• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINGKAIAN BERITA KECELAKAAN KERETA API ARGO BROMO ANGGREK DAN KERETA API SENJA UTAMA BISNIS ( Studi Analisis Framing Berita Kecelakaan Kereta Api Argo Bromo Anggrek Dan Senja Utama Bisnis Di Stasiun Pertarukan, Pemalang Jawa Tengah Pada Surat Kabar Kom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBINGKAIAN BERITA KECELAKAAN KERETA API ARGO BROMO ANGGREK DAN KERETA API SENJA UTAMA BISNIS ( Studi Analisis Framing Berita Kecelakaan Kereta Api Argo Bromo Anggrek Dan Senja Utama Bisnis Di Stasiun Pertarukan, Pemalang Jawa Tengah Pada Surat Kabar Kom"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

  i

Dan Senja Utama Bisnis Di Stasiun Pertarukan, Pemalang Jawa Tengah Pada Surat Kabar Kompas Dan Jawa Pos )

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada FISIP UPN “veteran” Jawa Timur

Oleh :

M.NIZAR HAKIKI NPM. 0643010172

YAYASAN KEJUANGAN PANGLIMA BESAR SUDIRMAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN ” JAWA TIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

(2)

Dan Senja Utama Bisnis Di Stasiun Pertarukan, Pemalang Jawa Tengah Pada

Surat Kabar Kompas Dan Jawa Pos )

Disusun Oleh

M.NIZAR HAKIKI

NPM. 0643010172

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Mengetahui,

PEMBIMBING

Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si.

NPT. 3 70006 94 0035 1

DEKAN

Dra.Hj. Suparwati, M.Si

NIP. 19550718 198302 2001

(3)

( Analisis Framing Berita Kecelakaan Kereta

Api Argo Bromo Anggrek Dan Kereta Api

Senja Utama Bisnis DI Stasiun Petaruka,

Pemalang Jawa Tengah pada Surat Kabar

Kompas dan Jawa Pos )

Nama Mahasiswa

:

M. Nizar Hakiki

NPM :

0643010172

Jurusan

:

Ilmu Komunikasi

Fakultas

:

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)

Telah disetujui untuk mengikuti Seminar Proposal

Menyetujui,

PEMBIMBING

Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si.

NPT. 3 70006 94 0035 1

KETUA PROGDI

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

Juwito, S.Sos, M.Si

NPT. 3 6704 95 0036 1

(4)

Disusun Oleh:

M.Nizar Hakiki

NPM. 06 43010 172

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan

Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur

Pada tanggal 02 Desember 2010

PEMBIMBING

TIM PENGUJI

1.Ketua

Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si Juwito, S.Sos, M.Si

N.I.P. 3.7006.94.0035.1

N.P.T. 3.6704.95.0036.1

2. Sekretaris

Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si

N.I.P. 3.7006.94.0035.1

3. Anggota

Zainal Abidin. S,Sos M,Si M,Ed

N.P.T. 3.7305.99.0170.1

Mengetahui,

DEKAN

Dra Hj. Suparwati, M.Si

NIP.19550718 198302 2001

(5)

dengan limpahan rahmat, karunia serta hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan

dan melaksanakan penelitian yang berjudul “Analisis Framing Berita Kecelakaan

Kereta Api Argo Bromo Anggrek Dan Senja Utama Bisnis Di Stasiun Petarukan,

Pemalang Jawa Tengah pada Surat Kabar Kompas dan Jawa Pos ”

Dalam proses penyelesaian penelitian ini, penulis mengucapkan banyak terima

kasih kepada pihak-pihak berikut ini:

1.

Rasulullah Muhammad SAW untuk inspirasi serta tuntunan yang senantiasa

mengilhami penulis dalam rangka “perjuangan” memaknai hidup.

2.

Prof. DR Ir Teguh Soedarto, MP sebagai Rektor UPN “Veteran” Jatim

3.

Dra. Suparwati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(FISIP) UPN “Veteran” Jatim.

4.

Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP

UPN “Veteran” Jatim.

5.

Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu

Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jatim.

6.

Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si selaku Dosen Pembimbing penulis. Terima kasih

atas segala bimbingan dan masukannya.

7.

Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi maupun Staf Karyawan FISIP

hingga UPN “Veteran” Jatim pada umumnya.

8.

Papa dan Mama tercinta yang selalu memberikan dukungan dan kasih

sayangnya.

(6)

iv

doanya.

11.

Buat Dulur-Dulur X-PHOSE yang memeberikan semangat, dukungan, dan

berkat kalian penulis medapatkan semagat untuk menyelesaikan laporan

magang.

12.

Sahabat-sahabat yang selalu mendukung dan mengingatkan untuk cepat lulus,

AABW, Himakruk, teman-teman “lama”, KINNE, AK RADIO, UPN TV,

HIMAKOM, dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

13.

Seluruh pihak yang tak dapat penulis sebutkan atas keterbatasan halaman ini,

untuk segala bentuk bantuan yang diberikan, penulis ucapkan terima kasih.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan.

Oleh sebab itu, kritik maupun saran selalu penulis harapkan demi tercapainya hal

terbaik dari penelitian ini. Besar harapan penulis, semoga penelitian ini dapat

memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi berbagai pihak. Amin.

Surabaya, 19 Oktober 2010

(7)

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL ... ii

KATA PENGANTAR ...

iii

DAFTAR ISI ...

vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

ABSTRAKSI ... ix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah ...

1

1.2.

Perumusan Masalah ...

10

1.3.

Tujuan Penelitian ...

11

1.4.

Kegunaan Penelitian ... 11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1.

Landasan Teori ... 12

2.1.1.

Surat Kabar Sebagai Media Massa ...

12

2.1.2.

Konstruksi Realitas... 17

2.1.3.

Berita dan Idiologi Media ...

19

2.1.4.

Teori Politik – Ekonomi Media... 22

2.2.

Analisis Framing... 25

2.2.1

Proses

Framing... 26

2.2.2

Prangkat

Framing... 27

2.3.

Kerangka Berpikir ... 29

(8)

3.1.

Metode Penelitian ...

32

3.1.1 Definisi Operasional ... 35

3.2.

Subjek dan Objek Penelitian ...

35

3.3.

Unit Analisis ...

36

3.4.

Populasi dan Korpus ...

36

3.5.

Teknik Pengumpulan Data... 38

3.6.

Teknik Analisis Data ... 39

3.7.

Langkah – Langkah Analisis Fremin... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.

Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 40

4.1.1. Gambaran Umum Surat Kabar Jawa Pos ... 40

4.1.2 Gambaran Umum Kompas... 44

4.2. Hasil dan Pembahasan ... 45

4.1.1 Analisis Framing Berita Jawa Pos ... 46

4.1.1.1 Judul : Masinis Ngantuk, 36 Tewas ... 46

4.1.1.2 Judul :Masinis Argo Bromo Anggrek Tersangka ... 52

4.1.1.3 Judul : Menteri BUMN Tolak Copot Direksi PT KA... 57

4.1.2 Analisis Kompas... 62

4.1.2.1 judul : Kecelakaan Karena Diduga Akibat Kelalaian... 62

(9)

vii

4.3

Perbandingan Jawa Pos dan Kompas dalam

Model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki... 73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan ... 78

5.1.

Saran ... 79

Daftar Pustaka ... 81

(10)

xii

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 5

Lampiran 6

.

.

.

.

Tewas”……….………

Harian Jawa Pos, 4 Oktober 2010, “Masinis Argo Bromo Anggrek

Tersangka”……….………

Harian Jawa Pos, 5 Oktober 2010, “Menteri BUMN Tolak Copot

Direksi PT KA”…….………..

Harian Kompas, 3 Oktober 2010, “Kecelakaan Karena Diduga

Akibat Kelalaian”………...…………...

Harian Kompas, 4 Oktober 2010, “Karena Tertidur, Masinis KA

Argo Bromo Anggrek Jadi Tersang”...

Harian Kompas, 5 Oktober 2010, “Nasib Direksi PT KA Tunggu

Penyelidikan...

82

83

84

85

86

(11)

BROMO ANGGREK DAN KERETA API SENJA UTAMA BISNIS ( Studi Analisis

Framing Berita Kecelakaan Kereta Api Argo Bromo Anggrek Dan Senja Utama Bisnis Di

Stasiun Pertarukan, Pemalang Jawa Tengah Pada Surat Kabar Kompas Dan Jawa Pos )

Adanya pemberitaan Kecelakaan yang terjadi antara Kereta Api Argo Bromo Anggrek

dan Kereta Api Senja Utama Bisnis terjadi akibat masinis mengantuk dan dan tidak

memperhatikan lampu sinyal menyala merah yang mengkibatkan tabarakan.

media merupakan pengkonstruksi realitas berita yang mereka sajikan, hal itu dapat terjadi

kerena ada muatan kepentingan politik, ekonomi maupun kepentingan pemilik terhadap

pemberitaan media tersebut. Untuk melihat perbedaan media dalam mengkonstruksi suatu

realitas, peneliti memilih analisis framing sebagai metode penelitian dengan menggunakan

perangkat framing model Pan dan Kosicki.

.

Hasil analisis peneliti diketahui bahwa frame pemberitaan Jawa Pos mengenai kecelakaan

Kereta Api adalah memojokan Masinis dan Direksi PT KA, sedangkan Kompas adalah Netral.

