vii
ABSTRACT
The objective of this research is to know the application of Activity Based Costing method if used in the determination of hospitalization rates at RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung and to know the comparison of the magnitude hospitalization rates using the conventional method and the Activity Based Costing method in RSUP Dr. Hasan Sadikin . This research was conducted by using the approach of basic activities performed in providing products or services so as to know how much the cost was occured. Data were obtained from accounting and verification division. The activities in the unit cost of hospitalization include cost of materials, emplyoyee costs , office and general expenses , cost of maintenance, and power costs . These activities are classified into several groups of activities : patient care ,building maintenance , maintenance and care of patients . The results obtained from this research is the same rates with by using conventional method but by using Activity Based Costing method will be obtained more income and more accurate calculation. The total of Income by using ABC method is Rp 501.860,27.
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui penerapan metode Activity Based Costing jika digunakan dalam penentuan tarif rawat inap pada RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dan untuk mengetahui perbandingan besarnya tarif rawat inap, dengan menggunakan metode konvensional dan metode Activity Based Costing pada RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan aktivitas-aktivitas dasar yang dilakukan dalam menghasilkan produk atau jasa sehingga dapat diketahui seberapa besar biaya yang terjadi. Data-data penelitian didapat dari bagian akuntansi dan verifikasi. Aktivitas-aktivitas biaya di unit rawat inap meliputi: Biaya bahan, biaya pegawai, biaya umum dan perkantoran, biaya pemeliharaan dan biaya daya. Aktivitas-aktivitas tersebut diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok aktivitas, yaitu : perawatan pasien, pemeliharaan gedung, pemeliharaan pasien dan pelayanan. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah tarif yang sama dengan metode konvensional tetapi dengan menggunakan metode Activity Based Costing maka perhitungannya menjadi lebih akurat dan laba yang lebih besar. Laba yang didapat dengan menggunakan metode ABC adalah sebesar Rp 501.860,27.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRACT ... vii
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Kontribusi Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
2.1 Biaya ... 8
2.1.1 Pengertian Biaya ... 8
2.1.2 Klasifikasi Biaya ... 9
2.1.3 Biaya per Unit ... 10
x
2.2.1 Metode Penentuan Harga Pokok Produksi ... 12
2.2.2 Manfaat Penentuan Harga Pokok Produk ... 13
2.3 Metode Konvensional ... 15
2.3.1 Pengertian Metode Konvensional... 15
2.3.2 Kelemahan Metode Konvensional ... 16
2.4 Activity Based Costing ...,... 21
2.4.1 Pengertian Activity Based Costing ... 21
2.4.2. Konsep Dasar Metode Activity Based Costing... 22
2.4.3 Cost Driver... 23
2.4.4 Syarat-syarat Penerapan Activity Based Costing... 24
2.4.5 Langkah-langkah dalam Menerapkan Sistem ABC ... 25
2.5 Activity Based Costing untuk Perusahaan Jasa... 27
2.6 Rerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis ... 28
BAB III METODE PENELITIAN... 30
3.1 Metode Penelitian ... 30
3.1.1 Metode Pengumpulan Data ... 30
3.1.2 Jenis dan Sumber Data ... 31
3.1.3 Tahap-tahap Pengumpulan Data ... 31
3.2 Populasi dan Sampel ... 32
3.3 Definisi Operasional ... 32
3.4 Metode Analisis Data ... 33
