• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN HIGH/SCOPE (PLAN DO REVIEW) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN HIGH/SCOPE (PLAN DO REVIEW) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN HIGH/SCOPE (PLAN DO

REVIEW) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK

(Penelitian Pre-Eksperimen pada Anak Kelompok A di TK Rembulan Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh :

Bellanita Maryadi

0902950

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN HIGH/SCOPE (PLAN DO

REVIEW) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK

(Penelitian Pre-Eksperimen pada Anak Kelompok A di TK Rembulan Bandung)

Oleh Bellanita Maryadi

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Ilmu Pendidikan

© Bellanita Maryadi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN HIGH/SCOPE (PLAN DO REVIEW) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK.

(Penelitian Pre-Eksperimen pada Anak Kelompok A di TK Rembulan Kota Bandung)

Bellanita Maryadi

0902950

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya motivasi belajar anak usia dini. Penelitian ini dirancang untuk meningkatkan motivasi belajar anak melalui penerapan Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) pada anak kelompok A TK Rembulan Kota Bandung tahun ajaran 2013/2014. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) terhadap motivasi belajar anak kelompok A di TK Rembulan tahun ajaran 2013/2014.

Metode penelitian yang digunakan adalah Pre-Eksperimen dengan desain penelitian one group design pre-test post-test. Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi motivasi belajar anak usia dini dengan reliabilitas tinggi sebesar 0,61 serta lima butir pernyataan validitas tinggi, satu butir validitas sedang, dan satu butir tidak valid.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar anak kelompok A TK Rembulan tahun ajaran 2013/2014. Dengan mengambil taraf

signifikansi α = 0,05 diperoleh taraf signifikansi (2-Tailed) sebesar 0.000. karena

0.000 kurang dari 0.05 maka H0 ditolak yang artinya terdapat perbedaan rata-rata motivasi yang signifikan antara sebelumditerapkan dan setelah diterapkan model pembelajaran High/Scope (Plan Do Review). Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) berpengaruh terhadap motivasi belajar anak usia dini sehingga dapat menjadi referensi model dan metode pembelajaran untuk diterapkan oleh guru di kelas. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya dapat meneliti kembali permasalahan yang ada dengan model, metode, strategi, teknik, media serta menggunakan metodologi penelitian yang berbeda khususnya dalam aspek motivasi belajar anak usia dini, sehingga dapat menjadi masukan dalam mengoptimalkan pendidikan anak usia dini.

(6)

ABSTRACT

THE EFFECT OF HIGH/SCOPE (PLAN DO REVIEW ) LEARNING MODEL TOWARD CHILDREN’S LEARNING MOTIVATION (Pre-Experiment Research on Children Group A in Rembulan Kindergarten

Bandung)

Bellanita Maryadi

0902950

This study dilator background by a lack of learning motivation in early childhood. This study was designed to improve the child's motivation to learn through the application of High/Scope Learning Model (Plan Do Review) children group A of Rembulan Kindergarten Bandung academic year 2013/2014. The purpose of this research was to obtain an overview of the effects High/Scope (Plan Do Review) Learning Model on children’s learning motivation in Rembulan Kindergarten group A at academic year 2013/2014.

The method used is experiment with one group design research pre-test post-pre-test . The instrument used is the observation of early childhood learning motivation with high reliability of 0.61 and a five-point statement of high validity, one validity medium grain, and one grain is invalid .

The results showed that the High/Scope (Plan Do Review) learning model significantly affect the children's learning motivation. By taking a significance

level α= 0.05 significance level was obtained (2-Tailed) of 0.000 because 0.000 is

less than 0.05 then H0 is rejected, which means there is an average difference between the significant motivation before and after application of applied High / Scope (Plan Do Review) learning model. It can be concluded that the High/Scope (Plan Do Review) learning model effect on learning motivation of early childhood so that it can be reference models and learning methods to be applied by the teacher in the classroom. For further research , should be able to re-examine the existing problems with the different models, methods, strategies, techniques, media and using different research methodologies, especially in aspects of early childhood learning motivation, so it can be addressed by optimizing early childhood education.

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Sistematika Penulisan Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) ... 10

B. Motivasi Belajar ... 19

C. Kerangka Pemikiran ... 27

D. Hipotesis ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ... 28

B. Metode Penelitian ... 30

C. Variabel Penelitian ... 31

D. Definisi Operasional Variabel ... 31

E. Instrumen Penelitian ... 35

1. Instrumen Penelitian ... 35

2. Kisi-kisi Instrumen ... 36

3. Teknik Penilaian ... 38

4. Validasi Item dan Reliabilitas Instrumen ... 39

(8)

b. Reliabiltas Instrumen ... 41

F. Teknik Pengumpulan Data ... 42

G. Teknik Analisis Data ... 44

1. Profil Motivasi Belajar Anak Kelompok A TK Rembulan Bandung Sebelum dan Saat Diterapkan Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review ... 44

2. Pengujian Hipotesis ... 44

3. Perumusan Hipotesis ... 45

4. Prosedur Penelitian ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 48

1. Profil TK Rembulan Bandung ... 48

2. Profil Motivasi Belajar Anak Kelompok A TK Rembulan Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) ... 51

3. Profil Motivasi Belajar Anak Kelompok A TK Rembulan Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 Saat Diterapkan Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) ... 53

4. Pengaruh Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) Terhadap Motivasi Belajar Anak Kelompok A TK Rembulan Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 ... 58

B. Pembahasan ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN ... 74

(9)

viii

DAFTAR TABEL

3.1 Subjek Penelitian Kelompok A TK Rembulan ... 29

3.2Instrumen Motivasi Belajar Anak Usia Dini ... 36

3.3 Kriteria Penilaian Motivasi Belajar Anak ... 38

3.4 Interpretasi Uji Validitas Motivasi Belajar Anak Usia Dini ... 41

3.5Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 42

3.6 Kriteria Profil Motivasi Belajar Anak ... 44

4.1 Daftar Nama Guru TK Rembulan ... 49

4.2Sarana dan Prasarana TK Rembulan Bandung ... 50

4.3 Profil Motivasi Belajar Anak Kelompok A Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) ... 52

4.4 Profil Motivasi Belajar Anak Kelompok A Saat Diterapkan Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) ... 54

4.5 Profil Peningkatan Motivasi Belajar Anak Kelompok A Saat Diterapkan Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) ... 56

4.6 Analisis Deskriptif Data Motivasi Belajar Anak ... 58

4.7 Hasil Uji Kenormalan Data Motivasi Belajar ... 59

(10)

DAFTAR GRAFIK

4.1 Profil Motivasi Belajar Anak Sebelum Diterapkan Model

Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) ... 53

4.2 Profil Motivasi Belajar Anak Saat Diterapkan Model Pembelajaran

High/Scope (Plan Do Review) ... 55

4.3 Perbandingan Motivasi Belajar Anak Sebelum dan Saat Diterapkan

Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) ... 57

4.4 Peningkatan Motivasi Belajar Anak Sebelum dan Saat Diterapkan

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan manusia yang

berkualitas. Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Menurut UNESCO dalam buku Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis

Sekolah (2001:13) pendidikan hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu

learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together.

