• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekayasa dan Analisis Sepeda Motor Matic Untuk Penyandang Cacat Kaki Dalam Berkendaraan Dengan Nyaman dan Aman Ditinjau Dari Segi Ergonomi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Rekayasa dan Analisis Sepeda Motor Matic Untuk Penyandang Cacat Kaki Dalam Berkendaraan Dengan Nyaman dan Aman Ditinjau Dari Segi Ergonomi."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Dewasa ini motor bebek yang dimodifikasi menjadi suatu alat transportasi bagi penyandang cacat kaki sudah banyak dilakukan. Memodifikasi motor bebek untuk menjadi kendaraan yang sesuai bagi penyandang cacat memerlukan banyak perubahan dan tambahan pada komponen kendaraan. Perubahan yang harus dilakukan adalah merubah pengoperasian sistem transmisi dan rem dari kaki ke tangan. Penambahan yang dilakukan adalah menambahkan roda agar sepeda motor dapat berdiri dengan stabil. Berdasarkan survey dari bengkel motor, pekerjaan tersebut memiliki kesulitan. Perancangan ini bertujuan merekayasa motor matic dengan tujuan mengurangi kesulitan dalam modifikasi. Rekayasa dilakukan terhadap motor matic Honda Beat dengan alasan body motor yang lebih ramping, bahan bakar yang irit dan memiliki parking brake lost.

Data gerakan diambil dari hasil wawancara dengan pengendara motor bebek yang dimodifikasi sendiri, kemudian dianalisis menggunakan RULA (Rapid Upper Limb Assessment). Data yang dibutuhkan pada perancangan adalah spesifikasi motor Honda Beat, spesifikasi kursi roda standar, spesifikasi tongkat penopang dan anthropometry orang dewasa di Indonesia. Data anthropometry digunakan untuk merancang kursi motor, data yang digunakan meliputi tinggi pahu pada posisi duduk, lebar bahu, lebar panggul, jarak dari lipat lutut ke pantat, tinggi siku pada posisi duduk, dan lebar telapak tangan. Analisis RULA digunakan untuk merancang alat bantu pengendara ketika menggunakan kendaraan supaya tidak cepat lelah dan mengalami cidera otot bagian atas tubuh.

Kursi motor dirancang menyerupai kursi mobil agar pengguna dapat duduk dengan nyaman dan tidak merasa cepat lelah. Pada kursi motor juga dipasang 4 pegangan tangan agar pengguna dapat berpegangan saat beraktifitas. Sespan motor dirancang sebagai penyeimbang motor dan sebagai alat angkut kursi roda dan atau tongkat penopang. Penutup sespan berguna untuk menahan kursi roda dan sebagai bidang miring untuk menaikkan atau menurunkan kursi roda. Sespan diletakkan disebelah kiri motor. Pada sespan dipasang 2 kait pengunci untuk mengunci kursi roda dan tongkat penopang. Motor listrik untuk bergerak mundur dipasang pada ban sespan dan dapat dioperasikan dengan switch yang ada di stang motor sebelah kiri. Rel untuk box atau kursi penumpang dipasang pada bagian belakang kursi kemudi. Penggunaan box dan kursi penumpang saling menggantikan sesuai kebutuhan.

(2)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR ORISINALITAS ... iii

(3)

x Universitas Kristen Maranatha 2.5.2 Aplikasi ... 2-28 2.6 Perancangan ... 2-28 2.7 Analisis Design ... 2-30 2.8 Analisis Nilai ... 2-31

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian... 3-1 3.2 Keterangan Flow Chart ... 3-3

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

4.1 Data Spesifikasi Motor Honda Beat ... 4-1 4.3 Data Spesikasi Kursi Roda ... 4-3 4.4 Data Spesifikasi Tongkat Penopang... 4-5 4.5 Data Anthropometry ... 4-7 4.6 Data Pendukung Perancangan dari Bengkel ... 4-11 4.7 Data Bahan dan Harga ... 4-12

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

5.1 Analisis Pemilihan Ukuran untuk Perancangan Kursi Motor

Matic Honda Beat ... 5-1 5.1.1 Tinggi Sandaran Kursi ... 5-1 5.1.2 Lebar Sandaran Kursi ... 5-2 5.1.3 Lebar Alas Kursi ... 5-2 5.1.4 Panjang Alas Kursi ... 5-2 5.1.5 Tinggi Sandaran Tangan ... 5-3 5.1.6 Lebar Sandaran Tangan ... 5-4 5.2 RULA (Rapid Upper Limb Assesment)... 5-5

5.2.1 Analisis Gerakan Naik ke Motor (pindah dari kursi roda ke jok motor)... 5-6 5.2.2 Analisis Gerakan Turun dari Motor (pindah dari jok motor ke

(4)

xi Universitas Kristen Maranatha 5.2.6 Analisis Gerakan Menurunkan Kursi Roda dari Sespan ... 5-42 5.2.7 Analisis Gerakan Menarik Boks Penyimpanan Helm ... 5-48 5.3 Analisis Resiko Penggunaan Motor Matic Roda Tiga ... 5-71

BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS PERANCANGAN

6.1 Perancangan Dummy ... 6-1 6.2 Perancangan dan Analisis Kursi Motor... 6-5 6.2.1 Perancangan dan Analisis Sandaran Kursi ... 6-5 6.2.2 Perancangan dan Analisis Alas Kursi ... 6-9 6.3 Perancangan dan Analisis Sespan Motor ... 6-13 6.3.1 Dag Frame ( Rangka Bawah) ... 6-16 6.3.2 Main Frame (Rangka Tengah) ... 6-19 6.3.3 Penutup Alas Sespan ... 6-20 6.3.4 Sambungan Sespan ... 6-21 6.3.5 Penempatan Shockbreker ... 6-24 6.3.6 Penempatan Roda Sespan... 6-25 6.3.7 Sistem Mundur ... 6-25

6.3.8 Pengunci Kursi Roda dan Tongkat Penyangga ... 6-28

6.3.9 Pengunci Tutup Sespan ... 6-29 6.4 Tempat Penyimpanan Helm dan Tas Ransel ... 6-30 6.5 Analisis Perancangan Keseluruhan ... 6-32 6.5.1 Analisis Mekanisasi... 6-32 6.5.2 Analisis Penggunaan Handle ... 6-36 6.5.3 Analisis Teknik ... 6-39 6.5.4 Analisis Ekonomi ... 6-40 6.5.5 Analisis Nilai ... 6-40 6.5.6 Analisis Sensitivitas dan Fleksibilitas ... 6-43 6.5.7 Analisis Keselamatan Berkendara ... 6-44 6.5.8 Analisis Resiko Penggunaan Rancangan Motor Matic

