• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Problem Based Learning (Pbl)Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VD SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakart

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Problem Based Learning (Pbl)Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VD SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakart"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VD SD MUHAMMADIYAH 1 KETELAN SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

SRI MURYANI A510090135

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

▸ Baca selengkapnya: rpp keterampilan berbicara sd kelas 5

(2)

SURAT PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir: Nama : Drs. Mulyadi SK, SH., M.Pd.

NIP/NIK : 191

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:

Nama : Sri Muryani NIM : A 510 090 135 Program Studi : PGSD

Judul Skripsi :

“PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) SISWA KELAS VD SD MUHAMMADIYAH 1 KETELAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013”

Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, 16 Februari 2013 Pembimbing

(3)

1

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VD SD MUHAMMADIYAH 1 KETELAN SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2012/2013

PENDAHULUAN

Berdasarkan hasil pengamatan pada kelas VD SD Muhammadiyah 1 Ketelan

Surakarta peneliti menemukan masalah dalam kurangnya keterampilan berbicara

siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Hal tersebut dikarenakan banyak siswa

yang ribut sendiri dan kurang memperhatikan saat pembelajaran bahasa Indonesia.

Jumlah siswa dalam kelas VD adalah 25 siswa. Dari jumlah tersebut hanya beberapa

siswa saja yang terampil di dalam berbicara. Sedangkan siswa kelas VD yang lain

kurang terampil di dalam berbicara. Hal ini dapat dilihat ketika siswa berkomunikasi

secara lisan di dalam proses pembelajaran berlangsung, siswa dalam

mempresentasikan hasil belajar dan menyampaikan pendapat masih belum bisa

berbicara dengan bahasa yang baik dan benar, siswa masih malu dan takut berdiri di

depan kelas.

Saat ini banyak berkembang model dan metode pembelajaran yang inovatif.

Model-model pembelajaran tersebut menjadi solusi bagi dunia pendidikan yaitu

menjadikan siswa aktif dan kreatif di dalam proses pembelajaran berlangsung.

Dengan model dan metode pembelajaran yang inovatif menjadikan proses

pembelajaran yang dulunya berpusat pada guru berganti menjadi berpusat pada siswa.

Model-model pembelajaran inovatif tersebut antara lain, learning with a question

(pembelajaran di mulai dengan pertanyaan), think pair share (TPS), problem based

learning ( PBL) dan lain-lain.

Maka dengan ini penulis akan menggunakan metode pembelajaran problem

(4)

2

menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL) diharapkan

siswa dapat terampil berkomunikasi secara lisan, dan juga siswa dapat terampil dalam

mempresentasikan hasil belajar dan menyampaikan pendapat selama proses

pembelajaran berlangsung. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah ”Meningkatkan

Keterampilan Berbicara Dengan Menggunakan Metode Problem Based Learning

Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VD SD Muhammadiyah 1

Ketelan Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013”.

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang penulis susun adalah Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). Tempat penelitian adalah Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Ketelan

Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Nopember 2012 hingga Januari

2013. Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas VD SD

Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta tahun ajaran 2012/2013. Di dalam penelitian

ini terdapat variabel bebas yaitu metode Problem Based Learning. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan keterampilan berbicara pada mata

pelajaran bahasa Indonesia.

B. Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah prosedur Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suharsimi Arikunto, dkk (2008: 58) “Pengertian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research)

yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di

kelasnya”.

Suharsini Arikunto, dkk (2008: 60), mengungkapkan tujuan utama PTK

adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas PTK

terdiri dari empat tahapan kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang

(5)

3

pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) dan refleksi. Yang digambarkan sebagai berikut

:

Gambar 1

Model Penelitian Tindakan Kelas Suharsimi Arikunto dkk (2008:74) Permasalahan baru

hasil refleksi

Perencanaan Tindakan II

Pelaksanaan Tindakan II

Pengamatan/ pengumpulan data II Refleksi II

Siklus II

Dilanjutkan ke

siklus berikutnya Apabila

permasalahan belum terselesaikan

Perencanaan Tindakan I

Refleksi I

Pelaksanaan Tindakan I

Pengamatan/ Pengumpulan data I

Pengamatan/ Permasalahan

(6)

4

Gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Dialog awal

Dialog awal dilakukan untuk mengetahui sejauh mana permasalahan yang

terjadi saat kegiatan pembelajaran berlangsung yang meliputi keterampilan

berbicara siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan hasil belajar siswa.

