Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 9
BAB 2
GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1 Kondisi Geografis
2.1.1 Luas dan Letak Geografis
Tabel 2.1
Letak Geografis Kabupaten Kapuas Hulu
GARIS BUJUR GARIS LINTANG
1110 31’ 38’ BT 00 4’ 37’ LU 1140 12’ 5’ BT 10 35’ 21’ LU
Sumber : Bappeda Kabupaten Kapuas Hulu
Kabupaten Kapuas Hulu merupakan kabupaten terluas kedua (setelah Kabupaten Ketapang) di Kalimantan Barat. Luas Kabupaten Kapuas Hulu seluruhnya adalah 31.162 km2, setara dengan 20,33% dari luas Kalimantan Barat secara keseluruhan yang mencapai 146.807 km2. Dari 23 kecamatan yang ada pada akhir tahun 2012, Kecamatan Putussibau Utara, Putussibau Selatan dan Embaloh Hulu merupakan tiga kecamatan yang memiliki luas wilayah terbesar dengan luas masing-masing 4.521,86 km2, 6.352,33 km2 dan 3.560,00 km2 atau setara dengan 14,51% , 20,38% dan 11,42% dari luas Kabupaten Kapuas Hulu. Sedangkan Kecamatan Pengkadan dan Puring Kencana merupakan 2 kecamatan dengan luas wilayah terkecil dimana luas masing-masing wilayah kecamatan tersebut kurang dari 500 km2 atau kurang dari 1,5% luas.
Secara umum letak Kabupaten Kapuas Hulu memanjang dari arah Barat ke Timur, dengan jarak tempuh terpanjang ±240 Km dan melebar dari Utara ke Selatan ±126,70 Km serta merupakan Kabupaten paling Timur di Propinsi Kalimantan Barat. Jarak tempuh dari Ibukota Propinsi adalah ±657 Km melalui jalan darat, ±842 Km melalui jalur aliran Sungai Kapuas dan ± 1,5 jam penerbangan udara.
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 10 Secara administrasi batas-batas wilayah Kabupaten Kapuas Hulu adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara wilayah ini berbatasan dengan Negara Bagian Sarawak (Malaysia Timur);
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur;
c. Sebelah Barat dengan Kabupaten Kabupaten Sintang;
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sintang dan Provinsi Kalimantan Tengah.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada peta administrasi kabupaten Kapuas Hulu sebagai berikut ;
Gambar 2.1
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 11 Posisi geografis Kabupaten Kapuas Hulu ini merupakan posisi yang penting terutama dikaitkan dengan pengendalian tata air di Provinsi Kalimantan Barat, karena wilayah ini merupakan hulu dari sungai Kapuas yang alirannya melalui hampir semua kabupaten/ kota di Kalimantan Barat (kecuali Kabupaten Ketapang) dan bermuara di Pantai Barat Kalimantan Barat. Luas Kabupaten Kapuas Hulu dirinci perkecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2
Luas Wilayah Kabupaten Kapuas Hulu Dirinci Perkecamatan
NO KECAMATAN IBU KOTA LUAS
Km2 (%)
1 Putussibau Utara Putussibau 4.521,86 14,51
2 Putussibau Selatan Kedamin 6.352,33 20,38
3 Bika Bika 531,00 1,70
4 Kalis Nanga Kalis 1.519,58 4,88
5 Mentebah Mentebah 571,66 1,83
6 Boyan Tanjung Boyan Tanjung 770,26 2,47
7 Pengkadan Menendang 312,60 1,00
8 Hulu Gurung Tepuai 445,24 1,43
9 Seberuang Sejiram 535,80 1,72
10 Semitau Semitau 790,32 2,54
11 Suhaid Nanga Suhaid 442,91 1,42
12 Selimbau Selimbau 1.201,28 3,85
13 Jongkong Jongkong 589,79 1,89
14 Bunut Hilir Nanga Bunut 788,16 2,53
15 Bunut Hulu Nanga Suruk 1.739,93 5,58 16 Embaloh Hilir Nanga Embaloh 688,31 2.21 17 Embaloh Hulu Benua Martinus 3.560,00 11,42
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 12
Sumber : Bappeda Kabupaten Kapuas Hulu
Berdasarkan Tabel 2.2 dapat dilihat bahwa wilayah terluas adalah wilayah Kecamatan Putussibau Selatan yaitu 20,38 % dari luas total Kabupaten Kapuas Hulu. selanjutnya diikuti oleh Kecamatan Putussibau Utara yang luasnya 4.521,86 Km2 atau 14,51% dari luas kabupaten. sedangkan untuk luas kecamatan yang terkecil adalah Kecamatan Puring Kencana dengan luas 295,06 km2 atau 0,95% dari luas total kabupaten Kapuas Hulu.
Tabel 2.3
Batas Wilayah Administrasi Kabupaten Kapuas Hulu Dirinci Perkecamatan
NO KECAMATAN TIMUR BARAT UTARA SELATAN
1 Putussibau Utara Kec. Putussibau Selatan Kec. Embaloh Hilir dan Embaloh Hulu Negara Bagian Malaysia (Serawak) Kec. Putussibau Selatan 2 Putussibau Selatan Negara Bagian Malaysia (Serawak)
Kec. Bika Kec.
Putussibau Utara Kec. Kalis 3 Bika Kec. Putussibau Selatan Kec. Bunut Hilir Kec. Embaloh Hilir Kec. Kalis 4 Kalis Propinsi Kalimantan Timur
Kec. Bika Kec.
Putussibau Selatan
Kec. Bunut Hulu
19 Badau Badau 585,63 1,88
20 Empanang Nanga Kantuk 626,28 2,01
21 Puring Kencana Sungai Antu 295,06 0,95
22 Silat Hilir Nanga Silat 895,02 2,87
23 Silat Hulu Nanga Dangkan 997,80 3,20
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 13 5 Mentebah Kec. Kalis Kec. Bunut
Hulu Kec. Bika dan Bunut Hilir Kabupaten Sintang 6 Boyan Tanjung Kec. Bunut
Hulu Kec. Hulu Gurung Kec. Bunut Hilir dan Jongkong Kec. Bunut Hulu dan Hulu Gurung 7 Pengkadan Kec. Boyan
Tanjung Kec. Jongkong dan Hulu Gurung Kec. Jongkong Kec. Hulu Gurung
8 Hulu Gurung Kec. Boyan Tanjung Kec. Seberuang dan Kec. Selimbau Kec. Jongkong dan Pengkadan Kec. Silat Hulu
9 Seberuang Kec. Hulu Gurung Kec. Silat Hilir Kec. Semitau Kec. Semitau 10 Semitau Kec. Suhaid Kec. Silat
Hilir dan Ketungau Tengah (Kab. Sintang) Kec. Empanang Kec. Seberuang 11 Suhaid Kec. Selimbau Kec. Semitau
Kec. Badau Kec.
Seberuang 12 Selimbau Kec.
Jongkong
Kec. Suhaid Kec. Batang Lupar
Kec. Hulu Gurung 13 Jongkong Kec. Bunut
Hilir danBoyan Tanjung Kec. Selimbau Kec. Batang Lupar Kec. Pengkadan
14 Bunut Hilir Kec. Embaloh Hilir, Boyan Tanjung, Bika, dan Mentebah Kec. Jongkong Kec. Batang Lupar Embaloh Hulu Kec. Boyan Tanjung dan Pengkadan
15 Bunut Hulu Kec. Ambalau Kab. Sintang Kec. Boyan Tanjung Kec. Boyan Tanjung Kec. Mentebah dan Kalis 16 Embaloh Hilir Kec. Bika Kec. Bunut
Hilir Kec. Embaloh Hulu Kec. Bunut Hulu 17 Embaloh Hulu Kec. Embaloh
Hilir Kec. Batang Lupar Serawak (Malaysia Timur) Kec. Embaloh Hilir
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 14 18 Batang Lupar Kec. Embaloh
Hulu dan Embaloh Hilir
Kec. Badau Serawak (Malaysia Timur) Kec. Selimbau, Jongkong, Bunut Hilir 19 Badau Kec. Batang
Lupar Kec. Empanang dan Puring Kencana Serawak (Malaysia Timur) Kec. Suhaid dan Selimbau 20 Empanang Kec. Badau Kec.
