• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indoensia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indoensia."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

Company value is one of determining factors for the investors and the company itself in measuring the condition of a company. The higher the value of the company, means the healthier the company and safe to invest. Regards on that, this research tried to identify the variables that affect the value of the company. The variables in used are capital structure through debt and equity ratio and financial performance include ROA. Samples were taken by using purposive sampling. Sample in used are companies which listed on LQ 45 for period February 2011 until July 2011 with complete financial statement from 2009 – 2011. Path analysis data regression model used in this research as a model of data analysis. The results showed the capital structure has negative impact on ROA and firm value. ROA has positive effect on firm value. Negatif effects of capital structure on firm value will be decrease when using ROA as an intervening variable.

(2)

ABSTRAK

Nilai perusahaan merupakan salah satu faktor penentu bagi investor maupun perusahaan sendiri dalam mengukur kondisi suatu perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan, mengkondisikan perusahaan yang semakin sehat dan aman dalam melakukan investasi. Berkenaan dengan hal tersebut, maka penelitian ini mencoba untuk mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan tersebut. Adapun variabel yang digunakan meliputi struktur modal melalui perbandingan hutang dan modal, serta kinerja keuangan yang meliputi ROA. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar dalam LQ 45 periode Februari 2011 s/d Juli 2011 dengan memiliki laporan keuangan lengkap selama periode 2009 – 2011. Model regresi data path analysis digunakan dalam penelitian ini sebagai model analisis data. Hasil penelitian menunjukkan struktur modal memiliki pengaruh negatif terhadap ROA dan nilai perusahaan. ROA memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Pengaruh negatif struktur modal terhadap nilai perusahaan akan lebih kecil apabila menggunakan ROA sebagai variabel intervening.

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ...ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... iv

1.2 Identifikasi Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II ... 9

(4)

2.3 Rerangka Pemikiran ... 17

3.3 Definisi Operasional Variabel ... 24

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.5 Uji Data ... 26

3.5.1 Uji Normalitas ... 26

3.5.2 Uji Multikolinieritas ... 27

3.5.3 Uji Otokorelasi ... 27

3.5.4 Uji Heteroskedastisitas ... 27

3.5.5 Uji Outliers ... 28

3.6 Metode Analisis Data ... 28

Bab IV ... 30

Hasil Penelitian dan Pembahasan... 30

4.1 Data Laporan Keuangan Struktur Modal ... 30

4.2 Data Laporan Keuangan ROA ... 34

4.3 Data Laporan Keuangan Nilai Perusahaan ... 38

4.4 Hasil Pengujian ... 43

4.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 43

4.4.1.1 Uji Normalitas ... 43

4.4.1.2 Uji Outliers... 44

4.4.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 50

4.4.1.4 Uji Multikolinieritas ... 50

4.4.1.5 Uji Autokorelasi ... 51

(5)

4.6 Analisis Jalur (Path analysis)... 52

4.7 Pembahasan ... 54

BAB V ... 57

KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

5.1 Kesimpulan ... 57

5.2 Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59

LAMPIRAN ... 61

(6)

DAFTAR TABEL

Table 1 Tabel Data Indeks LQ 45 Selama Periode 1997.1 s/d 2007.1 ... 4

Table 2 Tabel Laporan Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan Daerah ... 7

Table 3 Tabel Kelengkapan Data LQ 45... 22

Table 4 Tabel DOV ... 24

Table 5 Tabel laporan keuangan struktur modal (dalam jutaan rupiah) ... 30

Table 6 Laporan Keuangan ROA ... 34

Table 7 Tabel Laporan Keuangan Nilai Perusahaan ... 38

Table 8 Tabel data terkena outliers ... 44

Table 9 Data Terbebas Outliers... 45

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A DAFTAR SAHAM YANG MASUK DALAM INDEKS LQ-45

PERIODE FEBRUARI 2011 S/D JULI 2011 61

LAMPIRAN B OUTPUT NORMALITAS 63

LAMPIRAN C OUTPUT MULTIKOLINEARITAS 64

LAMPIRAN D OUTPUT HETEROKEDASTISITAS 65

LAMPIRAN E OUTPUT AUTOKORELASI 66

LAMPIRAN F OUTPUT PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN KINERJA

KEUANGAN TERHADAP NILAI PERSAHAAN 67

LAMPIRAN G OUTPUT PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP KINERJA

