• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Penalaran Matematis - Tri BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Penalaran Matematis - Tri BAB II"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kemampuan Penalaran Matematis

Menurut Majid (2014) penalaran adalah proses berpikir yang

logis dan sistematis atas fakta-fakta yang empiris yang dapat diobservasi

untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Suriasumantri (1996)

menjelaskan bahwa penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam

menarik kesimpulan yang berupa pengetahuan, artinya dalam proses

bernalar akan menghasilkan suatu penarikan kesimpulan baru yang

dianggap shahih (valid). Dengan kata lain kegiatan penalaran terfokus

pada upaya merumuskan kesimpulan berdasarkan beberapa pernyataan

yang dianggap benar.

Penalaran merupakan suatu aktivitas berpikir, berpikir adalah

suatu kegiatan akal manusia untuk menemukan pengetahuan yang benar.

Menurut Ihsan (2010) penalaran sebagai suatu proses berpikir didasarkan

pada dua hal utama, yaitu logis dan analitis. Berpikir logis adalah suatu

kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu atau logika tertentu.

Kegiatan berpikir dikatakan logis bila ditinjau dari logika tertentu dan

tidak logis bila ditinjau dari logika yang lain. Ciri kedua dari penalaran

adalah analitis, analitis adalah kegiatan berpikir yang mendasarkan diri

pada suatu analisis. Kerangka berpikir yang dipergunakan untuk analisis

(2)

penalaran tidak hanya dibutuhkan bagi siswa ketika mereka belajar

matematika maupun mata pelajaran lainnya, namun sangat dibutuhkan

dalam kehidupan sehari-hari yaitu dalam mengambil suatu keputusan.

Shadiq (2009) menjelaskan penalaran merupakan suatu proses

atau suatu aktivitas berpikir untuk menarik suatu kesimpulan dalam

rangka membuat suatu pernyataan baru yang benar berdasar pada

beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau

diasumsikan sebelumnya. Secara lebih lanjut, dapat didefinisikan bahwa

penalaran merupakan suatu kegiatan, suatu proses atau suatu aktivitas

berfikir untuk menarik kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru

yang benar berdasar pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah

dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya

Ada dua tipe penalaran yang digunakan dalam menarik sebuah

kesimpulan, yaitu :

1. Penalaran Induktif

Menurut Nahrowi (2006) penalaran induktif merupakan

kemampuan seseorang dalam menarik kesimpulan yang bersifat

khusus. Sedangkan menurut shadiq (2009) penalaran induktif adalah

suatu proses atau suatu aktivitas berpikir untuk menarik suatu

kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru yang bersifat umum

(general) berdasar pada beberapa pernyataan khusus yang diketahui

(3)

penarikan kesimpulan dari kasus yang bersifat khusus menjadi

kesimpulan yang bersifat umum.

Beberapa kegiatan yang tergolong pada penalaran induktif

adalah sebagai berikut:

a. Transduktif

Transduktif adalah menarik kesimpulan dari satu kasus

atau sifat khusus yang satu diterapkan pada kasus khusus

lainnya. Penalaran bentuk ini merupakan bentuk penalaran

induktif yang paling sederhana. Transduktif dalam matematika

dapat diartikan sebagai penarikan kesimpulan matematis dari

suatu kasus matematika yang diterapkan pada kasus matematika

lain. Dalam pola berpikir transduktif, rawan sekali terjadi

kesalahan dalam penarikan kesimpulan, karena ini merupakan

pola berpikir yang paling rendah tingkatannya.

b. Generalisasi

Keraf (2007) menyatakan bahwa generalisasi adalah

suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena

individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat

umum yang mencakup semua fenomena tadi. Artinya bahwa

siswa akan mampu mengadakan generalisasi, yaitu menangkap

ciri-ciri atau sifat umum yang terdapat dari sejumlah hal-hal

(4)

(kemahiran intelektual) dan siasat-siasat memecahkan masalah

tersebut.

c. Analogi

Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004) kesimpulan

analogis adalah kesimpulan yang ditarik dengan cara

membandingkan situasi yang satu dengan situasi yang lain.

Kemudian menurut Keraf (2007) analogi adalah suatu proses

penalaran yang bertolak dari dua peristiwa khusus yang mirip

satu sama lain, kemudian menyimpulkan bahwa apa yang

berlaku untuk suatu hal akan berlaku pula untuk hal yang lain.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa analogi

dalam matematika adalah membandingkan dua hal matematis

yang berlainan namun memiliki karakteristik matematis yang

sama. Dalam analogi yang dicari adalah keserupaan dari dua hal

yang berbeda, dan menarik kesimpulan atas dasar keserupaan

itu.

d. Hubungan kausal.

Penalaran hubungan kausal (sebab akibat) adalah

keadaan atau kejadian yang satu menimbulkan atau menjadikan

keadaan atau kejadian yang lain. Hubungan antara sebab dan

akibat tersebut bukan hubungan urutan biasa atau hubungan

yang kebetulan. Hubungan sebab akibat merupakan suatu

(5)

jika salah satu (sebab) ada/ tidak ada, maka yang lain (akibat)

juga pasti ada/ tidak ada. Agar hubungan antara sebab dan akibat

menjadi jelas, dalam logika „sebab‟ dipandang sebagai suatu

syarat atau kondisi yang merupakan dasar adanya atau

terjadinya sesuatu yang lain, yaitu „akibat‟. Sama halnya pada

matematika.

2. Penalaran Deduktif

Menurut Nahrowi (2006) penalaran deduktif merupakan

penalaran yang berlangsung dari hal yang umum ke hal yang khusus.

Sedangkan menurut Shadiq (2009) penalaran deduktif, yaitu

kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat

logis dari kebenaran sebelumnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa

penalaran deduktif adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus

yang bersifat umum menjadi kesimpulan yang bersifat khusus.

Penarikan kesimpulan secara wacana atau argumentasi yang

memenuhi syarat-syarat logis (Wiramihardja, 2009). Dalam hal ini

penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip matematika umum

untuk mencapai kesimpulan yang spesifik. Penarikkan kesimpulan

secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang

dinamakan silogisme.

Silogisme adalah suatu upaya untuk menghubungkan atau

menggabungkan atau menyintesiskan suatu pendapat (yang lebih

(6)

secara teratur dan tersusun bertingkat sehingga terbangun suatu

wacana atau argumentasi yang memenuhi syarat-syarat logis

(Wiramihardja, 2009).

Silogisme yang standar tersusun atas dua buah pernyataan

dan sebuah kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogisme ini

disebut sebagai premis yang kemudian dibedakan menjadi premis

mayor dan premis minor. Premis mayor adalah premis yang

mengandung term predikat sedangkan premis minor adalah premis

yang mengandung term subjek.

Berdasarkan kedua uraian di atas mengenai kemampuan

penalaran induktif dan kemampuan penalaran deduktif, maka

diperoleh beberapa indikator kemampuan penalaran matematis, yaitu

sebagai berikut :

a. Indikator penalaran induktif

i. Mampu menggunakan pola untuk menganalisis situasi

matematika.

ii. Mampu melakukan analogi ataupun generalisasi matematika.

iii.Mampu menganalisis soal cerita ke dalam bentuk matematika

(7)

b. Indikator penalaran deduktif

i. Mampu memperkirakan jawaban dan proses solusi

ii. Mampu menentukan pola untuk menyelesaikan masalah

matematika

iii.Mampu menarik kesimpulan logis.

Berdasarkan uraian di atas mengenai kemampuan penalaran

induktif dan kemampuan penalaran deduktif, maka diperoleh

beberapa indikator kemampuan penalaran matematis, yaitu sebagai

berikut:

1) Mengajukan Dugaan.

2) Melakukan manipulasi matematika.

3) Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau

bukti terhadap kebenaran solusi.

4) Menarik kesimpulan dari pernyataan.

5) Memeriksa kesahihan suatu argumen.

6) Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat

generalisasi.

B. Materi Perbandingan Kompetensi Inti (KI)

KI. 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

(8)

percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadannya.

KI. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan

teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak

mata.

KI. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan

membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,

menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari

disekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.

Kompetensi Dasar (KD)

KD. 1.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KD. 2.1 Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti,

bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam

memecahkan masalah.

2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada

matematika serta memili rasa percaya pada daya dan kegunaan

(9)

2.3 Memiliki sikap terbuka, santun, objektif, menghargai pendapat

dan karya teman dalam interaksi kelompok maupun aktivitas

sehari-hari.

KD. 3.4 Memahami konsep perbandingan dan menggunakan bahasa

perbandingan dalam mendeskripsikan hubungan dua besaran

atau lebih.

KD. 4.4 Menggunakan konsep perbandingan untuk menyelesaikan

masalah nyata dengan menggunakan tabel dan grafik.

Materi Pembelajaran:

3.4.4 Menentukan perbandingan dua besaran dengan satuan yang

berbeda

4.4.1 Menyelesaikan masalah nyata menggunakan konsep perbandingan

4.4.2 Menjelaskan proporsi sebagai suatu pernyataan dari perbandingan

yang ekuivalen

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh massa terhadap adsorpsi Fe(III) oleh biomassa Aspergillus niger yang diimobilisasi pada silika gel dengan memasukan variasi massa adsorben (biomassa) 0,1; 0,3; 0,5 dan 0,7

Puji dan syukur patut kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang diajukan

Salah satu solusi dalam menyediakan bahan baku alternatif pembuatan biodisel dan bioetanol adalah dengan memanfaatkan alkohol yang bersumber dari bahan baku alami

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motif-motif di balik praktik dan pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR) yang dilakukan oleh PT Pura Barutama

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Gaya Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja secara bersama-sama tidak berpengaruh dan tidak

kesimpulan akhir diperoleh calon mahasiswa atas nama Safitri berdasarkan hasil tes minat dan bakat cocok untuk memilih Prodi Akuntansi. Hasil akhir aplikasi

minat yang rendah pada pekerjaan atau kegiatan akan berdampak pada ketidak totalitasan pada kesiapan diri menghadapi kesulitan dalam menyesuaiakan terhadap tuntutan-tuntutan yang

kong lebih lebar pada satu atau lebih sisi di ani dan jika tidak ditahan terhadap pemuai t tekan rencana dari kolom komposit yang itung sebesar 1 , 7 φ  c  f  c  A '