PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN HIGH/SCOPE (PLAN DO
REVIEW) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK
(Penelitian Pre-Eksperimen pada Anak Kelompok A di TK Rembulan Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh :
Bellanita Maryadi
0902950
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN HIGH/SCOPE (PLAN DO
REVIEW) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK
(Penelitian Pre-Eksperimen pada Anak Kelompok A di TK Rembulan Bandung)
Oleh Bellanita Maryadi
Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan
© Bellanita Maryadi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN HIGH/SCOPE (PLAN DO REVIEW) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK.
(Penelitian Pre-Eksperimen pada Anak Kelompok A di TK Rembulan Kota Bandung)
Bellanita Maryadi
0902950
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya motivasi belajar anak usia dini. Penelitian ini dirancang untuk meningkatkan motivasi belajar anak melalui penerapan Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) pada anak kelompok A TK Rembulan Kota Bandung tahun ajaran 2013/2014. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) terhadap motivasi belajar anak kelompok A di TK Rembulan tahun ajaran 2013/2014.
Metode penelitian yang digunakan adalah Pre-Eksperimen dengan desain penelitian one group design pre-test post-test. Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi motivasi belajar anak usia dini dengan reliabilitas tinggi sebesar 0,61 serta lima butir pernyataan validitas tinggi, satu butir validitas sedang, dan satu butir tidak valid.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar anak kelompok A TK Rembulan tahun ajaran 2013/2014. Dengan mengambil taraf
signifikansi α = 0,05 diperoleh taraf signifikansi (2-Tailed) sebesar 0.000. karena
0.000 kurang dari 0.05 maka H0 ditolak yang artinya terdapat perbedaan rata-rata motivasi yang signifikan antara sebelumditerapkan dan setelah diterapkan model pembelajaran High/Scope (Plan Do Review). Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) berpengaruh terhadap motivasi belajar anak usia dini sehingga dapat menjadi referensi model dan metode pembelajaran untuk diterapkan oleh guru di kelas. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya dapat meneliti kembali permasalahan yang ada dengan model, metode, strategi, teknik, media serta menggunakan metodologi penelitian yang berbeda khususnya dalam aspek motivasi belajar anak usia dini, sehingga dapat menjadi masukan dalam mengoptimalkan pendidikan anak usia dini.
ABSTRACT
THE EFFECT OF HIGH/SCOPE (PLAN DO REVIEW ) LEARNING MODEL TOWARD CHILDREN’S LEARNING MOTIVATION (Pre-Experiment Research on Children Group A in Rembulan Kindergarten
Bandung)
Bellanita Maryadi
0902950
This study dilator background by a lack of learning motivation in early childhood. This study was designed to improve the child's motivation to learn through the application of High/Scope Learning Model (Plan Do Review) children group A of Rembulan Kindergarten Bandung academic year 2013/2014. The purpose of this research was to obtain an overview of the effects High/Scope (Plan Do Review) Learning Model on children’s learning motivation in Rembulan Kindergarten group A at academic year 2013/2014.
The method used is experiment with one group design research pre-test post-pre-test . The instrument used is the observation of early childhood learning motivation with high reliability of 0.61 and a five-point statement of high validity, one validity medium grain, and one grain is invalid .
The results showed that the High/Scope (Plan Do Review) learning model significantly affect the children's learning motivation. By taking a significance
level α= 0.05 significance level was obtained (2-Tailed) of 0.000 because 0.000 is
less than 0.05 then H0 is rejected, which means there is an average difference between the significant motivation before and after application of applied High / Scope (Plan Do Review) learning model. It can be concluded that the High/Scope (Plan Do Review) learning model effect on learning motivation of early childhood so that it can be reference models and learning methods to be applied by the teacher in the classroom. For further research , should be able to re-examine the existing problems with the different models, methods, strategies, techniques, media and using different research methodologies, especially in aspects of early childhood learning motivation, so it can be addressed by optimizing early childhood education.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GRAFIK ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Sistematika Penulisan Skripsi ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) ... 10
B. Motivasi Belajar ... 19
C. Kerangka Pemikiran ... 27
D. Hipotesis ... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ... 28
B. Metode Penelitian ... 30
C. Variabel Penelitian ... 31
D. Definisi Operasional Variabel ... 31
E. Instrumen Penelitian ... 35
1. Instrumen Penelitian ... 35
2. Kisi-kisi Instrumen ... 36
3. Teknik Penilaian ... 38
4. Validasi Item dan Reliabilitas Instrumen ... 39
b. Reliabiltas Instrumen ... 41
F. Teknik Pengumpulan Data ... 42
G. Teknik Analisis Data ... 44
1. Profil Motivasi Belajar Anak Kelompok A TK Rembulan Bandung Sebelum dan Saat Diterapkan Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review ... 44
2. Pengujian Hipotesis ... 44
3. Perumusan Hipotesis ... 45
4. Prosedur Penelitian ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 48
1. Profil TK Rembulan Bandung ... 48
2. Profil Motivasi Belajar Anak Kelompok A TK Rembulan Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) ... 51
3. Profil Motivasi Belajar Anak Kelompok A TK Rembulan Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 Saat Diterapkan Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) ... 53
4. Pengaruh Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) Terhadap Motivasi Belajar Anak Kelompok A TK Rembulan Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 ... 58
B. Pembahasan ... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 67
B. Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 70
LAMPIRAN ... 74
viii
DAFTAR TABEL
3.1 Subjek Penelitian Kelompok A TK Rembulan ... 29
3.2Instrumen Motivasi Belajar Anak Usia Dini ... 36
3.3 Kriteria Penilaian Motivasi Belajar Anak ... 38
3.4 Interpretasi Uji Validitas Motivasi Belajar Anak Usia Dini ... 41
3.5Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 42
3.6 Kriteria Profil Motivasi Belajar Anak ... 44
4.1 Daftar Nama Guru TK Rembulan ... 49
4.2Sarana dan Prasarana TK Rembulan Bandung ... 50
4.3 Profil Motivasi Belajar Anak Kelompok A Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) ... 52
4.4 Profil Motivasi Belajar Anak Kelompok A Saat Diterapkan Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) ... 54
4.5 Profil Peningkatan Motivasi Belajar Anak Kelompok A Saat Diterapkan Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) ... 56
4.6 Analisis Deskriptif Data Motivasi Belajar Anak ... 58
4.7 Hasil Uji Kenormalan Data Motivasi Belajar ... 59
DAFTAR GRAFIK
4.1 Profil Motivasi Belajar Anak Sebelum Diterapkan Model
Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) ... 53
4.2 Profil Motivasi Belajar Anak Saat Diterapkan Model Pembelajaran
High/Scope (Plan Do Review) ... 55
4.3 Perbandingan Motivasi Belajar Anak Sebelum dan Saat Diterapkan
Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) ... 57
4.4 Peningkatan Motivasi Belajar Anak Sebelum dan Saat Diterapkan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan manusia yang
berkualitas. Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut UNESCO dalam buku Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis
Sekolah (2001:13) pendidikan hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu
learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together.
