• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PENJAS MELALUI IMPLEMENTASI PENDEKATAN BERMAIN : Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas 5 di SD Negeri 3 Pagerwangi, Kec.Lembang, Kab.Bandung Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PENJAS MELALUI IMPLEMENTASI PENDEKATAN BERMAIN : Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas 5 di SD Negeri 3 Pagerwangi, Kec.Lembang, Kab.Bandung Barat."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PENJAS MELALUI IMPLEMENTASI PENDEKATAN BERMAIN

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas 5 di SD Negeri 3 Pagerwangi, Kec.Lembang, Kab.Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan JasmaniKesehatandanRekreasi

Oleh:

RIYADI 1000291

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Oleh

Riyadi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Riyadi2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PENJAS MELALUI IMPLEMENTASI PENDEKATAN BERMAIN

Oleh :

Riyadi

1000291

Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing:

Pembimbing I

Drs. Mudjihartono, M.Pd

NIP. 196508171990011001

Pembimbing II

Carsiwan, M.Pd

NIP. 197101052002121001

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

ABSTRAK

Riyadi, 1000291. “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Penjas Melalui Implementasi Pendekatan Bermain”. Pembimbing I Drs. Mudjihartono, M.Pd. Pembimbing II Carsiwan, M.Pd. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi, Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia.

Latar belakang dilakukannya penelitinan ini adalah bahwa di sekolah ini siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran penjas. Sehingga penulis ingin melakukan penelitian di sekolah ini dengan mengimplementasikan pendekatan bermain untuk meningkatkan motivasi belajar penjas.

Motivasi adalah kepribadian siswa yang baik untuk mengikuti kegiatan dengan baik. Maka dari itu penulis mencoba meneliti pengaruh implementasi pendekatan bermain untuk meningkatkan motivasi belajar penjas siswa.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar motivasi belajar penjas siswa dengan mengimplementasikan pendekatan bermain.

Metode Penelitian yang dipakai dalam penelitian ini yaitu metode penelitian tindakan kelas. Untuk populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V (Lima) SDN 3 Pagerwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

Prosedur penelitian yang dilakukan meliputi : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Dari hasil penelitian ini dapat dilihat dari tingkat penguasaan materi hasil belajar passing bawah pada data awal peserta didik yaitu 25%, pada siklus 1 terjadi peningkatan menjadi 50%, dan pada siklus 2 terjadi peningkatan menjadi 90%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa implementasi pendekatan bermain berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar penjas siswa.

(5)

ABSTRACT

Riyadi, 1000291. "Efforts to Improve Learning Motivation Penjas Implementation Approach Through Play". Supervisor I Drs. Mudjihartono, M.Pd. Supervisor II Carsiwan, M.Pd. Physical Education Studies Program Health and Recreation, Faculty of Physical Education and Health, University of Indonesia.

The background of this study is that the students in this school are less motivated to participate in physical education lessons. So that the author wants to do research in this school to implement the approach play to increase the motivation to learn physical education

Motivation is a good student personality to follow the activities well. Thus the authors tried to examine the effect of the implementation of the approach play to increase students' motivation to study physical education

The purpose of this study was to determine how much motivation to study physical education students to implement the approach play.

The research method used in this research is the method of action research. For the population and the sample in this study were students of class V (Five) SDN 3 Pagerwangi District Lembang, West Bandung regency.

.Research procedures performed include: planning, implementation, observation, and reflection.

From the results of this study can be seen from the level of mastery of learning outcomes passing under the initial data of learners is 25%, in the first cycle increased to 50%, and in the second cycle increased to 90%. From these results it can be concluded that the implementation of the approach play an effect on improvement of physical education students' learning motivation

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan jasmani merupakan proses interaksi sistematik antara anak didik

dan lingkungan yang dikelola melalui pengembangan jasmani secara efektif dan

efisien menuju pembentukan manusia yang utuh. Pendidikan jasmani menurut

Lutan (1988, hlm 65) “merupakan media untuk mendorong perkembangan

motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, pengahayatan nilai-nilai

(sikap-mental – emosional, spiritual dan sosial), pembiasaan pola hidup sehat.”

Pendidikan jasmani sebagai integral dari pendidikan nasional memiliki

peranan penting dalam pembangunan bangsa. Pendidikan jasmani, olahraga dan

kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki sumbangan unik, yaitu memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai

pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang

terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu

diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih

baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.

Manusia adalah mahluk yang diciptakan dengan sempurna, dibekali kelebihan

naluri dan akal sehat dalam melakukan aktifitas untuk mempertahankan hidupnya.

Aktifitas tersebut ditentukan oleh faktor-faktor yang datang dari diri sendiri

maupun faktor yang dating dari luar. Tindakan atau perbuatan yang didorong oleh

kekuatan dari dalam pribadi seseorang disebut motif. Hal ini sesuai dengan yang

diungkapkan oleh Suryabrata (1984, hlm 70) bahwa: “Motif adalah keadaan

dalam diri pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan

aktifitas-aktifitas tertentu guna mencapai tujuan.” Selanjutnya Singgih (1989, hlm 90) menjelaskan: “Motif diartikan sebagai pendorong atau penggerak dalam diri manusia yang diarahkan kepada tujuan tertentu.

Dalam konteks pendidikan jasmani motif untuk untuk belajar merupakan

(7)

2

kebutuhannya masing-masing, misalnya seseorang belajar untuk mendapatkan

prestasi yang lebih tinggi atau hanya untuk memelihara kesehatan saja, atau juga

untuk proses sosialisasi yaitu untuk dapat berhubungan dengan orang lain.

