• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS : Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII di SMP NEGERI 1 Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS : Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII di SMP NEGERI 1 Lembang, Kabupaten Bandung Barat."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS

(Studi EksperimenTerhadap Siswa Kelas VIII di SMP NEGERI 1 Lembang, Kabupaten

Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan SebagaiSalahsatu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh:

BayuYudaWiguna

1005964

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2015

Pengaruh Penggunaan Media Audio

Visual Terhadap Penguasaan

Keterampilan Servis Dalam

Pembelajaran Bulutangkis

Oleh

Bayu Yuda Wiguna

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Bayu Yuda Wiguna 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

Lembar Pengesahan

Nama : BayuYudaWiguna

Nim : 1005964

Judul : Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Keterampilan Servis Dalam Pembelajaran Bulutangkis.

Di setujuidandisahkanoleh:

Pembimbing I

Yusuf Hidayat,M.Si.

Nip :196808301999031001

PembimbingII

Dra. Lilis Komariyah, M.Pd. Nip :195906281989012001

(4)

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Program Studi Pendidikan JasmaniKesehatandanRekreasi

Ketua,

Drs. BambangAbduljabar. M.Pd.

(5)

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bayu Yuda Wiguna. 1005964. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Penguasaan Keterampilan Servis Dalam Pembelajaran Bulutangkis di SMPN 1 Lembang” dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis di bimbing oleh Yusuf Hidayat. M.Si sebagai dosen pembimbing I dan Lilis Komariyah. Dra.M.Pd sebagai dosen

pembimbing II.

(Studi Ekperimen Terhadap Penguasaan Keterampilan Servis di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Lembang)

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh peningkatan penggunaan media audio visual terhadap penguasaan keterampilan servis pendek backhand dalam pembelajaran bulutangkis di SMPN 1 Lembang. Metode yang digunakan eksperimen. Desain penelitian menggunakan Pre-test dan post tes design. Populasi penelitian adalah siswa yang mengikuti ektrakurikuler kelas VIII SPMN 1 Lembang sedangkan untuk sampelnya sebanyak 20 siswa dengan cara probability sampling. Penelitianini dilaksanakan 12 kali pertemuan selama 4 minggu yaitu, senin, rabu, dan kamis. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari perhitungan peningkatan nilai rata-rata antara tes awal 8,8 dan tes akhir 17 yaitu 8,2 untuk kelompok menggunakan media audio visual, sedangkan peningkatan nilai rata-rata tes awal 9,8 dan tes akhir 13 yaitu 3,2 untuk kelompok tidak menggunakan media audio visual. Dan perbedaan hasil uji signifikan dari kedua tes awal dan akhir menggunakan media audio visual ialah thitung (17,82) sedangkan untuk kedua tes awal dan akhir tidak menggunakan media audio

visual thitung (4,59).Sedangkan untuk hasil perbedaan hasil uji signifikan dari kedua kelompok

antara tes akhir menggunakan media audio visual dengan tes akhir tidak menggunakan media media audio visual yaitu thitung (7,858). Kesimpulannya bahwa pembelajaran servis pendek

(6)

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

BAYU YUDA WIGUNA. 1005964. This thesis titled "Influence of Media Audio Visual Against Mastery Learning Skills Services in Badminton at SMPN 1 Lembang” in the writing and preparation of this paper the authors are guided by Yusuf Hidayat. M.Si as a supervisor I and dan Lilis Komariyah. Dra.M.Pd as supervisor II.

(Against Experimental Study Skills Mastery Services in Junior High School 1 Lembang)

The research objective was to determine how much influence the increased use of audio-visual media to the acquisition of skills in the backhand short service badminton learning in SMPN 1 Lembang The method used experimentally. The study design using pre-test and post test design. The study population was students who take the extra class VIII SMPN 1 Lembang while to sample as many as 20 students by way of probability sampling.

The research was conducted 12 sessions over 4 weeks ie, Monday, Wednesday, and Thursday. From the results of this research is that of the calculation of the increase in the average value between the initial test 8.8 and the final test 17 is 8.2 for the group using audio-visual media, whereas the increase in the average value of initial tests 9.8 and the final test 13 is 3.2 for the group does not use audio-visual media. And significant differences in test results from the two tests early and late use of audio-visual media is thitung (17.82), while for the second test

beginning and the end does not use audio-visual media thitung (4.59). As for the result of

significant differences in test results from the two groups between the final test using audio-visual media with the ultimate test does not use the media audio-audio-visual media, namely thitung

(7)

