• Tidak ada hasil yang ditemukan

UCAPAN TERIMA KASIH. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UCAPAN TERIMA KASIH. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas berkat anugerah dan rahmat-Nya penelitian dengan judul "Korelasi Fenotipik Lebar Tulang Pelvis dengan Lebar Pinggul dan Dimensi Tubuh Sapi Bali Betina Bibit di Kabupaten Jembrana" ini dapat penulis selesaikan dengan tepat waktu.

Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka menyusun tesis pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Usaha optimal telah penulis lakukan dalam melaksanakan penelitian ini, tetapi disadari tesis ini masih terdapat berbagai kekurangan.

Penyusunan tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bimbingan, motivasi, maupun fasilitas pendukung lainnya. Untuk itu, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD., Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K), atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Magister Ilmu Peternakan. Ketua Program Studi Magister Ilmu Peternakan Dr. Ir. I Made Nuriyasa, MS dan Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Peternakan Dr. Dewi Ayu Warmadewi, S.Pt., M.Si. yang telah banyak memberikan kesempatan, fasilitas dan kemudahan serta dorongan moral dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Magister Ilmu Peternakan. Dekan Fakultas Peternakan Universitas Udayana Dr. Ir. Ida Bagus Gaga Partama, MS.,

(2)

vii

atas kesempatan dan fasilitas serta dorongan moral dalam penyelesaian studi pada Program Studi Magister Ilmu Peternakan. Dr. Dewi Ayu Warmadewi, S.Pt.,M.Si. sebagai pembimbing I dan Prof. Ir. I Gusti Lanang Oka, M.Agr.Sc.,Ph.D sebagai pembimbing II, yang disela-sela kesibukannya selalu meluangkan waktu dengan kesabaran dan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan petunjuk dalam menyelesaikan penyusunan tesis ini. Dr. Ir. Ida Bagus Gaga Partama, MS., dan Dr. drh. I Gusti Agung Arta Putra, M.Si serta Dr. Ni Luh Sriyani, S.Pt.,M.P, selaku pembahas I, II, dan III yang telah mengoreksi dan mengevaluasi tesis ini serta memberikan saran-saran yang berguna. Para dosen pengajar Program Studi Magister Ilmu Peternakan Universitas Udayana, yang telah memberikan kecerdasan kepada penulis. Bapak Putu Budi Astawa selaku pegawai administrasi Program Studi Magister Ilmu Peternakan Universitas Udayana yang telah membantu kelancaran administrasi hingga lulus. Ayahanda Ir. I Nyoman Sadia, M.Sc dan Ibunda Ni Luh Sadri, SE serta Adik Ade Sathya Sanathana Iswhara yang selalu memberikan dukungan baik moral maupun materi dan doa hingga penulisan tesis ini selesai. Suami Putu Gede Pramita Buana, SH dan buah hati tercinta Putu Bagus Danavendra Parama Bhujangga yang selalu menjadi penyemangat beserta keluarga atas semua dukungan, semangat, doa, kesabaran dan kasih sayangnya sehingga penulisan tesis ini selesai. Semua teman-teman kuliah S2 Program Studi Ilmu Peternakan Universitas Udayana angkatan 2014 yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan kepada penulis sehingga penulisan tesis ini dapat terselesaikan tepat waktu. Semoga Ida Sang Hyang Widhi selalu melimpahkan karunia-Nya.

(3)

viii

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis sangat mengharapkan saran dari para pembaca yang tentunya mempunyai sifat membangun demi kesempurnaan tulisan ini. Semoga tesis ini dapat memberikan sumbangan ilmu di bidang peternakan, khususnya di bidang pemuliaan ternak.

