• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN HULA – HULA DALAM PELAKSANAAN PERKAWINAN MENURUT ADAT BATAK TOBA DI DESA LUMBAN PURBA SAITNIHUTA KECAMATAN DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN HULA – HULA DALAM PELAKSANAAN PERKAWINAN MENURUT ADAT BATAK TOBA DI DESA LUMBAN PURBA SAITNIHUTA KECAMATAN DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN HULA HULA DALAM PELAKSANAAN PERKAWINAN MENURUT ADAT BATAK TOBA DI DESA LUMBAN PURBA

SAITNIHUTA KECAMATAN DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Sartika Salome Purba NIM.309111065

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat

dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan

baik. Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi sebagai syarat-syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan PP-Kn Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan. Adapun judul skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana Peranan

Hula – hula dalam Pelaksanaan Perkawinan Menurut adat Batak Toba di Desa Lumban Purba Saitnihuta Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang

Hasundutan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada

keluarga besar penulis, teristimewa kedua orang tua penulis yaitu Pdt. J Purba / Ayah

dan L Hutasoit / Mama, sebagai motivator dan malaikat penolong dalam hidup

penulis, yang banyak memberikan semangat, doa serta bantuan moril dan materiil

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan kuliah serta skripsi ini dapat tersusun

dengan baik. Serta kepada Bapak Drs. Buha Simamora, SH, MH selaku dosen

pembimbing skripsi yang sudah banyak memberi arahan dan bimbingan serta kritik

dan saran terhadap penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir penyelesaian skripsi

ini..

Serta kepada semua pihak yang dalam kesempatan ini penulis tidak lupa

mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Bapak Dr. H. Restu MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

3. Ibu Dra. Yusna Melianti, MH, selaku Ketua jurusan PP-Kn.

4. Bapak Parlaungan G Siahaan, SH, M.Hum, selaku sekretaris jurusan dan

penguji skripsi penulis.

5. Ibu Dra. Rosnah Siregar, SH, M.Si, selaku dosen Pembimbing Akademik

(6)

iii

6. Ibu Sri Hadiningrum, SH, M.Hum, selaku dosen penguji skripsi penulis.

7. Bapak Joni selaku bagian tata usaha Jurusan PP-Kn yang banyak

membantu dalam kelengkapan berkas yang dibutuhkan penulis.

8. Bapak Ojak Purba sebagai Kepala Desa dan Bapak Marton M. Purba

sebagai Sekretaris Desa Lumban Purba Saitnihuta Kecamatan

Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

9. Penatua adat / Raja adat ( Bapak St. M Purba, Bapak St. K Simamora,

Bapak M Purba, Bapak S Simamora, Bapak J Purba dan seluruh

masyarakat Desa Lumban Purba Saitnihuta yang ikut berperan dan mau

meluangkan waktunya dalam melengkapi data dalam penyusunan skripsi

ini.

10.Adik – adik penulis (Jos Elia Purba, Sarya Purba dan Julu Purba) yang

turut mendukung penulis, memberi semangat dalam penyelesaian skripsi

ini.

11.Kakak dan Abang penulis (kel. Mak Dika, kel. Pak Ridho, kel. Pak Obed

dan kel. Pak Harapan/ Bg Joel) yang bukan hanya sekedar keluarga tapi

juga sahabat dan penyemangat hidup yang selalu mendukung penulis

secara moral, spritual maupun material mulai dari penulis kuliah hingga

selesainya.

12.Semua keponakanku (Herlina Purba, Meki Purba, Ridho Purba, Rambo

Purba, Obed Purba, Oktavia Purba dan Osnita Purba) dan anak - anakku

(Dika Sidauruk, Rosa Sidauruk, Natasya Sidauruk, Imel Sidauruk dan

Glori Sidauruk) yang menjadi sumber kebahagiaan dan senyum dalam

suka maupun duka.

13.Teman-teman dekat penulis (Santi, Iyuslina, Naomas, Ronika, Dianse,

Berlina, Eva, Rio, Angelius, Helrista, Napra, Dina Fianty dan yang

lainnya) yang selalu memberi semangat dan doa, penulis akan selalu

(7)

iv

14.Satu kelas Reguler B 2009, yang terus saling memotivasi dalam

penyusunan skripsi ini.

