ANALISIS HUBUNGAN MAKNA LEKSIKAL DAN MAKNA IDIOMATIKAL KANYOUKU DALAM BAHASA JEPANG YANG
MENGGUNAKAN KATA SHITA (舌)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Jepang
oleh
Yuszar Gustriaini 1002602
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
▸ Baca selengkapnya: terdapat kurang lebih 200 ekor penguin kelompok kata yang digarisbawahi memiliki makna
(2)Analisis Hubungan Makna Leksikal dan Makna
Idiomatikal Kanyouku dalam Bahasa Jepang yang
Menggunakan Kata Shita (
舌
)
Oleh Yuszar Gustriaini
1002602
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra
© Yuszar Gustriaini 2016 Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2016
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
YUSZAR GUSTRIAINI
ANALISIS HUBUNGAN MAKNA LEKSIKAL DAN MAKNA IDIOMATIKAL KANYOUKU DALAM BAHASA JEPANG YANG
MENGGUNAKAN KATA SHITA (舌)
disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Drs. Sudjianto, M. Hum. NIP. 195906051985031004
Pembimbing II
Dr. Herniwati, S.Pd., M. Hum NIP. 197206021996032001
Mengetahui
Ketua Departemen Pendidikan Bahasa Jepang
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis Hubungan Makna Leksikal dan Makna Idiomatikal Kanyouku dalam Bahasa
Jepang yang Menggunakan Kata Shita (舌)” ini beserta seluruh isinya adalah
benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung
resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika
keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Maret 2016
Yang membuat pernyataan,
Yuszar Gustriaini
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ANALISIS HUBUNGAN MAKNA LEKSIKAL DAN MAKNA IDIOMATIKAL KANYOUKU DALAM BAHASA JEPANG YANG MENGGUNAKAN KATA
SHITA (舌)
Yuszar Gustriaini
1002602
ABSTRAK
Kanyouku adalah gabungan dua kata atau lebih yang penggabungannya sudah ditetapkan
dan membentuk sebuah makna khusus yang tidak dapat dipahami dari definisi gabungan kata tersebut. Penelitian ini dilatarbelakangi kurangnya pemahaman tentang idiom (kanyouku) yang menjadi salah satu kesulitan tersendiri bagi pembelajar bahasa Jepang. Hal ini juga sering menyebabkan salah persepsi dalam memahami makna kanyouku yang sebenarnya. Untuk memahami makna kanyouku yang sebenarnya, maka pembelajar harus memahami makna leksikal dan makna idiomatikal dari kanyouku tersebut. Dalam penelitian ini penulis menitikberatkan kanyouku yang menggunakan kata shita (舌).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deksriptif, yaitu menjabarkan, menggambarkan suatu fenomena dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah mengenai hubungan antar makna kanyouku. Penelitian ini bersifat kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 11 buah kanyouku yang menggunakan kata shita. Berdasarkan klasifikasi menurut Reikai Kanyouku Jiten, 2 buah kanyouku termasuk ke dalam kanjou, kankaku o arawasu kanyouku, 7 buah kanyouku termasuk ke dalam karada,
seikaku, taidou o arawasu kanyouku, dan 2 buah kanyouku termasuk ke dalam koui, dousa, koudou o arawasu kanyouku. Berdasarkan hubungan antar maknanya, ada 10 buah kanyouku yang memiliki hubungan antar makna, 5 diantaranya memiliki perluasan
makna secara metafora, 5 buah kanyouku memiliki perluasan makna secara metonimi, dan tidak ada kanyouku yang memiliki perluasan makna secara sinekdoke.