BAB IV HASIL PEMBAHASAN ... 34
xi
4.1.1 Hospital History/Sejarah RSUP Dr. Hasan Sadikin ... 34
4.1.2 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin ... 35
4.1.3 Tujuan RSUP Dr. Hasan Sadikin ... 36
4.1.4 Motto RSUP Dr. Hasan Sadikin ... 36
4.1.5 Fasilitas Pelayanan ... 36
4.1.6 Struktur Organisasi ... 39
4.2 Penentuan Perhitungan Tarif Rawat Inap ... 39
4.2.1 Penentuan Perhitungan Tarif Rawat Inap dengan Menggunakan Metode Konvensional ... 43
4.3 Perhitungan Tarif Rawat Inap dengan Menggunakan Metode Activity Based Costing ... 46
4.3.1 Data Pendukung untuk Metode Activity Based Costing... 46
4.3.2 Mengidentifikasi Aktivitas yang Terdapat dalam Menentukan Tarif Rawat Inap ... 47
4.3.3 Menggolongkan Aktivitas Biaya ke dalam Tingkatan Aktivitas dalam Metode Activity Based Costing ... 49
4.3.4 Mengidentifikasi Cost Driver yang digunakan ... 49
4.3.5 Menentukan Tarif Per Unit ... 51
4.3.6 Menentukan Tarif Rawat Inap ... 52
4.4 Perbandingan Biaya Rawat Inap dan Tarif Rawat Inap dengan menggunakan Metode Konvensional dan Metode Activity Based Costing ... 55
4.5 Perbandingan Tarif Rawat Inap dengan Menggunakan Metode Konvensional dan Metode Activity Based Costing ... 55
xii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 57
5.1 Simpulan ... 57
5.2 Saran ... 58
5.3 Keterbatasan Penelitian ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 59
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran ... 29
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Daftar Tarif Rawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin
Tahun 2012 ... 40
Tabel 4.2 Daftar Jumlah Biaya per Kelas Rawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Tahun 2012 ... 40
Tabel 4.3 Daftar Jumlah Hari Rawat Inap Pasien per Kelas RSUP Dr. Hasan Sadikin Tahun 2012 ... 44
Tabel 4.4 Penetuan Tarif Rawat Inap Kelas I Tahun 2012 ... 44
Tabel 4.5 Penetuan Tarif Rawat Inap Kelas II Tahun 2012 ... 45
Tabel 4.6 Penetuan Tarif Rawat Inap Kelas III Tahun 2012 ... 46
Tabel 4.7 Daftar Luas Lantai per Kelas Rawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Tahun 2012 ... 47
Tabel 4.8 Daftar Jumlah Pasien per Kelas Rawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Tahun 2012 ... 47
Tabel 4.9 Daftar Cost Driver per Kelas Rawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Tahun 2012 ... 50
Tabel 4.10 Daftar Jumlah Tarif per Unit per Kelas Rawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Tahun 2012 ... 51
Tabel 4.11 Daftar Jumlah Biaya Kelas I Rawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Tahun 2012 ... 53
xiv
Tabel 4.13 Daftar Jumlah Biaya Kelas III Rawat Inap RSUP
Dr. Hasan Sadikin Tahun 2012 ... 54
Tabel 4.14 Perbandingan Biaya Rawat Inap Tahun 2012 ... 55
Tabel 4.15 Perhitungan Laba per Tipe Kamar dengan Menggunakan Metode
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan perusahaan adalah dapat menjaga kelangsungan hidupnya secara terus
menerus. Dalam hal ini perusahaan diharapkan untuk dapat semakin berkembang dan
meningkatkan profitabilitas dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut. Pada zaman
di mana perkembangan teknologi dan informasi yang semakin maju, menuntut agar
setiap perusahaan untuk tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan tersebut dalam memenangkan persaingan bisnis. Strategi yang dapat
dilakukan oleh perusahaan agar dapat bersaing dalam bisnis global ini adalah dengan
efisiensi biaya, meningkatkan produktivitas, meningkatkan kualitas produk dan
meningkatkan kemampuan untuk memberi respons terhadap berbagai kebutuhan
pelanggan.
