• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Di Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran Tahun 2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat Terhadap Pencegahan Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Di Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran Tahun 2014."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYEBARAN

PENYAKIT DEMAM BERDARAH

DI KECAMATAN PANGANDARAN KABUPATEN PANGANDARAN TAHUN 2014

Leuwih Mentari, 2014 ; Pembimbing I : Budi Widyarto, dr., M.H.

Pembimbing II : Kartika Dewi, dr., M.Kes., Sp.Ak

Penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di dunia terjadi sangat cepat dipengaruhi oleh tingginya mobilitas dan kepadatan penduduk. Indonesia sebagai negara berkembang dengan iklim tropis menepati urutan pertama angka kejadian DBD di Asia Tenggara, salah satu kawasan dengan jumlah kejadian tinggi adalah Jawa Barat. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimanakah pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat provinsi Jawa Barat yang diwakili oleh masyarakat kecamatan Pangandaran mengenai pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah.

Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan rancangan cross sectional dan digunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data. Sampel menggunakan kriteria incidental sampling dan diperoleh 393 responden sebagai sampel.

Hasil penelitian yang didapatkan dari 393 responden adalah sebanyak 49,36% responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup, 95,92% responden memiliki sikap yang baik dan 43,52% responden memiliki perilaku yang cukup mengenai penyebaran penyakit demam berdarah.

Simpulan dari penelitian ini yaitu sikap masyarakat terhadap pencegahan penyebaran demam berdarah tergolong baik, sedangkan pengetahuan dan perilaku tergolong cukup.

(2)

ABSTRACT

DESCRIPTION OF KNOWLEDGE, ATTITUDE AND BEHAVIORS OF PEOPLE TOWARDS THE PREVENTION THE SPREAD OF DENGUE FEVER IN

PANGANDARAN SUB-DISTRICT PANGANDARAN DISTRICT IN 2014

Leuwih Mentari, 2014 ; tutor I : Budi Widyarto, dr., M.H.

tutor II : Kartika Dewi, dr., M.Kes., Sp.Ak

The spread of Dengue hemoragic fever ( DHF ) in the world occurs extremely rapid, it’s affected by high mobility and population density. Indonesia as a developing country with tropics climate keep first place for incident rate DBD in Southeast Asia, a region with a high number of occurrences are West Java. Therefore, to determine how knowledge, attitudes and behavior of residents in the West Java province is represented by the residents Pangandaran sub-district about the prevention the spread of dengue fever .

The methods used in this research is descriptive with cross sectional design and using questionnaires as an instrument. Sample using incidental sampling criteria and obtained 393 respondents in the sample .

The results of the study were obtained from 393 respondents as much as 49.36 % of respondents have quite good knowledge level, 95.92 % of respondents have a good attitude, and 43.52 % of the respondents have a quite good behavior on the prevention the spread of dengue fever.

Conclusions from this research that people's of Pangandaran sub-district attitudes towards prevention the spread of dengue are good, while the knowledge and behavior is quite good.

(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ...iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 LATAR BELAKANG ... 1

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH ... 4

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN ... 4

1.4 MANFAAT PENELITIAN... 4

1.5 LANDASAN TEORI ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) ... 6

2.1.1 DEFINISI ... 6

2.1.2 ETIOLOGI ... 6

2.1.3 EPIDEMIOLOGI ... 7

2.1.4 VEKTOR PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) ... 9

2.1.5 PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI ... 14

2.1.6 MANIFESTASI KLINIS ... 16

2.1.7 DIAGNOSIS ... 16

2.1.8 PENATALAKSANAAN ... 17

2.1.9 PENCEGAHAN ... 18

2.2.1 PENGETAHUAN ... 20

2.2.2 SIKAP ... 22

(4)

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1 INSTRUMEN/SUBJEK PENELITIAN ... 26

3.1.1 INSTRUMEN PENELITIAN ... 26

3.1.2 SUBJEK PENELITIAN ... 26

3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ... 26

3.3 METODE PENELITIAN ... 26

3.4 VARIABLE PENELITIAN ... 27

3.4.1 DEFINISI OPERASIONAL ... 27

3.5 POPULASI DAN SAMPEL ... 28

3.6 KRITERIA PEMILIHAN SUBJEK ... 28

3.7 PROSEDUR KERJA ... 29

3.7.1 PENGUMPULAN DATA ... 30

3.8 METODE ANALISIS DATA ... 30

3.8.1 IDENTITAS RESPONDEN ... 30

3.8.2 PENGETAHUAN ... 31

3.8.3 SIKAP ... 31

3.8.4 PERILAKU ... 32

3.9 ASPEK ETIK ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1 IDENTITAS RESPONDEN ... 34

4.2 PENGETAHUAN ... 34

4.2.1 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Penyakit Demam Berdarah ... 34