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL...vii

DAFTAR GAMBAR...viv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 6

C. Rumusan Masalah... 6

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kajian Pustaka...8

1. Hakekat Belajar Mengajar...8

2. Media Pembelajaran ...10

a. Media Pembelajaran...10

b. Jenis-Jenis Media...11

c. Manfaat Media ...12

3. Media Audio Visual...12

4. Olahraga Permainan Bulutangkis...13

a. Pengertian Bulutangkis...13

(8)

vi

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

perpustakaan.upi.edu

c. Teknik Dasar...17

d. Servis...24

B. Kerangka Pemikiran...28

C. Hipotesis Penelitian...29

BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Dan Sampel...30

B. Metode Penelitian...31

C. Desain Penelitian...32

D. Instrumen Penelitian...34

E. Pelaksanaan Penelitian...38

F. Prosedur Pengolahan Data...40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Pembahasan...44

B. Diskusi Penemuan...52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...55

B. Saran...55

DAFTAR PUSTAKA...56

LAMPIRAN-LAMPIRAN A. Intrumen Penelitian...58

B. Program Kegiatan Penelitian...60

C. Data Hasil Penelitian...66

D. Hasil Pengolahan Data...70

(9)

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

perpustakaan.upi.edu

F. Dokumentasi Penelitian...99

G. Data Riwayat Penulis...101

DAFTAR TABEL

Halaman

4.1 Hasil Penghitungan Nilai Rata-Rata Dan SimpanganBaku

Tes AwalMasing-Masing Kelompo...44

4.2 Hasil Penghitungan Nilai Rata-Rata Dan Simpangan Baku

Tes AkhirMasing-Masing Kelompok...45

4.3 Hasil Pengujian Homogenitas Tes awal KeduaKelompok...46

4.4 Hasil Pengujian Homogenitas Tes akhir KeduaKelompok...47

4.5 Hasil Uji Normalitas Liliefors Kelompok Yang Menggunakan

Media Audio Visual Dengan Yang Tidak Menggunakan

Media Audio Visual...48

4.6 HasilUjiJenjangBertanda Wilcoxon KeduaKelom...49

4.7 HasilUjiJumlahJenjang Wilcoxon Antara

Kedua Kelompok TesAkhirdan Tes Akhir ...49

4.8 PenghitunganUjiSignifikansiPerbedaanHasilKeduaKelompok...50

(10)

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalahbagianterpenting didunia,

karenadalamduniapendidikanmanusiadituntutuntukberubahkehal yang

positifbaikdarijasmanimaupunrohani. Hal ini dikarenakan pendidikan berfungsi

untuk meningkatkan kualitas manusia baik secara individu maupun kelompok.

Selain itu ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) Pendidikan adalah usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa, dan

negara.

Sebagaimana dikemukakan oleh Abduljabar (2010,hlm.22) bahwa “Dalam

kurikulum tujuan pendidikan jasmani adalah untuk menyokong perkembangan

aspek kognitif, afektif dan psikomotor”. Namun hal ini sangat tergantung pada

bagaimana guru pendidikan jasmani mengorientasikan perkembangan di dalam

program-program pembelajarannya. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh

perubahan dan pembaharuan dalam segala komponen pendidikan.

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan bagian terpenting

dari pendidikan secara keseluruhan, karena bertujuan untuk mengembangkan

aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis,

keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola

hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui hasil jasmani, olahraga dan

kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai

tujuan pendidikan nasional. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang

diajarkan di sekolah memiliki peranan yang sangat penting, yaitu memberikan

(11)

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengalaman belajar melalui hasil jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih

yang dilakukan secara sistematis.Hal tersebut didukung oleh Departemen

Pendidikan Nasional (2003,hlm.6) bahwa tujuan dan fungsi pendidikan jasmani

adalah:

1. Meletakan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani.

2. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama.

3. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran Pendidikan Jasmani.

4. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, demokratis melalui aktifitas jasmani.

5. Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, aquatik (aktivitas air), dan pendidikan luar kelas (outdoor education).

6. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani.

7. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain.

8. Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat.

9. Mampu mengisi luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat kreatif.

Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan diatas, maka dapat

diuraikan bahwa dalamkurikulumpendidikan jasmani merupakan bagiandariproses

suatu pembelajaran yang bertujuan mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor. Selain itu dalam pembelajaran penjas juga terdapat nilai-nilai yang

beraneka ragam pengalaman gerak.

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

dalam Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) tahun 2008 meliputi

aspek-aspek, yaitu; permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan,

eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor, non-lokomotor dan manipulatif, atletik,

(12)

3

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lapangan, bulutangkis, dan beladiri serta aktivitas lainnya. Karena pedidikan

jasmani itu sendiri mencakup berbagai cabang olahraga diantaranya yaitu olahraga

bulutangkis.

