• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANTING. Journal of Architecture DEWAN REDAKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LANTING. Journal of Architecture DEWAN REDAKSI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LANTING

Journal of Architecture

Volume 6, Nomor 1, Februari 2017

ISSN 2089-8916

DEWAN REDAKSI

Pimpinan Redaksi

Naimatul Aufa, M.Sc.

Sekretaris Redaksi

Dila Nadya Andini, M.Sc.

Anggota:

J.C. Heldiansyah, M.Sc.

Reviewer:

Prof. Dr. Rusdi H. A., M.Sc.

Dr. Budi Prayitno, M.Eng.

Dr.-Ing. Ir. Gagoek Hardiman

Dr. Bani Noor Muchamad, MT.

Dr. Ira Mentayani, MT.

Desain Cover, Setting dan Tata Letak:

J.C. Heldiansyah, M.Sc.

Alamat Redaksi

Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Lambung Mangkurat

Jl. Jalan A. Yani Km.36 Banjarbaru – Kalimantan Selatan 70714

Email: [email protected]

http://ejournal.unlam.ac.id/index.php/lanting

DITERBITKAN OLEH:

Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Dekan:

Dr. –ing. Yulian Firmana Arifin, ST., MT.

Ketua Program:

Dr. Bani Noor Muchamad, MT.

LANTING Journal of Architecture terbit pertama kali bulan Februari 2012. Dewan Redaksi

menerima sumbangan artikel terpilih di bidang teknik arsitektur untuk dimuat pada

LANTING Journal of Architecture. LANTING Journal of Architecture diterbitkan 2 (dua) kali

dalam 1 (satu) tahun pada bulan Februari dan Agustus. Artikel yang diterbitkan bulan

Februari diterima Dewan Redaksi paling lambat akhir bulan Oktober dan yang diterbitkan

(3)

LANTING

Journal of Architecture

Volume 6, Nomor 1, Februari 2017

ISSN 2089-8916

DAFTAR ISI

Halaman

EDITORIAL

Pusat Perawatan Kucing di Banjarbaru

Adelia Puspita Sari dan Prima Widia Wastuty

1-12

Akademi Kuliner Banjarbaru

Annisa Wulandari dan M. Deddy Huzairin

13-22

Perpustakaan Pusat Universitas Lambung Mangkurat

Dewa Widhi Putra dan Indah Mutia

23-35

Gedung Olahraga Basket di Kabupaten Tabalong

Diah Purwaningsih dan Mohammad Ibnu Saud

36-41

Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Di Banjarbaru

Fahrina Supianida dan Gusti Novi Sarbini

42-52

Taman Kupu-Kupu Sultan Adam di Banjarbaru

Wardiyanti Sariwati dan Dila Nadya Andini

53-61

Zara Fashion Store Banjarbaru

Oneal Lony Laxmybay dan Ira Mentayani

62-70

Pusat Kecantikan Wanita di Banjarbaru

Winda Ayu Safitri dan Dila Nadya Andini

71-80

Pusat Kuliner Khas Banjar Di Martapura

Nisa Anasandi Noor dan Bani Noor Muchamad

81-90

Pusat Kerajinan Tangan di Banjarmasin

Hikmatus Silvia Harlina dan Ira Mentayani

91-100

Eiger Flagship Store Banjarbaru

Fauzi Alvi dan Mohammad Ibnu Saud

101-109

Pusat Kebugaran Dan Kecantikan di Banjarmasin

Agung Satriya dan Nurfansyah

110-118

Redesain Pusat Perbelanjaan Kandilo di Kabupaten Paser

Elda Fitrawati dan Anna Oktaviana

119-128

Pusat Rehabilitasi Penyandang Tuna Daksa di Banjarbaru

Faisal Roosandy dan Pakhri Anhar

(4)

Pasar Seni Kerajinan di Banjarmasin

Gabriella Octaviria Noormalia Hetrani Putri dan Mohammad Ibnu Saud

140-146

Planetarium Siring Laut Kotabaru

Adiyat Nur dan Akbar Rahman

147-154

Resort Dan Wedding Venue di Pantai Rindu Alam Kabupaten Tanah Bumbu

Riesky Amalia dan Dila Nadya Andini

155-164

Sanggar Tari Tradisional di Amuntai

Ahmad Wahyuni dan J. C. Heldiansyah

165-177

Pusat Kecantikan dan Perawatan Tubuh di Desa Sungai Alang

Winda Trisnayanti dan Nurfansyah

178-185

E-Sport Community Center Banjarbaru

Bayu Nur Imam dan Bani Noor Muchamad

186-196

Kawasan Taman Wisata Kalsel Park

Reza Renaldi dan M. Tharziansyah

197-206

Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

Muhammad Rizki Hidayat dan Indah Mutia

(5)