2. Perencanaan tindakan

Perencanaan tindakan ini dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan

perilaku dan sikap sebagai solusi. Guru bahasa Indonesia kelas VD bersama

peneliti menentukan materi yang akan diajarkan sesuai dengan silabus,

merancang program pembelajaran, yang meliputi rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) dan diskusi mengenai materi pembelajaran yang akan

diajarkan.

3. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan pembelajaran dengan

menggunkan metode Problem Based Learning dalam suatu usaha yang

mengarah pada perbaikan dalam proses pembelajaran.

a. Siswa di jelaskan materi pembelajaran

b. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok diberikan

permasalahan

c. Masing-masing kelompok mendiskusikan permasalahan yang diberikan

oleh guru

d. Masing- masing kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan

hasil diskusi kelompok

4. Pengamatan/ observasi

Pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada

(7)

5 5. Tahap refleksi

Refleksi bertujuan menganalisis kegiatan pembelajaran pada setiap pertemuan

untuk dilakukan perbaikan demikian seterusnya samapai tercapai hasil sesuai

dengan yag diharapkan.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data penelitian ini

dikumpulkan dari berbagai sumber.

1. Data Pokok, yaitu: Siswa kelas VD SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Guru

bahasa Indonesia kelas VD, dan orang-orang yang ada di sekitar siswa yang

dapat digali informasinya.

2. Data Primer, yaitu: arsip atau dokumentasi dan tes hasil belajar siswa.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode

wawancara, metode observasi, metode test, metode dokumentasi.

E. Instrument Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini pedoman

wawancara, pedoman observasi dan test.

F. Validitas Data

Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu triangulasi

sumber data dan triangulasi tehnik pengumpulan data.

G. Indikator Pencapaian

Indikator pencapaian dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan

keterampilan berbicara siswa dengan menggunakan metode Problem Based

Learning (PBL) ditandai dengan,

1. Aspek keterampilan berbicara dalam lafal dapat meningkat 75% dari 25 siswa

yaitu 19 siswa.

2. Aspek keterampilan berbicara dalam tata Bahasa dapat meningkat 75% dari

(8)

6

3. Aspek keterampilan berbicara dalam kosa kata dapat meningkat 75% dari 25

siswa yaitu 19 siswa.

4. Aspek keterampilan berbicara dalam isi pembicaraan dapat meningkat 75%

dari 25 siswa yaitu 19 siswa.

5. Aspek keterampilan berbicara dalam pemahaman dapat meningkat 75% dari

25 siswa yaitu 19 siswa.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Hasil Penelitian Siklus I

1. Keterampilan Berbicara

a. Dalam aspek Lafal dalam berbicara diperoleh skor 49,5 atau sebesar

49,5% yaitu 12 siswa tidak ada kesalahan/penyimpangan yang berarti

dalam lafal, siswa sudah sempurna tekanan sudah mendekati standar,

tidak tampak adanya pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah,

sedangkan yang lainnya masih kurang di dalam aspek tersebut.

b. Dalam aspek Tata Bahasa dalam berbicara diperoleh skor 49,5 atau

sebesar 49,5 % yaitu 12 siswa hampir tidak melakukan kesalahan,

sedangkan lainnya masih melakukan kesalahan dalam aspek keterampilan

berbicara tersebut.

c. Dalam aspek Kosa Kata dalam berbicara diperoleh skor 64,5 atau sebesar

64,5% yaitu 16 siswa dapat menggunakan kata-kata dan ungkapan dengan

baik, sedangkan lainnya belum mampu dalam aspek keterampilan

berbicara tersebut.

d. Dalam aspek penguasaan isi pembicaraan diperoleh skor 54,5 atau sebesar

(9)

7

baik dan rrutin sedangkan siswa lainnya belum mampu dalam aspek

keterampilan berbicara tersebut.

e. Dalam aspek pemahaman dalam berbicara diperoleh skor 65 atau sebesar

82% yaitu 16 siswa dapat memahami masalah tanpa kesulitan, sedangkan

lainnya belum mampu dalam aspek keterampilan berbicara tersebut.

