• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 5 RUANG VEKTOR UMUM. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KERANGKA PEMBAHASAN

1.

Ruang Vektor Nyata

2.

Subruang

3.

Kebebasan Linier

4.

Basis dan Dimensi

5.

Ruang Baris, Ruang Kolom dan Ruang Nul

(3)

PENGANTAR

Pada bab sebelumnya: generalisasi vektor R

2

dan R

3

ke R

n

Pada bab ini akan mengumumkan vektor lebih lanjut sehingga

disebut saja: VEKTOR

Di sini bukan hanya teori, tapi aplikasi: ALAT yang sangat

berguna untuk memperluas visualisasi geometrik kita terhadap

berbagai permasalahan matematika yang penting

Kita dapat menggambarkan R

2

dan R

3

sebagai garis, yang

memperkenankan kita menggambar atau membentuk gambar

mental untuk membantu menyelesaikan permasalahan tersebut

(4)

5.1 RUANG VEKTOR NYATA

Pada sub-bab ini kita akan memperluas konsep sebuah vektor

dengan mengambil sifa-sifat penting vektor yang sudah dikenal

kemudian dijadikan AKSIOMA

Setiap sekumpulan obyek yang cocok dengan suatu aksioma,

secara otomatis memiliki sifa-sifat penting vektor yang sudah

dikenal

Selanjutnya, kumpulan obyek tersebut dapat diterima sebagai

VEKTOR JENIS BARU

(5)

AKSIOMA RUANG VEKTOR

V adalah kumpulan obyek bukan kosong yang dapat didefinisikan

dengan dua operasi: penambahan dan perkalian skalar

Jika operasi-operasi berikut berlaku untuk semua u, v, w dan V,

maka V adalah RUANG VEKTOR, sedangkan obyek-obyek

tersebut ada di dalam vektor V

1.

Jika u dan v adalah obyek di dalam V, maka u + v ada di

dalam V

(6)

3.

u + (v + w) = (u + v) + w

4.

Ada sebuah obyek 0 di V, disebut vektor nol untuk V,

sehingga 0 + u = u + 0 = u untuk semua u di V

5.

Untuk semua u di V, ada obyek –u di V, disebut u

negatif, sehingga u + (-u) = (-u) + u = 0

6.

Jika k adalah skalar sembarang dan u adalah obyek

sembarang di V, maka ku ada di V

7.

k(u + v) = ku + kv

8.

(k + m)u = ku + mu

9.

k (mu) = (km)(u)

(7)

CONTOH

Diketahui V adalah kumpulan fungsi nilai-nyata yang didefinisikan

pada garis bilangan nyata (-

, ). Jika f(x) dan g(x) adalah dua

fungsi dan k adalah bilangan nyata, definisikan penjumlahan fungsi

f(x)+g(x) dan kf(x).

(8)

CONTOH

Kumpulan semua pasang bilangan nyata (x,y) dengan operasi

(x,y) + (x’,y’) = (x+x’,y+y’) dan k(x,y) = (2kx,2ky)

Apakah ini termasuk ruang vektor? Kalau tidak, manakah aksioma

yang gagal?

JAWABAN

BUKAN termasuk ruang vektor karena gagal di aksioma 9 dan 10:

9. k (mu) = (km)(u)

(9)

CONTOH: SETIAP BIDANG MELALUI ASALNYA

ADALAH SEBUAH RUANG VEKTOR

V adalah bidang melalui asalnya di R3. Kita akan menunjukkan bahwa

titik-titik di V membentuk ruang vektor di bawah operasi penjumlahan dan perkalian yang standar untuk vektor di R3. Telah dibuktikan bahwa R3 itu

sendiri adalah ruang vektor di bawah operasi-operasi ini sehingga telah memenuhi aksioma 2, 3, 7, 8, 9 dan 10. Sekarang kita buktikan aksioma sisanya (1, 4, 5, dan 6). Karena V bidang melalui asalnya maka:

ax + by + cz = 0

Jika u = (u1,u2,u3) dan v = (v1,v2,v3) adalah titik di V, maka au1 + bu2 + cu3 = 0 dan av1 + bv2 + cv3 = 0. Penjumlahan kedua garis:

