• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANTING. Journal of Architecture DEWAN REDAKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LANTING. Journal of Architecture DEWAN REDAKSI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LANTING

Journal of Architecture

Volume 6, Nomor 1, Februari 2017

ISSN 2089-8916

DEWAN REDAKSI

Pimpinan Redaksi

Naimatul Aufa, M.Sc.

Sekretaris Redaksi

Dila Nadya Andini, M.Sc.

Anggota:

J.C. Heldiansyah, M.Sc.

Reviewer:

Prof. Dr. Rusdi H. A., M.Sc.

Dr. Budi Prayitno, M.Eng.

Dr.-Ing. Ir. Gagoek Hardiman

Dr. Bani Noor Muchamad, MT.

Dr. Ira Mentayani, MT.

Desain Cover, Setting dan Tata Letak:

J.C. Heldiansyah, M.Sc.

Alamat Redaksi

Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Lambung Mangkurat

Jl. Jalan A. Yani Km.36 Banjarbaru – Kalimantan Selatan 70714

Email: jurnallanting@gmail.com

http://ejournal.unlam.ac.id/index.php/lanting

DITERBITKAN OLEH:

Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat

Dekan:

Dr. –ing. Yulian Firmana Arifin, ST., MT.

Ketua Program:

Dr. Bani Noor Muchamad, MT.

LANTING Journal of Architecture terbit pertama kali bulan Februari 2012. Dewan Redaksi

menerima sumbangan artikel terpilih di bidang teknik arsitektur untuk dimuat pada

LANTING Journal of Architecture. LANTING Journal of Architecture diterbitkan 2 (dua) kali

dalam 1 (satu) tahun pada bulan Februari dan Agustus. Artikel yang diterbitkan bulan

Februari diterima Dewan Redaksi paling lambat akhir bulan Oktober dan yang diterbitkan

(3)

LANTING

Journal of Architecture

Volume 6, Nomor 1, Februari 2017

ISSN 2089-8916

DAFTAR ISI

Halaman

EDITORIAL

Pusat Perawatan Kucing di Banjarbaru

Adelia Puspita Sari dan Prima Widia Wastuty

1-12

Akademi Kuliner Banjarbaru

Annisa Wulandari dan M. Deddy Huzairin

13-22

Perpustakaan Pusat Universitas Lambung Mangkurat

Dewa Widhi Putra dan Indah Mutia

23-35

Gedung Olahraga Basket di Kabupaten Tabalong

Diah Purwaningsih dan Mohammad Ibnu Saud

36-41

Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Di Banjarbaru

Fahrina Supianida dan Gusti Novi Sarbini

42-52

Taman Kupu-Kupu Sultan Adam di Banjarbaru

Wardiyanti Sariwati dan Dila Nadya Andini

53-61

Zara Fashion Store Banjarbaru

Oneal Lony Laxmybay dan Ira Mentayani

62-70

Pusat Kecantikan Wanita di Banjarbaru

Winda Ayu Safitri dan Dila Nadya Andini

71-80

Pusat Kuliner Khas Banjar Di Martapura

Nisa Anasandi Noor dan Bani Noor Muchamad

81-90

Pusat Kerajinan Tangan di Banjarmasin

Hikmatus Silvia Harlina dan Ira Mentayani

91-100

Eiger Flagship Store Banjarbaru

Fauzi Alvi dan Mohammad Ibnu Saud

101-109

Pusat Kebugaran Dan Kecantikan di Banjarmasin

Agung Satriya dan Nurfansyah

110-118

Redesain Pusat Perbelanjaan Kandilo di Kabupaten Paser

Elda Fitrawati dan Anna Oktaviana

119-128

Pusat Rehabilitasi Penyandang Tuna Daksa di Banjarbaru

Faisal Roosandy dan Pakhri Anhar

(4)

Pasar Seni Kerajinan di Banjarmasin

Gabriella Octaviria Noormalia Hetrani Putri dan Mohammad Ibnu Saud

140-146

Planetarium Siring Laut Kotabaru

Adiyat Nur dan Akbar Rahman

147-154

Resort Dan Wedding Venue di Pantai Rindu Alam Kabupaten Tanah Bumbu

Riesky Amalia dan Dila Nadya Andini

155-164

Sanggar Tari Tradisional di Amuntai

Ahmad Wahyuni dan J. C. Heldiansyah

165-177

Pusat Kecantikan dan Perawatan Tubuh di Desa Sungai Alang

Winda Trisnayanti dan Nurfansyah

178-185

E-Sport Community Center Banjarbaru

Bayu Nur Imam dan Bani Noor Muchamad

186-196

Kawasan Taman Wisata Kalsel Park

Reza Renaldi dan M. Tharziansyah

197-206

Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

Muhammad Rizki Hidayat dan Indah Mutia

(5)

LANTING

Journal of Architecture

Volume 6, Nomor 1, Februari 2017

ISSN 2089-8916

EDITORIAL

LANTING Journal of Architecture sudah memasuki tahun keenam penerbitan. Pada terbitan kali ini, LANTING Journal of Architecture khusus mewadahi artikel hasil perancangan 22 (dua puluh dua)

mahasiswa Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi Arsitektur Universitas Lambung Mangkurat. Sehingga redaksi meminta maaf kepada rekan-rekan peneliti yang ingin menerbitkan artikelnya di jurnal ini. Namun, di tahun ini mulai dirintis jurnal khusus untuk Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi Arsitektur Universitas Lambung Mangkurat, sehingga pada tahun depan LANTING Journal of

Architecture akan kembali fokus pada hasil penelitian rekan-rekan peneliti, khususnya penelitian

terkait lahan basah.

