• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Judul I. HEAL T H PLANNING II. HEAL TH ORGANIZATION AND ADMINISTRATION Ill. HEAL TH POLICY IV. BUDGETS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "1. Judul I. HEAL T H PLANNING II. HEAL TH ORGANIZATION AND ADMINISTRATION Ill. HEAL TH POLICY IV. BUDGETS"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI

614

Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat

L Jenderal

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan Tahun 2014.- Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2015

ISBN 978-602-235-824-4

1. Judul I. HEAL TH PLANNING

II. HEAL TH ORGANIZATION AND ADMINISTRATION Ill. HEAL TH POLICY IV. BUDGETS

J

(3)
(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GRAFIK ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

IKHTISAR EKSEKUTIF ... xii

PENGHARGAAN-PENGHARGAAN YANG DITERIMA KEMENTERIAN KESEHATAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. PERAN STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN ... 4

C. STRUKTUR ORGANISASI ... 8

D. SISTIMATIKA ... 8

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA DALAM KETERPADUAN SISTEM ... 10

A. SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) ... 10

B. RENCANA STRATEGIS ... 14

C. PENETAPAN KINERJA... 23

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 26

A. KINERJA ORGANISASI ... 26

1. PENGUKURAN KINERJA ... 26

2. ANALISA AKUNTABILITAS KINERJA ... 30

1. Sasaran Strategis “Meningkatnya Status Kesehatan Dan Gizi Masyarakat” ... 30

a. Indikator “Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih (PN) ... 32

b. Indikator “Persentase cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1)” ... 37

c. Indikator “Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S)” ... 42

2. Sasaran Strategis “Menurunnya Angka Kesakitan Akibat Penyakit Menular” . 46 Indikator “Persentase kasus baru TB (BTA) positif yang disembuhkan” ... 46

Apresiasi, Penghargaan Dan Best Practices Selama Kurun Waktu 5 Tahun ... 50

3. Sasaran Strategis “Menurunnya Disparitas Status Kesehatan dan Status Gizi Antar Wilayah dan Antar Tingkat Sosial Ekonomi Serta Gender” ... 57

(5)

a. Indikator “Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan (RS dan Puskesmas) yang memenuhi standar

sarana, prasarana, dan peralatan kesehatan” ... 57 b. Indikator “Jumlah kota yang memiliki RS

memenuhi standar kelas dunia (world class)” ... 61 c. Indikator “Persentase fasilitas kesehatan yang

mempunyai SDM kesehatan sesuai standar” ... 65 d. Indikator “Jumlah Pos Kesehatan Desa

(Poskesdes) beroperasi” ... 67 4. Sasaran Strategis “Meningkatnya Penyediaan

Anggaran Publik untuk Kesehatan dalam Rangka Mengurangi Risiko Financial Akibat Gangguan Kesehatan Bagi Penduduk, Terutama Penduduk

Miskin” ... 71 Indikator “ Persentase penduduk yang mempunyai

jaminan kesehatan” ... 71

5. Sasaran Strategis “Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Tingkat Rumah

Tangga” ... 74 Indikator “Persentase Rumah Tangga yang

melaksanakan PHBS” ... 74

6. Sasaran Strategis “Terpenuhinya Kebutuhan Tenaga Kesehatan Strategis Di Daerah Tertinggal,

Terpencil, Perbatasan, Kepulauan (DTPK)” ... 79 Indikator “Jumlah tenaga kesehatan yang

didayagunakan dan diberi insentif di DTPK” ... 79

7. Sasaran Strategis “Seluruh Provinsi Melaksanakan

Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular” ... 81 Indikator “Persentase Provinsi yang memiliki

peraturan tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR)” ... 81

8. Sasaran Strategis “Seluruh Kab/Kota

Melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM)” ... 91 Indikator “Presentase Kab/Kota yang telah

menganggarkan APBD bidang kesehatan minimum 10 (sepuluh) % dari APBD dalam rangka

pencapaian SPM” ... 91

9. Sasaran Program/Kegiatan “Terpenuhinya

Ketersediaan Obat Dan Vaksin” ... 93 Indikator “ Persentase ketersediaan obat dan

vaksin” ... 93

(6)

10. Sasaran Program/Kegiatan “Meningkatnya Kualitas Penelitian, Pengembangan dan Pemanfaatan di

Bidang Kesehatan” ... 99

Indikator“ Jumlah produk/model/intervensi/prototipe/formula hasil penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan” ... 99

11. Sasaran Program/Kegiatan “Meningkatnya Koordinasi Pelaksanaan Tugas, Pembinaan Dan Pemberian Dukungan Manajemen Kementerian Kesehatan” ... 103

a. Indikator “Persentase provinsi dan kabupaten/kota yang memiliki bank data kesehatan” ... 103

b. Indikator “Persentase produk administrasi kepegawaian yang dikelola melalui Sistem Layanan Kepegawaian (SILK)” ... 106

c. Indikator “Persentase pengadaan menggunakan e – procurement” ... 110

12. Sasaran Program/ Kegiatan “Meningkatnya Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan ... 112

Indikator “Persentase unit kerja yang menerapkan administrasi yang akuntabel” ... 112

B. PROGRAM INOVATIF DAN PRESTASI KEMENTERIAN KESEHATAN ... 114

C. KEUANGAN ... 120

Sumber Daya Anggaran... 120

BAB IV PENUTUP ... 125

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Target Perjanjian Kinerja Kementerian Kesehatan tahun 2014 Tabel 2 : Capaian Realisasi dan Kinerja Indikator Kinerja Utama

Kementerian Kesehatan Tahun 2014

Tabel 3 Capaian Indikator Kinerja Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2014

Tabel 4 : Capaian Indikator Persentase Kasus Baru TB Paru (BTA positif) yang disembuhkan Tahun 2014

Tabel 5 : Capaian Indikator Kinerja Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan (RS dan Puskesmas) yang memenuhi standar sarana, prasarana, dan peralatan kesehatan Tahun 2014 Tabel 6 : Capaian Indikator Kinerja Jumlah Kota Yang Memiliki Rumah

Sakit Standar Kelas Dunia (World Class)

Tabel 7 : Target dan Capaian Realisasi Indikator Persentase Penduduk Yang Mempunyai Jaminan Kesehatan” tahun 2014

Tabel 8 Perbandingan Target dan Realisasi capaian indikator

“Persentase kabupaten/kota yang telah menganggarkan APBD bidang kesehatan minimum 10 (sepuluh) persen dari APBD dalam rangka pencapaian SPM” Tahun 2014

Tabel 9 : Capaian Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin Tahun 2014

