• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS V MIN 1 PESAWARAN TAHUN AJA RAN 2016 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS V MIN 1 PESAWARAN TAHUN AJA RAN 2016 2017"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACAPEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3RPADA SISWA KELAS V

MIN 1 PESAWARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

Skripsi

Diajukan untuk melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh DEDE FADILAH NPM. 1211100031

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Pembimbing I : Dr. M. Akmansyah, MA Pembimbing II : Dr. Nasir,M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

(2)

ii ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS V MIN 1

PESAWARAN TAHUN AJARAN 2016/2017 Oleh:

DEDE FADILAH

Proses belajar mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia di MIN 1 Pesawaran mengalami hambatan yaitu masih ada siswa yang hasil belajarnya dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 terutama di membaca pemahaman. Kondisi ini yang melatar belakangi peneliti untuk menggunakan metode SQ3R sehingga dengan metode tersebut membaca pemahaman pada siswa dapat meningkat. Sebagaimana saat melakukan kunjungan lapangan ketika pra survey didapat informasi bahwa metode SQ3R belum pernah digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut agar proses pembelajaran menjadi lebih hidup dan berfariatif pendidik yang dalam hal ini guru sebaiknya dapat menggunakan dan memaksimalisasikan metode dalam proses pembelajaran, sehingga rumusan masalah

yang diajukan adalah ”Apakah Keterampilan membaca pemahaman dapat ditingkatkan

dengan menggunakan metode SQ3R pada siswa kelas V Min 1 pesawaran?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V MIN 1 Pesawaran.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classrom Action Research karena ruang lingkupnya dalam pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan oleh guru didalam kelas. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data dan penyimpulan. Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah meliputi observasi, tes, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini adalah Keterampilan membaca pemahaman dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode SQ3R pada siswa kelas V Min 1 pesawaran, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pra survey 60,25 dengan ketuntasan belajar 27,5%. Pada siklus 1 diperoleh nilai rata-rata 67 dengan ketuntasan belajar 47%, dan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 80 dengan ketuntasan belajar 82%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan dari kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V MIN 1 Pesawaran.

(3)
(4)
(5)

v

MOTTO

















































Artinya :”Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab ini pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus ”.( Q.S. Al-Maidah : 16 ).1

1

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Teriring Do’a dan rasa syukur kepada Allah SWT, peneliti persembahan skripsi ini sebagai tanda baktiku yang tulus kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta, Ayahanda Hisni Barmawi dan Ibunda Misbah yang tiada henti selalu memanjatkan doa dan melakukan yang terbaik untukku sampai saat ini, dan yang selalu memberi dorongan, motivasi, cinta dan kasih sayang yang tulus . Merekalah sepasang malaikat dalam hidup ku.

2. Kakak-kakak tersayang (Hayati, Camelia, Yuslina) yang senantiasa menjagaku dan memberikan semangat serta do’a agar aku bisa menjadi adik yang dapat membahagiakan dan membuat bangga keluarga besarku. 3. seluruh keponakan penulis (Ayu Dya Wahyuni, Rama Dian Fikri, Arya

Dinata, Haikal Al-Ma’ruf, A. Najib Al-Hamam, Muhammad Azmi, Azzira Khoirunnisa dan M. Rossi Al-Mudhof) yang selalu memberikan keceriaan dan semangat untukku.

4. Untuk nenekku tersayang Ibunyai Hazanah Yang selalu mendoakanku. 5. Almamaterku IAIN Raden Intan Lampung di mana tempat peneliti

(7)

vii

RIWAYAT HIDUP

DEDE FADILAH, adalah anak terakhir dari 4 bersaudara, yaitu Hayati, Camelia dan Yuslina, yang kesemuanya dilahirkan dari pasangan suami istri Ayahanda Hisni

Barmawi dan Ibunda Misbah. penulis dilahirkan di Desa Pasar Baru, tepatnya pada

tanggal 25 Juli 1993.

Jenjang pendidikan pertama penulis dimulai dari pendidikan Sekolah Dasar (SD)

Negeri 10 Kedondong yang diselesaikan pada tahun 2006, selanjutnya melanjutkan ke

Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Pesawaran selesai pada tahun 2009 dan

melanjutkan ke Sekolah Madrasah Aliyah (MA) Negeri 1 Pesawaran yang diselesaikan

pada tahun 2012. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung dan diterima di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) TAHUN 2012.

Riwayat organisasi anggota pramuka MAN 1 Pesawaran tahun

2009-2011,anggota Paskibra MAN 1 Pesawaran 2009-2010, ketua ranting kecamatan

kedondong 2010-2011, Paskibra Kecamatan Kedondong Tahun 2009, Paskibraka

Kabupaten Pesawaran 2010, Ketua Paskibra MAN 1 Pesawaran 2010-2011, Anngota

Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Kabupaten Pesawaran 2010-2011.

Ketua HMJ-PGMI Tahun 2013-2015, Anggota perhimpunan pelajar muslim

Indonesia 2013-2014, pecan orientasi kader BAPINDA 2012, pengurus DEMA-FTK

2015-2016, Anggota HMI Cabang Bandar Lampung Komisariat Tarbiyah dan Keguruan

(8)

viii

2016-2017, pengurus Ikatan Mahasiswa PGMI Indonesia (IMPI) Wilayah Sumatera

2015-2016, Ketua DPD Pernusa Kabupaten Pesawaran periode 2015-2020. Pengurus

DPD Kota Bandar Lampung Asosiasi Kontraktor Mekanikal Elektrikal Indonesia

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim

Alhamdulilah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan Rahmat, Hidayah serta Karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Raden Intan Lampung dengan judul skripsi: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SQ3R PADA SISWA KELAS V MIN 1 PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

Peneliti menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak lepas dari kesalahan dan kekhilafan, kenyataan ini menyadarkan peneliti bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak skripsi ini mungkin tidak akan terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghormatan yang tulus kepada:

1. Rektor IAIN Raden Intan Lampung Prof. Dr. Moh. Mukri, M.Ag

2. Bapak Dr. Chairul Anwar, M.Pd , selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung.

3. Ibu Syofnidah Ifrianti, M.Pd, selaku ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Raden Intan Lampung.

4. Bapak Dr. M. Akmansyah, MA selaku pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Nasir, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahanya.

6. Bapak dan ibu dosen yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada peneliti.

(10)

x

Pesawaran, beserta seluruh staf dan dewan guru MIN 1 Pesawaran yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepala Perpustakaan IAIN Raden Intan Lampung serta seluruh staf yang telah meminjamkan buku guna terselesaikanya skripsi ini.

9. Seluruh rekan seperjuangan mahasiswa PGMI angkatan 2012 serta jajaran pengurus HMJ-PGMI angkatan 2013-2015 yang saya banggakan.

10. Untuk HMI Cabang Bandar Lampung Komisariat Tarbiyah Dan Keguran. 11.Untuk seluruh kader dan Alumni HMI Cabang Bandar Lampung

Komisariat Tarbiyah Dan Keguran.

12.Ikatan Mahasiswa PGMI seluruh Indonesia (IMPI). 13.Sahabat Penulis

14.Dan semua pihak yang membantu terselesaikanya skripsi ini yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semuanya. Akhir kata peneliti mohon maaf bila ada kesalahan.