Selanjutnya Heckhauen mengemukakan dalam Sudibyo (1993, hlm 63) bahwa: “Motivasi merupakan aktualisasi dari motif, sehingga diperoleh batasan motivasi adalah proses aktualisasi sumber penggerak dan pendorong tingkah laku individu memenuhi kebutuhan untuk tujuan tertentu.”

Motivasi menurut Mc Donald dalam Sardiman (1986, hlm 73) menjelaskan sebagai berikut: “Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya rasa atau feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.” Sedangkan motivasi dalam kamus psikologi adalah sebagai berikut: motivasi menunjukan kepada seluruh proses gerakan, termasuk situasi

yang mendorong timbul dalam diri inividu.tingkah laku yang ditimbulkan oleh

situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari pada gerakan atau perbuatan. Tingkah

laku termotivasi ialah tingkah laku berlatar belakang adanya suatu kebutuhan,

tujuan tingkah laku tercapai apabila kebutuhan telah terpenuhi.

Motivasi belajar menurut Sardiman (1986, hlm 40) menjelaskan: Motivasi

belajar adalah keinginan atau dorongan untuk belajar.”Artinya motivasi belajar

akan mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar.

Sehubungan dengan pentingnya motivasi belajar akan berkaitan dengan hasil

belajar yang akan dicapai. Adapun fungsi motivasi seperti yang dikemukakan oleh

Sardiman (2004, hlm 85) yaitu:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, sebagai sumber penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan

2. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan rumusan tujuannya.

(8)

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Dalam kaitan dengan pendidikan jasmani motivasi belajar pendidikan jasmani

sangat diperlukan agar kegiatan belajar-mengajar dapat berlangsung dan tujuan

pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Sesuai dengan

konsep motifasi belajar, maka motivasi belajar pendidikan jasmani adalah

dorongan atau keinginan siswa untuk melakukan aktifitas-aktifitas yang terdapat

dalam kegiatan belajar pendidikan jasmani. Adalah tugas seorang guru untuk

membangkitkan motivasi belajar siswa. Misalnya dengan menjelaskan maksud

dan tujuan tugas yang akan diberikan. Lutan (1998, hlm 30) menjelaskan: “Teknik

memotivasi belajar pendidikan jasmani adalah dengan cara: orientasi sukses,

modifikasi cabang olahraga, motivasi dalam diri anak, pengajaran dengan menawarkan tugas dan fariasi antar tugas.” Pengajaran akan berhasil mencapai tujuannya kalau anak aktif melaksanakan tugas ajar. Untuk itu tugas gerak

disesuaikan dengan kemampuan siswa dan kriteria berhasil juga disesuaikan

dengan tingkat perkembangan siswa.

Memotivasi siswa dalam mengikuti belajar pendidikan jasmani adalah

menumbuhkan dorongan dari dalam diri anak untuk mencintai pendidikan

jasmani. Lutan (1998, hlm 33) menjelaskan: “Dorongan untuk mencintai

pendidikan jasmani berkaitan dengan rasa puas, senang dan berhasil. Namun

sesekali dikombnasikan dengan memotifasi dari luar diri anak yaitu berupa pujian, pemberian hadiah, atau nilai yang bagus.”

Variasi belajar adalah sumber dari motifasi karena itu sebaiknya seorang guru

merencanakan variasi tugas dalam pembelajaran dan hendaknya memahami

bagaimana intensitas motivasi yang dimiliki oleh siswanya. Jika terdapat siswa

yang rendah motivasinya, maka perlu diselidiki penyebabnya dan mendorong

siswa untuk melakukan apa yang seharussnya dilakukan. Kemudian Syamsudin

(2000, hlm 40) menyatakan ada beberapa hal yang dapat dijadikan indikator untuk

(9)

4

1. Durasi kegiatan (berapa lama kemampuan penggunaan waktunya untuk melakukan kegiatan).

2. Frekuensi kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan dalam periode waktu tertentu)

3. Persistensinya (ketetapan dan kelekatannya pada tujuan kegiatan belajar)

4. Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam menghadapi kesulitan untuk mencapai tujuan

5. Devosi (pengabdian) dan pengorbanan(uang, tenaga, pikiran bahkan jiwanya untuk mencapai tujuan)

6. Tingkat aspirasinya (maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau target dan idolanya) yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan

7. Tingkatan kualifikasi prestasi atau produk yang dicapai dari kegiatannya 8. Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis mengambil keputusan dengan judul “Upaya Meningkatkan Belajar Penjas Siswa Melalui Implementasi Pendekatan Bermain”

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka

permasalahan pembelajaran Penjas di SDN 3 Pagerwangi Lembang dapat

diidentifikasi sebagai berikut:

1. Siswa kurang bersemangat belajar yang lebih jika tidak diawali dengan

permainan

2. Siswa cenderung jenuh ketika mengikuti pembelajaran penjas

3. Proses pembelajaran monoton karena antusias siswa kurang

4. Takut mengikuti pembelajaran penjas, Karena sarana dan prasarana

seperti bola menggunakan bola yang sesungguhnya.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah penelitian yang telah diuraikan diatas, maka

(10)

Apakah implementasi pendekatan bermain dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam aktivitas pembelajaran penjas di SD 3 Pagerwangi, Lembang?”.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka melalui

penelitian tindakan kelas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah implementasi pendekatan bermain sebelum melaksanakan pembelajaran

penjas dapat menumbuhkan motivasi belajar penjas siswa, khususnya di SD

Negeri 3 Pagerwangi, Kec.Lembang, Kab.Bandung Barat

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

Secara teori:

a. Memperkuat teori-teori bermain yang sudah ada dan

menyempurnakannya terkait dengan proses pembelajaran penjas di

SD Negeri 3 Pagerwangi.

