir RKPD Kabupaten Lombok Barat; e) Rancangan Akhir RKPD Kabupaten Lombok Barat digunakan

sebagai pedoman dan acuan bagi SKPD Kabupaten Lombok Barat dalam pemutakhiran Rancangan Renja SKPD menjadi Rancangan Akhir Renja SKPD;

f) Pada tahap akhir, Rancangan Akhir RKPD Kabupaten Lombok Barat ditetapkan dengan Peraturan Bupati. Berpedoman pada Peraturan Bupati tentang RKPD Kabupaten Lombok Barat maka SKPD Kabupaten Lombok Barat menetapkan Rancangan Akhir Renja SKPD menjadi Rencana Kerja SKPD, dimana Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat juga menetapkan Rencana Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan Rencana Strategis Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat 2014-2019 disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Maksud dan Tujuan

1.4. Hubungan Renstra Dinas Lingkungan Hidup dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

(9)

REVISI RENSTRA 2017

9

BAB II. GAMBARAN UMUM PENYELENGGARAAN PELAYANAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LOMBOK BARAT

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi 2.2. Sumber Daya

2.3. Kinerja Pelayanan

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan

BAB III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis

BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LOMBOK BARAT

4.1. Visi dan Misi

4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah 4.3. Strategi dan Kebijakan

BAB V. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA , KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LOMBOK BARAT

5.1. Rencana Program dan Kegiatan 5.2. Indikator kinerja

5.3. Kelompok Sasaran 5.4. Pendanaan indikatif

BAB VI. INDIKATOR KINERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LOMBOK BARAT

6.1. Indikator Kinerja Utama ( IKU ) 6.2. Perhitungan Indikator Kinerja BABVII. PENUTUP

(10)

REVISI RENSTRA 2017

10

BAB II

GAMBARAN UMUM PENYELENGGARAAN PELAYANAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LOMBOK BARAT 2.1. TUGAS POKOK, FUNGSI dan STRUKTUR ORGANISASI 2.1.1. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Berdasarkan Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor 72 Tahun 2016 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat, Pasal 2 ayat 1 bahwa Dinas Lingkungan Hidup merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah, dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Sedangkan menurut pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa tugas pokok Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat adalah melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang lingkungan hidup.

Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat 2 Peraturan Bupati tersebut di atas, maka Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat mempunyai fungsi :

1. Penyusunan Rencana Strategis di bidang lingkungan hidup.

2. Perumusan kebijakan teknis, penyusunan program dan kegiatan bidang lingkungan hidup.

3. Pemberian dukungan atas penyelenggaran pemerintahan daerah di bidang Tata Lingkungan dan Amdal, pengendalian pencemaran lingkungan dan pengelolaan limbah, pengendalian kerusakan dan pemulihan lingkungan serta penegakan hukum dan komunikasi lingkungan.

4. Pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang lingkungan hidup.

5. Pelaksanaan kegiatan penata usahaan Dinas Lingkungan Hidup. 6. Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis Dinas di bidang

(11)

REVISI RENSTRA 2017

11

7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan Tugas dan Fungsinya.

2.1.2. STRUKTUR ORGANISASI

Susunan organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat berdasarkan Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor 72 Tahun 2016 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat, maka susunan organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat, adalah sebagai berikut: Susunan Organisasi Dinas Lingkungan Hidup terdiri dari :

a. Kepala.

b. Sekretariat terdiri dari : 1. Sub Bagian Program; 2. Sub Bagian Keuangan;

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. c. Bidang Tata Lingkungan terdiri dari :

1. Seksi Kajian Dampak Lingkungan; 2. Seksi Inventarisasi RPPLH dan KLHS; 3. Seksi Pemeliharaan Lingkungan Hidup

d. Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 terdiri dari: 1. Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah B3;

2. Seksi Penanganan Persampahan dan Kebersihan 3. Seksi Sarana dan Prasarana Persampahan.

e. Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup terdiri dari:

1. Seksi Pencemaran Lingkungan; 2. Seksi Kerusakan Lingkungan; 3. Seksi Pemantauan Lingkungan;

f. Bidang Penegakan Hukum dan Kapasitas Lingkungan Hidup terdiri dari :

1. Seksi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan 2. Seksi Penegakan Hukum Lingkungan;

(12)

REVISI RENSTRA 2017

12

g. Unit Pelaksana Teknis (UPT). h. Kelompok Jabatan Fungsional.

Sekretariat dan bidang-bidang tersebut di atas masing-masing dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas.

a) S e k r e t a r i a t

Sekretariat dan Bidang dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas. Sekretariat Dinas mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan administrasi umum, rumah tangga dan perlengkapan;

b. Penyelenggaraan administrasi Keuangan dan Kepegawaian; c. Pelaksanaan pembinaan pelaksanaan administrasi umum,

keuangan dan kepegawaian;

d. Penyelenggaraan pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan; e. Penyiapan bahan rancangan dan pendokumentasian

perundang-undangan, pengelolaan perpustakaan dan hubungan masyarakat; f. Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja terkait; dan

g. Penyusunan laporan hasil kegiatan Sekretariat.

Tugas pokok dari masing-masing Sub Bagian yang berada di Sekretariat bertanggungjawab langsung kepada Sekretaris Dinas, yaitu:

(1) Sub Bagian Program mempunyai tugas melaksanakan dan mempersiapkan penyusunan perencanaan dan program kerja tahunan Dinas, evaluasi pelaksanaan program/kegiatan di Lingkungan Dinas.

(2) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan anggaran program kerja, pengelolaan administrasi keuangan rutin, urusan pembukuan dan menyusun pertanggungjawaban, urusan perbendaharaan anggaran belanja

(13)

REVISI RENSTRA 2017

13

dinas serta pembinaan administrasi keuangan pembangunan di Lingkungan Dinas.