Sebagai penjelas berikut peneliti sajikan tabel perbandingan

peningkatan keterampilan berbicara siswa pra siklus dan siklus I, sebagai

berikut.

Tabel 1

Perbandingan Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa

Pra Siklus dan Siklus I

Ket. Aspek keterampilan Berbicara

Lafal Tata

Bahasa

Kosa Kata

Isi Pembicaraan

Pemahaman

Pra-Siklus 27 25 42 27 44

27% 25% 42% 27% 44%

Siklus I 49,5 49,5 64,5 54,5 65

49,5% 49,5% 64,5% 54,5% 65%

Berdasarkan tabel diatas, dapat dibuat grafik keaktifan siswa pada

(10)

8 Grafik 1

Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa Pra Siklus dan Siklus I

Indikator pencapaian yang dikehendaki adalah jika jumlah

keterampilan berbicara ≥75% dari jumlah siswa. Dari data diatas diperoleh

keterangan bahwa keterampilan berbicara siswa belum mencapai indikator

yang dikehendaki sehingga perlu dilakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.

2. Hasil Belajar

Berdasarkan perolehan rata-rata data dapat disimpulkan bahwa siswa

yang tuntas pada pra-siklus sebanyak 11 siswa atau sebesar 44%, siswa yang

tidak tuntas sebanyak 14 siswa atau sebesar 54%. Pada siklus I siswa yang

tuntas sebanyak 15 siswa atau sebesar 60% naik 16% dari pra-siklus, dan

siswa yang tidak tuntas sebanyak 10 siswa atau 40% atau turun 14% dari

pra-siklus. Sebagai penjelas berikut akan peneliti sajikan tabel perbandingan

(11)

9 Tabel 2

Presentase Hasil Belajar Pra Siklus dengan Siklus 1

Keterangan Tuntas Tidak Tuntas

Pra-Siklus 11 14

44% 56%

Siklus I 15 10

60% 40%

Sebagai penjelas perbandingan peningkatan hasil belajar pra siklus

dengan siklus I pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan

berbicara terlihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 2

Presentase Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus I

B. Refleksi Hasil Penelitian Siklus II 1. Keterampilan Berbicara Siswa

a. Dalam aspek Lafal dalam berbicara diperoleh skor 79 atau sebesar 79%

yaitu 24 siswa tidak ada kesalahan/penyimpangan yang berarti dalam

lafal, siswa sudah sempurna tekanan sudah mendekati standar , tidak

tampak adanya pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah. Sedangkan

(12)

10

b. Dalam aspek Tata Bahasa dalam berbicara diperoleh skor 76 atau sebesar

76% yaitu 23 siswa hampir tidak melakukan kesalahant, sedangkan

lainnya masih melakukan kesalahan dalam aspek keterampilan berbicara

tersebut.

c. Dalam aspek Kosa Kata dalam berbicara diperoleh skor 82 atau sebesar

82% yaitu 23 siswa dapat menggunakan kata-kata dan ungkapan dengan

baik, sedangkan lainnya belum mampu dalam aspek keterampilan

berbicara tersebut.

d. Dalam aspek penguasaan isi pembicaraan diperoleh skor 79 atau sebesar

79% yaitu 24 siswa dapat menguasai alur pembicaraan dengan sangat baik

dan rrutin sedangkan lsiswa ainnya belum mampu dalam aspek

keterampilan berbicara tersebut.

e. Dalam aspek pemahaman dalam berbicara diperoleh skor 82 atau sebesar

82% yaitu 24 siswa dapat memahami masalah tanpa kesulitan, sedangkan

lainnya belum mampu dalam aspek keterampilan berbicara tersebut.

Sebagai penjelas berikut peneliti sajikan tabel perbandingan

peningkatan keterampilan berbicara siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus

II, sebagai berikut.

