• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI 2013 GAMBARAN UMUM WILAYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI 2013 GAMBARAN UMUM WILAYAH"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

BAB 2

GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik

Kondisi Geografis

Kepulauan Talaud merupakan bagian integral dari Propinsi Sulawesi Utara, dengan Ibukota Melonguane yang berjarak sekitar 271 mil laut dari Manado Ibukota Provinsi Sulawesi Utara, terletak pada posisi geografis 3º 38‟ 00”- 5 º 33‟ 00” Lintang Utara dan 126° 38‟ 00” - 127° 10‟ 00” Bujur Timur, di mana batas administrasi Kabupaten Kepulauan Talaud adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Bebatasan dengan Republik Philipina Sebelah Timur : Berbatasan dengan Samudera Pasifik

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan Talaud Sebelah Barat : Berbatasan dengan Laut Sulawesi

Berada diantara Pulau Sulawesi dengan Pulau Mindanao (Republik Philipina), sehingga Kabupaten Kepulauan Talaud bersama dengan Kabupaten Kepulauan Sangihe, di sebut “Daerah Perbatasan“. Kemudian disamping Daerah Perbatasan, karateristik lain yang cukup signifikan membedakan Kabupaten Kepulauan Talaud dengan Kab/Kota lain yakni: sebagai Daerah Kepulauan dan Daerah Tertinggal. Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Sangihe (pada saat itu masih Kabupaten Kepulauan Sangihe Talaud), berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 2002. Sebagai daerah kepulauan, Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan daerah bahari dengan luas lautnya sekitar 37.800 km2 dan luas wilayah daratan 1.251,02 Km2. Terdapat tiga pulau utama di Kabupaten Kepulauan Talaud, yaitu Pulau Karakelang, Pulau Salibabu dan Pulau Kabaruan.

Administratif

Kabupaten Kepulauan Talaud memiliki luas wilayah secara keseluruhan baik luas laut maupun darat sebesar 39.051,02 Km2. Luas tersebut terdiri dari 37.800 Km2 laut sedangkan luas wilayah daratan hanya sebesar 1.251,02 Km2. Dari luas daratan tersebut diatas terbagi dalam 19 kecamatan dengan 142 desa dan 11 Kelurahan. Menurut data yang diperoleh dari Kabupaten Kepulauan Talaud dalam Angka Tahun 2012, Kecamatan Beo Utara merupakan kecamatan dengan wilayah terluas yaitu 11,58 % dari total luas wilayah kabupaten. Sedangkan luas wilayah terkecil adalah Kecamatan Miangas yaitu sebesar 0,19 % dari luas wilayah total. Berikut adalah tabel dan gambar yang menunjukkan luas wilayah per kecamatan (Km2), kelurahan serta prosentasenya (Tabel 2.1.1 dan Gambar 2.11).

Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten/Kota

NAMA SUB DAS LUAS (Ha)

Essang 45463,89

Bantane 34284,102

(2)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

Tabel 2.2: Nama, Luas Wilayah per-Kecamatan dan Jumlah Kelurahan

NAMA KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH /DESA LUAS WILAYAH ADMINISTRASI TERBANGUN (KM2) (%) THD TOTAL (KM2) (%) THD TOTAL Kabaruan 12 66,03 5,28 Damau 8 49,58 3,96 Lirung 7 31,11 2,49 Salibabu 6 21,8 1,74 Kalongan 5 24,81 1,98 Moronge 6 20,35 1,63 Melonguane 13 77,39 6,19 Melonguane Timur 6 48,35 3,86 Beo 6 70,93 5,67 Beo Utara 8 144,85 11,58 Beo Selatan 7 63,87 5,11 Rainis 11 80,68 6,45 Tampan'Amma 11 124,18 9,93 Pulutan 5 58,81 4,70 Essang 8 94,76 7,57 Essang selatan 9 75,02 6,00 Gemeh 15 137,71 11,01 Nanusa 9 58,4 4,67 Miangas 1 2,39 0,19

Peta 2.1: Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud

(3)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

(4)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

2.2 Demografi

Berdasarkan Sensus Penduduk 2010 (SP2010) diketahui bahwa jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Talaud sebanyak 83.441. Kemudian pada tahun 2011 meningkat menjadi 84.378 jiwa, jiwa(Lihat Tabel 2.3). Distribusi / persebaran penduduk di 19 kecamatan terlihat bervariasi, jumlah penduduk tertinggi berada di Kecamatan Melonguane, yaitu 10.552 jiwa atau sekitar 12,51 persen dari jumlah penduduk Kabupaten, dan memiliki tingkat kepadatan sebesar 136,35 orang perkilometer persegi. Sedangkan wilayah kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil yaitu kecamatan Miangas. Kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Kepulauan Talaud adalah 67,45 jiwa per kilometer persegi. Jumlah penduduk, laju pertumbuhan dan kepadatan penduduk disetiap daerah bervariasi seperti pada table 2.2.2 ( laju pertumbuhan penduduk) dan tabel 2.2.3 (jumlah penduduk, luas dan kepadatan).