Dengan diberlakukannya undang-undang tersebut maka sistem
pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan anak usia dini, pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi yang keseluruhannya
merupakan kesatuan yang sistemik. Pendidikan anak usia dini (PAUD)
diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Hal ini dejalaskan dalam
Undang-Undang No.20 tahun 2003 pasal 1 butir 14 adalah:
”Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.
Pentingnya pendidikan anak usia dini telah menjadi perhatian dunia.
Hal ini dibuktikan dengan adanya pertemuan Forum Pendidikan Dunia
Tahun 2000 di Dakar-Senegal, dihasilkan enam kesepakatan sebagai
Kerangka Aksi Pendidikan untuk Semua (The Dakar Framework for Action
Education for All). Salah satu butir kesepakatan tersebut adalah untuk
usia dini, terutama bagi mereka yang sangat rawan dan kurang beruntung
(Unesco,2001).
Hakikat belajar adalah berlangsung sepanjang hayat. Untuk
menciptakan generasi yang berkualitas, pendidikan harus dilakukan sejak
usia dini dalam hal ini melalui PAUD, yaitu pendidikan yang ditujukan bagi
anak sejak lahir hingga usia 6 tahun. Hasil-hasil studi dibidang neurologi
mendapat kesimpulan bahwa perkembangan kognitif anak telah mencapai
50% ketika anak berusia 4 tahun, 80% ketika anak berusia 8 tahun, dan genap
100% ketika anak berusia 18 tahun menurut Osborn, White, dan Bloom
(Martini:2006). Studi tersebut makin menguatkan pendapat para ahli
sebelumnya, tentang keberadaan masa peka atau masa emas (golden age)
pada anak-anak usia dini. Masa emas perkembangan anak yang hanya datang
sekali seumur hidup sebaiknya dimanfaatkan. Hal itu yang memicu makin
mantapnya anggapan bahwa sesungguhnya pendidikan yang dimulai setelah
usia SD tidaklah benar. Pendidikan harus sudah dimulai sejak usia dini
supaya tidak terlambat. Sehingga penting bagi anak untuk mendapatkan
Pendidikan Anak Usia Dini (Martini, 2006).
Masa usia dini merupakan masa yang kritis dalam tahapan
perkembangan anak. Hasil penelitian di Baylor College of medicine (Jalal,
2002:21) menemukan bahwa anak jarang memperoleh rangsangan
pendidikan, maka perkembangan otaknya lebih kecil 20-30% dari ukuran
normal anak seusianya. Hal ini dikarenakan sambungan antar neuronya
mengalami penyusutan dan musnah karena jarang diberikan stimulasi untuk
merangsang kecerdasan otaknya.
Salah satu tempat pemberian stimulasi untuk merangsang
perkembangan anak usia dini adalah di lembaga PAUD. Menurut
Soetjiningsih (1998: 105) Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya
dari lingkungan diluar individu anak. Anak yang banyak mendapatkan
stimulasi akan lebih cepat berkembang dari pada anak yang kurang atau
bahkan tidak mendapatkan stimulasi, stimulasi dapat juga berfungsi sebagai
3
anak merupakan upaya untuk mencegah keterlambatan dan meningkatkan
perkembangan anak. stimulasi pembinaan kemampuan dasar anak dilakukan
sesuai dengan tahap perkembangan, sesuai dengan umur anak (Depkes. 1997:
92).
Lembaga pendidikan anak usia dini perlu mengemas rangkaian
stimulasi sesuai dengan tahapan perkembangannya. Pendidikan yang
diberikan oleh guru merupakan wujud sesungguhnya dari stimulasi. Sesuai
dengan tujuan utama PAUD adalah membentuk anak Indonesia yang
berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat
perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam
memasuki pendidikan dasar dan menghadapi kehidupan di masa mendatang.
Memasuki dunia pendidikan, anak sangat memerlukan motivasi
belajar. Sehingga motivasi tersebut perlu dimulai sejak masa prasekolah.
Tidak hanya untuk persiapan pendidikan dasar, namun motivasi belajar
berperan penting dalam menentukan hasil belajar anak yang sesuai dengan
tujuan belajar yang telah ditentukan guru. Seperti yang dikatakan oleh
Sardiman (2004) Dalam kegiatan belajar motivasi belajar dapat dikatakan
sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Motivasi belajar anak yang baik dapat dimunculkan oleh suasana
belajar yang diciptakan oleh lembaga PAUD terutama gurunya. Seperti yang
diungkapkan oleh Uno (2006), Keterampilan guru mengajar merupakan salah
satu jenis keterampilan yang harus dikuasai guru. Dengan memiliki
keterampilan mengajar, guru dapat mengelola proses pembelajaran dengan
baik yang berimplikasi pada motivasi belajar dan peningkatan kualitas
lulusan sekolah (Uno, 2006).
Senada dengan pendapat Uno, guru sebaiknya menciptakan kegiatan
pembelajaran yang menarik melalui berbagai model pembelajaran, metode
bukan model atau metode yang konvensional dan proses belajar yang
orientasinya akademik akan tetapi yang membuat anak belajar dengan aktif.
seperti yang diungkapkan solehudin (1997) bahwa:
“Secara umum pendidikan prasekolah dimaksudkan untuk
menfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai kehidupan. Pendidikan prasekolah hendaknya tidak berorientasi akademik, tetapi hendaknya dapat menyediakan pengalaman-pengalaman belajar bagi anak. Disamping itu program pendidikan prasekolah harus
disesuaikan dengan kebutuhan, minat dan perkembangan anak.”