4.2.2 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Bagaimana Orang Bisa Terserang Demam Berdarah Dengue ... 35

4.2.3 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Ciri-ciri Nyamuk Penyebar DBD .... 36

4.2.4 Distribusi Pengetahuan Tentang Penyebab DBD ... 37

4.2.5 Distribusi Pengetahuan Tentang Tempat Perkembangbiakan Nyamuk Penyebar DBD ... 37

(5)

4.2.7 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Waktu Nyamuk DBD Mencucuk .... 38 4.2.8 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Cara Memberantas Nyamuk Dewasa ... 39 4.2.9 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Kepanjangan 3M ... 39 4.2.10 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Gejala-gejala dari Penyakit DBD 40 4.2.11 Distribusi Pengetahuan Secara Keseluruhan ... 41 4.3 SIKAP ... 42 4.3.1 Distribusi Sikap Responden Mengenai Perlunya Upaya Pencegahan Penyakit DBD secara Berkala ... 42 4.3.2 Distribusi Sikap Responden Mengenai Upaya Pencegahan Penyakit DBD

Merupakan Suatu Kebutuhan Masyarakat yang Harus Segera Dilakukan ... 42 4.3.3 Distribusi Sikap Responden Mengenai Bersedia atau Tidak Bersedia Untuk

Berperan Aktif Dalam Upaya Pencengahan Penyakit DBD ... 43 4.3.4 Distribusi Sikap Responden Mengenai Mengizinkan Tindakan Pengasapan

(fogging) di Rumah ... 43 4.3.5 Distribusi Sikap Responden Mengenai Persetujuan Tindakan Penguburan Barang Bekas ... 44 4.3.6 Distribusi Sikap Responden Mengenai Persetujuan Kegiatan Menutup Rapat Tempat Penampungan Air ... 44 4.3.7 Distribusi Sikap Responden Mengenai Pesetujuan Kegiatan Menguras Bak Mandi Secara Berkala ... 45 4.3.8 Distribusi Sikap Responden Mengenai Persetujuan Bahwa Pengawasan Jentik Merupakan Hal yang Perlu Dilakukan ... 45 4.3.9 Distribusi Sikap Responden Mengenai Siapa Yang Bertanggung Jawab Terhadap Penanggulangan Penyakit DBD ... 46 4.3.10 Distribusi Sikap Responden Mengenai yang Diperlukan Untuk Mencegah

(6)

4.4.3 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Perlakuan Membersihkan atau

Membakar Barang Bekas yang Menjadi Sarang Nyamuk ... 49

4.4.4 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Penggunaan Abate Pada Penampungan Air ... 49

4.4.5 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Pengunaan Kawat Anti Nyamuk ... 50

4.4.6 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Perlakuan Terhadap Pakaian yang Telah Dipakai ... 50

4.4.7 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Pengunaan Perlindungan Terhadap Gigitan Nyamuk ... 51

4.4.8 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Partisipasi Dalam Mengikuti Kegiatan Pencegahan Penanggulangan Demam Berdarah ... 51

4.4.9 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Partisipasi Dalam Kegiatan Penyuluhan Pencegahan Penanggulangan Demam Berdarah ... 52

4.4.10 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Pengalaman Melakukan Tindakan Pengawasan Jentik Nyamuk... 52

4.4.11 Distribusi Perilaku Secara Keseluruhan ... 53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 54

5.1 SIMPULAN ... 54

5.2 SARAN ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Aedes aegypti dan Aedes albopictus………..………...….18

Tabel 4.1 Identitas responden .………..………….…….35

Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan responden mengenai penyakit demam berdarah...35

Tabel 4.3 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Bagaimana Orang Bisa

Terserang Demam Berdarah Dengue...36

Tabel 4.4 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Ciri-ciri Nyamuk Penyebar

DBD………....37 Tabel 4.5 Distribusi Pengetahuan responden tentang penyebab demam berdarah….38 Tabel 4.6 Distribusi Pengetahuan Tentang Tempat Perkembangbiakan Nyamuk

Penyebar DBD………38

Tabel 4.7 Distribusi Pengetahuan responden tentang tempat peristirahatan

nyamuk………..…..39 Tabel 4.8 Distribusi Pengetahuan responden tentang waktu nyamuk mencucuk..….39 Tabel 4.9 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Cara Memberantas Nyamuk