Arus perkembangan teknologi dan informasi juga berpengaruh cukup besar di
bidang pelayanan jasa kesehatan masyarakat seperti rumah sakit. Rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. Saat ini, banyak rumah sakit yang telah berdiri. Rumah sakit yang
ada juga memanfaatkan teknologi dan informasi dalam kegiatan operasionalnya
sebagai fasilitas penunjang dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi
pasiennya. Penggunaan teknologi yang tinggi akan mengakibatkan biaya operasional
BAB I Pendahuluan 2
berbagai fasilitas pelayanan yang ditawarkan rumah sakit. Salah satu fasilitas yang
ditawarkan oleh rumah sakit adalah fasilitas rawat inap. Pemanfaatan teknologi yang
digunakan oleh fasilitas rawat inap berpengaruh terhadap biaya rawat inap yang
besar sehingga mengakibatkan tarif rawat inap yang tinggi.
Biaya yang tinggi dapat dikendalikan dengan menerapkan strategi yang tepat.
Untuk mengendalikan biaya, rumah sakit perlu suatu metode perhitungan akuntansi
yang efektif dalam menentukan tarif sehingga dapat menghasilkan informasi akurat
mengenai biaya yang timbul dari aktivitas yang terjadi. Strategi efisiensi biaya yang
tepat dapat membantu rumah sakit untuk memenangkan persaingan.
Usaha yang dapat dilakukan oleh pihak rumah sakit untuk memenangkan
persaingan ini adalah dengan menetapkan tarif yang lebih rendah atau kualitas lebih
tinggi dari pesaing. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menghitung secara akurat
biaya timbul akibat kegiatan operasional yang dilakukan rumah sakit. Berdasarkan
hasil wawancara dengan bagian akuntansi, hingga saat ini pihak rumah sakit dalam
menentukan harga pokoknya menggunakan metode konvensional. Penggunaan
metode konvensional dianggap kurang efektif karena penentuan harga pokok
produknya tidak menelusuri secara rinci aktivitas yang terjadi dalam rumah sakit dan
adanya beberapa biaya tidak langsung atau biaya overhead yang terkait. Hal ini
mengakibatkan pembebanan biaya yang dilakukan pada produk yang dihasilkan akan
memberikan informasi biaya produksi yang terdistorsi yang dapat berupa under
costing maupun over costing. Distorsi tersebut dapat mengakibatkan kesalahan pada
pengambilan keputusan dalam hal menentukan harga produk dan kelangsungan
organisasi. Dalam kondisi seperti ini perlu diterapkannya metode penentuan harga
BAB I Pendahuluan 3
Metode Activity Based Costing merupakan sebuah metode akuntansi yang
mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas yang terdapat di dalam suatu perusahaan dan
mengidentifikasi biaya yang timbul berdasarkan sifat yang ada dari aktivitas tersebut.
Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Marismiati (2011) yang meneliti
penerapan metode Activity-Based Costing System dalam menentukan harga
mengatakan, perbedaan utama perhitungan harga pokok produk antara akuntansi
biaya tradisional dengan Activity Based Costing adalah jumlah cost driver (pemicu
biaya) yang digunakan. Dalam penentuan harga pokok produk dengan metode
Activity Based Costing menggunakan cost driver dalam jumlah lebih banyak
dibandingkan dalam sistem akuntansi biaya tradisional yang hanya menggunakan
satu atau dua cost driver berdasarkan unit.