Ungkapan Solehudin (1997) tentang anak perlu memiliki pengalaman
belajar memiliki arti bahwa pendidikan yang diberikan pada anak sebaiknya
hands on experience atau anak memiliki pengalaman belajar langsung,
tentunya pengalaman belajar yang berharga yang dapat merangsang seluruh
aspek perkembangan anak. Maka dari itu, diperlukan pendidikan yang
aktivitas belajarnya kaya dan menyeluruh. Pestalozzi (Masitoh:2003)
mengungkapkan bahwa pendidikan taman kanak-kanak hendaknya
menyediakan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan, bermakna, dan
hangat seperti yang diberikan oleh orang tua di lingkungan rumah. Bila
layanan pendidikan diberikan secara demikian maka niscaya anak akan
tumbuh motivasi belajarnya sehingga potensinya dapat dikembangkan secara
optimal.
Killen dalam Sanjaya (2007:125) mencatat ada dua pendekatan dalam
pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered
approaches) dan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa
(student-centered approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru
menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction). Hal ini
menyebabkan anak tidak akan mendapatkan pengalaman belajar langsung
dan bermakna.
Pembelajaran teacher centered atau berpusat pada guru tidak
mengembangkan potensi anak secara optimal. Karena aktivitas anak akan
sebatas duduk dan mendengarkan. Hal ini dapat membuat minat belajar anak
5
berpusat pada guru tidak memotivasi anak untuk belajar aktif. Lalu
pembelajaran yang seperti apa yang memunculkan minat anak, memotivasi
anak untuk belajar, dan mengembangkan potensi anak secara optimal?
Tentunya pembelajaran yang sesuai dengan prinsip pendidikan anak usia dini
yang dijelaskan oleh Depdiknas (2004), bahwa prinsip belajar anak usia dini
diantaranya adalah pembelajaran yang berpusat pada anak dan kegiatan
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM).
Piaget (Santrock,2007) menekankan bahwa anak belajar dengan baik
ketika mereka aktif dan mencari solusi secara mandiri. Piaget tidak setuju
dengan metode-metode pengajaran yang memperlakukan anak sebagai
penerima pasif. Implikasi edukasional dari pandangan Piaget adalah bahwa,
dalam semua kegiatan belajar, semua anak didik akan belajar baik dengan
melakukan eksperimen, dan berdiskusi, dibandingkan hanya meniru guru
atau melakukan sesuatu secara hafalan.
Kegiatan pembelajaran yang berpusat pada anak belum sepenuhnya
diterapkan di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Salah satunya di TK
Rembulan Bandung yang peneliti anggap kurang maksimal dalam
menerapkan pembelajaran berpusat pada anak. Hal ini dibuktikan melalui
observasi sementara yang mendapati hasil yaitu: (1) peran guru masih sangat
dominan, hal ini dibuktikan dengan kegiatan utama di kelas hanya
menyampaikan informasi yang bersifat satu arah sehingga anak cenderung
menjadi pasif, (2) sebagian besar guru menyandarkan pemilihan bahan ajar
pada lembar kerja anak (LKA) yang telah baku dan kurang realistik, (3)
kegiatan pembelajarannya cenderung mengisolasi anak untuk berkerja secara
individual sehingga komunikasi dan kerjasama antar anak tidak tersalurkan.
Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti membuat kesimpulan
bahwa kegiatan pembelajaran di TK Rembulan mengadopsi pendekatan
berpusat pada guru (teacher centered) hal ini dibuktikan melalui aktivitas
belajar anak terbatas pada duduk, mendengarkan, dan menulis. Sedangkan
aktivitas belajar yang sesungguhnya tidak terbatas pada hal tersebut.
dan fisiknya. Seperti yang diungkapkan oleh Sardiman (2004) bahwa pada
prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi
melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Bila anak
memiliki motivasi belajar yang baik, maka anak akan berbuat, melakukan
kegiatan sehingga tujuan belajar akan tersampaikan dengan baik.
Dengan demikian, untuk meningkatkan motivasi belajar anak di TK
Rembulan, guru dapat memilih strategi, metode, media, dan model
pembelajaran yang dapat menciptakan suasana yang memotivasi anak untuk
belajar. Mills (1989:4) menyatakan bahwa model bentuk representasi akurat,
sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok
mencoba bertindak berdasarkan model itu. Dengan kata lain model
merupakan landasan praktik dalam implementasi kurikulum. Dengan
demikian pendekatan dan model yang dianggap oleh peneliti dapat
memotivasi anak untuk belajar adalah pendekatan berpusat pada anak melalui
Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review).
Morrison (2008) mengungkapkan bahwa program High/Scope
berdasarkan teori Piaget, Konstruktivisme, Dewey, dan Vygotsky. Intinya
adalah model High/Scope merupakan pendekatan pembelajaran berpusat
pada anak dan memprioritaskan anak terlibat secara aktif baik dalam
perencanaan hingga proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dirancang
sesuai dengan minat anak sehingga penentuan kegiatan pembelajaran oleh
guru dan anak dilakukan dengan cara yang seimbang.
Plan Do Review merupakan siklus pengajaran dan pembelajaran. Plan
Do Review merupakan salah satu pendekatan pembelajaran berpusat pada
anak. Dalam pendekatan ini, anak diberi kesempatan untuk melakukan
kegiatan pembelajaran sesuai minat dan keinginannya, mulai dari membuat
perencanaan (Plan), pada tahap ini guru memberi kesempatan kepada anak
untuk merencanakan kegiatannya, lalu (Do), anak
7
yang terakhir adalah (Review), anak melaporkan kembali/mengkaji atas apa
yang telah dia kerjakan (Wiyani & Barnawi,2012).
Berdasarkan apa yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti
tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Model High/Scope (Plan Do
Review) Terhadap Motivasi Belajar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini meliputi:
1. Bagaimana Motivasi belajar anak Kelompok A di TK Rembulan Bandung
Tahun Ajaran 2013/2014 sebelum diterapkan Model Pembelajaran
High/scope (Plan Do Review)?
2. Bagaimana Motivasi belajar anak Kelompok A di TK Rembulan Bandung
Tahun Ajaran 2013/2014 saat diterapkan Model Pembelajaran High/scope
(Plan do review)?