Tabel 10 : Target dan Realisasi Indikator “Jumlah produk/ model/

prototipe/ standar/formula hasil penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan” Tahun 2014

Tabel 11 : Rekapitulasi Rata-Rata Nilai Hasil Evaluasi AKIP Menurut Unit Eselon I Di Lingkungan Kementerian Kesehatan RI

(8)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 : Capaian capaian indikator Pn tahun 2010-2014

Grafik 2 : Trend Capaian Indikator Pn menurut Provinsi Tahun 2014 Grafik 3 : Capaian Indikator KN1 tahun 2010-2014

Grafik 4 : Capaian KN1 Menurut Provinsi Tahun 2014 Grafik 5 : Tren Capaian D/S Tahun 2010-2014

Grafik 6 : Capaian D/S menurut Provinsi Tahun 2014

Grafik 7 : Perbandingan Target dan Capaian Indikator Persentase Kasus Baru TB Paru (BTA positif) yang Disembuhkan Tahun 2010 – 2014

Grafik 8 : Capaian indikator Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan (RS dan Puskesmas) yang memenuhi standar sarana, prasarana, dan peralatan kesehatan tahun 2010-2014

Grafik 9 : Capaian Indikator Kinerja Jumlah Kota Yang Memiliki Rumah Sakit Standar Kelas Dunia (World Class) tahun 2010-2014 Grafik 10 : Capaian Indikator Persentase fasilitas pelayanan kesehatan

yang mempunyai SDM kesehatan sesuai standar periode 2010 – 2014

Grafik 11 : Target dan Capaian Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Beroperasi Tahun 2010 – 2014

Grafik 12 : Capaian Kinerja Poskesdes Beroperasi per Provinsi Tahun 2014

Grafik 13 : Persentase penduduk (termasuk seluruh penduduk miskin) yang memiliki jaminan kesehatan” untuk kurun waktu 2010 – 2014

Grafik 14 : Target dan Capaian Rumah Tangga Ber-PHBS Tahun 2010 sampai Tahun 2014

Grafik 15 : Capaian Kinerja Rumah Tangga Ber-PHBS per Provinsi Tahun 2014

Grafik 16 : Realisasi Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan dan

(9)

diberi insentif di DTPK

Grafik 17 : Capaian Provinsi yang memiliki Perda tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR), Tahun 2010 sd 2014

Grafik 18 : Perbandingan Target dan Realisasi Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin Tahun 2010-2014 dan Target Renstra Grafik 19 : Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin Tahun 2014

Grafik 20 : Target dan Realisasi Indikator “Jumlah produk / model / prototipe / standar / formula hasil penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan” Tahun 2010 – 2014 Grafik 21 : Perbandingan Target dan Realisasi Indikator Provinsi dan

Kab/Kota yang memiliki Bank Data Kesehatan tahun 2010- 2014.

Grafik 22 : “Capaian indikator “Persentase pengadaan menggunakan e- procurement” Tahun 2010- 2014 dan Tahun Akhir Renstra

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Pelayanan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Gambar 2 : Pemantauan Pertumbuhan Balita di Posyandu

Gambar 3 : Pembangunan Poskesdes yang Menggunakan Dana DAK Tahun 2014

Gambar 4 : Beberapa Foto Kegiatan PHBS di berbagai daerah

Gambar 5 : Rekor MURI Cap jari pada saat Hari Kesehatan Nasional Gambar 6 : Informasi Proses Kenaikan Pangkat

Gambar 7 : Pengelolaan Administrasi Kepegawaian Pada Website Biro Kepegawaian

Gambar 8 : Bagan Mekanisme Usul dan Pengelolaan Proses Administrasi Kepegawaian

(11)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Kesehatan Tahun 2014, merupakan sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja Menteri Kesehatan beserta jajarannya kepada Presiden RI, dan seluruh pemangku kepentingan baik yang terkait langsung maupun tidak langsung. Selain itu LAKIP Kementerian Kesehatan merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi yang dijabarkan dalam tujuan/sasaran strategis. Tujuan/sasaran strategis tersebut mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014.

Visi Kementerian Kesehatan adalah Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. Dalam mencapai visi tersebut, Kementerian Kesehatan sebagai lembaga/institusi yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang kesehatan dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam

menyelenggarakan pemerintahan negara mempunyai empat misi yaitu (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan

masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani; (2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan; (3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan; (4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

Dalam mencapai visi dan misi, Kementerian Kesehatan menetapkan 8 (delapan) sasaran strategis yang akan dicapai dalam tahun 2010-2014, yaitu:

1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat.

2. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular.

(12)

3. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender.

4. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin.

5. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga.

6. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan Terluar (DTPK).

7. Seluruh Provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit tidak menular.

8. Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Guna mencapai sasaran strategis tersebut di atas, diperlukan dukungan sasaran program dan kegiatan sebagai berikut :

1. Terpenuhinya ketersediaan obat dan vaksin.

2. Meningkatnya kualitas penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang kesehatan.

3. Meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian Kesehatan.

4. Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan.

Untuk menunjang pencapaian sasaran strategis tersebut disusunlah Peta Strategi Kementerian Kesehatan berdasarkan metodologi balanced scorecard yang terdiri dari empat perspektif yaitu financial perspective, learning and growth perspective, business process perspective, dan stakeholders perspective.

(13)

Peta strategi tersebut terdiri dari 8 (delapan) sasaran strategis dan 4 (empat) sasaran program, lima sasaran strategis yakni sasaran strategis nomor 1, 2, 5, 7 dan 8 serta 1 sasaran program nomor 1 merupakan bagian dari stakeholders perspective, sasaran strategis nomor 3 dan sasaran program nomor 8 pada business process perspective, sasaran strategis nomor 6 dan sasaran program nomor 2 pada learning and growth perspective, dan sasaran strategis nomor 4 dan sasaran program nomor 3 pada financial perspective.

Untuk menilai pencapaian sasaran strategis dan sasaran program tersebut, Menteri Kesehatan telah menetapkan IKU Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014 melalui Kepmenkes No.1099/Menkes/SK/VI/2011. Dengan keputusan tersebut, terdapat 19 (sembilan belas) indikator sebagai alat pengukuran kinerja, yaitu:

1. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (cakupan PN).

STAKEHOLDERS PERSPECTIVE

SS3. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi gender

LEARNING & GROWTH PERSPECTIVE

SS6. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di DTPK

FINANCIAL PERSPECTIVE

SP4. Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan

SP2. Meningkatnya kualitas penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang kesehatan

SS4. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin

SP3. Meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian Kesehatan

BUSINESS PROCESS PERSPECTIVE

SP1. Terpenuhinya ketersediaan obat dan vaksin

Peta Strategis Kementerian Kesehatan

SS2.

