• Tidak ada hasil yang ditemukan

Volume 3 Number 0 Article 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Volume 3 Number 0 Article 3"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Global: Jurnal Politik Internasional

Global: Jurnal Politik Internasional

Volume 3 Number 0 Article 3

August 2021

RUSIA DAN PROBLEMA INTEGRASI POLITIK SOVIET

RUSIA DAN PROBLEMA INTEGRASI POLITIK SOVIET

Tri Nuke Pujiastuti

Puslitbang Politik dan Kewilayahaan, LIPI, humas@mail.lipi.go.id

Follow this and additional works at: https://scholarhub.ui.ac.id/global Recommended Citation

Recommended Citation

Pujiastuti, Tri Nuke (2021) "RUSIA DAN PROBLEMA INTEGRASI POLITIK SOVIET," Global: Jurnal Politik Internasional: Vol. 3 : No. 0 , Article 3.

DOI: 10.7454/global.v3i0.170

Available at: https://scholarhub.ui.ac.id/global/vol3/iss0/3

This Article is brought to you for free and open access by the Faculty of Social and Political Sciences at UI Scholars Hub. It has been accepted for inclusion in Global: Jurnal Politik Internasional by an authorized editor of UI Scholars Hub.

(2)

RUSIA

DAN

PROBLEMA

INTEGRASI

POLITIK

SOVIET

Tri

Nuke

Pujiastuti

Tri Nuke Pujiastuti adalah staf peneliti Puslitbang Politik dan Kewilayahan (PPW-LIPD untuk bidang kajian Uni Sooiet dau Eropa Timur. Ia lulusan sarjana

S'1, Jurusan Rusia pada Fakultas Sastra Utioersitas

Pajajman tahun7986.

Pendahuluan

PennaasatauAN yang timbul

di

dalam negeri

Uni

Soviet sangatlah kompleks. Walaupun setelah kudeta tiga hari bulan Agustus 1991

vang

lalu,

pembenahan terjadi lebih cepat

dan realistis. Namun krisis etnis yang telah menahun masih tetap merupakan perma-salahan tersendiri bagi

Uni

Soviet. Bahkan kudeta tersebut dapat dikatakan

merupa-kan

tonggak kesempatan

bagi

kelompok

etnis'

yang

tergabung

dalam

republik-republik

untuk

melepaskan

diri

dari

kon-trol Kremlin dan memerdekakan

diri.

Sebe-narnya bukan sekadar berhasil tidaknya

se-paratis, seperti yang telah dilakukan oleh republik-republik

Baltik

ataupun Georgia, tetapi yang lebih penting bagaimana

mem-bina

hubungan

baik

antar-etnis yang ada

dalam

sistem federasi Soviet

yang

lebih longgar ini.

Bila

dilihat,

krisis derni krisis yang tim-bul selama

ini

lcbih banyak disebabkan

ka-rena ketidakpuasan atas sistem

di

Uni

So-riet itu

sendiri; kosongnya janji-janji sccara

menyeluruh atas "jalan

hidup

Sovict" dan pemecahan masalah kchidupan bcrsama di

antara

mereka. Bahkan

oleh

Aleksandr

Zharnikov--dalam

tulisannya

di

Kom-munist

bulan

Juni

1989-disebutkan per-masalahan

etnis lebih

meruncing tatkala

ada semacam sistem

di

Uni

Soviet yang membuat

posisi etnis Rusia (tentu

yang berada

di

Republik Rusia) sebagai "Saudara Tua"r bagi masyarakat Soviet lainnya. Hal

itu

mengakibatkan sentimen anti-Rusia

se-makin sulit diredam.

Walaupun beberapa tahun terakhir ini ke-adaan lebih menyerupai

api

dalam sekam, tetapi baranya cukup meluas di mana-mana. Keadaan semakin sulit, saat setelah kudeta tiga hari berakhir.

Di

satu sisi, memang de-ngan berakhirnya kudeta berarti kemenang-an bagi perestroika dkemenang-an glasnost. Namun di Iain pihak, sedikit banyak menimbulkan ke-khawatiran kepada etnis-etnis

yang

terga-bung dalam republik-republilg akan kembali terjadi dominasi Rusia.

Kekhawatiran

itu

bukan

tanpa

alasan tentunya. Jasa Boris Yeltsin dan masyarakat Rusia dalam mengembalikan Gorbachev ke kursi kepresidenannya tidak dapat

dipung-kiri.

Keberadaan itulah yang mengantar Bo-ris Yeltsin dan kawan-kawan mendapatkan peluang yang besar dalarn mempengaruhi kebijakan-kebijakan

Uni

Soviet. Setidaknya telah ada indikasi ke arah

itu,

ketika Boris Yeltsin mengumumkan Angkatan

Bersenja-ta Uni

Soviet yang berada

di

Rusia

di

ba-wal"r komandonya dan

ia

mengangkat

diri

sebagai panglima angkatan bersenjata

ter-llstilah

"Saudara Tua" digunakan oleh Aleksandr Shar-nikov dalam majalah "Kon.rrriunist" Juni 1989 dan di-kutip oleh l{onran Sz"porluk, 'T)ilonrmas of Russian Na-tionalisnr", Ptnbletns ol C.)ntntLnisttl, Juli-Agustus 1989,

(3)

sebut.2 Kejadian

itu

memang sementara sifatnya, tetapi

timbul

ketidaksetujuan dari etnis-etnis lainnya dan menyulut kebencian kembali kepada

etnis

Rusia.

Timbul

per-tanyaan, akankah

krisis

etnis Rusia terus berlanjut hingga terjadi rusifikasi kembali atau akan segera ada penyelesaian? Timbul

pula

pertanyaan

lain,

dengan keberadaan Rusia seperti sekarang

ini,

dan masih

sulit-nya

tercapai

kerja

sama

politik

antara

Kremlin dengan

republik-republik

yang ada, walaupun kerja sama ekonomi sudah

mulai

ada

titik

temu, maka akan seperti

apakah

pembentukan

bangsa Soviet

di masa mendatang?

