BAB III METODOLOGI
III.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Tujuan dari metodologi ini adalah pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah.
III.2. Desain Penelitian
Dengan menggunakan metode kualitatif ini maka data yang didapatkan akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Desain penelitian kualitatif ini dibagi dalam empat tahap, yaitu :
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah analasisi standar sarana dan prasarana, penyusunan rancangan penelitian, penetapan tempat penelitian, dan penyusunan instrument penelitian.
2. Pelaksanaan
3. Analisis Data
4. Evaluasi
III.3. Teknik Pengumpulan Data Metode Pengumpulan Data
• Metode Observasi
• Metode Literatur
Metode Literatur adalah metoda pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengambil data-data yang diperlukan dari literature-literatur yang berkaitan.
Data pendukung lain yang diperlukan untuk Hotel Bisnis Batangkuis ini adalah berupa data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui observasi / survey langsung ke lokasi existing.
Data primer tersebut di antaranya adalah : Kondisi Tata Guna Lahan
Kondisi Bentuk dan Massa Bangunan Kondisi Sirkulasi
Kondisi Ruang Terbuka Kondisi Pedestrian Kondisi Penanda
Kondisi Pendukung Keigatan Kondisi Preservasi
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh langsung, tanpa melakukan survey maupun pengamatan langsung yang dapat diperoleh dari sumber-sumber terkait.
Data sekunder tersebut di antaranya :
Data mengenai kondisi existing Kecamatan Batang Kuis, data ini diperoleh dari Google Earth dan SAS
Data mengenai tata guna lahan, data ini dapat diperoleh dari pihak Bappeda Kabupaten Deli Serdang
Data jumlah penduduk di Deli Serdang dan jumlah wisatawan, dapat diperoleh dari BPS
III.4. Teknik Analisis Data
Teknik Analisis Data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.
Miles dan Hubermen mengungkapkan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas berupa komponen. Komponen dalam analisa tersebut adalah :
Reduksi Data
Data yang diperoleh dari laporan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, focus pada hal-hal yang penting.
Penyajian Data
Penyajian data penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.
Verifikasi atau penyimpulan Data
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
IV.1. Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan IV.1.1. Lokasi
Peta Indonesia Peta Sumatera
Gambar 4.1. Lokasi Site
Sumber : Hasil olahan dari peta-jalan.com,2016
Lokasi site terleta di kawasan bandara Internasional Kuala Namu, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Kuala Namu tersebut terletak 20 km timur laut polonia dan terpaut 3-4 km dari tepi pantai. Membentang melewati dua kecamatan yaitu kecamatan Pantai Labu dan Kecamatan Beringin.
IV.1.2.Kondisi dan Potensial Lahan
Kecamatan Batang Kuis ini terletak di 3o 35 – 3o 41 LU dan 41o – 46o BT dengan ketinggian 4 – 30 meter diatas permukaan laut. Curah hujan di Kecamatan Batang kuis sebesar 1.821 mm/tahun dan kecepatan angin 1,33 mm/tahun. Rata-rata iklim di kecamatan ini maksimum 32oC dan minimum 22,4oC dengan tingkat penguapan 4,08 mm/tahun. Pada umumnya keadaan tanah di Kecamatan Batang Kuis putih bercampur pasir dan memiliki topografi yang relatif datar.
Tabel 4.1. Kondisi Lahan
No Uraian Letak dan Geografis
Kecepatan Angin Penguapan Keadaan Tanah Keadaan Topografi Kelurahan/Desa Penduduk
Sumatera Sumatera Utara Deli Serdang
Umumnya putih campur pasir Relatif Datar
11 Desa (status desa) 62.348 Jiwa
2 Batas-Batas Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan
Kecamatan Pantai Labu
Sebelah Barat Kecamatan Percut Sei Tuan
Sumber : Hasil survey penulis,2016
Unsur potensial utama site adalah :
Terletak dekat dengan Bandara Kuala Namu
Merupakan kawasan Transit Oriented Development (TOD) Berada pada kawasan pengembangan
Tranportasi lancar, baik dan bebas kemacetan
Akses menuju site bisa dijangkau melalui jalan tol Balmera
Permasalahan :
Lahan perancangan merupakan lahan kosong yang ditanami pohon, perancangan hotel di lokasi ini mengakibatkan pengurangan RTH.
