PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AREA TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR ANAK
(Penelitian Pre-Eksperimen Pada Anak Kelompok B di TK Negeri Centeh Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh : Rinda Hermayanti
1003323
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DEPARTEMEN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AREA TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR ANAK
(Penelitian Pre-Eksperimen Pada Anak Kelompok B di TK Negeri Centeh Kota Bandung)
Oleh Rinda Hermayanti
Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan
©Rinda Hermayanti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,
"
Apabila ada cinta di hati yang satu, pastilah ada cinta di hati yang lain,""sebab tangan yang satu takkan bisa bertepuk tanpa tangan yang lain."
Belajar lah selagi masih ada kesempatan
Belajar Bertanya jika ada yang harus ditanyakan
BERUSAHA SELAGI BISA
Karena tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau berusaha dan bekerja keras untuk
mendapatkan apa yang kita inginkan jangan pantang menyerah lihat keatas sana banyak yang berusaha sendiri dan mereka pun bisa mencapainya.
Berusaha sendiri dan mau bertanya pada orang lain maka hal yang awalnya kita anggap sulit akan menjadi mudah ketika kita mempelajarinya.
RINDA HERMAYANTI
1003323
PENGARUH MODEL PEMBELARAN AREA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK
( penelitian pre eksperimen pada anak kelompok B TK Negeri centeh )
Disetujui Dan Disahkan Oleh Pembimbing :
Pembimbing I
Heny Djoehaeni, S.Pd., M.Si
NIP. 19700724 199802 2001
Pembimbing II
Rita Mariyana M.Pd
NIP. 197803082001122001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini
Dr. Ocih Setiasih, M.Pd
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AREA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK
(penelitian pre-eksperimen pada anak kelompok B di TK Negeri Centeh Kota Bandung)
Oleh
Rinda Hermayanti
1003323
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Departemen Pedagogik
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Ocih Setiasih, M.Pd NIP. 196007071198612001
Penguji II
Dr. Aan Listiana, M.Pd NIP. 19720803 200112 2001 Penguji I
Hj. Cucu Eliyawati, M.Pd NIP. 19701022 1998021 1 001
Penguji III
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Pengaruh Model Pembelajaran Area Terhadap Motivasi Belajar Anak
(penelitian pre-eksperimen pada anak kelompok B TK Negeri Centeh) Rinda Hermayanti
1003323
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan berbagai model pembelajaran yang berbeda setiap harinya, dengan model pembelajaran yang berbeda tersebut ada beberapa model pembelajaran yang kurang menyenangkan bagi anak sehingga motivasi anak saat belajar berkurang dan ada model pembelajaran yang menyenangkan bagi anak yaitu dengan model pembelajaran area anak-anak sangat menyukai kegiatan yang dilakukan karena pembelajaran yang dilakukan dengan model pembelajaran area anak dapat memilih berbagai kegiatan yang akan dilakukan oleh anak dengan media pembelajaran yang menarik.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre eksperimen. Metode penelitian ini dipilih karena tidak memiliki kelompok kontrol sebagai pembanding dan karena hasil penelitiannya dapat diketahui dengan membandingkan keadaan sebelum dan sesudah perlakuan/treatment supaya hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen jenis one group design-eksperimen (pre-eksperimen) yang bertujuan untuk mengetahui variabel terikat setelah diterapkan model pembelajaran area. Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran area mampu meningkatkan motivasi belajar anak. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran area dapat memberikan pengalaman dan kesempatan kepada anak untuk lebih banyak memilih kegiatan yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Anak diberikan kebebasan untuk memilih kegiatan yang ingin dilakukan, anak bebas mengulang kegiatan yang menarik bagi anak. Dan untuk selanjutnya diharapkan dapat meneliti aspek-aspek model pembelajaran area yang lebih spesifik yang dapat meningkatkan keterampilan anak.