Wasalamu’alaikum Wr. Wb

Bandar Lampung, Februari 2017

Peneliti

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN Halaman A. Latar Belakang Masalah 1 B. Identifikasi Masalah 8

C. Pembatasan Masalah 8

D. Rumusan Masalah 9 E. Tujuan Penelitian 9 F. Manfaat Penelitian 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Membaca Pemahaman 11

1. Pengertian Membaca 11 2. Tujuan Membaca 12

3. Keterampilan Membaca 13 4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keterampilan Membaca 14

5. Membaca Pemahaman 15

6. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman 17

B. Metode SQ3R 18

(12)

xii

2. Karakteristik Metode SQ3R 19

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode SQ3R 19

4. Langkah-langkah Metode SQ3R 20

C. Hasil Penelitian Yang Relevan 23 D. Kerangka Berfikir 25 E. Hipotesa Tindakan 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 28 B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian 29 C. Subjek Penelitian 37 D. Data dan Sumber Data 37 E. Metode Pengumpulan Data 41

F. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis 43 BAB IV LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Sejarah Berdirinya MIN 1 Pesawaran……….45

1. Visi, Misi, Tujuan dan Strategi MIN 1 Pesawaran………...46

2. Tata Tertib Siswa MIN 1 Pesawaran ………46

3. Daftar Kegiatan Ekstra Kulikuler Siswa Min 1 Pesawaran……..51

4. Sepulu (10) Budaya Malu Pegawai MIN 1 Pesawaran………….51

5. Sepulu (10) Budaya Malu Siswa MIN 1 Pesawaran……….52

B. Tindakan Pembelajaran Siklus 1……….……56

1. Tahap Perencanaan……….…...56

2. Tahap Pelaksanaan……….……56

3. Tahapa Pengamatan………....…60

a. Data Lembar Observasi……….……60

b. Data Hasil Test……….….62

(13)

xiii

d. Tahap Refleksi………..64

C. Tindakan Pembelajaran Siklus II……….…….66

1. Tahap Perencanaan………...66

2. Tahap Pelaksanaan……….….66

3. Tahapa Pengamatan………...…69

a. Data Hasil Pengamatan.……….……69

b. Data Hasil Test………...…..69

c. Catatan Lapangan……….…..71

d. Tahap Refleksi………...72

D. Analisis Data dan Pembahasan………..72

1. Data Hasil Observasi Pembelajaran……….…72

a. Hasil Pengamatan Aktifitas Siklus 1……….…….73

b. Hasil Pengamatan Aktifitas Siklus II……….…....74

c. Hasil Pengamatan Aktifitas Guru….……….74

d. Data Hasil Belajar………..76

E. Hasil Penggunaan Metode SQ3R……….…….77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….….78

B. Saran……….…79 DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiv DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Nilai Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V MIN

1 Pesawaran……… 6

Tabel 2 Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian…………. 25

Tabel 3 Tahapan Intervensi Tindakan ……….… 31

Tabel 4 Instrumen Aktivitas Mengajar Guru……….…... 37

Tabel 5 Instrumen Aktivitas Belajar Siswa ……….………… 38

Tabel 6 Kisi-kisi Soal post testsiklus I ……….... 39

Tabel 7 Kisi-kisi soal post test siklus II……… 40

Tabel 8 Daftar Nama Guru MIN 1 Pesawaran………. 46

Tabel 9 Keadaan Guru GTT di MIN 1 Pesawaran Tahun Pelajaran 2016/2017……… 47

Tabel 10 Keadaan Tenaga Kependidikan di MIN 1 Pesawaran Tahun Pelajaran 2016/2017……… 48

Tabel 11 Daftar Prestasi Siswa MIN 1 Pesawaran ……… 50

Tabel 12 Hasil Belajar Tes Akhir Siklus I……….. 61

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Bagan KerangkaBerpikir……….….…23

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Pengesahan proposal ...78

2. Surat penelitian dari akademik ...79

3. Surat telah melakukan penelitian dari MIN 1 Pesawaran……….……...80 4. Kartu konsultasi ...81

5. Silabus ...82

6. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ...84

7. Hasil belajar siklus 1 ...100

8. Hasil belajar siklus II ...102

9. Lembar observasi 1 ...104

10.Lembar observasi II...105

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dasar yang menjadi perhatian pemerintah sejak periode orde baru, sampai saat ini telah mendekati pemerataan. Dengan dicanangkan program wajib belajar Sembilan tahun, dimana setiap anak usia sekolah diwajibkan untuk menyelesaikan pendidikan tingkat dasar. Output dari sekolah dasar sangat berpengaruh dalam melaksanakan pendidikan pada jenjang selanjutnya, sehingga sudah tugas pemerintah dan pihak sekolah berupaya menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Pendidikan bahasa merupakan sarana belajar komunikasi yang baik dan benar dalam berinteraksi dikehidupan sehari-hari, khususnya di negara ini yang menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi. Sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum 1994 GBPP mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

Sesuai dengan kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, maka fungsi mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia adalah (1) sarana pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa, (2) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa indonesia dalam rangka pelestarian dalam pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan berbahasa indonesia untuk meraih dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. (4) sarana penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah, dan (5) sarana pengembangan penalaran.2

2

(18)

2

Untuk itu dalam kurikulum materi Bahasa Indonesia menjadi bahan yang wajib diberikan disetiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal ini dilakukan agar peserta didik mampu menguasai keterampilan membaca pemahaman dengan baik serta mampu menerapkannya dalam kehidupan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Alaq ayat 1-5.                                           Artinya:

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.3

Pengajaran Bahasa Indonesia terdiri dari beberapa aspek kemampuan berbahasa dan bersastra yaitu aspek keterampilan membaca, menulis, menyimak,

3

(19)

3

dan berbicara. Empat keterampilan ini saling terkait satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam melakukan proses pembelajaran. Untuk itu, pembelajaran Bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan lagi baik dari segi strategi pembelajaran, fasilitas, maupun penunjangnya.

Salah satu aspek yang penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah membaca, dengan membaca dapat mengetahui berbagai hal yang belum diketahui. Dengan membaca, seseorang dapat memperoleh informasi yang diperlukan bahkan memperoleh ilmu baru yang belum diketahui sebelumnya. Memiliki kemampuan ataupun memiliki keterampilan membaca itu sangat penting dalam kehidupan manusia. Salah satu jenis keterampilan membaca adalah membaca pemahaman, maka dari itu pengenalan dasar-dasar kemampuan membaca pemahaman sudah diajarkan sejak tingkat pendidikan dasar.

Sebagian siswa menganggap membaca merupakan kegiatan pembelajaran yang cenderung membuat bosan, jenuh dan malas untuk memahami isi bacaan itu sendiri, siswa kurang aktif karena mengaanggap membaca merupakan pembelajaraan yang kurang menarik, lebih cenderung membuat keributan di dalam kelas. Hal tersebut disebabkan karena kurang bervariasinya metode yang dipakai guru dalam menyampaikan pengajaran membaca sehingga keaktifan siswa dalam berinteraksi dengan guru atau dengan siswa yang lainnya rendah ini dapat mempengaruhi hasil pemahaman siswa terhadap bahan bacaan.4

4

(20)

4

Dalam dunia pendidikan yang semakin berkembang ini, untuk memperkenalkan dan meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada tingkat Sekolah Dasar, pastinya memerlukan pendidik yang berkompeten dan berwawasan yang luas. Salah satu yang sangat berpengaruh dalam peningkatan hasil belajar adalah strategi atau metode yang dilakukan guru dalam pembelajaran. Namun, pada kenyataannya banyak dijumpai pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI menggunakan metode pembelajaran yang terbilang monoton, dan membosankan.