Republik Rusia dan Dominasinya

Rusia merupakan republik terbesar

di

So-viet.

Area Rusia

hampir dua

pertiga dari

seluruh

Soviet

dan

penduduknya kurang

lebih

150

juta jiwa.

Dengan keluasan dan besarnya penduduk

yang dimilikinya

itu

memberi

andil

yang cukup

besar dalam perekonomian

Soviet

khususnya

dalam produksi minyak sebesar 90% dari seluruh Soviet serta 70% gas alamnya.

Keragaman kelompok etnis yang tinggal

di

wilayah

republik

tersebut mengakibat-kan banyak wilayah otonomi yang

dimiliki

Rusia. Tetapi etnis Rusia tetap merupakan terbesar jumlahnya

dalam republik

terse-but, yaitu hampir 83% dari seluruh jumlah penduduk Rusia.

Sebenarnya kuranglah

tepat

menyebut-kan etnis

Rusia

disamakan dengan

Re-publik Rusia, karena

di

dalam republik ter-sebut terdapat banyak bangsa

atau

suku

bangsa lainnya.

Namun

di

republik-republik

di

Uni

Soviet pada umumnya

na-ma

republik

itu

diambil

dari

nama ma-yoritas etnis yang menempatinya. Dari data

di

bawah

ini

dapat terlihat jelas komposisi etnis yang dominan

di

Soviet.

Kelompok Etnis Chuvash Jahudi Baskhir Latvia Mordvina Polan Estonia Kelompok lainnya

Sumber: People of the V,:'c

Uni Soviet tergantung 1

daging mentega kulkas oa-suku ca;=; karbura:cr alat perc'a metera. s 3% s% 6% Kelompok Etnis Tabel 1

Komposisi Etnis Di Soviet

Dalam Ribuan Persentase

30% 100% 100% 100% Flusia Ukrainia Uzbek Bellorussia Kazakh Tartar Azeri Armenia Georgia Tadzhik Moldavia Lithuania Turkmen Kirghiz Jerman 143.500 43.500 '14.800 9,760 7.470 6.600 6.270 4.580 3.800 3.450 3.1 65 2.985 2.400 2.240 2.000 51,73 15,68 5,34 3,52 2,69 2,38 2,26 1,65 1,37 1,24 1 ,14 1,08 o,87 0,81 o,7? Lithuania terganhrng 3=:

3Wo

PUPUk

58%

gula

100%

bahan <::;

100%

bahan

la*

7A07o gas

1007o batu ba'a

100%

logam

1007o traktor

10070 mobil

Sumber: Time, April 30. '33:

2

(4)

Kelompok Etnis Dalam Ribuan Persentase Chuvash Jahudi Baskhir Latvia Mordvina Polan Estonia Kelompok lainnya 1.790 1.750 1,470 1.445 1.140 1 .140 1.030 11.115 0,65 0,63 0,53 o,52 o,41 o,41 o,37 4,OO

Sumber: People ol the World: a historical and ethnographic reference book, Moscow: Nauka, 1988, hlm. 543.

Tabel 2

Keterkaitan Ekonomi Uni Soviet-Lithuania

Uni Soviet tergantung pada Lithuania untuk:

3%

daging

5%

mentega

6%

kulkas dan pendingin

30%

suku cadang traktor

700%

karburator tank dan traktor

700%

alat pengganti saluran TV

100%

meteran listrik perumahan Lithuania tergantung pada Uni Soviet untuk:

37%

pupuk

58%

gula

700%

bahan kotton

100%

bahan bakar 7007o gas

100%

batu bara 7007o logam 7007o traktor 7007o mobil

(5)

Berdasarkan tabel

di

atas, dapat dirinci lebih lanjut seberapa besar komposisi etnis Rusia dibandingkan dengan etnis-etnis lain-nya yang tersebar

di

republik-republik

So-viet. Dalam Tabel 2 dapat dilihat komposisi tersebut.

Dari

data

di

atas, tcrlihat jelas etnis

Ru-sia

tinggal

di

selurul-r Republik yang ada,

Bahkan selain

di

Republik Rusia, dari segi

jumlah, Rusia cukup mendominasi

Repub-lik

Kazakhstan, Kirgistan, Latvia, dan

Uk-rainia.

Kendati kompc'rsisi

dari

setiap re-publik cukup baik, tetapi pcmbauran antar-etnis ternyata

tidak

dapat seperti yang di-harapkan.''

Dan

permasalahan rusifikasi merupakan salah

satu

kendala yang kuat melekat dalam benak mercka.

Walaupun istilah "rusifikasi" yang dicip-takan

oleh Stalin

telah ditinggalkan olch Corbachev, tetapi dalam praktck kchidupan

di

Uni

Soviet masih merupakan masalah.

Proses

rusifikasi

yang

telah

bcrjalan pu-luhan tahun, mempengaruhi eksistensi

na-sionalisme pluralistik Sovict. Scmentara itu, sejarah

Sovict

tcrlalu

mcnoniolkan Rusia.