(10)

Bukti aksioma 1: u + v = (u

1

+v

1

,u

2

+v

2

,u

3

+v

3

), sehingga u + v ada di V

Bukti aksioma 4: 0 + u = u + 0 = u

0 = (0,0,0) maka (0,0,0) + (u

1

,u

2

,u

3

) = (u

1

,u

2

,u

3

) + (0,0,0) = (u

1

,u

2

,u

3

)

Bukti aksioma 5: u + (-u) = (-u) + u = 0

(u

1

,u

2

,u

3

) + (-u

1

,-u

2

,-u

3

) = (-u

1

,-u

2

,-u

3

) + (u

1

,u

2

,u

3

) = (0,0,0)

Bukti aksioma 6: ku = k(u

1

,u

2

,u

3

) = (ku

1

,ku

2

,ku

3

)

(11)
(12)

5.2 SUBRUANG

Misalkan W merupakan subhimpunan dari sebuah ruang vektor V

W dinamakan subruang (subspace) V

jika W juga merupakan ruang vektor yang tertutup terhadap operasi penjumlahan dan perkalian dengan skalar.

Syarat W disebut subruang dari V adalah : 1. W  { }

2. W  V

3. Jika maka

4. Jika dan k  Riil maka

W

v

u

,

u

v

W

W

(13)

Contoh :

Tunjukan bahwa himpunan W yang berisi semua matriks orde 2x2 dengan setiap unsur diagonalnya adalah nol

merupakan subruang dari ruang vektor matriks M2x2

Jawab :

2. Jelas bahwa W  M2x2

3. Ambil sembarang matriks A, B  W Tulis dan maka 0 0 0 0 1. O W      

W

 

       0 0 2 1 a a A        0 0 2 1 b b B

(14)

Perhatikan bahwa :

Ini menunjukan bahwa

4. Ambil sembarang matriks A  W dan k  Riil maka

Ini menunjukan bahwa

Jadi, W merupakan Subruang dari M2x2.

                        0 0 0 0 0 0 2 2 1 1 2 1 2 1 b a b a b b a a B A

W

B

A

W ka ka kA         0 0 2 1

W

kA

(15)

CONTOH :

Periksa apakah himpunan D yang berisi semua matriks orde 2x2 yang determinannya nol merupakan subruang dari ruang vektor M2x2 Jawab :        0 0 b a A        a b B 0 0

Ambil sembarang matriks A, B  W. Pilih a ≠ b : , jelas bahwa det (A) = 0

(16)

B

A 





a

b

b

a

Perhatikan bahwa : =

Jadi D bukan merupakan subruang

karena tidak tertutup terhadap operasi penjumlahan

Karena a ≠ b

(17)

u 1

v

v2 vn

n

n

v

k

v

k

v

k

u

1

1

2

2

...

Sebuah vektor

dinamakan kombinasi linear dari vektor – vektor , , … ,

jika vektor – vektor tersebut

dapat dinyatakan dalam bentuk :

dengan k1, k2, …, kn adalah skalar Real.

(18)

CONTOH

u

v

a

b

c

Misal = (2, 4, 0), dan

Apakah vektor berikut merupakan kombinasi linear dari vektor – vektor di atas

= (4, 2, 6) c. = (0, 0, 0) adalah vektor-vektor di R3. = (1, –1, 3) b. = (1, 5, 6) a.

(19)

                                6 2 4 3 1 1 0 4 2 2 1 k k                                6 2 4 3 0 1 4 1 2 2 1 k k a. Tulis

akan diperiksa apakah ada k1, k2,sehingga kesamaan tersebut dipenuhi.