(5)

xii Universitas Kristen Maranatha

BAB 7 KESIMPULAN

7.1 Kesimpulan ... 7-1 7.1.1 Aktifitas penyandang cacat kaki dalam menggunakan

sepeda motor bebek yang dimodifikasi ... 7-1

7.1.2 Perancangan Kursi Motor Ergonomis Bagi Penyandang

Cacat Kaki ... 7-2

7.1.3 Perancangan tempat penyimpanan kursi roda, tempat penyimpanan tongkat penopang, tempat penyimpanan

helm dan tempat penyimpanan tas ... 7-3

7.1.2 Rancangan Keseluruhan... 7-4 7.2 Saran ... 7-4

(6)

xiii Universitas Kristen Maranatha

4.1 Tabel Perbandingan Jarak dan Waktu Tempuh Honda Beat 4-2

4.2 Data Spesifikasi Motor Matic Honda Beat 4-3

4.3 Data Pengukuran Dimensi Kursi Roda Orang Dewasa

(ISO 7176) 4-5

4.4 Data Pendukung Perancangan ()Referensi dari Bengkel

Bagong) 4-13

4.5 Tabel Bahan Sespan 4-13

5.1 Data Anthropometri Dalam Perancangan Kursi Motor 5-1

5.2 Data Perancangan Kursi Motor 5-4

5.3 Posture Score in Table A (1) (Sebelum) 5-8

5.4 Muscle Use Score Group A (1) (Sebelum) 5-8

5.5 Force Scores A (1) (Sebelum) 5-9

5.6 Find Row in Table CA (1) (Sebelum) 5-10

5.7 Posture Score in Table B (1) (Sebelum) 5-11

5.8 Muscle Use Score Group B (1) (Sebelum) 5-11

5.9 Force/Load Score B (1) (Sebelum) 5-12

5.10 Find Column in Table CB (1) (Sebelum) 5-12

5.11 Final Scores (1) (Sebelum) 5-13

(7)

xiv Universitas Kristen Maranatha

5.13 Muscle Use Score Group A (2) (Sebelum) 5-15

5.14 Force Scores A (2) (Sebelum) 5-16

5.15 Find Row in Table CA (2) (Sebelum) 5-17

5.16 Posture Score in Table B (2) (Sebelum) 5-18

5.17 Muscle Use Score Group B (2) (Sebelum) 5-18

5.18 Force/Load Score B (2) (Sebelum) 5-19

5.19 Find Column in Table CB (2) (Sebelum) 5-19

5.20 Final Scores (2) (Sebelum) 5-20

5.21 Posture Score in Table A (3) (Sebelum) 5-22

5.22 Muscle Use Score Group A (3) (Sebelum) 5-22

5.23 Force Scores A (3) (Sebelum) 5-23

5.24 Find Row in Table CA (3) (Sebelum) 5-24

5.25 Posture Score in Table B (3) (Sebelum) 5-25

5.26 Muscle Use Score Group B (3) (Sebelum) 5-26

5.27 Force/Load Score B (3) (Sebelum) 5-26

5.28 Find Column in Table CB (3) (Sebelum) 5-26

5.29 Final Scores (3) (Sebelum) 5-27

5.30 Posture Score in Table A (4) (Sebelum) 5-29

5.31 Muscle Use Score Group A (4) (Sebelum) 5-29

5.32 Force Scores A (4) (Sebelum) 5-30

5.33 Find Row in Table CA (4) (Sebelum) 5-31

5.34 Posture Score in Table B (4) (Sebelum) 5-32

5.35 Muscle Use Score Group B (4) (Sebelum) 5-32

5.36 Force/Load Score B (4) (Sebelum) 5-33

5.37 Find Column in Table CB (4) (Sebelum) 5-33

5.38 Final Scores (4) (Sebelum) 5-34

5.39 Posture Score in Table A (5) (Sebelum) 5-36

5.40 Muscle Use Score Group A (5) (Sebelum) 5-37

5.41 Force Scores A (5) (Sebelum) 5-37

5.42 Find Row in Table CA (5) (Sebelum) 5-37

(8)

xv Universitas Kristen Maranatha

5.44 Muscle Use Score Group B (5) (Sebelum) 5-39

5.45 Force/Load Score B (5) (Sebelum) 5-39

5.46 Find Column in Table CB (5) (Sebelum) 5-40

5.47 Final Scores (5) (Sebelum) 5-40

5.48 Posture Score in Table A (6) (Sebelum) 5-42

5.49 Muscle Use Score Group A (6) (Sebelum) 5-43

5.50 Force Scores A (6) (Sebelum) 5-43

5.51 Find Row in Table CA (6) (Sebelum) 5-44

5.52 Posture Score in Table B (6) (Sebelum) 5-45

5.53 Muscle Use Score Group B (6) (Sebelum) 5-46

5.54 Force/Load Score B (6) (Sebelum) 5-46

5.55 Find Column in Table CB (6) (Sebelum) 5-46

5.56 Final Scores (6) (Sebelum) 5-47

5.57 Posture Score in Table A (7) (Sebelum) 5-49

5.58 Muscle Use Score Group A (7) (Sebelum) 5-49

5.59 Force Scores A (7) (Sebelum) 5-50

5.60 Find Row in Table CA (7) (Sebelum) 5-50

5.61 Posture Score in Table B (7) (Sebelum) 5-52

5.62 Muscle Use Score Group B (7) (Sebelum) 5-52

5.63 Force/Load Score B (7) (Sebelum) 5-52

5.64 Find Column in Table CB (7) (Sebelum) 5-53

5.65 Final Scores (7) (Sebelum) 5-53

5.66 Skor Resiko Penggunaan Motor Matic Roda Tiga 5-54

6.1 Data Antropometry Dummy 6-1

6.2 Kriteria Perancangan Kursi Roda dan Impelementasi pada

Perancangan 6-5

6.3 Data Ukuran Perancangan Sandaran Kursi Motor 6-6

6.4 Data Ukuran Perancangan Alas Kursi Motor 6-9

6.5 Tabel Pengukuran Keseimbangan 6-35

6.6 Perkiraan Harga 6-40

(9)

