i ABSTRAK
TIOMAHITA SINAGA, NIM: 3103122056, PENGARUH KEBERADAAN KERAMBA TERHADAP PARIWISATA DANAU TOBA DI DESA TONGGING KECAMATAN MEREK KABUPATEN KARO, FAKULTAS ILMU SOSIAL, UNIVERSITAS NEGERI MEDAN, 2014.
Penelitian ini mengenai pengaruh keberadaan keramba terhadap pariwisata Danau Toba di desa Tongging Kecamatan Merek Kabupaten Karo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang munculnya keramba ikan di desa Tongging, proses beternak ikan dengan system keramba jaring apung, pengaruh rusaknya air Danau Toba terhadap kualitas air jumlah wisatawan yang berkunjung ke Tongging dan masyarakat Tongging lebih memilih beternak ikan daripada memajukan pariwisata Tongging.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan menyajikan data yang bahannya dihimpun berdasarkan pengamatan yang menghasilkan data-data berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati sehingga dapat memberikan gambaran sistematis. subjek penelitian ini adalah masyarakat Tongging yang memiliki mata pencaharian sebagai peternak ikan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.
ii
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan kasih karuniaNya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
Skripsi ini yang merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Medan Dalam memenuhi persyaratan maka penulis telah menyusunya dengan judul “pengaruh keberadaan keramba terhadap pariwisata danau toba di desa
Tongging kecamatan Merek kabupaten karo”. Penulis berharap tulisan in bisa
bermafaat kepada semua pihak yang membacanya baik untuk tujuan pemahaman
maupun untuk penelitian lebih lanjut. Meskipun demikian, penulis juga berharap untuk diberikan saran masukan yang baik dan berguna agar menjadi lebih.
Dalam penyusunan skripsi ini, tentunya melibatkan berbagai pihak. Maka
penulis ingin mengucapkan terimakasih atas bantuan dan kerjasamanya serta dukungan yaitu kepada :
1. Bapak Rektor Unimed, Prof.Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.S 2. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Sosial Unimed, Dr. H. Restu M.S
3. Ibu ketua Prodi Pendidikan Antropologi FIS Unimed, Dra.
Puspitawati, M.Si yang telah membimbing di dalam mengikuti perkuliahan.
iii
5. Dra. Puspitawati, M.Si sebagai dosen pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan pikiran kritis dan ilmu yang sangat berkualitas
dan motivasi demi tercapainya karya ilmiah ini. Terima kasih bu, semoga Ibu selalu sukses dalam setiap aktivitas.
6. Bapak Drs. Tumpal Simarmata M.Si dan Ibu Murni Eva Marlina Rumapea sebagai dosen penguji. Terima kasih atas saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang berada di Prodi Pendidikan Antropologi FIS Unimed, atas didikan dan pengajaran yang semakin
berkembang.
8. Kepada Bapak O. Sigalingging, R.Silalahi, Chandra Saragih dan ibu M. Sinaga selaku informan kunci saya, tanpa kenal lelah memberi data
yang dibutuhkan, seluruh informan yang sudah dicantumkan namanya di lampiran, semoga sehat selalu dan dilimpahkan rejeki melalui ternak
ikannya.
9. Bapak Sinar Munthe dan bapak Yosmalin Purba, selaku Kepala Desa
dan Sekretaris desa yang telah bersedia mengizinkan saya meneliti di daerahnya dan data-data kependudukan.
10.Bapak saya J. Sinaga dan Ibu L.Purba, terima kasih atas dukungan
iv
11.Teman-teman sebangsa dan setanah air yang seperjuangan di Prodi Pend.Antropologi 2010 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
You Are So Special.
12.Abangda dan kakanda Pend. Antropologi 2009, adinda Pend.
Antropologi 2011, 2012, 2013, terima kasih atas doanya .
13.Teman-teman PPL-T SMA Katolik I Kabanjahe atas kerjasama dan semangat solidaritas.
14.Teman dekat penulis dalam penulisan skripsi ini (Desy Girsang, Risnawati, Lamria) yang selalu mendukung dalam suka dan duka
penulisan skripsi ini.
15.Teman kos 137 yang selalu memberi semangat, terimakasih untuk selama ini
16.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang ikut serta dalam penyelesaian skripsi ini.