Bahkan Stalin mcngp;unakan legitimasi ko-munisme dalam mencapai kcmcnangan

Re-volusi

Bolshevik sebagai kckuatan pemcr-satu. Mulanya lcgitimasi Rcvolusi Bolshevik

itu

disambut baik olch kelompok-kelompok

etnis

non-Rusia scbagai pe mbe basan dari

dominasi Tsar Rusia. Nantun

mclalui

ke-kuasaan otoritcr Stalin,

ia

mcmaksakan

ba-hasa Rusia scbagai baba-hasa pcmersatu

So-3Lihnt T.i Nuke Pujiasruri, "Etnik I)an Dimonsi Et,

nopol i tik Dari Ke'bija lcsan.-ra n lvli kh a i I Gorbachev", Dwi

Susanto dan Zainudrlin D)aftar (cds.), Poulalttn Politik Nr3arrt'lrSrrra Erolt'l'irlur', l''l' Granrcdia Pustaka Utanra, 1990, hlm. 1(r9-175. Di mana rlijelaskan ada

lima kenclala sulitnya te-rjadi pc'nyatuan ctnis di Soviet. Selain rnasalah rusifikasi, empat hal lain yang, clominan yaitu: permasalahan demografi, kerusuhan antarke'lonr-pok etnis, mayoritas dtngan minoritas, rloportasi masa

Stalin dan permasalahan' wilayah Baltik.

viet

dan hal

itu

pun

terjadi dalam bidang-bidang lainnya, seperti dalam pendidikan dan birokrasi wajib menggunakan pola

pi-kir

masyarakat Rusia.a

Maka hilanglah hak kelompok-kelompok etnis non-Rusia menggunakan bahasa dan budaya mereka sendiri. Bahaga dan budaya Rusia yang merupakan

milik

salah satu

et-nis

terbesar

di

Soviet telah banyak dite-kankan dalam penggunaannya

dalam

ke-hidupan sosial-budaya

dan

pendidikan di republik-republik

di

Soviet. Walaupun

alas-an

mereka dapatlah dimengerti, bahwa di Soviet terdapat 130 bahasa dengan lima

ab-jad yang digunakan, namun menjadi suatu hal yang tidak mungkin dalam

melaksana-kan

pekerjaan, bisnis, pemerintahan, atau-pun informasi menggunakan bahasa-bahasa

rakyat Soviet tersebut, sehingga bahasa Ru-sia memainkan peranan penting dalam ber-komunikasi

di

antara

masyarakat Soviet yang bcrjumlah kurang lebih 262 juta jiwa

itu.5

Penerapan

yang

serba Rusia

pada

tahun

1945 mengakibatkan perpecahan di antara etnis

di

Soviet. Pembangunan bang-sa Soviet menjadi kabur pengertiannya.

Maka dapatlah dimengerti kecemburuan

dan

rasa

takut

itu

masih terjadi. Bahkan dengan naiknya Gorbachev, kelompok etnis non-Rusia merasa mendapat momentum

dalam

mempe4uangkan hak-hak bangsa-nya. Maka tidak terelakkan untuk memper-juangkan kemerdckaan menjadi tujuan me-reka. Keributan menjadi lebih terbuka sejak 1(r Desember 1986,

di

mana para pelajar, mahasiswa,

dan buruh

di

Republik

Ka-zakstan

turun

ke

jalan memprotes penco-potan tokoh etnis Kazakhs, Dinmukhamed Kunaev, dari jabatan Ketua Partai Komunis

atluil W. Lapidus, "Corbachev's Nationalities

f,ttign Afuirs, Fall 1989. I

sl

/S-sR Y,rnl,,,o/r 79 89, hlm.28.

Problem",

republik tersebut iia

bin

yang

kebetulam

pula, adanya bebera

gagalan kudeta bul;

lalu,

di

mana masr'

mornya dan para pe

Boris

Yelsin

menj.:d dalarn pemutusan

k

"chauvinisme" Rusia

kekhawatiran beb.-ra

marahan Nursultan Republik Kazhastar:

yaitu

ketika tanggal bicara Yeltsin-Par ei

rendahkan

etnis

Car

lainnya.T

Kemarahan

itu,

:e ucapan dari

juru

t-i:;

sia

yang

secara Ianl

ngan republik-repubi (Tabel

2)

terlihat Uk:

merupakan

republik-liki

etnis terbesar ktr

Rusia, wilayah yang ,i

Rusia, khususnl'a di

Utara, yang

be rbat;

nantinya akan

di.::ri

Rusia.d

Kerusuha n-kerus u h

non-Rusia

dari

tahun

jelas

merupakan lrtu bencian terhadap

cr

punyai kcbiasaan br-n

ke

mana-mana, ir r-;

mcnguasai perckon.-,n

daya

di

republik-rrpr bagai gambaran urnul Rcpublik Ukrainia,

&

khususnya

Ukraini:

r

kelompok etnis ma;,rr keempat tcrbcsar

d:

:

6Lihat Tri Nuke pujiastu:. l 7Fu, Eastctn Lcortomi: R.:.---tlbi,t.

(6)

republik tersebut dan diganti Gennadi

Kol-bin

yang kebetulan etnis Rusia.6 Terbukti pula, adanya beberapa kejadian setelah

ke-gagalan kudeta

bulan

Agustus 1991 yang

lalu,

di

mana masyarakat Rusia

naik

pa-mornya dan para pemimpinnya, khususnya Boris Yeltsin menjadi banyak pengaruhnya dalarn pemutusan kebijakan Soviet. Bahkan "chauvinisme" Rusia sempat menimbulkan kekhawatiran beberapa Republik

Uni.

Ke-marahan

Nursultan

Nazarbayev, presiden Republik Kazhastan

tidak

terbendung lagi,

yaitu

ketika tanggal 26 Agustus 1991 juru

bicara Yeltsin-Pavel Voshchavov yang

me-rendahkan

etnis

dan

Republik

Uni

yang

Iainnya.T

Kemarahan

itu,

bermula dengan adanya ucapan dari

juru

bicara Yeltsin, bahwa

Ru-sia

yanp; secara langsung bcrbatasan de-ngan republik-republik lainnya dan dalam (Tabcl

2)

terlihat Ukrainia dan Kazakhstan merupakan republik-republik

yang

memi-Iiki

etnis terbesar keempat

di

Soviet. Olch Rusia, wilayah yang ditempati banyak etnis Rusia, khususnya

di

wilayah

Kazakhstan

Utara, yang

berbatasan

dengan

Siberia,

nantinya

akan

dianggap sebagai wilayah

Rusia.d

Kerusuhan-kerusuhan

kelompok

etnis non-Rusia

dari

tahun 1986 sampai kemarin

jelas

merupakan letupan

dari

gejolak

ke-bencian terhadap

etnis

Rusia

yang

mem-punyai kcbiasaan berpindah dan menycbar

ke

mana-mana,

serta

sckaligus bcrusaha mcnguasai perckonomian, bahasa, dan bu-daya

di

republik-rcpublik

uni

lainnya.