Dewasa………....40

Tabel 4.10 Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Kepanjangan 3M…………41

Tabel 4.11 Distribusi Pengetahuan Responden Mengenai Gejala-gejala dari Penyakit

DBD………41

Tabel 4.12 Distribusi Pengetahuan Secara Keseluruhan……….42

Tabel 4.13 Distribusi Sikap Responden Mengenai Perlunya Upaya Pencegahan

Penyakit DBD secara Berkala……….43

Tabel 4.14 Distribusi Sikap Responden Mengenai Upaya Pencegahan Penyakit DBD

Merupakan Suatu Kebutuhan Masyarakat yang Harus Segera Dilakukan………….43

Tabel 4.15 Distribusi Sikap Responden Mengenai Bersedia atau Tidak Bersedia

(8)

Tabel 4.16 Distribusi Sikap Responden Mengenai Mengijikan Tindakan Pengasapan

(fogging) di Rumah……….44

Tabel 4.17 Distribusi Sikap Responden Mengenai Persetujuan Penguburan Barang

Bekas………....45

Tabel 4.18 Distribusi Sikap Responden Mengenai Persetujuan Kegiatan Menutup

Rapat Tempat Penampungan Air……….45

Tabel 4.19 Distribusi Sikap Responden Mengenai Pesetujuan Kegiatan Menguras

Bak Mandi Secara Berkala………..46

Tabel 4.20 Distribusi Sikap Responden Mengenai Persetujuan Bahwa Pengawasan

Jentik Merupakan Hal yang Perlu Dilakukan……….46

Tabel 4.21 Distribusi Sikap Responden Mengenai Siapa Yang Bertanggung Jawab

Terhadap Penanggulangan Penyakit DBD………..47

Tabel 4.22 Distribusi Sikap Responden Mengenai yang Diperlukan Untuk Mencegah

Demam Berdarah……….…47

Tabel 4.23 Distribusi Sikap Secara Keseluruhan………48

Tabel 4.24 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Pembersihan Penampungan Air

atau Bak Mandi………....49

Tabel 4.25 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Keadaan Penampungan…...…49

Tabel 4.26 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Perlakuan Membersihkan atau

Membakar Barang Bekas yang Menjadi Sarang Nyamuk………...50

Tabel 4.27 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Penggunaan Abate Pada

Penampungan Air………50

Tabel 4.28 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Pengunaan Kawat Anti

Nyamuk………51

Tabel 4.29 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Perlakuan Terhadap Pakaian

yang Telah Dipakai………..51

Tabel 4.30 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Pengunaan Perlindungan

(9)

Tabel 4.31 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Partisipasi Dalam Mengikuti

Kegiatan Pencegahan Penanggulangan Demam Berdarah………52

Tabel 4.32 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Partisipasi Dalam Kegiatan

Penyuluhan Pencegahan Penanggulangan Demam Berdarah……….53

Tabel 4.33 Distribusi Perilaku Responden Mengenai Pengalaman Melakukan

Tindakan Pengawasan Jentik Nyamuk………53

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Wilayah Penyebaran Aedes aegypti……….……….…7

Gambar 2.2 Gambaran Angka Kejadian DBD di Indonesia……….8

Gambar 2.3 Tempat Perindukan Aedes sp………….………..…11

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

satu dari 4 virus dengue berbeda dan ditularkan melalui nyamuk terutama Aedes

aegypti dan Aedes albopictus yang ditemukan di daerah tropis dan subtropis diantaranya kepulauan Indonesia hingga bagian utara Australia (MedlinePlus, 2013).

Pada banyak daerah tropis dan subtropis, penyakit DBD adalah endemik yang

muncul sepanjang tahun, terutama saat musim hujan ketika kondisi optimal untuk

nyamuk berkembang biak. Biasanya sejumlah besar orang akan terinfeksi dalam

waktu yang singkat (wabah) (CDC, 2010).

Keempat virus dengue menginfeksi manusia di daerah Afrika dan Asia Tenggara

sejak 100-800 tahun yang lalu. Virus dengue berkembang pesat pada perang dunia

ke-2 dimana penyebaran nyamuk terjadi secara masal bersama dengan pengiriman

barang yang berperan dalam penyebaran global DBD (CDC, 2010).