(3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan pengelolaan ketatausahaan, rumah tangga dan pembinaan serta pengurusan administrasi umum kepegawaian di Lingkungan Dinas.

b) Bidang Tata Lingkungan

Bidang Tata Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penataan lingkungan, analisis mengenai dampak lingkungan dan evaluasi teknis di bidang kajian dampak lingkungan, usaha dan kegiatan.Bidang Tata Lingkungan mempunyai fungsi : a. Inventarisasi data dan informasi sumber daya alam

b. Penyusunan, Pemantauan dan evaluasi dokumen RPPLH

c. Pembuatan dan Penyusunan Tata Ruang, RPPLH, RPJP dan RPJM

d. Penyusunan instrumen ekonomi lingkungan hidup (PDB & PDRB hijau, mekanisme insentif disinsentif, pendanaan LH) e. Sinkronisasi RLPLH Nasional, Pulau/Kepulauan dan

Ekoregion

f. Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kabupaten. g. Penilaian terhadap dokumen lingkungan (AMDAL dan

UKL/UPL)

h. Penyusunan tim kajian dokumen lingkungan hidup yang transparan

i. Pelaksanaan perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan SDA; j. Pelaksanaan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim;

dan

k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(14)

REVISI RENSTRA 2017

14

Bidang Tata Lingkungan, terdiri dari :

(1) Seksi Kajian Dampak Lingkungan mempunyai tugas : a. Menyusun rencana kerja Dampak Lingkungan;

b. Koordinasi penyusunan instrumen pencegahan dan kerusakan lingkungan hidup (Amdal, UKL-UPL, Izin lingkungan, Audit LH, Analisis resiko LH);

c. Melakukan penilaian terhadap dokumen lingkungan (AMDAL dan UKL-UPL);

d. Menyusun tim kajian dokumen lingkungan hidup ; e. Melaksanakan proses izin Lingkungan;

f. Membuat laporan secara berkala terhadap pelaksanaan tugas;

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(2) Seksi Inventarisasi RPPLH dan KLHS mempunyai tugas : a. Menyusun rencana kerja RPPLH dan KLHS;

b. Koordinasi penyusunan tata ruang yang berbasis daya dukung dan daya tampung LH;

c. Menyusun NSDA dan LH;

d. Menyusun Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD); e. Menyusun Indeks Kualitas Lingkungan Hidup;

f. Sosialisasi kepada pemangku kepentingan tentang RPPLH;

g. Membuat laporan secara berkala terhadap pelaksanaan tugas;

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(3) Seksi Pemeliharaan Lingkungan Hidup mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kerja Kasi Pemeliharaan Lingkungan Hidup.

b. Melaksanakan pencadangan Sumber Daya Alam.

(15)

REVISI RENSTRA 2017

15

d. Melaksanakan inventarisasi dan penyusunan profil emisi GRK.

e. Menyelesaikan konflik dalam pemanfaatan keanekaragaman hayati

f. Mengembangkan sistem informasi dan pengelolaan data base keanekaragaman hayati.

g. Membuat laporan secara berkala terhadap pelaksanaan tugas.

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c) Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3

Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengendalian pengelolaan sampah, limbah domestik dan Limbah B3.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 mempunyai fungsi: a. Perumusan kebijakan pengurangan sampah;

b. Pemungutan retribusi atas jasa layanan pengelolaan sampah; c. Pelaksanaan kerjasama dengan kabupaten/kota lain dan

kemitraan dengan badan usaha pengelola sampah dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah;

d. Pelaksanaan perizinan pengolahan sampah, pengangkutan sampah dan pemrosesan akhir sampah yang diselenggarakan oleh swasta;

e. Perumusan kebijakan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain (badan usaha);

f. Perumusan penyusunan kebijakan perizinan penyimpanan sementara limbah B3 (pengajuan, perpanjangan, perubahan dan pencabutan) dalam satu daerah Kabupaten;

g. Pelaksanaan perizinan bagi pengumpul dan penimbunan limbah B3; dan

(16)

REVISI RENSTRA 2017

16

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 terdiri dari :

(1) Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 mempunyai tugas : a. Menyusun rencana kerja Kasi Pengelolaan sampah dan

Limbah B3

b. Penyusunan informasi pengelolaan sampah tingkat kabupaten

c. Menetapkan target pengurangan sampah dan prioritas jenis sampah untuk setiap kurun waktu tertentu;

d. Melaksanakan perizinan penyimpanan sementara limbah B3 dalam satu daerah Kabupaten;

e. Melaksanakan pemantauan dan pengawasan penyimpanan sementara limbah B3 dalam satu daerah Kabupaten;

f. Menyusun kebijakan perizinan pengumpulan dan pengangkutan limbah B3 (pengajuan, perpanjangan, perubahan dan pencabutan) dalam satu daerah Kabupaten;

g. Melaksanakan perizinan penguburan limbah B3 medis; dan h. Memantau dan pengawasan terhadap pengolahan,

pemanfaatan, pengangkutan dan penimbunan limbah

i. Membuat laporan secara berkala terhadap pelaksanaan tugas; dan

j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(2) Seksi Penanganan Persampahan dan Kebersihan mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kerja Kasi Penanganan persampahan dan kebersihan;

b. Pemungutan retribusi atas jasa layanan pengelolaan sampah;

(17)

REVISI RENSTRA 2017

17

d. Pengawasan terhadap tempat pemrosesan akhir dengan sistem pembuangan open dumping;

e. Melaksanakan kerjasama dengan kabupaten/kota lain dan kemitraan dengan badan usaha pengelola sampah dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah;

f. Menyusun kebijakan perizinan pengolahan sampah, pengangkutan sampah dan pemrosesan akhir sampah yang diselenggarakan oleh swasta;

g. Merumuskan kebijakan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain (badan usaha); dan

h. Membuat laporan secara berkala terhadap pelaksanaan tugas; dan

i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(3) Seksi Sarana dan Prasarana Persampahan mempunyai tugas : a. Menyusun rencana kerja seksi sarana dan prasarana;

b. Menyiapkan sarana dan prasarana dalam mendukung kegiatan gerakan kebersihan lingkungan;

c. Melaksanakan perawatan dan perbaikan kendaraan angkutan sampah dan peralatan penunjang kebersihan lainnya;

d. Melakukan perawatan rutin terhadap semua sarana dan prasarana kebersihan yang ada;

e. Melaksanakan pendistribusian dan pemakaian bahan bakar, alat-alat berat angkutan kebersihan;

f. Melaksanakan inventarisasi, pendataan, dan pengolahan aset opersional kegiatan seksi sarana dan prasarana;

g. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian seksi sarana dan prsarana persampahan;

h. Membuat laporan secara berkala terhadap pelaksanaan tugas; dan

i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(18)

REVISI RENSTRA 2017

18

d) Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup

Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan kegiatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup fungsi: 1. Pelaksanaan pemantauan kualitas air, udara dan tanah;