Sc-bagai gambaran umum apa yang te4adi cli

Rcpublik Ukrainia, Belorus, dan Moldavia; khususnya Ukrainia

dan

Belorus memiliki kelompok etnis mayoritas yang kedua dan keempat terbesar

di

Sovict. Mcrcka adalah

6Lihat Tri Nuke Pujiastuti,

1990, hlm. 171

TFar

Eastern Economic Ra;iezu, 5 Septe.nrber 1991

'lbi,l.

keturunan ras Slav Timur dan memiliki ke-percayaan

Kristen

Bisantium, serta mem-punyai akar sejarah dari Kerajaan Kiev. Ke-jayaan

dan

kemerdekaan mereka menjadi hilang setelah adanya rusifikasi kembali di-canangkan oleh Stalin. Bahasa dan budaya

yang

selama

ini

menjadi pemersatu Uk-rainia maupun Belorus tersisihkan oleh ba-hasa Rusia. Hal

itu

sulit

ditolak

mengingat pengadaan kebutuhan pendidikan semua dalam gaya budaya dan bahasa Rusia.e An-tirusifikasi lebih terasakan

di

wilayah Asia Tengah dan Transkaukasia. Rasa kemerde-kaan etnis Georgia dan Armenia tidak akan pernah padam sepertinya, mengingat etnis-etnis tersebut merupakan salah satu bangsa

yang tertua

di

wilayah

itu, yaitu

telah ada

sejak kira-kira 800 sM.

Di

lain

piha(

dewasa

ini

sebagian ma-syarakat Rusia melihat sejarah kejayaan Ru-sia

dinilai

telah tercemar. Keresahan mulai menggema

di

kalangan keturunan Rusia

yang tergabung dalam Lembaga Intra

Rum-pun

Rusia

yaitu

Rumah Rusia (Narodnyy Donr Ro.ssr) yang

didirikan

pada bulan Juli

7989.

Kelompok

ini

bertujuan

memper-juangkan kelestarian

nilai-nilai

kehidupan

spiritual

sosial-budaya

dan

memperbaiki sosial-ekonomi

keturunan

Rusia.l0 Usaha

mclestarikan budaya homogen

ini

akan

se-makin

mempersulit pembauran

di

antara etnis

yang

ada, terlebih

lagi bila

mcreka memanfaatkan clrganisasinya

untuk

kepen-tingan

politi(

akibatnya akan

timbul

ke-lompok-kelompok eksklusif etnis

di

masya-rakat Soviet.

Scmentara

itu,

diakui

atau

tidak,

Rusia

merupakan pusat percaturan dan kekuatan

politik

Soviet, maka posisi

ini

banyak di-manfaatkan oleh banyak pcmimpin Rusia,

khususnya Boris Yeltsin saat ia

mcmenanlJ-'Lubo*y Haida, "The Nationalities Problem In The Soviet Union, Cunent Hi*ory, t)ktober 1988, hlm. 325.

ro(luil W Lapidus,

(7)

kan posisinya sebagai pimpinan tertinggi di Rusia. Pada bulan

Mei

1990

di

depan

Par-lemen Rusia, Boris Yeltsin sempat berjanji

bila

menang,

ia

akan membebaskan Rusia

dari

kontrol

pemerintah pusat. Kelanjutan

dari itu

akhirnya pada tanggal 12 Januari

1990 Parlemen Rusia mencanangkan kemer-dekaan

republik

tersebut, tetapi keraguan pemerintahan

Rusia

terlalu

besar, maka proklamasi yang dilakukan Rusia lebih ber-sifat implisit.

Sulit

menentukan mengapa sikap ragu-ragu Rusia

untuk

betul-betul memisahkan

diri

dari

Soviet terjadi, tetapi jelas bisa di-perkirakan karena bagaimanapun juga akar sejarah

Soviet

lebih

banyak

merupakan akar sejarah Rusia

itu

sendiri, yang pasti

sulit

dihilangkan

begitu

saja. Setidaknya

hal

itu

akan erat kaitannya dengan usaha

meredakan' perselisihan antara Yeltsin

de-ngan Gorbachev selama

ini.

Kudeta meng-ajarkan mereka menjadi partner

satu

de-nSian yang

lain

dan

memberi angin baru dalam percaturan politik Soviet.

Setelah kudeta, berbagai kcbijakan Soviet banyak dipengaruhi

dan

diialankan oleh pemerintahan Rusia. Scpcrti usaha pcnye-lesaian masalah

Kuril

dengan pihak |epang, masalah kerja sama ekonomi antarrcpublik

dan

bahkan Rusia-lah yang pertama-tama mengakui kemerdekaan Republik

Lithua-nia."

Besarnya pengaruh Rusia tercermin

juga dengan rencana penandatanganan

Per-janjian

Uni.

Rusia

dalam

hal

ini

Boris Yeltsin menyanggupi yang pcrtama setelah

Corbachev

dan

kemudian akhirnya dapat diketahui sikap Boris Ycltsin mcmbcri pen-garuh politis kepada republik-rcpublik lain-nya

dan

ada sembilan

rcpublik

yang ber-scdia menandatangani perianiian tcrcebut.

ttlnto'natiorul Hodi Trilrunc,5 Mei, 5 rlan 14-15

Sep-tenrber 1991.

Separatis dari Republik

Usaha separatis, seperti yang telah

dilaku-kan

oleh

republik-republik

di

Baltik

dan Geoqgia, sebenarnya bukan tindakan non-konstitusional,

tetapi

merupakan sesuatu

yang

legal.