Kata Kunci : Analisis Framing, Kecelakaan KA Argo Argo Bromo Anggrek dengan KA Senja

Utama Bisnis di Stasiun Petarukan Pemalang, Jawa Tengah.

ABSTRACT

M. Nizar essential. TRAIN ACCIDENT NEWS framing ARGO BROMO ORCHID AND

SUNSET TRAIN MAIN BUSINESS (Study of the Railway Accident News Framing Argo

Bromo Anggrek Orchid And Senja Utama Bisnis At Dusk Pertarukan Station, Central

Java Pemalang In Newspapers Compass And Java Post)

MThe existence of reporting accidents which occurred between Argo Bromo Railway

Railroad Senja Utama Bisnis occur due to driver drowsiness and not notice the signal light turns

red the husband's dance accident.

construction news media is the reality that they serve, it can happen because there are

loads of political interests, economic as well as the interests of the owners of the news media. To

view the media differences in constructing a reality, researchers chose framing analysis as a

method of framing research by using the model of Pan and Kosicki.

Researchers note that the results of the analysis of news frames on Java Post Railway

accidents are memojokan engineer and the Board of Directors of PT KA, while the Compass is

Neutral.

(12)

1.1 Latar Belakang Masalah

Media massa adalah salah satu sarana memenuhi kebutuhan manusia akan

informasi yang disajikan media media massa merupakan kejadian atau

peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia sehingga antara manusia dan media

massa keduanya saling membutuhkan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan.

Manusia membutuhkan media massa untuk memenuhi kebutuhannya akan informasi,

sedangkan media massa untuk mendapatkan informasi dan mengkonsomsi

berita-berita yang disajikan oleh media tersebut. Berita-berita-berita yang disajikan media massa

merupakan hasil seleksi dari berbagai isu yang berkembang dimasyarakat. Selain itu

berita yang akan disampaikan kepada khalayak juga harus mengandung nilai berita

jadi, tidak semua kejadian yang ada di masyarakat ditampilkan oleh media massa.

Media massa juga memiliki wewenang untuk menentukan fakta apa yang akan

diambil, mana yang akan ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak dibawa kemana

berita tersebut. Hal ini berkaitan dengan cara pandang atau perspektif yang

digunakan oleh masin-masing media. (Sobur, 2002 : 162)

Kehadiran media massa ditengah masyarakat merupakan salah satu sarana

untuk memenuhi kebutuhan informasi. Setiap institusi media mencoba menghadirkan

realitas kehidupan yang ada disekitar masyarakat. Mereka berusaha menyajikan

aktual sesuai dengan segmentasi khalayak sarannya namun tidak erlepas dari visi

industri media itu sendiri. Pada dasarnya, pekerjaan sebuah media massa adalah

(13)

mengkonstruksi realitas isi media massa adalah hasil para pekerja mengkonstruksi

berbagai realitas yang dipilih.

Ketika produk media massa sampai kepada masyarakat sesungguhnya

merupakan hasil “rekonstruksi realita”. bahwa peristiwa yang disaksikan ataupun

dialami oleh reporter dan juru kamera maupun editor dan redaktur atau pemimpin

redaksi. Suatu proses yang cukup unik meskipun berlangsung begitu cepat. Ini yang

disebut sebagai proses rekonstruksi atas realita (Pareno, 2005 : 4).

Media memiliki kemampuan dalam membeberkan suatu fakta bahkan

membentuk opini masyarakat. Salah satu media yang secara gamblang dan lebih

rinci dalam pemberitaannya adalah surat kabar. Assegaf mengatakan bahwa :

“Surat kabar adalah penerbitan yang berupa lembaran-lembaran yang berisi

berita-berita karangan-karangan dan iklah yang dicetak dan terbit secara tetap dan

periodik dan dijual untuk umum.” (Assegaf, 1991 : 140).

Berita dalam pandangan Fishman (Eriyanto, 2004 : 100) bukanlah refleksi

atau distorsi dari realitas yang seakan berada diluar sana. Titik perhatian tentu saja

bukan apakah berita merefleksikan realitas atau apakah berita distorsi atas realitas.

Berita yang muncul di media massa merupakan hasil saringan dan kebijakan redaksi

atas suatu peristiwa yang diliput dan disesuaikan dengan tujuan dan sikap dari media.

Media sesungguhnya berada ditengah realitas sosial yang syarat dengan

kepentingan berbagai kepentingan,konflik dan fakta yang komplek dan beragam.

Menurut pandangan Antonio Gramci (Eriyanto,2004 : 47) media sebagian ruangan

(14)

hubungan realitas dengan media massa singkat kata disebutkan bahwa yang kita

dengar kita baca dan pandangan dimedia massa merupakan kontruksi (bangunan)

dalam bentuk wacana yang bermakna (Hamad dalam Oareno,2005 : 3).

Seperti yang diketahui, bahwa media massa tidak hanya menyediakan

informasi, tetapi dengan informasi itu media bisa mempengaruhi. Media massa

menjadi hal yang penting untuk menentukan suatu bangsa dalam waktu kedepan,

karena media bukan sekedar institusi bisnis sosial sekaligus politik yang menyentuh

alam pikiran masyarakat yang luas. Yang prosesnya potensial mempengaruhi apa

yang terjadi pada masyarakat dimasa yang akan datang, baik dalam proses politik,

sosila dan ekonomi.

Setiap peristiwa yang dianggap penting dan dapat menarik perhatian pembaca

selalu diletakkan pada halaman depan surat kabar. Pandangan ini didasarkan pada

anggapan bahwa umumnya pembaca ketika anakn membaca sebuah surat kabar,

yang pertama dilihat adalah berita yang ada dihalaman depannya. Hal ini didukung

oleh pendapat Rivers dan Mathews yang menyatakan bahya sekitar 98% dari semua

pembaca surat kabar membaca berita yang terdapat dihalaman muka (Sobur,2006

:167).

Dalam menyajikan berita yang akan disampaikan kepada khalayak, tentunya

ada kebijakan-kebijakan yang ditentukan oleh keredaksian yang dapat membatasi

kebebasan wartawan dalam menulis berita. Kebijakan redaksional tersebut menjadi

pedoman dan ukuran dalam menentukan kejadian macam apa yang oleh surat kabar

ini patut diangkat serta dipilih untuk menjadi berita maupun bahan komentar. Visi

(15)

acuan serta kriterian dalam menyeleksi dan mengelolah menjadi berita (Oetama,

2001 : 146).

Berita merupakan laporan fakta dari suatu peristiwa,namun tidak semua

berita aktual yang terjadi dapat menjadi sebuah berita. Redaksi akan menyeleksi

terlebih dahulu laporan-laporan mengedai peristiwa aktual kemeja redaksi untuk

dipilih laporan-laporan mengenai peristiwa aktual kemeja redaksi untuk dipilih

laporan peristiwa yang dianggap dapat menarik perhatian pembaca dan dirasa

penting untuk diketahui oleh pembaca serta memiliki nilai berita yang tinggi

sehingga layak untuk disajikan menjadi berita.

Berita pada dasarnya dibentuk melalui proses aktif dari pembuat

berita.peristiwa yang kompleks dan tidak beraturan, disederhanakan dan dibuat

bermakna oleh sipembuat berita. Tahap paling awal produksi berita adalah

bagaimana wartawan mempresepsikan peristiwa atau fakta yang akan diliput.

Fakta yang akurat dan aktualitas masyarakat, merupakan perwujudan dari sebuah

informasi atau berit yang selaras, seimbang dan dipercaya. Oleh karena itu setiap

perspektif media dalam mengelola dan menyusun berita, akan selalu berbeda-beda,

baik itu dalam kemasan ataupun dalam tampilannya. Hal tersebut dikarenakan

adanya segmentasi yang berbeda-beda, serta visi dan misi yang dibagun dan

diciptakan oleh masing-masing media.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan kajian

analisis framing. Analisis framing adalah salah satu metode analisis teks yang berada

(16)

kehidupan sosial bukan realitas yang natural, tetapi hasil dari konstruksi. Karenanya,

konsentrasi analisis pada paradigma konstruksionis adalah menemukan bagaimana

peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi, dengan cara apa konstruksi itu dibentuk

(Eriyanto, 2004 : 37)

Analisis framing juga merupakan pendekatan untuk mengetahui bagaimana

perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu

dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta

apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan dan hendak dibawa

kemana berita tersebut (Eriyanto, 2004 :68)

Analisis framing merupakan salah satu model analisis alternatif yang bisa

mengungkapkan rahasia dibalik perbedaan, bahkan pertentangan media dalam

mengungkapkan fakta. Analisis framing membongkar bagaimana realitas dibingkai

oleh media, akan dapat diketahui siapa mengendalikan siapa, mana kawan mana

lawan, mana patron mana klien, siapa diuntungkan dan siapa dirugikan, siapa

membentuk dan siapa dibentuk dan seterusnya (Eriyanto, 2004 : xv).