Ini dapat ditulis menjadi:

a

v

k

u

k

1

2

JAWABAN

dengan OBE, diperoleh:

                    0 0 0 2 1 0 2 1 ~ 6 3 0 6 3 1 2 1 12 2 1

a

u

a

u

2

v

Dengan demikian,

(20)

b v k u k1  2                                   6 5 1 3 1 1 0 4 2 2 1 k k                            6 5 1 3 0 1 4 1 2 2 1 k k b. Tulis :

ini dapat ditulis menjadi:

                              3 0 0 2 1 0 1 ~ 6 3 0 3 3 0 0 1 ~ 6 3 0 5 1 4 1 1 2 12 2 1 2 1

dengan OBE dapat kita peroleh :

Baris terakhir pada matriks ini menunjukkan bahwa SPL tersebut adalah tidak konsisten (tidak mempunyai solusi). Jadi, tidak ada nilai k1 dan k2 yang memenuhi  b tidak dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari u dan v

(21)

c. Dengan memilih k1 = 0 dan k2 = 0, maka dapat ditulis

c

v

k

u

k

1

2

artinya vektor nol merupakan kombinasi linear dari vektor apapun.

(22)

MEMBANGUN RUANG VEKTOR

1

v

2 v 3

v

Himpunan vektor

dikatakan membangun suatu ruang vektor V jika setiap vektor

pada V selalu dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari vektor – vektor di S. = (1, 1, 2), = (1, 0, 1), dan = (2, 1, 3)

v

v

v

n

S

1

,

2

,

...

,

Contoh : Tentukan apakah

(23)

                               3 2 1 3 2 1 3 1 2 1 0 1 2 1 1 u u u k k k Jawab : misalkan . Tulis : .

Sehingga dapat ditulis dalam bentuk : Ambil sembarang vektor di R2

3 3 2 2 1 1

v

k

v

k

v

k

u

           3 2 1 u u u u

(24)

Syarat agar dapat dikatakan kombinasi linear

SPL tersebut harus mempunyai solusi (konsisten) Dengan OBE diperoleh :

haruslah u3 – u2 – u1 = 0 Agar SPL itu konsisten

Ini kontradiksi dengan pengambilan vektor sembarang (unsur – unsurnya bebas, tak bersyarat)

(25)

u

u

u

n

S

1

,

2

,...,

Misalkan 0 ... 1 2 1 1uk u   knunk 0 1  k k2  0

k

n

0

S dikatakan bebas linear (linearly independent)

hanya mempunyai satu solusi (tunggal), yakni

,...,

adalah himpunan vektor diruang vektor V

JIKA SPL homogen :

,

Jika solusinya tidak tunggal maka S kita namakan himpunan tak bebas linear (Bergantung linear / linearly dependent)

(26)

1, 3, 2

u a

1, 1, 1

0

2 1

k

a

u

k

                            0 0 0 1 2 1 3 1 1 -2 1 k k

Diketahui dan Apakah saling bebas linear di R3

Tulis atau Jawab :

CONTOH :

~ 0 0 0 1 2 1 3 1 1 -           ~ 0 0 0 1 0 4 0 1 1                      0 0 0 0 0 1 0 0 1

dengan OBE dapat diperoleh :

dengan demikian diperoleh solusi tunggal yaitu: k1 = 0, dan k2 = 0. Ini berarti ū dan ā adalah saling bebas linear.

(27)

            2 3 1 a             1 1 1 b              4 6 2 c c k b k a k1 2 3 0                  4 1 2 6 1 3 2 1 1           3 2 1 k k k           0 0 0 , , Jawab : atau = Tulis :

Apakah ketiga vektor diatas saling bebas linear R3

(28)

~ 0 1 0 0 4 0 2 1 1                         0 0 0 0 1 0 2 1 1

c

b

a

,

,

dengan OBE diperoleh :

Ini menunjukan bahwa

k1, k2, k3 mrp solusi tak hingga banyak

adalah vektor-vektor yang bergantung linear. Jadi

(29)

INTERPRETASI GEOMETRI KEBEBASAN LINEAR

 Di R2 atau R3, kumpulan dua vektor BEBAS LINEAR jika dan hanya jika

vektor-vektor tersebut TIDAK terletak pada garis yang sama saat ditempatkan titik awalnya di asalnya (titik O)

 Di R3, kumpulan tiga vektor BEBAS LINEAR jika dan hanya jika vektor-vektor

tersebut TIDAK terletak pada bidang yang sama saat ditempatkan titik awalnya di asalnya (titik O)

(30)