Bulu tangkis merupakan cabang olahraga yang termasuk ke dalam

kelompok olahraga permainan. Bulu tangkis dapat dimainkan di dalam maupun

diluar ruangan, di atas lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran

panjang dan lebar tertentu. Bulutangkis merupakan permainan yang menggunakan

sebuah raket dan shuttlecock yang di pukul melewati sebuah

net.SejalandenganpendapatSubarjahdanHidayat (2007,hlm.30)

mengemukakanbahwa :

“Permainanbulutangkismerupakanjenisolahraga yang dimainkandenganmenggunakan net, raketsebagaialatpemukul,

satelkoksebagaiobjek yang dipukul,

danberbagaiketerampilanmulaidariketerampilandasarhinggaketerampilan

yang paling komplek”

Dalampermainanbulutangkisterdapatbeberapakelompokbermainyaituperta

ndingan bentuk tunggal ( single ), juga dengan ganda ( double ), dan dengan

ganda campuran ( mixed double ).Permainan dimulai dengan cara menyajikan

bola atau service, yaitu memukul bola dari petak servis kanan ke petak servis

kanan lawan, sehingga jalan bola

menyilang.Untukdapatbermainbulutangkisharusmenguasaiteknikdasar agar

permainanbisaberjalan.Sejalandenganpendapat yang dikumekakanolehTohar

1991(subarjah&Hidayat, 2007) bahwa :

“permainanbulutangkistidakhanyamengendalikanfisiksajatetapiteknik, taktik,, psikologisecaraefektif, efesiendansimultan. Keterampilandasarmerupakansalahsatujenisketerampilan yang harusdipahamidandikuasaiolehsetiappemaindalammelakukankegiatanberm ainbulutangkis,

(13)

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam memperkenalkanolahragabulutangkiskepadasiswa di

lingkungansekolahbiasanyadenganmetodecaramahataudemonstrasi,

olehkarenaituguru sebagai sumber informasi dan memperagakan sehingga siswa

menerima informasi tanpa ada peran aktif (teacher centered). Pembelajaran

tersebut kurang baiksehingga membuat siswa menjadi kurangberhasildalam tujuan

pembelajaran. Akibatnya siswa tidak mendapatkan hasil yang maksimal dalam

memahami materi yang diajarkan. Pembelajaran seperti itu mengakibatkan hasil

belajar siswa yang kurang memuaskan,

olehkarenaitudalamsuatupembelajarmemerlukan media yang

dapatmenarikperhatiansiswa, selainitudalammemilih media

dalampembelajarharustepat agar tujuantercapai.

Secara sederhana, menurut Sweden, 1997 (dalamDaryanto, 2011)

mendefinisikan :

“kata media berasaldaribahasalatidanmerupakanbentukjamakdari kata

medium yang secaraharfiahberartiperantara, danjuga media

merupakanwahanapenyalurpesanatauinformasibelajar. “Media

sebagaisegalabenda yang dapatdimanipulasikan, dilihat, didengar,

dibacaatauberbicarabeserta instrument yang

dipergunakanuntukkegiatantersebut.”

PendapatserupadikemukakanolehLatuheru (1988,hlm. 14),

menyatakanbahwa “media pembelajaranadalahbahan, alat, atauteknik yang

digunakandalamkegiatanbelajarmengajardenganmaksud agar proses

interaksikomunikasiedukasiantara guru

dansiswadapatberlangsungsecaratepatgunadanberdaya”.

Berdasarkan pengertian diatas, media pembelajaran dapat diartikan

sebagai alat bantu untuk menyalurkan informasi ke pada siswa maka dalam proses

pembelajarannya yang bertindak sebagai sumber penyampaian pesan bisa saja

(14)

5

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat digunakan adalah dengan menggunakan media. Dalam pembelajaran

seorang guru akan lebih mudah dalam mencapai tujuan yang diharapkan apabila

menggunakan media atau alat bantu dalam proses pembelajaran. Di

perkuatolehSudjanadanRivai (2001,hlm. 2) menjelaskanbahwa :

“Media

pembelajarandapatmempertinggiprosesebelajarsiswadalampengajaran yang padagilirannyadapatmempertinggihasilbelajar yang dicapai.Disampingitu,

anatarapengajardansiswadapatmenambahefektivitaskomunikasidaninteraks inyamelalui media pembelajaran”.

Didalam memilih dan melaksanakan pendekatan, harus disesuaikan

dengan kemampuan, keadaan siswa serta keadaan sarana dan prasarana sebagai

penunjang proses belajar mengajar. Mengingat kecenderungan siswa SMP

terutama pada siswa kelas VIII masih senang bermain maka salah satu cara yang

dapat ditempuh oleh guru dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani yaitu

dengan melalui media video.Pemanfaatan media seharusnya menjadi bagian yang

tidak terpisahkan dari proses pembelajaran, salah satunya adalah media audio

visual.

Media audio visualmerupakan media yang menyajikan informasi dalam

bentuk suara dan visual seperti yang dikemukakanolahSulaeman (1985,hlm. 12)

menyatakanbahwa:

“Ala

-alataudiovisualmempunyaipersamaanistilahyaituAudiovisualeducation,

yang dalambahasaindonesiaberartiAudiovisual

PendidikanDisebutkanjugabahwa media berartialat-alat bantu pancaindra, ataujugaistilahAudiovisual

Communicatin,yangartikomunikasimelaluiAudiovisual.”