Tabel 2.3 Jumlah penduduk dan kepadatannya 3 - 5 tahun terakhir

NAMA KECAMATAN

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KK PERTUMBUHAN TINGKAT KEPADATAN PDDK

TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN

2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 Kabaruan 5039 5482 5482 5544 5566 1391 1402 1402 1402 1599 0.081 0.000 0.011 0.004 0.000 76,31 83,02 83,02 83,96 84,30 Damau 4265 4125 4125 4171 4160 1216 1100 1100 1100 1305 0.034 0.000 0.011 0.003 0.000 86,02 83,20 83,20 84,13 83,90 Lirung 5883 6138 6138 6207 6186 1523 1425 1425 1425 1765 0.042 0.000 0.011 0.003 0.000 189,10 197,30 197,30 199,52 198,84 Salibabu 5627 5561 5561 5623 5567 1528 1418 1418 1418 1618 0.012 0.000 0.011 0.010 0.000 258,12 255,09 255,09 257,96 255,37 Kalongan 3207 3058 3058 3092 3147 856 798 798 798 958 0.066 0.049 0.000 0.011 0.017 129,26 123,26 123,26 124,64 126,84 Moronge 3564 3510 3510 3549 3539 979 912 912 912 1080 0.023 0.015 0.000 0.011 0.003 175,14 172,48 172,48 174,42 173,91 Melonguane 8665 10.435 10.435 10.552 11.624 2327 2661 2661 2661 2538 0.056 0.049 0.000 0.011 0.092 111,97 134,84 134,84 136,35 150,20

(5)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

Melonguane Timur 3244 2958 2958 2991 3029 885 785 785 785 1054 0.052 0.097 0.000 0.011 0.013 67,09 61,18 61,18 61,87 62,65 Beo 4594 5515 5515 5577 5599 1157 1352 1352 1352 1371 0.294 0.167 0.000 0.011 0.004 64,77 77,75 77,75 78,63 78,94 Beo Utara 3746 3599 3599 3639 3639 992 869 869 869 1025 0.058 0.041 0.000 0.011 0.000 25,86 24,85 24,85 25,13 25,12 Beo Selatan 3607 3499 3499 3538 3435 913 791 791 791 992 0.159 0.031 0.000 0.011 0.030 56,47 54,78 54,78 55,40 53,78 Rainis 6178 5969 5969 6036 6007 1533 1406 1406 1406 1768 0.219 0.035 0.000 0.011 0.005 76,57 73,98 73,98 74,81 74,45 Tampan'Amma 6059 5495 5495 5557 5621 1511 1239 1239 1239 1769 0.033 0.103 0.000 0.011 0.011 48,79 44,25 44,25 44,75 45,26 Pulutan 2012 1954 1954 1976 2001 595 527 527 527 623 0.084 0.030 0.000 0.011 0.012 34,21 33,23 33,23 33,60 34,02 Essang 3432 3401 3401 3439 3410 860 742 742 742 978 0.092 0.009 0.000 0.011 0.009 36,22 35,89 35,89 36,29 35,99 Essang selatan 3217 3218 3218 3254 3236 836 722 722 722 1071 0.103 0.000 0.000 0.011 0.006 42,88 42,90 42,90 43,38 43,14 Gemeh 6140 5461 5461 5522 5392 1563 1352 1352 1352 1941 0.043 0.124 0.000 0.011 0.024 44,59 39,66 39,66 40,10 39,15 Nanusa 3512 3335 3335 3372 3265 958 829 829 829 1040 0.003 0.053 0.000 0.011 0.033 60,14 57,11 57,11 57,75 55,91 Miangas 640 728 728 736 748 177 169 169 169 202 0.069 0.121 0.000 0.011 0.016 267,78 304,60 304,60 308,02 312,87

(6)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

Tabel 2.4: Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun

NAMA KECAMATA

N

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KK

TINGKAT

PERTUMBUHAN KEPADATAN PENDUDUK

TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN

2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2008 2009 2010 2011 2012 Kabaruan 5633 5700 5766 5833 5900 2042 2073 2104 2135 2167 0.012 0.012 0.012 0.011 0.012 76,31 83,02 83,02 83,96 84,30 Damau 4210 4260 4310 4360 4410 1623 1647 1672 1697 1723 0.012 0.012 0.012 0.011 0.012 86,02 83,20 83,20 84,13 83,90 Lirung 6260 6334 6409 6483 6557 1325 1344 1365 1385 1406 0.012 0.012 0.012 0.011 0.012 189,10 197,30 197,30 199,52 198,84 Salibabu 5634 5701 5767 5834 5901 1791 1818 1846 1873 1901 0.012 0.012 0.012 0.011 0.012 258,12 255,09 255,09 257,96 255,37 Kalongan 3202 3257 3312 3367 3422 1642 1667 1692 1717 1743 0.017 0.017 0.017 0.016 0.017 129,26 123,26 123,26 124,64 126,84 Moronge 3529 3519 3509 3499 3489 972 987 1002 1017 1032 0.003 0.003 0.003 0.003 0.003 175,14 172,48 172,48 174,42 173,91 Melonguane 12693 25374 38056 50737 63419 1096 1113 1129 1146 1163 0.999 0.500 0.333 0.250 0.999 111,97 134,84 134,84 136,35 150,20 Melonguane Timur 3067 3105 3143 3181 3219 2576 2615 2654 2694 2734 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 67,09 61,18 61,18 61,87 62,65 Beo 5621 5643 5665 5687 5709 1070 1086 1102 1119 1135 0.004 0.004 0.004 0.004 0.004 64,77 77,75 77,75 78,63 78,94 Beo Utara 3639 3639 3639 3639 3639 1392 1412 1434 1455 1477 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 25,86 24,85 24,85 25,13 25,12 Beo Selatan 3332 3229 3126 3023 2920 1040 1056 1072 1088 1104 0.031 0.032 0.033 0.034 0.031 56,47 54,78 54,78 55,40 53,78 Rainis 5978 5949 5920 5891 5862 1007 1022 1037 1053 1069 0.005 0.005 0.005 0.005 0.005 76,57 73,98 73,98 74,81 74,45 Tampan'Am ma 5685 5749 5813 5877 5941 1795 1821 1849 1876 1905 0.011 0.011 0.011 0.011 0.011 48,79 44,25 44,25 44,75 45,26