xvi Universitas Kristen Maranatha

6.8 Muscle Use Score Group A (5) (Sesudah) 6-52

6.9 Force Scores A (5) (Sesudah) 6-53

6.10 Find Row in Table CA (5) (Sesudah) 6-54

6.11 Posture Score in Table B (5) (Sesudah) 6-55

6.12 Muscle Use Score Group B (5) (Sesudah) 6-56

6.13 Force/Load Score B (5) (Sesudah) 6-56

6.14 Find Column in Table CB (5) (Sesudah) 6-56

6.15 Final Scores (5) (Sesudah) 6-57

6.16 Posture Score in Table A (6) (Sesudah) 6-59

6.17 Muscle Use Score Group A (6) (Sesudah) 6-59

6.18 Force Scores A (6) (Sesudah) 6-60

6.19 Find Row in Table CA (6) (Sesudah) 6-61

6.20 Posture Score in Table B (6) (Sesudah) 6-62

6.21 Muscle Use Score Group B (6) (Sesudah) 6-62

6.22 Force/Load Score B (6) (Sesudah) 6-63

6.23 Find Column in Table CB (6) (Sesudah) 6-63

6.24 Final Scores (6) (Sesudah) 6-64

(10)

xvii Universitas Kristen Maranatha

6.61 Hasil Final Score 6-92

(11)

xviii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Mobil dan Sepeda Motor Tahun 1906 2-16

2.2 Sepeda motor listrik beroda tiga tahun 1899 2-16

2.3 RULA Employee Assessment Worksheet 2-19

2.4 Upper Arm Posture Scores 2-20

2.5 Lower Arm Posture Scores 2-20

2.6 Wrist Posture Scores 2-21

2.7 Wrist Twist Posture Scores 2-21

2.8 Neck Posture Scores 2-24

2.9 Trunk Posture Scores 2-24

2.10 Leg Posture Score 2-25

3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian 3-1

3.2 Flow Chart Metodologi Penelitian (lanjutan) 3-2

4.1 Blueprint Motor Matic Honda Beat 4-4

4.2 Kursi Roda Standar ISO 7176-5 4-5

4.8 Antropometri Tubuh Manusia 4-9

4.9 Tinggi Bahun Pada Posisi Duduk 4-10

4.10 Lebar Bahu 4-10

4.11 Lebar Panggul 4-11

4.12 Tinggi Siku Pada Posisi Duduk 4-11

4.13 Jarak dari Lipat Lutut (popliteal) ke Pantat 4-12

5.1 Upper Arm Posture Scores (1) (Sebelum) 5-6

5.2 Lower Arm Posture Scores (1) (Sebelum) 5-7

(12)

xix Universitas Kristen Maranatha

5.4 Wrist Twist Posture Scores (1) (Sebelum) 5-7

5.5 Neck Posture Scores (1) (Sebelum) 5-10

5.6 Trunk Posture Scores (1) (Sebelum) 5-10

5.7 Leg Posture Score (1) (Sebelum) 5-11

5.8 Upper Arm Posture Scores (2) (Sebelum) 5-13

5.9 Lower Arm Posture Scores (2) (Sebelum) 5-14

5.10 Wrist Posture Scores (2) (Sebelum) 5-14

5.11 Wrist Twist Posture Scores (2) (Sebelum) 5-14

5.12 Neck Posture Scores (2) (Sebelum) 5-17

5.13 Trunk Posture Scores (2) (Sebelum) 5-17

5.14 Leg Posture Score (2) (Sebelum) 5-18

5.15 Upper Arm Posture Scores (3) (Sebelum) 5-20

5.16 Lower Arm Posture Scores (3) (Sebelum) 5-21

5.17 Wrist Posture Scores (3) (Sebelum) 5-21

5.18 Wrist Twist Posture Scores (3) (Sebelum) 5-21

5.19 Neck Posture Scores (3) (Sebelum) 5-24

5.20 Trunk Posture Scores (3) (Sebelum) 5-24

5.21 Leg Posture Score (3) (Sebelum) 5-25

5.22 Upper Arm Posture Scores (4) (Sebelum) 5-27

5.23 Lower Arm Posture Scores (4) (Sebelum) 5-28

5.24 Wrist Posture Scores (4) (Sebelum) 5-28

5.25 Wrist Twist Posture Scores (4) (Sebelum) 5-28

5.26 Neck Posture Scores (4) (Sebelum) 5-31

5.27 Trunk Posture Scores (4) (Sebelum) 5-31

5.28 Leg Posture Score (4) (Sebelum) 5-32

5.29 Upper Arm Posture Scores (5) (Sebelum) 5-34

5.30 Lower Arm Posture Scores (5) (Sebelum) 5-35

5.31 Wrist Posture Scores (5) (Sebelum) 5-35

5.32 Wrist Twist Posture Scores (5) (Sebelum) 5-35

5.33 Neck Posture Scores (5) (Sebelum) 5-37

(13)

xx Universitas Kristen Maranatha

5.35 Leg Posture Score (5) (Sebelum) 5-38

5.36 Upper Arm Posture Scores (6) (Sebelum) 5-41

5.37 Lower Arm Posture Scores (6) (Sebelum) 5-41

5.38 Wrist Posture Scores (6) (Sebelum) 5-41

5.39 Wrist Twist Posture Scores (6) (Sebelum) 5-42

5.40 Neck Posture Scores (6) (Sebelum) 5-44

5.41 Trunk Posture Scores (6) (Sebelum) 5-44

5.42 Leg Posture Score (6) (Sebelum) 5-45

5.43 Upper Arm Posture Scores (7) (Sebelum) 5-47

5.44 Lower Arm Posture Scores (7) (Sebelum) 5-48

5.45 Wrist Posture Scores (7) (Sebelum) 5-48

5.46 Wrist Twist Posture Scores (7) (Sebelum) 5-48

5.47 Neck Posture Scores (7) (Sebelum) 5-51

5.48 Trunk Posture Scores (7) (Sebelum) 5-51

5.49 Leg Posture Score (7) (Sebelum) 5-51

6.1 Dummy Antropometry Persentil 5% (no scale) 6-2

6.2 Dummy Antropometry Persentil 50% (no scale) 6-3

6.3 Dummy Antropometry Persentil 95% (no scale) 6-4

6.4 Rancangan Kursi Motor Tampak depan (no scale) 6-6

6.5 Bentuk Lekukan Berdasarkan Berat dan Tinggi Badan 6-7

6.6 Bentuk Lekukan Perancangan Berdasarkan Berat dan Tinggi

Badan 6-8

6.7 Rancangan Kursi Motor Tampak Atas (no scale) 6-9

6.8 Rancangan Kursi Motor Tampak Samping (no scale) 6-10

6.9 Contoh Bahan Kulit Sintesis 6-11

6.10 Mbcool Pelapis Jok Motor 6-12

6.11 Cara Pemasangan dan Perekat MBcool 6-13

6.12 Contoh Rangka Sespan Pada Motor Vespa 6-14

6.13 Contoh Sespan Sebagai Kursi Pada Motor Vespa 6-15

6.14 Rancangan Sespan Keseluruhan (no scale) 6-15

(14)