Semoga beberapa artikel yang dihadirkan LANTING Journal of Architecture kali ini dapat menambah referensi pembaca setia Jurnal Lanting. Demikian editorial LANTING Journal of Architecture kali ini. Terimakasih kami ucapkan kepada para kontributor dan pihak-pihak terkait. Sampai jumpa di

LANTING Journal of Architecture selanjutnya.

Banjarbaru, 1 Februari 2017 Ketua Redaksi

Konsep Deatil Arsitektural Kalsel Park (Sumber: Reinaldi, 2016)

(6)

101 LANTING Journal of Architecture, Volume 6, Nomor 1, Februari 2017, Halaman 101-109

ISSN 2089-8916

EIGER FLAGSHIP STORE BANJARBARU

Fauzi Alvi

Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat fauzialvi93@email.com

Mohammad Ibnu Saud

Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat isaud@unlam.ac.id

Abstrak

Perkembangan wisata alam khususnya di sekitar kota Banjarbaru memiliki potensi yang baik jika dilihat dari banyaknya minat masyarakat yang semakin bertambah untuk berwisata ke alam luar. Kehadiran toko Outdoor dari Eiger diharapkan dapat memenuhi berbagai macam peralatan maupun kebutuhan untuk segala aktivitas petualangan alam luar atau luar ruang. Metode desain yang diterapkan berupa analogi linguistik dan romantik yang dihadirkan untuk memunculkan simulasi dan emosi dari nuansa dan ekpresi ketika sedang berpetualang di kondisi sesungguhnya untuk menggugah hasrat pengunjung untuk mencoba secara langsung. Sirkulasi ruang dalam bangunan berperan penting untuk mewujudkan konsep petualangan alam luar yang dibawa ke dalam pengalaman berbelanja.

Kata kunci: wisata alam, petualangan alam luar, simulasi, emosi, pengalaman berbelanja Abstract

The development of nature tourism, especially around Banjarbaru city has good potential if seen from many public interest for outdoor trip. Outdoor store presence of Eiger is expected to meet a wide range of equipment and needs for all outdoor adventure activities or outdoor space. The design method applied in form of linguistik analogy and romantik which presented to bring simulation and emotion of nuance and expression while adventuring in real conditions to arouse the desire of visitor to try it out in person. Space circulation in the building plays an important role in making the concept of outdoor adventure that brought into the shopping experience.

Keywords: natural tourism, outdoor adventure, simulation, emotion, shopping experience.

PENDAHULUAN

Wisata alam atau tempat-tempat yang mempunyai keindahan alam di Kalimantan Selatan seperti Kabupaten Banjar, Hulu Sungai dan sekitarnya terus mengalami peru-bahan yang positif setiap tahunnya. Hal ini dapat ditinjau dari pembenahan yang terus dilakukan oleh pemerintah dan warga setem- pat, mulai dari akses jalan umum yang mu-dah dijangkau hingga fasilitas parkir yang disediakan sendiri oleh warga sekitar. Hal ter-sebut dilakukan salah satunya untuk me-nyambut baik antusiasme pengunjung dari dalam hingga luar kota bahkan mancanegara yang hobi mendaki bukit dan gunung, hingga

Traveling ke pelosok daerah hanya untuk

dapat menikmati pantai yang biru dan bersih. Semakin banyak pengunjung yang da-tang ke suatu daerah untuk melakukan hobi

berpetualangnya, ataupun baik sekadar da-tang berkunjung hingga berlibur secara tidak langsung akan membantu menumbuh-kem-bangkan perekonomian masyarakat kearah yang lebih baik.

Untuk menanggapi perubahan positif seperti itulah perlu adanya wadah yang men-yediakan dan menjual berbagai macam ke-butuhan dan peralatan untuk mendukung aktivitas diluar ruang ataupun alam luar se-perti kehadiran sebuah toko Outdoor. Toko

Outdoor merupakan sebuah bangunan

ko-mersil yang khusus menyediakan dan men-jual segala macam kebutuhan maupun pera-latan untuk aktivitas luar ruang atau alam luar. Aktivitas alam luar atau luar ruang yang dimaksud seperti mendaki gunung, menjela-jah dan berpetualang di alam bebas, hingga aktivitas sehari-hari yang berkaitan dengan luar ruang atau alam luar.

(7)

102 Salah satu Brand petualangan alam

luar atau luar ruang yang dipilih adalah Brand lokal yang bernama Eiger. Eiger sendiri me-rupakan Brand lokal terbesar di Indonesia yang berasal dari Bandung, Jawa Barat.