Pendapatserupadikemukakanoleh Hoban danZisman (1937,hlm. 9-10)

(15)

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Alat bantu visual

umumnyadiklasifikasikanmulaidaritingkatannyamulaidari yang paling mudahsampaidengantingkat yang paling abstrak, diantaranyaalat bantu visual yaitugambar, model, objekataualat-alat yang

dipakaiuntukmenyajikanpengalaman yang

lengkapmelaluivisualisasikepadasiswa “

Sejalandengankemampuansiswadalammenerimasuatuinformasi yang

dilihatdandidengarsangatmemberikanpengaruh yang cukupbaikseperti yang di

ungkapkanDaryanto (2011,hlm. 13) bahwa

“kemampuandayaserapmanusiadiklasifikasikankedalam 5 bagianyaitu (1)

penglihatan 82%, (2) pendengaran 11%, (3) penciuman 1% (4) pengecapan 2,5%,

(5) perabaan 3,5%”.

Menurutteoridiatasmaka secara umum media audio visual dapat

didefinisikan sebagai media atau alat bantu yang menyajikan audio dan visual

yang berisi pesan-pesan pembelajaran, baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur,

teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman suatu materi

pembelajaran yang berupa media penglihatandanpendengaran.Dari pemaparan

yang telah disampaikan peneliti mengambil media audio visual sebagai alat bantu

pembelajaran bulutangkis ini.

Berdasarkanfenomena yang terjadi di sekolah SMPN 1 Lembang, guru

penjasbelummenerapkan audio visual sebagai

mediapembelajaranketerampilanservispendekbulutangkis.Makadaripadaitupeneliti

inibertujuanuntukmenerapkan media pembelajaran audio visual

dalampembelajaranbulutangkisdanapakahterdapatpengaruh media audio visual

(16)

7

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi Masalah

Sebagaimanayang telah dikemukakan diatas, bahwa dalam pembelajaran

penjas dipengaruhi oleh beberapa faktor, maka beberapa masalah yang timbul

dalam pembelajaran penjas dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Secara umum kebanyakan siswa kurang

menguasaiketerampilanservispendekbackhand padapermainanbulutangkis.

2. Rendahnya perilaku sosial siswa sehingga keberhasilan pembelajaran yang

ingin dicapi oleh guru terhambat.

3. Kurangnya inovasi dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya

dalam meningkatkan kelincahan untuk membuat siswa aktif bergerak.

4. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan media audio

visual.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis merumuskan

masalah pokok dalam penelitian ini yaitu, “Bagaimanakah pengaruh media video

terhadap hasil penguasaanketerampilanservispendek backhandsiswa pada

pembelajaran bulutangkis ?

D. Tujuan Penelitian

Penulis merasa yakin bahwa masalah yang telah diuraikan diatas penting

untuk diteliti terutama dari segi pemanfaatan media, yang akan berpengaruh

terhadap peningkatan kemampuan keterampilan servis pendek backhand

bulutangkis pada siswa SMPN 1 Lembang.

(17)

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terhadap berbagai pihak, yaitu:

1. Bagi siswa

Diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan memberikan

pengalaman baru dalam pembelajaran bulutangkis sehingga siswa termotivasi

untuk belajar.

2. Bagi guru

Memberi wawasan baru dan masukan bagi guru tentang media video pada

pembelajaran bulutangkis yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta

meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih baik.

3. Bagi peneliti

Sebagai bahan acuan untuk penggunaan media video pada topik yang lain dan

sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya dan tambahan pengalaman dalam

membantu peneliti dalam merancang suatu pendidikan yang lebih baik di masa

(18)

9

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

(19)

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi merupakan suatu komponen yang mempunyai peran penting

dalam suatu penelitian, karena populasi ini adalah objek dalam penelitian.Hal ini

sesuai pernyataan Sugiyono (2013, hlm.117) bahwa “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”.Dalam hal ini yang menjadi populasi adalah siswa SMP

NEGERI 1 Lembang kelas VIII semester II tahun ajaran 2014/2015.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber

data yang di anggap mewakili dari seluruh populasi secara representatif. Sampel

juga harus mempunyai karakteristik dalam populasi. Maka teknik pengambilan

sampel ini adalah sampel dipilih secara acak, yang dikemukakan oleh Lutan Rusli

(2001, hlm.5.1) menjelaskan sebagai berikut; “Sampel adalah kelompok yang

digunakan dalam penelitian dimana data/informasi itu diperoleh, sedangkan

populasi adalah kelompok yang lebih besar dimana hasil penelitian

digeneralisasikan”. Berdasarkan metode penelitian eksperimen yang ciri utamanya

adalah sampel dipilih secara acak, maka teknik pengambilan sampel ini adalah

Simple Random Sampling,Sugiyono (2013, hlm.120) berpendapat “Simple Random Samplingyaitu pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan starata”.Sampel dari penelitian ini adalah dua

(20)

31

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

perpustakaan.upi.edu

dan kelompok kontrol yang berjumlah sampel dalam penelitian ini adalah 20

orang terdiri dari 10 siswa kelompok eksperimen dan 10 siswa kelompok kontrol.