Sebelum tahun 1970, hanya 9 negara yang mengalami wabah DBD dan sekarang

menjadi penyakit endemik di lebih dari 100 negara diantaranya Afrika, Amerika,

Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat, dimana angka tertinggi terdapat

di Amerika, Asia Tenggara dan Pasifik Barat. Jumlah kasus di Amerika, Asia

Tenggara dan Pasifik Barat telah melewati 1.2 juta kasus di tahun 2008 dan lebih dari

2.3 juta kasus di 2010. Pada tahun 2013, 2.35 juta kasus telah di laporkan dari

(12)

Saat ini bukan hanya terjadi peningkatan jumlah kasus tetapi penyebaran di luar

daerah tropis dan subtropis, contohnya di Eropa, transmisi lokal pertama kali

dilaporkan di Perancis dan Kroasia pada tahun 2010. Pada tahun 2012, terjadi lebih

dari 2.000 kasus DBD di lebih dari 10 negara di Eropa. Setidaknya 500.000 penderita

DBD memerlukan rawat inap setiap tahunnya, jumlah proporsi yang besar dari

mereka adalah anak-anak dan 2,5% diantaranya dilaporkan meninggal dunia (WHO,

2014).

Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam

jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968

hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia

sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara (Achmadi, 2010).

Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah kesehatan

masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita dan luas daerah

penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan

kepadatan penduduk. Di Indonesia, demam berdarah pertama kali ditemukan di kota

Surabaya pada tahun 1968, dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang

diantaranya meninggal dunia dengan Angka Kematian (AK) mencapai 41,3 %. Sejak

saat itu, penyakit ini menyebar luas ke seluruh Indonesia (Achmadi, 2010).

Hingga pertengahan tahun 2013, terjadi 48.905 kasus demam berdarah dengan

376 diantaranya meninggal dunia. Hal ini menunjukan peningkatan dari sepanjang

tahun 2012 terjadi 90.245 kasus dengan angka kematian mencapai 816 jiwa. Hal ini

mungkin terjadi akibat perubahan iklim dan buruknya penanganan lingkungan

(Kurniati, 2013).

Pada tahun 2009, Jawa Barat menduduki posisi ke 6 sebagai provinsi dengan

angka kejadian tertinggi dengan Angka Insiden (AI) sebesar 69 per 100.000

penduduk ini termasuk kedalam daerah dengan risiko tinggi (AI > 55 kasus per

100.000 penduduk) dan angka kematian 0,81%. Kasus DBD perkelompok umur

terjadi pergeseran, yaitu pada tahun 1993-1998 angka kejadian infeksi tertinggi

(13)

cenderung pada kelompok umur ≥15 tahun bahkan lebih banyak pada usia produktif dan lebih banyak menyerang laki-laki (53,78%) (Achmadi, 2010). Pada tahun 2013,

Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis mencatat 141 warga terinfeksi DBD dan 2 orang

diantaranya meninggal dunia (Auliani, 2013).

Kasus DBD relatif lebih banyak ditemukan di pedesaan dimana responden

memiliki tingkat pendidikan rendah (tidak sekolah dan tidak tamat SD), responden

sekolah dan petani/nelayan/buruh. Prevalensi DBD juga cenderung meningkat pada

kelompok dengan tingkat pengeluaran rumah tangga (RT) per kapita yang lebih

tinggi. Hal ini mungkin berhubungan dengan tingkat kesadaran penderita dalam

mengenali penyakit dan mencari pengobatan yang lebih baik dikelompok dengan

tingkat pengeluaran RT per kapita yang lebih tinggi tersebut (Depkes, 2008).

Berdasarkan latar belakang di atas perlu dilakukan penelitian mengenai

pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap pencegahan penyakit demam

(14)

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

 Bagaimana gambaran pengetahuan masyarakat Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran terhadap pencegahan penyebaran penyakit DBD.

 Bagaimana gambaran sikap masyarakat Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran terhadap pencegahan penyebaran penyakit DBD.

 Bagaimana gambaran perilaku masyarakat Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran terhadap pencegahan penyebaran penyakit DBD.

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud penelitian ini adalah mengambarkan pengetahuan sikap dan perilaku

masyarakat terhadap pencegahan penyebaran penyakit Demam Berdarah di

Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan sikap dan

perilaku masyarakat terhadap pencegahan penyebaran penyakit Demam Berdarah di

Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran dengan menggunakan kuisioner.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

 MANFAAT ILMIAH

Untuk memperluas wawasan mahasiswa mengenai pencegahan penyakit DBD dan

mendapat gambaran tentang pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap

pencegahan penyakit DBD.  MANFAAT PRAKTIS

Hasil penelitian ini dapat menjadi evaluasi dari program pemerintah mengenai

pencegahan penyakit demam berdarah, diukur dengan pengetahuan, sikap dan

(15)

1.5 LANDASAN TEORI

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau ranah kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Sikap

menunjukkan adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Sikap merupakan

kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu

penghayatan terhadap objek. Perilaku merupakan tindakan nyata yang terwujud

akibat sikap dan didukung oleh faktor-faktor lain seperti fasilitas (Notoadmodjo,

2012).