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
AN ANALYSIS OF THE RELATION OF LEXICAL AND IDIOMATICAL MEANING OF KANYOUKU IN JAPANESE USING THE WORD SHITA (舌)
Yuszar Gustriaini
1002602
ABSTRACT
Kanyouku, or idiom is a phrase of two words or more which makes a special meaning that can not be learned from the literal meaning of its’ constituent elements. This research is encouraged by student’s lack of understanding of kanyouku that became one of the difficulty of learning Japanese. This usually makes misconception of understanding the true meaning of kanyouku. To fully understands true meanings of kanyouku, Japanese language learner must figure out lexical meaning and idiomatical meaning of the
kanyouku itself. This study will focus on kanyouku which used the word shita (舌). The
method used in this study is descriptive method, which is describes or illustrates a phenomenon using scientific approach to answer the problem accurately. This is a qualitative research. The findings of the research shows that there are 11 kanyouku(s) using the word shita. Based on Reikai Kanyouku Jiten, 2 kanyouku(s) included in kanyou,
kankaku o arawasu kanyouku, 7 kanyouku(s) included in karada, seikaku, taidou o arawasu kanyouku, and 2 kanyouku(s) included in koui, dousa, koudou o arawasu kanyouku. Based on its’ meaning relation, there are 10 kanyouku(s) that has relation of
lexical and idiomatical meanings. From those 10 kanyouku(s), 5 kanyouku uses metaphor semantic changes, 5 kanyouku(s) uses metonymy semantic changes, and no kanyouku uses synecdoche semantic changes.
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
舌 を使う日本語 け 慣用 語彙的意味 慣用的意味 関係 分析
ス ス アイニ 6
要旨
慣用 いう 以 単語 決ま 結びを 全体 特定 意味を 表 単語 語彙的意味 理解 い 日本語学習者 慣用
大変難 い こ あ 慣用 い 理解 少 い 筆者 慣用 研究を選ぶこ 実 慣用 意味を理解 うち く間 違 い 実 慣用 意味を理解 学習者 慣用 語彙的 意 味 慣 用 的 意 味 を 理 解 く い け い い う こ あ 本 研 究
舌 を使う日本語 け 慣用 を研究 研究 使う方法 記述的 方法 あ 記述的 方法 いう 最初 タを う う 分類 分析 最後 発表 いう手順 あ 本研究 定性的研究 あ 本研究 結 果 舌 を使う慣用 十一あ 例解慣用 辞典 け 舌 を使う慣用
分類 感覚 感情を表 慣用 あ 体 性格 胎動を表 慣用 七 あ 行為 動作 行動を表 慣用 あ いうこ 分 慣 用 意味 関係 十 慣用 語彙的意味 慣用的意味 関係 あ 十 慣用 基 慣用 隠喩的 拡張 あ 慣用 韓愈 的 拡張 あ 慣用 提喩的 拡張 い いうこ 分
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A.
日本語 あ 普通 連語 慣用 あ
慣用 いう 以 単語 決ま 結びを 全体
特定 意味を表 単語 語彙 的意味 理解
い 例え 歯 立 い いう慣用 あ 慣用
語彙的 訳 誰 歯 本当 立 い いう意味
慣用的 訳 こ 慣用 相手 強く
対抗 い いう意 味 あ 慣用 い 理解 少 い
学習者 大変難 く感 い コミ ニ
ン中 く間違 い
舌 中 あ を味わ 発音を調節 あ
いう意味 あ 本研究 日本語 舌 を使う 慣用
意 味 を 分 析 こ 本 研 究 題 名
舌 を使う日本語 け 慣用 語彙的 意味 慣用的意味
関係 分析 あ
B. 研究 目的
本研究 目的 あ 次 う あ
1. 舌 を使う慣用 語彙的意味を知 あ
2. 舌 を使う慣用 慣用的意味を知 あ
3. 例解慣用 辞典 け 舌 を使う慣用 分類を知
あ
4. 舌 を使う慣用 語彙的意味 慣用的意味 関係を知
あ
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
本研究 目的 基 研究 使う方法 記 述的 方法 あ
1. 舌 肥え lidah menjadi gemuk Indera perasa tajam, peka
terhadap enak tidaknya rasa.