(7)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

Pulutan 2026 2051 2076 2101 2126 1796 1822 1850 1878 1906 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 34,21 33,23 33,23 33,60 34,02 Essang 3381 3352 3323 3294 3265 632 642 651 661 671 0.009 0.009 0.009 0.009 0.009 36,22 35,89 35,89 36,29 35,99 Essang selatan 3218 3200 3182 3164 3146 993 1008 1023 1038 1054 0.006 0.006 0.006 0.006 0.006 42,88 42,90 42,90 43,38 43,14 Gemeh 5262 5132 5002 4872 4742 1087 1103 1120 1137 1154 0.025 0.025 0.026 0.027 0.025 44,59 39,66 39,66 40,10 39,15 Nanusa 3158 3051 2944 2837 2730 1970 2000 2030 2060 2091 0.034 0.035 0.036 0.038 0.034 60,14 57,11 57,11 57,75 55,91 Miangas 760 772 784 796 808 1056 1071 1088 1104 1120 0.016 0.016 0.015 0.015 0.016 267,78 304,60 304,60 308,02 312,87

2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah

Pembiayaan sanitasi di Kabupaten Kepulauan Talaud dianggarkan pada beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yaitu Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Dinas Kesehatan dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Adapun realisasi APBD Kabupaten Kepulauan Talaud mengalami fluktuasi selama lima tahun terakhir tetapi tetap menunjukkan peningkatan pertahunnya seperti terrlihat pada table dibawah ini.

Tabel 2.5 Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Kepulauan Talaud

(Rp. 1000)

NO URAIAN REALISASI PERTUMBUHAN RATA2

2008 2009 2010 2011 2012

Penerimaan 344.133.618 353.432.603 358.600.552 393.197.402 463.260.510

1 Pendapatan Asli Daerah (PAD)

(8)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

1.2 Retribusi Daerah 1.633.212 1.000.004 1.418.116 2.537.017 2.715.873

1.3 Bagian Laba BUMD - - - - -

1.4 Penerimaan Lain-Lain 2.236.678 2.156.481 5.178.794 268.950 5.518.094

2 Dana Perimbangan

2.1 Bagi Hasil Pajak 10.390.123 19.715.967 18.951.584 16.706.713 17.017.427 2.2 Bagi Hasil Bukan Pajak 10.715.975 224.708 216.509 157.093 923.747 2.2 Dana Alokasi Umum 248.890.970 255.090.500 256.907.753 278.637.894 349.375.894 2.3 Dana Alokasi Khusus 62.085.000 59.973.000 45.112.000 45.286.200 54.114.180 2.4 Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 1.391.320. 9.858.705 24.498.661 41.439.831 25.420.299 Transfer Pemerintah Provinsi 6.066.581 4.488.325 5.219.191 6.969.513 5.847.559

3. Pinjaman Daerah - - - - -

4. Bantuan/Hibah - - - - -

Pengeluaran 661.461.353 574.009.064 684.492.230 733.098.380 777.386.952 5 Pengeluaran Aparatur Daerah 150.766.215 132.577.205 169.003.127 192.604.065 194.296.188

5.1 Belanja Pegawai 58.358.392 52.704.206 64.446.929 67.885.020 69.378.052 5.2 Belanja Barang dan Jasa 74.131.058 75.199.482 79.881.097 62.651.658 80.457.762 5.3 Belanja Modal 46.731.801 25.160.675 28.498.424 43.014.850 44.655.295

(9)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

7. Belanja Lainnya 330.730.677 287.004.532 342.246.115 366.544.690 387.164.349

Sumber : Talaud Dalam Angka 2013

Tabel 2.6 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Kepulauan Talaud

NO URAIAN REALISASI

2012 2013

1 DINAS PENDIDIAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA 37.566.231.284

2 DINAS KESEHATAN 15.265.184.499

3 DINAS PEKERJAAN UMUM 65.099.580.692

4 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 3.178.628.000

5 DPPKAD 11.640.565.025

6 BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA 2.307.548.275 7 DINAS PENGELOLAAN PASAR, KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN 1.982.157.150 8 BADAN PENGELOLAH DAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP 2.740.949.000