Penyakit DBD masih menjadi masalah nasional. Tidak ada cara lebih ampuh

untuk mengakselerasi upaya pemberantasan penyait DBD selain dengan cara

memberdayakan masyarakat. Sehingga upaya pemberdayaan yang dapat dilakukan

adalah penatalaksana kasus yang adekuat disertai sistem pelaporan yang cepat dan

terdokumentasi dengan baik, penyelidikan epidemiologi, penyuluhan mengenai DBD

dan tindakan pencegahan, melakukan tindakan pencegahan dan perlu dilakukan

kegiatan pelatihan-pelatihan seputar penyakit DBD, mulai dari gejala penyakit DBD,

cara pengobatan, cara pencegahan, dan lainnya (Dinata, 2008).

Penyebaran DBD dipengaruhi oleh peran serta masyarakat. Peran serta

masyarakat akan muncul apabila sudah ada perubahan perilaku masyarakat dari tidak

melakukan menjadi melakukan untuk perilaku positif dan dari melakukan menjadi

tidak melakukan untuk perilaku negatif. Sedangkan perubahan perilaku terjadi setelah

mengalami proses yang dimulai dari mengetahui (know), memahami

(comprehension), aplikasi (aplication), analisa (analysis), sintesis (syntesis) dan

(16)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

 Gambaran pengetahuan masyarakat Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran terhadap penyakit dan pencegahan penyakit Demam Berdarah

Dengue adalah cukup.

 Gambaran sikap masyarakat Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran terhadap pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue adalah

baik.

 Gambaran perilaku masyarakat Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran terhadap pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue adalah

cukup.

5.2 SARAN

 Perlu dilakukan edukasi pada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku demi optimalnya upaya pencegahan demam berdarah.  Perlu dilakukan pelatihan secara berkesinambungan untuk menunjang upaya

pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah.

(17)

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKATTERHADAP PENCEGAHAN

PENYEBARANPENYAKITDEMAMBERDARAH DI KECAMATAN PANGANDARANKABUPATEN PANGANDARANTAHUN 2014

DESCRIPTION OF KNOWLEDGE, ATTITUDE AND BEHAVIORS OF PEOPLE TOWARDS THE PREVENTION THE SPREAD OF DENGUE FEVER IN PANGANDARAN

SUB-DISTRICT PANGANDARAN SUB-DISTRICT IN 2014 Budi Widyarto1 , Kartika Dewi2, Leuwih Mentari3 1

Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha

Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia

ABSTRAK

Penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di dunia terjadi sangat cepat dipengaruhi oleh tingginya mobilitas dan kepadatan penduduk. Indonesia sebagai Negara berkembang dengan iklim tropis menepati urutan pertama angka kejadian DBD di Asia Tenggara, salah satu kawasan dengan jumlah kejadian tinggi adalah Jawa Barat. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimanakah pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat provinsi Jawa Barat yang diwakili oleh masyarakat kecamatan Pangandaran mengenai pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah.

Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan rancangan cross sectional dan digunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data. Sampel menggunakan criteria incidental sampling dan diperoleh 393 responden sebagai sampel.

Hasil penelitian yang didapatkan dari 393 responden adalah sebanyak 49,36% responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup, 95,92% responden memiliki sikap yang baik dan 43,52% responden memiliki perilaku yang cukup mengenai penyebaran penyakit demam berdarah.

Simpulan dari penelitian ini yaitu sikap masyarakat terhadap pencegahan penyebaran demam berdarah tergolong baik, sedangkan pengetahuan dan perilaku tergolong cukup.

Kata kunci :pengetahuan, sikapdanperilaku; pencegahan; demamberdarah.

ABSTRACT

The spread of Dengue hemoragic fever ( DHF ) in the world occurs extremely rapid, it’s affected by high mobility and population density. Indonesia as a developing country with tropics climate keep first place for incident rate DBD in Southeast Asia, a region with a high number of occurrences are West Java. Therefore, to determine how knowledge, attitudes and behavior of residents in the West Java province is represented by the residents Pangandaran sub-district about the prevention the spread of dengue fever .