Dengan diberlakukannya undang-undang tersebut maka sistem

pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan anak usia dini, pendidikan

dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi yang keseluruhannya

merupakan kesatuan yang sistemik. Pendidikan anak usia dini (PAUD)

diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Hal ini dejalaskan dalam

Undang-Undang No.20 tahun 2003 pasal 1 butir 14 adalah:

”Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.

Pentingnya pendidikan anak usia dini telah menjadi perhatian dunia.

Hal ini dibuktikan dengan adanya pertemuan Forum Pendidikan Dunia

Tahun 2000 di Dakar-Senegal, dihasilkan enam kesepakatan sebagai

Kerangka Aksi Pendidikan untuk Semua (The Dakar Framework for Action

Education for All). Salah satu butir kesepakatan tersebut adalah untuk

(12)

usia dini, terutama bagi mereka yang sangat rawan dan kurang beruntung

(Unesco,2001).

Hakikat belajar adalah berlangsung sepanjang hayat. Untuk

menciptakan generasi yang berkualitas, pendidikan harus dilakukan sejak

usia dini dalam hal ini melalui PAUD, yaitu pendidikan yang ditujukan bagi

anak sejak lahir hingga usia 6 tahun. Hasil-hasil studi dibidang neurologi

mendapat kesimpulan bahwa perkembangan kognitif anak telah mencapai

50% ketika anak berusia 4 tahun, 80% ketika anak berusia 8 tahun, dan genap

100% ketika anak berusia 18 tahun menurut Osborn, White, dan Bloom

(Martini:2006). Studi tersebut makin menguatkan pendapat para ahli

sebelumnya, tentang keberadaan masa peka atau masa emas (golden age)

pada anak-anak usia dini. Masa emas perkembangan anak yang hanya datang

sekali seumur hidup sebaiknya dimanfaatkan. Hal itu yang memicu makin

mantapnya anggapan bahwa sesungguhnya pendidikan yang dimulai setelah

usia SD tidaklah benar. Pendidikan harus sudah dimulai sejak usia dini

supaya tidak terlambat. Sehingga penting bagi anak untuk mendapatkan

Pendidikan Anak Usia Dini (Martini, 2006).

Masa usia dini merupakan masa yang kritis dalam tahapan

perkembangan anak. Hasil penelitian di Baylor College of medicine (Jalal,

2002:21) menemukan bahwa anak jarang memperoleh rangsangan

pendidikan, maka perkembangan otaknya lebih kecil 20-30% dari ukuran

normal anak seusianya. Hal ini dikarenakan sambungan antar neuronya

mengalami penyusutan dan musnah karena jarang diberikan stimulasi untuk

merangsang kecerdasan otaknya.

Salah satu tempat pemberian stimulasi untuk merangsang

perkembangan anak usia dini adalah di lembaga PAUD. Menurut

Soetjiningsih (1998: 105) Stimulasi adalah perangsangan yang datangnya

dari lingkungan diluar individu anak. Anak yang banyak mendapatkan

stimulasi akan lebih cepat berkembang dari pada anak yang kurang atau

bahkan tidak mendapatkan stimulasi, stimulasi dapat juga berfungsi sebagai

(13)

3

anak merupakan upaya untuk mencegah keterlambatan dan meningkatkan

perkembangan anak. stimulasi pembinaan kemampuan dasar anak dilakukan

sesuai dengan tahap perkembangan, sesuai dengan umur anak (Depkes. 1997:

92).

Lembaga pendidikan anak usia dini perlu mengemas rangkaian

stimulasi sesuai dengan tahapan perkembangannya. Pendidikan yang

diberikan oleh guru merupakan wujud sesungguhnya dari stimulasi. Sesuai

dengan tujuan utama PAUD adalah membentuk anak Indonesia yang

berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat

perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam

memasuki pendidikan dasar dan menghadapi kehidupan di masa mendatang.

Memasuki dunia pendidikan, anak sangat memerlukan motivasi

belajar. Sehingga motivasi tersebut perlu dimulai sejak masa prasekolah.

Tidak hanya untuk persiapan pendidikan dasar, namun motivasi belajar

berperan penting dalam menentukan hasil belajar anak yang sesuai dengan

tujuan belajar yang telah ditentukan guru. Seperti yang dikatakan oleh

Sardiman (2004) Dalam kegiatan belajar motivasi belajar dapat dikatakan

sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan

memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki

oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Motivasi belajar anak yang baik dapat dimunculkan oleh suasana

belajar yang diciptakan oleh lembaga PAUD terutama gurunya. Seperti yang

diungkapkan oleh Uno (2006), Keterampilan guru mengajar merupakan salah

satu jenis keterampilan yang harus dikuasai guru. Dengan memiliki

keterampilan mengajar, guru dapat mengelola proses pembelajaran dengan

baik yang berimplikasi pada motivasi belajar dan peningkatan kualitas

lulusan sekolah (Uno, 2006).

Senada dengan pendapat Uno, guru sebaiknya menciptakan kegiatan

pembelajaran yang menarik melalui berbagai model pembelajaran, metode

(14)

bukan model atau metode yang konvensional dan proses belajar yang

orientasinya akademik akan tetapi yang membuat anak belajar dengan aktif.

seperti yang diungkapkan solehudin (1997) bahwa:

“Secara umum pendidikan prasekolah dimaksudkan untuk

menfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai kehidupan. Pendidikan prasekolah hendaknya tidak berorientasi akademik, tetapi hendaknya dapat menyediakan pengalaman-pengalaman belajar bagi anak. Disamping itu program pendidikan prasekolah harus

disesuaikan dengan kebutuhan, minat dan perkembangan anak.”

