ABSTRACT
Company value is one of determining factors for the investors and the company itself in measuring the condition of a company. The higher the value of the company, means the healthier the company and safe to invest. Regards on that, this research tried to identify the variables that affect the value of the company. The variables in used are capital structure through debt and equity ratio and financial performance include ROA. Samples were taken by using purposive sampling. Sample in used are companies which listed on LQ 45 for period February 2011 until July 2011 with complete financial statement from 2009 – 2011. Path analysis data regression model used in this research as a model of data analysis. The results showed the capital structure has negative impact on ROA and firm value. ROA has positive effect on firm value. Negatif effects of capital structure on firm value will be decrease when using ROA as an intervening variable.
ABSTRAK
Nilai perusahaan merupakan salah satu faktor penentu bagi investor maupun perusahaan sendiri dalam mengukur kondisi suatu perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan, mengkondisikan perusahaan yang semakin sehat dan aman dalam melakukan investasi. Berkenaan dengan hal tersebut, maka penelitian ini mencoba untuk mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan tersebut. Adapun variabel yang digunakan meliputi struktur modal melalui perbandingan hutang dan modal, serta kinerja keuangan yang meliputi ROA. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 periode Februari 2011 s/d Juli 2011 dengan memiliki laporan keuangan lengkap selama periode 2009 – 2011. Model regresi data path analysis digunakan dalam penelitian ini sebagai model analisis data. Hasil penelitian menunjukkan struktur modal memiliki pengaruh negatif terhadap ROA dan nilai perusahaan. ROA memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Pengaruh negatif struktur modal terhadap nilai perusahaan akan lebih kecil apabila menggunakan ROA sebagai variabel intervening.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ...ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... iv
1.2 Identifikasi Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II ... 9
2.3 Rerangka Pemikiran ... 17
3.3 Definisi Operasional Variabel ... 24
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 25
3.5 Uji Data ... 26
3.5.1 Uji Normalitas ... 26
3.5.2 Uji Multikolinieritas ... 27
3.5.3 Uji Otokorelasi ... 27
3.5.4 Uji Heteroskedastisitas ... 27
3.5.5 Uji Outliers ... 28
3.6 Metode Analisis Data ... 28
Bab IV ... 30
Hasil Penelitian dan Pembahasan... 30
4.1 Data Laporan Keuangan Struktur Modal ... 30
4.2 Data Laporan Keuangan ROA ... 34
4.3 Data Laporan Keuangan Nilai Perusahaan ... 38
4.4 Hasil Pengujian ... 43
4.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 43
4.4.1.1 Uji Normalitas ... 43
4.4.1.2 Uji Outliers... 44
4.4.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 50
4.4.1.4 Uji Multikolinieritas ... 50
4.4.1.5 Uji Autokorelasi ... 51
4.6 Analisis Jalur (Path analysis)... 52
4.7 Pembahasan ... 54
BAB V ... 57
KESIMPULAN DAN SARAN ... 57
5.1 Kesimpulan ... 57
5.2 Saran ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 59
LAMPIRAN ... 61
DAFTAR TABEL
Table 1 Tabel Data Indeks LQ 45 Selama Periode 1997.1 s/d 2007.1 ... 4
Table 2 Tabel Laporan Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan Daerah ... 7
Table 3 Tabel Kelengkapan Data LQ 45... 22
Table 4 Tabel DOV ... 24
Table 5 Tabel laporan keuangan struktur modal (dalam jutaan rupiah) ... 30
Table 6 Laporan Keuangan ROA ... 34
Table 7 Tabel Laporan Keuangan Nilai Perusahaan ... 38
Table 8 Tabel data terkena outliers ... 44
Table 9 Data Terbebas Outliers... 45
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A DAFTAR SAHAM YANG MASUK DALAM INDEKS LQ-45
PERIODE FEBRUARI 2011 S/D JULI 2011 61
LAMPIRAN B OUTPUT NORMALITAS 63
LAMPIRAN C OUTPUT MULTIKOLINEARITAS 64
LAMPIRAN D OUTPUT HETEROKEDASTISITAS 65