Menurut penelitian yang dilakukan Siswanto dan Sinuraya tahun 2010 dengan
judul Perbandingan Penerapan Sistem Activity Based Costing dan Job Order Costing
sebagai Alternatif dalam Penentuan Kos Barang Terjual yang Lebih Akurat dalam
Industri Jasa, untuk menyiapkan informasi mengenai kos barang terjual, perusahaan
dapat menggunakan metode job order costing maupun activity-based costing. Untuk
menerapkan job order costing, perusahaan sudah menyiapkan informasi kos bahan
baku, tenaga kerja, maupun overhead. Dan untuk activity based costing, perusahaan
mempunyai aktivitas-aktivitas yang dapat ditelusuri berapa besar cost driver dari
setiap aktivitas tersebut. Untuk dapat memberikan informasi kos yang baik dalam
mengambil keputusan bagi manajemen perusahaan, maka metode activity based
costing merupakan metode perhitungan yang baik untuk perusahaan. Karena
perhitungan Activity Based Costing bisa dibandingkan dengan kos yang dianggarkan,
BAB I Pendahuluan 4
diperlukan dalam proses produksi.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rizal Andriansyah, Siti Ragil
Handayani, dan Devi Farah Azizah tahun 2013 dengan judul penerapan metode
Activity Based Costing dalam penetapan tarif rawat inap pada Rumah Sakit di Rumah
Sakit Islam Gondanglegi Malang, penentuan tarif rawat inap berdasarkan
penghitungan dengan menggunakan metode Activity Based Costing System dilakukan
dengan menggunakan banyak cost driver. Cost driver yang digunakan adalah lama
hari rawat inap/Long Of Stay (LOS), jumlah pasien rawat inap, luas ruang rawat inap,
daya listrik ruang, luas ruang rawat inap, daya listrik ruang rawat inap, jam tenaga
kerja, dan porsi makan. Sehingga dari hasil perhitungan terdapat perbedaan hasil
penghitungan tarif rawat inap tiap kelas antara metode Activity Based Costing System
dengan penghitungan secara tradisional. Perbedaan tersebut menimbulkan tarif yang
lebih tinggi ataupun lebih rendah.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Riadi Budiman tahun 2012 dengan
judul implementasi metode Activity-Based Costing System dalam menentukan
besarnya tarif jasa rawat inap (Studi Kasus di RS XYZ), Perhitungan tarif jasa rawat
inap dengan menggunakan metode ABC, dilakukan melalui 2 tahap. Yaitu tahap
pertama biaya ditelusuri ke aktivitas yang menimbulkan biaya dan tahap ke dua
membebankan biaya aktivitas ke produk. Sedangkan tarif diperoleh dengan
menambahkan cost rawat inap dengan laba yang diharapkan. Dari hasil perhitungan
tarif rawat inap dengan menggunakan metode ABC, terjadi perbedaan tarif jasa rawat
inap jika dihitung dengan menggunakan metode tradisional disebabkan karena
BAB I Pendahuluan 5
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Putri Trisyana Septiningtyas tahun
2010 dengan judul analisis studi komparatif tentang penerapan traditional costing
concept dengan activity based costing, penelitian tersebut menunjukkan bahwa
penerapan sistem activity based costing memberikan dampak yang sangat baik dalam
meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya internal perusahaan
dalam kaitannya dengan proses penentuan tarif kamar.
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung merupakan Rumah sakit umum yang
melayani masyarakat sekitar. Sistem perhitungan biaya yang baik dan tepat,
diharapkan mampu membantu Rumah Sakit Umum Pemerintah Hasan Sadikin dalam
menentukan tarif rawat inap per kamar yang akurat. Rumah Sakit Umum Pemerintah
Hasan Sadikin awalnya menggunakan metode konvensional dalam menentukan tarif
per kamar untuk biaya rawat inap. Hal ini berakibat dalam penentuan harga di mana
adanya ketidakakuratan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keakuratan informasi
yang dapat mempengaruhi profitabilitas, maka Rumah Sakit Umum Pusat Hasan
Sadikin sebaiknya menggunakan metode Activity Based Costing (ABC) dalam
perhitungan tarif per kamar untuk biaya rawat inap untuk meningkatkan daya saing
perusahaan dalam jangka panjang.
Berdasarkan hal itu maka penulis tertarik untuk menganalisis hal ini dan
memberi judul penelitian: Analisis Perbandingan Metode Konvensional dengan
Metode Activity Based Costing untuk Meningkatkan Akurasi dalam Menentukan
BAB I Pendahuluan 6
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka
penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana metode konvensional yang diterapkan oleh RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung dalam menentukan tarif rawat inap?