Ungkapan Solehudin (1997) tentang anak perlu memiliki pengalaman

belajar memiliki arti bahwa pendidikan yang diberikan pada anak sebaiknya

hands on experience atau anak memiliki pengalaman belajar langsung,

tentunya pengalaman belajar yang berharga yang dapat merangsang seluruh

aspek perkembangan anak. Maka dari itu, diperlukan pendidikan yang

aktivitas belajarnya kaya dan menyeluruh. Pestalozzi (Masitoh:2003)

mengungkapkan bahwa pendidikan taman kanak-kanak hendaknya

menyediakan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan, bermakna, dan

hangat seperti yang diberikan oleh orang tua di lingkungan rumah. Bila

layanan pendidikan diberikan secara demikian maka niscaya anak akan

tumbuh motivasi belajarnya sehingga potensinya dapat dikembangkan secara

optimal.

Killen dalam Sanjaya (2007:125) mencatat ada dua pendekatan dalam

pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered

approaches) dan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa

(student-centered approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru

menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction). Hal ini

menyebabkan anak tidak akan mendapatkan pengalaman belajar langsung

dan bermakna.

Pembelajaran teacher centered atau berpusat pada guru tidak

mengembangkan potensi anak secara optimal. Karena aktivitas anak akan

sebatas duduk dan mendengarkan. Hal ini dapat membuat minat belajar anak

(15)

5

berpusat pada guru tidak memotivasi anak untuk belajar aktif. Lalu

pembelajaran yang seperti apa yang memunculkan minat anak, memotivasi

anak untuk belajar, dan mengembangkan potensi anak secara optimal?

Tentunya pembelajaran yang sesuai dengan prinsip pendidikan anak usia dini

yang dijelaskan oleh Depdiknas (2004), bahwa prinsip belajar anak usia dini

diantaranya adalah pembelajaran yang berpusat pada anak dan kegiatan

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM).

Piaget (Santrock,2007) menekankan bahwa anak belajar dengan baik

ketika mereka aktif dan mencari solusi secara mandiri. Piaget tidak setuju

dengan metode-metode pengajaran yang memperlakukan anak sebagai

penerima pasif. Implikasi edukasional dari pandangan Piaget adalah bahwa,

dalam semua kegiatan belajar, semua anak didik akan belajar baik dengan

melakukan eksperimen, dan berdiskusi, dibandingkan hanya meniru guru

atau melakukan sesuatu secara hafalan.

Kegiatan pembelajaran yang berpusat pada anak belum sepenuhnya

diterapkan di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Salah satunya di TK

Rembulan Bandung yang peneliti anggap kurang maksimal dalam

menerapkan pembelajaran berpusat pada anak. Hal ini dibuktikan melalui

observasi sementara yang mendapati hasil yaitu: (1) peran guru masih sangat

dominan, hal ini dibuktikan dengan kegiatan utama di kelas hanya

menyampaikan informasi yang bersifat satu arah sehingga anak cenderung

menjadi pasif, (2) sebagian besar guru menyandarkan pemilihan bahan ajar

pada lembar kerja anak (LKA) yang telah baku dan kurang realistik, (3)

kegiatan pembelajarannya cenderung mengisolasi anak untuk berkerja secara

individual sehingga komunikasi dan kerjasama antar anak tidak tersalurkan.

Berdasarkan hasil observasi tersebut, peneliti membuat kesimpulan

bahwa kegiatan pembelajaran di TK Rembulan mengadopsi pendekatan

berpusat pada guru (teacher centered) hal ini dibuktikan melalui aktivitas

belajar anak terbatas pada duduk, mendengarkan, dan menulis. Sedangkan

aktivitas belajar yang sesungguhnya tidak terbatas pada hal tersebut.

(16)

dan fisiknya. Seperti yang diungkapkan oleh Sardiman (2004) bahwa pada

prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi

melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Bila anak

memiliki motivasi belajar yang baik, maka anak akan berbuat, melakukan

kegiatan sehingga tujuan belajar akan tersampaikan dengan baik.

Dengan demikian, untuk meningkatkan motivasi belajar anak di TK

Rembulan, guru dapat memilih strategi, metode, media, dan model

pembelajaran yang dapat menciptakan suasana yang memotivasi anak untuk

belajar. Mills (1989:4) menyatakan bahwa model bentuk representasi akurat,

sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok

mencoba bertindak berdasarkan model itu. Dengan kata lain model

merupakan landasan praktik dalam implementasi kurikulum. Dengan

demikian pendekatan dan model yang dianggap oleh peneliti dapat

memotivasi anak untuk belajar adalah pendekatan berpusat pada anak melalui

Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review).

Morrison (2008) mengungkapkan bahwa program High/Scope

berdasarkan teori Piaget, Konstruktivisme, Dewey, dan Vygotsky. Intinya

adalah model High/Scope merupakan pendekatan pembelajaran berpusat

pada anak dan memprioritaskan anak terlibat secara aktif baik dalam

perencanaan hingga proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dirancang

sesuai dengan minat anak sehingga penentuan kegiatan pembelajaran oleh

guru dan anak dilakukan dengan cara yang seimbang.

Plan Do Review merupakan siklus pengajaran dan pembelajaran. Plan

Do Review merupakan salah satu pendekatan pembelajaran berpusat pada

anak. Dalam pendekatan ini, anak diberi kesempatan untuk melakukan

kegiatan pembelajaran sesuai minat dan keinginannya, mulai dari membuat

perencanaan (Plan), pada tahap ini guru memberi kesempatan kepada anak

untuk merencanakan kegiatannya, lalu (Do), anak

(17)

7

yang terakhir adalah (Review), anak melaporkan kembali/mengkaji atas apa

yang telah dia kerjakan (Wiyani & Barnawi,2012).

Berdasarkan apa yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti

tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Model High/Scope (Plan Do

Review) Terhadap Motivasi Belajar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini meliputi:

1. Bagaimana Motivasi belajar anak Kelompok A di TK Rembulan Bandung

Tahun Ajaran 2013/2014 sebelum diterapkan Model Pembelajaran

High/scope (Plan Do Review)?

2. Bagaimana Motivasi belajar anak Kelompok A di TK Rembulan Bandung

Tahun Ajaran 2013/2014 saat diterapkan Model Pembelajaran High/scope

(Plan do review)?

3. Apakah Model Pembelajaran High/scope (Plan Do Review) berpengaruh

secara signifikan terhadap Motivasi belajar anak Kelompok A di TK

Rembulan Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh

gambaran mengenai pengaruh Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do

Review) terhadap motivasi belajar anak kelompok A di TK Rembulan tahun

ajaran 2013/2014.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian tentang Pengaruh Model Pembelajarn High/Scope

Terhadap Motivasi Belajar Anak adalah sebagai berikut :

1. Untuk anak

a. Dengan Model Pembelajaran High/scope (Plan do review) anak akan

(18)

b. Dengan Model Pembelajaran High/scope (Plan do review) anak akan

meningkat motivasi belajarnya.

c. Dengan motivasi belajar yang tinggi anak akan mengembangkan

potensinya lebih optimal.