Ketungau Tengah Kab. Sintang Kec. Puring Kencana Kec. Semitau 21 Puring Kencana
Kec. Badau Kec. Ketungau Tengah Kab. Sintang Serawak (Malaysia Timur) Kec. Empanang
22 Silat Hilir Kec. Semitau, Seberuang, Silat Hulu
Kab. Sintang Kec. Semitau
Kabupaten Sintang 23 Silat Hulu Kec. Silat Hilir
dan Bunut Hilir Kec. Silat Hilir Kec. Seberuang Kec. Kayan Hulu dan Kayan Hilir Kabupaten Sintang Kabupaten Kapuas Hulu Propinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah Kabupaten Sintang Serawak (Malaysia Timur) Propinsi Kalimantan Tengah dan Kabupaten Sintang
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 15 Gambar 2.2
Peta Administrasi per Kecamatan Kabupaten Kapuas Hulu
2.1.2 Topografi
Secara umum Kabupaten Kapuas Hulu merupakan daerah dataran rendah serta daerah danau dan rawa yang berair. Kabupaten Kapuas Hulu terdapat beberapa aliran sungai yang memanjang hingga ke timur Provinsi Kalimantan Barat seperti Sungai Kapuas yang memiliki beberapa anak sungai yang berada di Kabupaten Kapuas Hulu diantaranya seperti Sungai Embaloh yang berhulu di bagian utara dan Sungai Mandai. Selain itu terdapat 8 anak sungai lainnya yang penting, dimana peranannya sangat berpengaruh dalam memenuhi kebutuhan akomodasi transportasi penumpang dan barang dari kabupaten ke kota kecamatan. Dataran-dataran di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kapuas Hulu ini dianggap sebagai suatu zona sumber batu bara dan minyak bumi. Pertanian yang agak menetap dilakukan secara intensif di dataran-dataran sungai yang sempit, sedangkan peladang yang
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 16 biasa berpindah-pindah telah mempengaruhi banyak dataran pinggiran Daerah Aliran Sungai ini.
Kabupaten Kapuas Hulu merupakan daerah yang sering mengalami banjir musiman, dengan ketinggian banjir dapat mencapai 2 meter bahkan lebih. Morfologi Kapuas Hulu umumnya berbentuk wajan (kuali) yang terdiri dari dataran rendah atau cekungan yang terendam air serta daerah danau rawa-rawa yang berair cukup dalam. Dataran rendah di Kapuas Hulu berada pada ketinggian 31-46 mdpl. Pada dataran rendah ini biasanya terdapat Ibukota Kecamatan yang penduduknya relatif ramai, Sedangkan pada dataran tinggi/kemiringan umumnya terdapat rawa-rawa yang memanjang tetapi sempit dan dikelilingi oleh bukit-bukit kecil. Dataran ini termasuk kategori yang biasa digenangi air pada waktu-waktu tertentu, terutama pada saat curah hujan yang cukup tinggi. Dataran tinggi/kemiringan ini terletak pada ketinggian 4.761 mdpl.
Sebagian besar wilayah Kapuas Hulu memiliki ketinggian antara 25 sampai 500 meter, sehingga tanaman yang banyak tumbuh di wilayah ini adalah tanaman-tanaman dataran rendah tropis dan sub tropis. Sebagian besar daerah dengan ketinggian di atas 500 meter berupa pegunungan yang terletak di sebelah Utara dan bagian paling Timur Kabupaten Kapuas Hulu yang melingkar sampai ke Pengunungan Muller dekat perbatasan dengan Kalimantan Tengah. Daerah-daerah lembah dan lereng Pegunungan Kapuas Hulu dan Pegunungan Muller umumnya memiliki ketinggian antara 100-500 meter. Sebagian kecil daerah perbukitan di sebelah Utara dan Timur gugusan Danau Luar di Kecamatan Batang Lupar juga memiliki ketinggian antara 100-500 meter.
Wilayah Kabupaten Kapuas Hulu keadaan topografinya bervariasi dari sistem dataran alluvial, perbukitan sampai pegunungan. Bentuk permukaan lahan datar seluas 798.240 Ha dengan kemiringan 0% - 2% umumnya berada di wilayah dataran rawa daerah aliran Sungai Kapuas, sedangkan lahan yang tersebar di daerah-daerah kaki perbukitan di Kecamatan Selimbau, Badau, Kecamatan Batang Lupar, Embau bagian Selatan, dan Empanang bagian
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 17 Utara. mempunyai kemiringan 2% - 15%. Sementara daerah kaki Pegunungan Muller dan Pegunungan Kapuas Hulu serta di lembah Sungai Embaloh, Manday, Sibau dan lain-lain yang merupakan daerah sisanya mempunyai kemiringan 15% - 40%.
2.1.3 Klimatologi
Menurut sistem Koppen, iklim di Kapuas Hulu dikelompokan sebagai “Afaw”, yaitu iklim isothermal hujan tropic dengan musim kemarau yang panas (suhu rata-rata dalam bulan terpanas lebih tinggi dari 22 derajat dan dengan maksimum curah hujan ganda). Curah hujan rata-rata pertahun umumnya berkisar antara 3500 sampai 4500 mm per tahun. Wilayah dengan curah hujan dibawah 3500 mm per tahun terdapat di wilayah aliran sungai Kapuas Hulu memanjang dari perbatasan Sintang – Kapuas Hulu ke arah timur melintasi gugusan Danau Belida, Sentarum dan lain-lain sampai pada daerah hilir sungai Embaloh. Sedangkan curah hujan di atas 4500 mm per tahun terjadi di daerah yang sangat sempit di perbatasan Kapuas Hulu dengan Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Wilayah Kapuas Hulu sebagian besar memiliki 10 sampai 12 bulan basah (rata – rata curah hujan per bulan > 200 mm) per tahun tanpa ada bulan kering. Daerah dengan bulan basah kurang dari 11 hanya meliputi sebagian kecil daerah aliran sungai Kapuas Hulu memanjang dari hilir sungai Embaloh sampai ke perbatasan Kabupaten Sintang menyusuri sebelah Timur Sungai Bunut.
2.1.3.1 Musim
Di Kapuas Hulu hanya dikenal dua musim saja, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan juni sampai dengan bulan September. Sedangkan musim penghujan biasa terjadi pada bulan Desember sampai bulan Maret. Keadaan ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April – Mei dan Oktober – November.
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 18 2.1.3.2 Suhu dan Kelembaban Udara
Kabupaten Kapuas Hulu merupakan salah satu daerah yang mempunyai suhu rata-rata paling tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia, karena matahari terus menerus di atas kawasan khatulistiwa sehingga kawasan tersebut banyak menerima sinaran. Perubahan harian sangat kelihatan dan menjadi ciri khas kawasan ini. Suhu udara mencapai maksimum sekitar atau beberapa waktu setelah matahari mencapai titik tertinggi (kulminasi) atau diantara pukul 12.00 – 15.00 waktu setempat yang dapat mencapai 34,00 C sampai dengan 35,00 C sedangkan suhu terendah terjadi berkisar pada pagi hari antara pukul 04.00 – 05.00 yang dapat mencapai 21.00 C – 22,00 C.
2.1.3.3 Curah Hujan
Salah satu unsur iklim yang sangat penting dibandingkan unsur iklim lainnya adalah curah hujan, karena menurut keadaan yang sebenarnya hujan di suatu tempat dengan tempat lainnya dalam kurun waktu tertentu tidak mempunyai nilai yang sama. Jumlah curah hujan adalah ukuran jumlah curahan air yang turun/keluar dari awan yang mencapai bumi dinyatakan dengan mm (milimeter), jumlah curah hujan 1 mm adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar tidak meresap, tidak menguap, tidak mengalir artinya pada setiap 1 m2 lapisan tanah dengan jumlah curah hujan 1 mm mempunyai volume 1 liter.
Jumlah curah hujan di Kabupaten Kapuas Hulu cukup tinggi dalam satu tahun berkisar antara 3300 mm sampai 5000 mm dengan jumlah hari hujan antara 240 - 260 pertahun dan jumlah curah hujan maksimum dapat terjadi berkisar antara 29 – 124 mm/hari.
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 19 Tabel 2.4
Jumlah Curah Hujan, Jumlah Hari Hujan, dan Curah Hujan Maksimum Di Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2012
(Keadaan 31 Oktober 2012) BULAN JUMLAH CURAH HUJAN (mm) JUMLAH HARI HUJAN CURAH HUJAN MAX (mm/hari) Januari 177,7 23 29,5 Pebruari 464,9 24 74,0 Maret 668,6 26 124,0 April 326,9 23 77,0 Mei 185,5 20 47,5 Juni 146,2 11 35,0 Juli 326,4 23 93,0 Agustus 395,9 17 98,5 September 188,8 15 92,0 Oktober 419,6 26 96,0
Sumber : badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Putussibau
Curah hujan yang cukup besar di Kapuas Hulu menyebabkan proses pencucian tanah berjalan dengan cepat disamping banjir musiman yang sering melanda daerah sepanjang Sungai Kapuas yang lamanya antara 1/3 sampai 6 bulan. Bila air sungai menjadi surut pada musim kemarau, maka terjadi pendangkalan alur-alur sungai dan akibatnya transportasi menjadi terhambat, terutama daerah pedalaman yang sungai-sungainya menjadi urat nadi perhubungan dari dan ke ibu kota Kabupaten.