Hal itu pula yang membuat siswa semakin kurang berminat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam hal ini siswa harus diminta atau diperintah terlebih dulu untuk melakukan kegiatan membaca. Kendala lainnya yaitu siswa hanya sekedar membaca tanpa mencari tahu maksud atau inti dari isi teks yang mereka baca. Saat membaca siswa juga kurang memahami isi bacaan karena hanya sebatas membaca dari awal hingga akhir, sehingga kemampuan membaca pemahaman siswa masih kurang dari KKM. Penggunaan waktu dalam pembelajaran menjadi kurang efektif karena banyak siswa yang masih bingung dalam memahami suatu bacaan. Dalam hal ini siswa sibuk bertanya dengan siswa lainnya. Dengan demikian banyak waktu yang terbuang sia-sia.

(21)

5

latihan dan hal itu pula yang mempengaruhi tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa.

Untuk mengantisipasi pembelajaran di kelas, guru dapat menerapkan berbagai macam metode atraktif. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menunjang prestasi belajar siswa adalah metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Riview). Dengan metode ini siswa dapat diajarkan bagaimana cara memahami suatu bacaan dengan tahap-tahapan seperti survey, question, read, recite dan riview. Melihat pentingnya suatu metode dalam pembelajaran. Maka, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang penggunaan metode

tersebut dengan judul ” Peningkatan Ketrampilan Membaca Pemahaman Dengan

Menggunakan Metode SQ3R Pada Siswa Kelas V MIN 1 Pesawaran ”.

(22)

6

oleh guru, siswa akan lebih aktif dengan metode pembelajaran yang menyenangkan.5

Itulah hasil dari temuan-temuan yang diperoleh dari survey pada penelitian pendahuluan yang sekaligus menjadi indikasi dan faktor yang membuat kemampuan membaca pemahaman oleh siswa kelas V MIN 1 Peasawaran masih rendah, ditambah dengan bukti nilai kemampuan membaca pemahaman, seperti tabel berikut:

Tabel I

Nilai Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V MIN 1 Pesawaran.

No Nama

Aspek Penilaian Juml ah Skor Nilai Literal/ IdePokok Inferensi al/ kata Sinonim Kritis/ mengetahui benar salah Kreatif/ Menyimp ulkan

1 Agista Hayyu Mamula 2 2 1 2 7 70

2 Ahmad Zidanul Qodri 2 1 1 1 6 60

3 Aliza Awal Saputra 1 2 3 0 6 60

4 Alya Dwi Rahmawati 2 2 1 0 5 50

5 Annisa Anggraini 1 2 2 1 6 60

6 Arivaldo Dwistira 1 2 2 2 7 70

7 Audiana Zahra 1 2 0 2 5 50

8 Azril Julainsyah Altra 2 1 2 2 7 70

9 Daffi Anugrah Hanif 2 2 2 0 6 60

10 Debbi Marta Salsabila 0 1 3 2 5 50

11 Della Nafisah 2 0 3 1 6 60

12 Dhohan Zulkarnaen A. 2 2 2 1 7 70

13 Dinda Khalisah M 1 1 3 1 6 60

5

(23)

7

14 Fathiya Azzahra 1 2 0 2 5 50

15 Febriani Safira 2 1 1 2 6 60

16 Hartawan Lisfiko 1 1 1 1 4 40

17 Linggar Putra Serunting 2 2 0 1 5 50

18 M. Fazly imandia 2 2 2 1 6 60

19 M. Haikal dafi 2 2 0 2 6 60

20 Mahiz Pratama 1 0 3 0 4 40

21 Mufazzal Arkan Daffa 1 2 2 2 7 70

22 Mustika Putri Armanda 1 2 3 0 6 60

23 Mutiya Melinda 2 2 0 2 6 60

24 Naila Nafiah 2 2 1 2 7 70

25 Nazwa Safitri 1 2 2 1 6 60

26 Nurlailaul Rohmah 2 0 2 1 5 50

27 Nyimas Ayu Salsabila 2 2 2 1 7 70

28 Rafi Darma Sakti 1 2 3 0 6 60

29 Rahadatul Aisy 1 2 0 2 5 50

30 Rahman khusnul Kh. 2 2 2 2 8 80

31 Raykaa Arif 1 2 1 2 6 60

32 Reza Nurul Fadila 2 2 3 0 7 70

33 Shofani Putra Mepisya 2 2 1 2 7 70

34 Suci Rahmawati 2 1 1 1 6 60

35 Sulis Setiawati 1 2 3 0 6 60

36 Sulthon Mufti N 2 2 1 0 5 50

37 Sutra Aurelia 1 2 2 1 6 60

38 Wildan Habatul Aziz 1 2 2 2 7 70

39 Wulan Aulia Putri 2 2 1 2 7 70

40 Yuniza Sarhan Lutfi 2 1 1 1 6 60

N=40 Nilai Rata-rata 2.410/40 = 60,25

Berdasarkan KKM yang ditentukan MIN 1 Pesawaran untuk mata pelajaraan

bahasa Indonesia ≥ 70, sedangkan dari tabel diatas menunjukkan bahwa

(24)

8 mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian guna mengetahui adakah peningkatan keterampilan membaca pemahaman dengan menggunakan metode SQ3R pada siswa kelas V MIN 1 Pesawaran. Oleh karena

itu penelitian ini berjudul “Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman

Dengan Menggunakan Metode SQ3R Pada Siswa Kelas V MIN 1 Pesawaran. B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, identifikasi masalah yang timbul adalah sebagai berikut:

1. Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia monoton.

2. Kemampuan membaca pemahaman siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia rendah.

3. Waktu pembelajaran Bahasa Indonesia yang digunakan siswa kurang efektif.

4. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia rendah. 5. Fasilitas kepustakaan dan media yang tersedia minim.

C. Pembatasan Masalah

(25)

9

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka peneliti akan menerapkan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) yang dapat dikatakan sebagai alat pilihan untuk membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan tersebut, maka rumusan masalah yang timbul adalah ” Apakah keterampilan membaca pemahaman dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode SQ3R pada siswa kelas V Min 1 pesawaran tahun ajaran 2016/2017?”

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca pemahaman melalui penggunaan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) pada siswa kelas V MIN 1 Pesawaran.

F. Manfaat Penelitian

(26)

10 1. Bagi guru:

a. Guru dapat menggunakan metode SQ3R sebagai metode alternatif untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman.

b. Guru diharapkan selalu meningkatkan kreatifitas dan menggunakan metode yang lebih beragam dalam pembelajaran.

2. Bagi siswa :

a. Meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia.

b. Memperbanyak kegiatan membaca untuk melatih kemampuan membaca pemahaman dan memperkaya kosakata serta memperoleh pengetahuan yang lebih luas.

(27)

11 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Keterampilan Membaca Pemahaman 1. Pengertian Membaca

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa dituntut dapat memiliki empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan meyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Namun, dalam pembahasan ini akan lebih dijelaskan mengenai membaca. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis.6

Sedangkan Klein, dkk mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup membaca merupakan proses, membaca adalah strategis, dan membaca merupakan interaktif.7

Menurut Jazir Burhan, membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa keterampilan, yaitu mengamati, memahami, dan memikirkan.8Finochiaro dan Bonomo mengatakan bahwa

reading”adalah “bringing meaning to and getting meaning from –printed

6

Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia Di sekolah Dasar, (Bandung: UPI PRESS, 2007), Cet. Kesatu, h. 98.

7

Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Ed. 2, Cet. 4, h. 2.

8

(28)

12

or written material”, memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan tertulis.9

Dengan demikian, membaca dapat dikatakan sebagai proses dan sebagai suatu hasil memahami atau usaha memperoleh isi bacaan yang tersurat, tersirat, maupun yang tersorot.

