1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pendidikan Sekolah Dasar merupakan suatu cara untuk mencerdaskan para calon generasi bangsa yang dimulai antara usia 7 hingga 13 tahun. Menurut Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP), pendidikan sekolah dasar merupakan pendidikan formal dengan jenjang sekolah dasar mulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Pendidikan diberikan untuk mendidik, membimbing, dan mengajarkan kepada siswa yang nantinya akan menghasilkan perubahan tingkah laku yang mengarah kearah yang lebih baik lagi. Dalam pelaksanaannya, pendidikan yang berkualitas harus memiliki kurikulum untuk mengevaluasi sejauh mana ketercapaian pendidikan.
Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana dan sebuah peraturan dengan tujuan, isi, bahan ajar dan cara yang digunakan sebagai pedoman dalam menyelenggarakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kurikulum dibuat sedemikian rupa agar sesuai dengan lingkungan siswa agar dapat tercapai tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Menurut Nana Sudjana, kurikulum merupakan niat dan harapan yang dituangkan ke dalam bentuk rencana maupun program pendidikan yang dilaksanakan oleh pendidik (2005).
Pembelajaran tematik adalah suatu proses pembelajaran dengan menggabungkan materi dari beberapa mata pelajaran yang bisa dipadukan atau disatukan dengan tujuan untuk memudahkan siswa dalam belajar sehingga menghasilkan hasil belajar yang maksimal. Menurut Majid, pembelajaran tematik
merupakan penggabungan suatu konsep dalam beberapa mata pelajaran yang berbeda dengan harapan siswa akan belajar dengan lebih baik dan bermakna (2004). Pembelajaran tematik berpusat pada siswa atau student center sehingga memberikan pengalaman kepada siswa secara langsung sesuai dengan tingkat perkembangannya. Pembelajaran tematik menggunakan prinsip bermain sambil belajar sehingga pembelajaran menyenangkan, dalam pembelajaran ini guru dapat mengaitkan secara langsung dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Pembelajaran tematik diterapkan untuk memberikan peningkatan hasil belajar siswa terutama dalam menerima ilmu yang disampaikan. Pada pelaksanaannya, terdapat komponen penting yang harus diperhatikan seperti perancangan RPP. RPP merupakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada proses pembelajaran. RPP meliputi kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran yang digunakan, penilaian yang meliputi ketiga aspek antara lain aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik, serta bahan ajar yang akan digunakan.
Bahan ajar merupakan suatu bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuk bahan ajar yang dapat digunakan ialah bahan ajar berbentuk cetak, seperti buku ajar. Buku ajar menjadi panduan dalam proses pembelajaran yang meliputi ketiga aspek. Adanya buku ajar untuk memudahkan dalam melakukan kegiatan belajar mengajar karena dapat memberikan pengetahuan kepada siswa dan guru, disamping itu dapat menjadi pedoman bagi guru dalam menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan. Buku ajar merupakan buku yang digunakan sebagai buku pelajaran untuk memudahkan proses pembelajaran. Buku ajar kearifan lokal untuk meningkatkan minat belajar
siswa terutama dalam hal membaca sehingga siswa lebih mudah menerima dan memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Berdasarkan analisis kebutuhan dan wawancara dengan wali kelas IV pada tanggal 18 Januari 2021, siswa di SDN 1 Sidorahayu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang banyak yang kurang semangat dalam belajar. Adanya rasa kurang semangat dalam membaca dan menulis membuat siswa mengalami keterlambatan dalam menerima pembelajaran. Hal tersebut sangat tidak baik dalam perkembangan pengetahuan siswa, terutama terhadap minat dalam membaca buku pembelajaran.
Kondisi siswa di SDN 1 Sidorahayu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang yang kurang semangat dalam membaca perlu untuk ditingkatkan. Membaca merupakan salah satu upaya untuk menambah pengetahuan, maka sangat diperlukan minat membaca dalam diri siswa demi perkembangan siswa tersebut. Melihat kondisi tersebut, diperlukan pengembangan buku ajar yang dapat menarik perhatian siswa untuk membaca. Buku ajar yang dikembangkan dapat berupa kearifan lokal yang ada disekitar lingkungan siswa. Kearifan lokal di lingkungan tempat tinggalnya sangat penting untuk dikenalkan kepada siswa sekolah dasar agar siswa mengetahui dan memahami kekayaan yang dimiliki daerahnya, setelah itu siswa akan belajar untuk menjaga dan melestarikan kearifan lokal di daerahnya. Buku ajar bisa dijadikan sebagai panduan dalam proses pembelajaran yang memuat ketiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Buku ajar yang menarik, mudah dipahami, adanya perpaduan antara penjelasan dengan gambar yang tersusun dengan rapi mampu meningkatkan kemauan siswa dalam membaca. Pada praktiknya, buku ajar digunakan sebagai bahan untuk menjelaskan dan
memberikan informasi terkait pengetahuan kepada siswa. Isi yang terkandung dari buku ajar menjadi tolak ukur dari pengetahuan yang akan diterima oleh siswa.