Dalam

Konstitusi

Uni

Soviet 1977 terdapat pasal yang membenarkan tin-dakan tersebut. Pasal

itu

yakni

Pasal 72

yang berbunyi: "Setiap Republik

Uni

ber-hak secara bebas keluar dari USSR". Dapat

dipastikin,

Gorbachev

tidak

mempunyai

pilihan

lain

untuk

membiarkan terjadinya kelonggaran-kelonggaran ikatan federasi di Soviet.

Dalam

hal

ini,

untuk

mencegah disin-tegrasi

politik

yang semakin parah, maka Gorbachev telah mengupayakan pembaru-an Perjpembaru-anjipembaru-an Uni antarrepublik dengan

pe-merintah pusat. Tetapi upaya tersebut ter-tunda karena telah teriadi kudeta yang

ga-gal

tepat sehari sebelum penandatanganan Perjanjian Uni tersebut.

Secara teoretis dibenarkan terjadinya pe-misahan

diri

secara bebas republik-republik

dari

Soviet.

Namun dalam

kenyataannya

sebelum 1985

tidak ada

yang

mampu mengusik secara

serius

dalam

memper-juangkan

hak

tersebut. Sebenarnya bila menengok

ke

belakang,

apa yang

telah dilakukan republik-republik

Balti(

bukan-lah

terlalu spesifik. Tiga Republik

Baltik-Estonia, Latvia, dan

Lithuania-yang

mer-deka, merupakan anggota

dari

The League

of

Nations, yang pada

tahun

1939 menen-tang perjanjian dengan

Uni

Soviet, untuk

mengikuti

kelompok Eropa

Timur

dalam kekuasaan antara pemerintah

Adolph

Hit-ler

dan

Joseph Stalin. Sementara penan-datanganan berlangsung, kekuatan Tentara Mcrah menduduki

Baltih

pada bulan Juni

1940. Dengan kekuatan ekstra kuat, Tentara Mcrah menyerbu wilayah Lithuania, Latvia,

dan

Estonia

serta

memaksa mereka ber-gabung ke dalam Uni Sbvict. Ancksasi atas

ncgara-negara

Baltik

tersebut pada waktu

itu

tidak disetujui dar

negara-negara Barat la

Kejadian tersebut I

kuatan kepada kelom republik

di

Baltik der

menekan

Uni

Soviet status legal republik sebelum Perang Balti hasilan Eropa Timur

t

yang

gagal

pada

bu1

Kremlin

tersebut me.

republik-republik

di

E

publik

lainnya unruk

reka

mendapatkan kr

sesulit mengisi

keme karena

struktur

,r,ang

NO.

1.

Rusia

2.

Ukrainia

3.

Belorus

4.

Lithuania

5.

Latvia

6.

Estonia

7.

Moldavia

8.

Georgia

9.

Armenia 10. Azerbaijan

11.

Kazakstan 12. Uzbekistan 13. Tadlikistan 14. Kirgistan 15. Turkmenistan

Sumber: Bank Dunia dar '\t:

'2And.r, Pork, "Clob,: Nationalilics", I/rr' 14:rv:;' ^ Vol 13/No.2.

(8)

itu

tidak disetujui dan diakui oleh AS dan negara-negara Barat lainnya.l 2

Kejadian tersebut kernbali memberi ke-kuatan kepada kelompok prokemerdekaan republik

di

Baltik dewasa

ini

untuk

dapat menekan

Uni

Soviet agar mengembalikan stahrs legal republik mereka sebagaimana sebelum Perang

Baltik.

Selain

iiu,

keber-hasilan Eropa Timur berevolusi dan kudeta

yang

gagal

pada bulan

Agustus 1991 di

Kremlin

tersebut memberi

angin

kepada republik-republik

di

Baltik maupun

di

re-publik

lainnya

untuk

merdeka. Bagi

me-reka

mendapatkan kemerdekaan tidaklah

sesulit mengisi

kemerdekaan

itu

sendiri, karena

struktur

yang diciptakan

di

Soviet

selama

ini,

entah

itu

sosial-politilg budaya,

ataupun

ekonomi mengakibatkan tingkat ketergantungan satu dengan yang

lain

de-mikian tinggi.

Memang

tidak

dapat dipungkiri, kudeta Agustus 1991, menjadi semacam tonggak dalam mempercepat proses pemisahan

diri

republik dari kontrol Kremlin, tetapi seperti

telah

disebut

di

depan

tingkat

ketergan-tungan

itulah

mengakibatkan mereka sulit menentukan sikap politiknya. Seperti tabel

di

bawah

ini,

walaupun Belorus, Ukrainia atau yang

lain

telah mendeklarasikan ke-merdekaannya, tetapi masih belum jelas si-kapnya.

Tabel 3

Aktivitas/Sikap Politik Republik di Soviet

NO. REPUBLIK SIKAP POLITIKNYA

(beberapa waktu setelah kudeta Agustus'9i)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Rusia Ukrainia Belorus Lithuania Latvia Estonia Moldavia Georgia Armenia Azerbaijan Kazakstan Uzbekistan Tadjikistan Kirgistan Turkmenistan

ragu dalam mengumumkan kemerdekaannya mendeklarasikan kemerdekaan 24 Agustus'91 mendeklarasikan kemerdekaan 25 Agustus'91 mendeklarasikan kemerdekaan Maret 1990 mendeklarasikan kemerdekaan 2O Agustus'91 mendeklarasikan kemerdekaan 19 Agustus'9.| mendeklarasikan kemerdekaan 27 Agustus'9 1

mendeklarasikan kemerdekaan November 1990 menentang partai komunis

mendukung pemimpin kudeta

mendukung gerakan menuju konfederasi mencanangkan lembaga kemerdekaan

membekukan partai komunis (mendeklarasikan kemerdekaan 9 Sept.,91) akan menandatangani Union Treaty

akan menandatangani Union Treaty

Sumber: Bank Dunia dan lMF, 1991

'2And.r. Pork, "Clobal Nationalities", The Woshington

Vol 13lNo.2.