2. Tujuan Membaca

Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Secara umum menurut Akhadiah tujuan membaca dapat dibedakan sebagai berikut.

a. Untuk mendapatkan informasi. b. Meningkatkan citra diri.

c. Melepaskan diri dari kenyataan. d. Membaca untuk tujuan rekreatif.

e. Mencari nilai-nilai keindahan atau pengalaman estetis.10

Menurut Blatin, dkk dan Irwin dalam Burns dkk mengatakan bahwa tujuan membaca mencakup:

1) Kesenangan;

2) Menggunakan membaca nyaring; 3) Menggunakan strategi tertentu;

4) Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik;

5) Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya; 6) Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis;

9 Isah Cahyani dan Hodijah, op.cit, h. 99. 10

(29)

13

7) Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi;

8) Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks;

9) Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.11

Dengan demikian bahwa tujuan membaca haruslah ada dalam setiap diri pembaca, karena itu merupakan salah satu awal yang baik dalam memulai kegiatan membaca.

3. Keterampilan Membaca

Keterampilan adalah sebuah usaha untuk mengetahui dan atau memperoleh ilmu pengetahuan. Sedangkan dalam KBBI, keterampilan adalah kecakapan orang untuk memahami bahasa dalam menulis, membaca, menyimak atau berbicara.12 Berdasarkan pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa dengan memiliki keterampilan maka dapat dikatakan juga memiliki kemampuan baik kemampuan pengetahuan, memahami, apalikasi, analisis, sintesis, maupun evaluasi.

Keterampilan membaca pada hakikatnya perlu dimiliki oleh setiap orang terlebih lagi oleh para peserta didik guna mencapai pengetahuan yang lebih luas. Dengan membaca seseorang dapat mengetahui pesan yang disampaikan penulis lewat tulisan.

Kridalaksana menyatakan bahwa membaca adalah keterampilan mengenal dan memahami tulisan dalam bentuk urutan lambang-lambang grafis dan

11

Farida Rahim, op.cit, h. 11-12. 12

(30)

14

perubahannya menjadi wicara bermakna dalam bentuk pemahaman diam-diam atau pengujaran keras-keras.13 Keterampilan membaca mempengaruhi kebiasaan dan budaya membaca. Untuk itu, sejak dini sudah diperkenalkan dan dibina mengembangkan keterampilan membaca. Dengan terciptanya budaya membaca, maka akan tercipta pula Negara maju.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca merupakan keterampilan berbahasa yang bertujuan meningkatkan kualitas membaca, akan terbina tata baca yang baik dan benar serta menumbuhkan kebiasaan membaca.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Membaca

Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca, baik membaca permulaan maupun membaca lanjut (membaca pemahaman). Adapun faktorfaktornya adalah sebagai berikut:

a. Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neuro-logis (misalnya berbagai cacat otak) dan kelamin.

b. Faktor intelektual

c. Faktor lingkungan mencakup latar belakang dan pengalaman siswa di rumah, dan social ekonomi keluarga siswa.

d. Faktor psikologis mencakup motivasi, minat, kematangan social, emosi, dan penyesuaian diri.14

13

Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, op.cit, h. 67. 14

(31)

15

Menurur Trie Utami, dkk proses membaca terlibat dalam berbagai faktor. Pertama, faktor internal dapat berupa intelegensi (IQ), minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca dan sebagainya. Kedua, faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, teks bacaan (sederhana-berat, mudah-sulit), factor lingkungan atau faktor latar belakang social ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca.15

Faktor internal dan eksternal tiap orang berbeda-beda. Hal ini yang menjadi alasan kemampuan membaca tiap orang itu berbeda-beda.

5. Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman merupakan bagian dari jenis kegiatan membaca dalam hati yang hanya mengandalkan kemampuan visual, pemahaman, serta ingatan dalam menghadapi bacaan, tanpa mengeluarkan suara atau menggerakkan bibir dengan tujuan belajar serta memperoleh wawasan yang lebih luas. Tarigan menyebut jenis kegiatan membaca ini dengan istilah membaca teliti.16

Tarigan mengatakan bahwa, pemahaman bacaan ialah membaca dalam hati yang dibaginya atas dua bagian. Pertama, membaca ekstensif, yakni suatu kegiatan pemahaman bacaan yang tingkat pemahamannya bertaraf rendah. Kedua, membaca intensif, yakni suatu kegiatan membaca dengan teliti dan terperinci yang dilaksanakan dalam kelas terhadap suatu tugas pendek kira-kira dua hingga empat halaman.17

Membaca pemahaman atau reading for understanding adalah salah satu bentuk dari kegiatan membaca dengan tujuan utamanya untuk memahami isi

15

Trie Utami Hardianti, dkk., Metode SQ3R Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Teks Bahasa Jerman, http://jerman.upi.edu. 2013 , h. 7.

16

Isah Cahyani dan Hodijah, op.cit, h. 110. 17

(32)

16

pesan yang terdapat dalam bacaan. Membaca pemahaman lebih menekankan pada penguasaan isi bacaan, bukan pada indah, cepat atau lambatnya membaca.18

Menurut Kundharu Saddhono dan Slamet membaca intesif atau

pemahaman adalah “Membaca dengan penuh pengahayatan untuk menyerap apa

yang seharusya dikuasai siswa/pembaca.”19 Tampubolon mengatakan bahwa

“Membaca pemahaman merupakan suatu proses yang melibatkan penalaran dan

ingatan dalam upaya menemukan dan memahami informasi yang dikomunikasikan pengarang.20

Dalam kegiatan membaca tentunya terdapat kesulitan-kesulitan siswa dalam memahami suatu teks. Menurut hasil penelitian Byrnes, Ferrari & Palladino, penyebab paling mendasar sehingga seseorang mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan adalah kebiasaan baca yang salah, yaitu meliputi:

a. Terlalu banyak memperhatikan butir demi butir informasi, bagian demi bagian, kalimat demi kalimat, atau bahkan kata demi kata.

b. Pandangan yang terlalu kuat terhadap suatu topik sehingga dalam menafsirkan isi wacana hanya berdasarkan satu sudut pandang saja.

c. Kebiasaan menyuarakan setiap bacaan, padahal kerja otak dan pikiran jauh lebih cepat gerakan bibir.

d. Kebiasaan membaca mundur, mengulang-ulang kalimat yang sudah dibaca.

e. Kebiasaan membaca terlalu cepat.21

18

Novi Resmini dan Dadan juanda, Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia di Kelas Tinggi,(Bandung, UPI PRESS, 2007), Cet kesatu, h. 80.

19

Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, op.cit, h. 84.

20

Mellawati, Pembelajaran Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Metode Sq3r, jurnal uneshttp://stkipsiliwangi.ac.id. h. 3.

21

(33)

17

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa membaca pemahaman adalah membaca dengan penuh konstrasi dan teliti untuk memahami suatu isi bacaan.

6. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman

Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan membaca. Menurut McLaughlin & Allen, prinsipprinsip membaca yang didasarkan pada penelitian yang paling mempengaruhi pemahaman membaca ialah seperti yang dikemukakan berikut ini.

a. Pemahaman merupakan proses kontruktivis sosial.

b. Keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman.

c. Guru membaca yang professional (unggul) mempengaruhi belajar siswa. d. Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif

dalam proses membaca.

e. Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.

f. Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada berbagai tingkat kelas.

g. Perkembangan kosakata dan pembelajaran memengaruhi pemhaman membaca.

h. Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman. i. Strategi dan keterampilan membaca bisa diajarkan.

j. Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman.22

Dengan begitu pengembangan kemampuan membaca pemahaman pada diri siswa dapat terwujud sesuai harapan.