Sumber : Plafon Anggaran Sementara SKPD (BAPPEDA) Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Per Kapita (data tidak tersedia)

NO DESKRIPSI TAHUN Rata-rata

2009 2010 2011 2012 2013

1 Total Belanja sanitasi Kabupaten

(10)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

Percepatan pertumbuhan ekonomi merupakan prasyarat utama untuk penciptaan lapangan kerja dan penurunan kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi dapat ditinjau dari pertumbuhan Produk Domestik Regional Broto (PDRB). Semakin tinggi pertumbuhan PDRB semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi yang positif dan cenderung meningkat secara progresif mengindikasikan adanya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan. Kondisi perekonomian Kabupaten Kepulauan Talaud pada tahun 2011 terus menunjukkan nilai positif. Pertumbuhan ekonomi tahun 2011 sebesar 5,65 persen, angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan tahun sebelumnya yaitu sebesar 5,51 persen. Bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Propinsi Sulawesi Utara sebesar 7,39 persen, terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Talaud sebesar 5,65 persen masih berada dibawah pertumbuhan ekonomi Propinsi Sulawesi Utara.

Tabel 2.14 PDRB Kabupaten Kepulauan Talaud

Agregat Pendapatan Regional 2009 2010 2011 2012 2013

PDRB - ADHB 682.563,38**) 766.673,08**) 883.880,82***) 968,942.94***) PDRB - ADHK 403.903,09**) 426.173,92**) 450.246,05***) 476,735.75***) PDRB - ADHB per Kapita 9.002.678 9.188.977 10.475.500 11,376,442 PERTUMBUHAN EKONOMI 5,15 % 5,51 % 5,65 %

**) : angka koreksi

***) : angka sangat sementara

(11)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

2.4 Tata Ruang Wilayah

Tujuan penataan ruang Kabupaten Kepulauan Talaud adalah:

“ Mewujudkan Kabupaten Kepulauan Talaud sebagai Beranda Depan Indonesia Timur Bagian Utara dengan mengandalkan sektor perikanan, pertanian, perkebunan dan pertahanan keamanan sebagai basis untuk meningkatkan pendapatan kabupaten ”

Untuk melaksanakan tujuan di atas, maka ada beberapa aspek penting yang dijadikan sebagai dasar untuk melaksanakan tujuan penataan ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud , yaitu:

1. Prioritas Pemanfaatan dan Pengembangan Ruang Fungsi Strategis sebagai kawasan perbatasan.

2. Perlindungan Ruang terluar sebagai Fungsi Lindung Untuk pertahanan dan keamanan.

3. Pembangunan Terpadu Kawasan perbatasan dengan Mengedepankan Sinergitas dan Menghindari Ego-sektoral.

4. Optimalisasi Pintu Gerbang Wilayah berbatasan Untuk Meningkatkan Citra Kawasan Kabupaten Kepulauan.

5. Menempatkan Ruang Wilayah Kabupaten dalam sinergitas pembangunan Wilayah Provinsi Sulawesi Utara

6. Meningkatkan fungsi dan peran Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) yang meliputi perkotaan Melonguane (Kabupaten Kepulauan Talaud)

7. Pembangunan dan penataan Pemukiman serta Sarana dan Prasarana Ekonomi Rakyat yang berbasis pertahanan dan keamanan Dengan Karakter Desa Pesisir 8. Mengembangkan Kawasan Unggulan Sektor Perikanan dan Pertanian guna

meningkatkan produktifitas agar lebih maju dan bersaing dengan kabupaten/kota di Indonesia

9. Mengembangkan sistem jaringan perekonomian antar pulau sentra produksi, kolektif dan distribusi, berupa prasarana jalan, energi, informasi-telekomunikasi. 10. Peningkatan dan pengembangan Kelas Jalan, Pelabuhan dan sarana/prasarana

transportasi lainnya untuk Menunjang perkembangan arus barang sektor pertanian dan penunjangnya.

11. Pembatasan Delineasi yang jelas dan informatif terhadap kawasan fungsi perbatasan.

12. Pembangunan Kawasan Perkotaan PORODISA (Melongguane, Beo, Rainis, Lirung, Mangaran) sebagai Kawasan kota didaerah kepulauan yang Mendukung fungsi strategis pertahanan dan keamanan.

Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud 1. Kebijakan dan Strategi Dasar

(12)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

Sesuai dengan kebijakan Nasional penataan ruang, serta visi, misi, dan tujuan pembangunan Kabupaten Kepulauan Talaud, maka kebijakan dasar penataan ruang wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud ditetapkan sebagai berikut :

a. Membangun struktur ruang yang berhirarki untuk meningkatkan efisiensi sarana dan prasarana.

b. Memprioritaskan pengembangan pusat-pusat kegiatan primer yang menyebarkan pengaruh kegiatan dibawahnya.

c. Mempertahankan kawasan lindung sesuai dengan Kepres No. 32 tahun

1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.

d. Mengembangkan kawasan budidaya sesuai dengan kebutuhan, potensi,dan kesesuaian lahan dengan memperhatikan Kepres No. 7 tahun 1989 tentang

Pengelolaan Kawasan Budidaya.

e. Menetapkan kawasan penghasil komoditi unggulan. Potensi perekonomian wilayah dengan komoditi unggulan dikembangkan dalam konteks menjangkau peluang pasar yang lebih luas, terutama di kawasan Indonesia bagian Timur.

f. Membuka peluang bagi penyelesaian konflik kepentingan pemanfaatan ruang, baik antara kepentingan Provinsi dan Kabupaten; antar sektor; dan antara fungsi konservasi dengan fungsi budidaya.

g. Membatasi pemanfaatan ruang di daerah permukiman yang berada di kawasan lindung.

