• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 2 Penalaran (Reasoning)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 2 Penalaran (Reasoning)"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 2

Penalaran

(2)

• Menjelaskan pengertian penalaran.

• Menyebut dan menjelaskan komponen penalaran. • Menyatakan asersi secara makna dan diagram. • Menyebut dan menjelaskan sifat keyakinan. • Menyebutkan dan menjelaskan jenis argumen. • Membedakan antara argumen dan strategem.

• Menjelaskan dan memberi contoh strategem dan salah nalar. • Mengevaluasi validitas argumen.

• Menjelaskan aspek manusia yang menghambat argumen yang sehat.

(3)

Proses berpikir logis dan sistematis untuk

membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan

terhadap suatu pernyataan atau asersi.

Menentukan secara logis dan objektif apakah

suatu pernyataan valid (benar atau salah)

sehingga pantas untuk diyakini atau dianut.

Struktur penalaran terdiri atas masukan, proses,

dan keluaran.

(4)

• Pernyataan atau asersi (assertion)

• Keyakinan (belief)

(5)

Proses dan Struktur Penalaran

Argumen Asersi sebagi elemen Keyakinan bahwa asersi konklusi benar/valid

Masukan Proses Keluaran

Asersi Asersi Asersi Asersi Asersi Asersi Asersi inferensi konklusi

(6)

Serangkaian asersi beserta inferensi atau

penyimpulan yang terlibat di dalamnya.

Simpulan dinyatakan pulan dalam bentuk asersi.

Merupakan bukti rasional akan kebenaran suatu

pernyataan.

Argumen membentuk, memelihara, atau

mengubah keyakinan.

(7)

Asersi

Penegasan tentang sesuatu hal atau realitas yang

dinyatakan dalam bentuk kalimat atau ungkapan.

Pengkuatifikasi asersi

Untuk membatasi asersi universal/umum menjadi spesifik dan menentukan hubungan inklusi, eksklusi, saling-isi.

(8)

Semua badan usaha milik negara adalah perusahaan pencari laba.

Struktur atau bentuk

Semua A adalah B. Diagram

A

B

(9)

Penyajian Asersi

Hubungan eksklusi: Hubungan inklusif:

A

B

A

B

Tidak satupun A adalah B = Tidak satupun B adalah A

Semua A adalah B dapat bermakna

(10)

Hubungan saling isi

(11)

Penyajian Asersi

“Beberapa B adalah A”

• Ada sebagian A yang bukan B. • Semua A adalah B.

• B sama dengan A

• Asersi menyangkal “Semua B adalah A”

• Asersi menegaskan “Tidak semua B adalah A”

Tanpa diagram tidak diketahui apakah:

(12)

Interpretasi: Beberapa B adalah A.

B

A

B

A

Menyangkal Semua B adalah A.

Menegaskan Tidak semua B adalah A

Umumnya ini yang dimaksud.

(13)

Asersi untuk Evaluasi Istilah

Interpretasi:

certified public accountant (CPA) = bersertifikat akuntan publik (BAP)?

(14)

Kredibilitas konklusi tidak dapat melebihi kredibilitas terendah premis-premis yang diajukan dalam argumen.

• Hipotesis (hypothesis)

• Pernyataan fakta (statement of facts)

Fungsi: Sebagai pernyataan premis dan konklusi

(15)

Keyakinan

Kebersediaan untuk menerima bahwa suatu asersi adalah benar tanpa memperhatikan apakah argumen valid atau tidak atau apakah asersi tersebut benar atau tidak.

• Keadabenaran • Bukan pendapat • Bertingkat • Berbias • Bermuatan nilai • Berkekuatan • Veridikal • Berketertempaan Properitas Keyakinan

(16)

Asersi Asersi Asersi inferensi Asersi inferensi inferensi inferensi Premis 1 Premis 2 Premis 3 Konklusi

(17)

Indikator Argumen

Dalam suatu argumen atau penalaran yang kompleks, tidak selalu mudah untuk mengenali premis dan konklusi.

Indikator premis: oleh karena, karena, mengingat, dengan asumsi bahwa, jika

Cara mengenali: Prinsip/kaidah interpretasi terdukung (principle of charitable interpretation)

Indikator konklusi: oleh karena itu, dengan demikian, maka, sehingga, sebagai akibatnya

(18)

• Deduktif

• Nondeduktif:

Induktif

Analogi

(19)

Argumen Deduktif

Argumen yang simpulannya diturunkan dari serangkaian asersi umum yang disepakati atau dianggap benar (disebut

premis baik major maupun minor).

Pada umumnya berstruktur silogisma sehinga disebut argumen logis (logical argument).

Premis major: Premis minor:

Konklusi:

Semua binatang menyusui berparu-paru. Kucing adalah binatang menyusui.

Kucing berparu-paru.

(20)

• Kejelasan • Kesahihan

• Keterpercayaian

Kebenaran konklusi dalam argumen deduktif adalah

kebenaran logis bukan kebenaran empiris (realitas).

Kriteria kebenaran logis:

1. Semua premis benar

2. Konklusi mengikuti semua premis

(21)

Hubungan Premis dan Konklusi

(Gambar 2.9)

Bila konklusi mengikuti premis secara logis, kebenaran logis konklusi bergantung pada kebenaran semua premis.

Premis 1: B Premis 2: B Premis 3: B Konklusi: B Premis 1: B Premis 2: B Premis 3: B Konklusi: S Premis 1: S Premis 2: S Premis 3: S Konklusi: B Premis 1: S Premis 2: S Premis 3: S Konklusi: S

Pasti/harus Tak mungkin Mungkin Mungkin

(22)

generalisasi dari keadaan atau pengamatan khusus sebagai premis.

Generalisasi menjadikan argumen induktif merupakan argumen ada benarnya (plausible argument) bukan argumen pasti benarnya atau logis (logical argument).

Premis: Premis:

Konklusi:

Satu biji jeruk dari karung A manis rasanya. Beberapa biji berikutnya manis rasanya.

Semua jeruk dari karung A manis rasanya.

(23)

Perbedaan Argumen Deduktif dan Induktif

Untuk meyakinkan perlu dilekatkan tingkat keyakinan (confidence level), misalnya 90% atau 95%.

Premis 1: Semua burung berbulu.

Premis 2: Bebek berbulu.

Konklusi: Bebek adalah burung.

Pasti benar

(necessarily true)

Premis 1: Beberapa burung dapat terbang.

Premis 2: Bebek adalah burung.

Konklusi: Bebek dapat terbang.

Argumen deduktif Argumen induktif

Boleh jadi benar/ada benarnya

(not necessarily true)

(24)

disebabkan oleh faktor yang lain.

Kriteria Penyebaban:

1. Faktor sebab bervariasi dengan faktor akibat (efek). 2. Faktor sebab terjadi sebelum atau mendahului faktor

akibat.

3. Tidak ada faktor lain selain faktor sebab yang diidenfikasi.

(25)

Kecohan (Fallacy)

• Strategem

• Salah nalar (reasoning fallacy)

• Aspek manusia dalam berargumen

Keyakinan semu atau keliru akibat orang terbujuk oleh suatu argumen yang mengandung catat (faulty) atau tidak valid. Orang dapat terkecoh akibat taktik membujuk selain dengan argumen yang valid.

(26)

• Persuasi taklangsung • Membidik orangnya • Menyampingkan masalah • Misrepresentasi • Imbauan cacah • Imbauan autoritas • Imbauan tradisi • Dilema semu • Imbauan emosi

(27)

Kecohan lantaran Salah Nalar

• Menyangkal anteseden

• Pentaksaan

• Perampatan-lebih • Parsialitas

• Pembuktian dengan analogi • Merancukan urutan kejadian

dengan penyebaban

• Menarik simpulan pasangan

Ketegaran ilmiah (scientific rigor) dan prinsip ketersalahan (principles of

(28)

• Puas dengan penjelasan sederhana • Kepentingan mengalahkan nalar • Sindroma tes klinis

• Mentalitas Djoko Tingkir

• Merasionalkan daripada menalar • Persistensi

(29)

Kutipan Penting

• Hirshleifer (1988) di halaman 90. • Nickerson (1986) di halaman 92.

(30)

new heliocentric model of Copernicus; in chemistry Priestley supported the phlogiston theory of combustion while Lavoisier

propounded the oxidation theory; and in biology the creationism of earlier naturalists was countered by Darwin’s theory of evolution. It is not universal agreement but rather the willingness to consider evidence that signals the scientific approach. For Galileo’s

opponents to disagree with him about Jupiter’s moons was not unscientific of itself; what was unscientific was their refusal to look through his telescope and see.

(31)

Priestley never accepted the oxygen theory, nor Lord Kelvin the electromagnetic theory, and so on. The difficulties of conversion have often been noted by

scientists themselves. Darwin, in a particulary perceptive passage at the end of his Origin of Species, wrote:

“Although I am fully convinced of the truth of the views given in this volume..., I by no means expect to convince experienced naturalists whose mind are stocked with a

multitude of facts all viewed, during a long course of years, from a point of view directly opposite to mine. ... [B]ut I look with confidence to the future, —to young and rising

naturalists, who will be able to view both sides of the

question with impartiality.”

(32)

opponents and making them see the light, but rather

because its opponents eventually die, and a new generation grows up that is familiar with it”

... scientists, being only human, cannot always admit their errors, even when confronted with strick proof. I would

argue, rather, that in these matters neither proof nor error is at issue. The transfer of allegience from paradigm to

paradigm is a conversion experience that cannot be forced.

(33)

Bila orang merasakan belajar sebagai kenikmatan,

maka dia akhirya akan mengenyam kenikmatan ganda.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dalam penelitian optimasi interval fuzzy time series menggunakan particle swarm optimization pada peramalan

a\ir 2 L/menit selama 10 menit didapatkan kondisi yang terbaik pada penambahan enzim selulase yang berasal dari Aspergillus niger sebanyak 25 ml pada pada

Berdasarkan Rajah 10, menunjukkan kehadiran fungsi Hala terikat boleh hadir dalam GR bersifat arah seperti dari yang bersama dalam adjung yang terlibat iaitu Peraturan

Pada Gambar 2 bagian (a) dapat dilihat kadar etanol percobaan kedua untuk kultur murni Saccharomyces cerevisiae (OS) juga menghasilkan kadar etanol yang lebih tinggi

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang faktor – faktor yang mempengaruhi perusahaan untuk mengganti auditor nya secara sukarela pada perusahaan

s kodeksom upravljanja javnih delniških družb; bilanca stanja, izkaz poslovnega izida, izkaz finančnega izida in izkaz gibanja kapitala za obdobje od 01.01.2003 do 31.12.2003 in

Hasil penelitian diperoleh fungi endofit yang telah diisolasi dari kulit jeruk nipis ( Citrus aurantifolia ) dengan diameter zona hambat yang bervariasi, seperti pada tabel

Memenuhi Seluruh penerimaan bahan baku kayu bulat yang berasal dari hutan hak (di tanam) di PD Rahmat selama 13 (tiga belas) bulan terakhir periode Februari 2015 s/d Februari