Eiger khusus menyediakan dan menjual

per-alatan Outdoor yang ditujukan untuk meme-nuhi dan mendukung aktivitas maupun hobi berkegiatan diluar ruang seperti mendaki gu-nung, berkemah, panjat tebing hingga aktivi-tas sehari-hari yang berkaitan dengan kegi-atan luar ruang atau gaya hidup berpetua-lang.

Secara singkat PT. Eigerindo Multi Pro-duk Industri atau yang dikenal sebagai Eiger merupakan perusahaan yang didirikan pada tahun 1993 oleh Ronny Lukito di Bandung. Pada tahun 1993 Eiger The Real Adventure

Company didirikan dengan nama PT.

Eiger-indo Multi Produk Industri di Jalan Ciham-pelas no. 22 Bandung. Sampai saat ini Eiger telah mempunyai 3 Flagship Store, 34

Show-room, dan 81 Counter yang semuanya

terse-bar di seluruh wilayah Indonesia (Eiger

Offi-cial Site).

Dari data diatas dapat diketahui bahwa Eiger baru memiliki 3 Flagship Store, dua di-antaranya berada di Bandung, dan sisanya ada di Bali. Ditinjau dari segi lokasi Eiger

Flagship Store yang sudah dibangun, masih

belum ada Eiger Flagship Store di Kaliman-tan SelaKaliman-tan. Padahal dari segi potensi daya tarik wisata alamnya, dapat mengundang ba-nyak wisatawan lokal maupun wisatawan asing untuk Hiking maupun Camping. Kali-mantan punya banyak sekali bukit-bukit dan gunung-gunung yang dapat dijadikan aktivi-tas Outdoor yang menantang. Untuk itu perlu adanya sebuah bangunan Eiger Flagship

Store di Kalimantan, khususnya wilayah

Kali-mantan Selatan.

Eiger Flagship Store adalah sebuah

ba-ngunan komersil yang khusus menjual berba-gai macam produk dari merek Eiger dengan fasilitas penunjang utamanya seperti panjat tebing (Wall Climbing) sebagai salah satu bentuk ekspresi dari produk yang dijual, yang juga merupakan barang atau produk yang mendukung dan berhubungan dengan aktivi-tas Outdoor yang menantang.

Sebagai pembeda dari bangunan ko-mersil atau toko Eiger pada umumnya, Eiger

Flagship Store Banjarbaru dibuat penuh

de-ngan konsep Adventure and Explore sebagai

bentuk ekspresi dan emosi dari aktivitas

Out-door sesungguhnya. Memaksimalkan luar

dan dalam bangunan yang dapat dijelajah ke-seluruhan dengan tujuan agar para pengun-jung dapat merasakan sebuah sensasi pe-ngalaman berbelanja sambil berpetualang, yang berdasarkan pada simulasi tantangan dari alam luar.

Permasalahan Arsitektur

Dari beberapa penjelasan yang sudah dibahas, maka dapat dirumuskan sebuah permasalahan arsitektural yang dapat dijadi-kan sebagai acuan pada proses peranca-ngan. Permasalahan tersebut adalah bagai-mana menciptakan sebuah simulasi dan emosi dari nuansa dan aktivitas petualangan alam luar yang dibawa ke dalam pengalaman berbelanja di bangunan Eiger Flagship Store.

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam tinjauan arsitektural untuk pe-rancangan Eiger Flagship Store difokuskan pada substansi arsitektural yang menyangkut

Display, simulasi, Activity Through Envelope,

dan Wayfinding. Pemilihan substansi terse-but ditujukan untuk mengkaji, mengembang-kan lalu menerapmengembang-kan kedalam bangunan

Eiger Flagship Store yang memunculkan

konsep simulasi dan emosi pada bangunan. Bangunan Eiger Flagship Store meru-pakan sebuah bangunan komersil yang khu-sus menyediakan dan menjual berbagai ma-cam kebutuhan dan peralatan aktivitas luar ruang atau alam luar dengan penyajian ben-tuk dan ruangnya yang bernuansakan alam. Display

Penyajian Display merupakan aspek terpenting dalam bangunan Eiger Flagship

Store, mengingat konsep yang dihadirkan

berupa simulasi dan emosi dari ekspresi pe-tualangan alam luar atau luar ruang. Nuansa

Display dari bangunan Eiger Flagship Store

akan sangat berbeda dari Display toko pada umumnya.

Simulasi

Simulasi petualangan alam luar atau lu-ar ruang dihadirkan kedalam bangunan

(8)

den-103 gan cara memunculkan nuansa atau tema

dari masing-masing pengkondisian alam luar (pantai, dataran, puncak) pada interior dan sirkulasi bangunan.

Perwujudan simulasi berupa penggu-naan material berdasarkan tema atau nuansa alam luar dengan penghawaan dan pencaha-yaan yang dikondisikan dengan masing-ma-sing kondisi alam luar dan juga perbedaan ketingian dari masing-masing nuansa. Activity Through Envelope

Aktivitas pada selubung bangunan me-rupakan aktivitas yang terjadi pada selubung bangunan, dengan tujuan menghadirkan konsep Full-Exploring. Tujuan dari konsep ini merupakan salah satu bentuk usaha untuk memberikan pengalaman menjelajah secara total kepada pengunjung, yang tidak hanya terjadi pada bagian dalam bangunan tetapi juga pada bagian luar bangunan.

