BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi. Pada umumnya,
masyarakat Indonesia menguasai dua bahasa yaitu bahasa daerah dan bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional. Akan tetapi, tidak sedikit yang ingin
menguasai bahasa asing, salah satunya bahasa Jerman. Saat ini bahasa Jerman
merupakan salah satu bahasa asing yang banyak diminati oleh pembelajar
bahasa asing di Indonesia. Hal ini terbukti dengan adanya mata pelajaran
bahasa Jerman di banyak Sekolah Menengah Atas (SMA) dan di Perguruan
Tinggi.
Dalam mempelajari Deutsch als Fremdsprache ‘bahasa Jerman sebagai bahasa asing’ pembelajar sering menghadapi kesulitan. Salah satu penyebab kesulitan tersebut adalah karakteristik bahasa Jerman yang flektif,
misalnya tiap nomina memiliki jender yang ditunjukkan dalam artikel.
Nomina dalam bahasa Jerman dibagi menjadi tiga jender yaitu artikel der
untuk nomina yang berjender maskulin, artikel die untuk nomina yang
berjender feminin, serta artikel das untuk nomina yang berjender netral.
Ketiga jender tersebut mengalami perubahan bentuk yang dipengaruhi oleh
kasus. Dalam bahasa Jerman terdapat empat kasus yaitu Nominativ,
Akkusativ, Dativ serta Genitiv.
Kesulitan lain terdapat di dalam verba, verba dalam bahasa Jerman
harus dikonjugasikan sesuai dengan subjek. Bentuk verba juga berubah sesuai
dengan kala. Selain itu, sifat flektif ditunjukkan dengan adanya deklinasi
adjektiva. Dalam bahasa Jerman preposisi berkorelasi erat dengan tiga kasus
di antaranya Akkusativ, Dativ serta Genitiv. Tiap-tiap preposisi berkorelasi
dengan kasus tertentu. Preposisi yang berkorelasi dengan tiga kasus tersebut,
tidak dapat berdiri sendiri tetapi harus diikuti oleh nomina atau pronomina.
Akan tetapi, terdapat preposisi yang dapat dikelompokkan dalam dua kasus,
Preposisi yang dibahas dalam penelitian ini adalah preposisi aus yang
terdapat dalam frasa preposisi. Preposisi merupakan salah satu di antara
beberapa macam kelas kata dalam bahasa Jerman.
Pada saat pembelajar pertama kali mempelajari bahasa Jerman,
mereka telah mengetahui preposisi aus ketika memperkenalkan diri dengan
menggabungkan nama kota (aus Bandung, aus Jakarta). Seperti dalam
kalimat (1) yang terdapat dalam dialog berikut ini:
Dalam dialog di atas, penutur B menjawab dengan kalimat ich komme
aus Indonesien. Aus Indonesien adalah frasa preposisi yang modifikatornya
aus. Jawaban aus Indonesien dapat digunakan untuk jawaban negara lain,
seperti aus Deutschland. Demikian juga, untuk nama kota seperti aus
Jakarta, aus Bandung.
Kalimat (2) tidak berterima karena terjadinya kesalahan di atas
diduga, adanya kebiasaan menghafalkan contoh-contoh kalimat (1) yakni:
banyak nama negara yang berkorelasi dengan preposisi aus dan tidak
menggunakan artikel, seperti aus Indonesien, aus Deutschland. Akan tetapi,
terdapat beberapa pengecualian, yakni nama-nama negara yang memiliki artikel ‘die’, di antaranya die Türkei, die Schweiz. Apabila nama-nama negara yang demikian berkorelasi dengan preposisi aus, maka frasa preposisi
menjadi aus der + nama-nama negara yang berartikel die. Oleh karena itu,
jawaban yang tepat terdapat dalam kalimat (3) berikut ini: A : Woher kommen Sie?
dari mana datang anda? ‘Dari mana anda berasal?’
(1) B : Ich komme aus Indonesien. saya datang dari Indonesia. ‘Saya berasal dari Indonesia’.
(2) *Ich komme aus Türkei. saya datang dari Turki. ‘Saya berasal dari Turki’.
Frasa preposisi yang tepat adalah seperti dalam kalimat (3) yaitu aus
der Türkei yang merupakan gabungan dari preposisi aus, artikel definit die
yang berkorelasi dengan preposisi aus berubah menjadi der dan nama negara
Türkei.
Dalam bahasa Jerman kata yang memiliki arti ‘dari’ tidak hanya
ditunjukkan oleh preposisi aus melainkan juga oleh preposisi von. Oleh
karena itu, masalah juga dapat timbul karena pemilihan preposisi aus atau
von. Diduga, banyak pembelajar masih berpikir dalam bahasa Indonesia dan
menganggap tidak terdapat perbedaan antara aus dan von. Di dalam contoh
kalimat (4) berikut ini terdapat kesalahan yang dimaksud:
Dalam dialog di atas, penutur B menjawab ich komme aus dem Haus.
Secara gramatis kalimat di atas benar, tetapi tidak lazim karena jawaban atas
pertanyaan di atas menanyakan kedatangan seseorang pada hari itu. Maka
jawaban yang tepat adalah sebagai berikut:
Frasa preposisi dalam kalimat (5) yaitu von zu Hause merupakan frasa
preposisi yang tepat untuk konteks dialog (4) karena untuk nomina Haus
terdapat pengecualian yakni menggunakan preposisi ganda yaitu von dan zu.
Selain masalah yang tertera di atas, kesalahan yang lain terdapat pada
penggunaan preposisi von untuk konteks kalimat berikut ini: A : Woher kommst du heute?
dari mana datang kamu hari ini? ‘Dari mana kamu?’
(4) B : *Ich komme aus dem Haus. saya datang dari itu rumah. ‘Saya datang dari rumah’.
(5) Ich komme von zu Hause. saya datang dari ke rumah. ‘Saya datang dari rumah’.
Kalimat (6) tidak berterima karena konteks dalam kalimat (6)
menyatakan bahan atau kualitas suatu barang.
Frasa preposisi dalam kalimat (7) yaitu aus Leder merupakan frasa
preposisi yang tepat untuk konteks kalimat (6) karena untuk menyatakan
bahan atau kualitas suatu barang, preposisi yang tepat adalah aus.
Selain untuk menyatakan asal atau menyatakan bahan pada suatu
benda, preposisi juga dapat digunakan untuk menyatakan alasan. Seperti dalam
contoh kalimat berikut ini:
(8) *Wegen voller Freude hat sie geweint. karena penuh senang mempunyai dia menangis. ‘Karena senang dia menangis’.
Dalam kalimat (8) terdapat frasa wegen voller Freude. Untuk
menyatakan suatu alasan, pembelajar terbiasa mengartikan bahasa Indonesia ke
dalam bahasa Jerman. Kalimat (8) tidak berterima karena penggunaan wegen
kurang tepat untuk konteks kalimat tersebut. Oleh karena itu, frasa preposisi
yang tepat adalah sebagai berikut:
(9) Aus voller Freude hat sie geweint. karena penuh senang mempunyai dia menangis. ‘Karena senang dia menangis’.
Frasa preposisi aus voller Freude dalam kalimat (9) merupakan frasa
preposisi yang tepat.
Berdasarkan beberapa contoh kalimat yang tertera di atas, dapat
disimpulkan bahwa masih terdapat kesulitan dalam penggunaan preposisi aus.
Selain penggunaan preposisi aus, penulis juga mengalami kesulitan dalam
menentukan fungsi frasa preposisi aus sebagai Ergänzungen atau Angaben,
sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS FRASA PREPOSISI DENGAN MODIFIKATOR AUS
SEBAGAI ERGÄNZUNGEN DAN ANGABEN DALAM ROMAN
BESCHÜTZER DER DIEBE”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan
sebelumnya, maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Kapan preposisi aus digunakan tanpa artikel?
2. Kapan preposisi aus harus berkorelasi dengan artikel?
3. Apakah preposisi aus hanya menunjukkan asal?
4. Apakah terdapat banyak frasa preposisi dengan modifikator aus di dalam
roman Beschützer der Diebe?
5. Apakah preposisi aus yang terdapat di dalam roman Beschützer der Diebe
berkorelasi dengan Definitartikel, Indefinitartikel atau ohne Artikel?
6. Apakah preposisi aus yang terdapat di dalam roman Beschützer der Diebe
memiliki makna idiom?
7. Frasa preposisi dengan modifikator aus apa saja yang terdapat di dalam
roman Beschützer der Diebe?
8. Verba apa saja yang berkorelasi dengan frasa preposisi bermodifikator
aus?
9. Fungsi sintaktis apa yang melekat pada frasa preposisi dengan modifikator
aus yang terdapat di dalam roman Beschützer der Diebe?
C. Rumusan Masalah
1. Frasa preposisi apa aja dengan modifikator aus apa saja yang terdapat di
dalam roman Beschützer der Diebe?
2. Verba apa saja yang berkorelasi dengan frasa preposisi bermodifikator
aus?
3. Fungsi sintaktis apa yang melekat pada frasa preposisi dengan modifikator
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan frasa preposisi dengan modifikator aus yang terdapat di
dalam roman Beschützer der Diebe.
2. Menganalisis verba yang berkorelasi dengan frasa preposisi
bermodifikator aus.
3. Menganalisis fungsi sintaktis yang melekat pada frasa preposisi dengan
modifikator aus yang terdapat di dalam roman Beschützer der Diebe.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Melalui penelitian ini, penulis memperoleh kesempatan untuk
mempelajari sebagian gramatika bahasa Jerman.
2. Bagi Pembelajar Bahasa Jerman
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat membantu pembelajar dan
sebagai rujukan bahan ajar dalam meningkatkan tata bahasa Jerman,
khususnya pemahaman mengenai frasa preposisi dengan modifikator aus
sebagai Ergänzungen dan Angaben dalam roman Beschützer der Diebe.
3. Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan, dapat dijadikan sebagai sumber informasi
dan bahan referensi serta sebagai bahan perbandingan dalam melakukan
penelitian yang serupa mengenai frasa preposisi dengan modifikator aus
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode
penelitian deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Melalui metode ini, penulis melakukan beberapa langkah penelitian
yaitu merumuskan masalah, mengumpulkan, mengidentifikasi,
mengklasifikasikan, menganalisis data serta mengambil kesimpulan
berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan dalam penelitian.
Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk mendeskripsikan frasa preposisi
dengan modifikator aus, menganalisis verba yang berkorelasi dengan
modifikator aus, dan menganalisis fungsi sintaktis dalam kalimat yang
mengandung frasa preposisi dengan modifikator aus sebagai Ergänzungen
dan Angaben yang ditemukan dalam roman ”Beschützer der Diebe” karya
Andreas Steinhöfel.
B. Objek Penelitian
Objek yang dianalisis dalam penelitian ini adalah frasa preposisi
dengan modifikator aus yang berfungsi sebagai Ergänzungen dan Angaben
yang terdapat di dalam roman ”Beschützer der Diebe” karya Andreas
Steinhöfel.
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa frasa
preposisi dengan modifikator aus yang berfungsi sebagai Ergänzungen dan
Angaben yang terdapat di dalam roman karya Andreas Steinhöfel yang
berjudul ,,Beschützer der Diebe”. Roman ini merupakan cetakan ketiga yang
Roman ini menceritakan petualangan tiga anak kecil. Petualangan
yang dilakukan sangat membahayakan, tetapi memiliki nilai moral yang
tinggi. Tokoh utama dalam roman ,,Beschützer der Diebe” adalah Guddie,
Dagmar dan Olaf. Adapun tokoh lainnya sebagai pendukung yaitu ayah
Dagmar, detektif, Polisi, Inge, Bernd Wörlitzer, Mervyn Griffith. Roman ini
dapat digunakan pembelajar untuk belajar bahasa Jerman karena bahasa yang
terdapat di dalam roman ini tidak terlalu sulit. Selain itu, roman ini juga
menggunakan berbagai verba yang berbeda tetapi memiliki arti yang sama.
Hal tersebut dapat membuat pembelajar lebih mengenal banyak verba.
Penulis memilih roman ,,Beschützer der Diebe” sebagai sumber data
karena memiliki banyak kalimat yang mengandung frasa preposisi dengan
modifikator aus sebagai Ergänzungen dan Angaben.
D. Teknik Penelitian
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan tahap awal yang dilakukan penulis pada
penelitian ini. Pada tahap awal ini, penulis mempelajari kalimat-kalimat yang
terdapat di dalam roman “Beschützer der Diebe” karya Andreas Steinhöfel untuk mendapatkan data dan informasi yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti.
2. Pengumpulan Data
Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data dengan cara mencari
dan mengklasifikasikan objek yang akan diteliti yang terdapat dalam roman
“Beschützer der Diebe”. Objek yang dikumpulkan adalah kalimat yang mengandung frasa preposisi dengan modifikator aus yang berfungsi sebagai
Ergänzungen dan Angaben.
3. Pengolahan Data
Pada tahap ini, dilakukan analisis terhadap frasa preposisi dengan
modifikator aus yang berfungsi sebagai Ergänzungen dan Angaben yang
mengandung frasa preposisi dengan modifikator aus yang berfungsi sebagai
Ergänzungen dan Angaben tersebut kemudian dianalisis dan diklasifikasikan.
Proses menganalisis data dilakukan dengan menggunakan teori gramatika
dependensi (TGD).
4. Kesimpulan
Pada tahap akhir disimpulkan hasil dari analisis yang telah dilakukan.
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, dianalisis data sesuai dengan fungsi frasa dengan
modifikator aus dalam kalimat sebagai Ergänzungen dan Angaben. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis berdasarkan
teori gramatika dependensi (TGD). Lucien Tesniére adalah seorang pakar
linguistik Perancis yang mengembangkan teori ini, kemudian dikembangkan
oleh Engel. Penulis menggunakan teori Engel (2009) untuk menunjukkan
penggunaan istilah sebagai Ergänzungen dan Angaben.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang digunakan dalam
menganalisis data:
1. Mengumpulkan frasa preposisi dengan modifikator aus yang terdapat
dalam sumber data
2. Mengklasifikasikan frasa preposisi dengan modifikator aus berdasarkan
fungsinya yaitu sebagai Ergänzungen ‘pelengkap’ dan Angaben
‘keterangan’.
3. Menganalisis verba yang berkorelasi dengan frasa preposisi
bermodifikator aus.
4. Menganalisis frasa preposisi dengan modifikator aus sebagai
Situativergänzung ‘pelengkap situatif’, Direktivergänzung ‘pelengkap
direktif’, Materialbestimmung ‘kata keterangan yang menjelaskan bahan’, Lokalagabe ‘keteragan lokal’, dan Kausalangabe ‘keterangan kausal’
berdasarkan teori gramatika dependensi (TGD)