Denpasar, September 2016

(4)

ix ABSTRAK

Korelasi Fenotipik Lebar Tulang Pelvis Dengan Lebar Pinggul Dan Dimensi Tubuh Sapi Bali Betina Di Kabupaten Jembrana

Oleh :

Putu Jesse Nirmala Gayatri S

Program Studi Ilmu Peternakan Program Pascasarjana Universitas Udayana

Kesulitan dalam melahirkan (dystocia) sering dialami oleh induk sapi yang rongga pelvisnya kecil dan fetus yang memiliki ukuran besar. Untuk mengatasi masalah ini pemilihan terhadap induk-induk yang rongga pelvisnya lebih besar perlu dilakukan. Namun rongga pelvis sulit diukur pada ternak hidup. Oleh karena itu, alternatif lain perlu dicoba melalui dimensi tubuh yang lain yang mudah diukur tetapi memiliki korelasi yang erat dengan lebar atau rongga pelvis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui koefisien keragaman lebar tulang pelvis, lebar pinggul dan dimensi tubuh (panjang badan, lingkar dada, dan tinggi pundak) sapi bali betina di Kabupaten Jembrana, disamping korelasi fenotipik antara lebar tulang pelvis dengan lebar pinggul dan dimensi tubuhnya. Penelitian ini menggunakan 211 ekor sapi bali betina yang dipelihara oleh 12 kelompok peternak di lima kecamatan di Kabupaten Jembrana. Observasi dan pengukuran ternak dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan Maret 2016. Data yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan gigi tetapnya. Hasil penelitian menunjukkan koefisien keragaman lebar tulang pelvis, lebar pinggul dan dimensi tubuh sapi bali betina kurang dari 15 persen yang berkisar antara 3,83 - 11,03%. Ini berarti bahwa semua sapi bali betina di kelompok peternak tersebut adalah homogen. Lebih daripada itu hampir semua korelasi fenotipik antara lebar tulang pelvis dengan lebar pinggul dan dimensi tubuhnya cukup erat (P<0,05) dan korelasi yang tertinggi dijumpai antara lebar tulang pelvis dengan lebar pinggul dibandingkan dengan dimensi tubuh yang lain.

Kata Kunci : Korelasi fenotipik, lebar tulang pelvis, lebar pinggul, dimensi tubuh, sapi bali.

(5)

x ABSTRACT

Phenotypic Correlation Between Pelvic Width And Hipwidth And Body Dimensions On Female Bali Cattle In Jembrana District

Difficulties in birth were frequently found in cows with small pelvic area and large fetus. In order to overcome this problem, selection for larger pelvic area should be done. However, pelvic area is hard to be measured in life animal. Therefore, another alternative should be tried through another body dimension which is easy to be measured but has a close correlation with the pelvic area or pelvic opening. The aims of this study were to find out coefficient of variations of pelvic width, hip width and body dimensions ( body length, chest girth and hump height) of female Bali cattle in Jembrana district, besides the phenotypic correlations between the pelvic width and hip width and the body dimensions. This study used 211 female Bali cattle which were kept by 12 farmer's group in five sub-districts in Jembrana district. Observation and measuring the cattle were carried out from January up to March 2016. The data were grouped based on their permanent teeth. The results of the study showed that the coeficient of variations of pelvis width, hip width and body dimensions of the female Bali cattle were less than 15 percent ranged from 3.83 - 11.03%.These meant that all female bali cattle in those farmer's groups were homogen. Moreover, nearly all of the phenotypic correlations between their pelvic width and hip width and their body dimensions were significant (P<0,005) and the highest relationship were between pelvic width and hip width compared to the other body dimensions.

Key words : Phenotypic correlation, pelvic width, hip width, body dimensions, bali cattle.

(6)

xi RINGKASAN

Putu Jesse Nirmala Gayatri, S. Korelasi Fenotipik Lebar Tulang Pelvis dengan Lebar Pinggul dan Dimensi Tubuh Sapi Bali Betina Bibit di Kabupaten Jembrana, (di bawah bimbingan Dr. Dewi Ayu Warmadewi, S.Pt.,M.Si sebagai pembimbing Pertama dan Prof.Ir. I Gst Lanang Oka, M.Agr.Sc,.Ph.D sebagai pembimbing Kedua).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui koefisien keragaman lebar tulang pelvis dan lebar pinggul serta untuk mengetahui korelasi (hubungan) antara lebar tulang pelvis dengan dimensi tubuh (panjang badan, lingkar dada, dan tinggi pundak) sapi bali betina bibit yang ada di kabupaten Jembrana. Penelitian ini dilakukan di 12 kelompok peternak yang memelihara sapi bali betina bibit pada 5 (lima) kecamatan di kabupaten Jembrana Provinsi Bali. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan mulai Januari sampai dengan Maret 2016. Sapi bali betina yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 211 ekor yang dibedakan berdasarkan atas pergantian gigi susu dengan gigi tetap (permanen) yaitu yaitu I0,I1, I2, I3 dan I4.