2. Untuk guru

a. Guru mendapatkan alternatif kegiatan pembelajaran untuk

meningkatkan motivasi belajar anak

b. Guru akan memiliki metode yang variatif dalam mengajar

c. Guru akan dengan mudah melihat potensi anak karena anak akan

berperan aktif dalam pembelajaran.

3. Untuk lembaga taman kanak-kanak

a. Lembaga memiliki pendekatan yang baru yaitu pembelajaran aktif

b. Membantu lembaga mencapai tujuan pendidikan yang telah

diprogramkan

c. Membantu lembaga dalam memfasilitasi belajar anak usia dini

E. Sistematika Penulisan Skripsi

Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini dibagi dalam lima

BAB rangkuman bahasannya sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah

yang diangkat pada penelitian ini, tujuan penelitian, metode penelitian,

manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

2. Bab II Kajian Teori

Bab ini membahas tentang kajian pustaka yang terdiri dari konsep Model

Pembelajaran (Plan Do Review) dan konsep motivasi belajar.

3. Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan, yaitu

metode penelitian kuasi eksperimen one-group design pre-test post-test

(19)

9

Bab ini membahas mengenai pembahasan dan penjabaran tentang tentang

pertanyaan-pertanyaan di rumusan masalah yang didapatkan dari

penelitian yang dilakukan peneliti selama berada di tempat penelitian.

5. Bab V kesimpulan dan Rekomendasi

Bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang

dilakukan peneliti dan rekomendasi sebagai sumbangan pemikiransebagai

(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan pada anak kelompok A TK Rembulan

Bandung tahun ajaran 2013/20/14. TK Rembulan beralamat di Jalan

Muara Sari 1 No. 27 Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung..

2. Populasi penelitian

Margono (2010:118) menjelaskan bahwa populasi merupakan

seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan

waktu yang kita tentukan. Sedangkan menurut Sukmadinata (2011:250)

menjelaskan bahwa populasi adalah kelompok besar dan wilayah yang

menjadi lingkup penelitian. Senada dengan itu, Sugiyono (2006:117)

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

dalam penelitian ini adalah anak-anak Kelompok A TK Rembulan

Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

3. Sampel Penelitian

Sudjana (2005:6) mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian

yang diambil dari populasi. Menurut Sugiyono (2006:118) sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi.

Dalam penelitian ini digunakan teknik pengambilan sampling non

probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak

memberikan peluang sama bagi setiap anggota sampel. Jenis teknik yang

dipakai adalah sampling jenuh, yaitu semua anggota populasi digunakan

sebagai sample, hal ini dikarenakan jumlah populasi Kelompok A TK

Rembulan Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 sebanyak 16 anak.

Sugiyono (2006) berpendapat bahwa apabila jumlah populasi relatif

(21)

29

Sampel dalam penelitian ini adalah anak Kelompok A TK Rembulan

Tahun Ajaran 2013/2014 Kota Bandung.

4. Subjek Penelitian

Arikunto (2008:114) mengemukakan bahwa sumber data dalam

penelitian merupakan subjek dari mana data dapat di peroleh. Sumber

data pada penelitian ini adalah anak Kelompok A TK Rembulan Tahun

Ajaran 2013/2014 dengan jumlah anak yang diteliti sebanyak 16 orang.

Tabel 3.1

Subjek Penelitian Kelompok A TK Rembulan No Nama Jenis Kelamin

1 NS Perempuan

2 LN Laki-Laki

3 NY Perempuan

4 JSN Perempuan

5 KZT Perempuan

6 AR Laki-Laki

7 RYN Laki-Laki

8 JN Laki-Laki

9 AD Perempuan

10 RST Perempuan

11 SHR Perempuan

12 RA Perempuan

13 ZK Perempuan

14 SK Laki-Laki

15 EL Perempuan

(22)

B. Metode Penelitian

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengarush

Model High/Scope (Plan Do Review) terhadap motivasi belajar anak.

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu rumusan praktis tentang

sistematika penerapan siklus belajar Plan Do Review, sehingga mencetuskan

perubahan dalam aspek motivasi belajar anak yang lebih baik.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen jenis one group

design-experiment (pre-eksperimen) yang bertujuan untuk mengetahui

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat setelah diterapkan Model

High/Scope (Plan Do Review). Arikunto (2006:49) menyatakan bahwa:

“Penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu, serta eksperimen selalu dilakukan dengan maksud melihat dari suatu perlakuan.”

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group

design-eksperiment. Dalam desain ini, sebelum perlakuan diberikan terlebih

dahulu sampel diberi pretest (tes awal) dan diakhir pembelajaran sampel

diberi posttest (tes akhir). Desain ini digunakan sesuai dengan tujuan yang

hendak dicapai yaitu ingin mengetahui peningkatan partisipasi belajar anak

setelah diterapkan model pembelajaran High/Scope (Plan Do Review).

Berikut merupakan table desain penelitian one group design-experiment.

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

(Sugiyono, 2006)

Keterangan:

O1 : Tes awal (pretes) sebelum perlakuan diberikan

O2: Tes akhir (postes) setelah perlakuan diberikan

X : Perlakuan terhadap kelompok eksperimen yaitu menerapkan model

(23)

31

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono,2007). Sedangkan merut Hatch & Farhady (Sugiyono 2003),

variabel didefinisikan sebagai atribut dari seseorang atau objek yang

mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek

dengan objek lain.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini yang

menjadi variabel peneitian adalah:

1. Independent Variable (IV) : Model Pembelajran High/Scope (Plan Do

Review).

Dimana independent variable ini disebut juga variabel bebas yang

merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya

variabel terikat (Sugiyono,2006).

2. Dependent Variable (DV) : Motivasi Belajar Anak Usia dini di TK

Rembulan.

Dimana dependent variable ini sering disebut variabel terikat yang

merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Sugiyono,

2006).

D. Definisi Operasional Variabel

1. Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review)

Morrison (2012:69) menjelaskan bahwa terdapat lima unsur utama

utama dalam penerapan model pembelajaran High/Scope, yaitu: (1)

Pengaturan Kelas, (2) Pembelajaran Aktif, (3) Muatan pembelajaran, (4)

Asesmen, (5) jadwal harian/rutinitas harian.