TEOREMA

Misalkan S = {v

1

, v

2

, …, v

r

} adalah kumpulan

vektor di R

n

. Jika r>n, maka S bergantung linear

Karena, ada r anu sedangkan persamaannya n

buah (lebih sedikit), sehingga pasti bergantung

linear

(31)

KEBEBASAN LINEAR FUNGSI

Beberapa fungsi pada interval (-

,) dapat diuji kebebasan

linearnya menggunakan

WRONSKIAN

dari f

1

(x), f

2

(x), …, f

n

(x)

dengan rumus:

=

( )

( )

′ ( )

′ ( ) …

( )

′ ( )

( )

( ) …

( )

Deteminan ini berguna untuk memastikan apakah fungsi-fungsi

tersebut membentuk kebebasan linear di ruang vektor C

n-1

(-

,)

(32)

CONTOH

Uji kebebasan linear fungsi-fungsi berikut:

1. x, sin x

2. 1, ex, e2x

JAWAB:

1. Wronskiannya:

Nilai x = 0 maka W = 0, x = /2 maka W ≠ 0

2. Wronskiannya:

(33)

5.4 BASIS DAN DIMENSI

Jika V adalah sembarang ruang vektor dan S = {

ū

1

,

ū

2

, … ,

ū

n

} merupakan himpunan berhingga dari vektor – vektor di V,

maka S dinamakan basis bagi V

Jika kedua syarat berikut dipenuhi :

S membangun V

(34)

                                          2 1 0 1 , 4 12 8 0 , 0 1 1 0 , 6 3 6 3 M                                          c d b a k k k k 2 1 0 1 4 12 8 0 0 1 1 0 6 3 6 3 4 3 2 1 Contoh :

Tunjukan bahwa himpunan matriks berikut :

merupakan basis bagi matriks berukuran 2 x 2

Jawab :

Tulis kombinasi linear :

atau                       d c b a k k k k k k k k k k k k 4 3 1 4 3 2 1 3 2 1 4 1 2 4 6 12 3 8 6 3

(35)

                                                d c b a k k k k 4 3 2 1 2 4 0 6 1 12 1 3 0 8 1 6 1 0 0 3

dengan menyamakan setiap unsur pada kedua matriks, diperoleh SPL :

Determinan matriks koefisiennya (MK) = 48 • det(MK)  0  SPL memiliki solusi

untuk setiap a,b,c,d Jadi, M membangun M2 x 2

• Ketika a = 0, b = 0, c = 0, d = 0,

det(MK)  0 SPL homogen punya solusi tunggal. Jadi, M bebas linear.

(36)

Karena M bebas linear dan membangun M2 x 2 maka M merupakan basis bagi M2 x 2.

Ingat…

Basis untuk setiap ruang vektor adalah tidak tunggal.

Contoh :

Untuk ruang vektor dari M2 x 2, himpunan matriks :

                                  1 0 0 0 , 0 1 0 0 , 0 0 1 0 , 1 0 0 1

(37)

DIMENSI

Ruang vektor bukan nol V disebut DIMENSI-TERBATAS (finite-dimensional) jika mengandung sebuah kumpulan terbatas vektor

{v

1

, v

2

, …, v

n

} yang

membentuk sebuah basis. Jika tidak ada kumpulan yang tersedia

maka disebut

DIMENSI-TAK TERBATAS

Notasinya: dim(V)

Contoh:

• dim(Rn) = n (basis standar yang memiliki n vektor)

• dim(Pn) = n + 1 (basis standar yang memiliki n + 1 vektor)

(38)

CONTOH

SPL berikut, berapa dimensinya?