Dalam analisis framing tidak lepas tokoh-tokohnya, antara lain Murray Edelman,

Robert N. Entman, William Gamson, Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki

(Eriyanto, 2004 : xiv).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis framing milik Zhondang

pan dan Gerald M. Kosicki. Prinsip analisis framing menyatakan bahwa terjadi

proses seleksi isu dan fakta yang diberitakan oleh media. Fakta ini ditampilkan apa

(17)

yang spesifik. Dalam hal ini biasanya media menyeleksi sumber berita,

memanipulasi pernyataan dan mengedepankan perspektif tertentu sehingga suatu

interpretasi menjadi lebih menyolok (noticeable) daripada interpretasi yang lain

(Sobur, 2001 : 165).

Sedangkan proses framing itu sendiri dalam hal ini didefinisikan sebagai

proses membuat suatu pesan lebih menonjol, menempatkan informasi lebih daripada

yang lain. sehingga khalayak lebih tertuju pada pesan tersebut hal ini seperti yang

dinyatakan oleh Pan dan Kosicki (Eriyanto, 2004 : 252).

Pan dan Kosicki merupakan salah satu alternatif dalam menganalisis teks

media disamping analisis isi kuantitatif, dengan cara apa wartawan menonjolkan

permaknaan mereka terhadap suatu peristiwa yaitu wartawan melihat dari strategi,

kata, kalimat, lead, foto, grafik, dan hubungan antara kalimat (Eriyanto, 2004 : 254).

Dalam pendekatan ini perangkat framing dibagi menjadi empat bagian sturuktur

besar. Pertama, struktur sintaksis, Kedua, struktur skrip, Ketiga, struktur tematik dan

Keempat, struktur retoris.

Membandingkan beberapa pemberitaan dimedia sangat mungkin akan

menentukan kesimpulan yang setara, bahwa tidak mungkin media ataupun dapat

lepas dari bias-bias, baik yang terkait dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial,

politik, bahkan budaya. Media bukanlah saluran yang bebas, media tidak sepenuhnya

sama persisi seperti yang digambarkan, memberitakan apaadanya, cerminan dari

realitas yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Media yang ada justru

(18)

bagaimana cara pandangan media untuk membingkai antau mengkonturksi suatu

realitas tertentu.

Penulisan tertarik untuk meneliti bagaimana surat kabar Kompas dan Jawa

Pos dalam membingkai berita suatu peristiwa atau fakta, terutama dalam menulis,

menyajikan, serta memberi penekanan terhadap fakta. Salah satu berita yang penulis

ambil dari peneliti ini pada surat kabar Jawa Pos dan Kompas adalah berita tentang

kecelakanan kereta api antara KA Argo Bromo Anggrek dan KA Senja Utama Bisnis

yang terjadi pada tanggal 3 Oktober 2010. Berita yang beredar dimasyarakat tersebut

merupakan hal yang sangat fenomenal. Betapa tidak, hampir disetiap media baik

lokal maupun nasional, memuat dan memberitakannya. Selain itu kasus kecelakan

kereta api ini menjadi polemik didunia sosial yang mengakibatkan banyak

bermunculunan argumen-argumen serta pro dan kontra dikalanagan masyarakat dan

pemerintah. oleh karena alasan tersebut, maka peneliti ingin mengetahui lebih jauh

bagaimana media Jawa Pos dan Kompas dalam menframe berita-berita tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti sengaja membatasi edisi pemberitaan pada surat

kabar Kompas dan jawa pos, yakni mulai 3 oktober sampai 5 oktober 2010, karena

pada periode tersebut harian Kompas dan Jawa Pos memuat berita-berita mengenai

kecelakan kerata apai yang terjadi distasiun petaruakan, pemalang jawa tengah pada

tanggal 2 oktober 2010 pukul 02.45 WIB.

Pada harian jawa pos, insiden kecelakanan yang terjadi antara KA Argo

Bromo Anggrek dengan KA Senja Utama stasiun petaruakan, diberitakan secara

runtut. Dalam hal ini Jawa Pos memberitakan tentang kronologi terjadinya

(19)

lengkap dengan penulisan judul memakai huruf tebal) pada Jawa Pos. Berbagai

Pemberitaan yang ada pada surat kabar Jawa Pos, khususnya dalam hal ini tragedi

kecelakaan distasiun petarukan, lebih menekankan tentan kesalahan seorang masinis

dan yang tewas akibat kecelakaan tersebut.

Sedangkan pada harian Kompas pada kecelakan tersebut, cenderung

memberitakan tentang dugaan tentang terjadinya kecelakan tidak hanya kesalahan

masinis saja dan tentang pendapat pengamat, terhadap insiden kejelakan antara KA

Argo Bromo Anggrek dan KA Senja Utama Bisnis yang terjadi di Stasiun petarukan,

pemalanag jawa tengah.

Alasan peneliti memilih surat kabar Jawa Pos karena adanya unsur kedekatan

jarak, yang merupakan surat kabar lokal dimana dalam kebijakan radisionalnya, surat

kabar ini mampu mengadakan kebebasan pers dan tidak hanya mengungkap berita

bersifat umum melainkan juga berita-berita polotik dan kriminal. Oleh karena itu

dalam penyampaian berita, reportase, gambar kartun, hiburan yang bersifat kreatif

juga tidak ketinggalan berita yang bersifat kesenangan. Pada surat kabar ini

merupakan terbesar dijawa dan madura.

Sedangkan alasan peneliti memilih surat kabar kompas kerana surat kabar

kompas dinilai nerupakan surat kabar yang terkenal dan netral secara objektif dalam

menulis beritanya (Flourney dalam sugihari,2002 : 17). Selain itu kompas merupakan

harian yang memiliki gaya penulisan jenderung “tertutup” dan bersahaja dalam

menggambarkan realitas yang terjadi dimasyarakat, kompas juga memiliki reputasi

ke dalam analisis dan gaya penulisan yang rapi. Harian Kompas sangat diakui

(20)

media yang menganut sistem both side cover menyajikan dua sisis yang berbeda

(Oetama, 2001 : 121). Kompas merupakan pers nasional yang mempunyai visi dan

keredaksionalannya yaitu manusia dan kemanusiaan, sehingga harian ini berusaha

untuk senantiasa peka akan nasib manusia mengigatkan yang mapan (Oetama : 147).

Dipilihnya harian kompas merupakan harian yang paling prestisius dan paling laku

diindonesia (lebih setengah juta kopi terjual setiap harinya) dan juga surat kabar

berkualita terbesar d Asia Tenggara. Selain itu Kompas memiliki repurasi kedalam

analistis dan gaya penulisannya yang rapi. Kompas juga memiliki kerajaan bisnis

yang terjadi dari 38 perusahaan yang dikenal sebagai Kompas-Gramedia Group.

Melalui berbagai buku, majalah, dan surat kabar, Kompas-Gramedia Group

mendominasi industri penerbitan (Send and Hill,2001: 68-69).

Untuk meneliti perbedaan dua media diatas (kompas dan jawa pos) tersebut

diatas peneliti memilih analisis framing sebagai metode penelitian.alasan adalah

karena dalam prespektif komunikasi, analisisi framing dipakai untuk membedah

cara-cara atau ideologi media saat mengkontroksi fakta. Analisis ini mencermati

strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta kedalam berita agar lebih bermakna,

lebih menarik, lebih berani atau lebih diingatkan, untuk mengiring interprestasi

khalayak sesuai dengan perspektifmya. Dengan kata lain, freming adalah pendekatan

untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan

ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu pada

akhirnya yang menentukan fakta apa yang diambil, bagaimana yang ditonjolkan dan

yang akan dihilangkan, serta hendak dibawa kemana berita tersebut (nugroho,

(21)

Menurut model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki berita dilihat terdiri

dari berbagai simbol yang disusun lewat perangkat simbolik yang dipakai yang akan

dikonstruksi dalam memori khalayak. Dengan kata lain tidak ada pesan atau stimuli

obyektif, sebaliknya berita dilihat sebagai perangkat kode yang membutuhkan

interpretasi makna. Teks berita tidak hadir begitu saja sebaliknya teks berita dilihat

sebagai teks yang dibentuk lewat struktur dan formasi tertentu, melibatkan proses

produksi dan konsumsi dari suatu teks (Eriyanto, 2004 : 251). Dalam pendekatan ini

perangkat framing dibagi menjadi empat bagian sturktur besar. pertama;; struktur

sintaksis, kedua; struktur skrip, ketiga; struktur tematik, keempat; struktur retoris.

Melalui perangkat framing itu dapat juga menjadi alat peneliti untuk memahami

bagaimana media mengemas peristiwa. Wartawan dalam menonjolkan pemaknaan

dan penafsiran pada suatu peristiwa dengan menggunakan strategi kata, kalimat,

lead, hubungan antar kalimat, foto, grafik dan perangkat lain untuk membantu

dirinya mengungkap pemaknaan mereka sehingga dapat dipahami oleh pembaca.

Seperti halnya berita tentang. Kecelakan kereta api distasiun petarukan, pemalang

jawa tengah. Itu menuai pro dan kontar dimasyarakat Surabaya.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan

masalah yang akan diteliti adalah :

"Bagaimana pembingkaian berita kecelakanan Kereta Api di Stasiun, pemalang Jawa

(22)

1.3

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan "Untuk mengetahui pembingkaian berita kecelakanan

kereta api di Stasiun, pemalang jawa tengan pada surat kabar Jawa Pos dan Kompas"

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1. Kegunaan

Teoritis

Untuk menambah kajian dalam bidang ilmu komunikasi terutama yang

menggunakan metode kualitatif pada umumnya, dan analisis framing pada

khususnya. Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat memperoleh

pengetahuan tentang strategi yang digunakan media dalam membingkai suatu

realitas.