2.1.4 Hidrologi
Pola Drainase Kabupaten Kapuas Hulu didominasi oleh Sungai Kapuas yang mengalir dari wilayah pegunungan Kapuas Hulu di bagian
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 20 tengah Provinsi Kalimantan Barat. Sungai ini merupakan sungai terpanjang di Indonesia dan memiliki puluhan anak sungai, diantaranya yang terpenting yang berada di Kabupaten Kapuas Hulu adalah Sungai Embaloh dengan panjang 168 KM yang berhulu di Pegunungan Kapuas Hulu Bagian Utara dekat dengan Gunung Lawit, Sungai Manday sepanjang 140 km yang mengalir dari pegunungan Muller. Selain itu ada delapan anak sungai Kapuas lainnya yang juga sangat penting peranannya dalam memenuhi kebutuhan transportasi barang dan penumpang dari ibukota Kabupaten ke kota-kota Kecamatan di pedalaman dan sebaliknya.
Selain sungai, pola perairan di Kabupaten Kapuas Hulu juga diwarnai dengan banyaknya danau depresi di daerah-daerah pelembahan (basin) dan danau oxbow di daerah-daerah meander sungai. Danau–danau ini terutama danau depresi merupakan sumber penghasilan yang cukup potensial bagi penduduk di beberapa kecamatan seperti kecamatan Selimbau, Semitau, Batang Lupar , Embaloh hilir, Bunut Hilir, Jongkong dan Badau. Keberadaan Danau tersebut sangat membantu penduduk dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Dari keberadaan danau-danau tersebut terdapat Danau Sentarum yang memiliki nilai strategis dan fungsi esential bagi DAS kapuas. Dengan fungsi utama dari Danau Sentarum yaitu fungsi hidrologi dan kekayaan biodiversiti.
Tabel 2.5
Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten/Kota
No Kecamatan Sub-Sub / Nama DAS Luas (Ha)
1 Silat Hilir Balau 2.737
Belimbing 14 Dugan-Setunggul-Muntik 3.700 Jentu-Rukam 2.062 Kenapi 919 Kesak 59 Ketungau 4.692 Lebang 146
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 21 Marang 3.002 Melawi 1.519 Nn18 290 Seberuang 127 Semban 5.223 Sentabi 10.452 Silat 41.463 Tekam 7.347 Tempelak 2.496 Tenggurun 2.235
2 Silat Hulu Bunut 144
Embau 130
Melawi 5.908
Seberuang 858
Silat 93.429
3 Hulu Gurung Bunut 24
Embau 31.180
Seberuang 860
Silat 515
Suhaid-Selimbau 9.363
4 Bunut Hulu Bunut 156.549
Melawi 2.195 5 Mentebah Bunut 61.238 Mandai 16.133 Melawi 532 6 Bika Bika 5.919 Bunut 4.229 Mandai 35.651 Pulin-Seluwan-Suwai 8.676 7 Kalis Bunut 2.024 Keriyau 932 Mandai 227.692 Melawi 367 Menuki-Hatung 111
8 Putussibau Selatan Bika 6.295
Bungan 104.485 Engkidu-Mentaru-Balan-Sulung 10.425 Kapuas Koheng 217.962 Keriyau 159.628 Lepung-Mensikai-Matang 38.079 Mandai 17.610 Mejuwal-Mentilan-Seranai 56.046 Mendalam 7.101 Menuki-Hatung 22.556 Pulin-Seluwan-Suwai 393
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 22
9 Embaloh Hilir Bunut 7.518
Embaloh 13.642
Pulin-seluwan-suwai 147.247
Sibau 10.476
Tawang-Gundal-Sentarum 7.502
10 Bunut Hilir Bunut 46.041
Mandai 715
Pemian-D. Selegan 17.598
Tawang-Gundul-Sentarum 16.560
11 Boyan Tanjung Bunut 69.660
Embau 1.571 Melawi 156 Pemian-D.Selegan 2.244 Silat 731 12 Pengkadan Bunut 4.315 Embau 30.586 Pemian-D.Selegan 1.046 Suhaid-Selimbau 552 13. Jongkong Embau 8.967 Pemian-D.Selegan 24.382 Suhaid-Selimbau 1.418 Tawang-Gundul-Sentarum 18.980 14 Selimbau Embau 2.637 Suhaid-Selimbau 29.885 Tawang-Gundul-Sentarum 69.800 15 Suhaid Marsedan-Kenerak-Senebah 3.108 Seberuang 210 Suhaid-Selimbau 16.140 Tawang-Gundul-Sentarum 26.561 16 Seberuang Marang 701 Marsedan-Kenerak-Senebah 468 Seberuang 43.170 Silat 1.624 Suhaid-Selimbau 4.907 17 Semitau Jentu-Rukam 4.229 Kenapai 30.119 Ketungau 2.108 Lemedak 3.888 Marsedan-Kenerak-Senebah 9.173 Pengumpang-Bakul-Riuk-Marsilan 3.589 Rikat 592 Seberuang 2.415 Suhaid-Selimbau 74 Tawang-Gundal-Sentarum 19.137
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 23
18 Empanang Ketungau 1.398
Tawang-Gundal-Sentarum 35.980
19 Puring Kencana Ketungau 2.143
Tawang-Gundal-Sentarum 20.983
20 Badau Tawang-Gundal-Sentarum 72.632
21 Batang Lupar Tawang-Gundal-Sentarum 149.421
22 Embaloh Hulu Embaloh 320.177
Pulin-Seluwan-Suwai 28.613
Sibau 1.152
Tawang-Gundul-Sentarum 14.659
23 Putussibau Utara Bika 148
Embaloh 563 Engkidu-Mentaru-Balang-Sulung 13.815 Kapuas Koheng 427 Mejuwal-Mentilan-Seranai 649 Mendalam 167.280 Pulin-Seluan-Suwai 8.430 Sibau 157.697
Kapuas Hulu Total 3.096.340
Sumber : BPDAS Kapuas 2012
Gambar 2.3
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 24 2.2 Demografi
2.2.1 Jumlah Penduduk
Berdasarkan akumulasi data pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu, diperoleh jumlah penduduk Kabupaten Kapuas Hulu per 31 Oktober 2012 sebanyak 252.328 jiwa terdiri dari 126.031 jiwa laki-laki dan 126.297 jiwa perempuan serta jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 72.981 KK, sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.6
Jumlah Penduduk di Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2012 (keadaan per 31 Oktober 2012)
NO KECAMATAN PENDUDUK KK
Laki Perempuan Jumlah
1 Putussibau Utara 11.853 16.813 28.666 11.278 2 Putussibau Selatan 10.026 9.271 19.297 5.098 3 Bika 2.314 2.192 4.506 1.253 4 Kalis 7.296 7.049 14.345 3.644 5 Mentebah 5.782 5.366 11.148 2.719 6 Boyan Tanjung 6.930 6.588 13.518 3.628 7 Pengkadan 4.556 4.546 9.102 2.652 8 Hulu Gurung 6.980 6.826 13.806 3.962 9 Seberuang 5.713 5.435 11.148 2.972 10 Semitau 4.431 4.292 8.723 2.390 11 Suhaid 4.754 4.544 9.298 2.639 12 Selimbau 7.318 7.091 14.409 4.347 13 Jongkong 5.518 5.546 11.064 3.288 14 Bunut Hilir 4.633 4.564 9.197 2.498 15 Bunut Hulu 7.512 7.565 15.077 3.814 16 Embaloh Hilir 3.008 2.842 5.850 1.672 17 Embaloh Hulu 2.905 2.787 5.692 1.550 18 Batang Lupar 2.916 2.791 5.707 1.583 19 Badau 3.382 3.013 6.395 1.985 20 Empanang 1.654 1.599 3.253 903 21 Puring Kencana 1.256 1.246 2.502 680 22 Silat Hilir 9.311 8.777 18.088 5.276 23 Silat Hulu 5.983 5.554 11.537 3.150 JUMLAH 126.031 126.297 252.328 72.981
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 25 Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu daerah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah atau negara di masa yang akan datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk, tidak hanya di bidang sosial dan ekonomi, tetapi juga di bidang infrastruktur dan politik. Akan tetapi, prediksi jumlah penduduk dengan cara seperti ini belum dapat menunjukkan karakteristik penduduk di masa yang akan datang. Untuk itu, diperlukan proyeksi penduduk yang menjadi acuan didalam merencanakan pembangunan kedepan terkait dengan perkembangan pembangunan yang berjalan secara berkelanjutan. Dari data bahwa pertumbuhan penduduk Kabupaten Kapuas Hulu memiliki kecenderungan yang meningkat untuk itu perlu penanganan yang serius didalam merencanakan setiap pembangunan terutama di sektor sanitasi.