Terdapat lima proses menurut Morrison (2012:109) yang

medukung jadwal harian/rutinitas harian mendukung pembelajaran aktif.

(24)

Waktu Kerja (Do), (d) Waktu Pembersihan (clean up), dan (e) Waktu

Renungan/Kaji (Review). Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan

penelitian pada tiga aspek rutinitas harian Model High/Scope yaitu Plan

(Rencanakan), Do (Lakukan), dan Review (Kaji).

a. Plan (Waktu Perencanaan). Waktu perencanaan memberi anak kesempatan yang konsisten dan terstuktur untuk mengungkapkan ide

kepada orang dewasa (guru), dan melihat mereka sebagai individu

yang dapat bertindak berdasarkan keputusan. Guru berbicara dengan

anak mengenai rencana yang mereka buat sebelum anak

melaksanakannya. Hal ini membantu anak mengklarifikasi ide mereka

dan memikirkan cara melanjutkannya. Pembicaraan dengan anak

mengenai rencana mereka memberi kesempatan bagi guru untuk

mendorong dan merespons ide setiap anak, menyarankan cara

memperkuat rencana agar berhasil, serta memahami dan mengukur

level perkembangan dan gaya berfikir tiap anak.

b. Do (Waktu Bekerja). Bagian dari rangkaian waktu kerja ini biasanya merupakan periode waktu terlama dalam rutinitas harian. Peran guru

selama waktu kerja adalah mengamati anak untuk melihat cara mereka

mengumpulkan informasi, berinteraksi dengan rekan, dan

memecahkan masalah. Jika diperlukan, guru memasuki aktivitas anak

untuk mendorong, memperluas, dan merancang situasi pemecahan

masalah.

c. Review (Waktu Mengingat Kembali). Waktu mengingat kembali, merupakan tahap akhir dari rangkaian Plan Do Review ialah waktu

ketika anak menceritakan pengalaman waktu kerja dengan berbagai

cara yang sesuai tahapan perkembangan setiap anak. Mereka dapat

mengingat nama teman yang mereka libatkan dalam rencana mereka,

membuat gambar bangunan yang mereka susun dengan balok, atau

mendeskripsikan masalah yang mereka temui. Kajian ini

(25)

33

melakukannya. Tahap ini, menjadi penutup bagi aktivitas perencanaan

dan waktu kerja.

Dalam penelitian ini, tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan

dalam melaksanakan Model pembelajaran High/Scope (Plan Do Review)

adalah sebagai berikut:

a. Menentukan tema pembelajaran

b. Menentukan topic atau fokus tema untuk pelaksanaan Model

pembelajaran High/Scope (Plan Do Review).

c. Menyiapkan cerita atau scenario untuk pelaksanaan Model

pembelajaran High/Scope (Plan Do Review),

d. Memberikan penjelasan kepada anak cara menerapkan rutinitas Plan

Do Review.

e. Guru menyampaikan macam-macam kegiatan yang akan dilakukan

selama kegiatan pembelajaran.

f. Guru memberikan kesempatan pada anak untuk berkeliling melihat

pusat-pusat kegiatan apa saja yang akan dilakukan.

g. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk merencanakan

kegiatannya (Plan).

h. Anak-anak memulai melakukan kegiatannya sesuai dengan yang

direncanakannya (do).

i. Setelah selesai, anak membersihkan peralatan yang telah digunakannya

lalu beristirahat.

j. Setelah selesai istirahat, anak mengkaji ulang seluruh kegiatan yang

telah dilakukannya (review).

Dalam penelitian ini, pusat-pusat kegiatan yang disediakan guru

disesuaikan dengan tema pembelajaran yang berlangsung di TK. Kegiatan

yang disediakan pun merupakan hasil diskusi antara guru dan anak

sehingga anak turut berperan aktif dalam pembuatan rencana kegiatan

(26)

Review ini dimulai dari awal anak masuk ke dalam kelas hingga anak

pulang yakni 180 menit. Selain itu treatment ini dapat dilakukan selama

kurang lebih 3-5 kali treatment secara berturut-turut.

2. Motivasi Belajar Anak Usia Dini

Motivasi secara sederhana dapat diartikan sebagai dorongan

yang menggerakkan dan mengarahkan sebuah perilaku untuk

mencapai suatu tujuan (Parsons & Hinson, 2001). Menurut Santrock,

motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan

perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku

yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2004).

Makmun (2007:40) menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu

kekuatan, namun tidaklah merupakan suatu substansi yang dapat

diamati. Yang dapat dilakukan untuk mengukur motivasi adalah

mengidentifikasi beberapa indikatornya dalam term-term tertentu,

antara lain:

1. Durasinya kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan

waktunya untuk melakukan kegiatan)

2. Frekuensinya kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan dalam

periode waktu tertentu)

3. Persistensinya (ketetapan dan kelekatanya) pada tujuan

kegiatan

4. Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam menghadapi

rintangan dan kesukitan untuk mencapai tujuan;devosi

(pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga, pikiran, bahkan

jiwanya atau nyawanya) untuk mencapai tujuan;

5. Tingkatan aspirasinya (maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau

target, dan idolanya) yang hendak dicapai dengan kegiatan

(27)

35

6. Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk atau output yang

dicapai dari kegiatannya (berapa banyak, memadai atau tidak,

memuaskan atau tidak)

7. Arah sikapnya terhadap sasaran kegaiatan (like or dislike,

positif atau negatif).

E. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono,

2002:84). Sedangkan menurut Arikunto (2006:160) istrumen penelitian

adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan

data agar pekerjaannya lebih mudah diolah. Variasi jenis instrumen

penelitian adalah, angket, celkis (check list), atau daftar centang, pedoman

wawancara, pedoman pengamatan.

Penelitian ini menggunakan pedoman pengamatan atau pedoman

observasi yang disusun oleh Rachmawati (2009) tentang motivasi belajar

anak usia dini. Instrumen ini diukur dengan skala Likert yaitu skala yang

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan, 2009:86).

Setelah dilakukan uji coba instrument, maka dianalisis untuk mengetahui

(28)

2. Kisi-kisi Instrumen

Tabel 3.2

Instrumen Motivasi Belajar Anak Usia Dini

Variabel Sub variabel Indikator

(29)
(30)

3. Teknik Penilaian

Teknik penilaian instrumen ini diukur dengan skala Likert yaitu

skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan,

2009:86Skala Likert terdapat jarak (interval). Skor 3 (anak mampu), skor 2

(anak cukup mampu), skor 1 (anak kurang mampu). Setiap indikator dari

motivasi belajar anak usia dini disesuaikan dengan kemampuan anak

terkait dan juga aktivitas pembelajaran untuk penilaian observasi.