Lokasi berbatasan langsung dengan jalur cepat Bandar Udara Kuala Namu.
Solusi :
Pada perancang hotel hendaknya meletakkan RTH di beberapa bagian bangunan agar RTH di lokasi eksisting sebelumnya tetap ada.
IV.1.3. Analisa Sirkulasi
Gambar 4.2. Analisa Sirkulasi
Sumber : Hasil analisa penulis,2016
Keterangan :
Jalur kenderaan 2 arah Jalur kenderaan 1 arah
Potensi :
Site terletak di kawasan yang cukup ramai di lalui kenderaan karena site dekat dengan Bandar Udara Kualanamu yang ramai di kunjungi masyarakat tiap hari. Jalan yang berada di kawasan cukup lebar.
Masalah :
Jalan di depan site merupakan jalur cepat menuju bandara.
Solusi :
Membuat jalur lambat di depan site untuk jalur kenderaan memasuki kawasan agar tidak terjadi kemacetan di jalur cepat.
Jalur kenderaan 2 arah, tidak padat
Jalur kenderaan 1 arah, padat dan
IV.1.4. Analisa Ruang Terbuka
Gambar 4.3. Analisa Ruang Terbuka
Sumber : Hasil analisa penulis,2016
Potensi :
Di sekitar site merupakan lahan kosong berupa pohon sejenis dan tanaman jagung yang merupakan ruang hijau. Pohon tertata rapi dan jarak antar pohon pun terukur. Ini berpotensi mengurangi pemanasan global di kawasan.
Masalah :
Jenis pohon di sekitar site sama. Dari hasil analisa pohon yang di tanam di sekitar site untuk di jual setelah mencapai ukuran tertentu. Sehingga pohon di tanam bukan untuk kepentingan ruang hijau.
Di sepanjang jalan tidak adanya pohon pembuffer polusi dari kenderaan yang melewati kawasan sehingga polusi langsung mengenai pemukiman warga sekitar dan juga site perancangan.
Solusi :
Penanaman pohon di site yang bervariasi agar tidak terlihat monoton. Jenis dan ukuran pohon di pilih yang dapat menjadi peneduh.
Pohon besar yang mepunyai jenis
Pohon yang di tanam sebagai ruang hijau dan tidak untuk diperjual belikan. Penanaman pohon di sisi jalan untuk mengurangi polusi yg di sebabkan
kenderaan yang lewat.
IV.1.5. Analisa Pedestrian
Gambar 4.4. Analisa Pedestrian
Sumber : Hasil analisa penulis,2016
Potensi :
Di sepanjang sisi jalan terdapat pedestrian dan drainase. Pedestrian ini mencakup sisi kanan dan kiri jalan.
Masalah :
Pedestrian yang terdapat di sepanjang sisi jalan hanya berupa tanah, tidak adanya perbedaan ketinggian atara jalan dan pedestrian.
Solusi :
IV.1.6. Analisa Penanda Jalan
Gambar 4.5. Analisa Penanda Jalan
Sumber : Hasil analisa penulis,2016
Potensi :
Di sepanjang sisi jalan terdapat beberapa penanda yang telah di tempatkan di titik yang tepat.
Masalah :
Ada penanda yang tidak tepat seperti kenyataannya, seperti penanda zebra cross yang di tempatkan di suatu titik namun kenyataannya tidak ada zebra cross
Solusi :
IV.1.7. Analisa Pendukung Kegiatan
Gambar 4.6. Analisa Pendukung Kegiatan
Sumber : Hasil analisa penulis,2016
Potensi :
Pendukung kegiatan kawasan perancangan ini adalah Bandar udara kualanamu, terminal dan permukiman warga.
Masalah :
Tidak adanya halte di sekitar kawasan perancangan mengakibatkan angkutan umum hanya melewati kawasan tanpa berhenti di tapak perancangan.
Solusi :
Membuat halte di sekitar tapak perancangan demi mempermudah wisatawan yang datang dari luar sumatera utara dan juga masyarakat yang tidak memiliki kenderaan pribadi untuk mengunjung kawasan.