Medan, Juli 2014
v
2.1.1. Pengertian pariwisata ... 7
2.1.2. Teori Sosiologi Ekonomi ... 9
2.1.3. Pengertian Sosiologi Lingkungan ... 10
2.2. Kerangka Konsep ... 12
2.2.1 Keramba Jaring Apung (KJA)... 12
2.2.2 Budidaya Perikanan... 12
2.2.3 Wisatawan ... 12
vi
3.4.3. Penarikan Kesimpulan ... 21
BAB IV PEMBAHASAN ... 22
4.1. Gambaran Umum Desa Tongging ... 22
4.1.1 Sejarah Desa Tongging ... 22
4.1.2 Letak Dan Keadaan Wilayah... 25
4.1.3 Kondisi Demografis ... 28
4.1.4 Kondisi Sosial Ekonomi ... 35
4.1.5 Kondisi Sosial Budaya ... 35
vii
4.2. Latar Belakang Munculnya Keramba Di Desa Tongging ... 42
4.3. Proses Beternak Ikan Dengan System Keramba Jaring Apung (KJA)... 48
4.4. Pengaruh Rusaknya Kualitas Air Terhadap Pariwisata Dan Jumlah Wisatawan Yang Berkunjung Ke Desa Tongging ... 57
4.5. Alasan Masyarakat Tongging Mempertahankan Keramba Daripada Memajukan Pariwisata ... 65
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 68
4.1. Kesimpulan ... 68
4.2. Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Luas Lahan Menurut Peruntukan di Desa Tongging Tahun 2014 ... 27
Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 29
Tabel 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku ... 30
Tabel 4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... 31
Tabel 5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 34
Tabel 6. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur ... 37
Tabel 7. Prasarana Perhubungan Tahun 2014... 39
Tabel 8. Sarana Ibadah Desa Tongging ... 39
Tabel 9. Sarana Pendidikan Di Desa Tongging ... 40
Tabel 10. Potensi Usaha Tambak Di Perairan Danau Toba ... 45
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gambar disamping adalah konstruksi keramba jaring apung……… 49 Gambar 2. KJA terbuat dari kayu……….... 50 Gambar 3. KJA yang terbuat dari besi………. 50
Gambar 4. Pemandangan Danau Toba desa Tongging
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari
keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam
dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Pariwisata juga merupakan perpidahan orang
untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hidup dan bekerja dan melaksanakan kegiatan-kegiatan
mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.
Jenis pariwisata berdasarkan tujuan objeknya ada beberapa jenis yaitu wisata
alam, budaya (cultural tourism), agama (religious), olahraga (sport tourism) dan lain-lain. Belakangan ini muncul juga beberapa istilah-istilah lain yang berhubungan dengan Indonesia yaitu wisata kuliner, wisata kesehatan, wisata bahari dan lain-lain.
Indonesia memiliki potensi alam dan budaya yang sangat beranekaragam dan layak untuk dibanggakan sebagai daerah objek wisata, karena suku bangsa Indonesia
yang heterogen. Potensi alam tersebut seperti keindahan pegunungan, dan pantai-pantai yang sangat potensial dijadikan sengai objek wisata. Indonesia juga memiliki budaya yang melimpah seperti tradisi, alat musik, kesenian, ukiran yang berbeda pada
setiap suku bangsa. Potensi alam dan budaya tersebut juga mempunyai peranan yang sangat penting sebagai penunjang perekonomian suatu daerah dan juga sebagai
sumber devisa negara (Sitindaon,Riston.2005).
2
Sumatera Utara merupakan salah satu Propinsi yang kaya akan keindahan alam, salah satunya yaitu Danau Toba. Danau Toba membentang luas yang dikelilingi
oleh tujuh kabupaten, yaitu kabupaten yakni Simalungun, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, Karo, dan Samosir yang memiliki panorama
alam indah dan menjadi lokasi tujuan wisata (Http//www.google.com/files/danau toba (di akses 20 januari 2014).
Banyak turis yang menempuh perjalanan ke Danau Toba ingin mendapatkan
beberapa tanda mata atau kenang-kenangan dari perjalanan mereka. Benda tersebut seperti kartu pos, gantungan kunci, kerang laut, tenunan atau ukir-ukiran yang biasa
disebut souvenir (Andrew Causey,2006:63).
Pada dasarnya, Danau Toba dapat dijadikan sebagai objek wisata yang sangat
menarik jika dikelola dengan baik. Namun, belakangan ini mulai terjadi penyusutan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Danau Toba, demikian juga yang dialami desa Tongging
Desa Tongging atau disebut juga Desa Tambusen berlokasi disisi barat Danau Toba yang masuk wilayah Kabupaten Karo lebih kurang 100 km dari Kota Medan
atau 30 km dari kota Kabanjahe. Tahun 2007-2010 Tongging sempat menjadi daerah tujuan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke karo,(sumber. Dinas Pariwisata Seni Dan Budaya Kab.Karo). Tongging sebagai objek wisata cukup menarik untuk
dikunjungi karena kawasan Tongging dapat digunakan sebagai lokasi bagi pecinta olah raga para layang. Karena penerjun bisa take off langsung dari gunung
3
Desa Tongging dapat dilihat dengan jelas dari Penatapan Sipiso-piso Tonging merupakan salah satu desa dikabupaten Karo, yang tepatnya berada dipinggiran
Danau Toba.