Table 3.3

Kriteria Penilaian Motivasi Belajar Anak

Motivasi Kriteria Penilaian

Skor Skor Skor

3 2 1

Baik Cukup Kurang

Dalam menggunakan instrumen penelitian yakni lembar observasi ,

setiap sub variabel motivasi belajar anak dinilai dengan cara yang

beragam. Diantaranya sebagai berikut:

1. Durasi

Dalam menilai sub variabel durasi, peneliti menghitung berapa menit

setiap anak dalam mengerjakan kegaiatan pembelajaran pada pusat

pembelajaran yang telah disediakan.

2. Persistensi

Dalam menilai sub variabel persistensi, peneliti mengamati bagaimana

kelekatan setiap anak terhadap aktivitas pembelajaran yang sedang

ditekuninya.

3. Kesabaran, keuletan dan ketekunan

Dalam menilai sub variabel ini, peneliti melakukan pengamatan pada

(31)

39

4. Tingkat aspirasi

Dalam menilai sub variabel tingkat aspirasi, peneliti melakukan

pengamatan dan Tanya jawab dengan anak-anak kemudian melihat

respon dari setiap anak dalam menanggapi peneliti yang berperan

sebagai guru.

5. Tingkatan kualifikasi produk yang dicapai dari kegiatannya

Dalam menilai sub variabel ini, peneliti mengamati hasil karya anak

(produk) apakah anak menyelesaikannya sesuai harapan atau bahkan

menambahkan kreativitasnya.

6. Tingkatan kualifikasi pencapaian aspek perkembangan (prestasi) yang

dicapai

Dalam menilai sub variabel ini, peneliti mengamati setiap anak dalam

proses pembelajaran apakah anak melakukan kegiatan pembelajaran,

dengan bantuan, sedikit bantuan, atau bahkan mandiri mengerjakan

sendiri.

7. Frekuensi

Dalam menilai sub variabel frekuensi, peneliti bertanya kepada anak

apakah anak senang melakukan aktivitas pembelajaran dan apakah

anak ingin melakukannya lagi atau peneliti menunggu feed back dari

anak atas aktivitas pembelajaran yang diselenggarakan.

4. Validitas Item dan Reliabilitas Instrumen a. Validitas Item

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006). Uji

validitas dilakukan dengan menghitung nilai XY, nilai indeks korelasi

dihitung sebanyak sebanyak jumlah butir pertayaan. Pengambilan

keputusan dilakukan dengan mengkatagorikan nilai XY seperti berikut

ini (Guilford J.P dalam Suherman, 1990):

0,80 XY 1,00 validitas sangat tinggi (sangat baik) 0,60 XY 0,80 validitas tinggi (baik)

(32)

0,20 XY 0,40 validitas rendah (kurang) 0,00 XY 0,20 validitas sangat rendah XY 0,00 tidak valid

Adapun tahapan uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a) Menghitung koefisien korelasi produk moment / XY dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

b) Proses pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan didasarkan pada uji hipotesa kriteria

Guilford. Tingkat validitas setiap item dikonfirmasikan dengan

table interpretasi nilai r untuk korelasi. Interpretasi nilai

(33)

41

Table 3.4

Interpretasi Uji Validitas Motivasi Belajar Anak Usia Dini

No. Pernyataan XY Kesimpulan

1 0,802 Validitas sangat tinggi

2 0,586 Validitas sedang

3 0,788 Validitas tinggi

4 0 Tidak valid

5 0,662 Validitas tinggi

6 0,718 Validitas tinggi

7 0,760 Validitas tinggi

Meninjau table 3.4 dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat

6 item pernyataan pada instrmen yang valid dan 1 item pernyataan

yang tidak valid sehingga, item pernyataan yang digunakan pada

penelitian ini adalah item 1,2,3,5,6 dan 7.

b. Reliabilitas Instrumen

Setelah uji validitas, instrument penelitian di uji tingkat

reliabilitasnya. Reliabilitas berhubungan dengan masalah ketetapan

atau konsistensi instrumen. Reliabilitas berarti bahwa suatu instrumen

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.

Instrument yang dipercaya atau reliable akan menghasilkan data yang

dapat dipercaya juga. Menurut Arikunto (2006) instrument yang sudah

dapat dipercaya (reliable) akan menghasilkan data yang dipercaya.

Dalam menguji reliabilitas digunakan uji konsistensi internal

(34)

Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan

menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6. Titik

tolak ukur koefisien reliabilitas digunakan pedoman koefisien korelasi

dari Sugiyono (1999:149) yang di urai pada table 3.5 berikut:

Table 3.5

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199

Berdasarkan pedoman koefisien korelasi tersebut, dapat ditarik

kesimpulan bahwa reliabilitas instrument pengungkap motivasi belajar

anak usia dini berada pada kategori tinggi yaitu diperoleh nilai r11 =

0,61. Artinya instrumen tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang

tinggi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan alat pengumpul data yang telah diuji

validitasnya dan reliabilitasnya. Penelitian ini juga menggunakan alat

(35)

43

Dalam penelitian, teknik pengumpulan data sangat penting dilaksanakan

karena data yang diperoleh dari lapangan melalui instrument penelitian

diolah dan dianalisis, agar hasil yang didapat mampu menjawab

pertanyaan penelitian serta memevahkan masalah dalam penelitian.

Menurut A.Muri ( 2005:132) observasi merupakan pengamatan

yang teliti dan sistematis tentang suatu objek. Observasi dilakukan untuk

memperoleh informasi yang nyata. Observasi dilakukan dengan cara

melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang

berlangsung.observasi dilakukan oleh peneliti yaitu mengamati segala

sesuatu yang berhubungan dengan objek penelitian.

Wawancara adalah proses antara pewawancara (Interviewer)

dengan yang diwawancarai (interviewee) melalui komunikasi langsung

atau dapat juga dikatakan sebagai proses percakapan tatap muka (face to

face) antara interviewer dengan interviewee dimana pewawancara bertanya

langsung tentang sesuatu aspek yang dinilai dan telah dirancang

sebelumnya A. Muri (2005:140). Wawancara dilakukan oleh peneliti

terhadap nara sumber (guru) untuk memperoleh informasi tentang kondisi

sekolah dan perkembangan anak.

Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan

mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur,

catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan

masalah yang dipecahkan (Nazir,1988: 111). Dalam penelitian ini, peneliti

membaca literature yang berhubungan dengan model pembelajaran

High/Scope (Plan Do Review) serta motivasi belajar anak usia dini.

Pengumpulan data dilakukan pada saat kegiatan pre-test dan

post-test pada anak kelompok A. pengambilan data dilakukan sebelum diberi

perlakuan dan setelah saat diberi perlakuan dengan model pembelajaran

(36)

G. Teknik Analisis Data

1. Profil Motivasi Belajar Anak Kelompok A TK Rembulan Bandung Tahun Ajaran 2013/2014 sebelum dan saat diterapkan Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review)

Langkah dalam membuat profil motivasi belajar anak sebelum

dan saat diterapkan model pembelajaran High/Scope (Plan Do Review)

adalah menentukan rentang, ialah data terbesar dikurangi data terkecil:

Rentang = 18-1=17

p (interval) = rentang/banyak kelas

p = 17/3

p = 5,67 = 6

Dari langkah diatas, kemudian didapat kriteria sebagai berikut:

Table 3.6

Kriteria Profil Motivasi Belajar anak Kriteria Rentang

Tinggi 13-18

Sedang 7-12

Rendah 1-6

2. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis pada sampel pretest dan posttest dilakukan dengan

menggunakan uji statistik sebagai berikut:

a. Deskriptif Statistik Data Pretest dan Posttest

Deskriptif statistik dilakukan untuk mendapatkan gambaran

(37)

45

data deskriptif yang dihitung adalah jumlah siswa rata-rata nilai

minimum dan nilai maksimum.

b. Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal

dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak normal.

Pengujian normalitas data menggunakan uji statistik

Kolmogorov-Smirnov atau Shapiro-Wilk menggunakan taraf nyata α = 5%. Jika

kedua data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji

homogenitas varians. Jika salah satu atau kedua data yang

dianalisis tidak berdistribusi normal, maka pengujian selanjutnya

yang dilakukan uji statistic non-parametrik yaitu uji

Mann-Whitney.

c. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui

apakah kedua kelas memiliki rata-rata yang sama atau tidak.

Ketentuan pengujiannya adalah sebagai berikut:

1) Jika kedua data berasal dari populasi yang berdistribusi normal,

maka untuk pengujian hipotesis dilakukan uji t-berpasangan.

2) Jika data tidak berdistribusi normal, maka pengujiannya

menggunakan statistika non-paranmetrik yaitu uji

Mann-Whitney.

3. Perumusan Hipotesis a. Uji Normalitas

Adapun perumusan hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai

berikut:

H0 : data berdistribusi normal

(38)

Untuk mengetahui uji normalitas data pretest dan posttest pada

penelitian ini digunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov dengan taraf

signifikansi 5%. kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi (sig) ≥ 0.05 maka H0 diterima.

2) Jika nilai signifikansi (sig) < 0.05 maka H0 ditolak.

b. Uji kesamaan dua rata-rata

Adapun perumusan hipotesis dua rata-rata adalah sebagai berikut

H0 : 1 = 2 (tidak ada perbedaan rata-rata motivasi yang signifikan antara sebelum diterapkan Model High/Scope (Plan Do Review) dan

setelah diterapkan Model High/Scope (Plan Do Review )

H1 : 1 > 2 (terdapat perbedaan rata-rata motivasi yang signifikan antara sebelumditerapkan Model High/Scope (Plan Do Review) dan

setelah diterapkan Model High/Scope ( Plan Do Review )

Dengan taraf signifikansi 5%. kriteria pengujiannya adalah sebagai

berikut:

1) Jika nilai sig (2-Tailed) ≥ 0.05 maka H0 diterima.

2) Jika nilai sig (2-Tailed) < 0.05 maka H0 ditolak.`

4. Prosedur Penelitian

a. Guru menyiapkan materi bahan ajar Model High/Scope (Plan Do

Review)

b. Guru menyiapkan media yang dibutuhkan

c. Guru mengatur lingkungan pembelajaran.

d. Guru membuka kelas dengan berdoa, salam, dilanjutkan apersepsi

tema pembelajaran

e. Guru menjelaskan kepada anak mengenai siklus Plan Do Review

f. Guru memberikan kesempatan pada anak berkeliling pusat kegiatan,

kemudian anak memilih kegiatan yang akan dikerjakan anak selama

(39)

47

g. Anak bekerja sesuai dengan rencana yang dibuatnya (Do)

h. Guru berkeliling ke setiap pusat kegiatan mengobservasi anak dan

memberikan bantuan apabila ada anak yang membutuhkan.

i. Waktu istirahat tiba, anak-anak merapikan peralatan yang telah

digunakan kemudian beristirahat.

j. Selesai istirahat anak-anak masuk kelas kemudian melanjutkan

kegiatannya (bila belum selesai)

k. Setelah semua anak selesai bekerja, guru mengajak anak berkumpul

untuk mengingat kembali, berdiskusi, dan memberikan kesempatan

pada anak untuk masing-masing menceritakan pengalamannya dan

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis mengenai

Pengaruh Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) Terhadap

Motivai Belajar Anak Kelompok A di TK Rembulan Bandung Tahun Ajaran

2013/2014, dapat disimpulkan bahwa:

1. Motivasi belajar anak kelompok A di TK Rembulan Bandung tahun ajaran

2013/2014 pada pretest menunjukan kategori yang beragam, yakni 3 anak

berada pada kategori tinggi, 9 anak berada pada kategori sedang, dan 4

anak berada pada kategori rendah.

2. Motivasi belajar anak kelompok A di TK Rembulan Bandung tahun ajaran

2013/2014 pada posttest atau setelah diberikan perlakuan berupa

penerapan model pembelajaran High/Scope (Plan Do Review)

menunjukan peningkatan yang cukup signifikan. Melalui hasil pengolahan

data, dapat diketahui bahwa motivasi belajar belajar anak kelompok A di

TK Rembulan Bandung tahun ajaran 2013/2014 meningkat, hal tersebut

dapat dilihat melalui peningkatan skor yangditunjukan dan bertambahnya

anak yang berada pada kategori tinggi setelah diberi perlakuan. Kemudian

hasil penelitian menunjukan nbahwa tidak ditemukan anak yang memiliki

kategori rendah dalam motivasi belajar setelah diberikan perlakuan.

Terdapat 14 anak berada pada kategori tinggi dan 2 anak berada pada

kategori sedang.