Pemukiman warga
IV.1.8.Sarana dan Prasarana A. Sarana
Sarana site yang tersedia meliputi : Rumah ibadah
Kantor polisi Rumah makan
Permukiman penduduk B. Prasarana
Prasarana site yang tersedia saat ini adalah jalan menuju lokasi dalam kondisi yang baik, fasilitas saluran air bersih, fasilitas saluran air kotor, fasilitas listrik, fasilitas telepon, dan fasilitas gas.
IV.2. Analisa Fungsional IV.2.1. Ruang
Secara prinsip, hotel dapat dibagi menjadi 4 area aktivitas, antara lain : • Private area
Area ini merupakan area untuk kedatangan pribadi pengunjung, seperti kamar pada hotel.
• Publik area
Area ini merupakan pertemuan antara lain yang melayani (karyawan) dengan yang dilayani (tamu), dan juga antara tamu dengan tamu lainnya. • Semi Publik area
Area ini merupakan area untuk kegiatan para karyawan terutama karyawan administrasi, ruang rapat, zona di mana hanya orang-orang tertentu yang dapat memasukinya.
• Service area
Area ini merupakan area khusus untuk karyawan, di sini segala macam pelayanan disiapkan untuk kebutuhan pengunjung.
Secara fungsional, hotel dapat dibagi menjadi 2, antara lain : • Front of the house (sektor depan hotel)
Guest Room
Kamar tamu, ruang tempat tamu menginap
Gambar 4.7. Jenis-Jenis Kamar Hotel
Sumber : Neufert, Ernst. 2000, Data Arsitek Jilid 2, Jakarta: Erlangga,2016
Public Space area
Merupakan tempat di mana suatu hotel dapat memperlihatkan isi dan tema yang ingin disampaikan kepada tamunya. Area ini menjadi pusat kegiatan utama dari aktvitas yang terjadi pada hotel.
Lobby
Entrance hall
Ruang penerima utama yang menghubungkan ruang luar atau main entrance dengan ruang- ruang dalam hotel. Bersifat terbuka dengan besaran ruang yang cukup luas.
Receptionist desk
Terdiri atas ruang-ruang personul front desk yang berfungsi untuk memproses dan mengelolah administrasi pengunjung.
Guest elevator
Sebagai sarana sirkulasi vertical untuk para tamu dari lobby atau publik area menuju guest room atau fungsi lainnya.
Sirkulasi
Merupakan hal penting dalam publik area yang berfungsi sebagai sarana untuk menghubungkan fungsi-fungsi di dalamnya untuk kegunaan pengunjung.
Seating area
Menyediakan wadah bagi tamu untuk beristirahat atau sekedar berbincang-bincang. Sarana ini sangat berguna untuk terjadinya kontak sosial di antara pengunjung.
Support function
Sebagai sarana penunjang untuk tamu yang berada di publik area, antara lain seperti toilet, telepon umum, mesin ATM, dan lainnya. Concession space
Pada dasarnya ruang-ruang ini termasuk retail area, tetapi untuk hotel berbintang, ruang-ruang konsesi ini terpisah sendiri dan merupakan bagian dari public area yang terdiri dari :
Food and Beverages
Merupakan area yang digunakan untuk menikmati makanan dan minuman berupa :
- Restoran - Coffe shop - Lounge - Bar
Ruang serbaguna
Merupakan ruangan yang disediakan untuk berbagai macam penemuan berupa :
- Pameran - Seminar
- Pertemuan / pernikahan Area rekreasi
Merupakan area yang dipergunakan oleh pengunjung untuk berekreasi, berolahraga, santai dan lain-lain berupa :
- Swimming pool - Food court - Retail area
- Kolam dan kanal buatan - Taman
- Sarana olahraga - Fitness
- Spa dan Sauna
• Back of the house (sektor belakang hotel)
Terdiri dari area servis. Yang termasuk bagian back of the house yaitu : Daerah dapur dan gudang (Food and storage area)
Daerah bongkar muat, sampah dari gudang umum Daerah pegawai / staff hotel
Daerah pencucian dan pemeliharaan (laundry and housekeeping) Laundry berfungsi sebagai tempat mencuci, mengeringkan, setrika, dan mesin press yang digunakan untuk melayani tamu dan juga karyawan. Pada area housekeeping sendiri terdapat ruang kepala dan asisten departemen, gudang, tempat menjahit kain, dan lainnya yang disiapkan untuk melayani tamu hotel.