Menurunn ya angka kesakitan akibat penyakit

SS5.

Meningkatn ya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

SS7. Seluruh Provinsi melaksanaka n program pengendalian PTM

SS8. Seluruh Kab/Kota melaksan akan SPM SS1.

Meningkatn ya status kesehatan dan gizi masyarakat

(14)

2. Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1).

3. Persentase Balita ditimbang berat badannya (D/S).

4. Persentase kasus baru TB atau BTA positif yang disembuhkan.

5. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan (RS dan Puskesmas) yang memenuhi standar sarana, prasarana, dan peralatan kesehatan.

6. Jumlah kota yang memiliki RS memenuhi standar kelas dunia (world class).

7. Persentase fasilitas kesehatan yang mempunyai SDM kesehatan sesuai standar.

8. Jumlah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) beroperasi.

9. Persentase penduduk yang mempunyai jaminan kesehatan.

10. Persentase Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS.

11. Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan dan diberi insentif di DTPK.

12. Persentase provinsi yang memiliki peraturan tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR).

13. Persentase kabupaten/kota yang telah menganggarkan APBD bidang kesehatan minimum 10 (sepuluh) persen dari APBD dalam rangka pencapaian SPM.

14. Persentase ketersediaan obat dan vaksin.

15. Jumlah produk/model/intervensi/prototipe/standar/formula hasil penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan.

16. Persentase provinsi dan kabupaten/kota yang memiliki bank data kesehatan.

(15)

17. Persentase produk administrasi kepegawaian yang dikelola melalui sistem layanan kepegawaian.

18. Persentase pengadaan menggunakan e-procurement.

19. Persentase unit kerja yang menerapkan administrasi yang akuntabel.

Hasil midterm review terhadap Rencana Strategis Kementerian Kesehatan untuk kurun waktu 2010 – 2014 yang dilakukan pimpinan beserta seluruh jajaran di entitas unit organisasi dan entitas satuan kerja, menetapkan beberapa perbaikan atas target yang ditetapkan di awal tahun renstra.

Sampai dengan akhir tahun Rencana Strategis Kementerian Kesehatan dari 19 indikator yang ditetapan sebagai “ Indikator Kinerja Utama “, 16 indikator diantaranya telah mencapai target bahkan berhasil melebihi target, 3 indikator yang belum mencapai target yang ditetapkan antara lain (1) Jumlah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) beroperasi terealisasi 94,90%; (2) Persentase Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS terealisasi 84.71%; (3) Persentase kabupaten/kota yang telah menganggarkan APBD bidang kesehatan minimum 10 (sepuluh) persen dari APBD dalam rangka pencapaian SPM terealisasi 48.87%.

Sasaran strategis pertama yakni “ Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat” untuk kurun waktu 5 tahun telah dapat tercapai, melalui indikator sebagai berikut :

1. Persentase persalinan yang ditolong tenaga kesehatan terlatih (cakupan PN).

Pada tahun 2014, pencapaian indikator kinerja “Persentase persalinan yang ditolong tenaga kesehatan terlatih (cakupan PN)” dapat terealisasi dengan baik yaitu mencapai 90,89% dari target yang ditetapkan sebesar 89%. Artinya bahwa upaya peningkatan pelayanan kesehatan ibu dari sisi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan rencana

(16)

yang telah ditetapkan di tahun 2014 dan terjadi peningkatan sebesar 6.09% dari target awal tahun penetapan target pada tahun 2010.

2. Persentase cakupan kunjungan neonatal pertama ( KN1) .

Realisasi kinerja indikator kunjungan neonatal pertama (KN1) tahun 2014 adalah sebesar 96,72% dari target yang ditetapkan sebesar 90%

pencapaian KN 1 menunjukkan trend peningkatan yang cukup signifikan, sementara untuk kurun waktu 5 tahun kenaikan tersebut terlihat sebesar 12,71%.

3. Persentase Balita ditimbang berat badannya (D/S).

Realisasi cakupan D/S, secara rata-rata nasional untuk tahun 2014, telah mencapai target yaitu mencapai 85% dari target 85%, sementara untuk kurun waktu 5 tahun kenaikan capaian kinerja indikator ini sebesar 17,1%.

Sasaran strategis “ menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular”

untuk kurun waktu 5 tahun rencana strategis telah dapat tercapai, ukuran pencapaian sasaran strategis ini adalah :

Persentase kasus baru TB (BTA Positif) yang disembuhkan di tahun 2014 terealisasi sebanyak 89.5% artinya telah melebihi target akhir tahun Renstra sebesar 88%, dan untuk kurun waktu 5 tahun rencana strategis indikator ini setiap tahunnya melebihi dari target yang ditetapkan.

Sasaran strategis “ Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender” pada kurun waktu 5 tahun 3 dari 4 ukuran indikatornya selalu dapat tercapai. Capaian kinerja setiap indikator tersebut sebagai berikut :

1. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan (RS dan Puskesmas) telah memenuhi standar sarana, prasarana dan peralatan kesehatan.

Pada tahun 2014, sebanyak 1300 fasilitas pelayanan kesehatan telah memenuhi standar sarana, prasarana dan peralatan. Angka tersebut melampaui target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 594 fasyankes.

(17)

Sementara untuk kurun waktu 5 tahun terdapat peningkatan sebanyak 1140 fasyankes dari target awal di tahun 2010 sebanyak 160 fasyankes.

2. Jumlah kota yang memiliki Rumah Sakit memenuhi standar kelas dunia (world class).

Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 659/MENKES/PER/VIII/2009 tentang Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia mengatur bahwa Rumah Sakit Kelas Dunia harus terakreditasi oleh Badan Akreditasi Internasional yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. Pada tahun 2014 Rumah Sakit yang memiliki Standar Kelas Dunia sebanyak 18 Rumah Sakit di 11 kota dari target 5 kota sehingga terdapat capaian kinerja sebesar 220% . Pada kurun waktu 5 tahun terjadi peningkatan yang cukup signifikan yakni dari target awal 2010 sebanyak 1 kota menjadi 11 kota.

3. Persentase fasilitas kesehatan yang mempunyai SDM Kesehatan sesuai standar.

Pada tahun 2014, pencapaian indikator persentase fasilitas kesehatan yang mempunyai SDM Kesehatan sesuai standar sebanyak 9.115 dari 10.661 fasilitas pelayanan kesehatan atau 85,5% dari target 80%, dengan demikian capaian kinerjanya sebesar 106,88%. Setiap tahun untuk kurun waktu 5 tahun indikator ini dapat mencapai target.