Sebelumnya telah diuraikan dalam batasan penelitian bahwa populasi dan

sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 1

Lembang.Alasan penulis mengadakan penelitian disekolah tersebut karena dengan

pertimbangan yaitu disekolah tersebut tidak jauh dari lokasi penulis dan

mempunyai alat media audio visual (proyektor), sehingga hal ini sangat

berpengaruh terhadap efesiansi waktu, biaya dan tenaga.Alasan kedua karena pada

masa usia tersebut merupakan usia yang sangat produktif dalam pertumbuhan

serta perkembangan remaja, hal ini dapat berpengaruh terhadap hasil eksperimen.

B. Metode penelitian

Metode penelitian merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu

penelitian karena metode penelitian adalah suatu yang ditempuh untuk

memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian, sebab dengan

menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan

yang diinginkan. Disamping itu penggunaan metode tergantung kepada

permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain penggunaan suatu metode

dilihat dari efektivitas, efisien, dan relevansi metode tersebut. Sebagaimana

dikatakan Sugiyono (2013, hlm.3) bahwa secara umum “Metode penelitian

diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Suatu metode dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan dapat terlihat

adanya perubahan positif menuju tujuan yang diharapkan. Sedangkan suatu

metode dikatakan efisien apabila penggunaan waktu, fasilitas, biaya, dan tenaga

dapat dilaksanakan sehemat mungkin namun dengan hasil yang maksimal.

Metode dikatakan relevan apabila waktu penggunaan hasil pengolahan dengan

tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan.

Sehubungan dengan masalah yang penulis ungkapkan dalam penelitian ini,

adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa

(21)

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

perpustakaan.upi.edu

pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment. Oleh sebab itu peneliti

dalam hal ini menggunakan metode ekperiman. Mengenai metode eksperimen

Lutan Rusli (2001, hlm.9.1) menjelaskan:

”penelitian eksperimen merupakan salah satu metode yang paling diandalkan oleh kebanyakan peneliti. Dari sekian banyak jenis penelitian, metode ini merupakan cara yang terbaik dalam mengungkapkan hubungan sebab akibat (cause and effect relationships) antara variabel”.

Ada beberapa macam metode penelitian yang biasa digunakan peneliti

untuk memecahkan suatu masalah dalam suatu penelitian, Sugiyono (2013, hlm.6) menyebutkan bahwa “Dari segi metode penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian survey, ekspostfacto, eksperimen, naturalistik, policy research,

evaluation research, action research, sejarah, dan research and development (R&D)”.

Dari uraian diatas, maka metode eksperimen merupakan rangkaian

kegiatan percobaan dengan tujuan untuk menyelidiki sesuatu hal atau masalah

sehingga diperoleh hasil. Dalam penelitian ini ingin mengetahui teknik servis

pendek backhand manakah yang lebih efektif antara servis pendek backhand

dengan menggunakan media audio visual dan servis pendek backhand yang tidak

menggunakan media audio visual terhadap hasil penguasaan keterampilan servis

pendek backhan dalam permainan bulutangkis.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu langkah-langkah penelitian agar dalam

melaksanakan penelitian dapat tercapai pada tujuannya, selain itu bertujuan untuk

membantu peneliti agar penelitian dapat dilaksanakan secara teratur dan tersusun

dengan baik.Desain penelitian menjelaskan mengenai hubungan antara suatu

variabel dengan variabel lainnya.Penelitian eksperimen memiliki berbagai macam

desain penelitian, penggunaan desain tersebut disesuaikan dengan aspek penelitian

(22)

33

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

perpustakaan.upi.edu

Only Control Designyakni suatu desain penelitian yang hanyamelihat hasil tes akhirnya saja.

Menurut Sugiyono (2013, hlm.112) bentuk model desain ini sebagai

berikut:

Gambar 3.1

Desain Post Only Control Design

Keterangan :

R1 : Kelompok eksperimen.

R2 : Kelompok kontrol.

X : Perlakuan dengan menggunakan media audio visual.

--- : perlakuan dengan pembelajaran seperti biasa.

O1 : Hasil belajar siswa yang diberi perlakuan.

O2 : Hasil belajar siswa yang tidak diberi perlakuan.

Berdasarkan desain diatas terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak,

yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.Kelompok eksperimen adalah

kelompok yang diberi perlakuan sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok

yang tidak diberi perlakuan.Perlakuan yang dimaksud adalah penggunaan media

audio visual dalam pembelajaran servis pendek backhand. Selanjutnya rancangan

atau langkah-langkah penelitian yang akan dilaksanakan sebagai berikut: R1 x O1

(23)

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2

Langkah-Langkah Penelitian

Berdasarkan bagan di atas langkah-langkah penelitian yang akan

dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Menentukan sampel dari populasi.

2. Memberikan perlakuan dengan menggunakan media video dan tidak

menggunakan media video.