LANTING

Journal of Architecture

Volume 6, Nomor 1, Februari 2017

ISSN 2089-8916

EDITORIAL

LANTING Journal of Architecture sudah memasuki tahun keenam penerbitan. Pada terbitan kali ini, LANTING Journal of Architecture khusus mewadahi artikel hasil perancangan 22 (dua puluh dua) mahasiswa Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi Arsitektur Universitas Lambung Mangkurat. Sehingga redaksi meminta maaf kepada rekan-rekan peneliti yang ingin menerbitkan artikelnya di jurnal ini. Namun, di tahun ini mulai dirintis jurnal khusus untuk Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi Arsitektur Universitas Lambung Mangkurat, sehingga pada tahun depan LANTING Journal of Architecture akan kembali fokus pada hasil penelitian rekan-rekan peneliti, khususnya penelitian terkait lahan basah.

Semoga beberapa artikel yang dihadirkan LANTING Journal of Architecture kali ini dapat menambah referensi pembaca setia Jurnal Lanting. Demikian editorial LANTING Journal of Architecture kali ini. Terimakasih kami ucapkan kepada para kontributor dan pihak-pihak terkait. Sampai jumpa di LANTING Journal of Architecture selanjutnya.

Banjarbaru, 1 Februari 2017 Ketua Redaksi

Konsep Deatil Arsitektural Kalsel Park (Sumber: Reinaldi, 2016)

(6)

140 LANTING Journal of Architecture, Volume 6, Nomor 1, Februari 2017, Halaman 140-146

ISSN 2089-8916

PASAR SENI KERAJINAN DI BANJARMASIN

Gabriella Octaviria Noormalia Hetrani Putri

Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

[email protected] Mohammad Ibnu Saud

Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

[email protected] Abstrak

Jumlah wisatawan mancanegara dan nusantara di Kalimantan Selatan meningkat dari tahun ke tahun. Seiring dengan itu, produktivitas dan kreativitas akan seni kerajinan di Kalimantan Selatan juga semakin besar hingga telah menembus pasar dunia. Potensi tersebut membuat Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan mencanangkan Pasar Seni Kerajinan di Banjarmasin yang bertujuan untuk memperkenalkan seni dan budaya Kalimantan Selatan kepada wisatawan yang sedang berkunjung. Cara memperkenalkannya dengan tiga kegiatan wisata; something to see, something to learn, dan something to buy yang diterapkan pada galeri, bangunan workshop, dan kios kerajinan. Metode yang digunakan dalam perancangan adalah ikonik. Diangkat dari bentuk bangunan yang menunjukkan ikon lokalitas Kalimantan Selatan.

Kata kunci: Wisatawan, Produktivitas, Kreativitas, Seni Kerajinan, Potensi, Pariwisata, Budaya,Ikonik Abstract

The number of foreign and domestic tourists in South Kalimantan increased from year to year. Along with it, the productivity and creativity of art crafts in South Kalimantan also grow up to have penetrated the world market. This potential made South Kalimantan Provincial Tourism Office announced Pasar Seni Kerajinan di Banjarmasin which aims to promote and educate the art and culture of South Kalimantan. There is three activity of tourist activities to promote it; something to see, something to do and learn, and something to buy that is applied to the gallery, workshop, and craft stalls. The method used in the design is iconic method. Lifted of form building which show an icon of locality South Kalimantan.

Keywords: Tourist, Productivity, Creativity, Art Craft, Potential, Tourism, Culture, Iconic PENDAHULUAN

Kalimantan atau Borneo merupakan pulau terbesar ketiga di dunia yang di-anugerahi sumber daya alam yang me-limpah. Semua provinsi di Pulau Kalimantan memiliki keunggulan tersendiri dalam aspek ekonomi, pariwisata serta budayanya yang dapat menarik minat wisatawan man-canegara maupun nusantara untuk ber-kunjung. Provinsi Kalimantan Selatan sering dijuluki sebagai salah satu pintu gerbang perekonomian di Pulau Kalimantan karena lokasinya yang strategis yaitu paling dekat dengan Pulau Jawa serta banyak memiliki hasil alam yang beragam seperti emas, batu permata, kuningan, rotan, kayu, bambu, dan sebagainya. Hal tersebut membuat jumlah wisatawan yang berkunjung di Kalimantan Selatan mengalami peningkatan dari tahun

ke tahun seiring dengan pertumbuhan dan jumlah penduduk di dalamnya (Dis-porbudpar Provinsi Kalimantan Selatan, 2016).