1.4.2. Kegunaan

Praktis

1. Sebagai bahan evaluasi bagi pihak media dalam menyajikan berita dan sebagai

referensi bagi pihak-pihak yang tertarik dalam kajian masalah yang sama.

2. Memberikan edukasi bagi masyarakat bahwa sesungguhnya berita tidaklah

subyektif seperti pandangan umum. Diperlukan pandangan yang komprehensif untuk

bisa menelaah isi berita dengan benar agar tidak terjadi kesalahpahaman di

masyarakat yang bisa menyebabkan konflik.

(23)

12 2.1. Landasan Teori

2.1.1. Surat Kabar Sebagai Media Massa

Media massa seperti yang dikemukakan oleh althusser dan Gramsci dalam Sobur (2004:30) merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan pendapat atau aspirasi baik itu dari pihak masyarakat maupun dari pihak pemerintah atau negara. Media massa tersebut sebagai wadah untuk menyalurkan informasi yang merupakan perwujudan dari hak asasi manusia dalam kehidaupan bermasyarakat dan bernegara, dalam diri media massa juga terselubung kepentingan-kepentingan yang lain, misalnya kepentingan kapitalisme modal dan kepentingan keberlangsungan lapangan pekerjaan bagi karyawan dan sebagainya.

Media massa mempunyai kekuatan yang sangat signifikan dalam usaha mempengaruhi khalayaknya. Keberadaan media massa mempunyai peranan penting dalam usaha memberikan informasi penting bagi masyarakat, pengetahuan yang dapat memperluas wawasan, sarana hiburan sebagai pelepas ketegangan, dan yang tidak kalah pentingnya adalah peranan media sebagai kontrol sosial untuk memberikan kritik maupun mendukung kebijakan pemerintah agara memotivasi masyarakat.

(24)

kebebasan dan tanggung jawab untuk menyampaikan informasi setiap kebijakan pemerintah kepada khalayak atau masyarakatnya. Disisi lain, pada dasarnya masyarakat dibentuk oleh berbagai pengaruh kekuatan ekonomi, baik oleh aneka kekuatan yang terdapat pada suatu kelompok maupun oleh adanya tarik-menarik kekuatan antar kelompok yang berkepentingan. Oleh karena itu dalam kaitanya dengan hal tersebut media massa berperan aktif sebagai penyalur (Desiminator) dan “Toko” informasi (McQuil, 1991 : 4). Pada pernyataan lainnya McQuill juga menegaskan, bahwa media massa juga berfungsi sebagai filter yang menyaring sebagian pengalaman dan menyoroti pengalaman lainnya, sekaligus kendala yang menghalangi kebenaran (Littlejhon, 1996 : 324, Eriyanto : xii). Sehingga terlihat bahwa media massa merupakan sumber kekuatan, alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan.

(25)

Dalam komunikasi massa menurut Winarni dapat dipusatkan pada komponen-komponen komunikasi massa, yaitu variabel yang dikandung dalam setiap tindak komunikasi dan bagaimana variabel ini bekerja pada media massa, kelima komponen tersebut adalah:

1. Sumber. Komunikasi massa adalah suatu organisasi kompleks yang mengeluarkan biaya besar untuk menyusun dan mengirimkan pesan.

2. Khalayak. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, yaitu khalayak yang jumlahnya besar yang bersifat heterogen dan anonim.

3. Pesan. Pesan dalam komunikasi massa bersifat umum, maksudnya adalah setiap orang bisa mengetahui pesan-pesan komunikasi dari media massa.

4. Proses. Ada dua proses dalam komunikasi massa yaitu: 1) Komunikasi massa merupakan proses satu arah. Komunikasi ini berjalan dari sumber ke penrima dan tidak secara langsung dikembalikan kecuali dalam bentuk umpan balik tertunda. 2) Komunikasi massa merupakan proses dua arah (Proses seleksi). Baik media ataupun khalayak melakukan seleksi. Media menyeleksi khalayak sasaran atau penerima menyeleksi dari semua media yang ada, pesan manakah yang mereka ikuti.

(26)

konteks sosial masyarakat mempengaruhi media massa. (Winarni, 2003 : 4-5).

Setiap disiplin ilmu dalam komunikasi memiliki ciri-ciri dan karekateristik yang berbeda-beda, adapun beberapa karakteristik komunikasi massa yang sering digunakan pada media massa yaitu:

1. Sifatnya satu arah, walaupun beberapa media massa terkadang melibatkan khalayak secara langsung dengan diadakannya dialog interaktif, namun itu hanya untuk kepentingan terbatas.

2. Selalu ada proses seleksi, misalnya setiap media memilih khalayaknya, demikian juga dengan khlayak yang juga menyeleksi medianya, baik jenis maupun isi siaran dan berita, serta waktu untuk menikmatinya.

3. Menjangkau khalayak secara luas. Dengan adanya satuu stasiun pemancar pesan atau informasi dapat disampaikan dalam cakupan satu negara. Namun dalam karakteristik ini sistem ekonomi dan sosial juga ikut berperan.

4. Berusaha membidik sasaran tertentu, informasi yang disampaikan harus menarik minat orang-orang sehingga informasi tersebut disalurkan kepada orang lain

(27)

keyakinan-keyakinan dasarnya. Untuk itu diperlukan penguasaan atas sejarah, sosiologi, ilmu ekonomi dan filsafat demi memahami sebuah masyarakat secara benar. (Rivers, 2004 :18)

Dalam komunikasi massa, umpan balik relatif tidak ada atau bersifat tunda, komunikator cenderung sulit untuk mengetahui umpan balik komunikan secara segera. Untuk mengetahuinya, maka biasanya harus diadakan seminar terbuka yang menghubungkan antara komunikator dan komunikan secara langsung, diadakannya survey atau penelitian. (Vardiansyah, 2004:33).

Surat kabar merupakan kumpulan dari berita, artikel, cerita, iklan dan sebagainya yang dicetak kedalam lembaran kertas ukuran plano yang diterbitkan

secara teratur, dan bisa terbit setiap hari atau seminggu satu kali (Djuroto, 2002: 11).

Surat kabar merupakan salah satu kajian dalam studi ilmu komunikasi, khususnya pada study komunikasi massa. Dalam buku ”Ensiklopedia Pers Indonesia” disebutkan bahwa pengertian surat kabar sebagai sebutan bagi penerbit pers yang masuk dalam media cetak yaitu berupa lembaran-lembaran berisi berita-berita, karanga-karangan, dan iklan yang diterbitkan secara berkala: bisa harian, mingguan dan bulanan, serta diedarkan secara umum (Junaedhi: 1991:257).

(28)

Surat kabar pada perkembangannya saat ini menjelma sebagai salah satu bentuk dari pers yang mempunyai kekuatan dan kewenangan untuk menjadi sebuah konstrol sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal tersebut disebabkan karena falsaafah pers yang selalu identik dengan kehidupan sosial, budaya dan politik

2.1.2 Konstruksi Realitas

Istilah konstruksi relaitas menjadi terkenal sejak diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman dalam buku The Social of Construction Reality. Realitas menurut Berger tidak di bentuk secara ilmiah. Tidak juga sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan. Tetapi dibentuk dan dikonstruksi. Dengan pemahaman ini realitas berwujud ganda atau prural. Setiap orang mempunyai konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas, berdasarkan pengalaman, preferensi, pendidikan dan lingkungan sosial, yang dimiliki masing-masing individu.

Lebih lanjut gagasan Berger mengenai konteks berita harus dipandang sebagai konstruksi atas realitas. Karenanya sangat potensial terjadi peristiwa yang sama dikonstruksi secara berbeda. Setiap wartawan mempunyai pandangan dan konsepsi yang berbeda atas suatu peristiwa. Hal ini dapat dilihat bagaimana wartawan mengkonstruksi peristiwa dalam pemberitaannya.

(29)

ini wartawan menceburkan diri dalam memaknai realitas. Hasil dari berita adalah produk dari proses interaksi dan dialektika ini.

Konstruksi realitas terbentuk bukan hanya dari cara wartawan memandang realitas tapi kehidupan politik tempat media itu berada. System politik yang diterapkan sebuah Negara ikut menentukan mekanisme kerja media massa Negara itu mempengaruhi cara media massa tersebut mengkonstruksi realitas.

karena sifat dan faktanya bahwa tugas redaksional media massa adalah menceritakan peristiwa-peristiwa, maka tidak berlebihan bahwa seluruh isi media adalah relitas yang telah dikonstruksikan. Pembangunan konstruksi realitas pada masing-masing media berbeda, walaupun realitas faktanya sama. Hal mengkonstruksikan realitas fakta ini tergantung pada kebijakan redaksional yang dilandasi pada politik media itu. Salah satu cara yang bisa dipahami atau digunakan untuk menangkap cara masing-masing media membangun sebuah realitas berita adalah dengan framing.