15.Tak lupa buat Bg Benget Simanullang, Bg Giovani Simamora, kk Tarulina

Simamora, Lisa Sembiring dan yang lainnya yang telah memberi

dukungan, motivasi dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

16.Buat jemaat GPdI Elshadday Lumban Nauli Doloksanggul yang selalu

memberikan dukungan dan motivasi melalui doa.

17.Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu yang ikut serta memberi saran dalam penyelesaian skripsi ini.

Sebagai manusia, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

penyusunan skripsi ini. Untuk itu penulis meminta saran dan kritikan yang

membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan

terimakasih.

Medan, 8 Juli 2013 Penulis

(8)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN…………..………viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis ... 7

1. Pengertian Peranan ... 7

2. Pengertian Hula – hula ... 7

3. Pengertian Perkawinan ... 11

4. Arti perkawinan menurut adat Batak Toba ... 12

4.1Perkawinan Taruhon jual ... 15

(9)

vi

5. Tahap - tahap Pelaksanaan Perkawinan menurut adat

Batak Toba ... 16

6. Peranan Hula – hula dalam pelaksanaan perkawinan menurut adat Batak Toba ... 21

B. Kerangka Berpikir ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sampel ... 26

C. Variabel Penelitian Defenisi Operasional ... 27

D. Tehnik Pengumpulan Data ... 27

E. Tehnik Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 30

B. Pembahasan ... 33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 61

(10)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

Tabel 1. Jumlah penduduk di Desa Lumban Purba April 2013....………31

Tabel 2. Jumlah penduduk di Desa Lumban Purba April 2013 Sesuai dengan Pendidikan……….32

Table 3. Kedudukan hula – hula ………. ....34

Tabel 4. Hula – hula disebut sebagai Debata Na Niida ... 35

Tabel 5. Kewajiban boru kepada hula – hula ... 36

Tabel 6. Pemberian tudu – tudu nisi panganon... 38

Tabel 7. Pemberian dengke simudur – udur ... 39

Tabel 8. Pelaksanaan upacara adat perkawinan ... 40

Tabel 9. Tempat pelaksanaan adat perkawinan... 42

Tabel 10. Undangan pesta perkawainan... 45

Tabel 11. Peranan hula – hula ... 47

Tabel 12. Marhata Sinamot ... 48

Tabel 13. Acara mangulosi ... 50

Tabel 14. Jambar hula – hula ... 51

Tabel 15. Pengaturan tempat duduk ... 53

Tabel 16. Marhata ... 54

Tabel 17. Pemberian Pauseang ... 55

(11)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Angket

2. Daftar Wawancara

3. Nota Tugas

4. Surat Ijin Penerbitan Penelitian dari Jurusan

5. Surat Keterangan Ijin Mengadakan Penelitian dari Fakultas

6. Surat Keterangan Mengadakan Penelitian dari Desa Lumban Purba Saitnihuta

Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

7. Surat Keterangan Perpustakaan Jurusan PP-Kn

8. Surat Keterangan Perpustakaan UNIMED

9. Kartu Kendali Bimbingan Skripsi

10.Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian

11.Pernyataan Keaslian Tulisan

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hula - hula dalam adat Batak Toba adalah keluarga laki-laki dari pihak

istri atau ibu, yang lazim disebut tunggane oleh suami dan tulang oleh anak.

Hula - hula merupakan kelompok orang – orang yang posisinya sangat

dihormati keluarga marga pihak istri. Sehingga dalam kehidupan sehari - hari

kita dapati juga istilah yang disebut somba marhula – hula yang berarti hormat kepada pihak istri agar memperolah keselamatan dan kesejahteraan.

Disebutkan, Naso somba marhula - hula, siraraon ma gadong na.