4. Jumlah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) beroperasi.

Pada tahun 2014, capaian indikator ini sebanyak 55.517 Poskesdes dari target total di akhir tahun Renstra sebanyak 58.500 atau sebesar 94.90%.

Untuk kurun waktu 5 tahun meski belum mencapai target namun dari tahun ke tahun terdapat peningkatan jumlah Poskesdes yang beroperasi.

Sasaran strategis “Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin” telah dapat di capai. Ukuran keberhasilan sasaran strategis ini adalah“ Persentase penduduk yang mempunyai jaminan kesehatan”.

(18)

Pencapaian indikator persentase penduduk yang mempunyai jaminan kesehatan pada tahun 2014 adalah sebesar 81.28% dari target 80,1%.

Berdasarkan Universal Coverage, maka perhitungan target kinerja indikator persentase penduduk (termasuk seluruh penduduk miskin) yang memiliki jaminan kesehatan dilakukan dengan menggunakan denominator total jumlah penduduk. Capaian kinerja indikator ini pada tahun 2014 telah melebihi target menjadi sebesar 101.47%. Dalam kurun waktu 5 tahun indikator ini setiap tahunnya dapat mencapai target yang telah ditetapkan.

Sasaran strategis “Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat Rumah Tangga” selama kurun waktu 5 tahun capaian kinerjanya sebesar 84.71%. Ukuran keberhasilan sasaran strategis ini adalah “Persentase Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS”. Pada tahun 2014, dari target yang ditetapkan sebesar 70 % namun dapat dicapai 56.6% dengan demikian capaian kinerjanya baru 84.71%. Untuk kurun waktu 5 tahun terdapat kenaikan 12,97% dari target yang ditetapkan di awal tahun Renstra yakni tahun 2010.

Sasaran strategis “Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan Terluar (DTPK).

Dalam kurun waktu 5 tahun sasaran strategis ini dapat tercapai. Ukuran keberhasilan ini melalui indikator “Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan dan diberi insentif di DTPK”.

Berdasarkan target kumulatif pada tahun 2014 sejumlah 7.020 orang pada akhir tahun Renstra telah dapat dicapai sejumlah 7.491 orang, dengan demikian capai kinerjanya sebesar 106%. Selama kurun waktu 5 tahun tersebut terjadi peningkatan terbesar di tahun 2012 dan 2013 dengan rata- rata 500 orang.

Sasaran strategis “Seluruh provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit tidak menular”, untuk kurun waktu 5 tahun telah dapat mencapai target. Kenaikan sebesar 60 % dari target yang ditetapkan diawal tahun

(19)

Renstra sebesar 40% saat ini telah dapat dapat mencapai 100%. Ukuran keberhasilan sasaran strategis ini melalui indikator “ Persentase provinsi yang memiliki Peraturan tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR)”. Pada tahun 2014 telah dapat mencapai target yang ditetapkan yakni 100%.

Sasaran strategis “ Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal”, ukuran keberhasilan sasaran ini adalah melalui indikator “ Persentase kabupaten/kota yang telah menganggarkan APBD bidang kesehatan minimum 10 (sepuluh) persen dari APBD, sulit terlaksananya 100%. Untuk kurun waktu 5 tahun sampai akhir tahun Renstra baru 48,87% kabupaten/kota yang mengganggarkan minimum 10%.

Penganggaran tertinggi adalah di kota Sukabumi sebesar 27.09%.

Sementara 239 Kabupaten/Kota yang mengganggarkan di atas 10 %, 235 kabupaten/kota mengganggarkan 5 - 9,99% dan 15 kabupaten/kota antara 1,44 - 4,77%.

Sasaran Program “ Terpenuhinya ketersediaan obat dan vaksin” di ukur melalui indikator Persentase ketersediaan obat dan vaksin. Untuk kurun waktu 5 tahun sasaran program ini telah dapat dicapai. Rata-rata pencapaian kinerja indikator ini setiap tahunnya diatas 102 %.

Data ketersediaan di Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota diambil sebagai gambaran ketersediaan tingkat puskesmas. Realisasi ketersediaan obat pada tahun 2014 sebesar 100,51% dari target sebesar 100%.

Sasaran Program “Meningkatnya kualitas penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang kesehatan”, diukur melalui indikator “ Jumlah produk/model intervensi/prototipe/standar/formulahasil penelitian dan pengembangan dibidang kesehatan”. Dalam kurun waktu 5 tahun capaian kinerjanya selalu di atas 100%. Dari target selama 5 tahun sebanyak 250 dapat dicapai sebanyak 338 atau terdapat kenaikan 88 atau sekitar 135 %.

(20)

Kementerian Kesehatan selalu berkomitmen dalam melaksanakan penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang kesehatan. Pada tahun 2014 penelitian-penelitian yang dilaksanakan telah menghasilkan 61 produk/model intervensi/prototipe/standar/formula hasil penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan dari 54 yang ditargetkan atau sebesar 113%.

Sasaran Program “ Meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian Kesehatan “ selama kurun waktu 5 tahun ini selalu dapat mencapai target yang ditetapkan. Ukuran keberhasilan sasaran program ini melalui indikator :

1. Persentase Provinsi dan kabupaten/kota yang memiliki bank data kesehatan.

Pada tahun 2014, persentase provinsi dan kabupaten/kota yang memiliki bank data kesehatan terealisasi sebesar 79,79% dari target sebesar 76%, dengan demikian capaian kinerjanya sebesar 105%. Untuk kurun waktu 5 tahun indikator ini selalu meningkat dalam capaian kinerjanya. Selama waktu tersebut terjadi kenaikan sebesar 19,79% dari target awal tahun Renstra sebesar 60% menjadi 79.79% di akhir tahun Renstra dari target sebesar 76%.

2. Presentase produk administrasi kepegawaian yang dikelola melalui sistem layanan kepegawaian.

Capaian kinerja presentase produk administrasi kepegawaian yang dikelola melalui sistem layanan kepegawaian pada tahun 2014 di hasilkan sebesar 115% yakni dari target 70% tercapai 80.45%. Untuk kurun waktu 5 tahun terdapat kenaikan sebesar 50.45% dari target awal di tahun 2010 sebesar 30% menjadi 80.45% di akhir tahun Renstra.

