• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, TRANSFERRING (REACT) TERHADAP SIKAP DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRATEGI RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, TRANSFERRING (REACT) TERHADAP SIKAP DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Ambar Setia Ningrum. NIM. 1100060. Pengaruh Strategi Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring (REACT) terhadap Sikap dan Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kemampuan komunikasi matematis siswa dan fakta rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa serta sikap negatif siswa terhadap matematika. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa menggunakan pembelajaran dengan strategi REACT dan membandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional serta mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi REACT dan terhadap soal-soal kemampuan komunikasi matematis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group design. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII di salah satu SMP Negeri di kota Bandung, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas dari populasi tersebut yang memiliki kemampuan relatif sama. Data penelitian diperoleh melalui tes kemampuan komunikasi matematis siswa, angket dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa melalui pembelajaran dengan strategi REACT lebih baik dibandingkan dengan kemampuan komunikasi matematis siswa melalui pembelajaran konvensional serta sikap positif siswa terhadap pembelajaran matematika dengan strategi REACT.

(2)

ABSTRACT

Ambar Setia Ningrum. NIM. 1100060. Pengaruh Strategi Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring (REACT) terhadap Sikap dan Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

This research is caused by the importance of students’ mathematical communication skills and a fact of the low students' mathematical communication skills and negative response from students in mathematics. The purpose of this reseach is to know the improvement in students’ mathematical communication skills that study by REACT strategy and compare with the improvement students’mathematical communication skills that learn by conventional learning, also know the response of student in learning mathematics by REACT strategy. The method used in this research is quasi-experimental design with nonequivalent control group. The population are all students of class VII in one of the Junior High School in the Bandung city, while samples in this research were two classes of the population that had relatively equal ability. The research data obtained by a test of mathematical communication, questionnaire and observation sheet. The results showed that the improvement of mathematical communication by REACT strategy is better than the improvement of mathematical communication by conventional learning also the positive response from students in learning mathematics by REACT starategy.

(3)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional ... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN MATERI A. Pembelajaran dengan Strategi REACT... 9

B. Kemampuan Komunikasi Matematis... 12

C. Sikap Siswa dalam Pembelajaran Matematika ... 14

D. Kajian Penelitian yang Relevan... 16

E. Kerangka Berpikir Penelitian ... 17

F. Hipotesis... ... 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 20

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 20

C. Instrumen Penelitian ... 21

D. Prosedur Penelitian ... 28

(4)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 38

B. Pembahasan ... 51

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 61

B. Rekomendasi ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 65

(5)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rancangan Instrumen ... 21

Tabel 3.2 Kriteria Skor Kemampuan Komunikasi Matematis ... 22

Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Korelasi ... 23

Tabel 3.4 Kategori Validitas Hasil Uji Instrumen ... 24

Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas Nilai �11... 25

Tabel 3.6 Interpretasi Indeks Daya Pembeda ... 26

Tabel 3.7 Kategori Daya Pembeda Hasil Uji Instrumen ... 26

Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 27

Tabel 3.9 Kategori Indeks Kesukaran Hasil Uji Instrumen ... 27

Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen ... 27

Tabel 3.11 Kriteria Indeks Gain ... 35

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Data Pretes ... 38

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pretes ... 39

Tabel 4.3 Hasi Uji Homogenitas Pretes ... 40

Tabel 4.4 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Pretes ... 41

Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Data Postes... 41

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data Postes ... 42

Tabel 4.7 Hasi Uji Homogenitas Postes... 43

Tabel 4.8 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Postes ... 44

Tabel 4.9 Statistik Deskriptif Data Indeks Gain ... 45

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data Indeks Gain ... 45

Tabel 4.11 Hasi Uji Homogenitas Indeks Gain ... 46

Tabel 4.12 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Indeks Gain... 47

Tabel 4.13 Komposisi Interpretasi Indeks Gain ... 47

Tabel 4.14 Sikap Siswa Terhadap Matematika ... 49

Tabel 4.15 Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran dengan Strategi REACT .... 50