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan, ada

pendapat bahwa untuk merangsang pertumbuhan ekonomi, maka sektor riel harus

digerakkan, meskipun masih banyak hambatan yang dialami oleh perusahaan, salah

satunya yang paling penting adalah pendanaan. Dunia usaha mengalami kemunduran

yang diakibatkan oleh banyaknya lembaga-lembaga keuangan yang mengalami kesulitan

keuangan sebagai akibat dari adanya kemacetan kredit pada dunia usaha tanpa

memperhitungkan batas maksimum pemberian kredit dimasa lalu oleh perbankan dan

masalah kelayakan kredit yang disetujui. Upaya mengantisipasi kondisi tersebut, maka

manajer keuangan perusahaan harus berhati-hati dalam menetapkan struktur modal

perusahaan, dengan adanya perencanaan yang matang dalam menentukan struktur modal

diharapkan perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dan lebih unggul dalam

menghadapi persaingan bisnis.

Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal

yang menjadi tujuan pendirian suatu perusahaan. Tujuan perusahaan yang pertama

adalah untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Tujuan

perusahaan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para

pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai

perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut

sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin

dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

(Harjito & Martono, 2005). Nilai perusahaan dapat mencerminkan nilai aset yang

dimiliki perusahaan seperti surat-surat berharga. Saham merupakan salah satu surat

(9)

dipengaruhi oleh kondisi emiten. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham

adalah kemampuan perusahaan membayar dividen. (Harjito & Martono, 2005).

Penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan

telah dilakukan. Penelitian menemukan bahwa struktur risiko keuangan dan perataan

laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Suratna & Pratana, 2004 ) (Maryatini,

2006). Invesment opportunity set dan leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Andri & Hanung, 2007). Penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan dalam hal ini

return on aset (ROA) terhadap nilai perusahaan menunjukkan hasil yang tidak konsisten.

Modigliani dan Miller dalam Ulupui (2007) menyatakan bahwa nilai perusahaan

ditentukan oleh earnings power dari aset perusahaan. Hasil positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power semakin efisien perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan. Hal ini berdampak pada peningkatan nilai

perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2007) menemukan hasil bahwa

ROA berpengaruh positif signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Oleh karena itu, ROA merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap nilai

perusahaan. Makaryawati (2002), Carlson dan Bathala (1997) dalam Suranta dan

Pratana (2004) juga menemukan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan. Namun, hasil yang berbeda diperoleh oleh Suranta dan Pratana (2004) serta

Kaaro (2002) dalam Suranta dan Pratana (2004) dalam penelitiannya menemukan bahwa

ROA justru berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan adanya

faktor lain yang turut mempengaruhi hubungan ROA dengan nilai perusahaan.

Teori struktur modal menjelaskan pengaruh struktur modal terhadap nilai

perusahaan. Nilai perusahaan dapat diartikan sebagai ekspektasi nilai investasi

pemegang saham (harga pasar ekuitas) dan ekspektasi nilai total perusahaan (harga pasar

ekuitas ditambah dengan nilai pasar hutang, atau ekspektasi harga pasar aktiva (Sugihen,

(10)

Pada umumnya, perusahaan yang tumbuh dengan cepat memperoleh hasil positif

dalam artian pemantapan posisi di peta persaingan, menikmati penjualan yang

meningkat secara signifikan dan diiringi oleh adanya peningkatan pangsa pasar.

Perusahaan yang tumbuh cepat juga menikmati keuntungan dari citra positif yang

diperoleh, akan tetapi perusahaan harus ekstra hati-hati, karena kesuksesan yang

diperoleh menyebabkan perusahaan menjadi rentan terhadap adanya isu negatif.

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian penting karena dapat menjadi sumber berita

negatif yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan,

mengembangkan dan membangun kecocokan kualitas dan pelayanan dengan harapan

konsumen. Pertumbuhan cepat juga memaksa sumber daya manusia yang dimiliki untuk

secara optimal memberikan kontribusinya. Agar pertumbuhan cepat tidak memiliki arti

pertumbuhan biaya yang kurang terkendali, maka dalam mengelola pertumbuhan,

perusahaan harus memiliki pengendalian operasi dengan penekanan pada pengendalian

biaya (Susanto, 1997).