3. Apakah Model Pembelajaran High/scope (Plan Do Review) berpengaruh
secara signifikan terhadap Motivasi belajar anak Kelompok A di TK
Rembulan Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh
gambaran mengenai pengaruh Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do
Review) terhadap motivasi belajar anak kelompok A di TK Rembulan tahun
ajaran 2013/2014.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian tentang Pengaruh Model Pembelajarn High/Scope
Terhadap Motivasi Belajar Anak adalah sebagai berikut :
1. Untuk anak
a. Dengan Model Pembelajaran High/scope (Plan do review) anak akan
b. Dengan Model Pembelajaran High/scope (Plan do review) anak akan
meningkat motivasi belajarnya.
c. Dengan motivasi belajar yang tinggi anak akan mengembangkan
potensinya lebih optimal.
2. Untuk guru
a. Guru mendapatkan alternatif kegiatan pembelajaran untuk
meningkatkan motivasi belajar anak
b. Guru akan memiliki metode yang variatif dalam mengajar
c. Guru akan dengan mudah melihat potensi anak karena anak akan
berperan aktif dalam pembelajaran.
3. Untuk lembaga taman kanak-kanak
a. Lembaga memiliki pendekatan yang baru yaitu pembelajaran aktif
b. Membantu lembaga mencapai tujuan pendidikan yang telah
diprogramkan
c. Membantu lembaga dalam memfasilitasi belajar anak usia dini
E. Sistematika Penulisan Skripsi
Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini dibagi dalam lima
BAB rangkuman bahasannya sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah
yang diangkat pada penelitian ini, tujuan penelitian, metode penelitian,
manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
2. Bab II Kajian Teori
Bab ini membahas tentang kajian pustaka yang terdiri dari konsep Model
Pembelajaran (Plan Do Review) dan konsep motivasi belajar.
3. Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan, yaitu
metode penelitian kuasi eksperimen one-group design pre-test post-test
9
Bab ini membahas mengenai pembahasan dan penjabaran tentang tentang
pertanyaan-pertanyaan di rumusan masalah yang didapatkan dari
penelitian yang dilakukan peneliti selama berada di tempat penelitian.
5. Bab V kesimpulan dan Rekomendasi
Bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang
dilakukan peneliti dan rekomendasi sebagai sumbangan pemikiransebagai
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan pada anak kelompok A TK Rembulan
Bandung tahun ajaran 2013/20/14. TK Rembulan beralamat di Jalan
Muara Sari 1 No. 27 Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung..
2. Populasi penelitian
Margono (2010:118) menjelaskan bahwa populasi merupakan
seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan
waktu yang kita tentukan. Sedangkan menurut Sukmadinata (2011:250)
menjelaskan bahwa populasi adalah kelompok besar dan wilayah yang
menjadi lingkup penelitian. Senada dengan itu, Sugiyono (2006:117)
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
dalam penelitian ini adalah anak-anak Kelompok A TK Rembulan
Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.
3. Sampel Penelitian
Sudjana (2005:6) mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian
yang diambil dari populasi. Menurut Sugiyono (2006:118) sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi.
Dalam penelitian ini digunakan teknik pengambilan sampling non
probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak
memberikan peluang sama bagi setiap anggota sampel. Jenis teknik yang
dipakai adalah sampling jenuh, yaitu semua anggota populasi digunakan
sebagai sample, hal ini dikarenakan jumlah populasi Kelompok A TK
Rembulan Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 sebanyak 16 anak.
Sugiyono (2006) berpendapat bahwa apabila jumlah populasi relatif
29
Sampel dalam penelitian ini adalah anak Kelompok A TK Rembulan
Tahun Ajaran 2013/2014 Kota Bandung.
4. Subjek Penelitian
Arikunto (2008:114) mengemukakan bahwa sumber data dalam
penelitian merupakan subjek dari mana data dapat di peroleh. Sumber
data pada penelitian ini adalah anak Kelompok A TK Rembulan Tahun
Ajaran 2013/2014 dengan jumlah anak yang diteliti sebanyak 16 orang.
Tabel 3.1
Subjek Penelitian Kelompok A TK Rembulan No Nama Jenis Kelamin
1 NS Perempuan
2 LN Laki-Laki
3 NY Perempuan
4 JSN Perempuan
5 KZT Perempuan
6 AR Laki-Laki
7 RYN Laki-Laki
8 JN Laki-Laki
9 AD Perempuan
10 RST Perempuan
11 SHR Perempuan
12 RA Perempuan
13 ZK Perempuan
14 SK Laki-Laki
15 EL Perempuan
B. Metode Penelitian
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengarush
Model High/Scope (Plan Do Review) terhadap motivasi belajar anak.
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu rumusan praktis tentang
sistematika penerapan siklus belajar Plan Do Review, sehingga mencetuskan
perubahan dalam aspek motivasi belajar anak yang lebih baik.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen jenis one group
design-experiment (pre-eksperimen) yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat setelah diterapkan Model
High/Scope (Plan Do Review). Arikunto (2006:49) menyatakan bahwa:
“Penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu, serta eksperimen selalu dilakukan dengan maksud melihat dari suatu perlakuan.”
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group
design-eksperiment. Dalam desain ini, sebelum perlakuan diberikan terlebih
dahulu sampel diberi pretest (tes awal) dan diakhir pembelajaran sampel
diberi posttest (tes akhir). Desain ini digunakan sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai yaitu ingin mengetahui peningkatan partisipasi belajar anak
setelah diterapkan model pembelajaran High/Scope (Plan Do Review).
Berikut merupakan table desain penelitian one group design-experiment.
Pretest Treatment Posttest
O1 X O2
(Sugiyono, 2006)
Keterangan:
O1 : Tes awal (pretes) sebelum perlakuan diberikan
O2: Tes akhir (postes) setelah perlakuan diberikan
X : Perlakuan terhadap kelompok eksperimen yaitu menerapkan model
31
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono,2007). Sedangkan merut Hatch & Farhady (Sugiyono 2003),
variabel didefinisikan sebagai atribut dari seseorang atau objek yang
mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek
dengan objek lain.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini yang
menjadi variabel peneitian adalah:
1. Independent Variable (IV) : Model Pembelajran High/Scope (Plan Do
Review).
Dimana independent variable ini disebut juga variabel bebas yang
merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya
variabel terikat (Sugiyono,2006).