LAMPIRAN E OUTPUT AUTOKORELASI 66
LAMPIRAN F OUTPUT PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN KINERJA
KEUANGAN TERHADAP NILAI PERSAHAAN 67
LAMPIRAN G OUTPUT PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan, ada
pendapat bahwa untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, maka sektor riel harus
digerakkan, meskipun masih banyak hambatan yang dialami oleh perusahaan, salah
satunya yang paling penting adalah pendanaan. Dunia usaha mengalami kemunduran
yang diakibatkan oleh banyaknya lembaga-lembaga keuangan yang mengalami kesulitan
keuangan sebagai akibat dari adanya kemacetan kredit pada dunia usaha tanpa
memperhitungkan batas maksimum pemberian kredit dimasa lalu oleh perbankan dan
masalah kelayakan kredit yang disetujui. Upaya mengantisipasi kondisi tersebut, maka
manajer keuangan perusahaan harus berhati-hati dalam menetapkan struktur modal
perusahaan, dengan adanya perencanaan yang matang dalam menentukan struktur modal
diharapkan perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dan lebih unggul dalam
menghadapi persaingan bisnis.
Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal
yang menjadi tujuan pendirian suatu perusahaan. Tujuan perusahaan yang pertama
adalah untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Tujuan
perusahaan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para
pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai
perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut
sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin
dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
(Harjito & Martono, 2005). Nilai perusahaan dapat mencerminkan nilai aset yang
dimiliki perusahaan seperti surat-surat berharga. Saham merupakan salah satu surat
dipengaruhi oleh kondisi emiten. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham
adalah kemampuan perusahaan membayar dividen. (Harjito & Martono, 2005).
Penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan
telah dilakukan. Penelitian menemukan bahwa struktur risiko keuangan dan perataan
laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Suratna & Pratana, 2004 ) (Maryatini,
2006). Invesment opportunity set dan leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Andri & Hanung, 2007). Penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan dalam hal ini
return on aset (ROA) terhadap nilai perusahaan menunjukkan hasil yang tidak konsisten.
Modigliani dan Miller dalam Ulupui (2007) menyatakan bahwa nilai perusahaan
ditentukan oleh earnings power dari aset perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power semakin efisien perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan. Hal ini berdampak pada peningkatan nilai
perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2007) menemukan hasil bahwa
ROA berpengaruh positif signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Oleh karena itu, ROA merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Makaryawati (2002), Carlson dan Bathala (1997) dalam Suranta dan
Pratana (2004) juga menemukan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Namun, hasil yang berbeda diperoleh oleh Suranta dan Pratana (2004) serta
Kaaro (2002) dalam Suranta dan Pratana (2004) dalam penelitiannya menemukan bahwa
ROA justru berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan adanya
faktor lain yang turut mempengaruhi hubungan ROA dengan nilai perusahaan.
Teori struktur modal menjelaskan pengaruh struktur modal terhadap nilai
perusahaan. Nilai perusahaan dapat diartikan sebagai ekspektasi nilai investasi
pemegang saham (harga pasar ekuitas) dan ekspektasi nilai total perusahaan (harga pasar
ekuitas ditambah dengan nilai pasar hutang, atau ekspektasi harga pasar aktiva (Sugihen,
Pada umumnya, perusahaan yang tumbuh dengan cepat memperoleh hasil positif
dalam artian pemantapan posisi di peta persaingan, menikmati penjualan yang
meningkat secara signifikan dan diiringi oleh adanya peningkatan pangsa pasar.