Melihat potensi kenaikan jumlah wi-satawan dari tahun ke tahun, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa Kalimantan Selatan memerlukan tempat pariwisata te-rutama yang berbasis kebudayaan. Hal ini sesuai dengan keinginan Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan yaitu adanya suatu tempat wisata yang mampu mem-perkenalkan seni dan kebudayaan khas Kalimantan Selatan selama wisatawan ber-kunjung. Disamping itu, didukung pula Ka-limantan Selatan banyak memiliki kesenian yang beragam. Mulai dari yang bersifat pertunjukan hingga yang berwujud barang (Buku Urang Banjar dan Kebudayaannya, 2005)

(7)

141 Dari sekian banyak kesenian yang

ada, hanya seni kerajinan yang dapat meningkatkan perekonomian dan pen-dapatan daerah di Kalimantan Selatan. Hal ini karena hasil-hasil kerajinan tangan dapat dikemas menjadi suatu bentuk yang modern dan dapat difungsikan hingga saat ini bahkan merupakan salah satu komoditas ekspor potensial karena cukup diminati di pasar dunia. Kerajinan di Kalimantan Selatan cukup banyak dan beragam karena merupakan hasil dari pengrajin di semua

kabupaten dan kota yang berada

didalamnya. Keberagaman ini dapat menjadi daya tarik wisata bagi pengunjung. Hasil kerajinan ini dijual untuk kebutuhan akan minat, rumah tangga, souvenir dan se-bagainya.

Demi terwujudnya apresiasi wisatawan terhadap produktivitas dan kreativitas seni kerajinan tangan di Kalimantan Selatan ini, maka perlu didesain suatu tempat wisata yaitu Pasar Seni Kerajinan sebagai sarana untuk mempromosikan dan memasarkan hasil-hasil karya seni tersebut. Selain itu para seniman dan pengrajin banyak yang bertempat tinggal di kabupaten sehingga pencapaian wisatawan ke daerah-daerah tersebut sangat tidak efisien baik dari segi waktu, tenaga, ataupun biaya sehingga dengan adanya Pasar Seni Kerajinan ini dapat mewadahi semua kebutuhan seni kerajinan dalam satu tempat. Hal ini juga sudah disebut dalam Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun 2013-2028 berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu dengan melihat potensi Kalimantan Selatan yang memiliki kekayaan alam serta budaya yang sangat banyak dan beragam sehingga keberadaannya dapat menjadi objek dan daya tarik wisata sehingga perlu diatur dan dikelola secara berkelanjutan, mandiri, lestari, dan partisipatif guna kemanfaatan dan ke-sejahteraan masyarakat.

Pasar Seni Kerajinan ini berfungsi untuk memperkenalkan seni dan kerajinan Kalimantan Selatan dengan cara meng-edukasi dan menjual hasil-hasil kerajinan tangan dengan suasana berwisata. Hasil kerajinan dapat menjadi souvenir dan cin-deramata sehingga memberikan kenangan

yaitu ketika wisatawan pulang ada sesuatu yang dapat dibawa dan diperkenalkan lagi di daerahnya serta membuka peluang wi-satawan untuk berkunjung lagi.

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pasar Seni Kerajinan

a. Pasar, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan tempat orang berjual beli, tempat penjual yang ingin menukar barang atau jasa dengan uang, dan pembeli yang ingin menukar uang dengan barang atau jasa.

Menurut Wikipedia, pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan in-frastruktur di mana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. b. Seni, menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) adalah keahlian membuat karya yang bermutu, ke-sanggupan akal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi (luar biasa). Menurut Wikipedia, seni adalah sesuatu yang diciptakan manusia yang me-ngandung unsur keindahan.

c. Kerajinan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan barang yang dihasilkan melalui ke-terampilan tangan (seperti tikar, anyaman, dan sebagainya), anyaman bambu dan merupakan hasil daerah itu. Menurut Wikipedia, kerajinan adalah kegiatan seni yang menitik beratkan kepada keterampilan tangan dan fungsi untuk mengolah bahan baku yang sering ditemukan di lingkungan menjadi benda-benda yang tidak hanya bernilai pakai, tetapi juga bernilai estetis.