2. Pelaksanaan pemantauan kualitas pesisir dan laut; 3. Penentuan baku mutu lingkungan;

4. Penyiapan sarpras pemantauan lingkungan (laboratorium lingkungan);

5. Pelaksanaan pemantauan sumber pencemar institusi dan non institusi;

6. Penentuan kriteria baku kerusakan lingkungan; 7. Pelaksanaan pemantauan kerusakan lingkungan; 8. Pelaksanaan penanggulangan (pemberian informasi,

9. Pelaksanaan pemulihan (pembersuhan, remidiasi, rehabilitasi, dan restorasi) kerusakan lingkungan; dan

10. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup terdiri :

(1) Seksi Pencemaran Lingkungan mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kerja seksi Pencemaran lingkungan;

b. Melaksanakan penanggulangan pencemaran (pemberian informasi, pengisolasian serta penghentian) sumber pencemar institusi dan non institusi;

c. Melaksanakan pemulihan pencemaran (pembersihan, remidiasi, rehabilitasi dan restorasi) sumber pencemar institusi dan non institusi;

(19)

REVISI RENSTRA 2017

19

e. Mengembangkan sistem informasi kondisi, potensi dampak dan pemberian peringatan akan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup kepada masyarakat;

f. Menyusun kebijakan pembinaan terhadap sumber pencemar institusi dan non institusi;

g. Melaksanakan pembinaan terhadap sumber pencemar institusi dan non institusi;

h. Melaksanakan pembinaan tindaklanjut rekomendasi hasil evaluasi sumber pencemar institusi dan no institusi;

i. Membuat laporan secara berkala terhadap pelaksanaan tugas; dan

j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(2) Seksi Kerusakan Lingkungan mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kerja seksi Kerusakan lingkungan; b. Menentukan kriteria baku kerusakan lingkungan;

c. Melaksanakan pemantauan kerusakan lingkungan;

d. Melaksanakan penanggulangan (pemberian plang/papan informasi (Larangan), pengisolasian serta penghentian) kerusakan lingkungan;

e. Melaksanakan pemulihan (pembersihan, remediasi, rehabilitasi dan restorasi) kerusakan lingkungan (PERMATA); f. Membuat laporan secara berkala terhadap pelaksanaan tugas;

dan

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(3) Seksi Pemantauan Lingkungan mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kerja seksi Pemantauan Lingkungan. b. Pelaksanaan pemantauan kualitas air ;

c. Pelaksanaan pemantauan kualitas udara; d. Pelaksanaan pemantauan kualitas tanah;

e. Pelaksanaan pemantauan kualitas pesisir dan laut; f. Penentuan baku mutu lingkungan; dan

(20)

REVISI RENSTRA 2017

20

g. Penyiapan sarpras pemantauan lingkungan (laboratorium lingkungan).

h. Pelaksanaan pemantauan sumber pencemar institusi dan non institusi;

i. Membuat laporan secara berkala terhadap pelaksanaan tugas dan

j. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

e) Bidang Penegakan Hukum, Kapasitas Lingkungan

Bidang Penegakan Hukum, Kapasitas Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penegakan hukum, pelayanan informasi, komunikasi lingkungan hidup:

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Bidang Penegakan Hukum, Kapasitas Lingkungan Hidup mempunyai fungsi

a. Penyusunan kebijakan tentang tata cara pelayanan pengaduan dan penyelesaian pengaduan masyarakat;

b. Fasilitasi penerimaan pengaduan atas usaha atau kegiatan yang tidak sesuai dengan izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pengelolaan persampahan;

c. Pelaksanaan penelaahan dan verifikasi atas pengaduan;

d. Pelaksanaan bimbingan teknis, monitoring dan pelaporan atas hasil tindak lanjut pengaduan;

e. Penyelesaian sengketa lingkungan baik di luar pengadilan maupun melalui pengadilan;

f. Pelaksanaan penegakan hukum atas pelanggaran Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, persampahan; g. Pelaksanaan penyidikan perkara pelanggaran lingkungan hidup h. Penanganan barang bukti dan penanganan hukum pidana

secara terpadu;

i. Penyusunan kebijakan pengakuan keberadaan masyarakat hukum adat, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan

(21)

REVISI RENSTRA 2017

21

hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; j. Identifikasi, verifikasi dan validasi serta penetapan pengakuan

keberadanaan keberadaan masyarakat hukum adat, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

k. Penetapan tanah ulayat yang merupakan keberadaan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; dan

l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya

Bidang Penegakan Hukum dan Kapasitas Lingkungan Hidup terdiri dari :

(1) Seksi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan mempunyai tugas :

a. Menyusun rencana kerja seksi Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa Lingkungan;

b. Fasilitasi penerimaan pengaduan atas usaha atau kegiatan yang tidak sesuai dengan ijin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

c. Pelaksanaan penelaahan dan verifikasi atas pengaduan; d. Penyusunan rekomendasi tindak lanjut hasil verifikasi

pengaduan;

e. Penyelesaian sengketa lingkungan; f. Sosialasasi tata cara pengaduan; dan

g. Pelaksanaan Bintek, Monitoring dan Pelaporan pelaksanan kegiatan seksi.

(2) Seksi Penegakan Hukum Lingkungan mempunyai tugas :

(22)

REVISI RENSTRA 2017

22

b. Menyusun kebijakan pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang memiliki ijin lingkungan;

c. Pelaksanaan pengawasan terhadap penerima ijin lingkungan; d. Pelaksanaan pengawasan tindaklanjut rekomendasi hasil

evaluasi penerima ijin lingkungan;

e. Melaksanakan pengawasan terhadap penerima izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan;

f. Melakukan Pembinaan dan pengawasan terhadap Petugas Pengawas Lingkungan Hidup Daerah;

g. Pembentukan Tim Koordinasi dan Monitoring Penegakan Hukum;

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(3) Seksi Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup mempunyai tugas:

a. Menyusun rencana kerja seksi Peningkatan kapasitas Lingkungan hidup;

b. Menyusun kebijakan pengakuan keberadaan masyarakat hukum adat, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

c. Identifikasi, verifikasi dan validasi serta penetapan pengakuan keberadanaan keberadaan masyarakat hukum adat, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

d. Menetapkan tanah ulayat yang merupakan keberadaan MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

(23)

REVISI RENSTRA 2017

23

e. Melaksanakan komunikasi Bidang Lingkungan Hidup dengan MHA;

f. Membentuk panitia pengakuan masyarakat hukum adat; g. Menyusun kebijakan peningkatan kapasitas MHA, kearifan

lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH;

h. Meyelenggarakan pendidikan dan pelatihan,

pengembangan dan pendampingan terhadap MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH;

i. Menyiapkan sarpras peningkatan kapasitas dan peningkatan kerjasama MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH;

j. Menyelenggarakan Pembangunan Hutan Taman Rakyat; k. Melaksanakan pembinaan masyarakat sekitar hutan; dan l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai

dengan tugas dan fungsinya

f) UPT Laboratorium Lingkungan Hidup

UPT adalah pelaksana teknis yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang Lingkungan Hidup.

