• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN SIMULASI SCALABLE ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLE ACCESS PADA JARINGAN MOBILE WIMAX IEEE E

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS DAN SIMULASI SCALABLE ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLE ACCESS PADA JARINGAN MOBILE WIMAX IEEE E"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAN SIMULASI SCALABLE ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLE ACCESS PADA JARINGAN MOBILE WIMAX IEEE 802.16E

Ricko Juliansyah¹, A. Ali Muayyadi², Budi Prasetya³

¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Abstrak

Broadband Wireless Access (BWA) adalah teknologi informasi dengan kecepatan akses yang tinggi dan saat ini masih menjadi riset di berbagai negara maju. Layanan dari BWA salah satunya adalah WiMAX IEEE 802.16 yang sudah mendukung mobility. Standar ini dapat digunakan pada kondisi NLOS (Non - Line Of Sight) dengan dukungan mobilitas user sampai 120 km/jam.

Saat kondisi NLOS, standar IEEE 802.16e (mobile WiMAX) dituntut untuk memiliki performansi yang handal pada kondisi kanal yang senantiasa berubah-ubah karena adanya fenomena

multipath fading. Teknik transmisi SOFDMA dapat mengatasi berbagai masalah yang disebabkan oleh kondisi NLOS tersebut.

Tugas Akhir ini melakukan analisa performansi pada mobile WiMAX sistem OFDMA arah downlink untuk single dan multiuser berdasarkan parameter Signal to Noise ratio (SNR).

Perancangan sistem dibuat untuk bekerja pada kondisi kanal buruk (asumsi SNR=1) hingga kondisi kanal baik (asumsi SNR=21) dengan cara meningkatan nilai SNR dimana parameter yang dibandingkan adalah grafik BER terhadap SNR.

Hasil simulasi menunjukkan bahwa ketika penggunaan jumlah modulasi yang semakin tinggi levelnya, maka sistem akan mengalami degradasi performansi sedikit demi sedikit. BER

maksimum yang dapat dicapai oleh sistem diperoleh pada saat jumlah user sama dengan satu dan dua dengan modulasi QPSK dan 16 QAM. Nilai BER-nya adalah 2.41x10-5 untuk kecepatan 10 km/jam dan 30 km/jam sedangkan untuk kecepatan 120 km/jam, BER yang diperoleh adalah 4.82x10-5. Selain itu performansi sistem yang menggunaan sistem modulasi adaptif dan channel coding (AMC) dapat dikatakan baik karena didapatkan hasil BER yang tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan BER saat sistem menggunakan modulasi non adaptif

Kata Kunci :

Abstract

Broadband Wireless Access (BWA) is high speed and access information technology that still becoming research project in many countries. One of BWA services is WiMAX IEEE 802.16 which is mobility supported. This standard could use at NLOS (Non Line of Sight) condition and it is supported by mobility for mobile user until 120 km/h.

When NLOS condition is on, standard IEEE 802.16e (mobile WiMAX) are required to have a reliable performance on the channel conditions change constantly because of the multipath fading phenomenon. SOFDMA technology can be one of solution to overcome the various problem caused by the NLOS conditions.

This final project discuss about the performance analysis of mobile WIMAX OFDMA system in downlink direction for single and multiuser based on the SNR parameter. The system is designed to do work on bad channel condition (assumed SNR = 1) until reach good channel condition (assumed SNR = 21) by increasing of SNR value and then compare the parameters between BER graph against SNR.

In the simulation results, when using type of modulation at higher level, system will have more and more performance degradation. Maximum BER could be achieved when the number of user is one and two user with QPSK and 16QAM modulation. The value of BER is 2.41x10-5 in speed at 10 km/h and 30 km/h. In the other hand, in speed 120 km/h BER value is 4.82x10-5. The system performance which is using Adaptive Modulation and Channel coding (AMC) could be said good because its get the value of BER that is not too differently with the BER system in non adaptive modulation.