2.2.2 Kepadatan Penduduk dan Perkembangan Penduduk
Kepadatan penduduk memperlihatkan jumlah penduduk yang menempati setiap satuan luas wilayah. Karena itulah kepadatan penduduk dihitung dengan cara membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal. Satuan yang digunakan adalah satuan jumlah penduduk/luas daerah, misalnya jiwa/km2.
Tabel 2.7
Kepadatan Penduduk di Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2012 (keadaan per 31 Oktober 2012)
NO KECAMATAN (km2) LUAS PENDUDUK JUMLAH KEPADATAN PENDUDUK per km2 1 Putussibau Utara 4.521,86 28.666 6,34 2 Putussibau Selatan 6.352,33 19.297 3,04 3 Bika 531,00 4.506 8,48 4 Kalis 2.519,58 14.345 5,69 5 Mentebah 571,66 11.148 19,50 6 Boyan Tanjung 770,26 13.518 17,55 7 Pengkadan 312,60 9.102 29,12
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 26
Sumber : BPS Kabupaten Kapuas Hulu, dan Kompilasi data Kecamatan, diolah.
Kepadatan penduduk didapat dari perbandingan jumlah penduduk dibagi luas wilayah. Dari perbandingan yang dapat di lihat pada Tabel 2.7 di atas bahwa tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Kapuas Hulu adalah sebesar 8,10 , artinya setiap 1 km2 di Kabupaten Kapuas Hulu terdapat sekitar 8 jiwa penduduk. Kecamatan yang memiliki tingkat kepadatan penduduk paling tinggi adalah Kecamatan Hulu Gurung yaitu sebesar 31,07 artinya setiap 1 km2 di Kecamatan Hulu Gurung terdapat sekitar 31 jiwa penduduk, sedangkan kecamatan yang memiliki tingkat kepadatan penduduk paling rendah adalah Kecamatan Embaloh Hulu yaitu sebesar 1,60 artinya setiap 1 km2 di Kecamatan Embaloh Hulu terdapat sekitar 2 jiwa penduduk.
Tabel 2.8
Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2012
(keadaan per 31 Oktober 2012)
TAHUN JUMLAH PENDUDUK PERTUMBUHAN
2006 210.856 1,63 % 2007 216.918 2,87 % 8 Hulu Gurung 445,24 13.806 31,07 9 Seberuang 535,80 11.148 20,81 10 Semitau 790,32 8.723 11,04 11 Suhaid 442,91 9.289 20,97 12 Selimbau 1.201,28 14.409 11,98 13 Jongkong 589,79 11.064 18,75 14 Bunut Hilir 788,16 9.197 11,67 15 Bunut Hulu 1.739,93 15.077 8,67 16 Embaloh Hilir 688,31 5.850 8,50 17 Embaloh Hulu 3.560,00 5.692 1,60 18 Batang Lupar 1.401,18 5.707 4,07 19 Badau 585,63 6.395 10,92 20 Empanang 626,28 3.253 5,19 21 Puring Kencana 295,06 2.502 8,48 22 Silat Hilir 895,02 18.088 20,21 23 Silat Hulu 997,80 11.537 11,56 JUMLAH 31.162,00 252.328 8,10
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 27 2008 225.892 4,14 % 2009 232.100 2,75 % 2010 235.431 1,44 % 2011 247.306 5,04 % 2012 252.328 2,03 %
Tingkat pertumbuhan penduduk di Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2006 – 2012 dapat dilihat pada Tabel 3.3 di atas. Dimana rata-rata pertumbuhan penduduk Kabupaten Kapuas Hulu per 31 Oktober 2012 adalah sebesar 2,03%, ini artinya tahun 2012 penduduk Kabupaten Kapuas Hulu bertambah sekitar 5.022 jiwa.
Pertambahan jumlah penduduk dengan estimasi peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten Kapuas Hulu sebesar 2.5 % per tahun dan periode perencanaan selama 5 tahun yang dimulai dari tahun 2013, maka jumlah penduduk Kabupaten Kapuas Hulu akan bertambah dari 252.319 jiwa di tahun 2012 dan 285.476 jiwa pada tahun 2017.
Tabel 2.9
Proyeksi Jumlah Penduduk untuk Lima Tahun Kedepan Di Kabupaten Kapaus Hulu
Penduduk PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK (Jiwa) Tahun ke --- ->
Eksisting 1 2 3 4 5 (jiwa) 2013 2014 2015 2016 2017 1 Putussibau Utara 28,666 29,383 30,117 30,870 31,642 32,433 2 Putussibau Selatan 19,297 19,779 20,274 20,781 21,300 21,833 3 Bika 4,506 4,619 4,734 4,852 4,974 5,098 4 Kalis 14,345 14,704 15,071 15,448 15,834 16,230 5 Mentebah 11,148 11,427 11,712 12,005 12,305 12,613 6 Boyan Tanjung 13,518 13,856 14,202 14,557 14,921 15,294 7 Pengkadan 9,102 9,330 9,563 9,802 10,047 10,298 8 Hulu Gurung 13,806 14,151 14,505 14,868 15,239 15,620 9 Seberuang 11,148 11,427 11,712 12,005 12,305 12,613 10 Semitau 8,723 8,941 9,165 9,394 9,629 9,869 11 Suhaid 9,289 9,521 9,759 10,003 10,253 10,510 12 Selimbau 14,409 14,769 15,138 15,517 15,905 16,302 13 Jongkong 11,064 11,341 11,624 11,915 12,213 12,518 14 Bunut Hilir 9,197 9,427 9,663 9,904 10,152 10,406 15 Bunut Hulu 15,077 15,454 15,840 16,236 16,642 17,058 16 Embaloh Hilir 5,850 5,996 6,146 6,300 6,457 6,619 17 Embaloh Hulu 5,692 5,834 5,980 6,130 6,283 6,440 18 Batang Lupar 5,707 5,850 5,996 6,146 6,299 6,457 19 Badau 6,395 6,555 6,719 6,887 7,059 7,235 20 Empanang 3,253 3,334 3,418 3,503 3,591 3,680 21 Puring Kencana 2,502 2,565 2,629 2,694 2,762 2,831 22 Silar Hilir 18,088 18,540 19,004 19,479 19,966 20,465 23 Silat Hulu 11,537 11,825 12,121 12,424 12,735 13,053 252,319 258,627 265,093 271,720 278,513 285,476
Periode Proyeksi : 5 tahun Pertubuhan Penduduk: 2.5 % (Diisi dari pendekatan data historis penduduk monografi desa min 5 tahun ) Kecamatan
NO
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 28 Gambar 2.4
Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Kapuas Hulu
2.2.4 Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk adalah pengelompokkan penduduk berdasarkan kriteria (ukuran) tertentu. Dasar untuk menyusun komposisi penduduk yang umum digunakan adalah jenis kelamin, kelompok umur, tingkat pendidikan, agama, tempat tinggal, dan pekerjaan. Pengelompokkan penduduk dapat digunakan untuk dasar dalam pengambilan kebijakan dan pembuatan program dalam mengatasi masalah-masalah di bidang kependudukan
A. Komposisi Menurut Jenis Kelamin
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin didasarkan atas jenis laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin menggambarkan karakteristik seseorang yang tidak berubah sejak lahir hingga meninggal. Komposisi
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 29 jenis kelamin sangat berpengaruh terhadap tingkat kelahiran. Jika sebagian besar penduduk suatu negara terdiri perempuan usia subur (15-44 tahun), maka tingkat kelahiran akan tinggi.
Adapun komposisi penduduk Kabupaten Kapuas Hulu menurut jenis kelamin disajikan dalam Tabel . Di sini terlihat bahwa selama rentang waktu 2004-2012 jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Kapuas Hulu senantiasa lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan.
Tabel 2.10
Perkembangan Komposisi Penduduk Kabupaten Kapuas Hulu (keadaan per 31 Oktober 2012)
TAHUN JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL
2004 103.124 97.528 200.652 2005 105.429 102.037 207.466 2006 107.558 103.298 210.856 2007 109.932 106.986 216.918 2008 114.866 111.026 225.892 2009 118.933 113.167 232.100 2010 120.225 115.206 235.431 2011 126.271 121.035 247.306 2012 126.031 126.297 252.328
Sumber : BPS Kabupaten Kapuas Hulu, Kompilasi data Kecamatan, diolah.
B. Komposisi Menurut Pendidikan
Komposisi penduduk menurut pendidikan dapat didasarkan pada tingkat atau jenjang pendidikan yang telah ditamatkan, mulai dari tingkat SD, SLTP, SLTA, hingga Perguruan Tinggi. Pengelompokkan penduduk menurut pendidikan ini berguna untuk menentukan besarnya tingkat pendidikan penduduk, atau dikenal dengan istilah angka partisipasi sekolah.
Angka partisipasi sekolah merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Angka tersebut memperhitungkan adanya perubahan penduduk terutama usia muda.