Selain ketiga republik

di Balti(

terdapat tiga rcpublik lainnya yang tidak mau me-nandatangani Perjanjian Uni, yaitu Gcorgia, Armenia,

dan

Moldqvia.

Pada umumnya sctiap republik

yang

memerdekakan

diri-nya mcmiliki

latar

bclakang alasan yang Sccurity And Sovict

(9)

hampir sama, yaitu masalah ingin

memper-baiki

kehidupan sosial-ekonominya dengan Iebih baik dan selain

itu

juga ingin

meng-hidupkan

kembali

tradisi

budaya mereka

dan

diterapkan

dalam

kehidupan sehari-hari dan secara resmi pula. Jadi, apa yang dilakukan oleh republik-republik

itu

dapat dikatakan secara

tidak

langsung bercermin kepada Rusia yang cenderung

"chauvinis-tik'.

Seperti apa yang dilakukan oleh Georgia, di mana Mr. Gamsakhurda yang telah

mem-proklamirkan

kemerdekaan Georgia, ber-usaha menghidupkan kembali budaya dan bahasa Ceorgia. Sayang kemerdekaan itu memberi dampak

lain

terhadap kelompok etnis minoritas, mereka mendapat perlakuan

yang

"dianaktirikan"

dalam republik

ter-sebut. Khususnya kelompok yang beragama

Islam

yang

teryabung

dalam

wilayah

otonomi

di

Ceorgia, menginginkan memi-sahkan

diri

dari Georyia dan bergabung

de-ngan kelompok Islam lainnya

di

Pegunung-an Kaukasia sebelah utara di Rusia.l3

Bila sekadar memerdekakan

diri,

sampai September 1991

telah

tiga

belas republik

yang

telah memproklamirkan scbagai

ne-gara

merdcka.

Namun

tidak

berarti

me-misahkan

diri

begitu saia. Apa yang terjadi

atas

Partai

Komunis

Uzbckistan

dan Kazakhstan berganti nama partai, demikian *kemerdekaan diproklamirkan.

Di

Uzbckis-tan

partai tersebut bcrganti nama menjadi Partai Dcmokrasi Rakyat, sepcrti apa yang terjadi

di

ncgara tetangga Afganistan.

Se-dangkan

di

Kazakhstan masih diperdebat-kan nasib partai

di

masa mcndatang, tctapi partai komunisnya tclalr munycbut dirinya schagai Partai Sosialis.la

Perubahan banyak tcriadi

di

Kaz,akhstan

dan

republik-rcprublik

Asia

Tengah, di

|3I

rtltt nnt ittnal Lltttrld 'I'riltu tn, 9 Septcnibr.r 199 I

llF,n'Eastrt'tt

Ecotttttnic Rtzirru, 3 Oktobcr 1991.

mana masalah ke-Islam-an sangat

dipen-tingkan,

bahkan

yang

fundamentalis ba-nyak berkiblat ke Iran. Mereka (etnis yang

tinggal

di

Soviet-Asia

Tengah)

pada

umumnya memakai bahasa

Turki,

maka timbul ide Pan-Turki. Ide

itu

akhirnya sulit berkembang karena

dalam suatu

wilayah sangat sulit disatukan bahasa dan budaya-nya, bahkan akan

sulit

mencari pengganti tenaga-tenaga

terdidik

seperti Rusia,

Uk-rainia, Yahudi,

Armenia,

dan

Korea bila mereka disuruh pergi.ls

Kremlin dan Kebijaksanaannya

Keadaan yang kacau

di Uni

Soviet terjadi, banyak dikarenakan melesetnya keyakinan Gorbachev terhadap

apa

yang

dia

lihat. Ada suatu kendala yang lebih penting me-ngapa Gorbachev gagal dalam menjaga

ke-utuhan

bangsanya,

yaitu diawali

dengan keterlambatan Gorbachev menyadari pen-tingnya permasalahan etnis.

Hal

itu

baru diakuinya dalam ucapan-ucapan dalam pi-datonya

di

depan

Kongres PKUS tahun

1986. Sementara

itu

kerusuhan demonstrasi dan protes dari etnis-etnis dibeberapa tem-pat terjadi secara berturut-turut dan spora-dis.

Sikap Gorbachev dan kebijakannya mem-buahkan perombakan

struktur

politik

dan ekonomi

di

nep;ara-negara Eropa Timur.

Si-kap semacam inilah yang sejak semula

ba-nyak

diharapkan

oleh

masyarakat Soviet bagi negerinya sendiri. Sedangkan hal lain yang juga merupakan keterlambatan lang-kah Corbachev dalam mengambil keputus-an adalah memperlakukan Partai Komunis

Uni

Soviet sebagaimana

yang

terjadi

di

Eropa

Timur.

Perlakuan

yang

dimaksud adalah menghilangkan dominasi

dan

mo-nopoli kekuasaan partai dan diperlakukan sama dengan partai yang Iain. Keadaan

so-sial-ekonomi

yang

semakin

memburuk,

'sllrid.

mengakibatkan PKUj

di

mata masyarakat" Agustus 1991 vang baran Partai tidak tur

Ketidakberanian (

total

partai ataupu;'l (KGB), sebenarn-ra b;

mikirannya,

yaiiu

d:

hap dalam merestuk sebut. Selain

itu

ju=; kan darimana kanrr sampai

di

puncak T

peran KCB dan rcs:u pai dijenjang tertin** Usaha Gorbacht., atas tuntutan otor,l,r:

Iuas mengalami kc::r

tundanya penandar:r masih

sulit

menja,J'.'

akan segera dicapar

i

ingat semakin bcsar

keinginan

mengurlr masing-masing, sehln perombakan isi peri;r

Masih sulitnva

i.r

tegrasi dalam bidang kan berbagai terottLlir yang kebetulan keai: viet semakin memb..:l rapan terobosan

ini

a

capainya kesepakat:r politik.

