• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN ROLL BELAKANG MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 3 GEDUNG AIR TANJUNGKARANG BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN ROLL BELAKANG MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 3 GEDUNG AIR TANJUNGKARANG BARAT"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN ROLL BELAKANG MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V

SDN 3 GEDUNG AIR TANJUNGKARANG BARAT

Oleh

SANUSI

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki keterampilan guling belakang (back roll) menggunakan alat bantu pada siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air Kecamatan Tanjungkarang Barat Bandar Lampung.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air Kecamatan Tanjungkarang Barat yang berjumlah 20 siswa, dengan perincian 8 laki-laki dan 12 perempuan. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dengan menggunakan instrumen penilaian tes keterampilan gerak belakang.

Hasil penelitian menunjukkan: setiap siklus adanya perbaikan hasil belajar roll belakang, dan bila dilihat dari KKM pada tes awal diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar sebesar 20,00%, pada siklus kesatu diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar 60,00%, ternyata dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar roll belakang secara signifikan dan pada siklus kedua diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar 85,00%, berdasarkan nilai rerata untuk meningkatkan hasil pembelajaran harus diberi perlakuan yang sesuai dengan metode yang telah ditetapkan. Hasil peningkatan ≥ 50% itu artinya hasil pembelajaran roll belakang dengan alat bantu yang digunakan menunjukan telah terjadi peningkatan.

(2)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN ROLL BELAKANG MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V

SDN 3 GEDUNGAIR TANJUNGKARANG BARAT

OLEH : SANUSI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN ROLL BELAKANG MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V

SDN 3 GEDUNGAIR TANJUNGKARANG BARAT

( Skripsi )

OLEH : SANUSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Roll Belakang Sikap Jongkok ... 14

2.2 Roll Belakang Sikap Berdiri ... 15

2.3 Roll Belakang Menggunakan Alat Bantu Matras ... 15

(5)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 5

D. Permasalahan... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Kegunaan Penelitian... 6

G. Ruang Lingkup Penelitian... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA... 8

A. Pendidikan... 8

B. Pendidikan Jasmani... 9

C. Belajar Mengajar ... 10

D. Hakekat Belajar Gerak ... 11

E. Upaya ... 14

F. PengertianBack Roll... 14

G. Penggunaan Alat Bantu... 16

H. Kerangka Pikir ... 17

I. Hipotesis... 18

III.METODOLOGI PENELITIAN... 19

A. Jenis Penelitian... 19

B. Subyek Penelitian... 23

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

(6)

1. Siklus I ... 24

2. Sklus II ... 25

E. Teknik Pengumpulan Data... 26

F. Instrumen Penelitian... 27

G. Teknik Analisis Data... 27

H. Validnya Penelitian Tindakan Kelas ... 28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 29

A. Hasil Penelitian ... 29

B. Pembahasan... 30

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 33

A. Kesimpulan ... 33

B. Saran... 33

DAFTAR PUSTAKA

(7)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 5

D. Permasalahan... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Kegunaan Penelitian... 6

G. Ruang Lingkup Penelitian... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA... 8

A. Pendidikan... 8

B. Pendidikan Jasmani... 9

C. Belajar Mengajar ... 10

D. Hakekat Belajar Gerak ... 11

E. Upaya ... 14

F. PengertianBack Roll... 14

G. Penggunaan Alat Bantu... 16

H. Kerangka Pikir ... 17

I. Hipotesis... 18

III.METODOLOGI PENELITIAN... 19

A. Jenis Penelitian... 19

B. Subyek Penelitian... 23

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

(8)

1. Siklus I ... 24

2. Sklus II ... 25

E. Teknik Pengumpulan Data... 26

F. Instrumen Penelitian... 27

G. Teknik Analisis Data... 27

H. Validnya Penelitian Tindakan Kelas ... 28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 29

A. Hasil Penelitian ... 29

B. Pembahasan... 30

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 33

A. Kesimpulan ... 33

B. Saran... 33

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Pengambilan Data Roll Belakang ... 38

2. Hasil Tes Awal Keterampilan Gerak Dasar Roll Belakang ... 40

3. Hasil Tes Siklus 1 Keterampilan Gerak Dasar Roll Belakang... 41

4. Hasil Tes Siklus 2 Keterampilan Gerak Dasar Roll Belakang... 42

5. Langkah-langkah Perhitungan Hasil Penelitian ... 43

6. Tabel Hasil Prosentase Ketuntasan Belajar Siswa ... 45

7. Gambar Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian... 46

8. Surat Keterangan Penelitian... 51

9. Surat Izin Penelitian ... 52

10. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian... 53

11. Kartu Konsultasi Bimbingan ... 54

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Skor Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Gerak Dasar

Roll Belakang ... 29

2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Belajar Gerak Roll Belakang

(11)

MOTTO

“ Jika yang membuat mu kuat adalah cinta maka, cinta terkuat mu adalah

cinta kepada Allah SWT”…

(Simer)

”Niscaya Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang beriman dan

orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat”

(12)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes.

……...……

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd.

……...……

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(13)

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan

anugerah yang begitu banyak kepada penulis sehingga penulis dapat

mempersembahkan karya terbaik ini kepada :

Ibunda dan Ayahanda yang sangat penulis sayangi,yang telah memberikan cinta,

kasih sayang, do’a, dukungan, kesabaran dan harapan untuk keberhasilan dan kesuksesanku untuk menjadi yang terbaik.