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 30 Ukuran yang banyak digunakan di sektor pendidikan seperti pertumbuhan jumlah murid lebih menunjukkan perubahan jumlah murid yang mampu ditampung di setiap jenjang sekolah. Sehingga, naiknya persentase jumlah murid tidak dapat diartikan sebagai semakin meningkatnya partisipasi sekolah. Kenaikan tersebut dapat pula dipengaruhi oleh semakin besarnya jumlah penduduk usia sekolah yang tidak diimbangi dengan ditambahnya infrastruktur sekolah serta peningkatan akses masuk sekolah, sehingga partisipasi sekolah seharusnya tidak berubah atau malah semakin rendah.
Tabel 2.11
Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2012
(keadaan per 31 Oktober 2012
N
o KECAMATAN
Komposisi Menurut Pendidikan Tidak Punya Ijazah SD / MI SLTP / MTs SLTA / MA SMK DIPL OMA I/II DIPL OMA III/S AR-MUD DIPL OMA IV / S1 S2, S3 BELU M ADA DATA 1 Putussibau Utara 4.903 6.358 3.506 4.318 7.751 153 388 1.260 29 0 2 Putussibau Selatan 4.370 7.555 3.094 2.179 1.343 308 134 301 13 0 3 Bika 2.058 1.286 676 330 38 15 39 12 0 52 4 Kalis 5.661 3.950 2.315 2.093 61 72 85 108 0 0 5 Mentebah 2.441 2.757 2.439 2.531 822 76 28 52 2 0 6 Boyan Tanjung 802 1.985 726 569 0 176 216 143 6 8.895 7 Pengkadan 4.483 2.668 1.097 699 0 54 25 74 2 0 8 Hulu Gurung 4.799 3.527 2.383 2.489 0 339 106 162 1 0 9 Seberuang 4.872 2.246 1.508 1.511 95 124 139 171 5 477 10 Semitau 2.355 2.133 1.007 1.384 0 106 92 177 7 1.755 11 Suhaid 1.610 1.814 792 693 16 45 85 116 2 4.122 12 Selimbau 7.410 3.614 1.582 1.261 3 82 0 240 1 216 13 Jongkong 5.198 2.733 1.288 943 268 138 64 238 8 186 14 Bunut Hilir 2.081 2.775 1.084 813 21 81 49 50 0 2.243 15 Bunut Hulu 2.231 5.608 2.753 778 17 17 37 54 1 3.581 16 Embaloh Hilir 1.066 2.157 1.394 1.148 1 18 23 43 0 0 17 Embaloh Hulu 1.897 1.606 1.061 832 140 3 42 108 3 0 18 Batang Lupar 2.844 714 666 421 15 29 12 25 2 979 19 Badau 1.846 2.173 989 791 3 50 42 75 0 426
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 31 20 Empanang 1.850 582 388 284 14 91 15 21 0 8 21 Puring Kencana 1.334 399 136 147 7 23 21 20 0 415 22 Silat Hilir 4.485 6.993 2.402 2.634 122 143 178 116 15 100 23 Silat Hulu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11.407 JUMLAH 70.596 65.633 33.286 28.848 10.737 2.061 1.820 3.556 97 34.862
Sumber: BPS Kabupaten Kapuas Hulu, Kompilasi Data Kecamatan,.
Dengan demikian, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa penduduk Kabupaten Kapuas Hulu masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan rendah.
C. Komposisi Menurut Jenis Pekerjaan
Di sektor ini, yang lebih banyak adalah disektor petani Komposisi selengkapnya dapat disimak pada Tabel dibawah ini.
Tabel 2.12
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan Di Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2012
(keadaan per 31 Oktober 2012)
No KECAMATAN JENIS PEKERJAAN Belum / Tidak Bekerja Mengur us Rumah Tangga Pelajar / Mahasis wa
PNS TNI Polri Petani
1 Putussibau Utara 4.687 4.291 6.250 1.831 430 359 4.690 2 Putussibau Selatan 2.570 2.392 5.642 486 8 20 7.002 3 Bika 624 68 766 49 1 15 2.809 4 Kalis 0 3.171 2.360 277 5 20 7.640 5 Mentebah 2.663 93 2.586 110 4 11 5.311 6 Boyan Tanjung 3.181 510 2.938 228 81 95 5.040 7 Pengkadan 2.452 1.136 1.687 186 5 10 3.178 8 Hulu Gurung 2.015 924 2.330 404 5 12 8.269 9 Seberuang 1.827 225 2.535 212 5 13 7.546 10 Semitau 1.054 545 2.335 195 140 27 3.511 11 Suhaid 174 1.181 3.679 161 6 18 1.644 12 Selimbau 2.781 2.941 2.699 291 3 15 845 13 Jongkong 659 2.976 1.016 251 5 15 2.905 14 Bunut Hilir 1.490 1.925 1.880 238 5 15 704
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 32 15 Bunut Hulu 256 4.361 4.987 212 4 16 4.639 16 Embaloh Hilir 988 875 1.298 78 4 16 1.563 17 Embaloh Hulu 1.272 86 1.019 143 4 10 2.856 18 Batang Lupar 969 1.374 1.229 127 4 15 1.242 19 Badau 1.037 1.442 1.582 30 5 11 635 20 Empanang 253 433 104 75 4 6 2.295 21 Puring Kencana 188 679 303 55 6 12 197 22 Silat Hilir 4.411 2.675 3.583 271 5 20 5.100 23 Silat Hulu 0 0 0 124 3 18 2.750 JUMLAH 35.551 34.303 52.808 6.034 722 769 87.391 Sumber : Kompilasi data kecamatan
D. Komposisi Menurut Agama
Pengelompokkan di sini didasarkan pada agama yang dianut oleh penduduk, yaitu Islam, Kristen/Katholik, Hindu, dan Budha. Seberapa besar komposisi penduduk Kabupaten Kapuas Hulu menurut agama, dapat disimak pada Tabel 2.12.
Tabel 2.13
Komposisi Penduduk Kabupaten Kapuas Hulu Menurut Agama yang Dianut
Di Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2012 (keadaan per 31 Oktober 2012)
NO . KECAMATAN AGAMA ISLAM KHATO LIK PROTES TAN HIND U BUDH A KON G FU CHU ALIRA N KEPE RCAY AAN 1 Putussibau Utara 14.832 10.940 2.496 26 182 115 0 2 Putussibau Selatan 8.632 8.328 2.319 0 0 18 0 3 Bika 501 2.665 1.286 0 0 2 52 4 Kalis 4.669 7.826 1.735 0 0 115 0 5 Mentebah 6.101 3.642 1.405 0 0 0 0 6 Boyan Tanjung 11.708 1.471 339 0 0 0 0 7 Pengkadan 9.089 13 0 0 0 0 0 8 Hulu Gurung 13.806 0 0 0 0 0 0
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 33 9 Seberuang 275 9.447 1.426 0 0 0 0 10 Semitau 2.309 5.890 472 5 24 0 23 11 Suhaid 6.843 943 1.512 0 0 0 0 12 Selimbau 13.907 23 477 0 0 2 0 13 Jongkong 10.544 444 0 3 11 62 0 14 Bunut Hilir 8.703 410 82 1 1 0 0 15 Bunut Hulu 12.645 2.222 210 0 0 0 0 16 Embaloh Hilir 3.324 2.223 299 0 2 2 0 17 Embaloh Hulu 369 5.208 115 0 0 0 0 18 Batang Lupar 1.417 1.947 2.343 0 0 0 0 19 Badau 3.078 2.863 452 0 2 0 0 20 Empanang 368 2.834 51 0 0 0 0 21 Puring Kencana 138 2.130 234 0 0 0 0 22 Silat Hilir 9.428 6.036 2.034 41 120 79 350 23 Silat Hulu 4.857 5.295 1.385 0 0 0 0 JUMLAH 147.543 82.800 20.672 76 342 395 425
Sumber : Data Pokok 2012, Kabupaten Kapuas Hulu, data kompilasi kecamatan diolah.
2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, menjadi titik tolak penyelenggaraan otonomi daerah pada kabupaten/kota. Daerah kabupaten/kota mempunyai kewenangan yang didasarkan pada azas otonomi dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab, serta azas tugas pembantuan yang merupakan penugasan daerah untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan.
Ini berarti daerah diberikan keleluasaan menjalankan pemerintahan dan pembangunannya secara bertanggung jawab dengan melihat kondisi dan potensi lokalnya. Salah satu pertimbangan yang mendasari perlunya diselenggarakan otonomi daerah adalah peningkatan kemandirian pemerintahan daerah yang mempunyai implikasi langsung terhadap kemampuan keuangan daerah, sumber daya manusia dan sumber daya alam, dalam menjalankan roda pemerintahan dan kelanjutan pembangunan.