UPT dipimpin oleh seorang Kepala UPT yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas..

g) Kelompok Jabatan Fungsional

Mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pemerintah daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

Adapun fungsi dari masing-masing Bidang dan Sub Bidang secara terperinci telah ditetapkan dan tertuang dalam Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor 72 Tahun 2016 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang dan UPT serta jabatan fungsional wajib melakukan

(24)

REVISI RENSTRA 2017

24

prinsip-prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi secara vertikal dan horizontal dalam lingkungan Dinas dan dengan instansi terkait sesuai bidang tugas masing-masing.

(25)

REVISI RENSTRA 2017

25

(26)

REVISI RENSTRA 2017

26

1.2. SUMBER DAYA

2.2.1. SUMBER DAYA MANUSIA

Dalam menjalankan tugas dan fungsi Dinas Lingkungan Hidup, perlu didukung oleh keberadaaan sarana dan prasarana, baik itu berupa sumber daya manusia (kepegawaian), maupun sarana dan prasarana (perlengkapan operasional).

Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu faktor yang penting dalam menunjang keberhasilan dan kemajuan suatu organisasi. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat dalam usahanya meningkatkan kualitas SDM tersebut telah memberikan kesempatan bagi pegawainya untuk meningkatkan profesionalisme melalui Pendidikan dan Pelatihan Penjenjangan dan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional.

Tabel 1. Data PNS pada Dinas Lingkungan Hidup Kab. Lombok Barat

No Pendidikan Golongan Jumlah

I II III IV 1 2 3 4 5 6 7 1 SD 1 1 2 SMP/MTS 2 2 3 SMA/SMK/MA 10 10 4 Diploma 1 1 5 Sarjana 18 5 23 6 Pasca Sarjana 1 2 3 Jumlah 3 10 21 7 40

(Data PNS Per 31 Desember 2016 )

Data kepegawaian menunjukkan jumlah PNS Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat sebanyak 40 orang:

 Status Pegawai

Jumlah personil keseluruhan sebanyak 44 orang dimana berstatus PNS 40 orang (90,90 %), Tenaga Kontrak 4 orang (9,10% )

(27)

REVISI RENSTRA 2017

27

Pendidikan SD sebanyak 1 orang ( 2,50 %), SMP sebanyak 2 orang ( 5%), SMA/SMK/MA 10 orang ( 25% ), S1 sebanyak 22 orang ( 55 % ), dan S2 sebanyak 3 orang ( 7,5 % ).

 PNS Berdasarkan Golongan

Golongan I sebanyak 3 orang ( 7,5 % ), Golongan II sebanyak 10 orang ( 25 %), Golongan III 21 orang ( 52,50 % ), Golongan IV sebanyak 7 orang ( 17,50 % )

Tabel 2. Perbandingan Jumlah Pegawai Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat Tahun 2010-1014

Tahun Jumlah Pegawai

1 2 2010 43 orang 2011 43 orang 2012 35 orang 2013 34 orang 2014 32 orang 2015 38 orang 2016 40 orang

Dibandingkan dengan 2015 dan 2016 jumlah pegawai Badan Lingkungan Hidup Lombok Barat Tahun 2016 bertambah sebanyak 2 (dua). Dari sisi jumlah (Kuantitas) sudah mencukupi tetapi dari sisi spesifikasi pendidikan (kualitas) perlu disesuaikan dengan kebutuhan. Dimana Badan Lingkungan Hidup masih kekurangan personil khususnya yang mempunyai latar pendidikan bidang Laboratorium, Operator Komputer, Akuntansi dan Teknik Lingkungan.

Dari data kepegawaian dan kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat masih memerlukan pegawai dengan kualifikasi pendidikan sebagai berikut :  Tenaga Laboratorium untuk menunjang kegiatan penelitian

Laboratorium lingkungan dimana sampai saat ini tenaga laboratorium DLH Lombok Barat Cuma 2 (dua) orang termasuk kepala UPTD. Hal ini sangat menghambat kinerja Laboratorium dalam pengukuran

(28)

REVISI RENSTRA 2017

28

parameter-parameter sesuai target SPM (Standar Pelayanan Minimal) di bidang Laboratorium.

Operator Komputer untuk menunjang kegiatan dibidang softwear dan aplikasi komputer dimana semua kegiatan administrasi dari perencanaan, keuangan dan pelaporan kedepannya sudah mengarah ke sistem aplikasi on line. Sampai saat ini Aplikasi On line yang sudah diterapkan pada DLH Kabupaten Lombok Barat antara lain sistem aplikasi Web DLH Lobar, Simda Asset, SIMDA Keuangan, e-Monev DAK, Sistem DADU Amdal, dan rencana penerapan Aplikasi SiMaya ( Sistem informasi perkantoran Maya/e-Office ).

Tenaga Akuntansi Keuangan untuk menunjang kegiatan dibidang keuangan dimana sampai saat ini DLH Lombok Barat belum mempunyai personil di bidang akuntansi sehingga menghambat dalam kinerja keuangan khususnya dalam penyusunan LRA dan neraca keuangan.

Personil dengan kualifikasi pendidikan Teknik Lingkungan untuk menunjang kegiatan pengawasan lingkungan dimana sampai saat ini DLH Lombok Barat belum memiliki tenaga fungsional untuk pengawasan lingkungan.