Strategi dasar penataan ruang wilayah di Kabupaten Kepulauan Talaud

ditetapkan sebagai berikut :

1. Penetapan neraca lahan secara seimbang sesuai dengan amanat UU No. 26 tahun 2007 tentang penataan ruang dan demi kelestarian lingkungan hidup.

2. Pengalokasian ruang bagi kegiatan-kegiatan untuk memperkuat kinerja Kecamatan Melonguane sebagai pusat utama/primer Kabupaten Kepulauan Talaud. Pusat utama Kabupaten Kepulauan Talaud akan didukung secara hierarkis oleh pusat-pusat lainnya pada ordinasi yang lebih rendah.

3. Pengalokasian ruang bagi pengembangan sektor-sektor unggulan.

4. Pengalokasian ruang berupa sentra-sentra produksi pangan bagi kegiatan-kegiatan untuk membangun ketahanan pangan di Kabupaten Kepulauan Talaud.

5. Pengalokasian ruang untuk infrastruktur kawasan.

2. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang Wilayah Kabupaten

Dalam rangka mewujudkan upaya pengembangan struktur ruang wilayah kabupaten, kebijakan dan strategi yang diperlukan adalah:

(13)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

a. Menciptakan kerangka ruang kabupaten yang baru yang merangkai seluruh kecamatan dalam wilayah administrasi Kabupaten Kepulauan Talaud. Kerangka ruang yang baru ini dibentuk dengan mempertimbangkan berbagai aspek pembangunan yang telah eksis.

b. Mempertahankan, meningkatkan dan membangun jaringan jalan di Kabupaten Kepulauan Talaud yang menjadi bagian dari tulang pembentuk struktur ruang kabupaten.

c. Kebijakan pengembangan struktur ruang wilayah kabupaten, terdiri dari dan dijabarkan dalam bentuk strategi pengembangan struktur ruang wilayah kabupaten yang mengatur :

- Peningkatan akses pelayanan kawasan kabupaten dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten yang merata dan berhierarki; dan

- Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah Kabupaten.

Strategi

a. Strategi untuk peningkatan akses pelayanan pusat-pusat pertumbuhan kota dan kawasan penunjangnya:

- Menjaga keterkaitan antar kecamatan dan kelurahan, antara kawasan pusat kota dan kawasan sub pusat kota, serta antara kawasan kota dan wilayah di sekitarnya;

- Mengembangkan pusat pertumbuhan baru sebagai kompensasi menjaga kelebihan kepadatan di kawasan lainnya;

- Mengendalikan perkembangan kelurahan-kelurahan yang dilalui jaringan jalan utama ; dan

- Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah kecamatan dan sekitamya.

b. Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana meliputi:

- Meningkatkan kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi;

- Meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik; dan

- Meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air.

(14)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

- Meningkatkan kualitas jaringan pengelolaan limbah diantaranya melalui penerapan pengelolaan sampah dengan metode 3R

(15)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

(16)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang Kabupaten

Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi:

a. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung Kabupaten; dan

b. Kebijakan dan Strategi pengembangan kawasan budidaya Kabupaten

a. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Lindung Kabupaten

Kebijakan

1) Mengkonservasi dan memproteksi kawasan hutan lindung, hutan Kabupaten dan hutan mangrove untuk fungsi ekologis dan biologis.

2) Meningkatkan kualitas kawasan konservasi alam Kabupaten Kepulauan Talaud terutama pada kawasan geomorfological disaster.

3) Pengembangan kawasan lindung untuk direhabilitasi / reboisasi pada kawasan hutan lindung yang mengalami kerusakan, mencegah meluasnya kerusakan di kawasan lindung. Yang ditempuh dengan cara :

- Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan - Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan

kerusakan lingkungan hidup.

Strategi

1) Pemantapan kawasan lindung sesuai dengan fungsinya masing-masing, baik

untuk melindungi kawasan bawahannya, melindungi kawasan setempat, memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman flora-fauna dan ekosistemnya, serta melindungi kawasan yang rawan terhadap bencana alam;

2) Penetapan batas kawasan lindung sesuai dengan fungsi yang telah di

tetapkan. Setelah mendapatkan kawasan lindung berdasarkan fungsi hasil super impose rencana tata ruang daerah, maka kawasan tersebut ditetapkan sebagai kawasan yang tidak boleh dilakukan kegiatan budidaya (produksi, pembangunan fisik);

3) Pengendalian pemanfaatan ruang pada kawasan lindung agar sesuai fungsi

yang telah ditetapkan. Pada prinsipnya kegiatan budidaya yang terdapat dalam kawasan lindung, dapat dilanjutkan sejauh hal ini tidak mengganggu fungsi lindung yang ditetapkan bagi kawasan tersebut. Apabila kegiatan ini diangap dapat menganggu fungsi lindung, maka perlu dilakukan pembatasan terhadap pengembangannya atau dihentikan sama sekali. Strategi ini diambil mengingat pertimbangan kebutuhan pembangunan dengan tetap mengupayakan kelestarian dan keseimbangan lingkungan.