Tabel 3

Perbandingan Tingkat Keterampilan berbicara Siswa

Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Keterangan

Aspek Keterampilan Berbicara

Lafal Tata

Bahasa Kosa Kata Isi Pembicaraan Pemahaman

Pra Siklus 27 25 42 27 44

27% 25% 42% 27% 44%

Siklus I 49,5 49,5 64,5 54,5 65

49,5% 49,5% 64,5% 54,5% 65%

Siklus II 79 76 82 79 82

(13)

11

Berdasarkan tabel diatas, dapat dibuat grafik keterampilan berbicara

siswa pada kegiatan pra siklus, siklus I dan Siklus II sesuai grafik di bawah

ini.

Grafik 3

Perbandingan Tingkat Keterampilan Berbicara Siswa

Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan grafik diatas menunjukkan adanya peningkatan

keterampilan berbicara siswa dalam siklus I dan siklus II, sehingga penelitian

ini dihentikan karena keterampilan berbicara siswa kelas VD dalam setiap

aspek yang diteliti telah mencapai ≥ 75% setelah diterapkan metode Problem

Based Learning. 2. Hasil belajar

Hasil belajar siklus II sebanyak 22 siswa atau 88% telah tuntas,

(14)

12

Sebagai penjelas berikut peneliti sajikan tabel perbandingan peningkatan hasil

belajar siswa pra-siklus, siklus I, dan siklus II.

Tabel 4

Perbandingan Hasil Belajar Pra-siklus, Siklus I, dan Siklus II

Hasil Belajar

Pra-Siklus Siklus I Siklus II

Tuntas 11 15 22

Presentase 44% 60% 88%

Tidak Tuntas 14 10 3

Presentase 56% 40% 12%

Sebagai penjelas perbandingan peningkatan hasil belajar siklus I dan II

pada mata pelajaran Matematika terlihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 4

Presentase Hasil Belajar Pra-siklus, Siklus I, dan Siklus II

PENUTUP A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukna secara kolaborasi antara

(15)

13

1 Ketelan Surakarta mengenai mengenai peningkatan keterampilan berbicara pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui metode Problem Based Learning (PBL)

pada siswa kelas VD SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta Tahun Ajaran

2012/2013. Dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia melalui metode Problem Based

Learning (PBL) dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Peningkatan keterampilan berbicara tersebut

terlihat dalam 5 aspek berikut ini.

a. Lafal dan Intonasi sebelum tindakan 27%, pada siklus I 49,5%, dan pada

siklus II mencapai 79%.

b. Pemilihan kata sebelum tindakan 25%, siklus I 49,5%, dan siklus II

mencapai 76%.

c. Struktur kalimat yang digunakan sebelum tindakan 42%, siklus I 64,5%,

dan siklus II mencapai 82%

d. Penguasaan Topik sebelum tindakan 27%, siklus I 54,5%, siklus II

mencapai 79%

e. Kelancaran sebelum tindakan 44%, siklus I 65%, siklus II mencapai 82%

2. Pembelajaran melalui metode Problem Based Learning (PBL) dapat

meningkatkan keterampilan berbicara siswa yang berdampak pada hasil

belajar Bahasa Indonesia yang meningkat. Hasil belajar Bahasa Indonesia

siswa pada materi persoalan faktual dan drama, yaitu sebelum ada tindakan

sebesar 44%, pada siklus I mencapai 60%, dan pada siklus II mencapai 88%.

B. Saran

Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian ini, peneliti dapat

menyampaikan beberapa saran dan berharap semoga bermanfaat untuk kita semua

dalam hal meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam mata pelajaran

bahasa Indonesia. Adapun saran yang dapat disampaikan peneliti adalah sebagai

(16)

14 1. Guru

a. Guru dapat menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) untuk

pertimbangan dan alternatif pembelajaran bahasa Indonesia dan mata

pelajaran yang lain.

b. Guru dapat menggabungkan strategi Bermain Jawaban dengan strategi

yang lainnya. Sehingga pembelajaran akan semakin aktif, inovatif dan

menyenangkan.