22

(34)

18 B. Metode SQ3R

1. Pengertian Metode SQ3R

Metode atau strategi dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu alternatif yang sangat berperan penting, bahkan sangat dianjurkan untuk selalu menggunakannya karena merupakan perantara dalam menyampaikan materi agar tersampaikan dengan baik. Berbagai macam metode pembelajaran salah satunya yaitu metode SQ3R. Metode SQ3R dikembangkan oleh Francis P. Robinson di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat. Metode tersebut bersifat praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan belajar.23

Menurut Tarigan, metode SQ3R adalah metode membaca yang terlebih dahulu menyurvei bacaan untuk mendapatkan gagasan umum apa yang akan dibaca. Kemudian, mengajukan berbagai pertanyaan pada diri sendiri yang jawabannya diharapkan terdapat dalam bacaan tersebut akan lebih mudah memahami bacaan. Selanjutnya, mencoba mengutarakan kata-kata sendiri pokok-pokok pentingnya. Hal tersebut dilakukan agar dapat menguasai dan mengingatnya lebih lama.24

Metode SQ3R adalah suatu metode belajar yang efektif dalam membantu seseorang untuk memahami dan menguasai materi pembelajaran yang sedang dipelajari/dibaca.25 Pada proses belajar, ada beberapa siswa yang menagalami kesulitan dalam memahami suatu bacaan, bahkan tidak jarang agar dapat memahami suatu bacaan tersebut siswa membaca lebih dari satu kali.

23

Muhibbin syah , Psikologi pendidikan suatu pendekatan baru, (bandung: remaja rosdakarya, 2010), h. 128

24

Faricha Alfin Afdila, Nurchasanah, dan Nurhadi, Pengaruh Strategi SQ3R Terhadap Kemampuan Membaca Kritis Siswa kelas VII SMP Negeri 3 Malang, http://jurnalonline.um.ac.id, 2012.

25

(35)

19

Dengan demikian metode SQ3R dapat dikatakan sebagai suatu metode membaca untuk dapat memahami suatu bacaan melalui tahap atau langkah-langkah yang telah ditetapkan.

2. Karakteristik Metode SQ3R

Karakteristik metode SQ3R menurut Muhibbin Syah, yaitu: a) Siswa berperan aktif dalam pembelajaran

b) Guru sebagai fasilitator dan monitor aktif.

c) Pembelajaran dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil dan guru sebagai pembimbing.

d) Siswa dihadapkan pada suatu fenomena dan kemudian diminta untuk mensurvei lebih dahulu.26

Metode SQ3R memberikan gambaran umum tentang bahan yang dipelajari, siswa mampu menumbuhkan pertanyaan dari judul/subjudul bab, siswa membaca secara aktif untuk mencari jawaban dari pertanyaan, siswa menceritakan jawaban-jawaban dari pertanyaan yang telah tersusun tanpa menggunakan buku untuk melatih daya ingatnya dan dilakukan peninjauan ulang atas seluruh pertanyaan dan jawaban, sehingga diperoleh sebuah kesimpulan yang singkat, tetapi dapat menggambarkan seluruh jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan.27

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode SQ3R

Seperti halnya Metode pembelajaran lain, metode pembelajaran SQ3R memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode SQ3R adalah pembaca cenderung lebih menguasai isi bacaan dan tepat digunakan untuk membaca lanjut bagi pembaca yang sudah dapat berpikir secara abstrak, logis, dan sistematik.

26

Siti Hazrina Siregar, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Permintaan dan Penawaran serta harga keseimbangan Melalui Metode SQ3R di SMP Nusantara Plus Ciputat, skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta), 2013, h. 24, tidak dipublikasikan.

27

(36)

20

Adapun kelemahan metode SQ3R adalah tidak semua jenis bacaan dapat dipelajari dengan metode ini.28

Menurut Sagala yang dikutip oleh Trie Utami, Setiawan, dan Hafdarani kelebihan metode SQ3R adalah:

a. Lebih memberikan pemahaman yang luas tentang materi pelajaran yang terdapat didalam buku teks tersebut,

b. Membuat siswa menjadi lebih aktif,

c. Membuat terarah langsung pada intisari atau kandungan-kandungan pokok materi yang tersirat dan tersurat dalam teks.29 Sehingga tidak menutup kemungkinan mencapai proses pembelajaran yang efektif sesuai tujuan yang diharapkan.

Sedangkan kekurangan metode SQ3R menurut Apriani adalah: a. Sulitnya menentukan ide gagasan dalam teks,

b. Kurangnya waktu belajar, serta

c. Kesulitan dalam membuat pertanyaan dalam bahasa asing.30

Dari kelebihan dan kekurangan metode SQ3R di atas yang paling penting dalam menggunakan metode ini, guru dapat meminimalisasi kekurangan-kekurangan tersebut dengan malakukan upaya-upaya sehingga tujuan dari pembelajaran akan tercapai secara optimal.

4. Langkah-langkah Metode SQ3R

Pada penggunaan metode SQ3R siswa tidak sekedar menghafal dan mengulang tetapi juga dapat melibatkan siswa pada proses berfikir mencari pemahaman makna informasi yang sedang dipelajari. SQ3R pada prinsipnya merupakan singkatan langkah-langkah mempelajari teks yang meliputi:

28

Warsiti, loc.cit. 29

Trie Utami Hardianti Cahyana, dkk., op.cit, h.6. 30

(37)

21

a. Survey, maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh teks,

b. Question, maksudnya menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks,

c. Read, maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun.

d. Recite, maksudnya menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan.

e. Review, maksudnya meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada langkah kedua dan ketiga.31

Hasil pembelajaran siswa dengan menggunakan SQ3R dapat diharapkan lebih memuaskan, karena dengan metode ini siswa menjadi pembaca aktif dan terarah langsung pada intisari atau kandungan-kandungan pokok yang tersirat dan tersurat dalam teks.

Untuk memperoleh pemahaman dari informasi yang dipelajari, siswa harus terampil membaca materi yang disajikan guru. adapun langkah-langkah metode SQ3R, yaitu:

1) Survey (menyelidiki)

Pada tahap ini siswa akan melakukan kegiatan penyelidikan pada teks dengan memperhatikan seluruh struktur teks seperti judul, kata kunci

dan sebagainya. “Pada bagian-bagian tersebut dibaca dengan teknik

skimming, yaitu membaca dengan cepat untuk mengetahui gambaran

umum isi buku atau bagian buku secara menyeluruh dan bersifat umum.”32

Sebelum melanjutkan langkah berikutnya, guru memastikan siswa mengerti tujuan teks itu, apakah buku atau teks tersebut berisi informasi

31

Muhibbin syah , loc.cit. 32

(38)

22

yang diperlukan atau tidak. Dengan mempunyai gambaran menganai pokok-pokok yang akan dipelajari maka para siswa dapat dengan lebih cepat dan juga bisa menghubungkan pokok-pokok satu sama lain dengan baik.

Dalam melakukan survey, siswa dianjurkan menyiapkan pensil, kertas, dan alat pembuat ciri seperti stabilo untuk menandai bagian-bagian tertentu. Bagian-bagian penting dan akan dijadikan bahan pertanyaan, perlu ditandai untuk memudahkan proses peyusunan daftar pertanyaan pada langkah selanjutnya.