Tabel 4.16 Soal-soal Kemampuan Komunikasi ... 50

Tabel 4.17 Kegiatan Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 57

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Alur Analisis Data ... 36

Gambar 4.1 Kegiatan Siswa pada Tahap Relating ... 53

Gambar4.2 Kegiatan Siswa pada Pengerjaan LKK pada Tahap

Experiencing, Applying, Cooperating Transfering ... 54

(7)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A ... 66

A.1 RPP Kelas Eksperimen Pertemuan ke-1 ... 67

A.2 LKK Kelas Eksperimen Pertemuan ke-1 ... 72

A.3 RPP Kelas Kontrol Pertemuan ke-1 ... 78

A.4 RPP Kelas Eksperimen Pertemuan ke-2 ... 82

A.5 LKK Kelas Eksperimen Pertemuan ke-2 ... 87

A.6 RPP Kelas Kontrol Pertemuan ke-2 ... 92

A.7 RPP Kelas Eksperimen Pertemuan ke-3 ... 97

A.8 LKK Kelas Eksperimen Pertemuan ke-3 ... 102

A.9 RPP Kelas Kontrol Pertemuan ke-3 ... 109

LAMPIRAN B... 113

B.1 Kisi-kis Soal Pretes dan Postes ... 114

B.2 Soal Pretes dan Postes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa 116 B.3 Alternatif Jawaban Soal Pretes dan Postes ... 118

B.4 Kisi-kisi Angket Sikap Siswa ... 123

B.5 Angket Sikap Siswa ... 124

B.6 Lembar Observasi Guru ... 125

B.7 Lembar Observasi Siswa... 127

LAMPIRAN C ... 129

C.1 Data Hasil Uji Coba Instrumen Validitas, Reliabilitas, Indeks Kesukaran dan Daya Pembeda ... 130

C.2 Dasa Hasil Deskripsi, Uji Normalitas dan Uji-t Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 137

(8)

C.4 Dasa Hasil Deskripsi, Uji Normalitas dan Uji-t Indeks Gain Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 155

C.5 Data Hasil Pengolahan Angket ... 164

LAMPIRAN D ... 166

D.1 Contoh Hasil Pretes Kelas Eksperimen ... 167

D.2 Contoh Hasil Pretes Kelas Kontrol ... 168

D.3 Contoh Hasil Postes Kelas Eksperimen... 169

D.4 Contoh Hasil Postes Kelas Kontrol ... 171

D.5 Contoh Hasil LKK Kelas Eksperimen ... 173

D.6 Contoh Hasil Angket Sikap Siswa ... 191

D.7 Hasil Lembar Observasi Guru dan Siswa ... 192

LAMPIRAN E... 204

E.1 Surat Ijin Penelitian ... 205

E.2 Surat Keterangan Penelitian ... 206

E.3 Kartu Bimbingan ... 207

(9)

20 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain kelompok kontrol non-ekivalen

(nonequivalent control group design). Menurut Sugiyono (dalam Aisyah, 2013)

desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control grup design,

perbedaannya yaitu kelas eksperimen maupun kontrol dengan desain

non-ekivalen tidak dipilih secara random. Kelas eksperimen dalam penelitian ini

adalah kelas yang memperoleh pembelajaran dengan strategi REACT dan kelas

kontrol adalah kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional. Pengambilan

kelas dilakukan tidak secara acak dari banyak kelas VII yang ada pada salah satu

SMP Negeri di Bandung, kemampuan kelas-kelas tersebut relatif sama.

Dalam penelitian ini kedua kelas akan mendapatkan dua kali tes yaitu

Pretes dan Postes. Dimana pretes dilakukan sebelum adanya perlakuan atau

pembelajaran kemudian setelah itu dilakukan postes untuk mengetahui hasil dari

pembelajaran yang dilakukan di kedua kelas tersebut. Berdasarkan hal tersebut,

desain penelitian yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut:

O X O

O O

Keterangan:

O : Pretes dan postes yaitu tes kemampuan komunikasi matematis.

X : Pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT (kelas eksperimen)

(Ruseffendi, 2005, hlm. 53)

B. Populasi Dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII di salah satu

SMP Negeri di kota Bandung sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah dua

kelas dari populasi tersebut yang memiliki kemampuan relatif sama. Peneliti tidak

dapat membuat kelas baru, maka peneliti menggunakan kelas yang sudah

terbentuk yang ada di sekolah tersebut. Setelah berdiskusi dengan guru mata

(10)

21

dari sampel yang diambil tersebut akan dijadikan sebagai kelas eksperimen,

sedangkan kelas yang satu lagi akan dijadikan sebagai kelas kontrol.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan

nontes. Instrumen tes berupa tes kemampuan komunikasi matematis siswa (pretes

dan postes) dan instrumen non tes (angket dan lembar observasi).

Tabel 3.1

1. Kemampuan komunikasi matematis Siswa Tertulis Tes

2. Sikap siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan strategi REACT

dan terhadap soal-soal kemampuan

komunikasi matematis

Siswa Tertulis Angket, lembar

observasi

1. Instrumen Tes

Instrumen tes yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk uraian

yang terdiri dari pretes dan postes. Pretes dan postes ini dilakukan untuk

mengamati perbedaan hasil belajar yang terjadi sebelum dan sesudah

pembelajaran diberikan pada kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran

dengan strategi REACT dan kelas kontron yang menggunakan pembelajaran

konvensional. Pretes diberikan sebelum pemberian materi untuk mengetahui

kemampuan siswa sebelum diberikan perlakuan, sedangkan postes diberikan

setelah pembelajaran selesai yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan

komunikasi matematis siswa setelah diberikan perlakuan.

Hasil tes kemampuan komunikasi diberi skor sesuai kriteria penskoran.

Pedoman pemberian skor yang digunakan pada penelitian ini menggunakan

penskoran holistic scoring rubrics dari Cai, Lane dan Jakabsin (Agisti, 2010,

(11)

22

Tabel 3.2

Kriteria Skor Kemampuan Komunikasi Matematis

Skor Menulis Menggambar Ekspresi Matematis

0

Instrumen yang akan digunakan tersebut terlebih dahulu

diujicobakan kepada siswa-siswa yang telah mempelajari materi tersebut,

(12)

23

dan indeks kesukaran instrumen tersebut. untuk mengetahui hasil

ujicobanya, maka dilakukan:

a. Validitas Instrumen

Suatu alat evaluasi dikatakan valid apabila alat tersebut

mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh sebab

itu keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat

evaluasi itu dalam melaksanakan fungsinya (Suherman, 2003, hlm.

102) Untuk menentukan validitas butir soal dengan menggunakan

rumus korelasi produk moment angka kasar (raw score) (Suherman,

2003, hal. 119) yaitu:

� = � −

� 2 − 2 � 2− 2

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y. X = skor siswa pada tiap butir soal.

Y = skor total tiap siswa.

N = banyak siswa .(Suherman, 2003, hlm. 120)

Nilai � dalam hal ini merupakan koefisien validitas, dengan

menggunakan kriteria menurut J. P Guilford (Suherman, 2003).

Tabel 3.3

Klasifikasi Koefisien Korelasi

Nilai Keterangan

0,80 <� ≤1,00 Validitas sangat tinggi (Sangat baik) 0,60 <� ≤0,80 Validitas tinggi (baik)

0,40 <� ≤0,60 Validitas sedang (cukup) 0,20 <� ≤0,40 Validitas rendah (kurang) 0,00 <� ≤0,20 Validitas sangat rendah

� ≤0,00 Tidak valid

Data hasil uji coba diolah dengan menggunakan software

Anates. Berdasarkan analisis hasil uji coba, dengan mengacu pada

(13)