Penelitian ini menggunakan sapi bali betina milik anggota kelompok peternak yang ada di kabupaten Jembrana. Pengambilan sampel menggunakan purposive random sampling. Setiap sapi yang diukur dimasukkan ke dalam kandang fiksasi untuk memudahkan dalam pengukurannya. Dimensi tubuh yang diukur meliputi lebar tulang pelvis, lebar pinggul, badan, lingkar dada, dan tinggi gumba/pundak. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah koefisien keragaman meliputi lebar tulang pelvis (L.Pv), lebar pinggul (LP) dan dimensi tubuh lainnya yaitu panjang badan (PB), lingkar dada (LD) dan tinggi pundak (TP) serta korelasi fenotipik antara lebar tulang pelvis dengan lebar pinggul dan dimensi tubuh lainnya.

Hasil penelitian menunjukkan koefisien keragaman lebar tulang pelvis, lebar pinggul dan dimensi tubuh sapi bali betina kurang dari 15% yang berkisar antara 3,83 - 11,03%. Ini berarti bahwa semua sapi bali betina di kelompok peternak tersebut adalah homogen, sehingga penyediaan ternak induk untuk pembibitan sapi bali bibit di Kabupaten Jembrana sudah baik. Lebih daripada itu, hampir semua korelasi fenotipik antara lebar tulang pelvis dengan lebar pinggul dan dimensi tubuhnya adalah nyata (P<0,05) dan korelasi yang tertinggi dijumpai antara lebar tulang pelvis dengan lebar pinggul dibandingkan dengan dimensi tubuh yang lain.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa keragaman fenotipik sapi bali betina bibit di Kabupaten Jembrana termasuk kategori rendah (KK< 15%). Hal menunjukkan bahwa sapi bali betina bibit ini adalah sapi betina yang sudah merupakan hasil seleksi yang cukup ketat dari populasi yang ada. Terdapat korelasi (hubungan) yang nyata/ signifikan (P<0,05) antara lebar tulang pelvis dengan lebar pinggul dan dimensi tubuh (panjang badan, lingkar dada, dan tinggi gumba/pundak) pada sapi bali betina bibit yang dipelihara oleh 12 kelompok peternak di Kabupaten Jembrana, dan korelasi yang paling erat hubungannya dengan lebar tulang pelvis adalah lebar pinggul dilihat dari segi masing-masing umur dibandingkan dengan dimensi tubuh yang lain. Saran yang dapat

(7)

xii

disampaikan adalah dalam pelaksanaan seleksi induk sapi bali untuk mencegah kesulitan dalam melahirkan (dystocia) cukup dengan melakukan pengukuran terhadap lebar pinggulnya saja.

(8)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PRASYARAT GELAR... ii

LEMBAR PERSETUJUAN... iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv

UCAPAN TERIMAKASIH... v

ABSTRAK... viii

ABSTRACT... ix

RINGKASAN... X DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I. PENDAHULUAN... 1.1. Latar Belakang... 1 2. Rumusan Masalah... 1 3. Tujuan... 1 4. Manfaat... 1 1 3 4 5 BAB II. KAJIAN PUSTAKA...

2.1. Sapi Bali... 2.2. Dimensi Tubuh... 2.3. Seleksi... 2.4. Koefisien Keragaman... 2.5. Korelasi... 2.6. Regresi... 6 6 12 20 22 23 25 BAB III. KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS...