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 34 Daerah kabupaten/kota adalah ujung tombak pelaksanaan pembangunan karena daerah-daerah tersebut yang lebih mengetahui kebutuhan dan potensi rakyat di daerahnya yang pada akhirnya dapat meningkatkan local
accountability pemerintah pusat terhadap rakyatnya.
Otonomi daerah yang diwujudkan dalam bentuk desentralisasi, diharapkan akan menghasilkan dua manfaat nyata, yaitu:
1. Mendorong peningkatan partisipasi, prakarsa, dan kreativitas masyarakat dalam pembangunan, serta mendorong pemerataan hasil–hasil pembangunan (keadilan) di seluruh daerah dengan memanfaatkan sumber daya dan potensi yang tersedia dimasing – masing daerah.
2. Memperbaiki alokasi sumber daya produktif melalui pergeseran peran pengambilan keputusan publik ke tingkat pemerintah yang paling rendah yang memiliki informasi yang paling lengkap.
Sebagai konsekuensi logis dari desentralisasi tersebut maka akan ada pula pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dalam usaha penggalian dan penggunaan dana, baik yang berasal dari pemerintah pusat maupun dana yang berasal dari pemerintah daerah itu sendiri. Konteks desentralisasi memberikan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah–daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat berdasarkan pada peraturan perundang–undangan. Tujuan utama penyelenggaraan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal adalah untuk meningkatkan pelayanan publik dan memajukan perekonomian daerah. Pelaksanaan otonomi daerah secara langsung akan berpengaruh terhadap sistem pembiayaan, pengelolaan, dan pengawasan keuangan daerah. Sistem pembiayaan daerah dalam konteks otonomi daerah merupakan aspek yang sangat penting. Daerah diharapkan dapat meningkatkan kapasitas fiskal (fiscal
capacity) agar mampu mencukupi kebutuhan fiskalnya (fiscal need) sehingga
tidak mengalami defisit fiskal (fiscal gap). Salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas fiskal daerah tersebut adalah dengan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 35 Mengacu pada pasal 2 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah maka prinsip desentralisasi fiskal adalah:
1. Desentralisasi fiskal harus memperhatikan dan merupakan bagian pengaturan yang tidak terpisahkan dari sistem keuangan negara sebagai konsekuensi pembagian tugas antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
2. Pemberian sumber keuangan negara kepada pemerintah daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi didasarkan atas penyerahan tugas pemerintah daerah dengan memperhatikan stabilitas perekonomian nasional dan keseimbangan fiskal antara pusat dengan daerah dan antar daerah.
3. Perimbangan keuangan negara antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah merupakan suatu sistem yang menyeluruh dalam rangka pendanaan penyelenggaraan atas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan.
Sehubungan dengan hal di atas, pengelolaan keuangan daerah yang merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah adalah hal yang sangat penting dalam proses perencanaan suatu daerah secara keseluruhan.
Tahapan-tahapan dalam pengelolaan keuangan daerah sangat krusial dalam memulai roda pemerintahan dan pembangunan setiap tahunnya untuk mewujudkan pelayanan dan kesejahteraan kepada masyarakat dengan lebih baik melalui perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi pembangunan.
Dalam kurun waktu Tahun 2011 sampai Tahun 2012 yang lalu, pengelolaan keuangan daerah, yang dimulai dari perencanaan, penatausahaan, pelaporan dan pengawasan, telah mengalami perubahan yang sangat mendasar. Ini terkait dengan paket undang-undang keuangan
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 36 negara, dimulai dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan sampai Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara serta Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Dari paket undang-undang keuangan negara tersebut terbitlah Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Dalam tataran teknispun terbitlah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Serta Penyampaiannya.
Selama kurun waktu tahun 2005 sampai dengan 2010, proses perencanaan pembangunan daerah yang dijabarkan dalam APBD Kabupaten Kapuas Hulu telah mengalami kemajuan yang cukup berarti setiap tahunnya sekaligus memperlihatkan keberhasilan dari pemekaran wilayah. Ini dapat dilihat dari perkembangan APBD Kabupaten Kapuas Hulu maupun program kegiatan yang dapat dilaksanakan pada periode tahun tersebut.
Tabel 2.14
Realisasi Penerimaan Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2011 – 2012
(Per 31 Desember 2012)
NO. JENIS PENERIMAAN REALISASI
2011 2012
1 Pendapatan Daerah 852.083.697.404,98 915.937.541.307,87
2 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 24.725.753.435,11 31.525.600.001,35
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 37
b. Retribusi Daerah 7.649.712.553,42 11.769.684.219,20
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg dipisahkan
4.260.522.299,21 5.841.254.344,12
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yg Sah
10.623.046.612,85 7.421.838.163,08
3 Dana Perimbangan 758.226.646.944,00 817.428.186.873,00
a. Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
57.748.361.063,00 46.323.260.737,00
b. Dana Alokasi Umum (DAU) 600.726.085.881,00 686.858.835.000,00 c. Dana Alokasi Khusus (DAK) 99.752.200.000,00 77.479.360.000,00
d. Dana Hasil Sumber Daya Alam 0 6.763.731.136,00
4 Lain-lain Pendapatan Yang Sah 9.683.061.145,87 11.142.068.273,50
a. Pendapatan Hibah 0 531.968.273,50
b. Bagi Hasil Pajak dari Propinsi 9.683.061.145,87 10.610.100.000,00
5 Bantuan Keuangan 8.940.500.000,00 17.997.645.160,02
a. Propinsi 8.940.500.000,00 17.997.645.160,02
b. Daerah Lainnya 0 0
6 Hibah 0 0
7 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
50.507.735.880,00 37.844.041.000,00
JUMLAH 852.083.697.404,98 915.937.541.307,87
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan & Asset Daerah Kab. Kapuas Hulu
Tabel 2.15
Realisasi Pengeluaran Daerah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2011 - 2012
(Per 31 Desember 2012)
NO JENIS PENGELUARAN REALISASI
2011 2012
1 Belanja Daerah 833.994.504.798,59 925.799.594.290,00
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 38
a. Belanja Pegawai 270.774.380.866,00 318.125.698.886,00
b. Belanja Bantuan Sosial 7.854.439.000,00 1.258.939.000,00
c. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kecamatan / Desa
43.199.848.000,00 52.679.450.000,00
d. Belanja Tidak Terduga 1.791.907.024,59 3.240.295.880,00
e. Belanja Hibah 8.300.344.000,00 18.488.000.000,00
f. Belanja Bagi Hasil Kepada Kecamatan / Desa
0 0
3 Belanja Langsung 502.073.585..908,00 532.007.210.524,00
a. Belanja Pegawai 22.589.928.910,00 27.857.322.235,00
b. Belanja Barang dan
Jasa 207.438.742.667,00 233.104.353.541,00
c. Belanja Modal 272.044.914.331,00 271.045.534.748,00
JUMLAH (2+3) 833.994.504.798,59 925.799.594.290,00
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan & Asset Daerah Kab. Kapuas Hulu
Diharapkan pada periode tahun 2013-2017, Derajat Otonomi Fiskal Daerah (DOFD) Kabupaten Kapuas Hulu dapat meningkat setiap tahunnya. Kondisi tersebut akan berimplikasi menurunnya terjadinya ketergantungan yang tinggi Kabupaten Kapuas Hulu terhadap dana dari pusat baik berupa DAU, DAK maupun dana bagi hasil dalam membiayai pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan masyarakat. Laju penambahan PAD tidak sebanding dengan laju penambahan dana transfer dari pusat berupa DAU, DAK dan Dana Bagi Hasil yang digunakan untuk membiayai sisi pengeluaran pada APBD. Diharapkan pada tahun 2013-2017 peran PAD dalam membiaya sisi pengeluaran pada APBD semakin besar, sedangkan peran dana perimbangan dalam pengeluaran APBD semakin mengecil.
2.4 Tata Ruang Wilayah
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kapuas Hulu pada saat kami melakukan penulisan Buku Putih ini, dokumen tersebut sedang dalam proses
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 39 direvisi. Hal ini dilakukan dalam rangka penyesuaian sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Penataan Ruang dan aturan turunannya.
Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Dalam rangka mewujudkan tertib tata ruang, maka perlu dilakukan pengendalian pemanfaatan ruang yang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi. Dalam konteks pengendalian pemanfaatan ruang Kabupaten Kapuas Hulu, arahan pengendalian pemanfaatan ruang diarahkan pada kawasan-kawasan yang direncanakan akan menghasilkan perkembangan perubahan lahan yang cukup tinggi. Kawasan tersebut antara lain meliputi kawasan perkotaan Putussibau, kawasan pengembangan kegiatan pertanian, dan perkebunan serta kawasan-kawasan strategis kabupaten. Selain itu juga perlu juga dikendalikan pemanfaatan ruang di sekitar objek-objek vital seperti Kawasan Bandar Udara, Pembangkit Listrik, Depot BBM, sumber mata air, dan objek vital lainnya. Pembahasan selanjutnya akan memaparkan arahan pengendalian dan ketentuan zonasi yang bersifat normatif sebagai landasan penyusunan aturan zonasi pada rencana tata ruang yang lebih rinci.