2. 舌 回 lidah berputar Cakap dan lancar dalam
Perkataannya hanya di bibir
saja, omong kosong.
5. 舌鼓を打 mencepak-cepak
dengan lidah
Mencepak-cepakkan lidah
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. 舌 根 乾
7. 舌を出 menjulurkan lidah Mencela seseorang di
belakangnya.
9. 舌を巻く menggulung lidah Terkejut, terkagum-kagum,
sehingga tidak dapat
berkata-kata.
10. 駟 舌 及 kereta dengan empat
ekor kuda pun tidak
menandingi lidah
dan tajam pendapat sendiri.
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. 舌 を使う慣用 語彙的意味 慣用的意味 関係 次
う あ
No. 慣用
比喩
隠喩 換喩 提喩
1. 舌 肥え - -
2. 舌 回 - -
3. 舌 - -
4. 舌先 寸 - -
5. 舌鼓を打 - -
6. 舌 根 乾 うち - -
7. 舌を出 - -
8. 舌を鳴 - -
9. 舌を巻く - -
10. 駟 舌 及 - -
11. 舌端火を吐く - - -
E. 終わ
本研究 結果 舌 を使う慣用 十一あ 例解慣用 辞典
け 舌 を使う 慣用 分類 感覚 感情を表 慣用
あ 体 性格 胎動を表 慣用 七 あ 行為 動作
行動を表 慣用 あ いうこ 分 慣用 意
味 関係 十 慣用 語彙的意味 慣用的意味 関係
あ 慣用 基 慣用 隠喩 的 拡張
あ 慣用 韓愈的 拡張 あ 慣用 提
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. 参考文献
金田一京助 6 学習国語新辞典 小学館
倉持保男 坂田雪子 こ わ 慣用 辞典
省堂編集所
宮地裕編 慣用 意味 用法辞典 明治書院
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah ... 4
1. Rumusan Masalah ... 4
2. Batasan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian ... 5
E. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Semantik ... 7
1. Pengertian Semantik ... 7
2. Pengertian Makna ... 7
3. Jenis Makna ... 8
B. Pengertian Kanyouku ... 12
C. Jenis Kanyouku ... 14
D. Gaya Bahasa dalam Perluasan Makna... 26
E. Fungsi Kanyouku dalam Kehidupan Berbahasa Sehari-hari ... 27
F. Penelitian Terdahulu ... 28
G. Kanyouku yang Terbentuk dari Kata Shita ... 30
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Objek Penelitian ... 41
C. Sumber Data ... 41
D. Teknik Pengumpulan Data ... 41
E. Teknik Pengolahan Data ... 42
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Penelitian ... 44
B. Pembahasan ... 45
C. Hasil Data ... 61
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 65
B. Implikasi ... 68
C. Rekomendasi ... 68
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Makna Leksikal Kanyouku yang Menggunakan Kata Shita ... 61
Tabel 4.2. Makna Idiomatikal Kanyouku yang Menggunakan Kata Shita .... 61
Tabel 4.3. Hubungan Makna Leksikal dan Makna Idiomatikal Kanyouku yang Menggunakan Kata Shita ... 63
Tabel 5.1. Makna Leksikal dan Idiomatikal Kanyouku yang Menggunakan Kata Shita ... 65
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keputusan Skripsi
1
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa berperan penting dalam kehidupan manusia. Sebagai alat
komunikasi bahasa tidak dapat dipisahkan dari segala jenis kegiatan
manusia dan merupakan suatu cara mengungkapkan pikiran maupun
perasaan. Kridalaksana (dalam Chaer, 2007, hlm. 32) mengemukakan
bahwa “bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan
mengidentifikasi diri.” Menurut Badudu (1989, hlm. 3) bahasa dan
masyarakat merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Tidak
mungkin ada masyarakat tanpa bahasa, dan tidak mungkin pula ada bahasa
tanpa masyarakat, karena bahasa merupakan alat penghubung atau alat
komunikasi antar individu-individu.