3.1. Kerangka Pikir... 3.2. Konsep ...

27 27 29

(9)

xiv

3.3. Hipotesis Penelitian... 30 BAB IV. METODE PENELITIAN...

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian... 4.2. Penentuan Sumber Data... 4.3. Rancangan Penelitian ... 4.4. Variabel Penelitian ... 4.5. Bahan Penelitian... 4.6. Instrumen Penelitian... 4.7. Prosedur Penelitian... 4.8. Analisa Data... 31 31 31 31 31 32 32 32 34 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN...

5.1. Koefisien Keragaman Fenotipik Sapi Bali Betina Bibit... 5.2. Korelasi Fenotipik antara Lebar Tulang Pelvis dengan Lebar Pinggul dan Dimensi Tubuh ... 5.3 Persamaan Regresi antara Lebar Tulang Pelvis dengan Lebar Pinggul dan Dimensi Tubuh...

36 36

40

42 BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN...

6.1 Simpulan... 6.2 Saran... 46 46 46 DAFTAR PUSTAKA... 48 LAMPIRAN... 54

(10)

xv

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

Tabel 2.1 Standar Mutu Sapi berdasarkan Umur... 14 Tabel 2.2 Persyaratan Kuantitatif Bibit Sapi Bali... 15 Tabel 5.1 Rataan dan Koefisien Keragaman Lebar Tulang Pelvis, Lebar Pinggul, dan Dimensi Tubuh Sapi Bali Betina Bibit di

Kabupaten Jembrana ... 37 Tabel 5.2 Nilai Korelasi Fenotipik antara Lebar Tulang Pelvis dengan

Lebar Pinggul dan Dimensi Tubuh ... 40 Tabel 5.3 Persamaan Regresi antara Lebar Tulang Pelvis dengan Lebar

Pinggul dan Dimensi Tubuh Sapi Bali betina bibit di Kabupaten Jembrana ... 43

(11)

xvi

DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

Gambar 2.1 Sapi Bali Jantan ... 7

Gambar 2.2 Sapi Bali Betina ... 7

Gambar 2.3 Tulang Pelvis Sapi Betina ... 11

Gambar 2.4 Pengukuran Dimensi Tubuh... 19

Gambar 3.1 Konsep Penelitian ... 29

Gambar 5.1 Grafik Persamaan Regresi antara Lebar Tulang Pelvis dengan Lebar Pinggul Sapi Bali Betina Bibit pada Gigi Tetap 1 (I1)... 43

Gambar 5.2 Grafik Persamaan Regresi antara Lebar Tulang Pelvis dengan Panjang Badan Sapi Bali Betina Bibit pada Gigi Tetap 1 (I1)... 44

Gambar 5.3 Grafik Persamaan Regresi antara Lebar Tulang Pelvis dengan Lingkar Dada Sapi Bali Betina Bibit pada Gigi Tetap 1 (I1)... 44

Gambar 5.4 Grafik Persamaan Regresi antara Lebar Tulang Pelvis dengan Tinggi Pundak Sapi Bali Betina Bibit Pada Gigi Tetap 1 (I1)... 45

(12)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1. Perhitungan Koefisien Keragaman Lebar Tulang Pelvis... 54

2. Perhitungan Koefisien Keragaman Lebar Pinggul ... 55

3. Perhitungan Koefisien Keragaman Panjang Badan ... 56

4. Perhitungan Koefisien Keragaman Lingkar Dada ... 57

5. Perhitungan Koefisien Keragaman Tinggi Pundak ... 58

6. Tabel Perhitungan Korelasi Fenotipik antara Lebar Tulang Pelvis dengan Lebar Pinggul ... 59

7. Tabel Perhitungan Korelasi Fenotipik antara Lebar Tulang Pelvis dengan Panjang Badan ... 59

8. Tabel Perhitungan Korelasi Fenotipik antara Lebar Tulang Pelvis dengan Lingkar Dada ... 60

9. Tabel Perhitungan Korelasi Fenotipik antara Lebar Tulang Pelvis dengan Tinggi Pundak ... 60

10. Perhitungan Persamaan Regresi antara Lebar Tulang Pelvis dan Lebar Pinggul ... 61

11. Perhitungan Persamaan Regresi antara Lebar Tulang Pelvis dan Panjang Badan ... 62

12. Perhitungan Persamaan Regresi antara Lebar Tulang Pelvis dan Lingkar Dada ... 63

13. Perhitungan Persamaan Regresi antara Lebar Tulang Pelvis Dan Tinggi Pundak... ... 64

14. Persamaan Regresi Antara Lebar Tulang Pelvis dengan Lebar Pinggul dan Dimensi Tubuh Sapi Bali Betina Bibit di Kabupaten Jembrana umur I0, I2, I3 dan I4 ... 65