3. Persentase pengadaan menggunakan e_procurement.

Pada tahun 2014, Satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah di Jakarta, yang telah menggunakan LPSE adalah sebanyak 89% dari target 90%, meski tampak turun, namun hal ini dikarenakan terjadi perubahan kebijakan pimpinan entitas satuan kerja yang mengalokasikan besaran pengadaan dibawah 200 juta, dengan demikian dapat dilakukan

(21)

pengadaan langsung. Kementerian Kesehatan mengantisipasi hal tersebut membuat aplikasi SIBAJA untuk memonitor pengadaan paket yang tidak terekam di e_monev LPSE dan SIRUP yang merupakan sistem informasi terkait rencana umum pengadaan. Sehingga akan tetap terpantau pengadaan langsung dan tidak langsung.

Sasaran program “Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan”, selama kurun waktu 5 sasaran program ini telah dapat tercapai. Dari tahun 2012 Kementerian Kesehatan telah dapat mencapai 100% dan mendapatkan opini “WTP” untuk keuangan dan Nilai B pada Manajemen SAKIP. Kondisi tersebut mendukung pencapaian indikator persentase unit kerja yang menerapkan administrasi akuntabel.

Pada tahun 2014 dari target sebesar 100% dapat terealisasi pula 100%.

Untuk mendukung tujuan dan sasaran Kementerian Kesehatan maka dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, pada tahun 2014 jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang sudah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sebanyak 50.430 orang, telah menerapkan pengisian Sasaran Kinerja Pegawai secara online sebagai bagian pencapaian Sasaran Kinerja Organisasi.

Keberhasilan penghematan keuangan negara melalui kegiatan pengadaan menggunakan e-procurement, sebesar Rp 185.380.484.328,11 atau sebesar 6,57% dari pagu Kementerian Kesehatan merupakan wujud kesungguhan Kementerian Kesehatan dalam upaya efisiensi dan efektifitas dukungan anggaran terhadap capaian kinerja.

(22)

PENGHARGAAN-PENGHARGAAN YANG DITERIMA

KEMENTERIAN KESEHATAN

(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan periode 2010-2014 merupakan dokumen acuan dalam pelaksanaan program dan kegiatan di lingkungan Kementerian Kesehatan untuk kurun waktu lima tahun, yang berkaitan dengan amanah yang di emban oleh Presiden dalam Rencana Panjang Jangka Menengah Nasional (RPJMN) khususnya bidang kesehatan.

Pada tahun 2014 ini, merupakan masa penilaian pencapaian Sasaran Strategis Kementerian Kesehatan yang telah ditetapkan. Sasaran strategis yang ditetapkan terutama diarahkan dalam rangka pencapaian amanah sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yakni “Pemerintah bertanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat”.

Untuk mencapai amanah dalam Undang – Undang tersebut perlu suatu pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan melalui pengelolaan yang komprehensif yang didukung oleh semua lini serta koordinasi lintas sektor yang kuat dalam suatu pengelolaan administrasi kesehatan, dukungan informasi kesehatan, sumber daya kesehatan, upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, peran serta dan pemberdayaan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, serta penataan regulasi kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

(29)

Hal tersebut selaras dengan kriteria sistem kesehatan yang baik menurut WHO-SEARO yang berbunyi sebagai berikut:

A good health system delivers QUALITY SERVICES to all people, when and where they need them. The exact configuration of services varies from country to country, but in all cases requires a robust financing mechanism; a well-trained and adequately paid workforce; reliable information on which to base decisions and policies; well maintained facilities and logistics to deliver quality medicines and technologies”.

Pada RPJMN Bidang Kesehatan periode 2010 - 2014, tema Prioritas Pembangunan Kesehatan adalah “penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan preventif, tidak hanya kuratif, melalui peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan diantaranya dengan perluasan penyediaan air bersih, pengurangan wilayah kumuh sehingga secara keseluruhan dapat meningkatkan angka harapan hidup dari 70,7 tahun pada tahun 2009 menjadi 72,0 tahun pada tahun 2014, dan pencapaian keseluruhan sasaran Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015”.

Dalam rangka tercapainya derajat kesehatan yang optimal, maka pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu setiap kebijakan publik selalu memperhatikan dampak pada kesehatan.

Pembangunan kesehatan dilaksanakan secara sistematis, berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme sehingga tercipta Good Governance sesuai dengan Tap MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 1999 serta Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

(30)

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan Tahun 2014 disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban Kementerian Kesehatan dalam melaksanakan tugas dan fungsi atas penggunaan anggaran. Selain informasi capaian kinerja tahun berjalan juga memberi gambaran capaian sasaran Rencana Strategis pada kurun waktu 5 tahun.

Di samping itu Laporan Akuntabilitas Kinerja juga disusun sebagai salah satu alat untuk mendapatkan penilaian dan masukan dari stakeholders demi perbaikan kinerja Kementerian Kesehatan.

Gambaran “Pemerintahan yang bersih dan berwibawa” tercermin pada keberhasilan capaian kinerja dan pengelolaan keuangan yang akuntabel.

Pasal 4 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar. Dalam menjalankan kekuasaan pemerintahan, Presiden dibantu oleh Menteri-Menteri Negara yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Menteri-menteri negara tersebut membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan, salah satunya bidang kesehatan.

Berikut di gambarkan pola keterkaitan amanah dan posisi tanggung jawab Presiden sebagai pemegang amanah rakyat yang dalam menyelenggarakan kehidupan bernegara khususnya di bidang kesehatan dibantu oleh Menteri Kesehatan.

(31)

B. PERAN STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN Kedudukan Kementerian Kesehatan

Kedudukan Kementerian Kesehatan selanjutnya dimuat dalam Undang- undang Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian Negara dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara.

Visi Kementerian Kesehatan

“Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan”

MENKES PRESIDEN RAKYAT /Masyarakat

AMANAH TUGAS BIDANG KESEHATAN TANGGUNG JAWAB TANGGUNG JAWAB

(32)

Misi Kementerian Kesehatan

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani

2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan 3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan 4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik

Sesuai dengan Perpres Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, yang ditindaklanjuti dengan Permenkes Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 yang kemudian disempurnakan dengan Permenkes Nomor 35 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Kementerian Kesehatan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang kesehatan dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

(33)

Tema prioritas pembangunan kesehatan tahun 2010-2014 adalah

“peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan”, melalui:

1. Program Kesehatan Masyarakat

Pelaksanaan program kesehatan promotif dan preventif secara terpadu dan berkesinambungan dalam rangka penurunan angka kematian ibu saat melahirkan dan angka kematian bayi yang diukur melalui pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn), TUGAS DAN FUNGSI

Tugas dan fungsi Kementerian Kesehatan diatur dalam Perpres No. 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugasdan Fungsi Eselon I Kementerian Negara

A

FUNGSI

1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan;

2. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan;

3. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Kesehatan;

4. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Kesehatan di daerah;

dan

5. Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.