4) Strategi untuk pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup meliputi:

(17)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

- Menetapkan kawasan lindung di ruang darat, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi;

- Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah.

5) Strategi untuk pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup meliputi:

- Menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup;

- Melindungi kemampuan lingkungan hidup dan tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya; - Melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi,

dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya;

- Mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan;

- Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana untuk menjamin kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan; - Mengelola sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin

pemanfaatannya secara bijaksana dan sumber daya alam yang terbarukan untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya.

b. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya Kabupaten

Kebijakan

1) Memanfaatkan kawasan hutan lindung, hutan Kabupaten dan hutan mangrove sebagai kawasan wisata ekologi / ekowisata.

2) Mengembangkan kegiatan budidaya hanya pada lahan yang berfungsi sebagai kawasan budidaya.

3) Membatasi perkembangan pemanfaatan lahan yang sudah berlangsung di kawasan lindung, untuk secara bertahap dikembalikan menjadi kawasan lindung.

4) Kebijakan pengembangan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b meliputi:

- Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antarkegiatan budidaya; dan

(18)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

- Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan.

Strategi

1) Mengoptimalkan aturan pemanfaatan ruang bagi kegiatan budidaya,

sesuai dengan kemampuan daya dukung lingkungannya. Secara umum pengembangan kawasan budidaya harus didasarkan pada kesesuaian lahan. Pengembangan kawasan budidaya diarahkan untuk mengakomodasikan kegiatan produksi, seperti perkebunan, pertanian tanaman pangan lahan kering, lahan basah, perkebunan, perikanan, peternakan, kegiatan pertambangan, pariwisata serta permukiman.

2) Pengendalian pemanfaatan ruang guna menghindari konflik antar berbagai

kepentingan karena hal ini sering terjadi, dan akan banyak menimbulkan permasalahan, yang berdampak pada kurang optimalnya pemanfaatan lahan karena terjadinya perebutan lahan dari berbagai pihak.

3) Strategi untuk perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya meliputi:

- Menetapkan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis Kabupaten untuk pemanfaatan sumber daya alam di ruang darat, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi secara sinergis untuk mewujudkan keseimbangan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten;

- Mengembangkan kegiatan sektor unggulan khususnya kegiatan jasa & perdagangan beserta prasarana secara sinergis dan berkelanjutan untuk mendorong pengembangan perekonomian kawasan dan wilayah sekitarnya;

- Mengembangkan kegiatan budidaya untuk menunjang aspek politik, pertahanan dan keamanan, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan dan teknologi;

- Mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya pertanian pangan diwilayah Kabupaten untuk membantu ketahanan pangan nasional serta sebagai bagian dari pengembangan teknologi dan industri pertanian; dan

4) Strategi untuk pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan meliputi:

- Membatasi perkembangan kegiatan budidaya terbangun di kawasan rawan bencana untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat bencana;

(19)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

- Pada kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan bencana gempa bumi (garis sesar), maka diberlakukan kawasan penyangga selebar 100 m mengelilingi batas kawasan

- Mengembangkan kegiatan budidaya yang dapat mengendalikan dan mengoptimalkan keberadaan sawah sebagai citra penguasaan teknologi pangan.

(20)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

Gambar 2.4 Peta Pola Ruang Kabupaten Kepulauan Talaud

(21)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

5. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategis Kabupaten Kebijakan

Kebijakan pengembangan kawasan strategis Kabupaten sebagaimana dimaksud meliputi:

1) Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, dan melestarikan keunikan bentang alam

2) Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian Kota yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian nasional;

Strategi

1) Strategi untuk pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup meliputi:

- Menetapkan kawasan strategis Kabupaten berfungsi lindung;

- Mencegah pemanfaatan ruang di kawasan strategis Kabupaten yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan;

- Membatasi pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar kawasan strategis Kabupaten yang dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya;

- Mengembangkan kegiatan budi daya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis Kabupaten yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan lindung dengan kawasan budi daya terbangun; dan - Merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak

pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan strategis Kabupaten.

2) Strategi untuk pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian Kabupaten meliputi:

- Menetapkan Kawasan Strategis berfungsi ekonomi

- Mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam, manusia dan kegiatan budi daya unggulan sebagai penggerak utama pengembangan wilayah;

- Menciptakan iklim investasi yang kondusif;

- Mengelola pemanfaatan sumber daya alam agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung kawasan;

- Mengelola dampak negatif kegiatan budi daya agar tidak menurunkan kualitas lingkungan hidup dan efisiensi kawasan;

(22)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

- Mengintensifkan promosi peluang investasi; dan

- Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi.