1) Secara praktis:

a. Dapat dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan

motivasi belajar penjas siswa disekolah

b. Dapat dijadikan sebagai media pengembangan diri dan pembentukan

(11)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas. Karena permasalahan dalam penelitian ini bertujuan bagaimana meningkatkan motivasi belajar penjas siswa

melalui implementasi pendekatan bermain pada materi pembelajaran permainan bola

voli.

Berbekal dari keinginan memperbaiki pembelajaran penjas pada peningkatan

motivasi belajar penjas siswa, penulis mempersiapkan diri tentang apa itu penelitian

tindakan kelas, latar belakang, karakter dan prosedur yang harus ditempuh.

Berdasarkan pendapat Kemmis dalam Rochiati Wiriaatmaja (2005, hlm 12)

dijelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah :

Sebuah inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan kedilan dari: a) Kegiatan praktek social atau pendidikan mereka b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, c). situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini’.

Sedangkan menurut Ebbutt (1985, dalam Hopkins, (1993) mengemukakan ;

(12)

Sedangkan Elliott (1991) dalam Rochiati Wiriaatmaja (2005, hlm 12) ‘Melihat

penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan memungkinkan

tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut.’ Jadi secara ringkas dari

pernyataan-pernyataan di atas adalah penelitian tindakan kelas adalah bagaimana

guru mengorganisasi praktek pembelajarannya, dan belajar dari pengalaman mereka

sendiri.

Mereka mencobakan suatu gagasan perbaikan dan melihat pengaruh nyata dari

upaya itu. Penelitian ini mengacu pada siklus kegiatan yang dikembangkan model

spiral Kemmis dan Tagart yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Kemudian apabila melihat perkembangnya, penelitian tindakan kelas bermula dari

penelitian tindakan yang pertama kali dipakai oleh Kurt Lewin pada tahun 1940-an

yang pada awalnya diterapkan untuk bidang sosial dan ekonomi, namun oleh Stephen Corey (1952-1953) penelitian ini dipakai untuk pertama kalinya pada bidang pendidikan. Selanjutnya pada tahun 1975 Lawrence Stenhouse memperkenalkan

istilah “the teacher as researcher” atau guru sebagai peneliti, bersamaan dengan munculnya istilah tersebut dalam tahun yang sama dalam proyek yang dinamakan

Ford Teaching Project yang dipimpin oleh Elliot dan Clem Adelman merekrut 40

guru sekolah dasar dan menengah yang dilibatkan dalam penelitian untuk menelaah

praktek kelasnya masing-masing dengan penelitian tindakan dan pada akhirnya

muncul istilah-istilah guru peneliti dan penelitian kelas oleh guru karena penelitian

untuk perbaikan itu dilakukan di ruang kelas. Namun kemudian Hopkins memakai

istilah Classroom Research in Action atau Classroom Action Research untuk mengingatkan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti pendidikan dengan

menjadikan guru dan siswa sebagai objek penelitiannya. Berdasarkan pengertian dan

(13)

34

Kemudian penelitian ini mengacu kepada penelitian tindakan kelas model Kemmis

dan Taggart seperti dijelaskan dalam Kasbolah (1999:14) mengatakan :

Penelitian tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis di mana ke empat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi’.

B. Subyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN 3 Pagerwangi Kecamatan Lembang Kabupaten

Bandung Barat, pada kelas V dengan jumlah siswa 20 orang, terdiri dari 9 orang

siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan. Secara umum bila ditinjau dari sosial

budaya dan ekonomi masyarakat peserta didik tergolong cukup perhatiannya terhadap

pendidikan dan ini salah satu pendorong terhadap peningkatan kualitas pendidikan di

SDN 3 Pagerwangi walaupun hal tersebut bukan salah satu faktor yang menentukan

kualitas pendidikan, masih banyak faktor lainnya seperti sarana prasarana, sumber

daya manusia dan pelaksanaan kurikulum.

C. Desain Penelitian

Pada dasarnya desain penelitian terdiri dari empat komponen yaitu rencana,

tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Adapun alur tindakan dapat dilihat

pada gambar berikut :

SIKLUS I

Observasi

Pelaksanaan Refleksi

(14)

SIKLUS II

Observasi Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan

Gambar 3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (1998) D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Tiap siklus

dilaksanakan dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang

sudah didesain dalam faktor yang diselidiki. Langkah-langkah penelitian ini oleh

peneliti disesuaikan dengan materi pembelajaran penjas di SDN 3 Pagerwangi agar

materi pembelajaran siswa dapat tetap terlaksana tanpa merubah jadwal materi ajar

yang harus diberikan kepada siswa disekolah tersebut. Untuk melihat kemampuan

awal, siswa diberikan latihan dengan petunjuk dari guru setelah itu diadakan tes

passing dalam permainan bola voli, hal tersebut sebagai bahan evaluasi. Sedangkan

observasi awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat yang akan diberikan

dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran passing bawah.

Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa

tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan hasil pembelajaran adalah dengan

menggunakan bola yang lembut supaya siswa merasa senang dalam mengikuti

pembelajaran dan jauh dari perasaan takut untuk melakukan passing dalam permainan

bola voli. Dari refleksi awal yang digunakan sebagai tolak ukur, maka

dilaksanakanlah PTK (Penelitaian Tindakan Kelas) sebagai prosedur sebagai berikut :

(15)

36

I. Tahap Perencanaan (Planning)

Dalam perencanaan tahapan yang dilaksanakan adalah :

a.Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.

b.Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas/di

lapangan.

c.Membuat lembaran pengamatan untuk kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan guru

dan siswa mulai dari pendahuluan, inti, dan penutup. Setiap bagian demi bagian di

observasi meliputi kelebihan atau kelemahan-kelemahan siswa dan guru yang

sering terjadi pada proses pembelajaran.

d.Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses

dan hasil tindakan.

II. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang

aktual. Pada saat bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan

interprestasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi. Pada tahap ini kegiatan yang akan

dilaksanakan berdasarkan perencanaan tindakan yang telah ditetapkan, yaitu

melaksanakan pembelajaran sesuai rencana pembelajaran yang telah dibuat. fokusnya

adalah upaya meningkatkan motivasi belajar penjas siswa dengan implementasi

pendekatan bermain pada materi pembelajaran permainan bola voli.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini sebagai berikut :

a. Siklus I Tindakan I

1). Kegiatan Pendahuluan ( 25 menit)

(a). Berbaris sesuai dengan kelompoknya dilanjutkan dengan absensi

(b). Berdoa

(c).Siswa melakukan pemanasan dengan permainan yang mengarah kepada

(16)

2). Kegiatan Inti ( 95 menit )

Ekplorasi

(a).Guru memberikan pertanyaan tentang jenis-jenis teknik dasar permainan

bola voli salah satunya adalah passing bawah

(b).Guru memberikan pertanyaan manfaat permainan bolavoli.

(c).Dengan bimbingan guru siswa disuruh melakukan passing bawah sebagai

tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa.

Elaborasi

(d).Guru membagi siswa beberapa kelompok.

(e).Dengan bimbingan guru, siswa melakukan latihan pasing bawah

berpasangan secara bergantian.

(f). Dengan bimbingan guru setiap kelompok melakukan latihan pasing bawah

secara berpasangan dengan jarak 2 meter dan menggunakan baki sebagai

media pembelajaran untuk membantu siswa dalam melakukan gerakan

dasar teknik pasing bawah secara bergantian dilanjutkan koreksi-koreksi

gerakan.

(g).Dengan bimbingan guru setiap kelompok melakukan latihan pasing bawah

menggunakan baki sambil berjalan, secara bergantian dilanjutkan

koreksi-koreksi gerakan.

(h). Guru membagi peserta didik perkelompok 5 orang dan membentuk

lingkaran. setiap kelompok melakukan permainan pasing bawah searah

jarum jam dan sesekali sesuai intruksi guru arahnya diubah kebalikan dari

arah jarum jam

(17)

38

(i). Guru membagi peserta didik perkelompok 5 orang dan membentuk

lingkaran dengan satu orang siswa berada di tengah lingkaran tersebut.

Secara bergantian siswa tersebut harus melakukan pasing bawah pada

teman –teman yang mengelilinginya.

Gambar 3.3 Permainan Pasing Bawah Satu Orang Berada Di Tengah (j). Sesuai intruksi guru, siswa melakukan tes passing bawah.

Konfirmasi

(k). Umpan balik antara peserta didik dan guru melalui pemberian

pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa.

(l). Kegiatan dilanjutkan dengan mengisi angket yang telah disediakan

3). Kegiatan Penutup ( 15 menit)

(m).Siswa dikumpulkan, mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi

yang telah dilakukan.

(n). Koreksi gerakan secara global dan tanya jawab.

(o). Refleksi

4). Tindak lanjut

(n).Anak-anak disuruh berlatih passing bawah diluar jam pelajaran supaya

keterampilannya meningkat.

b. Siklus II

1). Kegiatan Pendahuluan ( 25 menit)

(18)

(b). Berdoa

(c). Siswa melakukan pemanasan dengan permainan yang mengarah kepada

materi ajar. untuk mempersiapkan diri sebelum aktivitas selanjutnya.

(d). 2). Kegiatan Inti ( 95 menit )

Ekplorasi

(d).Guru memberikan pertanyaan tentang jenis-jenis teknik dasar permainan

bola voli

(e).Guru memberikan pertanyaan manfaat penguasaan teknik dasar permainan

bola voli

Elaborasi

(f). Guru membagi siswa beberapa kelompok.

(g).Siswa melakukan pasing bawah di tempat sebanyak tiga kali pasing secara

bergantian sesuai intruksi guru siswa melakukan pasing bawah dengan

pengurangan jumlah pasing dari tiga menjadi dua kali pasing dan di akhiri

dengan satu kali pasing bawah (pasing langsung ke temannya ).

(h).Dengan bimbingan guru, siswa melakukan latihan pasing bawah

berpasangan secara bergantian sesuai dengan kelompoknya tanpa

menggunakan media pembelajaran baki. Dilanjutkan koreksi-koreksi

gerakan.

Gambar 3.4 Latihan Pasing Bawah Berpasangan

(l). Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok dengan jumlah 4 orang

setiap kelompoknya. Peserta didik melakukan permainan volley ball like games yaitu permainan modifikasi sedehana pasing bawah. permainan ini sama dengan permainan bola voli sesungguhnya namun siswa hanya di

(19)

40

(m). Sesuai intruksi guru siswa melakukan tes pasing bawah.

Konfirmasi

(n). Umpan balik antara peserta didik dan guru melalui pemberian

pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa.

(o). Kegiatan dilanjutkan dengan mengisi angket yang telah disediakan

3). Kegiatan Penutup ( 15 menit)

(p). Siswa dikumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi

yang telah dilakukan.

(q). Koreksi gerakan secara global dan tanya jawab.

Refleksi

4). Tindak lanjut

(r). Anak-anak disuruh berlatih diluar jam pelajaran supaya meningkat

keterampilan pasing bawah

III.Tahap Observasi

Selama melaksanakan tindakan pembelajaran, guru sebagai peneliti dibantu mitra

peneliti bertindak sebagai observer, untuk mencatat segala temuan dalam pelaksanaan

pembelajaran yang berhubungan dengan fokus penelitian.