TUGAS

Menyelenggarakan urusan di bidang kesehatan dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara

B

KEDUDUKAN

Kementerian Kesehatan berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden

Kementerian Kesehatan dipimpin oleh Menteri Kesehatan

C

(34)

kunjungan neonatus lengkap (KN1), pemantauan pertumbuhan balita (D/S), dan penyediaan akses sumber air bersih, serta akses terhadap sanitasi dasar berkualitas.

2. Program Keluarga Berencana (KB)

Peningkatan kualitas dan jangkauan layanan KB melalui 23.500 klinik pemerintah dan swasta selama 2010-2014.

3. Sarana Kesehatan

Ketersediaan dan peningkatan kualitas layanan Rumah Sakit

berakreditasi internasional yang tersebar minimal di 5 kota di Indonesia hingga tahun 2014.

4. Obat

Pemberlakuan Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) sebagai dasar pengadaan obat di seluruh Indonesia dan pembatasan harga Obat Generik Berlogo (OGB).

5. Asuransi Kesehatan Nasional

Penerapan asuransi kesehatan untuk seluruh keluarga miskin yang diperluas secara bertahap untuk keluarga Indonesia lainnya.

Prioritas pembangunan kesehatan tahun 2010-2014 difokuskan pada delapan prioritas, sebagai berikut:

1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita dan Keluarga Berencana (KB);

2. Perbaikan status gizi masyarakat;

3. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan;

4. Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM kesehatan;

(35)

5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan;

6. Pengembangan Sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas);

7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan;

8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.

C. STRUKTUR ORGANISASI

(36)

D. SISTEMATIKA

Berlandaskan pada PermenPAN dan RB No 53 tahun 2014, maka sistimatika penyajian laporan akuntabilitas kinerja Kementerian Kesehatan disusun sebagai berikut:

- Executive Summary (Ikhtisar Eksekutif).

- Bab I (Pendahuluan), menjelaskan gambaran umum Kementerian Kesehatan dan isu strategi yang diemban.

- Bab II (Perencanaan dan Perjanjian Kinerja), menjelaskan tentang ikhtisar beberapa hal penting dalam perencanaan dan perjanjian kinerja (dokumen penetapan kinerja).

- Bab III (Akuntabilitas Kinerja), menjelaskan tentang pencapaian sasaran- sasaran Kementerian Kesehatan dengan pengungkapan dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja serta dukungan anggaran dalam pencapaian program/kegiatan.

- Bab IV (Penutup), berisi kesimpulan atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan

(37)

BAB II

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA DALAM KETERPADUAN SISTEM

A. SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) dibangun dalam rangka upaya mewujudkan good governance dan sekaligus result oriented government. SAKIP merupakan sebuah sistem dengan pendekatan manajemen berbasis kinerja (Performance-base Management) untuk penyediaan informasi kinerja guna pengelolaan kinerja.

Upaya penguatan sistem akuntabilitas kinerja di Kementerian Kesehatan dilakukan secara menyeluruh terutama dengan dibentuknya kelompok kerja – kelompok kerja pada 8 (delapan) area perubahan Reformasi Birokrasi, salah satunya adalah kelompok kerja Penguatan Akuntabilitas Kinerja. Kelompok kerja Penguatan Akuntabilitas Kinerja di tingkat Kementerian ini berkoordinasi dengan tim-tim penguatan akuntabilitas kinerja yang berada di unit-unit Eselon I, sebagai upaya meningkatkan dan menguatkan pada beberapa komponen, antara lain Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja, dan Pencapaian Sasaran/Kinerja Organisasi.

Dengan kata lain, SAKIP merupakan integrasi sistem secara komprehensif yang dimulai dari sistem perencanaan, penganggaran, perbendaharaan, pelaksanaan dan evaluasi, dengan demikian tidak hanya meliputi satu komponen saja sehingga penguatannya memerlukan upaya menyeluruh dari seluruh komponen yang dihasilkan dari koordinasi semua unit organisasi yang berada di lingkungan Kementerian Kesehatan.

(38)

Keterkaitan komponen-komponen dalam SAKIP yang menjadi perhatian dalam memperlihatkan suatu proses yang terintegrasi satu sama lain dapat terlihat dari gambar berikut ini:

PENETAPAN KINERJA (PK)

11

S

istem Perencanaan Pembangunan Nasional

Sistem AKIP

RKP/D

RKA- KL/SKPD

PENGUKURAN &

PENGUMPULAN DATA KINERJA

RENSTRA KL/SKPD

LAKIP

RPJM/D

Sistem Penganggaran

RKT Dan RENJA KL/SKPD

DIPA &

POK

EVALUASI

RPJP

KETERKAITAN 3 SISTEM

Sasaran Kinerja Organisasi

Sasaran Kinerja Pegawai

PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS/INDIVIDU

(39)

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional dalam salah satu misinya berbunyi “Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera” dengan Sasaran Pembangunan Kesejahteraan Rakyat bidang Kesehatan sebagai berikut:

a. Meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) b. Menurunnya AKI per 100.000 kelahiran hidup c. Menurunnya AKB per 1000 kelahiran hidup

d. Menurunnya prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) pada anak balita.

Sasaran Pembangunan bidang Kesehatan ini merupakan sasaran yang akan dicapai dengan penguatan dan peningkatan koordinasi lintas sektor. Sasaran Strategis Kementerian Kesehatan berorientasi hasil terhadap Sasaran Pembangunan Kesehatan tersebut.

Kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Bidang Kesehatan periode 2010-2014 diarahkan pada tersedianya akses kesehatan dasar yang murah dan terjangkau terutama pada kelompok menengah ke bawah guna mendukung pencapaian MDGs pada tahun 2015 dengan sasaran pembangunan kesehatan yang ditekankan pada peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, antara lain ditandai dengan meningkatnya umur harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi dan kematian ibu melahirkan.

(40)

Penetapan sasaran pembangunan kesehatan tersebut digambarkan dalam serangkaian skema berikut ini :

AGENDA PEMBANGUNAN 1.PEMBANGUNAN EKONOMI DAN

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT.

2.PERBAIKAN TATA KELOLA PEMERINTAH.

3.PENEGAKAN PILAR DEMOKRASI.

4.PENEGAKAN HUKUM DAN PEMBERANTASAN KORUPSI.