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPANTERIMAKASIH... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GRAFIK ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Pembelajaran Anak Usia Dini ... 8
1. Hakikat Pembelajaran Anak Usia Dini ... 8
2. Prinsip Pembelajaran Anak Usia Dini ... 10
3. Model Pembelajaran Anak Usia Dini ... 13
B. Model Pembelajaran Area ... 16
C. Motivasi Belajar ... 23
1. Hakikat Motivasi Belajar ... 23
2. Perspektif Tentang Motivasi ... 25
3. Jenis Dan Sumber Motivasi ... 27
ii
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Kerangka Pemikiran ... 30
E. Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 31
1. Lokasi Penelitian ... 31
2. Populasi Penelitian ... 31
3. Sampel Penelitian ... 31
4. Subjek Penelitian ... 31
B. Metode Penelitian ... 32
C. Variabel Penelitian ... 34
D. Definisi Oprasional Variabel ... 34
E. Instrumen Penelitian ... 36
1. Instrumen Penelitian ... 36
2. Kisi-Kisi Instrumen ... 37
3. Teknik Penilaian ... 44
4. Validitas Item Dan Reabilitas Instrumen ... 46
a. Uji Validitas ... 46
b. Reabilitas Instrumen ... 49
F. Teknik Pengumpulan Data ... 51
G. Teknik Analisis Data ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ... 55
B. Deskripsi Hasil Temuan Penelitian ... 61
iii
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bandung Tahun Ajaran 2014/2015 Saat Diterapkan
Model Pembelajaran Area ... 62 3. Pengaruh Model Pembelajaran Area Terhadap Motivasi
Belajar Anak Kelompok B Tk Negeri Centeh
Tahun Ajaran 2014/2015 ... 65 4. Pembahasan ... 67
1. Profil Motivasi Belajar Anak Kelompok B Tk Negeri Centeh Sebelum
Diterapkan Model Pembelajaran Area ... 67 2. Profil Motivasi Belajar Anak Kelompok B TK Negeri Centeh Setelah
diterapkan model Pembelajaran Area ...68 3. Analisis Hasil Pengaruh Model Pembelajaran Area
Terhadap Motivasi Belajar Anak Kelompok B
Tahun Ajaran 2014/2015...70 4. Kelemahan Skripsi dalam Penelitian...71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 72 B. Saran ... 73
iv
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1subjek Penelitian ...36
Tabel 3.2 Rumus One Group Design Experimen ...38
Tabel 3.3 Instrumen Penelitian ...42
Tabel 3.4 Pedoman Observasi Penelitian ...47
Tabel 3.5 Kriteria Penilaian ...50
Tabel 3.6 Uji Validitas Instrumen ...54
Tabel 3.7 Kriteria Uji Reabilitas ...56
Tabel 3.8 Kriteria Motivasi Belajar Anak ...58
Tabel 4.1 Personil Sekolah...65
Tabel 4.2 Jumlah Murid TK Negeri Centeh ...66
Tabel 4.3 Sarana Dan Prasarana ...66
v
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.5 Profil Motivasi Saat Diterapkan model pembelajaran area ...69
Tabel 4.6 Profil Peningkatan Motivasi ...70
Tabel 4.7 Uji Normalitas Data ...72
Tabel 4.8 Hasil Uji T Berpasangan Pretess Dan Posttets ...72
DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1profil Motivasi Belajar Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran Area ... 68
Grafik 4.2 Profil Motivasi Belajar Saat Diterapkan Model Pembelajaran Area ... 70
Grafik 4.3 Perbandingan Motivasi Belajar Anak Sebelum Dan Setelah Diterapkan Model Pembelajaran Area ... 71
vi
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang secara terminologi disebut sebagai anak usia pra sekolah. Usia demikian merupakan masa peka bagi anak. Para ahli menyebut sebagai masa golden age, dimana perkembangan kecerdasan pada masa ini mengalami peningkatan sampai 50%. Pada masa ini terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan tempo untuk meletakan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, seni, sosial emosional, disiplin diri, nilai-nilai agama, konsep diri dan kemandirian.
Marjory Ebbeck (dalam Hibamas, 2005) menyatakan bahwa PAUD adalah pelayanan kepada anak mulai dari lahir sampai umur enam tahun. UU Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa PAUD adalah upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
2
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan Undang-undang Nomor Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berkaitan dengan Pendidikan Anak Usia Dini terrulis pada Pasal 28 ayat 1 yang berbunyi “pendidikan anak Usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar”. selanjutnya pada Bab I pasal 1 ayat 14 ditegaskan bahwa Pendidikan AnakUsia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memilki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut ( Depdiknas, USPN, 2004:4)
Mayesty (1990, 196-197) bagi seorang anak, bermain adalah kegiatan yang mereka lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan. Anak usia dini tidak membedakan antara bermain, belajar dan bekerja. Anak-anak umumnya sangat menikmati permainan dan akan terus melakukannya dimanapun mereka memilki kesempatan.
Sujiono (2011, 87) Pembelajaran anak usia dini menganut pendekatan bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Dunia anak adalah dunia bermain. Dengan bermain anak-anak menggunakan otot tubuhnya, menstimulasi indera-indera tubuhnya, mengeksplorasi dunia sekitarnya, menemukan seperti apa diri mereka sendiri. Dengan bermain, anak-anak menemukan dan mempelajari hal-hal atau keahlian baru dan belajar (learn) kapan harus menggunakan keahlian tersebut, serta memuaskan apa yang menjadi kebutuhannya (need). Lewat bermain, fisik anak akan terlatih,kemampuan kognitif dan kemampuan berinteraksi dengan orang lain akan berkembang.
3
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar (Koeswara,1989;Siagian, 1989; Schein, 1991; biggs& Telfer, 1987).