Wayfinding

Wayfinding atau yang disebut dengan

suatu kemudahan untuk mencari arah pada sirkulasi dalam bangunan merupakan sebu-ah konsep untuk memudsebu-ahkan pengunjung bangunan komersil untuk mencapai ruang atau Display tertentu. Wayfinding dihadirkan pada bangunan Eiger Flagship Store untuk memperkuat dari konsep simulasi yang be-rangkat dari suasana atau tema dari petuala-ngan alam luar atau luar ruang.

METODE

Berdasarkan dari penjelasan perma-salahan arsitektural Eiger Flagship Store se-belumnya, maka metode yang dipilih untuk mewujudkan perancangan ini adalah sebuah dari teori atau konsep analogi. Analogi mam-pu menjawab dan menyelesaikan bagaimana sebuah bentuk bangunan yang menjual pera-latan untuk berkegiatan di alam luar yang me-ngangkat tema atau simulasi dari sebuah bentuk petualangan alam luar atau luar ruang tersebut.

Analogi mengindentifikasi hubungan harfiah yang mungkin diantara benda-benda. Sebuah benda diidentifikasi dan mempunyai semua sifat khas yang diinginkan (James C. Snyder, Pengantar Arsitektur, 2005).

Analogi sendiri merupakan sebuah konsep yang berdasarkan kemiripan secara visual terhadap sesuatu, bangunan, hal-hal yang berkaitan dengan alam maupun benda-benda hasil buatan tangan maupun pemiki-ran manusia.

Desain analogi memerlukan pengguna-an pemikirpengguna-an terhadap gambarpengguna-an suatu hal untuk menerjemahkan keaslian kedalam bentuk-bentuk barunya. Seperti halnya gam-bar, model, atau program komputer yang di-gunakan sebagai contoh gambaran dasar bagi seorang desainer demi memudahkan ja-lannya proses desain. Suatu desain akan mengalami transformasi Analogical ketika desain tersebut memiiki kriteria penggam-baran akan suatu hal yang dapat berupa ben-da, watak ataupun suatu kejadian. Desain analogi pada prinsipnya adalah menggam-barkan visual analogi ke dalam solusi perma-salahan desain..

Analogi yang dapat mewujudkan kon-sep simulasi dan emosi dari ekspresi petu-alangan alam luar atau luar ruang pada ba-ngunan Eiger Flagship Store adalah analogi linguistik model semiotik dan analogi roman-tik.

Analogi Linguistik

Analogi linguistik menganut pandangan bahwa bangunan-bangunan dimaksudkan untuk menyampaikan informasi kepada para pengamat, dengan model analogi linguistik yang dipilih adalah model semiotik.

Semiologi atau semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Penafsiran semiotik tentang arsitektur menyatakan bahwa suatu bangunan merupakan suatu tanda penyam-paian informasi mengenai apakah ia sebe-narnya dan apa yang dilakukannya. Sebuah bangunan berbentuk bagaikan piano akan menjual piano. Sebuah menara menjadi tan-da bahwa bangunan itu atan-dalah gereja.

Analogi Romantik

Arsitektur harus mampu menggugah tanggapan emosional dalam diri si pengamat. Hal ini dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan menimbulkan asosiasi (mengambil rujukan dari bentuk-bentuk alam, dan masa lalu yang akan menggugah emosi pengamat) atau melalui pernyataan yang

(9)

dilebih-lebih-104 kan (penggunaan kontras, ukuran, bentuk

yang tidak biasa yang mampu menggugah perasaan takut, khawatir, dan kagum).

Penerapan Analogi

Pemilihan analogi model semiotik untuk mewujudkan fasade bangunan Eiger

Flag-ship Store yang berdasarkan pada bentuk

se-buah gunung yang besar dan tinggi. Gunung erat kaitannya dengan kegiatan alam luar se-perti aktivitas Hiking, Trail Running dan

Cam-ping. Hal tersebut semakin mempertegas

ba-ngunan Eiger Flagship Store sebagai bangu-nan yang menjual dan menyediakan segala macam perlengkapan dan peralatan kegiatan alam luar atau luar ruang.

Penerapan analogi model semiotik juga terdapat pada interior, yang mewujudkan se-buah penggambaran dari visual petualangan alam luar, dengan pembagian Level lantai bangunan yang berdasarkan pada analogi dari hirarki muka bumi (pantai, dataran, dan puncak).

Analogi romantik diwujudkan pada sir-kulasi bangunannya yang mempunyai ber-bagai macam tingkat kecuraman dan jenis material yang disesuaikan dengan pengkon-disian dari masing-masing suasana petuala-ngan alam luar, untuk memunculkan emosi pengunjung ketika sedang melakukan

Ad-venture di kondisi sesungguhnya.

PEMBAHASAN

Analogi yang diterapkan untuk bangu-nan Eiger Adventure Flagship Store adalah analogi Adventure, yang merupakan sebuah konsep analogi dari Outdoor Adventure yang dimasukkan ke dalam Shopping Experience untuk memunculkan simulasi dan ekspresi emosional dari petualangan alam luar atau luar ruang ketika berbelanja.