24

Tabel 3.4

Kategori Validitas Hasil Uji Instrumen

No Butir

Soal Korelasi Kategori Signifikansi

1 0,662 Baik Signifikan

2 0,733 Sangat Baik Sangat Signifikan

3 0,825 Sangat Baik Sangat Signifikan

4 0,811 Sangat Baik Sangat Signifikan

5 0,779 Sangat Baik Sangat Signifikan

6 0,813 Sangat Baik Sangat Signifikan

b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas suatu alat ukur atau alat evaluasi dimaksudkan

sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten

atau ajeg) (Suherman, 2003, hlm. 131). Hasil pengukuran itu harus

tetap sama jika pengukurannya diberikan kepada subjek yang sama

meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda,

dan tempat yang berbeda pula.

Koefisien reliabilitas bentuk uraian dapat diketahui dengan

menggunakan rumus Alpha (Suherman, 2003, hlm. 153) yaitu:

2

: jumlah varians skor setiap butir soal 2

t

s : varians skor total

(Suherman, 2003, hlm. 154).

Tolak ukur untuk menginterpretasikan koefisien reliabilitas

alat evaluasi dapat digunakan tolak ukur yang diungkapkan Guilford

(14)

25

Tabel 3.5

Interpretasi Reliabilitas Nilai �11

Koefisien reliabilitas

��� Keterangan

�11 ≤0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah

0,20 <�11 ≤0,40 Derajat reliabilitas rendah

0,40 <�11 ≤0,60 Derajat reliabilitas sedang 0,60 <�11 ≤0,80 Derajat reliabilitas tinggi

0,80 <�11 ≤1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi Dengan menggunakan software Anates diperoleh koefisien

reliabilitas soal hasil uji instrumen adalah 0,91. Menurut interpretasi

pada tabel 3.5, koefisien reliabilitas soal termasuk ke dalam kategori

sangat tinggi.

c. Daya Pembeda

Daya pembeda sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh

kemampuan butir soal mampu membedakan antara siswa yang

mengetahui jawabannya dengan benar dengan siswa yang tidak dapat

menjawab soal tersebut (Suherman, 2003, hlm. 159).

Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus sebagai

berikut (Suherman, 2003, hlm. 160).

DP = JBA−JBB JSA Keterangan:

DP = daya pembeda.

JBA = Jumlah skor kelompok atas

JBB = Jumlah skor kelompok bawah.

JSA = Jumlah skor ideal kelompok atas. (Suherman, 2003, hlm. 160)

Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang digunakan

(15)

26

Tabel 3.6

Interpretasi Indeks Daya Pembeda

Nilai Keterangan

0,70 <�� ≤1,00 Sangat baik 0,40 <�� ≤0,70 Baik

0,20 <�� ≤0,40 Cukup 0,00 <�� ≤0,20 Jelek

�� ≤0,00 Sangat jelek

Dengan menggunakan software Anates bentuk uraian

diperoleh klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda adalah sebagai

berikut.

Tabel 3.7

Kategori Daya Pembeda Hasil Uji Instrumen

No Soal Daya Pembeda Kategori

1 0,35 Cukup

2 0,27 Cukup

3 0,32 Cukup

4 0,35 Cukup

5 0,55 Baik

6 0,55 Baik

Artinya, soal nomor 1 hingga 4 cukup bisa membedakan

antara siswa yang pintar dengan siswa yang kurang pintar dan soal

nomor 5 dan 6 bisa membedakan siswa yang pintar dengan siswa yang

kurang pintar.

d. Indeks Kesukaran

Untuk mendapatkan indeks kesukaran soal tipe uraian, maka

digunakan rumus untuk sebagai berikut:

=� + �

+ (Suherman, 2003, hlm. 170)

Keterangan:

IK = Indeks Kesukaran.

(16)

27

= jumlah skor ideal kelompok atas.

= jumlah skor ideal kelompok bawah.

Adapun klasifikasi indeks kesukaran yang digunakan

(Suherman, 2003, hlm. 170) adalah:

Tabel 3.8

Hasil pengolahan indeks kesukaran menggunakan software

Anates adalah sebagai berikut.