xxi Universitas Kristen Maranatha

6.16 Rel Box Bagian Atas dan Bawah (no scale) 6-18

6.17 Rel Box Saat Terpasang (no scale) 6-18

6.18 Posisi Normal Sespan (no scale) 6-19

6.19 Posisi Paling Belakang Sespan (no scale) 6-19

6.20 Contoh Pipa Galvanis 6-20

6.21 Rancangan Main Frame (no scale) 6-20

6.22 Contoh Plat Bordes 6-20

6.23 Rancangan Penutup Sespan (no scale) 6-21

6.24 Penempatan Sambungan 1 (no scale) 6-22

6.25 Penempatan Sambungan 2 (no scale) 6-23

6.26 Penempatan Sambungan 3 (no scale) 6-24

6.27 Penempatan Shockbreker (no scale) 6-25

6.28 Motor Listrik Betrix 6-26

6.29 Penempatan Kotak Baterai (no scale) 6-26

6.30 Tombol untuk Motor Listrik (no scale) 6-27

6.31 Baterai dan Charge Baterai 6-27

6.32 Pengunci Kursi Roda Keadaan Terbuka 6-28

6.33 Pengunci Kursi Roda Keadaan Tertutup 6-29

6.34 Sabuk Pengaman Kursi Pesawat 6-29

6.35 Pengait Tutup Sespan 6-30

6.36 Box Givi E35 6-30

6.37 Posisi Normal Box (no scale) 6-31

6.38 Posisi Paling Belakang Box (no scale) 6-31

6.39 Gambar untuk Perhitungan Center of Gravity 6-33

6.40 Posisi Center of Gravity 6-34

6.41 Analisa Handle(no scale) 6-36

6.42 Sistem Naik 6-38

6.43 Sistem Turun 6-39

6.44 Motor Bebek Roda Tiga 6-41

6.45 Rancangan Warna Kuning dan Merah (no scale) 6-42

(15)

xxii Universitas Kristen Maranatha

6.47 Jok Tambahan (no scale) 6-44

6.48 Parking Brake Lost 6-45

6.49 Spion Motor (no scale) 6-45

6.50 Lampu Pada Sespan (no scale) 6-46

6.51 Blueprint Helm Full Face 6-47

6.52 Contoh Helm Full Face 6-47

6.53 Contoh Sarung Tangan Kulit 6-48

6.54 Contoh Jaket Kulit 6-48

6.55 Contoh Jas Hujan 6-49

6.56 Stiker “Hati-hati, Pengendara Penyandang Cacat” (no scale) 6-49

6.57 Posisi Stiker Pada Sespan (no scale) 6-50

6.58 Upper Arm Posture Scores (5) (Sebelum) 6-50

6.59 Lower Arm Posture Scores (5) (Sebelum) 6-51

6.60 Wrist Posture Scores (5) (Sebelum) 6-51

6.61 Wrist Twist Posture Scores (5) (Sebelum) 6-51

6.62 Neck Posture Scores (5) (Sebelum) 6-54

6.63 Trunk Posture Scores (5) (Sebelum) 6-54

6.64 Leg Posture Score (5) (Sebelum) 6-55

6.65 Upper Arm Posture Scores (6) (Sebelum) 6-57

6.66 Lower Arm Posture Scores (6) (Sebelum) 6-58

6.67 Wrist Posture Scores (6) (Sebelum) 6-58

6.68 Wrist Twist Posture Scores (6) (Sebelum) 6-58

6.69 Neck Posture Scores (6) (Sebelum) 6-61

6.70 Trunk Posture Scores (6) (Sebelum) 6-61

6.71 Leg Posture Score (6) (Sebelum) 6-62

6.72 Upper Arm Posture Scores (A) 6-64

6.73 Lower Arm Posture Scores (A) 6-65

6.74 Wrist Posture Scores (A) 6-65

6.75 Wrist Twist Posture Scores (A) 6-65

6.76 Neck Posture Scores (A) 6-68

(16)

xxiii Universitas Kristen Maranatha

6.78 Leg Posture Score (A) 6-69

6.79 Upper Arm Posture Scores (B) 6-71

6.80 Lower Arm Posture Scores (B) 6-72

6.81 Wrist Posture Scores (B) 6-72

6.82 Wrist Twist Posture Scores (B) 6-72

6.83 Neck Posture Scores (B) 6-75

6.84 Trunk Posture Scores (B) 6-75

6.85 Leg Posture Score (B) 6-76

6.86 Upper Arm Posture Scores (C) 6-78

6.87 Lower Arm Posture Scores (C) 6-79

6.88 Wrist Posture Scores (C) 6-79

6.89 Wrist Twist Posture Scores (C) 6-79

6.90 Neck Posture Scores (C) 6-82

6.91 Trunk Posture Scores (C) 6-82

6.92 Leg Posture Score (C) 6-83

6.93 Upper Arm Posture Scores (D) 6-85

6.94 Lower Arm Posture Scores (D) 6-86

6.95 Wrist Posture Scores (D) 6-86

6.96 Wrist Twist Posture Scores (D) 6-86

6.97 Neck Posture Scores (D) 6-89

6.98 Trunk Posture Scores (D) 6-89

6.99 Leg Posture Score (D) 6-90

6.100 Gambar Keseluruhan Rancangan (no scale) 6-93

6.101 Gambar Keseluruhan Rancangan (no scale) (Lanjutan) 6-94 6.102 Gambar Keseluruhan Rancangan (no scale) (Lanjutan) 6-95

6.103 Rancangan Dilihat Dari Bawah (no scale) 6-95

6.104 Simulasi Rancangan (Dummy Persentil 5%, 50%, 95%)

(17)

xxiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

(18)
(19)