(30)

Kedua karakteristik ini menekankan bagaimana politik pemaknaan dan bagaimana cara makna tersebut ditampilkan, sebab dalam penekanan tersebut produksi pesan tidak dipandang sebagai “mirror reality” yang hanya menampilkan fakta sebagaimana adanya.

Dalam konstruksi realitas, bahasa merupakan unsur utama. Ia merupakan instrument pokok untuk menceritakan realitas. Bahasa adalah alat konseptualisasi dan alat narasi. Begitu pentingnya bahasa, maka tak ada berita, cerita ataupun ilmu pengetahuan tanpa ada bahasa.

Dalam media massa, keberadaan bahasa tidak lagi sebagai alat semata untuk menggambarkan realitas, melainkan bisa menentukan gambaran (citra) yang akan muncul di benak khalayak. Bahasa yang dipakai media, ternyata mampu mempengaruhi cara melafalkan (pronounciation), tata bahasa (grammar), susunan kalimat (syntax), perluasan dan modifikasi perbendaharaan kata, dan akhirnya mengubah dan atau mengembangkan percakapan (Speech), bahasa (language) dan makna (meaning).

Dengan begitu, penggunaan bahasa tertentu jelas berimplikasi terhadap kemunculan makna tertentu. Pilihan kata dan cara penyajian suatu realitas turut menentukan bentuk konstruksi realitas yang sekaligus menentukan makna yang muncul darinya.

2.1.3 Berita dan Ideologi Media

(31)

pandangan konstruksi sosial, bukan merupakan peristiwa atau fakta dalam arti yang rill.

Oleh karena itu sebuah media dalam menyajikan berita pada pembacanya sudah seharusnya dapat menarik perhatian. Unsur yang bisa menarik perhatian khalayak disebut dengan unsur berita. Ahli jurnalistik menyebutkan unsur-unsur berita adalah:

1. Aktualitas / Timelines : berita baru yang masih hangat menarik perhatian pemabaca daripada yang sudah basi. Oleh karena itu, aktualitas menjadi nilai berita utama yang harus dijaga.

2. Kedekatan / Proximity : kedekatan secara emosi dan fisik akan membuat berita menarik perhatian pembacanya.

3. Tokoh public / Prominence : peristiwa diseputar tokoh idola, panutan dan pemimpin masyarakat selalu menarik, karena dengan ketokohannya mereka telah menjadi public.

4. Konflik / Conflict : kontrovensi antar tokoh, peristiwa perang, bentrokan, peristiwa criminal sangat menarik perhatian pembaca. 5. Kemanusiaan / Human Interest : berita-berita yang menyentuh rasa

kemanusiaan seperti pengungsi dan kelaparan sangat bernilai untuk semua orang. Selain dengan menggugah empati, juga membangun sikap simpatik.

(32)

hiburan dapat juga memberikan dorongan prestasi sekaligus penyadaran dalam dinamika kehidupan.

7. Seks : seks merupakan unsure berita yang sangat diminati oleh khalayak pembacanya, seks membuat produk pers dicari dan dibaca orang.

Pada proses produksi sebuah berita, sebuah media selalu melibatkan pandangan dan ideology wartawan, juga kepentingan media itu sendiri. Ideology ini menentukan aspek fakta yang dipilih dan membuang apa yang ingin dibuang. Artinya jika seseorang wartawan menulis berita dari salah satu sisi, menampilkan sumber dari satu pihak, dan memasukkan opininya pada suatu berita. Semua itu dilakukan dalam rangka pembenaran tertentu. Sehingga dapat dikatakan media bukan sarana yang netral dalam menampilkan kekuatan dan kelompok dalam masyarakat secara apa adanya.

(33)

Akan tetapi media lebih sebagai subyek yang mengkonstruksikan realitas atas penafsiran wartawan atau media sendiri untuk disebarluaskan kepada khalayak (Eriyanto, 2000 : 92). Media massa sebagai pendefensi realitas tidak dapat dipisahkan dari keterkaitan antara bahasa yang digunakan dalam pemberitaanya. Dengan kata lain perbincangan mengenai media selalu berkaitan tentang ideology yang membentuknya, dimana pada akhirnya ideology tersebut akan mempengaruhi bahasa (gaya, ungkapan, dan kosa kata), serta pengetahuan (kebenaran realitas) yang digunakan juga dihasilkan.

2.1.4 Teori politik – Ekonomi Media

Setiap media massa memiliki kekuatan untuk menyampaikan peristiwa atau informasi yang mereka kemas dalam dalam bentuk berita. Dalam media, tidak hanya memiliki keuatan itu saja, media juga memiliki kekuatan politik dan kekuatan dalam bentuk ekonomi yang mereka gunakan dalam setiap kali mereka menyampaikan berita. Yang tidak dapat kita pungkiri kekuatan tersebut yang berperan besar dalam setiap isi dari beritanya.

(34)

sebagai totalitas yang didalamnya terdapat interaksi dinamis antara pelaku media, masyarakat dan Negara.

Teori politik – ekonomi mempertanyakan hubungan antara masyarakat, massa, dan media massa. Sebab teori ini banyak dipengaruhi oleh paham Neo-Marxis dan New Left. Teori tersebut mengemukakan bahwa, media massa tidak

selalu menjadi sebab atau faktor pembentukan budaya massa. Media massa hanya bertindak sebagai saluran penyampaian isi budaya (culture contents) untuk mengisi sel-sel struktur social yang telah memliki karakteristik massa (Liliwer, 2001 : 72).

Teori Politik – Ekonomi dikemukakan oleh Marxis, dimana dalam teori ini mendorong lahirnya beberapa analisis media modern. Teori ini memiliki kesesuaian dengan Marxis materialis, yang menekannkan faktor ekonomi dan lebih banyak berkenaan dengan unsure-unsur ideologi (superstruktur) (Darsono,2007 : 115)

Teori ini mengemukakan ideology pada kekuatan ekonomi dan mengarahkan perhatian penelitian pada analisis empiris terhadap struktur pemilikan dan mekanisme kerja kekuatan pasar media. Dalam tinjauan ini institusi media harus dinilai sebagai bagian dari system ekonomi yang juga berkaitan erat dengan system politik. Menurut Mordock dan Golding (1977 : 37), efek kekuatan ekonomi tidak langsung secara acak, tetapi terus menerus :

(35)

tidak memiliki modal dasar yang dibutuhkan untuk mampu bergerak. Oleh karena itu, pendapat yang dapat diterima kebanyakan berasal dari kelompok yang cenderung tidak melancarkan kritik terhadap distribusi kekayuaan dan kekuasaan yang berlangsung. Sebaliknya mereka yang cenderung menentang kondisi semacam itu tidak dapat mempublikasikan ketidak puasan atau ketidak setujuan mereka karena tidak mampu menguasai sumber daya yang diperlukan untuk menciptakan komunikan efektif terhadap khalayak luas.” (McQuail,1991 : 63).

Teori Ekonomi – Politik Media (political economy media theory). Menurut Vincent Moscow dalam bukunya The political Economy of communication (1998),

pendekatan dengan teori ini pada intinya berpijak pada pengertian ekonomi politik sebagai studi mengenai relasi sosial, khususnya yang menyangkut relasi kekuasaan, baik dalam produksi,distribusi dan konsumsi sumberdaya (resourches). Dalam ekonomi politik komunikasi, sumberdaya ini dapat berupa

surat kabar, majalah, buku, kaset, film internet dan sebagainya (Mosco, 1998 : 25). Seperti teori Marxisme Klasik, teori ini menganggap bahwa

kepemilikan media pada segelintir elit pengusaha telah menyebabkan patologi atau penyakit sosial. Dalam pemikiran ini, kandungan media adalah komuditas yang dijual dipasar, dan informasi yang disebarluaskan dikendalikan oleh apa yang pasar akan tanggung. System ini membawa implikasi mekanisme pasar yang tidak ambil resiko, suatu bentuk mekanisme pasar yang kejam karena membuat media mendominasi wacana publik dan lainnya terpinggirkan. Beberapa realitas

(36)

2.2. Analisis Framing

Analisis framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagai mana realitas (peristiwa, aktor, kelompok, atau apa saja) dikonstruksikan oleh media. Dan bagaimana media memahami dan memakai realitas, dan dengan cara apa realitas itu ditandakan, hal ini lah yang menjadi pusat perhatian dari analisis framing. Praktisnya, ia digunakan untuk melihat bagaimana aspek tertentu ditonjolkan atau ditekankan oleh media.

Dalam analisis framing kita juga melihat bagaimana cara media memakai, memahami, dan mengkonstruksi kasus atau peristiwa yang diberikan. Metode ini tentusaja berusaha mengerti dan menafsirkan makna dari suatu teks dengan jalan menguraikan bagaimana media mengkonstruksi issu.