6. Kebijakan dan Strategi Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten Kebijakan

1) Mengembangkan sistem perkotaan dalam Kabupaten yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup serta fungsi kegiatan dominannya.

2) Meningkatkan daya dukung lingkungan alamiah dan buatan serta menjaga keseimbangan daya tampung lingkungan untuk menjaga proses pembangunan berkelanjutan.

Strategi

1) Penyusunan program utama pembangunan, penetapan perkiraan biaya pembangunan beserta sumbernya, serta pemilihan instansi pelaksana dan waktu pelaksanaan program pembangunan.

2) Penetapan peraturan zonasi, ketentuan perijinan, ketentuan insentif dan disinsentif, serta pemberian sanksi terhadap pelanggaran pemanfaatan lingkungan alamiah

7. Kebijakan dan Strategi Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten

Kebijakan

1) Pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan melalui pengawasan dan penertiban yang didasarkan kepada RTRW Kabupaten Kepulauan Talaud.

Strategi

1) Pemberian izin pemanfaatan ruang sebagai salah satu alat pengendalian pemanfaatan ruang dan merupakan kewenangan Kabupaten agar memperhatikan dan mempertimbangkan RTRW Kabupaten Kepulauan Talaud.

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

Kebijakan

1) Pengembangan perdagangan dan industri dengan mengutamakan pengembangan industri daerah berbasis sumber daya lokal yang dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah relatif besar seperti pertanian,

2) perikanan, dan kelautan, pariwisata, dan sumber daya alam lainnya yang memiliki potensi pengembangan ekspor

(23)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

3) Mengarahkan pengembangan industri daerah berorientasi nilai tambah seperti industri produk turunan kelapa, pala, industri produk turunan hasil laut seperti ikan layang, tongkol abu-abu, cakalang, dan industri kerajinan rakyat 4) Menciptakan kondisi daerah yang berdaya saing, memiliki nuansa yang

proinvestasi dan bisnis, pro-lingkungan melalui penataan institusi, sistem, dan prosedur yang transparan serta regulasi-regulasi investasi di daerah

5) Mendorong dan melibatkan Pemerintah Pusat dan Provinsi untuk secara langsung membantu dalam bentuk asset dan/atau modal serta mendukung pihak swasta dalam mengelola kegiatan-kegiatan investasi strategis bagi masyarakat di Kabupaten Kepulauan Talaud

6) Mendorong pemerintah Pusat dan Provinsi untuk menfasilitasi dan membantu bisnis yang masih dihadapkan dengan kendala-kendala internal dan eksternal seperti manajemen, teknologi, modal kerja, informasi, pemasaran, dan ketenagakerjaan

Strategi

1) Pengembangan UKM dan Koperasi

2) Peningkatan dan Perbaikan pengelolaan sumber keuangan daerah

3) Mengembangkan praktek-praktek budidaya pertanian dengan menggunakan teknik seperti pola terasering dan usaha non pertanian yang ramah lingkungan dan sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan sebagai bagian dari upaya mempertahankan daya dukung lingkungan

4) Pengembangan usaha pertanian dengan pendekatan kewilayahan terpadu dengan konsep pengembangan agribisnis

5) Memanfaatkan hasil hutan dan jasa lingkungannya secara optimal

6) Pengembangan sektor pariwisata yang meliputi pengembangan dan pengelolaan objek-objek wisata secara lebih profesional dengan menerapkan pembangunan pariwisata berkelanjutan, bersinergi, dan terintegrasi sebagai salah satu penggerak utama ekonomi daerah

7) Meningkatkan manfaat pertambangan dan nilai tambahnya

8) Memanfaatkan dan mengelola ruang kawasan jasa dan perdagangan secara efektif untuk mencapai keuntungan signifikan

9) Membuka keluasaan masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan usaha serta menarik pasar dari kawasan / kabupaten di sekitar Kabupaten Kepulauan Talaud.

(24)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

10) Pengembangan usaha industri pertanian dengan pendekatan kewilayahan terpadu dengan konsep pengembangan agribisnis, agroteknologi serta agroriset.

11) Pengembangan pelayanan pendidikan tinggi dengan membangun Politeknik ataupun sekolah tinggi Pertanian untuk mendapatkan sumber daya manusia berdaya saing unggulan dan akan menghasilkan penambahan aset modal sumber daya manusia dimasa mendatang.

12) Pengembangan pelayanan kesehatan pada tingkatan Rumah Sakit Tipe B sebagai rujukan bagi kawasan kabupaten/kota di sekitarnya.