IV.Tahap Analisis dan Refleksi (Reflection)

Guru sebagai peneliti dan praktisi dibantu mitra peneliti melakukan analisis dan

refleksi hasil tindakan pembelajaran. Untuk keperluan analisis, dilakukan dengan

memeriksa lembaran-lembaran pengamatan tentang catatan data temuan di lapangan,

mengkaji satuan pembelajaran dan mengkaji hasil kegiatan siswa. Dari hasil tersebut

maka dijadikan bahan rekomendasi untuk bahan perencanaan siklus selanjutnya bila

(20)

5. Re Planning (Perencanaan Ulang)

Berdasarkan hasil observasi mengenai KBM di mana meliputi penampilan guru

dan siswa, maka dari data-data yang telah dikumpulkan dianalisis bersama-sama

dengan mitra peneliti untuk mencari keabsahan data sehingga dapat jadikan refleksi

untuk kegiatan selanjutnya . Re planning dalam penelitian ini adalah : a. Membuat perbaikan skenerio pembelajaran.

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan.

c. Mempersiapkam instrumen untuk merekam dan menganalisa data mengenai

proses dan hasil tindakan.

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan di SDN 3 Pagerwangi Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat. Penentuan lokasi ini diharapkan memberi

kemudahan khususnya menyangkut pengenalan lingkungan yang berhubungan

dengan anak didik sebagai subjek penelitian atau menyangkut personel yang akan

membantu dalam kelancaran kegiatan ini.

Mengingat dalam penelitian tindakan kelas ini perlu dibantu oleh mitra peneliti,

penulis menentukan guru penjas Eden Andi S.Pd dan guru kelas V adalah mitra

peneliti yang diharapkan bisa memberikan pemecahan masalah dalam kegiatan

penelitian ini mulai perencanaan, tindakan, observasi serta refleksi. Perlu diketahui

dimana kondisi sekolah bisa dilihat dari unsur berikut:

a.Keadaan Siswa

Jumlah siswa di SDN 3 Pagerwangi adalah 104 orang. Dari jumlah yang sedikit

merupakan suatu kekuatan, tantangan, maupun peluang untuk meningkatkan motivasi

(21)

42

Dari jumlah siswa yang sedikit ini, bila tidak bisa mengelolanya maka

merupakan suatu kendala dalam peningkatan hasil pembelajaran, sehingga

memerlukan usaha yang lebih keras dari semua unsur seperti kepala sekolah, guru,

siswa serta komite sekolah dan orang tua siswa. Di mana jumlah siswa kalau dirinci

sebagai berikut :

Tabel 3.1 KEADAAN SISWA di SDN 3 Pagerwangi

Kelas L P Jumlah

1 14 10 24

2 11 4 15

3 11 7 18

4 5 7 12

5 11 9 20

6 7 8 15

Jumlah 59 45 104

b.Keadaan Guru

Tabel 3.2 KEADAAN GURU SDN 3 Pagerwangi

No Nama /NIP Tempat

Tanggal Lahir Jabatan

1 Dedi, S.Pd

NIP. 196011121983051004 Bdg, 16-10-1962 Kepala Sekolah

2 E. Suryaman, S.Pd.I

NIP.196204131982061001 Grt, 13-04-1962 Guru PAI

3 Apong Rukiah, S.Pd

NIP.196510031986102004 Bdg, 03-10-1965 Guru kelas I

4 Cardia, S.Pd

NIP.196512111988111001 Smd, 11-12-1965 Guru kelas V

5 Nani Suhartini, S.Pd

(22)

6 Hj.Wiwi.S, S.Pd

NIP.196601161992122002 Bdg, 16-01-1966 Guru kelas III

7 Acep Hidayat S., S.Pd

NIP.196901141994031003 Bdg, 14-01-1969 Guru kelas IV

8 Eden Andi, S.Pd

NIP.197209021998031006 Bdg, 02-09-1972

Guru kelas VI / Guru Penjas

9 Hertiyana Pratama

NIP. - Bdg, 31-12-1992 Guru B.Inggris

10 Nuryati, S.Pd

NIP. - Bdg, 07-07-1991 Guru Seni Budaya

Dari jumlah guru yang ada yaitu 10 orang, maka rasio jumlah murid dan guru

adalah seorang guru memegang atau mendidik 10 orang anak, merupakan tantangan

yang berarti sehingga memerlukan kerja keras dari semua komponen yang

berkepentingan seperti kepala sekolah, guru, orang tua, dan komite sekolah.

c.Lingkungan Belajar

SDN 3 Pagerwangi berada di pinggiran Kecamatan Lembang, sebagian besar

mata pencaharian orang tua siswa adalah bertani atau beternak karena letak SDN 3

Pagerwangi berada didaerah pinggiran yang lahannya masih bisa digunakan untuk

bercocok tanam dan banyak rumput untuk pakan ternak. Walaupun sebagian besar

perekonomian masyarakat petani, perhatian terhadap pendidikan pun mulai lebih

baik, dengan indikator sebagai berikut:

1.Semua anak mempunyai pakaian olahraga.

2.Seragam merah putih pun yang dipakai anak-anak sebagaian besar masih baik.

3.Kegiatan tabungan anak-anak sangat baik.