L-1

LAMPIRAN A

Data Anthropometry Orang Dewasa Di

(20)

L-2

1. DATA ANTHROPOMETRY

Anthropometry Masyarakat Indonesia yang didapat dari interpolasi masyarakat British dan Hongkong (Pheasant,1996) terhadap masyarakat Indonesia (Summa’mur, 1989) serta istilah dimensionalnya dari (Nurmianto, 1991a; 1991b)

5% X 95% S.D 5% X 95% S.D 1 Tinggi tubuh posisi berdiri tegak 1.532 1.632 1.732 61 1.464 1.563 1.662 60 2 Tinggi mata 1.425 1.52 1.615 58 1.35 1.446 1.542 58 3 Tinggi bahu 1.247 1.338 1.429 55 1.184 1.272 1.361 54 4 Tinggi siku 932 1.003 1.074 43 886 957 1.028 43

Tinggi genggaman tangan pada posisi relaks kebawah

6 Tinggi badan pada posisi duduk 809 864 919 33 775 834 893 36 7 Tinggi mata pada posisi duduk 694 749 804 33 666 721 776 33 8 Tinggi bahu pada posisi duduk 523 572 621 30 501 550 599 30 9 Tinggi siku pada posisi duduk 181 231 282 31 175 229 283 33 10 Tebal paha 117 140 163 14 115 140 165 15 11 Jarak dari pantat ke lutut 500 545 590 27 488 537 586 30 12 Jarak dari lipat lutut (popliteal) ke pantat 405 450 495 27 488 537 586 30 13 Tinggi lutut 448 496 544 29 428 472 516 27 14 Tinggi lipat lutut (popliteal) 361 403 445 26 337 382 428 28 15 Lebar bahu 382 424 466 26 342 385 428 26 16 Lebar panggul 291 331 371 24 298 345 392 29 17 Tebal dada 174 212 250 23 178 228 278 30 18 Tebal perut 174 228 282 33 175 231 287 34 19 Jarak dari siku ke ujung jari 405 439 473 21 374 409 287 34 20 Lebar kepala 140 150 160 6 135 140 157 7 21 Panjang tangan 161 176 191 9 153 168 183 9 22 Lebar tangan 71 79 87 5 64 71 78 4

Jarak bentang dari ujung jari tangan kiri ke kanan

Tinggi pegangan tangan pada posisi tangan vertikal ke atas dan berdiri tegak

Tinggi pegangan tangan pada posisi tangan vertikal ke atas dan duduk Jarak genggaman tangan ke punggung

(21)

L-3

Anthropometry telapak tangan orang Indonesia yang didapat dari interpolasi data Pheasant (1986) Suma’mur (1989) dan Nurmianto (1991)

5 th 50 th 95 th S.D 5 th 50 th 95 th S.D 1 Panjang Tangan 163 176 189 8 155 168 181 8 2 Panjang telapak tangan 92 100 108 5 87 94 101 4 3 Panjang ibu jari 45 48 51 2 42 45 48 2 4 Panjang jari telunjuk 62 67 72 3 60 65 70 3 5 Panjang jari tengah 70 77 84 4 69 74 79 3 6 Panjang jari manis 62 67 72 3 59 64 69 3 7 Panjang jari kelingking 48 51 54 2 45 48 51 2 8 Lebar ibu jari 19 21 23 1 16 18 20 1 9 Tebal ibu jari 19 21 23 1 15 17 19 1 10 Lebar jari telunjuk 18 20 22 1 15 17 19 1 11 Tebal jari telunjuk 16 18 20 1 13 15 17 1 12 Lebar telapak tangan (metacarpal) 74 81 88 4 68 73 78 3 13 Lebar telapak tangan (sampai ibu jari) 88 98 108 6 82 89 96 4 14 Lebar telapak tangan (minimum) 68 75 82 4 64 59 74 3 15 Tebal telapak tangan (metacarpal) 28 31 34 2 25 27 29 1 16 Tebal telapak tangan (sampai ibu jari) 41 48 47 2 41 44 47 2 17 Diameter genggam (maksimum) 45 48 51 2 43 46 49 2 18 Lebar maksimum (ibu jari ke jari kelingking) 177 192 206 9 169 184 109 9 19 Lebar fungsional maksimum (ibu jari ke jari lain) 122 132 142 6 113 123 134 6 20 Segi empat minimum yang dapat dilewati telapak tangan 57 62 67 3 51 56 61 3 No Dimensi Tubuh Pria Wanita

Anthropometry kepala orang Indonesia yang didapat dari interpolasi data Pheasant (1986) Suma’mur (1989) dan Nurmianto (1991)

5 th 50 th 95 th S.D 5 th 50 th 95 th S.D

1 Panjang Kepala 166 176 186 6 158 168 178 6

2 Lebar Kepala 132 140 148 5 121 129 137 5

3 Diameter Maksimum dari Dagu 217 230 243 8 198 209 221 7 4 Dagu ke Puncak Kepala 192 203 215 7 185 196 208 7

(22)

L-4

Anthropometry kaki orang Indonesia yang didapat dari interpolasi data Dempster (1955), Reynolds (1978), dan Nurmianto (1991)

5 th 50 th 95 th S.D 5 th 50 th 95 th S.D 1 Panjang Telapak Kaki 230 248 266 11 212 230 248 11 2 Panjang Telapak Lengan Kaku 165 178 191 8 158 171 184 8 3 Panjang Kaki sampai Jari Kelingking 186 201 216 9 178 191 204 8

4 Lebar Kaki 82 89 96 4 81 88 95 4

5 Lebar Tangkai Kaki 61 66 71 3 49 54 59 3

6 Tinggi Mata Kaki 61 66 71 3 59 64 69 3

7 Tinggi Bagian Tengah Telapak Kaki 68 76 82 4 64 69 74 3 8 Jarak Horisontal Tangkai Mata Kaki 49 52 55 2 46 49 52 2

(23)

L-5

LAMPIRAN B

(24)
(25)
(26)
(27)
(28)

L-10

LAMPIRAN C

(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)

xxvi

DATA PENULIS

Nama : Paulina Triyuanita Sesarina Suling

Alamat di Bandung : Jl. Budi Luhur Babakan Loa no. 27 RT 03 / RW 07 Kel. Pasirkaliki, Cimahi Utara 40514

