• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SAINS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 101783 SAENTIS T.A. 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SAINS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 101783 SAENTIS T.A. 2011/2012."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENI NGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SAINS

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS

IV SD NEGERI 101783 SAENTIS

T.A. 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh

Gelar S arjana Pendidikan

OLEH:

TAHASSA NINA HARAHAP

108313365

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS N EGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

TAHASS A NINA HARAHAP, N IM 108313365. “ Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar S ains Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe S TAD Pada Siswa Kelas IV S D Negeri 101783 Saentis T.A. 2011/2012.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 101783 Saentis, jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar sains materi energi bunyi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IV SD.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 32 orang Tahun Ajaran 2011-2012. Penentuan kelas ini diambil berdasarkan hasil pengamatan terhadap kelas yang akan diteliti dan peneliti melihat rendahnya motivasi belajar sains siswa khususnya pada materi energi bunyi, serta kurangya media dalam pembelajaran yang dilaksanakan guru pada siswa dikelas ini serta guru kurang bervariasi menggunakan metode dan kurangnya minat belajar siswa pada pelajaran sains. Pelaksanaan PTK dilakukan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan angket, angket diberikan sebanyak 30 pertanyaan berbentuk daftar checklist. Angket diberikan sebanyak 3 kali yaitu kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Sedangkan observasi meliputi akitivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan motivasi belajar sains siswa pada materi energi bunyi. Hasil penelitian menunjukkan pada saat kondisi awal sebelum dilakukan tindakan diperoleh dari 32 orang siswa, hanya 1 siswa (3,12%) yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, 8 siswa (25%) yang memiliki motivasi belajar sedang dan 23 siswa (71,87%) yang memiliki motivasi belajar yang rendah, selanjutnya pada siklus I diperoleh dengan tingkat belajar siswa dari 32 orang siswa sebesar 10 meningkat pesat. Kemudian hasil observasi kegiatan mengajar guru pada siklus I pertemuan 1 diperoleh skor 57,5 tergolong rendah, pada siklus I pertemuan 2 diperoleh skor 72,5 tergolong cukup. Dan pada siklus II pertemuan 1 diperoleh hasil observasi kegiatan mengajar guru sebesar 82,5 tergolong baik dan pada siklus II pertemuan 2 mengalami peningkatan sebesar 100 tergolong sangat baik.

(6)

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN ………. viii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

2.1.1 Pengertian Belajar ……….. 7

2.1.2 Pengertian M otivasi Belajar ……… 8

2.1.3 Indikator M otivasi ……….. 10

2.1.4 Fungsi M otivasi Belajar ………. 11

2.1.5 Strategi M enumbuhkan M otivasi Belajar ……… 13

2.1.6 Pengertian Pembelajaran Sains ……….. 14

2.1.7 M ateri Energi Bunyi ……….. 15

2.1.8 M odel Pembelajaran Kooperatif ……… 17

2.1.9 Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ………. 21

2.2 Kerangka Berpikir ……… 25

(7)

BAB III METODE PEN ELITIAN ……….. 27

3.1 Jenis Penelitian ……….. 27

3.2 Subjek dan Objek Penelitian ………. 27

3.3 Operasional Variabel Penelitian ……….. 27

3.4 Prosedur Penelitian ……… 28

3.5 Teknik Pengumpulan Data ……… 33

3.6 Teknik Analisis Data ………. 34

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan ……….. 41

c. Tahap Observasi ……….. 50

d. Tahap Refleksi ……… 59

4.1.3 Deskripsi Siklus II ……… 60

a. Tahap Perencanaan ……… 60

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan ……… 60

c. Tahap Observasi ……… 64

d. Tahap Refleksi ……….. 73

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 73

BAB V KES IMPULAN DAN S ARAN ……….. 80

5.1 Kesimpulan ……….. 80

5.2 Saran ………. 81

DAFTAR PUS TAKA ……… 82

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Guru menyampaikan materi energi bunyi ……… 42

Gambar 4.2 Siswa mempraktekkan sifat energi ……….. 43

Gambar 4.3 Siswa sedang berdiskusi kelompok ………... 44

Gambar 4.4 Guru membimbing diskusi kelompok ………. 45

Gambar 4.5 Siswa membacakan hasil kerja kelompok ……… 46

Gambar 4.6 Guru memberikan penghargaan pada siswa ……… 46

Gambar 4.7 Siswa aktif dalam belajar ... 47

Gambar 4.8 Siswa sedang berdiskusi kelompok ……… 48

Gambar 4.9 Guru memberi tes/kuis kepada siswa ……….. 49

Gambar 4.10 Guru memberi hadiah kepada siswa ………. 49

Gambar 1 : Grafik observasi motivasi belajar siswa ………. 76

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan dasar merupakan peranan penting dalam usaha meningkatkan

kualitas daya manusia di masa yang akan datang. Dalam upaya meningkatkan

mutu pendidikan, perlu diiringi peningkatan proses belajar mengajar. Kegiatan

belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan paling

pokok dalam keseluruhan proses pendidikan dan tidak terlepas dari peran guru

sebagai tenaga pendidik dan bagaimana seorang guru meningkatkan motivasi

belajar siswa dalam mengikuti pelajaran. Sebab dalam proses pembelajaran,

motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa

dalam kegiatan belajar.

Seseorang dapat dikatakan berhasil belajar, apabila dalam dirinya terdapat

keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang

disebut dengan motivasi. Semakin tinggi motivasi seseorang dalam mengerjakan

apa yang dicita-citakan, maka makin giat ia melakukan usaha untuk mencapai

cita-cita tersebut. Ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi ditandai dengan minat,

perhatian, giat, tekun, dan ulet dalam mengerjakan tugas. Oleh karenanya sudah

menjadi tugas dan tanggung jawab guru memotivasi siswa dalam kegiatan belajar

serta melatih siswa untuk berfikir kreatif, sehingga proses belajar yang

dilaksanakan dapat berlangsung secara efektif dan efisien.Untuk itu guru dituntut

berkemampuan dan terampil serta memahami metode-metode mengajar demi

(10)

mengajar pada mata pelajaran akan sangat bernilai positif terhadap keberhasilan

proses belajar mengajar dan akan sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa

pada saat mengikuti pelajaran terutama pada mata pelajaran sains.

Sains merupakan ilmu yang sangat penting dipelajari yang berhubungan

dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan

hanya penguasaan kumpulan-kumpulan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep

dan prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan serta tidak

terkesan pasif namun belajar harus aktif dan dinamis. Selain itu suasana kelas

yang hidup dapat membuat siswa belajar tekun dan penuh semangat sebaliknya

kelas yang suram, menegangkan serta metode pembelajaran yang kurang

bervariasi menjadikan siswa kurang bersemangat dan tidak menunjukkan adanya

minat untuk belajar.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti terhadap guru kelas IV SD Negeri

101783 Saentis mengatakan bahwa nilai rata-rata ujian IPA/Sains siswa T.A. 2011

masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM ) yakni 60. Hal ini dapat terlihat

dari motivasi belajar siswa masih rendah yaitu dari jumlah siswa 32 orang yang

termotivasi belajarnya hanya 25 % (8 orang ) saja, selebihnya 75 % (24 orang )

belum termotivasi. Hal ini disebabkan karena guru cenderung menggunakan

metode konvensional (ceramah) dalam mengajarkan sains, dimana aktivitas

pembelajaran hanya berpusat pada guru sedangkan siswa hanya pasif

mendengarkan penjelasan dari guru sehingga siswa merasa bosan dan kurang

termotivasi untuk mengikuti pembelajaran, hal ini dapat terlihat dari sedikitnya

jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan, kalaupun ada siswa yang bertanya