Siswa memerlukan pembelajaran yang menarik sehingga ilmu yang disampaikan dapat diterima dan mampu dipahami dengan mudah. Hal tersebut dapat mempengaruhi semangat dari siswa dalam belajar. Rasa semangat tersebut sangat penting untuk ditingkatkan dalam diri siswa. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah siswa kesulitan dalam menerima materi yang diajarkan sehingga menimbulkan kurang semangat dalam diri siswa untuk menerima ilmu yang disampaikan.
Melihat pemasalahan tersebut, maka dikembangkanlah buku ajar kearifan lokal. Buku ajar kearifan lokal ini sesuai dengan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran yang telah dirancang seperti pada tema 7 “Indahnya Keragaman di Negeriku”, subtema 2 “Indahnya Keragaman Budaya Negeriku”, yaitu memuat tentang pengertian kearifan lokal dan macam-macam kearifan lokal. Dalam buku ajar terdapat pula Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa setelah belajar menggunakan buku ajar.
Banyak siswa yang kurang semangat dalam belajar terutama membaca, sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Selain itu, penelitian ini untuk memperkenalkan kearifan lokal di daerah tempat tinggal siswa, dengan mengenal maka siswa akan belajar untuk melestarikan kekayaan yang ada di daerahnya. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membuat buku ajar yang dapat menarik perhatian siswa dan meningkatkan semangat dalam belajar. Oleh karena itu, pentingnya dilakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Buku Ajar
Kearifan Lokal Malang Raya Pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV SD”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi permasalahan pada proses pembelajaran tersebut dengan rumusan masalah Bagaimana proses pengembangan bahan ajar kearifan lokal Malang Raya pada proses pembelajaran siswa kelas IV di SD ?
C. Tujuan Penelitian dan Pengembangan
Tujuan dari pengembangan buku ajar kearifan lokal ini untuk menumbuhkan minat belajar siswa melalui pengenalan kearifan lokal sehingga semangat dalam belajar dapat meningkat serta memberikan manfaat kepada setiap anak untuk menjaga dan melestarikan kearifan lokal di daerahnya.
D. Spesifikasi Produk yang diharapkan
Spesifikasi produk dibagi menjadi dua yaitu spesifikasi konten dan spesifikasi konstruk.
1. Adapun spesifikasi konten dari produk yang akan dikembangkan, sebagai berikut :
a. Buku ajar berpacu pada Tema 7 “Indahnya Keragaman di Negeriku”, Subtema 2 “Indahnya Keragaman Budaya Negeriku”.
b. Produk tersebut sesuai dengan Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran sebagai berikut :
Kompetensi Dasar IPS
3.2 Mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia serta hubungannya dengan karakteristik ruang.
4.2 Menyajikan hasil identifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi setempat.
Bahasa Indonesia
3.7 Menggali pengetahuan baru yang terdapat pada tels non fiksi.
4.7 Menyajikan pengetahuan baru yang terdapat pada teks non fiksi ke dalam tulisan dengan bahasa sendiri.
SBdP
3.2 Mengetahui tanda tempo dan tinggi rendah nada.
4.2 Menyanyikan lagu dengan memperhatikan tempo dan tinggi rendah nada
Indikator IPS
3.2.1 Menjelaskan pengertian kearifan lokal
3.2.2 Menyebutkan 3 contoh kearifan lokal di Malang
4.2.1 Mempresentasikan hasil identifikasi tentang kearifan lokal di Malang
Bahasa Indonesia
3.7.1 Menemukan informasi baru tentang Suku Tengger di Malang 3.7.2 Menceritakan kembali menggunakan bahasanya sendiri
4.7.1 Mempresentasikan cerita yang telah dibuat tentang Suku Tengger di Malang menggunakan bahasanya sendiri
SBdP
3.2.2 Mengidentifikasi pengertian tinggi rendah nada
4.2.1 Menyanyikan lagu daerah dengan memperhatikan tanda tempo dan tinggi rendah nada
Tujuan Pembelajaran
a. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa mampu menjelaskan pengertian kearifan lokal dengan baik.
b. Setelah membaca buku ajar, siswa mampu menyebutkan 4 macam masing-masing 2 contoh kearifan lokal di Malang dengan tepat.
c. Setelah membaca buku ajar, siswa mampu mempresentasikan hasil identifikasi dengan tepat.
d. Setelah membaca buku ajar, siswa mampu menemukan informasi baru tentang Suku Tengger dengan tepat.
e. Setelah membaca buku ajar, siswa mampu menceritakan kembali tentang Suku Tengger menggunakan bahasanya sendiri dalam bentuk tulisan dengan baik.
f. Setelah menceritakan dalam bentuk tulisan, siswa mampu mempresentasikan hasil tulisannya dengan baik.
g. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa mampu menjelaskan pengertian tanda tempo dengan baik.
h. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa mampu menjelaskan pengertian tinggi rendah nada dengan baik.
i. Setelah menonton video, siswa mampu menyanyikan lagu daerah dengan baik.