Analogi yang dipilih untuk mewujudkan perancangan bangunan Eiger Adventure

Flagship Store adalah analogi linguistik

den-gan model semiotik dan analogi romantik. Tu-juannya untuk menggambarkan simulasi dan ekspresi emosional dari sebuah konsep petu-alangan alam luar. Kedua jenis analogi terse-but diterapkan diluar bangunan dalam bentuk selubung/ bentuk dan Interior atau ruang da-lam bangunan.

Analogi linguistik dengan model semi-otik diwujudkan pada bagian luar bangunan yang diterapkan pada selubung (Envelope) bangunan yang secara visual menggambar-kan bentuk dari sebuah gunung. Gunung da-lam konteks Outdoor Adventure erat kaitan-nya dengan kegiatan Hiking atau Camping. Analogi linguistik dengan model semiotik juga penerapannya ada diruang dalam bangunan dengan pembagian Level lantai bangunan dari analogi pembagian tingkatan ketinggian (Altitude) muka bumi (pantai, dataran dan pe-gunungan). Analogi lain dari Interior adalah analogi romantik dengan membawa konsep simulasi atau suasana dari kegiatan penje-lajahan dan petualangan alam luar untuk menggugah emosi dan hasrat si pengunjung untuk merasa tertantang dan mencoba seca-ra langsung di kondisi sesungguhnya.

Gambar 1 Analogi Outdoor Adventure

Rasa emosional yang didapat ketika berpetualang di alam luar dihadirkan keda-lam pengakeda-laman berbelanja dakeda-lam bentuk si-mulasi, agar pengunjung dapat merasakan adrenalin dan pengalaman yang dapat meng-gugah hasrat untuk mencoba secara lang-sung ke kondisi Outdoor Adventure sebenar-nya.

Konsep Program

Konsep program Eiger Adventure

Flagship Store yang berangkat dari analogi

(10)

105 Gambar 2 Penerapan Analogi

Visualisasi di atas menjelaskan bahwa analogi linguistik ditujukan untuk memuncul-kan simulasi kondisi alam luar yang dibawa ke dalam bangunan berupa Space. Ruang (Space) tadi nantinya berangkat dari analogi ketinggian muka bumi (pantai, dataran, dan gunung), yang dapat digambarkan dalam bentuk pembagian Level lantai bangunan. Penerapannya berupa Space dengan bebe-rapa ketinggian lantai, diikuti dengan simulasi dari masing-masing kondisi pantai, dataran dan gunung tadi.

Analogi romantik ditujukan untuk me-munculkan emosi saat berpetualang di alam luar, yang digunakan untuk menghadirkan ekspresi dari aktivitas yang terjadi di kondisi sesungguhnya. Analogi dari aktivitas petuala-ngan alam luar tadi diterapkan secara lang-sung dan tidak langlang-sung. Penerapan secara langsung diwujudkan dengan cara interaksi pada bangunan yang dikondisikan serupa dengan suasana ketika sedang melakukan aktivitas Outdoor Adventure, sedangkan ti-dak langsung dengan cara pemberian tema yang dapat dijadikan sebagai konsep

Way-finding dari masing-masing kategori produk.

Gambar 3 Outdoor Activity

Kegiatan alam luar merupakan kegi-atan yang dilakukan diantara ruang atau tem-pat yang berbeda-beda. Pada kondisi dima-napun dan kapanpun ketika terjadi interaksi dengan alam luar atau luar ruang dapat dise-but dengan Outdoor Activity.

Gambar 4 Shopping-Adventuring

Aktivitas luar ruang yang sudah dise-butkan diatas, point yang diwujudkan keda-lam bangunan berupa simulasi dari kondisi dari masing-masing latar Outdoor Adventure itu sendiri.

Dari aktivitas Outdoor Adventure, dida-pat sebuah interaksi dengan ruang atau ele-men disekitarnya seperti ele-menapaki jalan, me-lewati pepohonan, hingga pegunungan. Kon-disi itu disebut Activities Trough Spaces, yang dibawa dan aplikasikan kedalam

Com-mercial Space (Display Product). Dengan

maksud kondisi dan pengalaman di alam luar disimulasikan dan dihadirkan kedalam ruang komersial, yang tentunya berangkat dari ana-logi petualangan alam luar.

Analogi Outdoor Adventure diatas ditu-jukan untuk menghadirkan pengalaman ber-belanja dengan rasa petualangan alam luar (Shopping-Adventuring).

(11)

106 Konsep berbelanja sambil berpetulang

itu sendiri merupakan penggabungan antara unsur petualangan dari simulasi alam luar dan berbelanja sebagai aktivitas utama dari bangunan komersial ini.

Konsep Desain

Konsep desain bangunan Eiger

Adven-ture Flagship Store lebih difokuskan pada

pe-nerapan analogi-analogi yang dapat mem-bentuk sebuah Space dengan simulasi

Out-door Adventure, begitu juga dengan Activity

yang dapat memunculkan ekspresi maupun emosi dari sebuah interaksi petualangan alam luar.

Gambar 5 Konsep Selubung

Segitiga mempunyai bentuk yang dina-mis, semakin ke atas semakin mengecil. Per-gerakan angin pada selubung bangunan da-pat diatur melalui perletakkan sisi segitiga yang bersudut miring. Segitiga juga merupa-kan bentuk dasar dari logo Eiger yang juga merupakan analogi dari bentuk sebuah gu-nung.