No. Telp : (022) 92428544

No. Handphone : 08996861535

Alamat email : pau_suling@yahoo.com Pendidikan : TK Pandu , Bandung

SD Pandu , Bandung SMP Negeri 9 , Bandung SMA Negeri 9 , Bandung

Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha, Bandung

Nilai Tugas Akhir : A

(39)

xxvii

KOMENTAR DOSEN PENGUJI

Nama Mahasiswa : Paulina Triyuanita Sesarina Suling

NRP : 0723029

Judul Tugas Akhir : Rekayasa dan Analisis Sepeda Motor Matic Untuk Penyandang Cacat Kaki Dalam Berkendara Dengan Aman Dan Nyaman Ditinjau Dari Segi Ergonomi

Komentar-komentar Dosen Penguji :

1. Apa buktinya bahwa pengait pada sespan yang dirancang dapat digunakan untuk semua jenis tongkat.

2. Buktikan bahwa rel box saat dimundurkan masih masuk dalam jangkauan tangan.

3. Box isinya apa saja? Bagaimana jika jas hujan tidak dipakai apakah tas bisa tetap disimpan dalam box?

4. Apa bedanya memilki tungkai dan tidak?

(40)

1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dengan kemajuan teknologi di saat ini keterbatasan yang dirasakan oleh penyandang cacat kaki untuk berpindah tempat kini sudah dapat diatasi. Kini sudah ada bermacam alat bantu dan alat transportasi untuk menunjang kegiatan mereka, seperti tongkat penopang, kursi roda, kaki buatan, dan mobil yang didesain khusus untuk penyandang cacat.

Dewasa ini sepeda motor adalah kendaraan roda dua yang paling digemari masyarakat Indonesia. Data dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan sepeda motor, setiap tahun naik rata-rata 38,14 persen. Indonesia tercatat sebagai pangsa sepeda motor terbesar ke tiga setelah China dan India.

Salah satu faktor utama pendorong sektor otomotif sepeda motor adalah kemudahan untuk memperoleh sepeda motor, dengan uang muka yang terjangkau masyarakat dapat memperoleh sepeda motor baru melalui kredit. Adanya ketertarikan konsumen yang sangat besar pada jenis transportasi ini membuat banyak produsen berlomba-lomba untuk melakukan inovasi, salah satunya yaitu dikembangkannya motor matic yang mengutamakan kemudahan pengoperasian sehingga dapat menunjang aktifitas harian tanpa mengorbankan aspek performa yang tidak kalah penting.

(41)

Bab 1 Pendahuluan 1-2

Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha

menemukan kesulitan dalam pengoperasiannya seperti memindahkan gigi motor dan rem belakang yang semuanya dilakukan dengan kaki.

Dalam laporan Tugas Akhir ini, akan dirancang motor matic dengan desain keseluruhan yang ergonomis untuk para penyandang cacat kaki, yaitu: desain roda 3 dimana 1 pada roda depan dan 2 pada roda belakang, desain kursi yang ergonomis untuk para penyandang cacat kaki, desain tempat penyimpanan kursi roda dan tongkat penopang, dan desain tempat penyimpanan helm atau tas.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang teridentifikasi adalah :

 Belum ada desain modifikasi motor yang ergonomis untuk para penyandang cacat kaki.

 Belum adanya penelitian untuk kursi pada sepeda motor matic yang ergonomis untuk para penyandang cacat kaki.

 Belum adanya tempat penyimpanan kursi roda, tempat penyimpanan tongkat penopang dan tempat penyimpanan helm atau tempat penyimpanan tas.

 Rumitnya modifikasi pemindahan gigi dan rem roda belakang pada motor bebek.

1.3 Batasan Masalah dan Asumsi 1.3.1 Batasan Masalah

(42)

Bab 1 Pendahuluan 1-3

Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha

1. Data anthropometry orang dewasa di Indonesia diambil dari buku

“Konsep Dasar dan Aplikasinya” karangan Ir. Eko Nurmianto, M.Eng.Sc., DERT. Tahun 2004.

2. Persentil yang digunakan adalah persentil minimum 5%, persentil rata-rata 50%, persentil maximum 95%.

3. Mesin dan rangka body motor menggunakan motor matic Honda Beat. 4. Kursi roda yang dipakai dalam perancangan adalah tipe Kursi Roda

Standard Kaiyang, SELLA, IBS, Onemed.

5. Perancangan ini ditujukan untuk penyandang cacat kaki yang menggunakan kursi roda dan pengguna tongkat penopang yang masih memiliki tangan dan dapat berfungsi dengan normal.

6. Perancangan ini ditujukan untuk penyandang cacat kaki yang masih memiliki tungkai atau hanya tungkai atas.

7. Perancangan ini ditujukan untuk penyandang cacat kaki remaja dan dewasa dengan usia 17 tahun keatas, selama masih mampu berkendara.

8. Desain kursi motor hanya untuk 1 orang.

9. Fasilitas yang akan dirancang meliputi kursi, sespan, tempat penyimpanan kursi roda, tempat penyimpanan tongkat penopang dan tempat penyimpanan helm atau tempat penyimpanan tas.

10. Panjang adalah ukuran suatu bidang yang tegak lurus dengan dada pengguna saat mengendarai motor. Lebar adalah ukuran suatu bidang yang sejajar dengan dada pengguna saat mengendarai motor. Tinggi adalah bidang yang sejajar dengan tubuh manusia dari atas ke bawah. 11. Ukuran panjang motor matic Honda Beat dihitung dari as roda depan

hingga as roda belakang.

12. Definisi as atau poros roda adalah pusat atau sumbu dari suatu lingkaran atau roda kendaraan bermotor ataupun tidak bermotor. 13. Tas yang dapat dimasukkan ke dalam tempat penyimpanan helm dan

(43)

Bab 1 Pendahuluan 1-4

Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha

14. Dalam perancangan ini tdak dilakukan uji ketahanan dan kekuatan material.

1.3.2 Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah : 1. Data anthropometry orang dewasa pada buku “Konsep Dasar dan

Aplikasinya” karangan Ir. Eko Nurmianto, M.Eng.Sc., DERT. mewakili ukuran tubuh orang dewasa di Indonesia.