Dari indikator tersebut, maka ini merupakan suatu kekuatan dan peluang dalam

(23)

44

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan sesuai dengan waktu pelajaran Penjas berlangsung yaitu hari

Senin mulai pukul 08.00 WIB sampai 10.00 WIB, kegiatan dipusatkan di lapangan

sekolah. Sedangkan waktu cadangan seandainya hari tersebut ada halangan seperti

hari libur atau hujan lebat maka kegiatan dipindahkan ke hari Sabtu karena hari

tersebut merupakan hari yang biasa diisi dengan kegiatan pramuka jadi masih ada

waktu kosong yang bisa diisi dengan kegiatan ini

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah :

1.Observasi

Observasi yang dilaksanakan oleh penulis sebagai guru dan peneliti untuk

mengetahui segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas

V SDN 3 Pagerwangi. Alat yang digunakan adalah lembaran observasi tentang

aktivitas siswa dan guru. Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat kegiatan

pembelajaran, untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran serta

evaluasi hasil pembelajaran, serta faktor-faktor penunjang dan penghambat

pelaksanaan pembelajaran. Menurut Marshall dalam Sugiyono (2005, hlm 64)

menyatakan bahwa “ Through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior.” Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Dikemukakan pula oleh Karl popper

dalam Wiriaatmadja (2002, hlm 104) observasi adalah, “Tindakan yang merupakan

(24)

2. Angket

Angket disusun berdasarkan pertanyaan-pertanyaan mengenai pendapat siswa

selama pelaksanaan pembelajaran, dengan tujuan untuk memperoleh gambaran

tentang faktor-faktor kesulitan dan ketertarikan siswa tentang pembelajaran yang

sedang atau sudah dilaksanakan

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan berguna

sebagai alat perantara, yaitu apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan diraba

dengan catatan sebenarnya. Proses pelaksanaan dilakukan setiap selesai mengadakan

penelitian. Hal ini selaras dengan pendapat Bogdan dan Biklen dalam Maleong (2005,

hlm 209) bahwa, ‘Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar,

dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif’.

4. Kamera Foto

Kamera foto yang digunakan untuk merekam kejadian selama pelaksanaan

pembelajaran, juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang apa yang terjadi

dalam masalah penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Maleong (2005:160) bahwa ‘Ada dua katagori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri’.

4. Hasil tes passing dalam permainan bola voli.

a. passing ke sasaran dalam permainan bola voli

Dalam penelitian ini yang menjadi alat ukur peningkatan motivasi belajar penjas

pada materi pembelajaran bolavoli adalah tes keterampilan voli dari Ted a Baumgartner

dan Andrew s. Jakson dalam bukunya yang berjudul measurement for evolution ( 1969,

(25)

46

Passing. From the rear of the court the student must pass a volleyball above an 8-foot rope into a 6 x 4 foot target outlined on the floor. The ball is tossed to the student, who must pass the ball to either the right or left side of the court. A total of ten passes, five to each side, is allowed; 1 point is scored for each pass that goes over the rope and lands in the proper target.

Atau lebih jelasnya tes keterampilan voli dari Ted a Baumgartner dan Andrew s.

Jakson dalam bukunya yang berjudul measurement for evolution (1969, hlm 362) dapat

diterjemahkan sebagai berikut :

Passing. Dari belakang lapangan voli berukuran 4 m, siswa wajib melewati sebuah tali/net dan mengenai sasaran yang digariskan di dilantai berukuran 3 x 2 m.

Bola di passing oleh siswa disalah satu sisi kanan atau kiri lapangan Sebanyak

sepuluh kali passing. Lima kali passing untuk setiap sisi, dapat terjadi 1 point untuk setiap bola yang melewati tali dan jatuh pada target yang tepat.

Pelaksanaan tes adalah sebagai berikut siswa berdiri dibelakang garis akhir

lapangan pada jarak 4 meter di belakang tali/net voli modifikasi yang tingginya 1,5

meter. Siswa tersebut harus melakukan passing bawah, bola yang dipassing akan

terjadi point apabila dapat melewati net dan jatuh tepat pada sasaran yang sudah di

tentukan. Kesempatan passing bawah ke arah sasaran 5 kali sisi kanan dan 5 kali sisi

kiri. Peningkatan prestasi adalah jumlah bola yang sah masuk ke dalam sasaran.

Untuk memotivasi siswa, prestasi siswa di tandai dengan mendali yang didapatkan

sesuai dengan jumlah point yang di dapatkan oleh siswa pada saat melakukan tes

dengan ketentuan sebagai berikut :

Medali : Perunggu : 4 (jumlah bola yang masuk 4 dan 5)

Perak : 6 (jumlah bola yang masuk 6 dan 7)

Emas : 8 (jumlah bola yang masuk 8, 9 dan 10)

Cara pengetesannya adalah setelah pembelajaran selesai dari tiap-tiap siklus.

(26)

Gambar 3.5 Tes Passing Bawah

b. Observasi kemampuan bermain bola voli

Aspek yang diobservasi adalah minat, kegembiraan, pengetahuan, kemampuan,

disiplin, dan kerjasama.

G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Data dan Cara pengambilannya

a) Sumber Data : yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru.

b) Jenis Data : Jenis data yang didapat adalah data kualitatif yang terdiri dari :

1. Hasil belajar

2. Rencana pembelajaran

3. Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran

4. Catatan lapangan

c) Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes passing bawah kepada siswa.

d) Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan diambil

dengan menggunakan lembaran observasi.

e) Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas/di

lapangan, diambil dari hasil observasi dan angket yang dibuat guru.

f) Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat dari

rencana pembelajaran dan lembar observasi.

ARA

N

4

m

3

m

(27)

48

2. Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal penelitian,

pada setiap aspek kegiatan penelitian. Peneliti juga dapat langsung menganalisis apa

yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan, hubungan guru dengan anak didik

dan anak didik dengan teman yang lainnya. Analisis menurut Nasution dalam

Sugiyono (2005, hlm 88) menyatakan bahwa :

Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras, analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencarai sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.

Lebih lanjut analisis data menurut Patton dalam Moleong (2005, hlm 280)

dikemukakan, bahwa

Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, katagori, dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.