Bahasa yang digunakan oleh berbagai bangsa di dunia memiliki
karakteristik yang unik dan berbeda satu sama lain. Begitu pula dengan
unsur linguistik yang terkandung dalam setiap bahasa yang tentunya
memiliki keunikannya tersendiri. Bahasa juga berkembang sesuai dengan
perkembangan pemikiran pengguna bahasa. Dalam bahasa Indonesia,
kajian linguistik dibagi dalam beberapa tataran, yaitu tataran fonologi,
tataran morfologi, tataran sintaksis, tataran semantik, dan tataran leksikon
(Chaer, 2007, hlm. 36). Dalam tataran sintaksis kita mengenal kata dan
frase. Dalam bukunya, Chaer (2007, hlm. 222) mengungkapkan pengertian
frase yaitu “Frase lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut
gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat.”
Bahasa Jepang juga mengenal frase. Sutedi (2011, hlm. 94)
2
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Frase dalam bahasa Jepang disebut dengan ku, istilah ini sering
digunakan untuk mewakili istilah setsu (klausa). Jika dilihat dari
strukturnya frase atau klausa bahasa Jepang terdiri dari perpaduan
dua kata atau lebih, yang jenisnya berbeda-beda.
Momiyama (dalam Sutedi, 2011, hlm. 95) membagi jenis frase dalam
bahasa Jepang berdasarkan maknanya menjadi tiga macam, yaitu: futsuu
no ku, rengo, dan kanyouku. Pengertian kanyouku dalam buku Kanyouku no Imi to Youhou adalah dua kata atau lebih yang pembentukannya sudah
terikat dan keseluruhannya membentuk makna khusus dan biasanya
menjadi pemahaman umum (Miyaji, 1982, hlm. 238). Dalam bahasa
Indonesia, kanyouku dikenal sebagai idiom.
Chaer (2007, hlm. 296) dalam bukunya menyatakan pengertian
idiom yaitu “...satuan ujaran yang maknanya tidak dapat “diramalkan” dari
makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal.”
Dari pernyataan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa idiom memiliki
makna tersembunyi yang dapat ditelusuri atau dilacak. Gabungan kata
yang bermakna idiomatikal, ada juga yang menyebutnya sebagai sebuah
leksem karena makna yang dimiliki tidak lagi berkaitan dengan makna
leksikal unsur-unsurnya maupun makna gramatikal konstruksinya.
Dalam bahasa Jepang sendiri, banyak dijumpai penggunaan
kanyouku dalam kehidupan berbahasa sehari-hari. Hal ini didukung
dengan kebiasaan orang Jepang yang tidak suka mengungkapkan perasaan
secara gamblang. Sebagai contoh, dalam diktat perkuliahan Jokyuu Dokkai,
penulis menemukan beberapa kanyouku yaitu:
(1) フラン ス人や ドイツ 人 こ け 済 せ い
首をひ っ し うこ あ
Furansu hito ya doitsu hito wa kore dake de sumaseteiru no ka, to kubi o hinette shimau koto ga aru (Jokyuu Dokkai 2, hlm. 2).
(2) 口を 大 開 け らな い そ こそ 歯
立 ない
Kuchi wo ookiku akete, kamichigiranai to, sore koso ha ga
3
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Idiom kubi o hineru apabila diterjemahkan dari kata-kata pembentuknya
akan menjadi „memelintir leher‟, namun makna sebenarnya dari idiom
tersebut adalah „heran, termanggu, atau berpikir keras‟, sedangkan idiom
ha ga tatanai apabila diterjemahkan dari kata-kata pembentuknya akan menjadi „gigi tidak berdiri‟, namun karena frase tersebut merupakan idiom,
makna sebenarnya adalah „terlalu sulit untuk orang lain, tidak ada tandingan atau tidak ada duanya‟.