Penelitian tentang struktur modal yang mempengaruhi nilai perusahaan telah

banyak dilakukan di Indonesia. Beberapa peneliti tersebut adalah Sugihen (2003)

menemukan bukti bahwa struktur modal berpengaruh tidak langsung negatif terhadap

nilai perusahaan. Berdasarkan pada fakta empiris dalam penelitiannya menjelaskan

bahwa pada masa krisis, para pelaku pasar memahami bahwa peningkatan hutang

disebabkan oleh faktor eksternal (kurs valuta asing dan suku bunga) yang tidak dapat

dikontrol oleh perusahaan. Para pelaku pasar yakin bahwa apabila pengaruh eksternal ini

kembali normal, maka perusahaan akan kembali membaik, dan nilai pasar ekuitas

ditentukan oleh permintaan dan penawaran.

Hasil “Outlook Perekonomian Indonesia Tahun 2008 – 2012” yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia terus mengalami

peningkatan dari tahun 2008 hingga tahun 2012. LQ 45 merupakan salah satu salah satu

indeks yang cukup menentukan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Keputusan investor

(11)

fluktuasinya pertumbuhan LQ 45. Perusahaan-perusahaan yang termasuk kedalam

LQ-45 merupakan perusahaan-perusahaan yang telah memenuhi kriteria saham LQ-LQ-45,

salah satunya adalah perusahaan tersebut memiliki nilai transaksi yang tinggi di bursa

efek. Perusahaan yang termasuk dalam kelompok LQ-45 merupakan perusahaan yang

banyak diburu oleh investor pasar modal. Seorang investor tentu mengharapkan tingkat

pengembalian atau tingkat keuntungan yang besar, untuk itu investor melakukan analisis

terlebih dahulu terhadap perusahaan-perusahaan yang dianggap memiliki peluang besar

dalam memberikan return laba yang tinggi. Perusahaan-perusahaan yang tercatat dalam

LQ-45 merupakan perusahaan-perusahaan yang dianggap memiliki return laba tinggi

karena memiliki kinerja perusahaan yang baik. Kinerja perusahaan pada LQ-45 dapat

dilihat pada kemampuan perusahaan dalam mengelola hutang perusahaan, pengelolaan

dalam perputaran aset perusahaan, hingga kemampuan memperoleh laba perusahaan.

Perusahaan yang mampu mengelola hutang perusahaan, belum tentu mampu

mengelola aset perusahaan dengan baik dan mampu memperoleh laba yang tinggi.

Demikian juga dengan perusahaan yang memiliki perputaran aset yang baik, belum tentu

memiliki laba yang tinggi. Namun pengelolaan hutang yang baik dengan kinerja

perusahaan yang baik, dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memperoleh

laba.

Sebagai gambaran berikut ini dapat dilihat harga indeks LQ-45 setiap kuartal di

setiap tahunnya pada periode 1997.1 – 2007.1

Table 1 Data Indeks LQ 45 Selama Periode 1997.1 s/d 2007.1

Tahun Nilai Indeks LQ-45 Pertumbuhan Indeks LQ-45 (%)

(12)

Tabel Data Indeks LQ 45 Selama Periode 1997.1 s/d 2007.1 (lanjutan)

Tahun Nilai Indeks LQ-45 Pertumbuhan Indeks LQ-45 (%)

(13)

Tabel Data Indeks LQ 45 Selama Periode 1997.1 s/d 2007.1 (lanjutan)

Tahun Nilai Indeks LQ-45 Pertumbuhan Indeks LQ-45 (%)

2005.1 233.85 8.78

2 276.34 18.17

3 235.81 -14.67

4 254.34 7.86

2006.1 292.57 15.03

2 289.73 -0.97

3 336.46 16.13

4 393.13 16.84

2007.1 390.92 -0.56

Jumlah 6476.15 -686.16

Rata-Rata 157.95 -16.74

Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Bank Indonesia

Dari tabel indeks LQ-45 di atas selama periode penelitian indeks LQ-45

mengalami fluktuasi dari kuartal 1/1997 sampai dengan kuartal 1/2007 dan dapat dilihat

bahwa pertumbuhan indeks 45 selama periode penelitian secara umum indeks

LQ-45 mengalami rata-rata pertumbuhan yang negatif yaitu sebesar 16.74 persen. Hal ini

bertolak belakang dengan pernyataan Bank Indonesia yang menyatakan bahwa dari

periode 2008 sampai dengan 2012 perekonomian Indonesia akan terus mengalami

peningkatan.