Dari definisi diatas maka Pasar Seni Kerajinan dapat diartikan sebagai wadah untuk jual beli karya/benda bernilai tinggi yang dihasilkan melalui keterampilan tangan dan merupakan hasil dari suatu daerah. Pasar Seni Kerajinan sebagai Tempat Pariwisata

Pariwisata didefinisikan sebagai ak-tivitas perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari nafkah

(8)

me-142 lainkan hanya untuk bersenang senang,

memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau waktu libur serta tujuan lainnya (UNESCO, 2009). De-partemen Perdagangan (2008) meng-identifikasi setidaknya ada 14 sektor yang termasuk dalam wisata kreatif salah satunya Pasar Seni Kerajinan. Oleh karena itu se-bagai tempat wisata Pasar Seni Kerajinan ini harus memiliki daya tarik. Untuk itu selain sebagai fungsi utamanya dalam jual beli produk kerajinan, harus ditambah fungsi-fungsi pendukung lain sehingga pengunjung dapat melakukan jual beli sambil berwisata. Konsep kegiatan wisata pada Pasar Seni Kerajinan ini agar menarik harus mencakup 3 faktor yaitu harus ada something to see, something to learn, dan something to buy. a. Dalam something to see, suatu objek

wisata mempunyai sesuatu yang bisa di lihat oleh wisatawan. Objek tersebut harus mempunyai daya tarik khusus yang mampu menyedot minat wisatawan untuk berkunjung.

b. Dalam something to learn, wisatawan yang melakukan pariwisata bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk menambah informasi dan wawasan. c. Dalam something to buy, wisatawan

dapat berbelanja barang yang pada umumnya adalah ciri khas atau ikon dari daerah tersebut, sehingga bisa dijadikan sebagai oleh-oleh.

METODE

Ada banyak sekali metode pe-rancangan arsitektur, seperti analogi, me-tafora, programatik, esensi, utopia, se-miotika, parametrix, space sintax, voronax, gestalt theory, dan sebagainya. Dari sekian banyak metode perancangan arsitektur, akan dipilih satu metode yang paling ber-potensi memberi solusi bagi perancangan arsitektur. Berdasarkan per-timbangan atas jawaban permasalahan dalam hal ini metode yang digunakan dala desain Pasar Seni Kerajinan ini adalah metode ikonik.

Ikonik berbeda dengan metode-metode lain yang biasanya terikat erat dengan langgam klasik yang kemudian di re-invent pada era post-modern yang akan sulit menerima pemikiran-pemikiran modern dan

international langgam yang keras menolak

cultural background. Bentuk bangunan

i-konik memiliki ciri; memiliki bentuk yang unik dan atraktif, memiliki bentuk yang simetris, memiliki elemen-elemen yang berulang pada bangunan, menciptakan vista secara visual, dan memiliki proporsi dan skala yang sempurna.

Ikonik yang dimaksud disini yaitu me-miliki keterkaitan dengan masyarakat karena masyarakat sudah “kenal” dan merasa “de-kat” dengan tampilan dari bangunan ter-sebut. Ikonik berhubungan dengan identitas. Identitas terbagi menjadi 3, yaitu:

a. Identitas etnik-langgam yaitu berkaitan dengan karakter desain arsitektur yang telah menjadi ciri khas suatu etnik/suku bangsa tertentu

b. Identitas keagamaan yaitu berkaitan dengan karakter desain arsitektur yang telah menjadi ciri khas suatu kelompok agama tertentu

c. Identitas fungsi yaitu berkaitan dengan fungsi kegiatan utama bangunan

Dalam Pasar Seni Kerajinan ini ikonik didesain dengan berdasarkan identitas etnik-langgam yaitu melihat tanda atau ciri khas yang paling dikenal di Kalimantan Selatan, yaitu rumah adat banjar atau Rumah Bubungan Tinggi. Bangunan-bangunan ikonik di Kalimantan Selatan seperti Museum Lambung Mangkurat dan Museum Wasaka menggunakan trans-formasi atap bubungan tinggi yang menjadikan ikon bagi orang untuk me-ngetahui bahwa bangunan tersebut memiliki identitas dan lokalitas Kalimantan Selatan. Oleh karena itu penerapan ikonik pada Pasar Seni Kerajinan ini ditekankan pada penggunaan atap bubungan tinggi yang ditransformasikan ke dalam bentuk yang lebih modern.

PEMBAHASAN

Tujuan awal Pasar Seni Kerajinan ini yaitu sebagai tempat “Wisata Kreatif” yang dapat memperkenalkan kesenian dari Ka-limantan Selatan. Untuk memperkenalkan kesenian tersebut agar dapat terapresiasi maka diperlukan 3 unsur kegiatan wisata didalamnya yaitu; something to see, something to learn, dan something to buy. Karena untuk mewujudkan suatu rasa untuk mengapresiasi awalnya bermula pada

(9)

143 pandangan visual kita (to see) terhadap

sesuatu yang timbal baliknya akan men-dorong kita untuk mempelajari (to learn) sesuatu tersebut, dan hasil dari melihat dan mempelajari ini akan berakhir pada rasa ingin memiliki (to buy).

Something to See, to Learn, dan to Buy dalam Pasar Seni Kerajinan di Banjarmasin

Something to see yang dimaksud dalam Pasar Seni Kerajinan di Banjarmasin ini yaitu ada sesuatu yang dilihat dan objek tersebut mampu memberikan informasi tentang kerajinan khas Kalimantan Selatan. Oleh karena itu bangunan yang mampu mewadahi fungsi tersebut adalah galeri. Dalam galeri akan dipamerkan barang hasil kerajinan. Perletakkannya disusun ber-dasarkan jenis-jenis kerajinannya.

Something to learn yang dimaksud dalam Pasar Seni Kerajinan di Banjarmasin ini yaitu ada sesuatu yang dapat dipelajari dan menambah wawasan tentang cara pembuatan kerajinan tangan khas Ka-limantan Selatan. Bangunan yang mewadahi fungsi ini yaitu ruang workshop. Dalam ruang ini wisatawan dapat belajar langsung bagaimana cara membuat kerajinan Ka-limantan Selatan melalui pengrajin-pengrajin disana. Wisatawan dapat mencoba lang-sung cara membuat kerajinan tersebut ke-mudian hasilnya dapat dibawa pulang sebagai kenang-kenangan. Perletakkan ru-ang pada ruru-ang workshop disusun berdasar jenis kegiatan seperti pengrajin anyaman, pandai besi, pengolahan kain sasirangan, dan sebagainya.

Something to buy yang dimaksud dalam Pasar Seni Kerajinan di Banjarmasin ini yaitu ada sesuatu yang dibeli sebagai rasa apresiasi terhadap hasil kerajinan mas-yarakat lokal Kalimantan Selatan. Hasil kerajinan ini dibuat dalam kios-kios yang disusun berdasarkan minat/kesukaan dari wisatawan atas dasar pembagian gender dan usia.

Lokasi Tapak

Gambar 1. Eksisting Tapak Sumber: wikimapia.org

Tapak berada di Jl. Sungai Gampa Banua Anyar, Lingkar Dalam Utara, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kalimantan Selatan, tepatnya melalui jalan di bawah jembatan Banua Anyar. Lingkungan di sekitar tapak masih berupa lahan kosong dan hanya terdapat beberapa rumah pen-duduk. Fasilitas jalan sudah cukup memadai karena sudah menggunakan per-kerasan (aspal). Tapak memiliki batas-batas sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Lahan Kosong b. Sebelah Selatan : Sungai Martapura c. Sebelah Barat : Lahan Kosong d. Sebelah Timur : Lahan Kosong

Dilihat secara topografinya, tapak me-rupakan daerah datar dengan kondisi tanah rawa yang masih banyak ditumbuhi vegetasi khas rawa setempat. Tapak berada di sekitar Sungai Martapura dan anak-anak sungainya. Tapak dipilih berdasar pertimbangan sebagai berikut:

a. Berdasarkan RTRW dan RTBL wilayah Banjarmasin Lingkar Dalam Utara, ta-pak yang dipilih meruta-pakan area untuk fasilitas wisata alam berbasis budaya b. Tapak memiliki luas yang cukup

se-bagai suatu kawasan Pasar Seni dan Kerajinan serta mewadahi area parkir yang cukup luas

c. Mudah dicapai dengan transportasi darat maupun air

d. Lokasi yang strategis karena dekat dengan tepi Sungai Martapura yang

(10)

144 merupakan perlintasan jalur transportasi

air Banjarmasin-Martapura. Ini menjadi daya tarik unggulan karena Kota Banjarmasin dikenal dengan Kota Sungai.

e. Dekat dengan landmark Kota Ban-jarmasin yaitu Museum Wasaka

f. Terdapat jaringan pelayanan umum kota seperti air, listrik, telepon

Konsep Programatik

Konsep yang digunakan dalam perancangan Pasar Seni Kerajinan ini yaitu ‘Connectivity’ (keterkaitan). Yang dimaksud dalam konsep ini yaitu adanya keterkaitan tiga fungsi kegiatan wisata; something to see, something to learn, dan something to buy dengan identitas/karakter lokal Kalimantan Selatan.

Gambar 2. Konsep Program Sumber: Analisis, 2016 Konsep Rancangan

Tata Massa Bangunan

Zona di Pasar Seni Kerajinan ini

dibagi atas fungsi-fungsi kegiatannya

yaitu; something to see, something to

learn, dan something to buy serta

ditambah dengan adanya zona aktivitas

pendukung seperti restoran, zona parkir

(sepeda motor, mobil, bus). Sirkulasi

yang digunakan yaitu sirku-lasi radial.

Organisasi radial memadukan

unsur-unsur baik organisasi terpusat mau-pun

linier. Organisasi ini terdiri dari ruang

pusat yang dominan dimana sejumlah

orga-nisasi linier berkembang menurut

jari-jarinya.

Gambar 3. Tata Massa Bangunan Sumber: Analisis, 2016 Konsep Bentuk

Bentuk yang digunakan pada

Pasar Seni Kerajinan di Banjarmasin ini

merupakan transformasi dari rumah adat

Banjar yaitu Rumah Bubungan Tinggi.

Bentuk tampilan dirancang lebih modern.

Transformasi

dimaksimalkan

pada

bagian atap, pada bentuk ruang masih

berbentuk persegi agar tetap fungsional

dan memudahkan aktivitas.

Gambar 4. Konsep Bentuk Bangunan Sumber: Analisis, 2016 Konsep Ruang

Galeri di desain dengan tema-tema kerajinan yang berbeda di setiap sisi ru-angan.

Workshop didesain dengan adanya bengkel-bengkel kerja yang saling berha-dapan. Bangunan workshop berada dekat dengan loading dock agar ketika ada barang yang masuk langsung mudah diproduksi

(11)

o-145 leh para pengrajin. serta disamping

ba-ngunan workshop terdapat tempat jemur produk yang telah di produksi dan selanjutnya akan dijual di kios.

Kios dibuat berhadapan dan pusat pada satu ruang pengikat yang ber-fungsi sebagai ruang santai para pembeli. Sirkulasi ini dibuat agar penjual yang berjualan di setiap arah kios baik muka maupun belakang mempunyai daya tarik komersil yang sama.

Gambar 5. Konsep Ruang Sumber: Analisis Penulis, 2016

KESIMPULAN

Pasar Seni Kerajinan dapat menjadi tempat pariwisata baru yang mampu memperkenalkan kesenian Kalimantan Se-latan melalui pameran kerajinan, penga-jaran cara membuat karya seni kerajinan dan transaksi jual-beli kerajinan tangan karya masyarakat lokal Kalimantan Selatan. Potensi Pasar Seni Kerajinan sebagai tem-pat pariwisata yang datem-pat menjadi daya tarik ini dilatarbelakangi oleh jumlah wisa-tawan di Kalimantan Selatan baik itu man-canegara maupun nusantara yang me-ningkat setiap tahunnya, didukung ban-yaknya kesenian yang dihasilkan mas-yarakat Kalimantan Selatan.

Konsep yang ingin dicapai dalam pe-rancangan Pasar Seni Kerajinan ini yaitu memperkenalkan karya seni mas-yarakat Kalimantan Selatan kepada wisatawan. Cara memperkenalkannya agar dapat diapresiasi harus dengan cara rekreatif, edukatif, dan juga komersil. Untuk itu tiga kegiatan wisata seperti something to see, something to learn, dan something to buy diterapkan karena untuk mewujudkan suatu rasa untuk mengapresiasi awalnya bermula pada pandangan visual kita (to see) terhadap sesuatu yang timbal baliknya akan mendorong kita untuk mempelajari (to learn) sesuatu tersebut, dan hasil dari melihat dan mempelajari ini

akan berakhir pada rasa ingin memiliki (to buy).

Dalam something to see kegiatan yang terjadi yaitu ‘melihat’ atau ada sesuatu yang dilihat yang bisa menimbulkan rasa apresiasi terhadap hasil karya seni se-hingga ruang yang diperlukan adalah ga-leri. Dalam something learn kegiatan yang terjadi yaitu ‘mempelajari’ atau ada sesuatu yang dilakukan dan dipelajari untuk menimbulkan rasa apresiasi ter-hadap hasil karya seni sehingga ruang yang diperlukan adalah bangunan work-shop. Kemudian dalam something to buy kegiatan yang terjadi adalah ‘jual beli’ yaitu ada sesuatu yang dibeli dan benda yang dibeli tersebut menimbulkan rasa apresiasi terhadap hasil karya seni se-hingga ruang yang diperlukan adalah kios-kios kerajinan tangan masyarakat Ka-limantan Selatan.