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat kita gunakan untuk merancang pembelajaran tatap muka didalam kelas atau dalam latar tutorial dan dalam membentuk material-material pembelajaran termasuk buku-buku, film-film, pita kaset, dan program media komputer, dan kurikulum. Setiap model membimbing kita ketika kita merancang pembelajaran untuk membantu para siswa mencapai berbagai tujuan ( Bruce Joyce dan Marsha Weil, 1986;2).
4
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Diana (2012, 121) model pembelajaran area berdasarkan area lebih memberikan kesempatan kepada anak didik untuk memilih/melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keberagaman budaya dan menekankan pada pengalaman belajar bagi setiap anak,pilihan-pilihan kegiatan dan pusat-pusat kegiatan dan peran serta keluarga dalam proses pembelajaran. Dalam model ini anak didik diberi kesempatan untuk memilih atau melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minat mereka.
Mariyana dkk. (2010, 67-7) bahwa perkembangan saat ini lembaga pendidikan TK di Indonesia lebih banyak menggunakan area kegiatan atau disebut juga dengan istilah area dalam pembelajarannya. Area pembelajaran merupakan serangkaian tempat atau area kerja yang memberikan wilayah kerja mandiri pada anak,namun tetap memiliki keterkaitan dengan ruangan aktivitas keseluruhan. Dengan sistem area guru menyiapkan beragam kegiatan dan anak diberi kesempatan untuk memilih sendiri aktivitas yang diminatinya. Dalam penataan area pembelajaran, selain tujuan program yang harus diperhatikan,perlu juga diperhatikan faktor-faktor lain seperti perlengkapan serta media yang disediakan pada masing-masing area (termasuk didalamnya bahan penutup lantai yang diperlukan): ukuran dan kualitas perlengkapan dan media; prasyarat khusus (seperti,sumber air, listrik,intensitas cahaya);tingkat kebisingan; dan jumlah anak maksimum yang bekerja pada masing-masing area pada satu waktu yang bersamaan.
Parson & Hinson (2001) motivasi secara sederhana dapat diartikan sebagai dorongan yang menggerakan dan mengarahkan sebuah perilaku untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang dimiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama (Santrock,2004).
5
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh instentif eksternal seperti imbalan dan hukuman.
b. Motivasi instrinsik,yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Terdapat dua jenis motivasi intrinsik,yaitu:
Menurut Hull dorongan atau motivasi berkembang untuk memenuhi kebutuhan organisme. Disamping itu juga merupakan sistem yang memungkinkan organisme dapat memelihara kelangsungan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan organisme merupakan penyebab munculnya dorongan, dan dorongan akan mengaktifkan tingkah laku mengembalikan keseimbangan fisiologis organisme, kekuatan dorongan organisme, dan penguatan kedua hal tersebut. Teori dorongan Hull juga berguna dalam pembelajaran (Koeswara, 1989; Siagan, 1989;Schein, 1991; Biggs & Telfer, 1987)
6
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kepada anak sehingga anak dapat memilih berbagai macam kegiatan yang ingin dilakukan sesuai dengan keinginan anak tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti memfokuskan kajian apakah terdapat pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, bahwa identifikasi masalah nya yaitu ada berbagai macam model pembelajaran yang dilaksanakan sehingga motivasi belajar anak ada yang rendah dan ada yang naik adapun model pembelajaran yang dilaksanakan yaitu:
1. Model pembelajaran kelompok 2. Model pembelajaran sentra 3. Model pembelajaran proyek 4. Model pembelajaran area
Dengan berbagai model pembelajaran tersebut maka peneliti tertarik untuk mengkaji model pembelajaran area apakah terdapat pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak.
.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka berikut rumusan masalah yang akan saya teliti :
1. Bagaimana tingkat motivasi belajar anak sebelum penerapan model pembelajaran area di TK Negri Centeh?
7
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Apakah terdapat perbedaan tingkat motivasi belajar anak sebelum dan setelah melakukan penerapan model pembelajaran area di TK Negri Centeh?
D. Tujuan Peneletian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak. Secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Bagaimana tingkat motivasi belajar anak sebelum penerapan model pembelajaran area di TK Negri Centeh?
2. Untuk Mengetahui Bagaimana tingkat motivasi belajar anak sesudah penerapan metode pembelajaran area di TK Negri Centeh?
3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat motivasi belajar anak sebelum dan setelah melakukan penerapan model pembelajaran area di TK Negri Centeh?
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap minat belajar anak dan motivasi belajar bagi anak sehingga pembelajaran yang diberikan menyenangkan dan tidak membosankan bagi anak.
1. Anak dapat belajar sesuai dengan yang diinginkan oleh anak, sehingga anak akan lebih aktif baik secara fisik maupun mentalnya karena penerapan metode ini berdasarkan kebutuhan dan kondisi anak, bukan berdasarkan keinginan dan kemampuan pendidik.