Selain melihat pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui indeks LQ 45,

dapat juga dilihat pertumbuhan perekonomian Indonesia berdasarkan daerah yang dapat

(14)

Table 2 Laporan Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan Daerah

Kawasan Pertumbuhan Ekonomi (%)

Rata-rata 2002 – 2010 2011

Sumatera 4.5 5.9

Sumatera Bagian Utara 4.1 6.3

Sumatera Bagian Tengah 4.6 5.4

Sumatera Bagian Selatan 5.0 6.3

Jawa 5.3 6.5

Jawa Bagian Barat 5.2 6.3

Jawa Bagian Tengah 5.1 5.9

Jawa Bagian Timur 5.5 7.1

Jakarta 5.7 6.7

Kawasan Timur Indonesia 4.3 5.0

Bali Nusa Tenggara 4.8 3.5

Kalimantan 3.7 3.8

Sulawesi Maluku Papua 5.0 7.2

Sumber : BPS, diolah

Untuk mendukung penelitian, maka digunakan metode Tobin’s q sebagai metode

untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Tobin’s q

sebagai salah satu indikator pengukur variabel kinerja perusahaan dari perspektif

investasi telah diuji di berbagai situasi manajemen puncak (Wolfe, and Sauaia, 2003)

dan Tobin’s q telah dibandingkan dengan Altman Z-score sebagai indikator lain yang layak untuk dijadikan sebagai indikator pengukur ekonomi perusahaan. Tobin’s q juga digunakan oleh Klapper dan Love (2002) yang menemukan adanya hubungan positif

antara corporate governance dengan kinerja perusahaan.

(15)

kinerja perusahaan, baik secara bersama-sama maupun dengan kinerja keuangan sebagai intervening.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka muncul pertanyaan yang menjadi

masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Apakah terdapat pengaruh struktur modal dan kinerja keuangan terhadap nilai

perusahaan secara langsung?

2. Apakah terdapat pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan?

3. Apakah terdapat pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan dengan

kinerja keuangan sebagai variabel intervening?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Menguji pengaruh struktur modal dan kinerja keuangan terhadap nilai

perusahaan secara langsung.

2. Menguji pengaruh struktur modal terhadap kinerja keuangan.

3. Menguji pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan dengan kinerja

keuangan sebagai variabel intervening.

1.4Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan berguna dan bermanfaat bagi:

a) Perusahaan

Dapat dimanfaatkan dalam hal pengambilan keputusan perusahaan untuk

memilih sumber konsentrasi hutangnya, terutama dalam pengelolaan dananya

untuk mencapai nilai perusahaan yang maksimal dengan memperhatikan

struktur modal dan kinerja keuangan perusahaan.

b) Akademisi

Sebagai penambah kepustakaan mengenai keputusan pengelolaan dana dan aset

(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa struktur modal memiliki

pengaruh langsung secara negatif terhadap nilai perusahaan, sedangkan kinerja

keuangan tidak memiliki pengaruh langsung terhadap nilai perusahaan. Struktur modal

memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja keuangan yang terdiri dari ROA, dan

struktur modal memiliki pengaruh negatif yang lebih kecil terhadap nilai perusahaan

apabila dimediasi oleh kinerja keuangan. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang

telah dilakukan dimana nilai P value lebih besar dari 5%.

Dengan kata lain, struktur modal yang kecil akan meningkatkan ROA dan nilai

perusahaan. ROA yang meningkat tidak terlalu mempengaruhi nilai perusahaan.

Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memiliki nilai perusahaan tinggi. Maka

perusahaan harus mengutamakan dalam memperhatikan kondisi struktur modal agar

memperoleh laba tinggi dan menarik minat investor untuk berinvestasi.

5.2 Saran

Bagi pihak perusahaan:

1. Bagi perusahaan yang tercatat pada LQ 45, lebih baik memfokuskan pada

pengelolaan ROA karena ROA memiliki pengaruh positif terhadap nilai

perusahaan, dibandingkan struktur modal perusahaan yang memiliki pengaruh

negatif bagi perusahaan.

2. Perusahaan lebih baik mulai memperbaiki struktur modal perusahaan karena

memiliki risiko yang cukup tinggi meskipun saat ini perusahaan mampu

(17)

Bagi pihak investor:

1. Perusahaan yang tercatat dalam LQ 45 belum tentu aman dan memiliki kondisi

yang baik. hal ini dapat dilihat dari nilai perusahaan yang masih berkisar antar 0

hingga 1. Ada baiknya setiap investor perhatikan dulu kondisi struktur modal dan

ROA perusahaan sebelum melakukan investasi.