Gadong dalam masyarakat Batak dianggap salah satu makanan pokok pengganti

nasi, khususnya sebagai sarapan pagi atau bekal/makan selingan waktu kerja

(tugo). Siraraon adalah kondisi ubi jalar (gadong) yang rasanya hambar

seakan-akan busuk dan isi nya berair. Pernyataan itu mengandung makna, pihak yang

tidak menghormati hula - hula akan menemui kesulitan mencari nafkah.

Sistem kekerabatan orang Batak menempatkan posisi seseorang secara

pasti sejak dilahirkan hingga meninggal dalam tiga posisi yang disebut Dalihan

Na Tolu. Dalihan dapat diterjemahkan sebagai “tungku” dan “sahundulan” sebagai “posisi duduk”. Keduanya mengandung arti yang sama, tiga posisi

penting dalam kekerabatan orang Batak. Dari ketiga susunan masyarakakat

(13)

2

yang dominan, karena hula – hula yang sangat menentukan dalam segala kegiatan adat masyarakat Batak Toba.

Dalam adat perkawinan itu merupakan peristiwa penting bagi mereka

yang masih hidup dan perkawinan juga merupakan peristiwa yang sangat berarti

serta yang sepenuhnya mendapat perhatian dan diikuti oleh kedua belah pihak.

Oleh karena perkawinan mempunyai arti yang demikian pentingnya, maka

pelaksanaannya senantiasa dimulai dan seterusnya disertai dengan upacara

upacara adat.

Adat bagi masyarakat Batak Toba pada awalnya adalah kebiasaan, dan

seterusnya prilaku peran kelompok memunculkan kebiasaan – kebiasaan

kelompok tersebut dan dilakukan seluruh anggota masyarakat akhirnya menjadi

adat. Dengan demikian adat istiadat adalah suatu kebiasaan masyarakat yang

bersangkutan yang dilakukan dalam upacara perkawinan. Adat – istiadat yang

digunakan mendorong kehidupan yang teratur dalam mengadakan hubungan

sosial masyarakat Batak Toba yang memandang adat sebagai kebiasaan dalam

kehidupan sehari – hari.

Menurut Hutajulu (2008:1) yang mengatakan bahwa:

(14)

3

Di dalam suatu pelaksanaan perkawinan yang ada di masyarakat

Batak Toba hula – hula mempunyai kedudukan tertinggi yang merupakan sumber datangnya doa restu, berkah (pasu – pasu). Pesta perkawinan adalah pelaksanaan upacara adat yang terpenting bagi orang Batak. Pelaksanaan

upacara adat perkawinan bagi orang Batak bukanlah merupakan persoalan

pribadi suami istri saja, termasuk orang tua dan saudara kandung masing –

masing tetapi juga merupakan ikatan dari marga orang tua si suami dan dengan

marga orang tua si istri, ditambah lagi dengan boru serta hula – hula dari masing masing pihak.

Pelaksanaan peranan hula – hula dalam perkawinan adat Batak Toba tidak dapat berjalan dengan baik, apabila seseorang yang posisinya dalam pesta

perkawinan tersebut adalah sebagai hula – hula tetapi belum melaksanakan adat na gok sesuai dengan ketentuan adat perkawinan Batak Toba. Karena

masih ada diantara masyarakat Batak Toba yang menikah tetapi belum

melakukan adat istiadat secara resmi (adat na gok). Hal itu bisa terjadi karena

faktor ekonomi yang tidak mampu, karena dalam pelaksanaan upacara

perkawinan membutuhkan biaya yang cukup banyak.

Karena demikian berpengaruhnya hula - hula dalam proses acara adat

perkawinan dalam masyarakat Batak Toba, sehingga penulis merasa terdorong

(15)

4

B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan uraian latar belakang yang ada dalam penelitian perlu

ditentukan identifikasi masalah yang diteliti agar penelitian menjadi terarah dan

jelas tujuannya sehingga tidak menimbulkan kesimpangsiuran dalam penelitian

dan membahas masalah yang ada. Dengan demikian yang menjadi identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Keikutsertaan hula – hula dalam perkawinan adat masyarakat Batak Toba.

2. Kedudukan hula – hula dalam perkawinan masyarakat Batak Toba. 3. Pelaksanaan perkawinan dalam kehidupan masyarakat adat Batak

Toba.