3. Melakukan tes akhir setelah diberi perlakuan kemudian menghitung rata-rata.

4. Menghitung perbedaan antara hasil kelompok eksperimen (menggunakan

media video) dan kelompok kontrol (tidak menggunakan media video) setelah

diberi perlakuan.

5. Langkah terakhir memakai pengujian hipotesis untuk menentukan kesimpulan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

suatu penelitian.Insterumen merupakan alat ukur yang digunakan dalam suatu

penelitian.Instrumen sebagai alat pengumpul data yang baik harus dirancang Populasi

Sampel

Perlakuan

Hasil 1

Kelompok 2

Perlakuan

Hasil 2 Pengumpulan Data

Pengolahan & Analisis Data

(24)

35

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

perpustakaan.upi.edu

sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya.Instrumen yang baik

adalah instrumen yang valid dan memiliki reliabel. Instrumen yang valid adalah

instrumen yang mampu dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur

sedangkan reliabilitas menyangkut akurasi dan konsistensi alat pengumpul data.

Dalam sejumlah penelitian, data mempunyai kedudukan yang sangat penting

karena merupakan penggambaran variabel yang diteliti serta berfungsi sebagai

alat pembuktian hipotesis.

Guna tercapainya keberhasilan penelitian yang akan dilaksanakan penulis,

maka instrumen penelitian ini adalah tes keterampilan servis pendek backhand.

Tes ini mempunya validitas 0,33 dan realibilitas 0,49. ( Petunjuk pelaksanaan tes

keterampilan bulutangkis usia 13-15 tahun 1999, hlm.4).

Tes Keterampilan Servis Pendek Backhand

a. Penjelasan Umum

1. Tujuan

 Mengukur hasil servis.

2. Sarana dan Prasarana

 Mempersiapkan alat/fasilitas sebagai berikut : - Lapangan

 Memeriksa alat-alat tes dan pengukuran

 Memberikan intruksi tentang tata cara test

 Melakukan test

 Mengisi formulir test

(25)

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

perpustakaan.upi.edu 4. Tugas Testee

 Melakukan pemanasan

 Mempersiapkan diri dengan memahami cara-cara servis yang baik

 Menunggu giliran test

 Melakukan test dengan baik

 Melakukan coolingdown

b. Cara Penilaian

 Area Skor

- Nilai 5 = area EF 15 cm termasuk tebal garis

- Nilai 3 = area GH 15 cm termasuk tebal garis

- Nilai 1 = area IJ diluar kotak 5 dan 3, tetapi masih di dalam

lapangan servis

- Nilai 0 = apabila shuttlecock jatuh diluar lapangan servis

Gambar 3.3(Tes Servis)

(Sumber : James poole, Belajar bulutangkis 2005, hlm. 26) J H F

1 3 5

T

1 3 5

I G E 15 cm

15 cm

(26)

38

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

perpustakaan.upi.edu

c. Pelaksanaan dan Cara-cara Tes

 Melakukan pemanasan

 Memberikan penjelasan mengenai tes servis pendek

 Testee melakukan servis sebagai berikut :

- Testee mengambil tempat di depan daerah T (daerah

perpotongan antara garis servis depan dengan garis tengah) dan

siap melakukan servis.

- Pukulan diarahkan kearah sasaran pada lantai dengan melalui

atas net.

- Masing-masing testee melakukan 6 kali pukulan dengan

menggunakan 6 shuttlecock

- Servis di anggap gagal apabila: shuttlecock mengenai net dan

tidak melewati net sesuai dengan batas garis yang ditentukan,

maka diadakan pukulan ulang sebanyak 2 kali, dan apabila

shuttlecock jatuh diluar lapangan servis sesuai dengan peraturan

permainan bulutangkis tahun 2009.

- Servis dianggap sah apabila memenuhi kriteria servis sesuai

d. Evaluasi

 Penulis memberikan kesimpulan atas kekurangan dan kelebihan tentang pelaksanaan tes yang sudah dilakukan oleh smua testee

E. Pelaksaan penelitian

Pelaksaan dalam penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut :

1. Tempat : lapangan olahraga SMPN 1 Lembang

2. Waktu : mulai 11 mei 2015sampai 13 juni 2015

3. Lama pembelajaran : Pkl 14.00 s.d 15.30 WIB

Pembelajaran ini dilaksanakan sebanyak 12 kali pertemuan selama 4

minggu, yaitu Senin, Rabu, dan Kamis.Mengenai jangka waktu lamanya

(27)

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

perpustakaan.upi.edu

kali setiap minggu, agar tidak terjadi kelelahan yang kronis”.Adapun pelaksaan penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu tes awal, perlakuan, dan tes akhir.

1. Pre test atau tes awal

Tes awal ini yang dilaksanakan adalah tes servis pendek backhand yang

disesuaikan dengan kriteria penilaian.Sebelum tes awal dilaksanakan siswa diberi

penjelasan tengtang tes awal ini.