Tabel 3.9

Kategori Indeks Kesukaran Hasil Uji Instrumen

No Soal Indeks Kesukaran Kategori

1 0,7500 Mudah

Adapun rekapitulasi hasil uji instrumen disajikan secara

lengkap dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.10

Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Nomor 2 Sangat Signifikan Cukup Mudah

3 Sangat Signifikan Cukup Sedang

4 Sangat Signifikan Cukup Sedang

5 Sangat Signifikan Baik Sedang

(17)

28

2. Instrumen Non Tes

Instrumen non tes yang digunakan pada penelitian ini adalah:

a. Angket

Angket merupakan sebuah daftar pertanyaan atau pernyataan yang

digunakan untuk mengukur sikap siswa terhadap pembelajaran matematika

dengan strategi REACT dan terhadap soal-soal kemampuan komunikasi

matematis. Angket ini diberikan kepada siswa yang berada di kelas

eksperimen saja yaitu kelas yang menggunakan pembelajaran dengan strategi

REACT dan diisi setelah melakukan postes. Skala likert merupakan sekala

yang digunakan dalam angket tersebut, skala tersebut terdiri dari empat

pilihan yaitu tidak setuju, sangat tidak setuju, setuju, dan sangat setuju.

b. Lembar Observasi

Secara umum definisi observasi yaitu cara pengumpulan data yang

dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

kejadian-kejadian yang sedang dijadikan sasaran pengamatan (Sudjiono,

1996). Dalam penelitian ini yang akan diamati yaitu aktivitas guru dan siswa

yang bertujuan untuk melihat sejauh mana pelaksanaan pembelajaran sesuai

dengan langkah-langkah pembelajaran matematika dengan strategi REACT.

D. Prosedur Penelitian

Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu:

1. Tahap persiapan

a. Menentukan masalah.

b. Membuat proposal penelitian.

c. Melakukan observasi ke sekolah yang akan dijadikan tempat

penelitian.

d. Mengurus perijinan penelitian dengan pihak sekolah.

e. Menetapkan materi yang akan digunakan untuk penelitian.

f. Menyusun dan mengkonsultasikan instrumen dan bahan ajar

penelitian kepada dosen pembimbing.

(18)

29

h. Memilih kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai sempel

penelitian.

2. Tahap pengambilan data

a. Melakukan pretes terhadap kelas kontrol dan kelas eksperimen.

b. Melaksanakan pembelajaran dengan strategi REACT terhadap kelas

eksperimen dan pembelajaran konvensional terhadap kelas kontrol.

c. Melaksanakan observasi terhadap kelas eksperimen.

d. Memberikan angket kepada kelas eksperimen untuk mengetahui

sikap siswa terhadap pembelajaran dengan strategi REACT untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi matematis.

e. Melaksanakan postes terhadap kelas kontrol dan kelas eksperimen.

3. Tahap Refleksi dan Evaluasi

a. Mengolah data hasil penelitian.

b. Membuat penafsiran dan kesimpulan terhadap hasil penelitian.

4. Tahap Penyusunan Laporan

E. Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari tes (pretes dan

postes) berupa soal uraian, dan soal non tes (angket siswa dan lembar observasi).

Data-data yang diperoleh dari tes diolah sebagai berikut:

1. Analisis Data Tes

Data yang berasal dari pretes dan postes berasal dari tes

kemampuan komunikasi matematis siswa. Semua analisis datanya

menggunakan bantuan software SPSS versi 20 for windows. Untuk

menganalisis data apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan

komunikasi matematis siswa antara pembelajaran dengan strategi REACT

atau pembelajaran konvensional dilakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Data Pretes

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

(19)

30

dengan strategi REACT (kelas eksperimen) dan kelas yang

menggunakan pembelajaran konvensional (kelas kontrol) berasal

dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

yang digunakan untuk mengolah data pretes merupakan uji

Shapirow-Wilk dengan taraf nyata 5% (α = 0,05).