8
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Struktur Organisasi Skripsi
Dalam struktur organisasi skripsi terdiri
BAB I berisi tentang : Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian BAB II berisi tentang : Kajian Pustaka, Kerangka pemikirandan Hipotesis penelitian
BAB III berisi tentang : Metode Penelitian yang digunakan, yaitu metode penelitian pre – ekperimen one group design-experimen
BAB IV berisi tentang : Hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan ditempat penelitian.
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada kelompok B TK Negri Centeh Bandung dengan jumlah anak 12 orang yang beralamat di Jalan Pacar no.05 Bandung.
2. Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah siswa siswi kelompok B di TK Negri centeh Bandung pada tahun ajaran 2014/2015.
3. Sampel penelitian
Dalam penelitian ini digunakan teknik pengambilan sampling non probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang sama bagi setiap anggota sampel. Jenis teknik yang dipakai adalah sampling jenuh, yaitu semua anggota populasi digunakan sampel, hal ini dikarenakan jumlah populasi kelompok B TK Negeri Centeh sebanyak 12 anak. Sugiyono (2006) berpendapat bahwa apabila jumlah populasi relatif kecil yakni kurang dari 30, maka dapat dilakukan teknik sampling jenuh. Sampel dalam penelitian ini adalah anak kelompok B TK Negeri Centeh.
4. Subjek Penelitian
32
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Secara lebih lengkap dapat sebutkan pada tabel berikut.
Tabel 3.1. subjek penelitian
No Nama Jenis kelamin
1 DSR P
2 DZN P
3 IAM L
4 MSA P
5 MRP L
6 NBPH L
7 PHG L
8 QSPA P
9 RSD P
10 SW L
11 YMMS L
12 YH P
Jumlah 12 orang
B. Metode penelitian
33
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Valid menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre eksperimen. Metode penelitian ini dipilih karena tidak memiliki kelompok kontrol sebagai pembanding dan karena hasil penelitiannya dapat diketahui dengan membandingkan keadaan sebelum dan sesudah perlakuan/treatment supaya hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat (Sugiyono, 2009)
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen jenis one group design-eksperimen (pre-eksperimen) yang bertujuan untuk mengetahui variabel terikat setelah diterapkan model pembelajaran area. Arikunto (2006:49) menyatakan bahwa :
“penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan klausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulakan oleh peneliti dengan mengiliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu, serta eksperimen selalu dilakukan dengan maksud melihat perlakuan.”
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group design-eksperimen. Dalam desain ini, sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu sampel diberi pretest (tes awal) dan akhir pembelajaran sampel diberi posttest (tes akhir). Desain ini digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu ingin mengetahui peningkatan partisipasi belajar anak setelah diterapkan model pembelajaran area .
Berikut merupakan tabel 3.2 desain penelitian one group design-eksperimen.
Tabel 3.2
Pretest Treatmen posttest
O¹ X O²
34
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :
O¹ : tes awal (pretes) sebelum perlakuan diberikan O² : tes akhir (postes) setelah perlakuan diberikan
X : perlakuan terhadap kelompok eksperimen yaitu menerapkan model pembelajaran area.
C. Variabel Penelitian
Sugiyono (2014; 38) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012)
1. Variabel bebas
Variabel bebas (independent) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat) (Sugiyono,2012). Variabel bebasnya adalah model pembelajaran area yang disebut suatu perlakuan atau treatment.
2. Variabel terikat
Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono,2012). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar anak.
35
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Agar terhindar dari kekeliruan dalam memahami permasalahan yang diangkat dari perumusan masalah, maka diperlukan penjelasan mengenai batasan-batasan masalah yang ada dalam penelitian ini. Berikut ini adalah penjelasan istilah:
1. Pembelajaran area
Diana (2012, 121) Model pembelajaran area berdasarkan area lebih memberikan kesempatan kepada anak didik untuk memilih/melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keberagaman budaya dan menekankan pada pengalaman belajar bagi setiap anak,pilihan-pilihan kegiatan dan pusat-pusat kegiatan dan peran serta keluarga dalam proses pembelajaran. Dalam model ini anak didik diberi kesempatan untuk memilih atau melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minat mereka. Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keragaman budaya yang menekankan pada prinsip (1) pengalaman pembelajaran pribadi setiap anak; (2) membantu anak membuat pilihan dan keputusan melalui aktivitas didalam area-area yang disiapkan; dan (3) keterlibatan keluarga dalam proses pembelajaran.
2. Motivasi belajar anak usia dini
Makmun (2007:40) menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu kekuatan, namun tidaklah merupakan suatu substansi yang dapat diamati. Yang dapat dilakukan untuk mengukur motivasi adalah mengidentifikasi beberapa indikatornya dalam term-term tertentu, antara lain:
1. Durasinya kegiatan (berapa lama kemampuan pengguanaan waktunya untuk melakukan kegiatan)
2. Frekuensinya kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan dalam periode waktu tertentu)
36
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan; devosi (pengabdian)dan pengorbanan (uang, tenaga, pikiran bahkan jiwanya atau nyawanya) untuk mencapai tujuan.;
5. Tingkatan aspirasinya (maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau target dan idolanya) yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan.
6. Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk atau output yang dicapai dari kegiatannya (berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau tidak).
7. Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan (like or dislike, positif atau negatif).
E. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2014; 102) pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitaian.
37
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Makmun (2009) tentang motivasi belajar anak usia dini dan Diana (2012) tentang model pembelajaran area.
37
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen
Variabel Sub variabel Indikator Teknik
pengumpulan
data
No item Catatan
Motivasi Durasi
(berapa lama waktu yang digunakan untuk melakukan aktivitas )
a. Anak dapat mengerjkan kegiatan dalam waktu 15 menit b. Anak dapat mengerjakan
kegiatan dalam waktu 10 pembelajaran sesuai dengan indikator pembelajaran
Observasi dan dokumetasi
3
b. Anak dapat mengikuti petunjuk yang diberikan oleh guru.
Observasi dan dokumetasi
38
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kesabaran, Dalam mengikuti
pembelajaran
a. Anak dapat mengantri untuk mengambil jepitan sebelummasuk ke setiap kegiatan kegiatan yang diinginkan oleh anak kembali alat-alat yang sudah digunakan dalam melakukan kegiatan
b. Anak dapat mengikuti kegiatan hingga selesai.
a. Anak dapat mengikuti kegiatan apersepsi/ bedoa sebelum kegiatan di mulai.
Observasi dan dokumetasi
39
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mengambil peran
dalam pembelajaran)
b. Anak dapat mengikuti kegiatan bersalaman dengan teman dan guru.
Observasi dan dokumetasi
9
c. Anak dapat menceritakan kegiatan apa saja yang sudah karya yang telah dibuatnya.
Observasi dan dokumetasi
11
b. Anak dapat menyelasikan tugas disetiap kegiatan.
a. Anak dapat menyelesaikan kegiatan disetiap area yang dipilihnya.
Observasi dan dokumetasi
13
40
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dicapai dari kegiatan evaluasi setelah kegiatan pembelajaran selesai. meminta untuk mengulang kegiatan.
b. Anak dapat mengikuti kegiatan permainan fisik sebelum mulai kegiatan pembelajaran
pembelajaran setiap anak
41
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu balok
d. Anak dapat bereksperimen di area pasir
e. Anak dapat menyelesaikan kegiatan di area seni
f. Anak dapat menyelesikan kegiatan di area matematika
g. Anak dapat menyelesaikan kegiatan di area seni
h. Anak dapat menyelesaikan kegiatan diarea baca tulis.
i. Anak dapat menceretikan kegiatan apa saja yang sudah anak ikuti.
42
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
42
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pedoman Observasi Penelitian
Nama :
Kelas :
Tabel 3.4
Pedoman Observasi Penelitian
No Indikator Penilaian
Baik Cukup Kurang
1 Anak dapat mengerjkan kegiatan dalam waktu 15 menit
2 Anak dapat mengerjakan kegiatan dalam waktu 10 menit
3 Anak dapat mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan indikator pembelajaran
4 Anak dapat mengikuti petunjuk yang diberikan oleh guru
5 Anak dapat mengantri untuk mengambil jepitan sebelum masuk ke setiap kegiatan
6 Anak dapat menunggu giliran untuk masuk kedalam setiap kegiatan yang diinginkan oleh anak
7 Anak dapat merapihkan kembali alat-alat yang sudah digunakan dalam melakukan kegiatan 8 Anak dapat mengikuti kegiatan hingga selesai. 9 Anak dapat mengikuti kegiatan apersepsi/ bedoa
sebelum kegiatan di mulai.
43
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dengan teman dan guru.
11 Anak dapat menceritakan kegiatan apa saja yang sudah dilakukan dan masuk ke berapa kegiatan. 12 Anak merasa bangga dengan hasil karya yang