The methods used in this research is descriptive with cross sectional design and using questionnaires as an instrument. Sample using incidental sampling criteria and obtained 393 respondents in the sample .

The results of the study were obtained from 393 respondents as much as 49.36 % of respondents have quite good knowledge level, 95.92 % of respondents have a good attitude, and 43.52 % of the respondents have a quite good behavior on the prevention the spread of dengue fever.

Conclusions from this research that people's of Pangandaran sub-district attitudes towards prevention the spread of dengue are good, while the knowledge and behavior is quite good.

(18)

DemamBerdarah Dengue (DBD)

adalahpenyakitinfeksiyang

disebabkanolehsatudari 4 virus dengue

berbedadanditularkanmelaluinyamukterutam

aAedesaegyptidanAedesalbopictusyang

ditemukan di

daerahtropisdansubtropisdiantaranyakepulau

an Indonesia hinggabagianutara Australia1.

Padabanyakdaerahtropisdansubtropis,

penyakit DBD adalahendemik yang

munculsepanjangtahun,

terutamasaatmusimhujanketikakondisi

optimal untuknyamukberkembangbiak.

Biasanyasejumlahbesar orang

akanterinfeksidalamwaktu yang singkat

(wabah)2.

Data dariseluruhduniamenunjukkan Asia

menempatiurutanpertamadalamjumlahpende

rita DBD setiaptahunnya.Sementaraitu,

terhitungsejaktahun 1968 hinggatahun 2009,

WorldHealth Organization (WHO)

mencatatnegara Indonesia

sebagainegaradengankasus DBD tertinggi di

Asia Tenggara3.

DemamBerdarah Dengue (DBD)

masihmerupakansalahsatumasalahkesehatan

masyarakat yang utama di

Indonesia.Jumlahpenderitadanluasdaerahpen

yebarannyasemakinbertambahseiringdengan

meningkatnyamobilitasdankepadatanpendud

uk. Di Indonesia, demamberdarahpertama

kali ditemukan di kota Surabaya padatahun

1968, dimanasebanyak 58 orang

terinfeksidan 24 orang

diantaranyameninggalduniadenganAngkaKe

matian (AK) mencapai 41,3 %. Sejaksaatitu,

penyakitinimenyebarluaskeseluruh

Indonesia3.

Hinggapertengahantahun 2013, terjadi

48.905 kasusdemamberdarahdengan 376

diantaranyameninggaldunia.Hal

inimenunjukkanpeningkatandarisepanjangta

hun 2012 terjadi 90.245

kasusdenganangkakematianmencapai 816

jiwa.Hal

inimungkinterjadiakibatperubahaniklimdanb

uruknyapenanganan lingkungan4.

Padatahun 2009, Jawa Barat

mendudukiposisike 6

sebagaiprovinsidenganangkakejadianterting

gidenganAngkaInsiden (AI) sebesar 69 per

100.000

pendudukinitermasukkedalamdaerahdenganr

isikotinggi (AI > 55 kasus per

100.000penduduk) danangkakematian

0,81%3. Padatahun 2013,

DinasKesehatanKabupatenCiamismencatat1

41 wargaterinfeksi DBD dan 2 orang

(19)

PROSEDUR KERJA

Pengumpulan data dilakukan dengan

wawancara langsung menggunakan

kuesioner yang di berikan kepada

masyarakat yang berjumlah 393 serta

mengambil data dari dokumen data statistik

kejadian penyakit Demam Berdarah di

Kecamatan Pangandaran.  Sumber Data

Data yang dikumpulkan berupa:

1) Data Primer yang diperolehsecara

survey di

lapangandarihasilwawancaraberdasarka

nkuesioner yang

diberikankepadarespoden.

2) Data Tambahandiambildaridokumen

data

angkakejadianpenyakitDemamberdarah

denguedalamkurunwaktu yang

diperlukan yang

dibutuhkansebagaipendukungpenelitian

sertajurnal-jurnal lain yang

membahastentangpenyebaranpenyakitD emamBerdarah. PELAKSANAAN PENELITIAN 1. Dirumuskanidentifikasimasalah 2. Ditentukantujuanpenelitiansetelahdirum uskandenganjelas. 3. Ditentukankriteriasubjekstudi, padapenelitianiniadalahwargakecamatan PangandaranKabupatenPangandaran. 4. Dilakukanpemilihansampel.