Perumusan hipotesisnya adalah:

H0 : Data pretes berasal dari populasi berdistribusi normal.

H1 : Data pretes berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.

Kriteria Pengujiannya adalah sebagai berikut:

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya ≥ 0,05, maka H0 diterima.

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya < 0,05, maka H0 ditolak.

Jika hasil pengujian menunjukkan kemampuan komunikasi

matematis pada pembelajaran dengan strategi REACT dan pembelajaran

konvensional berasal dari populasi berdistribusi normal, maka analisis

datanya dilanjutkan dengan pengujian homogenitas varians. Jika hasil

pengujian menunjukkan kemampuan komunikasi matematis pada

pembelajaran dengan strategi REACT atau pembelajatan dengan

konvensional atau kedua pembelajaran tersebut berasal dari populasi

tidak berdistribusi normal, maka analisis datanya dilanjutkan pengujian

kesamaan dua rata-rata secara nonparametrik dengan uji Mann-Whitney.

2) Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas ini menggunakan taraf nyata 5% (α = 0,05).

Perumusan hipotesisnya adalah:

H0 : data pretes memiliki varians yang sama.

H1 : data pretes memiliki varians yang berbeda.

Kriteria Pengujian:

(20)

31

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya < 0,05, maka H0 ditolak.

3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Uji kesamaan dua rata-rata yang digunakan adalah uji statistika

nonparametrik dengan uji Mann-Whitney dengan taraf nyata 5% (α =

0,05).

Perumusan hipotesisnya adalah:

H0 : Tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan komunikasi

matematis antara siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas

kontrol.

H1 : Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan komunikasi matematis

siswa antara kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol.

Kriteria Pengujian:

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya ≥ 0,05, maka H0 diterima.

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya < 0,05, maka H0 ditolak.

b. Data Postes

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

postes yang diperoleh dari kelas yang menggunakan pembelajaran

dengan strategi REACT (kelas eksperimen) dan kelas yang

menggunakan pembelajaran konvensional (kelas kontrol) berasal

dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

yang digunakan untuk mengolah data postes merupakan uji

Shapirow-Wilk dengan taraf nyata 5% (α = 0,05).

Perumusan hipotesisnya adalah:

H0 : Data postes berasal dari populasi berdistribusi normal.

(21)

32

Kriteria Pengujiannya adalah sebagai berikut:

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya ≥ 0,05, maka H0 diterima.

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya < 0,05, maka H0 ditolak.

Jika hasil pengujian menunjukkan kemampuan komunikasi

matematis siswa pada pembelajaran dengan strategi REACT dan

pembelajaran konvensional berasal dari populasi berdistribusi normal,

maka analisis datanya dilanjutkan dengan pengujian homogenitas

varians. Jika hasil pengujian menunjukkan kemampuan komunikasi

matematis siswa pada pembelajaran dengan strategi REACT atau

pembelajatan konvensional atau kedua pembelajaran tersebut berasal

dari populasi tidak berdistribusi normal, maka analisis datanya

dilanjutkan pengujian kesamaan dua rata-rata secara nonparametrik

dengan uji Mann-Whitney.

2) Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas ini menggunakan taraf nyata 5% (α = 0,05).

Perumusan hipotesisnya adalah:

H0 : data postes memiliki varians yang sama.

H1 : data postes memiliki varians yang berbeda.

Kriteria Pengujian:

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya ≥ 0,05, maka H0 diterima.

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya < 0,05, maka H0 ditolak.

3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Uji kesamaan dua rata-rata yang digunakan adalah uji statistika

nonparametrik dengan uji Mann-Whitney dengan taraf nyata 5% (α =

(22)

33

Perumusan hipotesisnya adalah:

H0 : rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas

eksperimen yang memperoleh pembelajaran dengan

menggunakan strategi REACT tidak lebih baik daripada siswa

kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.