2. Bagaimana tarif rawat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung jika
menggunakaan metode Activity Based Costing ?
3. Bagaimana perbandingan tarif rawat inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
dengan menggunakan metode konvensional dengan metode Activity Based
Costing (ABC)?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan metode konvensional yang diterapkan oleh RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung dalam menentukan tarif rawat inap
2. Untuk mengetahui penerapan metode Activity Based Costing (ABC) yang
diterapkan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dalam menentukan tarif rawat inap
3. Untuk mengetahui perbandingan tarif rawat inap dengan menggunakan metode
konvensional dan metode Activity Based Costing (ABC)
1.4 Kontribusi Penelitian
Bagi rumah sakit, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang
dapat digunakan oleh rumah sakit mengenai perhitungan menentukan tarif rawat inap
BAB I Pendahuluan 7
Bagi penulis, penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan
dan pengetahuan mengenai perhitungan tarif rawat inap dengan metode Activity
Based Costing.
Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan
57
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di RSUP Dr.
Hasan Sadikin, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode konvensional.
Pada metode akuntansi biaya tradisional biaya overhead pada masing-masing
produk hanya dibebankan pada satu cost driver saja yaitu jumlah hari rawat inap
pasien. Hal ini mengakibatkan cenderung terjadi distorsi pada pembebanan biaya
overhead.
2. Perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode ABC.
Pada metode ABC ada beberapa cost driver yang digunakan. Selain jumlah hari
rawat inap maka terdapat juga jumlah pasien dan luas lantai per kelas rawat inap.
Apabila dibandingkan dengan metode konvensional maka metode ABC
memberikan laba yang lebih besar pada tarif rawat inap untuk Kelas I.
Sedangkan untuk kelas II dan kelas III laba yang didapat lebih kecil
dibandingkan dengan laba yang didapat dari metode konvensional. Perbedaan
yang terjadi antara menggunakan metode kovensional dan metode ABC,
disebabkan karena pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk.
Pada metode ABC, biaya overhead pada masing- masing produk dibebankan
pada banyak cost driver. Sehingga dalam metode ABC, telah mampu
BAB V Simpulan dan Saran 58
konsumsi masing- masing aktivitas sehingga perhitungannya lebih akurat.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka saran yang
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan adalah
sebaiknya RSUP Dr. Hasan Sadikin menggunakan metode ABC dalam perhitungan
tarif rawat inap supaya perhitungannya menjadi lebih akurat menghindari terjadinya
distorsi seperti yang terjadi dalam perhitungan metode konvensional. Selain itu jika
dilihat dari laba yang didapatkan jika menggunakan metode ABC, maka metode
ABC secara keseluruhan memberikan laba yang lebih besar.