5. Disiapkandaftarpertanyaan yang

dibutuhkan,

padapenelitianinipertanyaanmengenaipe

ngetahuan,

sikapdanperilakuterhadappencegahanpen

yakit DBD

6. Dilakukanpengumpulan data

darisampeldenganmenggunakankuisione

r

7. Dilakukandeskripsi data

ANALISIS DATA

Data diambil dari pengisian kuesioner dan

dilakukan secara pengolahan secara manual

dan disajikan dengan tabel distribusi terukur.

Dilakukan analisis univariat dengan

menggunakan statitik deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENGETAHUAN

Kategori Jumlah Persentase

(%)

A. Baik 128 32.56

B. Cukup 194 49.36

C. Kurang 71 18.07

(20)

Tabel

PENGETAHUANmenunjukkanbahwa49.36

% respondenmemilikipengetahuan yang

tergolongcukupsedangkan32.56% tergolongbaikdansisanyayaitusebesar18.07% tergolongburuk.Hal inimungkindikarenakankurangnyakeingintah uanmasyarakatataukurangnyafasilitasuntuk mencaripengetahuanmengenaidemamberdar ah. SIKAP

Kategori Jumlah Persentase

(%)

A. Baik 377 95.92

B. Cukup 15 3.83

C. Kurang 1 0.25

Total 393 100

Tabel SIKAPmenunjukkanbahwa 95.92%

respondenmemilikisikap yang

tergolongbaiksedangkan 3.83%

tergolongcukupdansisanyayaitusebesar

0.25% tergolongburuk.

PERILAKU

Kategori Jumlah Persentase (%)

A. Baik 156 39.69

B. Cukup 171 43.52

C. Kurang 66 16.79

Total 393 100

Tabel

PERILAKUmenunjukkanbahwa43.52%

respondenmemilikiperilaku yang

tergolongcukupsedangkan39.69%

tergolongbaikdansisanyayaitusebesar16.79%

tergolongburuk.

SIMPULAN

Gambaran pengetahuan masyarakat

Kecamatan Pangandaran Kabupaten

Pangandaranterhadappenyakitdanpencegaha

npenyakitDemamBerdarah Dengue

adalahcukup.

Gambaran sikap masyarakat

Kecamatan Pangandaran Kabupaten

Pangandaran

terhadappencegahanpenyakitDemamBerdara

h Dengue adalahbaik.

Gambaran perilaku masyarakat

Kecamatan Pangandaran Kabupaten

Pangandaran

terhadappencegahanpenyakitDemam

Berdarah Dengue adalah cukup.

DAFTAR PUSTAKA 1. Jatin, M. Vyas, M. P.

2013.MedlinePlus.

http://www.nlm.nih.gov/:

(21)

/ency/article/001374.html., 24 Maret

, 2014.

2. CDC, 2010.Epidemiology dengue

homepage.,http://www.cdc.gov/deng ue/epidemiology/index.html., 24

Maret , 2014.

3. Achmadi, U. F. 2010. Dbd di

Indonesia tahun 1968-2009.Buletin

Jendela Epidemiologi, (2):1-13

4. Kurniati, D. 2013.Kemenkes :

Indonesia masih endemis demam berdarah.,

http://www.tempo.co/read/news/201

3/07/26/173500085/Kemenkes-

Indonesia-Masih-Endemis-Demam-Berdarah., 25 maret , 2014

5. Auliani, P.2013. Kejadian luar

biasa, DBD di Ciamis. Ciamis: Kompas.

http://regional.kompas.com/read/201

3/05/19/04590153/Kejadian.Luar.Bia

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, U. F. 2010. Dbd di Indonesia tahun 1968-2009. Buletin Jendela Epidemiologi,

(2):1-13

Auliani, P. 2013. Kejadian luar biasa, DBD di Ciamis. Ciamis: Kompas.

http://regional.kompas.com/read/2013/05/19/04590153/Kejadian.Luar.Biasa.DBD.di.Cia

mis., 24 Maret , 2014

CDC, 2010. Epidemiology dengue homepage.,

http://www.cdc.gov/dengue/epidemiology/index.html., 24 Maret , 2014.

CDC, 2012. Entomology & Ecology., http://www.cdc.gov/dengue/entomologyecology/, 14 oktober, 2104

Depkes, 2008. Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2007 : Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Departemen Kesehatan.

Dinata, A. 2008. Strategi utama pemberdayaan atasi DBD. Inside,( III No. 2): 16-19.

Ipa, M. L. 2009. Gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat serta hubungannya

dengan kejadian demam berdarah dengue. ASPIRATOR : 16.