4. Tata cara perkawinan menurut adat masyarakat Batak Toba.

5. Peranan hula – hula dalam pelaksanaan perkawinan adat masyarakat Batak Toba

6. Bentuk sinamot dalam perkawinan masyarakat Batak Toba.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah mutlak dilakukan dalam setiap penelitian, agar

terfokus pada masalah yang akan diteliti. Untuk menghindari kesimpangsiuran

dari penelitian ini, serta mengingat keterbatasan kemampuan penulis, maka

perlu adanya pembatasan masalah untuk memberi arah pada pembatasan

penelitian ini terbatas pada :

(16)

5

2. Tata cara perkawinan menurut adat masyarakat Batak Toba.

D. Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

pembatasan masalah, maka selanjutnya dapat dirumuskan permasalahannya

yang akan diteliti adalah :

1. Bagaimana peranan hula – hula dalam pelaksanaan perkawinan adat masyarakat adat Batak Toba ?

2. Bagaimana tata cara perkawinan menurut adat masyarakat Batak

Toba?

E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui maksud dari suatu penelitian maka perlu adanya

tujuan penelitian menurut Ali (2002:7) mengatakan bahwa :

Tujuan penelitian sangat besar pengarunhya terhadap komponen atau elemen generalisasi lain, terutama metode tehnik alat maupun generalisasi yang diperoleh. Oleh karena itu diperlukan ketajaman seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian yang akan dilakukan karena tujuan penelitian pada dasarnya titik anjak dan titik unjuk yang akan dicapai seseorang melalui kegiatan penelitian yang dilakukan.

Maka yang menjadi tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peranan hula – hula dalam pelaksanaan perkawinanan adat masyarakat Batak Toba.

2. Untuk mengetahui tata cara perkawinan menurut hukum adat masyarakat

(17)

6

F. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian hendaknya memberikan manfaat agar apa yang diteliti

tidak sia-sia. Adapaun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai informasi ilmiah untuk dikaji lebih mendalam demi

kelestarian kebudayaan Adat Batak Toba.

2. Memberikan pengetahuan tentang bagaimana sebenarnya peranan hula

– hula di dalam perkawinan adat Batak Toba.

3. Untuk menambah wawasan bagi penulis khususnya dalam bidang adat

(18)

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang terdapat didalam penelitian ini penulis

bertitik tolak pada hasil observasi, angket, wawancara dan dokumentasi maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hula – hula adalah kelompok masyarakat tempat asal usul ibu yang melahirkan kita dan merupakan kelompok orang – orang yang

posisinya sangat dihormati, dalam kehidupan sehari - hari kita dapati

juga istilah yang disebut somba marhula – hula yang berarti hormat kepada pihak hula – hula agar memperolah keselamatan dan kesejahteraan.

2. Hula – hula memiliki peranan penting dalam pelaksanaan perkawinan menurut adat Batak Toba salah satu diantaranya adalah untuk

memberika ulos kepada pihak pengantin dan keluarganya. Ulos dalam

hal ini adalah sebagai simbol adat Batak Toba yang mempunyai arti

tertentu. Manfaat ulos yang diberikan oleh hula – hula kepada boru yaitu Ulos yang diberikan oleh hula – hula merupakan tanda kasih sayang terhadap boru yang berfungsi untuk melindungi boru dan pada

(19)

60

mangulosi artinya hula – hula memberikan pasu – pasu kepada borunya asa horas jala gabe.

3. Hula – hula sangat berperan dalam pelaksanaan adat mulai dari awal hingga berakhirnya suatu adat perkawinan. Tanpa kehadiran hula – hula dalam pesta perkawinan maka pesta tersebut tidak berjalan

dengan baik. Sehingga Untuk mengakhiri suatu pesta perkawinan hula

– hula juga sangat berperan artinya sebelum selesai pesta maka hula – hula tidak boleh meninggalkan pesta tersebut.