Gambar 6 Konsep Aktivitas Luar Bangunan

Konsep Skematik dari Activities Trough

Envelope merupakan sebuah konsep aktivi-

tas yang dibuat untuk pengunjung yang ingin menjelajah bangunan secara menyeluruh, ti-dak hanya bagian dalam bangunan tetapi ju-ga pada selubung bangunan. Aktivitas yang dapat dilakukan berupa panjat tebing, yaitu dengan cara selubung bangunan dijadikan sebagai tempat Wall Climbing.

Gambar 7 Konsep Aktivitas Dalam Bangunan

Konsep Skematik dari Activities Trough

Spaces merupakan sebuah konsep sirkulasi

aktivitas yang terjadi di dalam ruang dengan melalui beberapa rangkaian (Sequence) dari simulasi petualangan alam luar.

Aspek-aspek yang menunjang maupun yang dapat mendukung dari konsep desain diatas diantaranya:

Aspek Struktur

Aspek struktur menjadi salah satu as-pek yang dapat mendukung konsep desain diatas dikarenakan selubung bangunan dibu-at bentang lebar. Aktivitas yang terjadi dalam bangunan tidak hanya memerlukan Space yang luas, juga memerlukan struktur yang te-pat untuk tetap menjaga keamanan dan ke-selamatan dari pemanjat tebing.

Aspek Material

Aspek material menjadi aspek yang pa-ling diutamakan mengingat konsep analogi yang berangkat dari Outdoor Adventure atau simulasi dari petualangan alam luar mem-butuhkan visualisasi dan fisik bangunan yang dapat menggambarkan perwujudan dari kon-disi sesungguhnya.

Bentuk

Eksterior bangunan yang didesain be-rangkat dari analogi gunung dan logo Eiger

(12)

107 yang merupakan bentuk dari gambaran

gu-nung yang tinggi besar dan juga mempunyai bentukan dasar berupa segitiga yang tidak beraturan (logo Eiger). Pemilihan bentuk ter-sebut muncul untuk mempertegas Eiger se-bagai merek yang menyediakan dan menjual berbagai macam segala kebutuhan maupun peralatan petualangan alam luar ataupun luar ruang.

Gambar 8 Selubung Bangunan Eiger

Gambar 9 Perspektif Selubung

Bentuk analogi diatas merupakan se-buah bentuk selubung bangunan dari Eiger

Flagship Store yang menyelemuti

ruang-ruang yang ada didalamnya. Bentuk gunung yang dijadikan sebagai selubung bangunan menggambarkan bahwa dibalik kokohnya se-buah gunung, terdapat keindahan alam yang tersembunyi didalamnya.

Gambar 10 Logo pada Selubung Bangunan

Logo Eiger secara visual dibuat lebih menyatu dengan selubung bangunan yang diwujudkan dengan cara menyatukan peng-gunaan warna dan material yang dipilih. Logo

Eiger akan terlihat jelas jika dilihat pada sudut

tertentu dengan maksud agar para pengun-jung yang penasaran secara tidak langsung

akan mengelilingi bangunan secara sadar maupun tidak, untuk dapat membuat bangu-nan menjadi lebih menarik.

Selubung Luar

Selubung luar bangunan dimanfaatkan untuk pengunjung yang hobi dengan aktivitas yang memacu adrenalin. Aktivitas yang ter-jadi tidak hanya sebatas menjelajah di dalam selubung bangunan, tetapi juga sampai selu-bung luar bangunan seperti panjat tebing (me-manjat selubung bangunan) pada sisi-sisi selubung yang mempunyai kemiringan antara 75-80 derajat

Gambar 11 Logo pada Selubung Bangunan

Level Lantai

Berangkat dari analogi ketinggian muka bumi (hirarki alam), pembagian lantai bangu-nan dibagi menjadi tiga Level. Masing-ma-sing tingkat dikondisikan sesuai dengan sua-sana alam luar yang berdasarkan ketinggian, yang perwujudannya diterjemahkan kedalam bentuk visualisasi arsitektur berupa pengkon-disian sirkulasi, material, pengalaman ruang, dan tema ruang. Tingkat ketiga berupa simu-lasi suasana pegunungan (tinggi dan mena-ntang), sedangkan yang pertama berupa da-taran rendah dan pantai (berpulau-pulau)

(13)

108 Gambar 13 View Level lantai tiga

Sirkulasi Dalam

Desain pada sirkulasi bangunan dalam berupa Space luas, yang kemudian dibuat sirkulasi atau tema petualangan alam luar yang sekaligus sebagai Wayfinding untuk pencapaian konsep Choreography

Move-ment. Desain sirkulasi dalam bangunan

difo-kuskan pada sebuah pergerakan pengunjung yang diarahkan untuk mencapai masing-ma-sing katalog produk dengan mudah, dengan pembuatan tema petualangan alam luar yang berdasarkan tingkatan hirarki alam yang su-dah dijelaskan di atas. Penempatan produk yang dipajang juga disesuaikan dengan kate-gori besar kecilnya produk yang berturut-turut berada pada Level 1,2 dan 3

Gambar 14 Sirkulasi Dalam

Penerapan kemudahan dalam penca-paian sirkulasi masing-masing katalog pro-duk diwujudkan dalam nuansa petualangan alam luar yang terdiri dari tema gurun, lem-bah, hutan, dan jurang.