3. Model pembelajaran High/Scope (Plan Do Review)terbukti dapat

meningkatkan motivasi belajar anak usia dini. Melalui pengolahan data

yang telah dilakukan, terlihat adanya perbedaan rata-rata antara motivasi

belajar anak sebelum dan sesudah diberi perlakuan, sehingga dapat

(41)

68

model pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) terhadap motivasi

belajar anak usia dini.

B. Saran

Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian, berikut merupakan

saran bagi guru dan kepala sekolah di Taman Kanak-kanak khususnya dalam

meningkatkan motivasi belajar anak.

1. Bagi Guru

a. Dalam proses kegiatan belajar guru sebaiknya menggunakan model

dan metode belajar yang menarik serta bervariasi. Penerapan model

pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) dapat menjadi salah satu

alternatif dalam penerapan model pembelajaran untuk meningkatkan

motivasi belajar anak usia dini.

b. Dalam melaksanakan pembelajaran sebaiknya guru menggunakan

berbagai media yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan anak.

c. Aspek-aspek yang ada pada model pembelajaran High/Scope (Plan Do

Review) seperti anak memiliki andil dalam menentukan kegiatan dan

memilih kegiatan sesuai dengan minatnya (tahapan merencanakan),

mengimplementasikan hasil rencana, dan mengulang

kembali/mengkaji atas apa yang telah dilakukan anak selama kegiatan

pembelajaran dapat menjadi masukan bagi guru sebagai acuan

pembelajaran, dengan harapan dapat memberikan pengalaman belajar

yang berbeda dan bermakna bagi anak.

2. Bagi Kepala TK

Kepala sekolah sebaiknya mendukung guru untuk mencoba

menerapkan model dan metode belajar yang beragam untuk meningkatkan

motivasi belajar anak.

3. Bagi peneliti Selanjutnya

a. Model pembelajaran High/Scope (Plan Do Review) tidak hanya

digunakan untuk motivasi pada anak usia dini saja. Peneliti selanjutnya

(42)

aspek keterampilan dan kemampuan yang lain serta pada sampel yang

berbeda.

b. Peneliti selanjutnya dapat mencoba menggunakan pendekatan, model,

metode dan media yang beragam untuk meningkatkan motivasi belajar

anak usia dini.

c. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode penelitian yang

berbeda misalnya menggunakan metode kuasi eksperimen, Penelitian

Tindakan Kelas, agar dapat member masukan dan temuan baru

(43)

DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman. (2004). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali Press

Brophy, Jere (2004). Motivating Students to Learning. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates

Cambridge University. (2009). A-Z Teaching Young Learners: Motivation, [online]. Tersedia: http://www.cambridge.org/servlet/file.pdf [10 september 2013]

Carlton, M.P dan Winsler. A. (1998). “Fostering Instrinsic Motivation in Early Childhood Classrooms”. Journal of Early Childhood Education. 25, (3).

Depdiknas, 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Direktorat Dikmenum, Ditjen Dikdasmen.

Depdiknas. (2004). Modul Sosialisasi Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Dirjen PLS

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1997). Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita. Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Garguilo, R. (2012). An Introduction to Young Children with Special Needs: Birth Through Age Eight. Cengage Learning. [Online]. Tersedia: Books.google.co.id [06 November 2013]

HighScope. (2013). Plan-Do-Review in Action. [Online]. Tersedia: http://www.highscope.org/file/PDFs/PlanDoReviewDVD_guide.pdf [20 Oktober 2013]

Jalal, F. (2002). “Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan yang Mendasar”. Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini. Volume 03 Hal.4-8.

Konstelnik. (2007). Developmentally Appropriate Curriculum. New York: Merril Publishing

Makmun, Abin syamsudin. (2007). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

(44)

Marie, A.E (2011). Curriculum for Young Children: an Introduction. Cengage Learning [Online]. Tersedia: Books.google.co.id [06 November 2013]

Martini, J. 2006. Perkembangan Pengembangan Anak Usia Taman KanakKanak: pedoman bagi orang tua dan guru. Jakarta: PT Grasindo.

Masitoh. Dkk. (2003) Pendekatan Belajar Aktif di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas. Dirjen Dikti. Bagian Proyek Peningkatan Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Miles, G.A. (2012). Beginning and Beyond Foundations in Early

Childhood Education. Cengage Learning. [Online]. Tersedia:

Books.google.co.id [06 November 2013]

Morrison, G. (2008). Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta: Indeks

Mulyasa. E. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Rosdakarya

Parsons & Hinson. (2001). Educational Psychology : A Practitioner – Reseacher Model of Teaching. Canada : Wadsworth Thomson Learning, Inc.

Pintrich, Paul R (2003). Motivation and Classroom Learning. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Roopnarine, Jaipaul L & Johnson, James E (2011), Pendidikan Anak Usia Dini dalam Berbagai Pendekatan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Santrock, J. W., (2004). Educational Psychology (2nd ed). New York : McGraw Hill Companies,Inc.

Santrock, John W (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Santrock, John W (2007). Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Prenada Media Group.

Seal, Kathy. (2003). “Raising Self-Motivated Children”. High/Scope Resource, A Magazine For Educators, Summer (2003).

(45)

72

Solehudin. (1997). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: FIP IKIP Bandung

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Suherman, (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wujaya Kusumah

Sujiono, Y.N. (2012). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2003). Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Alfabeta

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Jakarta: Alfabeta

UNESCO, (2001) Monitoring Report on Education for All Paris: UNESCO

Uno, Hamzah. (2006). Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Tabel
Grafik
gambaran mengenai pengaruh Model Pembelajaran High/Scope (Plan Do
Tabel 3.1 Subjek Penelitian Kelompok A TK Rembulan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan berbagai model pembelajaran yang berbeda setiap harinya, dengan model

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan berbagai cara dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar anak usia dini. Salah satu yang dapat membuat anak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) pengaruh model pembelajaran Discovery Learning dan model pembelajaran Langsung, (2) pengaruh motivasi belajar tinggi dan motivasi

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching and Learning berpengaruh terhadap

Hal tersebut terbukti dari hasil penelitian, bahwa dengan memberikan perlakuan model course review horay pada kelas eksperimen dan tidak memberikan perlakuan model course review

Hasil temuan penelitian dilapangan bahwa pembelajaran hockey yang disajikan melalui model peer teaching dan model pembelajaran konvensional berpengaruh terhadap motivasi siswa,

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Jigsaw Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan selama melakukan proses pembelajaran, maka penulis dapat menyarankan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe course review