2. Perlakuan media audio visual (video) 1 Pemanasa

- Melakukan Servis secara berpasangan dan

bergantian setiap 5 menit

Latihan Inti:

 Servis :

- Melakukan Servis secara berpasangan dan

bergantian setiap 5 menit 30

(28)

40

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

perpustakaan.upi.edu

Setelah program latihan dilaksanakan selama 12 kali pertemuan, pada

tanggal dilaksankan tes akhir yang pelaksanaanya sama dengan tes awal. Adapun

tujuan dilaksanakannya tes akhir untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh siswa

dari kedua kelompok 1 dan kelompok 2 setelah mengikuti program latihan

tersebut.

F. Prosedur Pengolahan Data

Untuk mengolah data yang merupakan skor-skor mentah dari hasil tes

awal dan tes akhir, perlu adanya pengolahan secara statistik.Rumus-rumus yang digunakan dikutip dari buku “Modul Statistik” karangan Nurhasan (2013). Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Menghitung nilai rata-rata dari tiap variabel dengan rumus:

n X X

Tanda-tanda dalam rumus :

X = rata-rata yang dicari

X = jumlah skor

n = jumlah orang coba

2. Menghitung simpangan baku

Arti tanda-tanda rumus tersebut adalah :

S = simpangan baku

Xi = jumlah skor masing-masing kelompok yang dikuadratkan

n = jumlah orang coba

1 = angka tetap

3. Menguji homogenitas. Rumus yang digunakan menurut adalah sebagai

(29)

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

perpustakaan.upi.edu

Kriteria Pengujian adalah Terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel

distribusi dengan derajat kebebasan = (V1, V2) dengan taraf nyata (a) = 0,05

4. Menguji normalitas data menggunakan uji kenormalan liliefors. Prosedur

yang di gunakan menurut adalah :

a. Pengamatan X1, X2, ...Xn. Dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ...Zn

simpangan baku tiap kelompok butir tes.

b. Untuk tiap bilangan ini, menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z≤Zi).

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2,... Zn dengan menggunakan

rumus yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi ini

dinyatakan oleh S(Zi), maka:

n

d. Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih

tersebut. Sebutlah harga terbesar ini dengan Lo.

f. Untuk menerima hipotesis, maka kita bandingkan Lo ini dengan nilai

kritis L untuk uji Lilliefors, dengan taraf nyata α = 0,05. Kriterianya

adalah tolak hipotesis Ho bahwa populasi berdistribusi normal, jika Lo

yang diperoleh dari data pengamatan lebih kecil dari nilai L dari daftar

(30)

42

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

perpustakaan.upi.edu

5. Bila data hasil pengujian terdistribusi tidak normal, maka langkah

pengujiannya menggunakan metoda statistik non parametrik yaitu sebagai

berikut :

5.1. Uji jenjang bertanda Wilcoxon langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Berikan jenjang (rank) untuk tiap-tiap beda dari pasangan

pengamatan (Y1 – X1) sesuai dengan besarnya, dari yang terkecil

sampai terbesar tanpa memperhatikan tanda dari beda itu (nilai

beda absolut). Bila ada dua atau lebih beda yang sama, maka

jenjang untuk tiap-tiap beda itu adalah jenjang rata-rata.

b. Bubuhkan tanda positif dan negatif pada jenjang untuk tiap-tiap

beda sesuai dengan tanda dari beda itu.

c. Bandingkan nilai T yang diperoleh dengan nilai T untuk uji jenjang

bertanda Wilcoxon. Dengan menotasikan m sebagai median dari

variable random (Y – X), maka pengujiannya :

Ho diterima apabila T > T

Ho ditolak apabila T < T

5.2. Uji jumlah jenjang Wilcoxon, langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Gabungkan kedua sampel dan beri jenjang pada tiap-tiap

anggotanya mulai dari pengamatan terkecil ke yang terbesar.

Apabila ada dua atau lebih nilai pengamatan yang sama, maka

jenjang diberikan pada tiap-tiap anggota adalah jenjang rata-rata.

b. Hitunglah jumlah jenjang masing-masing sampel pertama dan

(31)

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

perpustakaan.upi.edu

c. Ambilah jumlah yang lebih kecil antara R1 dan R2 dan notasikan

dengan R.

d. Bandingkan nilai R yang diperoleh dari hasil pengamatan R dari

tabel pada  .

e. Kriteria pengambilan keputusan adalah :

Ho diterima apabila R > R

Ho ditolak apabila R < R

Sedangkan syarat untuk menguji perbedaan dua rata-rata, yaitu datanya

harus berdistribusi normal dan variansinya homogen. Jika berdistribusi normal

dan homogen maka rumus statistik yang digunakan yaitu uji t sebagai berikut:

�= � 1− � 2

Sebelum uji t terlebih dahulu dicari variansi gabungan (s2) melalui rumus

sebagai berikut:

Keterangan tanda dalam rumus :

t : nilai t yang dicari (thitung)

Sesuai dengan masalah penelitian dan tujuan penelitian, maka teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasional

sederhana. Kriteria pengujian adalah terima Hojika t <t1-α, dalam hal lain tolak

(32)

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkanhasilpenelitiandanhasilanalisis data yang telahdilakukan,

ternyatahipotesis yang

diajukandapatditerima.Dengandemikiandapatdiperolehkesimpulansebagaiberikut :

”Pembelajaran servis pendek dengan menggunakan media audio visual memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar di SMP NEGERI 1

Lembang”.