2. Adapun spesifikasi konstruk dari produk yang akan dikembangkan, sebagai berikut :
a. Buku ajar dimulai dari cover, kata pengantar, daftar isi, pengertian kearifan lokal, macam-macam beserta contohnya.
b. Buku ajar ini juga memuat Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) untuk mengevaluasi hasi belajar siswa kelas IV di SDN 1 Sidorahayu Wagir. Berikut adalah gambar dari buku ajar kearifan lokal :
Gambar 1.1 Cover Depan Gambar 1.2 Cover Belakang
Gambar 1.5 Kompetensi Dasar Gambar 1.6 Materi
Gambar 1.7 Materi Gambar 1.8 LKPD
E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan
Pentingnya dilakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Buku Ajar Kearifan Lokal Malang Raya pada Pembelajaran Temtaratik Siswa Kelas IV SD” karena banyak siswa yang kurang semangat dalam belajar terutama membaca, sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membuat buku ajar yang dapat menarik perhatian siswa dan meningkatkan semangat dalam belajar. Buku ajar tersebut ialah buku ajar kearifan lokal yang memuat gambar dan teks sehingga mampu menarik perhatian
siswa untuk membaca dan memudahkan siswa untuk memahami isi dari buku tersebut. Setelah memahami maka siswa akan merasa bangga dan akan menjaga kekayaan di daerahnya.
F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan
1. Asumsi
Asumsi penelitian membahas mengenai syarat-syarat penggunaan buku ajar pada proses pembelajaran tematik siswa kelas IV sekolah dasar. Adapun syarat-syarat yang harus diperhatikan agar dapat menggunakan buku ajar kearifan lokal ini, antara lain :
a. Sekolah telah menerapkan kurikulum 2013 (pembelajaran tematik) b. Penerapan buku ajar sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. c. Siswa harus bisa membaca dengan lancar.
d. Siswa harus memiliki buku ajar.
e. Siswa harus bertempat tinggal di Malang. 2. Keterbatasan
Pengembangan buku ajar ditujukan kepada siswa kelas IV sekolah dasar dengan mengambil data pada kelompok kecil yaitu 6 sampai 8 siswa karena sampai saat ini belum diperbolehkan melakukan pembelajaran dengan mengumpulkan banyak siswa karena masih berada di masa pandemi. Buku ajar tersebut membahas tentang kearifan lokal yang menjelaskan beberapa keunikan dari daerahnya yaitu di Malang. Buku ajar ini bersifat tematik karena menggabungkan materi yang sesuai dengan kompetensi dasar mata pelajaran IPS, Bahasa Indonesia, dan SBdP. Kearifan lokal di Malang dapat dijelaskan melalui
keunikan atau kelebihan yang dimiliki, seperti tarian daerah, kesenian daerah, upacara daerah, dan lagu daerah.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional digunakan untuk membatasi adanya ketidaksesuaian dalam fokus penelitian tentang Pengembangan Buku Ajar, Kearifan Lokal dan Pembelajaran Tematik. Berdasarkan pemaparan tersebut, adapun fokus penjelasan yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan Buku Ajar
Pengembangan buku ajar adalah suatu buku berbentuk cetak yang akan dikembangkan oleh penulis untuk memudahkan guru dalam memberikan pengetahuan kepada siswa.
2. Kearifan Lokal
Kearifan lokal adalah suatu kebiasaan yang diikuti oleh masyarakat pada suatu daerah tertentu yang memiliki ciri khas masing-masing. Adapun macam-macam kearifan lokal antara lain upacara adat, tarian daerah, kesenian daerah, dan lagu daerah.
3. Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik merupakan penggabungan materi dari beberapa mata pelajaran yang berkaitan agar menjadi sebuah tema sehingga mudah diterima oleh siswa dan menghasilkan hasil belajar yang lebih baik.
4. Buku Ajar Berbasis Kearifan Lokal
Buku ajar berbasis kearifan lokal merupakan bahan ajar berbentuk cetak yang berisi materi dengan mengaitkan budaya yang ada di lingkungan sekitar siswa.