Pada dasarnya framing adalah metode untuk melihat cara bercerita (story telling) media atas peristiwa. Cara bercerita ini tergambar pada “cara melihat” terhadap realita yang dijadikan berita, “cara melihat” ini berpengaruh pada hasil akhir dari konstruksi realitas. Tiap hari kita membaca, menyaksikan bagaimana pristiwa yang sama diberitakan secara berbeda oleh media. Kenapa berbeda? Perbedaan ini terjadi karena peristiwa tersebut dipahami dan dikonstruksikan secara berbeda oleh media. Ada dua esensi utama dari framing. Pertama, bagaimana peristiwa dimaknai. Ini berhubungan dengan bagai

(37)

2.2.1. Proses Framing

Framing didefinisikan sebagai proses membuat pesan lebih menonjol, menempatkan informasi lebih daripada yang lain, sehingga khalayak lebih tertuju pada pesan tersebut. Cara penyajian tersebut secara umum memiliki dua dimensi dalam framing. Pertama, seleksi issu. Dalam penyajian sebuah peristiwa wartawan atau awak media telah melakukan pemilihan terhadap fakta dilapangan, hal ini diasumsikan bahwa pekerjaan media tidak mungkin melihat peristiwa tanpa perspektif. Kedua, penekanan isu. Hal ini dapat teramati bagaimana pekerjaan media menuliskan fakta, proses ini berhubungan dengan bagaiman fakta yang dipilih, disajikan kepada khalayak.

Menurut Pan dan Kosicki ada dua konsep dari framing yang saling berkaitan. Pertama, dalam konsep psikologis. Framing dalam konsep ini lebih menekankan bagaimana seseorang memproses informasi dalam dirinya. Kedua, konsep sosiologis. Pandangan ini lebih melihat bagaimana konstruksi sosial atas realitas. Frame disini dipahami sebagai proses bagaimana seseorang mengklasifikasikan, mengorganisasikan dan menafsirkan pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya ke realitas menjadi teridentifkasi, dipahami dan dapat dipahami kerena sudah dilabeli dengan label tertentu (Eriyanto, 2002 : 252-253).

(38)

sosiologis, politik dan kulturuntuk menganalisis fenomena komunikasi, sehingga suatu fenomena dapat diapresiasikan dan dianalisis berdasarkan konteks sosiologis, politis atau kultur yang melingkupinya (Sudibyo,1999 : 176).

Dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah cara-cara atau ideology media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan dan pertautan fakta kedalam berita agar lebih bermakna. Dalam mengkonstruksi suatu realitas, wartawan tidak hanya mengunakan konsep yang ada dalam pikiranya semata. Pertama, proses konstruksi juga melibatkan nilai sosial yang melekat dalam diri wartawan. Nilai-nilai sosial yang tertanam mempengaruhi bagaimana kebenaran diterima secara taken for granted oleh wartawan. Kedua, ketika menulis dan mengkonstruksi suatu berita, wartawan bukanlah berhadapan dengan public yang kosong. Bahkan ketika peristiwa ditulis dan kata mualai disusun, khalayak menjadi pertimbangan bagi wartawan. Hal ini disebabkan wartawan tidak menulis untuk dirinya sendiri, melainkan untuk dinikmati dan dipahami oleh pembaca. Ketiga, proses konstruksi itu juga ditentukan oleh proses produksi yang selalu

melibatkan standar kerja, profesi jurnalistik dan standar professional dari wartawan (Eriyanto, 2005 : 254).

2.2.2. Perangkat Framing

(39)

yang dihubungkan dengan makna (bagaimana seseorang memaknai suatu peristiwa, dapat dilihat dari perangkat yang dimunculkan dalam teks).

Dalam pendekatan ini perangkat framing dibagi menjadi empat struktur besaran. Pertama, struktur Sintaksis; kedua, struktur Skrip; Ketiga, struktur Tematik; Keempat, struktur Retoris. (Sobur, 2006 : 175).

Sintaksis dalam pengertian umum, sintaksis adalah susuanan kata atau frase dalam kalimat. Dalam wacana berita, sintaksis menunjuk pada pengertian susuanan dari bagian berita headline, lead, latar belakang informasi, sumber, penutup dalam suatukesatuan teks berita secara keseluruhan. Bentuk sintaksis yang paling popular adalah struktur piramida terbalik. Yang dimul;ai dengan judul headline, lead, episode, latar, dan penutup.

Skrip. Laporan berita sering disusun sebagai suatu cerita. Hal ini karena dua hal, Pertama, banyak laporan berita yang berusaha menunjukan hubungan, peristiwa yang ditulis merupakan kelanjutan dari peristiwa sebelumnya. Kedua, berita umumnya mempunyai orientasi menghubungkan teks yang ditulis dengan lingkungan komunal pemnaca. Bentuk umum dari skrip ini adalah pola 5W+1H (what, when, where, who, and how) atau dalam istilah jurnalistik dikenal dengan listening formal.

(40)

Retoris. Struktur retors dari wacana berita menggambarkan pilihan gaya kata yang dipilih oleh wartawan untuk menekan arti yang ingin ditonjolkan oleh wartawan (Eriyanto, 2005 : 257).

Perangkat framing Zhongdang Pan dan Kosick

STRUKTUR PERANGKAT FRAMING UNIT YANG DIAMATI

SINTAKSIS

Cara wartawan menyusun fakta

1. Skema framing Headline, lead, latar informasi, kutipan, sumber, pernyataaan, penutup.

SKRIP

Cara wartawan mengisahkan fakta

2. Kelengkapan berita 5W + 1H

TEMATIK

Cara wartawan menulis fakta

3. Detail

4. Maksud kalimat, hubungan

5. Nominalisasi antar kalimat

6. Koherensi 7. Bentuk kalimat 8. Kata ganti

Paragraf, proposisi

RETORIS

Cara wartawan menekankan fakta

9. Leksikon 10. Grafis 11. Metafor 12. Pengandaian

[image:40.612.128.510.204.515.2]

Kata, idiom, gambar atau foto, geafik.

Gambar 1. Perangkat framing Zhongdang Pan dan Kosick 2.3. Kerangka Berpikir

(41)

pemakaian kata atau kalimat tertentu dalam teks secara keseluruhan yang ada dalam surat kabar Kompas dan Jawa Pos

Pemuatan berita tentang Kecelakan Kereta Api di Stasiun Petaruakn, Pemalang Jawa Tengah, yang di media cetak kususnya harian Jawa Pos dan Kompas yang cenderung berbeda sehingga dipilih oleh peneliti sebagai subjek penelitian. Dasar dipilihnya surat kabar Jawa Pos dan Kompas.

Sedangkan Kompas merupakan surat kabar yang terbit di seluruh indonesia yang memiliki terbesar di indonesia yang bersifat nasional Selain itu Kompas merupakan surat kabar yang memberikan frame berita dengan volume yang cukup luas dengan frekuensi yang cukup banyak dalam menyajikan issu berita.

Jawa Pos merupakan surat kabar terbesar di Surabaya, dan memiliki kredibilitas dan kedalaman dalam menganalisis setiap kasus yang menjadi berita di harian tersebut. Selain itu Jawa Pos merupakan surat kabar yang memberikan frame berita dengan volume yang cukup luas dengan frekuensi yang cukup

banyak dalam menyajikan issu berita . dan harian Jawa Pos merupakan surat kabar yang memberkan frame berita dengan volume dan frekuensi berita yang disesuaikan dengan issu yang ada saat itu, sehingga kedua media tersebut memberikan berita yang berpengaruh terhadap khalayak, khususnya masyarakat Surabaya.

(42)

tengah.yang muncul surat kabar Kompas dan Jawa Pos tersebut, dianalisis mengunakan analisis farming model Pan dan Kosicki, dimana model framing tersebut terbagi menjadi empat struktur yaitu: Sinataksis, Skrip, Tematik, Retoris.

Keempat dimensi struktur ini membentuk tema yaitu mempertautkan elemen-elemen sematik narasi berita dalam suatu koherensi global. Keempat struktur tersebut merupakan suatu rangkaian yang dapat mewujudkan farming dari suatu media.

     

(43)

3.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena peneliti

berlandaskan pada paradigma konstruktivis. Tujuan penelitian ini adalah untuk

membuat diskriptif dan gambaran, tentang peristiwa yang terjadi. Selain itu

mencoba untuk menangkap perspektif pemberitaan dalam kaitannya dengan

bagaimana pemberitaan itu memperlihatkan orientasi sebuah media dengan cara

tertentu dalam memperlakukan suatu realitas atau fakta. Peneliti menggunakan

interpretasi subjektif dari peneliti sendiri tanpa mengabaikan data-data yang ada,

yaitu berita yang dimuat dalam surat kabar Kompas dan Jawa Pos tentang

kecelakaan kereta api antara KA Argo Bromo Anggrek dan KA Senja Utama

Bisnis.

Penggunaan pendekatan kualitatif salah satu sebabnya karena metode ini

lebih peka dan dapat menyesuaikan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi, data

yang dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar yang kemudian peneliti memilih

data terrsebut (Moleong, 1990:6). Tipe penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif kualitatif. Tipe penelitian deskriptif

kualitatif adalah suatu penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas

(44)

suatu keadaan sejernih mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti

(Kountur, 2003:53).

Penelitian ini menggunakan metode analisis framing model Zhongdang Pan

dan Gerald M. Kosicki. Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki melihat framing

sebagai cara untuk mengetahui bagaimana suatu media mengemas berita dan

mengkonstruksi realitas melalui pemakaian strategis kata, kalimat, lead, hubungan

antarkalimat, foto, grafik, dan perangkat lain untuk membantu dirinya

mengungkapkan pemaknaan mereka sehingga dapat dipahami oleh pembaca.

Bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat organisasi

ide. Frame ini adalah suatu ide yang dihubungkan dengan elemen yang berbeda

dalam teks berita (kutipan sumber, latar informasi, pemakaian kata atau kalimat

tertentu) ke dalam teks secara keseluruhan. Frame berhubungan dengan makna.

Bagaimana seseorang memaknai suatu peristiwa dapat dilihat dari perangkat tanda

yang dimunculkan dalam teks (Eriyanto, 2002:254-255).

Model ini mengoperasionalisasikan empat dimensi struktural teks berita

sebagai perangkat framing: sintaksis, skrip, tematik, retoris. Keempat dimensi

struktural ini membentuk semacam tema yang mempertautkan elemen-elemen

semantik narasi berita dalam suatu koherensi global. Dalam pendekatan ini

framing dibagi ke dalam empat struktur besar, yaitu :

a.

Struktur Sintaksis

Berhubungan dengan bagaimana wartawan menyusun berita mengenai

(45)

ini bisa diamati dari bagan/skema berita, antara lain : headline, lead, latar

informasi, pengutipan sumber berita, pernyataan, penutup.

b.

Struktur Skrip

Berhubungan dengan bagaimana strategi wartawan ketika mengisahkan

atau menceritakan terjadinya kecelakaan atara KA argo bromo dan KA

senja utama ke dalam bentuk berita.

c.

Struktur Tematik

Berhubungan dengan bagaimana wartawan mengungkapkan

pandangannya kecelakaan atara KA argo bromo dan KA senja utama ke

dalam proposisi, kalimat atau hubungan antarkalimat yang membentuk

teks secara keseluruhan.

d.

Struktur Retoris

Struktur ini berkaitan dengan pemilihan gaya atau kata yang oleh

wartawan untuk menekankan yang ingin ditonjolkan oleh wartawan dari

kecelakaan atara KA argo bromo dan KA senja utama media hal ini

dilakukan untuk membuat citra dan meningkatkan gambaran yang

diinginkan dari peristiwa tersebut dengan melihat elemen-elemen dari

struktur retoris seperti penggunaan leksikon, foto, metafora, pengandaian.

Sehingga peneliti akan menjelaskan bagaimana cara media membingkai atau

(46)

senja utama pada surat kabar Kompas dan Jawa Pos, yang meliputi penyeleksian

isu dan penulisan berita.

3.1.1 Definisi Operasional

1. Kasus kecelakaan atara KA argo bromo anggrek dan KA senja utama

bisnis yang terjadi distasiun petarukan, pemalang jawa tengah. Yang

dimaksud dengan Kasus status kecelakaan atara KA argo bromo

anggrek dan KA senja utama bisnis yang terjadi distasiun petarukan,

pemalang jawa tengah adalah kecelakan intu terjadi akibat kesalahan

masinis yang mengakibatkan 37 orang tewas. Penelitian ini akan

dianalisis dengan menggunakan perangkat framing milik Zhongdang

Pan dan Gerald M. Kosicki.

2. Berita-berita di surat kabar Kompas dan Jawa Pos

Suatu peristiwa yang ditulis oleh wartawan dari kedua surat kabar

harian tersebut untuk disajikan dan disebarkan kepada khalayak banyak

dengan ideologi masing-masing. Dalam penelitian ini adalah

kecelakaan atara KA argo bromo anggrek dan KA senja utama bisnis

yang terjadi distasiun petarukan, pemalang jawa tengah.

3.2 Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah surat kabar kompas dan jawa pos pada

(47)

obyek dari penelitian ini adalah pemberitaan tentang kecelakaan atara KA argo

bromo anggrek dan KA senja utama bisnis yang terjadi distasiun petarukan,

pemalang jawa tengah.

3.3 Unit Analisis

Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah unit reference, yaitu

unit yang digunakan untuk menganalisis kalimat dan kata yang dimuat dalam teks

berita kasus kecelakaan atara KA argo bromo anggrek dan KA senja utama bisnis

yang terjadi distasiun petarukan, pemalang jawa tengah pada surat kabar harian

Kompas dan Jawa Pos edisi 3 Okober sampai 5 Oktober 2010.

Analisis teks media dengan melihat hubungan antar kalimat, foto, grafik dan

pendapat dari narasumber, untuk mengungkapkan pemaknaan terhadap bingkai

dan perspektif yang digunakan oleh media, Kompas dan Jawa Pos dalam melihat

suatu peristiwa, yaitu mengenai berita kasus kecelakaan atara KA argo bromo

anggrek dan KA senja utama bisnis yang terjadi distasiun petarukan, pemalang

jawa tengah.

3.4 Populasi dan Korpus

Populasi penelitian ini adalah semua berita yang dimuat pada surat kabar

harian Kompas dan Jawa Pos edisi 3 s.d 5 Oktober 2010 tentang kasus kecelakaan

atara KA argo bromo anggrek dan KA senja utama bisnis yang terjadi distasiun

petarukan, pemalang jawa tengah. Kompas memuat 3 berita dan Jawa Pos

(48)

Populasi di Kompas :

-

3 Oktober 2010, “Kecelakan Kereta Diduga Akibat Kelalaian ”

-

4 Oktober 2010, “Karena Tertidur, Masinis KA Argo Bromo Jadi

Tersangka”

-

5 Oktober 2010, “Nasib Direksi PT KA Tunggu Penyelidikan”

Populasi di Jawa Pos :

-

3 Oktober, “Masinis Ngantuk, 36 Tewas”

-

4 Oktober 2010, “Masinis Argo Bromo Anggrek Tersangka”

-

5 Oktober 2010, “Mentri BUMN Tolak Copot Direksi PT KA”

Korpus atau sampel dalam penelitian kualitatif adalah sekumpulan bahan

yang terbatas, yang ditentukan pada perkembangan oleh analisis dengan semacam

kesemenaan dan bersifat se-homogen mungkin. Sifat yang homogen ini

diperlukan untuk memberikan harapan yang beralasan bahwa unsur-unsurnya

dapat dianalisis sebagai keseluruhan (Kurniawan, 2001:70).

Korpus dalam penelitian ini adalah berita-berita tentang Kasus status

kecelakaan atara KA argo bromo anggrek dan KA senja utama bisnis yang terjadi

distasiun petarukan, pemalang jawa tengah. Korpus yang akan diteliti adalah

sebagai berikut :

(49)

-

3 Oktober 2010, “Kecelakan Kereta Diduga Akibat Kelalaian ”

-

4 Oktober 2010, “Karena Tertidur, Masinis KA Argo Bromo Jadi

Tersangka”

-

5 Oktober 2010, “Nasib Direksi PT KA Tunggu Penyelidikan”

Korpus Jawa Pos :

-

3 Oktober, “Masinis Ngantuk, 36 Tewas”

-

4 Oktober 2010, “Masinis Argo Bromo Anggrek Tersangka”

-

5 Oktober 2010, “Mentri BUMN Tolak Copot Direksi PT KA”

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan melalui teknik dokumentasi yaitu dengan cara

mengkliping berita dari surat kabar mengenai kecelakaan atara KA argo bromo

anggrek dan KA senja utama bisnis yang terjadi distasiun petarukan, pemalang

jawa tengah dalam kurun waktu di mulai pada tanggal kejadian yaitu 3 Oktober

2010 hingga 5 Oktober 2010, yaitu pada surat kabar harian Kompas dan Jawa Pos

sebagai data primer. Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan data

sekunder, guna melengkapi referensi dan memperkecil data primer, yakni berupa

buku-buku literatur, serta bahan tertulis lainnya guna menunjang kelengkapan

data.

Data-data pada penelitian ini diperoleh dari pengumpulan secara langsung

(50)

model analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Selanjutnya

dianalisis guna mengetahui bagaimana kedua surat kabar harian tersebut

mengemas atau mengkonstruksi suatu realitas yaitu tentang kecelakaan atara KA

argo bromo anggrek dan KA senja utama bisnis yang terjadi distasiun petarukan,

pemalang jawa tengah.

3.6 Teknik Analisis Data

Model analisis framing yang digunakan oleh peneliti adalah Model yang

dikembangkan oleh Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Konsep framing ini

digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu

dari realitas oleh media massa. Framing memberikan tekanan lebih pada

bagaimana teks komunikasi ditampilkan dan bagian mana yang ditonjolkan atau

dianggap penting oleh pembuat teks (Eriyanto, 2005:186).

Dengan menggunakan model framing Zhongdang Pan dan Gerald M.

Kosicki bisa melihat berita dikonstruksi lebih rinci dengan menggunakan empat

struktur, yaitu struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik, struktur retoris.

3.7 Langkah-Langkah Analisis Framing

Peneliti akan menguraikan semua berita yang memuat tentang kecelakaan

atara KA argo bromo anggrek dan KA senja utama bisnis yang terjadi distasiun

petarukan, pemalang jawa tengah pada surat kabar harian Kompas dan Jawa Pos

(51)

1.

Pertama, peneliti mengumpulkan semua berita yang memuat tentang

kecelakaan atara KA argo bromo anggrek dan KA senja utama bisnis

yang terjadi distasiun petarukan, pemalang jawa tengah pada surat kabar

harian Kompas, 3,4 dan 5 oktober 2010 dan Jawa Pos, 3,4 dan 5 oktober

2010. Kemudian peneliti menentukan korpus yang akan diteliti yaitu pada

surat kabar harian Kompas, 3 dan 4 oktober 2010 dan Jawa Pos tanggal 3

dan 4 oktober 2010, lalu peneliti membuat kerangka framing model

Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.