B. SARAN

Berdasarkanhasiltemuan yang telahdiperoleh, baikberupahasilpenelitian,

pembahasanhasilnya, maupunkesimpulan, makaterdapatsaran untuk menggunakan

media audio visual pada saat proses pembelajaran servis pendek backhand dalam

permainan bulutangkis, karena berdasarkan penelitian penulis pembelajaran

menggunakan media audio visual memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

keterampilan servis pendek backhand dalam permainan bulutangkis, selain itu

sebagai pengetahuan baru tentang pembelajaran dalam pendidikan jasmani

disekolah khususnya dalam permainan bulutangkis.Maka dari itu kita sebagai

calon guru harus pandai-pandai memberikan pembelajaran yang berbeda dan

menarik agar siswa tidak malas dan bosan. Pembelajaran menggunakan media

audio visual sangat baik untuk diterapkan dalam pembelajaran kepada siswa, akan

tetapi guru harus menyiapkan video semenarik mungkin, rapih dan sistematis agar

(33)

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

AbdulJabar, Bambang (2010), ModulAplikasiStatistikanDalamPenjas, Bandung

:JurusanPendidikanOlah Raga FPOK UPI.

Daryanto (2011) Media Pembelajaran.Sarana Tutorial Nurani Sejahtera

Hamalik (1981:15). DalamKutipanArsyad (2002) media pembelajaran.Jakarta : PT

Raja GarfindoPersada.

Herman danYusup (2007).Bahan Ajar PermainanBulutangkis.Bandung : FPOK UPI.

Juliante, T. Yudiana Y danSubarjah.H (2007) ModulTeoriLatihan.Bandung FPOK

UPI.

Lutan, R (2001).PengembanganSistemPembelajaranModul Mata KuliahPenelitianPendidikanOlahraga. Bandung

Munadi, Yudhi. (2008). Media Pembelajaran (SebuahPendekatanBaru).Jakarta

:GaungPersada Pers.

Slameto.(2003). BelajardanFaktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.Jakarta : PT

AsdiMahasatya.

Sudjana (2004).HasilBelajar [Online].http:// aadesanjaya.blogspot.com /2011/03

Pengertian-Definisi-Hasil-Belajar.html

Sugiyono (2011), MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuantitatif, Kualitatifdan

R&D, Bandung : CV. Alfabeta Bandung.

Sulaeman.C (2011) Pengaruh Media Audio Visual DalamMeningkatkanKeterampilan

Dribbling DalamPermainanSepakBola.Skripsi UPI tidakterbit

Sulaeman.C (2011).Pengaruh Media Audio Visual DalamMeningkatkanKeterampilan

Dribbling DalamPermainanSepak Bola.Skripsi UPI TidakDiterbitkan.

Susila, Rudi. Dan Riyana, Cepi. (2008). Media Pembelajaran (Hakikat,

(34)

57

Bayu yuda wiguna, 2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

perpustakaan.upi.edu

UkuranDanSatuan.Blogspot.Com.

UkurangLapanganBulutangkishttp://ukurandansatuan.blogspot.com/2013/11

/berapa-ukuran-lapangan-badminton.html

Gambar

Gambar 3.2 Langkah-Langkah Penelitian
Gambar 3.3(Tes Servis)
tabel pada  .

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) memperoleh gambaran tentang kemampuan literasi sains siswa aspek konten kimia, proses sains, konteks sains, dan sikap terhadap

(Jakarta) perbaikan kapal dan alat apung lainnya serta sarana lepas

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran histopatologi karsinoma kolorektal yang paling banyak di Instalasi Patologi Anatomi Rumah Sakit Umum Pusat haji Adam Malik, Medan

Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Pertanian

Sahabat MQ dalam dalam penjaringan Dewan Pimpinan Cabang PDIP/ DPC PDIP kabupaten Sleman/ Sri Purnomo dan Yuni Sutya Rahayu terpilih secara aklamasi sebagai

Sahabat MQ/ Para pemimpin Lebanon dan Turki/ kemarin mengecam Israel dan menuduh negara Yahudi tersebut/ mengancam perdamaian/ serta menyeru masyarakat internasional agar

Penjual ikan basah dengan gejala penyakit kulit terbanyak adalah penjual ikan dengan umur terbanyak 36-65 tahun yaitu sebanyak 14 orang (29,2%) diikuti dengan tingkat pendidikan

Pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu: Model media interaktif bagaimana yang dapat menerapkan pendekatan pembelajaran tuntas pada pembelajaran bahasa Inggris