Gambar 15 Display Tenda tema Gurun

Gambar 16 Display Tenda tema Lembah

Gambar 17 Display Tenda tema Hutan

Gambar 18 Display Tas tema Jurang

KESIMPULAN

Eiger Flagship Store Banjarbaru

meng-hadirkan sebuah konsep yang berangkat dari petualangan alam luar, unuk mempertegas sebagai bangunan yang menjual berbagai macam peralatan dan kebutuhan alam luar atau luar ruang. Eiger Flagship Store Banjar-baru mengacu pada dua konsep analogi, ya-itu “simulasi” dari petualangan alam luar dan “emosi” atau ekspresi yang dihadirkan mela-lui aktivitas yang terjadi disepanjang sirkulasi bangunan Eiger Flagship Store.

Konsep Outdoor Adventure yang diba-wa ke dalam Shopping Experience sebagai sebuah cara menggugah hasrat dan keter-tarikan pengunjung untuk mengunjungi lalu kemudian membeli produk-produk dari Eiger, yang nantinya kemudian akan mereka coba sendiri secara langsung dan merasakan adrenalin ketika berpetualang di alam luar di kondisi sesungguhnya.

(14)

109

DAFTAR PUSTAKA

Snyder, James C. dan Catanese, Anthony J.; 1984, Pengantar Arsitektur, halaman 13. Ching, Francis D.K; 1993, Teori Arsitektur:

Bentuk, ruang, dan susunannya, Jakarta, Erlangga, halaman 14

Ching, Francis D.K; 1993, Teori Arsitektur: Bentuk, ruang, dan susunannya, Jakarta, Erlangga, halaman 16

Endy Marlina, Panduan Perancangan Bangunan Komersial, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2008, halaman 280

Ching, DK., Fancis; 1996, Arsitektur Bentuk,

Ruang, dan Tatanan, Jilid 2, Jakarta,

Erlangga

Hancock Callender, John; 1999, “Time-Saver

Standards for Architectural Design Data”,

The McGraw-HillÊ Companies, Inc

Neufert, Ernst 1996, Data Arsitek Jilid 1, Erlangga, Jakarta

Neufert, Ernst 2002, Data Arsitek Jilid 2, Erlangga, Jakarta

Schodek, Daniel L; 1999, Struktur (Alih Bahasa) edisi kedua, Jakarta, Erlangga.

(15)

PETUNJUK PENULISAN 

1. Setiap  artikel  yang  dikirimkan  dapat  berupa  'laporan'  suatu  penelitian  yang  telah  dilaksanakan  sebelumnya  atau  berasal  dari  hasil  review  sebuah  buku.  Artikel  minimal  mengandung  materi  dan  urutan:  1)  judul  artikel  dalam  bahasa  Indonesia  dan  bahasa  Inggris;  2)  nama  pengarang,  lembaga,  dan  alamat  untuk  dihubungi;  3)  abstrak dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris; 4) pendahuluan; 5) metodologi; 6) temuan dan kajian atas  temuan yang diperoleh; 7) kesimpulan dan atau rekomendasi; 8) ucapan terima kasih (jika diperlukan); dan 9)  kepustakaan. Artikel menggunakan bahasa ilmiah baku, baik dalam bahasa Inggris atau Indonesia. 

2. Naskah diketik dalam satu spasi, menggunakan font Arial; ukuran 11 inch; dan menggunakan program Word  for Windows, maksimal 15 halaman, dengan ukuran kertas A4 (210 x 297 mm). 

3. Judul  artikel  ditulis  dengan  huruf  kapital  rata  tengah,  menggunakan  font  Arial  ukuran  12  pt  bold.  Judul  dirangkai  dalam  13  kata  dalam  bahasa  Indonesia  dan  10  kata  dalam  bahasa  Inggris.  Nama  penulis  ditulis  di  bawah  judul  dengan  menggunakan  font  Arial  ukuran  11  pt  bold,  sedangkan  gelar  penulis  tidak  perlu  dicantumkan,  tetapi  harus  mencantumkan  instansi  tempat  penulis  bekerja  atau  melakukan  penelitian,  serta  alamat untuk dihubungi. 

4. Abstrak  merupakan  intisari  dari  isi  artikel,  sehingga  di  dalam  abstrak  harus  tercantum  secara  jelas  latar  belakang penelitian, tujuan penelitian, metodologi dan analisis, serta kesimpulan akhir. Abstrak dan keywords  ditulis  dengan  spasi  tunggal,  huruf  yang  digunakan  adalah  arial,  ukuran  huruf  10  pt  dan  ditulis  miring  atau  dengan format Italic dan ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. 