4. Perkawinan bagi masyarakat Batak Toba adalah Perkawinan mengikat

kedua belah pihak tersebut dalam suatu ikatan kekerabatan yang baru,

yang juga berarti membentuk satu dalihan na tolu yang baru. Dalihan

na tolu muncul karena perkawinan yang menghubungkan dua keluarga

besar, dimana akan terbentuk sistem kekerabatan baru.

5. Tahapan – tahapan pelaksanaan upacara adat perkawinan di taruhon

jual yaitu sebagai berikut:

a. Mangan sibuha – buhai

b. Acara Pamasu – masuon (Pemberkatan Nikah)

c. Marsipanganon dialaman (makan bersama – sama dengan para

undangan)

d. Papungu Tumpak (mengumpulkan sumbangan)

e. Marbagi Jambar

(20)

61

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis

memberikan saran sebagai berikut:

1. Kepada masyarakat khususnya yang lebih muda disarankan untuk lebih

aktif dalam kegiatan adat istiadat sehingga semakin paham mengenai adat

dan budaya Batak Toba untuk melestarikan adat Batak Toba secara turun

temurun.

2. Kepada para penatua adat atau raja adat yang lebih mengatahui tentang

adat sebaiknya bersedia mengajari yang lebih muda tentang adat istiadat

sebagai genarasi penerus. Sehingga adat itu tidak punah dan setiap orang

dalam masyarakat Batak Toba dapat mengetahui fungsi dan peranannya

berdasarkan struktur sosial dalam dalihan na tolu.

3. Dalam melaksanankan upacara – upacara adat khususnya pelaksanaan

perkawinan hendaknya dilaksanakan berdasarkan ketentuan adat, dan

(21)

62

Nainggolan, Togar. 2006. Batak Toba Komunitas dan Perubahan Identitas. Medan: Bina Media

Pardede, SM, 2005. Manajemen Dalihan Natolu, Jakarta : Gramedia

Poerwardarminta, WJS. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Sinar Grafika

Siahaan Nalom. 2002. Adat Dalihan Natolu. Jakarta : Grafaka Persada

Sihombing, TM. 2005. Jambar Hata Dongan Tubu Ulaon Adat Batak Toba. Jakarta : BPK Gunung Batu

Situmeang, Doangsa PL. 2009. Sistem Kekerabatan Masyarakat Batak Toba. Jakarta : TransmDjambatan

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Subekti, P. 2001. Asas Asas dan dalam susunan Hukum adat. Jakarta : PT. Pramaja Paramita

Simanjuntak, Bungaran. 2009. Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

2012. Konsepku Membagun Bangso Batak. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Tambunan, EH.2002. Sekelumit Mengenai Masyarakat Batak Toba dan Kebudayaannya. Bandung: Tarsito

(22)

63

Media Internet

Hutajulu, Thany. Uang dan adat perkawinan Batak Toba. http:// Hutajulu

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit batang Tanjung memiliki efek sitotoksik yang kurang poten terhadap sel kanker payudara T47D.. Kata Kunci: sitotoksik,Mimusopsi cortex ,

Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Tan- jung Beringin dengan rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh pembelajaran Inquiry Training (Latihan Inkuiri) terhadap

The mechanism of protein re-methylation inhibition is supported by results of studies that have indicated that successful treatment regimen could lower its concentration

Hasil uji t memperlihatkan bahwa hasil per pohon, karakter jumlah malai per tanaman, panjang malai, jumlah biji per malai, bobot malai dan panjang tangkai malai

Mikrotik merupakan perangkat router sekaligus sistem operasi yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai fungsi routing serta mengatur lalu lintas data internet serta melakukan

ki surat izin untuk menjalankan kegiatan/usaha p teran dengan SIUP kualifikasi usaha non kecil ya g berwewenang. n secara elektronik, dengan mengakses aplikasi

“Jika beberapa orang, di mana yang satu dipanggil sebagai ahli waris dari yang lain, meninggal dunia dalam kecelakaan yang sama, atau pada hari yang sama tanpa diketahui

Dengan adanya bimbingan kelompok, peserta didik memiliki wadah yang tepat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam mengenai bahaya seks, sehingga peserta didik