Dalam berkomunikasi, setidaknya kita pasti pernah mengalami
salah paham atau salah kaprah. Kesalahpahaman dapat terjadi jika salah
satu pihak tidak mengerti sepenuhnya apa yang dimaksudkan oleh lawan
bicara. Begitu pula ketika kita berkomunikasi dengan seseorang yang
memiliki bahasa yang berbeda. Setelah penulis melakukan wawancara
dengan beberapa orang pembelajar bahasa Jepang, kurangnya pemahaman
tentang idiom (kanyouku) menjadi salah satu kesulitan tersendiri bagi
pembelajar bahasa Jepang. Hal ini juga sering menyebabkan salah persepsi
dalam memahami makna kanyouku yang sebenarnya. Sutedi (2011,
hlm.98) mengatakan, “Penutur asli memiliki chokkan (intuitif berbahasa),
sehingga begitu mendengar suatu frase dapat langsung memahami artinya.
Lain halnya dengan pembelajar bahasa Jepang (orang asing).” Sebagai
pembelajar bahasa, tentunya kita ingin menggunakan bahasa asing secara
alami atau ingin mengungkapkan sesuatu menggunakan idiom dengan
tepat. Oleh karena itu, pembelajar bahasa Jepang sangat disarankan untuk
dapat memahami kanyouku.
Dalam bahasa Indonesia, banyak idiom yang menggunakan bagian
atau anggota tubuh sebagai unsur pembentuknya. Contohnya “ringan
lidah” yang memiliki makna “fasih berkata-kata”. Lidah adalah organ penting untuk mengecap dan berbicara. Dalam bahasa Jepang lidah
dikenal dengan kata 舌 (shita). Berdasarkan pada hal tersebut, penulis
bermaksud menganalisis makna leksikal dan makna idiomatikal kanyouku
dan hubungan kedua makna tersebut, sehingga penulis mengambil
4
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan
sebelumnya, maka rumusan masalah yang akan diteliti penulis sebagai
berikut:
1) Apa makna leksikal kanyouku yang menggunakan kata shita?
2) Apa makna idiomatikal kanyouku yang menggunakan kata shita?
3) Bagaimana klasifikasi kanyouku yang menggunakan kata shita
menurut Reikai Kanyouku Jiten?
4) Bagaimana hubungan makna leksikal dan makna idiomatikal
kanyouku yang menggunakan kata shita?
2. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis hanya akan meneliti makna leksikal
dan makna idiomatikal dari kanyouku yang menggunakan kata shita
yang diambil dari Reikai Kanyouku Jiten, Koji Kotowaza Kanyouku
Jiten, dan Kanyouku no Imi to Youhou. Setelah itu penulis akan
mengklasifikasikan kanyouku menurut makna yang terkandung
menurut Reikai Kanyouku Jiten dan menganalisis majas yang
digunakan dalam mendeskripsikan makna kanyouku tersebut.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan dan batasan masalah yang telah diuraikan,
maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui makna leksikal kanyouku yang menggunakan
kata shita.
5
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Untuk mengetahui klasifikasi kanyouku yang menggunakan kata
shita menurut Reikai Kanyouku Jiten.
d. Untuk mengeksplorasi hubungan makna leksikal dan makna
idiomatikal kanyouku yang menggunakan kata shita.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat/ Signifikansi Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah kekayaan
penelitian di bidang kajian linguistik bahasa Jepang, khususnya
mengenai kanyouku atau idiom dalam bahasa Jepang yang
menggunakan kata shita. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi dan gambaran yang lebih dalam mengenai kanyouku. Selain
itu, hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi referensi tambahan
bagi referensi-referensi lain yang sudah ada di perpustakaan UPI.