H1 : rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas

eksperimen yang memperoleh pembelajaran menggunakan

strategi REACT lebih baik daripada siswa kelas kontrol yang

menggunakan pembelajaran konvensional.

Kriteria Pengujian:

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya ≥ 0,05, maka H0 diterima.

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya < 0,05, maka H0 ditolak.

c. Analisis Data Indeks Gain

Analisis data indeks gain ini dilakukan untuk mengetahui

peningkatan kemampuan komunikasi siswa, baik kelas yang

menggunakan pembelajaran dengan strategi REACT (kelas

eksperimen) maupun kelas yang menggunakan pembelajaran

konvensional (kelas kontrol). Rumus indeks gain menurut Hake

(Aisyah, 2013, hlm. 39) sebagai berikut:

Indeks gain = skor postes −skor pretes

skor maksimal −skor pretes

Setelah diperoleh data indeks gain kelas eksperimen dan kelas

kontrol, dilakukan beberapa pengujian yaitu:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah indeks

gain dari kelas yang menggunakan pembelajaran dengan strategi

REACT (kelas eksperimen) dan kelas yang menggunakan

pembelajaran konvensional (kelas kontrol) berasal dari distribusi

(23)

34

data pretes merupakan uji Shapirow-Wilk dengan taraf nyata 5% (α

= 0,05).

Perumusan hipotesisnya adalah:

H0 : Data indeks gain berasal dari populasi berdistribusi normal.

H1 : Data indeks gain berasal dari populasi berdistribusi tidak

normal.

Kriteria Pengujiannya adalah sebagai berikut:

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya ≥ 0,05, maka H0 diterima.

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya < 0,05, maka H0 ditolak.

Jika hasil pengujian menunjukkan kemampuan komunikasi

matematis siswa pada pembelajaran dengan strategi REACT dan

pembelajaran konvensional berasal dari populasi berdistribusi normal,

maka analisis datanya dilanjutkan dengan pengujian homogenitas

varians. Jika hasil pengujian menunjukkan kemampuan komunikasi

matematis siswa pada pembelajaran dengan strategi REACT atau

pembelajatan konvensional atau kedua pembelajaran tersebut berasal

dari populasi tidak berdistribusi normal, maka analisis datanya

dilanjutkan pengujian kesamaan dua rata-rata secara nonparametrik

dengan uji Mann-Whitney.

2) Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas ini menggunakan taraf nyata 5% (α = 0,05).

Perumusan hipotesisnya adalah:

H0 : data indeks gain memiliki varians yang sama.

H1 : data indeks gain memiliki varians yang berbeda.

Kriteria Pengujian:

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya ≥ 0,05, maka H0 diterima.

(24)

35

3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Uji kesamaan dua rata-rata yang digunakan adalah uji statistika

nonparametrik dengan uji Mann-Whitney dengan taraf nyata 5% (α =

0,05).

Perumusan hipotesisnya adalah:

H0 : rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa

kelas eksperimen yang memperoleh pembelajaran dengan

menggunakan strategi REACT tidak lebih baik daripada siswa

kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.

H1 : rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa

kelas eksperimen yang memperoleh pembelajaran dengan

menggunakan strategi REACT lebih baik daripada siswa kelas

kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.

Kriteria Pengujian:

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya ≥ 0,05, maka H0 diterima.

 Jika nilai signifikansi (Sig.) pengujiannya < 0,05, maka H0 ditolak.

Indeks gain menurut Hake (Aisyah, 2013, hlm. 39) terinterpretasikan dengan kriteria sebagai berikut:

Tabet 3.11 Kriteria Indeks Gain

Indeks Gain (g) Kriteria

g > 0,7 Tinggi

0,3 < g ≤ 0,7 Sedang

(25)

36

Adapun alur analisis data, selebihnya dapat dilihat pada gambar berikut.

2. Analisis Data Non Tes

a. Analisis Data Angket Siswa

Analisis data non tes berupa angket yang hanya diberikan kepada

kelas yang mendapatkan pembelajaran dengan strategi REACT (kelas

eksperimen), angket ini bertujuan untuk mengetahui sikap siswa.