Bahwa untuk mengarahkan pembangunan di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, pemanfaatan ruang wilayah yang meliputi daratan, udara, dan sumberdaya alam yang terkandung di dalamnya yang merupakan satu kesatuan perlu dikelola secara terpadu antara sektor, daerah dan masyarakat, untuk mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan, secara serasi, selaras, seimbang, berdaya guna, berhasil guna, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan, perlu disusun Rencana Tata Ruang Wilayah.
Disatu sisi Kabupaten Kapuas Hulu sebagai Kawasan Perbatasan Negara merupakan kawasan tstrategis nasional dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan negara selain merupakan kawasan yang berfungsi bagi pertahanan kedaulatan negara, berfungsi pula sebagai sarana perwujudan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang sejahtera, dan sekaligus menjaga kelangsungan fungsi perlindungan dan konservasi hutan tropis dunia sehingga Kabupaten Kapuas Hulu
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 40 sebagai Kawasan Perbatasan Negara di Kalimantan yang memerlukan prioritas dalam percepatan pembangunan.
Ruang lingkup Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kapuas Hulu mencakup :
A. tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Kapuas Hulu;
1. Tujuan Penataan Ruang
Penataan ruang Daerah bertujuan untuk “Mewujudkan Kabupaten Kapuas Hulu di Beranda Depan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang aman, nyaman, produktif melalui pengembangan ekowisata yang harmonis dengan agropolitan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengentaskan daerah tertinggal dengan pola pembangunan berkelanjutan yang berwawasan konservasi”.
2. Kebijakan Penataan Ruang
Kebijakan penataan ruang Kabupaten, terdiri atas:
a. pelestarian kawasan hutan dan keanekaragaman hayati;
b. pengembangan ekowisata;
c. pengembangan agropolitan;
d. pengembangan energi dan sumberdaya mineral;
e. pengentasan kemiskinan, dan pembangunan daerah tertinggal;
f. pengembangan kawasan perbatasan;
g. pengembangan infrastruktur; dan
h. penanganan kawasan rawan bencana;
i. peningkatan fungsi ketahanan dan keamanan negara. 3. Strategi Penataan Ruang
(1) Strategi pelestarian kawasan hutan dan keanekaragaman hayati, terdiri atas:
a. mempertahankan luas kawasan hutan dan mengendalikan perubahan fungsi kawasan hutan;
b. mempertahankan ekosistem yang memberikan jasa lingkungan dan mengendalikan perubahan fungsi kawasan hutan;
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 41 c. merehabilitasi kawasan yang mengalami degradasi (penurunan)
dan melestarikan keanekaragaman hayati;
d. mempertahankan dan meningkatkan fungsi ekosistem kawasan hutan produksi;
e. menata kembali kampung yang berada di dalam kawasan hutan; f. mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan;
g. menetapkan koridor penghubung Taman Nasional Danau Sentarum dan Taman Nasional Betung Kerihun;
h. menyusun rencana pengelolaan koridor yang partisipatif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
i. mengembangkan infrastruktur yang memperhatikan fungsi ekologi. (2) Strategi pengembangan instrumen ekonomi berbasis ekosistem, terdiri
atas:
a. membangun pemahaman bersama tentang instrumen ekonomi berbasis ekosistem kepada seluruh stake holder;
b. membangun skema-skema insentif jasa lingkungan; c. mengembangkan kegiatan ekowisata;
d. mengembangkan objek daerah tujuan wisata (ODTW) yang bersinergi dengan sektor-sektor lainnya;
e. membangun sistem informasi penataan ruang terpadu. (3) Strategi Pengembangan agropolitan, terdiri atas:
a. mengembangkan kawasan peruntukkan pertanian, perkebunan, perikanan yang berkelanjutan dengan menerapkan best management practice (praktik manajemen terbaik) di
masing-masing sektor;
b. mengembangkan kegiatan industri pengolahan, perdagangan, dan jasa;
c. mengembangkan sarana dan prasarana pendukung kegiatan agropolitan.
(4) Strategi pengembangan energi dan sumberdaya mineral, terdiri atas: a. mengembangkan kawasan peruntukkan pertambangan dan sumber
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 42 b. mengembangkan kegiatan industri pengolahan;
c. mengembangkan sarana dan prasarana pendukung kegiatan pertambangan;
d. mengembangkan energi terbarukan menjadi sumber energi listrik. (5) Strategi pengentasan kemiskinan, dan pembangunan daerah
tertinggal, terdiri atas:
a. meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan dan kesehatan masyarakat serta pelayanan dasar lainnya;
b. mengembangkan akses pasar dan pembiayaan ekonomi mikro; c. mengembangkan sarana dan prasarana pendukung pembangunan
daerah tertinggal.
(6) Strategi pengembangan kawasan perbatasan, terdiri atas:
a. pengembangan potensi perekonomian masyarakat di wilayah perbatasan.
b. meningkatkan kegiatan pengawasan dan penegakan hukum guna mengatasi permasalahan illegal logging (pembalakan liar) dan perdagangan ilegal.
c. mengembangkan sarana dan prasarana pendukung pembangunan kawasan perbatasan.
(7) Strategi Pengembangan infrastruktur, terdiri atas:
a. mengembangkan sistem transportasi terpadu yang terdiri dari; darat, air dan udara, untuk meningkatkan aksesibilitas eksternal dan internal wilayah Kabupaten Kapuas Hulu guna mendukung ekowisata dan agropolitan;
b. meningkatkan kapasitas pelayanan prasarana wilayah berupa sistem jaringan energi, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumberdaya air, dan sistem prasarana pengelolaan lingkungan hingga wilayah perbatasan;
c. meningkatkan kapasitas pelayanan prasarana wilayah berupa sistem jaringan energi, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumberdaya air, dan sistem prasarana pengelolaan lingkungan hingga ke terpencil di wilayah perbatasan;
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 43 d. mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya, batubara, dan
tenaga air untuk memanfaatkan sumber energi terbarukan;
e. mengembangkan jaringan air bersih, drainase, air limbah dan pengelolaan sampah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. (8) Strategi Penanganan kawasan rawan bencana, terdiri atas:
a. mengidentifikasi kawasan rawan bencana;
b. mengembangkan sistem penanganan dan mitigasi bencana. (9) Strategi Peningkatan fungsi ketahanan dan keamanan negara:
a. menyiapkan ruang untuk mendukung program/kegiatan ketahanan dan keamanan Negara;
b. menyiapkan infrastruktur guna mendukung program/kegiatan ketahanan dan keamanan negara di wilayah perbatasan.
B. rencana struktur dan pola ruang wilayah Kabupaten Kapuas Hulu; 1. Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Kapuas Hulu meliputi :
a. pusat-pusat kegiatan
Pusat-pusat kegiatan yang terdapat di Kabupaten Kapuas Hulu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a, terdiri atas : a. PKSN;
b. PKW; c. PKL; d. PPK; dan e. PPL.
b. sistem jaringan prasarana utama
Sistem jaringan prasarana utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b, terdiri atas :
a. sistem jaringan transportasi darat;
b. sistem jaringan transportasi perkeretaapian; c. sistem jaringan transportasi udara.
c. sistem jaringan prasarana lainnya.
Sistem jaringan prasarana lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf c, terdiri atas:
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 44 b. sistem jaringan telekomunikasi;
c. sistem jaringan sumberdaya air; dan d. sistem prasarana pengelolaan lingkungan.
2. Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Kapuas Hulu meliputi : a. Rencana kawasan lindung.
Kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1), terdiri atas :
1. kawasan hutan lindung;
2. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya;
3. kawasan perlindungan setempat;
4. kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya; 5. kawasan rawan bencana alam; dan
6. kawasan lindung lainnya. b. Kawasan budidaya.
Kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1), terdiri atas :
a. kawasan peruntukan hutan produksi; b. kawasan peruntukan pertanian; c. kawasan peruntukan perikanan; d. kawasan peruntukan pertambangan; e. kawasan peruntukan industri;
f. kawasan peruntukan pariwisata;
g. kawasan peruntukan permukiman; dan h. kawasan peruntukan lainnya.
c. Penetapan kawasan strategis.
Kawasan strategis yang terdapat di Kabupaten Kapuas Hulu, terdiri atas :
a. Kawasan Strategis Nasional; b. Kawasan Strategis Provinsi; dan c. Kawasan Strategis Kabupaten.
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 45 d. Arahan pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Kapuas Hulu;
1. Pemanfaatan ruang wilayah kabupaten berpedoman pada rencana struktur ruang dan pola ruang.
2. Pemanfaatan ruang wilayah kabupaten dilaksanakan melalui penyusunan dan pelaksanaan program pemanfaatan ruang beserta perkiraan pendanaannya.