2. Manfaat/ Signifikansi Praktis
a. Bagi penulis, dapat lebih memperdalam pengetahuan mengenai
pemakaian bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari, yakni
kanyouku, sehingga dapat lebih memahami makna dari kanyouku
yang menggunakan kata shita.
b. Bagi guru, diharapkan dapat membantu meningkatkan
pembelajaran linguistik bahasa Jepang pada siswa di masa yang
akan datang. Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu
memecahkan masalah dan mengantisipasi masalah yang berkenaan
dengan penggunaan kanyouku yang menggunakan kata shita di
proses kegiatan belajar mengajar.
c. Bagi siswa, diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
membantu kesulitan yang mungkin terjadi kepada siswa mengenai
penggunaan kanyouku yang menggunakan kata ‘shita’. Penelitian
ini juga diharapkan dapat memperkaya bahasa komunikasi siswa,
6
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan kanyouku sebagai alternatif dalam menyampaikan
ide, gagasan atau keinginan baik secara lisan maupun tulisan.
E. Sistematika Penulisan
Secara keseluruhan dalam pembahasan penelitian ini akan
dipaparkan menjadi lima bab. Bab I: Pendahuluan, pada bab ini penulis
akan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan dan batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat/ signifikansi penelitian, dan
sistematika penulisan. Bab II: Kajian Pustaka, pada bab ini penulis akan
membahas teori semantik, pengertian kanyouku, jenis kanyouku, serta
penggunaannya dalam kehidupan berbahasa sehari-hari, gaya bahasa
dalam perluasan makna, hasil penelitian terdahulu yang relevan mengenai
kanyouku, dan daftar kanyouku yang menggunakan kata shita. Bab III:
Metode Penelitian, pada bab ini penulis akan menjabarkan tentang jenis
metode yang digunakan dalam penelitian ini, teknik pengumpulan dan
pengolahan data, serta sumber data penelitian. Bab IV: Temuan dan
Pembahasan, pada bab ini penulis akan menguraikan hasil analisis data
penelitian yang diperoleh. Bab V: Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi,
bab ini akan berisi kesimpulan dari hasil penelitian, implikasi, dan
40
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian manusia dapat
menggunakan hasilnya. Secara umum data yang telah diperoleh dari
penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan
mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2012, hlm. 2-3). Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui makna leksikal dan makna idiomatikal dari
kanyouku yang menggunakan kata shita (舌) serta untuk mengetahui
hubungan antar kedua makna tersebut. Metode penelitian yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah penelitian yang
dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang
terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab
masalah secara aktual (Sutedi, 2011, hlm. 58). Masalah dalam penelitian
deksriptif adalah masalah-masalah aktual yang terjadi pada masa
penelitian ini dilakukan. Oleh karena itu dalam bidang pendidikan,
penelitian deskriptif dapat difungsikan untuk memecahkan masalah praktis
yang timbul di lapangan.
Sifat penelitian deskriptif yaitu menjabarkan, memotret segala
permasalahan yang dijadikan pusat perhatian peneliti, kemudian
dibeberkan apa adanya. Dengan demikian, penelitian ini tidak selalu
menuntut adanya hipotesis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
dimana data yang terkumpul tidak berupa angka-angka, melainkan data
yang berupa kata-kata dan tidak diolah dengan menggunakan metode
41
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Objek Penelitian
Objek penelitian pada penelitian ini adalah makna kanyouku yang
menggunakan kata shita. Dalam ketiga sumber yaitu Reikai Kanyouku
Jiten, Koji Kotowaza Kanyouku Jiten, dan Kanyouku no Imi to Youhou
terdapat total 11 buah kanyouku yang menggunakan kata shita sebagai data
obyek penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. 舌 肥え (shita ga koeru)
Sumber data dari penelitan ini adalah kanyouku yang mengguakan
kata shita yang terdapat pada:
a. 例解慣用 辞典 (1992)
b. 事ことわざ慣用 辞典 (1999)
c. 慣用 の意味と用法 (1982)
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara dan pemeriksaan dokumen. Teknik wawancara yang
42
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melakukan wawancara terhadap beberapa pembelajar bahasa Jepang
mengenai kanyouku.Setelah itu penulis melakukan pengumpulan data
dengan pemeriksaan dokumen, yaitu menyeleksi dan meneliti langsung
buku-buku, kamus, jurnal yang dijadikan obyek penelitian, selain itu
mengumpulkan referensi-referensi lain yang berhubungan dengan
penelitian ini.