Perusahaan yang tumbuh cepat juga menikmati keuntungan dari citra positif yang
diperoleh, akan tetapi perusahaan harus ekstra hati-hati, karena kesuksesan yang
diperoleh menyebabkan perusahaan menjadi rentan terhadap adanya isu negatif.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian penting karena dapat menjadi sumber berita
negatif yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan,
mengembangkan dan membangun kecocokan kualitas dan pelayanan dengan harapan
konsumen. Pertumbuhan cepat juga memaksa sumber daya manusia yang dimiliki untuk
secara optimal memberikan kontribusinya. Agar pertumbuhan cepat tidak memiliki arti
pertumbuhan biaya yang kurang terkendali, maka dalam mengelola pertumbuhan,
perusahaan harus memiliki pengendalian operasi dengan penekanan pada pengendalian
biaya (Susanto, 1997).
Penelitian tentang struktur modal yang mempengaruhi nilai perusahaan telah
banyak dilakukan di Indonesia. Beberapa peneliti tersebut adalah Sugihen (2003)
menemukan bukti bahwa struktur modal berpengaruh tidak langsung negatif terhadap
nilai perusahaan. Berdasarkan pada fakta empiris dalam penelitiannya menjelaskan
bahwa pada masa krisis, para pelaku pasar memahami bahwa peningkatan hutang
disebabkan oleh faktor eksternal (kurs valuta asing dan suku bunga) yang tidak dapat
dikontrol oleh perusahaan. Para pelaku pasar yakin bahwa apabila pengaruh eksternal ini
kembali normal, maka perusahaan akan kembali membaik, dan nilai pasar ekuitas
ditentukan oleh permintaan dan penawaran.
Hasil “Outlook Perekonomian Indonesia Tahun 2008 – 2012” yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia terus mengalami
peningkatan dari tahun 2008 hingga tahun 2012. LQ 45 merupakan salah satu salah satu
indeks yang cukup menentukan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Keputusan investor
fluktuasinya pertumbuhan LQ 45. Perusahaan-perusahaan yang termasuk kedalam
LQ-45 merupakan perusahaan-perusahaan yang telah memenuhi kriteria saham LQ-LQ-45,
salah satunya adalah perusahaan tersebut memiliki nilai transaksi yang tinggi di bursa
efek. Perusahaan yang termasuk dalam kelompok LQ-45 merupakan perusahaan yang
banyak diburu oleh investor pasar modal. Seorang investor tentu mengharapkan tingkat
pengembalian atau tingkat keuntungan yang besar, untuk itu investor melakukan analisis
terlebih dahulu terhadap perusahaan-perusahaan yang dianggap memiliki peluang besar
dalam memberikan return laba yang tinggi. Perusahaan-perusahaan yang tercatat dalam
LQ-45 merupakan perusahaan-perusahaan yang dianggap memiliki return laba tinggi
karena memiliki kinerja perusahaan yang baik. Kinerja perusahaan pada LQ-45 dapat
dilihat pada kemampuan perusahaan dalam mengelola hutang perusahaan, pengelolaan
dalam perputaran aset perusahaan, hingga kemampuan memperoleh laba perusahaan.
Perusahaan yang mampu mengelola hutang perusahaan, belum tentu mampu
mengelola aset perusahaan dengan baik dan mampu memperoleh laba yang tinggi.
Demikian juga dengan perusahaan yang memiliki perputaran aset yang baik, belum tentu
memiliki laba yang tinggi. Namun pengelolaan hutang yang baik dengan kinerja
perusahaan yang baik, dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memperoleh
laba.