2. Berat kursi roda adalah 15 kg.

3. Perhitungan momen gravitasi menggunakan gaya gravitasi sebesar 9,8 m/s2

4. Perhitungan gaya sentrifugal menggunakan = 0,1

5. Mencari Center Of Gravity menggunakan diagram benda bebas dalam 2 dimensi.

6. Perhitungan gaya sentripetal menggunakan jari-jari lintasan 2 kali lebar motor dan rancangan sespan.

7. Material yang dibutuhkan dalam perancangan kursi, sespan, tempat penyimpanan kursi roda / tongkat penopang dan tempat penyimpanan helm atau tas tersedia di Indonesia.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah yang terjadi sebagai berikut:

1. Bagaimana aktifitas penyandang cacat kaki dalam menggunakan sepeda motor bebek yang dimodifikasi?

2. Bagaimana perancangan kursi sepeda motor matic untuk para penyandang cacat kaki yang ergonomis?

(44)

Bab 1 Pendahuluan 1-5

Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha

4. Bagaimana perancangan keseluruhan sepeda motor matic bagi penyandang cacat kaki?

5. Bagaimana faktor keselamatan penyandang cacat kaki ketika menggunakan sepeda motor matic?

1.5 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana aktifitas penyandang cacat kaki dalam menggunakan sepeda motor bebek yang dimodifikasi.

2. Untuk mengetahui perancangan kursi sepeda motor matic untuk para penyandang cacat kaki yang ergonomis.

3. Untuk mengetahui perancangan tempat penyimpanan kursi roda, tempat penyimpanan tongkat penopang dan tempat penyimpanan helm atau tempat penyimpanan tas di sepeda motor matic.

4. Untuk mengetahui perancangan keseluruhan sepeda motor matic bagi penyandang cacat kaki.

5. Untuk mengetahui faktor keselamatan penyandang cacat kaki ketika menggunakan sepeda motor matic.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan asumsi, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

(45)

Bab 1 Pendahuluan 1-6

Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas proses pembuatan tugas akhir ini dari awal, penelitian dan pengambilan data, perancangan, hingga kesimpulan dan saran. Langkah-langkah ini ditampilkan lengkap dalam bentuk flowchart (diagram aliran).

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisi data-data yang telah dikumpulkan , data ini adalah data anthropometry dan semua data yang akan menunjang desain motor ini.

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Bab ini berisi tentang pengolahan data anthropometry dan menganalisis gerakan .

BAB 6 PERANCANGAN DAN ANALISIS PERANCANGAN

Bab ini berisi tentang perbaikan dan perancangan yang akan dilakukan terhadap kursi, tinggi, dan tempat menyimpan kursi roda pada motor matic kemudian dianalisis dari hasil rancangan tersebut.

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

(46)

7-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 7

KESIMPULAN

7.1 Kesimpulan

7.1.1 Aktifitas penyandang cacat kaki dalam menggunakan sepeda motor bebek yang dimodifikasi

Berdasarkan hasil pengamatan, didapat gerakan-gerakan yang dilakukan saat menggunakan sepeda motor bebek yang dimodifikasi. Gerakan-gerakannya yaitu :

 Naik ke motor (pindah dari kursi roda ke jok motor)

 Turun dari motor (pindah dari jok motor ke kursi roda)

 Melipat kursi roda

 Membuka kursi roda

 Mengangkat kursi roda

 Menurunkan kursi roda

 Menyetir

Penulis menggunakan RULA untuk menganalisis gerakan pengguna dalam menggunakan rancangan yang memiliki kemungkinan membuat pengguna menjadi lelah dan cidera otot terutama pada bagian kepala hingga tubuh bagian bawah. Analisis RULA (Rapid Upper Limb Assessment)digunakan untuk mengatasi dan memberikan solusi jika diidentifikasi suatu gerakan akan membuat pengguna menjadi lelah atau cidera otot saat menggerakannya berulang-ulang.

No Kegiatan Final Score

1 Naik ke motor (pindah dari kursi roda ke jok motor) 4 2 Turun dari motor (pindah dari jok motor ke kursi roda) 4

3 Melipat kursi roda 4

4 Membuka kursi roda 4

5 Mengangkat kursi roda ke Sespan 6

6 Menurunkan kursi roda dari Sespan 6

(47)

Bab 7 Kesimpulan 7-2

Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha

 Besarnya skor pada gerakan naik dan turun dari kursi roda ini karena

sempitnya ruang kosong yang tersedia untuk pengguna naik ke kursi motor

dan posisi kursi motor yang lebih tinggi dari kursi roda . Tidak dilakukan

analisis kembali menggunakan RULA karena final score yang didapat

adalah 4. Untuk lebih membantu pengguna dirancang 4 pegangan tangan

yang terbuat dari besi pipa di kursi motor dan motor bagian depan agar

memberikan tumpuan saat pengguna akan beraktifitas. Untuk memberikan

ruang lebih kepada pengguna dipasang rel dibawah sespan agar sespan

dapat didorong ke belakang.

 Besarnya skor pada gerakan melipat dan membuka kursi roda ini karena

posisi pengguna yang lebih tinggi dari kursi roda sehingga batang tubuh

pengguna harus bungkuk lebih dari 200 untuk menjangkau kursi roda. Tidak dilakukan analisis kembali menggunakan RULA karena final score

yang didapat adalah 4.

 Besarnya skor pada gerakan mengangkat dan menurunkan kursi roda ini

dikarenakan nilai force score yang relative besar karena berat kursi roda

yang harus ditanggung oleh lengan pengguna. Penambahan penutup

sespan yang juga digunakan sebagai landasan kursi roda saat didorong ke

sespan, sehingga kursi roda tidak perlu diangkat saat akan dinaikkan ke

sespan atau diturunkan dari sespan. Final score yang didapat setelah

melakukan analisis kembali adalah sebesar 3.

 Besarnya skor pada gerakan menyetir ini karena posisi bagian tubuh atas

pengguna yang kurang nyaman saat melakukan gerakan ini. Tidak

dilakukan analisis kembali menggunakan RULA karena final score yang

didapat adalah 2.

7.1.2 Perancangan Kursi Motor Ergonomis Bagi Penyandang Cacat Kaki

(48)

Bab 7 Kesimpulan 7-3

Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha

ergonomis juga membantu penggunanya. Pengguna adalah para penyandang cacat kaki untuk itu kursi motor didesain seperti kursi mobil agar pengguna dapat bersandar dengan nyaman. Alas kursi memiliki bantalan yang berfungsi sebagai anti getaran. Terdapat sandaran tangan pada samping kanan kursi, besi rangka sandaran dan besi pegangan tangan pada samping kanan kursi dan depan motor. Semua itu berfungsi untuk membantu pengguna berpegangan pada saat beraktifitas.

