Daftar Isi
Kata Pengantar _____________________________________________ iii Direktur Pesisir dan Lautan _________________________________ iii Direktur Bapenas ____________________________________________ iv Peta Konsep ________________________________________________ vi
BAB 1 SEKILAS PENCEMARAN PESISIR __________________ 1 A. Apa Itu Pencemaran ___________________________ 1 B. Apa Saja Jenis Pencemaran? __________________ 1
BAB 2 IMPLEMENTASI 4A ________________________________ 7
1A Amati __________________________________________ 7
2A Analisa _________________________________________ 8
3A Ajarkan _________________________________________ 8
4A Aksi ____________________________________________ 9
DAFTAR PUSTAKA __________________________________________ 11
LAMPIRAN _________________________________________________ 12
Definisi Pencemaran Laut
Jenis Pencemaran
• Mengamati jenis dan komposisi pencemaran yang terjadi di lingkungan pesisir
• Melakukan kegiatan pencegahan pencemaran dan penanggulangan pencemaran
• Membuat daftar sumber pencemaran dan penyebab pencemaran
• Tentukan anggota masyarakat yang sangat membutuhkan data yang diperoleh
• Sampaikan hasil analisa dari pengamatan dengan menggunakan media yang sesuai
Pencemaran Laut
Peta Konsep
AMATI
AKSI ANALISA
AJARKAN
Implementasi
4A
Bab 1
Pesisir
Sekilas Pencemaran
Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain ke dalam air atau udara. Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Zat yang menyebabkan pencemaran disebut polutan.
1.1 Limbah organik
Limbah organik adalah limbah yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup.
Limbah ini mengandung unsur karbon sehingga apabila dibakar akan menghasilkan jelaga atau jejak hitam sebagai ciri khas dari pembakaran karbon. Limbah organik mudah diuraikan oleh mikroorganisme sehingga mudah membusuk. Contoh limbah organik: sisa bahan pangan, sisa olahan makanan, sisa sayuran, sisa buah-buahan, sisa-sisa tanaman, sisa kotoran manusia atau hewan dan bangkai.
Apa Itu Pencemaran
Apa Saja jenis pencemaran
Limbah menurut jenis zatnya
1.
1.2 Limbah anorganik
Limbah anorganik adalah limbah yang bukan berasal dari sisa makhluk hidup.
Limbah ini mengandung unsur-unsur kimia anorganik yang sifatnya sulit sekali diuraikan oleh mikroorganisme sehingga apabila dibiarkan begitu saja akan menumpuk dan memenuhi area. Oleh itu limbah anorganik harus dikelola baik tanpa maupun melalui proses daur ulang. Contoh limbah anorganik adalah sisa- sisa logam, kaleng bekas, kaca, karet, plastik dan deterjen.
Limbah menurut wujudnya:
2.
2.1 Limbah padat
Limbah padat adalah semua limbah yang berwujud padat. Limbah padat sering disebut sampah. Bentuk, jenis, komposisi sampah dipengaruhi oleh taraf hidup masyarakat dan jumlah sampah dipengaruhi oleh kepadatan/populasi penduduk.
Semakin padat populasi penduduk maka jumlah sampah juga akan semakin banyak. Limbah padat ada yang jenis organik maupun jenis anorganik.
Limbah padat atau sampah telah mengakibatkan tingkat pencemaran air, tanah dan udara melampaui baku mutu lingkungan. Hal ini disebabkan rendahnya pelayanan umum untuk mengatasi limbah tersebut. Pada saat ini, hanya sekitar 40% dari sampah penduduk perkotaan yang tertangani, sedangkan sisanya dibakar, dibuang
ke badan air atau dibuang ke lahan terbuka. Limbah padat bisa merupakan limbah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme maupun anorganik yang tak dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Sampah anorganik biasanya terakumulasi dan menimbulkan berbagai permasalahan di lingkungan. Contoh limbah padat:
kaca, plastik, kertas dan kain/tekstil.
Gambar 1.1 Tiga tipe pencemaran padat, cair dan gas
2.2 Limbah cair
Limbah cair adalah semua limbah yang berwujud cair dengan komposisi 99,9%
air dan 0,1% bahan buangan yang terlarut maupun tersuspensi didalamnya. Limbah cair diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu:
2.2.1 Limbah cair domestic (domestic wastewater)
Limbah cair domestik adalah limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, restoran, penginapan, mall dan pemukiman Contoh: air bekas cucian pakaian atau peralatan makan, air bekas mandi, tinja, sisa makanan berwujud cair.
2.2.2 Limbah cair industri (industrial wastewater)
Limbah cair industri adalah limbah cair hasil buangan industri. Contoh: air sisa cucian daging, buah atau sayur dari industri pengolahan makanan, air sisa pewarnaan pada industri tekstil.
2.2.3 Rembesan dan Luapan (infiltration and inflow)
Rembesan dan luapan adalah limbah cair yang berasal dari berbagai sumber saluran pembuangan yang rusak, pecah atau bocor sehingga merembes ke dalam tanah.
2.2.4 Air hujan
Air hujan dikategorikan sebagai limbah apabila hujan terjadi pada daerah yang tercemar udaranya oleh gas-gas sulfur maupun nitrogen sehingga ketika hujuan turun, terjadilah hujan asam sebagai akibat terjadinya reaksi antara gas-gas belerang dan nitrogen di udara dengan air hujan.
Untuk mengetahui sejauh mana sumber air tercemar, maka bisa dilihat dari beberapa indikator, yaitu :
• Indikator biologis, yaitu dengan melihat ada tidaknya bakteri Escherichia coli atau bakteri yang lain dalam air.
• Indikator fisik, yaitu dengan melihat apakah ada endapan atau zat terlarut/
tersuspensi di dalamnya, perubahan warna, bau, suhu dll.
• Indikator kimiawi, yaitu dengan mengukur DO, BOD maupun COD nya.
DO = Dissolved Oxygen, yaitu jumlah oksigen yang terlarut di dalam air.
BOD = Biological Oxygen Demand, yaitu jumlah oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk melakukan proses biologi/metabolism di dalam air.
COD = Chemical Oxygen Demand, yaitu jumlah oksigen yang diperlukan oleh senyawa-senyawa kimia bereaksi dalam air.
Jika nilai BOD atau COD tinggi berarti kandungan oksigen terlarut dalam air yang digunakan dalam proses biologi maupun kimia tinggi, sehingga kandungan
oksigen dalam air menjadi berkurang. Hal ini menyebabkan harga DO menjadi rendah. Hal ini menyebabkan nilai DO menjadi rendah.
Limbah cair selalu mengandung padatan yang terlarut maupun tersuspensi dalam air. Berdasarkan ukuran partikel dan sifat kelarutannya, padatan dalam limbah cair dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
1) Padatan terendap (sedimen), adalah padatan yang dapt langsung mengendap jika didiamkan beberapa saat. Misalnya pasir dan lumpur 2) Padatan tersuspensi dan koloid, adalah padatan yang mempunyai ukuran
partikel lebih kecil daripada sedimen, misalnya tanah liat. Padatan ini menjadikan air keruh, dan sukar mengendap.
3) Padatan terlarut, adalah padatan yang mempunyai ukuran partikel lebih kecil daripada padatan tersuspensi/koloid. Padatan ini terdiri dari senyawa- senyawa organik dan anorganik yang terlarut dalam air misalnya air buangan pabrik gula, industri kimia dan lain-lain.
4) Minyak dan lemak, adalah padatan yang mengapung di atas permukaan air.
Adanya minyak dan lemak di atas permukaan air menimbulkan kerugian, antara lain:
a) Penetrasi cahaya ke dalam air menjadi berkurang
b) Menghambat pengambilan oksigen dalam air sehingga konsentrasi oksigen terlarut dalam air menjadi berkurang / sedikit
c) Mengganggu kehidupan hewan-hewan dalam air, tanaman dalam air, maupun burung atau unggas yang berenang di permukaan air.
2.3 Limbah Gas
Limbah gas adalah bahan buangan yang berupa gas berasal dari asap kendaraan bermotor maupun gas yang berasal dari pabrik-pabrik industri. Penyumbang terbesar limbah gas adalah pembakaran bahan bakar fosil seperti bensin, solar dan kerosin yang menghasilkan CO2 sebagai penyebab dari global warming atau pemanasan global.
Global warming atau pemanasan global adalah naiknya suhu bumi karena adanya gas rumah kaca (GRK) yang menyelimuti bumi sehingga radiasi matahari ke bumi yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke atmosfer menjadi tertahan sehingga suhu bumi menjadi naik.
Yang termasuk GRK adalah CO2 (karbondioksida), CH4 (metana), N2O (dinitrogen monoksida), SF6 (heksa fluoro sulfide), HFC (hydrogen fluoro karbon) dan PFC (Phosphor Fluoro Carbon). Gas-gas tersebut memiliki masa hidup (lifetime) yang sangat lama. Sebagai contoh gas CH4 dan N2O yang memiliki masa hidup masing- masing 115 tahun dan 125 tahun. Jadi walaupun emisi GRK dihentikan, maka
tidak serta merta pemanasan global akan berhenti tapi membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menstabilkannya kembali. Oleh sebab itu emisi GRK sedapat mungkin dikendalikan supaya bumi tidak semakin panas.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.
4A
Bab 2
Implementasi 4A
Amati 1A
Pengamatan pencemaran dilakukan dengan melakukan survei langsung.
Pemilihan lokasi pengamatan dapat dilakukan dengan cara memilih keterwakilan wilayah pesisir seperti muara sungai, pantai dan perairan. Pengamatan dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mencatat jenis limbah, volumen/berat dan menelusuri dari setiap limbah yang ditemukan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan berjalan sepanjang pantai, berjalan menyusuri muara sungai dan melakukan snorkeling dan penyelaman.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan komposisi limbah yang ada pada setiap lokasi. Kelompokkan limbah yang ditemukan kedalam limbah cair, limbah padat atau limbah gas.
Gambar 2.1 iga tipe pencemaran padat, cair dan gas
Dari data pengamatan yang berhasil dikumpulkan buat komposisi limbah pada masing-masing lokasi.
Dari komposisi jenis limbah tersebut kita dapat mengetahui jenis limbah yang banyak ditemukan. dan mengetahui asal limbah tersebut.
Jika diperlukan kita dapat kembali melakukan.
Ajarkan 3A
Analisa 2A
Untuk mencegah terjadinya kembali pencemaran, kita dapat memetakan pihak yang berhubungan dengan kejadian pencemaran yang kita temukan. Pihak ini meliputi pemerintah, pihak yang mengakibatkan pencemaran dan masyarakat luas yang melakukan kegiatan di sekitar lokasi pengamatan.
Penyampaian hasil analisa yang diperoleh dapat menggunakan berbagai media dan cara. Kita harus memilih media yang sesuai dengan pihak yang hendak dijangkau. Hal ini dilakukan agar informasi yang kita sampaikan mudah diterima dan dipahami. Media informasi yang digunakan dapat berupa media cetak (poster dan brosur), non cetak (siaran radio) bahkan media sosial (facebook/twitter). kegiatan pertemuan rutin seperti arisan dan kegiatan keagamaan juga dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi yang didapat.
Gambar 2.2 Foto pengamatan dan analisa limbah.
(Sumber foto: www.http://ocean.si.edu)
Gambar 2.3 Ilustrasi sosialisasi hasil analisa
4A Aksi
Setelah kita mengetahui kondisi pencemaran di masing-masing lokasi, kita dapat membuat kegiatan untuk memperbaiki atau menjaga agar pencemaran tidak terulang kembali dan kita dapat mengatasi pencemaran yang terjadi. Langkah awal dari tahap ini adalah mencoba membuat tabel identifikasi kondisi hingga diskripsi kegiatan yang dapat dilakukan.
Tabel 1. Aksi berdasarkan hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut namun tidak terbatas pada:
Kondisi lokasi
pengamatan Faktor Penyebab Jenis kegiatan Deskripsi kegiatan Di pantai banyak
ditemukan sampah berupa kantong plastik
Sistem pengelolaan sampah yang belum optimal.
• Pengolahan sampah terpadu
• Kegiatan diet kantong plastik
• Pengolahan sampah dilakukan dengan sistem pemilahan antara sampah organik dan an organik
• Mengurangi kegiatan penggunaankantong plastik degan mengganti
penggunaan kantong plastik dengan tas kain
Ditemukan banyak genangan oli bekas di muara sungai
Nelayan bembuang oli kapal langsung ke sungai
• Pengadaan fasilitas daur ulang oli bekas
• Oli bekas
dikumpulkan untuk diolah kembali
Dari tabel berdasakan pemetaan diatas, kita bisa memilih jenis kegiatan yang dapat dilakukan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dalam kurun waktu tertentu.
Tabel 2. Perumusan Kegiatan beradasarkan aksi yang dipilih
Perumusan
masalah Tujuan
Kegiatan kondisi awal Faktor penunjang dan
penghambat
Desain
Kegiatan Perencanaan
kegiatan Pengenda-
lian kegiatan Evaluasi Kegiatan
1. Banyak ditemukan sampah plastik di pantai
Pengurangi pencemaran pantai dari sampah plastik
Ditemukan 10 kilogram sampah plastik setiap hari
Penunjang :
• wisatawan mau ikut peduli terhadap sampah plastik yang dibawa Penghambat:
• tidak tersedianya tempat sampah
Pengadaan 100 tong sampah di sepanjang panjang
1. Pembuatan proposal 2. Pemilihan
donor 3. Eksekusi
kegiatan
Pastikan kegiatan berjalan sesuai dengan time line atau schedule yang dibuat.
Lakukan monitoring setiap waktu tertentu
Bandingkan tujuan kegiatan dengan perumusan masalah.
apakah masih ditemukan sampah plastik di pantai
Contoh Aksi
Teens Go Green (TGG) merupakan salah satu klub pelajar yang peduli terhadap lingungan.
Mereka merupakan kumpulan siswa sekolah menengah atas atau sederajat yang berasal dari berbagai sekolah yang ada di JABODETABEK. Berawal dari keprihatinan tingginya sampah yang ada ditemukan di pesisir Jakarta, khususnya sampah styrofoam dari kemasan makanan, mereka menyelenggarakan aksi “Styrofoam No Thanks”. Kegiatan ini bertujuan mengurangi penggunaan styrofoam sebagai bahan kemasan makanan yang nyata-nyata berbahaya bagi kesehatan manusia dan bahan ini tidak dapat diurai oleh alam.
Aksi ini diwujudkan dalam berbagai media dan kegiatan. Salah satu kegiatannya adalah pembuatan blog tentang bahaya dari styrofoam, membuat media kampanye (pin, gantungan kunci dan kaos), hingga pementasan drama.
PT. Pembangunan Jaya Ancol selaku pengelola Pantai Ancol sangat mendukung kegiatan tersebut, karena akan mengurangi jumlah sampah yang sering dtemukan di kawasan Pantai Ancol.
Pada tahun 2009 PT. Pembangunan Jaya Ancol mendeklarasikan Kawasan Taman Impian Jaya Ancol menjadi kawasan bebas styrofoam.
STYROFOAM NO THANKS..
Alaerts, G. dan Santika, S.S. 1987. Metode Penelitian Air. Penerbit Usaha Nasional. Surabaya.
Efendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius, Jogjakarta.
Lestari dan Edward. 2004. Dampak Pencemaran Logam Berat terhadap Kualitas Air Laut dan Sumberdaya Perikanan (studi kasus kematian massal ikan-ikan di teluk Jakarta). Makara, Sains (8) 2 ; 52-58.
Nontji, A., 1992. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta. 368 pp.
Poppo, A., M.S Mahendra, I K Sundra. 2008. Studi Kualitas Perairan Pantai di Kawasan Industri Perikanan Desa Pengambengan, kecamatan Negara, kabupaten Jembrana. ECOTROPHIC 3 (2) ; 98-103.
Wardhana, I. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi, Jogjakarta.
Daftar Pustaka
LEMBAR PENGAMATAN JENIS LIMBAH
Lokasi Pengamatan : ...
Tanggal pengamatan : ...
Jenis aktivitas dengan lokasi pengamatan:
No Nama Limbah Jenis Limbah Volume Sumber
LEMBAR PENGAMATAN JENIS LIMBAH
Lokasi Pengamatan : ...
Tanggal pengamatan : ...
Jenis aktivitas dengan lokasi pengamatan:
No Nama Limbah Jenis Limbah Volume Sumber