Solusi umumnya:

Dalam bentuk vektor dapat ditulis:

= −1 1 0 0 0 dan = −1 0 −1 0 1

(39)

CONTOH

Temukan basis subruang P2 (polynomial 2) yang dijangkau oleh vektor berikut: 1 − + 3 , 2 + 2 − 6 , 3 + 3 − 9

JAWABAN:

1 −3 1 2 −6 2 3 −9 3

Baris 2 dan 3 proporsional terhadap baris 1, sehingga hasil OBE:

1 −3 1

0 0 0

0 0 0

(40)

5.5 RUANG BARIS, RUANG KOLOM DAN RUANG

NUL

                1 2 2 1 1 3 2 1 1 1 2 1 A Vektor baris Vektor kolom

Perhatikan kolom-kolom pada matriks hasil OBE

Kolom yang memiliki leading 1 disebut

RUANG KOLOM

(41)

matriks A mempunyai basis ruang kolom yaitu :                                 2 3 1 , 1 1 1

basis ruang baris diperoleh dengan cara,

Mentransposkan terlebih dahulu matriks A, lakukan OBE pada At, sehingga diperoleh :

BARIS yang memiliki leading 1 disebut

RUANG BARIS

(42)

Kolom-kolom pada matriks hasil OBE yang memiliki satu utama bersesuaian dengan matriks asal (A).

Ini berarti, matriks A tersebut mempunyai basis ruang baris :

                                              1 3 2 1 , 1 1 2 1

(43)

CONTOH

Perhatikan SPL yang berbentuk Ax = b berikut:

Tunjukkan bahwa b adalah ruang kolom A, dan nyatakan b sebagai kombinasi linear vektor kolom A.

JAWAB

(44)

CONTOH

Temukan basis untuk RUANG NOL dari

JAWABAN

Ruang nol dari A adalah ruang solusi sistem homogenya:

(45)

5.6 RANK DAN NULITAS

Dari contoh sebelumnya:

                                              1 3 2 1 , 1 1 2 1

Dimensi basis ruang baris = ruang kolom

dinamakan rank. Jadi rank dari matriks A adalah 2.

                1 2 2 1 1 3 2 1 1 1 2 1 A                                 2 3 1 , 1 1 1

(46)

Contoh : Diberikan SPL homogen : 2p + q – 2r – 2s = 0 p – q + 2r – s = 0 –p + 2q – 4r + s = 0 3p – 3s = 0

Tentukan basis ruang solusi dari SPL di atas

Jawab :

SPL dapat ditulis dalam bentuk :

                     0 3 0 0 3 0 1 4 2 1 0 1 2 1 1 0 2 2 1 2

(47)

                0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 0 1 0 0 1 b a s r q p                                             0 1 2 0 1 0 0 1

dengan melakukan OBE diperoleh :

Solusi SPL homogen tersebut adalah :

(48)

Jadi, basis ruang solusi dari SPL diatas adalah :                                           0 1 2 0 , 1 0 0 1

Dimensi dari basis ruang solusi dinamakan nulitas. Dengan demikian, nulitas dari SPL di atas adalah 2.

(49)

CONTOH

Temukan rank dan nulitas

Hasil eselon baris terreduksi:

(50)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis tingkat kesejahteraan berdasarkan indikator kesejahteraan menurut BPS (2015), hasil penelitian dari 42 responden yang merupakan petani

Dalam program PKL ini diharapkan mendapatkan hasil yang positif dan bermanfaat bagi praktikan, perguruan tinggi dan lembaga tempat praktik. Sebagai sarana bagi

Kekurangan Energi dan Zat Gizi Merupakan Faktor Risiko Kejadian Stunted pada Anak Usia 1-3 Tahun yang Tinggal di Wilayah Kumuh Perkotaan Surakarta... Teori Prinsip

Kebersediaan untuk menerima bahwa suatu asersi adalah benar tanpa memperhatikan apakah argumen valid atau tidak atau apakah asersi tersebut benar atau tidak... Asersi Asersi Asersi

Sedangkan untuk masalah terkait pengembangan Functional Requirement dari SOLAS Chapter III menggunakan Goal-based standar safety level approach (GBS-SLA), Komite

Hubungan Secara Formal antara Pancasila dan Pembukaan UUD 1945: bahwa rumusan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia adalah seperti yang tercantum dalam

Adanya bahan ajar berbasis web dengan pendekatan saintifik diharapkan dapat membantu para guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga peneliti

deviances dan conformity sebetulnya adalah terjadi sebagai perilaku dari seseorang yang berbeda dengan kebanyakan orang lain lakukan pada waktu meresponi situasi yang