Tabel 7.1 Spesifikasi Kursi Motor

Kursi Motor Spesifikasi

Dimensi kursi motor disesuaikan dengan data anthropometry orang

dewasa di Indinesia

Terdapat sandaran tangan di samping kanan kursi

Terdapat pegangan tangan di samping kanan kursi untuk membantu pengguna

naik ke atas kursi

Terdapat pengait di sebelah kiri kursi untuk mengaitkan tongkat penopang

7.1.3 Perancangan tempat penyimpanan kursi roda, tempat penyimpanan tongkat penopang, tempat penyimpanan helm dan tempat penyimpanan tas

Perancangan Sespan

(49)

Bab 7 Kesimpulan 7-4

Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha

digunakan untuk mengunci kursi roda. Roda sespan menggunakan roda betrix agar motor dapat berjalan mundur. Rel dipasang diatas dag frame agar sespan dapat didorong ke belakang sehingga terdapat ruang lebih untuk pengguna naik dan turun ke kursi motor.

Perancangan Tempat Penyimpanan Helm dan Tas

Tempat penyimpanan helm dan tas berupa box yang didesain khusus untuk motor. Box ditaruh di belakang kursi motor dengan memasang rel dibawah box agar dapat dimundurkan saat akan mengisi bensin. Box dapat menyimpan helm, jas hujan dan sarung tangan. Tas dapat ditaruh dalam box jika helm digunakan.

7.1.4 Rancangan Keseluruhan

Motor matic roda tiga dirancang untuk memenuhi kebutuhan berkendara bagi para penyandang cacat kaki.

Tabel 7.2

Fitur Motor Matic Roda Tiga

Desain Keseluruhan Spesifikasi

Kursi seperti kursi mobil agar nyaman untuk pengguna

Sespan sebagai penyeimbang motor Sespan digunakan sebagai tempat penyimpanan kursi roda atau tongkat

penopang

Tempat penyimpanan untuk helm dan tas

Terdapat motor listrik pada ban sespan agar motor dapat mundur

(50)

Bab 7 Kesimpulan 7-5

Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha

No Kegiatan Sebelum Sesudah

1 Naik ke motor (pindah dari kursi roda ke jok motor) 4 -2 Turun dari motor (pindah dari jok motor ke kursi roda) 4

-3 Melipat kursi roda 4

-4 Membuka kursi roda 4

-5 Mengangkat kursi roda ke Sespan 6 3

6 Menurunkan kursi roda dari Sespan 6 3

7 Menyetir 2

-8 Mendorong box penyimpanan helm - 3

9 Menarik box penyimpanan helm - 3

10 Mendorong Sespan - 3

11 Menarik Sespan - 3

Gerakan Tambahan Setelah Perancangan

7.1.5 Faktor Keamanan dan Keselamatan

Menggunakan parking brake lost saat parking agar motor terkunci.  Selalu menggunakan kaca spion saat berkendara.

 Terdapat lampu didepan dan belakang sespan sebagai penanda sespan.  Menggunakan helm full face saat berkendara agar aman.

 Menggunakan sarung tangan agar tangan tidak licin.  Menggunakan jaket berwarna terang.

 Memasang stiker “Hati-hati, Pengendara Penyandang Cacat” di belakang sespan.

7.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan hingga mendapatkan hasil final score

yang paling minimal.

2. Perancangan yang telah dilakukan dapat dikembangkan agar lebih

(51)

xxv Universitas Kristen Maranatha

9. McAtamney, L. & Corlett, E.N., 1993, RULA: a survey method for the investigation of work-related upper limb disorders, Applied Ergonomics, 24: 91-99.

10.McAtamney, L. & Corlett, E.N., 2004. Rapid Upper Limb Assessment (RULA) In Stanton, N. Et al. (eds.) Handbook of Human Factors and Ergonomics Methods, Chapter 7, Boca Raton, FL, pp. 7:1 – 7:11

11.Nurmianto, Eko, 2004. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasi, Guna Widya, Surabaya.

12.Pourmahabadian, Mohammad, Mehdi Akhavan, dan Kamal Azam, 2008. Investigation od Risk Factor of Work-Related Upper-Limb

Musculoskeletal Disorders in a Pharmaceutical Industry, Journal of Applied Science 8(7):1262-1267.

13.Team Dosen dan Team Asisten Laboratorium Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi II, 2005. “Kumpulan Teori dan Diktat Kuliah Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi II, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha, Bandung, Indonesia. 14.www.car-seat-data.co.uk

15.www.humanics-es.com/rula.pdf

Gambar

Tabel                                                Judul                                               Halaman
Tabel Pengukuran Keseimbangan
Gambar                                                Judul                                            Halaman
Gambar untuk Perhitungan Center of Gravity
+4

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan dalam kajian Fisher (2011) ditemukan beberapa simpulan mengenai hakikat spiritualitas, yaitu 1) spiritualitas merupakan bagian inti dari jatidiri kemanusiaan,

Melalui pendidikan inklusi, anak berkebutuhan khusus dididik bersama anak-anak lainnya (normal) untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki anak tersebut melalui

Perancangan Sistem Pengolahan Data Nilai Berbasis Web di SMK Negeri 1 Badegan oleh Binti Sholikhah (2015) dimaksudkan untuk mempermudah dalam pengolahan data

Tingginya angka miskonsepsi pada unit analisis gambar dapat mengakibatkan lebih mudahnya siswa mengalami miskonsepsi dalam memahami suatu konsep karena pada

Sedangkan pada saat departemen TI telah menggunakan virtualisasi, porsi persentase untuk pekerjaan maintenance menjadi lebih kecil, yaitu 45% (maintenance infrastruktur

Pengecekan dan review yang melekat pada sistem pengendalian intern yang baik dapat akan pula melindungi dari kelemahan manusia dan mengurangi kekeliruan dan penyimpngan yang

Kesimpulan penelitian yang telah dilakukan adalah minuman teh kemasan dapat mempengaruhi gaya defleksi kawat NiTi termal ortodontik dan gaya defleksi paling tinggi yaitu

Pengecekan reflek kelopak mata jarang dilakukan tetapi bisa digunakan untuk memastikan efek anestesi sudah bekerja atau belum, caranya adalah kita tarik palpebra atas ada respon