15. Grafik Regresi antara Lebar Tulang Pelvis dengan Lebar Pinggul Sapi Bali Betina Bibit pada Umur I0 ... 65

15.1 Persamaan Regresi antara Lebar Tulang Pelvis dengan Lebar Pinggul Sapi Bali Betina Bibit pada Umur I2 ... 66

(13)

xviii

15.2 Persamaan Regresi antara Lebar Tulang Pelvis dengan Lebar

Pinggul Sapi Bali Betina Bibit pada Umur I3... 66 15.3 Persamaan Regresi antara Lebar Tulang Pelvis dengan Lebar

Pinggul Sapi Bali Betina Bibit pada Umur I4 ... 67 16. Grafik Regresi antara Lebar Tulang Pelvis dengan Panjang Badan Sapi Bali Betina Bibit pada Umur I0 ... 67 16.1 Grafik Regresi antara Lebar Tulang Pelvis dengan Panjang Badan Sapi Bali Betina Bibit pada Umur I2 ... 68 16.2 Grafik Regresi antara Lebar Tulang Pelvis dengan Panjang Badan Sapi Bali Betina Bibit pada Umur I4 ... 68 17. Grafik Regresi antara Lebar Tulang Pelvis dengan Lingkar Dada

Sapi Bali Betina Bibit pada Umur I0 ... 69 17.1 Grafik Regresi antara Lebar Tulang Pelvis dengan Lingkar Dada Sapi Bali Betina Bibit pada Umur I2 ... 69 17.2 Grafik Regresi antara Lebar Tulang Pelvis dengan Lingkar Dada Sapi Bali Betina Bibit pada Umur I3 ... 70 18. Grafik Regresi antara Lebar Tulang Pelvis dengan Tinggi

Pundak Sapi Bali Betina Bibit pada Umur I2 ... 70 18.1 Grafik Regresi antara Lebar Tulang Pelvis dengan Tinggi Pundak Sapi Bali Betina Bibit pada Umur I3 ... 71 18.2 Grafik Regresi antara Lebar Tulang Pelvis dengan Tinggi Pundak Sapi Bali Betina Bibit pada Umur I4 ... 71

Referensi

Dokumen terkait

Elemen “Kebutuhan” untuk transformasi BPK sesuai hasil kesepakatan FGD dielaborasi dalam 15 sub-elemen sebagai berikut: (1) kepercayaan dan dukungan stakeholder eksternal;

Pada sistem penilaian berbasis penalti, siswa akan lebih berhati-hati dalam menjawab butir soal yang dianggap sukar, bahkan cenderung tidak menjawab butir soal

Seperti halnya medan grafitasi, disekitar muatan listrik jika disimpan muatan lain maka muatan tersebut akan mengalami gagya tarik atau gaya tolak dari muatan

Kesimpulan dari penelitian Putz-Bankuti et al ini yaitu terdapat hubungan signifikan dari 25(OH)D dengan derajat disfungsi hati dan memberi kesan bahwa rendahnya kadar

Meski investor X tadi hanya membayar Rp60 juta, tapi pada saat jatuh tempo nanti (10 tahun kemudian) ia akan menerima pokok obligasi sebesar Rp 100 juta. Jadi dalam kurun 10

Pada proses ini, jumlah piksel yang terkandung pada citra direduksi (dikurangi) dengan metode PCA dan prinsip ruang eigen, di mana hasil dari reduksinya berupa vektor ciri yang

Oleh karena itu perubahan RPJMD Kota Bekasi Tahun 2013-2018 disusun sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang

Financing Bank Umum Syariah Di Indonesia: Pendekatan Unbalanced Panel Data.