Sikap Gorbacher te etnis, sebenarnya cul

tidak

bisa

mentolir:

sukuan teriadi,l6

n;:

itu

tidak

tcrjadi.

K::.

masalahan ctnis, rr: r. kan pendekatan

dcni

gabungan

dari brrr:

satu pihak, timbul t:1. Baltik yang kaya itu

r6Martha Brill

L)lcott, l-.

(10)

r- 1- t-18 la G lit rh a-rti k-ila

mengakibatkan PKUS kehilangan pamornya

di

mata masyarakat. Maka setelah kudeta Agustus 1991 yang

lalu,

desakan pembu-baran Partai tidak terelakkan lagi.

Ketidakberanian Gorbachev merombak

total

partai ataupun Badan Intelijen Soviet (KCB), sebenarnya banyak dikarenakan

pe-mikirannya,

yaitu

dilakukan secara berta-hap dalam merestukturisasi organisasi ter-sebut. Selain

itu

juga tidak

dapat dilepas-kan darimana karier

politik

Gorbachev bisa

sampai

di

puncak. Tidak dapat dipungkiri peran KGB dan restu PKUS hingga ia

sam-pai dijenjang tertinggi

di

Soviet tidak kecil. Usaha Gorbachev mencari

jalan

keluar atas tuntutan otonomi yang semakin

me-luas rnengalami kemandekan. Dengan ter-tundanya penandatanganan Perjaniian Uni, masih

sulit

menjadwalkan kembali kapan akan segera dicapai kesepakatan itu. Meng-ingat semakin besar

dan

luasnya tuntutan

keinginan menfiurus

scndiri

republik rnasing-masing, sehingga masih diperlukan perombakan isi perjaniian terscbut.

Masih

sulitnya

dicapai kesepakatan in-tegrasi dalam bidang

politik,

maka dilaku-kan berbagai terobosan

di

bidang ekonomi, yang kebetulan keadaan perekonomian

So-viet semakin memburuk. Tentu dengan

ha-rapan terobosan

ini

akan menjembatani di-capainya kesepakatan intcgrasi

di

bidang politik.

Sikap Gorbachev terhadap pcrmasalahan etnis, sebenarnya

cukup

tcgas. Gorbachev

tidak

bisa mentolerir

sikap

nasionalis kc' sukuan terjadi,l6 namun

sulit

dicegah hal

itu

tidak

terjadi. Karena komprlcksnya pcr-masalahan etnis, rnaka Gorbachcv melaku-kan pendekatan dengan mengambil bentuk gabungan

dari

bcrbagai kebijakannya. Di satu pihak, timbul toleransi kcp'rada wilayah Baltik yang kaya

itu

dan toleransi tersebut

membuahkan

otonomi

dan

kemerdekaan.

Di

lain pihak, memperlakukan secara tegas

kepada etnis-etnis

yang

tergabung dalam

republik-republik

di

Asia

Tengah

dan republik-republik

yang

merupakan bagian

vital

dalam' perekonomian Soviet, seperti terhadap Ukrainia."

Sikap

Ukrainia yang

tidak

segera

me-nyetujui

untuk

melakukan

kerja

sama di bidang ekonomi dalam

tubuh

Soviet,

me-nimbulkan

keresahan

bagi

Gorbachev, mengingat Ukrainia rnerupakan penopang sebagian besar perekonomian Soviet.

Na-mun

kemudian tanggal

21

Oktober 1991

yang baru lalu keluar pernyataan dari Per-dana Menteri Ukrainia bahwa republiknya akan menandatangani perjanjian kerja sama

ekonomi Soviet,

walau belum

dipastikan

kapan.18

Pembangunan

Uni

Soviet

Banyak kemungkinan yang dapat terjadi di masa mendatang terhadap sebuah negara besar seperti

Uni

Soviet

itu.

Walaupun

se-karang

ini

jumlah republik

sudah

berku-ran€i yang menandatangani kerja sama eko-nomi baru delapan republilg tetapi

kebesar-an

Soviet bukan

tidak

mungkin dapat di-capai kembali. Setidaknya masih

ada

ke-mungkinan perkembangan yang lebih baik daripada sekarang

ini,

bila melihat kebijak-an yanpi berkembanp;

di

Soviet.

Perjanjian antara Corbachev dengan

sem-bilan

pemimpin

republik

Uni

yang

diha-rapkan menyelesaikan banyak

permasalah-an

di

antara mereka memang

belum

ter-realisasi. Apa yang

ingin

dicapai

dari

Per-janjian

Uni

adalah mencakup beberapa

as-pek kekuasaan pemerintah pusat, sehingga nantinya diharapkan

akan

tercipta suatu rangkaian prinsip bagaimana negara Soviet

di, an at. le- (e-3n ln-tru oi-run asi :m-f ra- lm-lan si- ba-i'ie t lain ng- ius-lnis di sud mo-kan so-ruh

l6Martha Brill Olcott, "-fhc, Soviet (l)is) Union",

Fr,rci1.l

Policy, Sring 1991, x..o. ti2, hlnr. l2().

lTDavi,l S. Cermroth, "The Nationalities Dilemma", Europnn At'foirc, N6. lll/1990.

I E

(11)

berlangsung. Perjanjian

Uni itu

direncana-kan

isinya menekankan

tiap

republik me-rupakan negara-negara "berdaulat" penuh,

yang

hukumnya mendahului

hukum

federal, kecuali

dalam

hal-hal

di

mana

republik-republik

itu

mendelegasikan

ke-kuasaan kepada pusat. Hak penandatangan

untuk

memisahkan

diri

dinyatakan secara

eksplisit. Tiap republik dapat melaksanakan

sendiri, tanpa

perlu

adanya

veto

bagi pemerintah federal.