2. Dependent Variable (DV) : Motivasi Belajar Anak Usia dini di TK
Rembulan.
Dimana dependent variable ini sering disebut variabel terikat yang
merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Sugiyono,
2006).
D. Definisi Operasional Variabel
1. Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review)
Morrison (2012:69) menjelaskan bahwa terdapat lima unsur utama
utama dalam penerapan model pembelajaran High/Scope, yaitu: (1)
Pengaturan Kelas, (2) Pembelajaran Aktif, (3) Muatan pembelajaran, (4)
Asesmen, (5) jadwal harian/rutinitas harian.
Terdapat lima proses menurut Morrison (2012:109) yang
medukung jadwal harian/rutinitas harian mendukung pembelajaran aktif.
Waktu Kerja (Do), (d) Waktu Pembersihan (clean up), dan (e) Waktu
Renungan/Kaji (Review). Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan
penelitian pada tiga aspek rutinitas harian Model High/Scope yaitu Plan
(Rencanakan), Do (Lakukan), dan Review (Kaji).
a. Plan (Waktu Perencanaan). Waktu perencanaan memberi anak kesempatan yang konsisten dan terstuktur untuk mengungkapkan ide
kepada orang dewasa (guru), dan melihat mereka sebagai individu
yang dapat bertindak berdasarkan keputusan. Guru berbicara dengan
anak mengenai rencana yang mereka buat sebelum anak
melaksanakannya. Hal ini membantu anak mengklarifikasi ide mereka
dan memikirkan cara melanjutkannya. Pembicaraan dengan anak
mengenai rencana mereka memberi kesempatan bagi guru untuk
mendorong dan merespons ide setiap anak, menyarankan cara
memperkuat rencana agar berhasil, serta memahami dan mengukur
level perkembangan dan gaya berfikir tiap anak.
b. Do (Waktu Bekerja). Bagian dari rangkaian waktu kerja ini biasanya merupakan periode waktu terlama dalam rutinitas harian. Peran guru
selama waktu kerja adalah mengamati anak untuk melihat cara mereka
mengumpulkan informasi, berinteraksi dengan rekan, dan
memecahkan masalah. Jika diperlukan, guru memasuki aktivitas anak
untuk mendorong, memperluas, dan merancang situasi pemecahan
masalah.
c. Review (Waktu Mengingat Kembali). Waktu mengingat kembali, merupakan tahap akhir dari rangkaian Plan Do Review ialah waktu
ketika anak menceritakan pengalaman waktu kerja dengan berbagai
cara yang sesuai tahapan perkembangan setiap anak. Mereka dapat
mengingat nama teman yang mereka libatkan dalam rencana mereka,
membuat gambar bangunan yang mereka susun dengan balok, atau
mendeskripsikan masalah yang mereka temui. Kajian ini
33
melakukannya. Tahap ini, menjadi penutup bagi aktivitas perencanaan
dan waktu kerja.
Dalam penelitian ini, tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan
dalam melaksanakan Model pembelajaran High/Scope (Plan Do Review)
adalah sebagai berikut:
a. Menentukan tema pembelajaran
b. Menentukan topic atau fokus tema untuk pelaksanaan Model
pembelajaran High/Scope (Plan Do Review).
c. Menyiapkan cerita atau scenario untuk pelaksanaan Model
pembelajaran High/Scope (Plan Do Review),
d. Memberikan penjelasan kepada anak cara menerapkan rutinitas Plan
Do Review.
e. Guru menyampaikan macam-macam kegiatan yang akan dilakukan
selama kegiatan pembelajaran.
f. Guru memberikan kesempatan pada anak untuk berkeliling melihat
pusat-pusat kegiatan apa saja yang akan dilakukan.
g. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk merencanakan
kegiatannya (Plan).
h. Anak-anak memulai melakukan kegiatannya sesuai dengan yang
direncanakannya (do).
i. Setelah selesai, anak membersihkan peralatan yang telah digunakannya
lalu beristirahat.
j. Setelah selesai istirahat, anak mengkaji ulang seluruh kegiatan yang
telah dilakukannya (review).
Dalam penelitian ini, pusat-pusat kegiatan yang disediakan guru
disesuaikan dengan tema pembelajaran yang berlangsung di TK. Kegiatan
yang disediakan pun merupakan hasil diskusi antara guru dan anak
sehingga anak turut berperan aktif dalam pembuatan rencana kegiatan
Review ini dimulai dari awal anak masuk ke dalam kelas hingga anak
pulang yakni 180 menit. Selain itu treatment ini dapat dilakukan selama
kurang lebih 3-5 kali treatment secara berturut-turut.
2. Motivasi Belajar Anak Usia Dini
Motivasi secara sederhana dapat diartikan sebagai dorongan
yang menggerakkan dan mengarahkan sebuah perilaku untuk
mencapai suatu tujuan (Parsons & Hinson, 2001). Menurut Santrock,
motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan
perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku
yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2004).
Makmun (2007:40) menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu
kekuatan, namun tidaklah merupakan suatu substansi yang dapat
diamati. Yang dapat dilakukan untuk mengukur motivasi adalah
mengidentifikasi beberapa indikatornya dalam term-term tertentu,
antara lain:
1. Durasinya kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan
waktunya untuk melakukan kegiatan)
2. Frekuensinya kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan dalam
periode waktu tertentu)
3. Persistensinya (ketetapan dan kelekatanya) pada tujuan
kegiatan
4. Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam menghadapi
rintangan dan kesukitan untuk mencapai tujuan;devosi
(pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga, pikiran, bahkan
jiwanya atau nyawanya) untuk mencapai tujuan;
5. Tingkatan aspirasinya (maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau
target, dan idolanya) yang hendak dicapai dengan kegiatan
35
6. Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk atau output yang
dicapai dari kegiatannya (berapa banyak, memadai atau tidak,
memuaskan atau tidak)
7. Arah sikapnya terhadap sasaran kegaiatan (like or dislike,
positif atau negatif).
E. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono,
2002:84). Sedangkan menurut Arikunto (2006:160) istrumen penelitian
adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan
data agar pekerjaannya lebih mudah diolah. Variasi jenis instrumen
penelitian adalah, angket, celkis (check list), atau daftar centang, pedoman
wawancara, pedoman pengamatan.