E. Teknik Pengolahan Data
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 244) analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Dalam penelitian ini
teknik pengolahan data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu
mencari dan mengumpulkan data, menyusun, serta menafsirkan data yang
sudah ada untuk menguraikan secara lengkap, teratur dan teliti terhadap
suatu obyek penelitian.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan tiga tahap yaitu sebagai
berikut:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini penulis mengkaji buku, kamus, situs internet dan
referensi lain yang memuat inormasi tentang kanyouku yang
menggunakan kata shita.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini penulis akan mengumpulkan dan meneliti buku-buku
dan kamus idiom yang akan dijadikan objek penelitian, serta
mengumpulkan contoh kalimat yang di dalamnya terdapat kata shita
dalam bahasa Jepang.
Secara rinci akan diuraikan dengan langkah-langkah berikut:
43
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Menganalisis makna kanyouku yang menggunakan kata shita
secara leksikal maupun ideomatikalnya.
c. Mengelompokkan kanyouku yang menggunakan kata shita menurut
Reikai Kanyouku Jiten.
d. Menganalisis hubungan makna leksikal dan makna idiomatikal dari
kanyouku yang menggunakan kata shita.
3. Tahap Pelaporan
Tahap ini merupakan tahap pelaporan hasil penelitian yang berupa
kesimpulan tentang hubungan makna leksikal dan idiomatikal yang
65
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Kanyouku dalam bahasa Indonesia adalah idiom. Kanyouku adalah
gabungan dua kata atau lebih yang penggabungannya sudah ditetapkan dan
membentuk sebuah makna khusus yang tidak dapat dipahami dari definisi
gabungan kata tersebut.
Setelah menganalisis 11 buah kanyouku yang menggunakan kata
shita, penulis dapat mengelompokkan kanyouku dalam beberapa
karakteristik berikut ini:
1) Berdasarkan makna leksikal dan makna idiomatikalnya
Tabel 5.1
Makna Leksikal dan Idiomatikal Kanyouku yang Menggunakan Kata Shita
No. Kanyouku Makna leksikal Makna idiomatikal
1. 舌 肥え lidah menjadi gemuk Indera perasa tajam, peka
terhadap enak tidaknya
Perkataannya hanya di bibir
66
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
うち perilaku yang berkebalikan
dengan yang dikatakan.
7. 舌を出 menjulurkan lidah Mencela seseorang di
belakangnya.
9. 舌を巻く menggulung lidah Terkejut, terkagum-kagum,
tidak dapat berkata-kata.
10. 駟も舌 及ば kereta dengan empat
ekor kuda pun tidak
menandingi lidah
dan tajam pendapat sendiri.
2) Klasifikasi kanyouku yang menggunakan kata shita menurut Muneo
Inoue dalam Reikai Kanyouku Jiten (1992)
67
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan data yang terurai di atas, dapat disimpulkan 2 buah
kanyouku termasuk ke dalam kanjou, kankaku o arawasu kanyouku, 7
buah kanyouku termasuk ke dalam karada, seikaku, taidou o arawasu
kanyouku, 2 buah kanyouku termasuk ke dalam koui, dousa, koudou o arawasu kanyouku dan tidak ada kanyouku yang termasuk dalam joutai, teido, kachi o arawasu kanyouku dan shakai, bunka o arawasu kanyouku.
3) Berdasarkan hubungan makna leksikal dan makna idiomatikalnya
Tabel 5.2
Hubungan Makna Leksikal dan Makna Idiomatikal Kanyouku yang
Menggunakan Kata Shita
No. Kanyouku Majas
Metafora Metonimi Sinekdoke
1. 舌 肥え - -
memiliki hubungan antara makna leksikal dan makna idiomatikalnya.