2) Question (bertanya)

Pada tahap ini siswa merumuskan pertanyaan yang berhubungan denganteks bacaan yang ditandai untuk meningkatkan keingintahuan dan mengubah pembacaan para siswa menjadi tugas yang bertujuan untuk menjawab tugas tersebut. Sebelumnya, guru akan memberikan petunjuk atau contoh membuat pertanyaan-pertanyaan yang jelas.

3) Read (membaca)

(39)

23 4) Recite (menceritakan kembali)

Setelah melakukan tahapan membaca, siswa menceritakan atau membacakan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah dibuat. Siswa juga akan menguraikan isi bacaan teks dengan menggunakan kata-kata sendiri. Siswa dapat memanfaatkan pertanyaan-pertanyaan yang dibuatnya sebagai pemandu penceritaan hasil baca.

5) Review (meninjau ulang).

Siswa mengkaji ulang semua pertanyaan dan jawaban serta meninjau ulang isi bacaan secara singkat. Kegiatan meninjau kembali di sini dimaksudkan untuk memeriksa ulang bagian-bagian yang telah dibaca dan dipahami siswa.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Sebagai bahan rujukan peneliti dalam melakukan penelitian, seperti yang telah dilakukan beberapa penelitian sebelumnya, yaitu:

(40)

24

meningkatkan hasil belajar siswa, siklus I 65, 93 menjadi 80 pada siklus II.33

b. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tihajar Dalam penelitian yang berjudul peningkatan keterampilan membaca melalui metode membaca SQ3R pada siswa kelas V MIS Al-Arqom Sukaraja Bogor yang dilakukan melaui metode penelitian tindakan kelas (PTK), menyatakan bahwa dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari nilai rata-rata 70.00 menjadi 72.80 sehingga ada penigkatan sebesar 2.80 dalam keterampilan membaca.34 c. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Syaeful Rahman, Dalam

penelitian yang berjudul peningkatan keterampilan membaca pemahaman cerpen dengan metode SQ3R pada siswa kelas IX A Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla’ul Anwar 2 kota bogor, menyatakan bahwa penggunaan metode SQ3R cukup efektif digunakan untuk pembelajaran keterampilan membaca pemahaman cerpen disekolah dengan nilai rata-rata 52,88 menjadi 86, 35.35

Adapun perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh para peneliti

33

Siti Hazrina Siregar, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Permintaan dan Penawaran serta harga keseimbangan Melalui Metode SQ3R di SMP Nusantara Plus Ciputat, skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta), 2013, tidak dipublikasikan.

34

Tihajar, Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Metode Membaca SQ3R Pada Siswa Kelas V MIS Al-Arqom Sukaraja Bogor, skripsi, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta), 2013, tidak dipublikasikan.

35

(41)

25

sebelumnya adalah terdapat pada objek penelitian. Perbedaan lokasi yang menjadi pilihan akan memberikan karakteristik tersendiri sebagai pembeda. Letak lokasi penelitian dipedesaan tentu berbeda dengan karakteristik dipinggiran kota, terutama dalam budaya dan gaya hidup.

D. Kerangka Berfikir

Pembelajaran Bahasa Indonesia di MIN 1 Pesawaran yang selama ini dilakukan oleh guru lebih dominan menggunakan metode konvesional yaitu ceramah dan diskusi. Kemudian kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian LKS setelah siswa menerima penjelasan. Hal tersebut terlihat kurang bervariasi dan monoton sehingga membuka kemungkinan membuat siswa menjadi kurang bersemangat dan menjadi jenuh.

Metode pembelajaran yang digunakan guru ternyata kurang optimal untuk meningkatkan hasil belajar. Hal ini terbukti dengan masih cukup banyak siswa yang mendapat nilai dibawah KKM. Mereka kesulitan memahami teks bacaan dan kesulitan mengenai apa yang menjadi inti atau gagasan utama dari bacaan yang dibaca siswa. Hal ini disebabkan siswa tidak atau belum dilatih bagaimana memahami bacaan dan menemukan gagasan utama atau inti bacaan. Siswa tidak mandiri dalam memahami bacaan, siswa cenderung hanya menerima penjelasan dan jawaban dari guru sehingga guru menjadi sumber satu-satunya bagi siswa.

(42)

26

[image:42.595.117.514.252.588.2]

pembelajaran Bahasa Indonesia, sehingga mempengaruhi keberhasilan siswa untuk mencapai target diatas nilai KKM dan pembelajaran akan berlangsung lebih efektif. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas V MIN 1 Pesawaran dengan pertimbangan materi yang ada di kurikulum Madrasah Ibtidaiyah. Adapun penjelasan di atas dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar I

Bagan Kerangka Berpikir

Kondisi awal kelas (sebelum tindakan)

Tindakan yang akan dilakukan oleh guru

Kondisi akhir yang diharapkan setelah

Metode mengajar guru yang monoton Kondisi awal (konvensional)

Hasil belajar yang rendah, dibawah nilai ketuntasan KKM

Kesulitan siswa memahami teks bacaan, bersikap pasif, merasa bosan dan tidak tertarik dalam

mengikuti pelajaran

Menerapkan metode SQ3R dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa lebih tertarik dan aktif dalam

pembelajaran

Proses pembelajaran berjalan aktif, dan kreatif. Hasil belajar siswa meningkat dan diatas nilai

(43)

27 D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berfikir, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan bahwa:

“keterampilan membaca pemahaman dapat ditingkatkan dengan menggunakan

(44)

28 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada kelas V MIN 1 Pesawaran. 2. Waktu Penelitian

Rentang waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun 2016/2017. Penentuan waktu penelitian ini berpedoman pada kalender akademik sekolah karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif.

[image:44.595.116.509.541.701.2]

Rencana tahap persiapan hingga pelaporan hasil penelitian dilakukan yakni mulai bulan juni 2016 sampai dengan Februari 2017. Rincian waktu dan jenis kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel II

Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian

No Jadwal Kegiatan

Bulan Juni Juli Agu

stus Jan Feb Feb Feb 1 Persiapan awal

sampai penyusunan proposal

2 Perencanaan (studi lapangan)

3 Kegiatan penelitian 4 Pengelolahan data &

(45)

29 5 Penyusunan

B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian 1. Metode Penelitian

Peneliti menggunakan metode rancangan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang merupakan bagian dari penelitian tindakan (Action Research) yang menggunakan data kualitatif dan data kuantitatif. Oleh David Hopkins PTK didefinisikan sebagai berikut:

“a form self-reflective inquiry undertaken by participants in a social (including educational) situation in order to improve the rationality and justice of: (a) their own social or educational practices; (b) their understanding of these practices; and (c) the situations in which practices are carried out”.36

Dari definisi tersebut diatas, dalam konteks kependidikan, PTK mengandung pengertian bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang: praktikpraktik kependidikan mereka, pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, dan situasi di mana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.

Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik yang berbeda dari penelitian lainnya, karakteristik tersebut antara lain:

a. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam intruksional,

36

(46)

30

b. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya,

c. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi,

d. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional,

e. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.37 Dengan demikian Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh pelaku pendidikan yang bertujuan untuk melakukan perbaikan mutu praktik pembelajaran.

2. Rancangan Siklus Penelitian

Penelitian ini diawali dengan menggunakan penelitian pendahuluan (pra penelitian tindakan kelas). Selanjutnya dengan mengambil pola sebuah siklus maka penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, Pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahapan siklus tersebut disusun sebagai berikut:38

37

Burhan Elfanani, Penelitian Tindakan Kelas Kunci-Kunci Rahasia Agar Mudah Melaksanakan PTK dan Menulis Laporan PTK untuk Guru Dosen dan Mahasiswa, (Yogyakrta: Araska, 2013), cet. 1, h. 25-26.