Hal ini berarti bahwa peneliti akan melakukan analisis data sejak tahap orientasi

lapangan. Ini selaras dengan pendapat Miles dan Huberman (dalam Wiriaatmaja,

(2005, hlm 139) yang menyatakan “...the ideal model for data collection and analysis is one interweaves them from the beginning” yang artinya model ideal dari pengumpulan data dan analisis data adalah secara bergantian berlangsung sejak awal.

Pada tahap ini data ditelaah, direnungkan, dimaknai, dan diberi penjelasan supaya

data yang telah didapat dicek untuk menentukan keabsahan data tersebut. Dalam

penelitian ini pengecekan keabsahan data menggunakan ketekunan pengamatan. Data

(28)

175) yang menyatakan “Pengecekan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik, misalnya ketekunan pengamatan,

perpanjangan keikutsertaan, tringulasi dan pengecekan teman sejawat.” Analisis data

dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan.

Reduksi data adalah proses penyederhanan yang dilakukan melalui seleksi,

pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna.

Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk

paparan naratif, repsentasi grafik dan sebagainya. Sedangkan penyimpulan adalah

proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisasikan dalam bentuk

penyetaraan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung arti luas.

H. Validasi data

Untuk menetapkan keabsahan (trust worthiness) data diperlukan tehnik pemeriksaan, ada empat kriteria yang digunakan untuk menetapkan keabsahan data,

yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (defendability), dan kepastian (confirmability). (Moleong, 2002, hlm 173).

Selanjutnya Moleong (2002, hlm 175) menyatakan,”Pengecekan keabsahan

data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa

tehnik, yaitu : triangulasi, pengecekan keanggotaan/member cek dan audit triall.”

Dalam penelitian ini ini, peneliti menggunakan dua tehnik triangulasi yaitu

triangulasi metode dan penyidik.

Triangulasi metode dilakukan untuk data hasil observasi yang ditriangulasikan

kepada guru dan murid melalui wawancara yang dilakukan setelah pembelajaran,

sedangkan masalah yang disampaikan pada waktu pengamatan sedang berlangsung.

Triangulasi penyidik dilakukan setelah pembelajaran sekaligus bahan diskusi refleksi.

Dalam penelitian ini cara yang dilakukan untuk mengecek keabsahan data,

yaitu menggunakan (a) triangulasi, (b) member cek dan , (c) audit trial. Penjelasan

(29)

50

a. Triangulasi digunakan untuk membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda

untuk melihat hubungan antar berbagai data hasil pembelajaran agar dapat

mencegah kesalahan dalam analisis data. Kegiatan triangulasi dalam penelitian ini

dilakukan melalui refleksi guru sebagai praktisi dan mengkonfirmasikan dengan

teman sejawat atau mitra peneliti lainnya dan siswa.

b. Member cek

Dilakukan untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data temuan penelitian

dengan mengkonfirmasikan sumber data. Dalam proses ini data tentang

seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti dikonfirmasikan kepada

guru dan siswa melalui kegiatan refleksi pada setiap akhir kegiatan pembelajaran

melalui diskusi balikan.

c. Audit Trial

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengecek hasil penelitian beserta

prosedur dan metode pengumpulan data dengan menginformasikan adanya

bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan dicek keabsahannya terhadap sumber data

dari hasil pertama. Hal ini dilakukan peneliti dengan cara mendiskusikan

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

1. Penerapan pembelajaran penjas melalui implementasi pendekatan bermain

dengan materi bola voli di SDN 3 Pagerwangi Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat meliputi :

a. Perencanaan

1) Menetapkan materi yang ada hubungannya dengan materi pembelajaran

yang akan disampaikan kepada peserta didik disesuaikan dengan alokasi

waktu kegiatan KBM penjas.

2) Membuat rencana pembelajaran dalam bentuk satuan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP)

3) Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan seperti bola voli, agar

peserta didik tidak takut dalam melakukan tugas gerak passing bawah

maka bola yang digunakan yaitu bola karet.

4) Mendesain alat evaluasi yang akan digunakan dalam pembelajaran atau

blanko tes.

5) Menyiapkan format observasi, angket, catatan lapangan dan dokumentasi

6) Melakukan survai lokasi bersama mitra peneliti.

b. Pelaksanaan

Untuk pelaksanaan penelitian merupakan penjabaran dari RPP, yang meliputi

1) Kegiatan pendahuluan yang mencakup presensi, apersepsi, pemanasan dan

penyampaian tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan inti, meliputi bagian-bagian eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi

a) Kegiatan eksplorasi penulis gambarkan seperti memberikan

pertanyaan tentang jenis-jenis permainan dan teknik dasar permainan

bola voli salah satunya adalah teknik passing bawah. Guru

(31)

80

guru peserta didik disuruh melakukan passing bawah sebagai tes untuk

mengetahui kemampuan awal peserta didik.

b) Kegiatan elaborasi, penulis gambarkan seperti kegiatan membagi

peserta didik beberapa kelompok, peserta didik melakukan latihan

passing bawah berpasangan secara bergantian sesuai dengan

kelompoknya, pembelajaran dilakukan dengan variasi-variasi di

tempat dan bergerak, serta diubah jaraknya dilanjutkan

koreksi-koreksi gerakan.

c)Kegiatan konfirmasi seperti melakukan umpan balik antara peserta

didik dan guru melalui pemberian pertanyaan-pertanyaan untuk

mengetahui pemahaman peserta didik. Kegiatan dilanjutkan dengan

mengisi angket/wawancara yang telah disediakan.

3) Kegiatan penutup, kegiatan ini meliputi peserta didik dikumpulkan,

mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang telah dilakukan.

Koreksi gerakan secara global dan tanya jawab, refleksi dan tindak lanjut

seperti menyuruh peserta didik berlatih diluar jam pelajaran supaya

meningkat keterampilan passing bawahnya.

c. Observasi

Observasi yang dilakukan oleh penulis adalah observasi penampilan

pembelajaran, seperti aktivitas guru maupun aktivitas peserta didik, kelebihan

pembelajaran dan kekurangan pembelajaran, dalam materi yang menyangkut

aspek kemunculan yang kurang maka hal tersebut perlu diperbaiki sehingga

untuk pembelajaran selanjutnya lebih baik, semuanya melalui proses

siklus-siklus, pelaksana observasi dilakukan oleh mitra peneliti yang disebut

observer.

d. Refleksi

Setelah kegiatan diobservasi, maka menghasilkan data-data yang berupa

catatan-catatan. Catatan-catatan tersebut dideskripsikan secara fakta yang ada

di lapangan sehingga memberikan makna yang bermanfaat, sebagai bahan

(32)

Dampak implementasi pendekatan bermain melalui permainan volley di

SDN 3 Pagerwangi Kabupaten Bandung sangat memberikan manfaat bagi

kepentingan perbaikan pembelajaran, di mana hasil yang diperoleh dari

perlakuan yang diberikan berpengaruh signifikan apakah dari aspek bermain

bola voli dengan penilaian minat, kegembiraan, keterampilan yang dilakukan,

disiplin maupun kerjasama sedangkan dari aspek passing ke sasaran, juga

memberikan manfaat yang baik bagi perkembangan belajar peserta didik.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ada beberapa rekomendasi

yang akan disampaikan oleh penulis, diantaranya :

Pertama, untuk Guru Penjas Orkes mencoba menggali lebih dalam lagi

materi-materi dalam pembelajaran passing bawah sebagai bagian dari pembelajaran voli

sehingga menghasilkan suatu gagasan atau ide yang lebih baik sebagai upaya

meningkatkan hasil pembelajaran.

Kedua, bagi peserta didik hendaknya mengambil manfaat dari kegiatan

pembelajaran passing bawah sebagai bagian dari pelajaran penjas di sekolah.

Fungsi passing bawah sama pentingnya dengan teknik dasar yang lainnya

sedangkan fungsi passing bawah adalah untuk operan jarak pendek, operan

melambung atas (tinggi), umpan ke teman, dan untuk dikombinasikan dengan gerakan lainnya sehingga pembelajaran passing bawah harus dilakukan sejak

mereka duduk di sekolah dasar.

Ketiga, kepada rekan-rekan mahasiswa lainnya yang mau melanjutkankan

penelitian dengan kajian yang sama supaya menggunakan sampel yang lebih

(33)

82

Daftar Pustaka

Abduljabar, Bambang. (2011). Pedagogi Olahraga. Bandung: FPOK UPI

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono dan Supardi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Mahendra, Agus. (2009). Azas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono dan Supardi, (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran untuk Sekolah Dasar. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta: Dikdasmen.

Hardjodipuro, Siswoyo. (1997). Action Research Sintesis Teoritik. Jakarta : Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Husdarta. M Saputra, Yudha (2000). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikdasmen Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Juliantine. T. Dkk (2012). Belajar dan Pembelajaran Penjas, FPOK UPI, Bandung. Lutan, Rusli, (1988). Manajemen Penjaskes. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Lutan, Rusli, (1997). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jakarta : Universitas Terbuka.

Lutan, Rusli, (1998), Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar teori dan Metode. Jakarta.

Nasution, (2000). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Sagala, S (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : CV.Alfabeta

Sardiman. A.M (2005). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press

Soepartono, (2000). Sarana dan Prasarana Olahraga. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikdasmen Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Subroto, T. (2008). Teori Bermain, FPOK UPI, Bandung

(34)

Sudibyo, (1989). Psikologi Kepelatihan Olahraga, Jakarta : Anem

Tn, (2008). Modifikasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani. [Online]. Tersedia:

http://pojokpenjas.blogspot.com/2008/12/modifikasi-pembelajaran-pendidikan.html

Wiriaatmaja, Rochiat. (2005) Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung.

Yudiana, Yunyun, dan Subroto, Toto. (2010). Permainan Bola Voli. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Zaenal. Aqib. (2007) Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, Bandung.

Gambar

Gambar 3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (1998)
Gambar 3.2 Pasing Bawah Searah Jarum Jam
Gambar 3.3 Permainan Pasing Bawah Satu Orang Berada Di Tengah
Tabel 3.1 KEADAAN SISWA di SDN 3 Pagerwangi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I setelah diterapkan pembelajaran passing bawah bola voli melalui penerapan bermain

dapat meningkatkan hasil belajar passing bawah bolavoli pada siswa kelas XI.. AK1 SMK Batik

5.2.1 Bahwa latihan passing bawah bola digantung dapat digunakan sebagai salah satu model pembelajaran passing bawah dalam pembelajaran bola voli bagi siswa SD karena

dapat disimpulkan bahwa aktivitas peserta didik dalam pembelajaran penjasorkes materi passing bawah dengan bermain bola voli mini dua lawan dua pada siklus II sudah

Paparan hasil penelitian dari data awal yang baru mencapai 15,3% telah mengalami peningkatan pada siklus I dengan focus pembelajaran pasing bawah secara

Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil penerapan metode passing bawah bolavoli yang diberikan tiap siklus adalah hasil

Adapun hasil refleksi siklus I yang dilakukan pada siklus II yaitu bahwa aktivitas siswa semakin meningkat, hal ini dilihat dari lembar observasi yang dilakukan dalam

Pada siklus I ini hanya 34 peserta didik yang menjadi responden dari 35 peserta didik, dikarenakan satu siswa sedang sakit pada saat tes siklus dilaksanakan. terdiri dari