Penelitian ini menggunakan pedoman pengamatan atau pedoman
observasi yang disusun oleh Rachmawati (2009) tentang motivasi belajar
anak usia dini. Instrumen ini diukur dengan skala Likert yaitu skala yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan, 2009:86).
Setelah dilakukan uji coba instrument, maka dianalisis untuk mengetahui
2. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.2
Instrumen Motivasi Belajar Anak Usia Dini
Variabel Sub variabel Indikator
3. Teknik Penilaian
Teknik penilaian instrumen ini diukur dengan skala Likert yaitu
skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan,
2009:86Skala Likert terdapat jarak (interval). Skor 3 (anak mampu), skor 2
(anak cukup mampu), skor 1 (anak kurang mampu). Setiap indikator dari
motivasi belajar anak usia dini disesuaikan dengan kemampuan anak
terkait dan juga aktivitas pembelajaran untuk penilaian observasi.
Table 3.3
Kriteria Penilaian Motivasi Belajar Anak
Motivasi Kriteria Penilaian
Skor Skor Skor
3 2 1
Baik Cukup Kurang
Dalam menggunakan instrumen penelitian yakni lembar observasi ,
setiap sub variabel motivasi belajar anak dinilai dengan cara yang
beragam. Diantaranya sebagai berikut:
1. Durasi
Dalam menilai sub variabel durasi, peneliti menghitung berapa menit
setiap anak dalam mengerjakan kegaiatan pembelajaran pada pusat
pembelajaran yang telah disediakan.
2. Persistensi
Dalam menilai sub variabel persistensi, peneliti mengamati bagaimana
kelekatan setiap anak terhadap aktivitas pembelajaran yang sedang
ditekuninya.
3. Kesabaran, keuletan dan ketekunan
Dalam menilai sub variabel ini, peneliti melakukan pengamatan pada
39
4. Tingkat aspirasi
Dalam menilai sub variabel tingkat aspirasi, peneliti melakukan
pengamatan dan Tanya jawab dengan anak-anak kemudian melihat
respon dari setiap anak dalam menanggapi peneliti yang berperan
sebagai guru.
5. Tingkatan kualifikasi produk yang dicapai dari kegiatannya
Dalam menilai sub variabel ini, peneliti mengamati hasil karya anak
(produk) apakah anak menyelesaikannya sesuai harapan atau bahkan
menambahkan kreativitasnya.
6. Tingkatan kualifikasi pencapaian aspek perkembangan (prestasi) yang
dicapai
Dalam menilai sub variabel ini, peneliti mengamati setiap anak dalam
proses pembelajaran apakah anak melakukan kegiatan pembelajaran,
dengan bantuan, sedikit bantuan, atau bahkan mandiri mengerjakan
sendiri.
7. Frekuensi
Dalam menilai sub variabel frekuensi, peneliti bertanya kepada anak
apakah anak senang melakukan aktivitas pembelajaran dan apakah
anak ingin melakukannya lagi atau peneliti menunggu feed back dari
anak atas aktivitas pembelajaran yang diselenggarakan.
4. Validitas Item dan Reliabilitas Instrumen a. Validitas Item
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006). Uji
validitas dilakukan dengan menghitung nilai XY, nilai indeks korelasi
dihitung sebanyak sebanyak jumlah butir pertayaan. Pengambilan
keputusan dilakukan dengan mengkatagorikan nilai XY seperti berikut
ini (Guilford J.P dalam Suherman, 1990):
0,80 XY 1,00 validitas sangat tinggi (sangat baik) 0,60 XY 0,80 validitas tinggi (baik)
0,20 XY 0,40 validitas rendah (kurang) 0,00 XY 0,20 validitas sangat rendah XY 0,00 tidak valid
Adapun tahapan uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a) Menghitung koefisien korelasi produk moment / XY dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
b) Proses pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan didasarkan pada uji hipotesa kriteria
Guilford. Tingkat validitas setiap item dikonfirmasikan dengan
table interpretasi nilai r untuk korelasi. Interpretasi nilai
41
Table 3.4
Interpretasi Uji Validitas Motivasi Belajar Anak Usia Dini
No. Pernyataan XY Kesimpulan
1 0,802 Validitas sangat tinggi
2 0,586 Validitas sedang
3 0,788 Validitas tinggi
4 0 Tidak valid
5 0,662 Validitas tinggi
6 0,718 Validitas tinggi
7 0,760 Validitas tinggi
Meninjau table 3.4 dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
6 item pernyataan pada instrmen yang valid dan 1 item pernyataan
yang tidak valid sehingga, item pernyataan yang digunakan pada
penelitian ini adalah item 1,2,3,5,6 dan 7.
b. Reliabilitas Instrumen
Setelah uji validitas, instrument penelitian di uji tingkat
reliabilitasnya. Reliabilitas berhubungan dengan masalah ketetapan
atau konsistensi instrumen. Reliabilitas berarti bahwa suatu instrumen
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.
Instrument yang dipercaya atau reliable akan menghasilkan data yang
dapat dipercaya juga. Menurut Arikunto (2006) instrument yang sudah
dapat dipercaya (reliable) akan menghasilkan data yang dipercaya.
Dalam menguji reliabilitas digunakan uji konsistensi internal
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan
menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6. Titik
tolak ukur koefisien reliabilitas digunakan pedoman koefisien korelasi
dari Sugiyono (1999:149) yang di urai pada table 3.5 berikut:
Table 3.5
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199
Berdasarkan pedoman koefisien korelasi tersebut, dapat ditarik
kesimpulan bahwa reliabilitas instrument pengungkap motivasi belajar
anak usia dini berada pada kategori tinggi yaitu diperoleh nilai r11 =
0,61. Artinya instrumen tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang
tinggi.
F. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan alat pengumpul data yang telah diuji
validitasnya dan reliabilitasnya. Penelitian ini juga menggunakan alat
43
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data sangat penting dilaksanakan
karena data yang diperoleh dari lapangan melalui instrument penelitian
diolah dan dianalisis, agar hasil yang didapat mampu menjawab
pertanyaan penelitian serta memevahkan masalah dalam penelitian.