Banyak pihak yang berharap bahwa sektor pariwisata akan mampu menjadi
pemasok devisa utama setelah menurunnya peran minyak dan gas, Namun harapan itu masih belum terealisasi karena pola pikir (SDM) masyarakat tentang pariwisata masih rendah. Hal ini terlihat dari pemanfaatan Danau Toba oleh masyarakat
Tongging.
Masyarakat Tongging dapat memanfaatkan keindahan alam danau toba
sebagai tempat mata pencaharian pada sektor pariwisata. Karena Desa Tongging sempat menjadi daerah tujuan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia
khususnya di Kabupaten Karo. Jadi sektor pariwisata dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat Tongging. Apabila pariwisata Tongging hidup dan berkembang, masyarakat dapat hidup dari sektor penyedia barang dan jasa di bidang pariwisata,
seperti pengusaha hotel, pengelola pantai, penyewa ban, penyewa kapal, penyewa sepeda air, jual makanan,penjual souvenir dan lain-lain.
Masyarakat Tongging lebih tertarik memanfaatkan Danau Toba tersebut sebagai sumber mata pencaharian, yaitu dengan beternak ikan dengan sistem keramba jaring apung (KJA). Masyarakat Tongging lebih memprioritaskan keramba daripada
4
Pertanian ikan keramba apung di danau tektonik ini, sudah ada sejak tahun 1980-an. Namun saat itu tidak banyak yang tertarik. Pada tahun 2008, masyarakat di
sekitar danau mulai melirik budidaya keramba ikan apung. Awalnya usaha keramba tradisional di Danau Toba yang berkembang sangat pesat, ada di Kelurahan
Haranggaol, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun Utara. Haranggaol menjadi pemasok ikan air tawar terbesar di Sumatera Utara. Seiring dengan semakin menggeliatnya perekonomian petani keramba, maka bermunculanlah petani baru.
Masyarakat Tongging mulai tergiur dengan keuntungan yang ditawarkan dari beternak ikan. Melihat kesuksesan petani keramba di Kelurahan Haranggaol,
masyarakat Tongging juga mulai ikut membuka usaha beternak ikan dengan sistem keramba (http://satuenam tumblr.com/post/39184346500/12-tongging)
Keberadaan keramba di pesisir Tongging berdampak terhadap kerusakan air dan keidahan alam Danau Toba. Karena pakan ikan (pelet) yang tidak habis dimakan ikan nila akan mencemari perairan Danau Toba dan dapat menumbuhkan eceng
gondok. Semakin banyak eceng gondok yang tumbuh akan semakin mengurangi keindahan alam Danau Toba, sehingga wisatawan yang berkunjung ke Tongging juga
menjadi berkurang.
Dengan melihat kenyataan tersebut, peneliti merasa tertarik untuk meneliti pengaruh keberadaan keramba terhadap pariwisata Danau Toba yang berada di desa
Tongging . Peneliti juga ingin mengetahui bagaimana cara atau solusi yang tepat terhadap keramba tersebut dalam melestarikan dan pengembangan pariwisata agar
5
1.2. Identifikasi Masalah
Adapun yang menjadi ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Latar belakang munculnya keramba ikan di desa Tongging.
2. Proses beternak ikan dengan sistem keramba jaring apung.
3. Pengaruh rusaknya air Danau Toba terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke Tongging.
4. Alasan masyarakat Tongging lebih memilih beternak ikan daripada mengembangkan pariwisata.
1.3. Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang munculnya keramba ikan di desa Tongging? 2. Bagaimana proses beternak ikan dengan sistem keramba jaring apung?
3. Bagaimana pengaruh rusaknya air Danau Toba terhadap jumlah pengunjung (wisatawan) yang datang ke Tongging?
4. Mengapa masyarakat Tongging lebih memilih beternak ikan daripada memajukan pariwisata Tongging?
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui latar belakang munculnya keramba ikan di desa Tongging.
6
3. Untuk mengetahui pengaruh rusaknya air Danau Toba terhadap jumlah wisatawan yang berkunjung ke Tongging.
4. Untuk mengetahui alasan masyarakat Tongging lebih memilih beternak ikan daripada memajukan pariwisata Tongging?
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dengan dilakukannnya penelitian ini adalah:
1.Secara praktis
Untuk melatih si peneliti untuk melakukan penelitian dan menambah
wawasan si peneliti mengenai pariwisata dan peternakan ikan dengan sistem keramba jaring apung yang ada di desa Tongging.
