• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Dukungan Sosial Rekan Kerja dengan Burnout pada Karyawan T1 802010117 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Dukungan Sosial Rekan Kerja dengan Burnout pada Karyawan T1 802010117 BAB I"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Adanya arus globalisasi yang tidak menentu baik di dalam maupun di luar negeri

akan membawa dampak bagi perubahan di suatu organisasi. Perubahan–perubahan yang

terjadi tidak hanya menyangkut struktur sosial, tetapi juga menyangkut hidup, tempat kerja,

keluarga dan diri manusia. Perubahan situasi kerja juga sangat berpengaruh terhadap suatu

organisasi. Oleh karena itu sangatlah penting untuk mencari, mengembangkan, dan

mempertahankan karakteristik situasi kerja yang kondusif sehingga mampu bertahan

menghadapi tuntunan dan persaingan yang semakin kompetitif dalam dunia global sekarang

ini. Era global saat ini penuh dengan berbagai persaingan yang begitu ketat dari berbagai

bidang di dalamnya. Pada tahun 2011 hingga saat ini, persaingan global terjadi di berbagai

negara terus meningkat. Fenomena persaingan global tersebut menuntut pemberdayaan

yang optimal terhadap sumber daya manusia (SDM) dalam sebuah perusahaan (Schwab,

2011). Sejalan dengan pendapat tersebut, Sedarmayanti (2004) menyatakan bahwa sebuah

perusahaan harus dapat memberdayakan sumber daya manusia di dalamnya, sebab sumber

daya manusia merupakan aset terpenting yang terdapat dalam sebuah perusahaan.

Semakin pesatnya perkembangan organisasi, memberikan konsekuensi meningkatnya

tuntutan dalam pekerjaan. Individu dalam organisasi dituntut untuk menyesuaikan dirinya

dengan perubahan–perubahan yang terkadang amat cepat terjadi. Persaingan berlangsung

dengan sengit dan individu tidak dapat melepaskan diri dari tekanan yang harus dihadapi.

Apabila hal ini dibiarkan berlarut–larut, maka gangguan yang bersifat fisik ataupun

psikologis akan menghadang kehidupan mereka (Yusuf, 2012).Salah satu bentuk persoalan

yang muncul karena tekanan akibat meningkatnya tuntutan kerja dan persaingan yang keras

(2)

buruk terhadap kemampuan individu untuk berhubungan dengan lingkungannya

secara normal (Sihotang, 2004). Permasalahan baru akan muncul apabila stres muncul dalam

jangka waktu yang lama dengan intensitas yang cukup tinggi, yang akan berakibat pada

kelelahan fisik dan mental yang mendera kehidupan individu dimana keadaan ini disebut

sebagai burnout (Rosyid & Farhati, dalam Sihotang, 2004).

Berdasarkan hasil penelitian beberapa ahli, terdapat masalah sehubungan dengan

burnout pada pekerja. Data yang dikemukakan oleh National Safety Council (NSC) tahun

2004 (dalam Maharani, 2012) mengatakan bahwa kejenuhan kerja (burnout) merupakan

akibat stres kerja dan beban kerja yang paling umum, gejala khusus pada kejenuhan kerja ini

antara lain kebosanan, depresi, pesimisme, kurang konsentrasi, kualitas kerja buruk,

ketidakpuasan, keabsenan, dan kesakitan atau penyakit. Kejenuhan kerja merupakan sesuatu

hal yang sering dialami dalam setiap pekerjaan. Lebih lanjut dinyatakan bahwa berdasarkan

penelitian Gorji (2011, dalam Maharani, 2012) tentang status kejenuhan kerja (burnout)

dengan kinerja (job performance) pada pegawai bank menunjukkan bahwa 30,75% pegawai

rata-rata mengalami kejenuhan kerja, menekankan bahwa kejenuhan kerja (burnout) ini

dirasakan oleh pegawai yang sudah bekerja antara 3 – 5 tahun, dan lebih dominan terjadi

pada jenis kelamin laki – laki.

Berdasarkan hasil penelitian oleh Rupert dan Morgan (2005), mereka menemukan

bahwa burnout merupakan masalah yang sangat penting untuk diselesaikan dalam dunia

kerja, karena burnout memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap menurunnya

kinerja.Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Schaufeli dan Greenglass (2001)

menyimpulkan bahwa burnout merupakan kelelahan kerja yang dapat dialami oleh setiap

(3)

PT. Bukit Asam (Persero) Tbk merupakan perusahaan BUMN yang bergerak pada

sektor pertambangan. Berlandaskan visi utama “Menjadikan perusahaan energi berbasis

batubara yang ramah lingkungan”, mengharuskan perusahaan untuk selalu mengoptimalkan

kinerja karyawannya (SDM) baik itu karyawan laki-laki maupun karyawan wanita. Hal ini

terbukti dari berbagai penghargaan yang diterima oleh PT. Bukit Asam (Persero) Tbk,