Sebagai gambaran berikut ini dapat dilihat harga indeks LQ-45 setiap kuartal di
setiap tahunnya pada periode 1997.1 – 2007.1
Table 1 Data Indeks LQ 45 Selama Periode 1997.1 s/d 2007.1
Tahun Nilai Indeks LQ-45 Pertumbuhan Indeks LQ-45 (%)
Tabel Data Indeks LQ 45 Selama Periode 1997.1 s/d 2007.1 (lanjutan)
Tahun Nilai Indeks LQ-45 Pertumbuhan Indeks LQ-45 (%)
Tabel Data Indeks LQ 45 Selama Periode 1997.1 s/d 2007.1 (lanjutan)
Tahun Nilai Indeks LQ-45 Pertumbuhan Indeks LQ-45 (%)
2005.1 233.85 8.78
2 276.34 18.17
3 235.81 -14.67
4 254.34 7.86
2006.1 292.57 15.03
2 289.73 -0.97
3 336.46 16.13
4 393.13 16.84
2007.1 390.92 -0.56
Jumlah 6476.15 -686.16
Rata-Rata 157.95 -16.74
Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Bank Indonesia
Dari tabel indeks LQ-45 di atas selama periode penelitian indeks LQ-45
mengalami fluktuasi dari kuartal 1/1997 sampai dengan kuartal 1/2007 dan dapat dilihat
bahwa pertumbuhan indeks 45 selama periode penelitian secara umum indeks
LQ-45 mengalami rata-rata pertumbuhan yang negatif yaitu sebesar 16.74 persen. Hal ini
bertolak belakang dengan pernyataan Bank Indonesia yang menyatakan bahwa dari
periode 2008 sampai dengan 2012 perekonomian Indonesia akan terus mengalami
peningkatan.
Selain melihat pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui indeks LQ 45,
dapat juga dilihat pertumbuhan perekonomian Indonesia berdasarkan daerah yang dapat
Table 2 Laporan Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan Daerah
Kawasan Pertumbuhan Ekonomi (%)
Rata-rata 2002 – 2010 2011
Sumatera 4.5 5.9
Sumatera Bagian Utara 4.1 6.3
Sumatera Bagian Tengah 4.6 5.4
Sumatera Bagian Selatan 5.0 6.3
Jawa 5.3 6.5
Jawa Bagian Barat 5.2 6.3
Jawa Bagian Tengah 5.1 5.9
Jawa Bagian Timur 5.5 7.1
Jakarta 5.7 6.7
Kawasan Timur Indonesia 4.3 5.0
Bali Nusa Tenggara 4.8 3.5
Kalimantan 3.7 3.8
Sulawesi Maluku Papua 5.0 7.2
Sumber : BPS, diolah
Untuk mendukung penelitian, maka digunakan metode Tobin’s q sebagai metode
untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Tobin’s q
sebagai salah satu indikator pengukur variabel kinerja perusahaan dari perspektif
investasi telah diuji di berbagai situasi manajemen puncak (Wolfe, and Sauaia, 2003)
dan Tobin’s q telah dibandingkan dengan Altman Z-score sebagai indikator lain yang layak untuk dijadikan sebagai indikator pengukur ekonomi perusahaan. Tobin’s q juga digunakan oleh Klapper dan Love (2002) yang menemukan adanya hubungan positif
antara corporate governance dengan kinerja perusahaan.
kinerja perusahaan, baik secara bersama-sama maupun dengan kinerja keuangan sebagai intervening.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka muncul pertanyaan yang menjadi
masalah dalam penelitian ini, yaitu:
1. Apakah terdapat pengaruh struktur modal dan kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan secara langsung?
2. Apakah terdapat pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan?
3. Apakah terdapat pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan dengan
kinerja keuangan sebagai variabel intervening?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Menguji pengaruh struktur modal dan kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan secara langsung.
2. Menguji pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan.
3. Menguji pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan dengan kinerja
keuangan sebagai variabel intervening.
1.4Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat bagi:
a) Perusahaan
Dapat dimanfaatkan dalam hal pengambilan keputusan perusahaan untuk
memilih sumber konsentrasi hutangnya, terutama dalam pengelolaan dananya
untuk mencapai nilai perusahaan yang maksimal dengan memperhatikan
struktur modal dan kinerja keuangan perusahaan.
b) Akademisi
Sebagai penambah kepustakaan mengenai keputusan pengelolaan dana dan aset
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa struktur modal memiliki
pengaruh langsung secara negatif terhadap nilai perusahaan, sedangkan kinerja
keuangan tidak memiliki pengaruh langsung terhadap nilai perusahaan. Struktur modal
memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja keuangan yang terdiri dari ROA, dan
struktur modal memiliki pengaruh negatif yang lebih kecil terhadap nilai perusahaan
apabila dimediasi oleh kinerja keuangan. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang
telah dilakukan dimana nilai P value lebih besar dari 5%.