Hal

ini

menunjukkan bahwa keenam

republik yang

tidak

mau menandatangani Perjanjian Uni tersebut da-pat menjadi suatu negara independen.

Na-mun

demikian

kesembilan

republik

yang

mau

menandatangani perjanjian

itu

dapat mempunyai perwakilan sendiri

di

luar

ne-geri. Jadi

perjanjian

itu

mengimplitasikan pembubaran

Uni

Soviet

ke

dalam

suatu konfederasi negara-negara bcrdaulat, yang menyerupai ME.''

Dari banyak perubahan yang diharapkan akan terjadi, ternyata beberapra hal lainnya masih sulit diterima republik-rcpublik yang ada, yaitu adanya kemiripan dengan sistem federal gaya Amerika Serikat. Namun

se-tidaknya

dengan komposisi

"Uni"

Sovict

yanp; sekaranp; akan sedikit banyak berbeda dengan

yang

lalu.

Mengingat persamaan

hak

sudah

menjadi prioritas, maka akan dapat

kita lihat

arah kcbijakan, setidaknya masalah-masalah

dalam negeri

mereka. Komposisi

Uni

Soviet denl;an delapan

re-publik yang telah mcnyatakan akan menan-datangani Perjanjian

Uni

yaitu dua

Re-publik

Slavia (Rusia, Belorus)

dan

enam

republik Islam

(Azerbaijan, Kazakhstan, Kiqgistan,

Tajikistan,

Turkmenistan, dan Uzbekistan). Dalam

uni

yang baru

ini

ada

enam

dari

delapan

republik

adalah

re-publik Islam. Bila dibandingkan dengan

se-belumnya

di

mana hanya enam republik Islam

dari

lima belas republilg maka

nan-tinya

dapat dipastikan

republik Islam

ini akan meminta lebih banyak pengaruh da-Iam pembuatan kebijakan-kebijakan

di

So-viet.

Integrasi politik relatif akan lebih mudah disepakati,

bila

setiap kelompok etnis

ma-yoritas

yang

mendiami republik-republik

menghilangkan

sikap

"chauvinistik"-nya dan reformasi ekonomi telah mampu ber-jalan ke arah ekonomi pasar.

Namun

demikian,

keberadaan mereka saat

ini

yang paling

mampu berswasem-bada memang hanya Republik Rusia.

Di-lihat dari

pendapatan per kapita dan

ting-kat

pendidikan serta besar wilayah, Rusia

tetap akan mendominasi. Rusia dengan 150

juta

orang,

tiga

kali

lebih

banyak pendu-duknya

dari

Ukrainia. Pendapatan per ka-pita Rusia dua

kali

lebih besar dari Tajikis-tan, republik yang

paling

miskin. Sedang

homogenitas dari republik-republik tersebut

yang paling tinggi

adalah

Belorus dan Azerbaijan.

Republik

tersebut

telah

me-miliki

program reformasi yang beqgantung kepada privatisasi.

Tetapi

bila

reformasi

ekonomi

harus

menp;hasilkan kekayaan, maka

"Uni

Soviet" harus tetap merupakan suatu pasar bersama.

GENERAS

Menuju

Id

Singkop

Boas

.

Singlop Boas Boangmanal; .; Rusia FSUI yang lulus

;-t

lulus 52 dari Leidm tahwr

1ji.

Pendahuluan

Denr semenjak periode I

Imperial Rusia yang ber

lusi

Oktober 1917, banrs memegang posisi

kun;

merintahan. Sebagai rn:n murun memiliki tradi,.i F

negara sebagai rasion

;:

bagi affirmasi dan ekr.pri

sial dan

alasan kelanssi

disi

"pengabdian

nesi-mitra pemerintah biasa ni

tuk

dalam jabatan

sipil

; militer.

Rentang

waktu

tryrai

menggulirkan

"kerenian yang pada gilirannva r:'r

alienasi

dari

autokra-: berkepanjangan dala m :.. historis,

konflik laten

.:i sif. Sindrom alienasi

ier*

ncaknya pada masa I:.:<l perkenalkannya

sistern'i

an" (tabel

o

rangakh') rne mestnichestao yaitu al.

^:-militer

berdasarkan g:r". menjadi dasar dari pen,ra

jang kepangkatan vang n

kat, kemampuan, prof-:; :

suki

medan

pengab.:.: bangsawan terpendam i dayaan, terpojok pac:

teThe

E arnom ist, 74-.2fi Septenrber 1991

Referensi

Dokumen terkait

Menurut saya setidaknya ada lima peran yang dapat diambil oleh museum: (1) peran sosial; (2) peran akademik; (3) peran eduksi; (4) peran pemberdayaan masyarakat; (5) peran

Dari hasil analisis kuesioner kepada responden berdasarkan data yang telah terkumpul dalam bentuk tabel mengenai keputusan pembelian kemasan makanan jajanan kaki

Penanggung dengan ini setuju dengan Tertanggung bahwa jika setiap saat selama jangka waktu asuransi butir-butir atau bagian dari padanya yang tercantum dalam Ikhtisar dan

Berdasarkan Gambar 1 maka yang menjadi variabel bebas adalah faktor pendapatan keluarga, tingkat pendidikan, usia perkawinan pertama, jumlah anggota keluarga dan variabel

Pergerakan sangat terbatas : Terkadang mampu mengubah posisi tubuh atau ekstremitas tetapi tidak bisa teratur.. Pergerakan sedikit

Supriadi (2004) memprediksikan bahwa kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia diperkirakan 70-80% merupakan akibat perbuatan manusia. Selanjutnya dijelaskan bahwa

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pemberian tugas guru adalah cara penyajian bahan atau materi dari guru dengan memberikan tugas-tugas

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian lapangan (field research) yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti pengaruh