Menurut A.Muri ( 2005:132) observasi merupakan pengamatan
yang teliti dan sistematis tentang suatu objek. Observasi dilakukan untuk
memperoleh informasi yang nyata. Observasi dilakukan dengan cara
melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung.observasi dilakukan oleh peneliti yaitu mengamati segala
sesuatu yang berhubungan dengan objek penelitian.
Wawancara adalah proses antara pewawancara (Interviewer)
dengan yang diwawancarai (interviewee) melalui komunikasi langsung
atau dapat juga dikatakan sebagai proses percakapan tatap muka (face to
face) antara interviewer dengan interviewee dimana pewawancara bertanya
langsung tentang sesuatu aspek yang dinilai dan telah dirancang
sebelumnya A. Muri (2005:140). Wawancara dilakukan oleh peneliti
terhadap nara sumber (guru) untuk memperoleh informasi tentang kondisi
sekolah dan perkembangan anak.
Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur,
catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan
masalah yang dipecahkan (Nazir,1988: 111). Dalam penelitian ini, peneliti
membaca literature yang berhubungan dengan model pembelajaran
High/Scope (Plan Do Review) serta motivasi belajar anak usia dini.
Pengumpulan data dilakukan pada saat kegiatan pre-test dan
post-test pada anak kelompok A. pengambilan data dilakukan sebelum diberi
perlakuan dan setelah saat diberi perlakuan dengan model pembelajaran
G. Teknik Analisis Data
1. Profil Motivasi Belajar Anak Kelompok A TK Rembulan Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 sebelum dan saat diterapkan Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review)
Langkah dalam membuat profil motivasi belajar anak sebelum
dan saat diterapkan model pembelajaran High/Scope (Plan Do Review)
adalah menentukan rentang, ialah data terbesar dikurangi data terkecil:
Rentang = 18-1=17
p (interval) = rentang/banyak kelas
p = 17/3
p = 5,67 = 6
Dari langkah diatas, kemudian didapat kriteria sebagai berikut:
Table 3.6
Kriteria Profil Motivasi Belajar anak Kriteria Rentang
Tinggi 13-18
Sedang 7-12
Rendah 1-6
2. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis pada sampel pretest dan posttest dilakukan dengan
menggunakan uji statistik sebagai berikut:
a. Deskriptif Statistik Data Pretest dan Posttest
Deskriptif statistik dilakukan untuk mendapatkan gambaran
45
data deskriptif yang dihitung adalah jumlah siswa rata-rata nilai
minimum dan nilai maksimum.
b. Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal
dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak normal.
Pengujian normalitas data menggunakan uji statistik
Kolmogorov-Smirnov atau Shapiro-Wilk menggunakan taraf nyata α = 5%. Jika
kedua data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji
homogenitas varians. Jika salah satu atau kedua data yang
dianalisis tidak berdistribusi normal, maka pengujian selanjutnya
yang dilakukan uji statistic non-parametrik yaitu uji
Mann-Whitney.
c. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui
apakah kedua kelas memiliki rata-rata yang sama atau tidak.
Ketentuan pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Jika kedua data berasal dari populasi yang berdistribusi normal,
maka untuk pengujian hipotesis dilakukan uji t-berpasangan.
2) Jika data tidak berdistribusi normal, maka pengujiannya
menggunakan statistika non-paranmetrik yaitu uji
Mann-Whitney.
3. Perumusan Hipotesis a. Uji Normalitas
Adapun perumusan hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai
berikut:
H0 : data berdistribusi normal
Untuk mengetahui uji normalitas data pretest dan posttest pada
penelitian ini digunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov dengan taraf
signifikansi 5%. kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai signifikansi (sig) ≥ 0.05 maka H0 diterima.
2) Jika nilai signifikansi (sig) < 0.05 maka H0 ditolak.
b. Uji kesamaan dua rata-rata
Adapun perumusan hipotesis dua rata-rata adalah sebagai berikut
H0 : 1 = 2 (tidak ada perbedaan rata-rata motivasi yang signifikan antara sebelum diterapkan Model High/Scope (Plan Do Review) dan
setelah diterapkan Model High/Scope (Plan Do Review )
H1 : 1 > 2 (terdapat perbedaan rata-rata motivasi yang signifikan antara sebelumditerapkan Model High/Scope (Plan Do Review) dan
setelah diterapkan Model High/Scope ( Plan Do Review )
Dengan taraf signifikansi 5%. kriteria pengujiannya adalah sebagai
berikut:
1) Jika nilai sig (2-Tailed) ≥ 0.05 maka H0 diterima.
2) Jika nilai sig (2-Tailed) < 0.05 maka H0 ditolak.`
4. Prosedur Penelitian
a. Guru menyiapkan materi bahan ajar Model High/Scope (Plan Do
Review)
b. Guru menyiapkan media yang dibutuhkan
c. Guru mengatur lingkungan pembelajaran.
d. Guru membuka kelas dengan berdoa, salam, dilanjutkan apersepsi
tema pembelajaran
e. Guru menjelaskan kepada anak mengenai siklus Plan Do Review
f. Guru memberikan kesempatan pada anak berkeliling pusat kegiatan,
kemudian anak memilih kegiatan yang akan dikerjakan anak selama
47
g. Anak bekerja sesuai dengan rencana yang dibuatnya (Do)
h. Guru berkeliling ke setiap pusat kegiatan mengobservasi anak dan
memberikan bantuan apabila ada anak yang membutuhkan.
i. Waktu istirahat tiba, anak-anak merapikan peralatan yang telah
digunakan kemudian beristirahat.
j. Selesai istirahat anak-anak masuk kelas kemudian melanjutkan
kegiatannya (bila belum selesai)
k. Setelah semua anak selesai bekerja, guru mengajak anak berkumpul
untuk mengingat kembali, berdiskusi, dan memberikan kesempatan
pada anak untuk masing-masing menceritakan pengalamannya dan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis mengenai
Pengaruh Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) Terhadap
Motivai Belajar Anak Kelompok A di TK Rembulan Bandung Tahun Ajaran
2013/2014, dapat disimpulkan bahwa:
1. Motivasi belajar anak kelompok A di TK Rembulan Bandung tahun ajaran
2013/2014 pada pretest menunjukan kategori yang beragam, yakni 3 anak
berada pada kategori tinggi, 9 anak berada pada kategori sedang, dan 4
anak berada pada kategori rendah.