Angket akan dianalisis dengan skala likert. Skala likert merupakan

sekala yang digunakan dalam angket tersebut, skala tersebut terdiri dari

empat pilihan yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju (TS), setuju

(S), dan sangat setuju (SS). Pembobotan yang digunakan untuk

pernyataan yang bersifat positif adalah:

- STS diberi skor 1 - TS diberi skor 2

- S diberi skor 4 - SS diberi skor 5

Sedangkan untuk pernyataan yang bernilai negatif, pembobotannya adalah:

- SS diberi skor 1 - S diberi skor 2

(26)

37

Untuk melihat sikap siswa yang diukur dalam angket, frekuensi

jawaban tiap siswa diberi skor yang sesuai dengan penskoran, kemudian

dicari skor total dan skor rata-ratanya. Skor rata-rata tiap siswa tersebut

digunakan untuk menentukan kategori siswa terhadap angket. Jika skor

total lebih dari tiga, maka sikap siswa terhadap pembelajaran adalah

posistif, sedangkan jika skor total kurang dari tiga maka sikap siswa

terhadap pembelajaran adalah negatif dan jika skor total siswa adalah tiga

maka sikap siswa terhadap pembelajaran adalah netral.

b. Analisis Data Observasi

Data observasi ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas

penggunaan pembelajaran dengan strategi REACT di dalam kelas. Data

observasi ini disajikan dalam bentuk tabel, kemudian data hasil observasi

ini dianalisis dengan menghitung presentase tiap kategori terhadap setiap

(27)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pembelajaran

dengan strategi REACT terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematis

siswa di salah satu SMP Negeri di kota Bandung, diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

1. Peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh

pembelajaran dengan strategi REACT lebih baik dibandingkan dengan

siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

2. Sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan strategi REACT

dan terhadap soal-soal kemampuan komunikasi matematis adalah positif.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang diperoleh, ada beberapa

saran yang ingin disampaikan.

1. Pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT dapat meningkatkan

kemampuan komunikasi matematis siswa SMP. Oleh sebab itu,

pembelajaran dengan strategi REACT ini dapat menjadi salah satu

alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan.

2. Untuk penelitian selanjutnya mengenai penggunaan pembelajaran dengan

strategi REACT dapat diterapkan pada materi, indikator dan aspek

Gambar

Tabel 3.1 Rancangan Instrumen
gambar atau tabel maupun model matematika dan
Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Korelasi
Tabel 3.4 Kategori Validitas Hasil Uji Instrumen
+5

Referensi

Dokumen terkait

Agar mengetahui efektifitas musik klasik Mozart sebagai latar belakang belajar pada penguasaan Bahasa lnggris, penulis melaksanakan suatu penelitian yang bersifat

Perancangan sistem untuk proses aplikasi soal- jawab adalah pembuatan diagram kelas, diagram statechart, diagram aktivitas, diagram sequence, dan diagram kolaborasi

Sayur selada yang ditanam dengan menggunakan pupuk kimia mengandung kadar nitrit dan nitrat yang paling tinggi pada setiap masa panen yang dilakukan, masing- masing sebesar

Sayur selada yang ditanam dengan menggunakan pupuk kimia mengandung kadar nitrit dan nitrat yang paling tinggi pada setiap masa panen yang dilakukan, masing- masing sebesar

SEGMEN BERITA REPORTER B Kerajinan Bunga Kering, Indah dan Ramah

A Menkesra Serahkan Dana P2KP KE Sejumlah Kabupaten Rina Walikota Undang Investor Hotel Bintang tiga

Analisis Kualitas Fisika Kimia Air di Areal Budidaya Ikan Danau Tondano Provinsi Sulawesi Utara.. Menteri Negara

golongan B ( air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum) mengalami. pencemaran yang berasal dari air limbah sehingga tidak dimanfaatkan