Daerah mekanikal dan elektrikal (Mechanical dan Engineering Area)
Ruang ini berisi peralatan untuk pemanasan dan pendinginan (heating and cooling) yang berupa tangki dan pompa untuk menjaga sistem operasi mekanikal secara keseluruhan.
IV.2.2. Bentuk
Menurut Ernst Neufert dalam Data Arsitek (1987;213), disebutkan bahwa bentuk-bentuk kamar tidur merupakan bagian terbesar pembangunan suatu hotel. Bagian tersebut menunjukkan berbagai penataan yang mungkin dapat dilaksanakan sebagai bentuk-bentuk rencana denah untuk kamar kamar hotel adalah sebagai berikut:
Pinwheel Plan Cross-Shaped Plan
Double Loaded Plan Double Loaded Offset Plan
Gambar 4.8. Bentuk-bentuk Kamar Hotel
Sumber : Neufert, Ernst. 2000, Data Arsitek Jilid 2, Jakarta: Erlangga,2016
IV.3. Analisa Teknologi IV.3.1. Sistem Struktur
Syarat utama suatu sistem struktur bangunan antara lain : Kuat terhadap gaya-gaya yang bekerja
Kaki dalam arti kata tidak berubah bentuk
Stabil dalam arti tidak bergeser dari tempat semula
Fungsional, agar sesuai dengan fungsinya yang didasarkan atas tuntutan besaran ruang, utilitas, dan lainnya.
Ekonomis, baik dalam pelaksanaan maupun pemeliharaan.
Sistem struktur suatu bangunan tinggi terdiri dari : Sub Struktur
Sub struktur adalah struktur bawah bangunan atau pondasi. Karakter struktur tanah dan jenis tanah sangat menentukan jenis pondasi. Sub struktur pada bangunan hotel ini menggunakan pondasi tiang pancang. Pondasi tiang pancang adalah sistem pondasi yang penyaluran gayanya melalui tiang. Prinsip penyaluran gayanya adalah beban yang bekerja disalurkan melalui tiang ke lapisan tanah bagian dalam dengan daya dukung yang besar.
Upper Struktur
ini terdiri atas kolom, pelat, balok,dinding geser dan tangga, yang masing-masing mempunyai peran yang sangat penting. Sedangkan pada bagian atap menggunakan atap datar dengan dilengkapi vegetasi ( Green roof ).
Upper struktur yang akan digunakan pada bangunan ini adalah struktur rigid frame. Sistem struktur ini terdiri dari kolom dan balok yang bekerja saling mengikat satu sama lainnya. Kolom sebagai unsur vertical yang bertugas menerima beban dan gaya, sedangkan balok sebagai unsur horizontal media pembagi beban dan gaya.
Keuntungan dari rigid frame ini adalah : • Mudah dalam tahap pelaksanaan • Biaya yang lebih ekonomis
• Bukaan dan pembagian ruang lebih bebas karena dinding hanya sebagai struktur pengisi.
IV.3.2. Konstruksi
Rigid frame merupakan struktur yang mana kolom sebagai unsur vertikal yang bertugas menerima beban dan gaya, sedangkan balok sebagai unsur horizontal media pembagi beban dan gaya.pemilihan rigid frame sebagai struktur dikarenakan ;
Mudah dalam tahap pelaksanaan Ekonomis dari segi biaya
Bukaan dan pembagian ruang lebih bebas karena dinding hanya sebagai struktur pengisi.
IV.3.3. Utilitas
A. Sistem Pencahayaan
Penataan cahaya pada hotel ini berbeda-berbeda pada tiap ruangnya, tergantung kebutuhan yang akan digunakan oleh kegiatan tertentu.
Pencahayaan alami
Pencahayaan buatan
Pencahayaan buatan digunakan untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan secara visual, pembentuk suasana, dan penunjang kualitas visual. Sistem ini digunakan pada beberapa fasilitas ruangan seperti retail, ruang multifungsi, ruang rapat, serta fasilitas lainnya.
Tabel 4.2. Sistem Pencahayaan
Pencahayaan alami Pencahayaan buatan
o Biaya murah
o Pengaturan intensitas cahaya sulit
o Bergantung terhadap iklim dan cuaca
o Baik digunakan untuk ruangan dengan dimensi yang besar (hall atau area publik)
o Biaya lebih mahal
o Intensitas cahaya dapatdiatur
o Sudut pencahayaan
dapatdikontrol
o Baik digunakan untukruang-ruang khusus dan untukruang-ruang dengan dimensi kecil
Sumber : Hasil analisa penulis,2016
B. Sistem Pengkondisian Udara.
Suhu rata-rata di kecamatan Batang Kuis yang cukup tinggi, menyebabkan suhu nyaman yang diinginkan dalam suatu bangunan belum bisa tercapai, karena rata-rata suhu nyaman dan optimal pada sebuah ruang berkisar pada 21C dengan kelembapan 40%-70%.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan suhu yang diinginkan tersebut, perlu disiasati dengan cara menerapkan ;
Penghawaan alami
Penghawaan buatan
Dengan menggunakan AC (Air Conditioner). Terdapat dua jenis yaitu : • AC Split
Merupakan AC dengan dua bagian yang terpisah. Jangkauannya hanya ada pada salah satu ruangan, seperti pada retail dan tiap unit kamar hotel.
• AC Sentral
Sistem ini memerlukan menara pendingin (water cooling tower)
yang ditempatkan di luar bangunan. AC ini diletakkan di ruang-ruang publik seperti koridor, hall, lobby, dan sebagainya.
C. Sistem Pemadam Kebakaran
Pencegahan dapat dilakukan seperti dengan pemakaian struktur dari bahan tahan api, seperti beton. Sedangkan penanggulangan meliputi tindakan pendeteksian awal, pemadaman api, pengendalian asap, dan penyelamatan penghuni hotel dengan cara evakuasi. sarana deteksi dan alarm kebakaran menggunakan heat and smoke detector.
Alat pendeteksi asap (smoke detector)
Memiliki kepekaan yang tinggi dan akan memberikan alarm bila adanya asap yang terdeteksi di ruang tempat alat tersebut dipasang.
Hydrant kebakaran
• Hydrant kebakaran didalam gedung
Selang kebakaran dengan diameter 1,5"-2" dan terbuat dari bahan yang tahan panas dengan panjang selang 20-30 m. Perletakan Hydrant di tiap-tiap lantai
• Hydrant kebakaran diluar gedung Dilengkapi dengan siamesse connection Sprinkler
ruangan dan 6 meter di koridor. Sprinkler biasanya diletakkan di dalam kamar, koridor, dan koridor basement parkir.
Tangga Kebakaran
Syarat tangga kebakaran adalah : • Terbuat dari bahan tahan api • Terdapat penekanan asap
• Di lantai dasar langsung ke luar ke alam bebas
D. Sistem Penyediaan dan Distribusi Listrik
Distribusi listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama. Setelah melalu transformator (trafo), aliran tersebut didistribusikan ke tiap-tiap lantai melalui Sub Distribution Panel (SDP).
Sebagai candangannya menggunakan solar panel dan genset yang digunakan apabila aliran listrik terputus.
E. Sistem Penyediaan Air Bersih
Penyediaan air bersih dapat diperoleh dari PDAM dan sumur artetis dengan menggunakan down feed system karena hotel ini adalah bangunan bertingkat tinggi. Sedangkan distribusi air pemadam kebakaran dapat menggunakan up feed system.
F. Sistem Pembuangan Air Kotor
Sebelum dialirkan ke roil kota, air kotor bangunan ditampung di dalam
Water Waste Treatment System (WWTS) untuk diolah dan diendapkan. Sedangkan limbah padat manusia diendapkan dalam septictank dan peresapan.
G. Sistem Transportasi
Jenis lift adalah lift orang cacat, lift enumpang, dan lift barang Jumlah kapasitas harus memperhitungkan beban yang ada
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
Pada bab ini menyajikan konsep dasar, konsep perancangan tapak, konsep perancangan bangunan, konsep perancangan struktur bangunan, serta konsep perancangan utilitas bangunan.