2.5 Sosial dan Budaya

Fasilitas pendidikan di Kabupaten Kepulauan Talaud saat ini telah tersedia hampir disetiap ibukota kecamatan bahkan didalam tata ruang wilayah telah ditetapkan salah-satu wilyah yaitu Kecamatan Beo sebagai kawasan pendidikan, dimana pada saat ini telah berdiri perguruan tinggi, “Community College of Talaud” sebagai bakal universitas di Kabupaten Kepulauan Talaud. Yang menjadi kendala adalah ketersediaan tenaga pengajar disetiap wilayah apalagi di wilayah-wilayah terpencil dan pulau-pulau terluar. Di bawah ini adalah sebaran sektor/ fasilitas pendidikan disetiap kecamatan. Tabel 2.9 Fasilitas Pendidikan yang tersedia di Kabupaten Kepulauan Talaud

Sumber : Talaud Dalam Angka 2012

NO KECAMATAN TK SD SLTP SLTA PT 1 KABARUAN 7 10 4 1 2 DAMAU 6 9 2 2 3 LIRUNG 6 6 2 2 4 SALIBABU 5 6 2 1 5 KALONGAN 3 3 1 0 6 MORONGE 3 3 1 0 7 MELONGUANE 6 7 3 3 8 MELONGUANE TIMUR 2 4 1 0 9 BEO 3 6 2 2 1 10 BEO UTARA 5 7 1 0 11 BEO SELATAN 4 6 2 1 12 RAINIS 7 9 3 1 13 TAMPAN' AMMA 7 7 4 1 14 PULUTAN 2 3 1 1 15 ESSANG 3 5 2 1 16 ESSANG SELATAN 5 5 2 2 17 GEMEH 10 11 3 1 18 NANUSA 5 7 3 1 19 MIANGAS 1 1 1 1 19 JUMLAH 90 115 40 21 1

(25)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

Kemiskinan

Persoalan kemiskinan sudah menjadi permasahan yang hampir tidak dapat di uraikan penyebabnya karena kompleksitasnya yang multidimensional. Berbagai upaya pembangunan disegala bidang telah dilaksanakan untuk mengurangi tingkat kemiskinan. Upaya yang dilakukan secara berkelanjutan adalah membangun dan mengembangkan sarana dan prasarana dasar disamping pembangunan ekonomi. Jumlah KK miskin di Kabupaten Kepulaun Talaud masih sebanyak 8885 KK yang tersebar diseluruh kecamatan, dapat dilihat pada (tabel 2.5.1.)

Tabel 2.10 Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan

NO KECAMATAN RUMAH TANGGA INDIVIDU

1 KABARUAN 617 2455 2 DAMAU 437 1758 3 LIRUNG 484 2297 4 SALIBABU 423 1790 5 KALONGAN 335 1420 6 MORONGE 133 602 7 MELONGUANE 598 2652 8 MELONGUANE TIMUR 477 1920 9 BEO 541 2496 10 BEO UTARA 569 2513 11 BEO SELATAN 472 2151 12 RAINIS 692 3156 13 TAMPAN' AMMA 831 3454 14 PULUTAN 344 1296 15 ESSANG 346 1516 16 ESSANG SELATAN 355 1704 17 GEMEH 785 3375 18 NANUSA 385 1751 19 MIANGAS 61 338 JUMLAH 8.885 38.644

Sumber : Talaud Dalam Angka 2012

Tabel. 2.17 Jumlah Rumah Per Kecamatan ( data tidak tersedia)

NO KECAMATAN JUMLAH RUMAH

1 KABARUAN 2 DAMAU 3 LIRUNG 4 SALIBABU 5 KALONGAN 6 MORONGE 7 MELONGUANE 8 MELONGUANE TIMUR 9 BEO 10 BEO UTARA 11 BEO SELATAN 12 RAINIS

(26)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

13 TAMPAN' AMMA 14 PULUTAN 15 ESSANG 16 ESSANG SELATAN 17 GEMEH 18 NANUSA 19 MIANGAS JUMLAH

(27)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah

(28)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

(29)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

(30)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

(31)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

Gambar 2.10 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Pengelolaan, Keuangan dan Aset Daerah

(32)

BAB 2 BUKU PUTIH SANITASI

2013

Gambar

Tabel 2.2:  Nama, Luas Wilayah per-Kecamatan dan Jumlah Kelurahan
Tabel 2.3 Jumlah penduduk dan kepadatannya 3 - 5 tahun terakhir
Tabel 2.4:  Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Tabel 2.5  Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Kepulauan Talaud
+7

Referensi

Dokumen terkait

saham adalah positif, artinya jika suku bunga naik maka return saham juga akan meningkat dan demk ian pula sebaliknya. Apabila tingkat suku bunga deposito mengalami kenaikan

Miftahul huda Timur jang Jang Kangayan Sumenep - Bahasa Indonesia. 448 MOHAMMAD WARDI, S.Pd - MTs Al Wathoniyah Jl Katapang kolo-kolo

Dengan terbentuknya Kota Gunungsitoli sebagai daerah otonom, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berkewajiban membantu dan memfasilitasi terbentuknya Kelembagaan

Sequence diagram menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan oleh admin dan konsumen dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use case interaksi terjadi

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan dengan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pemberian izin belajar,

(5) Dilengkapi alat pencegah lori keluar rel seperti rel pelindung (guard rail ). Karena penggunaan bersama man belt di level dan sumuran miring, waktu yang diperlukan sekali jalan

Setelah campuran coba yang dikoreksi menghasilkan Setelah campuran coba yang dikoreksi menghasilkan kelecakan dan mutu yang diinginkan, benda-benda uji harus

Jika calon perawat khusus lansia EPA mengubah status izin tinggal menjadi “aktivitas khusus” (misalnya mempunyai pasangan orang Jepang) dan ingin mengikuti ujian nasional