(11)

siswa kurang tekun dan ulet dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,

siswa kurang menunjukkan minat yang tinggi terhadap pelajaran yang diberikan,

kurangnya kemandirian untuk menguasai materi pelajaran, kurangnya kekreatifan

siswa dalam mencari dan memecahkan soal-soal, kurangnya hasrat untuk belajar

terutama pada mata pelajaran sains. Oleh sebab itulah peserta didik berperilaku

menyimpang pada saat proses belajar mengajar berlangsung karena ada siswa

yang ribut didalam kelas, mengganggu teman, bahkan ada siswa yang mengantuk

pada saat guru menjelaskan. Dalam hal ini berarti guru kurang mampu dalam

menyampaikan pesan-pesan keilmuan dan anak didik dirugikan dan adakalamya

guru kurang menguasai konsep pada materi pelajaran sains. Selain itu guru kurang

menggunakan media/alat peraga pada saat proses pembelajaran juga dapat

mempengaruhi rendahnya motivasi belajar siswa.

Untuk mencapai proses pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi

belajar dan membangkitkan gairah siswa dalam belajar sains, guru perlu

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams

Achievement Division). M odel pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan

model pembelajaran dengan menggunakan sistem kelompok yang menekankan

pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan

saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang

maksimal. Dimana siswa dikelompokkan kedalam kelompok yang terdiri antara

empat sampai lima orang yang mempunyai latar belajar kemampuan akademik,

(12)

Dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD

(Student Teams Achievement Division) diharapkan dapat memotivasi siswa untuk

belajar secara optimal, hal itu dapat dilaksanakan dengan cara belajar kelompok.

Dari latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengadakan pengadakan

penelitian tindakan kelas mengenai ” Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

S ains dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe S TAD

(S tudent Teams Achievement Division) Pada S iswa S D Negeri 101783 S aentis

T.A 2011-2012”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang

dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Dalam melaksanakan pembelajaran sains guru cenderung menggunakan

metode konvensional.

2. Guru kurang menggunakan alat peraga.

3. Pada materi pelajaran sains tertentu adakalanya guru kurang menguasai

konsep.

4. Siswa kurang berminat dalam belajar.

5. Siswa tampak pasif sewaktu pembelajaran berlangsung.

6. Nilai rata-rata ujian IPA/Sains siswa T.A. 2011 masih dibawah kriteria

(13)

1.3 Pembatasan Masalah

M engingat luasnya cakupan masalah dalam penelitian ini, maka masalah

dibatasi ”Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi energi bunyi

kelas IV SD dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di

SD Negeri 101783 Saentis T.A. 2011-2012”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada batasan masalah di atas, maka yang menjadi

rumusan masalah penelitian ini adalah: Apakah dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar sains

pada materi energi bunyi siswa kelas IV SD Negeri 101783 Saentis T.A.

2011-2012?

1.5 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah dapat ditentukan tujuan penelitian sebagai berikut:

Untuk menganalisis penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

(Student Teams Achievement Division) di SD Negeri 101783 Saentis dalam

(14)

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi siswa, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mempelajari

energi bunyi.

2. Sebagai bahan masukan bagi guru agar menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dalam

membelajarkan siswa pada pelajaran sains.

3. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan kepada peneliti lain yang bermaksud

mengadakan penelitian pada permasalahan yang sama ataupun yang terlibat

dalam dunia pendidikan.

4. Sebagai bahan masukan bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan

memberikan informasi tentang bagaimana pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) pada pokok

bahasan energi bunyi yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan

(15)

BAB V

KESI MPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan

menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi energi bunyi dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa karena dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk

belajar aktif bersama teman kelompoknya sehingga siswa tertantang untuk

berusaha mengerjakan tugas-tugas dengan mendapatkan nilai yang

maksimal dalam belajar.