5. Sub  Judul  dan  artikel  menggunakan  format  dua  kolom  dengan  jarak  antar  kolom  0.5  cm.  Sub  judul  ditulis  dengan huruf kapital menggunakan font Arial ukuran 11 pt bold dengan format center. Artikel ditulis dengan  format  rata  kanan  kiri,  menggunakan  first  line  1  cm,  serta  menggunakan  font  Arial  ukuran  11  pt.  Format  margin  yang  digunakan  adalah  margin  atas  25,4  mm,  margin  bawah  25,4  mm,  margin  kanan  25,4  mm,  dan  margin kiri 25,4 mm. Spasi yang digunakan spasi satu dengan format dua kolom. 

6. Judul tabel/ gambar harus lengkap tetapi tidak boleh terlalu panjang, maksimal 13 kata. Judul tabel/gambar  harus mengandung beberapa unsur, yaitu: jenis, letak/ lokasi, dimensi waktu, serta rincian mengenai satuan,  wilayah,  serta  keterangan  lain.  Penulisan  judul  tabel/gambar  menggunakan  huruf  tebal  dan  besar,  dengan 

alignmen  rata  tengah.  Judul  tabel  diletakkan  di  atas  tabel,  sedangkan  Judul  Gambar  diletakkan  di  bawah 

gambar. Jarak antara tabel/ gambar dengan paragraf sebelumnya maupun sesudahnya adalah 1 spasi. Huruf di  dalam  tabel/gambar  berukuran  lebih  kecil  yaitu  10  pt.  Penulisan  sumber  pada  tabel/gambar  menggunakan  ukuran  huruf  yang  sama  yaitu  10  pt  diletakkan  di  bawah  tabel  pada  tepi  batas  kiri  tabel,  sedangkan  untuk  gambar diletakkan dibawah gambar sebelum judul gambar dengan alignmen tengah. Jenis font yang digunakan  tetap sama yaitu Arial. 

7. Untuk  kutipan,  pada  akhir  kutipan  diberi  nomor  kutipan  sesuai  dengan  catatan  kaki  yang  berisi  referensi  kutipan (nama, judul, kota, penerbit, tahun dan halaman yang dikutip) 

8. Rumus‐rumus  hendaknya  ditulis  sesederhana  mungkin  untuk  menghindari  kesalahan  pengetikkan.  Ukuran  huruf dalam rumus paling kecil 10 pt. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam  daftar notasi. Daftar notasi diletakkan sebelum daftar pustaka 

9. Daftar pustaka ditulis dengan spasi tunggal menggunakan font Arial dengan ukuran 10 pt. Jarak antara pustaka  yang  satu dengan  lainnya adalah  1  spasi.  Jika  satu  judul buku  penulisannya  lebih  dari  satu  baris,  maka  baris  kedua  dan  seterusnya  penulisannya  masuk  ke  dalam  (indent)  sebesar  1  centimeter.  Susunan  untuk  satu  referensi : Nama. (Tahun). Judul. Kota Terbit, Penerbit. 

10. Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dalam bentuk file digital dengan format *.doc atau *.docx  11. Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain. 

12. Redaksi  berhak  menolak  dan  mengedit  naskah  yang  diterima.  Naskah  yang  tidak  memenuhi  kriteria  yang  ditetapakan akan dikembalikan. 

(16)

Gambar

Gambar 1 Analogi Outdoor Adventure  Rasa  emosional  yang  didapat  ketika  berpetualang  di  alam  luar  dihadirkan   keda-lam pengakeda-laman berbelanja dakeda-lam bentuk  si-mulasi,  agar  pengunjung  dapat  merasakan  adrenalin dan pengalaman yang dapa
Gambar 4 Shopping-Adventuring  Aktivitas  luar  ruang  yang  sudah   dise-butkan  diatas,  point  yang  diwujudkan   keda-lam  bangunan  berupa  simulasi  dari  kondisi  dari masing-masing latar Outdoor Adventure  itu sendiri
Gambar 5 Konsep Selubung
Gambar 8 Selubung Bangunan Eiger
+2

Referensi

Dokumen terkait

When a submenu is open or selected, these arrow keys switch between the main menu and the submenu. When a Ribbon tab is selected, these keys navigate the

Pemanfaatan Cendawan Entomopatogen Metarhizium brunneum Petch Untuk Pengendalian Hama Rayap Coptotermes curvignathus Holmgren (Isoptera: Termitidae ) pada Tanaman

Implementasi manajemen sekolah berbasis pondok pesantren merupakan upaya lembaga dalam rangka peningkatan mutu/kualitas pembelajaran, tata kelola yang berlangsung di

Erosi dan karies gigi memiliki kesamaan dalam jenis kerusakan, yaitu demineralisasi jaringan keras gigi yang disebabkan asam, tetapi sumber asam penyebab erosi

39 (8) Tatacara pemilihan Pimpinan MPR sebagaimana dimaksud Disetujui pembahasan lebih lanjut diserahkan ke PANJA Keputusan Pansus tgl 5 Juni 2003 pada ayat (1} diatur

Meskipun demikian AKI untuk tingkat Provinsi tetap dapat diketahui dengan membandingkan 86 orang ibu yang meninggal dengan 19.146 kelahiran hidup pada tahun 2011

Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghuni atau penggunaan suatu gedung, termasuk beban – beban pada lantai yang berasal dari barang – barang yang dapat