2. Laba perusahaan yang tinggi, belum tentu menunjukkan bahwa perusahaan

tersebut aman, struktur modal sangatlah penting untuk diperhatikan apabila

investor berencana untuk melakukan investasi pada suatu perusahaan untuk

jangka waktu yang panjang.

Bagi akademisi:

Dalam penelitian selanjutnya, diharapkan peneliti dapat memperbaiki dari

penelitian yang telah dilakukan, yaitu :

Rentang waktu untuk sampel penelitian yang lebih panjang. Data yang diambil

(18)

DAFTAR PUSTAKA

(2012, Oktober 16). Diambil kembali dari www.idx.co.id

Chandra, T. (2007). Pengaruh Struktur Modal Terhadap Produktivitas Aktiva, Kinerja

Keuangan dan Nilai Perusahaan. Arthavidya.

Christiawan, Y. J., & Tarigan, J. (2007). Kepemilikan Manajeral: Kebijakan Hutang,

Kinerja dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 9.

Fachrudin, K. A. (2011). Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan

Agency Cost Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.

13.

Firnanti, F. (2011). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan

Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 13.

Jogiyanto, H. (2007). Metode Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan

Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE.

Pratheepkanth, P. (2011). Capital Structure And Financial Performance: Evidence From

Selected Business Companies In Colombo Stock Exhange Srilanka.

Pujiati, D. (2009). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan:

Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Ekonomi Bisnis & Akuntansi

Ventura.

Riduwan, & Kuncoro. (2011). Cara Menggunakan dan Memakai Path analysis (Analisis

Jalur). Alfabeta.

Safrida, E. (2008). Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap

Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Medan

(tidak dipublikasikan): Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Safrida, E. (2008). Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap

Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Medan:

Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

(19)

Sudiyanto, B., & Puspitasari, E. (2010). TOBIN’S Q DAN ALTMAN Z-SCORE SEBAGAI INDIKATOR PENGUKURAN KINERJA.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabet.

Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Suliyanto, D. (2011). Ekonometrika Terapan - Teori dan Aplikasi dengan SPSS.

Yogyakarta: Andi.

Susanti, R. (2010). Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nilai

Perusahaan. Semarang: Skripsi, Program Sarjana Universitas Diponegoro. (tidak

dipublikasikan)

Yogantara, I. M. (2010). Hubungan Struktur Modal dan Kinerja Keuangan. Manajemen

& Bisnis, Vol. 9.

Yuniasih, N. W., & Wirakusuma, M. G. (t.thn.). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap

Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan

Gambar

Table 1  Data Indeks LQ 45 Selama Periode 1997.1 s/d 2007.1
Tabel Data Indeks LQ 45 Selama Periode 1997.1 s/d 2007.1 (lanjutan)
Tabel Data Indeks LQ 45 Selama Periode 1997.1 s/d 2007.1 (lanjutan)
Table 2 Laporan Pertumbuhan Ekonomi berdasarkan Daerah

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa bahwa kesalahan siswa adalah 1) proses memahami soal; 2) dalam melakukan operasi perkalian dan

Diperolehhasil penelitian bahwa siswa yang memiliki kemampuan pemahaman konsep kategori baik memiliki frekuensi terbanyak yaitu 12 siswa (43%).Persentase rata-rata kemunculan

If we wanted every tmux session to start in the same default folder, or automatically open a split window, we could bake that right in to our default configuration, simply by using

f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsi seksi pembinaan teknis gedung... KASI TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN GEDUNG 1.

Dengan menggunakan variabel yang sama, namun pengukurannya berbeda dengan penelitian sebelumnya yang diteliti oleh Gill et al (2010) dan hanya menggunakan

Penelitian ini bertujuan mengindentifikasi potensi ekonomi kreatif, menilai potensi ekonomi kreatif unggulan dan memetakan potensi ekonomi kreatif berbasis sistem

Hal ini berarti bahwa hipotesis ditolak yang artinya tidak ada perbedaan dalam menggunakan metode Problem Focused Coping pada subyek pria dan wanita dalam menghadapi pacaran

Departemen Public Relation (PR) Forum Silaturahmi Mahasiswa Muslim (FSMM) Fakultas Teknik Universitas Diponegoro akan mengadakan suatu kegiatan sosial dalam panti