Lembaga yang handal adalah lembaga yang didukung sumberdaya manusia memadai. Tidak banyak ketersediaan sumberdaya manusia di DLH Lombok Barat yang berlatar belakang ilmu lingkungan atau ilmu-ilmu yang mendukung pengelolaan lingkungan hidup. Adapun tenaga teknis yang diperlukan dalam pengelolaan lingkungan hidup antara lain :

a. Penyusun dan Penilai AMDAL

Sampai dengan tahun 2014, jumlah sumber daya manusia untuk pegawai yang telah memiliki sertifikat AMDAL penyusun dan penilai hanya 1 (satu) orang, dimana pentingnya Menyadari potensi dampak negatif yang ditimbulkan sebagai konsekuensi dari pembangunan, terus dikembangkan upaya pengendalian dampak

(29)

REVISI RENSTRA 2017

29

secara dini. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang menyatakan “Analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) adalah salah satu perangkat prefentif pengelolaan lingkungan hidup yang terus diperkuat melalui peningkatkan akuntabilitas dalam pelaksanaan penyusunan amdal dengan mempersyaratkan lisensi bagi penilai amdal dan diterapkannya sertifikasi bagi penyusun dokumen amdal, serta dengan memperjelas sanksi hukum bagi pelanggar di bidang amdal.”

b. Tenaga Laboratorium

Fakta dan Data Kondisi Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat :

1. UPT Laboratorium Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu bagian dari unit kerja dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat yang dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor 01 Tahun 2012 tentang Pembentukan unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas/ Dinas di Kabupaten Lombok Barat.

2. Salah satu persyaratan untuk memperoleh akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) adalah UPT Laboratorium Lingkungan Hidup harus memiliki Struktur Organisasi dan dapat dipertanggungjawabkan secara legal.

3. Sejak berdiri UPT Laboratorium Lingkungan Hidup pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat, baru terisi 1 (satu)

orang tenaga laboratorium sebagai Kepala UPT

Laboratorium berdasarkan Keputusan Bupati Lombok Barat No:Kep.701/800/BKD/2012, tanggal 13 Juni 2012.

4. Salah satu indikator kinerja utama dalam RPJMD Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014 – 2019 yaitu Peningkatan Kualitas Air Sungai. Sedangkan untuk mendapatkan data kualitas air sungai dibutuhkan laboratorium lingkungan yang memadai. Laboratorium lingkungan hidup yang memadai akan terwujud jika

(30)

REVISI RENSTRA 2017

30

tersedia tenaga/ personil yang memiliki kualifikasi dan kompetensi dalam melakukan pengambilan contoh uji dan/atau pengujian parameter kualitas lingkungan, mengoperasikan peralatan, mengevaluasi hasil dan menandatangani laporan hasil pengujian. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat diwajibkan mengirimkan laporan pemantauan kualitas air ke Kementerian Lingkungan Hidup secara berkala.

5. Pemerintah kabupaten/kota menyelenggarakan pelayanan di bidang lingkungan hidup sesuai dengan SPM bidang lingkungan hidup yang terdiri atas:

a. Pelayanan pencegahan pencemaran air;

b. Pelayanan pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak;

c. Pelayanan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksibiomassa; dan

d. pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.

Untuk pemenuhan SPM point a dan b dibutuhkan peran laboratorium lingkungan hidup dalam pemeriksaan parameter pencemaran air dan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak.

c. Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah ( PPLHD )

Pasal 71 UU 32 Tahun 2009 tentang PPLH ayat 1 menyatakan : “Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya wajib melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan atas ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup”

Sedangkan Ayat 2 berbunyi :

“Dalam melaksanakan pengawasan, Menteri, gubernur, atau bupati/walikota menetapkan pejabat pengawas lingkungan hidup yang merupakan pejabat fungsional”

(31)

REVISI RENSTRA 2017

31

Namun hingga saat ini Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat belum memiliki PPLHD. Hal ini dikarenakan belum ada PPLHD yang merupaksan pejabat fungsional yang ditetapkan oleh Bupati.

d. PPNS Bidang Lingkungan Hidup

Dalam pelaksanaan penegakan hukum lingkungan hidup sering terjadi tindak pidana Lingkungan Hidup. Dalam kasus-kasus tersebut dibutuhkan PPNS sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana bidang LH. Yang nantinya memiliki kewenangan sesuai dengan pasal 94 UU 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Dinas lingkungan hidup Kabupaten Lombok Barat sampai saat ini belum memiliki tenaga Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Lingkungan Hidup disebabkan karena belum ada personil yang mengikuti Diklatt PPNS Lingkungan Hidup dan dibidang penegakan hukum lingkungan belum ada personil yang mengikuti dan dinyatakan lulus pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang penyidikan.

e. Tenaga Auditor Lingkungan

Hingga saat ini DLH belum memiliki tenaga Auditor lingkungan hidup. Dimana sementara pekerjaan ini dirangkap oleh personil AMDAL yang sudah memiliki sertifikat AMDAL penyusun dan penilai.

2.2.2. SARANA DAN PRASARANA

Sebagai unit kerja mengemban tugas di bidang lingkungan tentunya sangat banyak bersentuhan dengan perilaku masyarakat dalam hal menjaga dan melestarikan lingkungannya, ketersediaan sarana dan prasarana dalam menunjang operasional organisasi menjadi sangat penting mendapatkan perhatian, karena ketersedian sarana dan prasarana akan berpengaruh pada pelaksanaan kinerja organisasi dalam memberikan

(32)

REVISI RENSTRA 2017

32

pelayanan kepada publik, sehingganya akan berdampak pada visi yang terkandung dalam RPJMD 2014-2019. Pada periode 5 tahun mendatang DLH mengupayakan sarana kelengkapan Laboratorium dan sarana prasarana yang menunjang kinerja DLH Kabupaten Lombok Barat lainnya.

Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat saat ini memiliki sarana kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua, sebanyak 4 unit kendaraan roda empat dan 6 unit kendaraan roda dua.

1.3. KINERJA PELAYANAN

Dinas Lingkungan Hidup Daerah (DLH) Kabupaten Lombok Barat, merupakan unit kerja yang melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang lingkungan hidup.

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi DLH, sampai saat ini telah melakukan beberapa program terobosan yang berkaitan dengan bidang lingkungan diantaranya :

1. Reklamasi Lahan Eks Tambang Galian Non Logam

2. Konservasi Sumber mata Air secara Komprehensif (PERMATA) 3. Proklim

4. Menuju kota sehat / Adipura 5. Green School Menuju Adiwiyata 6. Optimalisasi Tugas Laboratorium 7. Penertiban Pertambangan Tanpa Ijin

8. Pengembangan Jejaring Informasi Terpadu 9. Lombok Barat Menuju Indonesia Hijau 10. Pengelolaan Persampahan

11. Bank Sampah 12. Konservasi Penyu

Pada 2014-2019 Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat mendukung program terobosan Kabupaten dalam RPJMD yaitu “Lobar Lestari” dengan Program PERMATA (Perlindungan Sumber Mata Air) dan Bank Sampah berbasis desa dan Sekolah untuk mengoptimalkan

(33)

REVISI RENSTRA 2017

33

pengelolaan sampah dengan menerapkan konsep 3R (Reduce, reuse, recycle )

Beberapa Program tersebut merupakan program dari Kementrian Lingkungan Hidup yang dalam praktek dan pelaksanaannya disinkronkan dan disesuaikan dengan program-program dalam DPA yang mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Dalam hal merencanakan program/kegiatan yang menjadi urusan dan kewenangannya, DLH Kabupaten Lombok Barat mempunyai target capaian dan proyeksi terhadap kondisi pelayanan yang diinginkan. Sebagai upaya pencapaian sasaran pembangunan Kabupaten Lombok Barat dan pencapaian rencana strategis DLH, maka DLH mempunyai proyeksi capaian kinerja sampai pada tahun 2019. Sebagai dasar rujukan dalam menyusun capaian kinerja DLH, maka tolak ukur kinerja pelayanan pada DLH sebagaimana berikut:

1. Pelayanan Kebersihan dan Pengangkutan sampah ke TPA

2. Peningkatan pengelolaan sampah dalam bentuk Bank sampah berbasis Desa dan Bank Sampah berbasis sekolah

3. Terpantau dan terjaganya kualitas air sungai

4. Usaha/Kegiatan taat administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air dan udara

5. Peningkatan pelayanan tindak lanjut terhadap pengaduan yang akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan

6. Meningkatnya konservasi sumber-sumber air 7. Green School

8. Meningkatnya kondisi eks tambang galian non logam

9. Luasan Lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa yang telah ditetapkan dan diinformasikan status kerusakannya

10. Tersedianya data Lingkungan Hidup yang akurat 11. Terkoordinasinya Penataan Ruang Terbuka Hijau 12. Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan

(34)

REVISI RENSTRA 2017

34

13. Terbentuknya kader lingkungan dan meningkatnya cakupan masyarakat sadar lingkungan

14. Proklim / kampung iklim

15. Penurunan kasus pencemaran dan/atau perusakan lingkungan 16. Cakupan penilaian AMDAL di lingkungan Kabupaten Lombok Barat 17. Pemberian Rekomendasi terhadap UKP – UPL

1.4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN

Tantangan yang dihadapi oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat ke depan sangatlah komplek, degradasi kualitas lingkungan semakin meningkat yang berkolerasi negatif dengan pertumbuhan ekonomi mengingat di dalam pembangunan relatif tingginya kecendrungan mengabaikan sendi-sendi pengendalian lingkungan. Oleh karenanya kemantapan perencanaan strategis sangat perlu mendapatkan perhatian sehingga tercipta gradialensi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi berbasis ramah lingkungan. Berkenaan dengan hal tersebut, rencana strategis pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat disusun berdasarkan eksistensi kondisi lingkungan yang dalam penanganan pengelolaan maupun pola pengendalian pelaksanaannya secara bertahap berpijak pada ketersediaan pembiayaan dan prioritas kebutuhan daerah. Pembangunan berwawasan lingkungan hidup tidak terlepas dari perhatian dan komitmen serta ikatan secara keseluruhan stakeholder yang terlibat. Identifikasi tantangan dan peluang pengembangan pelayanan antara lain :

2.4.1. Tantangan

a) Pertumbuhan Penduduk

Semakin tinggi pertumbuhan penduduk berpotensi peningkatan pencemaran dan kerusakan lingkungan

b) Tuntutan Ekonomi Versus Kelestarian Lingkungan Hidup Salah satu tantangan yang sangat dilematis adalah upaya pelestarian lingkungan namun terbentur pada tuntutan ekonomi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Misalnya penghentian kegiatan penambangan ilegal yang dapat merusak

(35)

REVISI RENSTRA 2017

35

lingkungan namun masih sulit mencarikan alternatif lapangan pekerjaan yang baru bagi para penambang tersebut.

2.4.2. Peluang

a) Organisai Lingkungan Hidup

Munculnya organisasi baru berskala lokal, nasional bahkan internasional yang bertindak sebagai pemerhati lingkungan sangat membantu pelestarian lingkungan.

b) Penambahan Anggaran

Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah mulai memberikan perhatian khusus pada masalah pengelolaan lingkungan sehingga berimplikasi pada penambahan anggaran guna pengelolaan lingkungan hidup.

c) Relefansi Produk Hukum

Otonomi daerah memungkinkan Pemerintah Daerah untuk menyusun Perda tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup sehingga produk hukum yang dihasilkan sesuai dengan kondisi lapangan yang akhirnya produk hukum tersebut dapat dijadikan landasan dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.

d) Supremasi Hukum

Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah memiliki keseriusan untuk melaksanakan pengawasan dan penindakan secara tegas terhadap kegiatan perusakan lingkungan hidup sesuai dengan hukum yang berlaku.

e) Komitmen Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat dalam upaya percepatan pengembangan Kabupaten memiliki komitmen yang kuat untuk melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana namun harus tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.

(36)

REVISI RENSTRA 2017

36

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

1.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN

Beberapa permasalahan yang timbul yang menghambat dan tidak optimalnya kinerja pelayanan yairu :

1. Masih kurangnya tenaga analis pada laboratorium lingkungan hidup sesuai dengan Permen LH No. 06 Tahun 2009

2. Masih kurangnya kapasitas personil laboratorium LH

3. Belum optimalnya tindak lanjut hasil pemantauan yang telah dilakukan 4. Kurang optimalnya kegiatan yang dilakukan karena tenaga analis yang

belum ada

5. Masih kurangnya tenaga teknis lingkungan hidup 6. Sistem, proses dan prosedur belum berjalan maksimal

7. Masih kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan sampah 3R

8. Masih kurangnya armada pengangkut sampah yang melayani 10 kecamatan

1.2. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat melalui Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014-2019 telah menetapkan visi, misi, dan beberapa hal terkait perencanaan jangka menengah Kabupaten Lombok Barat.

1.2.1. Visi

Dengan memperhatikan amanat RPJPD Kabupaten Lombok Barat 2005-2025 serta mempertimbangkan aspek potensi dan kondisi, serta permasalahan yang dihadapi, maka Visi Pembangunan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2014-2019 adalah:“

(37)

REVISI RENSTRA 2017

37

TERWUJUDNYA MASYARAKAT LOMBOK BARAT YANG UNGGUL, MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERMARTABAT DILANDASI NILAI-NILAI PATUT PATUH PATJU”

Penjabaran makna dari Visi Kabupaten Lombok Barat tersebut adalah sebagai berikut :

1. Masyarakat Lombok Barat, artinya merupakan seluruh masyarakat Lombok Barat.

2. Unggul, artinya mampu bersaing secara kompetitif dan komparatif di berbagai bidang kehidupan.

3. Mandiri, artinya mampu memanfaatkan potensi dan sumber daya yang dimiliki secara optimal.

4. Sejahtera, artinya mampu memenuhi segenap kebutuhan hidup secara layak yang mencakup aspek, sosial-budaya, ekonomi dan fisik.

5. Bermartabat, artinya memiliki jati diri dan harga diri.

1.2.2. Misi

Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan serta tetap memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada serta tantangan ke depan dan memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 6 (enam) misi sebagai berikut :

Misi Pertama 1.

Meningkatkan Kemampuan Daya Saing dan Kemandirian Daerah untuk Mendapatkan Nilai Tambah (Lobar Kreatif, Inovatif dan Produktif), ditujukan untuk meningkatkan konektiftas dan aksesibilitas antar wilayah, meningkatkan produktiftas produk sumber daya alam daerah, meningkatkan efektiftas layanan investasi, meningkatakan kapasitas fskal daerah dan meningkatkan kondusiftas daerah.

Misi Kedua 2.

Mewujudkan Kehidupan dan Sikap yang Memiliki Spirit Serta Etos Kerja Untuk Meraih yang Terbaik (Lobar Berprestasi) ditujukan untuk meningkatkan kapasitas akuntabilitas kinerja, mewujudkan

(38)

REVISI RENSTRA 2017

38

pemerintahan yang bersih dan meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Misi Ketiga 3.

Mengembangkan Potensi Sumberdaya Sosial dan Budaya yang Dimiliki Untuk Keberlanjutan Pembangunan (Lobar Tangguh dan Berbudaya) ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas masyarakat, meningkatkan utilitas dan legalitas budaya dan kearifan lokal serta meningkatkan keimanan dan ketaqwaan masyarakat.

Misi Keempat 4.

Mengembangkan Potensi Sumberdaya Alam Dengan Memperhatikan Kelestarian dan Keseimbangan Lingkungan (Lobar Lestari) ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya alam, meningkatkan efektiftas pengelolaan sumber daya mineral dan energi, meningkatkan produktiftas dan kontinuitas pangan daerah serta meningkatkan efektiftas pencegahan dan penanganan bencana. Misi Kelima 5.

Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia yang Mampu Beradaptasi Terhadap Perkembangan Regional, Nasional dan Global (Lobar Sehat dan Cerdas) ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan efektiftas layanan sosial dasar, meningkatkan efektiftas dan kualitas penanganan masalah sosial serta meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana sosial dasar.

Misi ke Enam 6.

Meningkatkan Martabat dan Kebanggan Daerah (Lobar Bermartabat) ditujukan untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kualitas kesejahteraan umum.

Ke 6 (enam) misi tersebut akan dicapai berdasarkan nilai-nilai agama dan budaya lokal serta semangat kolektif masyarakat Lombok Barat yang tertuang dalam motto daerah “ Patut patuh Patju”, serta dengan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan, sebagai berikut:

(39)

REVISI RENSTRA 2017

39

1. Good Governance (tata kelola kepemerintahan), yaitu kepengelolaan dan kepengurusan pemerintahan yang baik bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) untuk menciptakan penyelenggaraan negara yang solid, bertanggung jawab, efektif dan efsien, dengan menjaga keserasian interaksi yang konstruktif diantara domain negara, swasta dan masyarakat;

2. Integrity (integritas), yaitu suatu kesatuan perilaku yang melekat pada prinsip-prinsip moral dan etika, terutama mengenai karakter moral dan kejujuran, yang dihasilkan dari suatu sistem nilai yang konsisten;

3. Quality and Accountability (mutu dan akuntabilitas), yaitu suatu tingkatan kesempurnaan, merupakan karakteristik pribadi yang mampu memberikan hasil yang melebihi kebutuhan ataupun harapan, dan sebuah bentuk tanggung jawab untuk suatu tindakan,keputusan dan kebijakan yang telah mempertimbangkan mengenai aturan, pemerintahan dan implementasinya, dalam pandangan hukum dan tatakelola yang transparan;

4. Pemerataan pembangunan yang berkeadilan, yaitu upaya mewujudkan peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat untuk mengurangi tingkat kemiskinan, kesenjangan antar wilayah, dan kesenjangan sosial antar kelompok masyarakat, melalui pemenuhan kebutuhan akses pelayanan sosial dasar termasuk perumahan beserta sarana dan prasarananya, serta memberikan kesempatan berusaha bagi seluruh lapisan masyarakat untuk menanggulangi

pengangguran dengan menyeimbangkan pengembangan

ekonomi skala kecil,menengah,dan besar ;

5. Penggunaan data dan informasi yang terintegrasi, akurat, terbaharukan, satu pintu dan dapat dipertanggungjawabkan. Dokumen tersebut terdiri dari data dan informasi spasial (keruangan) dana-spasial (non keruangan).

(40)

REVISI RENSTRA 2017

40

1.2.3. Tujuan dan Sasaran

Tabel 3. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kabupaten Lombok Barat

(41)

REVISI RENSTRA 2017

41

Misi Bupati yang bersinergi dengan Lingkungan Hidup adalah misi nomor 4 yaitu Lobar Lestari yang berbunyi : ”MENGEMBANGKAN

POTENSI SUMBERDAYA ALAM DENGAN MEMPERHATIKAN

KELESTARIAN DAN KESEIMBANGAN LINGKUNGAN.” dengan salah satu prioritas pembangunan Kabupaten Lombok Barat yaitu “Pengendalian Lingkungan Hidup.”

(42)

REVISI RENSTRA 2017

42

1.3. TELAAHAN RENSTRA K/L DAN RENSTRA

Dalam menyusun Rencana Strategi perlu mempertimbangkan faktor pendorong dan penghambat dari pelayanan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat yang mempengaruhi pelayanan antara lain : Faktor-faktor pendorong :

1. Personil memiliki kualifikasi yang cukup baik untuk melaksanakan atau menyelesaikan tugas.

2. Tersedia Peraturan Perundangan tentang Lingkungan Hidup sebagai dasar kebijakan dalam melaksanakan fungsi dan tugas.

3. Telah memiliki Laboraturium lingkungan hidup yang menguji parameter kualitas air dan udara.

4. Didukung dengan pendanaan yang bersumber dari APBD baik dari DAU maupun DAK.

5. SKPD yang menangani lingkungn hidup berbentuk Dinas, hal ini memudahkan dalam koordinasi antar institusi yang berkaitan dengan penanganan Lingkungan Hidup.

6. Munculnya organisasi baru berskala lokal, nasional bahkan internasional yang bertindak sebagai pemerhati lingkungan sangat membantu pelestarian lingkungan.

7. Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah mulai memberikan perhatian khusus pada masalah pengelolaan lingkungan sehingga berimplikasi pada penambahan anggaran guna pengelolaan lingkungan hidup.

8. Produk hukum yang dihasilkan sesuai dengan kondisi lapangan yang akhirnya produk hukum tersebut dapat dijadikan landasan dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.

9. Melaksanakan pengawasan dan penindakan secara tegas terhadap kegiatan perusakan lingkungan hidup sesuai dengan hukum yang berlaku.

10. Dalam upaya percepatan pengembangan Kabupaten memiliki komitmen yang kuat untuk melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana namun harus tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.

(43)

REVISI RENSTRA 2017

43

Faktor-faktor penghambat :

1. Jumlah masih relatif kurang hal ini ditandai dengan tidak seluruh sub bidang atau sub bagian memiliki staf.

2. Untuk melaksakan urusan wajibnya masih sangat minim sementara bidang lingkungan hidup memiliki banyak program dan kegiatan yang sangat kompleks sehingga dana yang dibutuhkan relatif besar pula. 3. Sarana dan prasarana kerja yang tersedia masih relatif kurang misalnya

jumlah kendaraan roda 4 sebanyak 4 unit dan kendaraan roda 2 hanya 6 unit.

4. Tingginya pertumbuhan jumlah penduduk berbanding lurus dengan pertumbuhan jumlah pemukiman dan sarana lainnya sehingga luas lahan pertanian, kehutanan maupun perkebunan semakin sempit serta memicu munculnya sumber polusi atau potensi kerusakan lingkungan lainnya.

5. Pelestarian lingkungan yang terbentur pada tuntutan ekonomi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup.

1.4. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW)

Dalam melakukan pelayanan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaannya. Faktor-faktor pendukung dan penghambat tersebut ditinjau dari RTRW antara lain :

Faktor-faktor pendukung :

1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan pemerintah No. 27 tahun 2012, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2013, serta peraturan perundang-undangan terkait lainnya.

2. Peraturan Daerah No 11 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Barat, Peraturan Daerah No 3 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan peraturan daerh terkait lainnya.

(44)

REVISI RENSTRA 2017

44

Faktor-faktor penghambat :

1. Penetapan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Kabupaten Lombok Barat belum ditetapkan.

2. Penetapan baku mutu lingkungan dan baku kerusakan lingkungan hidup Kabupaten Lombok Barat belum ditetapkan.

3. Belum ditetapkannya beberapa peraturan Bupati pelaksana teknis. 4. Kurangnya personil-personil pelaksana teknis.

1.5. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS

Pengelolaan lingkungan hidup merupakan salah satu kewenangan Pemerintahan Pusat yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Hal ini diperlukan agar pelaksanaan pembangunan menjadi lebih efisien dan terarah, sehingga sumber daya alam dan lingkungan hidup dapat memenuhi aspirasi dan kebutuhan masyarakat generasi saat ini tanpa mengurangi pemenuhan aspirasi dan kebutuhan masa mendatang.

Pola pembangunan yang memperhatikan kepentingan generasi saat ini dan generasi mendatang disebut pembangunan berkelanjutan atau pembangunan yang berwawasan lingkungan. Pembangunan berkelanjutan dapat terlaksana jika pelaku pembangunan dapat meningkatkan pemahaman terhadap keterkaitan antara ekosistem lingkungan dan manusia serta resultante sebab akibatnya.

Penurunan kualitas lingkungan saat ini disebabkan karena pelestarian fungsi lingkungan hidup belum mendapat perhatian yang besar. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap penurunan kualitas lingkungan antara lain berbagai aktifitas yang dilakukan oleh manusia tidak memperhatikan masalah lingkungan, kurangnya koordinasi pelaksanaan pembangunan baik teknis maupun non teknis dan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya pelestarian fungsi lingkungan hidup. Oleh karena itu, peningkatan kesadaran masyarakat dan berbagai pihak terhadap pelestarian lingkungan hidup sangat penting melalui pemberian informasi yang cukup tentang masalah-masalah lingkungan hidup yang sedang dihadapi serta dampaknya bagi kehidupan masyarat.

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten lombok Barat
Tabel 1. Data PNS pada Dinas Lingkungan Hidup    Kab. Lombok Barat
Tabel 2. Perbandingan Jumlah Pegawai Dinas Lingkungan Hidup    Kabupaten Lombok Barat Tahun 2010-1014
Tabel 3. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran   Kabupaten Lombok Barat
+7

Referensi

Dokumen terkait

organisasi Kementrian, Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, dan instansi Pemerintah lainnya, baik pusat maupun Daerah termasuk Badan Usaha Milik

Akan tetapi perubahan-perubahan ini tidak bersifat spesifik terhadap hipertensi saja, karena ia juga dapat terlihat pada penyakit kelainan pembuluh darah retina yang lain..

Ushuluddin, Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. Anwar Mujahidin M.A. Kata Kunci: Ketakwaan dan Kehormatan. Harga diri dan kehormatan manusia

• adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pekerjaan dan proses menentukan persyaratan yang harus disiapkan, termasuk di dalamnya sistematika rekruitmen, evaluasi

Organic Solar Cell based on extraction of Papaya (Carica papaya) and Jatropha (Ricinus communis) leaves in DSSC (Dye Sensitized Solar Cell). 28 Desember

[r]

Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai analisis kesesuaian program Gerbang Dema dengan kemiskinan di Kecamatan Malinau Kota Kabupaten Malinau,

Sumber data pada penelitian ini menggunakan sumber data audiovisual, berupa kutipan-kutipan percakapan yang menggunakan tindak tutur direktif dan ekspresif dalam