Tanjung Enim. Di samping berbagai fenomena positif, penulis menemukan beberapa

fenomena negatif sehubungan dengan kinerja karyawan. Melalui hasil wawancara dan

observasi, ditemukan bahwa beberapa karyawan di PT. Bukit Asam (Persero) Tbk,

mengalami kelelahan fisik yang ditandai dengan adanya bagian anggota badan yang sakit dan

merasa frustrasi. Hal ini disebabkan karena pekerjaan yang monoton.Selain itu, ditemukan

juga adanya penghargaan terhadap diri sendiri yang rendah.Berdasarkan beberapa fenomena

yang ditemukan, penulis menyimpulkan bahwa fenomena ini mengarah pada kejenuhan kerja

atau burnout.

Menurut Pines dan Aronson (1988) ada beberapa faktor yang mempengaruhi burnout,

meliputi kondisi lingkungan kerja yang buruk, kurangnya kesempatan untuk promosi,

imbalan yang diberikan tidak mencukupi, kurangnya dukungan sosial, tuntutan pekerjaan,

dan komitmen organisasi. Pendapat senada dikemukakan oleh Gibson, dkk (1989, dalam

Andarika, 2004) yang mengatakan bahwa dukungan sosial dari teman sekerja menengahi

hubungan antara burnout dengan keluhan kesehatan. Semakin tinggi dukungan sosial, maka

semakin sedikit keluhan tentang kesehatan yang dilaporkan. Hal ini berarti bahwa dukungan

sosial memegang peran yang sangat penting dalam perkembangan kinerja baik individu

(4)

Di antara faktor-faktor yang mempengaruhi burnout, dukungan sosial merupakan

faktor yang masih belum dapat ditentukan dengan jelas hubungannya dengan burnout.Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Hudek, dkk (2006), menyatakan adanya hubungan negatif

antara dukungan sosial dengan burnout. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi dukungan sosial

maka akan semakin rendah gejala burnout. Hasil penelitian ini sejalan juga dengan penelitian

yang dilakukan oleh Andarika (2004), yang menyatakan adanya hubungan negatif signifikan

antara dukungan sosial dengan burnout.Dilain kesempatan, Wulandari (2013) dalam

penelitiannya mengatakan bahwa adanya hubungan negatif signifikan antara persepsi

dukungan sosial rekan kerja dengan burnout pada teller bank.

Sementara itu, terdapat hasil penelitian yang bertolak belakang, antara lain penelitian

yang dilakukan oleh Driedger (1989) menemukan bahwa tidak ada hubungan negatif antara

dukungan sosial dengan burnout. Bataineh, dkk (2012) juga tidak menemukan adanya

hubungan negatif dan signifikan antara dukungan sosial dengan burnout. Dalam penelitian

mereka didapatkan justru dukungan sosial memiliki hubungan positif dengan burnout. Ketika

seorang karyawaan memiliki dukungan sosial yang tinggi, maka dirinya akan tertekan dan

mengalami burnout pada diri mereka.

Oleh karena masih adanya perbedaan dari hasil penelitian yang sudah ada

sebelumnya, yakni kontradiksi antara ada atau tidak adanya hubungan yang negatif dan

signifikan antara dukungan sosial dengan burnout, ditambah dengan perbedaan iklim

organisasi dan subjek penelitian yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, maka peneliti

tertarik untuk meneliti hubunganantara dukungan sosial rekan kerja dengan burnout pada

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara strs kerja dengan burnout, tingkat stres kerja pekerja bagian operator, tingkat burnout pada pekerja bagian

Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara stres kerja dengan burnout pada pekerja perusahaan batubara..

Hipotesis hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara dukungan sosial rekan kerja dengan stres kerja pada

ABSTRAKSI ... Latar Belakang Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Pengertian Stres .... Pengertian kerja ... Pengertian stress kerja ... Aspek-aspek stres kerja

Hubungan antara Beban Kerja dengan Stres Kerja pada Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Pekanbaru.. Apa itu

adanya gejela-gejala yang dapat ditangkap oleh manajer perusahan yakni dengan meningkatnya frekuensi tidak masuk kerja pada karyawan yang terbukti dari daftar absensi

Rosyid (1996) mengatakan bahwa ketiadaan dukungan sosial atasan terhadap karyawan akan mengakibatkan timbulnya burnout pada karyawan. Di rumah sakit, seorang perawat

2021 bahwa setiap karyawan merasakan bahwa stres kerja yang timbul akibat beban kerja berlebih dapat menurunkan performa karyawan dalam bekerja, serta beban kerja yang sesuai memberikan