2.Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi peneliti lain yang hendak mengkaji pariwisata danau toba atau keramba jaring apung dan
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. munculnya keramba jaring apung di desa Tongging dilatar belakangi oleh :
a. rusaknya tanaman bawang sehingga berimbas pada kondisi ekonomi masyarakat Tongging sehingga masyarakat Tongging berusaha untuk mencari mata pencarian lain untuk memenuhi kebutuhan hidup.
b. Masyarakat Tongging terpengaruh terhadap kesusksesan para peternak ikan yang terlebih dahulu berkeramba.
c. Sistem kerja dalam pembudidayaan ikan yang tidak memakan waktu satu harian penuh.
d. Beternak ikan lebih menjanjikan daripada bertani dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Proses beternak ikan dengan sistem keramba yaitu:
a. Membuat kontruksi keramba jaring apung (KJA) b. Pemilihan benih, penebaran dan pemberian pakan
c. Panen (penjualan)
3. Keberadaan keramba di Danau Toba tersebut berpengaruh terhadap jumlah wisatawan yang berkunjung ke desa Tongging. Karena danau Toba menjadi
69
4. Masyarakat Tongging memiliki pola pikir yang tidak yakin dapat bertahan hidup dari sector pariwisata. Sehingga lebih memilih beternak ikan daripada
70
5.2. Saran
Adapun saran yang peneliti ingin sampaikan adalah :
1. Hendaknya pemerintah dan masyarakat desa Tongging menyadari bahwa tambak ikan mengganggu keindahan alam Danau Toba.
2. Hendaknya masyarakat Tongging menyadari bahwa pemberian pakan ikan (pelet) yang berlebihan dapat membuat air Danau Toba menjadi kotor dan berbau. Sehingga wisatawan yang datang ke Desa Tongging tidak berani mandi, padahal
tujuan para wisatawan berkunjung ke Danau Toba selain menikmati keindahan alam juga untuk berenang.
3. Hendaknya dinas pariwisata Kabupaten Karo dan pemerintah setempat serta masyarakat Tongging lebih memperhatikan dan memajukan pariwisata Tongging.
Karena pariwisata merupakan sumber devisa Negara, yaitu dengan cara membuat pertunjukan acara budaya, membuat souvenir asli dari desa Tongging, menyediakan alat-alat permainan rekreasi seperti banana boat, spead boat bebek
DAFTAR PUSTAKA
Bugin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta:Prenada Media
Causey,Andrew.2006. Danau Toba. Medan:Penerbit Bina Media Perintis Damsar.2002. Sosiologi Ekonomi. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
Ginting,Keristina. 2008. Peralihan Mata Pencaharian Dari Sector Pariwisata MenjadI Peternakan Ikan Di Haranggaol Kec. Horisan Kab. Simalungun.skripsi.Medan.USU
Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada.
Kodhyat,H.1995. Sejarah Pariwisata Dan Perkembangannya Di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya Oofsset.
Ritzer, George.2009. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Press
Pitana, I Gde,2004. Sosiologi Pariwisata,Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta
Pendit, Nyoman S.1994.Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana,Jakarta: PT Pradnya Paramita
Ross, Glenn,F,1998. Psikologi Pariwisata.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Sastrawijaya, Tresna A.2009. Pencemaran Lingkungan. Jakarta:Rineka Cipta Sinaga,Herdina. 2013. Analisis Daya Dukung Perairan Danau Toba desa
Sibaganding Dalam Kaitannya Dengan Budidaya Ikan Keramba di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kab. Simalungun.skripsi (tidak diterbitkan).Medan:Fakultas llmu Sosial UNIMED
Sitindaon, Riston. 2005. Pengembangan Potensi Pariwisata Di Kabupaten Karo.Medan:USU
Situmorang, Astina. 2011.Dari Pertanian Ke Perikanan ( Budi Daya Ikan Tawar di Desa Siogung-Ogung Kecamatan Pangururan ). Medan: USU
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D.Bandung:Alfabet
Susilo,Dwi. K,Racmad.2008. Sosiologi Lingkungan,Malang: Rajawali Pers Spradley,James P.2007.Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana
Sztompka, Piotr.2004. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media Yoeti,Oka A.1994. Pariwisata Indonesia.Jakarta: Yayasan obor Indonesia Http//www.google.com/files/danau toba (di akses 20 januari 2014)
Http//www.wordpress.com/tongging/htm (di akses 25 januari 2014) http://roedijambi.wordpress.com/2011/05/24/sosiologi-lingkungan-sebuah-pengantar/