5.PEMBANGUNAN YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN.

SASARAN UTAMA PEMBANGUNAN NASIONAL

I.SASARAN PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN RAKYAT 1.Ekonomi

2.Pendidikan 3.Kesehatan

a.Meningkatnya UHH b.Menurunnya AKI per 100.000

kelahiran hidup c.Menurunnya prevalensi

kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi buruk) pada anak balita.

4.Pangan

5.Energi

6.Infrastruktur

II.SASARAN PERKUATAN

PEMBANGUNAN DEMOKRASI

III.SASARAN PEMBANGUNAN PENEGAKAN HUKUM

Rencana Pembangunan

Jangka

Menengah Nasional 2010-

2014

(PERPRES NO.5 TAHUN 2010)

VISI INDONESIA 2014

TERWUJUDNYA INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS DAN BERKEADILAN

MISI PEMBANGUNAN 2010-2014 1.MELANJUTKAN PEMBANGUNAN

MENUJU INDONESIA SEJAHTERA

2.MEMPERKUAT PILAR-PILAR DEMOKRASI

3.MEMPERKUAT DIMENSI KEADILAN DI SEMUA BIDANG

(41)

B. RENCANA STRATEGIS

Sesuai amanah dalam pembangunan kesehatan tersebut, Kementerian Kesehatan menyusun Rencana Strategis yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan. Dalam rencana strategis tersebut disebutkan bahwa tujuan Kementerian Kesehatan adalah “Terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya”

Untuk menunjang pencapaian Rencana Strategis tersebut disusunlah Peta Strategi Kementerian Kesehatan berdasarkan metodologi balanced scorecard yang terdiri dari empat perspektif yaitu financial perspective, learning and growth perspective, business process perspective, dan stakeholders perspective. Peta strategi tersebut terdiri dari 8 (delapan) sasaran strategis, lima sasaran strategis diantaranya merupakan bagian dari stakeholders perspective, satu sasaran strategis pada business process perspective, satu sasaran strategis pada learning and growth perspective, dan satu sasaran strategis pada financial perspective.

STAKEHOLDERS PERSPECTIVE

SS3. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi gender

LEARNING & GROWTH PERSPECTIVE

SS6. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di DTPK

FINANCIAL PERSPECTIVE

SP4. Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan

SP2. Meningkatnya kualitas penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang kesehatan

SS4. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin

SP3. Meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian Kesehatan BUSINESS PROCESS PERSPECTIVE

SP1. Terpenuhinya ketersediaan obat dan vaksin

Peta Strategis Kementerian Kesehatan

SS2. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit

SS5. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

SS7. Seluruh Provinsi melaksanakan program pengendalian PTM

SS8. Seluruh Kab/Kota melaksana kan SPM SS1. Meningkatnya

status kesehatan dan gizi masyarakat

(42)

Penjabaran dari Sasaran Strategis dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014, guna mewujudkan tercapainya pembangunan kesehatan, meliputi :

a. Sasaran Strategis Kesatu “Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat” dengan indikator:

1) Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (cakupan PN).

2) Persentase cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1).

3) Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S).

b. Sasaran Strategis Kedua “Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular” dengan indikator:

Persentase kasus baru TB (BTA positif) yang disembuhkan.

c. Sasaran Strategis Ketiga “Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender” dengan indikator:

1) Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan (RS dan Puskesmas) yang memenuhi standar sarana, prasarana, dan peralatan kesehatan.

2) Jumlah kota yang memiliki RS memenuhi standar kelas dunia (world class).

3) Persentase fasilitas kesehatan yang mempunyai SDM kesehatan sesuai standar.

4) Jumlah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) beroperasi.

d. Sasaran Strategis Keempat “Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko financial

(43)

akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin” dengan indikator:

Persentase penduduk yang mempunyai jaminan kesehatan.

e. Sasaran Strategis Kelima “Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat Rumah Tangga” dengan indikator:

Persentase Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS.

f. Sasaran Strategis Keenam “Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK)” dengan indikator :

Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan dan diberi insentif di DTPK.

g. Sasaran Strategis Ketujuh “Seluruh provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit tidak menular” dengan indikator:

Persentase provinsi yang memiliki peraturan tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR).

h. Sasaran Strategis Kedelapan “Seluruh Kab/Kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM)” dengan indikator:

Persentase kabupaten/kota yang telah menganggarkan APBD bidang kesehatan minimum 10 (sepuluh) persen dari APBD dalam rangka pencapaian SPM.

(44)

Untuk mendukung sasaran strategis sebagaimana disebutkan di atas, Kementerian Kesehatan juga menetapkan sasaran program/kegiatan dengan indikatornya sebagai berikut:

a. Sasaran Program/Kegiatan Kesatu “Terpenuhinya ketersediaan obat dan vaksin” dengan indikator:

Persentase ketersediaan obat dan vaksin.

b. Sasaran Program/Kegiatan Kedua “Meningkatnya kualitas penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang kesehatan” dengan indikator:

Jumlah produk/model/ intervensi/prototipe/standar/ formula hasil penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan.

c. Sasaran Program/Kegiatan Ketiga “Meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan manajemen Kementerian Kesehatan” dengan indikator :

1) Persentase provinsi dan kabupaten/kota yang memiliki bank data kesehatan.

2) Persentase produk administrasi kepegawaian yang dikelola melalui sistem layanan kepegawaian.

3) Persentase pengadaan menggunakan e-procurement.

d. Sasaran Program/Kegiatan Keempat “Meningkatnya pengawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan” dengan indikator:

Persentase unit kerja yang menerapkan administrasi yang akuntabel.