Dari 10 buah kanyouku yang memiliki hubungan antar maknanya, 5 buah
68
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengalami perluasan makna secara metonimi, dan tidak ada kanyouku
yang mengalami perluasan makna secara sinekdoke.
B. Implikasi
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pembelajar bahasa
Jepang untuk memperdalam pengetahuan dan membantu kesulitan yang
dapat terjadi mengenai penggunaan kanyouku dalam kehidupan sehari-hari
serta memahami makna dari kanyouku yang menggunakan kata shita.
Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi pengajar bahasa Jepang
untuk meningkatkan pembelajaran linguistik dan membantu
mengantisipasi masalah yang berkenaan dengan penggunaan kanyouku
yang menggunakan kata shita di dalam proses kegiatan belajar mengajar.
C. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dipaparkan
sebelumnya, ada beberapa hal yang perlu disampaikan sebagai saran untuk
melengkapi kekurangan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang majas yang digunakan
(metafora, metonimi, dan sinekdoke) sebagai perluasan makna dalam
kanyouku.
2. Sampai saat ini, dalam perkuliahan tidak banyak dijelaskan mengenai
kanyouku, sehingga siswa kurang memahami penggunaan dan makna kanyouku. Untuk itu, dianjurkan agar peneliti selanjutnya membuat
69
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Badudu, J. S. (1989). Inilah bahasa Indonesia yang benar II. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Chaer, A. (2007). Linguistik umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, A. (2002). Pengantar semantik bahasa Indonesia. (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta.
Garrison, J. G. (2006). Idiom bahasa Jepang “memakai nama-nama bagian
tubuh”. Jakarta: Kesaint Blanc.
Giffari, I. A. (2010). Analisis perbandingan makna kanyouku bahasa Jepang yang
terbentuk dari kata “hairu” dengan idiom bahasa Indonesia yang
terbentuk dari kata “masuk”. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Julaeha, S. (2014). Analisis perbandingan makna kanyouku dalam bahasa Jepang
yang terbentuk dari kata “hara” dengan idiom bahasa Indonesia yang terbentuk dari kata “perut”. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung.
Keraf, G. (1999). Diksi dan gaya bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kridalaksana, H. (2001). Kamus linguistik. (edisi ketiga). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kuramochi, Y. & Sakata, Y. (1999). Koji kotowaza kanyouku jiten. Tokyo: Sanseido Henshuujo.
Matsuura, K. (1994). Kamus bahasa Jepang-Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Miyaji, Y. (1982). Kanyouku no imi to youhou jiten. Tokyo: Meiji Shoin.
Muneo, I. (1998). Reikai Kanyouku Jiten. Tokyo: Soutakusha.
Murdiyana, S. (2011). Analisis makna kanyouku yang terbentuk dari kata „tatsu‟. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
70
Yuszar Gustriaini, 2016
MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Purnama, W. (2013). Analisis makna kanyouku dalam bahasa Jepang yang
menggunakan anggota tubuh mimi. (Skripsi). Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung.
Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sutedi, D. (2008). Dasar-dasar linguistik bahasa Jepang. (edisi revisi). Bandung: Humaniora.
Sutedi, D. (2011). Penelitian pendidikan bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.
Tarigan, H. G. (2008). Berbicara: sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H.G. (1993). Pengantar semantik. Bandung: Angkasa.
Tresna, A. W. (2009). Pembelajaran kanyouku yang berkaitan dengan
nama-nama anggota tubuh menggunakan multimedia. (Skripsi). Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung.
________ . Kamus besar bahasa Indonesia [Online]. Diakses dari http://kbbi.web.id/.
________ . (2008, 31 Mei). Shita no ne mo kawakanai uchi ni tte [Forum online]. Diakses dari http://okwave.jp/qa/q4064494.html.
________ . Yahoo! Chiebukuro – minna no chie kyouyuu saabisu. [Online].