telah dibuatnya
13 Anak dapat menyelesaikan kegiatan disetiap area yang dipilihnya.
14 Anak dapat mengikuti kegiatan evaluasi setelah kegiatan pembelajaran selesai
15 Anak mengulang dan atau meminta untuk mengulang kegiatan.
16 Anak dapat mengikuti kegiatan permainan fisik sebelum mulai kegiatan pembelajaran
17 Anak mau berpindah ke kegiatan lain setelah selesai dikegiatan yang awal selesai
18 Anak dapat mengikuti kegiatan evaluasi setelah kegiatan pembelajaran selesai.
19 Anak mendapatkan pujian dari guru karena menyelesaikan tugas yang diberikan
20 Anak merasa bangga ketika anak dapat mengerjakan kegiatan tanpa bantuan
21 Anak merasa bangga ketika anak dapat memberikan bantuan kepada temannya.
22 Anak dapat mengikuti semua kegiatan atas dasar kemauan sendiri.
23 Anak bekerja keras dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
24 Anak dapat berinteraksi dengan baik sesama teman.
25 Anak merasa nyaman dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
44
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu disiapkan oleh guru
27 Anak turut serta dalam penjelasan kegiatan yang akan dilakukan disetiap area.
28 Anak dapat bereksplorasi di area balok
29 Anak dapat bereksperimen di area pasir
30 Anak dapat menyelesaikan kegiatan di area seni 31 Anak dapat menyelesikan kegiatan di area
matematika
32 Anak dapat menyelesaikan kegiatan di area seni 33 Anak dapat menyelesaikan kegiatan diarea baca
tulis.
34 Anak dapat menceretikan kegiatan apa saja yang sudah anak ikuti
Keterangan :
Baik : anak dapat melakukan kegiatan sendiri tanpa bantuan Cukup : anak dapat melakukan kegiatan dengan bantuan Kurang : anak tidak dapat melakukan kegiatan.
3. Teknik Penilaian
45
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kualitatif. Skala yang digunakan adalah skala nilai dengan menggunakan kategori nilai 0, 1, dan 2. Adapun rincian penialaiannya yaitu: Skor 2 (anak dapat melakukan kegiatan tanpa bantuan), Skor 1 (anak dapat melakukan kegiatan dengan bantuan), skor 0 (anak tidak dapat melakukan kegiatan). Setiap indikator dari motivasi belajar anak usia dini disesuaikan dengan kemampuan anak terkait dan juga aktivitas pembelajaran untuk penilaian observasi.
Tabel 3.5
Kriteria penilaian motivasi belajar anak
Motivasi Kriteria penilaian
Skor Skor Skor
2 1 0
Baik Cukup Kurang
Dalam menggunakan instrumen penelitian yakni lembar observasi, setiap sub variabel motivasi belajar anak dinilai dengan cara yang beragam. Diantaranya sebagai berikut:
1. Durasi
Dalam menilai sub variabel durasi, peneliti menghitung berapa menit setiap anak dalam mengerjakan kegiatan pembelajaran pada pusat pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru
2. Persistensi
Dalam menialai sub variabel persistrensi, peneliti mengamati bagaimana hasil karya yang sudah dibuat oleh anak tersebut. 3. Kesabaran
Dalam menilai sub variabel kesabaran, peneliti mengamati bagaimana anak mau bersabar untuk mengikuti proses pembelajaran hingga selesai.
46
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam menilai sub varibel keuletan, peneliti mengamati bagaimana keuletan anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
5. Tingtkat aspirasi
Dalam meneliti sub variabel tingkat aspirasi, peneliti mengamati bagaimana anak melakukan tanya jawab dan memberikan respon kepada guru atau peneliti.
6. Tingkat kualifikasi
Dalam meneliti sub variabel tingkat kualifikasi, peneliti mengamati bagaimana anak menyelesaikan kegiatan dengan menghasilkan karya yang dibuat oleh anak
7. Frekuensi
Dalam meneliti sub variabel frekuensi, peneliti mengamati bagaimana anak apakah anak ingin mengulang kegiatan kembali karena kegiatan yang dilakukan sangat menyenangkan.
8. Model pembelajaran area
Dalam meneliti sub variabel model pembelajaran area, peneliti mengamati apakah anak merasa senang dengan menggunakan model pembelajaran area.
4. Validitas Item Dan Reabilitas Instrumen
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto,2006). Uji validitas dilakukan dengan menghitung nilai rxy, nilai indeks korelasi dihitung sebanyak jumlah butir pertamyaan.
47
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memiliki validitas rendah, begitupun sebaliknya. Terdapat dua cara dalam pengujian validitas (Sugiyono,2012)yaitu:
1. Validitas isi (conten Validity)
Untuk menguji validitas isi, digunakan pendapat dari ahli (judgement expert). Yaitu berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur berlandaskan pada teori tertentu. Instrumen yang terlah dijudgement dan mendapatkan penilaian cukup baik oleh para ahli dibidangnya maka dapat digunakan dalam melakukan penelitian.
2. Validitas item (item Validity)
Setelah dilakukan judgement oleh para ahli, maka instrument tersebut divalidasi item dengan cara diujicobakan. Dalam menguji validitas item, maka dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi intrumen dengan materi yang telah diajarkan. Pada setiap instrumen baik tes maupun non tes terdapat butir-butir (item) pernyataan atau pernyataan.
Menghitung koefisien korelasi product moment / rhitung (rxy), dengan menggunakan rumus berikut:
48
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu N : banyaknya data
Pengambilan keputusan didasarkan pada uji hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:
Jika r hitung positif dan rhitung ≥ 1,8 maka butir soal valid
Jika r hitung negatif dan r hitung ≤ 1,8 maka butir soal tidak
valid
49
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu R
Reabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrtumen tersebut sudah baik. Atrinya kapanpun alat pengumpul data tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama (Arikunto,2010:258).
Uji reabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat efektifitas suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik, tidak bersifat tendesius, data nya memang sudah benar sesuai dengan kenyataan hingga beberapa
50
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kali diambil, hasilnya akan tetap sama. Rumus yang dapat digunakan dalam uji reabilitas adalah rumus alpha Croncabch’s dan dengan bantuan aplikasi software SPSS 20.0 for Windows.
r11 : reabilitas insrumen n : banyaknya butir instrumen ∑σ: varians total
Tolak ukur koefisiensi reabilitas instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah berpedoman pada koefisiensi korelasi dari Sugiyono (2008:184) yang disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.7
Kriteria Uji Reablitas
Interval Koefisien Kriteria
0,00 – 0,199
51
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
deviasi, untuk uji reabilitas pada 31 butir soal, dengan responden sebanyak N=12, dapat dilihat pada tabel berikut.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,963 30
Hasil ini dapat menunjukan bahwa butir soal dalam penelitian ini memiliki tingkat hubungan yang kuat karena r1 = .963 yang termasuk dalam kategori tingkat hubungan yang kuat.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini antara lain:
1. Observasi
Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi terstruktur. Sugiyono (2012:146) mengemukakan bahwa observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Dengan format penilaian menggunakan alat observasi berbentuk ratting scale.
Observasi dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih mendalam tentang motivasi belajar anak. Observasi ini dilakukan sebelum, pada saat dan sesudah diterapkan model pembelajaran area guna melihat pengaruh terhadap motivasi belajar anak di kelompok B TK Negeri Centeh.
2. Studi dokumentasi
52
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tertulis. Studi dokumentasi digunakan karena dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pokok penelitian berupa proses dan hasil yang dicapai dari penerapan model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak TK B Negeri Centeh. Studi dokumentasi digunakan untuk mempertegas bagaimana proses pelaksanaan penerapan model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak pada saat kegiatan berlangsung.
G. Teknik analisis data
1. Profil motivasi belajar
Langkah-langkah dalam membuat profil motivasi belajar anak sebelum dan saat diterapkan model pembelajaran area adalah menentukan rentang, ialah data terbesar dikurangi data terkecil:
Rentang = 31x2=62 P (interval) = rentang P =62 /3
P= 20.6
Dari langkah diatas, kemudian didapat kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.8
Kriteria motivasi belajar anak
Kriteria Rentang
Tinggi 42-62
Sedang 21-41
Rendah 0 – 20
2.Pengujian hipotesis
Uji hipotesis pada sampel pretest dan posttest dilakukan dengan menggunakan uji statistik sebagai berikut:
53
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Deskriptif statistik dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai data prerest dan posttest yang diperoleh. Adapun data deskriptif yang dihitung adalah jumlah siswa rata-rata nilai minimum dan nilai maksimum.
b. Uji normalitas data pretest dan posttest
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari polpulasi yang berdistribusi normal atau tidak normal. Pengujian normalitas data menggunakan uji statistik Kolmogrov-Smirnov atau Shapiro-Wilk menggunakan taraf nyata α = 5%. Jika
kedua data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas varians. Jika salah satu atau kedua data yang dianalisis tidak berditribusi normal, maka pengujian selanjutnya yang dilakukan uji statistic non-parametrik yaitu uji Mann-Whitney.
c. Uji kesamaan dua rata-rata
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki rata-rata yang sama atau tidak. Ketentuan pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Jika kedua data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka untuk pengujian hipotesis dilakukan uji t-berpasangan. 2) Jika data tidak berdistribusi normal, maka pengujiannya
menggunakan statistika non-parametrik yaitu uji mann-whitney.
3.Perumusan hipotesis a. Uji normalitas
Adapun perumusan hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:
54
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mengetahui uji normalitas data pretest dan posttest pada penelitian ini digunakan uji statistik Kolmogrov-Smirnov dengan taraf signifikan 5% kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai signifikansi (sig) ≥ 0.05 maka Ho diterima.
2) Jika nilai signifikasnsi (sig) < 0.05 maka Ho Ditolak. b. Uji kesamaan dua rata-rata
Adapun perumusan hipotesis dua rata-rata adalah sebagai berikut:
Ho : µ1= µ2 (tidak ada perbedaan rata-rata motivasi belajar anak yang signifikan antara sebelum diterapkan model pembelajaran area).
Ha : µ1< µ2 (terdapat perbedaan rata-rata motivasi yang signifikan antara sebelum diterapkan model pembelajaran area)
Dengan taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai sig (2-tailed) ≥ maka Ho diterima. 2) Jika nilai sig (2-tailed) < maka Ho ditolak. 4. Prosedur penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Guru menyiapkan materi bahan ajar yang akan dilaksanakan didalam model pembelajatan area.
b. Guru menyiapkan media untuk kegiatan pembelajaran disetiap kegiatan area
c. Guru mengatur area mana saja yang akan dibuka untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.
55
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Guru dan anak melaksanakan kegiatan fisik motorik sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
f. Guru menjelaskan kepada anak tentang tema dan kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan disetiap area.
g. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk memilih setiap area yang ingin dikunjungi oleh anak.
h. Guru mengingatkan anak agar merapihkan kembali peralatan yang sudah digunakan disetiap area
i. Setelah selesai kegiatan area anak berdoa setelah melaksanakan kegiatan dan berdoa sebelum istirahat untuk bermain diluar kelas. j. Selesai istrihat dan sebelum masuk kedalam kelas anak dibiasakan
untuk mencuci tangan terlebih dahulu.
k. Guru menyiapkan makan siang bersama untuk anak-anak. l. Anak berdoa sebelum makan.
m. Setelah selesai makan guru melakukan evaluasi kegiatan yang sudah dilaksanakan pada hari itu.
n. Anak mau menceritakan apa saja yang sudah dilakukan oleh anak o. Guru memberikan pujian kepada setiap anak
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak kelompok B TK Negeri Centeh dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Profil Motivasi belajar anak kelompok B TK Negeri Centeh tahun 2014/2015 sebelum penerapan model pembelajaran area menunjukan kategori yang beragam, yaitu terdapat 1 anak yang memiliki motivasi belajarnya berada pada kategori tinggi, 9 anak yang memiliki motivasi belajarnya pada kategori sedang, dan 2 orang anak yang memiliki kategori rendah.
2. Profil Motivasi belajar anak kelompok B TK Negeri Centeh Tahun ajaran 2014/2015 setelah diberikan perlakuan berupa penerapan model pembelajaran area menunjukan peningkatan yang signifikan. Melalui pengolahan data, dapat diketahui bahwa setelah diterapkan model pembelajaran area, terdapat 3 anak yang motivasi belajarnya pada kategori sedang dan 9 anak yang motivasi belajarnya pada kategori tinggi, serta tidak ada anak yang motivasi belajarnya berada pada kategori rendah.
73
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Saran
1. Bagi Guru
a. Penulis mengharapkan hendaknya guru memahami dan menyesuaikan metode atau model pembelajaran yang cocok bagi anak.
b. Dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya guru menyediakan media yang menarik bagi anak.
2. Bagi Sekolah
a. Hendaknya kepala sekolah memberikan kebebasan dan mendukung guru untuk mencoba memberikan kesempatan mengguanakan kegiatan pembelajaran yang beragam melalui media yang menarik untuk anak usia dini.
b. Hendaknya kepala sekolah memperhatiakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan didalam kelas sehingga mengetahui kegiatan pembelajaran yang dilakukan dikelas menggunakan metode dan media apa saja yang dilaksanakan disetiap kegiatatan pembelajaran. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti aspek-aspek model pembelajaran area lebih spesifik lagi yang dapat meningkatkan keterampilan anak.
4. Kelemahan Skripsi
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Hasan,Maimunah. (2011). Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta: DIVA press Hidayah, dkk (2008). Modul Mata Kuliah STATISTIKA. Tanpa kota.
Tidak diterbitkan.
Nurfauziah, Erni. (2013). Pengaruh Peran Makro Terhadap Penguasaan Kosa Kata Bahasa Inggris Ditaman Kanak-Kanak. Skripsi UPI-FIP. Bandung: Tidak Diterbitkan
Makmun. (2009). Psikologi Kependidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Mariayana, dkk. (2010). Pengelolaan lingkungan belajar . Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Martilopa, Mira. (2014). Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini. Skripsi UPI-FIP. Bandung: Tidak diterbitkan.
Maryadi, Bellanita. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do review) Terhadap Motivasi Belajar Anak. Skripsi UPI-FIP. Bandung: Tidak Diterbitkan
Mutiah,Diana. (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Ruhimat, Toto dkk. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung; Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran
Santrock. John W (2010). Psikologi Pendidikan edisi kedua. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.
Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. PT RAJAGRAFINDO PERSADA.
80
Rinda Hermayanti, 2014
Pengaruh model pembelajaran area terhadap motivasi belajar anak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Siregar & Nara. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia Sugiyono. (2003). Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Alfabeta
Sugiyono. (2006). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alvabeta,Cv.
Sujiono. (2011). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta Barat : PT Indeks
Schunk dkk. (2012). Motivasi Dalam Pendidikan. Jakarta : PT Indeks
Trianto. (2011). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA &Anak Usis Kelas Awal SD/MI. Jakarta : Kencana