2.

Kedua, peneliti menganalisis semua pemberitaan tersebut dan membuat

interpretasi terhadap berita tersebut dengan berdasarkan empat struktur

besar milik Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, yaitu :

-

Struktur Simantik

-

Struktur Skrip

-

Struktur Tematik

(52)

58  

4.1. Gambaran Umum Jawa Pos dan Kompas 4.1.1. Sejarah Perkembangan Jawa Pos

Surat kabar Jawa Pos terbit pertama kali pada 1 Juli 1949 oleh suatu perusahaan bernama PT. Java Pos Ltd. yang bertempat di jalan Kembang Jepun 166-169. Perusahaan ini didirikan oleh WNI keturunan kelahiran Bangka bernama The Chung Shen alias Soesono Tedjo yang juga perintis berdirinya Jawa Pos ini. Pada awalnya Soesono Tedjo ini bekerja di kantor film Surabaya. Dia betugas menghubungi surat kabar agar pemuatan iklan filmnya lancar. Inilah awal Soesno Tedjo mengetahui banyak tentang seluk beluk surat kabar. Dari pengalaman inilah kemudian ia mendirikan surat kabar bernama Java Post. Saat itu harian Java Post dikenal sebagai harian Melayu-Tionghoa yang diterbitkan pada saat itu oleh PT. Java Post Concern Ltd. Pemimpin redaksinya adalah Gong Tjing Hok. Selanjutnya sejak tahun 1951 pemimpin redaksinya adalah Thio Oen Sik. Keduanya dikenal sebagai orang-orang republik yang tak pernah goyah.

(53)

Surat kabar De Vrije Pers yang berbahasa Belanda itu awalnya dimiliki oleh Vit Geres Maatschappij De Vrije Pers yang berlokasi di jalan Kaliasih 52 Surabaya. Tetapi selanjutnya dibeli oleh Java Post Concern Ltd. pada bulan April 1954. Pada bulan dan tahun yang sama Djawa Post mulai dicetak di percetakan Agil di jalan KH. Mansyur Surabaya.

Pada tahun 1962 harian De Vrije Pers dilarang terbit oleh Pemerintah Republik Indonesia sehubungan dengan peristiwa Trikora untuk merebut kembali Irian Barat dari tangan Belanda. Sebagai gantinya diterbitkan surat kabar harian berbahasa Inggris dengan nama Indonesian Daily News, meskipun pada akhirnya harian ini dihentikan penerbitannya karena minimnya pemasangan iklan pada tahun 1981. Sedangkan munculnya kemelut yang disebabkan oleh G30S/PKI ternyata tidak hanya menimpa harian Kompas tetapi juga harian Huo Chiau Shin Wan, sehingga pada tahun itu harian ini dilarang terbit. Oleh sebab itu praktis sejak tahun 1981 praktis hanya Djawa Post yang bertahan tetap terbit meskipun dengan kondisi yang memprihatinkan dengan oplah yang sangat kecil yaitu hanya 10.000 eksemplar.

(54)

Jawa Pos semakin membaik dengan oplah pada tahun 1971-1981 menjadi 10.000 eksemplar. Akan tetapi mengalami penurunan pada tahun 1982 oplah Jawa Pos hanya tinggal 6.800 eksemplar. Pendistribusiannya di Surabaya pun hanya 2.000 eksemplar, sedangkan di beberapa kota Jatim dan di Malang hanya beredar sebanyak 350 eksemplar. Penurunan jumlah oplah ini dikarenakan system manajemen yang diterapkan semakin kacau. Ketiga anak The Chung Shen yang diharapkan dapat meneruskan usaha penerbitan ini memilih tinggal di London, Inggris.

Terlebih teknologi cetak kian sulit diikuti kemajuannya. Rendahnya oplah yang diperoleh penerbit berakibat pada kecilnya pendapatan menyebabkan The Chung Shen sebagai pemilik perusahaan menerima tawaran untuk menjual mayoritas saham perusahaan pada PT. Grafiti Pers (yang menerbitkan Tempo) pada tanggal 1 April 1982. Pak The (panggilan untuk The Shung Chen) menyatakan tidak mungkin bisa mengembangkan Jawa Pos. Tapi Pak The tidak ingin surat kabar yang didirikannya mati begitu saja. Itulah mengapa sebabnya Jawa Pos diserahkan kepada pengelola yang baru.

(55)

Melihat keadaan PT. Java Post Concern Ltd. tersebut maka Direktur Utama PT. Grafiti Pers, Eric Samola, SH, menugaskan Dahlan Iskan untuk membenahinya dengan melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Pengelolaan Jawa Pos akhirnya diserahkan Dahlan Iskan pada 1 April 1982 yang saat itu menjabat sebagai pemimpin umum dan pemimpin redaksi. Sebelum berangkat ke Inggris Pah The berpesan agar Jawa Pos bisa dikembangkan sebagaimana masa mudanya. Maka pada suatu malam sebelum keberangkatannya ke Inggris diadakan sebuah pesta kecil di halaman rumahnya di jalan Pregolan. Disitu diadakan kebulatan tekad untuk merebut kembali sejarah yang pernah dibuat Pak The. Hal itu dibuktikan Dahlan Iskan yang sekarang menjabat sebagai Direktur Utama/CEO. Hanya dalam waktu dua tahun oplah Jawa Pos sudah 250.000 eksemplar padahal dahulu untuk meraih 10.000 saja masih kesulitan.

Sejak itulah perkembangan harian Jawa Pos semakin menakjubkan dan menjadi surat kabar terbesar yang terbit di Surabaya. Berkat adanya perbaikan tersebut, maka pada tahun 1999 oplahnya menjadi 320.000 eksemplar.

(56)

Meskipun telah terjadi perubahan kepemilikan, Jawa Pos tidak mengubah secara esensial isi pemberitaannya. Surat kabar Jawa Pos tetap berkembang sebagai surat kabar yang menyajikan berita-berita umum. Berita-berita umum ini meliputi peristiwa ekonomi, politik, hukum, sosial budaya, pemerintahan, olahraga dan sebagainya. Selain itu juga berita-berita lain berdasarkan peristiwa di daerah Jawa Timur.

(57)

memilih Jawa Pos. Dan oplah Jawa Pos sudah tembus angka 250.000 eksemplar per hari.

Salah satu hal yang benar-benar membuat kelompok Jawa Pos menjadi sebuah kelompok media yang sangat besar yaitu dengan adanya JPNN (Jawa Pos News Networking). JPNN ini dibentuk sebagai salah satu sarana untuk menampung berita dari semua daerah di Indonesia dan untuk keperluan sumber berita sebagai media cetak yang berada dalam naungan kelompok Jawa Pos. Hal ini menyebabkan berita di satu daerah di luar Surabaya tidak perlu dikerjakan layoutnya di Surabaya juga. Berita tersebut dikerjakan di kota bersangkutan dan hasilnya dikirimkan ke JPNN untuk diambil oleh redaksi yang ada di Surabaya. Saat ini masanya media online sedang berkembang maka Jawa Pos tidak mau ketinggalan untuk ikut berpartisipasi dengan memberikan fasilitas Jawa Pos yang bisa diakses melalui internet dengan alamat situs : www.jawapos.co.id

(58)

koran. Dan ini dilakukan dengan mengirim or

Gambar

Gambar 1. Perangkat framing Zhongdang Pan dan Kosick
Tabel 4.1 Memuat berita-berita utama yang bernilai berita tinggi
Tabel 4.2 Memuat berita-berita utama yang bernilai tinggi dan
Tabel 4.3 berita-berita memiliki nilai berita yang penting
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pada pembahasan latar belakang di atas maka penulis dapat mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut

Memang tak dapat dipungkiri, bahwa dengan ditetapkannya Sertifikat Standar Lingkungan Intemasional mempunyai dampak yang sangat luas terhadap tingkat pertumbuhana dan

Oleh karena itu, peneliti mengambil individu yang berada pada periode remaja akhir untuk menjadi informan penelitian untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai tema

2 Tahun 1960 tentang Perjanjian Bagi Hasil (UU PBH) yang disusun dengan tujuan a) agar pembagian hasil tanah antara pemilik dan penggarapnya dilakukan atas dasar yang adil dan

Sejarah berdirinya Koperasi simpan pinjam syariag BT UGT Sidogiri cabang desa punggur kecil Pada tahun 2012 dari alumni pondok pesantren sidogiri melihat ekonomi

Rancangan Program Bimbingan untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Siswa yang Berlatar Belakang Keluarga Disfungsional Terhadap Siswa SMP Pasundan 3 Bandung …………

Menurut Ngainun Naim dan Achmad Sauqi (2008:161-224), kerangka operasional dalam membangun pendidikan yang berperspektif pluralis-multikultural dapat dilakukan melalui

ةيوسنلا ةيلاكيدارلا (Feminisme Radikal) ةكر ا ةيوس لا ةيلاكيدارلا ( Feminisme Radikal ) ي ةدحاو نم ةعومرل نم ةكر ا ةيوس لا يلا عضت ةيرظن عارصلا ، يذلا ضًتفي