2. Motivasi belajar anak kelompok A di TK Rembulan Bandung tahun ajaran
2013/2014 pada posttest atau setelah diberikan perlakuan berupa
penerapan model pembelajaran High/Scope (Plan Do Review)
menunjukan peningkatan yang cukup signifikan. Melalui hasil pengolahan
data, dapat diketahui bahwa motivasi belajar belajar anak kelompok A di
TK Rembulan Bandung tahun ajaran 2013/2014 meningkat, hal tersebut
dapat dilihat melalui peningkatan skor yangditunjukan dan bertambahnya
anak yang berada pada kategori tinggi setelah diberi perlakuan. Kemudian
hasil penelitian menunjukan nbahwa tidak ditemukan anak yang memiliki
kategori rendah dalam motivasi belajar setelah diberikan perlakuan.
Terdapat 14 anak berada pada kategori tinggi dan 2 anak berada pada
kategori sedang.
3. Model pembelajaran High/Scope (Plan Do Review)terbukti dapat
meningkatkan motivasi belajar anak usia dini. Melalui pengolahan data
yang telah dilakukan, terlihat adanya perbedaan rata-rata antara motivasi
belajar anak sebelum dan sesudah diberi perlakuan, sehingga dapat
68
model pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) terhadap motivasi
belajar anak usia dini.
B. Saran
Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian, berikut merupakan
saran bagi guru dan kepala sekolah di Taman Kanak-kanak khususnya dalam
meningkatkan motivasi belajar anak.
1. Bagi Guru
a. Dalam proses kegiatan belajar guru sebaiknya menggunakan model
dan metode belajar yang menarik serta bervariasi. Penerapan model
pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) dapat menjadi salah satu
alternatif dalam penerapan model pembelajaran untuk meningkatkan
motivasi belajar anak usia dini.
b. Dalam melaksanakan pembelajaran sebaiknya guru menggunakan
berbagai media yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan anak.
c. Aspek-aspek yang ada pada model pembelajaran High/Scope (Plan Do
Review) seperti anak memiliki andil dalam menentukan kegiatan dan
memilih kegiatan sesuai dengan minatnya (tahapan merencanakan),
mengimplementasikan hasil rencana, dan mengulang
kembali/mengkaji atas apa yang telah dilakukan anak selama kegiatan
pembelajaran dapat menjadi masukan bagi guru sebagai acuan
pembelajaran, dengan harapan dapat memberikan pengalaman belajar
yang berbeda dan bermakna bagi anak.
2. Bagi Kepala TK
Kepala sekolah sebaiknya mendukung guru untuk mencoba
menerapkan model dan metode belajar yang beragam untuk meningkatkan
motivasi belajar anak.
3. Bagi peneliti Selanjutnya
a. Model pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) tidak hanya
digunakan untuk motivasi pada anak usia dini saja. Peneliti selanjutnya
aspek keterampilan dan kemampuan yang lain serta pada sampel yang
berbeda.
b. Peneliti selanjutnya dapat mencoba menggunakan pendekatan, model,
metode dan media yang beragam untuk meningkatkan motivasi belajar
anak usia dini.
c. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode penelitian yang
berbeda misalnya menggunakan metode kuasi eksperimen, Penelitian
Tindakan Kelas, agar dapat member masukan dan temuan baru
DAFTAR PUSTAKA
A.M, Sardiman. (2004). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Press
Brophy, Jere (2004). Motivating Students to Learning. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates
Cambridge University. (2009). A-Z Teaching Young Learners: Motivation, [online]. Tersedia: http://www.cambridge.org/servlet/file.pdf [10 september 2013]
Carlton, M.P dan Winsler. A. (1998). “Fostering Instrinsic Motivation in Early Childhood Classrooms”. Journal of Early Childhood Education. 25, (3).
Depdiknas, 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Direktorat Dikmenum, Ditjen Dikdasmen.
Depdiknas. (2004). Modul Sosialisasi Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Dirjen PLS
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1997). Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita. Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Garguilo, R. (2012). An Introduction to Young Children with Special Needs: Birth Through Age Eight. Cengage Learning. [Online]. Tersedia: Books.google.co.id [06 November 2013]
HighScope. (2013). Plan-Do-Review in Action. [Online]. Tersedia: http://www.highscope.org/file/PDFs/PlanDoReviewDVD_guide.pdf [20 Oktober 2013]
Jalal, F. (2002). “Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan yang Mendasar”. Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini. Volume 03 Hal.4-8.
Konstelnik. (2007). Developmentally Appropriate Curriculum. New York: Merril Publishing
Makmun, Abin syamsudin. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Marie, A.E (2011). Curriculum for Young Children: an Introduction. Cengage Learning [Online]. Tersedia: Books.google.co.id [06 November 2013]
Martini, J. 2006. Perkembangan Pengembangan Anak Usia Taman KanakKanak: pedoman bagi orang tua dan guru. Jakarta: PT Grasindo.
Masitoh. Dkk. (2003) Pendekatan Belajar Aktif di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas. Dirjen Dikti. Bagian Proyek Peningkatan Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Miles, G.A. (2012). Beginning and Beyond Foundations in Early
Childhood Education. Cengage Learning. [Online]. Tersedia:
Books.google.co.id [06 November 2013]
Morrison, G. (2008). Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta: Indeks
Mulyasa. E. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Rosdakarya
Parsons & Hinson. (2001). Educational Psychology : A Practitioner – Reseacher Model of Teaching. Canada : Wadsworth Thomson Learning, Inc.
Pintrich, Paul R (2003). Motivation and Classroom Learning. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Roopnarine, Jaipaul L & Johnson, James E (2011), Pendidikan Anak Usia Dini dalam Berbagai Pendekatan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Santrock, J. W., (2004). Educational Psychology (2nd ed). New York : McGraw Hill Companies,Inc.
Santrock, John W (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Santrock, John W (2007). Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Prenada Media Group.
Seal, Kathy. (2003). “Raising Self-Motivated Children”. High/Scope Resource, A Magazine For Educators, Summer (2003).
72
Solehudin. (1997). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: FIP IKIP Bandung
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Suherman, (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wujaya Kusumah
Sujiono, Y.N. (2012). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2003). Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Alfabeta
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Jakarta: Alfabeta
UNESCO, (2001) Monitoring Report on Education for All Paris: UNESCO
Uno, Hamzah. (2006). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.