V.1. Konsep Massa
Bangunan Hotel yang dirancang mengambil bentuk dasar dari persegi panjang dan setengah lingkaran, dengan pertimbangan sebagai berikut :
Tabel 5.1. Keterangan Konsep Bentukan Massa
Sumber : Buku Arsitektur: Bentuk, Ruang, dan Susunannya,2016
persegi panjang tipis merupakan bentuk yang ekologis, yang mana bentuk pipih pada bangunan sangat baik untuk pengkondisian udara dan pencahayaan alami di dalam ruangan karena udara dan cahaya yang masuk bisa mencapai seluruh ruangan.
Gambar 5.1. Konsep Dasar Tapak
V.2. Konsep Perancangan Tapak
Gambar 5.2. Konsep Zoning Tapak
Sumber : Hasil analisa penulis,2016
Bangunan Perancangan
Area Parkir Service/Karyawan Area Parkir Tamu
V.2.1. Sirkulasi Tapak
Gambar 5.3. Jalur Sirkulasi Tapak
Sumber : Hasil analisa penulis,2016
Jalur masuk untuk tamu/pengunjung adalah melalui jalan pada bagian timur site, hal ini dikarenakan jalanan cukup sepi dibandingkan bagian utara site yang jalan tersebut cukup ramai dilalui orang yang mana terdapat taman. Sedangkan jalur untuk karyawan/pengelola adalah melalui jalan pada bagian selatan site karena jalur masuk yang baik bagi karyawan/pengelola adalah pada bagian belakang atau samping bangunan yang tentunya tidak mengganggu alur sirkulasi pengunjung.
Jalur Sirkulasi Tamu/Pengunjung
Jalur Sirkulasi
Karyawan/Pengelola (Service)
Jalanan cukup sepi Jalanan cukup ramai
V.3. Konsep Perancangan Bangunan V.3.1. Konsep Zoning
Zoning pada perancangan Hotel Bisnis ini dapat dilihat pada gambar
Gambar 5.4. Konsep Zoning lantai Ground
Sumber : Hasil analisa penulis,2016
Area Privat Area Semi- Privat
Gambar 5.5. Konsep Zoning lantai 2
Sumber : Hasil analisa penulis,2016
Gambar 5.6. Konsep Zoning lantai 3-10 Area Privat Area Semi- Privat
V.3.2. Konsep Tata Ruang Dalam
Pada perancangan ruang dalam bangunan, lantai ground merupakan areapublik di mana tamu hotel bisnis ini dapat menikmati hidangan yang disediakan di restoran, berenang di area kolam renang, serta olahraga di Fitness & Gym center. Tidak hanya itu, di samping kolam renang juga disediakan jogging track. Semua fasilitas ini tentunya gratis untuk tamu hotel yang menginap (restoran hanya gratis sarapan). Namun, fasilitas ini juga ditujukan bagi pengunjung/wisatawan yang datang ke hotel yang tujuannya hanya ingin menikmati fasilitas yang ada. Contohnya seorang wisatawan ingin berenang di hotel ini, tentunya akan membayar biaya masuk sebesar Rp 20.000/masuk. Hal ini tentunya menguntungkan pihak hotel dalam menambah pemasukan.
Gambar 5.7. Konsep Tata Ruang Dalam
Sumber : Hasil analisa penulis,2016
Pada lantai 2 terdapat 2 ballroom dengan kapasitas 300 orang dan 150 orang, yang ditujukan untuk tamu yang akan melakukan kegiatan bisnis. Lantai 2 ini juga
Tower (hunian) Area Ballroom
Restaurant & Bar Area Service
merupakan area khusus karyawan dan pengelola. Tidak hanya itu, di lantai 2 ini juga menyediakan lobby skybridge, yang mana skybridge ini menghubungkan bangunan hotel bisnis dengan apartemen dan hotel transit.