2. Dari hasil observasi motivasi belajar siswa memperlihatkan bahwa terjadi

peningkatan belajar siswa diantaranya:

a. Pada siklus I, pertemuan I diperoleh data bahwa 24,17% yang motivasi

belajarnya tergolong kurang.

b. Pada siklus I, pertemuan II terdapat 46,54% yang motivasi belajarnya

tergolong cukup

c. Pada siklus II, pertemuan I terdapat 75,98% yang motivasi belajarnya

tergolong baik.

d. Pada siklus II, pertemuan II terdapat 91,77% yang motivasi belajarnya

tergolong sangat baik.

3. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan motivasi

belajar siswa yaitu pada kondisi awal, angka motivasi klasikal diperoleh

(16)

Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan motivasi berdasarkan hasil

angket diperoleh bahwa tidak ada motivasi belajar siswa yang tergolong

rendah (0%), 3 orang siswa tergolong sedang dan 29 orang siswa (90,62%)

tergolong tinggi.

4. Dari hasil observasi kegiatan mengajar guru pada siklus I pertemuan 1

diperoleh skor 57,5 tergolong rendah, pada siklus I pertemuan 2 diperoleh

skor 72,5 tergolong cukup. Dan pada siklus II pertemuan 1 diperoleh hasil

observasi kegiatan mengajar guru sebesar 82,5 tergolong baik dan pada

siklus II pertemuan 2 mengalami peningkatan sebesar 91,77 tergolong

sangat baik.

5. Pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada

materi energi bunyi dapat mengurangi kejenuhan dan kemalasan siswa

dalam mengikuti pembelajaran sains.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, maka peneliti memberikan

beberapan saran sebagai berikut:

1. Bagi kepala sekolah, disarankan agar menghimbau guru-guru untuk

menghindari pembelajaran konvensional (tidak bervariasi) dengan

menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan seperti

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Bagi guru, disarankan agar menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD

(17)

3. Bagi peneliti lain, disarankan agar melakukan penelitian tentang penerapan

pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam menigkatkan motivasi belajar

(18)

Daftar Pustaka

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Yrama Widya

Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Djamarah, B.Syaiful. 2008. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta

Fathurrohman, P& Sutikno, S. 2007. Strategi Belajar M engajar, Bandung: Refika Aditama

Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara

Hariyanto, 2004. Sains untuk sekolah dasar kelas IV, Jakarta: Erlangga

Isjoni, 2009. Pembelajaran kooperatif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Nugraha, Ali. 2005. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini, Jakarta.

Riyanto,Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: Kencana

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Surabaya: Kencana

Sardiman, AM . 2007. Interaksi & M otivasi Belajar M engajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta

Suprijono, Agus. 2010. Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Uno, Hamzah. 2010. Teori M otivasi & Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara

Wena, M ade. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontenporer, Jakarta: Bumi Aksara

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meminimalkan total biaya persediaan dengan mengoptimalkan jumlah barang yang dipesan, potongan harga permintaan tertunda, waktu tung- gu,

Saya bersedia untuk menanggung secara pritradi, tanpa rnelibatkan prhak Ll.riveisitas Sebelas Nlaret, segala bentuk tuntutan. hukum yang timbul atas pelanggaran

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan terak sebagai pengganti agregat kasar terhadap berat jenis dan kuat tekan beton, mengetahui kuat

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) Ada pengaruh positif dan signifikan antara persepsi penggunaan media audio visual dengan prestasi

Collaborative Governance dalam Penanganan Kasus Eksploitasi Seksual Komersial Anak (ESKA) di Kota Surakarta, Skripsi. Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial

Lampiran 1. Angket Analisis Kebutuhan Guru dan Siswa ... Pedoman Dan Hasil Wawancara Guru dan Siswa ... Lembar Validasi Kelayakan Modul Oleh Ahli Modul dan Praktisi... Hasil

[r]

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian eksperimen dengan membandingkan tiga jenis(tanpa abu ampas tebu dan dengan abu ampas tebu) dengan