Untuk Istriku tercinta Dra. Dwi Marti Wahyuningsih, yang selalu memberikan

semangat, Perhatian dan sayangnya kepada Kakanda, Anak-anakku terkasih

Sendi Darma Setyawan, Sella Destiani Putri dan Catur Ferdian Putra yang sangat

penulis sayangi, terima kasih atas perhatian dan motivasinya sehingga membuat

penulis menjadi kuat untuk berusaha menberikan karya terbaik ini.

Almamaterku tercinta dan teman - teman seperjuangan, semoga kita semua

kelak akan dapat mengamalkan

(14)

Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN ROLL BELAKANG MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SDN 3 GEDUNGAIR TANJUNGKARANG BARAT

Nama Mahasiswa :SANUSI Nomor Pokok Mahasiswa :1013068043

Program Studi :Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Jurusan :Ilmu Pendidikan

Fakultas :Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan 2. Komisi

Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang pada tanggal 15 April 1963, merupakan

anak ketiga dari tujuh bersaudara pasangan Bapak Sain Sakiman dan Ibu Junariah.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar di

SDN 14 Gedong Air Kec. Tanjung Karang Barat Bandar Lampung tamat tahun

1975, kemudian menempuh pendidikan Menengah Pertama di Yatami Gedong Air

Kec. Tanjung Karang Barat pada tahun 1979 dan melanjutkan Sekolah Menengah

Atas di SGO Negri Tanjung karang tahun 1982.

Pada tahun 2004 penulis menjadi mahasiswa Diploma Dua ( DII ) Universitas

Terbuka yang tamat pada tahun 2006. Pada tahun 2011 Penulis melanjutkan

Pendidikan Sarjana S1 dalam Jabatan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan

Rekreasi di Universitas Lampung. Hingga saat ini penulis adalah seorang guru

olahraga di SD Negeri 3 Gedung Air Kecamatan Tanjung Karang Barat Bandar

(16)

SANWACANA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat

dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul”Peningkatkan Kemampuan Dasar Roll Belakang Melalui Penggunaan Alat Bantu Pada Siswa Kelas V Sdn 3 Gedung Air Tanjungkarang

Barat Bandar Lampung”adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharrudin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes, Selaku Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada

penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Drs. Wiyono, S.Pd. M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani

dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd, Selaku Pembahas atau penguji utama. Terima kasih

atas kritik dan saran yang telah diberikan guna tercipta hasil yang maksimal

(17)

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani

studi.

7. Segenap karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan

kelancaran dalam urusan administrasi.

8. Bapak Subandi selaku Kepala SDN 3 Gedung Air Kecamatan

Tanjungkarang Barat yang telah memberikan izin untuk melaksanakan

penelitian pada siswa kelas V tahun pelajaran 2011/2012.

9. Seluruh siswa-siswi SDN 3 Gedung Air khususnya siswa kelas V.

10. Yang tercinta Orang Tua, istri, anak-anaku serta seluruh keluarga besarku

yang telah banyak memberi dukungan, semangat dan doa.

11. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 S1 dalam jabatan, ayo sukseskan

program S1 secepatnya, Semangat….

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

penyelesaian tugas akhir ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini masih belum

sempurna serta terbatasnya pengetahuan dan pengalaman penulis didalam

penyusunan baik materi, pembahasan dan penyajiannya. Oleh karena itu segala

kritik dan saran untuk penyempurnaan Skripsi ini akan penulis terima dengan

senang hati.

Bandar Lampung, April 2012

Penulis

(18)
(19)

SURAT PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama :SANUSI

NPM : 1013068043

Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan

Keterampilan Roll Belakang Menggunakan Alat Bantu pada Siswa Kelas V

SD Negeri 3 Gedungair Tanjungkarang Barat” adalah benar hasil karya penulis

dan bukan hasil menjiplak atau hasil karya orang lain. Penelitian ini dibuat

berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 1 Juni-13 Juli 2012.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari hasil karya

orang lain dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma dan etika penulisan ilmiah.

Dan jika dikemudian hari ternyata ada hal yang melanggar dari ketentuan akademik

universitas, maka saya bersedia bertanggungjawab dan disanksi sesuai peraturan

yang berlaku.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya

ucapkan terimakasih.

Bandar Lampung, 10 Juli 2012

(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam

kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Pendidikan

jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total,

daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan

mentalnya.

Pada kenyataannya, pendidikan jasmani adalah suatu bidang kajian yang sungguh

luas, karena selain menitik beratkan pada peningkatan gerak manusia, juga

berorientasi pada nilai yang dikandung di dalamnya. Lebih khusus lagi, penjas

berkaitan dengan hubungan antara gerak manusia dan wilayah pendidikan

lainnya: hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya.

Fokusnya pada pengaruh perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan

perkembangan aspek lain dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak

ada bidang tunggal lainnya seperti pendidikan jasmani yang berkepentingan

dengan perkembangan total manusia.

Tujuan khusus Pendidikan Jasmani yaitu meningkatkan keterampilan melakukan

kegiatan olahraga dan memiliki sikap positif terhadap kegiatan olahraga. Namun

dalam prakteknya, penentuan tugas gerak suatu cabang olahraga dalam proses

(21)

2

Hal ini menyebabkan materi yang diajarkan oleh guru berintikan teknik-teknik

yang baku yang tidak sesuai dengan tingkat usia dan kesiapan belajar anak.

Sedangkan dalam substansi pendidikan jasmani si anak dituntut untuk

mengembangkan kemampuan dari penngalaman berbagai gerak yang dimilikinya

sehingga dapat bertahan selama mungkin (multilateral).

Untuk mengatasi persoalan tersebut, guru harus berusaha untuk mencari dan

mencoba berbagai metode yang sesuai dengan tingkat usia dan kesiapan anak

seperti yang dikatakan Lutan (1993 : 3).

“Berhubungan dengan tingkat kesiapan belajar anak, maka penjenjangan tugas gerak yang selaras dengan tingkat perkembangan dan pertumbuhan anak merupakan tuntutan yang mendesak ditinjau dari kebutuhan peningkatan layanan pendidikan dasar”.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dengan melakukan pentahapan tugas gerak

yang selaras dengan kematangan anak, proses pembelajaran pendidikan jasmani

akan lebih efektif dan keselamatan anak juga akan terjamin. Di sisi lain,

penentuan metode untuk mengajarkan suatu tugas gerak harus disesuaikan dengan

kompleks atau sederhananya tugas gerak tersebut.

Perkembangan pendidikan dewasa ini semakin dirasakan kemajuannya dalam

menunjang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, yang

menimbulkan perubahan-perubahan besar dalam bidang tata kehidupan manusia.

Hal ini memberi pengaruh besar bagi negara-negara yang sedang berkembang

(22)

3

Pemerintah berusaha menyempurnakan sistem pendidikan nasional guna

mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dimana pendidikan

diharapkan dapat menghasilkan tenaga-tenaga yang terdidik, terlatih dan kreatif

untuk dapat mengembangkan prestasinya sesuai dengan tujuan pendidikan. Salah

satu upaya dan kebijakan pemerintah untuk mencapai tujuan pendidikan,

diantaranya wajib belajar 9 tahun, peningkatan mutu pendidikan guru-guru yang

dimaksud sebagai usaha dalam peningkatan kualitas guru dan potensi belajar

siswa dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Guru sebagai penyelenggara pendidikan sekaligus motivator utama dalam proses

pembelajaran mempunyai peranan yang amat penting dalam rangka pencapaian

tujuan pendidikan, disamping itu kualitas guru sangat berpengaruh terhadap

kualitas anak didik. Suatu kegiatan belajar mengajar akan lebih baik bila ditunjang

oleh kemampuan guru dalam menciptakan suatu interaksi yang dinamis yang

mengacu pada pencapaian instruksional khusus merupakan salah satu kriteria

keberhasilan dalam proses pembelajaran. Guru dalam proses pembelajaran harus

mampu merencanakan, menetapkan tujuan, mempersiapkan materi, memilih

metode dan alat bantu yang tepat dalam proses pembelajaran.

Ukuran keberhasilan siswa, disatu pihak membantu guru untuk dapat memahami

seberapa jauh pencapaian tujuan, tetapi kesulitan lainnya adalah ukuran itu

berlaku secara merata bagi setiap siswa. Padahal seperti diketahui bahwa para

siswa bersifat spesifik sesuai dengan kemampuannya masing-masing bahkan

penetapan tujuan dan ukuran keberhasilan yang terlampau sukar dapat

(23)

4

tersebut. Maka tidak heran apabila dalam pemberian pembelajaran olahraga, para

siswa dituntut untuk mampu melakukan gerakan tersebut dengan baik seperti pada

kompetensi dasar yang ada.

Pembelajaran keterampilan pada mata pelajaran olahraga yang sering diajarkan

di sekolah adalah guling depan (Forward roll), guling belakang (backward roll),

gerakan lenting, sikap kayang, sikap lilin, berdiri tangan (handstand) dan berdiri

kepala (kopstand).

Sejalan dengan pengalaman yang telah berlangsung lama yang peneliti alami

sebagai pengajar di SDN 3 Gedung Air, beberapa tugas gerak khususnya dalam

mengajarkan materi roll belakang, dianggap masih menjadi tugas gerak yang

kompleks bagi anak. Salah satu dari tugas gerak dasar tersebut adalah roll

belakang dan bila dianalisis lebih jauh lagi mengenai karakteristik geraknya

memang cukup sulit bagi ukuran siswa SD, karena itu di sini peneliti melakukan

pendekatan dengan menggunakan alat bantu terhadap pembelajaran roll belakang.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat didentifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pada umumnya siswa merasa kesulitan untuk melakukan gerakan yang

kompleks seperti gerakan roll belakang bila dilakukan secara sendiri.

2. Pada umumnya siswa kurang berani bila harus melakukan sendiri gerakan

(24)

5

3. Pada umumnya siswa masih belum terbiasa melakukan latihan gerakan senam

yang menuntut rangkaian atau gerakan kompleks secara mandiri.

C. Batasan Masalah

Berangkat dari identifikasi masalah diatas, maka untuk memudahkan penelitian

perlu pembatasan yang berdasar dari tujuan penelitian ini. Adapun batasan

masalah tersebut adalah hanya ingin mengetahui apakah ada peningkatan

kemampuan pada siswa khususnya pada siswa kelas V SDN 3 Gedungair Bandar

Lampung dalam menguasai keterampilan roll belakang dengan menggunakan alat

bantu.

D. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan fokus masalah penelitian

sebagai berikut :”Apakah Keterampilan Roll Belakang Melalui Penggunaan Alat

Bantu pada siswa kelas V SDN 3 Gedungair dapat ditingkatkan?”.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan gerak dasar roll belakang setelah menggunakan alat bantu.

2. Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran roll belakang dengan

(25)

6

F.Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wawasan dan

masukan bagi :

1. Bagi siswa

Sebagai pengalaman untuk meningkatkan latihan yang sejenis dan kompleks

pada gerakan senam ketangkasan lainnya.

2. Bagi guru penjas

Sebagai alternatif pemecahan dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada

pokok bahasan lainnya yang serupa, terutama untuk gerakan yang kompleks

dan menuntut tingkat keberanian yang tinggi pada siswa.

3. Bagi Program Studi

Sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa penjaskes dalam penelitian yang

sejenis dan berguna pula untuk perbendaharaan dalam metode mengajarkan

keterampilan gerak yang kompleks

4. Bagi FKIP

Sebagai model pembelajaran yang berguna untuk mata kuliah terutama bekal

persiapan PPL di sekolah

G. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Tempat penelitian dilaksanakan di lapangan SDN 3 Gedungair Bandar

(26)

7

2. Objek penelitian yang diamati adalah peningkatan keterampilan Roll Belakang

menggunakan alat bantu pada siswa kelas V SDN 3 Gedungair Bandar

Lampung.

3. Subjek penelitian yang diamati adalah siswa kelas V SDN 3 Gedungair Bandar

(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan

Seperti yang tertuang pada UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan.

Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional seperti yang

tertera dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, berbagai hal yang menunjang sistem

pendidikan perlu dikembangkan sebaik mungkin.

Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan yang menunjang pembentukan

manusia seutuhnya, dikembangkan melalui proses belajar dan pembelajaran.

Berbagai hambatan dalam proses belajar harus sejalan dan stabil agar kondisi

belajar yang kondusif tercipta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai serta dapat

(28)

9

B. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani merupakan bagian yang tak dapat terpisahkan dalam

kehidupan manusia khususnya dalam bidang pendidikan di mana Pendidikan

Jasmani mengemban tugas dalam aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak,

berpikir kritis, keterampilan sosial, manajemen, inteligensi, stabilitas emosional,

tindakan moral, pola hidup sehat serta pengenalan lingkungan bersih melalui

berbagai kegiatan jasmani yang direncanakan secara sistematis dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan keseluruhan

melalui berbagai aktivitas jasmani yang bertujuan untuk mengembangkan

individu secaraorganic, neuromuscular, intelektual dan emosional. selain itu melalui aktivitas jasmani dikembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan

prilaku hidup sehat dan aktif.

Pendidikan Jasmani mengandung dua pengertian, yaitu pendidikan untuk jasmani

dan pendidikan melalui aktifitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung

pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan,

sedangkan pendidikan melalui aktifitas jasmani mengandung pengertian bahwa

tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktifitas jasmani. Marta Dinata

(2009:31), mendefinisikan Pendidikan Jasmani merupakan usaha pendidikan

dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan

(29)

10

Pengertian pendidikan jasmani dalam pedoman khusus yang diterbitkan oleh

Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 2003, mengemukakan

definisi Pendidikan Jasmani sebagai berikut :

“Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,

mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktifdan sikap sportif serta kecerdasan emosi”.

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas

jasmani untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Melalui

pendidikan jasmani siswa di sosialisasikan kedalam aktivitas jasmani termasuk

keterampilan berolahraga. Tidaklah mengherankan bahwa pendidikan jasmani

merupakan bagian pendidikan menyeluruh dan sekaligus memiliki potensi yang

strategis untuk mendidik. Pendidikan jasmani yang dikemukakan oleh Toho

Cholik Mutohir dan Rusli Lutan (1996-1997:16), mengembangkan definisi

pendidikan jasmani sebagai berikut :

“Pendidikan jasmani adalah proses yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani kemampuan dan ketrampilan, kecerdasan dan perkembangan watak, serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan pancasila”.

Bila disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktitifitas

jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku hidup sehat seutuhnya.

C. Belajar Mengajar

Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

“belajar”.Belajar adalah merupakan suatu usaha untuk menambah atau

(30)

11

Sedangkan mengajar adalah usaha untuk menyampaikan atau menularkan

pengetahuan dan pandangan. Beberapa ahli yang membuat tafsiran tentang belajar

dan mengajar, diantaranya :

Menurut Tabrani Rusyani (1989:7)

“Belajar adalah memodifikasi atau memper-teguh kelakuan melalui

pengalaman. Menurut rumusan tersebut bearti bahwa belajar bukan hanya sekedar mengingat melainkan lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan hanya penguasaan latihan, melainkan perubahan prilaku”.

Sedangkan mengajar menurut pandangan Burton dalam Chauhan (1977 : 5),

“adalah upaya dalam memberikan rangsangan (stimulus), bimbingan, pengarah-an dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Dari pandangan mengenai belajar dan mengajar di atas pada dasarnya dalam proses belajar mengajar guru perlu menerapkan pendekatan yang sesuai dengan kodisi dan situasi, sehingga proses belajar mengajar berjalan secara kompleks dan tidak sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa saja, melainkan dalam menyampaikan bahan pelajaran dan dalam kegiatan belajar guru dan peserta didiknya keduanya harus aktif”.

D. Hakekat Belajar Gerak

Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muscular

kemudian diekspresikan dalam gerakan tubuh. Yang dipelajari di dalam belajar

gerak adalah pola-pola gerakan ketrampilan tertentu misalnya gerak-gerak

ketrampilan olahraga. Di dalam mempelajari gerakan olahraga, atlet berusaha

untuk mengerti gerakan-gerakan yang dipelajari, kemudian apa yang dimengerti

itu dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk mewujudkan dalam gerakan

tubuh secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan yang

dipelajari. Proses belajar gerak berbentuk kegiatan mengamati gerakan kemudian

(31)

12

situasi tertentu yang dihadapi; dan juga dalam bentuk kegiatan menciptakan

pola-pola gerak baru untuk tujuan tertentu.

Dalam gerak juga terdapat istilah “ranah gerak”. Kata ranah adalah terjemahan

dari kata “domain” yang bisa diartikan bagian atau unsur. Gerak tubuh merupakan

salah satu kemampuan manusia untuk melaksanakan hidupnya. Gerak tubuh

manusia bisa diklasifikasikan menjadi bebrapa macam.

Anita J. Harrow (1972) membedakan gerakan tubuh manusia menjadi enam

klasifikasi, antara lain (1) Gerak reflex, (2) Gerak dasar fundamental, (3)

Kemampuan perceptual, (4) Kemampuan fisik, (5) Gerak Ketrampilan, dan (6)

Komunikasi non diskursif. Keenam klasifikasi tersebut merupakan suatu kesatuan

yang membentuk gerakan tubuh manusia, dan merupakan suatu urutan mulai dari

yang bersifat bawaan sejak lahir sampai ke taraf paling tinggi yang bisa dilakukan

oleh manusia.

Belajar gerak sangat berhubungan dengan latihan, maka Lutan (1988 ; 309)

memaparkan sebagai berikut :

“Pada waktu yang permulaan latihan, kemampuan itu barangkali memiliki kemampuan yang sama; tetapi selanjutnya kemampuan atau abilitas itu bertalian dengan kepekaan kinesthetic, dan tak bertalian dengan orientasi spatial. Ketika si pelaku semakin terampil, mereka seperti tidak

menggunakan abilitas yang berbeda untuk menghasilkan suatu kegiatan ketimbang ketika masih belum terampil. Latihan menghasilkan perubahn dalam kemampuan yang melandasi suatu tugas gerak”.

Lutan (1988:30), menyebutkan bahwa, belajar keterampilan gerak berlangsung

melalui beberapa tahap yaitu: (1) tahap kognitif, (2) tahap asosiatif, dan (3) tahap

(32)

13

1. Tahap Kognitif

Pada tahap ini seseorang yang bara mulai mempelajari keterampilan motorik

membutuhkan informasi bagaimana cara melaksanakan tugas gerak yang

bersangkutan. Karena itu, pelaksanaan tugas gerak itu diawali dengan penerimaan

informasi dan pembentukan pengertian, termasuk bagaimana penerapan informasi

atau pengetahuan yang diperoleh. Pada tahap ini, gerakan seseorang masih

nampak kaku, kurang terkoordinasi, kurang efisien, bahkan hasilnya tidak

konsisten.

2. Tahap Asosiatif

Permulaan dari tahap ini ditandai oleh semakin efektif cara-cara siswa

melaksanakan tugas gerak, dan mulai mampu menyesuaikan diri dengan

keterampilan yang dilakukan. Akan nampak penampilan yang terkoordinasi

dengan perkembangan yang terjadi secara bertahap, dan lambat laun semaian

konsisten.

3. Tahap Otomatis

Pada tahap ini, keterampilan motorik yang dilakukannya dikerjakan secara

otomatis. Pelaksanaan tugas gerak yang bersangkutan tak seberapa terganggu oleh

kegiatan lainnya. Dalam hal ini jelas bahwa perubahan seperangkat kemampuan

adalah akibat latihan dari waktu ke waktu. Dari penjelasan tersebut dapat

dinyatakan bahwa kegiatan belajar dalam Pendidikan Jasmani merupakan

prasyarat penting untuk menguasai keterampilan.

Untuk memperoleh suatu ketrampilan olahraga diperlukan aktivitas belajar dari

tiap individu. Tanpa belajar atau berlatih tidak mungkin ada perubahan yang

(33)

14

sikapnya. Dalam hal kegiatan Pendidikan Jasmani ketrampilan itu perlu dipelajari

secara sistematik dan teratur.

E. Upaya

Upaya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sesuatu yang

dilakukan seseorang atau lebih untuk mencapai sesuatu perwujudan dan keinginan

orang atau kelompok tersebut.

F. PengertianBack Roll

Definisi guling ke belakang atau pengertian guling ke belakang adalah dimana

posisi badan tetap harus membulat, yaitu kaki dilipat, lutut tetap melekat di dada,

kepala ditundukkan sampai dagu melekat di dada.

(34)

15

Gambar 2.2 Roll Belakang Sikap Berdiri

Gambar 2.3 Roll Belakang Menggunakan Alat Bantu Matras

Cara melakukannya :

1. Sikap permulaan dalam posisi jongkok, kedua tangan di depan dan kaki sedikit

rapat

2. Kepala ditundukkan kemudian kaki menolak ke belakang

3. Pada saat panggul mengenai matras, kedua tangan segera dilipat ke samping

(35)

16

4. Kaki segera diayunkan ke belakang melewati kepala, dengan dibantu oleh

kedua tangan menolak kuat dan kedua kaki dilipat sampai ujung kaki dapat

mendarat di atas matras, ke sikap jongkok.

G. Penggunaan alat bantu

Alat bantu menurut Yusuf (1985:50) adalah alat yang digunakan pengajar dalam

menyampaikan materi, dengan adanya alat peraga maka bahan ajar atau materi

akan lebih mudah dimengerti, oleh peserta didik.

Perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut guru agar mampu

menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah dan

sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun

sederhana dan bersahaja tetapi dapat membantu dalam pencapaian tujuan

pengajaran yang diharapkan.

Sudjana dan Rivai dalam Arsyad Azhar (2005:24-25), mengemukakan manfaat

media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu :

Pembelajaran

1. akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi

belajar;

2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan

(36)

17

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru

tidak kehabisan tenaga;

4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab aktivitasnya

mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.

Penggunaan alat bantu dalam proses pembelajaran roll belakang dalam penelitian

ini dapat menggunakan matras kayu guna mempermudah proses pembelajaran roll

belakang.

H. Kerangka Pikir

Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad M.Sc.Ed. Anggapan dasar atau Postulat

adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik.

Dikatakan selanjutnya bahwa setiap penyidik dapat merumuskan postulat yang

berbeda-beda.

Seorang penyidik mungkin meragu-ragu sesuatu anggapan dasar yang oleh orang

lain diterima sebagai kebenaran. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan

bahwa anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti

harus dirumuskan secara jelas.

Untuk meningkatkan proses keterampilan roll belakang yang kurang efektif

dimana fasilitas pembelajaran yang kurang memadai dan minat siswa rendah

(37)

18

I. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

“Jika menggunakan alat bantu pada siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung air dalam

(38)

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode. Karena

metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu

penelitian terhadap suatu subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin

menggunakan metode penelitian tindakan (kaji tindak) yang akan dilaksanakan

pada siswa kelas V SDN 3 Gedung Air dengan alasan bahwa siswa kelas V

memiliki kemampuan yang kurang dalam melakukan kegiatan belajar mengajar

Pendidikan Jasmani khususnya dalam senam lantai atau senam ketangkasan yakni

roll belakang.

Menurut Sukardi (2003:93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara

sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk

memecahkan permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun

bagi peneliti sendiri.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan karena penelitian ini dilakukan dengan

metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman penelitian tindakan kelas

(Class Room Action Research) CAR dari namanya sudah menunjukkaan isi yang

terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas

(39)

20

Suharsimi (2002:58), menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari

tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas, sebagai berikut :

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan

metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat

untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi

peneliti;

2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan

tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan;

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sama dari seorang guru;

(Suharsimi Arikunto, 2007:73 ), mengemukan prinsip PTK, yaitu :

a. Tidak menggangu proses pembelajaran;

b. Harus dipersiapkan dengan rinci dan matang;

c. Tindakan harus konsisten dengan rancangan;

d. Masalah benar-benar ada dan dihadapi oleh guru;

Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui putaran atau spiral dengan beberapa

siklus yang terdiri dari merncanakan, tahap melakukan tindakan, pengamatan dan

tahap refleksi. Yang dimaksud dengan penelitian yang dilakukan melalaui putaran

(40)

21

Gambar 3.1 Spriral Penelitian Tindakan Kelas. Dalam Buku Adaptasi (Muhajirl997) Dan Siklus Penelitian Kaji Tindakan Depdikbud (1999)

Keterangan gambar di atas : 1. Perencanaan(Planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa

dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, serta pada tahap perencanaan ini

dipersiapkan skenario pembelajaran, fasilitas sarana pendukung yang

diperlukan, dan juga instrumen untuk merekam data mengenai proses hasil

tindakan. Pada perencangan ini juga dilaksanakan simulasi pelaksanaan

tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan. Dalam penelitian

tindakan, masing-masing berdiri sebagai peneliti meskipun ketika menyusun

rencana dilakukan bersama-sama.

2. Tindakan (Action)

Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi

rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

3. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat dalam

(41)

22

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

dilakukan dan apakah yang akan dilakukan pada putaran berikutnya.

Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan

baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan

penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual lain. Penelitian ini bercirikan

sebagai berikut :

1. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan

perkembangan baru yang lebih baik.

2. Bersifat kolaboratif

3. Tujuan untuk meningkatkan pelaksanaan suatu program pembelajaran yang

efektif dan efisien.

4. Dilakukan melalui putaran-putaran berspiral.

Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan

praktik pembelajaran secara berkesinambungan, juga untuk pengembangan

kemampuan keterampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual

pembelajaran dikelasnya dan atau di sekolahnya sendiri.

Dalam penelitian ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan

disetiap siklus memiliki tindakan yang berbeda. Menurut John Elliot bahwa yang

dimaksud dengan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah kajian tentang situasi

sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot,

(42)

23

Dalam penelitian ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan

disetiap siklus memiliki tindakan yang berbeda. Dalam pelaksanaanya setiap

proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus sebelumnya. Penelitian

tindakan ini dilakukan melalui putaran yang setiap siklusnya terdiri dari rencana,

tindakan, observasi dan refleksi.

B. Subyek Penelitian

Subjek penelitian yang berfungsi sebagi sumber data atau subjek dimana itu

diperbaiki (Darsono Sujoso;179). Yang dimaksud subyek penelitian ini adalah

siswa kelas V SDN 3 Gedung Air yang berjumlah 20 orang, dengan

pertimbangan bahwa siswa di kelas tersebut mendapat nilai dibawah standar

rata-rata untuk pelajaran pendidikan jasmani khususnya senam lantai yakni roll

belakang.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian Di lapangan SDN 3 Gedong Air Bandar Lampung

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama satu bulan, sebelum melakukan penelitian,

terlebih dahulu siswa melakukan tes awal gerakan roll belakang dengan

menggunakan instrumen penelitian yang telah dipersiapkan, untuk

menentukan alat bantu yang akan digunakan pada setiap siklusnya dan urutan

(43)

24

Diakhir pertemuan pada setiap siklus dievaluasi bersama para siswa dan guru

penjas dan di akhir pertemuan kedua pada setiap siklus, siswa dites dengan

menggunakan instrumen penilaian roll belakang yang telah dipersiapkan, lalu

data tersebut dihitung dan dianalisis.

D. Proses Pembelajaran Roll Belakang

1. Siklus I a. Rencana :

a) Menyiapkan RPP pada materi roll belakang

b) Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran

c) Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi

tindakan.

d) Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar Pendidikan

Jasmani khusunya senam lantai yakni Roll Belakang melalui

pemanasan dan pembentukan gerak.

b. Tindakan :

a) Memberikan penjelasan, mengenalkan alat yang akan digunakan pada

siklus pertama, seperti bola dari karet, kayu yang berupa prisma segi

enam yang dilapisi karpet.

b) Siswa melakukan gerakan dengan menggunakan alat bantu tadi scara

berkelompok dan berulang-ulang

(44)

25

c. Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu

pengulangan dan dinilai / dievaluasi dari hasil pada siklus pertama dibantu

oleh alat perekam evaluasi yang dapat di replay ulang untuk menjaga

objektifitas penilaian.

d. Refleksi :

a) Hasil observasi disimpulkan dan dianalisi, bahwa pelaksanaan tindakan

siklus pertama dengan latihan kelentukan fleksibilitas .sangat

berpengaruh terhadap proses pembelajaran gerak dasar roll belakang,

namun masih terdapat kekurangan.

b) Merencanakan tindakan untuk siklus kedua, yang mana penulis

berencana memberikan latihan roll belakang.

2. Siklus II a. Rencana :

a) Menyiapkan RPP untuk perbaikan pembelajarna roll belakang

b) Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran

berupa prisma segi enam yang dibungkus karpet

c) Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi

tindakan.

d) Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar Pendidikan

Jasmani khususnya senam lantai yakni Roll Belakang dengan

(45)

26

b. Tindakan :

a) Memberikan petunjuk cara menggunakan alat bantu berupa prisma segi

enam secara berulang-ulang dan sambil bermain

b) Siswa melakukan roll ke belakang secara berkelompok dan

berulang-ulang.

c) Siswa melakukan latihan roll belakang satu persatu dan direkam

c. Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu

pengulangan dan dinilai/dievaluasi dari hasil pada siklus pertama dibantu

oleh alat perekam evaluasi yang dapat di replay ulang untuk menjaga

objektifitas penilaian

d. Refleksi

Hasil observasi disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus kedua

cukup berhasil, hal ini ditunjukan dengan adanya peningkatan kemampuan

gerak roll belakang hampir mencapai 100%

Dengan KKM melebih 65% maka pembelajaran dalam siklus berikutnya

diberhentikan

E. Teknik Pengumpulan data

Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena-fenomena

sosial dengan jalan pengamatn langsung (Kartini Kartono, 1983 : 142). Metode

(46)

27

F. Instrumen Penelitian

Instrument adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK

(Penelitian Tindakan Kelas) di setiap siklusnya, menurut Freir and Cuning Ham

dalam Muhajir ( 1997:58 ). Alat untuk mengukur instrument dalam PTK

(Penelitian Tindakan Kelas) dikatakan valid bila tindakan itu memegang aplikatif

dan berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

G. Teknik Analisis Data

Untuk melihat seberapa besar peningkatan atau efektivitas kemampuan siswa

dalam melakukan tolak peluru pada setiap siklus, maka menggunakan rumus :

P = X 100 % (subagio dalam Fajar, 2005:36)

Keterangan :

P = Prosentase keberhasilam

F = jumlah frekuensi yang dilakukan

N = jumlah siswa yang mengikuti tes

Siswa yang dikatakan tuntas apabila :

1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai > 65 atau persentase ketercapaian

65% secara perorangan (KKM SDN 8 Gedong Air Bandar Lampung)

2. Ketuntasan belajar klasikal di capai bila kelas tersebut telah terdapat 85%

(47)

28

Dalam penelitian ini dikatakan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa, jika

jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus pertama lebih sedikit dari pada

sesudah siklus kedua dari jumlah siswa yang tuntas belajar pada tindakan siklus

dan seterusnya, atau setiap pergantian siklus terjadi persentase peningkatan hasil

belajar siswa.

G. Validnya Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Freire and Cuningham dalam Muhadjir (1997), mengatakan bahwa

validnya penelitian tindakan kelas bila tindakan itu memang aplikatif dan dapat

berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sehingga kriteria validitas

penelitian tindakan kelas terletak pada aplikatifnya atau berfungsinya tindakan

untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang dihadapi.

Didasarkan pendapat di atas maka penelitian dalam setiap siklus telah

memberikan dampak terhadap upaya peningkatan gerak roll belakang melalui

(48)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada Bab IV maka dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Melalui alat bantu dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar roll belakang

pada siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air Bandar Lampung

2. Dengan meningkatnya kemampuan gerak dasar tersebut maka pembelajaran

gerak dasar roll belakang pada siswa kelas V SD Negeri 3 Gedung Air Bandar

Lampung bisa dikatakan efektif.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka perlu diajukan

beberapa saran sebagai berikut :

1. Agar hasil penelitian ini lebih komprehensif terutama dalam upaya peningkatan

atau perbaikan pembelajaran gerak roll belakang bagi siswa sekolah dasar,

sebaiknya dilakukan penelitian dengan menggunakan metode yang berbeda dan

(49)

34

2. Perlu penelitian yang sejenis tapi pada tingkat dan jenjang pendidikan yang

berbeda

3. Perlu melakukan penelitian yang sejenis pada kelas yang berbeda agar

diperoleh hasil yang dapat dijadikan perbandingan, apakah pembelajaran

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Akros Abidin, 2000, Materi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Erlangga, Jakarta

Basuki Wibawa, 2003. Penelitian Tindakan Kelas, Direktorat Tenaga pendidikan, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas, Jakarta.

Dio Mandala Bakhtiar dan M. Yusuf (1994), Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

Drs. Agus Mahendra, M.A., (2003), Falsafah Pendidikan Jasmani. Depdikbud, 1983, Program Khusus Pendidikan Guru dan Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar Senam dan Metodik.

Ellioat, John, 1982, “Developing Hypothesis about Classroom From Teachers Practical Constructs : an Account of the Work af the Ford

TeachingProject”. The Action Research Reader Geelong Victoria : Deakin University.

Kartono, Kartini, 1980,Metodologi Penelitian Sosial, Alumni Bandung.

Noeng Muhadjir, 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Kaji Tindak, BPGSD, Yogyakarta.

Proyek Pembinaan SGO Jakarta, 1983/1984. Senam dan Metodik, Program Khusus Pendidikan Guru Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar. Jakarta.

Rusli Lutan, 1998, Belajar Ketrampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode, Depdikbud Dirjendikti, Jakarta,

Rahmat Hermawan, 1998, Usaha Manajemen Kelas dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Yang Inovatif dan Prediktif di SDN 3 Gedung Air Tanjung Karang Barat Bandar Lampung, Penelitian Universitas Lampung, Lampung.

(51)

_______________, 2002. Senam artistik, Makalah. Disajikan dalam Penataran Calon Pelatih dan Wasit Tingkat Pemula di Gedung Idola, pada tanggal 12-15 Agustus 2003. Pengda Persani Lampung, Bandar Lampung.

Suharsimi Arikunto dkk, 2006,Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Toho Cholik Motohir dan Rusli Lutan, 1996, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan,Buku Teks D-II PGSD, Depdikbud, Dikti, Jakarta.

Universitas Lampung, 1985, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Unila Press, Bandar Lampung.

http://www.docstoc.com/docs/9035455/penjas

Gambar

Gambar 2.1 Roll Belakang Sikap Jongkok
Gambar 2.2 Roll Belakang Sikap Berdiri
Gambar 3.1 Spriral Penelitian Tindakan Kelas. Dalam Buku Adaptasi (Muhajirl997) Dan SiklusPenelitian Kaji Tindakan Depdikbud (1999)

Referensi

Dokumen terkait

Segala perbedaan atau perselisihan yang berhubungan dengan penafsiran dan pelaksanaan Memorandum Saling Pengertian ini akan diselesaikan secara damai melalui konsultasi

Bakteri Salmonella dapat berada pada telur yang masih segar dan dapat menyebabkan penyakit yang serius pada manusia maka perlu adanya penanganan dan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran TAI dan STAD terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif, (2)

Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara kondisi kaki datar dan kaki dengan arkus normal terhadap keseimbangan statis pada anak laki - laki berusia 8 – 12 tahun di

diberikan pada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan; (g) memilih metode pembelajaran yang dapat mendukung sifat materi dan tujuan pembelajaran; (h)

(1) menyandarkan pada pemahaman makna; (2) pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa; (3) siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran; (4) pembelajaran dikaitkan

Permasalahan yang akan diteliti oleh penulis, yaitu: Pertama, bagaimanakah pelaksanaan pembagian waktu jam kerja wanita yang di atur dalam Undang-undang Nomor 13 tahun

Bad Language In Reality: A Study Of Swear Words, Expletives And Gender In Reality Television. Thesis Unpublished, Gothenborg University,