DAFTAR PUSTAKA

Torang, U. dan Doriyanto, T. 2015. Sulaman Air Guci Warisan Leluhur Kota Banjarbaru. Banjarbaru: KPw Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan

Ideham, M. S, dkk. 2005. Urang Banjar dan Kebudayaannya. Banjarmasin: Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dan Pustaka Banua

D.K Ching, Francis. 1999. Arsitektur Bentuk Ruang dan Susunannya. Jakarta: Erlangga Nuraini, Cut. 2010. Metode Perancangan Arsitektur. Bandung: Karya Putra Darwati Snyder, James C. dan Catanese, Anthony J. 1989. Pengantar Arsitektur. Jakarta: Erlangga

Republik Indonesia. 2013. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun

2013-2028. Sekretariat Negara.

Banjarmasin.

Aditjipto, M. I. 1999. Jenis Masalah

Perancangan dan Jenis

Pendekatannya. Dimensi Teknik Arsitektur. Vol. 21, No. 2

(12)

146 Saifullah MJ, Ahmad dan Wahyu S,

Yoyok. 2013. Metode Penyusunan Program Desain Arsitektur. Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan. Jogjakarta: tidak diterbitkan

Suparwoko. 2010. Pengembangan

Ekonomi Kreatif Sebagai Penggerak Industri Pariwisata. Simposium Nasional.

Muliadi, Edi. 2012. Metode Perancangan (Semiotika dalam

Perancangan). Pusat

Pengembangan Bahan Ajar UMB. http://kampoengbatiklaweyan.org/ (diakses

16 Januari 2016)

http://bantulcraft.id/selayang-pandang.php (diakses 16 Januari 2016)

(13)

PETUNJUK PENULISAN 

1. Setiap  artikel  yang  dikirimkan  dapat  berupa  'laporan'  suatu  penelitian  yang  telah  dilaksanakan  sebelumnya  atau  berasal  dari  hasil  review  sebuah  buku.  Artikel  minimal  mengandung  materi  dan  urutan:  1)  judul  artikel  dalam  bahasa  Indonesia  dan  bahasa  Inggris;  2)  nama  pengarang,  lembaga,  dan  alamat  untuk  dihubungi;  3)  abstrak dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris; 4) pendahuluan; 5) metodologi; 6) temuan dan kajian atas  temuan yang diperoleh; 7) kesimpulan dan atau rekomendasi; 8) ucapan terima kasih (jika diperlukan); dan 9)  kepustakaan. Artikel menggunakan bahasa ilmiah baku, baik dalam bahasa Inggris atau Indonesia. 

2. Naskah diketik dalam satu spasi, menggunakan font Arial; ukuran 11 inch; dan menggunakan program Word  for Windows, maksimal 15 halaman, dengan ukuran kertas A4 (210 x 297 mm). 

3. Judul  artikel  ditulis  dengan  huruf  kapital  rata  tengah,  menggunakan  font  Arial  ukuran  12  pt  bold.  Judul  dirangkai  dalam  13  kata  dalam  bahasa  Indonesia  dan  10  kata  dalam  bahasa  Inggris.  Nama  penulis  ditulis  di  bawah  judul  dengan  menggunakan  font  Arial  ukuran  11  pt  bold,  sedangkan  gelar  penulis  tidak  perlu  dicantumkan,  tetapi  harus  mencantumkan  instansi  tempat  penulis  bekerja  atau  melakukan  penelitian,  serta  alamat untuk dihubungi. 

4. Abstrak  merupakan  intisari  dari  isi  artikel,  sehingga  di  dalam  abstrak  harus  tercantum  secara  jelas  latar  belakang penelitian, tujuan penelitian, metodologi dan analisis, serta kesimpulan akhir. Abstrak dan keywords  ditulis  dengan  spasi  tunggal,  huruf  yang  digunakan  adalah  arial,  ukuran  huruf  10  pt  dan  ditulis  miring  atau  dengan format Italic dan ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. 

5. Sub  Judul  dan  artikel  menggunakan  format  dua  kolom  dengan  jarak  antar  kolom  0.5  cm.  Sub  judul  ditulis  dengan huruf kapital menggunakan font Arial ukuran 11 pt bold dengan format center. Artikel ditulis dengan  format  rata  kanan  kiri,  menggunakan  first  line  1  cm,  serta  menggunakan  font  Arial  ukuran  11  pt.  Format  margin  yang  digunakan  adalah  margin  atas  25,4  mm,  margin  bawah  25,4  mm,  margin  kanan  25,4  mm,  dan  margin kiri 25,4 mm. Spasi yang digunakan spasi satu dengan format dua kolom. 