Pada lantai 3 sampai 10 merupakan area hunian dengan 3 tipe kamar yaitu
Standard (64 kamar), Deluxe (32 kamar), Suite (16 kamar). V.3.3. Sirkulasi Ruang Dalam
Diagram 5.1. Sirkulasi Ruang Dalam Hotel
Sumber : Hasil analisa penulis,2016
Buang Air Datang Parkir Observasi
V.4. Konsep Perancangan Struktur Bangunan
Gambar 5.8. Konsep Struktur Bangunan
Sumber : Hasil analisa penulis,2016
Untuk upper struktur yang akan digunakan pada bangunan ini adalah struktur rigid frame. Sistem struktur ini terdiri dari kolom dan balok yang bekerja saling mengikat satu sama lainnya.Kolom yang digunakan adalah 80x80 dengan grid sebagian besar berukuran 7.5x7.5. Sementara balok yang digunakan adalah 40x60 untuk balok induk dan 20x30 untuk balok anak. Untuk sub struktur, digunakan pondasi tiang pancang dengan bahan beton bertulang sehingga dapat menahan beban bangunan dengan baik sebagaimana hotel ini merupakan bangunan tingkat tinggi.
Gambar 5.9. Pondasi Tiang Pancang
V.5. Konsep Utilitas
V.5.1. Sanitasi, Pengelolaan limbah dan Drainase
Dasar pertimbangan yang digunakan untuk sanitasi dan pengolahan sampah yaitu: Sistem sanitasi dan pembuangan sampah yang tidak merusak lingkungan pada saat pengoperasian maupun pembuangan.
1. Air Bersih
Penyediaan air bersih dapat diperoleh dari PDAM dan sumur artetis dengan menggunakan down feed system karena hotel ini adalah bangunan bertingkat tinggi. Sedangkan distribusi air pemadam kebakaran dapat menggunakan up feed system.
Pada sistem down feed system, air dari sumur disalurkan menuju tangki yang berada di atas (roof tank) melewati water treatment dengan menggunakan pompa, kemudian disalurkan menuju ruang-ruang yang memerlukan dengan memanfaat gaya gravitasi bumi.
Diagram 5.2. Sistem Air Bersih
Sumber : Hasil analisa penulis,2016
PDAM Meteran Tangki Air
Bawah Pompa
Tangki Air Atas
2. Air Kotor
Diagram 5.3. Sistem Air Kotor
Sumber : Hasil analisa penulis,2016
3. Pembuangan Sampah
Pengelolaan Sampah, pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampahyang masih bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Ini bertujuan untuk menghindari pembuangan sampah yang dapat merusak lingkungan dengan cara memisahkannya dan ditempatkan secara terpisah dari sampah-sampah lain yang memungkinkan bisa ditangani lebih lanjut sebelum dibuang.
Diagram 5.4. Sistem Pembuangan Sampah
Sumber : Hasil analisa penulis,2016
Urinoir, Shower, Wastafel
Storage Air
Pompa Water
Treatment
Tangki Atas Podium
V.6. Tropis Feature 1. Green Roof
Taman di atas atap dapat menyerap panas matahari yang jatuh di atas dak beton bangunan. Taman ini juga menyerap gas beracun di sekeliling bangunan yang dapat menyaring udara kota yang berpolusi dan berdebu, serta menyerap sinar ultraviolet sebelum masuk atau memantul dalam bangunan, sehingga bangunan lebih sejuk. • Struktur Taman Atap
Atap dak didesain sedemikian rupa dengan kedalaman antara 30-50cm dengan dibatasi dinding sesuai dengan kedalamannya.
Lapisan dak
Lapisan yang paling bawah atau tepat di atas dak adalah lapisan pelindung utama.
Waterproofing
Waterproofing terdiri dari 2 jenis, yaitu jenis membrane atau lembaran yang berupa cairan layaknya kita mengecat dinding.
Protection Layer
Protection layer adalah lapisan pelindung ketiga dari dak yang ada di atas ruangan bangunan kita.
Drainage Layer
Drainage layer adalah lapisan drainase untuk aliran air yang ada di area tanaman.
Filter Fabric
Filter fabric adalah lapisan penyaring dari air. Untuk di kolam lapisan ini diperuntukkan sebagai penyaring kotoran tanah agar tidak naik ke permukaan air dan membuat keruh air yang ada di kolam.
Media Tanam
Gambar 5.10. Penerapan Tropis Terhadap Bangunan
Sumber : Hasil analisa penulis,2016