38

(47)
[image:47.595.119.500.168.507.2]

31 Gambar II

Alur Penelitian Tindakan Kelas

(Desain Model Kemmis dan Mc Taggart)

a. Perencanaan

(48)

32

2. Menetapkan sesuai atau tidaknya masalah yang ditemukan dengan alternatif pemecahan masalah.

3. Merumuskan perangkat pembelajaran, berupa penentuan kompetensi dasar yang akan dicapai.

a) Membuat Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP) yang terdiri dari pengembangan skenario pembelajaran, penyusunan LKS, menyiapkan sumber belajar dan lain-lain.

b) Menentukan format penilaian.

c) Membuat format atau instrumen penelitian (lembar observasi pembelajaran).

b. Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas menggunakan rancangan metode dan RPP yang telah dirancang pada tahap sebelumnya.

c. Pengamatan,

1) Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan instrumen observasi yang sudah dibuat.

2) Peneliti menilai hasil tindakan dengan menggunakan format yang sudah dirumuskan kemudian dianalisis secara menyeluruh.

d. Refleksi,

(49)

33

2) Melakukan perbaikan pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi yang nantinya akan digunakan pada siklus berikutnya.

Siklus akan berhenti apabila indikator keberhasilan telah tercapai. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, akan dilanjutkan pada siklus II. Jika hasil pembelajaran pada siklus II telah menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah tercapai maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka dilanjutkan pada penelitian siklus III, dan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya.

3. Peran dan Peneliti dalam Penelitian

Pada penelitian tindakan kelas peneliti mempunyai peranan tersendiri yaitu sebagai perancang kegiatan, pelaksana kegiatan, mengumpulkan data serta melaporkan hasil penelitian pada jalannya proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode SQ3R.

4. Tahapan dan Intervensi Tindakan

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus

berulang. “Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai dengan

(50)

34

dapat menentukan rancangan untuk siklus kedua”.39 Peneliti merancang

penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, yang terdiri dari 2 pertemuan untuk setiap siklusnya. Dalam satu siklus biasanya muncul permasalahan atau pemikiran baru yang perlu mendapat perhatian, sehingga siklus tersebut berlanjut pada siklus II, apabila data yang diperoleh pada siklus II masih perlu penyempurnaan maka akan dilanjutkan pada siklus III begitu seterusnya sampai diperoleh data yang dapat dikumpulkan sebagai jawaban dari permasalahan penelitian.

Tahapan intervensi tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.

Tabel III

Tahapan Intervensi Tindakan

Tahap Kegiatan

1. Pra Penelitian/ Kegiatan

Pendahuluan

a. Observasi ke sekolah

b. Mengurus surat izin penelitian

c. Mengobservasi proses pembelajaran dikelas.

d. Mensosialisasikan hasil observasi kepada wali kelas. e. Mengumpulkan data hasil belajar Bahasa Indonesia

siswa sebagai salah satu acuan dalam menentukan tindakan selanjutnya.

f. Menganalisis dan menetapkan tindakan alternative pemecahan masalah.

2. siklus I a. Membuat rencana pembelajaran dengan

39

[image:50.595.112.506.276.675.2]
(51)

35

Perencanaan menggunakan metode SQ3R.

b. Menyiapkan bahan dan media pembelajaran.

c. Membuat lembar observasi guru dan siswa dalam pembelajaran.

d. Menyiapkan dokumentasi kegiatan pembelajaran siklus I

Pelaksanaan

a. Memastikan seluruh siswa siap untuk mengikuti pembelajaran.

b. Menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang dibuat dengan menggunakan metode SQ3R.

c. Mencatat hal-hal penting yang terjadi di dalam kelas.

Tahap Kegiatan

siklus I Pengamatan

a. Mengamati dan mencatat proses yang terjadi selama pembelajaran siklus I berlangsung, pengamatan dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh observer. b. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan

aktivitas belajar siswa di kelas siklus I

Refleksi

a. Peneliti bersama observer mendiskusikan hasil pengamatan dan merefleksikan untuk menentukan keberhasilan serta dilakukan perbaikan-perbaikan dari tindakan tersebut.

b. Merencanakan tindakan pada siklus II, berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I.

Tahap Kegiatan

3. siklus II Perencanaan

(52)

36

berdasarkan pada siklus I.

b. Menyiapkan media pembelajaran.

c. Membuat lembar observasi guru dalam pembelajaran.

d. Membuat lembar observasi siswa dalam pembelajaran.

siklus II Pelaksanaan

a. Memastikan seluruh siswa siap untuk mengikuti pembelajaran.

b. Menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang dibuat dengan menggunakan metode SQ3R.

c. Mencatat hal-hal penting yang terjadi di dalam kelas.

Tahap Kegiatan

siklus II Pengamatan

a. Mengamati dan mencatat proses yang terjadi selama pembelajaran siklus II berlangsung, pengamatan dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh observer. b. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan

aktifitas belajar siswa di kelas. siklus II

Refleksi

a. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari hasil pengamatan untuk dilakukan perbaikan-perbaikan dari tindakan tersebut.

b. Setelah proses analisis dan evaluasi, peneliti membuat kesimpulan dari hasil penelitian.

5. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan

(53)

37

Indonesia melalui metode SQ3R. Adapun penelitian ini akan dihentikan apabila:

1. Seluruh siswa mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70. 2. Aktivitas pembelajaran siswa dan guru sudah sesuai dengan langkah

langkah pembelajaran SQ3R dengan kategori baik. C. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MIN 1 Pesawaran semester genap tahun ajaran 2016/2017. Jumlah siswa kelas V adalah 40 siswa, terdiri dari 16 laki-laki dan 24 perempuan.

D. Data dan Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif dan data kuantitatif.

1. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi proses pembelajaran dan hasil dokumentasi jalannya proses pembelajaran.

2. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes belajar setiap akhir siklus. 3. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Lembar Observasi

(54)

38

[image:54.595.109.499.201.548.2]

diketahui gambaran pembelajaran yang terjadi. Contoh lembar observasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut:

Tabel IV

Instrumen Aktivitas Mengajar Guru

No Aspek yang diobservasi Nilai

SB B C S SK

1 Mengkondisikan kelas. 2 Apersepsi

3 Menyampaikan tujuan 4 Menjelaskan materi

5 Menjelaskan langkah metode SQ3R 6 Mengarahkan perhatian siswa 7 Menggunakan media

8 Memberikan kesempatan: a. Mensurvey isi teks b. Membuat pertanyaan c. Membaca teks

d. Membaca hasil latihan e. Memeriksa hasil latihan f. Membuat kesimpulan Keterangan:

Aspek Penilaian: SB : Sangat Baik B : Baik

C : Cukup Bagus K : Kurang

SK : Sangat Kurang

(55)

39

Instrumen Aktivitas Belajar Siswa

No Aspek yang diobservasi Penilaian

SB B C K SK 1 Kegiatan Awal

Menjawab salam dan berdo’a.

2 Menjawab pertanyaan dari guru.

3 Memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.

4 Kegiatan Inti

Memperhatikan penjelasan materi. 5 Terlibat dalam penggunaan media. 6 Mencatat penjelasan guru.

7 Memahami langkah-langkah pembelajaran metode SQ3R.

8 Mensurvey dengan membaca cepat bacaan.

No Aspek yang diobservasi Penilaian

SB B C K SK 9 Membuat pertanyaan.