3. Perkiraan pendanaan program pemanfaatan ruang disusun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Kapuas Hulu.
1. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.
2. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang terdiri atas : a. ketentuan umum peraturan zonasi;
b. ketentuan perizinan;
c. ketentuan insentif dan disinsentif; dan d. arahan sanksi.
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 46 Gambar 2.5
Rencana pola ruang Kabupaten/Kota
Gambar 2.6
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 47 Tabel 2.16
Data Lokasi Rawan Bencana Alam Di Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2012
(keadaan per 31 oktober 2012)
NO. KECAMATAN JENIS BENCANA BAN JIR KEB AKA RAN KAR AM PER AHU TENG ELAM KECE LAKA AN SPEE D BOAR D TAN AH LON GSO R WAB AH PENY AKIT 1 Putussibau Utara √ √ √ √ √ - - 2 Putussibau Selatan √ √ √ √ √ - √ 3 Bika √ √ √ √ √ - √ 4 Kalis - √ - - - - √ 5 Mentebah - - - √ √ 6 Boyan Tanjung - √ - - - √ - 7 Pengakadan - √ - - - √ - 8 Hulu Gurung √ √ - - - - √ 9 Seberuang √ √ - - - - √ 10 Semitau √ √ √ √ √ - - 11 Suhaid √ √ √ √ √ - - 12 Selimbau √ √ √ √ √ √ - 13 Jongkong √ √ √ √ √ √ - 14 Bunut Hilir √ - √ √ √ √ - 15 Bunut Hulu - - - √ √ 16 Embaloh Hilir √ - √ √ √ √ - 17 Embaloh Hulu √ - - - - - 18 Batang Lupar √ √ - - - - - 19 Badau √ √ - - - - - 20 Empanang √ √ - - - - - 21 Puring Kencana √ - - - - - 22 Silat Hilir √ - √ √ √ - - 23 Silat Hulu √ √ - - - √ √
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 48 Gambar 2.7
Peta Daerah Rawan Bencana Banjir Di Kabupaten Kapuas Hulu
2.5 Sosial dan Budaya Gambaran Umum
Di Kabupaten Kapuas Hulu ada dua kelompok suku terbesar, yakni Dayak dan Melayu. Kedua suku ini memiliki karakteristik masing-masing. Suku Dayak adalah kelompok terbesar, dimana terdapat puluhan kelompok Dayak dengan bahasa, budaya, dan tradisi yang berbeda satu sama lain. Di antaranya Suku Dayak Pukat, Kantu’, Tamambaloh, Taman, dan Iban. Kehidupan dan budaya Dayak sebagai masyarakat pribumi di Kabupaten Kapuas Hulu sangat unik dan menarik. Rumah Panjang (betang) adalah rumah artistik bagi mayoritas masyarakat Dayak yang memiliki keunikan tersendiri.
Suku Dayak mayoritas mendiami kawasan pegunungan dengan aktivitas pokok mereka adalah bekerja di sektor pertanian dengan
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 49 memanfaatan sumberdaya hutan/alam yang tersedia secara turun temurun untuk pemenuhan kebutuhan pangan maupun papan. Secara ekologi, hutan dipercaya oleh masyarakat ini dapat berfungsi sebagai daerah resapan air serta pencegah banjir dan longsor.
Suku Melayu adalah kelompok lain masyarakat yang juga tinggal di Kabupaten Kapuas Hulu. Mayoritas masyarakat ini tinggal di dearah dataran rendah dan pinggiran sungai karena kebanyakan dari mereka adalah nelayan dan kehidupannya lebih banyak tergantung pada perairan. Pola hidup dan budayanya tidak hanya berbeda dari kelompok masyarakat Dayak, tetapi juga sedikit berbeda dari kelompok Melayu di tempat lain.
Kondisi sosial budaya di Kabupaten Kapuas Hulu yang dapat disajikan dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kapuas Hulu ini meliputi: 1. Kondisi pendidikan;
2. Kondisi penduduk miskin;
3. Kondisi Rumah Layak Huni dan Tidak Layak Huni
Komposisi penduduk menurut pendidikan dapat didasarkan pada tingkat atau jenjang pendidikan yang telah ditamatkan, mulai dari tingkat SD, SLTP, SLTA, hingga Perguruan Tinggi. Pengelompokkan penduduk menurut pendidikan ini berguna untuk menentukan besarnya tingkat pendidikan penduduk, atau dikenal dengan istilah angka partisipasi sekolah.
Angka partisipasi sekolah merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Angka tersebut memperhitungkan adanya perubahan penduduk terutama usia muda. Ukuran yang banyak digunakan di sektor pendidikan seperti pertumbuhan jumlah murid lebih menunjukkan perubahan jumlah murid yang mampu ditampung di setiap jenjang sekolah. Sehingga, naiknya persentase jumlah murid tidak dapat diartikan sebagai semakin meningkatnya partisipasi sekolah. Kenaikan tersebut dapat pula dipengaruhi oleh semakin besarnya jumlah penduduk usia sekolah yang tidak diimbangi dengan ditambahnya infrastruktur sekolah serta peningkatan akses masuk sekolah, sehingga partisipasi sekolah seharusnya tidak berubah atau malah semakin rendah.
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 50 Tabel 2.17
Jumlah Sarana Pendidikan di Kabupaten Kapuas Hulu
No Kecamatan
Pendidikan Dasar Pendidikan Menengah Pendidikan Atas TK SD SLTP SMU Negeri/swasta 1 Putussibau Utara 6 21 9 5 2 Putussibau Selatan 2 30 1 3 3 Bika 1 17 1 1 4 Kalis 1 17 6 1 5 Mentebah 1 10 3 2 6 Boyang Tanjung 1 12 5 1 7 Pengkadan 1 17 2 1 8 Hulu Gurung 2 22 12 3 9 Seberuang 1 16 2 1 10 Semitau 2 10 2 1 11 Suhaid 1 11 4 1 12 Selimbau 2 19 7 1 13 Jongkong 2 18 7 2 14 Bunut Hilir 2 19 2 4 15 Bunut Hulu 2 23 5 1 16 Embaloh Hilir 1 23 2 1 17 Embaloh Hulu 1 13 3 1 18 Batang Lupar 1 13 2 1 19 Badau 2 10 3 1 20 Empanang 1 9 2 0 21 Puring Kencana 0 11 2 0 22 Silat Hilir 1 28 6 3 23 Silat Hulu 1 20 5 1 JUMLAH 35 389 93 36
Sumber : RTRW Kab Kapuas Hulu 2015
Salah satu upaya nyata guna membangun sumberdaya manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan membutuhkan fasilitas fisik dan non fisik, fasilitas ini terus ditingkatkan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi dengan upaya memprioritaskan pemerataan kesempatan belajar, peningkatan ketrampilan peserta didik terutama berasal dari keluarga yang tidak mampu, penyandang cacat, warga diperbatasan dan terpencil.
Pokja PPSP Kabupaten Kapuas Hulu Hal 51 Tabel 2.18
Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan Di Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2012
(keadaan per Desember 2012)
NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK
Laki -
laki Perempuan L + P Miskin Persentase 1 Putussibau Utara 14.990 13.590 28.580 4.140 14,49 2 Putussibau Selatan 9.891 9.204 19.095 4.536 23,75 3 Bika 2.389 2.250 4.639 1.266 27,29 4 Kalis 7.278 6.873 14.151 2.517 17,79 5 Mentebah 5.491 5.177 10.668 1.805 16,92 6 Boyan Tanjung 6.883 6.499 13.382 3.436 25,68 7 Pengkadan 4.557 4.546 9.103 1.016 11,16 8 Hulu Gurung 6.980 6.814 13.794 914 6,63 9 Seberuang 5.678 5.311 10.989 1.221 11,11 10 Semitau 4.379 4.195 8.574 1.350 15,75 11 Suhaid 4.744 4.534 9.278 1.291 13.91 12 Selimbau 7.344 7.075 14.419 1.501 10,41 13 Jongkong 4.649 4.568 9.217 1.184 12,85 14 Bunut Hilir 4.695 4.581 9.276 994 10,72 15 Bunut Hulu 7.302 7.075 14.377 1.805 12,55 16 Embaloh Hilir 2.877 2.680 5.557 1.657 29,82 17 Embaloh Hulu 2.721 2.625 5.346 1.389 25,98 18 Batang Lupar 2.904 2.783 5.687 1.094 19,24 19 Badau 3.370 3.010 6.380 1.422 22,29 20 Empanang 1.696 1.580 3.276 653 19,93 21 Puring Kencana 1.248 1.242 2.490 670 26,91 22 Silat Hilir 9.321 8.797 18.118 2.896 15,98 23 Silat Hulu 5.985 5.549 11.534 1.617 14,02 JUMLAH 110.171 103.989 214.160 36.302 16,95