2. Peneliti Selanjutnya

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan referensi dalam melakukan penelitian

khususnya yang berkaitan dengan metode Problem Based Learning (PBL).

b. Peneliti berikutnya diharapakan dapat mengembangkan ide atau gagasan

yang lebih baik dalam membuat suatu strategi yang baru yang lebih

inovatif dan menyenangkan.

c. Dapat memperluas faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Iif Khoiru, dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Anne ahira. 2011. Berbicara di depan Umum. (http://www.anneahira.com/bicara-di-depan-umum.htm) (online). diakses pada tanggal 25 November 2012.

Arin. 2011. Tujuan dan ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia. (http://arinil.wordpress.com/2011/01/30/tujuan-dan-ruang-lingkup-mata-pelajaran-bahasa-indoesia-sdmi/) diakses pada tanggal 25 November 2012.

Depdiknas, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Tiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2006. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia SD dan MI. Jakarta: pusat kurikulum, balitbang depdiknas.

Depdiknas. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/MI. Jakarta: Bp. Cipta Jaya.

Guntoro. 2010. Keterampilan Berbicara

(http://www.scribd.com/doc/19743701/keterampilan-berbicara/). (online). diakses pada tanggal 25 November 2012.

H. G. Tarigan,. 1990. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Isah Cahyani dan Hodijah. 2007. Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD. UPI Pers: Bandung.

Jubaedah, Siti. 2010. Bab II Tinjauan Teoritis Keterampilan Berbicara dan Penggunaan Median Boneka Tangan.

(18)

Novi Resmini. 2006. Bahan Belajar Mandiri: Pembinaan dan Pengembangan Pembalajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: UPI Pers.

Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Konstektual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM Press.

Puji Santoso. 2007. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD, Catakan ke 8. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rubiyanto, Rubino. 2011. Metode penelitian pendidikan. Surakarta: Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta 2011.

Sugiyono. 2009. Metode penelitian kualitatif, kuantitatif dan R& D. Bandung. Alfabeta cetakan ke 8.

Suharsimi, Arikunto.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta Jakarta.

Taufik Amir. 2010. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Laerning

Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era

Pengeahuan.Jakarta: Prenada Media Group.

Wina Sanjaya,. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Cetakan ke 5. Jakarta: Prenada Media Group.

Yeti Mulyati. 2007. Materi Pokok Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta. UT.

Danang Sugeng Riyadi. 2011. Penerapan metode PBL untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi makhluk hidup dan lingkungan pada siswa kelas IV SD N Kartosura 4 tahun pelajaran 2010/201. UMS: Surakarta. Skripsi tidak diterbitkan.

(19)

Ulya Qorina. 2011. Meningkatkan Kualitas Keterampilan Berbicara Dengan Media Film Documenter Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Donohudan Tahun pelajaran 2011/2012. UMS: Surakarta. Skripsi tidak diterbitkan.

Wahyu Setyo Wibowo. 2011. Upaya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan PBL (problem based learning) pada kelas V SD N Tempursari tahun pelajaran 2011/2012. UMS: Surakarta. Skripsi tidak diterbitkan.

Gambar

Gambar 1  Model Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 1
Grafik 1
Tabel 2 Presentase Hasil Belajar Pra Siklus dengan Siklus 1
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan strategi pembelajaran point-counterpoint dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa

Simpulan dari penelitian ini adalah (1) penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan nilai keterampilan menyimak pada siswa kelas V SD

ABSTRAK PENINGKATAN KETERAMPILAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI BANGUN DATAR UNTUK SISWA KELAS IVA SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PESERTA DIDIK DALAM MENGGAMBAR RAGAM HIAS PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA

Hambatan dan Tantangan dalam Peningkatan Keterampilan Berbicara melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V...

Judul Skripsi : Peningkatan Kemandirian Belajar Akuntansi Melalui Metode Problem Based Learning (PBL) pada Siswa Kelas X B-Perbankan Syariah Semester Genap SMK Teknosa

Setelah pelaksanaan tindakan siklus I, pembelajaran dilaksanakan dengan meng- gunakan model Problem Based Learning (PBL) menunjukkan adanya peningkatan pe- mahaman

Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan model Problem Based Learning