Jatin, M. Vyas, M. P. 2013. MedlinePlus. http://www.nlm.nih.gov/:

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001374.html., 24 Maret , 2014.

Kesmas. 2014. Surveilans demam berdarah.,

http://www.indonesian-publichealth.com/2014/02/epidemiologi-demam-berdarah.html, 17 Oktober, 2014

Kurniati, D. 2013. Kemenkes : Indonesia masih endemis demam berdarah.,

http://www.tempo.co/read/news/2013/07/26/173500085/Kemenkes-Indonesia-Masih-Endemis-Demam-Berdarah., 25 maret , 2014

Marisa, A. 2007. Toleransi larva dan nyamuk dewasa Aedes aegypti terhadap temefos dan

(23)

Mulyanto, K. C. 2005. Morfologi, Klasifikasi, Siklus Hidup, Habitat Aedes sp. Retrieved October

11, 2014, from Itd Unair: http://www.itd.unair.ac.id/files/pdf/protocol1/Aedes.pdf

Murray, E. N., Quam, B. M., & Wilder-Smith, A. 2013. Epidemiology of dengue: past, present

and future prospects. from NCBI:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3753061/#., 23 Oktober , 2014

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2010. In Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan . Jakarta: Rineka Cipta.

Rosidi, A. R., & Adisasmito, W. 2006. Hubungan Faktor Penggerakan Pemberantasan Sarang

Nyamuk Demam Berdarah Dengue Dengan Angka Bebas Jentik Di Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka, Jawa Barat : Journal.fk.unpad.

Suhendro, Nainggolan, L., Chen, K., & Pohan, H. T. 2006. Demam Berdarah Dengue in : A. W.

Sudoyo, B. Setiyohadi, I. Alwi, M. S. K, & S. Setiati editor : Buku ajar ilmu penyakit

dalam jilid III edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. p.1731-1735

Sukowati, P. P. 2010. Masalah vektor demam berdarah dengue (DBD) dan pengendaliannya di

Indonesia. Buletin DBD, p 26-30.

Supartha, I. W. 2008. Pengendalian terpadu vektor virus demam berdarah dengue, Aedes aegpty

dan Aedes albopictus Denpasar : Dies Natalis.

WHO. 2014. Dengue and Severe Dengue. from World Health Organization:

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/. 24 maret, 2014.

Judarwanto, W. S. 2007. Profil nyamuk aedes dan pembasmiannya. from

IndonesiaIndonesia.com:

http://indonesiaindonesia.com/f/13744-profil-nyamuk-aedes-pembasmiannya/. 17 Novemeber, 2014

Wiguna, C. 2014. Pencegahan Demam Berdarah Melalui Metode Pemberantasan Sarang

(24)

http://ilmukesmas.com/pencegahan-demam-berdarah-melalui-metode-pemberantasan-sarang-nyamuk-psn/. 17 Novemeber,

2014

Zettel, C., & Kaufman, P. 2013. Aedes aegypti (Linnaeus). from Featured Creatures:

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal tersebut di atas, tujuan pe- nelitian ini untuk mengetahui (1) hasil belajar mate- matika pokok bahasan bilangan pecahan siswa ke- las V SD Negeri di

Oleh karena itu, zeolit K-F hasil sintesis dengan penambahan KCl 2,5 M kemudian dikarakterisasi menggunakan SEM untuk mengetahui morfologi yang terbentuk,

Atau terjadi gangguan pada proses pembuangan asam urat akibat kondisi ginjal yang kurang baik atau karena peningkatan kadar asam urat di dalam darah sudah berlebihan yang

Pada saat kompresor memampatkan udara atau gas, ia bekerja sebagai penguat ( meningkatkan tekanan ), dan sebaliknya kompresor juga dapat berfungsi sebagai pompa

Sirup buah talok dapat dijadikan peluang usaha yang menjanjikan karena bahan baku yang digunakan mudah diperoleh dan murah, sirup buah talok tidak mengandung pengawet

Proyeksi Kebutuhan Bahan Bakar dan Listrik untuk Transportasi (Nilai Listrik adalah Aktual). propulsi mobil listrik pada konfigurasi sebagian atau seluruh daya dan

Fashindo Persada mengetahui kebutuhan customer secara personal serta memberikan pelayanan yang lebih berkualitas dan informasi yang dibutuhkan oleh customer sehingga

➤ To always deliver quality work ➤ To simplify code at every turn ➤ To attack code the team fears most ➤ To make architectural corrections.. ➤ To throw away unneeded code and