Keywords : Keyword : SOFDMA, SNR, BER, BWA, AMC

(2)

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Saat ini ada banyak usaha yang dilakukan untuk pengembangan teknologi penyampaian informasi dari komunikasi menggunakan kabel (wired) hingga menuju ke arah komunikasi tanpa menggunakan kabel ( wireless). Pada komunikasi wireless, situasi/keadaan kanalnya tidak bisa diprediksi . Berbeda dengan komunikasi menggunakan kabel , kanal wireless (radio channel) yang ideal akan menerima sinyal langsung yang dipancarkan oleh transmitter saja. Akan tetapi, pada kenyataannya sinyal yang dipancarkan akan mengalami modifikasi/perubahan baik bentuk maupun fasanya pada saat sampai di penerima karena pada udara terdapat banyak faktor yang dapat melemahkan sinyal yang dikirim seperti multipath, delay spread, fading,dan lain-lain.

Usaha perbaikan yang dilakukan antara lain pengembangan dalam komunikasi Broadband (pita lebar). WIMAX merupakan jenis standar interoperabilitas untuk jaringan wireless IEEE 802.16 untuk komunikasi Broadband. Pada komunikasi pita lebar, informasi yang disampaikan berukuran besar dan penyampaian informasi dilakukan dengan kecepatan tinggi (Mbps). Akan tetapi, proses tersebut akan menimbulkan gejala sering terjadi waktu tunda bit yang diterima (delay time) ,frequency fading, multipath propagation loss dan gejala lainnya. Proses tersebut akan mempengaruhi kualitas sinyal yang diterima pada receiver. Oleh karena itu, beberapa teknik modulasi dan multiplexing dikembangkan guna mengurangi efek dari faktor-faktor tersebut. Salah satunya teknik yang digunakan adalah SOFDMA (Scalable Orthogonal Frequency Multiple Access) yang digunakan pada Mobile WIMAX (802.16e). SOFDMA yang memiliki kemampuan scalability dalam penggunaan bandwidth-nya merupakan pengembangan dari OFDMA.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dan manfaat penelitian dicapai dalam penulisan tugas akhir ini adalah :

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi

(3)

1. Mengetahui performansi dari sistem mobile WIMAX yang terdiri atas model transmitter, kanal, dan receiver yang akan disimulasikan.

2. Mengetahui kualitas sinyal yang diterima pada receiver dengan melihat beberapa parameter yaitu BER (Bit Error Rate) dan SNR (Signal to Noise Ratio).

Rumusan Masalah

Dalam tugas akhir ini dibahas tentang beberapa parameter yang menentukan performansi sinyal hingga sampai ke receiver. Hal-hal yang dianalisis meliputi : 1. Pemodelan transmitter dan receiver secara sederhana

2. Pengaruh dari Fading Rayleigh One Path dan AWGN pada sistem 3. Jumlah user maksimal

4. Kapasitas bandwidh maksimal

5. Parameter yang berpengaruh terhadap BER.

Batasan Masalah

Dalam pembahasan tugas akhir ini p ermasalahan dibatasi dalam ruang lingkup sebagai berikut :

1. Tidak membahas tentang efek Doppler.

2. Struktur frame yang digunakan hanya yang TDD , bukan FDD.

3. Impulse respon radio channel yang digunakan adalah Fading Rayleigh One Path.

4. Tidak membahas tentang sin kronisasi pada sinyal OFDM.

Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah simulasi sistem yang dibuat dan didukung dengan s tudi literatur. Adapun proses penelitian yang dilakukan adalah :

1. Melakukan studi literatur

2. Membuat rancangan model sistem

3. Melakukan simulasi terhadap rancangan model sistem sederhana yang telah dibuat.

(4)

4. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari hasil simulasi.

5. Menyimpulkan hasil penelitian yang telah dilakukan.

Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman tugas akhir ini , maka penulisan disajikan dalam beberapa bab sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang, tujuan dan manfaat penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, metodologi penelitian , dan sistematika penulisan tugas akhir yang dilakukan .

BAB II DASAR TEORI

Bab ini berisi tentang beber apa teori pendukung untuk memahami tentang mobile WIMAX seperti penjelasan definisi WIMAX ,OFDM, OFDMA, dan SOFDMA.

BAB III MODEL SISTEM

Bab ini menggambarkan pemodelan sistem sederhana,yang akan di buat simulasinya menggunakan software simulasi MATLAB R2008a.

BAB IV ANALISIS HASIL SIMULASI

Bab ini menjelaskan beberapa paparan hasil simulasi yang telah dilakukan berupa grafik hasil simulasi dari pengujian sistem yang telah dilakukan dan analisis terhadap data yang diperoleh.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan analisa yang telah dilakukan pada bab sebelumnya serta beberapa saran yang sebaiknya dilakukan untuk penelitian selanjutnya agar sistem bekerj a lebih baik lagi.

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi

(5)

BAB II DASAR TEORI

2.1 WIMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access)

WIMAX merupakan teknologi akses nirkabel pita lebar (Broadband Wireless access) yang memiliki kecepatan akses tinggi dengan jangkauan yang luas.

WIMAX merupakan alternatif broadband kabel dan DSL (Digital Subscriber Line). Teknologi ini mirip dengan Fixed Wireless tetapi terdapat perbedaan dari cara kerjanya. Medium Access Control (MAC) pada teknologi Fixed Wireless menggunakan contention access yaitu semua terminal pelanggan ya ng ingin melewatkan data melalui wireless Access Point (AP) harus berkompetisi untuk mendapatkan perhatian AP. Hal ini dapat menyebabkan node-node yang berada jauh dari AP akan ter-interupt secara berulang-ulang oleh node-node yang lebih dekat sehingga menurunkan throughput sistem. Akan tetapi, MAC pada teknologi WIMAX menggunakan Scheduling Algorithm, dimana node-node pelanggan harus berkompetisi sekali saja pada saat pertama kali masuk ke jaringan dan s etelah itu pelanggan dialokasikan ke sebuah timeslot oleh base station.

Pada awalnya standar IEEE 802.16a (WIMAX ) menspesifikasikan WIMAX pada rentang frekuensi 10-66 GHz, kemudian pada tahun 2004 di -update menjadi 802.16d (2004) yang memiliki rentang frekuensi dari 2 -11 GHz, kemudian di- update lagi pada tahun 2005 menjadi IEEE 802.16e ( Mobile WIMAX) dengan menggunakan Scalable OFDM sebagai pengganti versi non-scalable pada 802.16d (Fixed WIMAX). Hal ini membawa banyak manfaat untuk mengatasi berbagai masalah seperti masalah coverage area menjadi lebih luas, power consumption, dan bandwidth efficiency. Selain itu, standar 802.16e memberikan pelayanan mobilitas penuh bagi user.

Secara umum perangkat WIMAX terdiri atas BS (Base Station) di sisi pusat, CPE (costumer primesses equipment ) atau SS (Subscriber Station) di sisi pelanggan, dan perangkat tambahan seperti antena, kabel dan aksesoris lainnya.

Base Station merupakan perangkat transceiver (transmitter dan receiver) yang akan menyambungkan CPE dengan media interface gelombang radio yang mengikuti standar WIMAX. Antena yang biasa dipakai berupa antena sektoral seperti sek toral 600, 900dan 1200. Subscriber Station atau CPE terdiri dari outdoor unit dan indoor

(6)

BAB V

Kesimpulan dan Saran V.1 Kesimpulan

Dari keseluruhan analisa simulasi yang digunakan, dapat disimpulkan bahwa model sistem SOFDMA yang dibuat, dapat bekerja dengan baik dari sisi transmitter, kanal dan receivernya untuk modulasi QPSK dan 16 QAM. Namu n, pada modulasi tingkat tinggi seperti 64 QAM, sistem bekerja kurang baik. Hal ini dikarenakan , pada saat system menggunakan modulasi tingkat tinggi kemungkinan jumlah bit yang rusak lebih banyak dibandingkan dengan sistem pada saat system menggunakan modulasi tingkat rendah. Pada modulasi tingkat tinggi (64 QAM), setiap simbolnya di representasikan dengan 6 bit, sedangkan saat modulasi QPSK dan 16 QAM, setiap simbolnya direpresentasikan masing - masing 2 bit dan 4 bit. Sehingga, saat terjadi kerusakan pada simbol, bit yang lebih banyak rusak terjadi saat modulasi tingkat tinggi(64 QAM). Hal ini dapat diatasi dengan beberapa cara seperti penambahan error correction dan memperbesar nilai SNRnya.

V.2 Saran

Karena model sistem yang dibuat tidak menggunakan p enambahan error correction seperti reed Solomon atau yang lainnya, oleh karena itu sistem bekerja kurang maksimal pada modulasi tingkat tinggi(64 QAM), maka disarankan untuk penelitian selanjutnya menggunakan tambahan error correction agar dapat bekerja lebih baik. Sebaiknya juga digunakan estimasi kanal agar seolah sistem ini terlihat bekerja lebih real.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi

(7)

DAFTAR PUSTAKA

[1] IEEE Standard for local and metropolitan area network : 802.16TM, part 16 : air interface for fixed broadband wireless access systems . 2005.

[2] Bing-leung patric cheung, “ Thesis: simulation of adaptive array algorithm for OFDM and adaptive vector OFDM system ”, blacksburg, virginia, 2002.

[4] Hara, Shinsuke and Ramjee Prasad. (2003). Multicarrier Techniques for 4G Mobile Communications. Artech House : Boston & London.

[5] IEEE Standard for local and metropolitan area network : 802.16TM, part 16 : air interface for fixed broadband wireless access systems . 2004.

[6] Kaiz, tal, and friend “ Modifications to OFDM FFT -256 mode for supporting mobile operation”. Proposed 802.16e PHY and MAC changes for OFDM FFT -256

mode, 2003

[7] “Mobile WiMAX – Part I: A Technical Overview and Perf ormance Evaluation”.

Wimax Forum. 2006

[8] Paltenghi, Giovanni, “ Functional spesifications of the adaptive modem IEEE 802.16”, Multichannel adaptive Information System, 2004.

[9] Wahyudi, Ratma. (2006). “ Design And Performance Analysis of Algorithm to Combine Sub-channelization and Adaptive Modulation Technique for Broadband Wireless Access IEEE 802.16e ”. Thesis. Sekolah Tinggi Teknologi Telekomunikasi. Bandung.

[10] “WiMAX’s technology for LOS and NLOS environments ”. WiMAX Forum.

[11] “Mobile WiMAX – Part I: A Technical Overview and Performance Evaluation ”.

Wimax Forum. 2006

[12] Yaghoobi, hasan. (2003). “802.16*.Broadband Wireless Access: the next big thing in wireless”, Intel Broadband Wireless division Wireless Networking group.

[13] Klein,Jay,” Proposal for the modulation accuracy In IEEE 802.16 ”, Wiley, IEEE, 2001.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi untuk persamaan regresi linear sederhana seperti pada ada tabel 4.15 angka Adjusted R Square menunjukkan koefisien determinasi

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan kearah perbaikan terhadap hasil belajar (Arikunto, 2008).

Dari pernyataan tersebut dapat dismpulkan bahwa, hasil belajar kognitif pada kelas eksperimen (model pembelajaran NHT berbantuan Mind Mapping ) lebih baik daripada

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian diaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan,

Ketua Program Studi Magister Manajemen Universitas Mercu Buana, menugaskan kepada dosen- dosen yang tercantum dalam Lampiran Surat Tugas ini, untuk menjadi Dosen – Dosen

 Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap harus dimasukkan dalam laporan laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya

Pada uji coba pemakaian modul berbasis budaya Jambi dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada materi teorema pythagoras dilakukan sesuai dengan rencana