10 Membaca teks bacaan. 11 Mencatat jawaban.

12 Membacakan hasil latihan dengan kalimat sendiri

13 Memeriksa ulang kesesuaian antara hal yang dipertanyakan dan jawaban dari teks bacaan. 14 Memberikan pendapat

15 Antusias selama mengikuti pembelajaran. 16 Menyimpulkan materi saat itu.

(56)

40 Aspek Penilaian:

SB : Sangat Baik B : Baik

C : Cukup Bagus K : Kurang

SK : Sangat Kurang

b. Lembar Tes Hasil Belajar

Lembar tes tertulis ini berupa post test soal-soal yang bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa. Adapun kisi-kisi post test tiap siklus adalah sebagai berikut:

[image:56.595.111.498.293.600.2]

Tabel VI

Kisi-kisi Soal post test siklus I

Kompetensi

Dasar Materi Pokok Indikator

Nomor Urut

Soal Menemukan gagasan

utama suatu teks yang dibaca dengan

kecepatan 75 kata per menit

1. Gagasan utama.

Menentukan maksud gagasan utama. 6 Menentukan maksud gagasan utama.

5, 7, 8, 9, 10, 11, 15, 2. Menjawab Pertanyaan dari teks bacaan. Menentukan jawaban dari pertanyaan teks

1, 2, 3, 4, 12, 13, 14, 3. Amanat yang

dibaca

Menentukan jawaban dari pertanyaan teks

(57)
[image:57.595.111.500.125.533.2]

41 Tabel VII

Kisi-kisi soal post test siklus II

Kompetensi

Dasar Materi Pokok Indikator

Nomor Urut

Soal Menemukan gagasan

utama suatu teks yang dibaca dengan

kecepatan 75 kata per menit

4. Tema isi bacaan.

Menentukan

tema isi bacaan. 6, 9, 14, 5. Menentukan

maksud kalimat atau kata pada teks bacaan.

Menentukan maksud kalimat atau kata pada teks bacaan.

1, 2, 3, 4, 5, 8, 10, 1, 15, 6. menyimpulkan

isi bacaan.

Menentukan kesimpulan dari suatu bacaan.

6,7, 12, 13,

E. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu: 1. Teknik tes

Tes adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.40 Pengertian tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis didalam dirinya. Aspek psikologis itu dapat

40

(58)

42

berupa prestasi atau hasil belajar, minat, bakat, sikap, kecerdasan, reaksi motorik, dan berbagai aspek kepribadian lainnya.41

Teknik tes ini dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar. Adapun alat tes pengumpulan data penelitian menggunakan butir soal/instrument soal. Tes ini diberikan setiap akhir siklus dan diberikan pada aktivitas pembelajaran dengan indikator soal-soal pemahaman guna mengukur kemampuan pemahaman siswa.

2. Teknik non tes

Dalam non tes ini digunakan instrumen sebagai berikut : a) Observasi

Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dan implementasi pembelajaran SQ3R berlangsung. Pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.42

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.43

41

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), cet ke-5, h. 186

42

Ibid, h. 143 43

(59)

43 b) Catatan lapangan

Catatan lapangan (field notes) adalah catatan yang dibuat oleh peneliti atau mitra peneliti yang melakukan pengamatan terhadap subjek atau observasi atau objek penelitian tindakan kelas.44 Peneliti menggunakan catatan lapangan untuk mengungkap aktivitas siswa dan guru yang tidak diungkapkan dengan menggunakan lembar observasi. F. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis

Setelah data terkumpul yang terdiri dari hasil observasi terhadap aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R serta hasil belajar yang berupa hasil nilai tes setiap akhir siklus. Maka langkah selanjutnya adalah:

1. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap siklus dengan metode analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau.45

2. Analisis data secara kuantitatif yaitu dengan membandingkan hasil tes pada setiap siklusnya melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

a) Penskoran terhadap jawaban yang diberikan siswa untuk soal pilihan ganda.

S = R

44

Kunandar, op.cit, h. 197 45

(60)

44 Dimana:

S = Score

R = Jawaban yang betul.46

b) Tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor tes yang diperoleh ditetapkan dalam nilai dengan menggunakan rumus:

Nilai Akhir (NA) = Jumlah Skor yang didapat siswa x 100 Skor maksimum

Selanjutnya dihitung nilai rata-rata, rumus yang digunakan:

MX = ΣF (X)

ΣN

MX = Mean (nilai rata-rata) yang kita cari

ΣF(X) = Jumlah dari hasil perkalian antara masing-masing skor dengan frekuensinya.

ΣN = Number of Cases”.47

c) Penulis mencari persentase ketuntasan dengan menggunakan rumus persentase, maka diperoleh hasil sebagai berikut.

P = F x 100% N

F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya.

N= Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu).

P = angka persentase”.48

46

58 Suharsimi Arikunto, op.cit, h. 188. 47

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) Cet. XXIV,hlm. 83.

48

(61)

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Sejarah Singkat MIN 1 pesawaran

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Pesawaran adalah madrasah yang berstatus negeri, pada mulanya madrasah ini berasal dari sebuah madrasah Madrasah Islamiyah Swasta yang berdiri pada tahun 1969 dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Pesawaran Baru telah empat kali mengalami perubahan nama yaitu: Madrasah Teladan, Madrasah Pelita, Madrasah Filial, kemudian sejak tahun 1999 sampai sekarang menjadi Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Pesawaran di lingkungan Kementerian Agama RI dengan Surat Keputusan Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Islam Nomor. E/24-24/1999.Pada tanggal 17 september 2014 berubah menjadi MIN 1 Pesawaran

Langkah-langkah strategis dalam rangka pengembangan kebijakan agar Madrasah pada giliranya menjadi sekolah umum yang berciri khas Islam dapat dapat diwujudkan setelah diberlakukanya Undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang pendidikan Nasional dan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0489/V/1992, yang selanjutnya diamandemen menjadi Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Sejak masa peralihan , MIN 1 Pesawaran telah mengalami pergantian Kepala Madrasah sebagai berikut :

1. Bapak Marhayun, tahun 1969 s/d 1984 2. Bapak Abu Bakar, tahun1984 s/d 1996 3. Bapak Hambali, tahun 1996 s/d 1999

4. Bapak Aceng Rauyani, S.Ag, tahun 1999 s/d 2007

(62)

46

1. VISI DAN MISI MIN 1 PESAWARAN

a. Visi MIN 1 Pesawaran

Terwujudnya Madrasah yang Unggul, Sehat, Berwawasan Agama dan Berprilaku Santun (USWATUN)”

b. Misi MIN 1 Pesawaran

1. Meningkatkan Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 2. Meningkatkan Kualitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 3. Meningkatkan Kualitas Keimanan dan Ketaqwaan

4. Meningkatkan Ku

Gambar

tabel berikut:
Gambar I  Bagan Kerangka Berpikir
Tabel II Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
Gambar II Alur Penelitian Tindakan Kelas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan membaca pemahaman melalui penggunaan strategi pembelajaran Question Answer Relationships pada

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman melalui strategi SQ3R pada siswa kelas V SD Negeri Saren 1 tahun pelajaran 2013-14.. Metode

Identifikasi masalah perlu dikemukakan agar diperoleh gambaran yang jelas mengenai fokus penelitian. Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1)

Berdasarkan pengolahan data hasil angket dan soal sebagai sumber data utama maupun data hasil observasi mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V MIN 2 Bandar Lampung yang

SURVEY, QUESTIONS, READ, RECITE AND REVIEW (SQ3R) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR (Penelitian Eksperimen Kelas V SD

Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi QAR (Question Answer Relationships) dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas V