3.
METODE PENELITIAN3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti untuk melihat pengaruh dari karakteristik youtuber sebagai celebrity endorser terhadap minat beli penonton video dengan konten makanan dan minuman di dalam platform YouTube adalah penelitian kausal, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan atau pengaruh yang disebabkan oleh variabel independen (variabel yang mempengaruhi) terhadap variabel dependen (variabel yang dipengaruhi). Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang dapat dihitung melalui metode statistik dengan data yang berbentuk angka (Sugiyono, 2012).
3.2 Populasi dan Metode Pengambilan Sample 3.2.1 Populasi
Populasi merupakan kumpulan dari semua obyek yang akan diteliti. Dengan kata lain populasi merupakan suatu wilayah yang general yang terdiri atas subyek atau obyek yang mempunyai karakteristik yang sama, yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari (Cooper dan Schlinder, 2014). Populasi dari penelitian ini adalah penonton video Ria SW.
3.2.2 Metode Pengambilan Sampel
Menurut Sugiyono sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007). Menurut Sugiyono sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007).
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling dengan metode purposive sampling. Non-Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penonton YouTube yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Usia minimal 17 tahun.
2. Penonton video Ria SW di platform YouTube dalam 6 bulan terakhir (Desember 2018 – Mei 2019).
Berikut jumlah sampel minimal yang penulis tetapkan berdasarkan Lemeshow (1997) :
𝑛 =𝑍𝛼𝑧 𝑝 𝑞
𝑑2 = 𝑍2 𝑝(1−𝑝)
𝑑2 (3.1)
Keterangan :
n = jumlah sampel yang dibutukan
Z = score Z, berdasarkan nilai α yang diinginkan α = derajat kepercayaan
d = toleransi kesalahan
p = proporsi kasus yang diteliti dalam populasi, gunakan p terbesar p = 0,5 jika p tidak diketahui
q = 1 - p, yaitu proporsi untuk terjadinya suatu kejadian, Jika p menggunakan p terbesar maka q = 1 - 0,5 = 0,5
Pada penelitian ini batas toleransi kesalahan yang digunakan adalah 5% atau 0,05. Besaran nilai Z ditentukan berdasarkan dengan nilai, jika 5%, maka ditetapkan nilai Z ialah 1,96, maka Z2 =3,84 dibulatkan menjadi 3. Maka rumus untuk mengetahui jumlah sampel yang dibutukan dituliskan sebagai berikut :
n = 3pq/d2 , maka dihitung menjadi n= 3.0,5(1-0,5)/(0,05)2 = 300.
Dari hasil tersebut, dapat dilihat jumlah sampel diambil adalah sekitar 300 responden. Teknik sampel non-probability ini dipilih karena jumlah populasi yang diteliti tidak terbatas dan dengan tingkat kesalahan 5%, maka jumlah sampel yang minimal yang diambil ialah sejumlah 300 responden.
3.3 Jenis dan Sumber data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data
kuantitatif dalam penelitian ini didapat dari penyebaran kuesioner kepada penonton YouTube yang mengetahui atau mengenal tokoh Ria SW.
Data menurut sumbernya terbagi menjadi 2 (dua), yaitu (Sugiyono, 2015) : 1. Sumber Data Primer
Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, seperti membagikan kuesioner, observasi, dimana mendapatkan data secara langsung.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data tidak langsung yang memberikan data kepada pengumpul data, seperti melalui orang lain atau dokumen.
3.4 Metode Dan Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah metode yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data yang menentukan berhasil tidaknya suatu penelitian. Metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan angket (kuesioner), wawancara, observasi, dan dokumentasi (Bungin, 2005). Pada penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah metode pengumpulan data melalui angket (kuesioner).
Metode Angket menurut Burhan (2015) merupakan daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis dan kemudian dikirim untuk diisi oleh responden.
Format kuisioner dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu bagian pertama yang bersifat umum dan berkaitan dengan data pribadi responden, sedangkan bagian kedua merupakan pertanyaan-pertanyaan mengenai komponen dari faktor-faktor yang ada pada setiap variable dan diukur dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial, dalam penelitian ini, fenomena tersebut adalah selebriti endorser dalam YouTube (Sugiyono, 2015). Skala Likert adalah skala yang dikembangkan oleh Likert dan mempunyai empat atau lebih butir-butir pertanyaan yang dikombinasikan sehingga membentuk sebuah skor yang mempresentasikan sifat individu (Budiaji, 2013). Pertanyaan atau pernyataan dalam kueisoner menggunakan kalimat yang positif juga negatif agar responden dapat menjawab lebih serius (Sugiyono, 2015). Bentuk jawaban kuesioner adalah sebagai berikut :
Sangat Tidak Setuju (STS) Skor 1
Tidak Setuju (TS) Skor 2
Netral (N) Skor 3
Setuju (S) Skor 4
Sangat Setuju (SS) Skor 5
Prosedur pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah dengan menyebarkan kuesioner yang dilakukan secara online sebanyak 255 kuesioner dan secara langsung (offline) sebanyak 160 kuesioner sehingga total kuesioner yang disebar sebanyak 415. Sebanyak 255 jawaban responden yang didapatkan melalui online terdapat 102 responden yang tidak valid dan dari 160 jawaban responden yang didapatkan melalui offline terdapat 13 responden yang tidak valid, karena responden tidak menonton Ria SW dalam 6 bulan terakhir, sehingga didapati 300 responden yang memenuhi syarat dari peneliti (valid). Penyebaran kuesioner dilakukan pada tanggal 15 Mei 2019 hingga 25 Juni 2019. Lokasi-lokasi penyebaran kuisioner offline pada penelitian ini dilakukan di area Universitas Kristen Petra, dan di tempat umum seperti Pakuwon Mall. Penyebaran kuesioner secara online dilakukan dengan menggunakan Google Form dan disebarkan melalui bantuan media sosial, seperti LINE, Instagram, dan WhatsApp.
3.5 Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2009), variabel penelitian adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh seorang peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi mengenai hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Terdapat juga beberapa jenis variabel yaitu variabel bebas dan terikat, variabel aktif dan atribut, dan variabel kontinu dan variabel kategori. Peneliti memilih variabel bebas dan terikat. Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan variabel terikat sedangkan variabel terikat (dependen) adalah variable yang di pengaruhi atau yang menjadi akibat dari variable bebas.
Variable independen dalam penelitian ini adalah celebrity endorsement (X) dan variable dependen dalam penelitian ini adalah minat beli (Y).
3.5.1 Variable Independen (X)
Variabel Bebas atau Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2007).
Variabel Independen dalam penelitian ini adalah youtuber dengan 4 (empat) karakteristik :
1. Visibility (X1)
Definisi operasional dari variable visibilty dapat diukur dari popularitas atau seberapa Ria SW dikenal oleh masyarakat. Indikator dari visibility ialah :
X1.1 Semakin banyak Subcriber (Pengikut) semakin popular Ria SW.
X1.2 Ria SW sering mengunggah video di YouTube.
X1.3 Nama Ria SW mudah untuk diingat.
2. Credibility (X2)
Credibility melihat pada keahlian dan kepercayaan penonton terhadap Ria SW. Ada 2 (dua) karakteristik selebriti endorser dalam credibility, keahlian (expertise) dan objektifitas (objectivity). Indikator dari credibility adalah :
X2.1 Ria SW memiliki pengalaman dalam mengulas makanan atau minuman dilihat dari banyaknya ulasan yang dilakukan.
X2.2 Ria SW mempunyai gaya berbicara yang menarik saat mengulas makanan atau minuman di YouTube.
X2.3 Ria SW memiliki pengetahuan yang luas mengenai makanan atau minuman.
X2.4 Ria SW mampu membuat konten video ulasan makanan atau minuman yang menarik.
X2.5 Ria SW jujur dalam memberikan ulasan makanan atau minuman.
3. Attractiveness (X3)
Definisi operasional dari variable attractiveness adalah daya tarik fisik dan non-fisik dari Ria SW yang dapat menjadi perhatian penonton, indikator empirik dari attractiveness adalah :
X3.1 Ria SW memiliki penampilan yang menarik.
X3.2 Penonton memiliki kegemaran makan yang sama dengan Ria SW.
X3.3 Penonton memiliki kesamaan selera makan makanan pedas dengan Ria SW.
4. Power (X4)
Definisi operasional dari dari variable ini adalah kemampuan Ria SW untuk menyakinkan penonton, indikator empirik dari power adalah :
X4.1 Ria SW merupakan tokoh yang inspiratif bagi penonton.
X4.2 Ria SW mampu membuat penonton mengetahui keberadaan makanan atau minuman yang diulas.
X4.3 Ria SW mampu membuat penonton mengingat makanan atau minuman yang diulas.
X4.4 Ria SW dapat membuat makanan atau minuman lebih berkesan bagi penonton.
3.5.2 Variabel Dependen (Y)
Variabel terikat atau dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas atau independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Minat Beli. Minat beli adalah perilaku yang dipengaruhi oleh kecenderungan untuk mencoba suatu makanan atau minuman yang diulas di video YouTube Ria SW. Indikator Minat Beli berdasarkan tolak ukur yang digunakan oleh Kim, Ko, dan Kim (2015) :
Y1.1 Setelah melihat video Ria SW di YouTube, saya tertarik untuk mencoba makanan atau minuman yang diulas.
Y1.2 Setelah menonton video Ria SW di YouTube, saya akan mencoba makanan atau minuman yang diulas.
Y1.3 Saya berencana untuk mencoba makanan atau minuman yang diulas oleh Ria SW dalam videonya di YouTube.
Y1.4 Saya memiliki keinginan untuk mecoba makanan atau minuman yang diulas oleh Ria SW.
3.6 Teknik Analisa Data
Teknik yang digunakan oleh penulis adalah analisis kuantitatif deskriptif.
Peneliti akan mencari frekuensi mutlak, frekuensi relatif serta mencari mode, median dan modus. Teknik ini mengklasifikasikan suatu data variabel berdasarkan kelompoknya sehingga data menjadi teratur dan lebih mudah untuk digunakan.
3.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.6.1.1 Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk mengukur sejauh mana tingkat validitas suatu kuesioner. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai tingkat kesalahan kecil, sehingga data yang terkumpul merupakan data yang benar.
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Uji Validitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 25.0 (Statistical Package for Social Sciences) menggunakan korelasi Pearson. Pertanyaan dapat dikatakan valid jika r- hitung lebih besar dari r-tabel dengan tingkat signifikansi satu arah (one-tailed) 5%
dan jumlah N = 30, maka didapati r-tabel = 0.3061.
Peneliti melakukan pilot test terhadap kuesioner dengan menggunakan 30 responden dan melakukan uji validitas dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Variabel Karakteristik Celebrity Endorser
No. Indikator
Koefisien Korelasi
(r)
Koefisien Korelasi (r) Tabel
Keterangan
Karakteristik Celebrity Endorser ”Visibility” (X1) X1.1 Semakin banyak Subcriber (Pengikut) semakin
popular Ria SW. 0.645 0.3061 Valid
X1.2 Ria SW sering mengunggah video di YouTube. 0.656 0.3061 Valid X1.3 Nama Ria SW mudah untuk diingat. 0.627 0.3061 Valid Karakteristik Celebrity Endorser “Credibility” (X2)
X2.1
Ria Sw memiliki pengalaman dalam mengulas makanan atau minuman dilihat dari banyaknya ulasan yang dilakukan.
0.852 0.3061 Valid
X2.2
Ria SW mempunyai gaya berbicara yang menarik saat mengulas makanan atau minuman di YouTube.
0.862 0.3061 Valid
X2.3 Ria SW memiliki pengetahuan yang luas
mengenai makanan atau minuman. 0.738 0.3061 Valid X2.4 Ria SW mampu membuat konten video ulasan
makanan atau minuman yang menarik. 0.848 0.3061 Valid X2.5 Ria SW jujur dalam memberikan ulasan
makanan atau minuman. 0.813 0.3061 Valid
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Variabel Karakteristik Celebrity Endorser (Sambungan)
No. Indikator
Koefisien Korelasi
(r)
Koefisien Korelasi (r) Tabel
Keterangan Karakteristik Celebrity Endorser “Attractiveness” (X3)
X3.1 Ria SW memiliki penampilan yang menarik. 0.765 0.3061 Valid X3.2 Penonton memiliki kegemaran makan yang
sama dengan Ria SW. 0.867 0.3061 Valid
X3.3 Penonton memiliki kesamaan selera makan
makanan pedas dengan Ria SW. 0.856 0.3061 Valid Karakteristik Celebrity Endorser “Power” (X4)
X4.1 Ria SW merupakan tokoh yang inspiratif bagi
penonton. 0.789 0.3061 Valid
X4.2
Ria SW mampu membuat penonton mengetahui keberadaan makanan atau minuman yang diulas.
0.721 0.3061 Valid
X4.3 Ria SW mampu membuat penonton mengingat
makanan atau minuman yang diulas. 0.563 0.3061 Valid X4.4 Ria SW dapat membuat makanan atau minuman
lebih berkesan bagi penonton. 0.844 0.3061 Valid
Dari hasil uji validitas pada tabel 3.1 diatas menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi lebih besar daripada r-tabel 0.3061, sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator karakteristik visibility, credibility, attractiveness, dan power dari variabel celeberity endorser memperoleh hasil yang valid dan dapat dianalisa lebih lanjut.
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Minat Beli
No. Indikator
Koefisien Korelasi
(r)
Koefisien Korelasi (r) Tabel
Keterangan
Y1.1 Setelah melihat video Ria SW di YouTube, Saya tertarik untuk mencoba makanan atau minuman yang diulas.
0.938 0.3061 Valid
Y1.2 Setelah menonton video Ria SW di YouTube, Saya akan mencoba makanan atau minuman yang diulas.
0.924 0.3061 Valid
Y1.3 Saya berencana untuk mencoba makanan atau minuman yang diulas oleh Ria SW dalam videonya di YouTube
0.905 0.3061 Valid
Y1.4 Saya memiliki keinginan untuk mecoba makanan atau minuman yang diulas oleh Ria SW.
0.891 0.3061 Valid
Dari hasil uji validitas pada tabel 3.2 diatas menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi minat beli lebih besar daripada r-tabel = 0.3061, sehingga dapat
disimpulkan bahwa indikator variabel minat beli memperoleh hasil yang valid dan dapat dianalisa lebih lanjut.
3.6.1.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah hasil dari instrumen pengukur data yang apabila hasil pengukuran muncul secara konsisten setiap kali pengukuran dilakukan (Ferdinand, 2014). Pada penelitian ini untuk mencari reliabilitas instrumen menggunakan rumus alpha α, karena instrumen dalam penelitian ini berbentuk angket atau daftar pertanyaan yang skornya merupakan rentangan antara 1-5 dan uji validitas menggunakan item total, dimana untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.
Uji reliabilitas yang digunakan adalah dengan teknik Alpha Cronbach. Untuk mengukur dengan Alpha Cronbach dilihat dari nilai alpha. Jika nilai alpha > 0,7 maka reabilitas mencukupi, dan jika alpha > 0,8 maka reabilitas item dan tes konsisten dan kuat (Wahyuni N. , 2014). Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus alpha α dan dengan menggunakan program SPSS 25.0.
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Nilai Cronbach’s Alpha Keterangan
Visibility (X1) 0.830 Reliabel
Credibility (X2) 0.794 Reliabel
Attractiveness (X3) 0.818 Reliabel
Power (X4) 0.789 Reliabel
Minat Beli (Y) 0.827 Reliabel
3.6.2 Analisis Statistik Deskriptif
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono,2015). Statistik deskriptif yang digunakan adalah mean dan standar deviasi. Mean adalah alat pengukur rata-rata untuk mengetahui karakteristik dari sekelompok data dengan membagi jumlah dari keseluruhan isi
data dengan jumlah datanya. Sedangkan standar deviasi adalah akar dari varians yang menunjukkan simpangan baku.
Untuk menentukan klasifikasi penilaian terhadap variabel-variabel penelitian, baik ditinjau dari indikator pengukuran maupun sampel penelitian menggunakan klasifikasi interval kelas sebagai berikut (Kuncoro, 2009):
Interval Kelas = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah (3.2) Jumlah Kelas
Karena nilai tertinggi adalah 5 dan nilai terendah adalah 1, sedangkan jumlah kelas dari nilai skala penelitian adalah 5, maka interval kelasnya adalah sebesar 0.8. Oleh karena itu, nilai intervalnya diklasifikasikan sebagai berikut:
1.0 < X < 1.8 Sangat Tidak Setuju 1.8 < X < 2.6 Tidak Setuju
2.6 < X < 3.4 Netral 3.4 < X < 4.2 Setuju
4.2 < X < 5.0 Sangat Setuju
3.6.3 Uji Asumsi Klasik
Sebelum menggunakan teknik regresi, ada beberapa uji yang harus dilakukan terlebih dahulu yang disebut dengan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang diperlukan dalam penelitian ini ada 3 (tiga) :
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah uji yang bertujuan untuk menguji apakah sampel yang digunakan mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam model regresi linier, asumsi ini ditunjukan oleh nilai error yang berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang dimiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik. Pengujian normalitas data menggunakan Test of Normality Kolmogorov-Smirnov dalam program SPSS.
Menurut Singgih Santoso (2012) dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance) yaitu:
1. Jika probabilitas > 0.05 maka distribusi dari model regresi adalah normal.
2. Jika probabilitas < 0.05 maka distribusi dari model regresi adalah tidak normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas adalah uji yang digunakan untuk menemukan ada atau tidaknnya korelasi antar variable bebas. Menurut Santoso (2010) model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika terbukti ada korelasi sebaiknya salah satu variabel bebas yang ada dikeluarkan dari model.
Untuk mendeteksi ada tidaknya korelasi dapat dilihat dari besaran Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas mempunyai angka tolerance mendekati 1. Batas VIF adalah 10, jika nilai VIF dibawah 10, maka tidak terjadi gejala multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah uji yang digunakan untuk menentukan sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians atau residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji Glejser. Uji Glejser adalah uji yang meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residual. Untuk mendeteksi gejala heteroskedastisitas yang dilihat adalah nilai signifikansi antara variabel independen dengan nilai absolut residual. Jika nilai signifikansi lebih dari 0.05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika nilai signifikansi kurang dari 0.05, maka berarti terjadi heteroskedastisitas. Data yang baik adalah jika tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.6.4 Analisa Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menggunakan teknik analisa regresi linier berganda, teknik ini digunakan untuk memeriksa kuat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Persamaan regresi linear berganda dapat dituliskan sebagai berikut (Hasan, 2008) :
Y = α + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + e (3.3)
Keterangan :
Y = Minat Beli Penonton α = Konstanta
b1-b4 = Koefisien regresi X1 = Visibility
X2 = Credibility X3 = Attractiveness X4 = Power
e = Standar Error
3.6.4.1 Koefisien Korelasi (R) dan Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari karakteristik celebrity endorser, yakni Visibility, Credibility, Attractiveness, dan Power sebagai variabel bebas terhadap minat beli sebagai variabel terikat (Narimawati, 2010).
Analisa determinasi dalam regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui persentase dari pengaruh variabel bebas secara bersamaan terhadap variabel terikat. Kriteria yang dilihat ialah :
a. Jika R2 = 0, maka tidak ada persentase pengaruh yang diberikan variabel bebas terhadap veriabel terikat.
b. Jika R2 = 1, maka persentase pengaruh yang diberikan variabel bebas terhadap variabel terikat adalah sempurna (Widarjono, 2010).
Berikut pedoman untuk menginterpretasikan koefisien korelasi (R) menurut Sugiyono (2007) :
0.00 - 0.199 = Sangat Rendah 0.20 - 0.399 = Rendah
0.40 - 0.599 = Sedang 0.60 - 0.799 = Kuat
0.80 - 1.000 = Sangat Kuat
3.6.4.2 Uji F
Uji F adalah uji simultan untuk melihat bagaimana pengaruh semua variabel
tidak (Kurniawan, 2008). Uji F digunakan untuk menguji signifikansi koefisien korelasi (Sugiyono, 2007). Uji F dilakukan dengan menggunakan ANOVA Satu Arah. Pengujian hipotesis dengan tingkat signifikansi 5% adalah :
Jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima, Ha ditolak Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak, Ha diterima.
3.6.4.3 Uji T
Uji ini dilakukan untuk memperoleh dasar dari keputusan menerima atau menolak kebenaran dari suatu pernyataan.Uji T adalah uji parsial yang digunakan untuk menguji apakah sebuah variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen (Kurniawan, 2008). Dengan tingkat signifikansi 5% pengujian hipotesis adalah :
Jika t hitung ≤ t tabel , maka H0 diterima Jika t hitung > t tabel , maka H0 ditolak