5.3 Keterbatasan penelitian
Dalam penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu keterbatasan waktu. Karena
keterbatasan waktu maka penulis hanya dapat meneliti beberapa sampel dari kamar
rawat inap. Selain itu pihak rumah sakit juga tidak membebankan biaya depresiasi
sehingga hal itu tidak dimasukkan dalam perhitungan dalam menentukan tarif rumah
sakit. Sedangkan ketika menggunakan metode ABC biaya tersebut seharusnya
diperhitungkan. Keterbatasan lainnya yaitu pada biaya listrik dan air karena
merupakan biaya pemakaian bersama maka susah untuk dialokasikan pada setiap
kamar. Penulis tidak memperoleh data mengenai pemakian KWH listrik pada setiap
tipe kamar sehingga penulis menggunakan luas lantai sebagai cost driver dari
58
DAFTAR PUSTAKA
Blocher, Edward J., Kung H. Chen., and Thomas W. Lin . 2000 . Cost Management a Strategic Emphasis diterjemahan oleh Susty Ambarriani. Jakarta: Salemba Empat
Blocher, Edward J. David E. Stout. Gary Cokins. Thomas W Lin. 2011. Manajemen Biaya (Penekanan Strategis). Diterjemahkan oleh:Tim Penerjemah Penerbit Salemba. Jakarta:Salemba Empat
Budiman, Riadi.2012. Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam Menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ), diakses dari Jurnal ELKHA, Vol 4, No 2, Oktober 2012, pada tanggal 15 Oktober 2013
Carter, Wiliam K dan Milton F. Usry. 2006. Akuntansi Biaya. Edisi Ketigabelas. Jakarta: Salemba Empat
Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 14. Diterjemahkan oleh:Krista. Jakarta:Salemba Empat
Garrison, Ray H., and Eric W. Noreen. 2000. Managerial Accounting. Diterjemahan Totok Budi Santoso. Jakarta: Salemba Empat
Garrison, Noreen, Brewer.2006. Managerial Accounting. Edisi 11.Jakarta:Salemba Empat
Garisson, Ray H. Eric W Noreen. Peter C. Brewer. 2008. Akuntansi Manajerial. Edisi11. Diterjemahkan oleh:Nuri Hinduan. Jakarta: Salemba Empat
Hansen, Mowen. 2000. Manajemen Biaya:Akuntansi dan Pengendalian. Edisi Pertama. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Hansen, Don R. Maryanne M Mowen. 2004. Management Accounting. Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat
Hansen, Don R. Maryanne M Mowen. 2006. Akuntansi Manajemen. Edisi 7. Diterjemahkan oleh:Dewi Fitriasari dan Deny Amos Kwary. Jakarta: Salemba Empat
Hansen, Don R. Maryanne M Mowen. 2012 Management Accounting, 7th. Diterjemahkan oleh Tim Penerjemah Penerbit Salemba. Akuntansi Manajemen, Edisi 8. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat
60
Horngren, C. T., George Foster, dan Srikant M. Datar. 2006. Akuntansi Biaya,
Penekanan Manjerial. Diterjemahkan oleh:Penerbit
Erlangga.Jakarta:Erlangga
Marismiati.2011.Penerapan Metode Activity-Based Costing System dalam Menentukan Harga, diakses dari http://news.palcomtech.com/wp-content/uploads/2012/01/MARISMIATI-JE01012011.pdf pada tanggal 15 Oktober 2013
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat
Mulyadi. 2003. Activity Based Cost System: Sistem Informasi Biaya untuk Pengurangan Biaya, Edisi 6. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Mulyadi. 2010. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakrta:UPP STIM YKPN
Rizal Andriansyah, Siti Ragil Handayani, dan Devi Farah Azizah. 2013. Penerapan Metode Activity Based Costing dalam Penetapan Tarif Rawat Inap pada Rumah Sakit di Rumah Sakit Islam Gondanglegi Malang, diakses dari http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/downloa d/171/247 pada tanggal 15 Oktober 2013
Septianingtyas, Putri Trisyana. 2010. Analisis Studi Komparatif tentang Penerapan Traditional Costing Concept dengan Activity based Costing, diakses dari http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3455/1/PUTR%20 TRISYANA%20SEPTININGTYAS-FEB.pdf pada tanggal 15 Oktober 2013
Siswanto dan Sinuraya. 2010. Perbandingan Penerapan Sistem Activity Based Costing dan Job Order Costing sebagai Alternatif dalam Penentuan Kos Barang Terjual yang Lebih Akurat dalam Industri Jasa, diakses dari http://repository.maranatha.edu/ pada tanggal 15 Oktober 2013
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung:Alfabeta
Supriyono. 2000. Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok. Yogyakarta: BPFE
Supriyono, R.A. 2001. Akuntansi Manajemen 3: Proses Pengendalian Manajemen. Yogyakarta: BPFE
Supriyono. 2002. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk Teknologi Maju dan Globalisasi. Yogyakarta:BPFE 96