(45)

Rencana Strategis yang berisikan Visi, tujuan, sasaran strategis serta indikator Kementerian Kesehatan ditetapkan dengan memperhatikan RPJMN dan MDGs. Dengan demikian, pencapaian kinerja indikator Kementerian Kesehatan diharapkan mendukung dan berorientasi hasil terhadap kinerja Pemerintah secara keseluruhan dengan tetap memperhatikan komitmen global. Dalam pergaulan internasional, pencapaian kinerja Kementerian Kesehatan akan memiliki dampak pada pencapaian MDGs. Hal tersebut sebagaimana terlihat pada gambar berikut ini:

Kinerja Kementerian Kesehatan tersebut dicapai melalui pelaksanaan beberapa program Kementerian Kesehatan. Dalam Renstra Kementerian Kesehatan 2010-2014 program-program Kementerian Kesehatan dibagi kedalam dua jenis, yaitu Program Generik (Dasar) dan Program Teknis,

(46)

Program Generik:

1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya;

Kegiatan yang akan dilakukan dalam program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya meliputi:

a. Pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.

b. Penanggulangan krisis kesehatan.

c. Pembinaan, pengembangan, pembiayaan dan jaminan kesehatan.

d. Perumusan peraturan perundang-undangan dan pembinaan organisasi tatalaksana.

e. Pengelolaan data dan informasi kesehatan.

f. Peningkatan kerjasama luar negeri.

g. Pengelolaan komunikasi publik.

h. Perencanaan dan penganggaran program pembangunan kesehatan.

i. Pembinaan administrasi kepegawaian.

j. Pembinaan pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara.

k. Pengelolaan urusan tata usaha, keprotokolan, rumah tangga, keuangan, dan gaji.

l. Peningkatan kesehatan jemaah haji.

m. Pengelolaan inteligensia kesehatan.

n. Peningkatan manajemen Konsil Kedokteran Indonesia

2. Program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan;

Kegiatan yang akan dilakukan dalam program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur Kementerian Kesehatan, meliputi :

(47)

a. Pengawasan dan pembinaan pelaksanaan kebijakan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan dan Sekretariat Jenderal.

b. Pengawasan dan pembinaan pelaksanaan kebijakan Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, dan Inspektorat Jenderal.

c. Pengawasan dan pembinaan pelaksanaan kebijakan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dan Badan Litbangkes.

d. Pengawasan dan pembinaan pelaksanaan kebijakan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alkes dan Badan PPSDM Kesehatan.

e. Pengusutan dan Investigasi kasus-kasus yang berindikasi merugikan negara dan menghambat kelancaran tugas dan fungsi Kementerian Kesehatan.

f. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Kesehatan.

3. Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam program penelitian dan pengembangan kesehatan meliputi :

a. Riset operasional kesehatan dan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran.

b. Penelitian dan pengembangan biomedis dan teknologi dasar kesehatan.

c. Penelitian dan pengembangan teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik.

d. Penelitian dan pengembangan teknologi intervensi kesehatan masyarakat.

(48)

e. Penelitian dan pengembangan humaniora kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.

f. Desentralisasi dan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK).

g. Penelitian dan pengembangan tanaman obat dan obat tradisional.

h. Penelitian dan pengembangan vektor dan reservoir penyakit.

i. Dukungan manajemen dan dukungan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Program Teknis:

1. Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak;

Kegiatan yang akan dilakukan dalam program bina gizi dan kesehatan ibu dan anak meliputi :

a. Pembinaan gizi.

b. Pembinaan pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi.

c. Pembinaan pelayanan kesehatan anak.

d. Pembinaan, pengawasan, dan pengembangan program pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer.

e. Pembinaan upaya kesehatan kerja dan olah raga.

f. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).

g. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.

2. Program Pembinaan Upaya Kesehatan;

Kegiatan yang akan dilakukan dalam program pembinaan upaya kesehatan meliputi :

a. Pembinaan upaya kesehatan dasar.

(49)

b. Pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin (Jamkesmas).

c. Pembinaan upaya kesehatan rujukan.

d. Pelayanan kesehatan rujukan bagi masyarakat Miskin (Jamkesmas).

e. Pelaksanaan pengelolaan pendidikan tinggi.

f. Pembinaan upaya keperawatan dan keteknisian medik.

g. Pembinaan upaya penunjang medik dan sarana kesehatan.

h. Pembinaan upaya kesehatan jiwa.

i. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pembinaan Upaya Kesehatan.

3. Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan;

Kegiatan yang akan dilakukan dalam program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, meliputi :

a. Pembinaan surveilans, imunisasi, karantina, dan kesehatan matra.

b. Pengendalian penyakit menular langsung.

c. Pengendalian penyakit bersumber binatang.

d. Penyehatan lingkungan.

e. Pengendalian penyakit tidak menular.

f. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

4. Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan;

Kegiatan yang akan dilakukan dalam program kefarmasian dan alat kesehatan, meliputi :

a. Peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan.

(50)

c. Peningkatan pelayanan kefarmasian.

d. Peningkatan produksi dan distribusi kefarmasian.

e. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

5. Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Kegiatan yang akan dilakukan dalam program pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan, meliputi :

a. Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan b. Pendidikan dan Pelatihan Aparatur

c. Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan

d. Standarisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan e. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada

Program Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan

C. Penetapan Kinerja

Indikator Kinerja Utama Tingkat Kementerian Kesehatan Tahun 2010 – 2014 telah ditetapkan dengan Kepmenkes No. 1099/ Menkes/SK/VI/2011.

Sebagai penjabaran dari sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan kesehatan telah ditetapkan target-target sasaran IKU yang tertuang didalam Penetapan Kinerja (TAPJA) tahun 2014 yaitu:

Gambar

Grafik  berikut  memperlihatkan  pencapaian  dan  perbandingan  dalam  kurun waktu 5 tahun pelaksanaan rencana strategis
Gambar 3 :  Pembangunan Poskesdes yang Menggunakan Dana DAK Tahun 2014
Grafik  di  atas  merupakan  perbandingan  target  dan  realisasi  capaian  indikator kinerja persentase provinsi dan kabupaten/kota yang memiliki  bank data kesehatan tahun 2013 dengan tahun  2010, 2011 dan 2012

Referensi

Dokumen terkait

Umumnya limbah zat warna yang dihasilkan dari industri tekstil merupakan senyawa organik non-biodegradable yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan terutama

[r]

Artikel ini berisi laporan survei tentang algoritma klasifikasi untuk QC berdasarkan tiga pendekatan yang sering digunakan yaitu: Knowledge-Based (KB),

Dari data yang telah diolah dan diukur dengan menggunakan proksi discretionary accruals untuk menghitung estimasi akrual tidak normal yang dimiliki oleh suatu

Guna melihat bagaimana pembantaian, diskriminasi, serta berbagai macam kekerasan terhadap orang-orang yang dituduh sebagai PKI pada 1965 hingga beberapa tahun setelahnya,

Pengembang properti Indonesia, seperti BKSL, yang mempunyai persediaan lahan 14.666 hektare dan BSDE 3.966 hektare, memiliki persediaan tanah yang lebih besar

Dengan melihat aspek promosi yang telah dilakukan oleh “Kaliurang Advanture” dan “Yoes Advanture” tersebut maka untuk lebih menarik pengunjung lebih banyak lagi perlu dibuat

Sesuai dengan Pasal 23 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 1989 tersebut, maka Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tatakerja Kantor Arsip Daerah Propinsi Daerah