6. Judul tabel/ gambar harus lengkap tetapi tidak boleh terlalu panjang, maksimal 13 kata. Judul tabel/gambar  harus mengandung beberapa unsur, yaitu: jenis, letak/ lokasi, dimensi waktu, serta rincian mengenai satuan,  wilayah,  serta  keterangan  lain.  Penulisan  judul  tabel/gambar  menggunakan  huruf  tebal  dan  besar,  dengan  alignmen  rata  tengah.  Judul  tabel  diletakkan  di  atas  tabel,  sedangkan  Judul  Gambar  diletakkan  di  bawah  gambar. Jarak antara tabel/ gambar dengan paragraf sebelumnya maupun sesudahnya adalah 1 spasi. Huruf di  dalam  tabel/gambar  berukuran  lebih  kecil  yaitu  10  pt.  Penulisan  sumber  pada  tabel/gambar  menggunakan  ukuran  huruf  yang  sama  yaitu  10  pt  diletakkan  di  bawah  tabel  pada  tepi  batas  kiri  tabel,  sedangkan  untuk  gambar diletakkan dibawah gambar sebelum judul gambar dengan alignmen tengah. Jenis font yang digunakan  tetap sama yaitu Arial. 

7. Untuk  kutipan,  pada  akhir  kutipan  diberi  nomor  kutipan  sesuai  dengan  catatan  kaki  yang  berisi  referensi  kutipan (nama, judul, kota, penerbit, tahun dan halaman yang dikutip) 

8. Rumus‐rumus  hendaknya  ditulis  sesederhana  mungkin  untuk  menghindari  kesalahan  pengetikkan.  Ukuran  huruf dalam rumus paling kecil 10 pt. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam  daftar notasi. Daftar notasi diletakkan sebelum daftar pustaka 

9. Daftar pustaka ditulis dengan spasi tunggal menggunakan font Arial dengan ukuran 10 pt. Jarak antara pustaka  yang  satu dengan  lainnya adalah  1  spasi.  Jika  satu  judul buku  penulisannya  lebih  dari  satu  baris,  maka  baris  kedua  dan  seterusnya  penulisannya  masuk  ke  dalam  (indent)  sebesar  1  centimeter.  Susunan  untuk  satu  referensi : Nama. (Tahun). Judul. Kota Terbit, Penerbit. 

10. Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dalam bentuk file digital dengan format *.doc atau *.docx  11. Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain. 

12. Redaksi  berhak  menolak  dan  mengedit  naskah  yang  diterima.  Naskah  yang  tidak  memenuhi  kriteria  yang  ditetapakan akan dikembalikan. 

(14)

Gambar

Gambar 1. Eksisting Tapak  Sumber: wikimapia.org
Gambar 4. Konsep Bentuk Bangunan  Sumber: Analisis, 2016
Gambar 5. Konsep Ruang  Sumber: Analisis Penulis, 2016

Referensi

Dokumen terkait

perusahaan, semakin besar pula peluang (kemungkinan) perusahaan akan memiliki hubungan politik. Ukuran perusahaan dilihat berdasarkan total aset. Yakni dengan

terjadi karena setiap tanaman memiliki respon yang berbeda terhadap zat pengatur tumbuh yang diberikan, tetapi melihat hasil akhir dari pengamatan jumlah akar yang

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan meunjukkan bahwa sesuatu yang menarik perhatian pada desa wisata Molinow dapat dilihat mulai dari something to see sejauh

Derajat lasersi perineum ringan tidak akan menimbulkan rasa nyeri yang berat karena luka yang terjadi biasanya hanya pada luka laserasi derajat 1 yaitu robekan yang hanya terjadi

Kegiatan beternak ikan (kolam), bebek, memancing, menambang pasir, membuka bengkel, dsb sebetulnya merupakan kegiatan eksklusif personal karena memiliki nuansa ekonomis,

Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan total kandungan DOC pada sampah yang masuk ke ke TPA Tanjung Belit, Kota Pasir Pangaraian Kabupaten Rokan Hulu

Produksi prostaglandin yang berlebihan menimbulkan rasa nyeri, sedangkan kontraksi uterus yang terus menerus menyebabkan suplai darah ke uterus terhenti dan terjadi dismenorea Horman et

Melihat bagaimana karakteristik anak usia dini yang membutuhkan kegiatan belajar sambil bermain, memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar, suka menjamah benda-benda yang ditemuinya,