Dengan kata lain, struktur modal yang kecil akan meningkatkan ROA dan nilai
perusahaan. ROA yang meningkat tidak terlalu mempengaruhi nilai perusahaan.
Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memiliki nilai perusahaan tinggi. Maka
perusahaan harus mengutamakan dalam memperhatikan kondisi struktur modal agar
memperoleh laba tinggi dan menarik minat investor untuk berinvestasi.
5.2 Saran
Bagi pihak perusahaan:
1. Bagi perusahaan yang tercatat pada LQ 45, lebih baik memfokuskan pada
pengelolaan ROA karena ROA memiliki pengaruh positif terhadap nilai
perusahaan, dibandingkan struktur modal perusahaan yang memiliki pengaruh
negatif bagi perusahaan.
2. Perusahaan lebih baik mulai memperbaiki struktur modal perusahaan karena
memiliki risiko yang cukup tinggi meskipun saat ini perusahaan mampu
Bagi pihak investor:
1. Perusahaan yang tercatat dalam LQ 45 belum tentu aman dan memiliki kondisi
yang baik. hal ini dapat dilihat dari nilai perusahaan yang masih berkisar antar 0
hingga 1. Ada baiknya setiap investor perhatikan dulu kondisi struktur modal dan
ROA perusahaan sebelum melakukan investasi.
2. Laba perusahaan yang tinggi, belum tentu menunjukkan bahwa perusahaan
tersebut aman, struktur modal sangatlah penting untuk diperhatikan apabila
investor berencana untuk melakukan investasi pada suatu perusahaan untuk
jangka waktu yang panjang.
Bagi akademisi:
Dalam penelitian selanjutnya, diharapkan peneliti dapat memperbaiki dari
penelitian yang telah dilakukan, yaitu :
Rentang waktu untuk sampel penelitian yang lebih panjang. Data yang diambil
DAFTAR PUSTAKA
(2012, Oktober 16). Diambil kembali dari www.idx.co.id
Chandra, T. (2007). Pengaruh Struktur Modal Terhadap Produktivitas Aktiva, Kinerja
Keuangan dan Nilai Perusahaan. Arthavidya.
Christiawan, Y. J., & Tarigan, J. (2007). Kepemilikan Manajeral: Kebijakan Hutang,
Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 9.
Fachrudin, K. A. (2011). Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan
Agency Cost Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.
13.
Firnanti, F. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 13.
Jogiyanto, H. (2007). Metode Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan
Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE.
Pratheepkanth, P. (2011). Capital Structure And Financial Performance: Evidence From
Selected Business Companies In Colombo Stock Exhange Srilanka.
Pujiati, D. (2009). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan:
Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Ekonomi Bisnis & Akuntansi
Ventura.
Riduwan, & Kuncoro. (2011). Cara Menggunakan dan Memakai Path analysis (Analisis
Jalur). Alfabeta.
Safrida, E. (2008). Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap
Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Medan
(tidak dipublikasikan): Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Safrida, E. (2008). Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap
Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Medan:
Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Sudiyanto, B., & Puspitasari, E. (2010). TOBIN’S Q DAN ALTMAN Z-SCORE SEBAGAI INDIKATOR PENGUKURAN KINERJA.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabet.
Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi.
Suliyanto, D. (2011). Ekonometrika Terapan - Teori dan Aplikasi dengan SPSS.
Yogyakarta: Andi.
Susanti, R. (2010). Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nilai
Perusahaan. Semarang: Skripsi, Program Sarjana Universitas Diponegoro. (tidak
dipublikasikan)
Yogantara, I. M. (2010). Hubungan Struktur Modal dan Kinerja Keuangan. Manajemen
& Bisnis, Vol. 9.
Yuniasih, N. W., & Wirakusuma, M. G. (t.thn.). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan