• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENNGUNAKAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV SD Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menngunakan Metode Sosiodrama Pada Siswa Kelas Iv Sd Muhammadiyah 10 Tipes Kecamatan Serengan Kota Surakarta Tahun Pe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENNGUNAKAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV SD Peningkatan Keterampilan Berbicara Dengan Menngunakan Metode Sosiodrama Pada Siswa Kelas Iv Sd Muhammadiyah 10 Tipes Kecamatan Serengan Kota Surakarta Tahun Pe"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN

MENNGUNAKAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 10 TIPES KECAMATAN SERENGAN KOTA

SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Diajukan Oleh: ERIX EKO NUGEROHO

A 510 080 123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

▸ Baca selengkapnya: rpp keterampilan berbicara sd kelas 5

(2)

2 PERSETUJUAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN

MENNGUNAKAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 10 TIPES KECAMATAN SERENGAN KOTA

SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Disusun Oleh :

ERIX EKO NUGEROHO A 510 080 123

Telah Di Setujui Oleh pembimbing I dan pembimbing II

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(3)

3 PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 10 TIPES KECAMATAN SERENGAN KOTA

SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Dr. H. Samino, M.M. Drs. Suwarno, S.H, M.Pd. Drs. Rubino Rubiyanto, M.Pd.

Oleh :

Erix Eko Nugeroho, A 510 080 123, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012, 73 halaman.

ABTRAKS

Penelitian Tindakan Kelas dengan rumusan masalah “Apakah metode pembelajaran Sosiodrama dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah 10 Tipes Kecamatan Serengan Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatan keterampilan berbicara pada siswa kelas IV dengan menggunakan metode pembelajaran Sosiodrama.

Dalam penelitian tindakan kelas ini subjek penerima tindakan adalah siswa kelas IV SD Muhammadiyah 10 Tipes yang berjumlah 44 siswa, subjek pelaku tindakan yaitu peneliti dan guru. Tehnik pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dokumentasi dan tes. Tehnik analisis data yang digunakan dengan menggunakan tehnik diskriptif kualitatif yang meliputi tahap reduksi data, penyajian data, verifikasi data.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan berbicara. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal 40,90% mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 72,72% dan siklus II sebesar 88,63%. Dengan demikian dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran

Sosiodrama dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IV SD

Muhammadiyah 10 Tipes tahun pelajaran 2011/2012.

(4)

4 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

adalah mendukung kepemilikan kompetensi tamatan Sekolah Dasar yang

memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat keterampilan

sebagaimana digariskan dalam kurikulum KTSP 2006, yaitu 1) keterampilan

mendengarkan, 2) keterampilan berbicara, 3) keterampilan membaca, dan 4)

keterampilan menulis. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat

penting peranannya dalam upaya melahirkan generasi masa depan yang cerdas,

kritis, kreatif, dan berbudaya adalah keterampilan berbicara.

Dewasa ini kemampuan berbicara untuk siswa SD sangatlah rendah, itu

terbukti pada saat terjadi proses pembelajaran. Kondisi yang terjadi ketika guru

mengajar di depan kelas, siswa berdiam diri (dalam arti pasif). Pada saat guru

melontarkan pertanyaan, siswa tidak menjawab dan pada saat guru menyuruh

siswa maju ke depan kelas untuk berbicara, siswa tidak mau ke depan kelas

dengan alasan siswa takut salah, malu, dan lain-lain. Maka dengan keadaan yang

semacam ini, guru mengalami kesulitan untuk mengetahui siswa tersebut sudah

jelas dengan pelajaran yang diberikan atau belum. Karena timbul masalah

tersebut, guru termotivasi untuk mengubah metode mengajarnya.

Sebagai salah satu solusinya, seorang guru dituntut kemampuannya untuk

menggunakan metode pembelajaran secara tepat. Metode dalam pembelajaran

memang banyak dan baik tetapi tidak semua metode tepat digunakan dalam

pencapaian tujuan pembelajaran tertentu. Metode pembelajaran merupakan cara

yang digunakan guru agar timbul proses belajar mengajar sehubungan dengan

strategi yang digunakan oleh guru. untuk meningkatkan keterampilan berbicara

siswa sekolah dasar adalah metode Sosiodrama.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin mengadakan penelitian

tindakan kelas pada siswa IV SD Muhammadiyah 10 Tipes Kecamatan Serengan

Kota Surakarta, dengan judul Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan

Menggunakan Metode Sosiodrama Pada siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 10

(5)

5 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengidentifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Penggunaan metode dalam pembelajaran bahasa Indonesia kurang variatif.

2. Pembelajaran masih didominasi oleh guru.

3. Masih banyak guru yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

4. Keterampilan berbicara siswa masih kurang.

Pembatasan Masalah

Dari latar belakang tersebut agar permasalahan yang dikaji terarah, maka

penelitian ini hanya membatasi masalah sebagai berikut.

1. Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Sosiodrama.

2. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah 10

Tipes Kecamatan Serengan Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

3. Penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam mata

pelajaran bahasa Indonesia.

Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Apakah penerapan metode Sosiodrama dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD

Muhammadiyah 10 Tipes Kecamatan Serengan Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012?”

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

meningkatkan keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia

dengan penerapan metode Sosiodrama pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah

10 Tipes Kecamatan Serengan Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan penulis memiliki manfaat sebagai berikut :

(6)

6 Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan metode

inovatif yaitu penggunaan metode Sosiodrama dalam pembelajaran keterampilan

berbicara di sekolah dasar demi kemajuan siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran keterampilan

berbicara.

2) Siswa akan merasakan pembelajaran yang menyenangkan dan inovatif

dengan bermain peran (Sosiodrama).

3) Meningkatkan keterampilan berbicara sehingga kemampuan belajar

akan meningkat secara signifikan.

b. Bagi Guru :

1) Guru dapat menerapkan metode Sosiodrama dalam meningkatkan

pembelajaran keterampilan berbicara.

2) Guru dapat termotivasi agar bisa menerapkan variatif metode

pembelajaran yang menyenangkan demi tercapainya tujuan

pembelajaran.

c. Bagi Peneliti

1) Peneliti sebagai calon guru menjadi lebih paham akan

permasalahan-permasalahan yang terjadi pada pembelajaran bahasa

Indonesia.

2) Peneliti lebih berusaha untuk memilih bahan yang variatif, kreatif, dan

inovatif.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

yang dimaksudkan untuk memberi informasi bagaimana tindakan yang tepat

untuk meningkatkan Kemampuan belajar siswa. Penelitian ini difokuskan pada

tindakan-tindakan sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa

(7)

7 Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Muhammadiyah 10 terletak di Desa

Dipotrunan Kelurahan Tipes Kecamatan Serengan Kota Surakarta. Peneliti

mengadakan penelitian di sini dengan pertimbangan sekolah belum pernah

dilakukan penelitian dengan judul yang sama dengan peneliti.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012

pada bulan Maret sampai selesai.

Subjek dan Penelitian

1. Subjek pelaku tindakan yaitu guru dan peneliti.

2. Subjek penerima tindakan adalah siswa kelas IV SD Muhammadiyah 10 Tipes

Kecamatan Serengan Kota Surakarta.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersifat praktis,

situasional dan kondisional berdasarkan permasalahan yang muncul dalam

kegiatan pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan tahap perencanaan tindakan

(planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation), dan

melakukan refleksi (reflecting).

Metode Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data merupakan suatu cara dalam penelitian untuk

memperoleh keterangan sesuai apa adanya atau cara untuk mengumpulkan data.

Tehnik pengumpulan data bertujuan untuk mempermudah memperoleh data-data

guna melengkapi data yang dipergunakan sesuai dengan tujuan penelitian, maka

digunakan metode-metode sebagai berikut :

1. Wawancara

2. Observasi

3. Dokumentasi

4. Metode tes

(8)

8 Instrumen Penelitian

1. Lembar wawancara

2. Lembar observasi

3. Tes

4. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Validitas Data

Validitas data dilakukan untuk mengetahui tingkat keabsahan data yang

diterima. Teknik yang digunakan yaitu trianggulasi sumber atau waktu.

Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data ini untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data tersebut. Sedangkan trianggulasi sumber maksudnya

adalah data tersebut dilakukan recek kebenarannya dengan sumber lain yang

dianggap paham berkaitan dengan data. Trianggulasi waktu artinya data tersebut

dicek pada respondent pertama pada waktu yang berbeda (Rubino R. & Saring M.,

2008: 60).

Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif

dilakukan dengan metode alur. Alur yang dilalui meliputi reduksi data, penyajian

data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi seperti yang diungkapkan oleh

Miles dan Huberman (Sugiyono, 2005: 91).

1. Reduksi data

2. Penyajian data

3. Verifikasi data

Indikator Pencapaian

Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah peningkatan

keterampilan berbicara melalui metode pembelajaran Sosiodrama pada siswa

kelas IV SD Muhammadiyah 10 Tipes Kecamatan Serengan Kota Surakarta

Tahun Pelajaran 2011/2012. Indikator keberhasilan siswa dalam keterampilan

berbicara memenuhi ketuntasan lafal, intonasi, kelancaran, ekspresi berbicara, dan

(9)

9 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Profil Sekolah

Nama Sekolah : SD MUHAMMADIYAH 10 TIPES

Jalan : Pangeran Wijil II No. 1 Tipes

Kelurahan : Tipes

Kecamatan : Serengan

Kota : Surakarta

Telepon : (0271) 710603

Nama Yayasan Penyelenggara Sekolah : Majelis Dikdasmen PDM Kota

Surakarta

Alamat Yayasan Penyelenggara Sekolah : Jl. Teuku Umar No. 5 Surakarta

NSS/NSB : 104036102032 / 004261770303605

Jenjang Akreditasi : A (Amat Baik)

Tahun Didirikan : 1966

Tahun Beroperasi : 1966

Status Tanah

a. Surat Kepemilikan : Nomor 332 Luas 643 �2

b. Surat Kepemilikan : Nomor 323 Luas 652 �2

Status Bangunan : Milik Yayasan

2. Sejarah singkat berdirinya SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta

Berdirinya suatu sekolah tidak terlepas dari kebutuhan masyarakat sekitar

untuk menimba ilmu pengetahuan, memberantas kebodohan sekaligus

mempersiapkan kader-kader pemimpin bangsa yang berkualitas di masa depan.

Begitu pula hadirnya SD Muhammadiyah 10 Tipes ditengah tengah arena

percaturan dunia pendidikan di tanah air, tidak lepas dari kebutuhan

masyarakat Tipes dan sekitarnya.

Secara Resmi SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta berdiri tangal 2

Januari 1966 pada masa bangsa Indonesia dalam pergolakan karena munculnya

(10)

10 dalam negeri. Dalam pengelolaaanya termasuk dalam lingkungan Pimpinan

Muhammadiyah Cabang Solo Selatan. Dalam pelaksanaaan pendidikan di

kelola oleh Muhammadiyah Ranting Tipes.

3. Daftar guru dan karyawan SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta.

Daftar guru dan karyawan SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta secara

keseluruhan baik PNS dan non PNS terdiri dari 16 orang yaitu 1 Kepala

Sekolah (PNS), 10 orang guru kelas (1 PNS dan 9 non PNS), 1 guru olahraga

(non PNS), 2 guru Agama (PNS), dan 1 penjaga Sekolah (non PNS).

4. Jumlah murid setiap kelas tahun pelajaran 2011/ 2012

Jumlah siswa SD Muhammadiyah 10 Tipes dari kelas I sampai kelas IV

berjumlah 325 siswa.

Deskripsi Kondisi Awal

Observasi awal adalah langkah pertama dalam penelitian yang dilakukan

oleh peneliti bersama guru kelas. Dalam proses ini, peneliti mengajukan

permohonan ijin untuk melakukan penelitian, yang kemudian berlanjut dengan

upaya diagnosis terhadap permasalahan yang muncul pada pembelajaran di kelas.

Berdasarkan hasil observasi awal ini, diperoleh informasi mengenai masalah yang

terjadi yaitu:

1. Sebagian besar siswa kurang terampil dalam berkomunikasi.

2. Hanya beberapa siswa yang menunjukkan antusias mereka dalam belajar

Bahasa Indonesia.

3. Penggunaan strategi pembelajaran yang masih konvensional sehingga

mengakibatkan siswa pasif dan kurang bersemangat dalam proses

pembelajaran di kelas.

4. Kurangnya perhatian dari guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan atau

lamban dalam mengikuti pembelajaran.

5. Pengkondisian kelas yang kurang sehingga keadaan kelas terbiasa gaduh dan

tingkat konsentrasi menjadi rendah.

Deskripsi Pelaksanaan Masing – Masing Siklus 1. Siklus I

(11)

11 Siklus I dilakukan pada tanggal 22 Mei 2012, pembelajaran

dilaksanakan dengan pedoman Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

selama 2 jam pelajaran (70 menit).

Pada tahap ini peneliti akan melakukan kegiatan – kegiatan sebagai

berikut :

1) Menentukan materi yang akan dijadikan sebagai bahan ajar untuk

dipraktekkan dengan menerapkan metode pembelajaran Sosiodrama.

2) Menyusun Rencana Pelakasanaan Pembelajaran sesuai dengan tindakan

yang akan dilakukan.

3) Membuat pedoman observasi.

b. Pelaksanaan tindakan

Pada siklus I pelaksanaan tindakan tersebut berdasakan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh peneliti. Tindakan

siklus I dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2012 alokasi waktu 2 x 35 menit.

Dengan materi ajar petunjuk penggunaan suatu alat. Pada siklus ini pelaku

tindakan adalah peneliti sendiri. Sedangkan guru kelas IV membantu

peneliti pada saat pembelajaran berlangsung.

c. Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada

tahap pengamatan, yang bertugas untuk mengamati adalah guru kelas IV.

Observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi yang telah

disiapkan sebelumnya. Observasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan

guru dalam pembelajaran membaca dengan menggunakan metode

Sosiodrama.

d. Refleksi

Refleksi tindakan I ini mendiskusikan hasil observasi kelas yang telah

dilakukan. Kegiatan refleksi ini diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat

sebagai masukan untuk perbaikan pada siklus selanjutnya, yaitu :

Bagi siswa :

1) Masih banyak siswa yang belum membuat dialog percakapan dengan

(12)

12 2) Siswa kurang fokus selama pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran

belum tercapai.

3) Siswa kurang percaya diri untuk memerankan dialog di depan kelas.

Bagi guru :

1) Memberi motivasi siswa agar lebih memperhatikan pembelajaran.

2) Memperhatikan seluruh siswa sehingga tidak ada kesempatan bagi siswa

untuk membuat kegaduhan.

3) Terlalu cepat dalam menjelaskan materi pembelajaran.

e. Hasil pelaksanaan tindakan

Hasil dari observasi yang telah dilakukan pada tindakan kelas siklus I,

siswa belum bisa membuat dialog dengan baik dan cara memerankan dialog

percakapan masih kurang memperhatikan lafal, intonasi, kelancaran,

ekspresi berbicara dan pemahaman isi.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus II dilakukan pada tanggal

24 Mei 2012. Pada siklus II ini guru meningkatkan kinerja dan bimbingan

serta pengarahannya terhadap siswa, agar siswa dapat lebih fokus dalam

pembelajaran.

Adapun tahap perencanaan dari kegiatan siklus II meliputi :

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan kegiatan

pembelajaran yang sudah dikembangkan dari RPP siklus I.

2) Menyiapkan pedoman observasi.

b. Pelaksanaan tindakan

Pada siklus I pelaksanaan tindakan tersebut berdasakan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh peneliti. Tindakan

siklus I dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2012 alokasi waktu 2 x 35 menit.

Dengan materi ajar petunjuk penggunaan suatu alat. Pada siklus ini pelaku

tindakan adalah peneliti sendiri. Sedangkan guru kelas IV membantu

(13)

13 c. Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada

tahap pengamatan, yang bertugas menjadi observer adalah guru kelas IV.

Observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi yang telah

disiapkan sebelumnya. observasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan

guru dalam pembelajaran dengan metode Sosiodrama.

d. Refleksi

Kekurangan yang ditemukan pada siklus I telah dapat diatasi pada

siklus II. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan aktivitas siswa

selama pembelajaran dan meningkatnya nilai hasil petunjuk penggunaan alat

secara lisan yang dibuat siswa. Peningkatan tersebut merupakan pengaruh

positif yang muncul saat diterapkan metode pembelajaran Sosiodrama.

Dalam kegiatan pada siklus II, didapatkan hasil refleksi sebagai

berikut :

1) Perhatian siswa sudah terfokus ke dalam kegiatan pembelajaran dan

penjelasan guru.

2) Siswa mampu membuat teks dialog dengan benar.

3) Saat memerankan dialog yang mereka buat, lafal, intonasi, kelancaran,

ekspresi berbicara dan pemahaman isi sudah benar.

4) Guru cukup mampu mengkondisikan kelas dengan baik dibanding siklus

I.

e. Hasil pelaksanaan tindakan

Pada siklus II suasana belajar mengajar di kelas sudah membaik

komunikasi antara guru dan siswa juga terjalin dengan baik. Perhatian siswa

sudah terfokus kepada penjelasan guru sehingga siswa dapat memahami

materi yang dijelasakan dengan baik. Hasil dari pelaksanaan tindakan siklus

II dapat dikatakan mengalami peningkatan dibanding pelaksanaan tindakan

siklus I.

Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian didapatkan berdasarkan analisis data hasil

(14)

14 kepala sekolah yang terlibat dalam proses penelitian ini. Dalam rangka

meningkatkan keterampilan berbicara siswa, guru selalu melakukan pembenahan

pelaksanaan tindakan pada proses pembelajaran. Sebelum diadakan penelitian,

pembelajaran masih konvensional, guru menjelaskan materi dengan ceramah dan

siswa mendengarkan tanpa andanya inovasi dalam pembelajaran. Tindakan yang

dilakukan oleh guru kelas dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa

adalah dengan metode Sosiodrama.

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data dari setiap siklus, secara keseluruhan

kemampuan siswa dalam peningkatan keterampilan berbicara dengan

[image:14.595.119.521.347.582.2]

menggunakan metode Sosiodrama mengalami peningkatan.

Gambar 4.7 Grafik presentase peningkatan keterampilan berbicara siswa melalui

metode Sosiodrama

Dengan demikian maka hipotesis tindakan dengan pencapaian indikator

minimal nilai 65 dapat dibuktikan kebenarannya karena dengan peningkatan

keterampilan berbicara dengan metode Sosiodrama pada siswa kelas IV SD

Muhammadiyah 10 Tipes tahun pelajaran 2011/2012 dapat meningkatkan hasil

belajar pemahaman siswa sebesar 88,63%. Proses keterampilan mengalami 40,90%

72,72%

88,63%

0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00% 100,00%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

P

re

se

n

(15)

15 peningkatan dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis

tindakan yang dirumuskan yaitu penerapan metode Sosiodrama untuk

meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Muhammadiyah 10

Tipes dapat diterima.

KESIMPULAN, IMPLIKASI, dan SARAN Kesimpulan

Berdasakan rumusan dan hasil pembahasan yang berkaitan dengan

perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran dengan menggunakan metode

Sosiodrama, peneliti dapat mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Metode pembelajaran Sosiodrama lebih efektif dapat meningkatkan

keterampilan belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD

Muhammadiyah 10 Tipes tahun ajaran 2011/2012.

2. Hipotesis tindakan yang menyatakan “Peningkatan Keterampilan Berbicara

Dengan Menggunakan Metode Sosiodrama Pada Siswa Kelas IV SD

Muhammadiyah 10 Tipes Kecamatan Serengan Kota Surakarta Tahun

Pelajaran 2011/2012”, dapat diterima kebenarannya.

Implikasi

Kesimpulan butir pertama memberikan implikasi bahwa dengan

pembenahan cara mengajar dan penggunaan metode yang tepat dan bervariasi dari

seorang guru akan memberi pengaruh pada kegiatan belajar siswa yang

berdampak pada kemampuan siswa menguasai materi yang diajarkan.

Kesimpulan butir kedua memberikan implikasi bahwa dengan

menggunakan metode pembelajaran Sosiodrama yang diterapkan dalam dua

siklus dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa, dengan kriteria

penilaian yaitu lafal, intonasi, kelancaran, ekspresi berbicara, dan pemahaman isi.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan

dalam usaha untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa di kelas melalui

metode Sosiodrama, maka peneliti mengajukan saran kepada pihak terkait

(16)

16

1. Kepada Guru

Sebagai bahan masukan guru untuk memilih pendekatan dan metode

pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran peningkatan berbicara. Salah

satunya dengan menerapkan metode Sosiodrama dalam pembelajaran petunjuk

penggunaan suatu alat secara lisan, karena dengan metode tersebut dapat

meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa.

2. Kepada Peneliti Berikutnya

Bagi peneliti berikutnya yang tertarik pada masalah yang serupa,

hendaknya mengembangkan penelitian ini dan melakukan perbandingan

dengan metode yang lebih variatif, sehingga keterampilan berbicara siswa

dapat ditingkatkan melalui berbagai metode inovatif.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Joko T. Prasetyo. 1997. Strategi Belajar Mengajar.

Bandung:Pustaka Setia.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Budiharto, Tri. 2008. Pendidikan Keterampilan. Surakarta: UNS Pres.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Model Pengembangan Silabus Mata

Pelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia..

Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.

Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

J. Moleong, Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

(17)

17

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja grafindo Persada.

Martinis Yamin. 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Ciputat :

Gaung Persada Press.

Nanik,Acik Ira.2011.Upaya Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal dengan

Menerapkan Metode Sosiodrama Pada Kelompok B-2 diTk Aisyiah

Pucangan 1 Kartasura Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran

2010/2012.Surakarta:UMS.(Tidak Diterbitkan).

Purnomo, Azis. 2011. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Kelas

IV Melalui Permainan Cerita Berantai di SD Negeri Brojol 1 Kecamatan

Miri Kabupaten Sragen. Skripsi. Surakarta : UMS.(Tidak Diterbitkan).

Pusat Bahasa Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Putriyani,Rizki.2011.Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa

Krama Dalam Pembelajaran Bahasa jawa dengan Metode Sosiodrama

dan Bermain Peran Siswa kelas IV SD Negeri 2 Jemboran Kabupaten

Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012.Surakarta:UMS.(Tidak Diterbitkan).

Rubiyanto, Rubino dan Saring Marsudi. Penelitian Tindakan Kelas Ke SD an

dan Karya Tulis Ilmiah. 2008. Surakarta: PGSD FKIP UMS.

Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: PGSD FKIP

UMS.

Santosa, Puji, dkk. 2008. Materi Dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.

(18)

18 Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sumantri, Mulyani dan Johan Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar.

Bandung: CV Maulana.

Tarigan, Djago. 1992. Materi Pokok Pendidikan bahasa Indonesia 1. Jakarta:

Depdikbud.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Salah Satu Keterampilan

Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Wahab, Abdul Azis. 2009. Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.

Wardani, I.G.A.K. dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas

(19)

Gambar

Gambar 4.7 Grafik presentase peningkatan keterampilan berbicara siswa melalui

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Yosodipuro Surakarta dengan penerapan model

concept sentence dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas IV SD Negeri I Sidowayah tahun ajaran 2014/2015.. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan

keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VD. SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, Tahun

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian peningkatan keterampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode role playing di kelas IV

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian peningkatan keterampilan berbicara dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode role playing di kelas IV

Rumusan masalah dalam penelitian apakah dengan menggunakan media gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan dalam menulis paragraf narasi siswa kelas IV SD 2

Dengan demikian, berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu “melalui metode sosiodrama, keterampilan berbicara murid kelas V MIN Seutui Banda Aceh lebih baik” dapat

Tabel Peningkatan Nilai Rerata Keterampilan Berbicara Siswa Pratindakan, Tindakan Siklus I, dan Tindakan Siklus II Kelas Nilai Rerata Pratindakan Pasca Tindakan Siklus I Pasca